11
Tari Ranup Lampuan Posted by Kustio Delta HaryonoMonday, 9 September 20130 comments Tari Ranup Lampuan yaitu kesenian Tari yg datang dari Nangroe Aceh Darussalam. Tari ini adalah menyambut tamu. gerakan untuk gerakan didalam Ranup Lampuan melukiskan prosesi menuai, membungkus, serta menyajikan sirih pada tamu yg dihormati, sebagaimana rutinitas menyajikan sirih pada tamu yg berlaku didalam kebiasaan penduduk Aceh. menilik cii-ciriistiknya, atas basic tersebut, Tari ini digolongkan ke didalam type Tari adat/upacara. Tari Ranup Lampuan adalah di antara karya seni monumental yg dilahirkan oleh beberapa seniman Aceh. Ranup Lampuan didalam bhs Aceh, artinya sirih didalam puan. puan yaitu area sirih khas Aceh. karya Tari yg berlatar belakang kebiasaan istiadat ini dengan koreografi menceritakan bagaimana rutinitas penduduk Aceh menyongsong tamu ini tiap-tiap gerakannya memiliki makna tersendiri. layaknya gerakan salam sembah, menuai sirih lantas buang tangkainya, bersihkan sirih, menyapukan kapur, lantas berikan gambir serta pinang, hingga menyuguhkan sirih pada yg datang. bila teman dekat pingin tau bagaimana irama Tarian ini, dengar saja backsound dari situs (blog) ini. Histori Tari Ranup Lampuan visualisasi dari di antara filosofi hidup warga Aceh, yaitu menjunjung keramah- tamahan saat Ranup ( atau Ranub ) didalam bhs Aceh memanglah artinya sirih, sesaat Lampuan terdiri dari dua kata, yaitu ( lam ) yg berarti didalam, serta ( puan ) yg artinya area sirih khas Aceh. Tarian ini diciptakan oleh yusrizal ( banda Aceh ) lebih kurang pada 1962 ( burhan, 1986 ; 141 ). tidak lama sesudah popular di banda Aceh, Tari ini berkembang di beragam tempat yang lain di nangroe Aceh darussalam. tak hanya Ranup Lampuan, koregrafer tersohor Aceh ini, berbarengan grup Tari pocut baren, juga banyak menciptakan Tari-Tari tradisional Aceh yang lain, layaknya meusare-sare, bungong sieyueng-yueng, tron u laot, poh kipah, Tari rebana, serta

Tari Ranup Lampuan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ranu Lampuan

Citation preview

Page 1: Tari Ranup Lampuan

Tari Ranup LampuanPosted by Kustio Delta HaryonoMonday, 9 September 20130 comments

 Tari Ranup Lampuan yaitu kesenian Tari yg datang dari Nangroe Aceh Darussalam. Tari ini adalah menyambut tamu. gerakan untuk gerakan didalam Ranup Lampuan melukiskan prosesi menuai, membungkus, serta menyajikan sirih pada tamu yg dihormati, sebagaimana rutinitas menyajikan sirih pada tamu yg berlaku didalam kebiasaan penduduk Aceh. menilik cii-ciriistiknya, atas basic tersebut, Tari ini digolongkan ke didalam type Tari adat/upacara.

Tari Ranup Lampuan adalah di antara karya seni monumental yg dilahirkan oleh beberapa seniman Aceh. Ranup Lampuan didalam bhs Aceh, artinya sirih didalam puan. puan yaitu area sirih khas Aceh. karya Tari yg berlatar belakang kebiasaan istiadat ini dengan koreografi menceritakan bagaimana rutinitas penduduk Aceh menyongsong tamu ini tiap-tiap gerakannya memiliki makna tersendiri. layaknya gerakan salam sembah, menuai sirih lantas buang tangkainya, bersihkan sirih, menyapukan kapur, lantas berikan gambir serta pinang, hingga menyuguhkan sirih pada yg datang. bila teman dekat pingin tau bagaimana irama Tarian ini, dengar saja backsound dari situs (blog) ini.

