Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
2020 2024TAHUN
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan DaerahBadan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANDEPUTI BIDANG PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH
RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PPKD
2020-2024
KEPUTUSAN DEPUTI KEPALA BPKP BIDANG PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH
NOMOR KEP-12/D3/04/2020
TENTANG
KEPUTUSAN
DEPUTI KEPALA BPKP
BIDANG PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH
NOMOR : KEP-12/D3/04/2020
TENTANG
RENCANA STRATEGIS
DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH
TAHUN 2020-2024
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DEPUTI KEPALA BPKP
BIDANG PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19
ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, Pasal 17 ayat (3) Peraturan Pemerintah
Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, dan
Pasal 17 ayat (2) Peraturan Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2019
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024;
b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal
3 Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan Tahun 2020-2024;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan
Keputusan Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan
Penyelenggaraan Keuangan Daerah tentang Rencana
Strategis Deputi Bidang Pengawasan
Penyelenggaraan Keuangan Daerah Tahun 2020-
2024.
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
DEPUTI BIDANG PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 127,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4890);
4. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 400);
5. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);
6. Peraturan Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2019
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024 (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 663);
7. Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Nomor 5 Tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 352);
8. Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan Tahun 2020-2024 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 546);
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DEPUTI KEPALA BPKP BIDANG
PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEUANGAN
DAERAH TENTANG RENCANA STRATEGIS DEPUTI
BIDANG PENGAWASAN PENYELENGGARAAN
KEUANGAN DAERAH TAHUN 2020-2024.
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:
1. Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan
Keuangan Daaerah yang selanjutnya disingkat
Deputi Bidang PPKD adalah unsur pelaksana tugas
dan fungsi BPKP di bidang pengawasan intern
terhadap akuntabiitas penyelenggaraan keuangan
dan program lintas sektoral pembangunan daerah
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala.
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Deputi
Bidang PPKD yang dituangkan dalam Rencana
Strategis Deputi Bidang Penyelenggaraan Keuangan
Daerah yang selanjutnya disingkat Renstra Deputi
Bidang PPKD, adalah dokumen perencanaan Deputi
Bidang PPKD untuk periode 5 (lima) tahun.
Pasal 2
1. Periode Renstra Deputi Bidang PPKD yaitu tahun
2020 sampai dengan 2024.
2. Renstra Deputi Bidang PPKD memuat strategi,
program, kegiatan, dan indikator kinerja yang
disusun berdasarkan Rencana Strategis Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Tahun
2020-2024.
Pasal 3
Renstra Deputi Bidang PPKD merupakan acuan bagi
seluruh unit kerja setingkat direktorat di lingkungan
Deputi Bidang PPKD dalam perencanaan kinerja
tahunan, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian, dan
pelaporan atas pelaksanaan rencana kinerja tersebut.
Pasal 5
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANDEPUTI BIDANG PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH
RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PPKD
2020-2024
LAMPIRAN KEPUTUSAN DEPUTI KEPALA BPKP
BIDANG PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH NOMOR KEP-12/D3/04/2020
TENTANG
Sesuai Peraturan BPKP Nomor 2 Tahun 2020 tentang Renstra BPKP 2020-2024, BPKP memposisikan dirinya melalui visi: Menjadi Auditor Internal Pemerintah Berkelas Dunia dan
Trusted Advisor Pemerintah untuk Meningkatkan Good Governance Sektor Publik dalam rangka Mewujudkan Visi Misi Presiden dan Wakil Presiden “Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”.Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah (PPKD) sebagai unit kerja eselon 1 di lingkungan BPKP meyakini bahwa untuk menjadi auditor internal pemerintah yang berkinerja unggul, harus selalu siap dan responsif menghadapi berbagai perubahan lingkungan strategis. BPKP telah mengalami transformasi peran
yang sangat progresif, tidak hanya melakukan kegiatan pengawasan yang bersifat assurance namun juga melaksanakan kegiatan konsultansi (consulting) yang
berfokus pada peningkatan kualitas tata kelola (governance), risiko (risk) dan pengendalian intern (control). Kegiatan pengawasan tersebut diharapkan
dapat memberikan kontribusi nyata dalam rangka memastikan efektivitas manajemen publik dan tata kelola secara keseluruhan
sebagai stimulan kinerja serta mengawal pengelolaan keuangan dan pembangunan di daerah dan desa agar mendukung pencapaian agenda pembangunan nasional. Untuk itu perlu disusun rencana strategis Deputi Bidang PPKD periode 2020-2024. Rencana strategis ini disusun
dengan berpedoman pada Renstra BPKP 2020-2024. Rencana strategis ini dimaksudkan agar kegiatan pengawasan yang
dilaksanakan Deputi Bidang PPKD dapat lebih fokus dan terarah sehingga kehadiran BPKP dapat dirasakan manfaatnya secara nyata
dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional untuk kesejahteraan rakyat.
KATA PENGANTAR
5
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 ii
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
Daftar IsiKATA PENGANTAR iDAFTAR ISI ivDAFTAR GAMBAR vDAFTAR TABEL vivBAB I PENDAHULUAN 2 A. Tugas dan Fungsi Deputi Bidang PPKD 4 B. Struktur Organisasi Deputi Bidang PPKD 5 C. Capaian Kinerja Deputi Bidang PPKD Tahun 2015-2019 8 1. Sasaran Strategis Deputi Bidang PPKD 8 2. Sasaran Program Deputi Bidang PPKD 12 D. Nilai-nilai Luhur 14BAB II TARGET KINERJA, TANTANGAN, DAN STRATEGI 18 A. Program dan Sasaran Program 22 1. Sasaran Program 1: Meningkatnya Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Daerah 23 2. Sasaran Program 2: Meningkatnya Pengawasan atas Akuntabilitas Pembangunan Nasional 24 3. Sasaran Program 3: Meningkatnya Pengawasan atas Kualitas Pengendalian Intern Pemerintah Daerah 25 4. Target Kinerja Deputi Bidang PPKD 30 B. Potensi dan Tantangan 31 1. Potensi dan Tantangan Hubungan Antarlembaga 32 2. Potensi dan Tantangan Proses Bisnis Internal 34 3. Potensi dan Tantangan Kelembagaan 36 C. Strategi 40BAB III KEGIATAN DAN KEBUTUHAN PENDANAAN 44 A. Kegiatan dan Sasaran Kegiatan 45 1. Kegiatan 17: Pengawasan Akuntabilitas Keuangan Daerah 45 2. Kegiatan 18: Pengawasan Akuntabilitas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah 47 3. Kegiatan 19: Pengawasan Akuntabilitas Keuangan, Pembangunan, dan Tata Kelola Pemerintahan Desa 51 4. Kegiatan 20: Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah 55 B. Kerangka Pendanaan Kegiatan 61BAB IV PENUTUP 64LAMPIRAN: MATRIKS KINERJA DAN PENDANAAN 69
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 iii
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Daftar Gambar
Gambar 1.1 Pembagian Wilayah dan Mitra Kerja Deputi Bidang PPKD 7Gambar 1.2 Target, Realisasi, dan Capaian IKU Maturitas SPIP K/L/D Level 3 10Gambar 2.1 Sasaran Strategis BPKP Tahun 2020-2024 20Gambar 2.2 Framework Renstra Deputi Bidang PPKD Tahun 2020-2024 21Gambar 2.3 Level IACM 26Gambar 2.4 Workshop Pengelolaan Risiko, Perencanaan Pengawasan Berbasis Risiko, Audit Kinerja 29Gambar 2.5 Cakupan Integrasi SIMDA 35Gambar 2.6 Kondisi SDM per 31 Desember 2019 dengan 01 Juni 2020 37
iv RENCANA STRATEGIS 2020-2024
Tabel 1.1 Penanggung Jawab Kegiatan Deputi Bidang PPKD 6Tabel 1.2 Target, Realisasi, dan Capaian Kinerja Sasaran Strategis Deputi Bidang PPKD Tahun 2019 8Tabel 1.3 Target, Realisasi, dan Evaluasi Kinerja Sasaran Program Tahun 2019 13Tabel 2.1 Target Kinerja Sasaran Program Deputi Bidang PPKD 30Tabel 2.2 Matriks TOWS 39Tabel 3.1 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Nilai Efisiensi Pengeluaran Daerah (Kegiatan 17) 46Tabel 3.2 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Kegiatan Prioritas (KP) yang Ditargetkan (Kegiatan 17) 47Tabel 3.3 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Perbaikan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada K/L/D (Kegiatan 17) 47Tabel 3.4 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Optimalisasi Penerimaan Daerah (Kegiatan 18) 48Tabel 3.5 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Potensi Pendapatan Asli Daerah (Kegiatan 18) 48Tabel 3.6 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Dana Transfer (Kegiatan 18) 49Tabel 3.7 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Pembiayaan Daerah (Kegiatan 18) 49Tabel 3.8 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Kegiatan Prioritas (KP) yang Ditargetkan (Kegiatan 18) 50Tabel 3.9 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah (Kegiatan 18) 50Tabel 3.10 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Perbaikan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada K/L/D (Kegiatan 18) 51Tabel 3.11 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Kegiatan Prioritas (KP) yang Ditargetkan (Kegiatan 19) 52Tabel 3.12 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Kualitas Hasil Pembangunan Desa (Kegiatan 19) 52Tabel 3.13 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Perbaikan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada K/L/D (Kegiatan 19) 54
Daftar Tabel
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 v
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Tabel 3.14 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Kegiatan Prioritas (KP) yang Ditargetkan 55Tabel 3.15 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya APIP K/L/D yang Menetapkan Kapabilitas APIP Level 3 sebagai IKU 55Tabel 3.16 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Mutu Hasil Penilaian Mandiri PK-APIP oleh APIP K/L/D (Kegiatan 20) 56Tabel 3.17 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Komitmen K/L/D terkait Pengeloaan Risiko (Kegiatan 20) 58Tabel 3.18 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Risiko pada K/L/D (Kegiatan 20) 59Tabel 3.19 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Mutu Hasil Evaluasi Penyelenggaraan SPIP oleh K/L/D (Kegiatan 20) 60Tabel 3.20 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Perbaikan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada K/L/D (Kegiatan 20) 60Tabel 3.21 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Kerangka Regulasi Implementasi SPIP (Kegiatan 20) 61Tabel 3.22 Prakiraan Maju Anggaran Deputi Bidang PPKD Tahun 2020-2024 61
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 1
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 2
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional pasal 15 ayat (1), setiap Kementerian/Lembaga menyusun Rencana Strategis (Renstra) untuk periode lima tahun. Renstra K/L merupakan dokumen perencanaan jangka menengah yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi kementerian/lembaga. Penyusunan Renstra K/L periode 2020-2024 berpedoman pada
Peraturan Menteri PPN/Bappenas Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sebagai Lembaga Pemerintah Non-Kementerian, telah menyusun Renstra BPKP periode 2020-2024 yang ditetapkan dengan Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Tahun 2020-2024. Dalam pasal 3 Peraturan BPKP Nomor 2 tahun 2020 dinyatakan bahwa Renstra BPKP merupakan acuan bagi seluruh unit organisasi di lingkungan BPKP dalam penyusunan rencana strategis unit kerja, perencanaan kinerja tahunan, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian dan pelaporan atas pelaksanaan rencana kinerja tersebut.Renstra Deputi Bidang PPKD tahun 2020-2024 merupakan suatu sarana dalam berkinerja, menentukan arah kebijakan dan strategi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya untuk periode lima tahun ke depan sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Renstra BPKP Tahun 2020-2024.Dalam penyusunannya, Renstra Deputi Bidang PPKD Tahun 2020-2024 selain mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang memberikan amanah kepada BPKP untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP pada Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah serta melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara, juga mengacu pada Instruksi Presiden Nomor 9
Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat. Penyusunan Renstra Deputi Bidang PPKD Tahun 2020-2024 juga dilakukan dengan memerhatikan perubahan latar belakang dan kondisi lingkungan strategis dewasa ini serta tantangan dan peluang yang lahir dari perubahan itu.
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 3
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 4
Hal-hal yang menjadi perhatian dalam penyusunan Renstra Deputi Bidang PPKD Tahun 2020-2024 meliputi:1. percepatan efektivitas penerapan SPIP dan manajemen risiko dalam pengelolaan keuangan
negara/daerah dan pembangunan nasional;2. pengintensifan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dalam rangka
meningkatkan kualitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional serta meningkatkan upaya pencegahan korupsi;
3. pengawasan dalam rangka meningkatkan penerimaan negara/daerah serta efisiensi dan efektivitas anggaran pengeluaran negara/daerah;
4. pengawasan dalam rangka meningkatkan akuntabilitas keuangan, pembangunan, dan tata kelola pemerintahan desa.
Amanat yang diemban Deputi Bidang PPKD tersebut didukung secara kelembagaan melalui pendelegasian tugas dan fungsi dan pembentukan struktur organisasi guna mencapai tujuan dan cita-cita BPKP.
A Tugas dan Fungsi Deputi Bidang PPKD
Tugas Deputi Bidang PPKD adalah membantu Kepala BPKP di bidang pelaksanaan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan dan program lintas sektoral pembangunan daerah. Tugas tersebut diamanatkan dalam pasal 19 Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, dan juga dalam pasal 146 Peraturan BPKP Nomor 5 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Deputi Bidang PPKD menyelenggarakan fungsi:1. Pengkajian, perumusan, dan penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern terhadap
akuntabilitas penyelenggaraan keuangan dan program lintas sektoral pembangunan daerah;2. Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pengawasan intern terhadap akuntabilitas
penyelenggaraan keuangan dan program lintas sektoral pembangunan daerah;3. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas penerimaan dan akuntabilitas pengeluaran
keuangan daerah dan pembangunan daerah dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran pemerintah daerah dan/atau subsidi pada pemerintah daerah;
4. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset daerah;5. Pengawasan intern terhadap Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah;6. Perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) pada pemerintah daerah;7. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintahan daerah;8. Pemberian asistensi atas reviu laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah daerah;9. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan pemerintah di bidang
pemerintahan daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 10. Pelaksanaan analisis, evaluasi, dan pengolahan hasil pengawasan penyelenggaraan
akuntabilitas keuangan dan pembangunan daerah.
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 5
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Selain melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Deputi Bidang PPKD juga mengemban tugas sebagai Koordinator Peningkatan Maturitas SPIP Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah (K/L/D) dan Koordinator Peningkatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) K/L/D sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-25/K/SU/2017 tentang Penunjukan Deputi Koordinator Pengawasan Program Lintas Sektoral BPKP.
Selanjutnya dalam Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-219/K/D3/2020 tentang Tim Koordinasi Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Manajemen Risiko, dan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah, Deputi Bidang PPKD juga mendapatkan mandat sebagai Koordinator Penanggung Jawab Pembinaan Penyelenggaraan SPIP, Manajemen Risiko, dan Kapabilitas APIP di Lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
B Struktur Organisasi Deputi Bidang PPKD
Pada tahun 2019, BPKP melakukan reorganisasi sebagaimana tertuang dalam Peraturan BPKP Nomor 5 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPKP. Peraturan tersebut merombak struktur organisasi Eselon I BPKP, termasuk Deputi Bidang PPKD. Berdasarkan peraturan BPKP tersebut, Deputi Bidang PPKD memiliki empat direktorat yang masing-masing memiliki fokus pengawasan yang berbeda, yaitu:
Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Keuangan Daerah
Mempunyai tugas mengelola dan membina pengawasan intern di bidang akuntabilitas keuangan daerah
Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah
Mempunyai tugas mengelola dan membina kegiatan pengawasan intern di bidang akuntabilitas program lintas sektoral pembangunan daerah
Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Keuangan, Pembangunan, dan Tata Kelola Pemerintahan Desa
Mempunyai tugas mengelola dan membina kegiatan pengawasan intern di bidang akuntabilitas keuangan, pembangunan, dan tata kelola pemerintahan desa
Direktorat Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah
Mempunyai tugas mengelola dan membina pengawasan intern di bidang akuntabilitas keuangan daerah
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 6
Dalam rangka memperlancar tugas-tugas kedeputian, Deputi Kepala BPKP Bidang PPKD menetapkan penanggung jawab kegiatan yang membidangi urusan umum, kepegawaian, keuangan, kehumasan, komunikasi, dan informasi publik, serta perencanaan dalam Keputusan Deputi Kepala BPKP Bidang PPKD Nomor KEP-01/D3/02/2020 tentang Pemberian Tugas Tambahan dan Wilayah Binaan Bagi Direktur di Lingkungan Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah. Pembagian tersebut disajikan pada Tabel 1.1.
No. Penanggung Jawab Uraian
1 Direktur Pengawasan Akuntabilitas Keuangan Daerah
Urusan Umum
2 Direktur Pengawasan Akuntabilitas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah
Urusan Kepegawaian
3 Direktur Pengawasan Akuntabilitas Keuangan, Pembangunan, dan Tata Kelola Pemerintahan Desa
Urusan Keuangan, Kehumasan, Komunikasi, dan Informasi Publik
4 Direktur Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah
Urusan Perencanaan
Tabel 1.1 Penanggung Jawab Kegiatan Deputi Bidang PPKD
Struktur organisasi Deputi Bidang PPKD dapat digambarkan dalam bagan berikut:
Deputi Kepala BPKP Bidang PPKD
Dirwas Akuntabilitas Keuangan Daerah
Dirwas Akuntabilitas Program Linsek
Pembangunan Daerah
Dirwas Akuntabilitas Keuangan, Pembangunan,
dan Tata Kelola Pemerintahan Desa
Dirwas Tata Kelola Pemerintah Daerah
Kasubditwas 1
Kasubditwas 2
Kelompok JFA
Kasubditwas 1
Kasubditwas 2
Kelompok JFA
Kasubditwas 1
Kasubditwas 2
Kelompok JFA
Kasubdit Pembinaan
Penyelenggaraan SPIP Daerah
Kasubdit Pembinaan
Kapabilitas APIP Daerah
Kasubdit PAEP Hasil Pengawasan
Bidang PKD
Kelompok JFA
Kasubbag Tata Usaha Deputi Bidang PPKD
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 7
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Dari bagan tersebut dapat dilihat bahwa dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Deputi Kepala BPKP Bidang PPKD membawahi empat Direktorat (struktural eselon II) dan sembilan Sub Direktorat (struktural eselon III atau jabatan administrator). Selain itu Deputi Bidang PPKD juga didukung oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha (struktural eselon IV atau jabatan pengawas) yang merupakan perbantuan dari Biro Umum dengan tugas mengoordinasikan kegiatan Tata Usaha di Deputi Bidang PPKD. Saat ini BPKP telah mengajukan usulan penyetaraan jabatan administrator (eselon III) dan jabatan pengawas (eselon IV) ke dalam jabatan fungsional kepada Kementerian PAN dan RB, khususnya untuk tingkat pusat. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden untuk melakukan penyederhanaan birokrasi melalui pemangkasan eselonisasi (III dan IV) dan peralihan jabatan struktural ke jabatan fungsional.
Adapun Direktorat Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah membawahi tiga Sub Direktorat yaitu Subdit Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Daerah, Subdit Pembinaan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Daerah, dan Subdit Perencanaan, Analisis, Evaluasi, dan Pelaporan (PAEP) Hasil Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah, serta kelompok JFA. Subdit PAEP merupakan unit organisasi yang baru dibentuk di tahun 2019 yang bertugas melaksanakan koordinasi perencanaan, analisis, evaluasi, dan pelaporan hasil pengawasan dan kinerja penyelenggaraan akuntabilitas keuangan dan pembangunan daerah.
