3
Buletin Teknik Pertanian Vol. 16, No. 1, 2011: 31-33 TEKNIK PEMANFAATAN AIR KELAPA UNTUK PERBANYAKAN NILAM SECARA IN VITRO Dedi Surachman Teknisi Litkayasa Lanjutan pada Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Jalan Tentara Pelajar No.3, Bogor 16111, Telp. (0251) 8321879, Faks. (0251) 8327010 E-mail: [email protected] N ilam ( Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman penghasil minyak atsiri. Salah satu kendala dalam usaha tani nilam adalah penyediaan benih tepat waktu, tepat jumlah, seragam, dan bebas penyakit. Tanaman nilam umum- nya diperbanyak dengan setek atau setek yang ditumbuhkan dalam polibeg sehingga jumlah benih yang dihasilkan ter- batas, selain benih dapat menularkan penyakit. Perbanyakan nilam secara in vitro diharapkan dapat menghasilkan benih yang banyak, seragam, dan bebas penyakit. Perbanyakan in vitro dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu organogenesis dan embriogenesis. Organogenesis adalah suatu proses membentuk dan menumbuhkan tunas dari jaringan meristem (Pardal 2002), sedangkan embrio- genesis adalah proses pembentukan embrio tanpa melalui fusi gamet, tetapi berkembang dari sel somatik (Srilestari 2005). Dalam percobaan ini, proses kultur jaringan melalui organogenesis langsung atau tanpa melalui kalus sehingga kemungkinan tidak terjadi mutasi. Keuntungan perbanyakan secara kultur jaringan melalui organogenesis langsung adalah: (1) waktu perbanyakan lebih cepat; (2) jumlah benih yang dihasilkan tidak terbatas; (3) jumlah eksplan yang digunakan kecil (tunas terminal aksilar); (4) bebas hama dan penyakit; (5) memerlukan lahan sempit; dan (6) genotipe sama dengan induknya (George dan Sherington 1984). Perba- nyakan secara in vitro membutuhkan bahan tanaman dan media yang sesuai. Air kelapa merupakan endosperm atau cadangan makanan cair sumber energi, selain mengandung zat penga- tur tumbuh. Air kelapa yang baik untuk kultur jaringan adalah air kelapa muda yang daging buahnya berwarna putih, belum keras tetapi masih dapat diambil dengan sendok (Haryadi dan Pamenang 1983). Air kelapa merupakan hormon alami kelom- pok auksin dan sitokinin. Dalam kultur jaringan, auksin berperan memacu pembentukan kalus, menghambat kerja sitokinin, membentuk klorofil dalam kalus, mendorong proses morfogenesis kalus, membentuk akar, dan mendorong proses embriogenesis. Sitokinin berperan memacu pembelahan sel, proliferasi meristem ujung, menghambat pembentukan akar, dan mendorong pembentukan klorofil pada kalus (Anonim 2010). Menurut Temjensangba dan Deb (2005), konsentrasi air kelapa 5-10% dicampur dengan media dasar sukrosa dapat memacu perkecambahan embrio tanaman Arachnis labrosa. Penggunaan media yang mengandung air kelapa dikom- binasikan dengan BA dan NAA pernah dilakukan dalam percobaan kultur jaringan (Anonim 2010). Tujuan percobaan ini yaitu mendapatkan dosis air kelapa yang tepat untuk perbanyakan nilam secara in vitro. BAHAN DAN METODE Percobaan dilaksanakan di laboratorium kultur jaringan Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro), Bogor, pada Juli-September 2009. Percobaan menggunakan media Murashige dan Skoog (MS) yang mengandung hara makro, mikro, dan vitamin serta ditambahkan air kelapa dengan konsentrasi 5, 10, 15, 20, dan 25%. Bahan yang digunakan adalah: (1) nilam varietas Sidikalang; (2) media dasar MS yang mengandung unsur hara makro dan mikro KH 2 PO 4 170 mg/l, NH 4 NO 3 1.650 mg/l, KNO 3 1.900 mg/l, CaCl 2 2H 2 O 440 mg/l, MgSO 4 7 H 2 O 370 mg/l, KI 0,83 mg/l, H 3 BO 3 6,20 mg/l, MnSO 4 4H 2 O 22,30 mg/l, ZnSO 4 7H 2 O 8,60 mg/l, NaMoO 4 2H 2 O 0,25 mg/l, CuSO 4 5H 2 O 0,025 mg/l, CoCl 2 6H 2 O 0,025, 37,30 mg/l Na 2 EDTA, dan FeSO 4 7H 2 O; (3) vitamin MS (0,10 mg/l tiamin HCl, 0,50 mg/l asam nikotinat, 0,50 mg/l piridoksin HCl, 2 mg/ l glisin, dan 100 mg/l mioinositol); dan (4) air kelapa muda dari buah umur 7-8 bulan. Alat yang digunakan meliputi penggaris, botol kultur, erlenmeyer, pH meter, oven, autoklaf, laminar air fow, labu ukur, gelas ukur, dan pipet. Percobaan disusun dalam rancangan acak lengkap faktor tunggal dengan enam perlakuan dan 10 ulangan. Enam perlakuan tersebut meliputi konsentrasi air kelapa 0, 5, 10, 15, 20, dan 25%. Setiap perlakuan dan ulangan berjumlah 10 botol, berisi masing-masing tiga potongan tunas per botol. Cara Kerja Induksi tunas menggunakan eksplan tunas nilam varietas Sidikalang (± 2 cm). Air kelapa disaring dengan kertas saring