Histori Tari Ranup Lampuan

visualisasi dari di antara filosofi hidup warga Aceh, yaitu menjunjung keramah-tamahan saat

Ranup ( atau Ranub ) didalam bhs Aceh memanglah artinya sirih, sesaat Lampuan terdiri dari dua kata, yaitu ( lam ) yg berarti didalam, serta ( puan ) yg artinya area sirih khas Aceh. Tarian ini diciptakan oleh yusrizal ( banda Aceh ) lebih kurang pada 1962 ( burhan, 1986 ; 141 ). tidak lama sesudah popular di banda Aceh, Tari ini berkembang di beragam tempat yang lain di nangroe Aceh darussalam.tak hanya Ranup Lampuan, koregrafer tersohor Aceh ini, berbarengan grup Tari pocut baren, juga banyak menciptakan Tari-Tari tradisional Aceh yang lain, layaknya meusare-sare, bungong sieyueng-yueng, tron u laot, poh kipah, Tari rebana, serta SendraTari Cakra Donya Iskandar Muda, awal mulanya, Tari Ranup Lampuan yg dibawakan oleh 7 penari wanita ini diciptakan dng iringan musik modern ( band atau orkestra ), tetapi didalam perubahannya, Ranup Lampuan seringkali diiringi musik tradisional khas Aceh, “serune kalee”, sebagaimana diusulkan sebanyak pihak pada saat itu.

Arti (Makna) didalam Tari Ranup Lampuan

tiap-tiap gerakan serta atribut didalam Tarian ini memiliki kandungan arti simbolik. sebagai

Page 2: Tari Ranup Lampuan

gambaran, semua gerakan didalam Tari ini dibawakan dng teratur serta lembut sebagai ungkapan keikhlasan terima tamu. ada juga gerakan salam-sembah dng tangan mengayun ke kiri, ke kanan, serta ke depan sebagai perlambang kekhidmatan mempersilakan beberapa tamu utk duduk. lalu, sirih didalam puan lalu dihidangkan dengan nyata oleh beberapa penari pada tamu yg mereka sambut. didalam penduduk Aceh, sirih serta puan adalah perlambang kehangatan persaudaran. tak hanya sebagai hidangan penyambut tamu, Ranup atau sirih memiliki peran yg mutlak didalam ritus-ritus sosial penduduk Aceh, hingga ia senantiasa ada didalam beragam prosesi, dari mulai pernikahan, sunatan, apalagi saat menguburkan jenazah

- See more at: http://tradisiku.blogspot.com/2013/09/tari-ranup-lampuan-yaitu-kesenian-tari.html#sthash.AmerlBNc.dpuf

Page 3: Tari Ranup Lampuan

TARI RANUB LAMPUAN

TARI Ranup Lampuan merupakan salah satu karya seni monumental yang

dilahirkan oleh para seniman Aceh. Ranup Lampuan dalam bahasa Aceh,

berarti sirih dalam puan. Puan adalah tempat sirih khas Aceh. Karya tari

yang berlatar belakang adat istiadat ini secara koreografi menceritakan

bagaimana kebiasaan masyarakat Aceh menyambut tamu ini setiap

gerakannya mempunyai arti tersendiri. 

Seperti gerakan salam sembah, memetik sirih lalu membuang tangkainya,

membersihkan sirih, menyapukan kapur, lalu memberi gambir dan

pinang, sampai menyuguhkan sirih kepada yang datang. 

Meski hampir selalu menjadi suguhan utama dalam setiap upacara

penyambutan tamu di Aceh, namun tidak banyak masyarakat Aceh yang

tahu tentang asal usul dan siapa pencipta tari ini. Adalah Almarhum

Yuslizar yang yang lahir di Banda Aceh pada 23 Juli 1937, Beliau lah

pencipta Tarian Lanup Lam Puan yang fenomenal ini. Tarian Ranup

Lampuan diciptakan beliau ditahun 1959,. Selain menciptakan Tarian ini,

beliau juga menciptakan Tari Meusare-sare, Bungong Sieyueng-yueng,

Tron U Laot, Poh Kipah, Tari Rebana, dan Sendratari Cakra Donya Iskandar

Muda. 

Tari ini, pada mulanya hanya terdapat di Kotamadya Banda Aceh. Akan

tetapi dengan cepat tersebar ke setiap kabupaten dankotalainnya di

seluruh Aceh. 

