Upload
others
View
78
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X
SMK NEGERI 1 TALANGPADANG
DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI MATERI AJAR DI SMK
(Skripsi)
Oleh
FENTY TRYANA SARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2020
Fenty Tryana Sari
ABSTRAK
TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMK NEGERI 1
TALANGPADANG DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI
MATERI AJAR DI SMK
Oleh
FENTY TRYANA SARI
Masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana struktur dan penggunaan kaidah
kebahasaan teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMK Negeri 1 Talangpadang
dan pemanfaatnnya sebagai materi ajar di SMK. Adapun, tujuan penelitian ini ialah
mendeskripsikan struktur dan penggunaan kaidah kebahasaan teks laporan hasil
observasi siswa kelas X SMK Negeri 1 Talangpadang dan pemanfaatannya teks
laporan hasil observasi siswa sebagai materi ajar di SMK.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data
dalam penelitian ini ialah teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMK Negeri 1
Talangpadang tahun ajaran 2019/2020. Data yang dianalisis berupa struktur dan
penggunaan kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMK
Negeri 1 Talangpadang dan pemanfaatan hasil temuan sebagai materi ajar di SMK.
Fenty Tryana Sari
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan teknik
analisis data menggunakan teknik teks.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur teks laporan hasil observasi siswa kelas
X SMK Negeri 1 Talangpadang, yaitu deskripsi umum, deskripsi per bagian, dan
deskripsi manfaat. Adapun kaidah kebahasaannya banyak menggunakan nomina,
adjektiva, verba material, melesapkan kata yang mengatasnamakan penulis (bersifat
impersonal), kopula, dan tidak menggunakan kata-kata teknis (istilah ilmiah).
Struktur dan kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi ini dimanfaatkan sebagai
materi ajar pembelajaran bahasa Indonesia kelas X Kompetensi Dasar 3.2
Menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari minimal dua teks laporan hasil observasi
Kurikulum 2013 edisi revisi 2017.
Kata Kunci : struktur teks laporan hasil observasi, kaidah teks laporan hasil
observasi, materi ajar
TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X
SMK NEGERI 1 TALANGPADANG
DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI MATERI AJAR DI SMK
Oleh
FENTY TRYANA SARI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2020
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak kedua dari pasangan Suyoto dan
Sutiyem, yang lahir pada 31 Januari 1997 di Pringsewu. Penulis
menempuh pendidikan di SD Negeri 1 Pringsewu Selatan lulus
pada tahun 2009, SMP Negeri 3 Pringsewu lulus pada tahun 2012,
dan SMK Muhammadiyah 1 Pringsewu lulus pada tahun 2015.
Tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Lampung, Fakultas
keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia melalui jalur seleksi bersama masuk
perguruan tinggi negeri (SBMPTN). Pada Juli sampai Agustus 2018, penulis
menyelesaikan Praktik Profesi Kependidikan (PPK) di SMA Muhammadiyah 1
Pekalongan dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Pekalongan, Lampung Timur.
viii
MOTO
Hadist yang diriwayatkan Tirmidzi
عجري بي ي ىتح ل ي ىوهي ىح لي عري ىح ني
“Barang siapa yang keluar rumah untuk mencari ilmu
maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang.”
(Hadis Riwayat Tirmidzi)
ix
PERSEMBAHAN
Puji syukur atas limpahan rahmat dan pertolongan Allah swt., karya sederhana ini
penulis persembahkan kepada orang-orang terkasih.
1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Suyoto dan Ibu Sutiyem yang selalu
memberikan doa terbaik, kasih sayang, dan pengorbanan untuk penulis.
Semoga Allah swt. melimpahkan kebahagiaan, kesehatan, serta rahmat dunia
akhirat bagi keduanya.
2. Kakakku Ferli Hermawan dan sang istri Nur Asiah yang telah memberi doa,
semangat, dan nasihat dalam menyelesaikan karya tulis ini.
3. Kemenakanku, Rafisqy Fesiano yang menjadi sumber tawa bagi keluarga.
4. Almamater tercinta Universitas Lampung.
x
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah swt.
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah swt. atas limpahan rahmat dan
pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi Teks Laporan Hasil Observasi
Siswa Kelas X dan Pemanfaatannya sebagai Materi Ajar di SMK.
Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak.
Pada lembar ini, penulis sampaikan terima kasih kepada
1. Dr. Sumarti, S. Pd., M. Hum. selaku pembimbing akademik dan pembimbing
I yang selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini;
2. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M. Pd. selaku pembimbing II yang tidak
pernah lelah dalam memberi bimbingan dan arahan bagi penulis;
3. Drs. Ali Mustofa, M. Pd. selaku dosen pembahas yang telah memberikan
nasihat dan saran-saran perbaikan bagi penulis;
4. Dr. Munaris, M. Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung;
5. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni FKIP Universitas Lampung;
xi
6. Prof. Dr. Patuan Raja, M. Pd. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
7. Bapak/Ibu dosen dan Staf Administrasi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,
Universitas Lampung;
8. Dra. Sri Purwatiningsih, S. Pd., selaku Kepala SMK Negeri 1 Talangpadang
yang telah mengizinkan penulis sehingga penelitian dapat terlaksana dengan
baik. Semoga kebaikan selalu bersama Ibu;
9. Fatonah, S. Pd, Oni Pitriani, S. Pd, dan Asih, S. Pd., yang telah membantu dan
memberi arahan pada penulis selama penelitian berlangsung;
10. Kelas X AK 1, teman-teman baru bagi penulis, semoga apa yang dicita-
citakan dapat tercapai;
11. Bapak Ibu tercinta, Bapak Suyoto dan Ibu Sutiyem yang telah mencurahkan
doa terbaik, kasih sayang, dan pengorbanan untuk penulis;
12. Kakak dan kemenakanku, Ferli Hermawan, S. Pd., Nur Asiah, S. Pd., dan
Rafisqy Fesiano yang telah memberikan semangat, nasihat, dan hiburan;
13. Angkatan Keren dan Kelas Keren Batrasia 2015 Ica Niati, Aulia Nurul Fauzi,
Astrida Damayanti, Yuliyana Susanti, Yuni Marlina, Inna Nurhasanah,
Anania Eviyana Luxerima Sitohang, Okyana Giti Ananti, dan Ambar Ayu
Setyorani.
14. teman jurusan sekaligus teman KKN Khusnul Khotimah Nabilah, S. Pd. dan
perempuan-perempuan eks Kosan Salsabila Nurul Sarwinda, Eka
Fitrianingsih, Aprilia Almatin, dan Ery terima kasih untuk dukungan dan
motivasi yang diberikan;
xii
15. Kakak tingkatku Mediati Firdausa, S. Pd., yang selalu memberi motivasi dan
arahan;
16. Tim Umbrella Research Ica Niati, Rischa Dewi, dan Kun Hanifah;
17. semua pihak yang membantu menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung
maupun tidak langsung semoga Allah swt. membalas dengan kebaikan.
Semoga kebaikan dan ketulusan Bapak, Ibu, serta rekan-rekan mendapat balasan
kebaikan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Bandarlampung, 20 Januari 2020
Fenty Tryana Sari
NPM 1513041064
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
HALAMAN JUDUL DALAM ............................................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. v
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ vii
MOTO ................................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................. ix
SANWACANA ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xvii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 7
II. LANDASAN TEORI
2.1 Teks Laporan Hasil Observasi ..................................................................... 9
2.1.1 Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi ....................................... 11
2.1.2 Ciri-Ciri Teks Laporan Hasil Observasi ........................................... 11
2.1.3 Fungsi Teks Laporan Hasil Observasi ............................................. 11
2.1.4 Struktur Teks Laporan Hasil Observasi ........................................... 12
2.1.5 Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi ........................ 13
2.1.6 Contoh Teks Laporan Hasil Observasi ............................................. 23
2.2 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK Kelas X ..................................... 24
2.2.1 Kurikulum 2013 ............................................................................... 24
2.2.2 Desain Pembelajaran ........................................................................ 25
A. Silabus ........................................................................................ 25
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................... 25
2.2.3 Model Pembelajaran Berbasis Teks ................................................. 26
2.2.4 Teks Laporan Hasil Observasi dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia .............................................................................. 28
xiv
2.2.5 Materi Ajar ....................................................................................... 29
A. Pengertian Materi Ajar ............................................................... 29
B. Jenis-jenis Materi Ajar ................................................................ 30
C. Sumber Materi Ajar .................................................................... 33
D. Kriteria Pemilihan Materi Pembelajaran .................................... 35
E. Pengemasan Materi Pelajaran ..................................................... 37
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ...................................................................................... 43
3.2 Data dan Sumber Data ............................................................................... 44
3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 44
3.4 Teknik Analisis Data ................................................................................. 45
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 49
4.2 Pembahasan ............................................................................................... 52
4.2.1 Struktur Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X
SMK Negeri 1Talangpadang........................................................... 53
A. Definisi Umum ......................................................................... 53
B. Deskripsi per Bagian ................................................................. 59
C. Deskripsi Manfaat ..................................................................... 66
4.2.2 Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
Siswa Kelas X SMK Negeri 1Talangpadang .................................. 71
A. Banyak Menggunakan Nomina ................................................ 72
B. Verba Material .......................................................................... 78
C. Banyak Menggunakan Kopula ................................................. 84
D. Kata yang Menyatakan Pengelompokan, Perbedaan, dan
Persamaan ................................................................................. 91
E. Manyak Menggunakan Adjektiva ............................................. 91
F. Kata-kata Teknis ....................................................................... 98
G. Melasapkan Kata yang Mengatasnamakan Penulis .................. 98
4.2.3 Pemanfaatan Hasil Penelitian Materi Ajar Teks Laporan
Hasil Observasi di SMK Kelas X ................................................. 107
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ................................................................................................... 126
5.2 Saran ......................................................................................................... 128
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 129
LAMPIRAN ....................................................................................................... 131
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Instrumen Teks Laporan Hasil Observasi ................................................. 46
3.2 Struktur Materi Ajar .................................................................................. 48
4.1 Judul-judul Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X
SMK Negeri 1 Talangpadang.................................................................... 49
4.2 Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil
Observasi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Talangpadang .......................... 51
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Korpus Data Penelitian Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Talangpadang ................................................ 132
2. Korpus Data Penelitian Kaidah Kebahasaan Teks Laporan
Hasil Observasi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Talangpadang ...................... 164
3. Siswa-siswa Kelas X Akuntansi I sedang Menulis Teks Laporan
Hasil Observasi ............................................................................................... 275
4. Surat Penelitian ............................................................................................... 276
5. Materi Ajar Teks Laporan Hasil Observasi Siswa di SMK ........................... 279
6. Teks Laporan Hasil Observasi Siswa di SMK Negeri 1
Talangpadang ................................................................................................. 300
xiv
DAFTAR SINGKATAN
1. TLHO : Teks Laporan Hasil Observasi
2. STR : Struktur
3. KK : Kaidah Kebahasaan
4. BWM : Bendungan Way Merabung
5. BBT : Bendungan Batu Tegi
6. BBT2 : Bendungan Batu Tegi 2
7. BBT3 : Bendungan Batu Tegi 3
8. WBBT : Wisata Bendungan Batu Tegi
9. PM : Pantai Marang
10. TWMI : Taman Wisata Muara
11. BTS : Bangtan Boys (BTS)
12. BTS2 : Bangtan Sonyondan (BTS)
13. GS : Gerojokan Sewu
14. MAB : Masjid Agung Banten
15. RP : Reog Ponorogo
16. RP2 : Reog Ponorogo 2
17. MBL : Museum Bandar Lampung
18. LH : Lembah Hijau
19. LH2 : Lembah Hijau
20. PWB : Pemandian Way Bekhak
21. AAL : Arak-arakan Adat Lampung
22. BT : Batu Tulis
23. Pt. : Peta
24. RL : Radar Lampung
25. TS : Tari Sembah
26. SBI : Sinkey / Bukit Idaman
27. PSR : Pantai Sari Ringgung
28. SMKN1TP : SMK Negeri 1 Talangpadang
29. SMK : Sekolah Menengah Kejuruan
30. TPM : Tumbuhan Putri Malu
31. BTF : Butterfly
32. RSP : Rara Seorang Penyanyi
33. AP : Ayahku Pahlawanku
1
I. PENDAHULUAN
Pada bab ini disajikan hal-hal meliputi latar belakang penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup pada penelitian
Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Talangpadang dan
Pemanfaatannya sebagai Materi Ajar di SMK.
