Upload
vannga
View
226
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
TAMAN HUTAN RAYA GUNUNG TUMPA
PENDAHULUAN
Letak dan luas Taman Hutan Raya (TAHURA) Gunung Tumpa didasarkan
pada Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor
SK.1832/Menhut-II/2014 tanggal 25 Maret 2014 tentang Penetapan Kawasan
Pelestarian Alam Gunung Tumpa seluas 208,81 Ha, di Kabupaten Minahasa
Utara dan Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, wilayah yakni :
Kabupaten/
Kota Desa / Kelurahan
Luas
(Ha) Letak Geografis
Minahasa Utara
Desa Wori
52,96
1° 33’ 56,99” s/d
1° 34’ 32,76” LU
Desa Tiwoho 124° 50’ 07,51” s/d
124° 50’ 46,58” BT
Manado
Kel. Pandu
155,85
1° 33’ 24,29” s/d
1° 34’ 17,50” LU Kel. Molas
Kel. Meras 124° 49’ 58,28” s/d
124° 51’ 06,60” BT
Letak TAHURA Gunung Tumpa berbatasan dengan :
Sebelah Utara
berbatasan dengan
Perkebunan Desa Wori
dan Desa Tiwoho,
Kecamatan Wori
Sebelah Barat
berbatasan dengan
Perkebunan Kelurahan
Tongkeina, Meras dan
Molas, Kecamatan
Bunaken
Sebelah Selatan
berbatasan dengan
Perkebunan Kelurahan Molas dan Paudu, Kecamatan Bunaken
Sebelah Timur berbatasan dengan Perkebunan Kelurahan Pandu,
Kecamatan Bunaken
KELEMBAGAAN
UPTD TAHURA merupakan unsur pelaksana teknis operasiona yang
bertanggung jawab dan berada di bawah Dinas Kehutanan Daerah Provinsi
Sulawesi Utara yang memiliki kewenangan dalam urusan penyelenggaraan
tugas TAHURA.
UPTD TAHUTA dibentuk pada Tahun 2012 melalui Peraturan Gubernur
Sulawesi Utara Nomor 48 Tahun 2012 tanggal 9 Oktober 2012 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Gubernur Sulawesi Utara Nomor 94 Tahun
2008 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas
Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara, dengan Tugas Pokok : Melaksanakan
sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang di
Bidang Pengelolaan Taman Hutan Raya (TAHURA) Gunung Tumpa,
serta mempunyai Fungsi :
a. Pelaksanaan tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan TAHURA
Gunung Tumpa ;
b. Pelaksanaan pemanfaatan dan pengembangan kawasan ;
c. Pengelolaan TAHURA Gunung Tumpa sebagai areal konservasi sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya secara alamiah (natural) maupun
secara buatan (artificial);
d. Pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi ;
e. Pelaksanaan perlindungan hutan dan konservasi alam ;
f. Pelaksanaan operasional pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan
bidang tugasnya ;
g. Pelaksanaan operasional tugas teknis Dinas sesuai dengan bidangnya ;
h. Pelaksanaan pelayanan teknis administratif ketatausahaan pada UPTD ;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Struktur Organisasi UPTD TAHURA
KONDISI BIOFISIK
1. Ketinggian
Kawasan TAHURA Gunung Tumpa berketinggian 627 meter dari permukaan
laut, memiliki pemandangan alam yang asri karena dikelilingi pepohonan yang
menghijau dan perkebunan kelapa rakyat.
Dari atas puncak gunungnya dapat melihat pemandangan sebagai berikut :
Secara keseluruhan Kota Manado dan juga
P.Manado Tua, P. Bunaken, P.Siladen,
P.Mantehage serta P.Nain. Bahkan
Pulau-pulau dibagian utara
(P.Talise, P.Biaro, P. Tagulandang,
P. Siau)
sebagian wilayah Kab. Minahasa dan
sebagian besar Kabupaten Minahasa
Utara serta sebagian kecil Kota
Tomohon.
Dapat pula melihat dan menyaksikan
aktivitas bandara udara Sam Ratulangi
(Take off & Landing pesawat). Pada sore hari dapat menyaksikan terbenamnya matahari (Sunset)
2. Kelerengan
Kawasan TAHURA Gunung Tumpa
memiliki bentang lahan berbukit
hingga bergelombang dengan
ketinggian berkisar antara 175 - 627
m dpl. Berdasarkan peta kelerengan
areal TAHURA Gunung Tumpa dengan
skala 1 : 10.000 dengan bentuk lahan
bervariasi dari datar, landai, agak
curam, curam, dan sangat curam
dengan kelerengan 15-40% dan 0-
15% ditemukan di wilayah pemukiman, dengan kemiringan rata-rata 0–15%.
