TeaKuit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas praktikum pengemasan

Citation preview

BAB I. PENDAHULUANTanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang yang ditanam sebagai tanaman hias. Kemudian dilaporkan pada tahun 1694 terdapat perdu teh muda berasal dari China tumbuh di Jakarta. Teh jenis Assam mulai masuk ke Indonesia dari Sri Lanka (Ceylon) pada tahun 1877 dan ditanam di Kebun Gambung, Jawa Barat oleh R.E Kerk Hoven. Sejak saat itu, teh China secara berangsur-angsur diganti dengan teh Assam, sejalan dengan perkembangan perkebunan teh di Indonesia, yang mulai sejak tahun 1910 dengan dibangunnya perkebunan teh di Simalungun, Sumatera Utara.Dalam perkembangannya industri teh di Indonesia mengalami pasang surut sesuai perkembangan situasi pasar dunia maupun Indonesia, antara lain pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) banyak areal kebun teh menjadi terlantar (Siswoputranto, P.S. 1976). Ketika masa pendudukan Belanda produksi teh Indonesia tepatnya tahun 1910-1914 dan 1920-1928, periode puncak laju pertumbuhan teh per tahun per hektar menjadi rata-rata 6.3% dengan laju pertumbuhan penanaman yang jauh lebih tinggi dengan luas kebun teh di seluruh Jawa kira-kira 4.500 bau (3.193 hektar) dan luas kebun rakyat 8000 ha. Pada kondisi aktualnya sekarang ini kebun teh seluas 113 ribu ha pada akhir tahun 2010. Kebun teh Indonesia menciut sekitar 6,6% sehingga kebun tehnya seluas sekitar 108 ribu ha pada akhir tahun 2011 (Dewan Teh Indonesia 2013). Pada tahun 2010 jumlah produksi total mencapai 143,751 ton(Syaipulloh, M 2010). Berdasarkan data tersebut dapat dikatehui bahwa pemanfaatan kebun teh masih terbuka lebar di Indonesia. Dengan hasil yang melimpah ini biasanya terdapat grade hasil teh. Grade A dugunakan untuk kebutuhan ekspor dan grade yang ada dibawahnya dapat dimanfaatkan sebagai minuman dan makanan.Dengan demikian pemanfaatan daun teh ini masih terbuka lebar karena ketersediaan bahan baku yang melimpah serta kontinuitas ketersediaan bahan baku. Salah satu pemanfaatannya adalah pembuatan biskiuit yang memiliki aroma serta rasa teh. Produk ini memiliki tujuan utama yaitu peningkatan nilai tambah komoditas teh dan menambahkan varian baru pada pasar biskuit yang sudah ada. Produk ini juga memenuhi tujuan untuk memberikan inovasi yang bermanfaat bagi konumen maupun produsen (masyarakat/mahasiswa).

BAB II. METODOLOGIMulai

Analisis Produk dilakukan

Diagram alir proses dibuat

Desain kemasan produk dibuat

Selesai

BAB III. PEMBAHASAN3.1 Analisis ProdukSIFAT FISIK TEHTanaman teh umumnya ditanam di perkebunan, dipanen secara manual, dan dapat tumbuh pada ketinggian 200 2.300 m dpl. Teh berasal dari kawasan India bagian Utara dan Cina Selatan. Ada dua kelompok varietas teh yang terkenal, yaitu var. assamica yang berasal dari Assam dan var. sinensis yang berasal dari Cina. Varietas assamica daunnya agak besar dengan ujung yang runcing, sedangkan varietas sinensis daunnya lebih kecil dan ujungnya agak tumpul. Pohon kecil, karena seringnya pemangkasan maka tampak seperti perdu. Bila tidak dipangkas, akan tumbuh kecil ramping setinggi 5 10 m, dengan bentuk tajuk seperti kerucut. Batang tegak, berkayu, bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai daun kaku seperti kulit tipis, bentuknya elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus, pertulangan menyirip, panjang 6 18 cm, lebar 2 6 cm, warnanya hijau, permukaan mengilap. Bunga di ketiak daun, tunggal atau beberapa bunga bergabung menjadi satu, berkelamin dua, garis tengah 3 4 cm, warnanya putih cerah dengan kepala sari berwarna kuning, harum. Buahnya buah kotak, berdinding tebal, pecah menurut ruang, masih muda hijau setelah tua cokelat kehitaman. Biji keras, 1 3. Pucuk dan daun muda yang digunakan untuk pembuatan minuman teh. Perbanyakan dengan biji, setek, sambungan atau cangkokan.

