17
Pengobatan terhadap Penyakit Tuberculosis Nurul Siti Khodijah 102014117 Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Email: [email protected] Abstract Tuberculosis or TB is an infectious disease caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis. Tuberculosis bacteria usually attacks the lungs ( as pulmonary TB ) but can also attack the TB central nervous system . TB disease is a common disease and often deadly . These bacteria can be transmitted when a person sneezes or coughs , the bacteria tuberculosa will be scattered in the air . Initial infection occurs in children generally will disappear by itself if the children have developed immunity itself submarine 6-10 period minggu. But many also occur in many cases , the initial infection is actually developed into a progressive tuberculosis which infects lung and organ other organs . Keywords : Tuberculosis , Bacteria , Transmission Abstrak Tuberkulosis atau TB adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri Tuberculosis biasanya menyerang paru-paru (sebagai TB paru) tetapi TB bisa juga menyerang system syaraf pusat. Penyakit TB adalah penyakit yang umum dan sering kali mematikan. Bakteri ini dapat menular

TBC

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tuberculosis

Citation preview

Page 1: TBC

Pengobatan terhadap Penyakit Tuberculosis

Nurul Siti Khodijah

102014117

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Email: [email protected]

Abstract

Tuberculosis or TB is an infectious disease caused by the bacterium Mycobacterium

tuberculosis. Tuberculosis bacteria usually attacks the lungs ( as pulmonary TB ) but can also

attack the TB central nervous system . TB disease is a common disease and often deadly . These

bacteria can be transmitted when a person sneezes or coughs , the bacteria tuberculosa will be

scattered in the air . Initial infection occurs in children generally will disappear by itself if the

children have developed immunity itself submarine 6-10 period minggu. But many also occur in

many cases , the initial infection is actually developed into a progressive tuberculosis which

infects lung and organ other organs .

Keywords : Tuberculosis , Bacteria , Transmission

Abstrak

Tuberkulosis atau TB adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

tuberculosis. Bakteri Tuberculosis biasanya menyerang paru-paru (sebagai TB paru) tetapi TB

bisa juga menyerang system syaraf pusat. Penyakit TB adalah penyakit yang umum dan sering

kali mematikan. Bakteri ini dapat menular jika penderita bersin atau batuk maka bakteri

tuberculosa akan bertebaran di udara. Infeksi awal yang terjadi pada anak-anak umumnya akan

menghilang dengan sendirinya jika anak-anak telah mengembangkan imunitasnya sendiri selam

periode 6-10 minggu. Tetapi banyak juga terjadi dalam berbagai kasus, infeksi awal tersebut

malah berkembang menjadi progressive tuberculosis yang menjangkiti organ paru dan organ

tubuh lainnya.

Kata Kunci: Tuberkulosis, Bakteri, Penularan

Page 2: TBC

Pendahuluan

Tuberkulosis atau TB adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus

menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua

yang diketahui menyerang manusia. Jika diterapi dengan benar tuberkulosis yang disebabkan

oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat

disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama

pada lebih dari setengah kasus. Tuberkulosis masih merupakan penyakit infeksi saluran napas

yang tersering di Indonesia. Keterlambatan dalam menegakkan diagnosa dan ketidakpatuhan

dalam menjalani pengobatan mempunyai dampak yang besar karena pasien Tuberkulosis akan

menularkan penyakitnya pada lingkungan,sehingga jumlah penderita semakin bertambah.

Pembahasan

Tubercullosis

TB adalah singkatan dari “Tubercle Bacillus” atau tuberculosis , dulu disingkat TBC.

Penyakit TB disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacteria, pada manusia terutama oleh

Mycobacterium tuberculosis. Bakteri Tuberculosis biasanya menyerang paru-paru (sebagai TB

paru) tetapi TB bisa juga menyerang system syaraf pusat. Penyakit TB adalah penyakit yang

umum dan sering kali mematikan. TB menular melalui udara, ketika orang-orang yang memiliki

penyakit TB batuk, bersin, atau meludah.1,2 Bakteri Mycobacterium tuberculosis ini berbentuk

batang yang mengelompok atau di sebut berkoloni, termasuk bakteri aerob yang tidak

membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai, namun jika telah diwarnai, bakteri ini tahan

terhadap peluntur warna (dekolarisasi) asam atau alcohol. Oleh karena itu dinamakan bakteri

tahan asam (BTA) atau basil tahan asam. Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch

pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama

baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum

(KP) 2 Lihat gambar 1.

