21
PEMBINAAN GENERASI MUDA (Q.S. AT-TAHRIM : 6) A. Pendahuluan Sudah menjadi maklum bahwa dalam pandangan al- Quran orang yang paling tinggi derajat dan martabatnya di sisi Pencipta Alam Raya yang Maha Segala adalah mereka yang mampu mengemban nilai- nilai ketaqwaan di dalam dirinya. Untuk dimanifestasikan dalam kehidupannya di dunia sebagai bekal kehidupan di akherat kelak. Dalam konteks pergaulan di Indonesia, terlihat khususnya di kota-kota besar, cara pandang yang dimiliki masyarakat tersebut sudah bergeser, tidak lagi tertumpu pada manusia yang berbudi luhur (bertakwa) tetapi terorientasi pada manusia yang berkekuatan ekonomi. Sehingga mereka sudah mulai bersifat materialistis dan dalam kehidupannya lebih menuntut kesenangan jasmani mengabaikan nilali-nilai ruhani. Implikasi dari cara pandang tersebut berujung pada tindakan-tindakan yang cenderung penyimpangan dari norma-norma khususnya agama. Dari mulai orang dewasa hingga mereka yang belum mempunyai kematangan berpikir. Hal tersebut jika terus dibiarkan akan mengakibatkan suatu adat yang buruk yang jauh dari

Tafsir 1-Membina Generasi Muda

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tafsir 1-Membina Generasi Muda

PEMBINAAN GENERASI MUDA

(Q.S. AT-TAHRIM : 6)

A. Pendahuluan

Sudah menjadi maklum bahwa dalam pandangan al-Quran orang yang

paling tinggi derajat dan martabatnya di sisi Pencipta Alam Raya yang Maha

Segala adalah mereka yang mampu mengemban nilai-nilai ketaqwaan di

dalam dirinya. Untuk dimanifestasikan dalam kehidupannya di dunia sebagai

bekal kehidupan di akherat kelak.

Dalam konteks pergaulan di Indonesia, terlihat khususnya di kota-kota

besar, cara pandang yang dimiliki masyarakat tersebut sudah bergeser, tidak

lagi tertumpu pada manusia yang berbudi luhur (bertakwa) tetapi terorientasi

pada manusia yang berkekuatan ekonomi. Sehingga mereka sudah mulai

bersifat materialistis dan dalam kehidupannya lebih menuntut kesenangan

jasmani mengabaikan nilali-nilai ruhani.

Implikasi dari cara pandang tersebut berujung pada tindakan-tindakan

yang cenderung penyimpangan dari norma-norma khususnya agama. Dari

mulai orang dewasa hingga mereka yang belum mempunyai kematangan

berpikir. Hal tersebut jika terus dibiarkan akan mengakibatkan suatu adat yang

buruk yang jauh dari nilai-nilai kebenaran dan keadilan perlu ada

penyelamatan terutama bagi generasi yang akan datang.

Penerus generasi yang akan datang adalah mereka yang sekarang

menginjak usia remaja. Merekalah yang kemudian menjadi harapan untuk

dapat memutar keadaan masyarakat yang sakit kepada masyarakat yang sehat.

diawali dengan pembinaan generasi muda secara individu dan berkelompok.

Dari usaha tersebut diharapkan mampu menciptakan pribadi-pribadi yang

bertaqwa yang pada akhirnya masyarakat yang patuh dan tuduk kepada

hukum-hukum Allah dan Rasul-Nya.

Berdasarkan hal di atas, topik yang akan dikaji pada makalah ini

adalah seputar pembinaan generasi muda, dengan berpijak pada Q.S. at-

Tahrim ayat 9.

Page 2: Tafsir 1-Membina Generasi Muda

B. Teks dan Terjemah Ayat

:(6)التحريمHai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. at-Tahrim:6)

C. Tafsir Mufrodat

ءا نيذال اهيأ آي �وا من : Orang-orang yang beriman kepada Nabi Muhammad SAW. dan al-Quran

�م آو�ق أنف�سك : Jagalah dirimu dan kaummu�م : وأهليك Anak-anak dan istri-istri kamu' : نارا Dikatakan, didik dan ajarilah mereka niscaya kami

telah memelihara mereka dengan hal itu dari api neraka

د�هاوق�و : Kayu bakar neraka�ةارجحالو : Batu Kibrit, yaitu baitu yang sangat panas.

