80
89 Lampiran 1 Panduan Wawancara 1. Dapatkah Anda menceritakan pengalaman komunikasi Anda dengan pasien ketika melaksanakan praktek klinik? 2. Apakah yang Anda ketahui tentang komunikasi terapeutik? 3. Bahasa apa yang Anda gunakan saat berkomunikasi dengan pasien? 4. Apakah Anda mengalami kendala dengan penggunaan bahasa secara verbal? 5. Bagaimana kecepatan bicara Anda saat berkomunikasi dengan pasien? 6. Bagaimana dengan bahasa non verbal yang Anda tunjukkan kepada pasien? 7. Media apa yang biasa Anda gunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada pasien? 8. Adakah gangguan yang Anda alami saat melakukan komunikasi dengan pasien? 9. Kapan biasanya Anda melakukan komunikasi dengan pasien? 10. Bagaimana persiapan Anda ketika akan melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien? 11. Bagaimana Anda membina hubungan saling percaya dengan pasien? 12. Pesan atau informasi apa yang biasanya Anda sampaikan kepada pasien? 13. Bagaimana respon pasien saat berkomunikasi dengan Anda? 14. Bagaimana respon Anda saat berkomunikasi dengan pasien? 15. Apakah Anda dapat menerima informasi yang disampaikan oleh pasien? 16. Bagaimana Anda menciptakan suasana saat melakukan komunikasi dengan pasien? 17. Apa yang biasanya Anda lakukan diakhir pembicaraan dengan pasien? 18. Bagaimana dengan karakteristik pasien yang Anda temui? 19. Bagaimana Anda menghadapi perbedaan-perbedaan yang Anda temui pada pasien? 20. Apakah ada perasaan cemas atau canggung saat menghadapi pasien dengan budaya yang berbeda? 21. Apakah sering terjadi kebingungan, kesulitan atau kesalahpahaman selama Anda berkomunikasi dengan pasien? 22. Bagaimana cara Anda menyampaikan pesan kepada pasien sehingga pasien dapat memahami maksud yang akan Anda sampaikan? 23. Apakah Anda mampu untuk menyesuaikan diri dengan kebudayaan yang Anda hadapi saat melakukan interaksi?

T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

  • Upload
    lemien

  • View
    229

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

89

Lampiran 1

Panduan Wawancara

1. Dapatkah Anda menceritakan pengalaman komunikasi Anda dengan pasien ketika melaksanakan praktek klinik?

2. Apakah yang Anda ketahui tentang komunikasi terapeutik? 3. Bahasa apa yang Anda gunakan saat berkomunikasi dengan

pasien? 4. Apakah Anda mengalami kendala dengan penggunaan bahasa

secara verbal? 5. Bagaimana kecepatan bicara Anda saat berkomunikasi dengan

pasien? 6. Bagaimana dengan bahasa non verbal yang Anda tunjukkan

kepada pasien? 7. Media apa yang biasa Anda gunakan untuk menyampaikan

pesan atau informasi kepada pasien? 8. Adakah gangguan yang Anda alami saat melakukan

komunikasi dengan pasien? 9. Kapan biasanya Anda melakukan komunikasi dengan pasien? 10. Bagaimana persiapan Anda ketika akan melakukan komunikasi

terapeutik dengan pasien? 11. Bagaimana Anda membina hubungan saling percaya dengan

pasien? 12. Pesan atau informasi apa yang biasanya Anda sampaikan

kepada pasien? 13. Bagaimana respon pasien saat berkomunikasi dengan Anda? 14. Bagaimana respon Anda saat berkomunikasi dengan pasien? 15. Apakah Anda dapat menerima informasi yang disampaikan

oleh pasien? 16. Bagaimana Anda menciptakan suasana saat melakukan

komunikasi dengan pasien? 17. Apa yang biasanya Anda lakukan diakhir pembicaraan dengan

pasien? 18. Bagaimana dengan karakteristik pasien yang Anda temui? 19. Bagaimana Anda menghadapi perbedaan-perbedaan yang

Anda temui pada pasien? 20. Apakah ada perasaan cemas atau canggung saat menghadapi

pasien dengan budaya yang berbeda? 21. Apakah sering terjadi kebingungan, kesulitan atau

kesalahpahaman selama Anda berkomunikasi dengan pasien? 22. Bagaimana cara Anda menyampaikan pesan kepada pasien

sehingga pasien dapat memahami maksud yang akan Anda sampaikan?

23. Apakah Anda mampu untuk menyesuaikan diri dengan kebudayaan yang Anda hadapi saat melakukan interaksi?

Page 2: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

90

24. Dari kebudayaan Anda sendiri, adakah hal-hal yang mempengaruhi Anda berkomunikasi?

25. Bagaimana Anda menyesuaikan pengaruh kebudayaan Anda disaat Anda berinteraksi dengan kebudayaan lain?

26. Menurut Anda, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses komunikasi Anda dengan pasien?

Page 3: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

91

Lampiran 2

Catatan observasi dan transkrip wawancara

Riset Partisipan 1 (RP1) Catatan observasi: Observasi dilakukan pada tanggal 7 Desember 2011 di Ruang Anggrek. RP1 menemui pasien saat akan mengajarkan pasien teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien. Sebelum melakukan tindakan, RP1 menjelaskan tujuan dari teknik relaksasi dan meminta persetujuan pasien. Saat RP1 mengajarkan langkah yang harus dilakukan, pasien mengeluh sakit pada bagian jahitan sehingga pengajarkan teknik relaksasi ditunda. Selanjutnya peneliti melakukan observasi saat RP1 melakukan tindakan pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV) yang meliputi pemeriksaan tekanan darah, mengukur suhu tubuh dan menghitung denyut nadi. Saat bertemu dengan pasien, RP1 terlebih dahulu mengucapkan salam, tersenyum dan menjelaskan tujuan tindakan yang dilakukan. Selama melakukan tindakan, RP1 mempertahankan kontak mata, berbicara pelan dengan pelapalan yang jelas dan setelah selesai melakukan tindakan, berpamitan dengan pasien. Setelah melakukan observasi, selanjutnya peneliti melakukan kontrak waktu dengan RP1 untuk melakukan wawancara dan wawancara dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2012 dan 8 Mei 2012. Keterangan: S : Subjek P : Peneliti RP1 : Riset Partisipan 1

S Isi Wawancara Kode P Selamat siang...

RP1 Selamat siang... P Oya...sebelum saya mewawancarai. Ini ada lembar

penjelasan penelitian dan lembar persetujuan untuk menjadi riset partisipan (menunjukkan lembar penjelasan penelitian dan lembar persetujuan menjadi riset partisipan). Jadi pembicaraan kita direkam tapi nanti namanya tidak akan saya sebutkan kok.

5

RP1 Oh...Iya... 10 P Oke, kalau gitu kita langsung mulai saja ya

wawancaranya?

RP1 Iya... P Pertanyaan pertama, dapatkah Saudari

menceritakan pengalaman komunikasi, terutama komunikasi terapeutik saat melaksanakan praktik klinik?

15

Page 4: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

92

RP1 Iya... P Bahasa yang Saudari gunakan saat berkomunikasi

dengan pasien, menggunakan bahasa apa?

RP1 Bahasa Indonesia. 20 P Mengalami kendala tidak dengan penggunaan

bahasa?

RP1 Penggunaan bahasa sich sebenarnya ga, pasien juga kan kebanyakan bisa bahasa Indonesia. Tapi kalau pasien yang sudah tua, kadang ga bisa bahasa Indonesia. Tapi ada keluarga yang bisa membantu, soalnya keluarganya tu ada yang sudah sekolah. Jadi biar ga susah, minta dibantuin. Ibunya minta apa atau perlu apa, nanti keluarga yang bisa bahasa Indonesia yang bantu jelasin ke kita.

25

30

P Ditransletkan gitu ya? RP1 He’e...

P Kalau ditransletkan begitu, menurut Saudari efektif ga?

RP1 Kadang sich ga, soalnya waktu Ibunya ngomong ke anaknya gitu, nanti udah kayak ada pertentangan, “Udah Bu ga usah” tapi ga ngerti gitu kan. Jadi yang dijelasin mereka itu yang menurut mereka perlu dijelasin aja, nanti apa yang di keluhkan belum maksimal.

35

40 P Kecepatan bicara Saudari, menurut Saudari

gimana?

RP1 Kecepatan bicara bagaimana ne? P Kecepatan bicara saat komunikasi dengan pasien?

RP1 Oo…waktu lagi cerita gitu? P Iya... 45

RP1 Kadang sich cepat, kadang juga ga. Soalnya, ngomongnya mesti pake bahasa Indonesia, logat Jawa gitu kan. Jadi kadang juga masih mikir, ini kalau logat Jawanya apa ya. Jadi kayak dibikin lama. Soalnya kalau dibikin terlalu cepat juga kadang balik ke logatnya kita, bahasanya kita gitu kan tapi kalau misalnya sama Ibu-ibu yang menurut mereka kita ngomong terlalu cepat, nanti mereka yang kasi tau “De, terlalu cepat ngomongnya. Ga ngerti.” “Oo…Iya Bu, maaf. Nanti kalau terlalu cepat ngomongnya, bilang ya karna kita ngomongnya memang cepat.”

50

55

P Itu kan untuk bahasa verbalnya. Kalau non verbalnya? Bahasa tubuh yang biasa Saudari

Page 5: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

93

tunjukkan ke pasien itu seperti apa? 60 RP1 Biasanya tu kalau sama orang yang masih sehat-

sehat aja, kalau datang udah senyum-senyum gitu kan udah ngerti. Kalau di Citarum itu kan kebanyakan pasien yang baru selesai operasi seperti di Anggrek. Jadi datang di depan pintu mereka kan cuma liat kita, senyum aja. Nanti dekati pasien, pegang bahunya atau tangannya terus tanya “Bagaimana Bu perasaannya? Apa yang sakit?” Kayak gitu kan, cuma kayak gitu tapi awalnya harus senyum dulu.

65

68 69 70

P Pesan-pesan atau informasi apa yang biasanya Saudari sampaikan kepada pasien?

RP1 Informasi yang diberikan sich kadang kita masuk ke pasien tu emang kayaknya jarang deh soalnya kan kita punya, kalau misalnya masuk Rumah Sakit ada sudah ditentukan “De, nanti kamu tolong ini tolong itu kan nanti.” Kebanyakan kita masuk ke pasien, kalau pas jaga malam. Kan selesai kasi obat gitu udah ga ngapa-ngapain, kalau misalnya jaga malam itu biasanya cuma satu orang, dua orang nah gitu kita masuk ke pasien. Masuk ke pasien itu cuma kayak ngobrol-ngobrol aja gitu kan, nanti pas ditengah-tengah itu tanya “Trus gimana Ibu, perasaannya sekarang? Apa udah baikan belum? Apa yang masih sakit?” Kalau misalnya udah, yasudah. Kalau misalnya masih sakit, ngeluh “Iya, aku disini tu udah lama. Udah sebulan, dua bulan gitu tapi kok sakitnya ga berkurang.” “Yasudah Ibu, ini aturan yang diberikan diikuti aja. Obatnya diminum teratur, terus istirahat, jangan lupa berdoa. “ Soalnya kita juga kan ga bisa bilang “Yasudah, minum obat aja pasti sembuh kok.” Kan ga kan.

75

80

83

85

90

P Selama berkomunikasi dengan pasien, ada ga media tambahan yang Saudari gunakan?

RP1 Media tambahan ga ada sich, langsung. 95 P Bagaimana dengan respon dari pasien selama

komunikasi?

RP1 Respon dari pasien sich, responnya baik. Ga ada yang pernah ditolak cuma kadang, kita susah sama pasien yang ga bisa bahasa Indonesia. Kita mau masuk, mau ngobrol jugakan ini nyambung ga. Mau tanya juga kan, ngobrol jadi ga sama kayak yang mereka mau kan nanti malah bikin ada marah atau gimana gitu kan. Jadi lebih kayak jauh hubungannya, jadi palingan kalau cuma kasi obat,

100

105

Page 6: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

94

suntik, gitu aja sich. P Itu kalau untuk yang ga bisa bahasa Indonesia?

RP1 Iya, untuk yang ga bisa. P Tapi kalau untuk yang bisa bahasa Indonesia?

RP1 Kalau yang bisa bahasa Indonesia, sering cerita malah. Kan kalau sore-sore itu kan sering jalan-jalan, pasien yang bisa jalan. Nah…itu, pas ketemu kita di ruang perawat atau pas berdiri di ruang perawat gitu langsung mampir, cerita-cerita, ngomong-ngomong.

110

115 P Apa yang biasa diceritakan?

RP1 Yang biasa diceritakan, cuma nanya aja ke kita “Gimana De, jaga sendiri?” “Ga Bu, itu lagi disana. Kok Ibu sendiri?” “Iya sendiri, soalnya anak saya belum datang, sebentar lagi datang. Saya bosan di kamar, jadi jalan-jalan aja daripada di kamar tidur terus, belakang sakit.” kayak gitu.

120

P Kapan biasanya Saudari melakukan komunikasi dengan pasien?

