9
TEAMS GAMES TOURNAMENT(TGT): MEMADUKAN UNSUR COMPETITlVEDAN COOPERATIVEDALAM RANGKA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARANPKN Oleh: Suyato JurusanPendidikanKewarganegaraannclanHukum FakultasI1muSosialclanEkonomiUiversitasNegeriYogyakarta Abstract Many~ hasbeendonein searr:hing theadwntagesand disadwntages, both Coop- eraticx! and Competiti7x! model of tRadJin& Eat:h of them has many adwntages tIS well tIS disad~. Acam1ing~, the rest task of teachers is to take the ad'llmtages and eliminate its disadwntages. This m-tick tries to propose T earn Game TalTnament tISa means in integratingaJOP?Yttti~ amiwrnp:titiu> aspects of instrudional actiuiy. With its distinctiwfwur~ TGT can combinRs lxxh aJOP?Ytttiw ami wrnp:titiu> spirits of student. As a result, hoMuJly, student' adie7m'XJ1t will incmlse. Teamers of PKn should change their ciram1Star1a5, chkfty their tr~ instructional praaices. Imp/ernentation of1GT in some rigfJtoccasionis one of means in increasing instruc- tional e/Jecti:reness. Key word: Team Game Tournament, competitive, cooperative. A Pendahuluan Di era globalisasini orangdituntut untuk memilikikeunggulankompetitif hamper dalam segalaaspek kehidupan. Orang sering mengidentikkan era ini dengan era persaingan bebas. Namun, kalau kita cerrnati lebih seksama, era globalisasijuga menuntut individu untuk mampu bekerjasasarna dengan or- ang lain dalam suasana ketergantungan yang positif (positiu> tkpentknce). Ironisnya, praktik pendidikan di Indonesia selamaini cenderung menekankan aspek kompetisi, sehingga melahirkan individu-individu yang individualis bahkan egois.Dampak dari praktik pendidikan semacamini dalam kehidupan berbangsaclanbernegara sangat besar.Bilaorangyang memilikisifatsemacam itu menjadi pemimpin, maka akan menjadi pemimpin yang kurang peduli terhadap rakyatyang ia pimpin. Bila ia menjadi pengusaha, ia cenderung akan menjadi pengusaha yang melupakan anak buahnya, menganggap pengusaha lain sebagaisaingan, bukan mitra.

TEAMS GAMES TOURNAMENT(TGT): MEMADUKAN UNSUR … · Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, niaterial, fasilitas,perlengkapan,

Embed Size (px)

Citation preview

TEAMS GAMES TOURNAMENT(TGT): MEMADUKAN UNSURCOMPETITlVEDAN COOPERATIVEDALAM RANGKA

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARANPKN

Oleh: SuyatoJurusanPendidikanKewarganegaraannclanHukum

FakultasI1muSosialclanEkonomiUiversitasNegeriYogyakarta

Abstract

Many~ hasbeendonein searr:hingtheadwntagesand disadwntages,both Coop-eraticx! and Competiti7x! model of tRadJin& Eat:h of them has many adwntages tIS well tIS

disad~. Acam1ing~, the rest task of teachers is to take the ad'llmtages and eliminate its

disadwntages.

This m-tick tries to propose T earn Game TalTnament tISa means in integratingaJOP?Yttti~

amiwrnp:titiu> aspects of instrudional actiuiy. With its distinctiwfwur~ TGT can combinRs

lxxh aJOP?Ytttiw ami wrnp:titiu> spirits of student. As a result, hoMuJly, student' adie7m'XJ1twill incmlse.

Teamers of PKn should change their ciram1Star1a5, chkfty their tr~ instructional

praaices. Imp/ernentation of1GT in somerigfJtoccasionis one of means in increasing instruc-

tional e/Jecti:reness.

Key word: Team Game Tournament, competitive, cooperative.

