Upload
muhammad-azam-muttaqin
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/31/2019 tarumatologi
1/18
7/31/2019 tarumatologi
2/18
Luka akibat kekerasan oleh asam kuat Luka akibat kekerasan oleh basa kuat Intoksikasi
Klasifikasi trauma (berdasarkan sifat dan penyebab) :
1. Trauma Mekanik (Kekerasan oleh benda tajam, kekerasan oleh benda tumpul, tembakansenjata)
2. Trauma Fisik (Suhu, listrik dan petir, akustik, radiasi, tekanan udara)3. Trauma Kimia (Asam basa atau kuat)NB : Ada yang memisahkan trauma senjata api tersendiri (balistik) terpisah dari trauma
mekanik
Patofisiologi TraumaTransmisi energi pada trauma dapat menyebabkan kerusakan tulang, pembuluh darah dan
organ termasuk fraktur, laserasi, kontusi, dan gangguan pada semua sistem organ, sehingga
tubuh melakukan kompensasi akibat ada trauma bila kompensasi tubuh tersebut berlanjut
tanpa dilakukan penanganan akan mengakibatkan kematian seseorang.
Mekanisme kompensasi tersebut adalah :
1. Aktivasi sistem saraf simpatik menyebabkan peningkatan tekanan arteri dan vena,bronkhodilatasi, takikardia, takipneu, capillary shunting, dan diaforesis.
2. Peningkatan heart rate. Cardiac output sebanding dengan stroke volume dikalikan heartrate. Jika stroke volume menurun, heart rate meningkat.
3. Peningkatan frekuensi napas. Saat inspirasi, tekanan intrathoracik negatif. Aksi pompathorak ini membawa darah ke dada dan pre-loads ventrikel kanan untuk menjaga cardiac
output.
4. Menurunnya urin output. Hormon anti-diuretik dan aldosteron dieksresikan untukmenjaga cairan vaskular. Penurunan angka filtrasi glomerulus menyebabkan respon ini.
5.
Berkurangnya tekanan nadi menunjukkan turunnya cardiac output (sistolik) danpeningkatan vasokonstriksi (diastolik). Tekanan nadi normal adalah 35-40 mmHg.
6. Capillary shunting dan pengisian trans kapiler dapat menyebabkan dingin, kulit pucat danmulut kering. Capillary refill mungkin melambat.
7. Perubahan status mental dan kesadaran disebabkan oleh perfusi ke otak yang menurunatau mungkin secara langsung disebabkan oleh trauma kepala.
Mekanisme Luka
Tubuh biasanya mengabsorbsi kekuatan baik dari elastisitas jaringan atau kekuatan rangka.
Intensitas tekanan mengikuti hukum fisika. Hukum fisika yang terkenal dimana kekuatan =
masa x kecepatan. Sebagai contoh, 1 kg batu bata ditekankan ke kepala tidak akan
menyebabkan luka, namun batu bata yang sama dilemparkan ke kepala dengan kecepatan 10m/s menyebabkan perlukaan.
Faktor lain yang penting adalah daerah yang mendapatkan kekuatan. kekuatan dari masa dan
kecepatan yang sama yang terjadi pada dareah yang lebih kecil menyebabkan pukulan yang
lebih besar pada jaringan. Pada luka tusuk, semua energi kinetik terkonsentrasi pada ujung
pisau sehingga terjadi perlukaaan, sementara dengan energi yang sama pada pukulan oleh
karena tongkat pemukul kriket mungkin bahkan tidak menimbulkan memar.
Efek dari kekuatan mekanis yang berlebih pada jaringan tubuh dan menyebabkan penekanan,
penarikan, perputaran, luka iris. Kerusakan yang terjadi tergantung tidak hanya pada jenis
penyebab mekanisnya tetapi juga target jaringannya. Contohnya, kekerasan penekanan padaledakan mungkin hanya sedikit perlukaan pada otot namun dapat menyebabkan ruptur paru
7/31/2019 tarumatologi
3/18
atau intestinal, sementara pada torsi mungkin tidaka memberikan efek pada jaringan adiposa
namun menyebabkan fraktur spiral pada femur.
Klasifikasi luka
1. Abrasi2. Kontusi3. Laserasi4. Luka insisi
Anatomi forensik kulit
Bagian paling atas adalah lapisan sel keratinisasi stratum korneum yang ketebalannya
bermacam-macam pada bagian-bagian tubuh tertentu. Pada tumit dan telapak tangan adalah
yang paling tebal sementara pada daerah yang terlindungi seperti skrotum dan kelopak mata
hanya pecahan dari millimeter. Berkaitan dengan forensik pada perkiraan perlukaan penetrasi
pada kulit. Kemudian epidermis yang tidak terdapat pembuluh darah. Lapisan epidermis
umumnya berkerut, permukaan bawahnya terdiri dari papilla yang masuk ke dalam dermis.
Demis (korium) terdiri dari jaringan ikat dengan adneksa kulit sperti folikel rambut, kelenjar
sebasea dan kelenjar keringat. Terdapat banyak pembuluh darah, saraf pembuluh limfe sertaujung saraf taktil, tekan, panas.. bagian bawah dari dermis terdapat jaringan adiposa dan
(tergantung dari bagian tubuh) fascia, jaringan lemak, dan otot yang berurutan di bawahnya.
Abrasi
Merupakan perlukaan paling superfisial, dengan definisi tidak menebus lapisan epidermis.
Abrasi yang sesungguhnya tidak berdarah karena pembuluh darah terdapat pada dermis.
Kontak gesekan yang mengangkat sel keratinisasi dan sel di bawahnya akan menyebabkan
daerah tersebut pucat dan lembab oleh karena cairan eksudat jaringan. Ketika kematian
terjadi sesudahnya, abrasi menjadi kaku, tebal, perabaan seperti kertas berwarna kecoklatan.
