Upload
forskit
View
276
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 1/27
TEKNIK PENYIDIKAN DAN PERLINDUNGAN HUTAN
A. Batasan dan Pengertian
Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam bertujuan untuk
menjaga hutan, kawasan hutan dan lingkungannya, agar fungsi lindung,
fungsi konservasi, dan fungsi produksi, dapat tercapai secara optimal dan
lestari. Dengan demikian kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan
merupakan usaha untuk :
1. Mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan, dan hasil
hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-
daya alam, hama serta penyakit;
2. Mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan
perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta
perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.
Dalam rangka melindungi hutan dan hasil hutan dari gangguan yang
disebabkan oleh perbuatan manusia maka berdasarkan Undang-undang
Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, dinyatakan bahwa :
1. Setiap orang dilarang merusak prasarana dan sarana perlindungan hutan;
2. Setiap orang yang diberikan izin usaha pemanfaatan kawasan, izin usaha
pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu
dan bukan kayu, serta izin pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu,
dilarang melakukan kegiatan yang menimbulkan kerusakan hutan;
3. Setiap orang dilarang :
a. mengerjakan dan atau menggunakan dan atau menduduki kawasan
hutan secara tidak sah;
b. merambah kawasan hutan;
c. melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan dengan radius
atau jarak sampai dengan :
1) 500 (lima ratus) meter dari kiri kanan tepi sungai;
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 2/27
2) 200 (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di
daerah rawa;
3) 100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi sungai;
4) 50 (lima puluh) meter dari kiri kanan tepi anak sungai;
5) 2 (dua) kali kedalaman jurang dari tepi jurang;
6) 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan pasang
terendah dari tepi pantai.
d. membakar hutan;
e. menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam
hutan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang;
f. menerima, membeli atau menjual, menerima tukar, menerima titipan,
menyimpan, atau memiliki hasil hutan yang diketahui atau patut diduga
berasal dari kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak
sah;
g. melakukan kegiatan penyelidikan umum atau eksplorasi atau eksploitasi
bahan tambang di dalam kawasan hutan, tanpa izin Menteri;
h. mengangkut, menguasai atau memiliki hasil hutan yang tidak dilengkapi
bersama-sama dengan surat keterangan sahnya hasil hutan;
i. menggembalakan ternak di dalam kawasan hutan yang tidak ditunjuksecara khusus untuk maksud tersebut oleh pejabat yang berwenang;
j. membawa alat-alat berat dan atau alat-alat lainnya yang lazim atau
patut diduga akan digunakan untuk mengangkut hasil hutan di dalam
kawasan hutan, tanpa izin pejabat yang berwenang;
k. membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong
atau membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang
berwenang
l. membuang benda-benda yang dapat menyebabkan kebakaran dan
kerusakan serta membahayakan keberadaan atau kelangsungan fungsi
hutan ke dalam kawasan hutan; dan
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 3/27
m. mengeluarkan, membawa dan mengangkut tumbuh-tumbuhan dan
satwa liar yang tidak dilindungi undang-undang yang berasal dari
kawasan hutan tanpa izin dari pejabat yang berwenang.
Pengertian dan Istilah dalam perlindungan dan pengamanan hutan yang
sering digunakan, diantaranya adalah :
1. Polisi Hutan adalah pejabat fungsional tertentu dilingkungan Departeman
Kehutanan yang oleh atau atas kuasa undang-undang memiliki
wewenang kepolisian terbatas dibidang kehutanan.
2. Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) lingkup Departemen Kehutanan
adalah Pegawai Negeri Sipil tertentu dalam lingkup Departemen
Kehutanan yang oleh dan kuasa undang-undang ditunjuk selaku penyidik
dan mempunyai wewenang untuk melakukan penyidikan atas tindak
pidana dibidang hutan dan kehutanan.
3. Patroli adalah kegiatan pengawasan pengamanan hutan yang dilakukan
dengan cara gerakan dari satu tempat ketempat lain oleh dua atau tiga
orang atau lebih diwilayah hutan yang menjadi tanggung jawabnya atau
daerah tertentu dimana terjadi pelanggaran/kejahatan atas hasil hutan.
Secara teratur dan selektif atau tergantung situasi dan kondisi keamananhutan dengan tujuan mencegah gangguan terhadap hutan dan hasil hutan,
mengetahui situasi lapangan serta melakukan tindakan terhadap pelaku
pelanggaran/kejahatan yang ditemukan pada waktu patroli.
4. Penjagaan adalah kegiatan pengawasan yang dilakukan pada tempat-
tempat yang telah ditentukan.
5. Operasi Khusus Polhut adalah operasi yang dilaksanakan Polhut terhadap
sasaran tertentu yang sifatnya sudah kronis dengan personil, waktu dan
dukungan dana yang sudah ditentukan dengan catatan pengerahan
Polhut yang terpilih dan dalam jumlah yang besar.
6. Operasi Gabungan adalah operasi pengamanan hutan dan hasil hutan
yang dilakukan oleh Polhut bersama-sama dengan instansi terkait dengan
sasaran, personil, waktu dan dukungan dana tertentu.
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 4/27
7. Penyidikan adalah serangkaian tindakan PPNS untuk mencari dan
mengumpulkan bukti-bukti untuk menjelaskan terjadinya tindak pidana
dibidang hutan dan kehutanan, serta dalam rangka menemukan
tersangkanya, dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam KUHAP dan
peraturan perundangan lain yang mendasarinya.