A Pendahuluan

Di era globalisasiini orangdituntut untuk memilikikeunggulankompetitifhamper dalam segalaaspek kehidupan. Orang sering mengidentikkan era inidengan era persaingan bebas. Namun, kalau kita cerrnati lebih seksama, eraglobalisasijuga menuntut individu untuk mampu bekerjasasarna dengan or-ang lain dalam suasanaketergantungan yang positif (positiu>tkpentknce).Ironisnya,praktik pendidikan di Indonesiaselamaini cenderung menekankanaspek kompetisi, sehingga melahirkan individu-individu yang individualisbahkan egois.Dampak dari praktik pendidikansemacamini dalam kehidupanberbangsaclanbernegarasangat besar.Bilaorangyang memilikisifatsemacamitu menjadi pemimpin, maka akan menjadi pemimpin yang kurang peduliterhadap rakyatyang ia pimpin. Bilaia menjadipengusaha, ia cenderung akanmenjadi pengusaha yang melupakan anak buahnya, menganggap pengusahalain sebagaisaingan,bukan mitra.

Jumal Civics, VoL3,No.1, Juni 2006 97

B. Teori dan Beberapa Proposisi tentang BelajarSalah satu perubahan yang cukup signifIkantentang teori belajar sejak

akhir tahun 1960-anadalah perubahan dari teori-teori yang bersifat globaltentang belajarke arah aspekyang lebih khusus tentang prosesbelajar ( Klein,2002:262).Lebih lanjut dikatakan bahwa ada tiga alasan utama penekananpadaprinsip belajaryang bersifatkhusus.Pertama,diakuinyaadanyadua prosesbelajaryang berbedamembuat sulituntuk mengembangkanteori yang bersifattunggaluntuk menjelaskansemuaperilaku.Kedua,teori-teoribelajartradisionaljuga berasumsi bahwa beberapa hukum yang bersifat umum tentang belajardapat diterapkan untuk semuamakhluk hidup. Ternyata,faktor psiko-biologisjuga berpengaruh terhadapproses belajar.Ketiga,penerimaanyang berlebihanpanclangankognitif tentang belajar mengakibatkan perhatian lebih terfokuspaclaprinsi-prinsip belajar yang bersifat khusus. Kenyataan bahwa prinsip-prinsip asosiatifclankognitif membuat sulit untuk membangun sebuah teoritentang belajaryang bersifatglobal.

Fries & Crawford (1989)menyatakan beberapaproposisi tentang belajarsebagaiberikut:

a) le:trning is actirre and not pas5i~

b) children are «inquirers~ they actiuJy seek to understand their world;

~ sino! imxiwnent is crucial to lMrnirg, children le:trn rmre by taking responsi-

bilityfartheirawnlear~d) children learn when the lMrning mR£/S r18?1iswhidJ are rr1ewnt to their total

bdn~e} the exploratory sta~ in lMrning is 'W"y impJrtant;

f) children at all ages, but especiallyyamg children learn imuiliuiy thrcujJ con-crete experi£m:es;

r) (f«lirre learningand the learner'sseIf-esreemare ckRly relatBl;

h) the rck if the teai:heris crucial in lMr~

~ children learn much througp their awn experiem:esand from eachother wi1hout

instruction from adults; and

j) therck if prersand thefamily in lMrningisUnpartant.Lebih lanjut dikatakanbahwaprosesyang terjadidi dalambelajarmeliputi:a) tf.ereare two key fat:etsof lMrning -the processand theprodua and neitherCJJn

k amsidered a part from the oth!r;

b) le:trning is a global rather than a linear process;

~ cr:mapts CJJnk understood at different leueIs if dijfiaJJ:yby children at different

leuels;

d) thevalue if play in lMrning CJJnnot k urerestimatIxJ;

e} learning imJol'lX?Srisk-takin~

--- -

98 Suyato, Teams Games Tournarrtent(TG1): Memadukan Unsur Competitive Dan CooperativeDalam Rangka PeningkatanKualitas Pembelajaran PKn

f) tkre is 11'lUI:bunintended learning in tb! sdxxJ; and?J thre iswide'Variationin karning styles.