Page 3: TBC

Gambar 1. Bakteri Mikobakterium tuberkulosa1

Mekanisme Penularan dan Gejala – Gejala

Bakteri mycobacterium tuberculosa, bakteri ini dapat menular, jika penderita bersin atau

batuk maka bakteri tuberculosa akan bertebaran di udara. Infeksi awal yang terjadi pada anak-

anak umumnya akan menghilang dengan sendirinya jika anak-anak telah mengembangkan

imunitasnya sendiri selam periode 6-10 minggu.3 Tetapi banyak juga terjadi dalam berbagai

kasus, infeksi awal tersebut malah berkembang menjadi progressive tuberculosis yang

menjangkiti organ paru dan organ tubuh lainnya. Jika sudah terkena infeksi yang progresif ini

maka gejala yang terlihat adalah demam, berat badan turun, rasa lelah, kehilangan nafsu makan

dan batuk-batuk.4 Dalam kasus reactivation tuberculosis, infeksi awal tuberculosis mungkin telah

lenyap tetapi bakterinya tidak mati melainkan hanya tidur (dormant) sementara waktu penyakit

TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa

yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya

berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-

paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang

rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab

itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti paru-paru, otak, ginjal,

saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh

yang paling sering terkena yaitu paru-paru.5 Lihat gambar 2

Page 4: TBC

Gambar 2. Penyebaran Bakteri TBC1

Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera

akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular. Biasanya melalui serangkaian reaksi

imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling

bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di

sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-

bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto

rontgen.6,7

Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant

sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang,

bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel

yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya

menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat

diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.

Page 5: TBC

Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan

beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas

pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat

tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang

lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting

dalam terjadinya infeksi TBC. Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan

gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. 7,8

Gejala Sistemik

Gejala ini di awali dengan demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan

malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan

bersifat hilang timbul. Penurunan nafsu makan dan berat badan. Batuk-batuk selama lebih dari 3

minggu (dapat disertai dengan darah). Perasaan tidak enak (malaise), lemah.9

Gejala Khusus

Gejala ini biasanya terjadi tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan

sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening

yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.

Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit

dada. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat

dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan

nanah.

Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis

(radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-

kejang.8,9

Faktor- Faktor Penyebab Penyakit TBC

Adapun faktor-faktor penyebab penyakit TBC diantaranya adalah sebagai berikut:9,10

1. Faktor sosial ekonomi

Page 6: TBC

Faktor social ekonomi yang sangat erat kaitannya dengan kondisi rumah,kepadatan

hunian,lingkungan perumahan,serta lingkungan dan sanitasi tempat bekerja yang

buruk.Pendapatan keluarga juga sangat erat dengan penularan TBC, karena pendapatan yang

kecil membuat orang tidak dapat hidup layak,yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.

2. Status gizi

Kekurangan kalori,protein,vitamin,zat besi dan lain-lain akan mempengaruhi daya tahan

tubuh seseorang,sehingga rentan terhadap berbagai penyakit termasuk TB Paru. Keadaan ini

merupakan faktor penting yang berpengaruh di Negara miskin,baik pada orang dewasa maupun

anak-anak.

3. Umur

Penyakit tuberculosis paru paling sering ditemukan pada usia muda atau usia

produktif,yaitu 15-50 tahun. Dewasa ini dengan terjadinya transisi demografi, menyebabkan usia

harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi.Pada usia lanjut,lebih dari 55 tahun system imunolgis

seseorang menurun,sehingga sangat rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk TB Paru.

4. Jenis kelamin

Menurut WHO,kaum perempuan lebih rentan terhadap kematian akibat serangan TB Paru

dibandingkan akibat proses kehamilan dan persalinan. Pada laki-laki panyakit ini lebih tinggi

karena rokok dan minuman alcohol dapat menurunkan system pertahanan tubuh. Sehingga wajar

jika perokok dan peminum beralkohol sering disebut sebagai agen dari penyakit tuberculosis

paru.

Pencegahan Penularan Penyakit TBC

TBC Adalah suatu penyakit menular yang bersifat menahun dan adanya infeksi pada paru yang

disebabkan oleh Mycrobacterium Tuberculosis. Untuk mencegah Penularan penyakit TBC dapat

dilakukan hali-hal seperti berikut:10

1) Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin

Page 7: TBC

2) Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air

sabun)

3) Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan

4) Menghindari udara dingin

5) Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam

tempat tidur

6) Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari

7) Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya

dan tidak boleh digunakan oleh orang lain

8) Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein

Pengobatan Penyakit TBC

Pengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses yang cukup lama, yaitu berkisar

dari 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih. Penyakit TBC dapat disembuhkan secara

total apabila penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan

memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik. Adapun obat-obatan kimia

untuk penanganan penyakit TBC yaitu :11

1) Isoniazid (INH)

Sebagian besar pasien TB dapat menyelesaikan pengobatan tanpa efek samping. Namun

sebagian kecil dapat mengalami efek samping, oleh karena itu pemantauan

kemungkinan terjadinya efek samping sangat penting dilakukan selama pengobatan.

Efek samping yang terjadi dapat ringan atau berat, bila efek samping ringan dan dapat diatasi

dengan obat simptomatis maka pemberian obat anti tubercullosis (OAT) dapat dilanjutkan.