Pada awalnya, tari ini tidak menggunakan selendang sebagai properti,

dan penarinya memakai sanggul Aceh yang tinggi dihiasi hiasan kepala.

Tarian yang berdurasi tiga sampai sembilan menit ini diiringi orkestra atau

band. Adapun sosok pencipta musik dari irama tarian lanup lam

puan adalah Almarhum T Djohan pengarang lagu Tanoh Lon Sayang.

Maka jadilah irama musik Tarian Ranup Lampuan seperti yang kita

Page 4: Tari Ranup Lampuan

dengarkan selama ini. 

Ranup Lampuan merupakan kreasi mentradisi setelah menjalani proses

panjang untuk menjadi tari tradisi dengan terus menyesuaikan diri sesuai

zaman. Maka tahun 1959 ketika tim kesenian Aceh akan melakukan

lawatan kerajaan ke Malaysia dalam rangka pertukaran cendramata, tari

Ranup Lampuan dimodifikasi dengan menambah tiga orang penari pria,

dua penari sebagai pemegang pedang dan satu penari sebagai pemegang

vandel. 

Kemudian sekitar tahun 1966, setelah mendengar saran dari para tetua

adat, bahwa pekerjaan menyuguhkan sirih adalah pekerjaan kaum

perempuan, maka alangkah baiknya jika tari tersebut ditarikan oleh

perempuan saja. Begitu juga tentang persoalan durasi waktu pertunjukan

yang dirasakan terlalu panjang, sehingga tari Ranup Lampuan mengalami

pemadatan. Hal ini berjalan sekitar delapan tahun. 

Pasca PKA II tahun 1972, dengan munculnya seni tradisional memberi

pengaruh terhadap tari Ranup Lampuan khususnya untuk iringan tarian.

Semula iringan musik Orkes atau band selanjutnya peran ini diganti

dengan iringan alat musik tradisional yaitu Serune kale, Gendrang,

danRapa‘i. Pengubahan ini sejalan dengan permintaan dari panitia

Festival tari tingkat nasional 1974 yang meminta tari tradisional tampil

dengan diiringi musik tradisional pula. Hal itu diubah ketika acara

peresmian gedung pertamina di Blang Padang. 

Bagi mereka pencinta tari Aceh, menelusuri jejak Tari Ranup Lampuan

sama seperti merekam budaya Aceh, tari yang merefleksikan kehidupan

sehari-hari orang Aceh yang terkenal ramah dan suka memuliakan tamu.

Sudah seharusnya penciptanya pun mendapat tempat untuk diabadikan

dan selalu diingat masyarakat Aceh.

Secara harfiah berarti sirih di dalam cerana. Tari Ranub Lampuan berasal dari Banda Aceh, Tari Ranub Lampuan yang diciptakan oleh Almarhum Yuslizar pada tahun 1959 diangkat dari adat istiadat yang hidup dan tetap terpelihara di Aceh, khususnya adat menerima dan menghormati tamu. Biasanya tamu yang diterima dengan penuh hormat disuguhi sirih didalam rumah atau gedung.

Hal ini terlihat melalui simbolik gerak tari penari maupun perlengkapan

tari dan sirih yang disuguhkan kepada tamu. Melalui gerak tari terlihat

Page 5: Tari Ranup Lampuan

gerak yang tertib dan lembut sebagai ungkapan kehikmatan

mempersilahkan tamu duduk, dan suguhan sirih adalah perlambang

persaudaraan sebagai mukaddimah dari setiap hajat dalam pergaulan

hidup bermasyarat. Karena itu menurut jenis tari, Ranub Lampuan

digolongkan sebagai tari adat/upacara. Penampilan adalah guna

menghormati tamu dalam satu acara, dapat pula dipentaskan secara

langsung ditempat upacara penyambutan tamu Negara seperti

dilapangan terbang dan lain-lain. Tari ini diciptakan oleh almarhum

Yuslizar, dan iringan lagu pengiring diciptakan oleh almarhum Manua.

