Tatalaksana Nyeri Ekstremitas Bawah Dengan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

.

Citation preview

TATALAKSANA NYERI EKSTREMITAS BAWAH DENGAN PANDUAN ULTRASONOGRAFIYusak M.T. Siahaan

PendahuluanPenggunaan ultrasonografi (USG) dalam prosedur tatalaksana nyeri telah menunjukkan minat yang luar biasa di kalangan para ahli nyeri selama beberapa tahun terakhir. Sebagian besar pedoman merekomendasikan beberapa pemeriksaan sebagai panduan dalam tatalaksana nyeri seperti ultrasound, fluoroskopi, atau computed tomography (CT) scan. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya akurasi, reliabilitas (presisi), dan keamanan yang berhubungan dengan visualisasi struktur.1Fluoroskopi efektif untuk visualisasi struktur tulang, namun tidak untuk jaringan lunak. Hal ini menyebabkan keterbatasan pada saat prosedur perifer. CT scan lebih baik dalam visualisasi struktur tulang dan jaringan lunak dibandingkan dengan fluoroskopi, namun pemeriksaan ini membuat operator bergerak keluar masuk ruangan karena jumlah radiasi yang digunakan cukup besar.1Ultrasound muncul sebagai modalitas yang populer di berbagai disiplin ilmu karena memiliki banyak keuntungan, diantaranya harga yang lebih terjangkau dan mudah dipindahkan dibandingkan dengan modalitas pencitraan lain. Pemeriksaan ultrasound juga memberikan visualisasi seketika (real time) dari berbagai struktur jaringan termasuk otot, tendon, ligamen, saraf, pembuluh darah, dan permukaan tulang. Teknologi ultrasound dapat memberikan visualisasi saraf perifer yang kecil dan cabangnya.1 Ultrasonografi dapat digunakan sebagai panduan injeksi sekaligus alat bantu diagnosis kelainan jaringan.1,2 Dengan panduan USG terbukti lebih akurat dengan angka keberhasilan sekitar 83% dibandingkan blind yang berkisar 66%, serta keluhan nyeri berkurang.3Kekurangan USG sebagai panduan injeksi diantaranya adalah risiko penetrasi vaskuler (dapat diminimalisir dengan menggunakan color Doppler), tidak bisa diamati dengan kontras sebagai konfirmasi jika sudah masuk ke rongga intraartikuler, serta pada penderita obesitas akan sulit mengenali saraf perifer.2

Indikasi Pemeriksaan penunjang pada kelainan muskuloskeletal Sebagai alat panduan (guiding) pada manajemen intervensi nyeri

ProsedurProbe yang digunakan pada panduan USG untuk injeksi spinal adalah probe konveks (2-4 MHz) atau linier (5-12 MHz) menyesuaikan postur tubuh penderita atau kedalaman target yang dituju. Jarum spinal 22 G diinsersikan di 3-4 cm lateral midline untuk mencapai sendi yang dituju dengan aksis longitudinal untuk kemudian menyuntikkan anestetik lokal dan/atau dikombinasi dengan steroid. Prosedur dengan aksis longitudinal dipilih karena metode ini lebih aman dan akurat.2,41. Artropati Sendi Faset

Gambar 1. Prosedur Injeksi Sendi Faset (kiri) dan Gambaran USG (kanan)(Sumber:http://www.ecios.org/search.php?=aview&id=10.4055/cios.2013.5.1.44&code=0157CIOS&vmode=PUBREADER )

2. Artropati Sendi Sakroiliaka

Gambar 2. Prosedur Injeksi Sendi Sakroiliaka (kiri) dan Gambaran USG (kanan)(Sumber: https://www.treatingpain.com/diagnosis-treatments/si-joint-injections)

3. Sindrom Piriformis

Gambar 3. Gambaran USG pada Manajemen Nyeri Sindrom PiriformisSumber: http://bja.oxfordjournals.org/forum/topic/brjana_el%3B9982 )

4. Nyeri Ligamen Iliolumbar

Gambar 4. Gambaran USG pada Tatalaksana Nyeri Ligamen Iliolumbar (Sumber: Harmon D, Alexiev V. Sonoanatomy and injection technique of the iliolumbar ligament. Pain Physician 2011; 14:469-474)

5. Nyeri Sendi Panggul Gambar 5. Prosedur Injeksi Nyeri Sendi Panggul (kiri) dan Gambaran USG (kanan)(Sumber: http://westjem.com/articles/ultrasound-guided-intraarticular-hip-injection-for-osteoarthritis-pain-in-the-emergency-department.html)6. Bursitis Suprapatelar

Gambar 6. Prosedur Injeksi pada Bursitis Suprastelar (kiri) dan Gambaran USG (kanan)(Sumber: http://openi.nlm.nih.gov/detailedresult.php?img=3263744_RHEUMATOLOGY2011-874596.001&req=4 )

Kesimpulan

Ultrasound merupakan alat penunjang yang sangat efektif bukan hanya untuk mendiagnosis adanya kelainan terutama pada kasus-kasus nyeri muskuloskeletal, tetapi dapat juga digunakan sebagai alat pemandu injeksi yang efektif pada kasus-kasus nyeri yang memerlukan tindakan intervensi.

Referensi

1. Manchikanti L, Boswell MV, Singh V, Benyamin RM, Fellows B, Abdi S, et al. Comprehensive evidence-based guidelines for interventional techniques in the management of chronic spinal pain. Pain Physician 2009;12:699-8022. Budisulistyo T. Ultrasonografi Neuromuskular: Peranan ultrasonografi dalam manajemen injeksi artropati fasel lumbal dan sakroiliaka. Kurniawan M (Ed). Jakarta: Badan Penerbit Universitas Indonesia; 20143. Cunnington J, Marshall N, Hide G, Bracewel C, Isaacs J, Platt P, Kane D. A Randomized, Double-Blind, Controlled study of Ultrasound-guided corticosteroid injection into the joint of patients with inflammatory arthritis. Arthritis and Rheumatism. 2010, Vol. 62, No. 7, 1862-94. Loizides A, Peer S, Plaikner M, Spiss V, Galiano K, Obernauer J, Gruber H. Ultrasound-guided injections in the lumbar spine. Medical Ultrasonography. 2011, Vol.13, No. 1, 54-8