KOMPOSISI KIMIA TEHSubstansi Fenol Polifenol teh atau sering disebut dengan katekin merupakan zat yang unik karena berbeda dengan katekin yang terdapat pada tanaman lain. Katekin dalam teh tidak bersifat menyamak dan tidak berpengaruh buruk terhadap pencernaan makanan. Katekin teh bersifat antimikroba (bakteri dan virus), antioksidan, antiradiasi, memperkuat pembuluh darah, melancarkan sekresi air seni, dan menghambar pertumbuhan sel kanker. Katekin merupakan kelompok utama dari substansi teh hijau dan paling berpengaruh terhadap seluruh komponen teh. Dalam pengolahannya, senyawa tidak berwarna ini, baik langsung maupun tidak langsung selalu dihubungkan dengan semua sifat produk teh, yaitu rasa, warna, dan aroma. Katekin merupakan kelompok terbesar dari komponen daun teh, terutama kelompok katekin flavanol. Katekin tersintesis dalam daun teh melalui jalur asam melanik dan asam shikimik. Sedangkan, asam galik diturunkan dari suatu produk antara yang diproduksi dalam jalur metabolik asam shikimik.Katekin (Polifenol)Katekin tanaman teh dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu proanthocyanidin dan poliester. Katekin teh hijau tersusun sebagian besar atas senyawa-senyawa katekin, (C), epikatekin (EC), galokatekin (GC), epigalokatekin (EGC), epikatekin galat (ECG), galokatekin galat (GCG), dan epigalokatekin galat (EGCG). Konsentrasi katekin sangat tergantung pada umur daun. Pucuk dan daun pertama paling kaya katekin galat. Kadar katekin bervariasi tergantung pada varietas tanaman tehnya.Diketahui bahwa katekin membentuk beberapa kompleks dalam reaksi dengan kafein, protein, peptida, ion tembaga, atau siklodekstrin. Dalam kemunculan oksigen tidak terlarut, tampak bahwa sifat-sifat kimia pembentukan katekin kompleks teh hijau dengan substansi yang disebutkan di atas sangat berhubungan dengan fungsi fisiologis katekin teh hijau.FlavanolFlavanol tanaman teh menunjukkan suatu kelompok senyawa yang sangat mirip komposisi kimianya dengan katekin. Flavanol pada teh meliputi quersetin, kaemmferol, dan mirisetin. Flavanol merupakan satu di antara sekian banyak antioksidan alami yang terdapat dalam tanaman pangan dan mempunyai kemampuan mengikat logam. Aktivitas antioksidan flavanol meningkat seiring dengan bertambahnya gugus hidroksil dalam cincin A dan B.Substansi PektinSubstansi pektin terutama terdiri atas pektin dan asam pektat. Besarnya bervariasi, yaitu 4,9-7,6% dari berat kering daun. Substansi ini dianggap ikut menentukan sifat baik dari teh hitam karena dua hal. Pertama, pektin akan diurai menjadi asam pektat dan metil alkohol akibat adanya enzim pektin metil esterase. Metil alkohol ini akan menguap ke udara, tetapi sebagian yang kembali akan berubah menjadi ester-ester dengan asam organik yang ada. Kedua, asam pektat dalam suasana asam akan membentuk gel. Gel ini akan membuat daun mempertahankan bentuk keritingnya setelah digiling. Selanjutnya, gel ini akan membentuk lapisan di permukaan teh sehingga akan ikut mengendalikan proses oksidasi. Pada saat pengeringan, lapisan gel akan mengering membentuk lapisan mengilat yang sering disebut dengan bloom dari teh.AlkaloidPopularitas teh sebagian besar disebabkan