TARI PHO berasal    dari kata “PEUBA E Po”. Peuba E berarti    meratap    dan    Po panggilan kehormatan dari rakyat. Tari Pho dipimpin oleh seorang Syech dan   ditarikan wanita (gadis) , memakai pakaian adat wanita Aceh.

Tarian ini dimainkan oleh gadis-gadis dengan membuat lingkaran ataupun

baris berbanjar sambil berdiri. Biasanya Syech berada ditengah-tengah

atau di luar pemain-pemain lainnya. Dahulu tari Pho dilakukan pada

upacara-upacara kematian tetapi sekarang sudah menjadi luas yaitu pada

peralatan perkawinan, bersuka ria, memandikan pengantin, sunat rasul,

turun mandi, melepas hajat dan penyambutan pembesar-pembesar serta

pada waktu padi diserang hama penyakit. 

Kalau dilihat sepintas lalu tentang latar belakang tarian Pho ini, tampak

oleh kita bahwa tarian ini merupakan manifestasi dari kehidupan

masyarakat Aceh, yaitumasyarakat agraris, dimana dalam tarian ini

tampak dengan jelas gerakan-gerakan simbolis dalam mengolah sawah

lading. 

Gerakan para penari menghentakkan kaki ke lantai berarti bahwa tanah

yang telah dibajak harus diinjak-injak supaya rata. Kata “O bineu lon balek

laen” menggambarkan bahwa tanah itu harus sering sekali dibajak dan

disikat.Tepuk tangan adalah simbolis mengusir burung dan mengetam

atau mengumpulkan ikatan-ikatan padi yang telah diketam. 

Pesatnya perkembangan tarian Pho ini terutama sejak berkembangnya

dan meningkatnya kegiatan-kegiatan kaum ibu di Aceh yang disponsori

oleh “Putri Phang” isteri Raja Aceh Sultan Iskandar Muda. Di dalam lagu

Pho juga disebut “Putri” Phang atau “Putroe Phang”. Karena

Page 6: Tari Ranup Lampuan

perkembangan tari tersebut, Drs. Ichsan Ibrahim menciptakan Kreasi dari

tari PHO tersebut menjadi versi Penampilan di Panggung. 

Tari Ranup Lampuan-Budaya Aceh

Page 7: Tari Ranup Lampuan

Tari Ranup Lampuan adalah salah satu tarian tradisional Aceh yang ditarikan oleh para wanita. Tarian ini biasanya ditarikan untuk penghormatan dan penyambutan tamu secara resmi. Ranup dalam bahasa Aceh yaitu Sirih, sedangkan Puan yaitu Tempat sirih khas Aceh. Ranup Lampuan bisa diartikan "Sirih dalam Puan". Sirih ini nantinya akan diberikan kepada para tamu sebagai tanda penghormatan atas kedatangannya. Sirih adalah lambang penghormatan terhadap tamu, zaman dulu, ketika tetangga berkunjung ke rumah tetangga lainnya pasti disuguhi sirih, sayangnya sekarang budaya ini sudah tidak dipakai lagi. Sirih bagi masyarakan aceh adalah lambang persaudaraan.

TARI Ranup Lampuan merupakan salah satu karya seni monumental yang dilahirkan oleh para seniman Aceh. Meski hampir selalu menjadi suguhan utama dalam setiap upacara penyambutan tamu di Aceh, namun tidak banyak masyarakat Aceh yang tahu tentang asal usul dan siapa pencipta tari ini.  Kenyataan ini menimbulkan keprihatinan dan kekecewaan di kalangan seniman, pelatih tari, dan pemerhati hasil karya seni di Aceh. Apalagi dalam beberapa versi terakhir, Tari Ranup Lampuan (TRL) yang ditarikan sekarang ini, banyak melenceng dari gerakan aslinya yang diciptakan almarhum Yuslizar.Pada awalnya, tari ini tidak menggunakan selendang sebagai properti, dan penarinya memakai sanggul Aceh yang tinggi dihiasi hiasan kepala. Tarian yang berdurasi tiga sampai sembilan menit ini diiringi orkestra atau band. Hingga kini tarian ini eksis di Aceh. Ranub Lampuan dalam bahasa Aceh, berarti sirih dalam puan. Puan adalah tempat sirih khas Aceh. Karya tari yang berlatar belakang adat istiadat masyarakat Aceh, khususnya adat pada penyambutan tamu. Secara koreografi tari ini menceritakan bagaimana dara-dara Aceh menghidangkan sirih kepada tamu yang datang, yang geraknya menceritakan proses memetik, membungkus, meletakannya daun sirih ke dalam puan, sampai menyuguhkan sirih kepada yang datang.