Hergenhahn clan Olson (1997:6-7) menyatakan bahwa belajar adalahsebuah perubahan tingkahlakuataupotensitingkahlakuyang relatif permanenyangmerupakan hasildari pengalamanclantidak dapatdilekatkanpadakondisiyang bersifat sementara seperti diindikasikan oleh sakit, kelelahan ataupengaruh obat-obatan.Lebihlanjutdikatakanbahwahanyaperilakuyang dapatdiperkuat yang dapat dipelajari.

Menurut Sadali(2001:58)kualitassuatu pengajarandiukur danditentukanoleh seberapabesarkegiatanpembelajarandapatmenjadialatpengubahtingkahlaku individu ke arah yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.Sehubungan dengan itu, maka guru dalam mengelolakegiatan pembelajarandi kelas hendaknya mampu mengembangkan pola interaksi sehingga siswatermotivasi,punyakepercayaandiri, kreatif, responsif,interaktif,clanevaluatif.Hal ini sesuai dengan pengertian pembelajaran sebagaimana dikemukakanGagne & Briggs (1979: 3) "instruction is a human t.tndertakingwhose purpose is to

JxJppeoplekarn". Lebih lanjut mereka mengatakan bahwa dalam kegiatanpembelajaranterkandung makna sebagaicara yang dipakai oleh pengajar,ahlikurikulum, perancang media, dan sebagainya yang ditujukan untukmengembangkanrencana terorganisir guna keperluan belajar.

Pembelajaranpada dasarnya merupakan suatu kombinasiyang tersusunmeliputiunsur-unsurmanusiawi,niaterial,fasilitas,perlengkapan,clanproseduryangsalingmempengaruhiuntuk emncapaitujuan pembelajaran.Manusiayangterlibat dalam pembelajaranterdiri dari siswa,guru, clantenaga lainnyasepertilaboran, nara sumber, dan pustakawan. Material meliputi buku-buku, papantulis, media, clan sumber belajar lainnya. Fasilitas clan perlengkapan terdiridari ruang kelas, komputer, perlengkapan audio visual, dan sebagainya.Prosedur meliputi jadualclanmetode penyampaianinformasi,praktik, belajar,ujian, clansebagainya(Hamalik, 2001:57).Pendapat yang sarna dikemukakanSudjana (2001:8)yang mengartikan pembelajaran sebagai suatu upaya yangsistematik clan disengajaoleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisiagarpesertadidikmelakukankegiatanbelajar.Dengan demikian,dalamkegiatanpembelajaran terjadi interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu peserta didik(siswa) yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik (guru) yangmelakukan kegiatan membelajarkan.

Mulyasa (2003:100)menyatakan bahwa dalamsetiappembelajaranterjadiinteraksiantarapesertadidikdenganlingkungannyasehinggaterjadiperubahantingkah laku ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, tugas guru yang utamadalam pembelajaran adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjangterjadinya perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.dengan kata lain,

Jurnal Civics, Vol 3, No.1, Juni 2006 99

untuk. mencapai tujuan yang optimal, proses pembelajaran harus memilikikualitasyang tinggi.

Ironisnya, implementasi di lapangan menunjukkan bahwa modelpembelajaranyang digunakan guru masih jauh dari ideal. Banyak guru yangmenggunakan strategi pembelajaran konvensional yang bersifat ekspositori(pemaparan dengan ceramah). Penelitian Suyato (2004)terhadap para guruSD di Kecamatan Kalasan Sleman, Yogyakarta menemukan bahwa 85%responden menggunakan metode ceramah dalam mengajarkan dasar-dasardemokrasikepada siswanya.Kondisiini sungguhmemprihatinkan.Oleh karenaitu, agar pembelajaran PKn efektif,maka strategi semacamitu harus diubah.

Untuk mengubah secarakeseluruhan praktik semacamini memangtidakmudah. Namun demikian, sebagai guru, yang merupakan ujung tombakpendidikan, hal keci1namun penting untuk dilakukan adalah mengubah dirimereka sendiri. Mind-setguru perlu diubah sehingga siap menerima danmelakukan inivasi dalam pembelajaran.

