22
Teori bumi itu bulat Bumi yang bulat Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi , cari Gambaran artis mengenai bumi bulat pada abad pertengahan. Kosep Bumi yang bulat kembali ke abad ke-6 SM pada filsafat Yunani kuna dan filsafat India . Di Yunani, konsep ini dikemukakan oleh Pythagoras . [1] Di India , konsep Bumi bulat diakui dalam Shatapatha Brahmana dan Aitareya Brahmana . Konsep ini menggantikan konsep awal mengenai Bumi yang rata . [sunting ] Pranala luar You say the earth is round? Prove it (dari The Straight Dope ) Oblate Spheroid NASA-Most Changes in Earth's Shape Are Due to Changes in Climate [sunting ] Referensi 1. ^ Dicks, D.R. (1 Mei 1970). Early Greek Astronomy to Aristotle. hal. 72-198. ISBN 9780801405617 . Artikel bertopik astronomi dan luar angkasa ini adalah sebuah rintisan . Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya .

Teori Bumi Itu Bulat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teori Bumi Itu Bulat

Teori bumi itu bulat

Bumi yang bulat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Gambaran artis mengenai bumi bulat pada abad pertengahan.

Kosep Bumi yang bulat kembali ke abad ke-6 SM pada filsafat Yunani kuna dan filsafat India. Di Yunani, konsep ini dikemukakan oleh Pythagoras.[1] Di India, konsep Bumi bulat diakui dalam Shatapatha Brahmana dan Aitareya Brahmana.

Konsep ini menggantikan konsep awal mengenai Bumi yang rata.

[sunting] Pranala luar

You say the earth is round? Prove it (dari The Straight Dope) Oblate Spheroid NASA-Most Changes in Earth's Shape Are Due to Changes in Climate

[sunting] Referensi

1. ̂ Dicks, D.R. (1 Mei 1970). Early Greek Astronomy to Aristotle. hal. 72-198. ISBN 9780801405617.

 

Artikel bertopik astronomi dan luar angkasa ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.newton.dep.anl.gov/askasci/gen99/gen99251.htmUntuk pendekatan pertama orde Bumi itu bulat. This Iniis due to gravity. adalah gravitasi. Gravity pulls with equal strength in all Gravitasi menarik dengan kekuatan yang sama di semua

Page 2: Teori Bumi Itu Bulat

directions; therefore any variations from a spherical arah, sehingga setiap variasi dari bolashape will lead to gravitational forces that bentuk akan mengarah pada gaya gravitasi yangbring the shape back into that of a sphere. membawa bentuk kembali ke dalam sebuah bola. This is without considering the rotation of the earth, Ini adalah tanpa mempertimbangkan rotasi bumi,however. Namun. The rotation of the earth adds centrifugal Rotasi bumi menambah sentrifugaleffects, which cause the earth to bulge slightly at efek, yang menyebabkan bumi untuk tonjolan sedikit diits equator and flatten slightly at its poles. yang ekuator dan merata di kutub yang sedikit.(This is like twirling a rock on the end of a string (Ini seperti memutar-mutar batu di ujung stringand then letting go--the rock flies away from the dan kemudian melepaskan - batu lalat jauh daritwirler.) Because of these centrifugal effects, the twirler) Karena. dari efek sentrifugal, yangdistance from the center of the earth to the surface jarak dari pusat bumi ke permukaanof the earth is about 0.33% shorter at the poles bumi adalah sekitar 0,33% lebih pendek di kutubcompared to the equator. dibandingkan dengan khatulistiwa.

Peyakin bumi tidak bulat  Brendan O'Neill 

 Pada abad ke 21, istilam "flat-earther" digunakan untuk menggambarkan seseorang yang secara spektakuler - dan nekad - acuh tak acuh. Namun ada sekelompok orang yang menyatakan yakin planet ini rata. Apakah kelompok ini benar ada atau hanya lelucon belaka?

Nasa merayakan hari jadinya yang ke lima puluh dengan keramaian dan gambar-gambar mengenai kejayaannya di masa lalu.

Namun, diantara gambar selama setengah abad itu, hanya satu yang mencolok.

Foto Earthrise Nasa dianggap palsu oleh flat-earthers

Page 3: Teori Bumi Itu Bulat

Tanggal 24 Desember 1968, awak misi Apollo 8 mengambil foto yang sekarang dikenal dengan nama Earthrise, bumi muncul.

Bagi banyak orang, gambar bumi bulat berwarna biru yang indah yang diambil dari sisi orbit bulan merupakan gambaran sempurna pentingnya misi ke ruang angkasa.

Namun, itu tidak dipercaya oleh semua orang.

Ada sekelompok orang yang mengatakan gambar itu palsu - bagian dari konspirasi dunia oleh badan ruang angkasa, pemerintah dan ilmuwan.

Selamat datang ke dunia flat-earther, mereka yang percaya bumi rata.

Pandangan kita terhadap mereka yang dulu pernah percaya pada pandangan bahwa bumi ini rata, tergambar dalam iklan Microsoft yang baru.

Mengambarkan kapal jaman dulu yang berlayar di lautan ganas, dengan tujuan "ujung dunia", iklan berharga 300 juta dolar ini merupakan kampanye menyelamatkan Window Vista, dengan membandingkan pengkritiknya dengan kaum flat-earther.