Pada abrasi yang terjadi sesudah kematian berwarna kekuningan jernih dan tidak ada
perubahan warna.
Tangensial atau abrasi geser
Abrasi kebanyakan disebabkan gerakan lateral daripada tekanan vertikal. Ketika tanda abrasi
ini ditemui, arah kekuatan dapat ditentukan dari sisa epidermis yang terbawa sampai ujung
abrasi. Pemeriksaan visual, bila perlu menggunakan lensa, dapat menunjukkan pergerakan
dari tubuh.
Abrasi Crushing
Ketika penekanan vertikal pada permukaan kulit, tidak ada goresan yang terjadi namun
epidermis hancur dan obyek yang menghantam tercetak. Jika hantaman tersebut kuat dandaerah permukaan kontak kecil akan terjadi luka berlubang kecil dan abrasi hantaman terjadi.
Kerusakan yang terjadi berupa penekanan hingga depresi ringan dari permukaan atau paling
tidak memar atau tonjolan oedem lokal. Abrasi ini salah satu dari abrasi yang menunjukkan
cetakan dari obyek yang membuat luka.
Abrasi kuku jari
Sangat penting karena frekuensi pada serangan khususnya pada penyiksaan anak,
penyerangan seksual, dan penjeratan. Sering disertai memar lokal. Abrasi kuku jari biasanya
sering ditemukan pada leher, muka, lengan atas dan lengan depan. Mungkin berupa goresan
linear jika jari-jari tersebut menarik ke bawah, tanda kurva atau garis lurus jika tangan
tersebut menggenggam. Lengan bagian depan sering merupakan lokasi untukpenggenggaman dan menahan baik pada penyiksaan anak atau serangan pada orang dewasa.
7/31/2019 tarumatologi
4/18
Memar umum ditemukan, namun tanda kuku jari sdapat menumpang pada memar tersebut.
Ahli patologi harus berhati0hati dengan interpretasi yang salah. Contohnya, memutuskan
tanda kuku jari pada leher yang disebabkan oleh tangan dari depan atau belakang leher.
Abrasi berpola
Abrasi yang terjadi mengikuti pola obyek tidak hanya epidermis yang rusak, kulit dapattertekan mengikuti pola obyek, sehingga dapat terjadi memar intradermal. Contohnya ketika
ban motor melewati kulit, meninggalkan pola pada kulit dimana kulit juga tertekan
mengikuti alur ban tersebut.
Abrasi post-mortem (sesudah kematian)
Dapat disebabkan berbagai macam, antara lain penyeretan pada saat pemakaman, atau akibat
proses otopsi. Pada saat proses pemakaman, khusunya setelah dibersihkan dengan air panas.
Pada otopsi kedua perlu diperiksa dengan deskripsi sebelumnya atau dengan foto, jika
beberapa luka yang ditemukan diragukan.
Kontusio atau memarMeskipun sering bersamaan dengan abrasi dan laserasi, memar murni terjadi karena
kebocoran pada pembuluh darah dengan epidermis yang utuh oleh karena proses mekanis.
Ekstravasasi darah dengan diameter lenih dari beberapa millimeter disebut memar atau
kontusio, ukuran yang lenih kecil disebut ekimosis dan yang terkecil seukuran ujung peniti
disebut petekie. Baik ekimosis dan petekie biasanya terjadi bukan karena sebab trauma
mekanis.
Kontusio disebabkan oleh kerusakan vena, venule, arteri kecil. Perdarahan kapiler hanya
dapat dilihat melalui mikroskop, bahkan petekie berasal dari pembuluh darah yang lebih
besar dari kapiler. Kata memar mengacu pada lesi yang dapat dilihat pada kulit atau yang
terjadi pada subkutanea, sementara kontusio dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja
seperti limpa, mesenterium atau otot. Penggunaan kata memar lebih banyak digunakan dokter
saat memberikan laporan atau keterangan pada kalangan non-medik.
Memar Intradermal
Memar yang biasa terjadi akibat penekanan berada pada subkutanea, sering pada jaringan
adiposa. Jika dilihat, memar terjadi pada perbatasan dermis dan epidermis. Namun kadang
samara. Ketika memar terjadi akibat penekanan dengan obyek berpola, perdarahan yang
terjadi lebih dapat dilihat, jika berada di lapisan subepidermal. Jumlah darahnya sedkiti
namun karena posisinya yang superfisial dan lapisan tipis di atasnya yang jernih sehingga
polanya dapat dibedakan. Memar ini terjadi ketika obyek yang menekan memiliki pinggiran
dan alur, sehingga kulit dipaksa mengikuti alur dan bentuknya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Munculnya Memar
1. Kebocoran pembuluh darah. Harus ada ruangan yang cukup untuk darah yang
keluar berakumulasi. Ini menjelaskna kenapa memar lebih mudah terjadi pada
skrotum daripada tumit dimana jaringan jaringan fibrosanya padat. Karena
banyaknya jaringan subkutanea pada orang yang gemuk, mereka lenih mudah terjadi
memar daripada orang yang kurus jika faktor lain seperti fragilitas pembuluh dan
umur sama.
2. Jumlah darah yang keluar
3. Ruangan yang cukup
4. Kedalaman memar yang terjadi5. Fragilitas pembuluh darah
7/31/2019 tarumatologi
5/18
6. Pada orang yang berbaring lama
Pergerakan dari Memar
Pada daerah superfisial memar muncul dengan cepat, sementara pada area yang dalam
membutuhkan waktu untuk muncul ke permukaan. Memar dapat bergerak mengikuti gaya
gravitasi. Contohnya, perdarahn subkutanea dapat turun melewati alis mata dan muncul di
orbita mata yang memberikan gambaran mata hitam yang dapat disalahartikan sebagaitrauma langsung. Begitu juga memar pada lengan atas atau betis, dapat turun sampai pada
siku atau tumit.