oleh adanya alkaloid yang dikandungnya. Sifat penyegar teh berasal dari bahan tersebut, yaitu sebesar 3-4% dari berat kering daun. Alkaloid utama dalam daun teh adalah kafein. Kafein tidak mengalami perubahan selama pengolahan teh, tetapi dipandang sebagai bahan yang menentukan kualitas teh. Kafein akan bereaksi dengan katekin atau hasil oksidasinya membentuk senyawa yang menentukan kesegaran (briskness) dari seduhan teh.Klorofil dan Zat Warna yang LainSalah satu unsur penentu kualitas teh hijau adalah warnanya. Warna hijau pada daun teh ditentukan oleh adanya klorofil. Zat warna dalam daun teh mendukung 0,019% dari berat kering daun. Pada oksidasi katekin, selain karena tertutup oleh hasil oksidasi katekin, klorofil tidak tampak karena mengalami pembongkaran menjadi feofitin yang berwarna hitam.Dalam proses inaktivasi enzim terjadi pemanasan senyawa klorofil dalam lingkungan yang basah dan dalam suasana asam. Keadaan ini menyebabkan perubahan dari warna hijau segar menjadi hijau zaitun karena klorofil diubah menjadi feofitin. Jika terjadi suasana yang sangat asam, feofitin akan diubah menjadi feoforbid yang berwarna hijau kecokelatan.Protein dan Asam-asam AminoDaun teh mengandung protein yang dirasakan sangat besar peranannya dalam pembentukan aroma pada teh. Diketahui bahwa perubahan utama selama proses pelayuan teh hitam adalah pembongkaran protein menjadi asam-asam amino. Asam amino bersama karbohidrat dan katekin akan membentuk senyawa aromatis. Asam amino yang banyak berpengaruh dalam hal ini adalah alanin, fenil alanin, valin, leusin, dan isoleusin. Seluruh kandungan protein dan asam amino bebas adalah 1,4-5% dari berat kering daun.Asam amino mempunyai peran penting dalam menentukan aroma teh. Reaksi asam amino dengan katekin pada temperatur tinggi menghasilkan aldehid yang bertanggungjawab atas aroma teh. Dalam daun teh juga muncul asam amino yang biasanya dikenal sebagai tehanin. Kemunculannya dalam teh hijau berhubungan dengan kualitas minuman teh.Asam OrganikDalam proses metabolisme (terutama respirasi), asam organik berperan penting sebagai pengatur proses oksidasi dan reduksi. Selain itu, asam organik juga merupakan bahan pembentuk karbohidrat, asam amino, dan lemak untuk tanaman. Peranan asam organik selama pengolahan teh tidak terlalu nyata. Kemungkinan yang tampak adalah reaksinya dengan metil alkohol (akibat terbongkarnya pektin) membentuk ester yang memberi aroma sedap pada teh.Substansi ResinAroma teh juga tergantung pada minyak esensial dan resin. Sebagai bahan kimia, resin sukar dibedakan dengan minyak esensial dan terpene. Kandungan resin besarnya 3% dari berat kering daun. Peranan resin yang lain adalah menaikkan daya tahan tanaman teh terhadap kondisi beku.VitaminDaun teh mengandung beberapa vitamin, yaitu vitamin C, K, A, B1, dan B2. Vitamin C merupakan senyawa yang sangat peka terhadap oksidasi. Laju oksidasi vitamin C dan komponen lain dipacu oleh adanya temperatur yang tinggi. Kandungan vitamin C dalam teh dapat dikatakan kecil karena selama proses pengolahannya telah mengalami oksidasi sehingga menghilangkan vitamin C. Demikian juga dengan vitamin E yang banyak hilang selama proses