Era Satelit

Tetapi apakah memang masih ada orang yang percaya dunia ini rata sekarang?

Tentunya di era eksplorasi ruang angkasa - saat satelit mengambil foto planet kita yang biru dan bulat dari ruang angkasa, dan robot mengirim info soal tanah dan air di Mars - tidak mungkin masih ada orang yang secara serius percaya bumi ini rata.

Salah. Teori bumi rata masih beredar dan dipercaya.

Di internet dan tempat pertemuan kecil di Inggris dan Amerika, kelompok peyakin bumi rata bertemu untuk menantang "konspirasi" bahwa bumi bulat.

"Orang sudah jelas berprasangka buruk terhadap kaum flat-earther," ujar John Davis, yang percaya pada teori bumi rata yang berbasis di Tennessee, merujuk pada iklan Microsoft yang baru itu.

Pandangan dunia330 Sebelum Masehi Aristoteles mengungkap bukti bumi bulat240 Sebelum Masehi Eratosthenes dari Cyrene dengan tepat menghitung lingkar bumiAbad 8 penelitian Bede memperlihatkan fakta bumi bulat diterima

Page 4: Teori Bumi Itu Bulat

"Banyak orang mempergunakan istilah 'flat-earther' untuk melecehkan, dan dihubungkan dengan kepercayaan membabi buta, sikap tak acuh dan bahkan anti intelektualisme."

John Davis adalah seorang pakar komputer yang berasal dari Kanada, dia pertama tertarik dengan teori bumi rata setelah "membaca sejumlah buku dari Masyarakat Bumi Rata beberapa tahun lalu".

"Saya kemudian sadar betapa kita gampang menerima," ujarnya. "Kita manusia tampaknya cukup puas dengan menerima apa yang diberitahu, tidak perduli informasi itu bertentangan dengan perasaan kita."

Davis sekarang yakin "bumi rata dan horisontal - bumi akan terus horisontal selamanya".

"Dan dengan kedalaman setidaknya 9.000 kilometer", tambahnya.

James McIntyre, moderator situs diskusi Mayarakat Bumi Rata di Inggris, memiliki pandangan sedikit berbeda. " Bumi sedikit banyak seperti piring," ujarnya. "Bumi tidak benar-benar rata karena fenomena geologi seperti bukit dan lembah. diameternya sekitar 24.900 mil."

McIntyre, yang mengaku "dibuat menjadi penganut bumi bulat dalam sistem pendidikan sekolah negeri Inggris" mengatakan reaksi teman dan keluarga terahadap kepercayaan barunya itu bervariasi, mulai dari "rasa tidak percaya sampai yakin ini hanya lelucon".

Jadi berapa banyak flat-earthers saat ini? Baik Davis maupuan McIntyre tidak yakin benar.

Kapal hilang

McIntyre memperkirakan "ribuan", tetapi "tanpa ada tempat untuk berkomunikasi, penghitungan secara pasti hampir tidak mungkin", ujarnya.

Davis mengatakan sedang membuat "gudang informasi online" untuk membantu komunitas Flat Earth setempat menjadi "komunitas global".

"Maafkan penggunaan istilah 'global' ini", ujarnya.

Dan bagi pengamat paruh waktu, sulit menerima bahwa semua ini bukan keanehan di abad ke 21. Bukankah semua anak sekolah tahu bahwa kapal bisa menghilang di horison dan bahwa satelit mengorbit bumi.

Bagaimana dengan foto-foto dari ruang angkasa yang memperlihatkan, tanpa diragukan lagi, bahwa Bumi itu bulat?

Page 5: Teori Bumi Itu Bulat

"Badan ruang angkasa berkonspirasi secara internasional untuk menipu publik guna mendapat keuntungan besar,"ujar McIntyre.

John Davis juga mengatakan "foto-foto itu palsu".

Dan bagaimana dengan fakta bahwa tidak ada orang yang pernah jatuh di dunia yang dinyatakan berbentuk piringan ini?

McIntyre tertawa. "Ini mungkin pertanyaan yang paling sering ditanyakan," ujarnya. "Dengan melihat peta bumi yang rata pertanyaan itu bisa dijelaskan dengan mudah - Kutub utara di tengah dan antartika terdiri dari seluruh keliling Bumi. Navigasi keliling dunia adalah perjalanan panjang memutar di atas permukaan bumi."

Konspirasi sebenarnya

Davis mengatakan menjadi flat-earther tidak berdampak pada kehidupannya. "Kami tidak takut sama sekali dengan pesawat atau moda transportasi lain," ujarnya.

Christine Garwood, pengarang buku Flat Earth: The History of an Infamous Idea, tidak terkejut dengan fakta bahwa kelompok flat-earthers menolak bukti-bukti bahwa planet kita ini bulat.

"Inti teori bumi rata sebenarnya adalah teori konspirasi," ujarnya.

"Wajarlah, kelompok yang percaya bumi rata memandang pendaratan di bulan palsu, demikian juga foto-foto dari ruang angkasa."

Mungkin salah satu yang paling mengejutkan dalam buku Garwood adalah dia mengungkapkan bahwa teori bumi rata secara relatif merupakan fenomena modern.

