6
TATTOO BUKAN KRIMINAL Yohanes Kelik Bekti Subagyo Yohanes Kelik Bekti Subagyo Yohanes Kelik Bekti Subagyo Yohanes Kelik Bekti Subagyo

Tattoo bukan kriminal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Tattoo bukan kriminal

TATTOO BUKAN KRIMINAL

Yohanes Kelik Bekti SubagyoYohanes Kelik Bekti SubagyoYohanes Kelik Bekti SubagyoYohanes Kelik Bekti Subagyo

Page 2: Tattoo bukan kriminal

TATTOO BUKAN KRIMINAL

Tulisan ini saya buat untuk menjelaskan latar belakang dan alasan kenapa saya

memutuskan untuk mengambil pilihan hidup dengan tattoo di tubuh saya. Semoga

dengan tulisan ini akan memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang pilihan

hidup saya. Saya berharap mendapat pengertian dan sangat bersyukur jika keberadaan

saya dapat diterima apa adanya. Saya mencoba menyampaikan bahwa saya bukan

seorang kriminal demi orang-orang yang saya sayangi.

TATTOO berasal dari bahasa Tahiti “tatu” yang konon artinya tanda/ menandakan

sesuatu. Tattoo adalah sebuah karya seni menghias bagian tubuh dengan gambar-

gambar tertentu untuk membuat bagian tubuh tersebut tampak indah. Tattoo adalah

suatu tanda/gambar/lukisan pada bagian (anggota) tubuh yang dibuat dengan

memasukkan pigmen ke dalam kulit. Seni tattoo ini sudah ada sejak 12.000 tahun

sebelum masehi. Pada hakikatnya, semula tattoo digunakan oleh kalangan suku-suku di

dunia sebagai kebanggaan, penandaan wilayah, derajat, pangkat, simbol keberanian,

keberuntungan, status sosial, kecantikan, kedewasaan, harga diri, bahkan menandakan

kesehatan seseorang.

Zaman dahulu tattoo merupakan ritual bagi suku-suku kuno seperti Maori, Inca,

Ainu, Polynesians, dll. Bangsa Yunani kuno memakai tattoo sebagai tanda pengenal para

anggota dari badan intelijen mereka, alias mata-mata perang pada saat itu. Di sini tattoo

menunjukan pangkat dari si mata-mata tersebut. berbeda dengan bangsa Romawi,

mereka memakai tattoo sebagai tanda bahwa seseorang itu berasal dari golongan budak,

dan Tattoo juga dirajahi ke setiap tubuh para tahanannya. Suku Maori di New Zealand

membuat Tattoo berbentuk ukiran-ukiran spiral pada wajah dan pantat. Menurut mereka,

ini adalah tanda bagi keturunan yang baik. Di Kepulauan Solomon, Tattoo ditorehkan di

wajah perempuan sebagai ritus untuk menandai tahapan baru dalam kehidupan mereka.

Hampir sama seperti di atas, orang-orang Suku Nuer di Sudan memakai Tattoo untuk

menandai ritus inisiasi pada anak laki-laki. Orang-orang Indian melukis tubuh dan

mengukir kulit mereka untuk menambah kecantikan atau menunjukkan status sosial

tertentu.

Di Indonesia orang-orang Mentawai di kepulauan Mentawai, suku Dayak di

Kalimantan, dan suku Sumba di NTB, sudah mengenal tattoo sejak jaman dulu. Menurut

para peneliti “tattoo” di Indonesia, Tattoo Mentawai adalah yang tertua di dunia yang

dikenal sebagai Titi. Jadi, tattoo merupakan budaya “ASLI” Indonesia, bukan di-impor

dari budaya barat. Di kalimantan, seni tattoo digunakan sebagai lambang atau penanda

kedewasaan seseorang, terutama bagi kaum pria di daerah tersebut. Di suku Mentawai,

tattoo memiliki fungsi sebagai simbol keseimbangan alam dan tidak dibuat dengan

sembarangan. Sebelum pembuatan tattoo dilaksanakan, ada Panen Enegaf alias upacara

Page 3: Tattoo bukan kriminal

inisiasi yang dilakukan di Puturkaf Uma (galeri rumah tradisional suku mentawai).

Upacara ini dipimpin oleh Sikerei (dukun). Setelah upacara ini selesai, barulah proses

Tattoo-nya dilaksanakan.