Dari bagan struktur di atas juga terlihat bahwa Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Keuangan Daerah, Direktorat Pengawasan Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah, dan Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Keuangan, Pembangunan, dan Tata Kelola Pemerintahan Desa masing-masing membawahi dua Sub Direktorat dan kelompok jabatan fungsional auditor (JFA). Pembagian tugas masing-masing Sub Direktorat adalah berdasarkan wilayah yang diampu. Wilayah I meliputi wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Papua Barat, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah. Wilayah II meliputi wilayah Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Papua, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Gambar 1.1 Pembagian Wilayah dan Mitra Kerja Depui Bidang PPKD
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 8
C Capaian Kinerja Deputi Bidang PPKD Tahun 2015-2019
1. Sasaran Strategis Deputi Bidang PPKDDeputi Bidang PPKD menetapkan tiga tujuan strategis yang ingin dicapai dalam Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019, yaitu: (i) Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Daerah yang Bersih dan Efektif (ii) Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Daerah, dan (iii) Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah yang Profesional dan Kompeten.
Dalam upaya mencapai tujuan strategis tersebut, Deputi Bidang PPKD telah merumuskan tiga sasaran strategis dan menetapkan tujuh indikator kinerja sasaran strategis sebagai dasar pengukuran kinerja Deputi Bidang PPKD. Sasaran strategis dan indikator kinerja sasaran strategis yang ditetapkan oleh Deputi Bidang PPKD selaras dengan sasaran strategis yang ada dalam Rencana Strategis BPKP. Tiga sasaran strategis Deputi Bidang PPKD tersebut mendukung tiga sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh BPKP yaitu: 1) Meningkatnya kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional, 2) Meningkatnya maturitas SPIP dan efektivitas SPI korporasi, dan 3) Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern pemerintah Kementerian, Lembaga, dan Pemda.
Hasil pengukuran kinerja Tahun 2019 menunjukkan bahwa capaian target kinerja atas 7 IKU sasaran strategis Deputi Bidang PPKD adalah sebesar 86,40%. Target, realisasi, dan capaian kinerja sasaran strategis disajikan sebagai berikut:
Tabel 1.2 Target, Realisasi, dan Capaian Kinerja Sasaran Strategis Deputi Bidang PPKD Tahun 2019
No Sasaran Strategis/Sasaran Program Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian %
Sasaran Strategis IKSS1 Meningkatnya Kualitas
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional
Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Program Prioritas dalam Nawa Cita
Skala1 - 5
3 3 100,00%
2 Meningkatnya Maturitas SPIP
Maturitas SPIP K/L (Level 3)
% 100,00 50,00 50,00%
Maturitas SPIP Provinsi (Level 3)
% 85,00 79,41 93,42%
Maturitas SPIP Kabupaten/Kota (Level 3)
% 70,00 55,51 79,30%
3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah K/L/Pemerintah Daerah
Kapabilitas APIP K/L (Level 2 Plus dan Level 3)
% 0,00 100,00 120,00%
Kapabilitas APIP Provinsi (Level 2 Plus dan Level 3)
% 85,00 70,59 83,04%
Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota (Level 2 Plus dan Level 3)
% 70,00 55,31 79,02%
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 9
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional
Pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional” diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja “Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Program Prioritas Dalam Nawa Cita”. Indeks tersebut mencerminkan kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Program Pembangunan Nasional (AP3N), yaitu apakah pengelolaan program pembangunan nasional tersebut telah dilaksanakan secara transparan, liable, controllable, responsible, dan responsive. Nilai indeks diukur dalam skala 1-5. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan kualitas akuntabilitas pengelolaan program pembangunan nasional yang semakin baik. Target nilai indeks pada tahun 2019 adalah 3 dari skala 5.
Pengukuran Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Program Pembangunan Nasional (AP3N) Tahun 2019 pada Deputi Bidang PPKD dilakukan atas Kegiatan Prioritas Peningkatan Kapasitas Aparat Pemerintah Daerah dan Desa dalam Pengelolaan Keuangan dan Aset Pemerintahan Desa untuk periode Tahun Anggaran 2019. Hasil pengukuran menunjukkan unsur-unsur pemenuhan indikator telah sebagian terpenuhi dengan total skor yang diperoleh sebesar 59,82 atau berada pada kategori “cukup baik” atau level 3 dari lima level.
Sasaran Strategis 2: Meningkatnya Maturitas SPIP
Pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya Maturitas SPIP” diukur dengan menggunakan tiga IKU, yaitu “Maturitas SPIP K/L (level 3)”, “Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3)”, dan “Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3)”. Tingkat Maturitas SPIP merupakan kerangka kerja yang menunjukkan karakteristik dasar kematangan penyelenggaraan SPIP yang terstruktur dan berkelanjutan serta dapat digunakan sebagai instrumen evaluasi dan panduan generik dalam peningkatan efektivitas penyelenggaraan SPIP. Semakin tinggi level Maturitas penyelenggaraan SPIP pada K/L/D, diharapkan akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan birokrasi yang semakin berkualitas.
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 10
IKU “Maturitas SPIP Kementerian/Lembaga (level 3)” diukur dengan menghitung jumlah Kementerian/Lembaga yang telah memperoleh capaian tingkat kematangan/maturitas level 3 dibandingkan jumlah Kementerian/Lembaga yang menjadi mitra kerja Deputi Bidang PPKD sebanyak 3 K/L yaitu Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kementerian Desa-PDTT) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).
a. Maturitas SPIP K/L (Level 3)
Sampai dengan Tahun 2019, terhadap tiga K/L yang menjadi mitra kerja Deputi Bidang PPKD, telah dilakukan penilaian tingkat maturitas. Sebanyak 2 K/L berada pada level 2 dalam kategori “berkembang”, yaitu BNPP dan Kementerian Desa-PDTT dengan capaian masing-masing 2,627 dan 2,403. Selanjutnya sebanyak 1 K/L berada pada kategori “terdefinisi” yaitu Kementerian Dalam Negeri dengan capaian 3,006.
Kementerian Desa-PDTT menjadi mitra Deputi Bidang PPKD setelah pelaksanaan reorganisasi pada awal 2019. Oleh karena itu, kementerian tersebut tidak termasuk target sehingga realisasi Maturitas SPIP K/L (level 3) adalah sebesar 50% dari target sebesar 100%. Dengan demikian, jika dibandingkan dengan target, capaian IKU ini adalah sebesar 50,00%.
IKU “Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3)” diukur dengan menghitung jumlah Pemerintah Provinsi yang Maturitas SPIP-nya mencapai level 3 dibandingkan jumlah Pemerintah Provinsi yang menjadi mitra kerja BPKP sebanyak 34 Pemerintah Provinsi. Dari tahun 2016 hingga tahun 2019, penilaian Maturitas SPIP telah dilakukan pada 34 Pemerintah
b. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)
Gambar 1.2 Target, Realisasi, dan Capaian IKU Maturitas
SPIP K/L/D Level 3
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 11
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
IKU “Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3)” diukur dengan menghitung jumlah Pemerintah Kabupaten/ Kota yang Maturitas SPIP-nya mencapai level 3 dibandingkan jumlah Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra kerja BPKP sebanyak 508 Pemerintah Kabupaten/Kota.
c. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)
Sasaran Strategis 3: Meningkatnya Kapabilitas APIP
Kapabilitas APIP adalah kemampuan yang dimiliki APIP agar dapat mewujudkan peran APIP secara efektif dalam melaksanakan tugas-tugas pengawasan. Dalam rangka mewujudkan APIP yang efektif, BPKP mengembangkan model Kapabilitas pengawasan intern mengacu kepada Internal Audit Capability Model (IA-CM) yang dikembangkan oleh The Institute of Internal Auditors (IIA). Kapabilitas APIP diukur menggunakan skala 1-5. Semakin tinggi nilai Kapabilitas APIP menunjukkan kualitas APIP yang semakin baik dalam menjalankan perannya sebagai auditor intern.
Dari tahun 2016 hingga tahun 2019, penilaian Maturitas SPIP telah dilakukan pada 508 Pemerintah Kabupaten/Kota. Dari 508 Pemerintah Kabupaten/Kota, terdapat 282 Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah mencapai tingkat Maturitas SPIP level 3. Dengan demikian, realisasi Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3) sebesar 55,51% atau mencapai 79,30% dari target Tahun 2019 sebesar 70%.
IKU “Kapabilitas APIP K/L (Level 2 Plus dan Level 3)” diukur dengan menghitung jumlah APIP K/L mitra yang telah memperoleh capaian tingkat Kapabilitas Level 2 Plus dan Level 3 dibandingkan jumlah APIP K/L mitra Deputi Bidang PPKD sebanyak 2 APIP K/L. Sampai dengan tahun 2019, terdapat 2 APIP K/L mitra Deputi Bidang PPKD yang telah mencapai tingkat Kapabilitas APIP Level 2 Plus dan Level 3 sedangkan target IKU tersebut untuk tahun 2019 adalah sebesar 0%. Dengan demikian, realisasi Kapabilitas APIP K/L (Level 2 Plus dan Level 3) sebesar 100% dengan capaian sebesar 120%.
a. Kapabilitas APIP K/L (Level 2 Plus dan Level 3)
Provinsi atau seluruh Pemerintah Provinsi. Dari 34 Pemerintah Provinsi, terdapat 27 Pemerintah Provinsi yang telah mencapai tingkat Maturitas SPIP level 3. Dengan demikian, realisasi Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3) sebesar 79,41% atau mencapai 93,42% dari target tahun 2019 sebesar 85%.
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 12
IKU “Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota (Level 2 Plus dan Level 3)” diukur dengan menghitung jumlah APIP Kabupaten/Kota yang telah memperoleh capaian tingkat Kapabilitas Level 2 Plus dan Level 3 dibandingkan jumlah APIP Kabupaten/Kota yang menjadi mitra kerja BPKP sebanyak 508 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Sampai dengan tahun 2019, dari 508 APIP Kabupaten/Kota yang menjadi mitra Deputi Bidang PPKD, terdapat 281 APIP Kabupaten/Kota yang telah mencapai tingkat Kapabilitas APIP Level 2 Plus dan Level 3 yang telah melalui proses penjaminan kualitas dari Perwakilan BPKP disertai reviu oleh Deputi Bidang PPKD. Terhadap 281 APIP Kabupaten/Kota tersebut, sebanyak 141 APIP Kabupaten/Kota mencapai Level 3 dan sisanya Level 2 Plus. Dengan demikian, realisasi Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota (Level 2 Plus dan Level 3) sebesar 55,31% atau mencapai 79,02% dari target Tahun 2019 sebesar 70%.
c. Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota (Level 2 Plus dan Level 3)
Terhadap 24 APIP Provinsi tersebut, 14 APIP dalam kategori Level 3 dan 10 APIP dalam kategori Level 2 Plus. Dengan demikian, realisasi Kapabilitas APIP Provinsi (Level 2 Plus dan Level 3) sebesar 70,59% atau mencapai 83,04% dari target Tahun 2019 sebesar 85%.
2. Sasaran Program Deputi Bidang PPKDCapaian sasaran strategis Deputi Bidang PPKD merupakan resultante dari capaian sasaran program. Hasil pengukuran kinerja Tahun 2019 menunjukkan bahwa capaian target kinerja atas 12 sasaran program Deputi Bidang PPKD adalah sebesar 97,90%. Target, realisasi, dan capaian kinerja sasaran program disajikan sebagai berikut:
IKU “Kapabilitas APIP Provinsi (Level 2 Plus dan Level 3)” diukur dengan menghitung jumlah APIP Pemerintah Provinsi yang telah memperoleh capaian tingkat Kapabilitas Level 2 Plus dan Level 3 dibandingkan jumlah APIP Pemerintah Provinsi yang menjadi mitra kerja BPKP sebanyak 34 Pemerintah Provinsi. Sampai dengan tahun 2019, dari 34 APIP Provinsi yang menjadi mitra Deputi Bidang PPKD, terdapat 24 APIP Provinsi yang telah mencapai tingkat Kapabilitas APIP Level 2 Plus dan Level 3 yang telah melalui proses penjaminan kualitas disertai reviu.
b. Kapabilitas APIP Provinsi (Level 2 Plus dan Level 3)
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 13
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Tabel 1.3 Target, Realisasi, Capaian, dan Evaluasi Kinerja Sasaran Program Tahun 2019
No Sasaran Strategis/Sasaran Program Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian
%Sasaran Program IKSP
1 Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Pengawasan Keuangan Daerah
Program Kewilayahan yang Memperoleh Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Program Prioritas dalam Nawa Cita
% 55 59,82 108,76%
2 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP pada K/L/Pemerintah Daerah
Maturitas SPIP K/L (Level 3) % 100,00 50,00 50,00%
Maturitas SPIP Provinsi (Level 3)
% 85,00 79,41 93,42%
Maturitas SPIP Provinsi (Level 2)
% 15,00 17,65 117,67%
Maturitas SPIP Kabupaten/Kota (Level 3)
% 70,00 55,51 79,30%
Maturitas SPIP Kabupaten/Kota (Level 2)
% 30,00 31,69 105,63%
3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah K/L/Pemerintah Daerah
Kapabilitas APIP K/L (Level 3) % 50,00
Kapabilitas APIP K/L (Level 2 Plus)
% 50,00
Kapabilitas APIP K/L (Level 2 Plus dan Level 3)
% 0,00 100,00 120,00%
Kapabilitas APIP K/L (Level 2) % 100,00 0,00
Kapabilitas APIP Provinsi (Level 3)
% 41,18
Kapabilitas APIP Provinsi (Level 2 Plus)
% 29,41
Kapabilitas APIP Provinsi (Level 2 Plus dan Level 3)
% 85,00 70,59 83,04%
Kapabilitas APIP Provinsi (Level 2)
% 10,00 26,47 120,00%
Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota (Level 3)
% 27,76
Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota (Level 2 Plus)
% 27,55
Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota (Level 2 Plus dan Level 3)
% 70,00 55,31 79,02%
Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota (Level 2)
% 10,00 37,20 120,00%
CAPAIAN SASARAN PROGRAM 97,90%
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 14
Pencapaian kinerja Deputi Bidang PPKD didorong oleh nilai-nilai yang dijunjung tinggi dan diyakini oleh seluruh insan Deputi Bidang PPKD. Nilai-nilai luhur BPKP, PIONIR, yang berarti pemrakarsa, menjadi dasar sekaligus mengilhami seluruh pegawai BPKP, khususnya di lingkungan Deputi Bidang PPKD, untuk selalu berinovasi guna menghasilkan produk-produk yang dibutuhkan oleh stakeholders. Nilai-nilai PIONIR merupakan bentukan dari enam nilai di bawah ini:
D Nilai-nilai Luhur
Profesional didefinisikan sebagai suatu standar kualitas kerja keahlian yang menjamin kepercayaan masyarakat pada umumnya dan pengguna jasa pada khususnya, karena dilandasi oleh pola kerja, pola pikir, dan pola sikap menurut standar keahlian minimal yang ditetapkan oleh organisasi profesi dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sikap profesional harus melekat pada seluruh pegawai di lingkungan Deputi Bidang PPKD karena merupakan landasan dalam membangun citra organisasi sebagai wadah profesi bagi auditor yang dapat dipercaya.
ProfesionalP
Integritas adalah nilai yang mengandung makna gabungan dari kejujuran, objektivitas, keberanian, konsistensi, dan konsekuensi. Nilai pengawasan, selain bergantung pada kompetensi pengawas, juga sangat dipengaruhi oleh integritas. Pengawas yang kompeten akan dapat menyalahgunakan ilmunya ketika tidak disertai dengan integritas.
IIntegritas
Orientasi pada kepentingan/pelayanan kepada masyarakat adalah keinginan untuk membantu atau melayani pihak lain untuk memenuhi kebutuhan mereka, dengan cara mengetahui dan memenuhi kebutuhan pengguna, baik pengguna internal maupun eksternal. Sesuai dengan nilai ini, Deputi Bidang PPKD senantiasa berusaha memberi manfaat/nilai tambah kepada stakeholders.
OOrientasi pada Kepentingan/Pelayanan kepada Masyarakat
Nilai nurani dan akal sehat adalah nilai untuk bertindak proporsional, menghindari diri dari praktik pengawasan yang berlebihan untuk memberikan informasi yang sensasional tanpa melunakkan metode pengawasannya.Dengan mempertimbangkan nurani dan akal sehat, auditor ditantang untuk menerapkan etika pengawasan, bukan hanya sekedar sebuah kekakuan sikap untuk menaati peraturan dan sikap mengukuhi kebenaran bagi orang banyak sebagai kebenaran tertinggi, yang pada struktur sosial yang timpang akan mengekalkan tirani mayoritas.
Nurani dan Akal SehatN
Independensi mencakup dua hal yaitu independensi dalam sikap dan dalam penampilan. Independensi tetap diperlukan bagi aparat pengawas intern tidak terkecuali BPKP. Selain memberikan laporannya langsung kepada para pimpinan lembaga eksekutif, BPKP juga memaparkan hasil pengawasannya kepada DPR manakala diminta, tentunya dengan memerhatikan kaitannya dengan aspek kode etik profesi.
IndependenI
Responsibel adalah sikap seorang yang mengakui adanya tanggung jawab yang bermula pada dirinya (obligation to act). Ini adalah salah satu sikap yang dipercaya merupakan komponen dari proses good governance. Dengan adanya kejelasan tanggung jawab, seseorang akan dapat bekerja secara terarah sesuai dengan kewenangan dan kewajibannya. Pada akhirnya, responsibilitas akan membimbing seseorang untuk menuntaskan tanggung jawabnya tersebut lewat upaya akuntabilitas (obligation to answer).
ResponsibelR
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 15
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Nilai-nilai luhur BPKP tersebut semakin dikuatkan dengan moto Deputi Bidang PPKD, IDEA, yang merupakan bentukan dari Innovative, Delivered, Effective, Accountable. Makna dari masing-masing nilai tersebut adalah sebagai berikut:
InnovativeInsan di lingkungan Deputi Bidang
PPKD senantiasa berinovasi menghadirkan produk layanan yang adaptif sesuai kebutuhan stakeholder dengan mengikuti perkembangan dan
dinamika lingkungan eksternal.
DeliveredDalam menyampaikan hasil kinerja,
insan Deputi Bidang PPKD selalu berupaya agar layanan yang diberikan
dapat tersampaikan dan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh
stakeholders.
EffectiveInsan Deputi Bidang PPKD senantiasa
bekerja sekuat tenaga agar dapat mencapai tujuan pengawasan
akuntabilitas keuangan daerah dan desa yaitu terwujudnya tata kelola
pemerintahan daerah dan desa yang baik.
AccountableSemua produk layanan Deputi Bidang PPKD dapat dipertanggungjawabkan
baik dari sisi kinerja maupun pengelolaan keuangannya.
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 16
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 17
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 18
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
BAB IITARGET KINERJA,
TANTANGAN, DAN STRATEGI
Dalam RPJMN periode 2020-2024, Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan sasaran pembangunan “mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas dan berdaya saing”. Untuk mencapai target tersebut, Pemerintah menetapkan tujuh agenda pembangunan sebagai fokus utama dalam periode RPJMN 2020-2024.
Dalam rangka mendukung pencapaian visi dan misi Presiden serta agenda pembangunan dalam RPJMN 2020-2024, BPKP memformulasikan peran dan fungsinya melalui visi, misi, dan tujuan BPKP yang selaras dengan Visi dan Misi Presiden dalam RPJMN 2020-2024. Penjabaran atas visi, misi dan tujuan BPKP dituangkan dalam Peraturan BPKP Nomor 2 Tahun 2020 tentang Renstra BPKP 2020-2024. BPKP memposisikan dirinya melalui visi: Menjadi Auditor Internal Pemerintah Berkelas Dunia dan Trusted Advisor Pemerintah untuk Meningkatkan Good Governance Sektor Publik dalam rangka Mewujudkan Visi Misi Presiden dan Wakil Presiden “Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”.