Perubahan Memar oleh Waktu
Dengan berlalunya waktu, hematom yang terbentuk pecah oleh pengaruh enzim jaringan dan
infiltrasi seluler.sel darah merah menutupi ruptur dan mengandung Hb membuat degradasi
secara kimiawi yang memyebabkan perubahan warna. Hemoglobin pecah menjadi
hemosiderin, biliversin dan bilirubon yang menyebabkan perubahan wanra memar dari ungu
atau coklat kebiruan menjadi coklat kehijauan, kemudian hijau kekuningan sebelum akhirnya
samar.
Memar kecil pada deasa muda yang sehat akan menghilang dalam waktu 1 minggu.
Namun pada memar akibat gigitan asmara (cupang) akan menghilang dala waktu beberapa
hari, ini dikemukakan oleh nRoberts yang mengadakan penelitian.
Beberapa faktor yang berpengaruh antara lain:
Besarnya ekstravasasi Umur korban Idosinkrasi seseorang
Beberapa observasi yang ditemukan:
Jika ditemukan memar yang nampak baru tanpa disertai perubahan warna,diperkirakan terjadi 2 hari sebelum kematian
Jika memar terdapat perubahan warna kehijauan, diperkirakan terjadi tidak lebih dari18 jam sebelum kematian
Jika ada beberapa memar dengan beberapa warna yang berbeda, berarti tidak terjadipada saat yang sama. Penting pada kasus penyiksaan anak.
Memar pada Tanda Khusus
Kumpulan memar bentuk koin kecil merupakan karakterisitik tekanan jari baik pada
pemegangan atautusukan. Sering nampak pada kasus penyiksaan anak, dimana orang yang
dewasa memegang dengan pegangan yang nyaman. Biasa disebut memar sixpenny
Ketika permukaan kulit dilanggar oleh roda atau obyek berpola seperti rotan, memar yang
nampak mengikuti pola obyek tersebut.
Luka akibat tendangan
Telapak kaki dapat meninggalkan pola memar pada tubuh, sering pada abdomen dan
dada walaupun ini dapat dikenali pada leher dan wajah.Tendangan yang cepat dapat
menyebabkan luka lecet disertai memar, sedangkan menurut arahnya,tendangan vertical
menunjukkan memar intradermal dengan pola telapak kaki.Kasus luka akibat tendangan
menjadi hal biasa dengan meningkatnya kekerasan pada masyarakat.Sebagian besar
tendangan dilakukan pada korban yang telah duduk atau terjatuh ketanah, yang sebelumnya
disebabkan tindakan kekerasan lainnya seperti mendorong atau memukul, sehingga setelah
korban lemas dan kaki pelaku menyerang bagian yang paling mudah seperti pinggang, paha,
leher dan area abdominal.Variasi lain tendangan yaitu pelaku menyerang dari atas korbandengan cara loncat dan menendang dengan satu atau dua kaki, sehinga dada paling sering
7/31/2019 tarumatologi
6/18
terkena dan dapat menyebabkan patah tulang iga maupun tulang dada.Bahaya umum yang
terjadi pada tendangan ke arah muka adalah patah tulang mandibulla, maxilla, tulang hidung
dan zygoma. Tendangan pada satu sisi wajah dapat benar-benar melepas bagaian bawah dari
maxilla dengan bagian lengkungan gigi dam palatum.
Memar post mortem dan artefak lainnyaKhususnya pada kematian kongesti seperti tekanan pada leher, sistem vena dapat
tersumbat dan dapat terjadi memar. Salah satu area yang penting yang dapat mendeskripsikan
secara penuh disbanding yang lain adalah leher, dimana kumpulan dari darah antara
esophagus dan tulang belakang servikal dapat menimbulkan memar dari stranhulasi.
Luka gores/Laserasi
Berbeda dengan luka iris dimana pada luka gores jringan yang rusak menyobek bukan
mengiris.
Laserasi dapat dibedakan dari luka iris :
1. Garis tepi memar dan kerusakan memiliki area yang sangat kecil sehingga untukpemeriksaanya kadang dibutuhkan bantuan kaca penbesar.
2. Keberadaan rangkaian jaringan yang terkena terdapat pada daerah bagian dalam luka,termasuk pembuluh darah dan saraf .
3. Tidak adanya luka lurus yang tajam pada tulang dibawahnya,terutama jika yangterluka daerah tulang tengkorak.
4. Jika area tertutup oleh rambut seperti kulit kepala, maka rambut tersebut akan terdapatpada luka.
Laserasi terpola
Laserasi tidak menciptakan kembali bentuk dari alat yang melukai, tendangan dapat
menyebabkan laserasi khususnya jika menggunakan sepatu boot yang besar dengan ujung
kakinya yang keras. Pukulan yang sangat keras dapat menyebabkan laserasi linier atau
stellate.
Luka akibat benda tumpul yang berpenetrasi
Luka ini merupakan luka campuran antara luka laserasi dan luka iris. Dapat terjadi
alibat dari pukulan besi atau sebilah kayu. Pada waktu alat tumpul dipukulkan ke kulit, maka
akan ada lekukan dan lecet pada sisinya, walaupun bekas yang lebih dulu akan hilang jika
alatnya telah ditarik kembali. Material seperti karat, kotoran atau serpihan mungin tertinggal
pada luka dan harus sangat hati-hati dilindungi untuk pemeriksaan forensic, jika alat yang
digunakan belum diketahui.
Luka Iris
Adalah luka yang disebabkan oleh objek yang tajam, biasanya mencakup seluruh luka akibat
benda-benda seperti pisau, pedang, silet, kaca, kampak tajam dll. Ciri yang paling penting
dari luka iris adalah adanya pemisahan yang rapih dari kulit dan jaringan dibawahnya, maka
sudut bagian luar biasanya bisa dikatakan bersih dari kerusakan apapun.