C. Pentingnya Competitive and Cooperative Spirit dalam BelajarPKn

Pentingnya semangat kompetitif dalam belajar sudah tidak diragukanlagi.Dalam situasiyang kompetitif, siswaakan dipacu untuk.melakukan yangterbaik. Semangat kompetitif ini tercermin dalam motivasi berprestasi.Biasanya,siswadengan motivasiberprestasiyang tinggi akan memilikiprestasiyang relatif tinggi. Oleh karena itu, tugas seorang guru adalah menjaga agarpara siswanya tetap memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Hal ini bisadilakukan dengan penerapan punishmentandrewml.

Semangat bersaing bisa dalam bentuk antarindividu maupunantarkelompok. Hal ini sesuaidenganpendapatAlbert (1987)yang menyatakanbahwadisampingsiswamembutuhkanpengakuanakankemampuannya,merekajuga perlu diakui keberadaan dan kontribusi mereka dalam kelompok, ataudalam istilahnyadisebut thrreCs (Capahk,Omrurt,and Cantrihutinn)

Kemampuan untuk bekerja secara kooperatif dengan orang lainmemberikankontribusi secaralangsungterhadappencapaiantujuan pendidikan,khususnya pendidikan nilai, yang meliputi realisasinilai, pendidikan karakter,pendidikan' kewarganegaraan, dan pendidikan moral. Uraian lebih lengkaptentang kontribusi kejasamasecaraklaboratif ini dapat disimak dalam uraianberikut.

Realisasinilai. Para siswa harus belajaruntuk bekerjasama dengan oranglain dalam rangka untuk. merealissikannilai-nilaiyang mereka anut dan apayangmerekainginkan.Ketrampilanyangmerekapelajaridalamkerjakelompok

--

100 Suyato, Teams Games Tournament(TG1): Memadukan Unsur Competitive Dan CooperativeDalam Rangka Peningkatan Kualitas PembelajaranPKn

akan sangat bermakna daIam kehidupan mereka-dalam lapangan pekerjaan,lingkungan akademik, keluarga, kelompok sosial, clandi mana pun merekaberpartisipasi.5ikap clanketrampilankooperatifakan meningkatkanhubunganmereka, produktivitas, kepuasan dalam semua situasi tersebut.

Pendidikankarakter.Beberapakarakteryang diajarkanolehparapendidiksaatini,yang seringdisebut sebagai"targ:tvaiu£s"atau nilai-nilaitarget,meliputihonna~ tanggungjawab,toleransiataumenerimaperbedaan,hema~clanbanggadalam bekerja.Di dalam kelompok belajaryang bersifatkooperatif,parasiswabelajaruntuk salingmenghargaiclanmemahami bahwa setiap orang memilikikontribusiyangberguna.Merekaberlatihuntukbertanggungjawabatas tugaskelompok mereka; kelompok tidak akan berhasil kecuali mereka memenuhitanggung jawab yang dibebankan kepada mereka. Mereka belajar untukbekerjasamadenganclanmenghargaiorangyang berbedadalamhal ras,agama,kelas sosial, kemampuan akademik, clan sebagainya.Dan apabila kerjasamaitu efektif,para siswaakan banggakarenakeberhasilankelompokmerekadalammengerjakantugas. Loyalitasclanrasa membantu (helpfulness)jugamerupakankarakter lain yang bisa diperolehclandikembangkan dari belajarkelompok.

Pendidikan kewarganegaraan. Kemampuan warga negara untukbekerjasama secara efektif merupakan hal yang pokok dalam demokrasi.Kelompok-kwlompok belajarkooperatif mengajaripara siswauntuk berbagi,bergilir,salingmendengarkan,menerimaclanmenilaikontribusi-kontribusiyangberbedayang bisadibuat masing-masinganggotakelompok- singkatnyauntukbekersasecarakooperatif.Para siswabelajaruntuk peduli tidak hanya terhadapkesuksesan mereka pribadi tetapi juga terhadap benda-benda milik bersama,sebuah nilai yang esensialdalam demokrasi.