Teknik Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Perbanyakan Nilam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

air kelapa in vitro

Citation preview

  • Dedi Surachman: Teknik pemanfaatan air kelapa untuk perbanyakan nilam secara in vitro 31Buletin Teknik Pertanian Vol. 16, No. 1, 2011: 31-33

    TEKNIK PEMANFAATAN AIR KELAPA UNTUK PERBANYAKAN NILAMSECARA IN VITRO

    Dedi Surachman

    Teknisi Litkayasa Lanjutan pada Balai Penelitian Tanaman Obat dan AromatikJalan Tentara Pelajar No.3, Bogor 16111, Telp. (0251) 8321879, Faks. (0251) 8327010

    E-mail: [email protected]

    N ilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan tanamanpenghasil minyak atsiri. Salah satu kendala dalamusaha tani nilam adalah penyediaan benih tepat waktu, tepatjumlah, seragam, dan bebas penyakit. Tanaman nilam umum-nya diperbanyak dengan setek atau setek yang ditumbuhkandalam polibeg sehingga jumlah benih yang dihasilkan ter-batas, selain benih dapat menularkan penyakit. Perbanyakannilam secara in vitro diharapkan dapat menghasilkan benihyang banyak, seragam, dan bebas penyakit.

    Perbanyakan in vitro dapat dilakukan melalui dua cara,yaitu organogenesis dan embriogenesis. Organogenesisadalah suatu proses membentuk dan menumbuhkan tunasdari jaringan meristem (Pardal 2002), sedangkan embrio-genesis adalah proses pembentukan embrio tanpa melaluifusi gamet, tetapi berkembang dari sel somatik (Srilestari2005). Dalam percobaan ini, proses kultur jaringan melaluiorganogenesis langsung atau tanpa melalui kalus sehinggakemungkinan tidak terjadi mutasi. Keuntungan perbanyakansecara kultur jaringan melalui organogenesis langsungadalah: (1) waktu perbanyakan lebih cepat; (2) jumlah benihyang dihasilkan tidak terbatas; (3) jumlah eksplan yangdigunakan kecil (tunas terminal aksilar); (4) bebas hama danpenyakit; (5) memerlukan lahan sempit; dan (6) genotipe samadengan induknya (George dan Sherington 1984). Perba-nyakan secara in vitro membutuhkan bahan tanaman danmedia yang sesuai.

    Air kelapa merupakan endosperm atau cadanganmakanan cair sumber energi, selain mengandung zat penga-tur tumbuh. Air kelapa yang baik untuk kultur jaringan adalahair kelapa muda yang daging buahnya berwarna putih, belumkeras tetapi masih dapat diambil dengan sendok (Haryadi danPamenang 1983). Air kelapa merupakan hormon alami kelom-pok auksin dan sitokinin. Dalam kultur jaringan, auksinberperan memacu pembentukan kalus, menghambat kerjasitokinin, membentuk klorofil dalam kalus, mendorong prosesmorfogenesis kalus, membentuk akar, dan mendorong prosesembriogenesis. Sitokinin berperan memacu pembelahan sel,proliferasi meristem ujung, menghambat pembentukan akar,dan mendorong pembentukan klorofil pada kalus (Anonim2010).