ةكئالم : Para malaikat Zabaniyahغالظ : Tinggi dan besar

شداد : Pada kuatاليعص�ون : Tidak membantah terhadap perintah untuk menyiksa

penduduk neraka.

D. Tafsir Ayat

Muhammad Ibn Jarir Ibn Yazid Ibn Katsir Ibn Ghalib al-Amaly, yang

dikenal dengan nama Abu Ja’far ath-Thabary, memberikan penafsiran

potongan ayat tersebut sebagai berikut:

Wahai orang-orang yang mengakui dan meyakini kepada Allah dan Rasul-nya, hendaklah sebagian kamu mengajari sebagian yang lain, dengan pengajaran yang mana dengannya kamu dapat menjaga orang-orang yang kamu ajari dari api neraka, dan menjaga mereka darinya

2

Page 3: Tafsir 1-Membina Generasi Muda

karena mereka telah mengamalkannya dengan berbuat taat kepada Allah dan hendaklah kamu mengerjakan taat kepada Allah.Kemudian, ajarilah keluargamu perbuatan taat kepada Allah sehingga diri mereka dapat terpelihara dari api neraka.

Dalam memperkuat penafsirannya, Abu Ja’far mengajukan sebuah

Atsar sahabat yang diriwayatkan oleh Ibnu Bisyr, diterima dari Abd. Ar-

Rahman, dari Sufyan, dari Mansur, dari seorang laki-laki yang menerimanya

dari Ali Ibn Abi Thalib, beliau mengatakan bahwa firman Allah SWT.

Maksudnya adalah: “Ajari dan didiklah mereka.” Sementara itu, Ibn Abbas

memberikan penafsiran, “Lakukanlah taat kepada Allah, jauhilah maksiat

kepada-Nya dan perintahlah keluargamu untuk berzikir, maka Allah akan

menyelamatkanmu dari Api neraka.

Senada dengan penafsiran yang telah disampaikan di atas, penafsiran

yang disampaikan oleh Imam as-Samarqandy dalam tafsirnya “Bahrul Ulum”,

sebagai berikut:

“Jauhkan dirimu dari api neraka dengan melaksanakan taat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta ajarilah keluargamu dengan pengajaran yang dapat menjauhkan mereka dari api neraka.”

Menurut as-Samarqandy, berkenaan dengan perintah memelihara

keluarga, Qatadah mengatakan, “perintahlah mereka untuk taat kepada Allah

dan cegahlah mereka dari berbuat maksiat kepada-Nya.” Sementara itu,

Mujahid mengatakan, “hendaklah kamu berwasiat kepada keluargamu untuk

bertaqwa kepada Allah.”. Dan dikatakan, “Didik dan ajarilah mereka kepada

kebaikan, niscaya mereka akan terjaga dari api neraka.”

Al-Maraghi dalam tafsirnya memberikan penafsiran kepada ayat di

atas dengan memiliki persamaan dalam penafsiran di atas, dia menafsirkan:

Wahai orang-orang yang percaya kepada Allah dan rasul-Nya hendaklah sebagian dari kamu memberitahukan kepada sebagian yang lain, apa yang dapat menjaga dirimu dari api neraka dan menjauhkan kamu dari padanya, yaitu ketaatan kepada Allah dan menuruti segala perintah-Nya. Dan hendaklah kamu mengajarkan kepada keluargamu perbuatan yang dengannya mereka dapat menjaga diri mereka dari api

3

Page 4: Tafsir 1-Membina Generasi Muda

neraka, dan bawalah mereka kepada yang demikian ini melalui nasehat dan pengajaran.

Menurut al-Maraghy, ayat di atas semakna dengan firman Allah:

:(132)طهDan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.

Juga dengan firman-Nya:

(24)الشعراء: األقربين عشيرنك وأنذرDan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang dekat.

Telah diriwayatkan bahwa Umar berkata ketika turun ayat itu, “Wahai

Rasulullah, kita menjaga diri kita sendiri, tetapi bagaimana kita menjaga

keluarga kita?” Rasulullah SAW. menjawab, “Kamu larang mereka

mengerjakan apa yang dilarang Allah untukmu, dan kamu perintahkan kepada

mereka apa yang diperintahkan Allah kepadamu. Itulah penjagaan antara diri

mereka dengan neraka.”