Garwoon mengatakan semua orang hingga jaman kegelapan percaya bumi rata merupakan kesalahan bersejarah, dan kemudian "ide gila" ini pupus setelah Christopher Columbus berhasil berlayar ke Amerika tanpa "jatuh di ujung dunia".

Padahal, sejak abad ke 4 sebelum Masehi orang sudah tahu bahwa bumi itu bundar, dan keyakinan ilmiah bahwa kita sebenarnya hidup di atas pringan tidak muncul hingga jaman ratu Victoria.

Teori bumi rata menjadi primadona di abad ke 19 di Inggris, dengan kebangkitan rasionalisme ilmiah yang tampaknya mengancam otoritas Injil, sejumlah pemikir Kristen melancarkan serangan terhadap dunia ilmiah.

Samuel Birley Rowbotham (1816-1884) menggunakan nama alias "Parallax" dan mendirikan sekolah baru "astronomi Zetetic", dia berkeliling Inggris untuk menyebarkan teori bahwa Bumi adalah piringan yang statis dan Matahari hanya 400 mil jauhnya.

Page 6: Teori Bumi Itu Bulat

Di tahun 1870 an, penulis Kristen John Hampden menerbitkan sejumlah karya mengenai Bumi yang rata dan menggambarkan Isaac Newon sebagai "pemabuk atau gila".

Dan semangat serangan ini pun terus hidup hingga sekarang.

Mitos bumi rata masih menjadi puncak dalam kehidupan penganut teori konspirasi.

Dan menurut Garwood disaat kita memiliki rasa antipati terhadap otoritas kelompok flat-earthers memperlihatkan situasi bisa menjadi lebih buruk

"Untuk mempertanyakan "bagaimana kita tahu yang kita ketahui" adalah bagus, tetapi bagus juga jika kita memiliki kemampuan menerima bukti kuat - seperti foto bumi dari ruang angkasa.

http://4f121z4l.multiply.com/journal/item/37/Islam_dan_Teori_Bumi_Bundar

Islam dan Teori Bumi BundarApr 29, '09 10:29 AMfor everyone

Page 7: Teori Bumi Itu Bulat

Teori bentuk bumi bundar seperti bola juga dinyatakan geografer dan kartografer (pembuat peta) Muslim dari abad ke-12 M: Abu Abdullah Muhammad Ibnu Al Idrisi Ashsharif. Pada tahun 1154 M, Al Idrisiilmuwan dari Cordobasecara gemilang sukses membuat peta bola bumi alias globe dari perak. Bola bumi yang diciptakannya itu memiliki berat sekitar 400 kilogram.

Bumi serta segala isinya merupakan bidang kajian yang menarik perhatian bagi para ilmuwan Islam di era keemasan. Peradaban Islam terbukti lebih awal

Page 8: Teori Bumi Itu Bulat

menguasai ilmu bumi dibandingkan masyarakat Barat. Ketika Eropa terkungkung dalam ‘kegelapan’ dan masih meyakini bahwa bumi itu datar, para sarjana Muslim pada abad ke-9 M telah menyatakan bahwa bumi bundar seperti bola.

Wacana bentuk bumi bundar baru berkembang di Barat pada abad ke-16 M. Adalah Ni coulas Copernicus yang mencetuskannya. Di tengah kekuasaan Gereja yang dominan, Copernicus yang lahir di Polandia melawanarus dengan menyatakan bahwa seluruh alam semesta merupakan bola. Sejarah Barat kemudian mengklaim bahwa Copernicus-lah ilmuwan pertama yang menggulirkan teori bumi bulat.

Klaim Barat selama berabad-abad itu akhirnya telah terpatahkan. Sejarah kemudian mencatat bahwa para sarjana Islam-lah yang mencetuskan teori bentuk bumi itu. Para sejarawan bahkan memiliki bukti bahwa Copernicus banyak terpengaruh oleh hasil pemikiran ilmuwan Islam. Para sejarawan sains sejak tahun 1950-an mengkaji hubungan Copernicus dengan pemikiran ilmuwan Muslim dari abad ke-11 M hingga 15 M. Hasil penelitian yang dilakukan Edward S Kennedy dari American University of Beirut menemukan adanya kesamaan antara matematika yang digunakan Copernicus untuk mengembangkan teorinya dengan matematika yang digunakan para astronom Islam dua atau tiga abad sebelumnya.

Copernicus ternyata banyak terpengaruh oleh astronom Muslim, seperti Ibn Al Shatir (wafat 1375 M), Mu’ayyad Al Din Al ‘Urdi (wafat 1266 M), dan Nasir Al Din Al Tusi (wafat 1274 M). Seperti halnya peradaban Barat, masyarakat Cina yang lebih dulu mencapai kejayaan dibandingkan dunia Islam pada awalnya meyakini bahwa bumi itu datar dan kotak. Orang Cina baru mengubah keyakinannya tentang bentuk bumi pada abad ke-17 M setelah berakhirnya era kekuasaan Dinasti Ming. Sejak abad itulah, melalui risalah yang ditulis Xiong Ming-yu dengan judul Ge Chi Cao, wacana bentuk bumi bundar seperti bola mulai berkembang di Negeri Tirai Bambu itu.