Sebagai auditor internal pemerintah, BPKP melaksanakan kegiatan pengawasan baik dalam bentuk pemberian keyakinan (assurance) maupun konsultansi (consulting) yang berfokus pada peningkatan kualitas proses tata kelola (governance), risiko (risk) dan pengendalian intern (control). BPKP memiliki peran untuk membantu manajemen pemerintahan dalam pencapaian sasaran strategis dan tujuan organisasi secara efektif dan efisien serta bebas dari penyimpangan/KKN. Kebutuhan akan pengawasan internal semakin menguat, ditandai dengan adanya mekanisme pengendalian pembangunan yang dituangkan dalam RPJMN 2020-2024. BPKP bersama dengan Ombudsman RI dan BPK RI diberikan tugas untuk menghasilkan informasi evaluatif bahwa mekanisme
pengendalian yang dijalankan oleh Kementerian dan lembaga pelaksana maupun Bappenas telah berjalan dengan baik. Kebutuhan akan hadirnya pengawasan intern ini sangat nyata terlebih lagi jika dikaitkan dengan perhatian Presiden yang dalam berbagai kesempatan mengingatkan akan adanya risiko kegagalan mewujudkan pembangunan nasional yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat (tidak hanya sent namun dipastikan delivered) serta risiko korupsi yang harus mampu ditutup.
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 19
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 20
Perubahan peta strategis tersebut menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi BPKP. Untuk itu, BPKP telah mempersiapkan diri untuk merespons tantangan strategis RPJMN lima tahun ke depan tersebut dengan menyusun Renstra tahun 2020-2024 yang dituangkan dalam Peraturan BPKP Nomor 2 Tahun 2020. Dalam Peraturan ini dinyatakan bahwa tujuan BPKP atau kondisi yang ingin dicapai oleh BPKP pada tahun 2024 adalah: (i) Terwujudnya Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan Nasional, dan (ii) Terwujudnya Tata Kelola Pengawasan yang Unggul, Akuntabel dan Sehat. Untuk memperoleh gambaran dari target outcome yang akan dicapai tersebut, maka kedua tujuan di atas dirumuskan ke dalam enam sasaran strategis yaitu 1) meningkatnya pengawasan pembangunan atas akuntabilitas keuangan negara dan daerah, 2) meningkatnya pengawasan pembangunan atas akuntabilitas pembangunan nasional, 3) meningkatnya pengawasan pembangunan atas akuntabilitas badan usaha, 4) meningkatnya pengawasan pembangunan atas efektivitas pengendalian korupsi, 5) meningkatnya kualitas pengendalian intern K/L/D/BU, serta 6) meningkatnya tata kelola pengawasan yang berkualitas. Sasaran strategis yang dirumuskan serta kerangka konseptual (conceptual framework) Renstra BPKP 2020-2024 dapat diilustrasikan dalam gambar berikut ini:
Gambar 2.1 Sasaran Strategis BPKP Tahun 2020-2024
Keenam sasaran strategis tersebut secara kolektif dan bersama-sama akan mendukung pencapaian visi misi BPKP sekaligus mendukung visi misi Presiden dalam mencapai tujuan pembangunan nasional melalui perannya sebagai aparat pengawasan intern pemerintah. Dari sisi regulasi, dalam Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, pasal 3 menyatakan bahwa BPKP memiliki fungsi antara lain untuk melakukan audit atas program pembangunan nasional, optimalisasi penerimaan negara/daerah, melakukan audit investigasi serta pengawasan terhadap hal yang menghambat kelancaran pembangunan.
Dalam Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan pasal 19 dinyatakan bahwa Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah mempunyai tugas membantu Kepala di bidang pelaksanaan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan dan program lintas sektoral pembangunan daerah.
Akuntabilitas KeuanganNegara/Daerah
Akuntabilitas Pembangunan Nasional/Daerah
Akuntabilitas BadanUsaha/Korporasi
Efektivitas PengendalianKorupsi
Kualitas PengendalianIntern K/L/D/BU
SASARAN STRATEGIS BPKP
IKU
IKU
IKU
IKU
IKU
IKUTata Kelola Pengawasanyang Berkualitas06
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 21
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Dalam perencanaan strategis tahun 2020-2024, kegiatan pengawasan intern Deputi Bidang PPKD baik dalam bentuk kegiatan konsultansi (consulting) maupun kegiatan pemberian keyakinan (assurance) diarahkan untuk menjaga akuntabilitas keuangan dan kinerja daerah serta akuntabilitas pembangunan daerah. Pencapaian akuntabilitas keuangan dan pembangunan daerah ini perlu ditopang dengan tata kelola pemerintah yang baik. Terkait peningkatan tata kelola (governance system), Deputi Bidang PPKD memberikan konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem pengendalian intern (SPIP) kepada K/L/D, dan pembinaan kapabilitas APIP K/L/D. Penguatan atas ketiga unsur tata kelola yaitu SPIP, manajemen risiko dan kapabilitas APIP akan dapat memperkuat akuntabilitas keuangan dan pembangunan daerah. Keterkaitan antarsasaran pengawasan Deputi Bidang PPKD dapat digambarkan dalam kerangka pikir (framework) sebagai berikut:
Selain menerapkan nilai-nilai PIONIR dalam melaksanakan setiap tugas dan fungsinya, Deputi Bidang PPKD juga berusaha untuk senantiasa mengedepankan moto IDEA yang merupakan akronim dari Innovative, Delivered, Effective, Accountable sebagai perwujudan dari keinginan insan Deputi Bidang PPKD dalam memberikan layanan kepada para stakeholder.
Untuk mendukung target outcome yang ingin dicapai BPKP pada tahun 2024, Deputi Bidang PPKD melaksanakan tiga sasaran strategis BPKP, yaitu 1) Sasaran Strategis pertama “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara dan Daerah”; 2) Sasaran Strategis kedua “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Pembangunan Nasional”; dan 3) Sasaran Strategis kelima “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/D/BU”.
Gambar 2.2 Framework Renstra Deputi Bidang PPKD Tahun 2020-2024
Sumber: diolah dan disarikan dari Renstra BPKP 2020-2024
Deputi Bidang PPKD dalam melaksanakan tugas dan fungsi akan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik itu dari internal maupun eksternal. Oleh karenanya, dalam merumuskan strategi pengawasan intern yang tepat, Deputi Bidang PPKD perlu mengidentifikasi berbagai potensi dan permasalahan baik dari sisi kelembagaan, proses bisnis internal, maupun dari sisi hubungan antarlembaga.
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 22
Secara umum, strategi pengawasan intern Deputi Bidang PPKD tahun 2020-2024 dibagi ke dalam dua fokus yaitu penguatan kondisi internal dan perbaikan strategi eksternal. Secara internal, Deputi Bidang PPKD juga secara proaktif melakukan pembenahan antara lain melalui peningkatan kompetensi SDM, pemutakhiran pedoman dan metodologi, pengelolaan data dan informasi serta optimalisasi penggunaan teknologi informasi. Perbaikan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses bisnis internal, komunikasi dan sinergi antarlembaga serta penguatan kelembagaan.
Secara eksternal, Deputi Bidang PPKD terus menerus mendorong perbaikan dalam banyak hal di antaranya terus melakukan edukasi publik melalui media kehumasan maupun media sosial, pembangunan awareness pimpinan manajemen K/L/D, dan penyusunan policy brief. Selain itu, strategi komunikasi eksternal juga dilakukan antara lain melalui High Level Meeting dengan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Lembaga Administrasi Negara, K/L terkait lainnya dan Badan Pemeriksa Keuangan, serta Pemerintah Daerah (pemda). Pertemuan tersebut diharapkan akan menghasilkan peraturan/kebijakan dan strategi yang dapat mendorong peningkatan awareness, komitmen, serta self-ownership pimpinan K/L/D terhadap implementasi penyelenggaraan SPIP dan penerapan manajemen risiko atas program dan kegiatan pembangunan nasional yang menjadi tugas dan tanggung jawab masing-masing serta peningkatan kapabilitas APIP.
Deputi Bidang PPKD menetapkan 3 (tiga) sasaran program yang merupakan hasil yang akan dicapai dari pelaksanaan program dalam rangka pencapaian sasaran strategis BPKP. Sasaran program tersebut mencerminkan berfungsinya keluaran. Adapun ketiga sasaran program tersebut meliputi: 1) Meningkatnya Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Daerah; 2) Meningkatnya Pengawasan atas Akuntabilitas Pembangunan Nasional; dan 3) Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern Pemerintah Daerah. Setiap sasaran program yang telah ditetapkan akan diukur dengan indikator kinerja program untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian hasil dari program yang dilaksanakan.
A Program dan Sasaran Program
Program Deputi Bidang PPKD merupakan penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan misi BPKP yang mencerminkan tugas dan fungsi BPKP di bidang pengawasan intern terhadap akuntabilitas penyelenggaraan keuangan dan program lintas sektoral pembangunan daerah dan berisikan kegiatan untuk mencapai hasil pengawasan dengan indikator kinerja yang terukur. Program yang dilaksanakan oleh Deputi Bidang PPKD merupakan program teknis pengawasan yang dirancang untuk mewujudkan tugas dan fungsi Deputi Bidang PPKD. Program yang dilaksanakan oleh Deputi Bidang PPKD adalah “Program Pengawasan Pembangunan (Program 06)”.
sasaran program tersebut meliputi: 1) Meningkatnya Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja
Daerah; 2) Meningkatnya Pengawasan atas Akuntabilitas Pembangunan Nasional; dan 3) Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern
Pemerintah Daerah
“
“
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 23
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Sasaran Program 1: Meningkatnya Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Daerah
Sasaran program “Meningkatnya Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Daerah” merupakan penjabaran atas mandat Deputi Bidang PPKD dalam melakukan pengawasan terhadap akuntabilitas penerimaan dan akuntabilitas pengeluaran keuangan daerah serta optimalisasi atas pendapatan asli daerah. Sasaran program ini merupakan kondisi yang ingin diwujudkan oleh Deputi Bidang PPKD pada setiap tahun selama kurun waktu rencana strategis 2020-2024 yang mencerminkan anggaran daerah yang dikelola memiliki manfaat terhadap pencapaian sasaran pembangunan dan bebas dari penyimpangan keuangan.
Keberhasilan pencapaian hasil (outcome) dari program ini akan diukur dengan menggunakan empat indikator kinerja yaitu: (a) Nilai optimalisasi pendapatan asli daerah yang terealisasi; (b) Potensi pendapatan asli daerah yang dioptimalisasi; (c) Nilai Efisiensi Pengeluaran Daerah; dan (d) Nilai Penyelamatan Pengeluaran Negara/Daerah.
Nilai optimalisasi PAD yang terealisasi merupakan nilai optimalisasi PAD berdasarkan hasil pengawasan BPKP, khususnya untuk jenis PAD Pajak Daerah dan Retribusi Daerah objek pengawasan BPKP yang ditindaklanjuti dengan proses penetapan/penagihan.
a. Nilai optimalisasi pendapatan asli daerah yang terealisasi
Indikator ini digunakan untuk menilai sejauh mana optimalisasi pendapatan asli daerah sebagai hasil pengawasan dapat direalisasikan untuk meningkatkan penerimaan PAD. Indikator ini diukur dengan menghitung nilai OPAD hasil pengawasan BPKP, yang ditindaklanjuti dengan penetapan kurang bayar atas PAD khususnya untuk jenis pajak dan retribusi daerah yang menjadi objek pengawasan BPKP.
Potensi PAD yang dioptimalisasi merupakan potensi PAD yang dapat ditingkatkan sebagai hasil pengawasan BPKP khususnya untuk jenis PAD Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang menjadi objek pengawasan BPKP.
b. Potensi pendapatan asli daerah yang dioptimalisasi
Indikator ini bertujuan menilai sejauh mana kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Deputi Bidang PPKD dapat mengoptimalkan potensi PAD di pemda. Indikator ini diukur dengan menghitung jumlah nilai selisih dari potensi PAD dari hasil kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Deputi Bidang PPKD dengan target yang dianggarkan oleh pemda dalam APBD.
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 24
Nilai efisiensi pengeluaran daerah merupakan nilai yang menunjukkan besarnya pengurangan/pengalihan nilai pengeluaran yang direncanakan (belum direalisasi) yang tidak tepat berdasarkan kegiatan pengawasan yang dilakukan Deputi Bidang PPKD. Perencanaan yang tidak tepat antara lain karena tidak berorientasi hasil, tidak jelas ukuran keberhasilannya, tidak memiliki dampak langsung terhadap pencapaian sasaran dan proses bisnis kegiatan tidak selaras dengan sasaran.Indikator ini bertujuan untuk menilai kesesuaian belanja dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan dan kriteria yang berlaku. Indikator ini diukur dengan menghitung nilai pengurangan/pengalihan rencana belanja proyek/kegiatan/ program yang tidak tepat.
Nilai penyelamatan pengeluaran negara/daerah merupakan nilai yang menunjukkan besarnya jumlah temuan pengembalian ke kas negara/daerah atas belanja yang sudah direalisasikan dan/atau pemulihan hak negara/daerah atas aset negara/daerah.
c. Nilai Efisiensi Pengeluaran Daerah
Sasaran program “Meningkatnya Pengawasan atas Akuntabilitas Pembangunan Nasional” merupakan penjabaran atas mandat Deputi Bidang PPKD dalam melakukan pengawasan terhadap akuntabilitas pembangunan daerah dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran pemerintah daerah dan/atau subsidi pemerintah daerah. Sasaran program 2 merupakan kondisi yang ingin diwujudkan oleh Deputi Bidang PPKD pada setiap tahun selama kurun waktu rencana strategis 2020-2024 yang mencerminkan tingkat ketercapaian dari sasaran pembangunan dan kegiatan prioritas melalui tugas pengawasan pembangunan.
d. Nilai Penyelamatan Pengeluaran Negara/Daerah
Indikator ini bertujuan untuk menilai kesesuaian belanja dengan kriteria dan perundang-undangan yang berlaku, serta pengamanan dan pemulihan aset negara/daerah. Indikator ini diukur dengan menjumlahkan temuan nilai belanja yang dikembalikan ke kas negara/daerah termasuk denda yang dikenakan dan nilai aset yang dipulihkan dari hasil pengawasan di lingkup Deputi Bidang PPKD.
Sasaran Program 2: Meningkatnya
Pengawasan atas Akuntabilitas
Pembangunan Nasional
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 25
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Keberhasilan pencapaian hasil (outcome) dari program ini diukur dengan menggunakan dua indikator kinerja:
Jumlah KP yang tercapai sesuai target merupakan jumlah KP yang ditargetkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) pada tahun tertentu yang mencapai target yang ditetapkan sesuai dengan indikator kinerjanya.
a. Jumlah Kegiatan Prioritas yang tercapai sesuai target
Indikator ini menunjukkan sejauh mana keberhasilan Kegiatan Prioritas nasional mencapai target yang ditetapkan. Indikator ini diukur dengan menghitung jumlah kegiatan prioritas yang menjadi objek pengawasan Deputi Bidang PPKD yang tercapai target kinerjanya sebagaimana tertuang dalam Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) pada tahun berjalan.
b. Jumlah Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah yang Tercapai Sesuai TargetJumlah program lintas sektoral pembangunan daerah yang tercapai sesuai target merupakan jumlah program yang diinisiasi oleh pemda dan melibatkan lebih dari satu pemda.Indikator ini merupakan indikator tambahan dari Deputi Bidang PPKD yang menunjukkan sejauh mana keberhasilan Program Lintas Sektoral mencapai target yang ditetapkan. Indikator ini diukur dengan menghitung jumlah Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah yang menjadi objek pengawasan Deputi Bidang PPKD yang tercapai target kinerjanya.
Sasaran Program 3: Meningkatnya Pengawasan atas Kualitas Pengendalian Intern Pemerintah Daerah
Sasaran program “Meningkatnya Pengawasan atas Kualitas Pengendalian Intern Pemerintah Daerah” merupakan penjabaran atas amanat Deputi Bidang PPKD dalam melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah, melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP dan pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah daerah. Sasaran program 3 merupakan kondisi yang ingin diwujudkan oleh Deputi Bidang PPKD pada setiap tahun selama kurun waktu rencana strategis 2020-2024 yang mencerminkan tingkat kematangan penerapan sistem pengendalian intern pemerintah, tingkat kapabilitas aparat pengawasan intern pemerintah, serta tingkat kematangan penerapan manajemen risiko di pemerintah daerah.
Keberhasilan pencapaian hasil (outcome) dari program ini diukur dengan menggunakan dua indikator kinerja:
Level 1
Level 2
Level 3
Level 4Level 5
APIP yang Efektif (Pasal 11
PP 60/2008)
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 26
Kapabilitas APIP merupakan kemampuan yang dimiliki APIP agar dapat mewujudkan peran APIP secara efektif dalam melaksanakan tugas-tugas pengawasan. Dalam rangka pengukuran indikator ini, BPKP mengembangkan model Peningkatan Kapabilitas pengawasan intern yang mengacu kepada Internal Audit Capability Model (IA-CM) yang dikembangkan oleh The Institute of Internal Auditor (IIA). IACM menunjukkan langkah-langkah untuk maju dari tingkat pengawasan intern yang kurang kuat menuju kondisi yang kuat dan efektif terkait dengan organisasi yang lebih matang. Di dalam model IACM, APIP dibagi menjadi lima level kapabilitas, yaitu Level 1 (Initial), Level 2 (Infrastructure), Level 3 (Integrated), Level 4 (Managed), dan Level 5 (Optimizing).
Dalam rangka mewujudkan sistem pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel, Pemerintah telah mengamanatkan dalam Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008 bahwa setiap Pimpinan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian intern atas keseluruhan kegiatan di instansinya. Salah satu unsur untuk mewujudkan suatu sistem pengendalian intern yang memadai adalah memperkuat peran APIP yang efektif. Untuk mewujudkan APIP yang efektif, APIP perlu memiliki kapabilitas yang memadai agar memiliki kemampuan untuk melaksanakan perannya dengan efektif.
a. Persentase APIP K/L/D dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3
Indikator Kapabilitas APIP pada K/L/D mencerminkan tingkat kapabilitas aparat pengawasan intern kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah dalam rangka mewujudkan peran APIP yang efektif. Indikator ini mengukur sejauh mana kapabilitas APIP K/L/D, serta mengidentifikasi area-area kapabilitas APIP yang memerlukan perbaikan peningkatan kapabilitas APIP.Kapabilitas APIP diukur dengan menilai enam elemen dalam model penilaian kapabilitas APIP yang terdiri dari: 1) peran dan layanan; 2) pengelolaan SDM; 3) praktik profesional; 4) akuntabilitas dan manajemen kinerja; 5) budaya dan hubungan organisasi; dan 6) struktur tata kelola. Indikator ini diukur dengan menghitung persentase APIP K/L/D yang memenuhi kapabilitas APIP ≥ Level 3; dibandingkan dengan jumlah total APIP K/L/D yang menjadi mitra kerja Deputi Bidang PPKD.