1.1 Latar Belakang
Teks merupakan jalan menuju pemahaman tentang bahasa. Oleh sebab itu, teks
merupakan bahasa yang berfungsi atau bahasa yang sedang melaksanakan tugas
tertentu dalam konteks situasi. Semua contoh bahasa hidup yang mengambil
bagian tertentu dalam konteks situasi disebut teks. Dengan demikian, Halliday
dan Ruqaiyah menganggap teks merupakan ungkapan pernyataan suatu kegiatan
sosial yang bersifat verbal (dalam Mahsun, 2014: 1).
Teks adalah satuan bahasa yang digunakan sebagai ungkapan suatu kegiatan
sosial baik secara lisan maupun tertulis dengan struktur berpikir yang lengkap.
Definisi tersebut menuntun pada pencirian teks yang wujudnya dapat berupa
bahasa yang dituturkan atau dituliskan, atau juga bentuk-bentuk sarana lain yang
digunakan untuk menyatakan apa saja yang dipikirkan. Selain itu, karena teks
digunakan untuk pernyataan suatu kegiatan sosial dengan struktur berpikir yang
2
lengkap sehingga setiap teks memiliki struktur sendiri. Sementara itu, tujuan
sosial yang hendak dicapai manusia dalam kehidupan itu beragam sehingga akan
muncul beragam jenis teks dan tentunya dengan struktur berpikir yang beragam
pula (Mahsun, 2014, 1).
Berbicara tentang teks tidak dapat dilepaskan dari pembicaraa tentang genre dan
register, karena kedua hal itu memiliki relasi hierarkis dengan teks itu sendiri.
Genre merujuk pada nilai-nilai atau norma kultural yang direalisasikan dalam
suatu proses sosial. Dengan demikian, genre dapat didefinisikan sebagai jenis teks
yang berfungsi menjadi rujukan agar suatu teks dapat dibuat lebih efektif, baik
dari ketepatan tujuannya (tujuan sosial), maupun ketepatan pemilihan dan
penyusunan elemen teks, dan ketepatan dalam penggunaan unsur bahasanya
(Mahsun, 2014: 3).
Pembicaraan lain yang tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan genre adalah
register. Hal-hal yang dibicarakan dalam register menyangkut pesan apa yang
akan disampaikan (medan/field), kepada siaapa pesan itu ditujukan (pelibat/tenor),
dan dalam format bahasa yang bagaimanakah pesan itu disampaikan
(sarana/mode) (Mahsun, 2014: 3). Melalui register dapat ditentukan format
informasinya disampaikan dalam genre tanggapan, faktual, atau lain-lain. Salah
satu jenis teks faktual adalah teks laporan hasil observasi.
Teks laporan hasil observasi adalah teks yang mengemukakan fakta-fakta yang
diperoleh melalui pengamatan. Teks tersebut bertujuan memaparkan informasi
atau fakta-fakta mengenai suatu objek tetentu. Objek yang dimaksud ialah
keadaan alam, perilaku sosial, kondisi budaya, benda, dan sejenisnya (Kosasih,
3
2017: 43). Dengan kata lain, teks laporan hasil observasi adalah teks yang berisi
gambaran umum berdasarkan hasil dari mengamati suatu objek. Objek tersebut
disusun secara sistematis dan logis berdasarkan fakta-fakta tertentu.Wujud
teksnya dapat berupa artikel, makalah, ataupun laporan penelitian. Teks laporan
hasil observasi mengandung pemahaman menghasilkan tulisan berupa teks yang
menghadirkan informasi tentang suatu hal secara apa adanya, yang merupakan
hasil observasi dan analisis secara sistematis, yang biasanya berisi fakta-fakta
yang bisa dibuktikan secara ilmiah dan bersifat umum (Kemendikbud, 2017: 6).
Teks laporan hasil observasi dipilih karena teks ini merupakan teks baru dalam
Kurikulum 2013. Dalam pembelajaran dan kehidupan sehari-hari siswa sudah
menggunakan teks laporan hasil observasi, misalnya dalam menulis praktikum.
Namun, siswa tidak menyadari bahwa teks tersebut adalah teks laporan hasil
observasi. Selain itu, teks laporan hasil observasi dipelajari pada dua jenjang
pendidikan yang berbeda, yaitu kelas VII SMP dan kelas X SMA/SMK. Hal ini
membuktikan bahwa teks laporan hasil observasi penting untuk diteliti.
Bahan atau materi pelajaran (learning materials) adalah segala sesuatu yang
menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi
dasar dalam rangka mencapai standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam
satuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2008: 140). Dalam Permendikbud Tahun
2016 materi pelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi. Materi pelajaran disajikan guru untuk diolah dan kemudian dipahami
oleh siswa, dalam rangka mencapai tujuan-tujuan intruksional yang telah
4
ditetapkan (Ibrahim dan Syaodih, 2012: 100). Bahan ajar merupakan seperangkat
materi pembelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang harus dikuasai siswa dan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran (Prastowo, 2014: 17).
Hasil pengamatan dan wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas X SMK
Negeri 1 Talangpadang, diperoleh informasi bahwa mereka tidak pernah membuat
materi ajar teks laporan hasil observasi. Pembelajaran bahasa Indonesia dengan
topik teks laporan hasil observasi hanya menggunakan buku teks Kemendikbud.
Dengan demikian, siswa tidak memperoleh wawasan atau contoh teks laporan
hasil observasi yang beragam. Sementara itu, peranan materi ajar sangat penting
dalam pembelajaran, maka perlu disusun materi ajar yang dapat memperluas
pengetahuan dan pemahaman siswa. Materi ajar yang disusun secara mandiri akan
memberikan efek variasi dan tidak monoton bagi siswa.
Kajian tentang teks laporan hasil observasi sudah banyak dilakukan, di antaranya
oleh Dini, Triana, dan Anlisia, (2015), (2017), (2017). Dini mengkaji kemampuan
menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas VII SMP; Triana mengkaji teks
laporan hasil observasi dari segi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian yang
dilakukan guru pada proses pembalajaran; dan Anlisia mengkaji teks laporan hasil
observasi dari segi rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian
pembelajaran, dan peningkatan pembelajaran melalui medel problem based
learning materi menulis teks laporan hasil observasi pada siswa kelas VII.
5
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini mengkaji struktur dan
kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi siswa kelas X. Penelitian jenis ini
belum pernah dilakukan karena tulisan siswa belum sempurna dan masih terdapat
banyak kesalahan. Dengan meneliti teks yang ditulis siswa, akan menghasilkan
teks yang kualitasnya beragam. Ada teks yang sudah baik dan yang belum baik.
Jika dilihat segi kebahasaan, teks siswa dapat dikategorikan layak dan belum
layak. Melalui materi ajar yang akan dibuat, siswa dapat belajar dari kesalahan
yang dilakukan oleh siswa-siswa pada jenjang yang sedang mereka tempuh.
Selain itu, siswa dapat mengetahui contoh-contoh tulisan yang benar dan yang
salah. Penelitian ini penting dilakukan karena untuk membuat teks yang benar,
siswa perlu belajar menganalisis teks yang salah. Struktur dan kaidah kebahasaan
teks laporan hasil observasi siswa ini kemudian dimanfaatkan sebagai materi ajar
kelas X Kompetensi Dasar 3.2 Menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari
minimal dua teks laporan hasil observasi Kurikulum 2013 edisi revisi 2017.
Berdasarkan uraian di atas, teks laporan hasil observasi siswa kelas X dan
pemanfaatannya sebagai materi ajar di SMK merupakan kajian yang menarik
untuk diteliti karena teks laporan hasil observasi merupakan teks pertama yang
dipelajari siswa sekolah menengah atas dan di dalam teks laporan hasil observasi
memuat fakta yang dapat menambah informasi dan wawasan pembaca. Materi
ajar merupakan sarana atau instrumen penting bagi keberhasilan pembelajaran di
sekolah. Peneliti akan membuat bahan ajar cetak yang hanya berisi materi ajar
untuk pembelajaran teks laporan hasil observasi di SMK kelas X.
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, rumusan masalah dari
penelitian ini sebagai berikut.
a) Bagaimanakah struktur teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMK
Negeri 1 Talangpadang?
b) Bagaimanakah kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi siswa kelas X
SMK Negeri 1 Talangpadang?
c) Bagaimanakah pemanfaatan teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMK
Negeri 1 Talangpadang sebagai materi ajar di SMK?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai
berikut.
a) Mendeskripsikan struktur teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMK
Negeri 1 Talangpadang.
b) Mendeskripsikan kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi siswa kelas
X SMK Negeri 1 Talangpadang.
c) Mendeskripsikan pemanfaatan teks laporan hasil observasi siswa kelas X
SMK Negeri 1 Talangpadang sebagai materi ajar di SMK.
7
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan
praktis.
a) Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah kajian teks laporan
hasil obsevasi, khususnya struktur dan kaidah kebahasaan teks laporan hasil
observasi dan pemanfaatannya sebagai materi ajar di SMK kelas X.
b) Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini sebagai berikut.
(1) Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam
pembelajaran teks laporan hasil observasi kelas X di sekolah menengah
atas.
(2) Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk
penelitian selanjutnya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini, meliputi sumber data dan data penelitian.
Sumber data dalam penelitian ini ialah teks laporan hasil observasi siswa kelas X
Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Talangpadang. Data dalam penelitian ini ialah struktur
dan kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi dari teks yang berjumlah 30.
Data yang didapat dianalisis struktur teks laporan hasil observasi, yaitu definisi
umum, deskripsi per bagian, dan deskripsi manfaat, sedangkan kaidah kebahasaan
teks laporan hasil observasi yaitu, banyak menggunakan nomina dan frasa
8
nomina; kata kerja material; kopula; kata yang menyatakan pengelompokan,
perbedaan, dan persamaan; adjektiva dan frasa adjektiva; kata-kata teknis (istilah
ilmiah); dan melesapkan kata yang mengatasnamakan penulis (bersifat
impersonal). Hasil analisis tersebut dimanfaatkan sebagai materi ajar teks laporan
hasil observasi di SMK.