8. Tindak Pidana adalah setiap perbuatan yang diancam hukuman sebagai
pelanggaran atau kejahatan, baik yang disebut dalam KUHP maupun
peraturan perundang-undangan lainnya.
9. Tertangkap Tangan adalah tertangkapnya seseorang pada waktu sedang
melakukan tindak pidana, atau dengan segera sesudah beberapa saat
tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat kemudian padanya ditemukan
benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak
pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut
melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu.
10. Senjata Api Polhut adalah setiap senjata api milik Departemen Kehutanan
yang didistribusikan kepada Perum Perhutani, CDK, Balai/Sub Balai
PHKA dan Hutan diseluruh Indonesia termasuk amunisinya yang dipinjam
pakaikan kepada anggota Polhut sebagai alat utama dalam
melaksanakan tugasnya.11. Pembelaan Terpaksa (Noodweer) sesuai bunyi pasal 49 KUHP adalah :
a. Barang siapa melakukan perbuatan, yang terpaksa dilakukannya untuk
mempertahankan dirinya atau diri orang lain, mempertahankan
kehormatan atau harta benda sendiri atau kepunyaan orang lain dari
pada serangan yang melawan hak dan mengancam dengan segera
pada saat itu juga, tidak boleh dihukum.
b. Melampaui batas pertahanan yang sangat perlu, jika perbuatan itu
dengan sekonyong-konyong dilakukan karena perasaan tergoncang
dengan segera pada saat itu juga, tidak boleh dihukum.
B. Kelembagaan Perlindungan dan Pengamanan Hutan
Perlindungan hutan pada hutan negara dilaksanakan oleh pemerintah.
Instansi-instansi Kehutanan di Provinsi dan Kabupaten bertanggung jawab
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 5/27
atas perlindungan hutan baik di dalam maupun di luar kawasan hutan. Untuk
menjamin terselenggaranya perlindungan hutan yang efektif kepada pejabat
kehutanan tertentu sesuai dengan sifat pekerjaanya diberikan wewenang
kepolisian khusus. Wewenang kepolisian khusus bidang kehutanan tersebut
adalah :
1. Mengadakan patroli/perondaan di dalam kawasan hutan atau wilayah
hukumnya;
2. memeriksa surat-surat atau dokumen yang berkaitan dengan
pengangkutan hasil hutan di dalam kawasan hutan atau wilayah
hukumnya;
3. menerima laporan tentang telah terjadinya tindak pidana yang menyangkut
hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan;
4. mencari keterangan dan barang bukti terjadinya tindak pidana yang
menyangkut hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan;
5. dalam hal tertangkap tangkap, wajib menangkap tersangka untuk
diserahkan kepada yang berwenang; dan
6. membuat laporan dan menandatangani laporan tentang terjadinya tindak
pidana yang menyangkut hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan.
Kelembagaan Perlindungan dan Pengamanan Hutan sebagai berikut :1. Polisi Kehutanan
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor: 45 Tahun 2004 Pasal 32 ayat (2)
dijelaskan bahwa Polisi Kehutanan, adalah:
a. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagai pejabat fungsional Polisi
Kehutanan;
b. Pegawai Perusahaan Umum Kehutanan Indonesia (Perum Perhutani)
yang diangkat sebagai Polisi Kehutanan;
c. Pejabat Struktural Instansi Kehutanan Pusat maupun Daerah yang
sesuai dengan tugas dan fungsinya mempunyai wewenang dan
tanggung jawab dibidang perlindungan hutan.
Untuk melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya Polisi Kehutanan
mempunyai tugas pokok :
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 6/27
a. Mencegah dan membatasi kerusakan-kerusakan hutan dan hasil hutan
yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, hama
dan penyakit.
b. Mempertahankan dan menjaga hak-hak negara atas hutan dan hasil
hutan.
Dengan fungsi tugas, adalah sebagai berikut:
a. Menjaga keutuhan kawasan hutan.
b. Mencegah pendudukan dan pengerjaan lahan hutan tanpa izin.
c. Mencegah pengelolaan tanah hutan secara tidak sah yang dapat
menimbulkan kerusakan tanah dan tegakan.
d. Mencegah penebangan tegakan hutan tanpa izin.
e. Mencegah pemungutan hasil hutan dan perburuan satwa liar.
f. Mencegah dan memadamkan kebakaran hutan serta melarang
pembakaran hutan tanpa kewenangan yang sah.
g. Mencegah pengangkutan hasil hutan dan satwa liar tanpa izin.
h. Mencegah penggembalaan ternak, pengambilan rumput dan makanan
ternak lainnya serta serasah dari dalam hutan kecuali ditempat-tempat
yang disediakan untuk keperluan tersebut.
i. Mencegah dan menanggulangi kerusakan hutan dan hasil hutan yangdisebabkan daya alam, hama dan penyakit.
j. Mencegah membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk memotong
dan membelah pohon di dalam kawasan hutan.
k. Mencegah terjadinya kerusan terhadap bangunan-bangunan dalam
rangka upaya konservasi tanah dan air.
l. Mencegah terjadinya kerusakan sumber daya alam hayati dan
lingkungannya.
2. Struktur Organisai
Struktur organisasi Mengenai POLHUT telah diatur dengan Keputusan
Bersama Menteri Kehutanan dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia
Nomor: 10/Kpts-II/93-Skep/07/I/93 tanggal 7 Januari 1993. Berdasarkan
Surat Keputusan Bersama tersebut, POLHUT terdiri dari:
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 7/27
1) Kelompok 10 orang.