    Menurut Temjensangba dan Deb (2005), konsentrasi airkelapa 5-10% dicampur dengan media dasar sukrosa dapatmemacu perkecambahan embrio tanaman Arachnis labrosa.Penggunaan media yang mengandung air kelapa dikom-binasikan dengan BA dan NAA pernah dilakukan dalampercobaan kultur jaringan (Anonim 2010).

    Tujuan percobaan ini yaitu mendapatkan dosis airkelapa yang tepat untuk perbanyakan nilam secara in vitro.

    BAHAN DAN METODE

    Percobaan dilaksanakan di laboratorium kultur jaringan BalaiPenelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro), Bogor,pada Juli-September 2009. Percobaan menggunakan mediaMurashige dan Skoog (MS) yang mengandung hara makro,mikro, dan vitamin serta ditambahkan air kelapa dengankonsentrasi 5, 10, 15, 20, dan 25%. Bahan yang digunakanadalah: (1) nilam varietas Sidikalang; (2) media dasar MS yangmengandung unsur hara makro dan mikro KH2 PO4 170 mg/l,NH4 NO3 1.650 mg/l, KNO3 1.900 mg/l, CaCl2 2H2O 440 mg/l,MgSO4 7 H2O 370 mg/l, KI 0,83 mg/l, H3BO3 6,20 mg/l, MnSO44H2O 22,30 mg/l, ZnSO4 7H2O 8,60 mg/l, NaMoO4 2H2O 0,25mg/l, CuSO4 5H2O 0,025 mg/l, CoCl2 6H2O 0,025, 37,30 mg/lNa2 EDTA, dan FeSO4 7H2O; (3) vitamin MS (0,10 mg/l tiaminHCl, 0,50 mg/l asam nikotinat, 0,50 mg/l piridoksin HCl, 2 mg/l glisin, dan 100 mg/l mioinositol); dan (4) air kelapa mudadari buah umur 7-8 bulan. Alat yang digunakan meliputipenggaris, botol kultur, erlenmeyer, pH meter, oven, autoklaf,laminar air fow, labu ukur, gelas ukur, dan pipet.

    Percobaan disusun dalam rancangan acak lengkapfaktor tunggal dengan enam perlakuan dan 10 ulangan. Enamperlakuan tersebut meliputi konsentrasi air kelapa 0, 5, 10,15, 20, dan 25%. Setiap perlakuan dan ulangan berjumlah 10botol, berisi masing-masing tiga potongan tunas per botol.

    Cara Kerja

    Induksi tunas menggunakan eksplan tunas nilam varietasSidikalang ( 2 cm). Air kelapa disaring dengan kertas saring

  • 32 Dedi Surachman: Teknik pemanfaatan air kelapa untuk perbanyakan nilam secara in vitro

    lalu ditambahkan masing-masing 50, 100, 150, 200, dan 250ml/l ke dalam media dasar MS. Sebagai sumber energi di-tambahkan gula 30 g/l dan agar 8 g/l sebagai pemadat. Mediadiatur pH-nya sehingga mencapai 5,8 dengan menambahkanNaOH dan HCl.

    Media lalu dipanaskan dalam microwave sampai men-didih dan bening kemudian dimasukkan ke dalam botol kulturdan ditutup dengan aluminum foil. Selanjutnya, mediadisterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121C tekanan17,5 Psi selama 20 menit, kemudian disimpan 3-7 hari(Hadipoentyanti 2000). Media yang telah steril ditanamitunas nilam sesuai perlakuan. Diagram alir cara pembuatanmedia disajikan pada Gambar 1.