RP1 Komunikasinya tu pas saat kayak lagi senggang. Di ruang perawat itu kan, kalau ga ada kerjaan, pekerjaan udah selesai semua dikerjakan sering gitu kalau udah sendiri-sendiri apalagi kalau jaganya cuma sendiri. Nah...perawatnya punya teman di dalam. Otomatiskan dia ngomong dengan temannya, ya kita juga diajak ngobrol tapi kadang ga nyambung juga gitu. Jadi sering main ke kamarnya pasien atau ke tempatnya pasien. Kayak udah ga tau mau ngapain lagi, jadi ke kamar pasien pura-pura tanya “Gimana Bu, infusnya habis ga?” padahal udah tahu kalau ini infus masih full. Cuma mau ajak ngobrol aja, nanya-nanya gitu. Sampe pernah ada pasien yang mau pulang, saking seringnya masuk ke kamarnya tu, ngajak ngobrol. Pokoknya ngobrol-ngobrol gitu. Mau pulang tunggu dulu, “Gimana De, besok jaga ga?”, “Jaga Bu, tapi aku jaganya malam”, “Oh iya”, ga tau Ibunya rencana pulangnya pagi eh pulangnya malam cuma mau pamitan doang. Jadi pasiennya nunggu.

125

130

135

140

P Sebelum bertemu dengan pasien, persiapan apa yang Saudari lakukan?

145

RP1 Sebelum bertemu dengan pasien, ga ada persiapan khusus sich. Pas ketemu langsung masuk aja gitu, kalau dilihat pasiennya sendiri-sendiri, ga ada teman buat ngobrol gitu, langsung

150

Page 7: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

95

aja masuk tanya “Bagaimana Bu? Apa kabar?” Kayak gitu kan, nanti mulai ada bahas pembicaraan dari situ.

151

P Respon dari Saudari sendiri, seperti apa saat pasien bercerita?

RP1 Cuma dengar aja, trus kalau ada misalnya yang menurut saya harus diberikan motivasi, nanti diberikan motivasi. Nanti kalau misalnya cuma untuk dengar, jadi pendengar, ya udah jadi pendengar yang baik. Ga nambah-nambah “Ga boleh Bu, Ibu tu mesti begini-begini-begini lho.” Kalau itu, ga sich.

155

160

P Lebih mendengarkan ya? RP1 Iya...

P Terus kalau misalnya ada informasi dari pasien, biasanya respon Saudari bagaimana?

RP1 Kalau ada yang ga ngerti gitu biasanya paling banyak yang ga bisa bahasa Indonesia. Kalau ga, bahasa Indonesia tapi penggal-penggalnya ga tau bahasa Indonesia gitu kan, ngomongnya nanti pake bahasa Jawa. Orang yang disamping, disamping tempat tidurnya, minta tolong “Bu, kalau ngerti tolong ditransletin. Aku ga ngerti Ibunya ngomong apa.” Kalau misalnya Ibunya sendiri di kamar kelas, ga ada yang jaga jadi balik ke ruang perawat, minta tolong “Bu, tolong. Ibunya ngomong pake bahasa Jawa, aku ga ngerti apa.” Dari pada salah nantinya kan.

165

170

175

P Ketika pasien bercerita, apakah Saudari selalu bersedia untuk mendengarkan?

RP1 Kalau pas pasiennya cerita, pas dalam waktu luang gitu. Ga karna pergi masuk kamar karna mau bagi obat atau kasi suntikan, pasti bakal dengar tapi kalau datang untuk bagikan obat trus ada obat yang masih harus dibagikan atau masih ada suntikan yang mau disuntikan lagi, ngomong dulu sama Ibunya “Bu, maaf ya. Saya masih mau ke kamar sebelah kasi obat lagi, kita ngobrolnya nanti aja waktu lagi kosong.”

180

185

P Sebelum Saudari meninggalkan pasien dari ruangan, biasanya apa yang dilakukan?

RP1 Bilang “Bu, maaf. Saya udah harus balik ke ruangan sekarang. Ibu yang semangat Bu, jangan lupa berdoa.” Sambil ngomong tu di kasi sentuhan terapeutik.

190

Page 8: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

96

P Apakah dilakukan kesimpulan dari pembicaraan? RP1 Iya ada sich, kalau dari keluarga yang ga ada

masalah dalam keluarganya begitu biasanya dia ngomongnya ga ada beban gitu. Kayak lagi ngomong saya dikeluarga saya gini, anak saya segini. Tapi ada sama pasien yang kayak ada punya masalah keluarga, nanti tanya “De, Papa Mama kamu disini?” “Ga Pak.” Ngomong nanti cerita, “Anak saya juga jauh, kasian saya di sini sendirian.” Tapi pas ngomong kayak gitu, mimiknya udah berubah. Pernah ada satu Ibu, aku datang untuk kasi suntikan. Nah.. pas aku selesai kasi suntikan, aku tanya “Bu, sendiri aja? Ga ada yang temani Ibu?” Ibunya langsung nangis. “Lho…Bu, kenapa nangis?” Aku yang nanya, langsung aduh kayaknya udah salah ngomong. Jadi akhirnya ga bisa ke kamar sebelah dulu, jadi aku tetap sama Ibunya dulu. Aku tenangi “Ibu sendiri?” “Iya De, anak saya jauh-jauh semua. Kemarin ada yang jengukin aku tapi katanya mesti balik, ga bisa ditinggalin kerjaannya. Saya di rumah sakit sendirian, ga ada yang jagain.” Jadi aku cuma elus-elus aja bahunya sambil dibilangin “Udah Bu, ga apa-apa. Ibu di sini ga sendiri kok, ada kita kalau misalnya Ibu perlu bantuan atau mau ngapain, nanti tinggal pencet bel aja. Nanti kita datang, kalau bukan aku pasti ada teman-teman ku atau ada perawat ruangan yang bakal datang temani Ibu. Jadi ga usah khawatir.”

195

200

205

210

215

220

P Dari Saudari sendiri, bagaimana menciptakan suasana selama komunikasi?

RP1 Itu senyambung-nyambungnya kita aja gitu. Jadi kalau misalnya Ibunya kita ajak ngomong pertama responnya udah enak, kita juga ngomongnya senyum-senyum nanggapinya. Tapi kalau Ibunya ngomong dengan serius atau kita nanya terus jawabnya seadanya aja jadi kita nyadar kalau Ibunya lagi ga mau di ganggu. Jadi dari bahasa Ibunya gitu, penyesuaianlah.

225

230 P Terjalin hubungan yang baik ya selama ini dengan

pasien?

RP1 Iya... P Bagaimana cara Saudari membina hubungan

saling percaya? Teknik-teknik yang digunakan?

235 RP1 Teknik-tekniknya itu ya kita sambil kasi tindakan itu

sambil ngobrol, “Bu, maaf ya. Ini nanti sakit tapi ga

Page 9: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

97

apa-apa kok.” Jadi sambil ngomong, kita kasi tindakan jadi Ibunya juga ga canggung. Itu juga kan buat kita ga gugup gitu kan.

240 P Terus karakteristik pasien yang biasa Saudari

temui, seperti apa?

RP1 Banyak sich, ada orangnya yang ga sabaran. Ga sabaran tu kayak yang “Bu, aku suntik dulu ya.” “Iya De, dokternya datang kapan?” “Dokternya nanti siang datangnya.” “Oo...iya” Pas selesai suntik, kalau misalnya Ibunya keluar atau kita lewat ke pasien yang lain, nanti Ibunya bilang “De, kok dokternya belum datang juga.” “Iya Bu, nanti dokternya jam segini nanti baru datang.” “Dari tadi kan kamu ngomongnya nanti, kok ini nanti lagi?” “Iya Bu, dokter itu kan udah punya jadwal jadi mereka datangnya pas jadwal.” “Waduh… kita pasien kan nunggu lama banget, kok dokternya belum datang.” Ada yang kayak gitu, ada juga pasien yang sakit sedikit aja “Aduh…De, ini kok sakit banget?” Pernah ada mahasiswa mau disuntikin obat dari selang, kita belum sempat masukin obat, baru aja jarum dimasukin ke selang gitu, dia udah teriak-teriak “Aduh... Mba, sakit. Aduh… Mba, sakit.” Kita yang mau nyuntik sendiri udah bingung, obat aja belum sempat dimasukin tapi kok udah sakit duluan. Trus ada yang ramah banget, kalau misalnya ketok pintu gitu mau suntik atau apa gitu nanti penerimaannya “Oya De, silahkan masuk aja. Maaf ya, kamarnya lagi berantakan.” Terus ada juga yang selesai kita suntik, “De, udah ga usah pergi dulu. Sini makan.” Diajak makan, dikasi roti, buah. Pasiennya banyak, karateristiknya beda-beda.

245

250

255

260

265

P Persiapan Saudari sendiri atau cara menghadapi pasien-pasien yang berbeda itu, ada persiapan khusus ga?

270

RP1 Ga sich kalau persiapan khusus gitu. Pas datang aja, langsung menyesuaikan di saat itu juga jadi ga ada persiapan khusus nanti mesti gimana-gimana, ga.

275

P Apakah ada perasaan cemas atau canggung sebelum menghadapi pasien?

RP1 Ga ada, kecuali kita masuk sama CI (Clinical Instruktur) karna pernah CI ajak masuk sama-sama ketemu pasien. Itu yang biasanya datang ke pasien ketawa ketiwi gitu, sama CI jadi mikir sebentar mau

280

Page 10: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

98

ngomong apa ini. Untung pasiennya kayak tau kita mau diuji atau gimana, dia langsung “Hai Mba, apa kabar?” Jadi kita langsung yang “Oya Pak, oya Bu….” Ngalir aja gitu. Kalau sama CI awalnya memang gugup tapi pas sampai ke pasien, udah ga lagi.

285

P Termasuk sama pasien yang beda budaya, tidak ada rasa cemas?

RP1 Ga, ga ada. 290 P Apakah selama ini pernah terjadi kebingungan,

kesulitan atau kesalah pahaman selama komunikasi dengan pasien?

RP1 Sama pasien ga pernah sich, soalnya kan kalau dapat pasien, kita udah ngomong dari awal “Bu, maaf. Saya tidak bisa ngomong bahasa Jawa.” Tapi kalau Ibunya juga ga bisa bahasa Indonesia, kita langsung permisi keluar panggil teman yang bisa temani kita. Jadi bikin serendah mungkin tingkat kesalahpahamannya.

295

300 P Terus dari Saudari sendiri, misalnya mau

menyampaikan pesan atau informasi ke pasien, biasanya seperti apa cara yang digunakan agar pasien paham dengan maksudnya yang ingin disampaikan?

305 RP1 Biasaya tu pasien yang orang dewasa, kita

ngomong sekali aja udah ngerti. Tapi dulu pernah di Dahlia, waktu praktek di sana ada Ibu yang ngeluh “De, ini tolong diminumin obat ya soalnya saya ga bisa. Saya kasi minum obat tapi terus dikeluarkan, nangis ga mau lagi.” Yasudah, aku ajarin. Soalya Ibunya salah, dia kasi dulu obatnya yang pahit baru air gulanya. Jadi otomatiskan adeknya udah ngerasa pahit duluan jadi dia ga mau terima. Pas aku minumin, aku kasi minum yang manis dulu baru yang pahitnya dari belakang, jadi “Oo.. gitu to De?” “Iya Bu, maksudnya kayak gini.” Jadi kalau misalnya Ibu ada yang ga ngerti sesuatu, kita kasi contoh langsung.

310

315

P Apakah Saudari mampu untuk menyesuaikan diri dengan kebudayaan lain yang dihadapi?

320

RP1 Iya sich, ga terlalu susah. Soalnya kita praktekkan udah lama juga baru turun praktek. Sama teman-teman juga kan banyak yang Jawa jadi kita dulu yang dari sana ngomongnya ceplas-ceplos, belajar juga dari teman-teman jadi pas di rumah sakit, oya

325

Page 11: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

99

ngomongnya mesti kayak gini apalagi kalau sama Mbah-mbah. Sudah belajar duluan.

P Terus dari kebudayaan Saudari sendiri, ada ga yang mempengaruhi?

330

RP1 Ada sich, kalau kayak lagi capek terus ada bel bunyi. Pas sampai di sana, pasiennya ga tapi keluarganya yang “De, kita begini, begini, begini.” Ada tu yang tensi, kita tensi gitu tapi dia ga percaya “Lhoo…De, masa sampai setinggi ini?” Itu dalam hati agak ngeyel, memang udah segitu tapi harus sabar jadi “Iya Bu, ini hasilnya emang kayak gitu.” Pertama ngomongnya masih baik, kedua nadanya udah mulai tinggi sich tapi masih tetap dibikin normal, “Iya Bu, emang segitu.” Tapi gitunya udah beda dari tadi masuk.

335

340

P Itu kalau lagi capek ya? RP1 Kalau lagi capek, baru itu tanyanya banyak banget

kan. Apalagi kalau jaga malam, pagi-pagi tensi. Itu tu benar-benar.

345 P Menurut Saudari dan sepengalaman Saudari,

faktor-faktor yang mempengaruhi selama proses komunikasi, baik komunikasi menjadi lancar atau menjadi terhambat, dipengaruhi oleh apa?

RP1 Kalau mengalami kendala, paling besar itu bahasa. Kalau kendala yang lain sich, ga. Soalnya pas kita masuk mau ngajak ngobrol, liat suasana dulu. Kalau misalnya kayak tadi kan, waktu masuk di sapa baik-baik tapi Ibunya cuma lihat kita aja, “Bu, aku permisi suntik ya?” “Iya De.” Cuma gitu aja, kita ngomongnya “Iya Bu, istirahat yang baik. Terima kasih untuk kerja samanya.” Terus langsung keluar. Tapi kalau misalnya pas awalnya diajak ngobrol, Ibunya ngobrol dengan baik dan kasi tanggapan dengan kita, yasudah lanjut sampai selesai tindakan, aku keluar gitu.