2) Kelompok 30 orang (Peleton).
Pengendalian administrasi dan teknis Tenaga Fungsional Polisi Hutan
dilaksanakan oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi dan Kepala Dinas
Kabupaten serta Kepala Unit Pelaksana teknis Kehutanan terkait.
Berdasarkan “tempat kedudukan kerjanya” Organisasi Perlindungan dan
Pengamanan hutan Hutan digolongkan menjadi :
a. Satuan Tugas Polhut Wilayah (SATGASWIL ) Berkedudukan di Kantor
Unit Kesatuan Pemangkuan Hutan, bertugas untuk menangani
masalah-masalah pengamanan hutan yang bersifat khusus, gabungan
atau dengan sasaran tertentu di wilayah kerja Hutan.
b. Satuan Tugas Polhut Resort (SATGASRES), Berkedudukan di Kantor
Resort Kehutanan sebagai Unit Organisasi terkecil dalam pengelolaan
hutan di Lapangan, bertugas untuk menangani masalah-masalah
pengamanan hutan secara rutin sesuai dengan wilayah kerjanya dan
batas wewenang Polhut.
Berdasarkan “Sifat Pergerakannya” organisasi perlindungan dan
pengamanan hutan digolongkan menjadi :a. Satuan Tugas Polhut Mobil
Pada dasarnya Polhut yang berkedudukan di Kantor Unit Kesatuan
Pengeloaan Hutan, bersifat mobil keseluruh wilayah kerja pengelolaan
hutan. Untuk melaksanakan tugas pengamanan wilayah diperlukan
Surat Perintah Tugas dari Kepala Unit Pengelola Hutan Hutan.
b. Satuan Tugas Polhut Teritorial
Adalah Polhut yang ditempatkan pada Kantor Resort/Pos Jaga/Pondok
Kerja disekitar kawasan hutan dan bertanggung jawab terhadap
keamanan sebagian kawasan hutan dari wilayah kerja. kawasa sesuai
wilayah kerja yang telah ditentukan.
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 8/27
Kepala PengelolaHutan
Kelompok POLHUT
POS Linhut POS Linhut
Regu Polhu t Teritorial
Komandan
POLHUTKepala Bagian
Pemangkuan Hutan
Regu Polhut Mobil
Kepala BagianPemangkuan Hutan
RESORT KEHUTANAN RESORT KEHUTANAN
POLHUT Wilayah
Gambar . Struktur Organisasi POLHUT
3. Satuan Polisi Hutan Reaksi Cepat
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 9/27
Dalam rangka mengoptimalisasi pelaksanaan pengamanan dan
perlindungan hutan Departemen Kehutanan Melalui Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor: SK.476/Menhut-IV/2005 Tanggal 19 Desember
2005 membentuk Satuan Polisi Kehutanan Reaksi Cepat disingkat
SPORC. Anggota SPORC adalah Polisi Kehutanan yang kualifikasi
personalnya ditingkatkan dan diseleksi dari Polisi Kehutanan yang
bertugas pada: Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal PHKA, Dinas
Kehutanan Provinsi dan Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota.
Susunan Organisasi Satuan Polisi Kehutanan Reaksi Cepat dari tingkat
Pusat sampai Tingkat Lapangan adalah :
Penanggung Jawab : Menteri Kehutanan
Pengendali Operasi : Direktur Jenderal PHKAPengendali Harian :Direktur Penyidikan dan Perlindungan HutanPelaksana PengendalianHarian : Kepala Subdit Polisi Kehutanan dan PPNSPembina SPORC : Kepala Balai yang ditunjukPembina Bidang Operasi dan Intel : Kepala Seksi Polisi KehutananPembina Bidang Penyidikan : Kepala Seksi PPNSKomandan Brigade : Anggota SPORC yang ditunjukSistem operasi dan komando serta kendali operasi Satuan Polisi
Kehutanan Reaksi Cepat, dilaksanakan berdasarkan :
a. Perintah Menteri Kehutanan serta komando dan kendali Pusat atas
penugasan tertentu; dan atau
b. Rencana kegiatan yang disusun oleh masing-masing brigade di setiap
provinsi; dan atau
c. Permintaan pihak lain yang tugas pokok dan fungsinya di bidang
kehutanan dengan mengajukan permintaan penugasan kepada Menteri
Kehutanan.
Anggota SPORC mempunyai tugas pokok menyiapkan, melaksanakan,
mengembangkan, memantau dan mengevaluasi serta melaporkan
kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan serta peredaran hasil
hutan di seluruh wilayah Indonesia. Untuk menyelenggarakan tugas
pokoknya, anggota SPORC melaksanakan fungsi :
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 10/27
a. Menjaga keutuhan batas kawasan hutan;
b. Mencegah dan melarang pendudukan dan pengerjaan lahan hutan
tanpa ijin;
c. Mencegah dan melarang pengelolaan tanah hutan negara yang dapat
menimbulkan kerusakan tanah dan tegakan;
d. Mencegah dan melarang penebangan tegakan tanpa ijin;
e. Mencegah dan melarang pemungutan hasil hutan dan perburuan satwa
liar tanpa ijin;
f. Mencegah dan memadamkan kebakaran hutan serta melarang
pembakaran hutan tanpa kewenangan yang sah;
g. Melarang pengangkutan ilegal hasil hutan dan satwa liar;
h. Melarang penggembalaan ternak, pengambilan rumput dan makanan
ternak lainnya serta serasah dari dalam hutan kecuali di tempat-tempat
yang disediakan untuk keperluan tersebut;
i. Mencegah dan menanggulangi kerusakan hutan dan hasil hutan yang
disebabkan daya alam, hama dan penyakit;
j. Melarang membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk memotong
dan membelah pohon di dalam kawasan hutan;
k. Mencegah terjadinya kerusakan sumber daya alam hayati, lingkungandan ekosistem;
l. Mencegah terjadinya kerusakan terhadap bangunan-bangunan dalam
rangka upaya konservasi tanah dan air.