Telah dikeluarkan oleh Ibnu Munzir dan al-Hakim di dalam Jama’ah

Akharin, dari Ali Kw., bahwa dia mengatakan tentang ayat itu, “Ajarilah

dirimu dan keluargamu kebaikan dan didiklah mereka.”

Yang dimaksud dengan al-ahl (keluarga) di sini mencakup istri, anak,

budak laki-laki dan perempuan.

Imam al-Alusy dalam Ruhu al-Ma’any, memberikan penafsiran

kalimat di atas dengan:

“Sesungguhnya para malaikat itu diserahi tugas untuk perkara neraka

dan menyiksa para penghuninya. Mereka itu dinamakan malaikat

Zabaniyah yang berjumlah 19 malaikat.

Begitu juga, al-Margahy memberikan penafsiran yang sama, yaitu:

4

Page 5: Tafsir 1-Membina Generasi Muda

Malaikat-malaikat itu diserahi neraka untuk mengurusnya dan menyiksa para penghuninya. Mareka ada 19 malaikat penjaga yang akan disebutkan dalam surat al-Muddatsir di dalam firman-Nya: . .

. . . Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia, dan di atasnya ada sembilan belas (Malaikat penjaga).

Kasar dalam ucapannya dan keras dalam pekerjaannya. Keras

jasadnya, kasar perangainya, dan kuat terhadap pekerjaan-pekerjaan berat.

Abdullah bin Ahmad telah meriwayatkan dalam kitab “Zawaidu al-Zuhd”

yang diterima dari Abi Imran al-Jauny. Dia mengatkan, “Telah sampai kepada

kami sesungguhnya penjaga neraka itu berjumlah 19 malaikat, jarak di antara

dua pundak salah seorang di antara mereka adalah sepanjang 100 kharif. Tidak

ada belas kasihan dalam diri mereka, karena mereka diciptakan hanya untuk

menyiksa. Salah seorang di antara mereka memukul seorang laki-laki dari

penduduk neraka, kemudian dia membiarkannya untuk ditumbuk dari mulai

dari ujung kepala sampai ujung kakinya.

Mereka tidak menyalahi perintah-Nya, tetapi mereka menjalankan apa

yang diperintahkan kepada mereka pada waktu itu juga tanpa selang. Mereka

tidak mendahului dan tidak menunda perintah-Nya.

Kalimat pertama menunjukkan penafian, penentangan, dan

kesombongan dari mereka, seperti difirmankannya.

ون عبادته عن اليستكبر�Sedang kalimat kedua menunjukkan penafian kemalasan dari mereka,

seperti difirmankan-Nya:

ون وال يستحسر�Ringkasnya, mereka mengikuti perintah dan tidak enggan untuk

melaksanakannya, tetapi mereka menunaikannya tanpa rasa berat dan tidak

ditunda-tunda.

5

Page 6: Tafsir 1-Membina Generasi Muda

E. Kajian Nahwu dan Balaghah

Lafazh “ق�وا” adalah bentuk amar dari lafazh .”وقى“ Lafazh ”ق�وا“ berasal dari lafazh ”وا� kemudian harakat ya lam fi’il dipindahkan kepada ,”اوقيqaf ’ain fi’il dengan alasan tsiqal (berat), setelah itu ya lam fi’il dibuang dikarenakan bertemunya dua huruf sukun, dan menjadi ” ,Selanjutnya .”اوق�واbuang wau fa fi’il karena mengikuti huruf mudlara’ah yang dibuang, selanjutnya hamzah washal dibuang karena tidak dimulai dengan huruf sukun lagi, maka menjadi ”ق�وا”.

Fa’il (subjek) dari lafaz adalah ”ق�وا” wau dlamir jama mudzakkar

mukhattab. Dalam kajian balaghah, kalimat ini termasuk majaz mursal min

babi ithlaqi al-juz wa iraadati al-kul (majaz mursal dari bab disebutkan

sebagian tapi yang dimaksud adalah semuanya), karena yang dikenai khitab

(perintah) dalam kalimat ini adalah hanya kelompok laki-laki (ayah, kakek,

guru laki-laki), sedangkan yang dimaksud adalah semua orang, laki-laki dan

perempuan (ibu, nenek, guru perempuan).

