8
1 TEKNIK OVERLAY ANALYSIS A. Pengertian dan Definisi Alat Analisis overlay Teknik overlay merupakan pendekatan tata guna lahan/ landscape. Analisis overlay ini juga dimaksudkan untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi yang potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan dan kriteria kontribusi. Teknik overlay ini dibentuk melalui penggunaan secara tumpang tindih (seri) suatu peta yang masing-masing mewakili faktor penting lingkungan/ lahan. B. Tujuan Dan Manfaat Tujuan dan manfaat teknik analisis overlay ini untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi yang poternsial berdasarkan pertumbuhan dan kriteria kontribusi. Overlay ini merupakan suatu sistem informasi dalam bentuk grafis yang dibentuk dari penggabungan berbagai peta individu (memiliki informasi/database yang spesifik). Agregat dari kumpulan peta individu ini, atau yang biasa disebut peta komposit, mampu memberikan informasi yang lebih luas dan bervariasi. Masing-masing peta dan tranparasi memberikan informasi tentang komponen lingkungan dan sosial.

Teknik Overlay Analysis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

S.I.G

Citation preview

  • 1

    TEKNIK OVERLAY ANALYSIS

    A. Pengertian dan Definisi Alat Analisis overlay

    Teknik overlay merupakan pendekatan tata guna lahan/landscape. Analisis

    overlay ini juga dimaksudkan untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi yang

    potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan dan kriteria kontribusi.

    Teknik overlay ini dibentuk melalui penggunaan secara tumpang tindih

    (seri) suatu peta yang masing-masing mewakili faktor penting lingkungan/ lahan.

    B. Tujuan Dan Manfaat

    Tujuan dan manfaat teknik analisis overlay ini untuk melihat deskripsi

    kegiatan ekonomi yang poternsial berdasarkan pertumbuhan dan kriteria

    kontribusi.

    Overlay ini merupakan suatu sistem informasi dalam bentuk grafis yang

    dibentuk dari penggabungan berbagai peta individu (memiliki informasi/database

    yang spesifik). Agregat dari kumpulan peta individu ini, atau yang biasa disebut

    peta komposit, mampu memberikan informasi yang lebih luas dan bervariasi.

    Masing-masing peta dan tranparasi memberikan informasi tentang komponen

    lingkungan dan sosial.

  • 2

    Peta komposit yang dibentuk akan memberikan gambaran tentang konflik

    antara proyek dan faktor lingkungan. Metode ini tidak menjamin akan

    mengakomodir semua dampak potensial, tetapi dapat memberikan dampak

    potensial pada spasial tertentu.

    C. Asumsi yang Digunakan

    1. Shopley dan Fuggle (1984) dan Mcharg (1969)

    Asumsi ini berjasa dalam pengembangan peta overlay. Overlay dibentuk

    olah satu set peta transparan yang masing-masing mempresentasikan distribusi

    spasial suatu karakteristik lingkungan. Contohnya: kepekaan erosi.

    Informasi untuk variable acak harus dikumpulkan terlebih dahulu sebagai

    standar unit geografis di dalam suatu area studi, dan dicatat pada satu rangkaian

    peta (satu untuk masing-masing variable). Peta ini kemudian di overlay untuk

    menghasilkan suatu peta gabungan. Hasil peta gabungan memperlihatkan

    karakter fisik area, sosial, ekologis, tata guna lahan dan karektristik lain yang

    relevan dan berkaitan dengan tujuan pengembangan lokasi yang diusulkan.

  • 3

    D. Data Yang Digunakan

    Menentukan analisis overlay dapat dilakukan dengan melihat dari hasil

    perhitungan RPs (Ratio Pertumbuhan Wilayah Studi) dan LQ.

    Tabel.1 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (ADHK)

    Provinsi Jawa Timur 2004 2006

    Sektor/subsektor 2004 2005*)

    2006*)

    Pertanian 43331493,1 44700984,2 46486377,6

    Pertambangan dan Penggalian 4595921,87 5024241,99 5455159,57

    Industri Pengolahan 67520434,8 70635869 72786972,2

    Listrik, Gas, dan Air Bersih 4171615,5 4429541,76 4610041,67

    Kontruksi 8604401,3 8903497,41 9030294,53

    Perdagangan, Hotel, dan Restoran 68295968,4 74546735,7 81715963,4

    Pengangkutan dan Komunikasi 13830439,7 14521814,3 15504939,8

    Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 11783343 12666393,3 13611229

    Jasa-jasa 20095274,5 20945649,2 22048439

    Total JATIM 242228892 256374727 271249417

    Sumber data: BPS

    Tabel.2 PRODUK DOMESTIC REGIONAL BRUTO (ADHK)

    Kabupaten Pamekasan 2004 2006

    Sektor/subsektor 2004 2005*)

    2006**)

    Pertanian 868400,67 879981,24 935192,09

    Pertambangan dan Penggalian 17690,41 18764,63 19357,85

    Industri Pengolahan 18507,55 19095,4 19654,27

    Listrik, Gas, dan Air Bersih 18871,11 19552,37 20370,35

    Kontruksi 67999,17 71987,6 75891,57

    Perdagangan, Hotel, dan Restoran 166648,22 179184,72 191219,4

    Pengangkutan dan Komunikasi 67071,39 69471,39 72259,86

    Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 91718,9 96210,1 100381,52

    Jasa-jasa 234695,25 248881,83 260157,22

    Total 1551602,67 1603129,28 1694484,13

  • 4

    Tabel.3 Hasil perhitungan Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

    E. Proses Analisis

    Proses analisis yang digunakan dalam analisa overlay ini dapat

    memperhitungkan RPs dan LQ yang merupakan variable dalam menentukan

    analisis overlay.