Beberapa abad sebelum dua peradaban besar itu mulai mengakui bahwa bentuk bumi bundar, dunia Islam telah membuktikannya. Di bawah kepemimpinan Khalifah Al Ma’mun, pada tahun 830 M, Muhammad bin Musa Al Khawarizmi beserta para astronom lainnya telah membuat peta globe pertama. Tak hanya itu, para sarjana Muslim di era itu juga mampu mengukur volume dan keliling bumi.

Saat itu, para astronom Muslim menyatakan bahwa keliling bumi mencapai 24 ribu mil atau 38,6 ribu kilometer. Perhitungan yang dilakukan pada abad ke-9 M itu hampir akurat. Sebab, hanya berbeda 3,6 persen dari perkiraan yang dilakukan para ilmuwan di era modern. Sebuah pencapaian yang terbilang luar biasa dan mungkin belum terpikirkan oleh peradaban Barat pada masa itu. Atas permintaan Khalifah Abbasiyah ketujuh, para astronom Muslim sukses meng - ukur jarak antara Tadmur (Palmyra) hingga Al Raqqah di Suriah. Para sarjana Muslim menemukan fakta bahwa kedua kota itu ternyata hanya terpisahkan oleh satu derajat garis lintang dan jarak kedua kota itu mencapai 66 2/3 mil.

Page 9: Teori Bumi Itu Bulat

Pada abad ke-10 M, ilmuwan Muslim bernama Abu Raihan Al Biruni (973 M-1048 M) juga mengukur jari-jari bumi. Menurutnya, jari-jari bumi itu mencapai 6339,6 kilometer. Pengukurannya itu hanya kurang 16,8 kilometer dari nilai perkiraan ilmuwan modern. Saat itu, Al Biruni mengembangkan metode baru dengan menggunakan perhitungan trigonometri yang didasarkan pada sudut antara sebuah daratan dengan puncak gunung.

Teori bentuk bumi bundar seperti bola juga dinyatakan geografer dan kartografer (pembuat peta) Muslim dari abad ke-12 M: Abu Abdullah Muhammad Ibnu Al Idrisi Ashsharif. Pada tahun 1154 M, Al Idrisi ilmuwan dari Cordobasecara gemilang sukses membuat peta bola bumi alias globe dari perak. Bola bumi yang diciptakannya itu memiliki berat sekitar 400 kilogram.

Pada globe itu, Al Idrisi menggambarkan enam benua yang dilengkapi jalur perdagang an, danau, sungai, kota-kota utama, daratan, serta gunung-gunung. Tak cuma itu, globe yang dibuatnya itu juga sudah memuat informasi mengenai jarak, panjang, dan tinggi secara tepat. Guna melengkapi bola bumi yang dirancangnya, Al Idrisi pun menulis buku berjudul Al Kitab Al Rujari atau Buku Roger yang didedikasikan untuk sang raja.

Penjelajah asal Spanyol, Cristhoper Columbus, kemudian membuktikan kebenaran teori yang diungkapkan Al Idrisi. Berbekal peta yang dibuat Al Idrisi, Columbus mengelilingi bumi dan menemukan Benua Amerika yang disebutnya sebagai ‘dunia baru’. Pa da hal, bagi para penjelajah Muslim, benua itu bukanlah dunia baru karena telah disingga hinya beberapa abad sebelum Columbus. Da lam ekspedisi yang dilakukannya itu, Co lumbus meyakini bahwa bentuk bumi adalah bulat.

Secara resmi, para sarjana Muslim telah mengeluarkan kesepakatan bersama dalam bentuk ijmak tentang bentuk bumi bundar. Teori bentuk bumi bulat diyakini oleh Ibnu Hazm (wafat 1069 M), Ibnu Al Jawi (wafat 1200 M), dan Ibnu Taimiyah (wafat 1328 M). Penegasan ketiga tokoh Islam itu untuk memperkuat hasil penelitian dan penemuan yang dicapai astronom dan matematikus Muslim.

Secara sepakat, Abul Hasan ibnu Al Manaadi, Abu Muhammad Ibnu Hazm, dan Abul Faraj Ibnu Al Jawzi telah menyatakan bahwa bentuk bumi adalah bundar (istidaaratul aflaak). Ibnu Taimiyah melandas kannya pada Alquran surat Azzumar ayat 5. Allah SWT berfirman, ‘’... Dia memutarkan malam atas siang dan memutarkan siang atas malam ....’‘ Selain itu, para ulama juga berpegang pada surat Al Anbiyaa ayat 33. Allah SWT berfirman, ‘’Dan, Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar (falak) di dalam garis edarnya.’‘ Kata ‘falak’ dalam ayat itu, menurut para ulama, berarti bundar. Ibnu Taimiyah secara tegas kemudian menyatakan bahwa bentuk bumi bulat seperti bola.