pengolahan dan penyimpanan.Kandungan vitamin C pada teh sebesar 100-250 mg. Namun, kandungan sebesar itu hanya terdapat pada teh hijau. Vitamin K dalam teh hijau juga terdapat dalam jumlah banyak (300-500 IU/g). Vitamin K sangat penting dalam proses pembekuan darah dan berperan dalam pembentukan tulang.SUBSTANSI PENYEBAB AROMASalah satu sifat penting dari kualitas teh adalah aroma. Munculnya aroma pada teh hijau langsung atau tidak langsung selalu dihubungkan dengan terjadinya oksidasi senyawa katekin. Penelitian yang intensif terhadap aroma teh telah dilakukan oleh para peneliti Jepang. Mereka menggolongkan aroma teh ke dalam empat kelompok, yaitu fraksi karboksilat, fenolat, karbonil, dan fraksi netral bebas karbonil.Ada beberapa pendapat mengenai sumber aroma dari teh. Pendapat tertua mengatakan bahwa aroma teh berasal dari glikosida yang terurai menjadi gula sederhana dan senyawa yang beraroma. Peneliti lain menyatakan bahwa munculnya aroma teh adalah akibat dari penguraian protein. Adanya minyak esensial yang mudah menguap juga disebut sebagai sumber aroma teh jadi. Pendapat lain mengatakan bahwa aroma berasal dari oksidasi karotenoid yang menghasilkan senyawa mudah menguap (aldehid dan keton tak jenuh).ENZIM-ENZIMBeberapa enzim terdapat dalam daun teh. Peranan penting dari enzim-enzim ini adalah sebagai biokatalisator pada setiap kali reaksi kimia di dalam tanaman. Enzim yang dikandung dalam daun teh di antaranya invertase, amilase, b-glukosidase, oximetilase, protease, dan peroksidase.Enzim lain yang tidak penting dalam proses kehidupan tanaman tetapi penting pada proses pengolahan teh adalah polifenol oksidase yang dapat mengatalisa reaksi oksidasi katekin. Enzim ini tersimpan dalam sitoplasma, sedangkan katekin ada dalam vakuola. Oleh karena itu, dalam keadaan tidak ada perusakan sel, kedua bahan ini tidak saling bertemu untuk bereaksi.Enzim polifenol oksidase teh merupakan bagian terpenting dalam pengolahan teh, karena bertangung jawab langsung atau tidak langsung pada sebagian besar atau keseluruhan reaksi yang terjadi selama oksidasi enzimatis. Aktivitas polifenol oksidase yang paling besar terdapat pada daun teh yang paling muda.3.1.1. Komoditas Biskuit dan TehBiskuit adalah produk makanan kecil yang renyah yang dibuat dengan cara dipanggang (kue kering). Istilah biskuit berbeda-beda di berbagai daerah di dunia. Asal kata 'biskuit' atau biscuit (dalam Bahasa Inggris) berasal dari Bahasa Latin, yaitu bis coctus yang berarti "dimasak dua kali". Di Amerika, biskuit populer dengan sebutan cookie, yang berarti kue kecil yang dipanggang, atau kue kering.Sejak abad ke-16 hingga abad ke-18, juga sering disebut dengan besquite dan bisket. Bentuk kata sejenis juga tercipta di beberapa bahasa Eropa. Ciri-ciri dari biskuit diantaranya, renyah dan kering, bentuk umumnya kecil, tipis dan rata.Di Amerika Serikat, biskuit tidaklah keras, tebal dan seperti gulungan kecil yang serupa dengan mafin (muffin). Sedangkan di Inggris, biskuit sama dengan cookie atau cracker Amerika.Cookie berasal dari abad ke-18, yaitu dari Bahasa Belanda: koekje. Di beberapa negara Eropa ada juga ada dikenal makanan yang biasa disebut Triskui.