Pendidikan moral. Melatih siswa untuk mau bekerja secarakelompokmerupakan pendidikan moral. Belajarkooperatif mengajarkan siswauntukmengurangi sifat egois clan untuk menghargai hak orang lain. Kemampuanuntuk mendengarkan,bersikapempati, clanuntuk menerimaperan orang lainmemberikankontribusiterhadapperilakuclanberipikirsecaramoral.Memahamiclanmempraktikkan keadilandi dalam membagi tugas,berbagiperalatan,clantanggo.mgjawabdalammenyelesaikantugas juga merupakan pendidikanmoral.

Memang, kerja sama dapat diajarkan secara terpisah sebagai unitpembentukan ketrampilan, tetapi dapat juga diintegrasikandi dalam strukturclansuasana kehidupan sehari-haridalam kelas atau dalam pendekatan yangdisebut cooperdtireImrnilg.Penelitianyang ekstensif mengindikasikanbahwa~relmrningtidak hanyamengajarkankerjasamatetapi juga meningkatkanself-esteemsiswa,sikap hormat terhadap orang lain, clanprestasi akademik.

Jurnal Civics, Vol 3,No.1, Juni 2006 101

D. Teams Games Tournament (TGT)Teams Games Taernament (TGT) terdiri atas serangkaian kegiatan

pembelajaranyang meliputi: Teading(pengajaran atau presentasi oleh guru),Teamstudyatau belajar secararim (kelompok) clan TatrrwnenJ:(perlombaan).Uraiansecararincidariketigakomponen inidapatdikemukakansebagaiberikut:1. Teaching.Kegiatan ini seperti biasanya, guru menyampaikan atau

mempresentasikan) materi pelajaran.Materi pelajaran bisa berupa fakta,konsep, prinsip, atau prosedur. Kegiatan ini lebih merupakan pengantaratau apersepsi. Pada kegiatan ini, tugas guru adalah menjelaskan hal-halyang sifatnyamendasartentang materi yang akan dipelajarisiswa.Kegiatanpresentasi ini diikuti oleh kegiatan belajarkelompok.

2. TeamStudy.Kegiatanini merupakan lanjutandari kegiatanpresentasigurudengan menekankan pada aktivitas siswa untuk mendalami lebih lanjuttentang materi yang baru saja disampaikan guru. Strategi belajar yangbersifatkooperatif ini memungkinkan siswauntuk bertukar pikiran untukmemperoleh pemahaman yang sarna di antara para anggota tim. Tugasyang harus diselesaikanoleh tim bisa berupa lembar kerja atau menguasaimateri yang telah disampaikan. Secara kelompok, mereka bertanggungjawab terhadap penguasaan materi para anggotanya. Oleh karena itu,biasanyaanggotayang laindarikelompokyang bersangkutanakanmotivasianggota mereka yang dianggap memiliki motivasi rendah. Hal ini wajarkarena keberhasian tim sangat tergantung pada keberhasilan individuanggotanya.

3. Tatrnament.Yangdimaksudturnamen atau perlombaan di siniadalahsuatukegiatan di mana para siswa memainkan perlombaan di atas mejaberanggotakan perwakilan kelompok, tiga atau empat dengan tingkatkemampuan yang setara.Gamesini terdiri dari pertanyaan atau tugas-tugasyang relevan dengan materi yang telah disampaikan untuk mengujipengetahuan atau penguasaan materi yang diperoleh siswa, baik selamapresentasi maupun setelah belajar kelompok. Alat gtml5ini berupa kartuyangberisipertanyaanyangdiberinomor. Turnamenini biasanyadilakukanpada akhir pekan, di mana siswa telah mendapat materi dari guru clantelah mendalaminyalewat belajarkelompok.