350

355

360

P Oh...oke. Sepertinya sudah. Terimakasih ya... RP1 Iya, sama-sama...

Page 12: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

100

Riset Partisipan 2 (RP2) Catatan observasi: Observasi pada RP 2 dilakukan tanggal 8 Desember 2011 di ruang Cempaka. Partisipan melakukan komunikasi pada saat melakukan tindakan, seperti pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV) pada pasien rawat inap termasuk pada pasien yang baru masuk. Komunikasi juga dilakukan pada pasien yang meminta bantuan untuk mengganti posisi tidur. Saat melakukan komunikasi, RP2 terlebih dahulu meminta ijin melakukan tindakan dengan mengucapkan kata “permisi”, melakukan sentuhan, senyum, mempertahankan kontak mata, menanyakan keadaan pasien, mengklarifikasi informasi yang diberikan pasien dan keluarga saat informasi kurang jelas, melakukan komunikasi dengan keluarga pada pasien yang tidak bisa berkomunikasi karena penyakit yang dialami oleh pasien dan berpamitan saat akan meninggalkan pasien. Setelah dilakukan observasi, selanjutnya dilakukan wawancara pada partisipan dengan melakukan kontrak waktu terlebih dahulu. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2012 dan 8 Mei 2012. Keterangan : S : Subjek P : Peneliti RP2 : Riset Partisipan 2

S Isi Wawancara Kode P Selamat Siang...

RP2 Selamat Siang... P Oya...ini ada lembar tentang penjelasan penelitian

dan persetujuan untuk menjadi riset partisipan (menunjukkan lembar penjelasan penelitian dan persetujuan menjadi riset partisipan).

5

RP2 Iya... P Kita langsung aja ya wawancaranya?

RP2 Iya... P Dapatkah Saudari bisa menceritakan pengalaman

selama praktek kemarin ketika bertemu dengan pasien. Melakukan komunikasi, terutamakan komunikasi terapeutik dengan latar belakang budaya yang berbeda. Menurut Saudari, apa itu komunikasi terapeutik?”

10

15 RP2 Komunikasi terapeutik itu, komunikasi yang terjalin

antar perawat dengan pasien secara professional, dimana pasien dengan perawat melakukan komunikasi bertujuan untuk mencari informasi terkait dengan kondisi pasien. Komunikasi itu juga berfungsi untuk menyembuhkan, dalam arti kita memberikan motivasi tertentu terhadap pasien.

20

Page 13: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

101

P Oke. Kemudian, bahasa yang Saudari gunakan saat berkomunikasi dengan pasien, menggunakan bahasa apa?

25 RP2 Bahasa Indonesia.

P Ada kendala tidak dengan penggunaan bahasa? RP2 Tidak, kalau dari saya sendiri. Tapi kalau dari

pasien, ada sich. Pasien ku pas di Citarum. Ngobrol sama pasien, tapi pasien jiwa juga jadi ga nyambung. Terus ada yang ga bisa bahasa Indonesia, itu juga agak susah. Tapi untungnya ada keluarganya yang bisa tapi pas sendiri. Kayak waktu itu, ada Mbahnya tinggal sendiri, keluarganya pergi semua. Nah... Mbahnya ga ngerti bahasa Indonesia. Kasian sich, akhirnya ya sudah, kita cuma gerakan tangan gini-gini.

30

35

P Kalau misalnya bahasa yang menjadi kendala, berarti mencari keluarga pasien. Jadi seperti ditransletkan gitu, menurut Saudari efektif tidak?

40 RP2 Sejauh ini lumayan. Itu kalau ada keluarga tapi

kalau tidak ada?

P Menurut Saudari, kecepatan bicara saat berkomunikasi dengan pasien bagaimana?

RP2 Sejak tinggal di Jawa kayaknya jadi lebih pelan. 45 P Untuk penggunaan bahasa tubuh, non verbal yang

biasa Saudari tunjukkan kepada pasien, seperti apa?

RP2 Kebanyakan sich senyum, kalau ga ya cuma perhatikan begitu. Tapi paling banyak senyum tapi kalau saya sich yang paling saya lakukan, ga bagus sich kayaknya, saya ‘hmmm’ (sambil mempraktekkan mengangkat alis sebelah)

50

P Media yang gunakan saat berkomunikasi? RP2 Media tambahan sejauh ini sich ga ada.

P Bicara langsung? 55 RP2 He’e...

P Persiapan apa yang Saudari lakukan sebelum bertemu dengan pasien?

RP2 Palingan penenangan diri, hehehehehe….. Kalau dari rumah sakit kan alat-alat dan sebagainya to, untuk tindakan? Tapi kalau untuk langsung ke pasiennya, ya saya persiapkan diri. Kayak tenangkan diri, atau paling tidak siap apa sich yang mereka mau tanya.

60

P Ketika pertama kali bertemu dengan pasien, apa yang biasanya Saudari lakukan?

65

Page 14: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

102

RP2 Kalau saya senyum, ucapkan salam. Itu selalu. P Terus responnya pasien?

RP2 Ya senyum juga, pasti dibalas. Mereka jadi lebih enak gitu lho. Nah…kalau kita buru-buru, mereka malah jadi takut.

70

P Respon mereka kalau takut? RP2 Mereka jadi kayak bingung gitu lho. Ini mau

ngapain, terutama yang anak kecil to. Kalau anak kecil kan susah mau didekati, kadang juga pernah saya pengalaman di rumah sakit, pasien anak kecil sich. Kita tu ga ngapa-ngapain, malah saya belum pernah ketemu dia. Kita cuma lewat di koridornya, dia udah nangis minta ampun karna liat kita pake baju putih. Akhirnya kita mau ke sana ganti infusnya jadi susah, dari jauh aja dia udah nangis duluan.

75

80

P Jika seperti itu, pendekatannya? RP2 Kan ga mungkin kita langsung datangin dia, karna

dia kayak stress gitu lho. Kita balik lagi, kalau udah tenang muncul lagi. Nangis lagi, sama aja. Akhirnya kita kerja sama dengan Mamanya.

85

P Ketika pasien menceritakan pemasalahannya, respon dari Saudari menanggapinya seperti apa?

RP2 Kalau memang saya bisa kasi solusi, kasi solusi. Tapi kalau tidak, saya cukup mendengarkan dan mungkin kasi beberapa tanggapan. Kalau saya juga mungkin mau, bukan maksudnya bukan mau mengerti sich tapi saya bisa mengerti apa yang pasien rasakan.

90

P Ketika ada informasi dari pasien yang tidak dimengerti, apa yang biasanya Saudari lakukan?

95

RP2 Untuk sejauh ini belum ada sich informasi yang saya ga ngerti, kebanyakan sich kita nyambung makanya belum ada pengalaman seperti itu sejauh ini.

P Apakah semua pasien mau menceritakan permasalahannya atau ada pasien yang menolak untuk berkomunikasi?

100

RP2 Kalau di rumah sakit jiwa rata-rata semua mau sich. Kalau di rumah sakit Citarum, saya kemarin kebanyakan dapatnya dibangsal, cerita semua.

105 P Apakah Saudari sering menanyakan keadaan

pasien?

RP2 Kalau pas datang itu langsung “Selamat pagi Pak, bagaimana keadaanya hari ini? Atau apa yang

Page 15: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

103

dirasakan?” Tergantung sich, kita lihat pasiennya. Kalau anak muda, memang katanya harus formal tapi ga lucu kalau kita tanya “Gimana keadaannya hari ini?” Akhirnya ga dekat. Kita kalau diajarkan memang harus terapeutik, bahasanya formal tapi kan tidak sesuai dengan di lapangan. Kalau yang orang tua, saya biasa pake kayak gitu “Bagaimana keadaannya hari ini, Pak? Apa yang Bapak rasakan?” Tapi kalau sama anak muda, “Gimana Mas? Apa yang dirasain?” Langsung aja, kalau kita tanyain formal nanti malah ga dekat. Kalau formal, kita terkesan membatasi diri.

110

115

120

P Bagaimana respon Saudari ketika pasien menceritakan permasalahannya?

RP2 Fokus untuk mendengarkan pasien, tetapi untuk pasien jiwa yang waham, saya kurang fokus karena bingung mau mendengarkannya yang mana. Hehehehe....

125

P Bagaimana Saudari menciptakan suasana selama dengan pasien?

RP2 Kalau saya, biasa saya ajak bercanda karena orang sakit itu perlu tertawa. Hehehehe… Tapi bukan berarti ga ada isinya gitu lho tapi ya sesekali kita bikin mereka ketawa supaya ya jangan semakin sakit lah.

130

P Diakhir pembicaraan bertemu dengan pasien, biasanya apa yang Saudari lakukan?

135

RP2 Biasanya kalau saya buat ini sich, kontrak waktu, kapan lagi saya akan datang. Kalau ga, saya bilang kalau memang Bapak butuh sesuatu bisa panggil saya atau teman saya, kalau ada bel ya tinggal pencet bel.

140

P Lebih ke kontrak waktu ya? RP2 He’e, sama terimakasih untuk waktunya.

P Kesimpulan? RP2 Kesimpulan kalau saya lakukan tindakan, saya

langsung kasi tau. Jadi sebelum mau permisi, hasilnya sudah dikasi tau duluan. Jadi kayak tensi, selesai tensi nanti saya kasi tau “Pak, ini tensinya segini.” Kalau misalnya rendah, nanti tanya “Bapak, tidurnya semalam gimana?” Jadi pada saat melakukan tindakan dan sudah dapat hasil, saya langsung menjelaskan sich.

145

150

P Untuk karakteristik pasien, biasanya karakteristik pasien yang Saudari temui seperti apa?

Page 16: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

104

RP2 Kalau pasien kebanyakan lebih terbuka sich, lebih suka curhat. Ada juga pasien yang tertutup, agak susah sich. Ada pasien yang maunya dirayu dulu, jadi kita rayu pake kue nagasari. Tapi bukan kita yang kasi, kita rayu dulu karna dia ga mau makan. Udah ga mau makan,ga mau ngomong lagi. Pas di rayu-rayu, tanya maunya apa ternyata maunya nagasari baru dia mau makan. Sebelum komunikasi, kita tanya dulu karna Bapaknya udah 2 hari itu ga mau makan, diajak komunikasi ga mau. Kita udah bilang “Pak, ngomong aja. Ga apa-apa” Intinya dirayu dikit dulu, baru mau terbuka. Tapi bukan merayu dalam tanda kutip (“) lho. Hehehehe... Bapaknya manja-manja kayak mana gitu lho, jadi maunya kayak dimanja gitu lho. Setelah kita rayu, bilang “Ga apa-apa Pak. Ini juga demi kebaikan Bapak juga. Gini-gini.” Kita kasi tau yang menunjukkan hal-hal positif dan hal-hal yang negatifnya. Jadi kalau macam, makan nanti begini-begini terus kalau ga makan, begini-begini. Nah..dari situ baru kita tau kalau pasiennya mau makan nagasari bukan makan nasi.

155

160

165

170

175

P Jadi sebelum makan, dikasi nagasari. Untuk pertemuan selanjutnya gimana?

RP2 Untuk pertemuan selanjutnya. Hehehehe… Bapaknya ngomong, “Saya mau ngomong kalau ada nagasari.” Hehehehe… Kan ada keluarga, kita kasi tau “Pak, nagasari itu memang bagus tapi nasi juga perlu karna nasi sama lauknya itu sumber nutrisi tapi kalau nagasari itu cuma gini-gini.” Kita tampilkan lagi kejelekan sama keburukan makanan. Orangnya mau lebih detail supaya tahu mana yang baik, mana yang ga.

180

185

P Ada ga perasaan cemas atau canggung saat akan ketemu pasien?

RP2 Kalau agak canggung kalau kita tahu pasiennya itu dokter atau perawat. Soalnya CI (Clinical Instruktur) di OK (Operation Room), itu kan dirawat. Nah…dia yang jadi pasien ku. Itu yang buat agak canggung, soalnya kan ga lucu, pas kita mau tensi, Bapaknya perhatikan ini dah benar apa belum. Akhirnya kayak ujian, itu yang canggung.

190

195

P Perasaan cemas ada ga? RP2 Kalau saya cemas untuk tindakannya sich ga ada.

Saya cuma cemas takut mereka meninggal karna pasienku pernah ada yang meninggal.

200

Page 17: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

105

P Berarti itu tergantung keadaan pasien ya. Sejauh ini pernah tidak terjadi kebingungan atau kesalahpahaman dalam komunikasi karna beda budaya?

RP2 Untuk salah paham kayaknya ga. 205 P Kebingungan? Kesulitan?

RP2 Kalau kebingungan, iya. Kalau macam kita tanyaan “Ibu umurnya berapa?” Nanti dijawab dengan bahasa Jawa. Ya saya mana tau, nanti akhirnya tulis dia ngomongnya itu, baru saya translet. Hehehehe… Ada pasien jiwa yang sama sekali ga pernah ngomong bahasa Indonesia, waduh itu dia juga kan halusinasi apa waham gitu. Dia menganggap dirinya dalang. Jadi ngomongnya ya kayak gitu semua, tau lah dalang ngomongnya kayak gimana. Saya tanyain, “Mas, umurnya berapa?” Itu susah, udah dia ngomongnya pake bahasa Jawa, ga jelas lagi. Tambah parah.