Lafazh �م” dibaca ”وأهليك nasab karena di’athaf-kan kepada lafaz ”�م ” yang menjadi objek dari lafazh ”أنف�سك Akan tetapi, ada juga yang .”ق�واmembacanya dengan i'rab rafa’, yaitu ”م� �وك .”وأهل Karena di’athafkan pada wau dlamir jamak pada lafazh .”ق�وا” Dengan demikian, lafazh �م” ”أنف�سكadalah sasaran pekerjaan dua subjek (fa’il) yaitu wau dlamir jamak dan lafazh �م” �وك .”وأهل

Lafazh ” آ HHHره�م م HHHأم ” adalah badal isytimal dari lafazh Jalalah,

maksudnya ”Para malaikat tidak pernah membantah apa yang diperintahkan

Allah.”

F. Kandungan Ayat

Surat at-Tahrim ayat 6 memberikan gambaran umum tentang

kewajiban memelihara diri dan keluarga dari api neraka dengan cara dan

langkah konstruktif. Dalam kontek ini, diri sendiri dan keluarga bertindak

sebagai pelaku pada kondisi yang sama sebagai subjek yang berkaitan dengan

kegiatan pendidikan walaupun masing-masing berbeda perannya pada kondisi

tertentu.

Sementara itu, kata ahlun sebagai yang diberikan penjagaan oleh

anfus. Sementara kata anfus juga dituntut untuk dipelihara, keduanya

6

Page 7: Tafsir 1-Membina Generasi Muda

menempati posisi terdidik setelah fi’il amar (kata kerja perintah) qû. Hal ini

berbeda dengan redaksi fi’il lain yang tidak menggunakan kata qû, dimana

maf’ulnya tidak langsung kepada si pelaku (fa’il), tetapi kepada maf’ul lain.

Sementara kalimah qû memiliki arti ”jagalah atau peliharalah” sebagai

kalimah perintah yang mukhatab-nya jamak dan kembali kepada âmanu.

Menurut al-Maraghy sebagaimana dalam penafsiran di atas, kata ini

mengandung arti hendaklah sebagian dari kamu memberitahukan kepada

sebagian yang lain, apa yang dapat menjaga dirimu dari api neraka dan

menjauhkan kamu dari padanya, yaitu ketaatan kepada Allah dan menuruti

segala perintah-Nya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kalimah qû pada ayat ini

berarti menjaga atau memelihara dengan makna pendidikan dari seorang

pendidik kepada terdidik. Sedangkan makna pendidikan itu sendiri adalah

proses mengarahkan dan membentuk seseorang sehingga memiliki

kepribadian sempurna.

Karena ayat ini berkaitan dengan keluarga, maka kata anfusakum

mempunyai arti: sebagai kepala keluarga ia harus bertanggungjawab kepada

anak-istrinya, yakni dengan memelihara dan menjaganya baik lahir maupun

batin, mengarahkan dan mendidik mereka. Adapun pengertian yang lebih luas

dari anfusakum iin adalah siapa saja yang memiliki tanggung jawab dan tugas

memimpin, mengarahkan dan mendidik orang atau masyarakat yang

dibimbingnya, maka dia dikategorikan sebagai pendidik. Akan tetapi, kata

anfusakum ini juga dapat dikategorikan sebagai terdidik, karena dia diperintah

menjaga atau mendidik diri sendiri sebelum keluarganya. Jadi, dia berfungsi

sebagai pendidik sekaligus sebagai terdidik.

Menurut Al-Maraghi, yang dimaksud denagn ahlikum dalam ayat 6

surah at-Tahrim ini mencangkup istri, anak, hambah sahaya, baik laki-laki

ataupun perempuan. Lebih lanjut, dai menyebutkan bahwa, ahlikum itu wajib

mendapatkan pendidikan berupa pemberian ilmu tentang hal-hal yang wajib

dikerjakan dalam agama. Dalam kondisi seperti ini, ahlikum dapat

7

Page 8: Tafsir 1-Membina Generasi Muda

dikategorikan sebagai anak didik yang memiliki pengertian seseorang atau

kelompok orang tanpa batas usia.

Dari uraian di atas terlihat bahwa pada umumnya ayat tersebut

mengisyaratkan, sesungguhnya anak didik adalah mereka yang diberi

penjagaan dari segala sifat, sikap, dam perbuatan haram atau tercela sehingga

apabila perbuatan tercela tersebut dilakukan, maka ia akan terperosok ke

dalam neraka. Di samping itu, penjagaan terhadap anak didik juga dilakukan

melalui pengarahan, baik dalam bentuk nasehat, petunjuk-petunjuk maupun

pemberian ilmu pengetahuan dan pembiasaan untuk berakhlak yang baik,

sehimgga dapat membentuk murid yang bertakwa.