9
II. LANDASAN TEORI
Pada bab ini disajikan hal-hal yang meliputi teks laporan hasil observasi,
pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Kelas X, dan materi ajar pada penelitian
Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Talangpadang dan
Pemanfaatannya sebagai Materi Ajar di SMK.
2.1 Teks Laporan Hasil Observasi
Teks merupakan jalan menuju pemahaman tentang bahasa. Oleh sebab itu, teks
merupakan bahasa yang berfungsi atau bahasa yang sedang melaksanakan tugas
tertentu dalam konteks situasi. Semua contoh bahasa hidup yang mengambil
bagian tertentu dalam konteks situasi disebut teks. Dengan demikian, Halliday dan
Ruqaiyah menganggap teks merupakan ungkapan pernyataan suatu kegiatan sosial
yang bersifat verbal (dalam Mahsun, 2014: 1).
Teks adalah satuan bahasa yang digunakan sebagai ungkapan suatu kegiatan
sosial baik secara lisan maupun tertulis dengan struktur berpikir yang lengkap.
Definisi tersebut menuntun pada pencirian teks yang wujudnya dapat berupa
bahasa yang dituturkan atau dituliskan, atau juga bentuk-bentuk sarana lain yang
digunakan untuk menyatakan apa saja yang dipikirkan. Selain itu, karena teks
10
digunakan untuk pernyataan suatu kegiatan sosial dengan struktur berpikir yang
lengkap, maka setiap teks memiliki struktur sendiri. Sementara itu, tujuan sosial
yang hendak dicapai manusia dalam kehidupan itu beragam, maka akan muncul
beragam jenis teks dan tentunya dengan struktur berpikir yang beragam pula
(Mahsun, 2014, 1).
Berbicara tentang teks tidak dapat dilepaskan dari pembicaraa tentang genre dan
register, karena kedua hal itu memiliki relasi hierarkis dengan teks itu sendiri.
Genre merujuk pada nilai-nilai atau norma kultural yang direalisasikan dalam
suatu proses sosial. Dengan demikian, genre dapat didefinisikan sebagai jenis teks
yang berfungsi menjadi rujukan agar suatu teks dapat dibuat lebih efektif, baik
dari ketepatan tujuannya (tujuan sosial), maupun ketepatan pemilihan dan
penyusunan elemen teks, dan ketepatan dalam penggunaan unsur bahasanya
(Mahsun, 2014: 3).
Pembicaraan lain yang tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan genre adalah
register. Hal-hal yang dibicarakan dalam register menyangkut pesan apa yang
akan disampaikan (medan/field), kepada siaapa pesan itu ditujukan (pelibat/tenor),
dan dalam format bahasa yang bagaimanakah pesan itu disampaikan
(sarana/mode) (Mahsun, 2014: 3). Melalui register dapat ditentukan format
informasinya disampaikan dalam genre tanggapan, faktual, atau lain-lain. Salah
satu jenis teks faktual adalah teks laporan hasil observasi.
11
2.1.1 Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi
Kosasih (2017: 43) mengungkapkan bahwa teks laporan hasil observasi adalah
teks yang mengemukakan fakta-fakta yang diperoleh melalui pengamatan. Teks
tersebut bertujuan mempaparkan informasi atau fakta-fakta mengenai suatu objek
tetentu. Objek yang dimaksud ialah keadaan alam, perilaku sosial, kondisi budaya,
benda, dan sejenisnya. Dengan teks ini, pembaca memperoleh sejumlah
pengetahuan ataupun wawasan bukan imajinasi. Dengan kata lain, teks laporan
hasil observasi adalah teks yang berisi gambaran umum berdasarkan hasil dari
mengamati suatu objek.
2.1.2 Ciri-ciri Teks Laporan Hasil Observasi
Menurut Kosasih (2017: 44) laporan hasil observasi memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.
a. Menyajikan fakta-fakta tentang keadaan peristiwa, tempat, benda, atau orang.
b. Menambah pengetahuan dan wawasan kepada pembacanya.
2.1.3 Fungsi Teks Laporan Hasil Observasi
Teks laporan hasil observasi tergolong dalam jenis teks faktual.Teks tersebut
bertujuan pemaparkan informasi atau fakta-fakta mengenai suatu objek tertentu.
Objek yang dimaksud ialah keadaan alam, perilaku sosial, kondisi budaya, dan
sejenisnya. Cara pengumpulan faktanya dapat dilakukan dengan pengamatan
biasa, wawancara, ataupun penelitian lapangan dan laboratorium secara intensif.
Dengan cara tersebut suatu objek dapat digambarkan dengan kata secara jelas.
Dengan demikian pembaca dapat memperoleh gambaran umum tentang suatu
12
objek, baik berupa suasana alam, pelaksanaan suatu kegiatan, keberadaan
organisasi, ataupunn yang lainnya. Wujud teksnya dapat berupa artikel, makalah
ataupun laporan penelitian (Kosasih, 2017: 44).
2.1.4 Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
Struktur laporan hasil observasi dapat disajikan secara populer dan ilmiah. Kedua
bentuk laporan tersebut kelengkapan bagian yang berbada. Laporan populer
memiliki bagian-bagian yang lebih fleksibel, tetapi bagiannya tidak lengkap. Hal
itu sebagaimana yang tampak pada artikel dalam surat kabar atau majalah.
Sementara itu, laporan ilmiah memiliki bagian lebih lengkap dan sistematika yang
teratur.
Menurut Kosasih (2017: 47) teks laporan hasil observasi sebagai suatu teks pada
umumnya, terlepas bentuknya berupa makalah atau artikel populer, dibentuk oleh
bagian-bagian berikut.
a. Definisi umum, menjelaskan objek yang diobservasi, baik itu tentang
karakteristik, keberadaan, kebiasaan, pengelompokan, dan berbagai aspek
lainnya. Contoh:
Makhluk di muka bumi ini dapat dikelompokkan atas persamaan dan
perbedaannya, baik itu berdasarkan kehidupannya, kebiasaan, dan
karakteristik umum lainnya.
b. Deskripsi per bagian, menjelaskan aspek-aspek tertentu dari objek yang
diobservasi. Contoh:
Semua makhluk di dunia ini dapat diklasifikasikan enjadi dua
kelompok, yaitu benda hidup dan benda mati. Yang pertama sering
disebut makhluk hidup dan yang kedua disebut benda mati. Benda
hidup mempunyai ciri-ciri umum, seperti bergerak, bernapas, tumbuh,
dan mempunyai keturunan. Benda hidup juga membutuhkan makanan.
13
Benda mati dibedakan dari benda hidup karena benda mati tidak
mempunyai ciri-ciri umum tersebut. Kera, tumbuh-tumbuhan, ikan,
dan bunga adalah contoh benda hidup. Sementara itu, kaca, air,
plastik, baja, dan oksigen adalah contoh benda mati.
c. Deskripsi manfaat, menjelaskan kegunaan dari paparan tema yang dinyatakan
sebelumnya. Contoh:
Dengan adanya pengelompokan tersebut, dapat diambil pengetahuan
bahwa manusia menjadi mudah dalam mempelajari makhluk-makhluk
itu, termasuk memanfaatkannya.
2.1.5 Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
Laporan observasi yang bersifat populer tampak pada kata-katanya yang subjektif,
banyak kata konotatif di dalamnya. Adapun laporan observasi yang bersifat ilmiah
tampak pada kata-katanya yang lugas dan baku. Laporan ilmiah mengutamakan
kejelasan dan keakuratan fakta oleh karena itu, laporan obsevasi dilengkapi
dengan gambar-gambar grafis, seperti tabel, grafik, dan bagan. Adapun kaidah
teks laporan hasil observasi berdasarkan kebahasaaannya ialah sebagai berikut.
A. Banyak Menggunakan Nomina
Banyak menggunakan nomina atau peristiwa umum sebagai objek utama
pemaparannya. Benda-benda yang dimaksud bisa berupa gunung, sungai, keadaan
penduduk, peristiwa banjir, bencana alam, dan peristiwa budaya (Kosasih, 2017:
49). Nomina dapat dilihat dari tiga segi, yakni segi semanyis, segi sintaksis, dan
segi bentuk. Segi semantis mengatakan bahwa nomina adalah kata yang mengacu
pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Kata guru, kucing,
meja, dan kebangsaan adalah nomina. Nomina tidak dapat diingkarkan dengan
14
kata tidak, melainkan kata pengingkarnya ialah bukan (Alwi, dkk., 2003: 213).
Dari segi sintaksisnya, nomina mempunyai ciri-ciri tertentu.
(1) Dalam kalimat yang predikatnya verba, nomina cenderung menduduki fungsi
subjek, objek, dan pelengkap. Kata pekerjaan dalam kalimat Ayah
mencarikan saya pekerjaan adalah nomina.
(2) Nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata pengingkarnya ialah
bukan. Contoh bentuk ingkar dari kalimat Ibu saya guru adalah Ibu saya
bukan guru. Tidak boleh Ibu saya tidak guru karena kata guru adalah nomina.
(3) Nomina umumnya dapat didikuti oleh adjektiva, baik secara langsung
maupun diantarai oleh kata yang. Dengan demikian, buku dan rumah adalah
nomina karena dapat bergabung menjadi buku baru dan rumah mewah atau
buku yang baru dan rumah yang mewah.
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif,
gabungan itu dapat rapat dan dapat renggang, misalnya gunung tinggi adalah frasa
karena merupakan konstruksi nonpredikatif (Kridalaksana, 2009: 66). Dalam
kalimat, frasa hanya mengisi salah satu fungsi sintaksis. Contoh kalimat
Mahasiswa baru harus mengikuti gladi resik di FKIP. Frasa mahasiswa baru
menduduki fungsi subjek, frasa harus mengikuti menduduki fungsi predikat, frasa
gladi resik menduduki fungsi objek, dan frasa di FKIP menduduki fungsi
keterangan.
Sebuah nomina seperti buku dapat diperluas ke kiri atau ke kanan. Perluasan ke
kiri dilakukan dengan meletakkan, misalnya kata penggolongannya tepat di
depannya, kemudian didahului lagi oleh numeralia. Perhatikan contoh berikut.
15
Numeralia Penggolong Nomina
dua buah buku
tiap buah mangga
se- orang teman
Pada frasa-frasa di atas, yang mnejadi inti adalah nomina buku, mangga, dan
teman. Letak pewatasnya tetap, artinya urutannya tidak dapat diubah: numeralia
dahulu kemudian pewatas depan. Jadi, dua buah, tiap buah, dan seorang adalah
pewatas depan. Jika tidak ada pewatas lain sesudah ini, pewatas depan kadang-
kadang ditempatkan pula sesudah inti. Contoh:
buku tiga buah
kera tiga ekor
telur beberapa butir
Inti dapat pula diperluas ke kanan. Contoh:
Baju merah
Baju merah saya
Baju merah adik saya
Baju merah adik saya ini
B. Verba Material
Banyak menggunakan nomina material atau kata kerja yang menunjukkan
tindakan suatu benda, binatang, manusia, atau peristiwa. Contoh:
Musibah banjir di Jakarta bukan semata melumpuhkan akses transportasi
yang kemudian membatasi aktifivitas warga dan merugikan berbagai
pihak. Banjir telah memakan banyak korban, jumlah pengungsi pun terus
bertambah di sejumlah titik banjir di Jakarta hingga Bekasi. Berbagai
pihak pun mulai mengulurkan tangan umtuk memberikan bantuan dan
menunjukkan kepedulian. Dari bantuan komunitas, yayasan, organisasi
internasional, relawan, hingga situs belanja online juga turun tangan.