3. Tanah
Berdasarkan Peta Tinjau Tanah Indonesia (1968) Skala 1 : 2.500.000 dari
Lembaga Penelitian Tanah Bogor, jenis tanah di kawasan TAHURA Gunung
Tumpa adalah jenis tanah Aluvial_1. Menurut Sistem Klasifikasi Tanah
Nasional (SKTN) jenis tanah ini memiliki solum yang cukup tebal (90-200 cm)
dengan batas horizon yang tidak begitu jelas, warna tanah coklat sampai
merah dengan konsistensi (kepadatan) tanah dari gembur sampai teguh.
Umumnya jenis tanah ini memiliki derajat keasaman (pH) antara masam
hingga netral dengan kandungan unsur hara tinggi dan permeabilitas rendah.
Bahan induk pembentuk jenis ini adalah batu kapur, batuan endapan, dan tuf-
vulkan dengan kepekaan terhadap erosi sedang sampai besar. Umumnya
produktifitas tanah sedang sampai tinggi sehingga baik untuk digunakan
untuk lahan persawahan, perkebunan, tegalan, dan padang rumput dengan
sebaran topografi pada wilayah berombak sampai berbukit dengan ketinggian
0-200 m dpl.
4. Iklim dan curah hujan
Iklim dan cuaca merupakan sumberdaya alam yang tersedia dan sangat
menentukan keberhasilan usaha peningkatan produktivitas tanah, melalui
saling pengaruhnya bersama-sama dengan keberadaan gunung-gunung dan
sungai-sungai. Oleh karena itu faktor iklim harus dipandang sejajar dengan
faktor produksi lain dan perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin secara
bijaksana untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian. Indikator
yang utama dalam iklim di daerah tropis adalah curah hujan.
Sebagai daerah beriklim tropis, Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Manado
hanya mengenal 2 (dua) musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan.
KEPALA DINAS KEHUTANAN
PROVINSI SULAWESI UTARA
Ir. HERRY ROTINSULU
KEPALA UPTD
TAMAN HUTAN RAYA
Ir. THOMAS A. KUMESAN
SUB BIDANG TATA USAHA
MAX K. S. WOWOR, SP.
SEKSI PERLINDUNGAN
DAN PENGAMANAN HUTAN
SINAULAN JOICE, SE.
SEKSI PENGEMBANGAN
DAN PEMANFAATAN
STERY J. LOMBOGIA,S.Sos
KELOMPOK
JABATAN
FUNSIONAL
Keadaan alam wilayah Kawasan Pelestarian Alam (KPA) Gunung Tumpa
secara garis besar beriklim tropis dengan suhu rata-rata 24°– 27° C. Keadaan
iklim kawasan tersebut termasuk type iklim C menurut klasifikasi Schmidt
dan Ferguson. Curah hujan rata-rata 3.187 mm/tahun dengan iklim terkering
di sekitar bulan Agustus dan terbasah pada bulan Januari. Intensitas
penyinaran matahari rata-rata 53% dan kelembaban nisbi ±84 %
5. Aksesibilitas
Aksesibilitas menuju kawasan TAHURA Gunung Tumpa dengan kondisi jalan
aspal yang cukup baik. Untuk menuju lokasi dapat ditempuh dengan beberapa
rute sebagai berikut:
Arah / Jalur Lewat (dari – ke) Panjang (m)
Pusat Kota Manado (Zero Point) – Jembatan Megawati –
Tuminting – Batusaiki – Molas – Meras – Lokasi Gn. Tumpa
13.283
Pusat Kota Manado (Zero Point) – Jembatan Megawati –
Tuminting – Buha – Bengkol – Pandu – Lokasi Gn. Tumpa
17.773
Pusat Kota Manado (Zero Point) – Paal 2 – Kairagi - Politeknik
– Buha – Bengkol – Pandu – Lokasi Gn. Tumpa
20.259
Pusat Kota Manado (Zero Point) – Paal 2 – Kairagi - Paniki –
Tugu Adipura – Kima Atas – Pandu – Lokasi Gn. Tumpa
25.374
Bandara Sam Ratulangi – Tugu Adipura – Kima Atas – Pandu –
Lokasi Gn. Tumpa
15.265
Potensi Bioekologi
1. Keadaan hutan
Berdasarkan letak geografis,
kawasan TAHURA Gunung Tumpa
terletak pada bagian Utara Kota
Manado yang didasarkan pada
pengaruh gunung atau pegunungan
yang membawa kenampakan pada
kelerengan dan fisiografi
permukaan lahan. Ketinggian
kawasan TAHURA Gunung Tumpa sangat bervariasi dari ketinggian 175 m dpl
sampai 627 m dpl. Kawasan TAHURA Gunung Tumpa didominasi sebagai
hutan lahan kering, berbagai potensi flora maupun fauna terdapat di kawasan
TAHURA.