Hubungannya dengan pembinaan generasi muda, kita ketahui bahwa

ada tiga lembaga yang harus terlibat dalam pembinaan generasi muda, yaitu

keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lembaga-lembaga itu memiliki potensi

besar untuk mencapai ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam

proses pendidikan sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Kesatupaduan tiga lembaga itu akan menghadirkan proses pembinaan

generasi muda yang utuh terhadap remaja. Dengan kata lain, keluarga, sekolah

dan masyarakat harus menjadi tritunggal yang afektif dalam kerangka

pembinaan generasi muda di negeri ini.

1. Keluarga

Keluarga adalah fundamen kekuatan masyarakat, karena masyarakat

itu sendiri terdiri dari kumpulan keluarga, dan keluarga laksana sel-sel yang

membentuk tubuh. Kalau keluarga baik niscaya masyarakatnya pun akan

menjadi baik dan sebaliknya kalau keluarga itu rusak, maka masyarakat

seluruhnya akan menjadi rusak.

Peran keluarga begitu penting di dalam petumbuhan masyarakat,

seperti dikemukakan oleh Muhammad Natsir: “Tidak ragu lagi, bahwa

keluarga merupakan satu kesatuan yang terkecil masyarakat. Ia merupakan

batu sendi tempat membangun kehidupan masyarakat dan negara. Mutu suatu

masyarakat ditentukan oleh mutu dari kesatuan primer ini. Risalah Islam

membangun umat daerah memperkokoh dan mempertinggi mutu diri batu

8

Page 9: Tafsir 1-Membina Generasi Muda

sendi itu sendiri. Dimulainya dengan mendudukannya hubungan antara suami

istri, antara anak dan ibu bapak, dan antara para anggota satu sama lain atas

dasar mawaddah dan rahmah serta tanggung jawab.

Keluarga yang memiliki kebiasaan baik, hubungan harmonis,

perilaku yang tidak menyimpang, perkataan yang melegakan hati, akan

memiliki dampak yang segar dalam pertumbuhan karakter remaja, di mana

mereka dapat merasakan security feeling (suatu perasaan aman) serta perasan

nyaman dari lingkungan adalah syarat penting dalam pembentukan karakter

unggul mengingat remaja adalah manusia yang rentan terhadap konflik.

2. Sekolah

Sekolah adalah tempat memberikan bekal ilmu kepada siswa. Namun,

selain itu sekolah juga berfungsi sebagai salah satu pembentuk karakter anak

didik (remaja). Kedisiplinan serta sikap konormitis siswa terhadap peraturan

dan tugas adalah aspek kepribadian yang ikut dibentuk oleh sekolah. Selain

itu, sekolah menyediakan peer group (teman sepermainan/sebaya) bagi si

anak. Peer Group ini amat besar fungsinya bagi remaja, antara lain sebagai

tempat menyampaikan rasa suka dan duka di dalam kehidupannya. Selain itu

sekolah juga sebagai ikatan kelompok. Murid-murid di suatu sekolah

merasakan bahwa sekolah adalah bagian dari kehidupan yang harus

dipertahankan. Bila segala sesuatunya berlangsung dengan baik, maka si anak

didik akan memperoleh suasana kehangatan di dalam kehidupannya, dan

merupakan unsur penting dalam pembentukan karakter remaja. Hubungan

dengan guru yang akrab akan menumbuhkan sikap positif terhadap sekolah,

khususnya sikap menghargai otoritas guru.

Kepala sekolah selaku pemegang kebijakan umum sekolah

selayaknya menerapkan kebijakan-kebijakan yang progresif bagi pendidikan

siswa tanpa harus melupakan kondisi psikologis bagi anak didik (remaja). Dia

pun bersama guru-guru yang lain dan karyawan sekolah mampu memberikan

tauladan yang baik bagi seluruh siswa. Tidak merokok di areal sekolah, tidak

9

Page 10: Tafsir 1-Membina Generasi Muda

berkata kotor, tidak berpakaian seenaknya, tidak terlambat hadir ke sekolah,

dan lain sebagainya.

