Upload
nofa-darmawan-putranto
View
32
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
S.I.G
Citation preview
1
TEKNIK OVERLAY ANALYSIS
A. Pengertian dan Definisi Alat Analisis overlay
Teknik overlay merupakan pendekatan tata guna lahan/landscape. Analisis
overlay ini juga dimaksudkan untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi yang
potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan dan kriteria kontribusi.
Teknik overlay ini dibentuk melalui penggunaan secara tumpang tindih
(seri) suatu peta yang masing-masing mewakili faktor penting lingkungan/ lahan.
B. Tujuan Dan Manfaat
Tujuan dan manfaat teknik analisis overlay ini untuk melihat deskripsi
kegiatan ekonomi yang poternsial berdasarkan pertumbuhan dan kriteria
kontribusi.
Overlay ini merupakan suatu sistem informasi dalam bentuk grafis yang
dibentuk dari penggabungan berbagai peta individu (memiliki informasi/database
yang spesifik). Agregat dari kumpulan peta individu ini, atau yang biasa disebut
peta komposit, mampu memberikan informasi yang lebih luas dan bervariasi.
Masing-masing peta dan tranparasi memberikan informasi tentang komponen
lingkungan dan sosial.
2
Peta komposit yang dibentuk akan memberikan gambaran tentang konflik
antara proyek dan faktor lingkungan. Metode ini tidak menjamin akan
mengakomodir semua dampak potensial, tetapi dapat memberikan dampak
potensial pada spasial tertentu.
C. Asumsi yang Digunakan
1. Shopley dan Fuggle (1984) dan Mcharg (1969)
Asumsi ini berjasa dalam pengembangan peta overlay. Overlay dibentuk
olah satu set peta transparan yang masing-masing mempresentasikan distribusi
spasial suatu karakteristik lingkungan. Contohnya: kepekaan erosi.
Informasi untuk variable acak harus dikumpulkan terlebih dahulu sebagai
standar unit geografis di dalam suatu area studi, dan dicatat pada satu rangkaian
peta (satu untuk masing-masing variable). Peta ini kemudian di overlay untuk
menghasilkan suatu peta gabungan. Hasil peta gabungan memperlihatkan
karakter fisik area, sosial, ekologis, tata guna lahan dan karektristik lain yang
relevan dan berkaitan dengan tujuan pengembangan lokasi yang diusulkan.
3
D. Data Yang Digunakan
Menentukan analisis overlay dapat dilakukan dengan melihat dari hasil
perhitungan RPs (Ratio Pertumbuhan Wilayah Studi) dan LQ.
Tabel.1 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (ADHK)
Provinsi Jawa Timur 2004 2006
Sektor/subsektor 2004 2005*)
2006*)
Pertanian 43331493,1 44700984,2 46486377,6
Pertambangan dan Penggalian 4595921,87 5024241,99 5455159,57
Industri Pengolahan 67520434,8 70635869 72786972,2
Listrik, Gas, dan Air Bersih 4171615,5 4429541,76 4610041,67
Kontruksi 8604401,3 8903497,41 9030294,53
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 68295968,4 74546735,7 81715963,4
Pengangkutan dan Komunikasi 13830439,7 14521814,3 15504939,8
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 11783343 12666393,3 13611229
Jasa-jasa 20095274,5 20945649,2 22048439
Total JATIM 242228892 256374727 271249417
Sumber data: BPS
Tabel.2 PRODUK DOMESTIC REGIONAL BRUTO (ADHK)
Kabupaten Pamekasan 2004 2006
Sektor/subsektor 2004 2005*)
2006**)
Pertanian 868400,67 879981,24 935192,09
Pertambangan dan Penggalian 17690,41 18764,63 19357,85
Industri Pengolahan 18507,55 19095,4 19654,27
Listrik, Gas, dan Air Bersih 18871,11 19552,37 20370,35
Kontruksi 67999,17 71987,6 75891,57
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 166648,22 179184,72 191219,4
Pengangkutan dan Komunikasi 67071,39 69471,39 72259,86
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 91718,9 96210,1 100381,52
Jasa-jasa 234695,25 248881,83 260157,22
Total 1551602,67 1603129,28 1694484,13
4
Tabel.3 Hasil perhitungan Model Rasio Pertumbuhan (MRP)
E. Proses Analisis
Proses analisis yang digunakan dalam analisa overlay ini dapat
memperhitungkan RPs dan LQ yang merupakan variable dalam menentukan
analisis overlay.
Dilihat dari data diatas dapat disimpulkan terdapatnya data ratio pada RPs
dan LQ yang mempunyai nilai sama-sama lebih dari 1 maka terdapatnya lahan
pada sector yang diberi nilai positif tersebut dapat layak di gunakan atau
diciptakan dalam perencanaan pembangunan dalam berbagai sector dilihat dari
layak atau tidaknya lahan, tempat atau letak secara geografisnya terhadap berbagai
sector yang akan di tingkatkan.