Personil dalam 1 (satu) brigade SPORC berjumlah minimal 30 (tiga puluh)
orang yang berasal dari UPT Ditjend.PHKA, Dinas Kehutanan Provinsi
dan Dinas kehutanan Kabupaten/Kota, dengan susunan:
Komandan Brigade : Minimal Golongan III/b dan telah PPNS
Kepala Unit Intelejen : Minimal Golongan III/a
Kepala Unit Operasi : Minimal Golongan III/a
Kepala Unit Penyidikan : Minimal Golongan III/a
Kepala Unit Administrasi : Minimal Golongan III/a
Anggota Unit : Minimal Golongan II/a
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 11/27
Dalam rangka mempermudah mobilisasi dan gerakan, anggota SPORC
perlu terkonsentrasi dalam satu markas. Untuk pembangunan markas
SPORC disetiap Brigade diperlukan tanah minimal 2 (dua) hektar, dengan
kelengkapan fasilitas, sebagai berikut :
a. Gedung dan Bangunan, seperti: Gedung Kantor SPORC berukuran
minimal 200 M2 dan perlengkapannya, Rumah Dinas Komandan
Brigade dan Kepala Unit dan kelengkapannya, Asrama anggota
SPORC dan kelengkapannya, Lapangan Tembak, Lapangan Tempat
Upacara, Sarana Out Bond, Garasi, Dan lain-lain
b. Sarana Transportasi: Kendaraan truk roda enam, Kendaraan patroli
pick up roda empat tipe 4x4, Kendaraan operasional roda empat,
Kendaraan roda dua, Speed boat, Perahu karet, Pesawat ultra ringan
c. Sarana Komunikasi: Telepon/fax, Portable tranceiver, Rig 2M, Handy
talky, Hand phone satelit, SKRT
d. Sarana pendukung operasi: Tenda pleton, tenda regu, tenda dome,
Flying seat, Binoculer, binoculer infra red, Camera Digital, Handy Cam,
Camera under water, GPS, Kompas, Polhut line, Meteran, Peralatan
snorkle: kompressor, scuba diver, life jacket dll, Peralatan intelejen:
recorder, hidden camera, camera cctv domi, alat penyadap,Perlengkapan masak lapangan, Mega phone, Genset portable,
Tambang carmentle, Harnes, Descender, Webbing, Figur eight,
Emergency kit, tandu, helmet rescue, Ribbon, Sign pistol, Senjata api
dan kelengkapannya
4. Pengaman Hutan Berbasis Masyarakat
Peran serta masyarakat di bidang kehutanan dinyatakan secara nyata
dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Pasal
69 ayat (1) menjelaskan bahwa masyarakat berkewajiban untuk ikut serta
memelihara dan menjaga kawasan hutan dari gangguan dan perusakan.
Selain itu dalam Pasal 68 ayat (2) disebutkan bahwa masyarakat juga
turut serta dalam pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan
kehutanan baik langsung maupun tidak langsung. Bentuk dan Tipe
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 12/27
Perlindungan dan Pengakanan Hutan Berbasis masyarakat yang selama
ini berkembang di lapangan antara lain, adalah:
a. Tim Perlindungan Dan Pengamanan Hidupan Liar, Tim Perlindungan
Hidupan Liar (Wildlife Protection Unit) adalah Tim Satwa Liar Langka
dan Habitatnya yang terdiri atas Polisi Hutan dan Masyarakat Tempatan
yang memiliki ketrampilan khusus dan dilengkapi dengan peralatan
yang cukup untuk menanggulangi perburuan dan perdagangan satwa
liar langka dan perusakan habitatnya. Tujuan pembentukan Wildlife
Protection Unit (WPU) adalah mewujudkan perlindungan satwa liar
langka dan habitatnya secara efektif dan efisien yang melibatkan
masyarakat secara aktif.
b. Tim Perlindungan Ekosistem, merupakan Tim perlindungan dan
pengamanan hutan yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh
masyarakat tempatan, peusahaan, LSM dan Institusi Kehutanan Pusat
atau Daerah.
c. Community Patroll, adalah Perlindungan dan Pengamanan Hutan yang
dilaksanakan oleh Polisi Kehutan bersama Masyarakat Desa Sekitar
Kawasan Hutan. Tujuan pembentukan Community Patrol adalah
melindungi kawasan hutan dari gangguan yang disebabkan olehmanusia dengan melibatkan masyarakat sekitar hutan secara aktif.
d. Pengamanan Hutan Swakarsa, merupakan Tim pengamanan hutan
yang dilaksanakan oleh Masyarakat atau LSM secara mandiri dan
sukarela.
e. Satuan Pengamanan Hutan, pengamanan yang dilakukan oleh Pihak
Ketiga selaku pengelola kawasan hutan.
f. Tim Pemantau Kerusakan Hutan, dilaksanakan oleh masyarakat
secara berkelompok maupun perorangan.