Dengan demikian tercipta suasana keseimbangan dalam lingkungan

belajar di sekolah merupakan faktor penunjang yang sangat signifikan dalam

pertumbuhan remaja, khususnya pembentukan karakter unggul pada mereka.

3. Masyarakat

Masyarakat adalah subsistem di dalam kehidupan remaja yang ikut

dalam membentuk karakter remaja. Suasana yang paling membingungkan

pada remaja akan terjadi apabila ada konflik norma di dalam masyarakat, dan

bila ada kesenjangan antara apa yang diajarkan kepada mereka tentang akhlak

yang baik, dengan kenyataan karakter masyarakat dalam kehidupan sehari-

hari.

Menjadi catatan penting dalam pembinaan generasi muda remaja

membutuhkan suatu koherensi antara idealita yang disampaikan di meja-meja

belajar dengan praktik kehidupan sehari-hari di dalam lingkungan keluarga,

sekolah dan masyarakat.

Suatu hal yang hampir mustahil dalam pembinaan generasi muda,

jika tidak ditunjang oleh ruang kehidupan yang aman, nyaman, dan bersahabat

baik di keluarga sebagai dasar pergaulan atau tempat pergaulan pertama

remaja maupun dalam lingkungan yang memiliki ruang gerak yang lebih besar

seperti sekolah dan masyarakat. Dan menjadi nyata, perlu, ada politic will

(kehendak politik) dari pemerintah sebagai institusi terbesar dalam susunan

organisasi kebangsaan yang memiliki wewenang dalam penyelanggaraan

negara untuk dapat memperbaiki tatanan pergaulan masyarakat.

G. Pelajaran yang Dapat Diambil

Dari uraian yang telah disampaikan di atas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa pelajaran yang dapat diambil dari Q.S. at-Tahrim : 6 adalah

kewajiban memperhatikan pendidikan bagi peribadi dan orang-orang yang

menjadi tanggung jawabnya dalam pendidikannya, seperti anak, istri, murid,

dan masyarakat yang berada di bawah kepemimpinannya.

10

Page 11: Tafsir 1-Membina Generasi Muda

H. Penutup

Demikian makalah tentang pembinaan generasi muda disampaikan,

dengan mengambil rujukan surat at-Tahrim : 6. Harapan penulis semoga

uraian makalah ini menjadi bahan pemikiran bagi kita untuk lebih intens

dalam memperhatikan pendidikan bagi generasi muda.

11

Page 12: Tafsir 1-Membina Generasi Muda

DAFTAR PUSTAKA

Al-Alusy, Syihabu al-Din Mahmud Ibn Abdullah Al-Husainy. tt. Rûhu al-Ma’ânî fî Tafsîri al-Quran al-Azhîm wa al-Sab’u al-Matsâny. http://www.altafsir.com

Al-Amaly, Abu Muhammad Ibn Jarir Ibn yazid Ibn Katsir Ibn Ghalib. 2000. Jami’u al-Bayan Fî ta’wil al-Quran. www.qurancomplex.com.

Al-Maraghy, Ahmad Mushtafa. 1987. Tafsir al-Maraghy. Semarang: Toha Putera.

Ahmad, Nurwadjah. 2007. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan; Hati yang Selamat Hingga Kisah Lukman. Bandung: Marja.

12

Page 13: Tafsir 1-Membina Generasi Muda

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT., karena berkat rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah ini yang merupakan salah satu

tugas dari mata kuliah Tafsir .

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat

kesalahan dan kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan

kritik dan sarannya yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan

penyusunan makalah ini.

Dengan penulisan ini semoga kita dapat melaksanakan dan meningkatkan

ibadah kita dengan rasa iman, khusyu maupun bathin. Dan semoga Allah

senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahNya kepada kita semua.

Amiin.

Cipasung, Maret 2009

Penulis

13

Page 14: Tafsir 1-Membina Generasi Muda

PEMBINAAN GENERASI MUDA(Q.S. AT-TAHRIM : 6)

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu TugasMata Kuliah Tafsir 1

Dosen : Asep Saripulloh, S.Ag., M.SI.

Disusun Oleh:

Nama : Agus Firmansyah

Tingkat/Semester : I B / II

Fakultas/Jurusan : Tarbiyah/PAI

INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNGSINGAPARNA TASIKMALAYA

14

Page 15: Tafsir 1-Membina Generasi Muda

2009

15