Upload
suyudi-syam
View
344
Download
67
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Teknik
Citation preview
Cibogo, 05 Maret 2007
Electricity for a better life
TEORI DASAR LISTRIK
PENDAHULUANArus Listrik dihasilkan oleh alat-alat
pembangkit :1. SISTEM PROSES STATIS
• Baterai / akumulator (listrik diperoleh melalui proses kimiawi)
NEXT
LoadAliran Elektron
Elektrolit
Aliran Ion Pos
AliranIon Neg
Hasil dari proses baterai :Listrik Arus Searah (DC : Direct Current)
ARUS SEARAH :Listrik Arus Searah (DC) adalah tenaga listrik dimana
aliran dan tegangannya adalah rata, tidak ada perubahan. Listrik DC murni diperoleh dari proses statis sedangkan
arus searah tidak murni (masih mempunyai ripple) diperoleh dari arus bolak-balik yang diratakan oleh diode
perata.
V
t
V
tArus Searah murni Arus Searah oleh
penyearah
NEXT
PENDAHULUANArus Listrik dihasilkan oleh alat-
alat pembangkit :2. SISTEM PROSES DINAMIS
• Dinamo / generator (listrik diperoleh melalui proses
mekanis dinamis)Hasil dari proses dinamis ini :
• Listrik Arus Bolak-balik (AC : Alternating Current)
NEXT
ARUS BOLAK – BALIK (AC) :Listrik AC adalah tenaga listrik dimana aliran arus dan
tegangannya bervariasi, bergelombang merupakan fungsi dari waktu dan berbentuk sinusoidal.
Listrik AC dibangkitkan dengan suatu proses dinamis berdasarkan hukum Faraday yaitu gerakan (putaran konduktor yang terletak pada suatu medan magnit
akan menimbulkan tegangan pada ujung-ujung konduktor.
S0ºU
90º
180º
270º
NEXT
ARUS BOLAK – BALIK (AC) :Listrik AC adalah tenaga listrik dimana aliran arus dan
tegangannya bervariasi, bergelombang merupakan fungsi dari waktu dan berbentuk sinusoidal.
Listrik AC dibangkitkan dengan suatu proses dinamis berdasarkan hukum Faraday yaitu gerakan (putaran konduktor yang terletak pada suatu medan magnit akan menimbulkan tegangan pada ujung-ujung
konduktor.
SU 0º
90º
180º
270ºV
t0˚ 90˚ 180˚ 270˚360˚
NEXT
Cycle : harga tertentu positif dan negatif dari fungsi bolak balik dimana untuk mencapai 1 cycle bergerak 360˚
Periode Waktu :waktu yang diperlukan oleh jumlah bolak balik agar membentuk 1 cycle
Frekuensi :Jumlah cycle per detik disebut frekuensi bolak balik
Amplitudo :Harga maksimum dari cycle positif atau negatif suatu besaran bolak balik
V
t0º 90º
180º
270º
360º
ARUS BOLAK BALIK
T
NEXT
S0ºU
90º
180º
270º
Persamaan tegangan AC dimana perputaran kumparan dengan percepatan tertentu :
V = Vmax sin ω.tNilai V sesaat adalah harga sesaat ketika berputar pada lokasi
atau titik tertentuNilai V max adalah nilai maximum baik positif maupun negatif.
Nilai max dicapai bila sin ω.t = 1 90˚ (+) dan 270˚ (-)
V
t0º 90º 180º 270º 360ºS0ºU
90º
180º
270º
Nilai rata-rata : 2π
x Vmax = 0,606 x Vmax
Nilai efektif : 1√2
x Vmax = 0,707 x Vmax
NEXT
PERBEDAAN ARUS SEARAH DAN ARUS BOLAK-BALIKARUS SEARAH ARUS BOLAK-BALIK
Tidak mempunyai frekuensi Mempunyai frekuensiTidak ada beda fasa Ada perbedaan fasa
Karakteristik terhadap waktu : searah
Karakteristik terhadap waktu : bolak-balik
Hanya ada 1 hambatan yaitu hambatan murni (R)
Ada 3 macam hambatan :Hambatan murni (R)
Hambatan induktansi (XL)Hambatan kapasitansi (XC)
Hanya ada 1 daya yaitu daya aktif (P)
Ada 3 macam daya :Daya aktif (watt)
Daya Reaktif (VAR)Daya Semu (VA)
Penjumlahan secara aljabar
Penjumlahan secara vektoris
Tidak dpt ditransformasikan
Dpt ditransformasikan (trafo) NEXT
BESARAN LISTRIKBESARAN SIMBO
LSATUAN DASAR
SATUAN TURUNANNYA10-6 10-3 103 106 109
Tegangan V Volt mVolt kV
Arus A Ampere mA kA
Tahanan Ω Ohm μΩ mΩ kΩ MΩ GΩ
Induktansi H Henry μH mH
Kapasitansi
F Farrad μFDaya Semu VA Volt Ampere kVA MVA
Daya Aktif W Watt kW MW GW
Daya Reaktif
VAR Volt Amp.Reaktif
kVAR MVAR
Energi Aktif
Wh Watt hour kWh MWh GWhEnergi
Reaktif VARh Volt Amp. Re.