Luka potong
Adalah luka iris yang kedalamannya lebih panjang. Luka potong tidak lebih
berbahaya dibandingkan tikaman, sebagaimana ketidakdalaman luka tidak akan terlalu
mempengaruhi organ vital, khususnya target utama nya adalah tangan dan muka.
7/31/2019 tarumatologi
7/18
Luka tikam dan luka yang berpenetrasi
Menikam biasanya dengan pisau, sering terjadi pada kasus pembunuhan dan pembantaian.
Karakteristik dari alat tikam:
1. Panjang, lebar dan ketebalan pisau2. Satu atau dua sisi3. derajat dari ujung yang lancip4. bentuk belakang pada pisau satu sudut (bergerisi/kotak)5. Bentuk dari pelindung pangkal yang berdekatan dengan mata pisau6. Adanya alur, bergerigi atau cabang dari mata pisau7. Ketajaman dari sudut dan khususnya ujung dari mata pisau
Karakteristik luka tikam, dapat menerangkan tentang:
1. Dimensi senjata2. Tipe senjata3. Kelancipan senjata4. Gerakan pisau pada luka5. Kedalaman luka6. Arah luka7. Banyaknya tenaga yang digunakan
PENENTUAN LUKA SECARA HISTOLOGI
Untuk keperluan forensik, pemeriksaan histology digunakan untuk menentukan faktor:
1. Apakah luka yang ditemukan pada saat autopsi terjadi pada saat sebelum atau sesudahkematian
2. Apabila telah terjadi kematian, berapa lama kematian itu sudah terjadiBerikut ini adalah perubahan histologi akibat terjadinya luka:
1.
30 menit-4jam terjadi pengumpulan lekosit PMN pada luka & terbentuknya benang-benang fibrin.
2. 4-12 jam terjadi udem jaringan & pembengkakan endotel PD.3. 12-24 jam terdapat peningkatan jumlahMakrofag dan dimulainya pembersihan
jaringan mati.
4. 24-72 jam terdapat peningkatan jumlah lekosit sampai maksimal sekitar 48jam,perbaikan dimulai,fibroblast muncul,PD baru mulai terbentuk,untuk membuat
jaringan granulasi.
5. 3-6 hari, epidermis mulai tumbuh.6. 10-15 hari , epidermis menjadi tipis&datar.7. Minggu-bulan ,proses penyembuhan jaringan berlanjut,jaringan granulasi terbentuk.
MEKANISME KEMATIAN AKIBAT KEKERASAN
Cara kematian yaitu hal menjelaskan bagaimana kematian bisa terjadi. Secara garis besar
ada 2 cara kematian korban, yaitu :
1. Kematian yang wajar akibat suatu penyakit.
2. Kematian yang tidak wajar, bukan akibat suatu penyakit, ini dapat merupakan:
a. Pembunuhan (homicide)b. Bunuh diri (suicide)c. Kecelakaan (accident)
7/31/2019 tarumatologi
8/18
Pada kasus kematian akibat kekerasan, pemeriksaan terhadap luka harus dapat
mengungkapkan berbagai hal tersebut di bawah ini.
1. Penyebab luka
Gambaran luka seringkali dapat memberi petunjuk mengenai bentuk benda yang
mengenai tubuh, misalnya luka yang disebabkan oleh benda tumpul berbentuk bulat
panjang akan meninggalkan negative imprint oleh timbulnya marginal haemorrhage.Luka lecet tekan memberikan gambaran bentuk benda penyebab luka.
2. Arah kekerasan
Pada luka lecet geser dan luka robek, arah kekerasan dapat ditentukan. Hal ini sangat
membantu dalam melakukan rekonstruksi terjadinya perkara.
3. Cara terjadinya luka
a. Luka akibat kecelakaan biasanya terdapat pada bagian tubuh yang terbuka. Bagiantubuh yang biasanya terlindung jarang mendapat luka pada suatu kecelakaan. Daerah
terlindung ini misalnya daerah ketiak, sisi depan leher, lipat siku, dan lain-lain.
b. Luka akibat pembunuhan dapat ditemukan tersebar pada seluruh bagian tubuh. Padakorban pembunuhan yang sempat mengadakan perlawanan, dapat ditemukan luka
tangkis yang biasanya terdapat pada daerah ekstensor lengan bawah atau telapaktangan.
c. Pada korban bunuh diri, luka biasanya menunjukkan sifat luka percobaan (tentativewounds) yang mengelompok dan berjalan kurang lebih sejajar.
Umumnya luka akibat kekerasan benda tajam pada kasus pembunuhan, bunuh diri dan
kecelakaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Tabel 8.1. Gambaran Luka Akibat Kekerasan
Pembunuhan Bunuh diri Kecelakaan
Lokasi luka Sembarang (Bagian
tubuh yang vital)
Terpilih (Daerah
yang mudah
dijangkau)
Terpapar
Jumlah luka Banyak Banyak Tunggal/banyak
Jenis luka Luka tusuk, laserasi Luka potong atau
tusuk
Abrasi, memar,
laserasi
Arah luka Tidak tentu Dari kiri ke kanan
dan dari atas ke
bawah
Tidak tentu
Pakaian Terkena Tidak terkena Terkena
Luka tangkisan Ada Tidak ada Tidak ada
Luka percobaan Tidak ada Ada Tidak ada
Cedera sekunder Mungkin ada Tidak ada Mungkin ada
4. Hubungan antara luka yang ditemukan dengan sebab mati
a. Harus dapat dibuktikan bahwa terjadinya kematian semata-mata disebabkan olehkekerasan yang menyebabkan luka
b. Harus dapat dibuktikan bahwa luka yang ditemukan adalah benar-benar luka yangterjadi semasa korban masih hidup (luka intravital)perhatikan tanda intravitalitas
luka berupa reaksi jaringan terhadap luka
c. Tanda intravitalitas : ditemukannya resapan darah, proses penyembuhan luka,sebukan sel radang, pemeriksaan histo-enzimatik, pemeriksaan kadar histamin bebas
dan serotonin jaringan
7/31/2019 tarumatologi
9/18
Sebab kematian adalah kelainan yang terjadi di dalam tubuh korban akibat sesuatu
dari luar atau dalam yang menghentikan fungsi kehidupan. Sebab kematian dapat berupa
suatu penyakit atau kekerasan (luka tusuk, luka lecet tekan, luka bacok, dan lain-lain).
