8
 T entang Orangutan Di Bali Safari and Marine Park terdapat berbagai macam satwa liar yang hidup, satwa ini dibagi menjadi beberapa zona seperti zona Indonesia, zona Afrika dan zona India. Disini  pengunjung diajak untuk berkeliling menggunakan mobil trem, karena satwa yang ada di Bali Safari and Marine Park tidak dilepaskan di kandang seperti di kebun binatang. Jadi konsep Bali Safari and Marine Park sendiri adalah tetap membiarkan satwa yang ada untuk hidup di habitatnya dengan membuat habitat tiruan yang sesuai dengan aslinya. Seperti pada zona Indonesia, di habitat orang utan terdapat banyak pohon-pohon yang merupakan tempat dimana orang utan menghabiskan sebagian besar waktunya. Orang utan yang ada disini merupakan spesies Orangutan Sumatera (Pongo abelii). Orangutan Sumatera merupakan satu spesies tersendiri yang dikenal sebagai Pongo abelii, sedangkan Orangutan Kalimantan terbagi menjadi 3 sub-spesies yaitu Pongo pygmaeus-  pygmaeus, Pongo pygmaeus wurmbi, dan Pongo pygmaeus morio. Orangutan Sumatera merupakan salah satu spesies yang masuk dalam kategori terancam punah (critically endangered). Dibandingkan saudara dekatnya orangutan Sumatera lebih sering menghabiskan waktunya untuk bergerak diantara pohon-pohon daripada bergerak pindah menyusuri tanah.Orangutan Sumatera saat ini hanya dapat dijumpai secara alami di bagian utara Pulau Sumatera, meskipun saat ini sedang dilakukan upaya reintroduksi orangutan Sumatera di Jambi. Sedangkan orangutan Kalimantan tersebar di seluruh pulau Kalimantan. Analisis DNA menyimpulkan bahwa orangutan memiliki 97% kesamaan genetik dengan manusia, sehingga mudah terjadi penularan penyakit dari orangutan ke manusia ataupun sebaliknya (zoonosis).Orangutan Sumatera menggunakan 54 jenis alat untuk memperoleh serangga atau madu dan 20 alat untuk membuka dan menyiapkan buah. Diperkirakan 65% Orangutan Sumatera menggunakan alat untuk makan. Orangutan Sumatera lebih sosial dibandingkan Orangutan Kalimantan.

Tentang Orangutan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tentang Orangutan

5/14/2018 Tentang Orangutan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tentang-orangutan 1/8

 

Tentang Orangutan

Di Bali Safari and Marine Park terdapat berbagai macam satwa liar yang hidup, satwa ini

dibagi menjadi beberapa zona seperti zona Indonesia, zona Afrika dan zona India. Disini

  pengunjung diajak untuk berkeliling menggunakan mobil trem, karena satwa yang ada di Bali

Safari and Marine Park tidak dilepaskan di kandang seperti di kebun binatang. Jadi konsep Bali

Safari and Marine Park sendiri adalah tetap membiarkan satwa yang ada untuk hidup di

habitatnya dengan membuat habitat tiruan yang sesuai dengan aslinya. Seperti pada zona

Indonesia, di habitat orang utan terdapat banyak pohon-pohon yang merupakan tempat dimana

orang utan menghabiskan sebagian besar waktunya. Orang utan yang ada disini merupakan

spesies Orangutan Sumatera (Pongo abelii).

Orangutan Sumatera merupakan satu spesies tersendiri yang dikenal sebagai Pongo

abelii, sedangkan Orangutan Kalimantan terbagi menjadi 3 sub-spesies yaitu Pongo pygmaeus-

  pygmaeus, Pongo pygmaeus wurmbi, dan Pongo pygmaeus morio. Orangutan Sumatera

merupakan salah satu spesies yang masuk dalam kategori terancam punah (critically

endangered). Dibandingkan saudara dekatnya orangutan Sumatera lebih sering menghabiskan

waktunya untuk bergerak diantara pohon-pohon daripada bergerak pindah menyusuri

tanah.Orangutan Sumatera saat ini hanya dapat dijumpai secara alami di bagian utara Pulau

Sumatera, meskipun saat ini sedang dilakukan upaya reintroduksi orangutan Sumatera di Jambi.

Sedangkan orangutan Kalimantan tersebar di seluruh pulau Kalimantan. Analisis DNA

menyimpulkan bahwa orangutan memiliki 97% kesamaan genetik dengan manusia, sehingga

mudah terjadi penularan penyakit dari orangutan ke manusia ataupun sebaliknya

(zoonosis).Orangutan Sumatera menggunakan 54 jenis alat untuk memperoleh serangga atau

madu dan 20 alat untuk membuka dan menyiapkan buah. Diperkirakan 65% Orangutan Sumatera

menggunakan alat untuk makan. Orangutan Sumatera lebih sosial dibandingkan OrangutanKalimantan.