hourkVARh MVARh GVARh
Frekuensi Hz Hertz kHz MHz
Faktor Daya cos φ Tidak memiliki satuanNEXT
HUKUM OHM
Bila tegangan (V) diterapkan pada sepotong kawat logam , sebagaimana diperlihatkan dalam gambar diatas , arus (I) yang mengalir melalui kawat tersebut sebanding dengan tegangan (V) yang membentang antara dua titik didalam kawat itu.Sifat ini dikenal sebagai hukum Ohm [ George Simon Ohm ] V = I R atau I = G V Dimana :G = konduktansi [ siemen (s) atau mho ] R =R = Resistansi [ ohm ( ) ]
A I
V+ -
+
-
V
I
R =
A
1G
• CONTOH :• Suatu beban yang mempunyai tahanan R = 22 dihubungkan
ke sumber tegangan (V) yang besarnya 220 Volt. Berapa besar arus ( I ) dan daya (P) yang akan mengalir pada rangkaian tersebut ?
I =VR
= 220 22
=10 Ampere
P = V x I= 220 x 10 (V.A)= 2.200 VA
Hukum Ohm : V = I x R
NEXT
Diketahui konduktor suatu jaringan listrik panjangnya 1 km dengan penampang 70 mm² terbuat dari aluminium ( = 0,027 mm²/m). Bila konduktor dialiri arus sebesar 10
ampere, berapa jatuh tegangan pada konduktor tersebut ?
VS = 220 V R
R = lA 100
070
= 0,386
Jatuh tegangan (V drop ) =
I x R = ( 10 x 0,386 ) Volt = 3,86 Volt
VR = ?I
Contoh aplikasi hukum Ohm di jaringan PLN
Rencana mengerjakan soal :
V = I x R I = diketahui R = tidak diketahuiR = diketahui
jatuh tegangan
RpNEXT
BEBAN PADA ARUS BOLAK BALIK
Pada beban arus bolak balik merupakan “IMPEDANSI” (Z)Yang biasa dibentuk dari unsur : R, L, C
R V
Z XL Z -XC
R V
XL dan XC merupakan bagian imajiner dar impedansi Z
XL = 2π.f.L dan XC = 1/2 π.f.C
JENIS BEBAN DAN VEKTOR
Macam macam beban :Jenis beban Simbol Sifat bebanContoh beban
RESISTORTahanan murni
INDUKTORReaktansiinduktif
KAPASITORReaktansi kapasitif
( R )
( L / XL )
( C / XC )
Sefase (berimpit)
EE
I
I
Tertinggal (laging)E
E
I
I
E
EI
IMendahului (leading)
Lampu PijarSeterika ListKompor List.Dll.
Kumparan List.Motor List.Trafodll
KondensatorKapasitorPhase Gapdll
BEBAN INDUKTIF & BEBAN KAPASITIF
BEBAN INDUKTIF
BEBAN KAPASITIF
V
V
S
S
-j Xc
jXL
R
R
V
I
V
I
S Q(positif)
P(positif)
Laggingtertinggal
Leadingmendahului
(positif)
(negatif)
S
P(positif)
Q(negatif)
RANGKAIAN LISTRIKRANGKAIAN LISTRIK
00
+
A
-+
0 0
-
Syarat arus mengalir :1. Adanya sumber tegangan2. Adanya alat penghubung3. Adanya beban4. Rangkaian dalam keadaan
tertutupNEXT
RANGKAIAN SERI
Sifat-sifat Rangkaian seri :Arus tidak terbagi dan besarnya sama disemua resistansi yang diserikan ( I1 = I2 = I3 )
Tegangan berbeda tergantung nilai resistansinya ( V1 V2 V3 )
R total > R terbesar yang diserikan
R total = R yang diserikan
R total = R1 + R2 + R3
+ -
R3
E
V1 V2 V3
R1 R2
HUBUNGAN SERIER1 R2 R3
+ -
Rtot = R1 + R2 + R3
IE
Itot = I1 = I2 = I3
Etot = E1 + E2 + E3
Itot = EtotRtot
Rtot EtotItot =
Hubungan Serie- Arus I sama besar- Teg. Dijumlahkan- R total lebih besar
PT PLN (Persero) Udiklat Pandaan
Contoh Aplikasinya
Berapa besar nilai tegangan baterai yang terhubung sebagaimana rangkaian diatas ?????