210

215

P Itu pasien jiwa ya? RP2 Iya... 220

P Kalau untuk pasien yang lain? RP2 Biasaya Mbah-mbah. Tanya umur atau gimana

rasanya, Mbahnya udah curhat panjang lebar, saya cuma liat dia sentuh-sentuh badannya gini-gini. Saya pikir apa ini yang sakit (mempraktekkan memegang beberapa anggota tubuh). Saya tanya, “Sakit Mbah?” Nanti kalau ga dia pegang lagi. Saya pikir ini maksudnya apa, saya ga ngerti.

225

P Bagaimana Saudari menyampaikan informasi kepada pasien agar pasien paham dengan pesan atau informasi yang Saudari maksud?

230

RP2 Kalau kayak minum obat, biasanya saya pake

warna. Kalau ga ngerti bahasa Indonesia kan, saya bilang “Mbah, yang orange ini malam ya? Malam.” Pokoknya saya kasi tau berulang-ulang sama pake gerakan tangan supaya mengerti. Kan ada yang ga ngerti bahasa Indonesia juga. Pake non verbal juga.

235

P Apakah sejauh ini terjalin hubungan yang baik? RP2 Sejauh ini, iya...

P Bagaimana Saudari membina hubungan saling percaya dengan pasien?

240

RP2 Kalau saya sich biasanya kalau saya ga ada kerjaan, lagi ga ada ngapa-ngapain, saya kunjungi pasien. Yang penting kita lihatlah apa yang mereka

Page 18: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

106

butuhkan. Setidaknya mereka merasa diperhatiin. 245 P Terkait kebudayaan, apakah Saudari mampu

menyesuaikan diri dengan kebudayaan lain yang dihadapi?

RP2 Kalau saya sudah terbiasa besar sama orang Jawa. Aku besar di Biara, susternya orang Jawa. Jadi kalau untuk komunikasinya sendiri, ga kecuali sama Mbah-mbah. Kalau untuk bahasa yang formal untuk orang tua itu memang susah. Tapi kalau untuk bahasa anak muda yang biasa-biasa, saya mengerti. Kalau Jawa kasar, saya mengerti. Kalau bahasa kraton, ga ngerti.

250

255

P Bagaimana sikap Saudari terhadap perbedaan kebudayaan dengan pasien?

RP2 Saya coba hargai aja sich. Kan ada pasien yang budaya kuat, macam pasien yang laki-laki kan kita ga boleh bantu-bantu kayak gitu. Kalau saya sich, selama mereka butuh bantuan ya saya bantu tapi kalau mereka menganggapnya itu ga boleh, karna kebiasaannya gini-gini, ya udah. Selama masih masuk akal, seperti ganti baju ya ga masalah . Kecuali ada hal-hal lain yang mempengaruhi kesehatan mereka, apapun harus diperhatikan.

260

265

P Dari kebudayaan Saudari sendiri, ada tidak hal-hal yang mempengaruhi selama komunikasi?

RP2 Hmmm... Ada. 270 P Seperti apa?

RP2 Cara ngomongnya kita kan beda. Beda dengan kayak orang Jawa, jadi kalau menurut kami ya kami mau bilang “Kalian lagi gini, gini, gini kan?” atau “Gimana bu? Udah baikan?” Itukan maksudnya untuk kami ya biasa aja, tapi kalau untuk orang Jawa kan agak kasar to? Akhirnya jadi salah persepsi. Mereka pikirnya bahwa ada beberapa teman yang dipikir cara ngomongnya tu kasar.

275

P Itu dengan pasien ya? 280 RP2 Iya...itu dengan pasiennya.

P Jadi pasiennya merasa ngomong kasar? RP2 Iya, kasar. Padahal kan ga. Tapi sejauh ini untuk

yang pas praktek kemarin kita kalah. Kita sudah coba semua, ngomongnya sehalus mungkin sampai-sampai waktu pas di ruangan, perawatnya nanya “Kalian ini orang apa sich?”, “Ha? Orang Ambon Bu”, “Kok ngomongnya lebih halus kalian dibandingkan kami?” Hehehehe… saking mencoba

285

Page 19: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

107

untuk menjadi lebih halus, akhirnya kayak “Ya bu” (mempraktekan berbicara halus).

290

P Kemudian yang terakhir, menurut Saudari, hal-hal yang mempengaruhi selama komunikasi, baik itu menjadikan komunikasi jadi lancar atau terhambat dengan pasien, apa aja?

295 RP2 Selain bahasa itu ada usia sama pendidikan. Ada

yang sudah tua tapi kita menjelaskannya kayak anak kecil. Itu juga cukup mempengaruhi karena mereka tidak mengerti-mengerti jadi kita harus ulang lagi, ulang lagi. Malah ada yang bandel, maksudnya udah dibilang kalau ke belakang infusnya dikunci supaya darahnya tidak naik. Satu hari bisa 7 kali, padahal kita udah jelasin baik-baik. Ga tau karna kita ini mahasiswa atau karna kita baru kan, jadi kita mesti sabar. Pernah ada perawat yang ngomong gini, “Itu tangannya di spalak aja.” Padahal itu Bapak-bapak sudah tua. Gitu kan kasian

300

305

P Oh....Oke. Sepertinya sudah selesai. Terimakasih ya...

RP2 Iya... 310

Riset Partisipan 3 (RP3) Catatan observasi: Observasi pada RP3 dilakukan tanggal 6 Desember 2011 di ruang Cempaka. RP3 melakukan komunikasi saat melakukan tindakan pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV). Saat itu, peneliti ikut bersama RP3 dan memperhatikan proses komunikasi yang terjadi antara partisipan dan pasien. Sebelum melakukan tindakan, RP3 terlebih dahulu meminta ijin kepada pasien dengan mengucapkan kata “permisi”, tersenyum, menanyakan keadaan pasien, mempertahankan kontak mata, bertanya kembali informsi yang kurang jelas dari pasien dan berpamitan saat akan meninggalkan pasien. Setelah melakukan observasi, peneliti melanjutkan penelitian dengan melakukan wawancara pada tanggal 26 Januari 2012 dan 9 April 2012. Keterangan : S : Subjek P : Peneliti RP3 : Riset Partisipan 3

S Isi Wawancara Kode P Selamat siang...

RP3 Selamat siang...

Page 20: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

108

P Sebelum saya mewawancarai, ini ada lembar penjelasan penelitian dan lembar persetujuan untuk menjadi riset partisipan (menunjukkan lembar penjelasan penelitian dan persetujuan untuk menjadi riset partisipan). Mungkin bisa di baca dan di tanda tangani?

5

RP3 Iya... (membaca dan menandatangani) P Bisa kita mulai wawancaranya? 10

RP3 Iya... P Pertanyaan pertama, dapatkah Saudari

menceritakan pengalaman komunikasi, terutama komunikasi terapeutik saat melaksanakan praktik klinik?

15 RP3 Iya...

P Apa yang Saudari ketahui tentang komunikasi terapeutik?

RP3 Komunikasi yang kita lakukan, misalnya antara saya dengan Tanti, terus disitu komunikasinya secara terarah dengan ada sesuatu yang ingin dicapai.

20

P Bahasa apa yang Saudari gunakan saat berkomunikasi dengan pasien?

RP3 Pake bahasa Indonesia. P Selama berkomunikasi, apakah Saudari mengalami

kendala atau masalah dengan bahasa verbal? 25

RP3 Yaa, masalah sich ada. Kalau disinikan rata-rata orang Jawa jadi kalau misalnya saya berbicara apalagi kepada orang tua itu pasti mereka tahunya saya praktek di sana jadi yang mereka tahu perawat yang datang jadi mereka berbicara pake bahasa Jawa. Nanti baru saya bilang “Bu, maaf. Bisa bahasa Indonesia ga soalnya saya orang Ambon praktek di sini.” Nah...disitu nanti mereka baru berbicara pake bahasa Indonesia. Tapi kalau misalnya, ada orang yang udah tua sekali kayak Mbah-mbah pasti ga tau jadi keluarganya yang berbicara.

30

35

P Kemudian, media apakah yang biasa digunaan untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada pasien?

40

RP3 Kalau media, kayaknya tidak memerlukan bantuan media yang lain. Langsung saja.

P Respon pasien saat berkomunikasi dengan Saudari, biasanya seperti apa?

45

RP3 Komunikatif ya. Jadi kalau kita berbicara, pasien

Page 21: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

109

menanggapinya dengan baik. Senyum. Apalagi kalau kita perhatikan, sering datang. Kalau mereka perlu bantuan, kita datang. Pasti disapa dengan baik.

50 P Mengalami gangguan ga selama komunikasi?

RP3 Kalau gangguan, cuma dari bahasanya mungkin ya. Tapi kalau dari yang lain-lain, tidak ada.

P Bagaimana persiapan Saudari ketika akan melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien?

55

RP3 Kalau dari rumah itu kan sudah baca-baca dulu, mungkin kalau sampai disana mereka bertanyakan bisa. Pokoknya berusaha untuk menjawab pertanyaan dari mereka. Tapi kalau misalnya saya tidak bisa menjawabnya, nanti saya akan bilang kalau nanti saya akan menjelaskannya kepada perawat jadi perawat yang akan menjelaskannya karna saya kurang memahami.

60

P Apa yang anda lakukan ketika bertemu dengan pasien?

65

RP3 Kalau yang pertama pasti saya datang, memperkenalkan diri, senyum trus salam dulu “Selamat pagi Ibu. Bagaimana kabarnya? Tadi malam tidurnya gimana?” Seperti itu. Terus saya lakukan tindakan. Biasanya kita ke pasien itu untuk melakukan TTV. Jadi sambil melakukan TTV, ngobrol-ngobrol dengan Ibunya.

68 69 70

P Bagaimana cara Saudari membina hubungan saling percaya?

RP3 Kayak tadi, saya datang memperkenalkan diri, senyum trus salam. Kalau misalnya saya mau ambil data untuk buat askep (asuhan keperawatan). Saya pasti datang trus bilang “Ibu, saya boleh permisi ga minta waktunya sebentar? Saya akan mewawancarai Ibu, tapi Ibu bersedia atau tidak?” terus dari situ, kalau Ibunya sudah bersedia baru saya wawancara sama Ibu

75

80

P Pesan atau informasi apa yang biasa Saudari sampaikan kepada pasien?

RP3 Kadang tentang penkes (pendidikan kesehatan), menjaga kesehatan sesuai dengan penyakitnya to.

85

P Bagaimana respon Saudari saat berkomunikasi dengan pasien?

RP3 Kalau saya, biasanya bertanya trus Ibunya ngomong pake bahasa Jawa. Saya dalam hati bertanya ini apa artinya jadi saya mengerutkan

90

Page 22: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

110

dahi. Nah...kalau saya sudah mengerutkan dahi nanti saya langsung bilang “Bu, maaf. Bisa pake bahasa Indonesia ga? Soalnya saya praktek di sini, saya bukan orang Jawa tapi orang luar Jawa.”

95 P Bentuk pertanyaan yang biasa diajukan ke pasien,

seperti apa?

RP3 Saya bertanya, kayak “Bu, bagaimana kondisinya? Bagaimana tidurnya tadi malam?” Jadi Ibunya menjawab “Baik, begini…. Tapi tadi malam kayak ga bisa tidur.” Nanti saya mengulangi lagi apa yang dikatakan oleh pasien tersebut. Jadi kayak, “Oh...jadi tadi malam Ibu kayak gini ya? Lain kali tidurnya dijaga ya Bu.” Atau kayak misalnya makan, orang yang sakit maag itu biasanya kan ga suka makan, jadi nanti kita kasi tau walaupun Ibunya ga mau makan, tapi makan aja sedikit-sedikit tapi sering. Jadi apa yang dibilang pasien, nanti saya mengulanginya.

100

105

P Apa yang biasa pasien ceritakan kepada Saudari? 110 RP3 Kalau pasien, biasa menceritakan tentang

keluarganya. Riwayat penyakit juga diceritakan, tentang penyakit yang sekarang dia cerita.

P Bagaimana respon Saudari tentang permasalahan yang pasien ceritakan?

115

RP3 Kita mendengarkan. Tapi saya pernah, waktu saya tensi kan pake stetoskop jadi ga dengar. Pas sementara Ibunya berbicara, saya bilang “Ibu, sebentar ya Bu.” Nanti kalau udah selesai tensi, baru lanjut berbicara lagi. Tapi saya pernah bilang kok “Sebentar ya Ibu”. Setelah itu baru fokus mendengarkan pasien. Pernah juga waktu di BPS, pasien yang impartu kala 1, itu kan sakit mereka jadi kita kasi relaksasi dengan sambil cerita-cerita.

120

122

P Bagaimana Saudari menciptakan suasana saat melakukan komunikasi dengan pasien?

125

RP3 Pokoknya ketika saya datang, yang pertama salam. Kalau salam kan mereka pasti senyum. Setelah itu saya kan fokus dengan apa yang mereka bicarakan, terus berikan tindakan juga sambil berbicara.

130

P Apa yang biasanya Saudari lakukan diakhir pembicaraan dengan pasien?

RP3 Habis ambil data, nanti ucapkan terimakasih atas kerjasamanya. Terus bilang kalau butuh bantuan bisa panggil kita atau pencet bel saja.

135

Page 23: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

111

P Apakah Saudari menyimpulkan pembicaraan dengan pasien?