Verba melumpuhkan, membatasi, memakan, mengulurkan, memberikan,
menunjukkan, online, dan turun tangan merupakan kata kerja material. Kata kerja
16
material adalah verba yang menunjukkan subjek melakukan sesuatu atau kata
kerja yang menunjukkan aktifitas fisik yang dapat dilihat oleh secara nyata.
C. Banyak Menggunakan Kopula
Banyak menggunakan kopula, yakni kata adalah, merupakan, dan yaitu. Kata-
kata itu digunakan dalam menjelaskan peristiwa atau konsep. Contoh:
(1) Darah adalah cairan merah yang kental. Terdapat sekitar 3,5 liter
darah pada rata-rata tubuh manusia dan dapat digolongkan menjadi
golongan darah A, B, O, dan AB.
(2) Terdapat tiga jenis pembuluh darah, yaitu arteri, vena, dan kapiler.
Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang lebar. Pembuluh
darah jenis ini meyalurkan darah ke seluruh tubuh. Pembuluh darah
vena adalah pembuluh darah yang sempit. Pembuluh darah jenis ini
memiliki dinding yang tipis dan tidak elastis. Adapun pembuluh darah
kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil.
(3) Jantung adalah organ yang berbentuk seperti kerucut. Jantung terletak
di tengah dada bagian dalam. Jantung merupakan organ tebal, berotot,
dan mempunyai empat bilik. Rata-rata jantung mempunyai ukuran
panjang kira-kira 13 cm, lebar 9 cm, dan tebal 6 cm. berat jantung
sekitar 300 gram.
D. Kata yang Menyatakan Pengelompokan, Perbedaan, atau Persamaan
Banyak penggunaan kata yang menyatakan pengelompokan, perbedaan, atau
persamaan. Contoh:
(1) semua benda di dunia ini dapat diklasifikasikan menjadi dua
kelompok, yaitu benda hidup dan mati.
(2) Benda mati dibedakan dari benda hidup karena mati tidak mempunyai
ciri-ciri umum tersebut.
(3) Harimau (Panthera tigris) digolongkan ke dalam mamalia, yaitu
binatang yang menyusui.
17
E. Banyak Menggunakan Adjektiva
Banyak menggunakan kata yang menggambarkan sifat atau perilaku benda, orang,
atau suatu keadaan. Ini berkaitan dengan kepentingan di dalam memaparkan suatu
objek dengan sejelas-jelasnya. Contoh:
Sekitar dua ratus pelajar SMA, SMK, dan sederajat berkumpul….
Kelompok pelajar ini melakukan pawai….
Rombongan ini terbagi….
Mereka asyik memainkan….
… sekelompok pelajar yang berbaris.
Di dalam “selimut” berbentuk spanduk….
… yang diisi petisi berupa tanda tangan pelajar dari sejumlah sekolah di
Bandung.
Contoh lainnya.
Tumbuh-tumbuhan tidak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
Tumbuh-tumbuhan tidak mempunyai otak, jantung, paru-paru, dan darah,
tetapi hidup.Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat melakukan sesuatu yang
sangat penting yang tidak dapat dilakukan oleh binatang. Tumbuh-
tumbuhan dapat menghasilkan makanan sendiri, sedangkan binatang tidak.
Rumput, gandum, dan tanaman keras adalah jenis tumbuh-tumbuhan,
namun tidak semua tumbuhan mempunyai bunga. Oleh karena itu,
tumbuh-tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tumbuh-tumbuhan
berbunga dan tumbuh-tumbuhan tidak berbunga. Mawar, jagung, dan buah
mempunyai bunga, tetapi jamur, lumut, dan pakis tidak.
Pada contoh di atas pemaparan tumbuh-tumbuhan didahului oleh penggunaan kata
mempunyai. Di samping itu, dapat pula digambarkan langsung oleh penggunaan
kata-kata yang menyatakan keadaan, seperti bergerak, melakukan, menghasilkan,
berbunga, dan lain-lain (Kosasih, 2017: 50-51). Dalam teori kaidah kebahasaan
teks laporan hasil observasi Kosasih dikatakan banyak menggunakan kata yang
mengambarkan sifat atau perilaku suatu benda, orang, atau suatu keadaan.
Namun, dilihat dari contohnya merujuk pada kata kerja material yang sudah ada
sebelumnya. Jadi, dalam penelitian ini kaidah kebahasaan teks laporan hasil
observasi yang kelima merujuk pada adjektiva.
18
Adjektiva adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang
sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimatnya. Adjektiva yang
memberikan keterangan terhadap nomina itu berfungsi atribut. Keterangan itu
dapat mengungkapkan suatu kualitas atau keanggotaan dalam suatu golongan.
Contoh kata pemeri kualitas atau keanggotaan dalam suatu golongan itu ialah
kecil, berat, merah, bundar, gaib, dan ganda. Perhatikan contoh berikut.
anak kecil meja bundar
beban berat alam gaib
baju merah pemain ganda
Selanjutnya adjektiva juga dapat berfungsi sebagai predikat dan adverbial kalimat.
Fungsi predikat adan adverbial itu dapat mengacu ke suatu keadaan.
Contoh kata pemeri keadaan ialah mabuk, sakit, basah, baik, dan sadar.
Agaknya dia sudah mabuk.
Orang itu sakit dan tidak tertolong lagi.
Bajunya basah kena hujan.
Ia berhasil dengan baik.
Hal itu dikemukakannya secara sadar.
Adjektiva juga dicirikan oleh kemungkinannya menyatakantingkat kualitas dan
tingkat bandingan acuan nomina yang diterangkannya. Perbedaan tingkat kualitas
ditegaskan dengan pemakaian kata seperti sangat dan agak di samping adjektiva.
Contoh:
Anak itu sangat kuat.
Agak jauh juga rumahnya.
Tingkat bandingan dinyatakan antara lain oleh pemakaian kata leih dan paling di
muka adjektiva. Contoh:
Saya lebih senang di sini daripada di sana.
Anaknya yang paling besar lulus kemarin.
19
Kelas adjektiva menunjukkan adanya dua tipe pokok, yakni adjektiva bertaraf
yang menggungkapkan suatu kualitas dan adjektiva tak pertaraf yang
menggungkapkan keanggotaan dalam suatu golongan. Pembedaan adjektiva
bertaraf dari adjektiva tak bertaraf bertalian dengan mungkin tidaknya adjektiva
itu menyatakan berbagai tingkat kualitas dan berbagai tingkat bandingan. Untuk
maksud itu dapat dipakai kata sangat, agak, lebih, dan paling: sangat mudah,
agak besar, lebih pendek, paling tua. Adjektiva tak bertaraf, sebaliknya tidak
dapat diberi pewatas tersebut. Tidak ada bentuk *sangat buntu, *agak genap,
*lebih kekal, *paling tunggal.
Adjektiva bertaraf dibagi menjadi 7 sebagai berikut.
(1) Adjektiva Pemeri Sifat
Adjektiva pemeri sifat jenis ini dapat memberikan kualitas dan intensitas
yang bercorak fisik atau mental. Contoh:
aman ganas
bersih dingin
indah panas
(2) Adajektiva Ukuran
Adjektiva ukuran mengacuke kualitas yang dapat diukur dengan ukuran yang
sifatnya kuantitatif. Contoh:
beras pendek tebal lapang
ringan tipis kecil sempit
tinggi besar luas panjang
(3) Adjektiva Warna
Adjektiva warna mengacu ke berbagai warna seperti.
merah hitam
kuning putih
hijau biru
20
Nama warna lain banyak diambil dari nama buah atau tumbuhan, contohnya
cokelat, sawo matang, dan kopi susu. Di samping itu, ada berbagai corak
yang dinyatakan sebagai berikut.
merah bata merah darah
merah hati merah jambu
kuning langsat kuning emas
hijau lumut hijau daun
biru langit biru laut
Disamping itu, ada nuansa warna seperti muda dan tua di kanan adjektiva
warna. Ada pula pewatas semu di muka adjektiva warna.
Biru tua merah muda
Semu merah semu kuning
Nama warna dapat pula diperoleh dengan menggabungkan dua warna dengan
unsur keduanya dalam bentuk ulang.
biru kehijau-hijauan merah kehitam-hitaman
coklat kemerah-merahan hijau kekuning-kuningan
(4) Adjektiva Waktu
Adjektiva waktu mengacu ke masa proses, perbuatan, atau keadaan berada
atau berlangsung sebagai pewatas.
lama lambat sering
segera larut singkat
jarang mendadak cepat
(5) Adjektiva Jarak
Adjektiva jarak mengacu ke ruang antara dua benda, tempat, atau maujud
sebagai pewatas nomina.
jauh rapat dekat
renggang lebat akrab
21
(6) Adjektiva Sikap Batin
Adjektiva sikap batin bertalian dengan pengacuan suasana hati atau perasaan.
bahagia bangga
berani ragu-ragu
kagum yakin
gembira rindu
(7) Adjektiva Cerapan
Adjektiva cerapan bertalian dengan pancaindera, yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, atau penghiduan, perabaan, dan pencitarasaan.
Penglihatan : gemerlap, muram, terang
Pendengaran : bising, jelas, merdu, serak
Penciuman : anyir, busuk, harum, semerbak, wangi
Perabaan : basah, halus, keras, lembab, licin, tajam
Pencitarasaan : asam, enak, lezat, lemak, manis, pahit, tawar
Frasa adjektiva adalah frasa endosentris berinduk satu yang induknya adjektiva
dan modifikasinya adverbia seperti sangat, lebih, kurang, misalnya lebih baik
(Kridalaksana, 2009: 66).
F. Banyak Menggunakan Kata-Kata Teknis
Banyak menggunakan kata-kata teknis (istilah ilmiah) berkaitan dengan tema (isi)
teks. Hal ini terkait dengan sifat laporan itu sendiri yang pada umumnya
merupakan teks yang bersifat keilmuan. Contoh:
Binatang dapat dibagi menjadi vertebrata dan invertebrata. Makhluk
vertebrata mempunyai tulang belakang, seperti manusia, burung, anjing,
katak, dan lain-lain. Sementara invertebrata tidak mempunyai tulang
belakang, seperti ubur-ubur, kupu-kupu, dan laba-laba. Terdapat lima
kelompok vertebrata, yaitu mamalia, burung, amfibi, reptilia, dan ikan.
22
Istilah vertebrata dan invertebrata merupakan kata-kata teknis bidang biologi.
Kata-kata itu muncul terkait dengan tema teks yang berkenaan dengan masalah
ilmu hayat.
G. Melesapkan Kata yang Mengatasnamakan Penulis
Banyak melesapkan kata yang mengatasnamakan penulis (bersifat impersonal).
Kata-kata saya, kami, penulis, dan peneliti sering dihilangkan dengan digantikan
oleh bentuk kalimat pasif. Contoh:
Personal Impersonal
Di Indonesia, saya menemukan
harimau di hutan dan hutan bakai
di Pulau Sumatra dan Jawa.