NEXT
12 V 12 V 12 V 12 V 12 V 12 V 12 V 12 V
V = ??
1 2 3 4 5 6 7 8
I
Semua baterai R1 = R2 = R3 = R4 = R5 = R6 = R7 = R8
R =VI R = V karena I juga satu nilai berapapun harganya
Vseri = V1 + V2 + V3 + V4 + V5 + V6 + V7 + V8
Vseri = 8 x 12 volt = 96 Volt
R2
R3
I1
I2
I3
E
I
+ -
R1
Sifat-sifat Rangkaian Paralel : Arus terbagi dan besarnya berbeda sesuai nilai resistansinya Tegangan sama pada setiap resistansi yang diperolehkan R total < R terkecil yang diparalelkan 1
Rtotal=
1R1
+1R2
+1R3
RANGKAIAN PARALEL
HUBUNGAN PARALEL
+
-E
II1 I2 I3
R1 R2 R3
Itot = I1 + I2 + I3Etot = E1 = E2 = E3
1 1 1 1= + +Rtot R1 R2 R3
Itot =EtotRtot
Rtot =EtotItot
Hubunga paralel- Tegangannya sama- Arus dijumlahkan- R total lebih kecil
TRANSFORMASI DARI RANGKAIAN Y KE RANGKAIAN DAN SEBALIKNYA
R1
R2R3 Ra
Rb Rc
x
yzyz
R1 = Rb Rc
Ra + Rb + Rc
R2 = Ra Rc
Ra + Rb + Rc
R3 = Ra Rb
Ra + Rb + Rc
Ra =R1R2 + R2R3 + R3R1
R1
Rb =R1R2 + R2R3 + R3R1
R2
Rc = R1R2 + R2R3 + R3R1
R3
PENGARUH PANAS PADA TAHANAN LISTRIK
Aliran listrik menimbulkan panas di konduktor yang dipengaruhi oleh adanya tahanan pada konduktor tersebut.
Akibatnya nilai tahanan listrik akan mengalami perubahan yang besarnya dinyatakan dengan rumus :
Dimana : = koeff. temp. konduktor ; t = (Tt – To)0
Rt = Ro (1 + t)
Semakin tinggi panas, maka nilai tahanan akan semakin besar
Rt > Ro
NEXT
PENGARUH PANAS TERHADAP LOGAM
t R
Jika kenaikannya linear
xtRo
Rt
t1Karena x/Ro = o = koefisien temperatur tahanan pada 0C
Rt = Ro ( 1 + o t )dimana :Rt = Resistansi pada t CRo = Resistansi pada 0 Ct = Temperatur pada t C
o = koefisien temperatur tahanan pada 0 C
Rt = Ro + xtRt = Ro ( 1 + x/Ro t )
WAN JABARLAN CMIWAN JABARPanas
Hukum Arus Kirchhoff ( Hukum Kirchhoff I )
Hukum Arus Kirchhoff ( Robert Kirchhoff )Jumlah aljabar dari arus-arus pada semua cabang yang bertemu disatu titik yang sama adalah nol
I = 0I2
Titik simpul
I1
I3
I1 + I2 + I3 = 0
dalam bentuk matematis , untuk n cabang yang bertemu di satu simpul I1 + I2 + ……. + In = 0
HUKUM KIRCHOFF IHUKUM KIRCHOFF IContoh soal :Contoh soal :
Hitung I5, bila I1 = I4 = 3 A, I2 = 5 A, I3 = 4 AJawab :Jawab :
I3I4
I1
I2
I5 1 + (- I5) = 0
I1 + I2 + (-I3) + (-I4) + (-I5) = 0Hitung I5, bila I1 = I4 = 3 A, I2 = 4 A, I3 = 5 AJawab
I1 + I2 +(-I3) +(-I4) + (-I5)= 03 +5 +(- 4) +(-3) +(-I5)= 0
I5 = 1 A
3 + 4 + (-5) + (-3) + (- I5) = 03 + 4 – 5 – 3 = I5 I5 = - 1 A
NEXT
Kaidah lintasan tertutup ( Hukum Tegangan Kirchhoff )
Hasil penjumlahan aljabar tiap ggl dalam sembarang lintasan tertutup lintasan tertutup sama dengan hasil penjumlahan aljabar hasil kali IRIR dalam lintasan tertutup yang bersangkutan
E E = = I R I R
E1 E2
RII
+ +--
EE11 – E – E22 = = I R I R
Harga sesaat Osciloscop Harga pada saat kita melihat tinggi gelombang tsb.