Ranub Lampuan merupakan kreasi mentradisi setelah menjalani proses panjang untuk menjadi tari tradisi dengan terus menyesuaikan diri sesuai zaman. Maka tahun 1959 ketika tim kesenian Aceh akan melakukan lawatan kerajaan ke Malaysia dalam rangka pertukaran cendramata, tari Ranub Lampuan dimodis dengan menambah tiga orang penari pria, dua penari sebagai pemegang pedang dan satu penari sebagai pemegang vandel. Ranub Lampuan awalnya ditampilkan khusus di atas pentas (stage), ketika menyambut kedatangan Presiden Suharto. Pertunjukan tersebut diadakan di meuligoe gubernur dengan menyaiapkan pentas khusus untuk penampilan tari ini. Ketika Lembaga Kebudayaan Aceh (LKA) menggalakkan adat-adat Aceh, tarian Ranup Lampuan mulai tampil di luar halaman.

Page 8: Tari Ranup Lampuan

POLA LANTAI SENI TARIDalam sebuah tarian (terutama tari kelompok), pola lantai perlu diperhatikan. Ada beberapa macam pola lantai pada tarian, antara lain :1. Pola lantai vertikal : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya.

2. Pola lantai Horizontal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis lurus ke samping.

3. Pola lantai diagonal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis menyudut ke kana atau ke kiri.

4. Pola lantai melingkar : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis lingkaran.Seni tari yang ada di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa kelompok :

Page 9: Tari Ranup Lampuan

TARI TRADISIONAL

Tari tradisional merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada. Tarian ini diwariskan secara turun temurun. Sebuah tarian tradisional biasanya mengandung nilai filosofis, simbolis dan relegius. Semua aturan ragam gerak tari tradisional, formasi, busana, dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah

TARI TRADISIONAL KLASIK

Tari tradisional klasik dikembangkan oleh para penari kalangan bangsawan istana. Aturan tarian biasanya baku atau tidak boleh diubah lagi. Gerakannya anggun dan busananya cenderung mewah. Fungsi : sebagai sarana upacara adat atau penyambutan tamu kehormatan. Contoh : Tari Topeng Kelana (Jawa Barat), Bedhaya Srimpi (Jawa Tengah), Sang Hyang (Bali), Pakarena dan pajaga (Sulawesi Selatan)

TARI TRADISIONAL KERAKYATAN

Berkembang di kalangan rakyat biasa. Gerakannya cenderung mudah Ditarikan bersama juga iringan musik. Busananya relatif sederhana. Sering ditarikan pada saat perayaan sebagai tari pergaulan. Contoh: Jaipongan (Jawa Barat), payung (Melayu), Lilin (Sumatera Barat)

TARI KREASI BARU

Merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya. Tari kreasi baik sebagai penampilan utama maupun sebagai tarian latar hingga kini terus berkembang dengan iringan musik yang bervariasi, sehingga muncul istilah tari modern. .Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

1. Tari Kreasi Baru Berpolakan TradisiYaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensiketradisiannya.

2. Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)Tari Kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan

Page 10: Tari Ranup Lampuan

unsur-unsur tari tradisi, mungkin saja masih menggunakannya tergantung pada konsep gagasan penggarapnya. Tarian ini disebut juga tari modern, yang istilahnya berasal dari kata Latin “modo” yang berarti baru saja.

TARI KONTEMPORER

Gerakan tari kontemporer simbolik terkait dengan koreografi bercerita dengan gaya unik dan penuh penafsiran. Seringkali diperlukan wawasan khusus untuk menikmatinya. iringan yang dipakai juga banyak yang tidak lazim sebagai lagu dari yang sederhana hingga menggunakan program musik komputer seperti Flutyloops.