Initial
Infrastructure
Integrated
Gambar 2.3 Level IACM
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 27
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) merupakan upaya pemerintah memenuhi pasal 58 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yaitu menyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintah secara menyeluruh dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas. Berdasarkan Pasal 47 Ayat (1) Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008, efektivitas penyelenggaraan SPIP merupakan tanggung jawab menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/wali kota. Proses pengendalian intern terintegrasi dalam pelaksanaan sehari-hari tindakan manajerial dan kegiatan teknis instansi pemerintah yang kualitasnya tercermin dari tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP.Tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP merupakan kerangka kerja yang memuat karakteristik dasar yang menunjukkan tingkat kematangan penyelenggaraan SPIP yang terstruktur dan berkelanjutan. Setiap tingkat maturitas memiliki karakteristik dasar yang menunjukkan peran atau kapabilitas penyelenggaraan SPIP dalam mendukung pencapaian tujuan instansi pemerintah. Semakin tinggi tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP, diharapkan akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan birokrasi yang semakin berkualitas.
b. Persentase K/L/D dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3
Indikator Maturitas Penyelenggaraan SPIP diharapkan dapat mengindikasikan kinerja BPKP dari hasil pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pada kementerian, lembaga dan pemerintah daerah. Indikator ini mengukur sejauh mana tingkat kematangan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pada kementerian, lembaga dan pemerintah daerah, serta mengidentifikasi area-area penyelenggaraan pengendalian intern yang memerlukan perbaikan peningkatan penyelenggaraan SPIP.Maturitas penyelenggaraan SPIP diukur dengan melihat implementasi atas 5 (lima) unsur SPIP yaitu: 1) lingkungan pengendalian; 2) penilaian risiko; 3) kegiatan pengendalian; 4) informasi dan komunikasi; dan 5) pemantauan pengendalian intern. Indikator ini diukur dengan menghitung persentase K/L/D yang memenuhi karakteristik maturitas penyelenggaraan SPIP ≥ Level 3 dibandingkan dengan jumlah K/L/D yang menjadi mitra kerja Deputi Bidang PPKD.
Level 1
Level 2
Level 3
Level 4Level 5
Managed
Optimizing
Sumber: The Institute of Inter-nal Auditors
APIP yang Efektif (Pasal 11
PP 60/2008)
Integrated
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 28
Penerapan Manajemen Risiko di Instansi Pemerintah berkaitan erat dengan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, penilaian risiko dilakukan terhadap tujuan yang ditetapkan oleh Instansi Pemerintah. Terhadap risiko tersebut, instansi pemerintah kemudian melaksanakan kegiatan pengendalian yang merupakan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko. Lebih lanjut, Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 menyatakan bahwa pimpinan instansi pemerintah merumuskan pendekatan manajemen risiko dan kegiatan pengendalian risiko yang diperlukan untuk memperkecil risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Setiap aktivitas yang dilakukan organisasi, termasuk oleh organisasi instansi pemerintah, tidak terlepas dari adanya risiko yang dapat berpengaruh pada pencapaian tujuan. Risiko yang dihadapi oleh organisasi jika tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan tujuan organisasi tidak tercapai. Agar tujuan kementerian/lembaga dapat tercapai, risiko-risiko yang dihadapi kementerian/lembaga perlu dikelola.
c. Persentase K/L dengan MRI ≥ Level 3
Indeks Manajemen Risiko merupakan suatu model yang memuat karakteristik dasar dan tingkat kematangan pengelolaan risiko di suatu K/L/D. Model tersebut memadukan budaya (culture), tata kelola (governance), dan proses terkait manajemen risiko. Indikator indeks manajemen risiko pada K/L mencerminkan kualitas penerapan manajemen risiko di lingkup K/L. Semakin tinggi Indeks Manajemen Risiko, diharapkan akan semakin baik kualitas pengelolaan manajemen risiko dan pencapaian tujuan instansi pemerintah.
Indikator ini diukur dengan menghitung persentase K/L mitra kerja Deputi Bidang PPKD yang mengimplementasikan pengelolaan/manajemen risiko dan memenuhi karakteristik level 3 dibandingkan dengan total K/L yang menjadi mitra kerja Deputi Bidang PPKD.
d. Persentase Pemda Provinsi dengan MRI ≥ Level 3
Indikator indeks manajemen risiko pada pemda provinsi mencerminkan kualitas penerapan manajemen risiko di lingkup pemda provinsi. Semakin tinggi Indeks Manajemen Risiko, diharapkan akan semakin baik kualitas pengelolaan manajemen risiko dan pencapaian tujuan pemda provinsi.
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 29
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Indikator ini diukur dengan menghitung persentase pemda provinsi mitra kerja Deputi Bidang PPKD yang mengimplementasikan pengelolaan/manajemen risiko dan memenuhi karakteristik level 3 dibandingkan dengan total pemda provinsi yang menjadi mitra kerja Deputi Bidang PPKD.
Indikator ini diukur dengan menghitung persentase pemda kabupaten/kota mitra kerja Deputi Bidang PPKD yang mengimplementasikan pengelolaan/manajemen risiko dan memenuhi karakteristik level 3 dibandingkan dengan total pemda kabupaten/kota yang menjadi mitra kerja Deputi Bidang PPKD.
Indikator indeks manajemen risiko pada pemda kabupaten/kota mencerminkan kualitas penerapan manajemen risiko di lingkup pemda kabupaten/kota. Semakin tinggi Indeks Manajemen Risiko, diharapkan akan semakin baik kualitas pengelolaan manajemen risiko dan pencapaian tujuan pemda kabupaten/kota.
e. Persentase Pemda Kabupaten/kota dengan MRI ≥ Level 3
Gambar 2.4Workshop Pengelolaan Risiko,Perencanaan Pengawasan Berbasis Risiko,Audit Kinerja
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 30
Tabel 2.1 Target Kinerja Sasaran Program Deputi Bidang PPKD
Sasaran Program
Indikator Kinerja
Program
Satuan Hasil
Target Unit Organisasi Pelaksana2020 2021 2022 2023 2024
Program Pengawasan Pembangunan (Program 06)
Meningkatnya Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Daerah
IKP 1: Nilai optimalisasi pendapatan asli daerah yang terealisasi
Rp Juta 5.761 11.918 16.824 18.833 20.824 Deputi PPKD dan Perwakilan
IKP 2: Potensi pendapatan asli daerah yang dioptimalisasi
Rp Juta 11.523 19.864 28.039 31.389 34.707 Deputi PPKD dan Perwakilan
IKP 3: Nilai Efisiensi Pengeluaran Daerah
Rp Juta 0 6.211.844 5.099.275 4.487.362 3.702.074 Deputi PPKD dan Perwakilan
IKP 4: Nilai Penyelamatan Pengeluaran Daerah
Rp Juta - 6.000 6.120 6.242 6.367 Deputi PPKD
Meningkatnya Pengawasan atas Akuntabilitas Pembangunan Nasional
IKP 1: Jumlah KP yang tercapai sesuai target
Jml 9 9 9 9 9 Deputi PPKD
IKP 2: Jumlah Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah yang Tercapai Sesuai Target
Jml - 5 5 5 5 Deputi PPKD
Target Kinerja Deputi Bidang PPKD
Dalam rangka mewujudkan tercapainya Program Pengawasan Pembangunan (Program 06), Deputi Bidang PPKD menetapkan 3 (tiga) sasaran program dengan 9 (sembilan) indikator kinerja program. Untuk mengetahui dan dapat menilai keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran program ditetapkan target sasaran program sebagai kondisi nyata pada tahun 2020-2024 dengan rincian sebagai berikut:
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 31
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Sasaran Program
Indikator Kinerja
Program
Satuan Hasil
Target Unit Organisasi Pelaksana2020 2021 2022 2023 2024
Program Pengawasan Pembangunan (Program 06)
Meningkatnya Pengawasan atas Kualitas Pengendalian Intern Pemerintah Daerah
IKP 1: Persentase APIP K/L/D dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3
% 33,27% 46,88% 59,01% 70,96% 76,29% Deputi PPKD dan Perwakilan
IKP 2: Persentase K/L/D dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3
% 57,80% 62,94% 68,26% 72,48% 76,51% Deputi PPKD dan Perwakilan
IKP 3: Persentase K/L dengan MRI ≥ Level 3
% 33,33% 33,33% 66,67% 66,67% 100,00% Deputi PPKD
IKP 4: Persentase Pemda Prov dengan MRI ≥ Level 3
% 5,88% 5,97% 29,41% 41,18% 61,76% Perwakilan
IKP 5: Persentase Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3
% 2,36% 13,71% 20,15% 25,00% 39,37% Perwakilan
B Potensi dan Tantangan
Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal Deputi Bidang PPKD akan sangat memengaruhi pelaksanaan tugas dan fungsi serta tercapainya sasaran program Deputi Bidang PPKD. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis terhadap faktor-faktor tersebut, salah satunya melalui analisis SWOT.Analisis terhadap lingkungan internal mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang ada pada Deputi Bidang PPKD. Sedangkan analisis terhadap lingkungan eksternal mengidentifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi oleh Deputi Bidang PPKD dalam melaksanakan tupoksinya. Hasil analisis lingkungan internal dan eksternal dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu sebagai potensi dan sebagai tantangan. Potensi merupakan kolaborasi antara kekuatan atau kemampuan yang ada dalam lingkungan internal yang dapat dikembangkan untuk menangkap peluang yang ada pada lingkungan eksternal, sedangkan tantangan merupakan kolaborasi antara hal atau usaha dalam mengurangi kelemahan pada lingkungan internal untuk menghadapi ancaman dari lingkungan eksternal. Identifikasi potensi dan tantangan tersebut dikelompokkan ke dalam tiga perspektif yaitu hubungan antarlembaga, proses bisnis internal, dan kelembagaan.
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 32
1. Potensi dan Tantangan Hubungan Antarlembaga
Deputi Bidang PPKD, sebagaimana diamanahkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 dan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, mendapatkan tugas untuk melaksanakan pengawasan intern akuntabilitas penyelenggaraan keuangan dan program lintas sektoral pembangunan daerah, termasuk di dalamnya adalah pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah daerah. Deputi Bidang PPKD menyadari bahwa untuk menjalankan amanah yang diberikan tersebut tidak dapat dijalankan sendiri, diperlukan kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai mitra kerja.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Deputi Bidang PPKD telah menjalin kerja sama yang efektif dengan mitra kerja yang ditunjukkan dengan terjalinnya Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan K/L/D sebagai bentuk kepercayaan stakeholders. Hal ini terlihat, salah satunya, dari kerja sama antara Deputi Bidang PPKD dengan Kementerian Dalam Negeri melalui MoU Nomor 900/6271/SJ dan MOU-16/K/D4 tanggal 6 November 2015 tentang Peningkatan Pengelolaan Keuangan Desa yang akan diperbaharui melalui MoU bersama dalam rangka merespon Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri terjalin dalam penerapan manajemen risiko, maturitas SPIP, dan peningkatan kapabilitas APIP di lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Di samping itu, Deputi Bidang PPKD juga tengah menggagas beberapa kerja sama lainnya dalam rangka peningkatan Governance, Risk, dan Control (GRC).
Dalam rangka peningkatan akuntabilitas dan tata kelola keuangan pemerintahan daerah dan desa, saat ini Deputi Bidang PPKD telah mengembangkan aplikasi unggulan yang dibutuhkan stakeholders seperti Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA), Sistem Keuangan Desa (Siskeudes), Sistem Pengawasan Keuangan Desa (Siswaskeudes), dan lain-lain. Aplikasi-aplikasi tersebut telah digunakan oleh sebagian besar stakeholders dan telah dirasakan manfaatnya dalam membantu peningkatan tata kelola keuangan stakeholders tersebut. Pengembangan aplikasi tersebut juga dilakukan melalui kerja sama dengan stakeholders di antaranya dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan.
Dukungan dan kerja sama juga terjalin dengan Kementerian Desa-PDTT dan K/L/D mitra lainnya. Kementerian Desa-PDTT secara khusus meminta pendampingan rutin terkait penerapan manajemen risiko, maturitas SPIP, dan peningkatan kapabilitas APIP di lingkungan Kementerian Desa-PDTT serta pendampingan penyusunan Rencana Aksi peningkatan maturitas SPIP melalui perbaikan area of improvement dan pendampingan pelaksanaan risk assessment. Sedangkan K/L/D mitra lainnya dilakukan pembinaan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan, tidak hanya sekadar memenuhi aspek formil dalam penerapan SPIP dan MR. Hal ini sejalan dengan amanah yang diberikan kepada BPKP untuk menyusun kebijakan/pedoman penerapan MR dalam rangka mencapai target penilaian indeks penerapan manajemen risiko (MRI) yang tercantum pada RPJMN 2020-2024.
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 33
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Amanah tersebut perlu dibarengi dengan peningkatan kuantitas dan kompetensi SDM APIP. Kondisi yang ada saat ini menunjukkan adanya keterbatasan jumlah dan kompetensi aparat pengawas dalam menghadapi dinamika penugasan di daerah. Dalam upaya mengatasi keterbatasan tersebut, K/L/D mitra kerja Deputi Bidang PPKD banyak melakukan permintaan asistensi dan sharing knowledge sehingga APIP mampu memberikan solusi dan nilai tambah bagi perbaikan tata kelola pemerintah, baik di tingkat pusat, daerah, maupun desa.
Saat ini anggaran yang dikelola oleh pemerintah desa semakin meningkat. Berdasarkan mandat Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa, pembangunan perlu dilaksanakan secara partisipatif termasuk di tingkat desa, mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, hingga monitoring dan evaluasi. Namun kondisi saat ini rata-rata penyerapan dana desa belum sesuai target yang disebabkan antara lain karena keterbatasan SDM di desa, kurangnya informasi mengenai penyaluran dana desa, adanya ketentuan hukum yang belum sejalan antara satu dan lainnya, dan pemahaman atas prosedur penyaluran yang masih rendah. Masih banyaknya desa yang memerlukan pembinaan pengelolaan keuangan menjadi potensi Deputi Bidang PPKD dalam melaksanakan salah satu fungsinya untuk membina pengelolaan keuangan di daerah hingga ke level pemerintahan desa.
Selain itu, dalam pelaksanaan UU Desa tersebut, berbagai regulasi turunan undang-undang, mulai dari peraturan pemerintah, peraturan menteri terkait (Peraturan Menteri Keuangan, Peraturan Menteri Dalam Negeri, dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi), telah diterbitkan untuk mengatur berbagai hal agar pembangunan desa dapat berjalan sebagaimana amanat UU Desa. Agar berbagai
Agar berbagai peraturan pelaksanaan UU Desa tersebut dapat diimplementasikan dengan baik, perlu dilakukan penyelarasan dalam penyusunan kebijakan di masing-masing kementerian, yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas pemanfaatan Dana Desa. Adanya regulasi yang tidak sinkron antara Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Desa-PDTT terkait pembidangan prioritas penggunaan Dana Desa, mengakibatkan pengelolaan Dana Desa menjadi tidak efektif. Hal ini menjadi potensi bagi Deputi Bidang PPKD untuk memberikan atensi atau masukan kepada K/L regulator dalam perencanaan, penganggaran, pengalokasian, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi Dana Desa, serta penguatan supervisi kepada pemda kabupaten/kota, dan desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 2018 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah yang telah diganti dengan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah, mengamanatkan perlunya suatu Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) yang saling terhubung dan terintegrasi dengan berbasis elektronik. Kebijakan tersebut menjadi peluang bagi Deputi Bidang PPKD untuk menyinergikan aplikasi SIMDA yang selama ini telah ada dengan SIPD. Untuk merespon peluang tersebut, saat ini Deputi Bidang PPKD sedang melakukan akselerasi pengembangan SIMDA Next-G.
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 34
Namun demikian, masih terdapat tantangan yang dihadapi Deputi Bidang PPKD termasuk dalam hal pembinaan kapabilitas APIP dan SPIP serta penerapan manajemen risiko. Permasalahan yang sering dijumpai adalah kurangnya komitmen Pimpinan K/L/D, misalnya dalam merumuskan kebijakan untuk menetapkan level 3 maturitas SPIP, kapabilitas APIP, dan manajemen risiko sebagai IKU/target kinerja dalam RPJMD atau dokumen perencanaan lainnya.
Dalam rangka melaksanakan kegiatan pengawasan baik yang bersifat pemberian keyakinan (assurance) maupun konsultansi (consulting), Deputi Bidang PPKD telah menghasilkan berbagai pedoman pengawasan. Seluruh pedoman, metode kerja, dan prosedur kerja yang dihasilkan tersebut merupakan hasil dari proses bisnis internal organisasi yang terus diperbaharui sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan dari pengguna.
Terkait dengan teknologi informasi dalam peran layanan tugas dan fungsi, Deputi Bidang PPKD telah menghasilkan berbagai aplikasi berbasis elektronik untuk mendukung akuntabilitas keuangan dan pembangunan daerah. Salah satu aplikasi unggulan yang dikembangkan oleh Deputi Bidang PPKD dan telah diimplementasikan di hampir seluruh pemda (sebanyak 445 pemda per 31 Desember 2019) adalah aplikasi SIMDA. Pengembangan inovasi baru demi mendukung peningkatan akuntabilitas pemerintah daerah terus dilakukan, salah satunya ialah pengembangan SIMDA Next-G yang juga mencakup pengembangan e-government terintegrasi. Berkaitan dengan hal tersebut, Deputi Bidang PPKD telah mengembangkan integrasi Sistem Perencanaan Daerah, Sistem Keuangan Daerah, dan Sistem Kinerja Daerah melalui integrasi SIMDA Perencanaan (e-planning) yang terintegrasi dengan SIMDA Keuangan (e-budgeting) dan SAKIP.
Selain dari pengembangan aplikasi SIMDA, BPKP dalam hal ini diwakili oleh Deputi Bidang PPKD juga mengembangkan aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) untuk meningkatkan kualitas tata kelola keuangan desa, mulai dari tahap perencanaan, penganggaran, penatausahaan hingga pelaporan. Pengembangan aplikasi ini dilakukan melalui kerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri dengan tingkat implementasi yang telah mencapai 95,06% desa pada akhir Desember 2019. Sebagai sarana pengawasan atas keuangan desa juga telah dikembangkan aplikasi Sistem Pengawasan Keuangan Desa (Siswaskeudes).Terkait dengan tugas pembinaan peningkatan kapabilitas APIP serta penyelenggaraan penerapan SPIP, Deputi Bidang PPKD telah memiliki aplikasi Peningkatan Kapabilitas APIP dan aplikasi e-SPIP. Selain itu dengan semakin pentingnya manajemen risiko dan pengawasan berbasis risiko bagi tata kelola pemerintah daerah juga sedang dikembangkan aplikasi e-Risk.
Tantangan lain adalah ego sektoral stakeholders atas pelaksanaan program pembangunan termasuk dalam sharing data sistem informasi. Birokrasi Indonesia saat ini masih dihadapkan pada cara pandang yang diwarnai kepentingan ego sektoral masing-masing. Akibatnya, upaya membangun satu pemerintahan yang utuh (whole of Government perspective) menjadi tidak tercapai. Kondisi ini akhirnya memengaruhi upaya pemerintah secara keseluruhan dalam mencapai visi dan misinya.