Klasifikasi botani tanaman teh adalah sebagai berikut:Divisi : Spermatopyta Sub : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Keluarga : Transtroemiaceae Genus : Camellia Spesies : Camellia sinensis L.Tanaman teh membutuhkan iklim yang lembab, dan tumbuh baik pada temperatur yang berkisar antara 10-30o C pada daerah dengan curah hujan 2.000 mm per tahun dengan ketinggian 600-2000 m dpl. Tanaman teh di perkebunan ditanam secara berbaris dengan jarak tanam satu meter. Tanaman teh yang tidak dipangkas akan tumbuh kecil setinggi 50100 cm dengan batang tegak dan bercabang-cabang . Pohon teh mampu menghasilkan teh yang bagus selama 50-70 tahun, namun setelah 50 tahun hasil produksinya akan menurun. Oleh karena itu, perlu dilakukan penggantian tanaman tua agar produktivitas tanaman teh tetap bagus. Pohon yang tua diganti dengan bibit yang masih muda yang telah ditumbuhkan di perkebunan khusus untuk pembiakan tanaman muda.Hasil olahan teh yang berbentuk minuman tehadalahminumanyang mengandungkafein, sebuahinfusiyang dibuat dengan cara menyeduh, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanamanCamellia sinensisdengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok:teh hitam, teh hijau, teh oolong, dan teh putih.Hasil teh (olahan teh) diperoleh dari daun-daun pucuk tanaman teh yang dipetik sekali dengan selang 7 sampai 14 hari, tergantung dari keadaan tanaman di masing-masing daerah. Cara pemetikan daun selain mempengaruhi jumlah hasil teh, juga sangat menentukan mutu teh yang dihasilkannya. Dibedakan cara pemetikan halus (fine plucking) dan cara pewmetikan kasar (coarse plucking). Pemetikan daun hingga kini masih dilakukan oleh tenaga manusia, bahkan sebagian besar oleh tenaga-tenaga wanita. Untuk menghasilkan teh mutu baik perlu dilakukan pemetikan halus, yaitu: hanya memetik daun pucuk dan dua daun di bawahnya. Ada pula yang melakukan pemetikan medium, dengan juga memetik bagian halus dari daun ketiga di bawah daun pucuk. Pemetikan kasar sering pula dilakukan bebewrapa perkebunan (rakyat), yaitu: pemetikan daun pucuk dengan tiga atau lebih banyak daun di bawahnya, termasuk batangnya. (Arifin, 1992)Teh dikelompokan berdasarkan cara pengolahan. Daun tehCamellia sinensissegera layu dan mengalamioksidasikalau tidak segera dikeringkan setelah dipetik. Proses pengeringan membuat daun menjadi berwarna gelap, karena terjadi pemecahan klorofildan terlepasnya unsur tanin. Proses selanjutnya berupa pemanasan basah dengan uap panas agar kandungan air pada daun menguap dan proses oksidasi bisa dihentikan pada tahap yang sudah ditentukan.Teh juga memiliki kandungan zat yang berakibat kurang baik untuk tubuh. Zat itu adalah kafein. Kafein pada teh (tehine) dapat menyebabkan proses penyerapan makanan menjadi terhambat. Batas aman untuk mengkonsumsi kafein dalam sehari adalah 750 mg/hari atau setara dengan 5 cangkir teh berukuran 200 ml. (Hartoyo, 2003)Dari 1 kg pucuk teh maka akan diperoleh 0,23 kg teh hijau. Namun masih bisa terjadi berbagai perubahan sesuai dengan mutu daun yang dipetik. Dari rendemen tersebut terdapat komponen aktif yang terkandung dalam teh, baik yang volatile maupun yang nonvolatile antara lain sebagai berikut : polyphenols (10_25%), methylxanthines, asam amino, peptida, komponen organik lain, tannic acids (9_20%), vitamin C (150_250 mg%), vitamin E (25_70 mg%), vitamin K (300_500 IU/g), -carotene (13_20%), kalium (1795 mg%), magnesium (192 mg%), mangan (300_600 ug/ml), fluor (0,1_4,2 mg/L), zinc (5,4 mg%), selenium (1,0_1,8 ppm%), copper (0,01 mg%), iron (33 mg%), calcium (7 mg%), caffein (45_50 mg%). Komponen-komponen tersebut memberikan banyak manfaat dan khasiat bagi tubuh apabila dimanfaatkan dengan maksimal. (Hartoyo, 2003)

