8
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Desiana Vidayanti MT REKAYASA FUNDASI Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana 6 MODUL 6 PERSAMAAN BRINCH HANSEN DAN VESIC 1. PERSAMAAN BRINCH HANSEN Brinch Hansen (1970) menyarankan persamaan kapasitas dukung yang pada dasarnya sama dengan Terzaghi, hanya di dalam persamaanya memperhatikan pengaruh- pengaruh bentuk fundasi, kedalaman, inklinasi beban, inklinasi dasar dan inklinasi permukaan tanah. (gambar 1) Gambar 1. Fondasi dengan dasar dan permukaan miring Untuk tanah dengan φ > 0 , Hansen menyarankan persamaan kapasitas dukung ultimit : Dengan : Qu = beban vertical ultimit (kN)

TEKNIK PONDASI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

DAYA DUKUNG

Citation preview

Page 1: TEKNIK PONDASI

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Desiana Vidayanti MT REKAYASA FUNDASI

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana

6 MODUL 6

PERSAMAAN BRINCH HANSEN DAN

VESIC

1. PERSAMAAN BRINCH HANSEN Brinch Hansen (1970) menyarankan persamaan kapasitas dukung yang pada dasarnya

sama dengan Terzaghi, hanya di dalam persamaanya memperhatikan pengaruh-

pengaruh bentuk fundasi, kedalaman, inklinasi beban, inklinasi dasar dan inklinasi

permukaan tanah. (gambar 1)

Gambar 1. Fondasi dengan dasar dan permukaan miring

Untuk tanah dengan φ > 0 , Hansen menyarankan persamaan kapasitas dukung ultimit :

Dengan : Qu = beban vertical ultimit (kN)

Page 2: TEKNIK PONDASI

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Desiana Vidayanti MT REKAYASA FUNDASI

Untuk lempung jenuh (φ = 0), Hansen menyarankan :

Pada persamaan tersebut, factor kapasitas dukung dinyatakan oleh :

Nilai-nilai tersebut dapat dilihat dalam table 3.3. Tabel 1.a. Faktor-faktor bentuk fondasi (Hansen 1970)

Page 3: TEKNIK PONDASI

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Desiana Vidayanti MT REKAYASA FUNDASI

Tabel 1.b. Faktor-faktor kedalaman fondasi (Hansen 1970)

Table 1.c. Faktor-faktor kemiringan beban fondasi (Hansen 1970)

Page 4: TEKNIK PONDASI

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Desiana Vidayanti MT REKAYASA FUNDASI

Table 1.d. Faktor-faktor kemiringan dasar fondasi (Hansen 1970)

Dalam table 1.c, bila dasar fondasi tidak sangat kasar, maka c (kohesi) diganti Ca

(adhesi) = factor adhesi x kohesi c. Pada table (1a) sampai (1.e).

H = komponen beban sejajar dasar fondasi

V = komponen beban tegak lurus dasar fondasi

α = sudut kemiringan dasar fundasi (positif searah jarum jam)

β = sudut lereng pendukung fondasi (positif searah jarum jam)

hansen menganalisis kapasitas dukung sebagai masalah plane strain (regangan bidang

atau dua dimensi), yang mana ini hanya benar jika fondasi berbentuk memanjang tak

hingga. Pada tinjauan regangan bidang, nilai sudut gesek dalam yang diperoleh dari uji

triaksial cenderung lebih kecil. Karena itu Hansen seperti halnya Mayerhof,

menyarankan sudut gesek dalam yang diperhitungkan dalam hitungan kapasitas dukung

adalah :

φps = 1,1 φtr

dengan φps = φ plne strain adalah sudut gesek dalam dari uji triaksial.

Page 5: TEKNIK PONDASI

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Desiana Vidayanti MT REKAYASA FUNDASI

2. PERSAMAAN VESIC Persamaan daya dukung Terzaghi, menganggap bahwa permukaan baji tanah BD dan

AD membuat sudut φ terhadap arah horizontal. Beberapa peneliti telah mengamati

bahwa sudut baji tidak membentuk sudut φ, namun mernbentuk sudut (45 + φ /2)

terhadap horizontal.

Persamaan daya dukung yang disarankan Vesic (1973) tersebut sama dengan

persamaan Terzaghi, hanya persamaan faktor-faktor daya dukungnya yang berbeda,

Persamaan daya dukung di atas belum memperhatikan pengaruh tahanan geser tanah

yang berkembang di atas dasar fondasi, karena berat tanah di atas dasar fondasi

digantikan dengan po= Dfγ. Untuk memperhitungkan faktor tahanan geser tersebut,

maka harus digunakan faktor-faktor kedalaman dan faktor bentuk fondasi. Untuk ini,

pada sembarang gunakan faktor kedalaman dan faktor bentuk fondasi , persamaan daya

dukung ultimit menjadi :

qu = Qu/(B’.L’) = scdc I cbcgc cNc + sqdq bqgq poNq + s γd γb γg γ 0,5γBN γ

dengan

Qu = komponen vertical ultimit (kN)

B = lebar fondasi (m)

L’, B’ = panjang dan lebar efektif fondasi (m)

γ = berat volume tanah

c = kohesi tanah

po = tekanan overburden dasar fondasi

Page 6: TEKNIK PONDASI

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Desiana Vidayanti MT REKAYASA FUNDASI

Page 7: TEKNIK PONDASI

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Desiana Vidayanti MT REKAYASA FUNDASI

Page 8: TEKNIK PONDASI

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Desiana Vidayanti MT REKAYASA FUNDASI

Soal :

Fondasi pilar jembatan bentuk lingkaran berdiamater 2 m menduung beban sebesar

1000 kN yang arahnya dianggap vertical di pusat fundasi. Kedalaman fondasi 2 m dan

sudah diperhitungkan terhadap resiko gerusan dasar sungai. Permukaan air minimum

3m dan maksimum 5 m di atas dasar fondasi. Tanah dasr sungai berupa pasir dengan φ’

= 38°, c’ = 0, dan γsat = 19,81 kN/m3. Jika digunakan kapasitas dukung Vesic (1973),

berapakan factor aman terhadap kapasitas dukung pada muka air minimum dan

maksimum ?

Sumber :

Hardiyatmo, Hary Christady, Teknik Fondasi I, Edisi ke 2, PT Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta 2002