Di Indonesia harimau dapat
ditemukan hutan dan hutan
bakai di Pulau Sumatra dan
Jawa.
Yang pertama kami sering
menyebutnya makhluk hidup dan
yang kedua kami menyebutnya
makhluk mati.
Yang pertama sering disebut
makhluk hidup dan yang
kedua disebutnya makhluk
mati.
Semua benda di dunia ini dapat
penulis klasifikasi menjadi dua
kelompok, yaitu benda hidup dan
benda mati.
Semua benda di dunia ini
dapat diklasifikasi menjadi
dua kelompok, yaitu benda
hidup dan benda mati.
(Kosasih, 2017: 49-51)
23
2.1.6 Contoh Teks Laporan Hasil Observasi
Ribuan orang menyaksikan upacara adat tradisional Grebek (sesaji) dari Keraton
Kesultanan Yogyakarta, yang berlangsung di alun-alun utara Keraton itu, Senin
(17/12) lalu.
Upacara adat tradisional Grebek yang diadakan setahun sekali, yakni pada
Lebaran atau Lebaran hari kedua, berlangsung sekitar 40 menit, sejak pukul 09.50
WIB hingga pukul 10.30 WIB. Berbagai uborampe (barang) dan udik-udik
(sesaji), berupa jenis sayuran, buah-buahan, dan makanan tradisional yang ditata
dan disusun seperti bentukgunung, dikirab oleh para prajurit abdi dalem Keraton
Yogyakarta dengan rute dari dalam Keraton (Pagelaran).
Pada saat dibawa ke luar dari dalam Keraton Yogyakarta, dikirabkan di alun-alun
utara keraton dan dibawa ke Pengulon atau salah satu gedung yang berada di
sebelah Masjid Besar keraton itu, gegunungan (sesaji berbentuk gunung) menjadi
tontonan menarik ribuan penonton. Sesampainya di Pengulon, sesaji antara lain
apel, jeruk, kacang panjang, telur rebus, dan jadah (makanan tradisional yang
terbuat dari beras ketan) itu didoakan oleh para abdi dalem terlebih dahulu, baru
selanjutnya diperebutkan oleh para warga yang menonton.
Sebagian warga mempunyai keyakinan bahwa sesaji itu bisa mendatangkan
berkah atau keselamatan berbagai hal yang positif bagi orang yang memilikinya.
Penonton upacara adat tradisional tersebut tidak hanya datang dari Daerah Ismewa
Yogyakarta. Ada juga yang berasal dari Provinsi Yogyakarta, seperti Solo
(Jateng). Bahkan, sebagian kecil adalah wisatawan mancanegara.
(Suara Karya Online dengan beberapa penyesuaian dalam Kosasih, 2017: 45)
24
2.2 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK Kelas X
Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi siswa
untuk menguasai kompetensi yang ditetapkan. Kegiatan pembelajaran
mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu,
hidup dalam kebersamaan, dan mengaktualisasikan diri. Pembelajaran bahasa
Indonesia di SMK kelas X mencakup beberapa hal berikut.
2.2.1 Kuriulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan berbasis kompetensi.
Sebagai kurikulum yang dikembangkan berbasis kompetensi, maka terdapat
empat hal yang difokuskan, yaitu pengembangan standar kompetensi, standar isi,
standar proses, dan standar penilaian. Keempat hal itu penting, karena
keempatnya memiliki relasi satu sama lain. Kompetensi merupakan kemampuan
ideal yang harus dikuasai. Standar isi haruslah dikembangkan berdasarkan standar
kompetensi lulusan, sedangkan standar proses haruslah mengikuti karakteristik
substansi yang menjadi isi standar isi. Berbeda karakteristik substansi materi
pembelajaran menentukan wujud proses pembelajaran yang dilakukan. Begitu
pula standar penilaian tidak lepas dari kompetensi yang menjadi tagihan dalam
kurikulum. Sementara itu, standar proses haruslah dapat mencerminkan cara-cara
yang ditempuh dalam pencapaian kompetensi yang tertuang secara substansif
pada standar isi. Hal itu disebabkan perbedaan karakter isi/muatan substansif
kompetensi bidang ilmu menentukan proses pembelajaran. Intinya, dalam
penilaian, kompetensi itulah yang hendak diukur capaiannya (Mahsun, 2018: 156-
157).
25
2.2.2 Desain Pembelajaran
Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah, perencanaan pembelajaran dirancang dalam
bentuk Silabus dan Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada
Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian
pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP
disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
A. Silabus
Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah, silabus merupakan acuan penyusunan kerangka
pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus memuat identitas
mata pelajaran, identitas sekolah, kompetensi inti, kompetensi dasar, tema, materi
pokok, pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus
dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar isi untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada
setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam
pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah, silabus memberikan penjelasan bahwa rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
26
muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi
Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun
RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenagkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi kreatifitas dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
siswa. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu
pertemuan atau lebih. Komponen yang terdapat dalam RPP meliputi, identitas
sekolah, identitas mata pelajaran, atau tema/subtema, kelas/semester, materi
pokok, alokasi waktu, tujuan pembeljaran, kompetensi dasar dan indikator
pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, sumber belajar, dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan
penilaian hasil pembelajaran.
2.2.3 Model Pembelajaran Berbasis Teks
Pembelajaran berbasis teks memiliki tujuan agar pembelajaran dapat memahami
ilmu pengetahuan melalui teks yang disajikan sesuai dengan tujuan sosial tertentu,
karena teks merupakan satuan bahasa yang terkecil dengan struktur berpikir
(makna) yang lengkap (Mahsun, 2018: 114). Model pembelajaran berbasis teks
melalui tiga tahapan, yaitu tahap permodelan, tahap bekerja sama membangun/
mengembangkan teks, dan tahap membangun/mengembangkan teks secara
mandiri.
27
Pada tahap permodelan terdapat dua kegiatan yang sangat erat kaitannya, yaitu
membangun konteks dan percontohan teks ideal. Kegiatan percontohan, guru
dapat mengenalkan nilai, tujuan sosial, struktur, ciri-ciri bentuk, serta ciri
kebahasaan yang menjadi penanda teks yang diajarkan. Kegiatan yang siswa
lakukan pada tahap ini ialah siswa diminta membaca teks, tanya jawab tentang
makna teks, melabeli teks, dan diskusi kelompok.
Tahap kedua dikenal dengan tahap bekerja sama membangun/ mengembangkan
teks yang mencakup mengembangkan nilai, sikap, dan keterampilan melalui teks
yang utuh secara bersam-sama. Kegiatan siswa pada tahap ini diwujudkan pada
kegiatan melengkapi dialog, melengkapi bagan.
Tahap terakhir ialah tahap membangun teks secara mandiri. Pada tahap ini siswa
secara mendiri ditugasi membangun teks mulai dari pengumpulan data/ informasi/
fakta, menganalisa data, sampai menyajikan hasil analisis yang merupakan jenis
teks. Wujud kegiatan ini dituangkan pada pembelajaran berbasis proyek melalui
pendekatan saintifik. Berbeda dengan tahap kesua dalam pembangun teks siswa
dapat bekerjasama dengan kelompok, sedangkan dalam tahap ini siswa dituntut
untuk dapat melaksanakan sendiri tugas-tugas. Terdapat keterkaitan antara
pembelajaran berbasis teks dengan pendekatan saintifik dan proyek (Mahsun,
2018 : 217).
28
2.2.4 Teks Laporan Hasil Observasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Penilaian
Tugas:
siswa diminta berdiskusi untuk memahami
struktur dan kaidah kebahasaan teks laporan
hasil observasi
Observasi: mengamati kegiatan siswa
dalam proses mengumpulkan data, analisis
data, dan pembuatan produk.
Portofolio: menilai produk siswa tentang
struktur dan kaidah kebahsaan teks laporan
hasil observasi.
Tes tertulis: menilai kemampuan siswa
dalam memahami dan menentukan teks
laporan hasil observasi.
Sumber
Belajar
Materi Ajar
Teks Laporan
Hasil
Observasi
yang peneliti
buat.
Alokasi
Waktu
2Mgx4JP
KOMPETENSI INTI
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat, dan
minatnya untuk menyelesaikan masalah.
KI 4 Mengelola, menalar, dan menyaji ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metode
sesuai kaidah keilmuan.
KD 3.2 Menganalisis isi dan
aspek kebahasaan dari
minimal dua teks laporan
hasil observasi
Indikator
3.2.1 Mengidentifikasi isi
pokok dan struktur
teks laporan
hasil observasi
3.2.2 Menentukan
kaidah kebahasaan
dalam teks laporan
hasil observasi
Setelah mengikuti
pembelajaran ini, siswa
diharapkan dapat
menentukan:
1. isi pokok dan
struktur teks laporan
hasil observasi
2. kaidah kebahasaan
teks laporan hasil
observasi baik
secara lisan maupun
tulis
Teks Laporan
Hasil Observasi
Pengenalan
Struktur Teks
Laporan Hasil
Observasi
Pengenalan
Kaidah Teks
Laporan Hasil
Observasi
Mengamati
1. Membaca/mendengarkan contoh
teks laporan hasil observasi.
2. mencermati keterangan yang
berkaitan dengan isi pokok,
struktur, dan kaidah kebahasaan
teks laporan hasil observasi.
Mempertanyakan
mempertanyakan keterangan yang
berkaitan dengan isi pokok, struktur,
dan kaidah kebahasaan teks prosedur
kompleks.
Mengeksplorasi
1. menemukan isi pokok dan
struktur teks laporan hasil
observasi
2. menemukan kaidah kebahasaan
teks laporan hasil observasi.
29
2.2.5 Materi Ajar
Bahan atau materi pelajaran (learning materials) adalah segala sesuatu yang
menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi
dasar dalam rangka mencapai standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam
satuan pendidikan tertentu. Materi ajar merupakan bagian terpenting dalam proses
pembelajaran, bahkan dalam pengajaran yang berpusat pada materi pembelajaran
(subject-centered teaching), materi ajar merupakan inti dari kegiatan
pembelajaran. Menurut subject centered teaching keberhasilan pembalajaran
ditentukan oleh seberapa banyak siswa dapat menguasai materi kurikulum
(Sanjaya, 2009: 141).
A. Pengertian Materi Ajar
Bahan atau materi pelajaran (learning materials) adalah segala sesuatu yang
menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi
dasar dalam rangka mencapai standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam
satuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2009: 140). Selanjutnya, Ibrahim, dkk.
(2011: 152) mengemukakan bahwa bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya
adalah isi dari kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan
topik/subtopik dan rinciannya. Kemudian, Ibrahim dan Syaodih (2012: 100)
materi pelajaran merupakan suatu yang disajikan guru untuk diolah dan kemudian
dipahami oleh siswa, dalam rangka mencapai tujuan-tujuan intruksional yang
telah ditetapkan.
30
Materi pembelajaran dalam hubungannya dengan proses penyusunan desain
pembelajaran merupakan gabungan antara pengetahuan (fakta dan informasi
terperinci), keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaaan, dan syarat-
syarat), dan sikap (Kemp dalam Gafur, 2012: 66). Selanjutnya, Gafur (2012: 66)
mengemukakan bahwa materi pembelajaran adalah sekumpulan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk membantu tercapainya
kompetensi atau tujuan pembalajaran. Berdasarkan uraian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa materi pembelajaran adalah segala bahan yang dibutuhkan
dalam pembelajaran untuk pembentukan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang harus dipelajari siswa untuk mencapai standar kompetensi yang telah
ditetapkan.