Mekanisme kematian yaitu gangguan fisiologik atau biokimiawi yang ditimbulkan
oleh peyebab kematian sedemikian rupa sehingga seseorang tidak dapat terus hidup.
Mekanisme kematian dapat berupa perdarahan, mati lemas, emboli, reflex vagal, dankerusakan organ vital.
Luka dapat mengakibatkan kematian, dimana penyebab kematian tersebut dapat
dibagi dalam 2 kelompok:
1. Penyebab Langsunga. Perdarahan
Trauma dapat menyebabkan luka, perdarahan dan/atau skar atau hambatan dalam
fungsi organ yang dapat berakhir kepada kematian. Kehilangan volume darah dan
mendadak dapat menyebabkan syok yang berakhir pada kematian. Perdarahan ini bisa
terjadi akibat cederanya pembuluh darah besar. Perdarahan dapat bersifat eksternal atau
internal. Lamanya selang waktu antara saat cedera dengan kematian bergantung padacepat atau lambatnya perdarahan. Investigasi terhadap kematian yang diakibatkan oleh
perdarahan memerlukan pemeriksaan lengkap seluruh tubuh untuk mencari penyakit atau
kondisi lain yang turut berperan dalam menciptakan atau memperberat situasi perdarahan.
Klasifikasi Perdarahan
Ada empat daerah perdarahan yang mengancam jiwa meliputi: dada, perut, paha, dan
bagian luar tubuh.
Tabel 8.2. Taksiran Perdarahan Dalam Pada Trauma Tubuh7
Regio Tubuh Taksiran kehilangan darah
Brachialis 500 mlAntebrachii 250 ml
Thorakal 2000-3000 ml
Abdomen 2000-3000 ml
Pelvis 1500-2000 ml
Femoralis 1500-2000ml
Cruris 1000 ml
Klasifikasi dan perkiraan perdarahan berdasarkan tanda vital :
1) Perdarahan derajat I (0-15 %)a) Tidak ada komplikasi, hanya terjadi takikardi minimal.b) Biasanya tidak terjadi perubahan tekanan darah, tekanan nadi, dan frekuensi
pernapasan
c) Perlambatan pengisian kapiler lebih dari 3 detik sesuai untuk kehilangan darahsekitar 10 %.
2) Perdarahan derajat II (15-30 %)a) Gejala klinisnya takikardi (frekeunsi nadi > 100x/menit), takipnea, penurunan
tekanan nadi, kulit teraba dingin, perlambatan pengisian kapiler dan anxietas
ringan.
b) Penurunan tekanan nadi adalah akibat peningkatan kadar katekolamin, yangmenyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah perifer dan selanjutnya
meningkatkan tekanan darah diastolik
3) Perdarahan derajat III (30-40 %)
7/31/2019 tarumatologi
10/18
a) Pasien biasanya mengalami takipnea dan takikardi, penurunan tekanan darahsistolik, oliguria dan perubahan status mental yang signifikan seperti
kebingungan atau agitasi.
b) Pada pasien tanpa cedera yang lain atau kehilangan cairan, 30-40% adalahjumlah kehilangan darah yang paling kecil yang menyebabkan penurunan
tekanan darah sistolik.c) Sebagian besar pasien ini membutuhkan transfuse darah, tetapi keputusan
untuk pemberian darah seharusnya berdasarkan pada respon awal terhadap
cairan.
4) Perdarahan derajat IV ( >40%)a) Gejala-gejalanya berupa takikardi, penurunan tekanan darah sistolik, tekanan
nadi menyempit (tekanan diastolik tidak terukur), berkurangnya (tidak ada)
urine yang keluar, penurunan status mental (kehilangan kesadaran) dan kulit
dingin serta tampak pucat.
b) Jumlah perdarahan ini akan mengancam kehidupan secara cepat.Tabel 8.3. Klasifikasi dan Perkiraan Perdarahan Berdasarkan Tanda Vital
Variabel Klas I Klas II Klas III Klas IVSistolik (mmHg) >110 >100 > 90 < 90
Nadi (x/menit) < 100 > 100 > 120 > 140
Respirasi (x/menit) 16 16-20 21-26 >26
Status mental Anxious Agitasi Bingung lethargi
Darah hilang (ml) 2000
Darah hilang (%) < 15 15-30 30-40 >40
b. SyokPengertian
Syok adalah suatu keadaan menurunnya perfusi jaringan ke seluruh tubuh
sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh. Syok
terjadi akibat berbagai keadaan yang menyebabkan berkurangnya aliran darah,
termasuk kelainan jantung (misalnya serangan jantung atau gagal jantung), volume
darah yang rendah (akibat perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada
pembuluh darah (misalnya karena reaksi alergi atau infeksi).
Syok hipovolemik merupakan kondisi medis atau bedah dimana terjadi
kehilangan cairan dengan cepat yang berakhir dengan kegagalan beberapa organ,
disebabkan oleh volume sirkulasi yang tidak adekuat dan berakibat pada perfusi yang
tidak adekuat.
PatofisiologiPerdarahan akan menurunkan tekanan pengisian sirkulasi dan sebagai
akibatnya menurunkan aliran balik vena akibatnya curah jantung menurun dibawah
normal dan terjadilah syok. Salah satu penyebab syok sirkulasi yang paling sering
adalah trauma pada tubuh. Seringkali syok ditimbulkan oleh perdarahan karena
trauma, tetapi juga dapat timbul tanpa perdarahan karena kontusio tubuh dapat
merusak kapiler sehingga terjadi kehilangan plasma yang berlebihan ke dalam
jaringan. Hal ini menimbulkan pengurangan volume plasma yang sangat besar
sehingga terjadi syok hipovolemik.