Secara umum, fungsi tattoo terdiri dari dua kelompok besar, yaitu fungsi pribadi

dan fungsi sosial. Fungsi pribadi meliputi: Tattoo sebagai sebuah karya seni. Dalam

batasan ini tattoo berfungsi sebagai ekspresi pengalaman hidup, yang berfungsi juga

sebagai “pengingat/kenangan” dan hiasan tubuh. Fungsi lainnya adalah sebagai ekspresi

religiusitas, terapi dan relaksasi, pekerjaan bagi sang seniman, jimat, daya tarik seks,

keamanan diri, dan sebagai cover up. Dalam hubungannya dengan fungsi sosial, tattoo

berfungsi sebagai lambang kelompok suatu komunitas. Fungsi lainnya sebagai sarana

sosialisasi dan menumbuhkan rasa percaya diri (pede) individu baik di dalam maupun di

luar kelompok. Makna tanda pada setiap tattoo memiliki arti yang pada umumnya

berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan seperti cinta, ketulusan, pengorbanan,

kebenaran, kesalahan masa lalu, dan obsesi/tujuan hidup. Ada juga penggambaran dunia

sesudah kematian sebagai ungkapan religius.

Image tentang tattoo, masih beraneka ragam. Tapi umumnya masyarakat masih

menilai tattoo itu menyeramkan karena sangat bersahabat dengan pelaku kriminal. Lalu

kenapa tattoo identik dengan symbol kriminal? Awalnya, tattoo identik dengan symbol

kriminal karena ketika zaman Romawi, para tahanan dirajahi (mentattoo) tubuh mereka

agar mudah dikenali. Di Indonesia, image tattoo menjadi buruk karena adanya stempel

yang dilekatkan pada kriminal kambuhan (gali) di masa proyek intelejen penembakan

misterius (petrus) dekade 80-an yang kebanyakan memiliki tattoo. Yang menjadi

pertanyaan adalah : Apakah semua orang bertatto adalah penjahat? Apakah semua

penjahat selalu punya tattoo? Seandainya penjahat sekalipun, apakah mereka tidak

punya hak untuk bertobat? Bukankan Tuhan selalu memberi kesempatan dan sangat

senang melihat umat-Nya kembali kepada jalan-Nya? Bukankah banyak juga orang yang

tidak bertattoo tetapi tidak bertanggung jawab, membunuh, pecandu narkoba, koruptor

atau kejahatan yang lainnya? Kenapa sebagian orang menilai orang lain hanya dari

luarnya saja? Bukankah lebih baik mantan penjahat menjadi orang baik, daripada orang

baik berubah menjadi orang jahat? Apakah ada manusia yang sempurna di dunia ini?

Bagi saya, tattoo merupakan sebuah ungkapan hati yang paling dalam sebagai

simbol untuk berfilsafat dan mengenang suatu peristiwa hidup yang berperan besar

dalam membentuk karakter saya. Tattoo menggambarkan suatu nilai hidup yang sangat

berharga dari pengalaman manis-pahit masa lalu saya dan menjadi ispirasi yang

mendalam bagi saya dalam meniti perjalanan hidup ke depan yang lebih baik. Komitmen

seumur hidup yang saya ikat dengan tattoo merupakan cerminan tekad yang bulat

sebagai bentuk apresiasi terhadap sesuatu yang patut saya perjuangkan dan diabadikan

dalam kehidupan saya. Tanda gambar yang terpatri dalam tubuh saya merupakan

motivasi dan tongkat waspada yang kuat dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan hidup

yang tersirat pada makna yang dikandung di dalam tattoo saya.

Page 4: Tattoo bukan kriminal

Saya dibesarkan di sebuah pelosok desa sebagai warga minoritas. Keluarga kami

hidup sederhana dengan perjuangan yang sangat keras. Saya kurang mendapatkan

bimbingan rohani dari siapapun. Orang tua saya sibuk berjuang melawan sulitnya

kehidupan kami, sehingga mereka jarang punya waktu hanya untuk sekedar mengajari

saya berdoa. Untuk pergi ke tempat ibadah harus menempuh jarak yang sangat jauh

dengan sarana dan prasarana yang terbatas pada saat itu, sehingga kami jarang ke

gereja. Di sekolah sejak SD sampai dengan SMP tidak tersedia guru agama katholik

karena siswa katholik sangat terbatas, sehingga saya tidak pernah dididik dan dikenalkan

dengan Tuhan Yesus secara baik. Baru setelah SMA saya mulai belajar sendiri tentang

Alkitab dari teman-teman. Saat saya baru kelas II SMA, ibu saya meninggal. Mulai saat

itu kehidupan keluarga kami terasa makin berat dan hati saya sangat terpukul. Mulai

saat itu saya selalu protes kepada Tuhan dan mencari alasan yang kuat untuk

meninggalkan Tuhan. Saya makin serius mempelajari dan mengkaji Alkitab dengan

tujuan untuk mencari kelemahan dalam Alkitab supaya saya punya dalih untuk

meninggalkan Tuhan.