2) Rifampisin

Efek samping ringan yang dapat terjadi dan hanya memerlukan pengobatan simptomatis

ialah :

- Sindrom flu berupa demam, menggigil dan nyeri tulang

Page 8: TBC

- Sindrom perut berupa sakit perut, mual, tidak nafsu makan, muntah kadang-kadang

diare

- Sindrom kulit seperti gatal-gatal kemerahan

- Purpura, anemia hemolitik yang akut, syok dan gagal ginjal. Bila salah satu dari gejala

ini terjadi, rifampisin harus segera dihentikan dan jangan diberikan lagi walaupun

gejalanya telah menghilang

- Sindrom respirasi yang ditandai dengan sesak napas

Rifampisin dapat menyebabkan warna merah pada air seni, keringat, air mata dan air

liur. Warna merah tersebut terjadi karena proses metabolisme obat dan tidak berbahaya.

Hal ini harus diberitahukan kepada pasien agar mereka mengerti dan tidak perlu

khawatir.

3) Pirazinamid

Efek samping utama ialah hepatitis imbas obat. Nyeri sendi juga dapat terjadi (beri

aspirin) dan kadang-kadang dapat menyebabkan serangan arthritis Gout, hal ini

kemungkinan disebabkan berkurangnya ekskresi dan penimbunan asam urat. Kadang-

kadang terjadi reaksi demam, mual, kemerahan dan reaksi kulit yang lain.

4) Etambutol

Etambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa berkurangnya ketajaman,

buta warna untuk warna merah dan hijau. Meskipun demikian keracunan okuler tersebut

tergantung pada dosis yang dipakai, jarang sekali terjadi bila dosisnya 15-25 mg/kg BB

perhari atau 30 mg/kg BB yang diberikan 3 kali seminggu. Gangguan penglihatan akan

kembali normal dalam beberapa minggu setelah obat dihentikan. Sebaiknya etambutol

tidak diberikan pada anak karena risiko kerusakan okuler sulit untuk dideteksi

5) Streptomisin

Efek samping utama adalah kerusakan syaraf kedelapan yang berkaitan dengan

keseimbangan dan pendengaran. Risiko efek samping tersebut akan meningkat seiring

dengan peningkatan dosis yang digunakan dan umur pasien. Risiko tersebut akan

meningkat pada pasien dengan gangguan fungsi ekskresi ginjal. Gejala efek samping

yang terlihat ialah telinga mendenging (tinitus), pusing dan kehilangan keseimbangan.

Keadaan ini dapat dipulihkan bila obat segera dihentikan atau dosisnya dikurangi

Page 9: TBC

0,25gr. Jika pengobatan diteruskan maka kerusakan alat keseimbangan makin parah dan

menetap (kehilangan keseimbangan dan tuli). Reaksi hipersensitiviti kadang terjadi

berupa demam yang timbul tiba-tiba disertai sakit kepala, muntah dan eritema pada

kulit. Efek samping sementara dan ringan (jarang terjadi) seperti kesemutan sekitar

mulut dan telinga yang mendenging dapat terjadi segera setelah suntikan. Bila reaksi ini

mengganggu maka dosis dapat dikurangi 0,25gr Streptomisin dapat menembus sawar

plasenta sehingga tidak boleh diberikan pada perempuan hamil sebab dapat merusak

syaraf pendengaran janin

Page 10: TBC

Kesimpulan

Penyakit tuberculosis (TBC) disebabkan karena adanya bakteri Mikobakterium tuberkulosa.

Oleh karena itu untuk mencegah penularan penyakit ini sebaiknya harus menjaga kebersihan diri

dan lingkungan. Tuberkulosis juga penyakit yang harus benar-benar segera ditangani dengan

cepat.

Page 11: TBC

Daftar Pustaka

1. Sudoyo, Ilmu penykit dalam. Jilid Ke III. Edisi Kelima. Jakarta: Interna Publishing. 2013.

h. 907-8

2. WHO, Global tuberculosis control. France: WHO. 2013

3. Hopewell PC, Bloom BR. Tuberculosis and other mycobacterial disease. In: Murray JF,

Nadel JA. Textbook of respiratory medicine 2nd ed. Philadelphia, WB Saunders Co, 2012.

p.1095-100.

4. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tuberkulosis: Pedoman diagnosis dan

penatalaksanaan. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2014

5. Besara GS, Chatherjee D. Lipid and carbohydrate of Mycobacterium tuberculosis. In:

Bloom BR. Tuberculosis. Washington DC: ASM Preess; 2013. p.285

6. Di unduh dari: https://www.academia.edu/12554329/Makalah_Tuberkulosis pada tanggal

14 Agustus 2015

7. Edward C, Kirkpatrick CH. The imunology of mycobacterial disease. In: Murray JF

Nadel JA. Textbook of respiratory medicine 2nd ed. Philadelphia, WB Saunders Co,

2012;134:1062-71.

8. Di unduh dari: http://www.klikperhimpunandokterparu.com/konsensus/tb/tb.html pada

tanggal 16 Agustus 2015

9. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, eds 9. Jakarta, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, 2005.

10. Diunduh dari http://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/respirasi-kedokteran-klinis/

tuberkulosis-diagnosis-dan-tatalaksananya/ pada tanggal 16 Agustus 2015

11. Diterbitkan pada 04 Februari 2015. Diunduh dari: http://fkkumj.ac.id/berita-tuberkulosis-

multi-drug-resistant-tbmdr.html pada tanggal 16 Agustus 2015

Page 12: TBC