Page 2: Tentang Orangutan

5/14/2018 Tentang Orangutan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tentang-orangutan 2/8

 

STATUS ORANGUTAN 

Populasi terkini diperkirakan lebih kecil dari 30.000 individu yang tersebar di dua daerah

sebaran (Sumatera dan Kalimantan). Menurut perkiraan, jumlah orangutan liar yang terdapat di

hutan Sumatera hanya sekitar 6.500 ± 7.500 individu saja. Dan orangutan liar yang terdapat di

Kalimantan sekitar 12.000 ± 13.000 individu. Ini merupakan pengurangan dari jumlah yang ada

 pada 10 tahun yang lalu (30% ± 50% terjadi pengurangan jumlah).

Dalam dekade 20 tahun ini, menurut IUCN pada tahun 1993 sekitar 80% habitat mereka

telah hilang atau musnah. Dan IUCN memperhitungkan bila keadaan ini dibiarkan, maka dalam

10 ± 20 tahun ke depan orangutan akan punah. Sehingga IUCN mengkategorikan orangutan

sebagai critically endangered species atau sebagai satwa yang terancam punah.

Selain itu ancaman juga datang dari kegiatan perburuan hewan, baik itu untuk 

diperdagangkan sebagai binatang peliharaan atau untuk dimakan dagingnya.

Untuk mendapatkan seekor bayi orangutan, maka harus membunuh induknya, dan jika

  bayi tersebut masih selamat jatuh dari atas pohon, maka bayi tersebut diambil oleh pemburu

gelap.

MORFOLOGI ORANGUTAN SUMATERA 

Tinggi 

Jantan :120 ± 150cm

Betina : 100 ± 120 cm

Berat

Jantan : 50 ± 90 kg (di alam liar); sedangkan di karantina dapat mencapai 120 kg atau lebih.

Betina : 30 ± 60 kg

Panjang Lengan, 60 ± 90 cm atau 2/3 (dua per tiga) dari tinggi badan.

Page 3: Tentang Orangutan

5/14/2018 Tentang Orangutan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tentang-orangutan 3/8

 

Warna Tubuh 

Kemerah-merahan hingga coklat kehitam-hitaman, janggut pada Orangutan Sumatera (jantan)

 berwarna merah hingga jingga.

Tampilan

Tampilan wajah : sekitar mata tidak berbulu dan mempunyai telinga yang kecil. Memiliki tubuh

yang tinggi, bulu/rambut yang kusut, dan lengan yang panjang. Bentuk tangan dan kaki kecil

memanjang, sesuai untuk memegang cabang-cabang pohon. Jempol tangan yang pendek sangat

mendukung fungsinya yang seperti gancu untuk membuka buah. Daging di sekitar pipi

orangutan jantan dewasa (cheek pad) akan berkembang mulai dari umur 8 tahun atau 15 tahun

hingga umur 20 tahun.

PAKAN (MAKANAN) ORANGUTAN 

Orangutan tergolong Omnivora. Orangutan memakan hampir sebagian besar jenis buah-

  buahan yang terdapat di dalam hutan (60% makanan orangutan adalah buah-buahan, seperti :

rambutan, mangga, durian, manggis, duku, dan sebagainya). Selain buah-buahan sebagai

makanan pokok, sumber makanan lainnya adalah daun-daunan, kulit kayu, tunas muda, bunga-

 bungaan, serta beberapa jenis serangga seperti rayap dan semut pohon. Berdasarkan pengamatan

orangutan juga dapat memakan daging. Biasanya mereka memakan daging siamang atau monyetyang telah mati.

Untuk mendapatkan air, mereka melubangi bagian batang pepohonan yang berguna untuk 

manampung air hujan dan meminumnya dengan cara menghirup dari pergelangan tangannya.

Orangutan juga mengambil makanan yang berupa mineral dari dalam tanah, namun dalam

 jumlah yang sangat sedikit.

SATW

A ARBOREAL 

Orangutan merupakan satwa arboreal, yaitu satwa yang menghabiskan sebagian besar 

waktu hidupnya di atas pohon mulai dari makan, minum, sampai istirahat/tidur di sarang yang

mereka bangun di pepohonan dan jarang sekali turun ke tanah,.

