Upload
destini-puji-lestari
View
72
Download
14
Embed Size (px)
DESCRIPTION
TELAAH JURNAL
Citation preview
LAPORAN TELAAH JURNAL DALAM JOURNAL READING
“Pengaruh Terapi Oksigen Menggunakan Non-rebreathing Mask Terhadap
Tekanan Parsial CO2 Darah pada Pasien Cedera Kepala Sedang”
Disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik stase keperawatan gawat darurat
Dosen Pembimbing: Chandra Bagus R., M.Kep., Sp. KMB
Pembimbing Klinik: Sigit Sanyoto, S.Kep.
Disusun Oleh :
Destini Puji Lestari
22020111130032
JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
TELAAH ARTIKEL JURNAL DALAM JOURNAL READING
“PENGARUH TERAPI OKSIGEN MENGGUNAKAN NON-REBREATHING MASK
TERHADAP TEKANAN PARSIAL CO2 DARAH PADA PASIEN CEDERA KEPALA
SEDANG”
Tanggal: 11 Desember 2014
Nama Mahasiswa: Destini Puji Lestari
Metodologi Penelitian
Lokasi Penelitian:
IGD dan ruang HCU (High Care Unit) bedah
RS Dr. M. Djamil Padang
Karakteristik Responden:
Pasien cedera kepala Murni GCS 9-13
Jumlah responden: 16 pasien
Teknik sampling:
Non probability sampling dengan teknik
consecutive sampling (populasi penelitian tidak
bisa dihitung/infinite)
Variabel yang diukur/diteliti:
Terapi oksigen menggunakan Non-Rebreathing
Mask dan Tekanan Parsial CO2 dalam Darah
Prosedur tindakan:
1. Pasien yang datang dengan cedera
kepala diukur pH darah
2. Pasien cedera kepala diberikan terapi
oksigen menggunakan NRM selama 6
Infromasi Citasi
Pengarang: Hendrizal, Syaiful Saanin, Hafni
Bachtiar
Tahun: 2014
Judul Artikel: Pengaruh Terapi Oksigen
Menggunakan Non-Rebreathing Mask
Terhadap Tekanan Parsial CO2 Darah pada
Pasien Cedera Kepala Sedang
Penerbit/ Nama Jurnal: Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas/ Jurnal Kesehatan
Andalas
Volume: 3
Issue/No: 1
Halaman: 11-14
jam
3. pH darah pasien diukur kembali
Metode pengumpulan data:
Penelitian ini merupakan penelitian Clinical
Trial dengan rancangan penelitian one shoot
pretest and postest.
Realiabilitas dan Validitas Instrument yang
digunakan:
Tidak dicantumkan pada jurnal
Uji statistik yang digunakan:
Analisa statistik menggunakan Paired t test
dengan nilai signifikan (p < 0,05)
Latar Belakang
Kejadian cidera kepala semakin meningkat
setiap tahunnya. Data dari RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta tahun 1998 tercatat
penderita cedera kepala sebanyak 1091 orang
dengan cedera kepala berat sebanyak 137
orang. Cedera kepala menempati peringkat
tertinggi penderita yang dirawat di bagian
bedah saraf RS M. Djamil Padang. Angka
kematian mencapai lebih dari 10% dan tahun
2011 sebanyak 502 orang.
Pengelolaan cedera kepala adalah
mengoptimalkan pemulihan dari cidera kepala
primer dan mencegah cedera kepala sekunder
yang disebabkan oleh iskemi otak. Proteksi
otak adalah serangkaian tindakan yang
Hasil Penelitian/Studi
Dari hasil penelitian terhadap 16 sampel pasien
cedera kepala sedang dari bulan Desember 2012
sampai Januari 2013 yang masuk IGD RS. Dr.
M. Djamil Padang didapatkan nilai rata-rata
pCO2 sebelum dan sesudah terapi oksigen
menggunakan non-rebreathing mask masing-
masing 32.06 ± 6.35 dan 39.00 ± 3.74. Nilai pH
darah setelah pemberian terapi ini 75% pada
nilai normal.
Dari 16 pasien pCO2 darah sebelum
penggunaan terapi oksigen menggunakan NRM
semuanya dalam batas normal (100%). Setelah
penggunaan terapi oksigenmenggunakan NRM
sebagian besar pCO2 menjadi rendah dengan
presentase 81.25%.
dilakukan untuk mencegah atau mengurangi
kerusakan sel-sel otak yang diakibatkan oleh
keadaan iskemia. Perubahan PaCO2 pada
penderita cedera kranioserebral berat sangat
bervariasi. Namun pada intinya PaCO2 arteri
harus dijaga dalam ambang batas normal.
Apabila PaCO2 meningkat, akan terjadi
vasodilatasi pembuluh darah otak yang
menyebabkan peningkatan laju aliran darah ke
otak, dan akhirnya akan terjadi peningkatan
tekanan intrakranial. Peningkatan tekanan
intrakranial ini dengan berbagai implikasi
merupakan faktor yang harus dicegah
dikarenakanakan memperburuk hasil keluaran
yang ada. Sementara, apabila kadar PaCO2
aretri turun terlalu rendah, melalui mekanisme
vasokontriksi akan menyebabkan spasme pada
pembuluh darah otak serta mengancam
terjadinya iskemik.