RP3 Kalau saya kan mau buat askep (asuhan keperawatan) jadi kayak saya mau memberikan diagnosa kepada pasien, saya cuma mahasiswa praktek jadi hanya menjalankan yang seharusnya saya lakukan saja, memberikan bantuan kepada pasien seperti TTV. Nanti kalau mereka bertanya, baru saya jawab. Tapi kalau saya mau menyimpulkan, kayak misalnya mereka tanya sakit apa, saya ga berani karena itu bukan hak saya. Jadi dokter yang menjelaskan.

140

145

P Bagaimana dengan karakteristik-karakteristik pasien yang biasa Saudari temui?

RP3 Pasien ada yang kritis. Kalau yang pendidikannya tinggi itu pasti banyak tanya terus banyak protes. Kalau misalnya orang-orang tua yang dari desa, mereka baik, mereka menerima.

150

P Dengan karakteristik pasien yang berbeda, adakah persiapan khusus yang Saudari lakukan?

155

RP3 Kayak yang tadi itu aja, di rumah baca-baca dulu jadi kalau ada yang tanya bisa jawab

P Ketemu dengan pasien, terutama dengan pasien yang latar belakang budayanya berbeda dengan Saudari. Ada ga perasaan cemas atau canggung sebelum bertemu dengan pasien?

160

RP3 Kalau cemas, paling sedikit ya mungkin. Mungkin kayak saya sudah berbicara trus mereka berbicara, saya jadi mikir aduh ini mau jawab apa karna ga ngerti. Tapi saya tidak takut kok untuk bilang bisa menggunakan bahasa Indonesia tidak karena saya ini orang luar Jawa. Hehehehe...

165

P Ada perasaan nervous ya? RP3 Iya, sedikit.

P Kemudian selama ini sering ga terjadi kebingungan atau kesalahpahaman selama komunikasi dengan pasien yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda?

170

RP3 Kalau bingung ketika saya sendiri, mereka pake bahasa Jawa jadi saya tidak mengerti. Tapi kalau misalnya kayak di Kudus itu, saya panggil teman saya yang berasal dari Jawa atau asisten-asisten bidan. Baru disitu saya tanya, makanya komunikasinya jadi lancar.

175

P Berarti ditransletkan? 180

Page 24: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

112

RP3 Iya... P Kalau ditransletkan seperti itu, menurut Saudari

efektif tidak?

RP3 Kalau ditranslet, ga ya. Kalau saya bertanya sendiri itu kan lebih baik. Misalnya kalau mereka ga ada trus saya ditempatkan di tempat terpencil itu kan bagaimana. Hehehehe...

185

P Bagaimana cara anda menyampaikan pesan kepada pasien agar pasien mengerti maksud yang akan anda sampaikan?

190 RP3 Pake bahasa tubuh juga. Kayak misalnya,

bertanya “Bu, udah makan belum?” Biasanya saya pake gerakan pas menanyakan “Bu, udah makan belum?” (sambil mempraktekkan, mengarahkan tangan ke mulut). Terus waktu saya dapat pasien yang ada di RSUD Salatiga itu kan perutnya sakit. Ibunya juga kayak ga ngerti bahasa Indonesia jadi saya bertanya “Bu, perutnya sakit?” Jadi saya menunjukkan bagian yang sakit (sambil mempraktekkan, memegang perut). Jadi untuk mempermudah, dengan gerakanlah.

195

200

P Apakah saudari mampu menyesuaikan diri dengan kebudayaan lain yang Saudarai hadapi?

RP3 Kalau dilihatkan orang Ambon keras, ngomongnya besar tapi waktu saya turun praktek, mungkin karna saya sudah lama tinggal di Salatiga dan lingkungan kost saya semua orang Jawa jadi saya bisa berbicara dengan mereka dengan suara yang tenang, lembut. Jadi mereka pikirnya, memang tahu lihat dari tampangnya. Di ruang OK (Operation Room) ada Ibu yang bilang “Lho.De, kamu orang Ambon tapi ngomongnya lebih kecil daripada kami.” Hehehehehe... Lebih halus.

205

210

P Sedangkan dari kebudayaan Saudari sendiri, ada ga hal-hal yang mempengaruhi selama komunikasi?

215

RP3 Kalau itu, ga ya. Kita kebudayaannya kan kayak kalau saya bandingkan dengan Ambon, pelayanannya berbeda. Mereka bicaranya kayak tidak melayani pasien dengan baik. Tapi kalau disini, kalau saya sendiri pribadi kalau mau melayani pasien ga kayak gitu. Maksudnya saya tahu profesi saya sebagai mahasiswa, saya tahu apa yang harus kita lakukan. Saya sudah memberikan yang terbaik pada pasien.

220

Page 25: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

113

P Hal-hal yang Saudari dapatkan untuk mampu menyesuaikan, Saudari dapat dimana sehingga mampu untuk menyesuaikan?

225

RP3 Oh…kalau itu, saya lebih berteman dengan teman yang dari Jawa, terus saya sering tanya-tanya ini artinya apa. Kalau mereka ngomong juga saya sering tanya kepada teman-teman ini artinya apa. Jadi saat pasien ngomong, saya memang tidak mengerti semuanya tapi mengerti sedikit-sedikit.

230

P Oke, yang terakhir. Menurut Saudari, faktor- faktor yang mempengaruhi komunikasi Saudari dengan pasien?

235

RP3 Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi?

P Iya, yang mempengaruhi komunikasi tetap efektif ataupun terhambat?

RP3 Kalau menurut saya, mungkin penerimaan dari pasien itu sendiri. Mereka mau menerima kita ga. Kemudian yang kedua itu bahasa, itu yang paling menonjol karna saya dengan latar belakang budaya yang berbeda dengan orang Jawa itu pasti sangat sulit. Terus yang ketiga, cara kita berkomunikasi. Sikap kita, ketika kita bisa mengambil hati dari pasien itu, pasti mereka mau menerima kita dan menjawab setiap pertanyaan kita dengan baik.

240

245

P Mengambil hati yang Saudari maksud, seperti apa? RP3 Kayak yang pertama tadi, salam berikan senyum.

Kemudian menanyakan nama. 250

P Kemudian faktor-faktor, masih ada lagi?

RP3 Pendidikan. Berbeda ya ketika kita berbicara dengan orang yang pendidikannya rendah dengan orang yang pendidikannya tinggi. Kalau orang pendidikan rendahkan pasti mereka cuma bertanya terus responnya “Ooo..” begitu saja. Tapi kalau orang yang berpendidikan tinggi, mereka bertanya terus kita jawab dan mereka terus bertanya-bertanya dan bertanya. Kayak kemarin waktu saya praktek di Panti Wilasa, ada 1 dia lulusan dari UKSW juga jadi anaknya nangis trus dia bertanya. Orangnya kritis sekali. Disitu kita bisa lihat kalau orang pendidikannya cuma dibawah, ya mereka ikut-ikut aja tapi kalau orang yang pendidikannya atas memang suka kritis. Kemudian, pekerjaan mungkin. Saya rasa hanya itu.

255

260

265

P Oke...kalau begitu terimakasih untuk kerjasamanya. RP3 Iya.. sama-sama Tanti.

Page 26: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

114

Riset Partisipan 4 (RP4) Catatan observasi: Observasi pada RP 4 dilakukan tanggal 6 Desember 2011 di ruang Cempaka. Saat bertemu dengan pasien, RP4 menyapa, menanyakan keadaan dan keluhan pasien. Melakukan kontak mata dengan pasien, memberikan sentuhan, mengklarifikasi informasi yang kurang jelas dan ketika pasien berbicara menggunakan bahasa Jawa, partisipan mengatakan “Saya tidak mengerti bahasa Jawa”, terlihat bingung dan mengerutkan kening. Pada pasien yang tidak bisa melakukan komunikasi, partisipan melakukan komunikasi dengan keluarga. Setelah melakukan observasi, peneliti melakukan wawancara pada tanggal 26 Januari 2012 dan 9 Mei 2012. Keterangan : S : Subjek P : Peneliti RP4 : Riset Partisipan 4

S Isi Wawancara Kode P Selamat siang Saudara P...

RP4 Siang juga Tanti... P Ini ada lembar penjelasan penelitian dan lembar

persetujuan untuk menjadi riset partisipan (menunjukkan lembar penjelasan penelitian dan persetujuan menjadi riset partisipan). Mungkin bisa dibaca dan ditandatangani dulu?

5

RP4 (membaca dan menandatangani lembar penjelasan penelitian dan lembar persetujuan menjadi riset partisipan).

10 P Oke, kita mulai saja ya wawancaranya. Pertama,

dapatkah Saudara menceritakan pengalaman komunikasi dengan pasien ketika melaksanakan praktek klinik?

RP4 Iya bisa... 15 P Menurut Saudara, apa itu komunikasi terapeutik?

RP4 Menurut saya komunikasi terapeutik itu komunikasi yang dilakukan untuk memahami keadaan pasien dan pasien juga bisa menerima dan memahami maksud apa yang kita berikan kepada pasien dan pasien pun tidak merasa seperti kebingungan gitu, untuk saya. Kan selama ini saya komunikasi itu, saya rasa itu mereka masih bingung karna saya punya logat ini, saya rasa masih kendala di situ. Tapi menurut saya itu untuk bisa memahami lebih dalam keadaan pasien.

20

25

P Bahasa apa yang Saudara gunakan saat

Page 27: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

115

berkomunikasi dengan pasien? RP4 Weh…campur, kadang keceplosan bahasa

Kupang. Pernah waktu itu, ceplos dengan Mbah-mbah bilang bobo dan Mbah tidak mengerti. Itu pernah di rumah sakit umum, itu Mbah tidak mengerti. Jadi bilang bobo, Mbah duduk saja jadi makan habis, Mbah duduk saja.

30

P Tapi lebih sering menggunakan bahasa apa? 35 RP4 Bahasa Indonesia.

P Mengalami kendali tidak dengan penggunaan bahasa?

RP4 Kendalanya itu, mungkin karna sering bergaul di Fakultas dengan orang-orang Kupang, logatnya itu sulit. Jadi sulitnya itu, mereka sering menangkap kita punya bahasa karna logatnya itu. Sebenarnya tidak ada kendala sich, hanya logatnya itu tidak berubah jadi mereka sulit untuk menangkap tapi kita pake bahasa Indonesia.

40

45 P Pake bahasa Indonesia tapi logatnya?

RP4 Logatnya itu yang bikin sedikit bingung begitu. P Kalau misalnya pasien bingung, apa yang Saudara

lakukan agar pasien bisa mengerti?

RP4 Bicara ulang tapi diusahakan dia punya kalimat itu agak lebih diperjelas begitu.

50

P Bagaimana dengan respon pasien saat anda berkomunikasi dengan pasien?

RP4 Ha...itu, dia punya kendala tu di logat jadi bicara ulang-ulang. Pernah waktu itu kita kasi penkes (pendidikan kesehatan), kita kasi penkes tentang diare. Anak usia balita, pas kita kasi penkes, bahasa kita, logat kita. Jadi dia, raut wajahnya itu agak lain. Tapi entah dia tidak mengerti atau karna masalah makanya raut wajahnya lain. Saya juga bingung tapi saya tidak sempat tanya. Dia nyambung saja kasi pertanyaan begitu. Selama komunikasi, saya rasa cuma itu saja yang menjadi kendala.

55

60

P Apakah Saudara mengerti setiap informasi yang disampaikan oleh pasien?

65

RP4 Mengerti. P Apakah anda mengulang kembali informasi dari

pasien?

RP4 Mereka biasa ini kasi pertanyaan jadi saya ulang kembali dia punya kata-kata sambil kasi dia punya jawaban.

70

Page 28: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

116

P Ooo…begitu. Selain bahasa, kendala apa yang Saudara hadapi?

RP4 Nah…itu, pokoknya bahasa-bahasa. Maksudnya dari saya sendiri, mungkin karna saya jarang juga bergaul dengan orang Jawa jadi bahasa Indonesia itu kurang saya terapkan begitu. Jadi kadang ada bahasa-bahasa seperti bahasa gaul yang masuk ke dalam seperti bobo, terus mo makan? Mo tu pasti ada, mo makan begitu? Harusnya mau makan begitu? Jadi kan biasa mereka bilang, pas waktu itu saya mau TTV mereka bilang lagi makan tapi pake bahasa Jawa, saya bilang mo makan ya Bu? Mereka juga mungkin agak sedikit bingung jadi mereka tidak sambung, “Oya, ini kita lagi makan.” Tidak, mereka kayak diam saja karna mungkin itu bahasa mereka tidak mengerti.

75

80

85

P Kemudian, apakah ada media tambahan yang digunakan untuk berkomunikasi dengan pasien?

RP4 Tidak ada, langsung saja. 90 P Sebelum bertemu dengan pasien, persiapan apa

yang biasanya dilakukan?

RP4 Jadi biasanya sebelum ketemu, saya persiapan pada saya punya pasien pada saat saya pengkajian. Nah… itu, persiapan itu jadi saya bertanya-tanya dia punya penyakit, hari ini rasa apa, udah berapa lama dia pusing. Saya pelajari memang apa yang penyakitnya dan akibat-akibat dari yang dia rasakan jadi kebanyakan saya tanya begitu, nanti mereka tanya kalau pusing durasinya begini nanti akibatnya seperti apa. Jadi tu saya sudah lumayan membaca tapi waktu itu memang sedikit kendalanya, mereka juga pikirnya kita orang-orang dari timur kan sudah kuliahnya cukup lama jadi mengerti bahasa Jawa jadi mereka tanya juga campur-campur bahasa Jawa begitu.

95

100

105

P Jadi mempersiapkan, kira-kira apa yang akan ditanyakan?