Page 4: Tentang Orangutan

5/14/2018 Tentang Orangutan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tentang-orangutan 4/8

 

Orangutan dapat membuat 2 (dua) hingga 3 (tiga) sarang setiap harinya. Klasifikasi yang

diberikan oleh Van Schaik dan Idrusman (1996) mengenai posisi sarang adalah :

Posisi I : Posisi sarang terletak di dekat batang utama.

Posisi II : Sarang berada di pertengahan atau di pinggir percabangan tanpa menggunakan pohon

atau percabangan pohon lainnya.

Posisi III : Sarang terletak di puncak pohon.

Posisi IV : Sarang terletak di antara dua cabang atau lebih, dari tepi pohon yang berlainan.

Page 5: Tentang Orangutan

5/14/2018 Tentang Orangutan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tentang-orangutan 5/8

 

GAJAH SUMATERA(Elephas maximus sumatrensis) 

Morfologi Gajah Asia termasuk Gajah Sumatera adalah sebagai berikut :

1.  Bentuk tubuh gemuk dan lebar serta tertutup oleh rambut, tebal kulit 2 ± 4 cm tetapi sangat

sensitif.

2.  Mempunyai belalai yang terdiri dari 40.000 otot dan merupakan perpanjangan hidung dengan

 bibir atas.

3.  Bentuk kepala membundar mempunyai sepasang mata yang kecil dan sepasang telinga yang

lebar yang berfungsi untuk mendengan dan mengatur suhu tubuh.

4.  Diantara mata dan telinga terdapat lubang kecil yang berisi kelenjar minyak, cairan ini keluar 

 bila gajah jantan dewasa dalam keadaan musth, di bagian telinga juga terdapat vena tempat

 pengambilan darah.

5.  Kaki depan berfungsi sebagai tiang penunjang tubuh dan kaki belakang berfungsi juga

sebagai pendorong tubuh saat bergerak.

6.  Hanya gajah jantan yang mempunyai gading, sedangkan gajah betina tidak mempunyai

gading

Habitat

Gajah banyak melakukan pergerakan dalam wilayah jelajah yang luas sehingga menggunakan

lebih dari satu tipe habitat.

a. Hutan rawa;

Tipe hutan ini dapat berupa rawa padang rumput, hutan rawa primer, atau hutan rawa sekunder 

yang didominasi oleh Gluta renghas, Campenosperma auriculata, C. Macrophylla, Alstonia spp,

dan Eugenia spp.

 b. Hutan rawa gambut;

Jenis-jenis vegetasi pada tipe hutan ini antara lain: Gonystilus bancanus, Dyera costulata, Licuala

spinosa, Shorea spp., Alstonia spp., dan Eugenia spp.

c. Hutan dataran rendah;

Page 6: Tentang Orangutan

5/14/2018 Tentang Orangutan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tentang-orangutan 6/8

 

Yaitu tipe hutan yang berada pada ketinggian 0-750 m di atas permukaan air laut. Jenis-jenis

vegetasi yang dominan adalah jenis-jenis dari famili Dipterocarpaceae.

d. Hutan hujan pegunungan rendah;

Yaitu tipe hutan yang berada pada ketinggian 750-1.500 m di atas permukaan air laut. Jenis-jenis

vegetasi yang dominan adalah Altingia excelsa, Dipterocarpus spp., Shorea spp., Quercus spp.,

dan Castanopsis spp.

Perilaku sosial

1. Hidup berkelompok 

Di habitat alamnya, gajah hidup berkelompok (gregarius). Perilaku berkelompok ini

merupakan perilaku sosial yang sangat penting peranannya dalam melindungi anggotakelompoknya. Besarnya anggota setiap kelompok sangat bervariasi tergantung pada musim dan

kondisi sumber daya habitatnya terutama makanan dan luas wilayah jelajah yang tersedia.

Jumlah anggota satu kelompok gajah Sumatera berkisar 20-35 ekor, atau berkisar 3-23 ekor.

Setiap kelompok gajah Sumatera dipimpin oleh induk betina yang paling besar,

sementara yang jantan dewasa hanya tinggal pada periode tertentu untuk kawin dengan beberapa

  betina pada kelompok tersebut. Gajah yang sudah tua akan hidup menyendiri karena tidak 

mampu lagi mengikuti kelompoknya. Gajah jantan muda dan sudah beranjak dewasa dipaksa

meninggalkan kelompoknya atau pergi dengan suka rela untuk bergabung dengan kelompok 

  jantan lain. Sementara itu, gajah betina muda tetap menjadi anggota kelompok dan bertindak 

sebagai bibi pengasuh pada kelompok ³taman kanak-kanak´ atau kindergartens.