Penegasan bentuk bumi bundar juga dinyatakan Abu Ya’la dalam karyanya berjudul Tabaqatal-Hanabilah. Dalam kitab itu, Abu Ya’la mengutip sebuah ijmak para ulama

Page 10: Teori Bumi Itu Bulat

Muslim yang bersepakat bahwa bentuk bumi itu bundar. Ijmak itu diungkapkan oleh generasi keduamurid-murid para sahabat Nabi Muhammad SAW. Ilmuwan terkemuka Ibnu Khaldun (wafat 1406 M), dalam kitabnya yang fenomenal berjudul Muqaddimah, juga menyatakan bahwa bumi itu seperti bola. Pendapat itu diperkuat oleh Imam Ibnu Hazm Rohimahulloh dalam Al Fishol fil Milal wan Nihal. Menurutnya, tak ada satu pun dari ulama kaum Musliminsemoga Allah SWT meridhoi merekayang mengingkari bahwa bumi itu bundar dan tidak dijumpai bantahan atau satu kalimat pun dari merek

bumi bulat

kenapa bumi terasa datar padahal aslinya bulat ?

Kategori : Biologi - 250 hari yang lalu 8 JawabanRating : 0.0 dari 5 Bintang (0 kali vote)

Rating : 0.0 dari 5 Bintang. 1 2 3 4 5

Pertanyaan favorit Previous  Next  Share to :  

Jawaban Terbaik Pilihan Penanya

TS Active maliivers2 0  

Karena perbandingan ukuran kita dengan bumi jauh berbeda. Bumi begitu besar sedangkan kita kecil. Jadi kita hanya merasakan daerah yg terjangkau oleh kita sehingga terasa datar bahkan terasa kalau dunia ini kecil ketika kita berada pada ruangan yg sempit. coba bayangkan kalau kita menjadi raksasa yg tingginya berpuluh2 km, kita pasti akan melihat kalau bumi itu melengkung atau bulat. Diketahui bahwa bumi bulatkan setelah dilakukan pelayaran dengan mengeli2ngi

Page 11: Teori Bumi Itu Bulat

bumi dan oleh satelit yg tampak dari ruang angkasa bahwa bumi memang bulat namun agak pepat di kedua kutubnya.

soal bumi itu bulat itu dijelaskan oleh ilmuwan muslim merujuk dari al-quran... diluar itu galileo menyebut kan bumi itu bulat dia di penggal sama golongan gereja sebelum lahir Copernicus menyatakannya kembali...http://www.republika.co.id/berita/38...ri_Bumi_Bundar Teori bentuk bumi bundar seperti bola juga dinyatakan geografer dan kartografer (pembuat peta) Muslim dari abad ke-12 M: Abu Abdullah Muhammad Ibnu Al Idrisi Ashsharif. Pada tahun 1154 M, Al Idrisiilmuwan dari Cordobasecara gemilang sukses membuat peta bola bumi alias globe dari perak. Bola bumi yang diciptakannya itu memiliki berat sekitar 400 kilogram.

Bumi serta segala isinya merupakan bidang kajian yang menarik perhatian bagi para ilmuwan Islam di era keemasan. Peradaban Islam terbukti lebih awal menguasai ilmu bumi dibandingkan masyarakat Barat. Ketika Eropa terkungkung dalam ‘kegelapan’ dan masih meyakini bahwa bumi itu datar, para sarjana Muslim pada abad ke-9 M telah menyatakan bahwa bumi bundar seperti bola.

Wacana bentuk bumi bundar baru berkembang di Barat pada abad ke-16 M. Adalah Ni coulas Copernicus yang mencetuskannya. Di tengah kekuasaan Gereja yang dominan, Copernicus yang lahir di Polandia melawanarus dengan menyatakan bahwa seluruh alam semesta merupakan bola. Sejarah Barat kemudian mengklaim bahwa Copernicus-lah ilmuwan pertama yang menggulirkan teori bumi bulat.

Klaim Barat selama berabad-abad itu akhirnya telah terpatahkan. Sejarah kemudian mencatat bahwa para sarjana Islam-lah yang mencetuskan teori bentuk bumi itu. Para sejarawan bahkan memiliki bukti bahwa Copernicus banyak terpengaruh oleh hasil pemikiran ilmuwan Islam. Para sejarawan sains sejak tahun 1950-an mengkaji hubungan Copernicus dengan pemikiran ilmuwan Muslim dari abad ke-11 M hingga 15 M. Hasil penelitian yang dilakukan Edward S Kennedy dari American University of Beirut menemukan adanya kesamaan antara matematika yang digunakan Copernicus untuk mengembangkan teorinya dengan matematika yang digunakan para astronom Islam dua atau tiga abad sebelumnya.

Copernicus ternyata banyak terpengaruh oleh astronom Muslim, seperti Ibn Al Shatir (wafat 1375 M), Mu’ayyad Al Din Al ‘Urdi (wafat 1266 M), dan Nasir Al Din Al Tusi (wafat 1274 M). Seperti halnya peradaban Barat, masyarakat Cina yang lebih dulu mencapai kejayaan dibandingkan dunia Islam pada awalnya meyakini bahwa bumi itu datar dan kotak. Orang Cina baru mengubah keyakinannya tentang bentuk bumi pada abad ke-17 M setelah berakhirnya era kekuasaan Dinasti Ming. Sejak abad itulah, melalui risalah yang ditulis Xiong Ming-yu dengan judul Ge Chi Cao, wacana bentuk bumi bundar seperti bola mulai berkembang di Negeri Tirai Bambu itu.