RP4 Iya, mempersiapkan. P Kemudian, saat pertama kali bertemu dengan

pasien. Apa yang biasa dilakukan? 110

RP4 Yang saya lakukan yaitu sapa, terus menanyakan

keadaan terus apa yang dirasakan. Jadi itu yang saya lakukan, mengerti keadaan pasien kan? Terapeutik kan, mengerti keadaan pasien. Menanyakan keadaannya seperti apa. Begitu saja.

115

Page 29: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

117

P Permasalahan apa yang biasanya pasien ceritakan kepada Saudara?

RP4 Kebanyakan sich yang saya dapatkan di rumah sakit umum, curhat itu kebanyakan Mbah. Jadi ada anaknya yang tidak jenguk dia. Anaknya tidak pernah jenguk, kalau untuk kasi tau mereka pusing, mereka punya keluhan apa itu mereka kasi tau saat kita TTV saja tapi kalau sampai yang detail itu mereka curhat saja karna waktu itu kebetulan saya punya pasien yang mau saya kaji begitu. Jadi curhat, anaknya itu tidak pernah datang jenguk dia, dia sakitnya, lukanya itu sampai ke dalam tulang, apa namanya saya lupa. Luka sampai di dalam tulang tapi itu saya pengkajian dia, baru pengkajian dia sudah pulang besoknya. Jadi sudah di operasi, tidak jadi pengkajian, dia cuma curhat saja. Jadi selama dia sakit itu, dia hanya pasrah saja karna dia rasa dia tidak berarti lagi bagi dia punya anak-anak. Sampai dia menangis, kita ga enak sama dia jadi dia curhat kalau biaya yang dia dapat itu dari dia punya kakak yang tanggung. Dia punya anak-anak, anaknya sudah kerja di PNS yang satu kerja wiraswasta, bengkel begitu. Tapi dia punya anak-anak tidak pusing dengan dia. Kalau di Semarang, apa ya….

120

125

130

135

140

P Hal yang lebih sering pasien ceritakan? RP4 Tentang keluarga, sama kebiasaan dia saat

melahirkan. Ada pasien, dia suka minum kopi, dia cerita. Pas dia kan kehamilan ektopik terganggu jadi diluar kandungan, dia pendarahan jadi kita sempat kaji dia terus tanya-tanya, dia bilang, dia cerita kalau dia tu baru melahirkan anak baru satu. Yang kedua ini, yang kedua ini dia kehamilan ektopik. Jadi dia curhat, dia masih bisa dapat anak kah tidak. Jadi kita jelaskan dengan dia, dia juga ceritakan kalau hamil itu jarang minum susu.

145

150

P Dari permasalahan yang pasien ceritakan. Bagaimana respon Saudara menanggapinya?

RP4 Kalau curhat yang tentang keluarga itu, responnya yang rasanya itu seperti bagaimana ya. Kasian begitu. Kalau yang sakit kehamilan ektopik itu, respon saya seperti bagaimana ya? Kalau seandainya saat itu dia mengeluh dan saya ada di situ, saya juga merasa kebingungan karna saya juga masih baru to, belum pengalaman apa yang harus saya lakukan. Jadi saat dia cerita saya juga

155

160

Page 30: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

118

istilahnya rasa kasian dan rasa kebingungan untuk menjelaskan bagaimana. Saya juga belum menguasai materi kehamilan ektopik, jadi waktu itu seperti itu. Akhirnya saya cerita-cerita, pas pengkajian berikut baru saya menjelaskan.

165

P Tetapi tetap merespon cerita pasien ya? RP4 Iya. Saya memang mendengarkan, menyimak tapi

kebingungannya itu luar biasa, pertama kali pengkajian, mereka tanya. Baru pengkajian berikutnya saya jelaskan begini-begini. Tapi waktu itu saya menyimak karna bagaimana ya, itu merupakan saya punya pasien untuk saya kaji jadi apa yang dia kasi tau, saya perlu untuk merespon balik dengan menyimak, data yang saya dapat tidak akan sepenuhnya kalau saya tidak menyimak jadi kebanyakan saya komunikasi sama pasien yang saya kaji. Selain itu tidak pernah, ya begitu. Komunikasi itu kebanyakan pasien yang saya kaji saja.

170

175

180

P Bagaimana Saudara menciptakan suasana selama komunikasi dengan pasien?

RP4 Kalau saya ini menciptakan suasana, kayak humor itu jarang paling kayak ekspresi wajah saja yang saya ciptakan. Mungkin kalau cerita sedih, buat muka sedih. Kalau mereka senang, buat muka senang. Selama cerita-cerita dengan pasien itu kurang, suasana hanya dengan saya punya ekspresi wajah saja jadi kalau mereka cerita sedih, sedih. Cerita senang, ikut senang. Hehehehe…Soalnya begini, kalau kita mau bercanda dengan mereka, seperti humor, repotnya itu nyambung tidak, karna kita punya logat ini agak beda terus bagaimana ya baru pertama kali praktek to. Setidaknya ada sedikit gugup lah, kalau macam humor-humor gitu, saya rasa cukuplah kalau cuma kasi perhatian. Saya dengar saja, saya rasa sudah cukup.

185

190

200

P Kalau mau meninggalkan pasien, apa yang lakukan?

RP4 Kalau meninggalkan pasien sich, ya saya cuma bilang istirahat yang banyak. Cuma itu saja, tidak ada yang lain. Tapi kalau seandainya ada botol infus yang mau habis, ya saya bilang, nanti kalau infusnya sudah habis, pencet tombolnya. Itu saja, tidak ada yang lain karna waktu itu saya juga tidak terlalu berkomunikasi yang banyak juga dengan

205

210

Page 31: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

119

pasien jadi saat meninggalkan pasien, tidak ada. P Apakah memberikan kesimpulan terhadap

pembicaraan yang dilakukan?

RP4 Kalau saya sich biasanya pertemuan kedua baru memberikan kesimpulan. Jadi kalau ini menurut saya begini, begini, begini jadi kesimpulannya itu pertemuan pengkajian kedua. Kalau pertemuan pertama itu jarang saya langsung “Ooo…terimakasih atas informasinya.” Begitu, langsung pulang. Biasanya pengkajian kedua atau pengkajian terakhir di orang yang dikaji begitu. Dipertemuan selanjutnya, jadi sudah akhir. Data yang saya data sudah cukup untuk saya kaji, itu baru saya kasi kesimpulan.

215

220

P Bagaimana dengan karakteristik pasien yang Saudara temui?

225

RP4 Wuih…yang saya dapatkan itu kebanyakan humoris. Jadi mereka yang buat lucu kembali, bukan saya yang buat lucu.

P Apakah pasien terbuka untuk bercerita dengan Saudara?

230

RP4 Kalau saya, pasien cerita semua sampai curhat. Yang saya dapat, di rumah sakit umum, rumah sakit Parakan, rumah sakit Citarum, rumah sakit jiwa, mereka cerita semua. Walaupun di rumah sakit jiwa tu mereka curhat tapi itu luar biasa. Jadi ada yang mereka cerita sampai anggota dewan. Jadi yang saya dapat itu, mereka terbuka. Sampai ada yang saya kaji, anaknya yang di Dahlia, saya kaji dia. Anaknya yang sedikit tertutup tapi Ibunya yang banyak cerita, jadi saya pengkajian dua tiga kali sudah dapat lengkap data. Jadi sudah tiga kali, sudah dapat habis data. Jadi seperti ini Ibu, Ibu jangan begini. Jadi kesimpulan yang saya kasi itu pas pertemuan ketiga.

235

240

245 P Sebelum bertemu dengan pasien, adakah

perasaan cemas atau canggung karna bertemu dengan kebudayaan yang berbeda?

RP4 Cemas. Itu hampir semua cemas, karna saya baru pertama kali praktek to. Jadi cemas. Cemasnya bukan karna budaya sich, komunikasi saya yang masih kacau. Komunikasi saya itu masih kacau, bahasa. Mereka tangkap, saya masih harus ulang-ulang kalimat. Oya, budaya ya. Budaya itu salah satu. Kemudian penguasaan materi, saya juga

250

255

Page 32: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

120

harus persiapkan sebelum ketemu. Saya harus persiapkan apa yang akan ditanya, biasanya persiapan itu yang buat saya gugup. Ini saya mau masuk, apakah ini sudah cukup oke. Kalau mereka bertanya apakah saya akan jawab dan cukup oke. Nah…itu, sebelum masuk semua harus oke dulu. Tapi biasa kalau saya masuk, penguasaan materi yang saya harus banyak.

260

P Adakah persiapan khusus untuk menghadapi orang yang berbeda budaya

265

RP4 Tidak ada. P Apakah sering terjadi kebingungan,

kesalahpahaman selama berkomunikasi dengan pasien?

RP4 Kalau kesalahpahaman sama pasien tidak ada. Kalau kebingungan itu ada. Ada yang tidak tahu bahasa Indonesia, saya langsung bingung. Jadi pernah, untung saja disebelah ada mahasiswa praktek dari Bethesda pas di Citarum. Mereka tahu bahasa Jawa, jadi mereka Jawab saja. Kalau ada yang tanya pake bahasa Jawa, mereka saja yang jawab. Nah…pas di ruang Cempaka waktu itu, kan ada pasien yang tidak tahu bahasa Indonesia jadi itu saya bingung. Jadi biasa kalau TTV dua-dua orang. Jadi ikutlah tiga orang, jadi saya TTV kalau ada yang tanya pake bahasa Jawa, ya sudah kasi mereka tanggapi, saya bingung.

270

275

280

P Bagaiaman cara Saudara menyampaikan pesan atau informasi kepada pasien supaya pasien mengerti maksud Saudara?

RP4 Cara verbal dan non verbal gitu to. Apa yang saya lakukan itu, rata-rata pasien sudah mengerti. Jadi kalau pasien sudah tua yang pake bahasa Jawa, itu saya pake perut sakit, kepala pusing (mempraktekkan dengan menunjuk bagian tubuh). Rata-rata sich yang saya dapat itu, pasien kebanyakan kalau seandainya orangtua tidak mengerti, anaknya pasti mengerti jadi nanti dijelaskan. Jadi nanti saya jelaskan ke anaknya, nanti anaknya yang jelaskan ke pasien.

285

290

P Ditransletkan begitu?. 295 RP4 Nah…ditransletkan.

P Menurut Saudara, apakah itu efektif? RP4 Tidak efektif, dijelaskan ke dia punya anak terus

jelaskan pake bahasa Jawa, tidak tahu dia punya

Page 33: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

121

kan pake kalimat apa yang dijelaskan ke dia punya orang tua begitu. Kalau menurut saya kurang efektif itu.

300

P Apakah terjalin hubungan yag baik antara Saudara dan pasien?

RP4 Hubungan yang paling baik itu dengan orang yang saya kaji.

305

P Bagaiaman cara Saudara membina hubungan saling percaya dengan pasien yang anda kaji?

RP4 Membina hubungan saling percaya? P Iya, agar pasien mau menceritakan

permasalahannya? 310

RP4 Kebanyakan saya ajak cerita dulu. Tapi itu kontak

mata, terus caranya itu tidak belat-belit. Langsung to the point gitu. Saat cerita dengan dia, kita langsung respon, Sharing gitu, masalahnya langsung respon sharing. Lama kelamaan dia sendiri yang akan terbuka begitu. Jadi yang saya dapat begitu, saat kita merespon apa yang dia kasi tau, dia langsung respon. Sedikit senyuman begitu dengan dia, dia akan terbuka sendiri dan percaya kita. Saya rasa kalau kita sudah pake pakaian putih dan keliling depan orang, mereka sudah percaya kita. Hanya pake pakaian putih saja disamping, mereka berpikir, ini kalau kita curhat pasti akan memberikan sesuatu pada kita begitu.

315

320

325 P Apakah Saudara mampu menyesuaikan diri

dengan kebudayaan lain yang dihadapi?

RP4 Diusahakanlah. Kalau untuk mampu, vivti-vivti kalau menurut saya. Masih bimbang untuk saya masuk, tapi saya usaha untuk mengimbangi.

330 P Usaha yang dilakukan itu seperti apa?

RP4 Usaha yang dilakukan itu seperti, kalau seandainya ada yang cerita langsung dengan bahasa Jawa begitu, saya terbuka. Saya dari NTT, saya tidak tau bahasa Jawa, mungkin dari keluarga ada yang bisa membantu dalam hal ini. Kalau seandainya saya punya teman yang dari Jawa, minta tolong dia untuk translet begitu.

335

P Sikap Saudara terhadap kebudayaan lain yang dihadapi, seperti apa?

340

RP4 Kalau saya punya pandang untuk itu rumit. P Rumit bagaiamana?

RP4 Apalagi kalau orang tua tu bicaranya paling lama sekali. Paling bagaimana e, jadi kebanyak cerita

Page 34: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

122

jadi nanti yang cerita dengan kita itu anaknya, jadi nanti kurang dapat dia punya maksud bagaiamana e. Jadi begini, misalnya Tanti yang sakit, terus saya cerita dengan Tanti. Tidak tahu dia mengerti bahasa Indonesia atau tidak tapi dia sempat balas, dia balas pembicaraan saya pas TTV jadi dia pusing, dia apa, saya tidak tahu dia jawab apa. Saya tanya bagaimana keadaannnya, dia jawab balik tapi pake bahasa Jawa, saya tanya ke anaknya, anaknya jawab tapi anaknya jawab berdasarkana apa yang dia lihat dari orangtuanya. Menurut saya, saya rasa bagaimana ya. Saya punya diri itu kurang puas karna bukan pasien langsung yang cerita tapi anaknya yang cerita. Anaknya yang tahu bahasa Indonesia, saya mau tanya pake bahasa Jawa, saya tidak mengerti. Jadi rumit menurut saya.