( berubah-ubah sesuai dengan waktu )
t
e e(t) = Emaks sin tEmaks
PEMBACAAN HARGA GELOMBANG LISTRIK
HARGA RATA-RATA Harga rata-rata Harga seperti pada arus searah yang mempunyai
luasan yang sama dengan luasan gelombang
pada perioda yang sama
T t
e
Luas = Luas
T Vrata-rata = f(t) dtT
0
Vrata-rata = f(t) dt1T
T
0
HARGA EFEKTIF Harga efektif AC Voltmeter ( rms = root mean square )
P = 500 WDC
I = 10 A ; t = 1 detik
AC P = 500 WI = 10 A ; t = 1 detik
Harga efektif yaitu harga pada AC yang memberi tenaga yang sama
pada DC, jika energinya sama dan periodanya sama Energi DC = Energi AC
I2 R t = R i2 dtT
0
Ieff = i2 dt1T
T
0
JATUH TEGANGAN (VOLTAGE DROP)
Mutu penyediaan tenaga listrik dipengaruhi oleh 3 hal :
1. Frequensi (50 Hz)2. Tegangan (+5 % - !0 %)3. Keandalan (kontinuitas)
∆V = Vs - Vr
Dimana : ∆V = Tegangan dropVs = Tegangan pengirim dari sisi sumberVr = Tegangan penerima di sisi beban
I
~ Vs VL
R XL
Is = Ir = I = arus pada saluranZ = R + jXL= impedansi saluran
RANGKAIAN PENGGANTI SALURAN
Vr
REGULASI TEGANGAN
VR = (Variasi turun naik tegangan) x 100 %Variasi dibatasi 10 % maksimum
Sesuai SPLN no. 72 ; tahun 1987
JTM = 5 %JTR = 4 %Trafo = 3 %SP = 1 %
JATUH TEGANGAN ( VOLTAGE DROP )
1. SATU TITIK BEBAN
R j X
I
V ( tegangan terima )
Beban
V = E – V VOLTAGE DROP
E = V + I ( R + j X )dimana : R : tahanan jaringan ( /km ) X : reaktansi jaringan ( /km )
E ( tegangan kirim )
RUMUS PENDEKATAN
E
V V1 V2
I
Jika kecil , maka beban sebagai pendekatan
V = V1 + V2
= IR cos + IX sin = I ( R cos + X sin )
2. BEBAN TERSEBARV1 V2 V3 V4
1 2 3
BEBAN 1
BEBAN 2 BEBAN 3Untuk menentukan V total dengan cara terlebih dahulu
menentukan titik pusat beban yaitu dengan cara metode momen
V1V2 V3 V4
I1 I2 I3
1 2 3
Itotal . eq = I1 1 + I2 2 + I3 3 eq = I1 1 + I2 2 + I3 3
I1 + I2 + I3
V1 eq
Itotal
V total = I total eq ( R cos + X sin )
Itotal . eq = I1 1 + I2 2 + I3 3 eq = I1 1 + I2 2 + I3 3
I1 + I2 + I3
Cara ini hanya bisa digunakan kalau : Jenis dan panjang konduktor sepanjang jaringan sama Sudut kecil
DAYA LISTRIK
• S = V x I• P = S x cos φ = V x I x cos φ• Q = S x sin φ = V x I x sin φ
P
QS
S2 =P2 + Q2 S = P2 + Q2√
S = daya semuPLN menjual dalam VAVA itu tegangan x arus
PENGERTIAN DASAR SEGITIGA DAYA LISTRIK
Daya listrik
Daya kompleks / Daya sejati [ S ] kVA , MVA( Apparent power )Daya Reaktif / Daya buta [ Q ] kVAr, MVAr( Reactive power )Daya aktif / Daya nyata [ P ] kW , MW( Real power )
S = P + j Q
QS
P
DAYA ARUS BOLAK BALIK SATU FASA
Macam Daya : •Daya Semu (S)•Daya Aktif (P) •Daya Reaktif (Q)
Segi tiga Daya :S Q
Pφ
Cos φ =
Sin φ =
Tan φ =
PSQSQP
Rumus Daya : • S = E . I (VA)• P = E . I . Cos φ (Watt)• Q = E . I . Sin φ (Var)
DAYA SEMU ( VA )
DAYA AKTIF ( WATT )
DAYA REAKTIF ( VAR )
CA
B
COS
B/CSIN
A/C
RUMUS ABC
C = √(A2+B2)C2 = A2 + B2
Power Factor / Faktor Daya (cos )
Tetangga anda berlangganan 450 VA.