    Dilihat dari data diatas dapat disimpulkan terdapatnya data ratio pada RPs

    dan LQ yang mempunyai nilai sama-sama lebih dari 1 maka terdapatnya lahan

    pada sector yang diberi nilai positif tersebut dapat layak di gunakan atau

    diciptakan dalam perencanaan pembangunan dalam berbagai sector dilihat dari

    layak atau tidaknya lahan, tempat atau letak secara geografisnya terhadap berbagai

    sector yang akan di tingkatkan.

    Sebaliknya apabila sektor tersebut terdapat data yang di analisis mendapat

    nilai negative maka tidak dapat menggunakan teknik overlay di sector tersebut

    Sektor RPr RPs

    R N R N

    Pertanian 0,607715749 - 1,056381339 +

    Pertambangan dan Penggalian 1,560491373 + 0,504163766 -

    Industri Pengolahan 0,651044422 - 0,794362106 -

    Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,877228802 - 0,755929889 -

    Kontruksi 0,413143348 - 2,344905778 +

    Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1,640128864 + 0,750357189 -

    Pengangkutan dan Komunikasi 1,010578098 + 0,638929303 -

    Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 1,294795725 + 0,608849361 -

    Jasa-jasa 0,811270302 - 1,116202033 +

  • 5

    karena tidak terdapat kesusaian sehingga dapat memungkinkan perencanaan yang

    dilihat pada letak, lahan atau geografisnya tidak akan tercapai, karena pada sector-

    sektor ekonomi perlu perencanaan yang baik dalam menata lokasi, tempat, atau

    lahan, agar usaha yang akan dikelola sukses.

    F. Contoh Analisa Penggunaan Teknik Overlay

    Dalam teknik ini dapat diukur juga sector-sektor yang dapat baik

    digunakan teknik overlay ini atau tidak. Karena tidak seluruh sector ekonomi harus

    menggunakan teknik overlay tersebut.

    Analisis overlay dimaksudkan untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi

    yang potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan dan kriteria kontribusi. Di bawah

    ini merupakan tabel hasil perhitungan RPs dan LQ yang merupakan dua variabel

    yang menentukan analisis overlay.

    Tabel.4 Hasil Analisis Overlay

    Sektor RPs LQ

    R N R N

    Pertanian 1,056381 + 3,220235 +

    Pertambangan dan Penggalian 0,504164 - 0,568018 -

    Industri Pengolahan 0,794362 - 0,043223 -

    Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,75593 - 0,707304 -

    Kontruksi 2,344906 + 1,345253 +

    Perdagangan, Hotel, dan Restoran 0,750357 - 0,374574 -

    Pengangkutan dan Komunikasi 0,638929 - 0,746001 -

    Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 0,608849 - 1,180508 +

    Jasa-jasa 1,116202 + 1,888733 +

  • 6

    Dari hasil perhitungan pada table tersebut di atas deskripsi kegiatan

    ekonomi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    Sector pertanian, kontruksi, dan jasa-jasa sangat dominant di

    Kabupaten pamekasan baik dari segi pertumbuhan maupun dari

    kontribusinya.

    Sector keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan pertumbuhannya

    kecil akan tetapi kontribusinya besar. Sector ini dapat terjadi atau

    mengalami penurunan

    Kelima sector lainnya, antara lain pertambangan dan penggalian,

    industri pengolahan, perdagangan, hoter dan restoran serta

    pengangkutan dan komunikasi tidak potensial baik dari segi

    pertumbuhan maupun criteria pertumbuhannya.

    G. Implikasi Kebijakan

    Dari contoh data yang telah diambil dalam makalah ini yang kami ambil

    sebagai contoh yaitu propinsi Jawa Timur dan wilayah Pamekasan, maka dengan

    menggunakan analisis overlay ini memang sangat baik atau sangat dominant

    kegiatan yang dilakukan di Kabupaten Pamekasan tersebut adalah sector

    pertanian, kontruksi, dan jasa-jasa.

    Maka pemerintah harus memajukan atau membuat suatu perencanaan yang

    lebih baik dan melakukan investasi sehingga daerah tersebut sector-sektor yang

  • 7

    baik di buat sebagai lahan pertanian, kontruksi dan jasa menjadi lebih

    berkembang. Tentu dapat membuka lapangan pekerjaan yang lebih bagi

    masyarakat banyak, khususnya masyarakat sekitarnya.

    Dengan kebijakan dalam perbaikan didaerah tersebut maka juga dapat

    mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan pendapatan perkapita

    masyarakat tersebut.

    H. Kelebihan dan Kekurangan Analisis

    Kelebihan, analisis ini menggabungkan dua buah anaslisis yaitu MRP dan

    LQ. Sehingga kekurangan dari dua analisis tersebut di tutupi oleh analisis overlay

    ini.

    Kekurangan, ketidakmampuan dalam kuantifikasi serta identifikasi dampak

    atau relasi pada tingkat sekunder dan tersier.

  • 8

    Referensi

    BPS.2004-2007.porvinsi jawa timur dalam angka.jawa timur.

    Anissa, titik.2008. ANALISIS MODEL RASIO PERTUMBUHAN (MRP) DAN OVERLAY

    KABUPATEN PAMEKASAN TERHADAP PROPINSI JAWA TIMUR (Data Tahun 2004

    2006).Universitas Brawijaya:malang.