2. Potensi dan Tantangan Proses Bisnis Internal
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 35
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Integrasi antar aplikasi merupakan hal yang sangat penting dalam mendukung prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan berbasis elektronik yang juga sangat dibutuhkan dalam sistem pengendalian intern pemerintah. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE), pengembangan sistem administrasi pemerintah atau sistem layanan publik menekankan aspek-aspek berbagi pakai infrastruktur, berbagi pakai data dan informasi, berbagi pakai aplikasi, dan integrasi layanan. Saat ini aplikasi SIMDA yang dikembangkan oleh Deputi Bidang PPKD telah terkoneksi dengan aplikasi yang dikembangkan oleh instansi lain, seperti dengan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan (integrasi dengan Sistem Informasi Keuangan Daerah/SIKD), Direktorat Jenderal Pajak (integrasi data transaksi harian dan rekap transaksi harian perpajakan), LKPP (integrasi dengan data RKA belanja barang/jasa dan belanja modal dengan rencana pengadaan), Bank Daerah (integrasi dengan aplikasi cash management system), PT TASPEN untuk pembayaran gaji PNSD, dan interkoneksi antara Siskeudes dengan Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OM-SPAN) untuk mempercepat pemenuhan persyaratan penyaluran Dana Desa, memberikan kemudahan dalam proses pelaporan, dan pertanggungjawaban Dana Desa yang bersumber dari APBN.
Seiring dengan pesatnya penggunaan media sosial oleh masyarakat, Deputi Bidang PPKD turut memanfaatkan penggunaan media sosial sebagai media komunikasi dan penyebaran informasi yang lebih luas kepada masyarakat dan stakeholders. Selain website resmi, Deputi Bidang PPKD mengelola media mainstream seperti instagram (@ppkd.bpkp) dan saluran youtube (ppkd bpkp). Komitmen pimpinan atas pengelolaan media sosial ini terlihat dengan diterbitkannya Keputusan Deputi Kepala BPKP Bidang PPKD Nomor KEP-52/D3/4/2019 tentang Tim Kreatif Deputi PPKD Tahun 2019-2020. Tugas khusus Tim Kreatif ini adalah mendukung fungsi hubungan masyarakat dan mengelola media sosial Deputi Bidang PPKD.
Selain potensi unggulan yang dimiliki Deputi Bidang PPKD dalam aspek proses bisnis internal, terdapat beberapa hal yang memerlukan perhatian dan perbaikan di antaranya adalah pemanfaatan hasil pengawasan intern antar direktorat yang belum optimal. Koordinasi antar direktorat terkait pemanfaatan hasil-hasil pengawasan perlu ditingkatkan. Hasil pengawasan oleh setiap direktorat harus terinformasi untuk dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh direktorat lain dalam merencanakan dan melaksanakan tugas pengawasannya.
Gambar 2.5 Cakupan Integrasi SIMDA
SIMDA Next-GSIMDA next G
Permasalahan lainnya adalah pemanfaatan aplikasi teknologi informasi yang belum optimal dalam mendukung proses pekerjaan. BPKP telah banyak menciptakan aplikasi/teknologi informasi untuk membantu tata kelola organisasi, namun belum semua aplikasi/teknologi informasi tersebut dimanfaatkan sebaik-baiknya. Aplikasi seperti Sistem Informasi Manajemen Akuntabilitas (SIMA), Sistem Informasi Bina Jabatan Auditor Berkualitas (SIBIJAK), Knowledge Management System (KMS), tool IT Service Management (POLITE), lotus notes, disposisi elektronik, dan forum-forum diskusi warga BPKP belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas dalam bekerja.
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 36
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, BPKP disebutkan pada pasal 1 sebagai aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Dalam pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 disebutkan bahwa BPKP memiliki tugas sebagai Pembina SPIP dan APIP. Hal ini diperkuat kembali dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP yang menegaskan bahwa BPKP berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 menguraikan secara detil tentang BPKP mulai kedudukan, tugas dan fungsi, organisasi, tata kerja, termasuk kewajiban pelaporan hasil pengawasannya kepada Presiden sebagai APIP, dan eselonisasinya. Tugas dan fungsi Deputi Bidang PPKD diatur secara rinci dalam Bagian Keenam mulai pasal 18 sampai pasal 21 Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, yaitu melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan dan program lintas sektoral pembangunan daerah. Mitra kerja Deputi Bidang PPKD meliputi seluruh pemda yang ada di wilayah kerja Perwakilan BPKP seluruh Indonesia. Selain pemda, mitra kerja Deputi Bidang PPKD meliputi Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Desa-PDTT.
3. Potensi dan Tantangan Kelembagaan
Salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut adalah adanya komitmen yang tinggi dari pimpinan, yang ditunjukkan melalui berbagai kebijakan yang telah ditetapkan, program-program yang dilaksanakan, dan produk-produk yang dihasilkan. Wujud nyata komitmen Deputi Bidang PPKD dalam menjalankan tugas pengawasannya juga ditunjukkan dari capaian kinerja yang tiap tahun selalu tinggi, misalnya capaian kinerja atas sasaran strategis Tahun 2019 mencapai 86,40% dan capaian kinerja atas program Tahun 2019 mencapai 97,90%. Selain itu, Deputi Bidang PPKD juga telah meraih predikat Wilayah Bebas Korupsi dari Kementerian PAN-RB. Hal ini menguatkan reputasi dan kinerja BPKP, khususnya Deputi Bidang PPKD, dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya, Deputi Bidang PPKD memiliki kultur organisasi yang adaptif terhadap perubahan dan perkembangan lingkungan strategis. Bukti nyatanya terlihat pada produk-produk unggulan Deputi Bidang PPKD yang terus dimutakhirkan, seperti SIMDA, Siskeudes, dan Siswaskeudes yang sampai sekarang terus dikembangkan dan diintegrasikan dengan aplikasi K/L lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan mutakhir.
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 37
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Deputi Bidang PPKD berkomitmen untuk terus meningkatkan kompetensi SDM dalam rangka meningkatkan kualitas produk dan layanan di antaranya melalui pengembangan Government Internal Audit Corporate University (GIA Corpu), pelaksanaan massive online open courses/MOOC (Pusdiklatwas BPKP), dan Sistem Manajemen Informasi SDM dengan Layanan Excellent (SMILE). Deputi Bidang PPKD mengampu dua akademi, yaitu Akademi APIP dan Akademi Tata Kelola Pemerintahan Daerah dan Desa (TKDD) yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam GIA Corpu.
Gambar 2.6 Kondisi SDM per 31 Desember 2019 dengan 01 Juni 2020
Kekuatan Deputi Bidang PPKD secara kelembagaan juga didukung oleh adanya 41 Koordinator Pengawasan Bidang APD (Akuntabilitas Pemerintah Daerah) dan 34 Koordinator Pengawasan Bidang P3A (Program, Pelaporan dan Pembinaan APIP) di seluruh Perwakilan BPKP yang ada di setiap provinsi. Hal ini memudahkan Deputi Bidang PPKD untuk memberi layanan kepada mitra kerjanya melalui Kantor Perwakilan BPKP sesuai wilayah kerjanya masing-masing.
Selain itu, Deputi Bidang PPKD juga didukung oleh SDM sebanyak 130 pegawai per akhir Desember 2019 dan meningkat menjadi 147 pegawai per awal Juni 2020. Perbandingan antara kondisi SDM per akhir 2019 dan awal Juni 2020 dari segi jabatan, tingkat pendidikan, gender, dan usia disajikan pada grafik berikut:
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 38
Di balik kekuatan yang ada, masih terdapat tantangan yang perlu dihadapi dan diatasi dari sisi kelembagaan. Dalam menjalankan fungsinya, Deputi Bidang PPKD sampai dengan saat ini masih kekurangan SDM dengan kualifikasi keahlian dalam bidang tertentu, misalnya dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk bisa tetap berkiprah di tengah era digital. Penguasaan TIK akan mendukung pelaksanaan kegiatan pengawasan menjadi lebih efektif dan efisien.
Selain itu, komposisi SDM yang ideal juga menjadi permasalahan di Deputi Bidang PPKD. Salah satunya ditunjukkan dari komposisi gugus tugas yang belum memenuhi ketentuan (komposisi 1:3:6) sesuai Peraturan Kepala BPKP Nomor 11 Tahun 2016 tentang Penugasan Auditor di Lingkungan BPKP. Komposisi tersebut memiliki arti satu Auditor Madya yang berperan sebagai Pengendali Teknis idealnya membawahi maksimal tiga Auditor Muda yang berperan sebagai Ketua Tim dan masing-masing Ketua Tim membawahi maksimal dua Auditor Pertama/Auditor Penyelia/Auditor Pelaksana Lanjutan/Auditor Pelaksana yang berperan sebagai Anggota Tim. Komposisi SDM di Deputi Bidang PPKD per 1 Juni 2020 adalah 1:1,4:1,6.
Sarana dan prasarana merupakan faktor lain dalam menentukan kualitas dan kecepatan penyelesaian pekerjaan. Dengan sarana dan prasarana yang cukup, Deputi Bidang PPKD akan dapat lebih efektif dan efisien dalam menjalankan tugasnya. Namun, saat ini Deputi Bidang PPKD masih memerlukan tambahan prasarana, di antaranya berupa PC/laptop, fasilitas ruang kerja yang nyaman, dan prasarana lainnya yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja.
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 39
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
KEKUATAN (S)
Hubungan Antarlembaga• Kemitraan yang telah terbangun dengan
K/L/D• Aplikasi unggulan Deputi Bidang PPKDProses Bisnis Internal• Memiliki dukungan TI dalam peran
layanan tugas dan fungsi Deputi Bidang PPKD
• Telah memiliki aplikasi yang telah terinte-grasi dengan aplikasi K/L lainnya
• Adanya dukungan tim kreatif untuk penge-lolaan media sosial
Kelembagaan• Mandat PP 60/2008 dan Perpres 192/2014• Komitmen yang tinggi dari pimpinan• Reputasi dan kinerja BPKP• Memiliki unit kerja yang tersebar di
seluruh Perwakilan BPKP di seluruh provinsi
• Dukungan jumlah SDM dengan kompeten-si dasar auditor yang memadai
• Kultur organisasi yang adaptif terhadap perubahan dan perkembangan zaman
KELEMAHAN (W)
Proses Bisnis Internal• Pemanfaatan hasil pengawasan intern
antar direktorat belum optimal• Pemanfaatan yang belum optimal atas
aplikasi teknologi informasi dalam men-dukung proses pekerjaan
Kelembagaan• Keterbatasan SDM dengan kompetensi
khusus• Komposisi SDM belum memenuhi kompo-
sisi gugus tugas JFA• Dukungan sarana dan prasarana yang
kurang memadai
PELUANG (O)
Hubungan Antarlembaga• Peningkatan kebutuhan dari mitra kerja
Deputi Bidang PPKD• Banyaknya instansi pemerintah yang
belum menerapkan SPIP dan MR secara optimal
• Keterbatasan dukungan SDM APIP dan Pemerintahan Daerah dan Desa
• Banyaknya desa yang masih memerlukan pembinaan pengelolaan keuangan
• Perlunya penyelarasan kebijakan dan regulasi antar-K/L tentang pengelolaan keuangan desa
• Kebijakan dari Kementerian Dalam Negeri untuk menggunakan satu platform ap-likasi yaitu SIPD yang dikembangkan oleh Kementerian Dalam Negeri
ANCAMAN (T)
Hubungan Antarlembaga• Kurangnya komitmen dari Pimpinan
K/L/D, Pemerintah Daerah, Inspektur, dan Aparatur Pemerintahan Desa
• Ego sektoral stakeholders atas pelaksanaan program pembangunan termasuk dalam sharing data sistem informasi
Tabel 2.2 Matriks TOWS
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 40
a. Meningkatkan koordinasi dan sinergi dengan seluruh stakeholders untuk mendorong perbaikan pengendalian, memberikan rekomendasi perbaikan pengendalian intern, mengatasi risiko pencapaian tujuan instansi objek pengawasan, dan memberikan kontribusi dalam mengawal tujuan pemda, di antaranya melalui:• Analisis kelayakan penggunaan teknologi yang paling sesuai dengan kondisi pemda;• Penguatan kerja sama dengan K/L pemangku kebijakan terkait dengan teknologi
informasi dan regulasi;• Pembangunan komitmen pemda melalui perwakilan BPKP;• Transfer of knowledge berupa diseminasi dan bimbingan dan konseling ke pemda
terkait substansi dan teknologi informasi pengawasan terintegrasi.
Berdasarkan identifikasi potensi dan tantangan yang telah dilakukan, maka untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Renstra BPKP, Deputi Bidang PPKD merumuskan beberapa strategi pengawasan sebagai berikut:
C Strategi
1. Komunikasi dengan seluruh stakeholders
b. Membangun awareness pada level manajemen K/L/D, antara lain melalui:
• Forum High Level Meeting dengan Pimpinan K/L/ D;• Penyusunan Executive Modul Penyelenggaraan SPIP dan Penerapan MR;• Workshop Penyelenggaraan SPIP dan Penerapan MR untuk Struktural Pemerintah
Daerah;• Penyusunan best practises Penyelenggaraan Pengendalian Intern dan Penerapan
Manajemen Risiko dengan Kontributor Pimpinan Daerah. • Sharing knowledge pembangunan pengendalian intern dan penerapan manajemen
risiko yang dilakukan oleh pimpinan pemerintah daerah dapat dilakukan melalui penyusunan buku/buletin atau tulisan pada media kehumasan web-based yang dikelola oleh BPKP.
c. Menggiatkan edukasi publik, di antaranya melalui:
• Penyediaan informasi publik terkait capaian indikator governance pemda;• Penyediaan ruang survei kepuasan masyarakat dan sarana pengaduan;• Penyediaan informasi perkembangan/perbaikan/inovasi yang dilakukan pemda;• Penyediaan informasi award yang diterima pemda atas capaian penilaian
penyelenggaraan pengendalian intern dan penerapan manajemen risiko.
Meningkatkan kompetensi khusus SDM pengawasan, seperti kompetensi terkait teknologi informasi dan pemeriksaan pajak daerah, di antaranya melalui:
2. Kompetensi SDM Pengawasan
a. Analisis kebutuhan sumber daya dan pengembangan aplikasi;b. Penyusunan kamus kompetensi;c. Rekrutmen tenaga dari Perwakilan BPKP;
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 41
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
d. Pelatihan pengembangan SDM secara berkala termasuk pemanfaatan Massive Open Online Course (MOOC);
e. Sertifikasi keahlian;f. Training of Trainers (ToT);g. Pengembangan Community of Practices (CoP);h. Webinar produk pembinaan kepada Perwakilan BPKP dan APIP;i. Penggunaan tenaga konsultan dari luar BPKP.
Mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi pengawasan berbasis teknologi informasi, di antaranya melalui:
3. Teknologi Pengawasan
a. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) dalam rangka peningkatan pengawasan akuntabilitas keuangan dan kinerja daerah, antara lain aplikasi SIMDA Next-G, data warehouse, dashboard CACM, dan interkoneksi dan interoperability dengan aplikasi lain termasuk kemampuan aplikasi dalam berbagi pakai;
b. Pengembangan aplikasi baru dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi, seperti Aplikasi Penerapan Manajemen Risiko (e-Risk), Aplikasi Penilaian Penerapan Manajemen Risiko/Manajemen Risiko Indeks (MRI), Aplikasi @Waslinsek;
c. Pembaruan dan perbaikan terus menerus terhadap aplikasi yang telah dikembangkan, seperti update aplikasi Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP (e-SPIP), update dashboard Informasi Status Penyelenggaraan SPIP (web-based).
d. Mendorong penerapan sistem informasi manajemen kinerja;e. Pengembangan database kinerja K/L/D termasuk interkoneksi sistem informasi kinerja
K/L/D;f. Pemanfaatan data yang dihasilkan oleh sistem informasi K/L/D;g. Pembangunan Big Data Indikator Governance pemda dan K/L/D;h. Pembangunan sistem informasi untuk mendukung media edukasi publik.
Mengembangkan dan menyempurnakan metodologi pengawasan, di antaranya melalui:4. Metodologi Pengawasan
a. Formulasi dan pendistribusian kebijakan/pedoman, antara lain Pedoman Penilaian Manajemen Risiko Indeks (MRI), Pedoman SPIP Tematik, dan Pedoman Penjaminan Kualitas Penilaian SPIP dan Manajemen Risiko;
b. Monitoring dilakukan atas tindak lanjut rekomendasi hasil penjaminan kualitas dan area of improvement;
c. Pembaruan dan/atau perbaikan pedoman yang telah dimiliki;d. Kajian terhadap isu-isu strategis yang terkait dengan tugas dan fungsi melalui wadah
Center of Excellence;e. Pengembangan dan penerapan metodologi Result/Outcome Based Audit.
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 42
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 43
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 44
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
BAB IIIKEGIATAN DAN KEBUTUHAN PENDANAAAN
Kegiatan Deputi Bidang PPKD menggambarkan aktivitas yang dilakukan oleh Deputi Bidang PPKD untuk menunjang Program Deputi Bidang PPKD. Sesuai dengan Renstra BPKP, Deputi Bidang PPKD memiliki empat kegiatan atas Program Pengawasan Pembangunan (Program 06), yaitu: 1) Kegiatan Pengawasan Akuntabilitas Keuangan
Daerah (Kegiatan 17); 2) Kegiatan Pengawasan Akuntabilitas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah (Kegiatan 18); 3) Kegiatan Pengawasan Akuntabilitas Keuangan, Pembangunan, dan Tata Kelola Pemerintahan Desa (Kegiatan 19); dan 4) Kegiatan Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah (Kegiatan 20).
Untuk setiap kegiatan ditetapkan sasaran kegiatan yang merupakan keluaran yang dihasilkan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan. Setiap sasaran kegiatan yang telah ditetapkan diukur dengan indikator kinerja kegiatan (IKK) untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian hasil dari program yang dilaksanakan.
Kegiatan 17 “Pengawasan Akuntabilitas Keuangan Daerah” dikoordinasikan oleh Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Keuangan Daerah. Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Keuangan Daerah memiliki 3 (tiga) sasaran kegiatan yang merupakan hasil yang akan dicapai dari pelaksanaan kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran program Deputi Bidang PPKD. Adapun ketiga sasaran kegiatan tersebut meliputi: 1) Pengawasan atas Nilai Efisiensi Pengeluaran Daerah; 2) Pengawasan atas Kegiatan Prioritas (KP) yang ditargetkan; dan 3) Meningkatnya Perbaikan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada K/L/D.
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 45
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
A Kegiatan dan Sasaran Kegiatan
Kegiatan 17: Pengawasan Akuntabilitas Keuangan Daerah
Sasaran kegiatan 2 merupakan sasaran kegiatan yang telah tercantum dalam Renstra BPKP, sedangkan sasaran kegiatan 1 dan 3 merupakan sasaran kegiatan tambahan dari Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Keuangan Daerah yang selaras dengan Renstra BPKP.
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 46
Sasaran kegiatan “Pengawasan atas Nilai Efisiensi Pengeluaran Daerah” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Keuangan Daerah terhadap Sasaran Program 7: “Meningkatnya Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Daerah” pada IKP 3: “Nilai Efisiensi Pengeluaran Daerah”.
1. Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Nilai Efisiensi Pengeluaran Daerah
Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja “Nilai Efisiensi Pengeluaran Pemerintah Daerah”. Indikator ini menunjukkan nilai efisiensi hasil pengawasan pembangunan atas akuntabilitas keuangan daerah pada perencanaan dan penganggaran pemerintah daerah tahun anggaran berikutnya. Indikator ini diukur dari nilai efisiensi anggaran yang berhasil diungkap pada RAPBD pemerintah daerah.
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Nilai Efisiensi Pengeluaran Pemda
0 6.211.844 5.099.275 4.487.362 3.702.074
Tabel 3.1 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Nilai Efisiensi Pengeluaran Daerah (Kegiatan 17)
(dalam juta rupiah)
Target yang ditetapkan tersebut merupakan target tahunan
Sasaran kegiatan “Pengawasan atas Kegiatan Prioritas (KP) yang ditargetkan” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Keuangan Daerah terhadap Sasaran Program 8: “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Pembangunan Nasional” pada IKP 1: “Jumlah Kegiatan Prioritas (KP) yang Tercapai Sesuai Target”.
2. Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Kegiatan Prioritas (KP) yang ditargetkan
Sasaran kegiatan ini merupakan sasaran kegiatan dukungan terhadap kegiatan pengawasan atas KP yang dikoordinasi oleh Deputi Koordinator. Kegiatan akan dilakukan terhadap mitra kerja Deputi Bidang PPKD yang memiliki keterkaitan dengan KP yang menjadi objek pengawasan.Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja: 1) Jumlah KP yang diawasi dan 2) Jumlah KP yang tercapai sesuai target.a. Jumlah KP yang diawasi Indikator ini menunjukkan banyaknya jumlah kegiatan prioritas nasional yang diawasi.
Indikator ini diukur berdasarkan jumlah KP yang dilakukan pengawasan. b. Jumlah KP yang tercapai sesuai target Indikator ini menunjukkan sejauh mana keberhasilan kegiatan prioritas nasional mencapai
target yang ditetapkan. Indikator ini diukur dengan menjumlahkan kegiatan prioritas yang tercapai target kinerja yang tercantum dalam Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) pada tahun yang berjalan.
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 47
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Sasaran kegiatan “Meningkatnya Perbaikan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada K/L/D” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Keuangan Daerah terhadap Sasaran Program 9: “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern Pemerintah Daerah” pada IKP 2: “Persentase K/L/D dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3”.
3. Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Perbaikan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada K/L/D
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Jumlah KP yang diawasi 1 1 1 1 1Jumlah KP yang tercapai sesuai target
1 1 1 1 1
Tabel 3.2 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Kegiatan Prioritas (KP) yang ditargetkan (Kegiatan 17)
Target yang ditetapkan tersebut merupakan target tahunan
Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja “Persentase jumlah pemda yang akuntabel dalam pengelolaan keuangan dan kinerja daerah”. Indikator ini didefinisikan sebagai persentase jumlah pemda yang akuntabel (efisien dan efektif) dalam pengelolaan keuangan dan kinerja dengan Opini LKPD WTP dan nilai evaluasi SAKIP minimal BB.
Indikator ini diukur berdasarkan persentase jumlah pemda dengan Opini LKPD WTP dan nilai evaluasi SAKIP minimal BB dibandingkan dengan jumlah pemda di Indonesia.
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Persentase jumlah pemda yang akuntabel dalam pengelolaan keuangan dan kinerja daerah
11,81% 23,43% 35,42% 47,60% 59,96%
Tabel 3.3 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Perbaikan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada K/L/D (Kegiatan 17)
Target yang ditetapkan tersebut merupakan akumulasi atas pencapaian target tahun sebelumnya
Kegiatan 18 “Pengawasan Akuntabilitas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah” dikoordinasikan oleh Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah. Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah memiliki 7 (tujuh) sasaran kegiatan yang merupakan hasil yang akan dicapai dari pelaksanaan kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran program Deputi Bidang PPKD. Adapun sasaran kegiatan tersebut meliputi: 1) Pengawasan atas Optimalisasi Penerimaan PAD; 2) Pengawasan atas Potensi Pendapatan Asli Daerah; 3) Pengawasan atas Dana Transfer; 4) Pengawasan atas Pembiayaan Daerah; 5) Pengawasan atas Kegiatan Prioritas (KP); 6) Pengawasan atas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah; dan 7) Meningkatnya Perbaikan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada K/L/D.
Kegiatan 18: Pengawasan Akuntabilitas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 48
Sasaran kegiatan “Pengawasan atas Optimalisasi Penerimaan PAD” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah terhadap Sasaran Program 7: “Meningkatnya Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Daerah” pada IKP 1: “Nilai Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah yang Terealisasi”.
1. Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Optimalisasi Penerimaan PAD
Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja “Nilai optimalisasi PAD hasil pengawasan BPKP yang ditindaklanjuti dengan penetapan kurang bayar atas pendapatan asli daerah”.
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Nilai Optimalisasi PAD Hasil Pengawasan BPKP yang Ditindaklanjuti dengan Penetapan Kurang Bayar atas PAD
5.761 11.918 16.824 18.833 20.814
Tabel 3.4 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Optimalisasi Penerimaan PAD (Kegiatan 18)
(dalam juta rupiah)
Target yang ditetapkan tersebut merupakan target tahunan
Sasaran kegiatan “Pengawasan atas Potensi Pendapatan Asli Daerah” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah terhadap Sasaran Program 7: “Meningkatnya Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Daerah” pada IKP 2: “Potensi Pendapatan Asli Daerah yang Dioptimalisasi”.
2. Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Potensi Pendapatan Asli Daerah
Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja “Nilai potensi penerimaan Pendapatan Asli Daerah”.Indikator ini bertujuan untuk menilai sejauh mana potensi PAD yang dapat dioptimalisasi melalui kegiatan pengawasan BPKP khususnya untuk jenis PAD yang menjadi objek pengawasan BPKP. Indikator ini diukur dengan jumlah nilai selisih dari potensi PAD dari hasil kegiatan pengawasan BPKP, dengan target PAD yang ditetapkan pemda.
Sasaran kegiatan 1, 2, 5, dan 7 merupakan sasaran kegiatan yang telah tercantum dalam Renstra BPKP, sedangkan sasaran kegiatan 3, 4, dan 6 merupakan sasaran kegiatan tambahan dari Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah.
Indikator ini bertujuan untuk menilai sejauh mana nilai optimalisasi PAD sebagai hasil pengawasan BPKP, telah ditindaklanjuti dengan proses pada pemda untuk merealisasikan penerimaannya atas jenis PAD yang menjadi objek pengawasan BPKP. Indikator ini diukur dengan jumlah nilai penetapan kurang bayar atas optimalisasi PAD hasil pengawasan BPKP.
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Nilai Potensi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah
11.523 19.864 28.039 31.389 34.707
Tabel 3.5 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Potensi Pendapatan Asli Daerah (Kegiatan 18)
(dalam juta rupiah)
Target yang ditetapkan tersebut merupakan target tahunan
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 49
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Sasaran kegiatan “Pengawasan atas Dana Transfer” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah terhadap Sasaran Program 7: “Meningkatnya Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Daerah” pada IKP 4: “Nilai Penyelamatan Pengeluaran Daerah”.
3. Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Dana Transfer
Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja “Nilai Penyelamatan Pengelolaan Dana Transfer”.
Indikator ini menunjukkan nilai penyelamatan pengelolaan dana transfer oleh kabupaten/kota. Indikator ini diukur dengan nilai penyelamatan dari hasil pengawasan dana transfer dalam rupiah.
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Nilai Penyelamatan Pengelolaan Dana Transfer
- 4.000 4.080 4.162 4.245
Tabel 3.6 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Dana Transfer (Kegiatan 18)
(dalam juta rupiah)
Target yang ditetapkan tersebut merupakan target tahunan
Sasaran kegiatan “Pengawasan atas Pembiayaan Daerah” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah terhadap Sasaran Program 7: “Meningkatnya Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Daerah” pada IKP 4: “Nilai Penyelamatan Pengeluaran Daerah”.
4. Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Pembiayaan Daerah
Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja “Nilai Penyelamatan Pembiayaan Daerah”.
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Nilai Penyelamatan Pembiayaan Daerah
- 2.000 2.040 2.081 2.122
Tabel 3.7 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Pembiayaan Daerah (Kegiatan 18)
(dalam juta rupiah)
Target yang ditetapkan tersebut merupakan target tahunan
Indikator ini menunjukkan nilai penyelamatan pembiayaan daerah oleh kabupaten/kota. Indikator ini diukur dengan nilai penyelamatan dari hasil pengawasan pembiayaan daerah dalam rupiah.
Sasaran kegiatan “Pengawasan atas Kegiatan Prioritas (KP)” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah terhadap Sasaran Program 8: “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Pembangunan Nasional” pada IKP 1: “Jumlah KP yang Tercapai Sesuai Target”.
5. Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Kegiatan Prioritas (KP)
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 50
a. Jumlah KP yang diawasi Indikator ini menunjukkan banyaknya jumlah kegiatan prioritas nasional yang diawasi.
Indikator ini diukur berdasarkan jumlah KP yang dilakukan pengawasan. b. Jumlah KP yang tercapai sesuai target Indikator ini menunjukkan sejauh mana keberhasilan kegiatan prioritas nasional mencapai
target yang ditetapkan. Indikator ini diukur dengan menjumlahkan kegiatan prioritas yang tercapai target kinerja yang tercantum dalam Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) pada tahun yang berjalan.
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Jumlah KP yang diawasi 6 6 6 6 6Jumlah KP yang tercapai sesuai target
6 6 6 6 6
Tabel 3.8 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Kegiatan Prioritas (KP) (Kegiatan 18)
Target yang ditetapkan tersebut merupakan target tahunan
Sasaran kegiatan “Pengawasan atas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah terhadap Sasaran Program 8: “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Pembangunan Nasional” pada IKP 2: “Jumlah Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah yang Tercapai Sesuai Target”.
6. Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah
Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja “Jumlah Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah yang Tercapai Sesuai Target”.Indikator ini diukur berdasarkan jumlah pengawasan program lintas sektoral pembangunan daerah yang tercapai sesuai target. Pada tahun 2020, akan dilakukan pemetaan untuk mengidentifikasi potensi program lintas sektoral pembangunan daerah yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi/kabupaten/kota.
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Jumlah Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah yang tercapai sesuai target
- 5 5 5 5
Tabel 3.9 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah (Kegiatan 18)
Target yang ditetapkan tersebut merupakan target tahunan
Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja: 1) Jumlah KP yang diawasi dan 2) Jumlah KP yang tercapai sesuai target.
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 51
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Sasaran kegiatan “Meningkatnya Perbaikan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada K/L/D” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah terhadap Sasaran Program 9: “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern Pemerintah Daerah” pada IKP 2: “Persentase K/L/D dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3”.
7. Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Perbaikan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada K/L/D
Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja “Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada K/L/D”.Indikator ini menunjukkan jumlah rekomendasi strategis yang diterbitkan dalam rangka mendorong peningkatan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada stakeholders.
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada K/L/D
2 2 2 2 2
Tabel 3.10 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Perbaikan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada K/L/D (Kegiatan 18)
Target yang ditetapkan tersebut merupakan target tahunan
Kegiatan 19 “Pengawasan Akuntabilitas Keuangan, Pembangunan, dan Tata Kelola Pemerintahan Desa” dikoordinasikan oleh Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Keuangan, Pembangunan, dan Tata Kelola Pemerintahan Desa. Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Keuangan, Pembangunan, dan Tata Kelola Pemerintahan Desa memiliki 4 (empat) sasaran kegiatan yang merupakan hasil yang akan dicapai dari pelaksanaan kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran program Deputi Bidang PPKD. Adapun keempat sasaran kegiatan tersebut meliputi: 1) Pengawasan atas KP yang ditargetkan; 2) Meningkatnya Kualitas Hasil Pembangunan Desa; dan 3) Meningkatnya Perbaikan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada K/L/D.
Kegiatan 19: Pengawasan Akuntabilitas Keuangan, Pembangunan, dan Tata Kelola Pemerintahan Desa
Indikator ini diukur dengan banyaknya produk rekomendasi strategis yang bisa dihasilkan oleh Deputi Bidang PPKD kepada para stakeholder terkait.
Sasaran kegiatan 1,3, dan 4 merupakan sasaran kegiatan yang telah tercantum dalam Renstra BPKP, sedangkan sasaran kegiatan 2 merupakan sasaran kegiatan tambahan dari Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Keuangan, Pembangunan, dan Tata Kelola Pemerintahan Desa.
Sasaran kegiatan “Pengawasan atas KP yang Ditargetkan” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Keuangan, Pembangunan, dan Tata Kelola Pemerintahan Desa terhadap Sasaran Program 8: “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Pembangunan Nasional” pada IKP 1: “Jumlah KP yang Tercapai Sesuai Target”.
1. Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Kegiatan Prioritas (KP) yang Ditargetkan
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 52
Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja: 1) Jumlah KP yang Diawasi dan 2) Jumlah KP yang Tercapai Sesuai Target.
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Jumlah KP yang Diawasi 1 1 1 1 1Jumlah KP yang Tercapai Sesuai Target
1 1 1 1 1
Tabel 3.11 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Kegiatan Prioritas (KP) yang Ditargetkan (Kegiatan 19)
Target yang ditetapkan tersebut merupakan target tahunan
Sasaran kegiatan “Meningkatnya Kualitas Hasil Pembangunan Desa” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Keuangan, Pembangunan, dan Tata Kelola Pemerintahan Desa terhadap Sasaran Program 8: “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Pembangunan Nasional” pada IKP 1: “Jumlah KP yang Tercapai Sesuai Target”.
2. Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Kualitas Hasil Pembangunan Desa
Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja “Persentase Desa yang Diaudit Kinerja dengan Hasil Baik”.
Indikator ini menunjukkan sejauh mana keberhasilan dari pemerintah desa mencapai kinerja berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM Desa).
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Persentase Desa yang Diaudit Kinerja dengan Hasil Baik
0% 20% 30% 40% 50%
Tabel 3.12 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Kualitas Hasil Pembangunan Desa (Kegiatan 19)
Target yang ditetapkan tersebut merupakan akumulasi atas pencapaian target tahun sebelumnya
a. Jumlah KP yang diawasi Indikator ini menunjukkan banyaknya jumlah kegiatan prioritas nasional yang diawasi.
Indikator ini diukur dengan membandingkan realisasi kegiatan prioritas yang diawasi dibandingkan dengan kegiatan prioritas yang ditargetkan pada RKP.
b. Jumlah KP yang tercapai sesuai target Indikator ini menunjukkan sejauh mana keberhasilan kegiatan prioritas nasional mencapai
target yang ditetapkan. Indikator ini diukur dengan menjumlahkan kegiatan prioritas yang tercapai target kinerja yang tercantum dalam Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) pada tahun yang berjalan.pada tahun yang berjalan.
Indikator ini diukur dengan analisis perbandingan antara jumlah desa yang berkinerja baik dibandingkan jumlah seluruh desa yang diaudit kerja.
Sasaran kegiatan “Meningkatnya Perbaikan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada K/L/D” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Keuangan, Pembangunan, dan Tata Kelola Pemerintahan Desa terhadap Sasaran Program 9: “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern Pemerintah Daerah” pada IKP 2: “Persentase K/L/D dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3”.
3. Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Perbaikan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada K/L/D
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 53
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja: 1) Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada K/L/D; 2) Persentase Jumlah desa yang Menyusun laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa; 3) Jumlah desa yang menerapkan pengelolaan aset desa secara memadai; dan 4) Jumlah APIP yang mengimplementasikan Aplikasi Sistem Pengawasan Keuangan Desa (Siswaskeudes). IKK 1 merupakan IKK yang telah tercantum dalam Renstra BPKP, sedangkan IKK 2, 3, dan 4 merupakan IKK tambahan dari Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Keuangan, Pembangunan, dan Tata Kelola Pemerintahan Desa yang selaras dengan Renstra BPKP.a. Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada K/L/D Indikator ini menunjukkan sejauh mana Deputi Bidang PPKD dapat menghasilkan
rekomendasi strategis yang disampaikan kepada para stakeholder yaitu Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Desa-PDTT terkait dengan perbaikan akuntabilitas dan tata kelola keuangan pemerintahan desa. Selain itu rekomendasi strategis juga diarahkan untuk mendorong pencapaian tujuan pembangunan desa seperti yang diamanatkan dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
Indikator ini diukur dengan banyaknya produk rekomendasi strategis yang bisa dihasilkan oleh Deputi Bidang PPKD kepada para stakeholder terkait.
b. Persentase Jumlah Desa yang Menyusun Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa Indikator ini menunjukkan sejauh mana tingkat ketaatan pemerintah desa dalam
menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan desa sesuai ketentuan. Indikator ini diukur dengan cara melakukan analisis perbandingan antara jumlah desa yang telah menyusun laporan pertanggungjawaban sesuai ketentuan dibandingkan dengan jumlah desa seluruhnya.
c. Jumlah Desa yang Menerapkan Pengelolaan Aset Desa secara Memadai Indikator ini digunakan untuk mengukur sejauh mana pemerintah desa telah menerapkan
pengelolaan aset desa sesuai ketentuan. Indikator ini diukur dengan menghitung jumlah desa yang telah menerapkan pengelolaan aset desa sesuai ketentuan.
d. Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Aplikasi Sistem Pengawasan Keuangan Desa (Siswaskeudes)
Indikator ini digunakan untuk mengukur sejauh mana APIP telah mampu melakukan pengawasan keuangan desa dengan menggunakan Aplikasi Siswaskeudes. Indikator ini diukur dengan menghitung banyaknya APIP yang telah menerapkan aplikasi Siswaskeudes sebagai alat untuk melakukan pengawasan keuangan desa.
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 54
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada K/L/D
2 2 2 2 2
Persentase Jumlah desa yang Menyusun laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa
40% 45% 50% 55% 60%
Jumlah desa yang menerapkan pengelolaan aset desa secara memadai
0 1.500 3.700 7.500 14.800
Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes
20 100 150 200 250
Tabel 3.13 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Perbaikan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada K/L/D (Kegiatan 19)
Target yang ditetapkan pada IKK 1 merupakan target tahunan, sedangkan target pada IKK 2,3, dan 4 merupakan akumulasi atas pencapaian target tahun sebelumnya
Kegiatan 20 “Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah” dikoordinasikan oleh Direktorat Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah. Direktorat Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah memiliki 8 (delapan) sasaran kegiatan yang merupakan hasil yang akan dicapai dari pelaksanaan kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran program Deputi Bidang PPKD. Adapun sasaran kegiatan tersebut meliputi: 1) Pengawasan atas Kegiatan Prioritas (KP) yang ditargetkan; 2) Meningkatnya APIP K/L/D yang menetapkan Kapabilitas APIP Level 3 sebagai IKU; 3) Meningkatnya Mutu Hasil Penilaian Mandiri PK-APIP oleh APIP K/L/D; 4) Meningkatnya Komitmen K/L/D terkait Pengelolaan Risiko; 5) Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Risiko pada K/L/D; 6) Meningkatnya Mutu Hasil Evaluasi Penyelenggaraan SPIP oleh K/L/D; 7) Meningkatnya Perbaikan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada K/L/D; dan 8) Meningkatnya Kerangka Regulasi Implementasi SPIP.
Kegiatan 20: Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah
Sasaran kegiatan “Pengawasan atas KP yang Ditargetkan” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah terhadap Sasaran Program 8: “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Pembangunan Nasional” pada IKP 1: “Jumlah KP yang Tercapai Sesuai Target”. Sasaran kegiatan ini merupakan sasaran kegiatan dukungan terhadap kegiatan pengawasan atas KP yang dikoordinasi oleh Deputi Koordinator. Kegiatan akan dilakukan terhadap mitra kerja Deputi Bidang PPKD yang memiliki keterkaitan dengan KP yang menjadi objek pengawasan.
1. Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Kegiatan Prioritas (KP) yang Ditargetkan
Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja: 1) Jumlah KP yang Diawasi dan 2) Jumlah KP yang Tercapai Sesuai Target.
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 55
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
a. Jumlah KP yang diawasi Indikator ini menunjukkan banyaknya jumlah kegiatan prioritas nasional yang diawasi.