Faktor Kritis pada Komoditi TehTanaman teh memiliki banyak faktor yang mempengaruhinya baik untuk mutu produk maupun pertumbuhan tanamannya sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman teh antara lain sebagai berikut :1. Cocok tumbuh di daerah pegunungan yang sejuk dengan ketinggian 200 2000 meter di atas permukaan air laut, semakin tinggi daerah penanaman teh, kualitasnya semakin baik.2. Tanah subur dan banyak curah hujan3. Penyinaran matahari cukupSementara faktor yang mempengaruhi mutu produk yang paling utama yaitu teknik pemetikan daun teh. Pemetikan adalah pekerjaan memungut sebagian dari tunas-tunas teh beserta daunnya yang masih muda, untuk kemudian diolah menjadi produk teh kering yang merupakan komoditi perdagangan. Pemetikan berfungsi sebagai usaha pembentukan kondisi tanaman agar mampu berproduksi tinggi secara berkesinambungan.

Produksi Teh IndonesiaInformasi yang diperoleh dari ANTARA News memaparkan bahwa produksi teh Indonesia siap menghadapi Perjanjian Perdagangan Bebas China-ASEAN (CAFTA) karena mempunyai keunggulan dibanding produk China. Tingkat produksi teh Indonesia tahun 2009 mencapai 120.000 ton per tahun atau memenuhi sekitar 5,8 persen kebutuhan dunia dengan luas kebun 148.000 hektar. Dari data ATI (Asosiasi Teh Indonesia), teh menyumbangkan devisa 110 juta dollar per tahun.Konsumesi teh dunia pada tahun 2007 sebesar 3,4 juta ton yang terdiri dari teh hitam, teh hijau dan teh Polong (teh semi fermentasi). Dari jumlah sebesar itu, 69 persen adalah teh hitam. Indonesia sendiri termasuk pengekspor teh hitam terbesar. Ini menandakan di luar kawasan perdagangan yang sudah terikat dalam kawasan China-Asean, Indonesia adalah pemain yang diperhitungkan. Indonesia sendiri menduduki peringkat 6 besar dunia produsen teh setelah Vietnam, India, China, Sri Lanka dan Kenya.Bahkan teh tidak hanya sebagai minuman, namun belakangan ini teh juga dimanfaatkan untuk herbal dan kecantikan. Dijelaskannya, saat ini tingkat konsumsi teh perkapita masyarakat Indonesia berkisar 350 gram/tahun. Artinya, kurang dari 1 gr/hari setiap orangnya. Jumlah itu sendiri masih jauh di bawah Irlandia dan Inggris yang konsumsi perkapitanya diatas 3.500 gram/tahun. Perbandingan diatas, kata Andrew Supit, memperlihatkan jika produksi teh dalam negeri seharusnya 120.000 ton dan tingkat konsumsi perkapita yang diharapkan adalah 500 gr/tahun (dengan asumsi jumlah penduduk Indonesia 200 juta jiwa) maka ada kelebihan stok sebesar 20.000 ton. Sisa tersebut dapat di ekspor. Lalu jika produksi teh Indonesia sebagian besar habis konsumsi dalam negeri dan tersisa kurang dari 50% maka akan timbul kelangkaan di stok teh dunia. Dampak yang terjadi adalah kelangkaan suplai dunia hingga mengakibatkan harga melambung tinggi karena kekurangan suplai dimana kondisi ini justru merupakan keuntungan yang bisa di nikmati petani teh dan pelaku industri teh Indonesia. (Anonim 2, 2011)Sebagai komiditi pertanian karakteristik teh adalah sebagai berikut :1. Teh adalah tanaman yang sensitif (mudah rusak) karena iklim/cuaca, karena itu membutuhkan ketekunan yang tinggi bagi pengusaha yang ingin terjun di bisnis ini.2. Masa panen teh dilakukan sepanjang tahun setelah tanaman masuk kategori tanaman menghasilkan (biasanya 2-3 tahun setelah penanaman). Pada musim hujan (peak season) produksi pucuk biasanya lebih banyak dari kondisi pada musim kemarau (low season).3. Perkebunan teh di dataran tinggi menghasilkan teh dengan mutu yang lebih baik dari teh yang ditanam di dataran rendah. Contohnya teh dari dataran tinggi Jawa Barat memiliki ciri kenampakan dalamnya (penilaian air seduh) yang berwarna jernih/lebih terang.4. Masih rendahnya teknologi pengolahan teh di banyak industri teh, menyebabkan mutu teh Indonesia rata-rata mutunya rendah, lebih-lebih yang dihasilkan oleh pengolahan teh rakyat. Hal ini juga yang menjadi salah satu faktor mengapa harga teh Indonesia rata-rata lebih rendah dari harga teh yang dihasilkan oleh Sri Lanka misalnya.5. Sebagai komoditi ekspor, fluktuasi harga di luar negeri, memberikan dampak terhadap produksi didalam negeri. Pada saat harga teh turun, mungkin karena kelebihan suplai dipasar, petani teh perkebunan rakyat biasanya kurang antusias untuk merawat tehnya dengan baik, sehingga produksi turun. Walaupun proporsi areal luas kebun teh rakyat lebih besar dari perkebunan besar, tetapi produksi tehnya lebih rendah dibanding perkebunan besar, karena rata-rata produktifitas per hektar jauh lebih kecil (0,5 tons/ha) dibanding perkebunan besar negara yang mencapai 1,78 tons/ha.