C. Perencanaan Perlindungan dan Pengaman Hutan
1. Tahapan Perencanaan
Proses penyusunan rencana kerja perlindungan dan pengamanan hutan
meliputi tahapan sebagai brikut :
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 13/27
a. Tahap mengumpulkan bahan dan keterangan. Pada tahap ini bahan
dan informasi yang dikumpulkan berasal dari sumber langsung maupun
dari sumber sekunder.
b. Tahap mengolah data untuk menyusun rencana kerja. Bahan dan
informasi yang telah dikumpulkan dilakukan pengkajian dan sintesa
untuk menentukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dan
menetapkan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan yang efektif dan
efisien.
c. Tahap membuat konsep rencana kerja. Hasil pengolahan data dan
informasi yang memuat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamn
serta langkah-langkah pelaksanaan kegiatan yang efektif dan efisien
tersebut dituangkan dalam bentuk rencana kerja.
d. Mempresentasikan konsep rencana kerja. Konsep rencana kerja yang
telah dibuat dipresentasikan dalam forum satuan unit kerja untuk
mendapat masukan dalam penyempurnaannya.
e. Menyempurnakan konsep. Berdasarkan masukan data dan unformasi
yang diperoleh saat presentasi, konsep rencana kerja disempurnakan
menjadi rencana kerja definitif yang akan digunakan sebagai dasar dan
panduan pelaksanaan kegiatan.2. Klasifikasi rencana perlindungan dan pengamanan hutan
a. Rencana tahunan, rencana tahunan memuat kegiatan-kegiatan yang
akan dilaksanakan dalam satu tahun. Rencana kerja satu tahun
bersifat umum dan menggambarkan target yang akan dicapai dalam
satu tahun.
b. Rencana semester, memuat kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan
dalan satu semester. Rencana kerja ini merupakan penjabaran dari
rencana kerja tahunan yang bersifat lebih rinci.
c. Rencana kegiatan, merupakan penjabaran yang sangat rinci dari setiap
kegiatan yang termuat dalam rencana kerja. Dalam rencana kegiatan
tujuan, sasaran, target yang akan dicapai, metode pelaksanaan,
personil pelaksana dan pembiayaan telah dibuat secara rinci. Jadi
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 14/27
rencana kegiatan merupakan dasar dan panduan pelaksanaan suatu
kegiatan.
3. Jenis rencana perlindungan dan pengamanan hutan
Berdasarkan Surat Keptusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor: 55/KEP/M.PAN/7/2003 Tanggal 2 Juli 2003 Tentang Jabatan
Fungsional Polisi Kehutanan dan Angkakreditnya, penyusunan rencana
kerja perlindungan dan pengamanan kawasan yang harus dibuat oleh
Polisi Kehutanan, adalah :
a. Rencana penanggulangan kebakaran hutan, rencana kerja
penanggulangan kebakaran hutan bertujuan untuk memberikan arah
dalam mencegah, mengendalikan dan memadamkan kebakaran hutan.
Rencana kerja ini memuat kegiatan antara lain: Inventarisasi sumber
air, Inventarisasi pemukiman disekitar kawasan hutan, Inventarisasi
perladangan di sekitar kawasan hutan, Inventarisasi tegakan hutan,
patroli hutan dan pemadaman api.
b. Rencana penanggulangan pencurian hasil hutan, rencana kerja
penanggulangan pencurian hutan bertujuan untuk memberikan arah
dalam mencegah dan memberantas dan pencurian, penebangan liar di
dalam kawasan hutan serta peredarannya. Rencana kerja ini memuatkegiatan antara lain: Inventarisasi daerah rawan penebangan liar,
Inventarisasi tegakan hutan, penjagaan dan patroli hutan, koordinasi
pembersantasan penebangan liar dan peredaran hasil hutan dengan
instasi terkait lainnya, rencana pelaksanaan operasi fungsional,
operasi gabungan dan operasi khusus pemberantasan penebangan
liar di dalam kawasan hutan dan peredarannya.
c. Rencana penanggulangan perambahan hutan. Kegiatan yang
termasuk dalam penanggulangan perambahan hutan diantaranya,
yaitu: Inventarisasi ladang dan pemukiman dalam hutan, .inventarisasi
pemukiman sekitar kawasan hutan, penurunan perambah dari dalam
kawasan hutan. Kegiatan yang telah dikorrdinasikan dengan
pemerintah daerah untuk mengeluarkan perambah dari kawasan hutan.
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 15/27
d. Rencana penanggulangan hama dan penyakit. Kegiatan ini meliputi
inventarisasi tumbuhan eksotik. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengetahui jenis tumbuhan yang tidak asli setempat yang
memungkinkan menjadi hama bagi tanaman lain, Inventarisasi satwa
eksotik. Inventarisasi satwa liar yang populasinya melebihi telah
menyebabkan kerusakan tegakan hutan dan monitoring kesehatan
tegakan hutan.
e. Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor:
597/Kpts-VI/1998 Tanggal 18 Agustus 1998 jumlah kebutuhan tenaga
untuk melaksanakan perlindungan dan pengamanan hutan, diuraikan
sebagai berikut :
1) Untuk memenuhi tenaga Satuan Tugas Operasional Polhut yang
berkedudukan di Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota/Balai Taman
Nasional/Balai Konservasi Sumber Daya Alam diperlukan personil
Polisi Hutan paling sedikit berjumlah 35 orang, masing-masing
bertugas sebagai :
a) Kepala Satuan Tugas : 1 orang (Golongan III/b)
b) Wakil Kepala Satuan : 1 orang (Golongan III/a)c) Kepala Urusan Dalam : 1 orang (Golongan II/d)
d) Anggauta : 2 orang (Golongan II/a – II/c)
e) Anggauta Satuan :30 orang terdiri dari 3 orang (Gol.II/d)
dan 27 orang (Golongan II/a-II/c)
2) Untuk memenuhi Unit Operasional Polhut yang berkedudukan di
Resort Pemangkuan Hutan/Sub Seksi Wilayah/Seksi Wilayah Balai
Taman Nasional atau Balai KSDA diperlukan Polisi Hutan berjumlah
minimal 11 orang, masing-masing bertugas sebagai:
a) Kepala Satuan Unit : 1 orang (Golongan III/a-II/b)
b) Tata Usaha Urusan Dalam : 1 orang (Golongan II/d)
c) Anggauta : 9 orang terdiri 3 orang (Gol.II/d) dan 6 orang
(Golongan II/a – II/c)
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 16/27
Berdasarkan perbandingan antara luas kawasan hutan dengan
jumlah polhut yang optimal diperkirakan bahwa untuk perlindungan
dan pengamanan hutan yang efektif adalah 1.000 ha :1 POLHUT.
Keterampilan yang dibutuhkan oleh tenaga perlindungan dan
pengamanan hutan dalam rangka pelaksanaan perlindungan dan
pengamanan hutan yang efektif dapat dibedakan menjadi:
Keterampilan Perorangan, Keterampilan Beregu, Keterampilan
Teknis dan Keterampilan Sosial
f. Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana. Berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor: 597/Kpts-
VI/1998 Tanggal 18 Agustus 1998, standar peralatan minimal dalam
Organisasi Polhut, adalah sebagai berikut :
1) Pada Tingkat Satuan Tugas
a) Kendaraan Satuan : 4 (empat) Pick up / Speed boat
b) Kendaraan Perorangan : 6 (enam) Sepeda Motor/Motor tempel
c) Senjata api laras panjang: 9 (sembilan) pucuk
d) Senjata api genggam : 5 (lima) pucuk
e) Alat Komunikasi HT : 15 (lima belas) buah
f) Alat komunikasi Rig : 3 (tiga) buahPengalaman menunjukan dalam memberdayakan Polisi Kehutanan
selain peralatan dan perlengkapan yang disebutkan di atas, juga
dibutuhkan: Alat Navigasi GPS: 6 (enam) buah, Alat Navigasi
Kompas: 15 (dua puluh) buah, Kamera Saku: 10 (sepuluh) buah,
Tenda Regu: 2 (dua) unit, Peralatan Masak trangia: 8 (delapan)
buah
2) Pada Tingkat Unit Polhut
a) Kendaraan : 1 (satu) pick up / Speed boat
b) Kendaraan perorangan : 4 (empat) Sepeda motor / Motor
tempel
c) Senjata api laras panjang : 3 (tiga) pucuk
d) Senjata api genggam : 1 (satu) pucuk
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 17/27
e) Alat komunikasi HT : 5 (lima) buah
f) Alat komunikasi Rig : 1 (satu) unit
Pengalaman menunjukan dalam memberdayakan Polisi Kehutanan
selain peralatan dan perlengkapan yang disebutkan di atas, juga
dibutuhkan: Alat Navigasi: 2 (dua) GPS, Alat Navigasi: 5 (lima)
Kompas Bidik, Kamera Saku: 3 (tiga) buah, Tenda Dom: 2 (dua)
unit, Peralatan Masak: 2 (dua) trangi
Sedangkan Perlengkapan Standar POLHUT Perorangan telah
diatur dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan
Hutan dan Konservasi Alam Nomor: 55/Kpts/DJ-IV/2002 dengan
rincian sebagai berikut: Veldfles/tempat air, Borgol, Pisau, Ransel,
Jaket, Jas Hujan, Senter, Rantang, Peluit, Tongkat Polisi, Golok,
Tali Temali, Rompi.
Pakaian seragam Polisi Kehutanan juga diatur dalam secara rinci
dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan
Konservasi Alam Nomor: 55/Kpts/DJ-IV/2002 Tentang Petunjuk
Teknis Pakaian, Atribut dan Perlengkapan Polisi Hutan. Jenis dan
jumlah Pakaian POLHUT adalah sebagai berikut:
a. Pakaian Dinas Harian (PDH) : 1 (satu) stel setiap tahunb. Pakaian Dinas Lapangan (PDL) : 2 (dua) stel setiap tahun
c. Pakaian Dinas Upacara (PDU) : 1 (satu) stel setiap tiga tahun
Untuk mendukung kecepatan operasi dan sikap kebersamaan
POLHUT diperlukan adanya perumahan dan kantor bagi POLHUT
dengan ketentuan:
a. Jumlah rumah sesuai dengan Jumlah Polhut
b. Dibangun di dekat kawasan hutan di Wilayah Kabupaten/
Kecamatan.