B. Jenis-jenis Materi Pembelajaran
Berdasarkan uraian di atas, Kemp (Sanjaya: 2009) membedakan jenis materi
pembelajaran menjadi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sejalan dengan
pendapat tersebut, Sanjaya (2009: 142) dan Gafur (2012: 66) juga membagi jenis
materi pembelajaran menjadi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Pengetahuan menunjuk pada informasi yang disimpan dalam pikiran siswa.
Dengan demikian pengetahuan berhubungan dengan berbagai informasi yang
harus dihafal dan dikuasai oleh siswa, sehingga manakala diperlukan siswa dapat
mengunggapkan kembali. Keterampilan menunjuk pada tindakan-tindakan (fisik
dan nonfisik) yang dilakukan seseorang dengan cara yang kompeten untuk
mencapai tujuan tertentu. Sikap menunjuk pada kecenderungan seseorang untuk
31
bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang diyakini kebenarannya oleh siswa
(Sanjaya, 2009: 142).
Berbeda dengan pendapat para ahli di atas, Hilda Taba dalam Sanjaya (2009: 144)
mengemukakan bahwa bahan atau materi pelajaran dapat digolongkan menjadi
empat tingkatan, yakni fakta khusus, ide-ide pokok, konsep, dan sistem berpikir.
Fakta khusus adalah bentuk materi kurikulum yang sangat sederhana. Fakta
khusus biasanya merupakan informasi yang tingkat kegunaannya paling rendah.
Konsep menurut Hilda Taba lebih tinggi tingkatannya dari ide-ide pokok.
Memahami konsep berarti memahami suatu yang abstrak. Konsep akan muncul
dalam berbagai situasi, misalnya konsep tentang belajar, olahraga, dan
sebagainya. Yang terakhir adalah sistem berpikir, berhubungan dengan
kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara empiris, sistematis, dan
terkontrol yang kemudian dinamakan berpikir ilmiah.
Merril (dalam Sanjaya, 2009: 142-143) membedakan jenis materi pembelajaran
menjadi empat macam, yakni fakta khusus, ide-ide pokok, konsep, dan sitem
berpikir. Fakta khusus adalah bentuk materi kurikulum yang sangat sederhana.
Fakta khusus biasanya merupakan informasi yang tingakt kegunaannya paling
rendah, misalnya penduduk miskin Jawa Barat berkisar antar 1 sampai 1,2 jiwa.
Penduduk Jawa Barat biasanya menggunakan waktu untuk membaca antara 30-45
menit setiap hari.
Ide-ide pokok bisa berupa prinsip atau generalisasi. Memahami ide pokok,
memungkinkan kita bisa menjelaskan sejumla gejala spesifik atau sejumlah materi
pelajaran. Konsep lebih tinggi tinggkatannya dari ide pokok. Memahami konsep
32
berarti memahami sesuatu yang abstrak sehingga mendorong siswa untuk berpikir
lebih mendalam. Konsep akan muncul dalam berbagai konteks, sehingga
pemahaman konsep akan terkait dalam berbagai situasi, misalnya konsep tentang
kemiskinan, kebudayaan, perubahan sosial, dan lain-lain.
Sistem berpikir, berhubungan dengan kemampuan untuk menyelesaikan masalah
secara empiris, sistematis, dan terkontrol yang kemudian dinamakan berpikir
ilmiah. Setiap disiplin ilmu memiliki sistem berpikir yang tidak sama. Oleh
karena itu, materi tentang sitem berpikir erat kaitannya dengan struktur keilmuan.
Dari pendapat yang dikemukakan para ahli, maka materi pembelajaran pada
hakikatnya dapat berupa fakta, konsep prosedur, prinsip, dan keterampilan.
Ada beberapa penuntun yang telah dirumuskan Sanjaya (2012: 145) untuk
mengetahui apakah jenis materi yang diajarkan termasuk jenis fakta, konsep,
prosedur, prinsip, atau keterampilan. Untuk memudahkan pemahaman kita
tentang jenis materi pembelajaran, maka dapat dilihat pada uraian berikut.
1) Jika siswa diminta untuk mengingat nama, kapan, dan simana sesuatu terjadi,
maka materi pelajaran termasuk dalam kategori “fakta”.
2) Jika siswa diminta untuk mengemukakan suatu definisi, membedakan dua
hal, mengklasifikasikan, berarti materi yang diajarkan termasuk kategori
“konsep”.
3) Jika siswa diminta untuk menjelaskan langkah-langkah, prosedur secara urut,
memecahkan suatu masalah, maka materi pelajaran termasuk dalam kategori
“prosedur”.
33
4) Jika siswa diminta untuk menjelaskan hubungan beberapa konsep,
menerangkan keadaan, ataupun hasil hubungan sebab akibat, maka materi
pelajaran termasuk dalam kategori “prinsip”.
5) Jika siswa diminta untuk membuat sesuatu, maka materi pelajaran termasuk
dalam kategori “keterampilan”.
C. Sumber Materi Ajar
Sumber materi pelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran
dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1) Tempat atau Lingkungan
Lingkungan merupakan sumber materi pelajaran yang paling dekat dengan
siswa.Ada dua bentuk lingkungan belajar, yakni pertama, lingkungan atau
tempat yang sengaja didesain untuk belajar seperti laboratorium,
perpustakaan, museum, dan lain-lain. Kedua, lingkungan yang tidak didesain
untuk proses pembelajaran, tetapi keberadaanya dapat digunakan sebagai
sumber belajar, seperti halaman sekolah, taman sekolah, dan lain-lain.
2) Orang atau Narasumber
Pengetahuan yang bersifat dinamis akan terus berkembang dengan sangat
cepat. Karena perkembangan yang cepat, ada kalanya apa yang disajikan
dalam buku teks itu tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
mutakhir. Misalnya peraturan perundang-undangan yang baru, penemuan
baru dari berbagai ilmu pengetahuan, munculnya berbagai fenomena alam,
dan pengaruhnya terhadap gejala-gejala sosial yang tidak dipahami
seleuruhnya oleh guru. Jadi, untuk mempelajari konsep-konsep baru semacam
34
itu guru dapat menggunakan orang-orang yng menguasai persoalan tersebut
dengan mengundang dokter, polisi, dan lain-lain sebagai sumber bahan
pembelajaran.
3) Objek
Objek akan membawa pemahaman yang lebih sempurna bagi siswa tentang
sesuatu. Mengamati objek sebagai materi pelajaran dapat menghindari siswa
dari salah persepsi.
4) Bahan Cetak atau Noncetak
Bahan cetak adalah berbagai informasi sebagai materi pelajaran yang
disimpan dalam bentu cetak, seperti buku, majalah, koran,dan lain-lain.
Sedangkan, bahan noncetak adalah berbagai informasi sebagai materi
pelajaran yang yang disimpan dalam bentuk alat komunikasi, seperti
komputer, video, CD, dan lain-lain (Sanjaya, 2008: 146).
Menurut Sanjaya (2008: 149) , terdapat tiga jenis bahan cetak dan noncetak
yang dapat digunakan sebagai sumber pelajaran. Pertama, bahan sumber
belajar utama untuk setiap individu.Artinya, bahan yang dapat digunakan
siswa secara individual, seperti modul. Kedua, cetak yang disusun sebagai
bahan penunjang dan dirancang bukan sebagai bahan belajar individual.
Artinya, bahan yang memerlukan guru atau instruktur dalam peggunaannya,
seperti buku-buku paket, diktat, dan lain-lain. Ketiga, bahan yang tidak
dirancang sebagai bahan pembelajaran, teatpi dapat dimanfaatkan untuk
menambah pemahaman siswa. Bahan tersebut biasanya berisi gagasan
pengarang atau hasil penelitian, seperti juranl ilmiah, buku popular, dan lain-
lain.
35
D. Kriteria Pemilihan Materi Pembelajaran
Pemilihan materi pembelajaran yang berada dalam ruang lingkup isi kurikulum
harus sejalan dengan kriteria yang digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang
studi yang bersangkutan (Harjanto, 2008: 222-224). Ada tujuh kriteria pemilihan
materi pembelajaran dalam sistem instruksional, sebagai berikut.
1) Kriteria Tujuan Instruksional
Suatu materi pembelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan
instruksional khusus atau tujuan-tujuan tingkah laku.
2) Materi Pembelajaran
Perincian materi pembelajaran sberdasarkan pada tuntutan setiap TIK telah
dirumuskan secara spesifik, dapat diamati, dan terukur. Hal ini berarti
terdapat keterkaitan yang erat antara spesifikasi tujuan dan spesifikasi materi
pembelajaran.
3) Relevan dengan Kebutuhan Siswa
Kebutuhan sisiwa yang pokok adalah mereka ingin erkembang berdasarkan
potensi yang dimilikinya, karena setiap materi pembelajaran yang disajikan
hendaknya sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadi sisiwa secara
bulat dan utuh. Beberapa aspek diantaranya ialah pengetahuan, sikap, nilai,
dan keterampilan.
4) Kesesuaian dengan Kondisi Masyarakat
Peserta didik dipersiapkan untuk menjadi masyarakat yang berguna dan
mampu hidup mandiri. Dalam hal ini, materi pembelajaran yang dipilih
hendaknya turut membantu mereka memberikan pengalaman edukatif yang
36
bermakna bagi perkembangan mereka menjadi manusia yang mudah
menyesuaikan diri.
5) Materi Pembelajaran Mengandung Segi-Segi Etik
Materi pembelajaran yang dipilih hendaknya memperhatikan segi
perkembangan moral peserta didik. Pengetahuan dan keterampilan yang akan
mereka peroleh dari materi pembelajaran yang telah mereka terima diarahkan
untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang etik sesuai dengan
sistem nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
6) Materi Pembelajaran Tersusun dalam Ruang Lingkup dan Urutan yang
Sistematik dan Logis
Setiap materi pembelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas
ruang lingkupnya dan terpusat pada satu topik masalah.Materi pembelajaran
disusun secara sistematis dengan mempertimbangkan faktor perkembangan
psikologis siswa. Dengan cara ini diharapkan isi materi akan lebih mudah
dipahami oleh peserta didik dan dapat segera dilihat keberhasilannya.
7) Materi Pembelajaran Bersumber dari Buku Sumber yang Baku, Pribadi Guru
yang Ahli, dan Masyarakat
Ketiga faktor ini perlu diperhatikan dalam memilih materi pembelajaran.
Buku sumber yang baku umumnya disusun oleh para ahli dalam bidangnya
dan disusun berdasarkan GBPP yang berlaku, meskipun demikian belum
tentu lengkap sebagaimana yang diharapkan. Guru yang ahli penting, karena
sumber utama adalah guru itu sendiri. Guru dapat menyimak semua hal yang
dainggapnya perlu untuk disajikan kepada para siswa berdasarkan ukuran
37
pribadinya. Masyarakat juga merupakan sumber yang luas, bahkan dapat
dikatakan sebagai materi pembelajaran yang paling besar.