Syok hipovolemik disebut juga dengan syok preload yang ditandai dengan
menurunnya volume intravaskuler karena perdarahan. Menurunnya volume
intravaskuler menyebabkan penurunan volume intraventrikel kiri pada akhir diastolsehingga menyebabkan menurunnya curah jantung (cardiac output). Keadaan ini
7/31/2019 tarumatologi
11/18
menyebabkan terjadinya mekanisme kompensasi dari pembuluh darah dimana terjadi
vasokontriksi oleh katekolamin sehingga perfusi makin memburuk. Pada syok
hipovolemik, jantung akan tetap sehat dan kuat, kecuali jika miokard sudah
mengalami hipoksia karena perfusi yang sangat berkurang. Respons tubuh terhadap
perdarahan bergantung pada volume, kecepatan, dan lama perdarahan. Bila volume
intravaskular berkurang, tubuh akan selalu berusaha untuk mempertahankan perfusiorgan-organ vital (jantung dan otak) dengan mengorbankan perfusi organ lain seperti
ginjal, hati, dan kulit. Akan terjadi perubahan-perubahan hormonal melalui sistem
renin-angiotensin-aldosteron, sistem ADH, dan sistem saraf simpatis. Cairan
interstitial akan masuk ke dalam pembuluh darah untuk mengembalikan volume
intravascular sehingga terjadi hemodilusi (dilusi plasma protein dan hematokrit) dan
dehidrasi interstitial.
Pada Syok neurogenik dapat menyebabkan pasien pingsan akibat reflex
perangsangan jantung melalui nervus vagus, tanpa adanya tanda-tanda cedera
eksternal. Syok juga dapat terjadi karena luka akibat trauma, dimana terjadi
penekanan terhadap organ vital tubuh.
c. Cedera mekanik pada organ vitalOrgan-organ vital tubuh seperti otak, paru, jantung, limpa, hati, dll, jika
mengalami cedera dapat mengakibatkan kematian.
2. Penyebab tidak langsungKorban meninggal beberapa waktu kemudian karena mengalami komplikasi : Infeksi,
Septikemia, Ganggren, Fenomena trombo-emboli, tindakan bedah yang terlambat dilakukan,
Penyakit infeksi yang sering terjadi pada cedera, Emboli udara, Emboli lemak, Penyakit yang
berkembang setelah mengalami cedera, Kelalaian pasien dalam menghadapi cedera yang
dialaminya, Akibat dari tindakan bedah yang dilakukan untuk menolong korban
Trauma Mekanik
Trauma tumpul :
Benda tumpul : benda yang permukaannya tidak mampu utk mengiris
Dua variasi utama dalam trauma tumpul adalah:
- Benda tumpul yang bergerak pada korban yang diam
- Korban yang bergerak pada benda tumpul yang diam
Sifat luka akibat persentuhan dengan permukaan tumpul :
1. Memar (kontusio, hematom)2. Luka Lecet
- Luka Lecet Tekan
-Luka Lecet Geser3. Luka Robek
4. Patah tulang
Gambar Trauma Tumpul :
7/31/2019 tarumatologi
12/18
a. Luka memar diskontinuitas pembuluh darah & jaringan dibawah kulit tanpa rusaknyajaringan kulit
Teraba menonjol pengumpulan darah di jaringan sekitar pembuluh darah rusak
Bentuk lukaMenyerupai benda yang mengenai
b. Luka Lecet tjd pd epidermisgesekan dgn benda yang permukaannya kasarLuka Lecet Tekan arah kekerasan tegak lurus pd permukaan tubuh, epidermis yang
tertekan
melesak kedalamLuka Lecet Geser arah kekerasan miring/membentuk sudut epidermis terdorong &
terkumpul pd tmpt akhir gerak benda tersebut
Luka Lecet Regang diskontinuitas epidermis akibat peregangan yang letaknya sesuai
dengan garis kulit
c. Luka robek terjadi pada epidermis/jaringan dibawahnya akibat kekerasan yangmengenainya melebihi elastisitas kulit/jaringan
Syarat : kekuatan peregangan > elastisitas kulit
d. Patah tulango Bentuk : bergantung pada sifat benda penyebabo Perubahan berdasarkan waktuo Dampak patofisiologi : perdarahan, disfungsi, kerusakan jaringan sekitar, emboli
lemak dan sumsum tulang
Fraktur tulang kepala :
Terjadi akibat trauma langsung terhadap skull. Adanya fraktur tidak selalu disertai dgn
adanya cedera otak namun manunjukkan adanya benturan yg cukup kuat dan sebaikknya
dievaluasi untuk tau ada tidaknya cedera tambahan.
Benturan pada kepala dapat terjadi pada 3 jenis keadaan :
1. Kepala diam dibentur oleh benda yang bergerak2. Kepala yang bergerak membentur benda yang diam
3. Kepala yang tidak dapat bergerak karena bersandar pada benda yang lain dibentur Oleh
benda yang bergerak (kepala tergencet)
Dalam mekanisme cedera kepala dapat terjadi peristiwa coup yang disebabkan oleh hantaman
pada otak bagian dalam pada sisi yang terkena dan contre coup terjadi pada sisi yang
berlawanan dengan arah benturan.