Indikator ini diukur dengan membandingkan realisasi kegiatan prioritas yang diawasi dibandingkan dengan kegiatan prioritas yang ditargetkan pada RKP.
b. Jumlah KP yang tercapai sesuai target Indikator ini menunjukkan sejauh mana keberhasilan kegiatan prioritas nasional mencapai
target yang ditetapkan. Indikator ini diukur dengan menjumlahkan kegiatan prioritas yang tercapai target kinerja yang tercantum dalam Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) pada tahun yang berjalan.pada tahun yang berjalan.
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Jumlah KP yang Diawasi 1 1 1 1 1Jumlah KP yang Tercapai Sesuai Target
1 1 1 1 1
Tabel 3. 14 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Kegiatan Prioritas (KP) yang Ditargetkan (Kegiatan 20)
Target yang ditetapkan tersebut merupakan target tahunan
Sasaran kegiatan “Meningkatnya APIP K/L/D yang menetapkan Kapabilitas APIP Level 3 sebagai IKU” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah terhadap Sasaran Program 9: “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern Pemerintah Daerah” pada IKP 1: “Persentase APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3”.
2. Sasaran Kegiatan: Meningkatnya APIP K/L/D yang menetapkan Kapabilitas APIP Level 3 sebagai IKU
Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja “Persentase APIP K/L/D yang menetapkan Kapabilitas APIP Level 3 sebagai IKU”.Penetapan Kapabilitas APIP level 3 menjadi IKU K/L/D sangat penting untuk lebih mendorong APIP K/L/D meningkatkan kapabilitasnya sekaligus menunjukkan komitmen yang kuat dari APIP K/L/D sehingga menjadi perhatian oleh seluruh elemen APIP K/L/D.
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Persentase APIP K/L/D yang Menetapkan Kapabilitas APIP Level 3 sebagai IKU
20% 27% 49% 71% 90%
Tabel 3.15 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya APIP K/L/D yang Menetapkan Kapabilitas APIP Level 3 sebagai IKU (Kegiatan 20)
Target yang ditetapkan tersebut merupakan akumulasi atas pencapaian target tahun sebelumnya
Indikator ini diukur dengan membagi jumlah K/L/D mitra Deputi Bidang PPKD yang menetapkan kapabilitas APIP level 3 sebagai IKU dengan jumlah total K/L/D mitra Deputi Bidang PPKD (2 kementerian dan 542 pemda).
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 56
Sasaran kegiatan “Meningkatnya Mutu hasil Penilaian Mandiri PK-APIP oleh APIP K/L/D” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah terhadap Sasaran Program 9: “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern Pemerintah Daerah” pada IKP 1: “Persentase APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3”.
3. Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Mutu Hasil Penilaian Mandiri PK-APIP oleh APIP K/L/D
Penilaian mandiri PK-APIP merupakan metode yang digunakan untuk memahami dan menilai secara mandiri level kapabilitas APIP masing-masing, yang diarahkan untuk perbaikan. Penilaian mandiri juga bagian dari upaya agar masing-masing APIP mempunyai kesadaran dan kemampuan mandiri untuk melakukan perbaikan internal. Mutu hasil penilaian mandiri PK-APIP menggambarkan pemahaman atas konsep PK APIP sekaligus kualitas proses penilaian yang dilakukan untuk, secara tepat, mengidentifikasi kesenjangan yang ada dengan ukuran/kriteria kapabilitas APIP.
Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja: 1) Persentase Saran Perbaikan terkait PK-APIP yang Ditindaklanjuti oleh APIP K/L/D; 2) Persentase APIP K/L dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3; 3) Persentase APIP Daerah dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 2 Plus (3 DC); dan 4) Persentase APIP Daerah dengan Kapabilitas APIP ≤ Level 2.
a. Persentase Saran Perbaikan (SP) terkait PK-APIP yang Ditindaklanjuti oleh APIP K/L/D Indikator ini diukur dengan membagi jumlah SP level 2 plus dan level 3 yang telah terbit
dengan jumlah APIP yang diajukan reviu oleh Perwakilan yang sebelumnya telah dilakukan bimtek dan penjaminan kualitas.
b. Persentase APIP K/L dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3 Indikator ini diukur dengan membagi jumlah APIP K/L mitra Deputi Bidang PPKD yang
telah mencapai level 3 dengan jumlah seluruh K/L mitra Deputi Bidang PPKD (Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Desa-PDTT).
c. Persentase APIP Daerah dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 2 Plus (3 DC) Indikator ini diukur dengan membagi jumlah APIP daerah yang telah mencapai kapabilitas
APIP ≥ level 2 plus (level 2 plus dan level 3) dengan jumlah total APIP daerah (542 pemda).d. Persentase APIP Daerah dengan Kapabilitas APIP ≤ Level 2 Indikator ini diukur dengan membagi jumlah APIP daerah yang mencapai kapabilitas APIP
≤ level 2 (level 2, level 1 plus, dan level 1) dengan jumlah total APIP daerah (542 pemda).
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Persentase Saran Perbaikan terkait PK-APIP yang Ditindaklanjuti oleh APIP K/L/D*
20% 27% 49% 71% 90%
Persentase APIP K/L dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3
50% 50% 100% 100% 100%
Tabel 3.16 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Mutu Hasil Penilaian Mandiri PK-APIP oleh APIP K/L/D (Kegiatan 20)
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 57
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Target yang ditetapkan pada IKK 1,2,3 merupakan akumulasi atas pencapaian target tahun sebelumnya. Untuk IKK 4 merupakan kondisi pada tahun bersangkutan (bersifat menurun)
Sasaran kegiatan “Meningkatnya Komitmen K/L/D terkait Pengelolaan Risiko” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah terhadap Sasaran Program 9: “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern Pemerintah Daerah” pada IKP 3: “Persentase K/L dengan MRI ≥ Level 3”, IKP 4: “Persentase Pemda Prov dengan MRI ≥ Level 3”, dan IKP 5: “Persentase Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3”.
4. Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Komitmen K/L/D terkait Pengelolaan Risiko
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Persentase APIP Daerah dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 2 Plus (3 DC)
61,81% 68,27% 73,80% 81,18% 88,56%
Persentase APIP Daerah dengan Kapabilitas APIP ≤ Level 2
38,19% 31,73% 26,20% 18,82% 11,44%
Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja: 1) Persentase K/L/D yang Memiliki Kebijakan Pengelolaan Risiko; 2) Persentase Pimpinan K/L/D/Sekda/Inspektur yang Menindaklanjuti Hasil Penilaian Manajemen Risiko Indeks; dan 3) Persentase Rekomendasi Strategis (Policy Brief) terkait penerapan MR kepada K/L Regulator yang ditindaklanjuti.a. Persentase K/L/D yang Memiliki Kebijakan Pengelolaan Risiko Indikator ini diukur dengan menjumlahkan K/L/D yang memiliki kebijakan Pengelolaan
Risiko yang mengatur tentang Framework MR yang meliputi Budaya, Sistem dan Proses dibandingkan dengan Populasi seluruh K/L/D.
b. Persentase Pimpinan K/L/D/Sekda/Inspektur yang Menindaklanjuti Hasil Penilaian Manajemen Risiko Indeks
Indikator ini diukur dengan membandingkan Jumlah rekomendasi strategis atas hasil Penilaian Manajemen Risiko Indeks yang ditindaklanjuti dengan seluruh rekomendasi yang disampaikan kepada Pimpinan K/L/D.
c. Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) terkait penerapan MR kepada K/L Regulator yang ditindaklanjuti
Indikator ini diukur dengan banyaknya produk rekomendasi strategis terkait penerapan MR kepada K/L Regulator yang ditindaklanjuti dengan seluruh rekomendasi yang disampaikan.
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 58
Sasaran kegiatan “Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Risiko pada K/L/D” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah terhadap Sasaran Program 9: “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern Pemerintah Daerah” pada IKP 3: “Persentase K/L dengan MRI ≥ Level 3”, IKP 4: “Persentase Pemda Prov dengan MRI ≥ Level 3”, dan IKP 5: “Persentase Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3”.
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Persentase K/L/D yang Memiliki Kebijakan Pengelolaan Risiko
2% 10% 18% 27% 41%
Persentase Pimpinan K/L/D/Sekda/Inspektur yang Menindaklanjuti Hasil Penilaian Manajemen Risiko Indeks
33% 33% 67% 67% 100%
Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) terkait penerapan MR kepada K/L Regulator yang ditindaklanjuti
1 1 1 1 1
Tabel 3.17 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Komitmen K/L/D terkait Pengelolaan Risiko (Kegiatan 20)
Target yang ditetapkan pada IKK 1 dan 2 merupakan akumulasi atas pencapaian target tahun sebelumnya, sedangkan pada IKK 3 adalah target tahunan
5. Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Risiko pada K/L/D
Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja: 1) Persentase Unit Kerja/OPD yang Memiliki Register Risiko dan RTP yang Dimutakhirkan Secara Berkala; 2) Persentase K/L/D yang Mencapai MRI L3; 3) Persentase K/L/D yang Mencapai MRI L2; dan 4) Persentase K/L/D yang Mencapai MRI L1.
a. Persentase Unit Kerja/OPD yang Memiliki Register Risiko dan RTP yang Dimutakhirkan Secara Berkala
Indikator ini diukur dengan membandingkan jumlah K/L/D dengan seluruh Unit Kerja/OPD yang Memiliki Register Risiko dan RTP yang Dimutakhirkan Secara Berkala dengan total jumlah K/L/D.
b. Persentase K/L/D yang Mencapai MRI L3 Indikator ini diukur dengan membandingkan Jumlah K/L/D yang mencapai MRI L3
dengan jumlah seluruh K/L/D.c. Persentase K/L/D yang Mencapai MRI L2 Indikator ini diukur dengan membandingkan jumlah K/L/D yang mencapai MRI L2
dengan jumlah seluruh K/L/D.d. Persentase K/L/D yang Mencapai MRI L1 Indikator ini diukur dengan membandingkan jumlah K/L/D yang mencapai MRI L1
dibandingkan jumlah seluruh K/L/D.
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Persentase Unit Kerja/OPD yang Memiliki Register Risiko dan RTP yang Dimutakhirkan Secara Berkala
33% 33% 67% 67% 100%
% K/L/D yang Mencapai MRI L3 2% 10% 18% 27% 41%% K/L/D yang Mencapai MRI L2 10% 22% 30% 39% 48%% K/L/D yang Mencapai MRI L1 88% 68% 52% 33% 11%
Tabel 3.18 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Risiko pada K/L/D (Kegiatan 20)
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 59
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Target yang ditetapkan pada IKK 1,2,3 merupakan akumulasi atas pencapaian target tahun sebelumnya. Untuk IKK 4 merupakan kondisi pada tahun bersangkutan (bersifat menurun)
Sasaran kegiatan “Meningkatnya Mutu Hasil Evaluasi Penyelenggaraan SPIP oleh K/L/D” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah terhadap Sasaran Program 9: “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern Pemerintah Daerah” pada IKP 2: “Persentase K/L/D dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3”.
6. Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Mutu Hasil Evaluasi Penyelenggaraan SPIP oleh K/L/D
Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja: 1) Persentase Saran Perbaikan terkait Penyelenggaraan SPIP yang Ditindaklanjuti oleh K/L/D; 2) Persentase K/L/D yang Mencapai Maturitas SPIP L3; dan 3) Persentase K/L/D yang Mencapai Maturitas SPIP L2.a. Persentase Saran Perbaikan terkait Penyelenggaraan SPIP yang Ditindaklanjuti oleh K/L/D Indikator ini diukur dengan membandingkan jumlah Saran Perbaikan terkait
Penyelenggaraan SPIP yang Ditindaklanjuti oleh K/L/D dengan jumlah seluruh saran perbaikan yang disampaikan.
b. Persentase K/L/D yang Mencapai Maturitas SPIP L3 Indikator ini diukur dengan membandingkan jumlah K/L/D yang mencapai Maturitas
SPIP L3 dengan jumlah seluruh K/L/D.c. Persentase K/L/D yang Mencapai Maturitas SPIP L2 Indikator ini diukur dengan membandingkan jumlah K/L/D yang mencapai Maturitas
SPIP L2 dengan jumlah seluruh K/L/D.
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 60
Sasaran kegiatan “Meningkatnya Perbaikan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada K/L/D” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah terhadap Sasaran Program 9: “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern Pemerintah Daerah” pada IKP 2: “Persentase K/L/D dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3”.
7. Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Perbaikan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada K/L/D
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada K/L/D
1 1 1 1 1
Tabel 3.20 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Perbaikan Governance, Risk Management, and Control (GRC) pada K/L/D (Kegiatan 20)
Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja “Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada K/L/D”.
Perbaikan GRC pada K/L/D perlu dilakukan dengan berbagai pendekatan, salah satunya melalui pemberian rekomendasi kebijakan kepada pemangku kepentingan berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan oleh Deputi Bidang PPKD.
Indikator ini diukur dengan banyaknya produk rekomendasi strategis terkait dengan perbaikan GRC yang diberikan kepada K/L/D.
Target yang ditetapkan tersebut merupakan target tahunan
Sasaran kegiatan “Meningkatnya Kerangka Regulasi Implementasi SPIP” merupakan dukungan Direktorat Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah terhadap Sasaran Program 9: “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern Pemerintah Daerah” pada IKP 2: “Persentase K/L/D dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3”.
8. Sasaran Kegiatan: Meningkatnya kerangka Regulasi Implementasi SPIP
Keberhasilan pencapaian keluaran dari kegiatan ini akan diukur dengan menggunakan indikator kinerja “Ditetapkannya Maturitas SPIP sebagai Indikator Penilaian oleh K/L Regulator”.
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Persentase Saran Perbaikan terkait Penyelenggaraan SPIP yang Ditindaklanjuti oleh K/L/D
20% 30% 40% 50% 60%
%K/L/D yang Mencapai Maturitas SPIP L3 58% 63% 68% 72% 77%%K/L/D yang Mencapai Maturitas SPIP L2 33% 30% 28% 26% 23%
Tabel 3.19 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Mutu Hasil Evaluasi Penyelenggaraan SPIP oleh K/L/D (Kegiatan 20)
Target yang ditetapkan pada IKK 1,2,3 merupakan akumulasi atas pencapaian target tahun sebelumnya. Untuk IKK 4 merupakan kondisi pada tahun bersangkutan (bersifat menurun)
Kerangka regulasi implementasi SPIP merupakan suatu hal yang sangat penting sebagai landasan hukum sekaligus pendorong implementasi SPIP. Implementasi SPIP dapat diperkuat dengan dorongan kebijakan tidak hanya oleh BPKP, tetapi juga oleh K/L lain.
Indikator ini diukur dengan menjumlahkan K/L Regulator yang menetapkan Maturitas SPIP sebagai salah satu Indikator Penilaian Governance.
IKK 2020 2021 2022 2023 2024Ditetapkannya Maturitas SPIP sebagai Indikator Penilaian oleh K/L Regulator
0 1 2 3 4
Tabel 3. 21 Target IKK atas Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Kerangka Regulasi Implementasi SPIP (Kegiatan 20)
Target yang ditetapkan tersebut merupakan akumulasi atas pencapaian target tahun sebelumnya
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 61
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
Anggaran tersebut bersumber dari Rupiah Murni (RM). Selain bersumber dari RM, pendanaan Deputi Bidang PPKD juga disokong oleh Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN) yang berasal dari Asian Development Bank (ADB) yang kemudian diselenggarakan dalam kegiatan State Accountability Revitalization (STAR) Lanjutan. STAR Lanjutan Nomor 3872 INO merupakan kelanjutan dari proyek STAR yang juga didanai oleh ADB dengan Loan Nomor 2927 INO.
B Kerangka Pendanaan Kegiatan
Agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik diperlukan adanya komitmen menyeluruh dari Pimpinan tertinggi sampai dengan pelaksana, sarana-prasarana, regulasi serta tentunya pendanaan yang mencukupi. Tabel Prakiraan Maju anggaran yang diusulkan Deputi Bidang PPKD sebagai berikut:
Nilai Anggaran (dalam Juta Rupiah)No Program 2020 2021 2022 2023 20241 Program 06: Program
Pengawasan Pembangunan5.071 12.361 19.764 20.237 21.349
Tabel 3. 22 Prakiraan Maju Anggaran Deputi Bidang PPKD Tahun 2020—2024
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 62
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 63
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 64
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
BAB IV
PENUTUP
Rencana strategis (renstra) Deputi Bidang PPKD disusun sebagai upaya untuk mendukung pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis BPKP. Penyusunan renstra Deputi Bidang PPKD ini mengacu pada Renstra BPKP. Deputi Bidang
PPKD sebagai unit kerja BPKP mendapat amanat untuk mengawal akuntabilitas keuangan negara dan daerah, akuntabilitas pembangunan nasional, dan peningkatan kualitas pengendalian intern K/L/D. Amanat tersebut menjadi landasan bagi Deputi Bidang PPKD dalam merumuskan program serta kegiatan yang akan dilaksanakan dalam lima tahun ke depan.
Renstra Deputi Bidang PPKD tahun 2020-2024 merupakan komitmen bersama seluruh jajaran Deputi Bidang PPKD yang wajib dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Renstra ini merupakan panduan bagi unit kerja di lingkungan Deputi Bidang PPKD dalam menyusun perencanaan kegiatan pengawasan tahunan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Dokumen ini juga merupakan acuan dalam pelaksanaan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan pencapaian kinerja Deputi Bidang PPKD.
Keberhasilan pelaksanaan Renstra tahun 2020-2024 akan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal, di antaranya kesiapan kelembagaan, proses bisnis internal unit kerja dan hubungan dengan mitra kerja Deputi Bidang PPKD. Oleh karena itu, dukungan dan komitmen seluruh jajaran pegawai Deputi Bidang PPKD, pengembangan kompetensi SDM berkelanjutan, sinergi dan koordinasi dengan mitra kerja, pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi pengawasan berbasis teknologi informasi, serta pengembangan dan perbaikan metodologi pengawasan sangat diperlukan untuk membentuk ekosistem yang mendukung keberhasilan pencapaian sasaran Deputi Bidang
PPKD yang pada akhirnya akan mendukung keberhasilan BPKP dalam mengawal akuntabilitas keuangan dan pembangunan nasional.
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 65
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 66
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 67
Innovative . Delivered . Effective . Accountable
68
matriks kinerja
dan pendanaan
2020
2021
2022
2023
2024
2020
2021
2022
2023
2024
BAD
AN P
ENG
AWAS
AN K
EUAN
GAN
DA
PEM
BAN
GU
NAN
5,07
1
12
,361
19
,764
20
,237
21
,349
Sa
sara
n St
rate
gis 1
: Men
ingk
atny
a Pe
ngaw
asan
Pe
mba
ngun
an a
tas A
kunt
abili
tas K
euan
gan
Neg
ara
dan
Dae
rah
Depu
� III
IKU
1: N
ilai p
oten
si p
ener
imaa
n ne
gara
/dae
rah
yang
te
real
isisa
si17
,284
31
,782
44,8
63
50
,222
55,5
31
IK
U 2
: Nila
i pen
gelu
aran
neg
ara/
daer
ah y
ang
efisi
en-
6,
211,
844
5,09
9,27
5
4,
487,
362
3,70
2,07
4
IK
U 3
: Nila
i pen
yela
mat
an k
euan
gan
nega
ra-
6,00
0
6,12
0
6,24
2
6,36
7
Sasa
ran
Stra
tegi
s 2: M
enin
gkat
nya
Peng
awas
an
Pem
bang
unan
ata
s Aku
ntab
ilita
s Pem
bang
unan
Nas
iona
l
IKU
2: J
umla
h Ke
giat
an P
riorit
as y
ang
terc
apai
sesu
ai ta
rget
9
9
9
9
9
Sasa
ran
Stra
tegi
s 5: M
enin
gkat
nya
Peng
awas
an
Pem
bang
unan
ata
s Kua
litas
Pen
gend
alia
n In
tern
K/
L/Pe
mda
/BU
IKU
1: P
erse
ntas
e AP
IP K
/L/D
den
gan
Kapa
bilit
as A
PIP ≥
Leve
l 333
.27%
46.8
8%59
.01%
70.9
6%76
.29%
IKU
2: P
erse
ntas
e AP
IP K
/L/D
den
gan
Mat
urita
s SPI
P ≥
Leve
l 357
.80%
62.9
4%68
.26%
72.4
8%76
.51%
IKU
3: P
erse
ntas
e AP
IP K
/L/D
/BU
den
gan
MRI
≥ L
evel
3- M
itra
D333
.33%
33.3
3%66
.67%
66.6
7%10
0.00
%- P
rov
5.88
%5.