Menurut teori tekanan gas campuran Dalton
mengatakan bahwa jika salah satu tekanan gas
dalam campuran gas bertambah maka tekanan
parsial gas lain akan menurun. Pada pasien
cedera kepala perlu menjaga kestabilan PaO2
dengan terapi oksigen dan mencegah
terjadinya peningkatan PaCO2, diantaranya
menggunakan NRM (Non Rebreathing Mask).
Tujuan Penelitian/Studi
Mengetahui pengaruh terapi oksigen dengan
Non Rebreathing Mask terhadap perubahan
PaCO2 pada pasien cedera kepala
Implikasi Hasil Penelitian
Implikasi hasil penelitian ini adalah
diterapkannya pemberian terapi oksigen Non-
Rebreathing Mask untuk menurunkan PaCO2
dan meningkatkan PaO2 dalam darah sehingga
bisa mencegah peningkatan tekanan intrakranial
pada pasien cedera kepala
Terapi oksigen menggunakan masker Non
Rebreathing mengalirkan oksigen hinggan 8-10
liter/menit. Udara yang dihembuskan diarahkan
melalui katup satu arah di masker, yang
mencegah menghirup udara ruangan dan
kembali menghirup udara yang dihembuskan.
Katup bersama dengan segel yang cukup di
sekitar hidung pasien dan mulut,
memungkinkan untuk administrasi konsetrasi
tinggi oksigen, sekitar 60%-80% O2.
Dalam jurnal menjelaskan tentang teori John
Dalton yaitu jika salah satu tekanan gas dalam
campuran gas bertambah maka tekanan parsial
lain akan turun. Masker non-rebreathing yang
dapat mengalirkan oksigen lebih besar yaitu 8-
10 liter/menit akan menambah konsentrasi O2
dalam darah sehingga paO2 akan meningkat
dan konsentrasi paCO2 akan turun. Peningkatan
konsentrasi PaO2 harus tetap berada dalam
ambang batas normal karena kadar PaO2 yang
terlalu tinggi akan mengakibatkan vasokontriksi
pembuluh darah yang bisa menyebabkan
iskemik. Sedangkan paO2 yang terlalu rendah
akan mengakibatkan hipoksia sehingga
pembuluh darah mengalami vasodilatasi dan
laju darah ke otak akan meningkat sehingga
tekanan intrakranial akan meningkat. Hal
tersebut juga akan terjadi pada konsentrasi
PaCO2 dalam darah. Jika PaCO2 meningkat
maka akan terjadi vasodilatasi pembuluh darah
dan jika PaCO2 menurun maka akan terjadi
vasokontriksi pembuluh darah.
Di beberapa kepustakaan disebutkan bahwa
sebaiknya kita menjaga PaO2 minimal 100
mmHg, bahkan ada penulis yang memberikan
nilai yang lebih tinggi yaitu berkisar antara 140-
160 mmHg. Pemberian oksigen bisa
menggunakan nasal canula, oksigen mask atau
dengan oksigen hiperbarik chamber.
Pertanyaan Penelitian
Apakah terapi oksigen dengan Non
Rebreathing Mask berpengaruh terhadap
perubahan PaCO2 pada pasien cedera kepala?
Kekuatan Penelitian/Studi
Penelitian mengenai penggunaan terapi oksigen
bermanfaat bagi penatalaksanaan pasien gawat
darurat karena pasien dengan keadaan gawat
darurat seperti cedera kepala sedang/berat
membutuhkan terapi oksigen untuk mencegah
dan memperbaiki hipoksia jaringan. Dari
penelitian ini dapat diketahui jika penggunaan
masker non-rebreathing mask dapat
menurunkan tekanan parsial CO2 dalam darah.
Hasil penelitian dapat dijadikan pedoman untuk
memberikan terapi pada pasien gawat darurat,
khususnya pasien dengan cedera kepala.
Desain penelitan/studi
Desain penelitian menggunakan Clinical Trial
Keterbatasan Penelitian/Studi
a. Dalam jurnal tidak dijelaskan secara
rinci kriteria inklusi dan eksklusi subjek
penelitian
b. Dalam jurnal tidak dicantumkan secara
detail tingginya aliran oksigen yang
digunakan untuk terapi
c. Dalam jurnal tidak dicantumkan hasil
AGD untuk konsesntrasi PaO2 darah
sehingga tidak bisa mengetahui
konsentrasi PaO2 setelah diberikan
terapi oksigen dengan non-rebreathing
mask
Kesimpulan
1. Nilai pH darah setelah terapi oksigen menggunakan Non-rebreathing mask sebagian
besar dalam batas normal
2. Nilai pCO2 darah setelah terapi oksigen menggunakan Non-Rebreathing mask sebagian
besar dibawah normal (rendah < 35)
3. Terjadi penurunan pCO2 darah pada terapi oksigen menggunakan Non-rebreathing mask.
Pada pasien cedera kepala yang menggunakan terapi Non-Rebreathing Mask perlu monitoring
gas darah pada fase akut untuk memantau kestabilan gas darah arteri dalam tubuh.
Daftar Pustaka
Muttaqin, Arif. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
Arifin, MZ. 2008. Korelasi Antara Kadar Oxygen Delivery dengan Length of Stay pada Pasien
Cidera Kepala Sedang. Pustaka Unpad
Safrizal, dkk. 2013. Hubungan Nilai Oxygen Delivery dengan Outcome Rawatan Pasien Cedera
Kepala Sedang. Jurnal Kesehatan Andalas: 2 (1)