Luas dan tipe fraktur ditentukan oleh beberapa hal, yaitu :
- Besarnya energi yang membentur kepala (Energi kinetik objek)- Arah Benturan- Bentuk tiga dimensi objek yang membentur- Lokasi Anatomis tulang tengkorak tempat benturan terjadi
7/31/2019 tarumatologi
13/18
Tipe Fraktur pada cedera kepala, yaitu :
1. Fraktur simple : Pecahnya tulang kepala yg tidak disertai kerusakan kulit2. Fraktur Linear : Pecahnya tulang kepala yg menyerupai garis tipis tanpa distorsi tulang3. Fraktur depresi : Pecahnya tulang kepala dengan penekanan sebagian tulang kedalam
otak.4. Fraktur compound : Pecahnya tulang disertai dengan rusak atau hilangnya kulit
Tergantung kecepatan dan gaya
- depressed jika permukaan yang mengenai kepala tidak luas- radial- hole/stellata jika benda yang mengenai kepala permukaannya kecil dan
berkecepatan/berenergi tinggi, contoh : luka tembak
Jika kepala bergerak ke permukaan rata & diam : patah linear
Fraktur basis cranii :
Fraktur yg terjadi pada tulang yg membentuk dasar tengkorak.
- gaya langsung ke basis cranii- gaya ke dagu melalui rami mandibulae
Adanya Rhinorea jika bercampur dgn darah kadang2 sulit dibedakan dengan epistaksis.
Beberapa cara untuk membuktikan adanya rhinorea yaitu :
1. Darah tersebut tidak akan membeku karena bercampur CSS2. Tanda Double Ring atau Hallo Sign yaitu jika setetes cairan diletakkan diatas kertas
tissue/koran maka darah akan terkumpul ditengah dan sekitarnya masih terbentuk
rembesan cairan (CSS) yg membentuk cincin kedua yg mengelilingi lingkaran pertama.
3. Pemeriksaan Beta-2-transferrin yg merupakan marker spesifik untuk CSS.- Jika terdapat kecurigaan adanya fraktur, jangan memasang NGT krn dapat melewati
lempeng kribriformis yang sudah fraktur dan masuk ke intracranial.
- Jika fraktur melibatkan kanalis optikus, dapat mencederai N. Optikus sehingga tjdgangguan visus.
Ring fraktur : gaya dari atas ke bawah
Perdarahan intrakranial :
Dapat berbentuk lesi fokal (Perdarahan epidural, perdarahan subdural, kontusio dan
perdarahan intraserebral) maupun lesi difus.
Epidural hematom : clot terletak diluar duramater, namun di dalam tengkorak Arteri meningea media Temporal (50%), oksipital (15%) Prognosis baik bila dilakukan penanganan segera karena cedera otak disekitarnya
biasanya terbatas.
Subdural/subarachnoid bleeding : >> ditemukan pada penderita dengan cedera kepalaberat.
Terjadi karena robeknya vena bridging, sinus draining, focus laserasi ataukontusio
Delayed : subdural
7/31/2019 tarumatologi
14/18
Spontan : leukemia, tumor, infeksi Kerusakan otak biasanya sangat lebih berat dan prognosisnya lebih buruk dari
hematoma epidural
Mortalitas umumnya 60% namun mungkin diperkecil oleh tindakan operasi ygsangat segera dan pengelolaan medis agresif.
Kontusi dan hematom intraserebral : hampir selalu berkaitan dengan hematoma
subdural
>> di lobus frontal dan temporalCedera Difus membentuk kerusakan otak berat progresif yang berkelanjutan, disebabkan oleh
meningkatnya jumlah cedera akselerasi deselerasi otak.
Doktrin MONROE-KELLIE :
Vblood + Vbrain + V LCS = konstan
Konsep utama : volume intrakranial selalu konstan (rongga kranium tidak mungkin mekar).
Tekanan Intrakranial (TIK) yang normal tidak berarti tidak ada lesi massa intakranial, karena
TIK umumnya tetap dalam batas normal sampai penderita mencapai titik dekompensasi dan
memasuki fase ekspansional.TIK normal : 50-200 mmH2O (4-15 mmHg)
Kapasitas ruang cranial : otak (1400 g), LCS (75 mL), darah (75 mL)
Perubahan kompensatoris dapat melalui :
- pengalihan LCS ke rongga spinal- peningkatan aliran vena dari otak- sedikit tekanan pada jaringan otak
peningkatan TIK sampai 33 mmHg (450 mmH2O) akan menurunkan aliran darah otak secara
signifikan
Trauma tajam :
Benda tajam: benda yg permukaannya mampu mengiris shg kontinuitas jaringan hilang- Luka iris dalam luka < panjang irisan luka
arah trauma sejajar permukaan kulit
- Luka tusuk dalam luka > panjang luka
arah trauma tegak lurus permukaan kulit
- Luka bacok dalam = panjang luka
arah trauma 45 dari permukaan kulit dan tergantung beratnya benda yang
di pakai.
Ciri-ciri luka karena benda tajam :
Tepinya rata
Sudut luka tajam Tidak ada jembatan jaringan Sekitar luka bersih tidak ada memar Bila lokasinya pada kepala maka rambutnya terpotongLuka akibat kekerasan benda tajam dapat berupa :
1. Luka iris atau sayat (panjang > dalam)2. Luka Tusuk (dalam > panjang > lebar) ada beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk
luka tusuk seperti reaksi korban atau saat pisau keluar sehingga lukanya menjadi tidak
khas adapun pola yang sering ditemukan yaitu :
a.Tusukan masuk, yang kemudian dikeluarkan sebagian, dan kemudian ditusukkankembali melalui saluran yang berbeda
7/31/2019 tarumatologi
15/18
b.Tusukan masuk kemudian dikeluarkan dengan mengarahkan ke salah satu sudut,sehingga luka yang terbentuk lebih lebar dan memberikan luka pada permukaan kulit
seperti ekor.
c.Tusukan masuk kemudian saat masih di dalam ditusukkan ke arah lain, sehinggasaluran luka menjadi lebih luas
d.Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan dengan mengggunakan titik terdalamsebagai landasan, sehingga saluran luka sempit pada titik terdalam dan terlebar padabagian superfisial
e.Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduanya. Sudut luka berbentuk iregulerdan besar.