Beberapa abad sebelum dua peradaban besar itu mulai mengakui bahwa bentuk

Page 12: Teori Bumi Itu Bulat

bumi bundar, dunia Islam telah membuktikannya. Di bawah kepemimpinan Khalifah Al Ma’mun, pada tahun 830 M, Muhammad bin Musa Al Khawarizmi beserta para astronom lainnya telah membuat peta globe pertama. Tak hanya itu, para sarjana Muslim di era itu juga mampu mengukur volume dan keliling bumi.

Saat itu, para astronom Muslim menyatakan bahwa keliling bumi mencapai 24 ribu mil atau 38,6 ribu kilometer. Perhitungan yang dilakukan pada abad ke-9 M itu hampir akurat. Sebab, hanya berbeda 3,6 persen dari perkiraan yang dilakukan para ilmuwan di era modern. Sebuah pencapaian yang terbilang luar biasa dan mungkin belum terpikirkan oleh peradaban Barat pada masa itu. Atas permintaan Khalifah Abbasiyah ketujuh, para astronom Muslim sukses meng - ukur jarak antara Tadmur (Palmyra) hingga Al Raqqah di Suriah. Para sarjana Muslim menemukan fakta bahwa kedua kota itu ternyata hanya terpisahkan oleh satu derajat garis lintang dan jarak kedua kota itu mencapai 66 2/3 mil.

Pada abad ke-10 M, ilmuwan Muslim bernama Abu Raihan Al Biruni (973 M-1048 M) juga mengukur jari-jari bumi. Menurutnya, jari-jari bumi itu mencapai 6339,6 kilometer. Pengukurannya itu hanya kurang 16,8 kilometer dari nilai perkiraan ilmuwan modern. Saat itu, Al Biruni mengembangkan metode baru dengan menggunakan perhitungan trigonometri yang didasarkan pada sudut antara sebuah daratan dengan puncak gunung.

Teori bentuk bumi bundar seperti bola juga dinyatakan geografer dan kartografer (pembuat peta) Muslim dari abad ke-12 M: Abu Abdullah Muhammad Ibnu Al Idrisi Ashsharif. Pada tahun 1154 M, Al Idrisi ilmuwan dari Cordobasecara gemilang sukses membuat peta bola bumi alias globe dari perak. Bola bumi yang diciptakannya itu memiliki berat sekitar 400 kilogram.

Pada globe itu, Al Idrisi menggambarkan enam benua yang dilengkapi jalur perdagang an, danau, sungai, kota-kota utama, daratan, serta gunung-gunung. Tak cuma itu, globe yang dibuatnya itu juga sudah memuat informasi mengenai jarak, panjang, dan tinggi secara tepat. Guna melengkapi bola bumi yang dirancangnya, Al Idrisi pun menulis buku berjudul Al Kitab Al Rujari atau Buku Roger yang didedikasikan untuk sang raja.

Penjelajah asal Spanyol, Cristhoper Columbus, kemudian membuktikan kebenaran teori yang diungkapkan Al Idrisi. Berbekal peta yang dibuat Al Idrisi, Columbus mengelilingi bumi dan menemukan Benua Amerika yang disebutnya sebagai ‘dunia baru’. Pa da hal, bagi para penjelajah Muslim, benua itu bukanlah dunia baru karena telah disingga hinya beberapa abad sebelum Columbus. Da lam ekspedisi yang dilakukannya itu, Co lumbus meyakini bahwa bentuk bumi adalah bulat.

Secara resmi, para sarjana Muslim telah mengeluarkan kesepakatan bersama dalam bentuk ijmak tentang bentuk bumi bundar. Teori bentuk bumi bulat diyakini oleh Ibnu Hazm (wafat 1069 M), Ibnu Al Jawi (wafat 1200 M), dan Ibnu Taimiyah (wafat 1328 M). Penegasan ketiga tokoh Islam itu untuk memperkuat hasil penelitian dan

Page 13: Teori Bumi Itu Bulat

penemuan yang dicapai astronom dan matematikus Muslim.

Secara sepakat, Abul Hasan ibnu Al Manaadi, Abu Muhammad Ibnu Hazm, dan Abul Faraj Ibnu Al Jawzi telah menyatakan bahwa bentuk bumi adalah bundar (istidaaratul aflaak). Ibnu Taimiyah melandas kannya pada Alquran surat Azzumar ayat 5. Allah SWT berfirman, ‘’... Dia memutarkan malam atas siang dan memutarkan siang atas malam ....’‘ Selain itu, para ulama juga berpegang pada surat Al Anbiyaa ayat 33. Allah SWT berfirman, ‘’Dan, Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar (falak) di dalam garis edarnya.’‘ Kata ‘falak’ dalam ayat itu, menurut para ulama, berarti bundar. Ibnu Taimiyah secara tegas kemudian menyatakan bahwa bentuk bumi bulat seperti bola..... dstRepublika OnLine » Ensiklopedia Islam » Khazanah

Islam dan Teori Bumi Bundar

Kamis, 19 Maret 2009, 09:05 WIB   

Teori bentuk bumi bundar seperti bola juga dinyatakan geografer dan kartografer (pembuat peta) Muslim dari abad ke-12 M: Abu Abdullah Muhammad Ibnu Al Idrisi Ashsharif. Pada tahun 1154 M, Al Idrisiilmuwan dari Cordobasecara gemilang sukses membuat peta bola bumi alias globe dari perak. Bola bumi yang diciptakannya itu memiliki berat sekitar 400 kilogram.