345

350

355

360

P Tapi bisa terima keadaan? RP4 Bisa terima keadaan, habis mau bilang apalagi

karna memang itu saya punya kendala.

P Dari kebudayaan Saudara sendiri, adakah hal-hal yang mempengaruhi selama komunikasi?

365

RP4 Yang mempengaruhi saat komunikasi, maksudnya pengaruh bagaimana ya?

P Misalnya Saudara dari Kupang, punya kebiasaan komunikasi yang kemudian mempengaruhi proses komunikasi saat bertemu dengan pasien?

370 RP4 Ooo…ini, harus halus. Orang Kupang kalau bicara,

suarakan kuat tapi sampai di pasien ngomongnya “Iya, bagaimana?” Harus pelan, itu bagaimana ya. Kayak ada yang ketelan sampai tidak masuk ke dalam perut. Hehehehe… Seperti itu, bagaimana ya. Biar anak muda yang sebaya dengan kita tetap tanya pelan.

375

P Bagaimana perasaan Saudara? RP4 Kayak bagaimana ya, kayak ada yang ketahan

begitu. Itu bahasanya seperti apa. Bahasa perasaan, ada yang ketahan begitu di dada. Belum plong. Hehehehehe…

380

P Dengan cara seperti itu berarti Saudara berusaha menyesuaikan ya?

RP4 Ha...menyesuaikan saja. Salah satu kebiasaan saya itu juga emosi.

385

P Masih agak sulit mengontrol ya? Emosi dikarenakan capek kerja atau karna apa?

Page 35: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

123

RP4 Emosi bukan karna capek kerja sich, dulu tu saya sukanya emosi. Saya saja kalau makan makanan yang kayak daging itu, terlalu banyak dalam sehari, malam pusing.

390

P Ketika Saudara emosi, apa yang dilakukan? RP4 Saya tahan, nanti kalau bicara dengan pasien atau

keluarga pasien, saya jelaskan tapi suaranya ga terlalu lembut. Agak keras sedikit begitu tapi saya punya pandangan itu tetap begitu, tidak lari kemana-mana.

395

P Ketika Saudara dalam keadaan emosi, bagaimana dengan respon pasien?

400

RP4 Waktu itu pasien biasa-biasa saja. Malahan kadang mereka curhat, mungkin saya waktu itu pas emosi tapi saya cuma tahan. Tahanlah karna ini kita juga posisi kita sebagai perawat seperti itu jadi tahan, emosinya ditahan.

405

P Menurut Saudara, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi selama komunikasi, baik menjadikan komunikasi itu terhambat maupun efektif?

RP4 Menurut pengalaman saya biasanya Mbah-mbah yang pake bahasa Jawa. Terhambat komunikasi disitu karna anaknya yang kasi informasi ke saya. Saya rasa kurang puas begitu karna tidak dengar dari pasien langsung. Cara menyampaikannya harus halus, saya agak sulit untuk saya. Mungkin ya saya harus belajar terus untuk berkomunikasi. Terpeutik, saya belum terlalu mendalami. Saya rasa cuma itu sich.

410

415

P Kalau hubungan yang baik itu karna apa? RP4 Pengalaman saya, hubungan baik dengan yang

saya kaji karna respon mendengar yang mereka bicarakan kemudian kontak mata buat mereka percaya dengan kita karna kita serius mendengarkan mereka punya pembicaraan terus saat mereka sharing, kita respon balik dan ekspresinya kita juga mereka menilai. Saat kita menatap mata, senyum, respon, nah itu saya punya cara begitu jadi komunikasi lancar.

420

425

P Oke...Terimakasih Saudara R untuk kerjsamanya... RP4 Iya, sama-sama Tanti...

Page 36: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

124

Riset Partisipan 5 (RP5) Catatan observasi: Observasi pada RP5 dilakukan pada tanggal 7 Desember 2011 di ruang Anggrek. Peneliti mengikuti RP5 saat menemui pasien, melakukan tindakan dan melakukan komunikasi. Ketika bertemu dengan pasien, RP5 mengucapkan salam, menanyakan keluhan pasien, melakukan kontak mata, meminta ijin terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan, memberikan sentuhan, memberikan saran kepada pasien untuk lebih banyak mengkonsumsi air putih, makan sedikit demi sedikit. Setelah melakukan pembicaraan dengan pasien, RP5 melakukan komunikasi dengan keluarga. Menyampaikan informasi tentang kondisi pasien kepada keluarga dan pada pasien yang tidak bisa melakukan komunikasi, RP5 melakukan komunikasi dengan keluarga. Sebelum meninggalkan pasien, memberitahukan kepada pasien atau keluarga, bisa memencet bel jika memerlukan bantuan. Setelah melakukan observasi pada RP5, selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data dengan melakukan wawancara pada tanggal 7 Februari 2012 dan 9 April 2012. Keterangan : S : Subjek P : Peneliti RP5 : Riset Partisipan 5

S Isi Wawancara Kode P Selamat pagi...

RP5 Selamat pagi... P Kita mulai saja wawancaranya ya?

RP5 Iya... P Dapatkah Saudari menceritakan pengalaman

komunikasi, terutama komunikasi terapeutik saat melaksanakan praktik klinik kemarin?

5

RP5 Hu’umh... P Menurut Saudari, apa itu komunikasi terapeutik?

RP5 Kalau menurut saya sich kalau komunikasi terapeutik itu komunikasi yang misalnya perawat dengan pasien, yang punya tujuan dan tujuannya itu yang bisa membantu pasien untuk sembuh secara maksimal. Jadi komunikasi yang ditujukan untuk tujuan tertentu dengan maksud untuk proses kesembuhan pasien. Jadi, komunikasinya ada timbal balik antara pasien sama perawat. Jadi tidak hanya perawat terus yang omong tapi pasien juga, jadi ada saling timbal balik.

10

15

P Bahasa apa yang Saudari gunakan saat 20

Page 37: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

125

berkomunikasi dengan pasien? RP5 Bahasa Indonesia. Yang jelas disesuaikan dengan

tempat dimana kita ada. Misalnya, Karna saya tepatnya lagi kuliah di Jawa jadi bahasa Indonesia dicampur-campur dengan nuansa Jawa sedikit-sedikit, walaupun tidak nyambung sebenarnya. Tapi diusahakan dengan, misalnya pasien orang Jawa jadi kita bisa nuansanya ngomong sama orang Jawa jadi logat dialegnya orang Jawa, tapi tetap bahasa Indonesia.

25

30 P Apakah mengalami kendala dengan penggunaan

bahasa verbal?

RP5 Kalau komunikasi, kendalanya sich mungkin karna perbedaan bahasa. Misalnya kalau ketemu dengan pasien yang umurnya sudah cukup tua, misalnya lansia itu kan agak susah mereka berbahasa Indonesia. Jadi kalau pas berbicara, mereka lebih seringnya berbicara pake bahasa Jawa yang formal sekali. Jadi kadang kami tidak mengerti. Biasanya kalau ada keluarga lain dari pasien, kita tanya sama keluarganya yang bisa bahasa Indonesia.

35

40

P Menurut Saudara, bagaimana dengan kecepatan bicara Saudara?

RP5 Sebenarnya sudah berusaha untuk bahasanya dikasi pelan dan dikasi perlambat. Tapi kenyataannya tetap aja cepat. Tapi memang sich udah agak pelan tapi percepatannya agak sedikit cepat jadi kadang kalau di rumah sakit, perawatnya bilang “De, kamu ngomong cepat sekali.” Padahal biasa aja menurut saya. Mungkin bawaan begitu kali karna kebiasaan dialegnya dari saya seperti itu. Tapi diusahakan diperlambat juga kalau ngomong sama pasien.

45

50

P Untuk penggunaan bahasa tubuh, non verbal yang biasa Saudara tunjukkan kepada pasien, seperti apa?

55

RP5 Satu itu, kontak mata. Selalu sama pasien kontak mata. Terus kedua, tidak sembarang menyentuh. Kalau saat tensi itu kan memang harus nyentuh. Kalau mau sentuh itu katakan “Permisi ya Pak” atau “Permisi ya Bu” itu harus selalu ada. Yang sering saya pake, itu sich. Terus kalau pasiennya mau ke kamar mandi, kalau mau dipegang “Bu, boleh saya pegang atau...?” Itu harus ada pertanyaan dulu sebelum disentuh, habis itu ijin.

60

65

Page 38: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

126

P Media yang Saudari gunakan untuk menyampaikan pesan?

RP5 Hhmmm….kalau di rumah sakit, biasanya ketemu pasien cuma bawa bolpoint sama buku. Jadi ga ada media tambahan juga sich. Jadi palingan cuma sebatas apa yang kita tahu, kita bagikan saja. Tidak bawa poster begitu, ga.

70

P Saat melakukan komunikasi, adakah gangguan yang dialami?

RP5 Pengalaman sich, lebih dominan bagus daripada yang diganggu. Salah satu contohnya kalau yang diganggu, waktu kita lagi bicara dengan pasien misalnya pasien kelolaan terus nanti dipanggil “De, kesini sebentar ya” palingan cuma dibilang “Kalau ketemu dengan pasien, ga usah lama-lama” Itu kalau di ruangan khusus ya. Tidak perlu disebutkanlah ruangan khususnya, tapi ada perawat yang agak sensi atau bagaimana. Tapi pengalamannya sich baru satu kali, yang lain-lain ga ada apa-apa, biasa aja. Ga ada gangguan, malahan dibiarin kalau kita ketemu pasien lama-lama.

75

80

85

P Kapan biasanya Saudari melakukan komunikasi dengan pasien?

RP5 Biasanya, pagi pada saat TTV kemudian pemberian obat, itu pagi juga. Trus kalau siangnya pemberian obat sama kalau pasien datang “Suster, infusnya telas” habis maksudnya.” Jadi pada saat infusnya habis atau biasanya sich kalau anak mahasiswa praktek, kalau bel otomatis mahasiswa praktek yang jalan, perawatnya jarang. Jadi kalau sudah ganti infus atau segala macam atau mungkin kalau pasiennya itu... kebetulan waktu praktek terakhir saya diruang yang tempat pasien habis operasi, jadi biasanya kalau ada pasien yang kurang tahu tentang... kalau mau ke kamar mandi gimana. Padahal dia kan sudah puasa dari malam, jadi ga mungkin dia pergi ke kamar mandi kan? Tapi mungkin karna efek dari anastesi yang dikasi, jadi waktu itu biasanya kami pergi hanya untuk menjelaskan “Oh...Pak belum bisa kalau gini, ini tempat tidurnya kalau anastesinya umum berarti istirahatnya harus 12 jam di tempat tidur setelah itu baru bisa beraktivitas” seperti itu. Penjelasan seperti itu atau ganti infus, cuma sebatas itu.

90

95

100

105

P Saat bertemu dengan pasien, apa yang biasanya 110

Page 39: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

127

anda lakukan? RP5 Misalnya kalau pas TTV, pagi-pagi kalau datang

tanya terakhir ditensi kapan? Trus tanya bagaimana tidurnya tadi malam? Sudah makan belum? Sering bertanya seperti itu.

115 P Bagaimana respon Saudari ketika pasien

menceritakan permasalahannya?

RP5 Tergantung keadaan pasien, kalau pasiennya lagi cerita biasanya cuma mendengarkan. Misalnya kalau dia minta untuk perlu dikasi respon ya kasi respon. Tapi kalau tidak ya cukup mendengarkan saja. Intinya kalau misalnya pasien menceritakankan masalah yang dihadapi selama di rumah sakit kan pada saat kita mendengarkan, misalnya setelah mendengarkan disimpulkan. Kalau saya sich, setelah saya dengarkan, saya simpulkan, nanti keluar dari situ saya laporkan dengan perawat yang bekerja di rumah sakit. Tadi pasiennya bilang begini-begini. Bagaimana solusinya? biasanya seperti itu.

120

125

130 P Apakah Saudari dapat memahami setiap informasi

yang disampaikan oleh pasien?

RP5 Hhmmmm….tergantung informasi apa yang dikasi sich sebenarnya. Kalau misalnya informasi yang memang berkaitan dengan apa yang dirasakan sekarang terus kalau kebetulan perawat memang bisa untuk membantu membagikan informasi, bisa. Yang penting satu saja sich, kalau mereka kasi informasi tidak sesuatu yang diluar. Satu masalahnya, kalau bahasanya agak susah. Tapi kalau bahasanya bahasa Indonesia, bisa aja.

135

140

P Dari Saudari sendiri, informasi apa yang biasa diberikan kepada pasien?

RP5 Biasanya kalau kita habis TTV, kalau kayak pasien yang tekanan darahnya tinggi atau tekanan darahnya terlalu rendah biasanya ditanya dulu “Bu, tekanan darahnya sebelum ini, terakhir berapa?” Kalau dia sampaikan berapa, kalau naik atau turun ditanya dulu tidurnya seperti apa. Jadi palingan kalau tensi darahnya tinggi, disuruh kurangi makanan yang agak bergaram tapi itu kan sudah diatur rumah sakit biasanya jadi istirahatnya harus baik, bagus. Tidak boleh banyak kepikiran. Sama orang yang darahnya rendah juga begitu. Istirahatnya cukup sama tidak terlalu banyak kepikiran, itu saja. Kadang juga saya kasi tau,

145

150

155

Page 40: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

128

cara-cara misalnya seperti yang biasalah kalau orang sakit, istirahatnya bagus jadi lebih kepada cara dia mengatasi sakitnya sendiri supaya pemulihannya lebih bagus.