    Pengamatan

    Pengamatan dilakukan saat planlet berumur 12 minggusetelah tanam. Parameter yang diamati dan diukur meliputipersentase tunas hidup, jumlah tunas, tinggi tunas, danjumlah daun. Persentase tunas hidup diamati dengan meng-hitung jumlah tanaman hidup dibagi dengan jumlah tanamanyang ditanam lalu dikalikan 100%. Jumlah tunas diamatidengan cara menghitung tunas yang tumbuh dari setiaptanaman yang hidup. Tinggi tunas dihitung dengan caramengukur tunas dari pangkal sampai ujung tunas. Jumlahdaun diamati dengan cara menghitung daun pada setiaptunas. Pengamatan dilakukan satu bulan setelah kultur.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil pengamatan menunjukkan bahwa media MS yang di-tambah air kelapa 10% menghasilkan tunas tumbuh 100%,jumlah tunas terbanyak (3), tunas tertinggi (1,61 cm), danjumlah daun terbanyak (9,10) (Tabel 1). Lebih tingginyapersentase tunas hidup, jumlah tunas, tinggi tunas, danjumah daun diduga karena adanya auksin dan sitokinin dalamair kelapa. Auksin berperan memicu pembentukan kalus,menghambat kerja sitokinin, membentuk klorofil dalam kalus,mendorong proses morfogenesis kalus, serta memacu pem-bentukan akar dan proses embriogenesis. Sitokinin memacupembelahan sel dan proliferasi meristem ujung, menghambatpembentukan akar, dan memacu pembentukan klorofil padakalus. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilaporkanTemjensangba dan Deb (2005) yang menyatakan bahwakombinasi perlakuan sukrose dan air kelapa 5%, 10%, dan15% meningkatkan daya tumbuh embrio Arachnis labrosa.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Penggunaan media MS ditambah air kelapa 10% pada per-banyakan nilam secara in vitro menghasilkan persentasetunas hidup rata-rata 100%, jumlah tunas 3, tinggi tunas 1,61cm, dan jumlah daun 9,10, paling baik dibanding perlakuanlainnya. Berdasarkan hasil percobaan ini, disarankan untukmelakukan penelitian pemanfaatan air kelapa sebagai cam-puran media kultur pada komoditas lainnya.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. EndangHadipoentyanti, M.S. yang telah memberikan bimbingan danmengizinkan penulis menggunakan sebagian data untukpenulisan makalah ini.

    Tabel 1. Persentase tunas hidup, jumlah tunas, tinggi tunas, danjumlah daun planlet nilam pada umur 1 bulan setelahkultur, Balittro, Bogor, 2009

    MediaTunas hidup

    Jumlah tunasTinggi tunas

    Jumlah daun(%) (cm)

    MS (kontrol) 50,50 1,00 1,00 4,70MS + AK 5% 84,00 2,00 1,45 7,20MS + AK 10% 100,00 3,00 1,61 9,10MS + AK 15% 60,50 1,60 0,80 5,10MS + AK 20% 49,00 1,20 0,94 6,00MS + AK 25% 59,00 1,20 0,88 5,30

    AK = air kelapa

    Media

    Ditambahkan air kelapa muda +gula + agar + NaOH dan HCl

    Dipanaskan dengan microwave

    Dimasukkan ke dalam botol kultur, ditutup aluminum foil

    Disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121C,tekanan 17,5 Psi selama 20 menit

    Disimpan selama 3-7 hari

    Media siap ditanami

    Gambar 1. Diagram alir cara pembuatan media pada perbanyakannilam secara in vitro, Balittro, Bogor, 2009

    t

    t

    t

    t

    t

    t

  • Dedi Surachman: Teknik pemanfaatan air kelapa untuk perbanyakan nilam secara in vitro 33

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2010. http://yoxx.blogspot.com/2008/05/sedikit-tentang-zat-pengatur-tumbuh.html. [28 Apri1 2010].

    George, E.F. and P.D. Sherington. 1984. Plant Propagation byTissue Culture. Exagetics Ltd., England. 709 pp.

    Hadipoentyanti, E. 2000. Teknik Perbanyakan Benih secara KulturJaringan. Makalah Pelatihan Teknisi Litkayasa Budi DayaTanaman Kehutanan dan Perkebunan, 21 September 2000. 13hlm.

    Haryadi dan Pamenang. 1983. Pengaruh sukrosa dan air kelapa padakultur jaringan anggrek. Bul. Agron. 14(1): 4-8.

    Murashige, T. and F. Skoog. 1962. A revised medium for rapidgrowth and bioassay with tobbaco tissue cultures. Physiol.Plant. 15: 473-479.

    Pardal, S.J. 2002. Perkembangan penelitian regenerasi dantransformasi tanaman kedelai. Buletin AgroBiogen 5: 37-44.

    Srilestari, R. 2005. Induksi embrio somatik kacang tanah padaberbagai macam vitamin dan sukrosa. Ilmu Pertanian 12(1): 43-45. http://agrisci.ugm. ac.id/vol.12_l/5.kacang_srilestari.pdf.[18 Agustus 2010].

    Temjensangba and C.R. Deb. 2005. Regeneration and massmultiplication of Arachnis labrosa (Lindt. Ex Paxt.). Reichb: Arare and threatened archid. Curr. Sci. 88(12): 1966-1969.