Ada empat kriteria yang harus diperhatikan agar pesan yang disampaikan
bermakna sebagai bahan pelajaran yang diuraikan di bawah ini (Sanjaya,
2009: 150).
a) Novelty, artinya pesan akan bermakna jika bersifat baru atau mutakhir.
b) Proximity, artinya pesan yang disampaikan harus berdasarkan
pengalaman peserta didik.
c) Conflix, pesan yang disajikan dikemas sedemikian rupa sehingga
menggugah emosi.
d) Humor, artinya pesan yang disampaikan dikemas sehingga menampilkan
kesan yang lucu.
E. Pengemasan Materi Pelajaran
Menurut Sanjaya (2009: 150) ada tiga prinsip pengemasan materi pelajaran yang
diuraikan di bawah ini.
1. Prinsip Pengemasan
Menurut Sanjaya (2009:149) menyebut materi pembelajaran sebagai pesan yang
akan disampaikan kepada peserta didik untuk dikuasai. Pesan tersebut berupa ide,
data, fakta, konsep, dan lain-lain yang berupa kalimat, gambar, peta, maupun
tanda. Pesan disampaikan melalui bahasa verbal dan nonverbal. Peserta didik
perlu memahami pesan tersebut agar menjadi informasi yang bermakna.
Adakalanya pesan tidak dipahami peserta didik atau tidak sesuai dengan maksud
38
pengirim pesan (guru). Hal ini perlu diperhatikan, karena akan timbul kesalahan
informasi.
Sanjaya (2008: 151-153) menyajikan beberapa pertimbangan teknis dalam
mengemas isi atau materi pembelajaran menjadi bahan ajar, sebagai berikut.
a) Kesesuaian dengan Tujuan yang Harus Dicapai
Kesesuaian antara pengemasan materi pembelajaran dengan tujuan yang
harus dicapai seperti yang dirumuskan kurikulum, tujuan adalah komponen
uatama dalam proses pembelajaran. Maksudnya, apapun yang direncanakan
dalam materi pembelajaran harus diarahkan untuk mencapai tujuan secara
optimal.
b) Kesederhanaan
Bahan pembelajaran dikemas dengan tujuan untuk mempermudah peserta
didik belajar. Kesederhanaan bukan hanya tercermin dalam bentuk
pengemasan, namun juga dilihat dalam bentuk penyajian.
c) Unsur-Unsur Desain Pesan
Dalam penyajian pesan harus menyertakan unsur gambar dan caption, karena
salah satu kriteria keberhasilan pengemasan adalah apakah pengemasan pesan
mudah dipahami atau tidak.
d) Pengorganisasian Bahan
Bahan pelajaran sebaiknya disusun dalam bagian-bagian menuju keseluruhan.
Bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami apabila disusun dalam bentuk
pokok-pokok bahasan yang dikemas secara induktif.
e) Petunjuk Cara Penggunaan
39
Dalam bentuk apapun materi harus disusun petunjuk penggunaannya.Hal ini
sangat penting, apalagi jika bahan ajar dikemas untuk pembelajaran mandiri,
seperti modul.
2. Bentuk-Bentuk Pengemasan
Materi pelajaran dapat dikemas dalam berbagai bentuk, Sanjaya (2009:153)
mengklasifikasikan bentuk pengemasan materi sebagai berikut.
a) Materi Pelajaran Terprogram
Materi pelajaran terprogram adalah salah satu bentuk penyajian materi
pembelajaran individual, sehingga materi pelajaran dikemas untuk dapat
dipelajari secara mandiri (Sanjaya, 2009: 153). Terdapat tiga ciri materi
pelajaran terprogam. Pertama, materi pelajaran disajikan dalam bentuk unit
atau bagian terkecil. Artinya, seluruh materi pelajaran dibagi dalam bagian-
bagian terkecil. Peserta didik mempelajari bagian-bagian secara bertahap.
Setiap selesai mempelajari suatu bagian, langung diberi umpan balik dan
penguatan.
Kedua, menuntut aktivitas siswa. Artinya dalam mempelajari materi pelajaran
siswa tidak mengandalkan orang lain, tetapi baelajar sendiri. Ketiga,
mengetahui dengan segera setiap selesai mempelajari materi pelajaran. Dalam
pengemasan materi pelajaran terprogram siswa dapat langusng mengetahu
keberhasilannya. Oleh karena itu, setelah menyelesaikan suatu bagian
diberikan item tes yang berfungsi sebagai kontrol terhadap pemahaman
materi dan diberikan balikan tentang kemungkinan jawaban. Materi
terprogram dapat dikemas dalam bentuk cetak (printed material) yang
40
kemudian dikenal dengan pengejaran terprogram (program teaching) atau
dalam bentuk noncetak seperti dalam bentuk video dan komputer (computer
based instructional).
Pengejaran terprogram dalam bentuk cetak, materi pelajaran disusun dalam
bentuk bingkai belajar, sehingga bahan belajar yang biasanya berbentuk buku
pelajaran itu berisi tentang bingkai-bingkai belajar. Pada setiap bingkai
disajikan materi pelajaran yang sangat spesifik untuk dipelajari siswa disertai
dengan tes yang harus dikerjakan siswa sebagai kontrol penguasaan materi.
Jumlah bingkai dalam setiap unit pelajaran terprogram ditentukan oleh
keluasan materi uang harus dikuasai oleh siswa. Karena dalam pengajaran
terprogram memberikan umpan balik tentang jawaban, maka dalam bingkai
selanjutnya disajikan jawaban yang benar. Dengan demikian, sisiwa dapat
mengoreksi sendiri dari setiap jawaban. Jika jawaban siswa masih salah,
siswa dianjurkan untuk mempelajari bingkai yang mengandung materi
pelajaran yang dipelajarinya. Jika jawaban sudah tepat, siswa dianjurkan
untuk mempelajari bingkat selanjutnya.
Pengemasan materi pelajaran terprogram dalam bentuk elektronik seperti
komputer (computer based instructional) pada dasarnya sama dengan format
pengajara terprogram dalam bentuk cetak. Perbedaannya dalam bentuk
komputer, materi pelajaran dikemas dan diprogram melalui perangkat lunak
komputer. Siswa mengerjakan sesuai dengan perintah yang sudah diprogram
oleh komputer.
b) Pengemasan Materi Pelajaran melalui Modul
41
Modul adalah satu kesatuan program yang lengkap, sehingga dapat dipelajari
oleh siswa secara individual. Seperti halnya dalam pelajaran terprogram,
siswa belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Dalam sebuah
modul minimal berisi tentang.
1) Tujuan yang harus dicapai, yang dirumuskan dalam bentuk perilaku
spesifik sehingga keberhasilannya dapat diukur.
2) Petunjuk penggunaan, yakni petunjuk bagaimana seharusnya siswa
mempelajari modul.
3) Kegiatan belajar, berisi materi yang dipelajari oleh sisiwa.
4) Rangkuman materi, yakni berisi garis besar materi pelajaran.
5) Tugas dan latihan.
6) Sumber bacaan, yakni buku-buku bacaan yang harus dipelajari untuk
memperdalam dan memperkaya wawasan.
7) Item-item tes, yakni soal-soal yang harus dijawab untuk melihat
keberhasilan siswa dalam penugasan materi pelajaran.
8) Kriteria keberhasilan, yakni rambu-rambu keberhasilan siswa dalam
mempelajari modul.
9) Kunci jawaban.
c) Pengemasan Materi Pelajaran Kompilasi
Kompilasi adalah bahan belajar yang disusun dengan mengambil bagian-
bagian yang dianggap perlu dari berbagai sumber belajar dan
manggabungkannya menjadi satu kesatuan untuk dipelajari siswa. Sumber
belajar yang menjadi bahan kompilasi berasal dari buku-buku teks yang
dianggap langka sehingga sulit didapatkan oleh siswa. Manfaat materi
42
pelajaran kompilasi ialah siswa dapat belajar secara utuh dari bahan-bahan
yang diperlukan sehingga dapat menghemat waktu dan biaya, karena materi
pelajaran merupakan kesatuan dari bahan-bahan yang tercecer.
43
III. METODE PENELITIAN
Pada bab ini disajikan hal-hal yang meliputi rancangan penelitian, data dan
sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data pada penelitian
Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Talangpadang dan
Pemanfaatannya sebagai Materi Ajar di SMK.
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah rancangan
deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati
(Margono, 2010: 36). Pendekatan kualitatif memiliki beberapa metode, salah
satunya adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk
menggambarkan struktur dan kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi,
kemudian struktur dan kaidah kebahasaan tersebut dimanfaatkan sebagai materi
ajar di SMK. Penelitian ini tidak melihat kualitas atau kemampuan menulis teks
laporan hasil observasi siswa kelas X, tetapi mendeskripsikan struktur dan kaidah
kebahasaan teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMK Negeri 1
Talangpadang.
44
Pada hasil dan pembahasan akan digunakan kata-kata dan kalimat yang
menjelaskan struktur dan kaidah teks laporan hasil observasi serta
pemanfaatannya sebagai materi ajar di SMK. Melalui rancangan ini pula data
yang telah dikumpulkan selanjutnya diidentifikasi, dianalisis, dideskripsikan
untuk mencapai tujuan penelitian. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
bersifat deskriptif, yang berarti interpretasi terhadap isi dibuat dan disusun secara
menyeluruh dan sistematis.
3.2 Data dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini ialah teks laporan hasil observasi siswa kelas X
Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Talangpadang Tahun Ajaran 2019/2020. Data dalam
penelitian ini berjumlah 30 teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMK
Akuntansi 1 Negeri 1 Talangpadang. Data yang didapat dianalisis struktur dan
kaidah kebahasaannya, kemudian hasil analisis tersebut dimanfaatkan sebagai
materi ajar teks laporan hasil observasi di SMK Kelas X.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sangat diperlukan untuk mendukung sebuah penelitian.
Penelitian ini menggunakan teknik tes, yakni berupa tugas menulis teks laporan
hasil observasi dengan struktur dan kaidah kebahasaan yang benar sesuai teori
Kosasih (2017). Pengumpulan data dilakukan di kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri
1 Talangpadang. Waktu yang disediakan dalam pengerjaan tes ialah 60 menit.
Tema dalam menulis teks laporan hasil observasi ialah bebas. Hal ini dipilih agar
teks permodelan pada materi ajar menjadi beragam sehingga menghasilkan materi
45
ajar yang memiliki contoh-contoh teks yang beragam dan kaidah kebahasaan yang
bervariasi. Pada waktu pengerjaan tugas, peneliti memeriksa teks laporan hasil
observasi siswa untuk memastikan teks yang ditulis merupakan hasil pengamatan.
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik analisis
teks. Teknik ini digunakan untuk menguraikan struktur dan kaidah kebahasaan
teks laporan hasil observasi yang dibuat oleh siswa. Analisis data dalam penelitian
ini ialah sebagai berikut.
1. Menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi
siswa kelas X SMK Negeri 1 Talangpadang.
a) Mengidentifikasi bagian-bagian struktur teks laporan hasil observasi.
b) Menentukan menanda lingual dari bagian struktur.
c) Mengidentifikasi kekurangan struktur teks setiap data penelitian.
d) Menganalisis kesalahan atau kekurangan pada bagian struktur teks
laporan hasil observasi.
e) Mengidentifikasi jenis-jenis kaidah kebahasaan teks laporan hasil
observasi.
f) Mengklasifikasi setiap kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi.
g) Memerikan kesalahan dalam setiap kaidah kebahasaan teks laporan hasil
observasi.