4. Ta:rmRtm?J1ilD'z.Yangdimaksud dengan pengakuan atau penganugerahandi sini adalah kegiatan memberikan penghargaan berupa peringkat (grade)kepadatimsesuaidenganskoryangmereka peroleh.Skor itm adalahjumlahdari skor individu anggota rim yang bersangkutan. Ada tiga peringkatpenghargaan mulai dari yang terendah sampai yang tertingg, yaitu Gxx1Team, Great Team, clan Super Tezm

102 Suyato, Teams Games Tournament (TGT): Memadukan Unsur Competitive Dan CooperativeDaIam Rangka Peningkatan KuaIitas PembelajaranPKn

E. Comp~titiveSpirit dalam TGTDi dalam TGT seman gat bersaing sangat nyata, karena strategi

pembelajaraninimemangdirancanguntuk kompetisi.Parasiswayangtergabungdalarnsuatu kelompok akan berhadapan atau bersaingdengankelompok lain.Karena keberhasilankelompok sangat ditentukan oleh keberhasilan individuanggotanya, maka dalarn kelompok itu akan muncul semacam norma yangberfungsi sebagaipenjaga kekompakan kelompok, seperti solidaritas, salingmengingatkan, saling mendukung, dan saling memberi demi kesuksesankelompok.

Untuk menjagakohesifitas atau kekompakan kelompok, guru sebaiknyamenganjurkan para siswanyauntuk memberi nama terhadap kelompok yangtelah mereka buat. Kalau perlu diciptakan slogan atau yel-yelyang berfungsiuntuk menunjukkan identitasclanmemberi semangatketikaberlomba.Denganidentitas yang nyata, maka rasa solidaritas clan eksistensi kelompok akanmembantu para anggotanya untuk menjaga nama baik dan selalu banggaterhadap kelompoknya. Konsekuensinyamemang berat, mereka harus suksesdalarn berlomba.

F. Cooperative Spirit dalam TGTDalarn strategi pembelajaran ini, aspek kooperatif sangat menonjol.

Sebagaimanakitaketahui,belajarkooperatif(cooperatiu!Im:rnin?)adalahsebuahmetode di mana sebuahkelompok diberi tugas tertentu yang harus dikerjakansecara kelompok. Para siswa berinteraksi secara langsung satu sarna lain.Dengan TGT ini tidak dimungkinkan adanya:freeride'atau sekadartitp nama,karena setiapindividuharus berlomba di mejaperlombaan.Mengapapara ahlimerekomendasikan belajar kooperatif, antara lain karena metode inimemungkikanlebihbanyakterjadinyainteraksiantarsiswa.Kalaudalamsebuahkelasdenganjumlah siswa40,peluanguntuk berinteraksiatau berbicaraadalahseperempatpuluh,seclangkandalarnbelajarkooperatif denganjumlah anggotatiap kelompok empatsiswa,makapeluangberbicaraadalahseperempat.Dengansemakin seringnya siswa berinteraksi satu sarna lain, kemungkinan untukberbagiide, melatih ketrarnpilan sosial,khususnya berkomunikasi secaralisan,menjadi lebih intens.

CJXJperatiu!IMrningsebagaistrategipembelajaranmemilikidasarteoritisyang jelas,telah tervalidasidengan pene1itian,clandengan prosedur yang jelassehingga dengan mudah para guru dapat menerapkannya.Pene1itiantentangstrategi belajarkooperatif biasanyadilakukan dengan berpijak Pada dua teoriatau perspektif yang berbeda. Perspektif pertama, berdasarkan teori-teori de-velopmentalPiagetiandan Vygotskian,yang berpendapat bahwa interaksi

Jurnal Civics, VoL3,No.1, Juni 2006 103

antarsiswayang berpusat pada tugas akan meningkatan belajardengandengancara menciptakan konflik pengetahuan clandengan memaksa para siswapadakemampuan berpikir cingkatcinggi,yaitu pada zona proksimal (praamaJzones)perkembangan mereka.