97%
29.4
1%41
.18%
61.7
6%- K
ab/K
ota
2.36
%13
.71%
20.1
5%25
.00%
39.3
7%
PRO
GRA
M A
: 06
Prog
ram
Pen
gaw
asan
Pem
bang
unan
Sasa
ran
Prog
ram
(out
com
e) 7
: Men
ingk
atny
a Pe
ngaw
asan
at
as A
kunt
abili
tas K
euan
gan
dan
Kine
rja D
aera
h- I
KP 1
: Nila
i op�
mal
isasi
pen
dapa
tan
asli
daer
ah y
ang
tere
alisa
si (d
alam
juta
rupi
ah)
5,76
1
11
,918
16,8
24
18
,833
20,8
24
- I
KP 2
: Pot
ensi
pen
dapa
tan
asli
daer
ah y
ang
diop
�mal
isasi
(d
alam
juta
rupi
ah)
11,5
23
19,8
64
28
,039
31,3
89
34
,707
- IKP
3: N
ilai Efis
iens
i Pen
gelu
aran
Dae
rah
(dal
am ju
ta ru
piah
)0
6,21
1,84
4
5,
099,
275
4,48
7,36
2
3,
702,
074
- IKP
4: N
ilai P
enye
lam
atan
Pen
gelu
aran
Dae
rah
(dal
am ju
ta
rupi
ah)
-6,
000
6,
120
6,
242
6,
367
Sa
sara
n Pr
ogra
m (o
utco
me)
8: M
enin
gkat
nya
Peng
awas
an
atas
Aku
ntab
ilita
s Pem
bang
unan
Nas
iona
l- I
KP 1
: Jum
lah
KP y
ang
terc
apai
sesu
ai ta
rget
9
9
9
9
9
- I
KP 2
: Jum
lah
Prog
ram
Lin
tas S
ekto
ral P
emba
ngun
an D
aera
h ya
ng T
erca
pai S
esua
i Tar
get
-5
5
5
5
Sa
sara
n Pr
ogra
m (o
utco
me)
9: M
enin
gkat
nya
Peng
awas
an
atas
Kua
litas
Pen
gend
alia
n In
tern
pem
erin
tah
daer
ah- I
KP 1
: Per
sent
ase
APIP
K/L
/Pem
da d
enga
n Ka
pabi
litas
API
P ≥
Leve
l 333
.27%
46.8
8%59
.01%
70.9
6%76
.29%
- Mitr
a D3
1 da
ri 2
1 da
ri 2
2 da
ri 2
2 da
ri 2
2 da
ri 2
- Pro
v17
dar
i 34
21 d
ari 3
425
dar
i 34
30 d
ari 3
431
dar
i 34
- Kab
/Kot
a16
3 da
ri 50
823
3 da
ri 50
829
4 da
ri 50
835
4 da
ri 50
838
2 da
ri 50
8
- IKP
2: P
erse
ntas
e K/
L/Pe
mda
den
gan
Mat
urita
s SPI
P ≥
Leve
l 357
.80%
62.9
4%68
.26%
72.4
8%76
.51%
- Mitr
a D3
1 da
ri 3
2 da
ri 3
2 da
ri 3
3 da
ri 3
3 da
ri 3
- Pro
v28
dar
i 34
29 d
ari 3
430
dar
i 34
31 d
ari 3
431
dar
i 34
- Kab
/Kot
a28
5 da
ri 50
831
2 da
ri 50
833
9 da
ri 50
836
1 da
ri 50
838
3 da
ri 50
8
Uni
t Org
anis
asi
Pela
ksan
aPr
ogra
m/
Kegi
atan
Sasa
ran
Prog
ram
(Out
com
e)/S
asar
an K
egia
tan
(Out
put)
/Ind
ikat
orTa
rget
Alok
asi (
dala
m ju
ta ru
piah
)
Mat
riks
Kine
rja d
an P
enda
naan
69
2020
2021
2022
2023
2024
2020
2021
2022
2023
2024
Uni
t Org
anis
asi
Pela
ksan
aPr
ogra
m/
Kegi
atan
Sasa
ran
Prog
ram
(Out
com
e)/S
asar
an K
egia
tan
(Out
put)
/Ind
ikat
orTa
rget
Alok
asi (
dala
m ju
ta ru
piah
)
- IKP
3: P
erse
ntas
e K/
L de
ngan
MRI
≥ L
evel
333
.33%
33.3
3%66
.67%
66.6
7%10
0%- M
itra
D31
dari
31
dari
32
dari
32
dari
33
dari
3- I
KP 4
: Per
sent
ase
Pem
da P
rov
deng
an M
RI ≥
Lev
el 3
5.88
%5.
97%
29.4
1%41
.18%
61.7
6%- P
rov
2 da
ri 34
5 da
ri 34
10 d
ari 3
414
dar
i 34
21 d
ari 3
4- I
KP 5
: Per
sent
aseP
emda
Kab
/Kot
a de
ngan
MRI
≥ L
evel
32.
36%
13.7
1%20
.15%
25%
39.3
7%- K
ab/K
ota
8 da
ri 50
848
dar
i 508
85 d
ari 5
0813
3 da
ri 50
820
0 da
ri 50
8Ke
giat
an 1
7: P
enga
was
an A
kunt
abili
tas K
euan
gan
Dae
rah
770
99
9
7,22
3
6,33
6
5,76
6
Dire
ktor
at 3
.1Sa
sara
n Ke
giat
an: P
enga
was
an a
tas N
ilai Efis
iens
i Pe
ngel
uara
n D
aera
h
- IKK
1: N
ilai Efis
iens
i Pen
gelu
aran
Pem
da (d
alam
juta
rupi
ah)
06,
211,
844
5,09
9,27
54,
487,
362
3,70
2,07
48
5927
127
127
1Sa
sara
n Ke
giat
an: P
enga
was
an a
tas K
egia
tan
Prio
ritas
(KP)
ya
ng d
itarg
etka
n- I
KK 1
: Jum
lah
KP y
ang
diaw
asi
1
1
1
1
1
18
5
204
22
4
246
27
1
- IKK
2: J
umla
h KP
yan
g te
rcap
ai se
suai
targ
et1
1
1
1
1
145
16
0
175
19
3
212
Sa
sara
n Ke
giat
an: M
enin
gkat
nya
Perb
aika
n G
over
nanc
e, R
isk
Man
agem
ent,
and
Cont
rol
(GRC
) pad
a K/
L/D
- IKK
1: P
erse
ntas
e ju
mla
h pe
mda
yan
g ak
unta
bel d
alam
pe
ngel
olaa
n ke
uang
an d
an k
iner
ja d
aera
h14
.76%
23.4
3%35
.42%
47.6
0%59
.96%
432
576
6,55
35,
626
5,01
2Da
na A
PBN
Kegi
atan
18:
Pen
gaw
asan
Aku
ntab
ilita
s Pro
gram
Lin
tas S
ekto
ral P
emba
ngun
an D
aera
h68
1
4,31
7
4,
749
5,
224
5,
746
D
irekt
orat
3.2
Sasa
ran
Kegi
atan
: Pen
gaw
asan
ata
s Op�
mal
isas
i PAD
- IKK
1: N
ilai o
p�m
alisa
si P
AD h
asil
peng
awas
an B
PKP
yang
di�n
dakl
anju�
deng
an p
enet
apan
kur
ang
baya
r ata
s PAD
(d
alam
juta
rupi
ah)
5,76
111
,918
16,8
2418
,833
20,8
140
465
511
562
618
Sasa
ran
Kegi
atan
: Pen
gaw
asan
ata
s Pot
ensi
Pen
dapa
tan
Asli
Dae
rah
- IKK
1: N
ilai p
oten
si p
ener
imaa
n Pe
ndap
atan
Asl
i Dae
rah
(dal
am ju
ta ru
piah
)11
,523
19
,864
28,0
39
31
,389
34,7
07
61
.846
551
156
261
8
Sasa
ran
Kegi
atan
: Pen
gaw
asan
ata
s Dan
a Tr
ansf
er- I
KK 1
: Nila
i Pen
yela
mat
an P
enge
lola
an D
ana
Tran
sfer
(dal
am
juta
rupi
ah)
-4,
000
4,
080
4,
162
4,
245
82
.323
125
528
030
8
Sasa
ran
Kegi
atan
: Pen
gaw
asan
ata
s Pem
biay
aan
Dae
rah
- IKK
1: N
ilai P
enye
lam
atan
Pem
biay
aan
Daer
ah
-2,
000
2,
040
2,
081
2,
122
0
357
392
432
475
Sasa
ran
Kegi
atan
: Pen
gaw
asan
ata
s Keg
iata
n Pr
iorit
as (K
P)- I
KK 1
: Jum
lah
KP y
ang
diaw
asi
6
6
6
6
6
21
0
1,00
0
1,
100
1,
210
1,
331
- I
KK 2
: Jum
lah
KP y
ang
terc
apai
sesu
ai ta
rget
6
6
6
6
6
21
0
369
406
447
491
Sasa
ran
Kegi
atan
: Pen
gaw
asan
ata
s Pro
gram
Lin
tas S
ekto
ral
Pem
bang
unan
Dae
rah
- IKK
1: J
umla
h Pr
ogra
m L
inta
s Sek
tora
l Pem
bang
unan
Dae
rah
yang
terc
apai
sesu
ai ta
rget
05
5
5
5
-
1,00
0
1,
100
1,
210
1,
331
Sa
sara
n Ke
giat
an: M
enin
gkat
nya
Perb
aika
n G
over
nanc
e, R
isk
Man
agem
ent,
and
Cont
rol (
GRC
) pad
a K/
L/D
- IKK
1: T
erse
dian
ya R
ekom
enda
si S
trat
egis
(Pol
icy
Brie
f )
kepa
da K
/L/D
2
2
2
2
2
11
7.2
431
474
521
573
70
2020
2021
2022
2023
2024
2020
2021
2022
2023
2024
Uni
t Org
anis
asi
Pela
ksan
aPr
ogra
m/
Kegi
atan
Sasa
ran
Prog
ram
(Out
com
e)/S
asar
an K
egia
tan
(Out
put)
/Ind
ikat
orTa
rget
Alok
asi (
dala
m ju
ta ru
piah
)
Kegi
atan
19:
Pen
gaw
asan
Aku
ntab
ilita
s Keu
anga
n, P
emba
ngun
an, d
an T
ata
Kelo
la P
emer
inta
han
Des
a88
0
1,88
3
2,
165
2,
490
2,
863
D
irekt
orat
3.3
Sasa
ran
Kegi
atan
: Pen
gaw
asan
ata
s Keg
iata
n Pr
iorit
as (K
P)
yang
dita
rget
kan
- IKK
1: J
umla
h KP
yan
g di
awas
i1
1
1
1
1
185
21
3
245
28
1
324
- I
KK 2
: Jum
lah
KP y
ang
terc
apai
sesu
ai ta
rget
1
1
1
1
1
27
5
316
36
4
418
48
1
Sasa
ran
Kegi
atan
: Men
ingk
atny
a Ku
alita
s Has
il Pe
mba
ngun
an
Des
a
- IKK
1: P
erse
ntas
e de
sa y
ang
diau
dit k
iner
ja d
enga
n ha
sil b
aik
0%20
%30
%40
%50
%-
420
48
3
555
63
9
Sasa
ran
Kegi
atan
: Men
ingk
atny
a Pe
rbai
kan
Gov
erna
nce,
Ris
k M
anag
emen
t, an
d Co
ntro
l (G
RC) p
ada
K/L/
D- I
KK 1
: Ter
sedi
anya
Rek
omen
dasi
Str
ateg
is (P
olic
y Br
ief )
ke
pada
K/L
/D2
2
2
2
2
120
13
8
159
18
3
210
- I
KK 2
: Per
sent
ase
Jum
lah
desa
yan
g M
enyu
sun
lapo
ran
Pert
angg
ungj
awab
an K
euan
gan
Desa
40%
45%
50%
55%
60%
132
15
1
174
20
0
230
- I
KK 3
: Jum
lah
desa
yan
g m
ener
apka
n pe
ngel
olaa
n as
et d
esa
seca
ra m
emad
ai0
1500
3700
7500
1480
0-
450
51
8
595
68
4
- IKK
4: J
umla
h AP
IP y
ang
men
gim
plem
enta
sika
n A
plik
asi
Sist
em P
enga
was
an K
euan
gan
Desa
(Sisw
aske
udes
).20
100
150
200
250
169
19
4
223
25
7
295
Ke
giat
an 2
0: P
enga
was
an T
ata
Kelo
la P
emer
inta
h D
aera
h2,
740
5,16
3
5,
628
6,
187
6,
973
D
irekt
orat
3.4
Sasa
ran
Kegi
atan
: Pen
gaw
asan
ata
s Keg
iata
n Pr
iorit
as (K
P)
yang
dita
rget
kan
- IKK
1: J
umla
h KP
yan
g di
awas
i1
1
1
1
1
185
20
4
224
24
6
271
- I
KK 2
: Jum
lah
KP y
ang
terc
apai
sesu
ai ta
rget
1
1
1
1
1
14
5
160
17
5
193
21
2
Sasa
ran
Kegi
atan
: Men
ingk
atny
a AP
IP K
/L/D
yan
g m
enet
apka
n Ka
pabi
litas
API
P Le
vel 3
seba
gai I
KU- I
KK 1
: Per
sent
ase
APIP
K/L
/D y
ang
men
etap
kan
Kapa
bilit
as
APIP
Lev
el 3
seba
gai I
KU20
%27
%49
%71
%90
%60
4
650
70
0
750
Sa
sara
n Ke
giat
an: M
enin
gkat
nya
Mut
u ha
sil P
enila
ian
Man
diri
PK-
APIP
ole
h AP
IP K
/L/D
- IKK
1: P
erse
ntas
e Sa
ran
Perb
aika
n te
rkai
t PK-
APIP
yan
g Di�n
dakl
anju�
oleh
API
P K/
L/D
20%
27%
49%
71%
90%
979
1,
000
1,
000
1,
000
- IKK
2: P
erse
ntas
e AP
IP K
/L d
enga
n Ka
pabi
litas
API
P ≥
Leve
l 350
%50
%10
0%10
0%10
0%- I
KK 3
: Per
sent
ase
APIP
Dae
rah
deng
an K
apab
ilita
s API
P ≥
Leve
l 2
Plus
(3 D
C)61
.81%
68.2
7%73
.80%
81.1
8%88
.56%
- IKK
4: P
erse
ntas
e AP
IP D
aera
h de
ngan
Kap
abili
tas A
PIP ≤
Leve
l 2
38.1
9%31
.73%
26.2
0%18
.82%
11.4
4%Sa
sara
n Ke
giat
an: M
enin
gkat
nya
kom
itmen
K/L
/D te
rkai
t Pe
ngel
olaa
n Ri
siko
- IKK
1: P
erse
ntas
e K/
L/D
yang
Mem
iliki
Keb
ijaka
n Pe
ngel
olaa
n Ri
siko
2%10
%18
%27
%41
%40
9
470
54
1
622
71
6
- IKK
2: P
erse
ntas
e Pi
mpi
nan
K/L/
D/Se
kda/
Insp
ektu
r yan
g M
enin
dakl
anju�
Has
il Pe
nila
ian
Man
ajem
en R
isik
o In
deks
33%
33%
67%
67%
100%
61
70
81
93
107
- I
KK 3
: Ter
sedi
anya
Rek
omen
dasi
Str
ateg
is (P
olic
y Br
ief
) ke
pada
K/L
Reg
ulat
or1
11
11
91
105
12
1
139
16
0
71
2020
2021
2022
2023
2024
2020
2021
2022
2023
2024
Uni
t Org
anis
asi
Pela
ksan
aPr
ogra
m/
Kegi
atan
Sasa
ran
Prog
ram
(Out
com
e)/S
asar
an K
egia
tan
(Out
put)
/Ind
ikat
orTa
rget
Alok
asi (
dala
m ju
ta ru
piah
)
Sasa
ran
Kegi
atan
: Men
ingk
atny
a Ku
alita
s Pen
gelo
laan
Ris
iko
pada
K/L
/D- I
KK 1
: Per
sent
ase
Uni
t Ker
ja/O
PD y
ang
Mem
iliki
Reg
ister
Ri
siko
dan
RTP
yan
g Di
mut
akhi
rkan
Sec
ara
Berk
ala
33%
33%
67%
67%
100%
374
38
8
447
51
4
591
- I
KK 2
: % K
/L/D
yan
g M
enca
pai M
RI L
32%
10%
18%
27%
41%
489
85
6
922
1,
085
1,
396
- I
KK 3
: % K
/L/D
yan
g M
enca
pai M
RI L
210
%22
%30
%39
%48
%0
00
00
- IKK
4 :
% K
/L/D
yan
g M
enca
pai M
RI L
188
%68
%52
%33
%11
%0
00
00
Sasa
ran
Kegi
atan
: Men
ingk
atny
a M
utu
hasi
l eva
luas
i Pe
nyel
engg
araa
n SP
IP o
leh
K/L/
D- I
KK 1
: Per
sent
ase
Sara
n Pe
rbai
kan
terk
ait P
enye
leng
gara
an
SPIP
yan
g Di�n
dakl
anju�
oleh
K/L
/D20
%30
%40
%50
%60
%37
4
388
44
7
514
59
1
- IKK
2: %
K/L/
D ya
ng M
enca
pai M
atur
itas S
PIP
L358
%63
%68
%72
%77
%46
0
763
81
7
849
91
3
- IKK
3: %
K/L/
D ya
ng M
enca
pai M
atur
itas S
PIP
L233
%30
%28
%26
%23
%0
00
00
Sasa
ran
Kegi
atan
: Men
ingk
atny
a Pe
rbai
kan
Gov
erna
nce,
Ris
k M
anag
emen
t, an
d Co
ntro
l (G
RC) p
ada
K/L/
D- I
KK 1
: Ter
sedi
anya
Rek
omen
dasi
Str
ateg
is (P
olic
y Br
ief
) ke
pada
K/L
/D1
11
11
91
105
12
1
139
16
0
Sasa
ran
Kegi
atan
: Men
ingk
atny
a ke
rang
ka R
egul
asi
Impl
emen
tasi
SPI
P- I
KK 1
: Dite
tapk
anny
a M
atur
itas S
PIP
seba
gai I
ndik
ator
Pe
nila
ian
oleh
K/L
Reg
ulat
or0
12
34
61
70
81
93
107
72