Saya kaji Alkitab tiap malam selama 5 tahun hingga saya berada di bangku

kuliah. Pada tahun 2005, hati saya makin bergejolak, marah, gelisah dan tidak tenang

dengan hasil kajian saya selama ini. Di dalam Alkitab yang saya obok-obok, tidak ada

satupun kelemahan yang saya temukan, tetapi justru kebenaran yang makin terlihat

dengan jelas. Saya makin terpuruk dengan makin beratnya kehidupan yang saya alami.

Dengan sangat terpaksa oleh keadaan saya sering tidak aktif kuliah hanya untuk bekerja,

bahkan sampai saya sempat jadi cleaning service membersihkan toilet di Ambarukmo

Plaza.

Pada puncaknya saya

menyerah, jatuh tersungkur di

hadapan Tuhan dan menyerahkan

segala beban saya di bawah kaki-

Nya. Betapa indahnya mujizat

Tuhan, pada saat itu juga hati

saya terasa jauh lebih damai dan

kuat daripada sebelumnya. Saya

mulai melihat anugerah-anugerah Tuhan yang di limpahkan kepada saya, dimana

sebelumnya tidak pernah saya syukuri. Saya baru sadar bahwa Tuhan selalu

mendampingi dan mencari saya walaupun saya berusaha untuk lari dari-Nya. Mulai saat

itu pula saya bertekad dan berkomitmen untuk meluapkan kebahagiaan saya dalam

ekspresi seni sebuah tattoo. Saya sudah memikirkan masak-masak dan saya tidak akan

pernah menyesalinya karena saya merasa bukan penjahat, tidak pernah membunuh,

tidak pernah bergaul dengan narkoba, anti korupsi atau kejahatan yang lainnya.

Page 5: Tattoo bukan kriminal

ARTI TATTOO SAYA :

Tulisan “JESUS A KING” :

Merupakan pengakuan iman bahwa hanya Tuhan Yesus Kristus yang menjadi Raja dalam hidup saya, yang memimpin, menjaga dan membimbing setiap jejak langkah dalam mengarungi kehidupan di dunia ini dan saat saya mati.

Gambar “Salib yang berdarah dihimpit belukar berduri” berada di punggung:

Merupakan kisah perjalanan iman saya yang dihimpit oleh pahitnya kehidupan namun wajib saya panggul, dimana setiap tetes darah yang tertumpah merupakan suatu tanda kehidupan oleh karena saya senantiasa menggantungkan hidup kepada Tuhan Yesus Kristus.

Page 6: Tattoo bukan kriminal

Tattoo adalah bagian dari seni, bukan lagi untuk dunia kekerasan dan

kriminalitas. Tattoo sebuah ajang ekspresi seseorang, baik si artist (pembuat tattoo)

atau pecinta tattoo sendiri. Layaknya lukisan, tattoo sendiri mempunyai makna dibalik

sebuah gambarnya. Dan adalah tugas para pecinta tattoo untuk membuat dan

mempertahankan image postif di kalangan masyarakat.

***** TERIMA KASIH *****

Semak Belukar

Tunas/Kuncup

Tribal

Kilat Api

Sinar/Cahaya

Kayu Salib

Iesus Nazareus Rex Iudaeorum

Bunga Mawar

Daun Mawar

Gambar “Opera Kehidupan” :

Saya sebagai umat katholik (Kayu Salib) yang konservatif (Tribal) senantiasa berusaha taat kepada nilai-nilai yang diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus (INRI). Hidup harus berjuang melawan kerasnya himpitan kehidupan (Semak Belukar). Namun Roh Kudus (Kilat Api) senantiasa membimbing langkah saya dan menjaga iman saya supaya tetap hidup (Daun Mawar). Saya akan selalu berusaha semoga mampu berkembang (Bunga Mawar) memberi keharuman dalam keluarga dan masyarakat melalui karya-karya saya. Bersama Tuhan Yesus Kristus selalu ada harapan-harapan baru (Tunas/Kuncup) yang lebih baik, dan semoga dalam perjalanan saya mampu menjadi terang (Sinar/Cahaya) bagi sesama.