c. Untuk kantor satuan tugas polhut dibangun dekat perumahan
polhut sedankan Kantor Satuan Unit Polhut disediakan ruangan
dilingkungan Kantor Resort Pemangkuan Hutan/Resort
TN/Resort KSDA
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 18/27
D. Pelaksanaan Kegiatan Perlidungan dan Pengamanan Hutan
1. Bentuk Kegiatan Perlindungan dan Pengamanan Hutan
Kegiatan perlindungan dan penanggulangan terhadap gangguan kawasan
hutan dilaksanakan dengan cara preemtif, preventif, represif dan yustisi
termasuk di dalamnya pengumpulan bahan dan keterangan dalam rangka
penanganan kasus.
a. Kegiatan Preemtif. Upaya preemtif adalah kegiatan dalam upaya
penciptaan kondisi yang kondusif dengan tujuan menumbuhkan peran
aktif masyarakat dalam pengamanan kawasan hutan.
b. Kegiatan Preventif. Kegiatan Preventif adalah segala kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencegah terjadinya gangguan keamanan
kawasan dan hasil hutan. Bentuk kegiatan preventif, terdiri dari :
1) Pemeliharaan dan pengamanan batas kawasan hutan. Dalam
rangka menjaga dan mempertahankan kepastian hukum atas
kawasan hutan di lapangan, secara terus menerus batas hutan
harus dipelihara dan diamankan.
2) Penjagaan pengamanan hutan. Kegiatan penjagaan dilakukan di
pos-pos jaga yang telah ditentukan yang penempatannya
berdasarkan pada titik rawan terjadinya gangguan hutan dan hasilhutan. Tujuan utama Penjagaan adalah untuk mengurangi ruang
gerak terjadinya pelanggaran di bidang kehutanan.
3) Patroli pengamanan hutan. Patroli adalah kegiatan pengawasan
pengamanan hutan yang dilakukan dengan cara gerakan dari satu
tempat ketempat lain oleh dua atau tiga orang atau lebih di wilayah
hutan yang menjadi tanggung jawabnya atau daerah tertentu
dimana sering terjadi pelanggaran atau kejahatan bidang
kehutanan.
c. Kegiatan Represif. Adalah kegiatan penindakan dalam rangka
penegakan hukum dimana situasi dan kondisi gangguan keamanan
kawasan hutan telah terjadi dan cenderung terus berlangsung atau
meningkat sehingga perlu segera dilakukan penindakan terhadap
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 19/27
pelakunya. Berdasarkan bentuk tindakan yang dilakukan di lapangan,
kegiatan represif dibedakan atas :
1) Operasi Taktis, yaitu kegiatan atau upaya untuk mencegah dan
menindak pelaku pelanggaran secara langsung di lapangan melalui
kegiatan patroli, pemeriksaan dokumen dan barang bukti,
pemeriksaan pelaku, penyitaan barang bukti, penitipan barang
bukti, pengamanan barang bukti, pengamanan TKP, penyelesaian
administrasi lapangan dan pelaporan.
2) Operasi Yustisi, yaitu kegiatan atau upaya penegakan hukum untuk
membuat jera para pelaku pelanggaran oleh Penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS) atau Penyidik Polri yang diawali dari tindakan
Penyidikan sampai dengan Putusan Pengadilan.
2. Ruang Lingkup Perlindungan Hutan
a. Perlindungan terhadap kawasan hutan. Penggunaan kawasan hutan
harus sesuai dengan fungsi dan peruntukannya. Penggunaan
kawasan hutan yang menyimpang harus mendapat persetujuan
Menteri.
b. Perlindungan Terhadap Tanah Hutan. Kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi yang bertujuan untuk mengambil bahan-bahan galian yangdilakukan di dalam kawasan hutan atau hutan cadangan, diberikan oleh
instansi yang berwenang setelah mendapat persetujuan Menteri. Di
dalam kawasan hutan dan hutan cadangan dilarang melakukan
pemungutan hasil hutan dengan menggunakan alat-alat yang tidak
sesuai dengan kondisi tanah dan lapangan atau melakukan perbuatan
lain yang dapat menimbulkan karusakan tanah dan tegakan.
c. Perlindungan terhadap kerusakan hutan. Setiap orang dilarang
melakukan penebangan pohon-pohon dalam hutan tanpa izin dari
pejabat yang berwenang dan selain dari petugas-petugas kehutanan
atau orang-orang yang karena tugasnya atau kepentingannya
dibenarkan berada di dalam kawasan hutan, siapapun dilarang
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 20/27
membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk memotong, menebang,
dan membelah pohon di dalam kawasan hutan.
d. Perlindungan terhadap hasil hutan. Untuk melindungi hak-hak Negara
yang berkenaan dengan hasil hutan, maka terhadap semua hasil hutan
harus diadakan pengukuran dan pengujian. Untuk membuktikan
sahnya hutan dan telah dipenuhinya kewajiban-kewajiban pungutan
Negara yang dikenakan terhadapnya hingga dapat digunakan atau
diangkut, maka hasil hutan tersebut harus mempunyai surat
keterangan sahnya hasil hutan.
Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan
A. Batasan dan Pengertian
Penyidikan adalah serangkaian tindakan Penyidik Pegawai Negeri Sipil untuk
mencari dan mengumpulkan bukti-bukti untuk menjelaskan terjadinya tindak
pidana dibidang kehutanan, serta dalam rangka menemukan tersangkanya
menurut cara yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
dan peraturan perundangan lain yang mendasarinya. Dengan pernyataan lain
penyidikan merupakan suatu usaha dan kegiatan untuk membuktikan salahtidaknya seseorang tersangka di dalam pengadilan. Oleh karena itu untuk
membuktikan seseorang bersalah diperlukan alat bukti yang sah yang
berupa: keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan
tersangka.