Teori-teori motivasional tentang belajar kooperatif berpendapat bahwapenghargaankelompokatasdasarbelajarindividudarisemuaanggotakelompokakan menciptakan norma clansanksi kelompokyang mendukung usahayangmengarah pada prestasi dan membantu secara aktif teman-teman satukelompoknya. Sebaliknya, dalam panclangan dere/opmentaIisinsentif untukusaha belajar kelompok ini tidak perlu atau merugikan. Sedangkan dalampandangan mii'llttionalisthal itu pencing untuk meningkatkan hasil belajar.Untuk mengatasi masalah ini, guru perlu menciptakan model pembelajaranyang mampu menjembataniduaperspektifyangnampakbertentanganini.Salahsatu diantaranya melalui TGf. Dengan TGf, penghargaan ter}Jadapprestasikelompok tidak mengambaikanpenghargaanterhadap individu,karena prestasikelompok ditentukan oleh prestasi individu.

G. PenutupDari uraian singkat di muka dapat disimpulkan bahwa TGT mampu

mengintegrasikan semangat kompetisi clankerjasama dalam belajar, dua halyang sangat esensial dalam belajar. Dengan TGT, guru dapat menjaga clanmendorongterus motivasidansemangatbelajarsiswa.Lebihdariitu, pendidikanmelaluiprosespembelajarsemacaminidiharapkanmampu menciptakanpesertadidik yang tidak memilikisifategois,berprinsipwin./m!,tetapi sedapatmungkin'UJ/J'VWD'l.

I..ewatTGf, siswadilatihuntukbersaingsecarasehatclansekaligusbekerjasarna untuk mencapai prestasi terbaik mereka. Siswabelajarbahwa setiap or-ang memiliki potensi untuk memberikan kontribusi terhadap keberhasilankelompok, sekecil apa pun. Dengan TGT, pembelajaran PKn lebihmenyenangkan,menantang, clanbermakna bagi siswa.

Daftar Pustaka

Albert, Linda. (1987). A teat:her'sgpide to cooperatif di!ripine. Minnesota: AGS.

Gagne, Robert M & Briggs, Leslie J. (1979). Prim:ipks cf instruaion4J design. NewYork:Holt, Renihart and Wmston.

Hergenhahn, B.R, & Olson, Matthew H (1997). An introduction to theoriescf 1Mrn-

in&New Jersey: Prantice-Hall.

--- -

- - ---

104 Suyato, TeamsGames Tournament (TGT): Memadukan Unsur Competitive Dan CooperativeDaIamRangka PeningkatanKualitas PembelajaranPKn

Hamalik, Oemar. (2001). Be/ajarclanpemhe/ajaran.Jakarta: Bumi Aksara.

Kirschenbaum, Howard. (1995). 100~ to enhant:ewlue5and mcraliEyin schoolsandyouth settin&Boston: Allyn and Bacon.

Klein, Stephen B. (2002). Learningprinciples and applications, internatWnal «iiJian,fourtha:lition.Boston: Mc Graw Hill.

Moo~ Luis C. (1993). V)gOtWyand education,instructitmalimplimtionsand applicationsif sociohistoricaJpsydxiogy. New York: Cambridge University Press.

Mulyasa. (2003). Kmikulum berbtsis kompet£nsi: konsep, kmakteristik dan implementasi.Bandung:Remaja Rosdakarya.

Sadali. (2001). Pengaruh penerapan model pembe/ajaran role playing terhadap aktivitas

[JIl"udan murid dan basil be/ajg dalam mata pe/ajaran IPS di sekolah dtMr: JurnalPendidikanLernlitUT Volume 2, Nomor 1,Maret 2001, 52-68.

Sudjana. (2001). Metodedan teknik pemhe/ajaran partisipatif Bandung: Falah Produc-tIon.

Suyato. (2004). Studi eksplorasi tentang penggunaan metodepembe/ajaran dasar-dasar

denwkrasi olehpara guru SD di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yqoukarta. LaporanPenelitian,tidak diterbitkan. FIS UNY:

Vries, Louis de & Jean Crawford (1989).Learningthroug,an integrt11Rdatrriculum,approad;es andguiddines.Victoria: Ministry of Education.