3.1.2 Karakteristik Kemasan Plastik Sifat fisika plastikTermoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat (PC)Ada beberapa jenis plastik yang akan digunakan untuk mengemas biskuit teh, yaitu sebagai berikut:1. PETE atau PET (polyethylene terephthalate)SifatJernih,kuat,tahan,pelarut,kedap gas dan air, melunak pada suhu 80 CContohnyaBotol minuman, minyak goreng, selai peanut butter, kecap dan sambal, tray biskuit

2. LDPE (low density polyethylene) SifatMudah diproses, kuat, fleksibel, kedap air, permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembus cahaya, melunak pada suhu 70oCContohnyaPot yoghurt, kantong belanja (kresek),kantong roti dan makanan segar, botol yang dapat ditekan.

3.1.3 Pohon IndustriBiskuit Teh

3.2 Diagram Alir Proses

Proses pengolahan biskuit tehBahan-bahan :1. 160 gram mentega1. 160 gram gula palem1. 1/2 sendok teh vanili1. 2 butir telurBahan Kering :1. 360 gram tepung terigu1. 1/4 sendok teh garam1. sendok teh bubuk teh halus

3.3 Desain Kemasan Produk

Gambar 1. Sampul depan kemasan

Gambar 2. kemasan keseluruhan3.3.1 Kesesuaian BahanDalam melakukan pengemasan perlu diperhatikan kesesuaian antara jenis bahan kemasan dengan karakteristik produk yang dikemas harus diperhatikan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam memilih kemasan adalah nilai ekonomis, target pasar, kepraktisan, dan kemampuan bahan memenuhi kebutuhan barier produk terhadap lingkungan sekitarnya (Suryani, E. 2006). Kebutuhan produk biskuit adalah perlindungan terhadap oksidasi, kondisi fisik, dan cahaya. Untuk mendapatkan perlindungan tersebut digunakan kemasan primer dan sekunder. Kemasan sekunder terdiri dari alu plastik, Full Foil jenis laminasi PET dan PE dengan ketebalan 0.8 Mikron dengan resealable zipper. Kemasan ini memberikan perlindungan terhadap oksidasi, cahaya, memenuhi aspek kepraktisan melalui resealable zipper, memenuhi target pasar dan ekonomis dengan desain kemasan dan informasi yang tertera pada kemasan. Sedangkan untuk kemasan primer menggunakan plastik jenis LDPE yang baik digunakan sebagai tempat makanan maupun minuman, kemasan primer ini memberikan perlindungan fisik terhadap produk dan aman digunakan sebagai kemasan pangan karena tidak mengkontaminasi produk biskuit yang dikemas didalamnya.

BAB IV. PENUTUP4.1 KesimpulanDengan melakukan analisis produk terlebih dahulu menggunakan pohon industri, kita akan mudah untuk mendapatkan produk olahan atau produk inovasi lainnya yang belum dilakukan sebelumnya. Dari produk biskuit teh ini, kemasan yang akan dipilih adalah kemasan sekunder yang terdiri dari aluminium foil dengan jenis laminasi PET dan PE dengan ketebalan 0.8 Mikron beserta resealable zipper dan kemasan primer yang menggunakan plastik jenis LDPE. Sehingga biskuit teh tersebut mendapat perlindungan terhadap oksidasi, kondisi fisik, dan cahaya dalam pengemasannya.4.2 SaranSelama penentuan bahan yang akan diolah, sebaiknya terlebih dahulu mengetahui bagaimana cara pengolahannya sehingga dapat menghindari ketidakpahaman selama menganalisis suatu bahan. Selain itu, dalam pembuatan makalah ini sangat diperlukan kerja sama tim yang solid sehingga penyelesaian makalah akan lebih cepat diselesaikan.

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 2010. Areal dan Produksi Teh Dunia.[terbubung berkala] http://indoteaboard.org/z1/?page_id=131 .(16 Oktober 2013 ).[Anonim]1. 2011. Tanaman Teh. [terhubung berkala] www.wikipedia.com (14 Maret 2011)[Anonim]2. 2011. Produksi Teh Indonesia. [terhubung berkala] http://www. ANTARA news.com (18 Maret 2011)Adisewojo, S. 1982. Bercocok Tanam Teh. Bandung : Sumur Bandung.Arifin, S. 1992. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Teh. Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung. Bandung.Arifin, S. 1994. Petunjuk Teknis Pengolahan Teh. Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung. Bandung.Hartoyo, Arif. 2003. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan : Sebagai Tinjauan Ilmiah. Yogyakarta: Kanisius.Suryani E. dan Hambali E. 2006. Bisnis Kue Kering. Jakarta: Penebar Swadaya.Siswoputranto, P.S. 1976. Komoditi Ekspor Indonesia. Jakarta: Gramedia. Syaipulloh M.2010.Statistik Teh Indonesia. BPS:Jakarta.