Dalam penegakan hukum dan penanganan kasus tindak pidana sering
menggunakan istilah hukum yang memiliki pengertian khusus, diantaranya
adalah, sebagai berikut:
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 21/27
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 22/27
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 23/27
1. Tugas dan Wewenang Penyidik
a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan yang
berkenaan dengan tindak pidana yang menyangkut hutan, kawasan
hutan dan hasil hutan;
b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak
pidana yang menyangkut hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan;
c. memeriksa tanda pengenal seseorang yang berada dalam kawasan
hutan atau wilayah hukumnya;
d. melakukan penggeledahan dan penyitaan barang bukti tindak pidana
yang menyangkut hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 24/27
e. meminta keterangan dan barang bukti dari orang atau badan hukum
sehubungan dengan tindak pidana yang menyangkut hutan, kawasan
hutan, dan hasil hutan;
f. menangkap dan manahan dalam koordinasi dan pengawasan penyidik
Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai Kitab Undang-undang
Hukum Acara Pidana.
g. membuat dan menanda-tangani berita acara;
h. menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti tentang
adanya tindak pidana yang menyangkut hutan, kawasan hutan, dan
hasil hutan.
i. Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak
pidana.
j. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan
melakukan pemeriksaan.
k. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal
diri tersangka.
l. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang.
m. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi.n. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara.
o. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari
Penyidik Polri bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut
bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik Polri
memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau
keluarganya.
p. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung
jawabkan.
2. Tahapan Penyidikan
Dalam pelaksanaannya penanganan kasus tindak pidana kehutanan
mencakup beberapa tahapan kegiatan, yaitu :
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 25/27
a. Tahap Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk
mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak
pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini. Pada tahap ini
penanganan kasus tindak pidana bau dimulai.
b. Tahap Penindakan, Penindakan merupakan upaya paksa dalam
kegiatan penyidikan tindak pidana yang meliputi kegiatan untuk
melakukan pemanggilan, penangkapan, penahanan, pengeledahan
dan penyitaaan. Kegiatan-kegiatan penindakan pada dasarnya bersifat
membatasi kebebasan atas hak-hak seseorang oleh karena itu
pelaksanaannya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 26/27
PARAMETER
PSL.184 KUHAP
HAKEKATNYA :
PEMBUKTIAN
PISAU ANALISIS
BUKTI SEGITIGA
ALAT BUKTI YG SAH
1. KET.SAKSI
2. KET.SAKSI AHLI
3. PETUNJUK
4. SURAT
5. KET.TDW /TSK
MULAI DARI TKP
- STATUS QUO
- AWETKAN/
AMANKAN TKP
(POTRET, BUAT SKET)
- CARI,DAPATKAN,
KUMPUL,TAFSIR BB
- WAWANCARASAKSI-SAKSI
BUKTI
PENUHI : ASPEK LEGALITAS
PSL.183 KUHAP
MIN. 2 ALAT
BUKTI YG SAH,
HAKIM BOLEH
JATUHKAN
PIDANA
TEHNIK
STRATEGI
SIASAT
TAKTIK
LIDIK
• OBSERVASI
• INTERVIEW• SURVEILANCE
• UNDERCOVER
• GUN INFORMAN
PENINDAKAN
• PANGGIL
• TANGKAP• TAHAN
• GELEDAH
• SITA
RIKSA
• RIKSA TSK,
SAKSI,SAHLI• KONFRONTASI• REKONSTRUKSI
• RIKSALANJUTAN
RESUME BAP
• ANALISAPEMBAHASAN
• PEMENUHAN
UNSU R PASAL &
• FAKTA-FAKTA
SAKSI
TKP
BB TSK
SEI RAH
KASKARA
PENUHI : ASPEK LEGALITAS
a. Pemeriksaan, adalah suatu cara penyidik untuk mendapatkan bahan
dan keterangan melalui tanya jawab secara langsung pada saksi,
saksi ahli dan terdakwa yang terkait dengan suatu peristiwa terjadinya
tindak pidana.
b. Penyelesaian dan Penyerahan Berkas Perkara, yaitu kegiatanmelengkapi administrasi penyidikan yang terdiri atas sampul berkas
perkara dan isi berkas perkara. Berkas perkara tersebut selanjutnya
diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk dilakukan
pemeriksaan dan dilimpahkan kepada pengadilan negeri.
5/12/2018 Teknik Penyidikan Dan an Hutan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teknik-penyidikan-dan-an-hutan 27/27
c. Penuntutan, adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara
pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal menurut cara yang
diatur dalam undang-undang, dengan permintaan supaya diperiksa dan
diputus oleh hakim di depan pengadilan.
d. Peradialan, adalah serangkaian pemeriksaan di dalam sidang pengadilan
yang bertujuan untuk membuktikan benar tidaknya seseorang terdakwa
melakukan tindak pidana, sehingga dapat dijatuhi hukuman bagi yang
ditetapkan bersalah atau dibebaskan karena terbukti tidak bersalah. Untuk
dapat menjatuhkan hukuman kepada pelaku tindak pidana bidang
kehutanan dalam proses peradilan sekurang-kurangnya terdapat dua alat
bukti yang syah yang mendukung kesalahan terdakwa.