2. Menjelajah

Secara alami gajah melakukan penjelajahan dengan berkelompok mengikuti jalur tertentu

yang tetap dalam satu tahun penjelajahan. Jarak jelajah gajah bisa mencapai 7 km dalam satumalam, bahkan pada musim kering atau musim buah-buahan di hutan mampu mencapai 15 km

 per hari. Kecepatan gajah berjalan dan berlari di hutan (untuk jarak pendek) dan di rawa melebihi

kecepatan manusia di medan yang sama. Gajah juga mampu berenang menyeberangi sungai

yang dalam dengan menggunakan belalainya sebagai ³snorkel´ atau pipa pernapasan.

Page 7: Tentang Orangutan

5/14/2018 Tentang Orangutan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tentang-orangutan 7/8

 

 

Selama menjelajah, kawanan gajah melakukan komunikasi untuk menjaga keutuhan

kelompoknya. Gajah berkomunikasi dengan menggunakan soft sound yang dihasilkan dari

getaran pangkal belalainya. Dewasa ini ditemukan bahwa gajah juga berkomunikasi melalui

suara subsonik yang bisa mencapai jarak sekitar 5 km. Penemuan ini telah memecahkan misteri

koordinasi pada kawanan gajah yang sedang mencari makanan dalam jarak jauh dan saling tidak 

melihat satu sama lain.

3. Kawin

Gajah tidak mempunyai musim kawin yang tetap dan bisa melakukan kawin sepanjang

tahun, namun biasanya frekwensinya mencapai puncak bersamaan dengan masa puncak musimhujan di daerah tersebut. Gajah jantan sering berperilaku mengamuk atau kegilaan yang sering

disebut musht dengan tanda adanya sekresi kelenjar temporal yang meleleh di pipi, antara mata

dan telinga, dengan warna hitam dan berbau merangsang. Perilaku ini terjadi 3-5 bulan sekali

selama 1-4 minggu. Perilaku ini sering dihubungkan dengan musim birahi, walaupun belum ada

 bukti penunjang yang kuat.

Perilaku individu

1. Makan

Gajah merupakan mamalia terrestrial yang aktif baik di siang maupun malam hari.

 Namun, sebagian besar dari mereka aktif dari 2 jam sebelum petang sampai 2 jam setelah fajar 

untuk mencari makan. Hal ini sependapat bahwa, gajah sering mencari makan sambil berjalan di

malam hari selama 16-18 jam setiap hari. la bukan satwa yang hemat terhadap pakan sehingga

cenderung meninggalkan banyak sisa makanan bila masih terdapat makanan yang lebih baik.

2. Minum

Pada waktu berendam di sungai, gajah minum dengan mulutnya. Sementara, pada waktu

di sungai yang dangkal atau di rawa gajah menghisap dengan belalainya. Gajah mampu

menghisap mencapai 9 liter air dalam satu kali isap.

Page 8: Tentang Orangutan

5/14/2018 Tentang Orangutan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tentang-orangutan 8/8

 

3. Berkubang

Gajah sering berkubang di lumpur pada waktu siang atau sore hari di saat sambil mencari

minum. Perilaku berkubang juga penting untuk melindungi kulit gajah dari gigitan serangga

ektoparasit, selain untuk mendinginkan tubuhnya.

4. Beristirahat

Gajah tidur dua kali sehari, yaitu pada tengah malam dan siang hari. Pada malam hari,

gajah sering tidur dengan merebahkan diri kesamping tubuhnya, memakai ³bantal´ terbuat dari

tumpukan rumput dan kalau sudah sangat lelah terdengar pula bunyi dengkur yang keras.

Sementara itu, pada siang hari gajah tidur sambil berdiri di bawah pohon yang rindang.

Perbedaan perilaku ini, mungkin berkaitan dengan kondisi keamanan lingkungan. Apabila

kondisinya kurang aman maka gajah akan memilih tidur sambil berdiri, untuk menyiapkan diri

 jika terjadi gangguan.

Reproduksi

Di dalam pemeliharaan, gajah dapat mencapai umur 70 tahun , dan selama hidupnya

gajah jantan tidak terikat pada satu ekor betina pasangannya. Gajah betina siap bereproduksi

setelah berumur 8-10 tahun, sementara gajah jantan setelah berumur 12-15 tahun. Gajah betina

mempunyai masa reproduksi 4 tahun sekali, lama kehamilan 19-21 bulan dan hanya melahirkan

1 ekor anak dengan berat badan lebih kurang 90 kg. Seekor anak gajah akan menyusu selama 2

tahun dan hidup dalam pengasuhan selama 3 tahun.