3. Luka Bacok (panjang = dalam) luka ini tergantung dua faktor yaitu :
a.Jenis senjata biasanya senjata yang digunakan sedikit tajam/ tajam dan relatif beratseperti kapak atau parang.
b.Tenaga yang digunakan biasanya lebih besar dari luka tusuk atau luka iris.Luka Tusuk
Luka tusuk (stab wound) adalah luka dengan kedalaman luka yang melebihi panjang lukaakibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam atau bermata tumpul yang terjadi
dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada permukaan tubuh.
Contoh alat yang digunakan pada luka tusuk (stab wound), yaitu :
Belati, bayonet, clurit, keris, pedang, pecahan kaca. Benda yang berujung runcing dengan penampang bulat atau segitiga atau segiempat
sepertikikir, tanduk, dan lain-lain.
Benda yang berujung tumpul seperti ruji payung, ruji sepeda, potongan paku, danlain-lain.
Bentuk luka tusuk (stab wound) tergantung dari lokasi luka dan bentuk penampang alat
yangdigunakan, yaitu :
Organ parenkim dan tulang. Kulit dan otot.
Bentuk luka tusuk (stab wound) pada organ parenkim dan tulang sesuai dengan alat penyebab
luka.
Bentuk luka tusuk (stab wound) pada kulit dan otot, yaitu :
Alat pisau dapat menimbulkan luka tusuk (stab wound) yang berbentuk celah,menganga, atau
asimetris.
Ganco / lembing dapat menimbulkan luka tusuk (stab wound) yang berbentuk celahatau bulat.
Alat penampang segitiga atau segiempat dapat menimbulkan luka tusuk (stab wound)yang
berbentuk bintang berkaki tiga atau empat.Bentuk celah oleh pisau terjadi jika arah datangnya pisau sejajar dengan serat elastis atau
otot. Bentukmenganga jika arah datangnya pisau tegak lurus dengan serat elastis atau otot.
Bentuk asimetris jikaarah datangnya pisau miring terhadap serat elastis atau otot.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk luka tusuk, salah satunya adalah reaksi
korban saat ditusuk atau saat pisau keluar, hal tersebut dapat menyebabkan lukanya menjadi
tidak begitu khas. Atau manipulasi yang dilakukan pada saat penusukan juga akanmempengaruhi. Beberapa pola luka yang dapat ditemukan :
7/31/2019 tarumatologi
16/18
7/31/2019 tarumatologi
17/18
Panjang luka merupakan ukuran maksimal lebar senjata. Dalam luka merupakan ukuran minimal panjang senjata.
Luka tusuk (stab wound) di kepala :
Hampir selalu karena pembunuhan. Kematian karena perdarahan, kerusakan organ vital, meningitis, dan abses.
Luka tusuk (stab wound) di leher :
Kebanyakan karena pembunuhan. Kematian karena emboli, trombus, dan aspirasi. Emboli terjadi karena terpotongnya
vena jugularis. Trombus arteri serebralis karena terpotongnya arteri karotis. Aspirasi
terjadi karena terpotongnya laring dan faring.
Luka tusuk (stab wound) yang mengenai jantung :
Paling sering mengenai ventrikel kanan. Biasanya tidak menimbulkan perdarahancepat karena
kontraksi otot ventrikel yang tebal. Kematian akan cepat terjadi apabila luka tusuk (stab wound) mengenai auricula, aorta,
arteri
pulmonalis, arteri koronaria, dan semua tempat pada jantung yang meninggalkan lukabesar.
Luka tusuk (stab wound) yang mengenai paru-paru :
Kematian karena hematotoraks, pneumotoraks dan infeksi sekunder.Luka tusuk (stab wound) yang mengenai arteri dan vena besar pada daerah dada :
Kematian karena perdarahan dalam toraks.Luka tusuk (stab wound) di perut :
Dapat menimbulkan kerusakan hepar, lien, gaster, pankreas, ginjal, kandung kemih,usus dan pembuluh darah.
Kematian karena perdarahan dan peritonitis.Luka tusuk (stab wound) yang mengenai medulla spinalis :
Menimbulkan kelumpuhan. Kematian karena infeksi sekunder.
Luka tusuk (stab wound) di ekstremitas :
Sebagai luka tangkisan. Jika luka jumlahnya banyak maka dapat menimbulkan kematian karena pendarahan. Bila tusukan mengenai lipat paha atau aksilla maka arteri dan vena kemungkinan
besar akan terpotong.
Tabel. Perbedaan luka pada trauma tajam dan trauma tumpul
Pembeda Tajam Tumpul
bentuk luka Teratur tidak
Tepi Rata tidak rata
7/31/2019 tarumatologi
18/18
jembatan jar tidak ada ada/tidak
folikel rambut terpotong ya/tidak tidak
dasar luka garis/titik tidak teratur
sekitar luka Bersih Bisa lecet/memar
Tabel. Perbedaan hematom (luka memar) dan lebam mayat
HEMATOM LEBAM MAYAT
Kejadian intravital Kejadian post mortem
Terdapat pembengkakan Pembengkakan (-)
Darah tidak mengalir Darah akan mengalir keluar dari
pembuluh darah yang tersayat
Penampang sayatan nampak merah
kehitaman
Jika dialiri air penampang sayatan
nampak bersih
Tabel. Ciri-ciri luka akibat kekerasan benda tajam pada kasus pembunuhan, bunuh
diri atau kecelakaan
Pembeda Pembunuhan Bunuh Diri Kecelakaan
Lokasi luka Sembarang Terpilih Terpapar
luka Banyak Banyak > 1
Pakaian Terkena Tidak Terkena
Luka tangkisan (+) (-) (-)
Luka percobaan (-) (+) (-)
Cedera Sekunder Mungkin ada (-) Mungkin ada