Bumi serta segala isinya merupakan bidang kajian yang menarik perhatian bagi para ilmuwan Islam di era keemasan. Peradaban Islam terbukti lebih awal menguasai ilmu bumi dibandingkan masyarakat Barat. Ketika Eropa terkungkung dalam ‘kegelapan’ dan masih meyakini bahwa bumi itu datar, para sarjana Muslim pada abad ke-9 M telah menyatakan bahwa bumi bundar seperti bola.

Wacana bentuk bumi bundar baru berkembang di Barat pada abad ke-16 M. Adalah Ni coulas Copernicus yang mencetuskannya. Di tengah kekuasaan Gereja yang dominan, Copernicus yang lahir di Polandia melawanarus dengan menyatakan bahwa seluruh alam semesta merupakan bola. Sejarah Barat kemudian mengklaim bahwa Copernicus-lah ilmuwan pertama yang menggulirkan teori bumi bulat.

Klaim Barat selama berabad-abad itu akhirnya telah terpatahkan. Sejarah kemudian mencatat bahwa para sarjana Islam-lah yang mencetuskan teori bentuk bumi itu. Para sejarawan bahkan memiliki bukti bahwa Copernicus banyak terpengaruh oleh hasil pemikiran ilmuwan Islam. Para sejarawan sains sejak tahun 1950-an mengkaji hubungan Copernicus dengan pemikiran ilmuwan Muslim dari abad ke-11 M hingga 15 M. Hasil penelitian yang dilakukan Edward S Kennedy dari American University of Beirut menemukan adanya kesamaan antara matematika yang digunakan Copernicus untuk mengembangkan teorinya dengan matematika yang digunakan para astronom Islam dua atau tiga abad sebelumnya.

Page 14: Teori Bumi Itu Bulat

Copernicus ternyata banyak terpengaruh oleh astronom Muslim, seperti Ibn Al Shatir (wafat 1375 M), Mu’ayyad Al Din Al ‘Urdi (wafat 1266 M), dan Nasir Al Din Al Tusi (wafat 1274 M). Seperti halnya peradaban Barat, masyarakat Cina yang lebih dulu mencapai kejayaan dibandingkan dunia Islam pada awalnya meyakini bahwa bumi itu datar dan kotak. Orang Cina baru mengubah keyakinannya tentang bentuk bumi pada abad ke-17 M setelah berakhirnya era kekuasaan Dinasti Ming. Sejak abad itulah, melalui risalah yang ditulis Xiong Ming-yu dengan judul Ge Chi Cao, wacana bentuk bumi bundar seperti bola mulai berkembang di Negeri Tirai Bambu itu.

Beberapa abad sebelum dua peradaban besar itu mulai mengakui bahwa bentuk bumi bundar, dunia Islam telah membuktikannya. Di bawah kepemimpinan Khalifah Al Ma’mun, pada tahun 830 M, Muhammad bin Musa Al Khawarizmi beserta para astronom lainnya telah membuat peta globe pertama. Tak hanya itu, para sarjana Muslim di era itu juga mampu mengukur volume dan keliling bumi.

Saat itu, para astronom Muslim menyatakan bahwa keliling bumi mencapai 24 ribu mil atau 38,6 ribu kilometer. Perhitungan yang dilakukan pada abad ke-9 M itu hampir akurat. Sebab, hanya berbeda 3,6 persen dari perkiraan yang dilakukan para ilmuwan di era modern. Sebuah pencapaian yang terbilang luar biasa dan mungkin belum terpikirkan oleh peradaban Barat pada masa itu. Atas permintaan Khalifah Abbasiyah ketujuh, para astronom Muslim sukses meng - ukur jarak antara Tadmur (Palmyra) hingga Al Raqqah di Suriah. Para sarjana Muslim menemukan fakta bahwa kedua kota itu ternyata hanya terpisahkan oleh satu derajat garis lintang dan jarak kedua kota itu mencapai 66 2/3 mil.

Pada abad ke-10 M, ilmuwan Muslim bernama Abu Raihan Al Biruni (973 M-1048 M) juga mengukur jari-jari bumi. Menurutnya, jari-jari bumi itu mencapai 6339,6 kilometer. Pengukurannya itu hanya kurang 16,8 kilometer dari nilai perkiraan ilmuwan modern. Saat itu, Al Biruni mengembangkan metode baru dengan menggunakan perhitungan trigonometri yang didasarkan pada sudut antara sebuah daratan dengan puncak gunung.

Teori bentuk bumi bundar seperti bola juga dinyatakan geografer dan kartografer (pembuat peta) Muslim dari abad ke-12 M: Abu Abdullah Muhammad Ibnu Al Idrisi Ashsharif. Pada tahun 1154 M, Al Idrisi ilmuwan dari Cordobasecara gemilang sukses membuat peta bola bumi alias globe dari perak. Bola bumi yang diciptakannya itu memiliki berat sekitar 400 kilogram.