Sebaliknya apabila sektor tersebut terdapat data yang di analisis mendapat
nilai negative maka tidak dapat menggunakan teknik overlay di sector tersebut
Sektor RPr RPs
R N R N
Pertanian 0,607715749 - 1,056381339 +
Pertambangan dan Penggalian 1,560491373 + 0,504163766 -
Industri Pengolahan 0,651044422 - 0,794362106 -
Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,877228802 - 0,755929889 -
Kontruksi 0,413143348 - 2,344905778 +
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1,640128864 + 0,750357189 -
Pengangkutan dan Komunikasi 1,010578098 + 0,638929303 -
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 1,294795725 + 0,608849361 -
Jasa-jasa 0,811270302 - 1,116202033 +
5
karena tidak terdapat kesusaian sehingga dapat memungkinkan perencanaan yang
dilihat pada letak, lahan atau geografisnya tidak akan tercapai, karena pada sector-
sektor ekonomi perlu perencanaan yang baik dalam menata lokasi, tempat, atau
lahan, agar usaha yang akan dikelola sukses.
F. Contoh Analisa Penggunaan Teknik Overlay
Dalam teknik ini dapat diukur juga sector-sektor yang dapat baik
digunakan teknik overlay ini atau tidak. Karena tidak seluruh sector ekonomi harus
menggunakan teknik overlay tersebut.
Analisis overlay dimaksudkan untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi
yang potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan dan kriteria kontribusi. Di bawah
ini merupakan tabel hasil perhitungan RPs dan LQ yang merupakan dua variabel
yang menentukan analisis overlay.
Tabel.4 Hasil Analisis Overlay
Sektor RPs LQ
R N R N
Pertanian 1,056381 + 3,220235 +
Pertambangan dan Penggalian 0,504164 - 0,568018 -
Industri Pengolahan 0,794362 - 0,043223 -
Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,75593 - 0,707304 -
Kontruksi 2,344906 + 1,345253 +
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 0,750357 - 0,374574 -
Pengangkutan dan Komunikasi 0,638929 - 0,746001 -
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 0,608849 - 1,180508 +
Jasa-jasa 1,116202 + 1,888733 +
6
Dari hasil perhitungan pada table tersebut di atas deskripsi kegiatan
ekonomi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Sector pertanian, kontruksi, dan jasa-jasa sangat dominant di
Kabupaten pamekasan baik dari segi pertumbuhan maupun dari
kontribusinya.
Sector keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan pertumbuhannya
kecil akan tetapi kontribusinya besar. Sector ini dapat terjadi atau
mengalami penurunan
Kelima sector lainnya, antara lain pertambangan dan penggalian,
industri pengolahan, perdagangan, hoter dan restoran serta
pengangkutan dan komunikasi tidak potensial baik dari segi
pertumbuhan maupun criteria pertumbuhannya.
G. Implikasi Kebijakan
Dari contoh data yang telah diambil dalam makalah ini yang kami ambil
sebagai contoh yaitu propinsi Jawa Timur dan wilayah Pamekasan, maka dengan
menggunakan analisis overlay ini memang sangat baik atau sangat dominant
kegiatan yang dilakukan di Kabupaten Pamekasan tersebut adalah sector
pertanian, kontruksi, dan jasa-jasa.
Maka pemerintah harus memajukan atau membuat suatu perencanaan yang
lebih baik dan melakukan investasi sehingga daerah tersebut sector-sektor yang
7
baik di buat sebagai lahan pertanian, kontruksi dan jasa menjadi lebih
berkembang. Tentu dapat membuka lapangan pekerjaan yang lebih bagi
masyarakat banyak, khususnya masyarakat sekitarnya.
Dengan kebijakan dalam perbaikan didaerah tersebut maka juga dapat
mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan pendapatan perkapita
masyarakat tersebut.
H. Kelebihan dan Kekurangan Analisis
Kelebihan, analisis ini menggabungkan dua buah anaslisis yaitu MRP dan
LQ. Sehingga kekurangan dari dua analisis tersebut di tutupi oleh analisis overlay
ini.
Kekurangan, ketidakmampuan dalam kuantifikasi serta identifikasi dampak
atau relasi pada tingkat sekunder dan tersier.
8
Referensi
BPS.2004-2007.porvinsi jawa timur dalam angka.jawa timur.
Anissa, titik.2008. ANALISIS MODEL RASIO PERTUMBUHAN (MRP) DAN OVERLAY
KABUPATEN PAMEKASAN TERHADAP PROPINSI JAWA TIMUR (Data Tahun 2004
2006).Universitas Brawijaya:malang.