2. Flora dan fauna
Berdasarkan hasil identifikasi terdapat jenis-jenis
flora dan fauna yang endemik seperti Nantu
(Palaquiun sp), Pohon kulit lawang (Cinnamomun
culliawan), Bayur (Pterospermum javanicum),
Amu (Arthocarpus sp), Pakoba (Eugenia sp),
Kayu Telor/Pulai (Alstonia sp), Kenanga (Cananga
sp), Sengon/Albizia (Falcataria minahasae),
Matoa (pometia sp), Ficus (Eugenia minahasae),
Kembang spatu (Spatodea sp), Walantakan, Rotan (Calamus spp), berbagai
jenis anggrek dan non anggrek.
Fauna yang berada di lokasi TAHURA Gunung Tumpa diantaranya adalah
Biawak (Varanus salvator), Ayam hutan (Gallus specdiv), Babi hutan (Suscrova
sp), Kera Hitam Sulawesi
(Cynopithecus niger), Tarsius
(Tarsius spectrum), Soa-soa
(Hydrasaurus sp), Ular, kupu-
kupu, dan berbagai jenis
burung lainnya.
3. Potensi Wisata
Kawasan TAHURA Gunung Tumpa dengan luas 208,81 Ha secara umum
merupakan daerah dengan potensi pariwisata alam tinggi. Kondisi vegetasi
masih alami dengan berbagai flora dan fauna yang ada di dalamnya,
menyimpan potensi yang akan mampu menjadi obyek daya tarik wisata alam,
tentunya dengan tetap memperhatikan fungsi kawasan yang merupakan
kawasan hutan tutupan dengan fungsi konservasi serta tidak mengabaikan
pola pengelolaan.
VISI, MISI DAN TUJUAN PENGELOLAAN
A. VISI
Visi pengelolaan TAHURA Jangka Panjang 10 tahun (2012-2021) yakni :
“TERWUJUDNYA TAMAN HUTAN RAYA YANG LESTARI
DAN BERMANFAAT BAGI PARA PIHAK”.
B. MISI
Untuk mencapai visi pengelolaan jangka panjang tersebut, maka dirumuskan
upaya-upaya yang harus ditempuh dan tertuang dalam misi pengelolaan
TAHURA yakni :
1. Memantapkan kelembagaan TAHURA
2. Memantapkan penataan kawasan TAHURA
3. Memantapkan partisipasi dan kolaborasi
para pihak
4. Memantapkan perlindungan dan
pengamanan kawasan
5. Memantapkan pemanfaatan sumberdaya
alam hayati dan ekosistemnya secara
berkelanjutan
C. TUJUAN
1. Menjamin kelestarian TAHURA serta
pelestarian plasma nutfah hutan indonesia;
2. Membentuk, memelihara, melengkapi, dan
melestarikan koleksi tumbuhan dan satwa serta potensi TAHURA;
3. Mengoptimalkan manfaat TAHURA untuk penelitian, pendidikan, ilmu
pengetahuan dan teknologi, menunjang budidaya dan budaya, pariwisata
alam dan rekreasi bagi kesejahteraan masyarakat;
4. Mewujudkan tata kelola yang professional, sinergis, dan partisipatif;
5. Meningkatkan fungsi tata air;
6. Mewujudkan TAHURA sebagai simpul pertumbuhan dan pengembangan
kawasan sekitarnya.
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA
DINAS KEHUTANAN
DINAS KEHUTANAN PROVINSI SULAWESI UTARA UPTD TAMAN HUTAN RAYA GUNUNG TUMPA
Jalan Pomurow Telp. (0431) 862387 Fax 855883 Kota Pos 132
E-mail : d [email protected]
MANADO 95125
627 m dpl
PROFIL
TAHURA GUNUNG TUMPA
H. V. WORANG PROVINSI SULAWESI UTARA