Pada globe itu, Al Idrisi menggambarkan enam benua yang dilengkapi jalur perdagang an, danau, sungai, kota-kota utama, daratan, serta gunung-gunung. Tak cuma itu, globe yang dibuatnya itu juga sudah memuat informasi mengenai jarak, panjang, dan tinggi secara tepat. Guna melengkapi bola bumi yang dirancangnya, Al Idrisi pun menulis buku berjudul Al Kitab Al Rujari atau Buku Roger yang didedikasikan untuk sang raja.

Page 15: Teori Bumi Itu Bulat

Penjelajah asal Spanyol, Cristhoper Columbus, kemudian membuktikan kebenaran teori yang diungkapkan Al Idrisi. Berbekal peta yang dibuat Al Idrisi, Columbus mengelilingi bumi dan menemukan Benua Amerika yang disebutnya sebagai ‘dunia baru’. Pa da hal, bagi para penjelajah Muslim, benua itu bukanlah dunia baru karena telah disingga hinya beberapa abad sebelum Columbus. Da lam ekspedisi yang dilakukannya itu, Co lumbus meyakini bahwa bentuk bumi adalah bulat.

Secara resmi, para sarjana Muslim telah mengeluarkan kesepakatan bersama dalam bentuk ijmak tentang bentuk bumi bundar. Teori bentuk bumi bulat diyakini oleh Ibnu Hazm (wafat 1069 M), Ibnu Al Jawi (wafat 1200 M), dan Ibnu Taimiyah (wafat 1328 M). Penegasan ketiga tokoh Islam itu untuk memperkuat hasil penelitian dan penemuan yang dicapai astronom dan matematikus Muslim.

Secara sepakat, Abul Hasan ibnu Al Manaadi, Abu Muhammad Ibnu Hazm, dan Abul Faraj Ibnu Al Jawzi telah menyatakan bahwa bentuk bumi adalah bundar (istidaaratul aflaak). Ibnu Taimiyah melandas kannya pada Alquran surat Azzumar ayat 5. Allah SWT berfirman, ‘’... Dia memutarkan malam atas siang dan memutarkan siang atas malam ....’‘ Selain itu, para ulama juga berpegang pada surat Al Anbiyaa ayat 33. Allah SWT berfirman, ‘’Dan, Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar (falak) di dalam garis edarnya.’‘ Kata ‘falak’ dalam ayat itu, menurut para ulama, berarti bundar. Ibnu Taimiyah secara tegas kemudian menyatakan bahwa bentuk bumi bulat seperti bola.

Penegasan bentuk bumi bundar juga dinyatakan Abu Ya’la dalam karyanya berjudul Tabaqatal-Hanabilah. Dalam kitab itu, Abu Ya’la mengutip sebuah ijmak para ulama Muslim yang bersepakat bahwa bentuk bumi itu bundar. Ijmak itu diungkapkan oleh generasi keduamurid-murid para sahabat Nabi Muhammad SAW. Ilmuwan terkemuka Ibnu Khaldun (wafat 1406 M), dalam kitabnya yang fenomenal berjudul Muqaddimah, juga menyatakan bahwa bumi itu seperti bola. Pendapat itu diperkuat oleh Imam Ibnu Hazm Rohimahulloh dalam Al Fishol fil Milal wan Nihal. Menurutnya, tak ada satu pun dari ulama kaum Musliminsemoga Allah SWT meridhoi merekayang mengingkari bahwa bumi itu bundar dan tidak dijumpai bantahan atau satu kalimat pun dari mereka.

Dengan meyakini bahwa bentuk bumi itu bundar, para sarjana Muslim kemudian menetapkan sebuah cara untuk menghitung jarak dan arah dari satu titik di bumi ke Makkah. Melalui cara itu, arah kiblat ditentukan. Kontroversi bumi bundar Pendapat bahwa bumi itu bundar di kalang an Islam ternyata tak bisa dikatakan bulat. Meski sebagian besar ilmuwan dan ulama Muslim meyakini teori bentuk bumi bulat, ada pula ulama yang tak sepakat. Kontroversi mengenai bentuk bumi juga berlaku dalam agama Nasrani. Ada yang menyatakan bumi itu datar seperti tercantum dalam Bibel dan ada pula yang sepakat bumi itu bundar.

Kontroversi itu sudah menjadi semacam sunnatullah. Ulama Muslim yang

Page 16: Teori Bumi Itu Bulat

menyatakan bahwa bumi datar adalah Syuti (wafat 1505 M). Selain itu, pada tahun 1993 hingga 1995 beragam surat kabar dan majalah sempat ramai memuat pernyataan mantan grand mufti Arab Saudi, Ibnu Baz, yang menyatakan bahwa bumi itu datar. ‘’Bumi itu datar dan siapa saja yang menolak keyakinan itu adalah seorang di luar Islam,’‘ cetus Ibnu Baz seperti yang dikutip sejumlah surat kabar dan majalah kala itu. Pernyataan itu kontan membuat geger dunia Islam yang secara mayoritas meyakini bahwa bentuk bumi itu bundar. Namun, Ibnu Baz kemudian meluruskan penyataannya dan menyatakan pernyataannya telah dipersepsi secara salah.  http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/khazanah/09/03/19/38820-islam-dan-teori-bumi-bundar