2. Mendeskripsikan struktur dan kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi.
a) Mendeskripsikan struktur teks laporan hasil observasi siswa.
b) Mendeskripsikan kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi siswa.
46
3. Membuat materi ajar.
a) Memilih teks laporan hasil observasi yang layak sebagai materi ajar dari
segi teks yang baik.
b) Memilih teks laporan hasil observasi yang layak sebagai materi ajar dari
segi teks yang kurang baik.
c) Menentukan judul materi ajar, kelas/semester, KI, KD, indikator, dan
tujuan pembelajaran.
d) Menyusun teks permodelan dalam materi ajar dan menyusun teori teks
laporan hasil observasi.
e) Menyusun daftar pustaka dan daftar situs.
Tabel 3.1 Indikator Pedoman Analisis Struktur dan Kaidah Kebahasaan
Teks Laporan Hasil Observasi
No. Indikator Subindikator Deskriptor
1. Struktur teks
laporan hasil
observasi
Definisi umum Bagian definisi umum berisi
penjelasan secara umum tentang
objek yang diobservasi, seperti
karakteristik, keberadaan,
kebiasaam, atau pengelompokan.
Deskripsi bagian Bagian dekripsi per bagian berisi
aspek-aspek atau bagian-bagian
objek secara jelas dan rinci,
seperti jenis, macam, dll.
Deskripsi manfaat Bagian deskripsi manfaat berisi
penjelasan kegunaan dari objek
yang diamati.
2. Kaidah teks
laporan hasil
observasi
Banyak
menggunakan
nomina dan frasa
nomina
Menggunakan nomina dan frasa
nomina sebagai objek utama
pemaparannya. Contoh namina,
yaitu bendungan, pantai, dan
kesenian. Contoh frasa nomina,
yaitu Bendungan Sekampung,
Pantai Mutun, dan Kesenian
Lampung.
Verba material Menunjukkan tindakan suatu
benda, binatang, manusia, atau
47
peristiwa. Contohnya duduk,
berenang, mengambil,
berjualan, menikmati, dan
berfoto.
Banyak
menggunakan
kopula
Menggunakan kopula, yaitu kata
adalah, merupakan, dan yaitu.
Kata
pengelompokan,
perbedaan, dan
persamaan.
Menggunakan kata yang
menyatakan pengelompokan,
perbedaan, dan persamaan,
seperti digolongkan, dibedakan,
dll.
Banyak
menggunakan
djektiva dan frasa
adjektiva
Menggunakan adjektiva dan
frasa adjektiva untuk
menerangkan benda, orang, atau
suatu keadaan. Contoh adjektiva
indah, kecil, merah, dan bersih.
Contoh frasa adjektiva sangat
bagus, biru laut, dan jauh sekali.
Banyak
Menggunakan Kata-
kata teknis (istilah
ilmiah)
Menggunakan kata-kata teknis
(istilah ilmiah) berkaitan dengan
tema (isi) teks. Contohnya kata
vertebrata, bank memori, dan
kolokium.
Pelesapan Kata yang
Mengatasnamakan
Penulis (bersifat
Impersonal)
Kata-kata saya, kami, penulis,
atau peneliti dihilangkan dan
digantikan dengan bentuk
kalimat pasif. Contoh kalimat
Yang pertama kami sering
menyebutnya makhluk hidup dan
yang kedua kami menyebutnya
makhluk mati kata kami
dihilangkan dan digantikan
dengan kalimat pasif Yang
pertama disebut makhluk hidup
dan yang kedua disebut makhluk
mati.
(Kosasih, 2017: 47-51)
48
Tabel 3.2 Indikator Penyusunan Materi Ajar
No. Indikator Deskriptor
1. Judul Materi Ajar berisi judul buku
2. Identitas Sekolah berisi nama sekolah, mata pelajaran,
kelas/semester, dan alokasi waktu
3. Kompetensi Inti berisi kompetensi inti yang berkaitan dengan
pembelajaran
4. Kompetensi Dasar berisi kompetensi dasar yang berkaitan dengan
pembelajaran
5. Indikator berisi indikator pembelajaran ditentukan
berdasarkan kompetensi dasar (KD) yang
berkaitan
6. Tujuan berisi tujuan pembelajaran
7. Tahap Permodelan berisi contoh teks laporan hasil observasi
8. Materi berisi materi ajar teks laporan hasil observasi,
meliputi struktur dan kaidah kebahasaan teks
laporan hasil observasi
9. Daftar Pustaka berisi sumber rujukan yang ada dalam materi
ajar
10. Sumber dari Internet berisi tautan silabus SMK kurikulum 2013
kelas X revisi 2017 dan tautan gambar yang
diambil
(Ristekdikti, 2018 (dalam Susanti, 2019))
126
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berikut ini, simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian.
1. Struktur Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X SMK Negeri 1
Talangpadang
Berdasarkan struktur teks laporan hasil observasi yang sesuai dengan teori ditemukan,
yaitu definisi umum, deskripsi per bagian, dan deskripsi manfaat. Definisi umum
yang ditemukan berupa karakteristik, keberadaan objek, asal-usul suatu kesenian, dan
konsep objek yang menjadi tema observasi. Deskripsi per bagian berupa aspek-aspek
tertentu dari objek yang diobservasi, jenis-jenis objek, fungsi objek, benda-benda
yang terdapat di tempat wisata, bahan pembuatan suatu benda, dan kegiatan yang
dapat dilakukan pengunjung di tempat wisata. Deskripsi manfaat berupa penjelasan
manfaat dalam bidang pariwisata, pengetahuan, pelestarian budaya, dan keamanan
budaya dari adanya tempat wisata, kesenian, budaya, benda mati maupun benda
hidup.
127
2. Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X SMK
Negeri 1 Talangpadang
Berdasarkan kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi yang sesuai dengan teori
menunjukkan bahwa teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMK Negeri 1
Talangpadang banyak menggunakan nomina, adjektiva, verba material, melesapkan
kata yang mengatasnamakan penulis (bersifat impersonal), kopula, kata yang
menyatakan pengelompokkan, dan tidak menggunakan kata-kata teknis (istilah
ilmiah). Selain itu, ditemukan penggunaan konjungsi dan kopula yang tidak tepat
penggunaannya dalam kalimat.
3. Pemanfaatan Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X SMK Negeri 1
Talangpadang sebagai Materi Ajar di SMK
Teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMK Negeri 1 Talang Padang
dimanfaatkan dengan cara manganalisis struktur dan kaidah kebehasaannya. Kedua,
memilih teks laporan hasil observasi yang layak dijadikan sebagai materi ajar dari
segi teks yang baik dan teks yang kurang baik. Ketiga, menyusun teks laporan hasil
observasi sebagai teks permodelan dalam materi ajar dan menyusun teori teks laporan
hasil observasi. Pemanfaatan hasil penelitian dan pembahasan berupa Materi Ajar
Teks Laporan Hasil Observasi untuk SMK Kelas X. Materi ajar yang dihasilkan
berkaitan dengan Kompetensi Dasar 3.2 Menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari
minimal dua teks laporan hasil observasi. Teks laporan hasil observasi siswa kelas X
SMK Negeri 1 Tangpadang dapat dijadikan contoh-contoh baru yang lebih efektif
dan efisien di dalam materi ajar karena memuat dan memiliki struktur teks laporan
128
hasil observasi yang utuh, sehingga menghasilkan materi ajar teks laporan hasil
observasi kelas X, yang lebih mudah untuk dipahami, memiliki contoh yang
bervariasi, serta menambah wawasan dan informasi bagi siswa.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran sebagai berikut.
1. Guru dapat menggunakan struktur dan kaidah kebahasaan teks laporan hasil
observasi yang ditemukan dalam penelitian ini sebagai referensi baru untuk
mengajarkan materi teks laporan hasil observasi kepada peserta didik sehingga
peserta didik mudah untuk menganalisis struktur dan kaidah teks laporan hasil
observasi.
2. Peneliti yang tertarik pada penelitian sejenis, disarankan mengkaji struktur dan
kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi menggunakan sumber lain, selain
karya siswa dan dapat menyempurnakan penelitian dengan menemukan tema lain
selain tema yang ada dalam penelitian ini.
130
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Balai Pustaka,
Jakarta. 468 hlm.
Gafur, Abdul. 2012. Desain Pembelajaran: Konsep, Model, dan Aplikasi dalam
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran. Penerbit Ombak, Yogyakarta.
188 hlm.
Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta, Jakarta. 319 hlm.
Ibrahim, dkk.. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Rajawali Pers, Jakarta.
322 hlm.
Ibrahim, R. dan Nana Syaodih. 2012. Perencanaan Pengajaran. Rienika Cipta,
Jakarta. 135 hlm.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Bahasa Indonesia Edisi Revisi
2107. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. 290 hlm.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Permendikbud Nomor 22 Tahun
2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Kridalaksana, Harimurti. 2009. Kamus Linguistik Edisi Keempat. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta. 316 hlm.
Kosasih, E. 2017. Jenis-jenis Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesi:
Analisis Fungsi, Struktur, dan Kaidah serta Langkah-langkah Penulisannya.
Yrama Widya, Bandung. 322 hlm.
Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.
Rajawali Pres, Jakarta. 246 hlm.
Mahsun. 2018. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.
Raja Grafindo Persada, Depok.
Margono, S. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta. 259 hlm.
130
Prastowo, Andi. 2014. Panduan Praktis Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva
Press, Jogjakarta. 153 hlm.
Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana
Prenada Media Group, Jakarta. 284 hlm.
Susanti, Yuliyana. 2019. Teks Eksplanasi dalam Media Massa dan
Pemanfaatannya sebagai Materi Ajardi SMA. (Skripsi). Universitas
Lampung, Bandarlampung. 143 hlm.
Universitas Lampung. 2018. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas
Lampung, Bandarlampung. 158 hlm.
97
DAFTAR SITUS
Anlisia, Yulita. 2017. Peningkatan Pembelajaran Menulis Teks Laporan
Hasil Observasi melalui Model Problem Based Learning pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 13 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2016/2017.
Bandarlampung: Universitas Lampung. Tesis. Diakses dari:
http://digilib.unila.ac.id/27016/4/TSIS%20TANPA%20BAB%20PE
BAHASAN.pdf Diakses pada 30 Desember 2019. 103 hlm.
Dini, Mutiara. 2015. Kemampuan MenulisTeks Laporan Hasil Observasi Siswa
Kelas VII SMP Negeri 13 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
Bandarlampung: Universitas Lampung. Skripsi. Diakses dari:
http://digilib.unila.ac.id/7352/ Diakses pada 30 Desember 2019. 81 hlm.
Triana, Arufil Ery. 2017. Pembelajaran Memahami Teks Laporan Hasil
Observasi Siswa Kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Kalirejo Tahun Ajaran
2016/2017. (Skripsi). Bandarlampung: Universitas Lampung.
http://digilib.unila.ac.id/25537/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMB
AHASAN.pdf Diakses pada 10 Oktober 2018. 134 hlm.