Jumlah total peralatan listriknya 400 watt (cos φ = 0,8).
Karena anda dianggap ahli listrik, tetangga anda mengeluh kepada anda mengapa MCB sering trip bila seluruh peralatan listriknya
menyala ?
NEXT
Intinya : 400 watt itu = berapa VA ?
PERBAIKAN FAKTOR DAYA
Contoh :
P = 80 kW ; S = kVA
Pf = = = o,8 = 80 % PS
80100
Faktor daya cos adalah perbandingan antara dayanyata P(W) dengan daya semu S(VA) yang biasadinyatakan dengan angka desimal atau persentase
Pf 60% 70% 80% 90% 100%P(kW) 600 600 600 600 600Q(kVAr) 800 612 450 291 0S(kVA) 1000 857 750 667 600
Daya semu S lebih kecil untuk P yang tetap
Daya nyata P lebih besar untuk S yang tetap
Pf 60% 70% 80% 90% 100%P(kW) 360 42 480 540 600Q(kVAr) 480 428 360 262 0S(kVA) 600 600 600 600 600
1. Daya aktif (P) yang menghasilkan kerja2. Daya reaktif (Q) yang membangkitkan medan magnit untuk memutar motor listrik tersebut.
Daya yang dipakai motor listrik mempunyai 2 komponenantara lain :
Pemasangan Kapasitor
So = kVA
P = kW
Pfo S1=kVA
Pf1Q Qo
QQ1Q(c)
= P.Tg o= P.Tg 1= P.(tg o-tg1
1o
Penempatan Kapasitor
Kapasitor TR
a. Pada terminal motor – motormukuran besarb. Untuk kumpulan beberapa motor kecil yang tidak bekerja terus menerus kapasitor dapat ditempatkan pada ujung instalasic. Penempatan didaerah pusat beban apabila sulit untuk menempatkan di lokasi a atau b ditempatkan pada sisi beban dari APP jika hanya bertujuan untuk menghindarai tagihan kelebihan VAR.
kWh hilang (sistem 20 kV) = 0,46 I t dimana : I = arus listrik ( ampere ) t = waktu ( menit ) cos = 0,8P = 3 EL IL cos Energi = P x t Energi = 3 E I cos x t V3*20kV*I*0,8 menit = 0,46 I t ( kWh ) kWh yang hilang pada penyulang 20 kV
Menghitung kWh yang hilang
Prosentase beban transformator
I beban
I nominal
X 100 %
% =
I nominal S = 3 E I
Sisi primer 50 kVA20 kV 350 kVA400V 3
Sisi sekunder
Contoh pada transformator dg kapasitas 50 kVA; 3 phasa :
HUBUNGAN SISTEM BINTANG ( Y )
IS
IT
I0
R
S
T
0
x y z
u v w
u
xy
v
zw
I1
I2
I3
I = 0IR + IS + IT - I0 = 0
Hubungan Bintang ( Y )
4 kawat Beban tidak seimbang ( jaringan distribusi )3 kawat Beban seimbang
IR
HUBUNGAN BINTANG
0
120°A
C
B
ERT
ER
E’TES
E’SET
E’R
ERT = ER – ET
ESR = ES – ER
ETS = ET - ES
OAC = sama sisiOAB = sama kakiOB = ½3 OAOB = ½3 EFASAERT = 2 OBERT = 2 ½3 EFASA
= 3 EFASA
Keistimewaan Hubungan Bintang ( Y ) ELINE = 3 EFASA
ILINE = IFASA
HUBUNGAN SISTEM DELTA ( )
z x y
u v wI3
I1I2
R
ST
IR
IS
IT
IR = I1 – I3IS = I2 – I1IT = I3 – I2
Keistimewaan Hubungan delta ( ) ELINE = EFASA
ILINE = 3 IFASABiasanya motor fasa tiga , dapat diatur hubungan -Y melalui saklarYang berguna untuk mengatur arus awal dari motor fasa tiga Hubungan Bintang ( Y ) EFASA = ELINE/3 IFASA kecil/turun Hubungan Delta ( ) EFASA = ELINE IFASA arus stabil
TERIMA KASIH
“ SUMBANGAN terbesar adalah BERPARTISIPASI “
[email protected] – PT. PLN (Persero) Dist. Bali AJ Bali Utara