160 P Bagaimana Saudari membina hubungan saling

percaya dengan pasien?

RP5 Kalau yang pertama, dulu sebelum saya ketemu pasien, pertama kenalan dulu. Saya kasi tau nama saya, terus biasa saya sebut gini kalau ketemu sama orang Jawa “Pak, sebelumnya saya minta maaf. Kebetulan saya ini hanya datang kuliah di Salatiga jadi saya orang aslinya NTT jadi dialegnya agak sedikit berbeda, kalau ngomongnya agak cepat mungkin bisa di suruh pelan aja atau bagaimana. Kalau ada sesuatu yang terlalu cepat dan tidak dimengerti, nanti disuruh ulang saja.” Kalau misalnya pasiennnya terima, kemudian kalau mau menanyakan sesuatu gini “Pak, boleh tidak kalau saya…..” meminta ijin, jadi lebih kepada menghargai seseorang. Kalau menurut saya sich lebih menghargai seseorang , ya otomatis kita dipercaya ketika kita bisa menghargai oranglain.

165

170

175

P Bagaimana karakteristik pasien yang biasa ditemui?

RP5 Kebanyakan sich pasien yang orangnya tenang, bisa diajak kerjasama dan kalau ada masalah suka bercerita begitu. Jarang bertemu pasien yang suka sendiri dan segala macam, jarang. Biasanya sich orang yang suka berbagi. Jadi tidak begitu kesulitan kalau ketemu pasien. Ada sich beberapa pasien yang agak rumit, ego-egonya agak beda sendiri. Tapi ya bisalah diatasi. Ada juga pasien yang saya temukan, mungkin karna kami tugasnya diruang itu ya yang kelas 3. Jadi pasiennya biasanya, kalau secara sosial yang tingkat bawah begitu. Jadi, ya minimal mereka kan lebih banyak membutuhkan. Sebenarnya sich semua orang yang sakit membutuhkan perhatian, tapi kalau fasilitasnya tidak mendukung seperti orang kelas bawah misalnya di ruang bangsal yang begitu banyak itu mungkin agak berbeda ya komunikasi sama ruang yang sedikit diatas. Malahan biasanya yang saya lihat, bukan pada kami mahasiswa tapi kepada perawat diruangan sendiri, mereka lebih berkata dan berkomunikasi yang baik pada ruangan yang kelas atas. Sementara ruangan

180

185

190

195

200

Page 41: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

129

yang kelas bawah itu cuma seperti sepintas, datangnya cuma “Pak obatnya diminum” selesai. Tidak ada penjelasan yang lebih mendetail bahwa kalau gini, gini. Mungkin lebih kepada menjaga kualitas rumah sakit segala macam, saya tidak tahu. Tapi sebenarnya yang lebih penting adalah komunikasi dan kebetulan pasien yang saya ketemu, pasien yang biasa ya pasien orang yang kelas bawah. Mereka sangat menghargai walaupun perawat yang asli sama pendidik, maksudnya pelajar seperti kita yang praktek tapi apapun yang kita sampaikan selagi itu mereka merasa penting dan itu memang dibutuhkan, mereka sangat menghargai. Tetapi biasanya yang suka protes adalah yang kelas atas dan biasanya pada saat kita berkomunikasi dengan mereka, kata-kata kita harus diatur dan ditata sebelum masuk ruangan, karna tanggapan mereka agak sedikit, suka menanggapi sesuatu yang menurut kita tidak penting sebenarnya tapi ya itu perbedaannya.

205

210

215

220

P Terus adakah persiapan-persiapan khusus untuk menghadapi perbedaan tersebut?

R5 Biasanya sich kalau saya berhadapan, mau masuk ke ruangan yang kelas 1 contohnya. Kalau dimasuk ke ruangan itu, sebelum masuk minimal 5 menit sebelum masuk saya persiapan dulu. Minimal saya tahu dulu, pasien diruangan itu sakit apa. Jadi pas saat saya mau berkomunikasi dengan dia, minimal saya tahu lah apa yang akan saya bicarakan. Jadi pada saat dia protes, saya bisa menanggapi kalau ini sebenarnya lebih pantasnya begini. Tapi kalau misalnya berhadapan diruang yang kelas 3, sebenarnya tidak butuh, tidak begitu butuh persiapan. Bukan kita menanggapi orang yang kelas 3 tidak tahu apa-apa, tapi cara mereka menerima kita pada saat kita masuk lebih bersahabat daripada ruang yang kelas 1. Makanya pada saat kita berhadapan dengan orang yang di ruangan kelas 3, kita rasanya nyaman saja. Jadi kalau nyamankan sesuatu yang kita bicarakan pasti nyambung dan pasti keluar dengan sendirinya. Seperti itu sich.

225

230

235

240

P Bagaimana dengan respon pasien, baik yang di kelas maupun yang di bangsal?

RP5 Kalau yang dibangsal, responnya sangat baik dan setiap apa yang kita katakan selalu diterima dan

245

Page 42: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

130

biasanya dilakukan. Itu sebenarnya suatu keuntungan bagi kita perawat bahwa apa yang kita sarankan bisa dilakukankan. Minimal bisa membantu pasien untuk cepat sembuhkan. Komunikasi bagus, tapi kalau misalnya diruang eh saya punya pengalaman di ruang kelas 1, pasiennya tidak percaya pada saat saya dan teman-teman melakukan proses tensi dan TTV. Katanya mungkin karna, katanya sich dia latar belakangnya Dokter juga. Jadi mungkin beranggapan seperti apa, saya tidak tahu tapi mungkin dia tidak percaya sama anak-anak praktek atau bagaimana. Trus dia bilang gini, dia kurang percaya sama kami, tapi kita lakukan aja sesuai dengan apa yang kita tahu. Walaupun dia protes ya kita tanggapi saja begitu. Yang kami tahu, seperti ini yang kami pelajari. Tapi tidak begitu bermasalah.

250

255

260

P Ketika akan bertemu dengan pasien, apakah ada perasaan canggung atau cemas begitu?

265

RP5 Ohh…itu selalu. Hehehe... Jadi takutnya kalau mau ngomong sesuatu jangan sampai diterimanya tidak enak atau kalau misalnya nadanya agak keras, takutnya kalau ini ngomongnya kayak gimana sich. Takutnya kayak gitu. Kan kalau ngomong sama orangtua harus bedalah, jadi ya sedikit cemas sich tapi yakinlah kalau bisa. Tapi memang agak cemas kalau ketemu pasien.

270

P Apakah sering terjadi kesalahpahaman atau kebingungan atau kesulitan begitu?

275

RP5 Kalau kesalahpahaman dengan pasien sich selama praktek kayaknya tidak ada, tapi kalau kesalahpahaman dengan perawatnya sering karna misscommunication, pasiennya ngomong ke perawat trus pada saat ketemu kita “Bukan De, maksudnya kayak begini.” Jadi ada misscommunication. Pasiennya benar, cuma cara penyampaiannya saja mungkin perawat yang satu terima beda maksudnya, perawat yang satu beda jadi paling tidak ada kejelasan dulu “Ohh…begini Bu, maksudnya Ibu ngomong kayak gini.” “Ohh….gitu” Jadi nyambung. Tergantung penerimaan dengan perawatnya sich.

280

285

P Tapi kalau dengan pasien kesalahpahaman tidak ada ya?

290

RP5 Tidak.

Page 43: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

131

P Kebingungan? RP5 Ga juga.

P Bagaimana cara anda menyampaikan pesan atau informasi agar pasien mengerti maksud yang Saudari sampaikan?

295

RP5 Setelah tadi BHSP (Bina hubungan saling percaya)

kemudian biasanya bahasa yang kita gunakan dalam kuliah sama di rumah sakit kan beda, tergantung tingkat pendidikannya. Jadi kalau orang lulusannya agak SMP jadi bahasa yang saya gunakan ya bahasa sehari-hari. Jadi sesuaikan dengan pasiennya. Kalau dia lulus SMA jadi bicaranya, nama penyakit atau sesuatu yang dia rasa, tidak menggunakan istilah yang kita pake tapi istilah yang mereka tahu. Lebih kepada yang mereka tahu, jadi bisa ditanggapi.

300

305

P Apakah terjalin interkasi atau hubungan yang baik antara Saudari dan pasien?

RP5 Baik, malah saya dibayarin makanan kadang. Saya dulu pernah pengalaman ketemu pasien di IGD terus kebetulan waktu itu pasien habis post operasi cranium jadi pas selesai operasi terus paksa pulang jadi pas pulang dia panas tinggi. Sampai di IGD, dia muntah. Diantar sama istrinya, pas di IGD saya sama perawat bantu taruh muntahnya segala trus antar dia ke ruangan. Nah…pas dia pindah ke ruang Anggrek, pas saya dinas disitu juga jadi ketemu sama Ibunya lagi, Ibunya bilang “Suster, ini yang di IGD waktu itu ya?” “Oh…iya Bu. Saya dinas pindah-pindah.” Jadi sering kalau dia ada perlu “Suster, bisa tolong ini?.” Pas kami dinas malam, Bapaknya bilang mau turun padahalkan ga boleh turun dulu, jadi kami datang ke sana bilang “Pak, ga usah turun dulu ya.” Jadi saya angkat, Bapaknya mau gitu kalau sama Suster. Pas ketemu makan siang, terus dibayarkan “Suster, sudah ya.” “Oya, makasih Bu.” Ternyata dibayarin. Hehehehehe... Tergantung sich bagaimana pendekatan dengan pasien. Kalau kita pendekatannya bagus sich pasiennya enak aja gitu. Percaya.

310

315

320

325

330

P Bagaimana Saudari menanggapi perbedaan kubudayaan saat melakukan komunikasi dengan pasien?

RP5 Kalau nada bicaranya orang Timur sama orang Jawa kan agak berbeda. Kalau Timur kan

335

Page 44: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

132

sebenarnya nadanya bukan kasar, cuma intonasinya agak tinggi dan sedikit cepat, jadi kalau misalnya sama orang Jawa kan mereka ngomongnya pelan sekali. Jadi yang kita sesuaikan saja pada saat masuk ke ruang atau ketemu pasien yang memang latar belakangnya seperti itu. Kita ngomongnya pelan, intonasinya diatur. Intinya tidak membuat pasien tidak nyaman. Ya intinya kami masuk dengan persiapan yang sopan. Tapi sebenarnya hampir sama ya, antara saya Sumba dengan Jawa. Kalau kita berbicara dengan orang yang dewasa atau yang lebih Kakak dari kita, harus tahu posisinya. Kalau kita berbicara sama orang seumuran dengan kita, harus tahu bahasanya seperti apa begitu. Sama sich, mungkin perbedaannya cuma kalau di Sumba, nuansa dialeg berbicaranya agak keras tapi kalau Jawa kan tidak. Harus pelan, santun gitu kan. Jadi mungkin sekitar itu ya, kalau mengenai sopan santun dan adat istiadat sama sich, tidak terlalu ada kendala. Jadi membawa diri dalam keadaan yang lebih sopan terhadap pasien. Tidak lebih kepada itu, tinggal penyesuaian karna berhubung kami tinggal di Jawa dan prakteknya di Jawa berarti kami harus sesuaikan dengan budaya orang Jawa.

340

345

350

355

360

P Menurut Saudari, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses komunikas, baik yang menghambat maupun yang menjadikan komunikasi efektif?

365 RP5 Sebenarnya sich faktor-faktornya, bawaaan kita.

Memang sich pertama harus bina hubungan saling percaya. Itu yang paling awal terus penyesuaian budaya, penyesuaian bahasa dan juga pada saat kita komunikasi, kan ada verbal dan non verbal. Jadi lebih menjaga sikap non verbalnya karna kalau misalnya kita bergaya beda saja bisa membuat orang tersinggung. Jadi non verbalnya lebih diperhatikan saja saat kita berbicara verbal, non verbalnya diperhatikan juga. Kalau saya sich itu saja. Salah satu pendukung juga kalau misalnya saat ketemu pasien, pengetahuannya harus bagus. Misalnya dia ketemu pasien diare, dia harus tahu tentang diare, kan ga bisa kalau pasien tanya, dia ga bisa jawab. Intinya pengetahuan bagus, tata krama dan sopan santunnya bagus. Verbalnya bagus, ga komunikasi non verbalnya juga bagus

370

375

380

Page 45: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

133

jadi tidak membuat pasien merasa tidak nyaman. P Terus kan tadi Saudari bilang, verbal dan non

verbalnya harus sinkron. Kalau Saudari sendiri, mengontrolnya bagaimana?

385

RP5 Misalnya kalau kasi gerakan saat mau nafas, nafas

dalam jadi di kasi contoh. “Bu, kalau nafas dalam. Nafasnya di tarik panjang. Jadi kayak gini Bu.” (mempraktekkan) “Nah…sekarang Ibu coba.” Jadi apa yang disebut langsung diberikan contoh, jadi pasiennya bisa langsung mengerti apa yang kita maksud.

390

P Oh...begitu. Ada lagi faktor yang mempengaruhi? RP5 Kalau menurut pengalaman saya, hanya itu sich. 395

P Oke..kalau begitu terimakasih... RP5 Iya, sama-sama...

Riset Partisipan 6 (RP6) Catatan Observasi: Observasi pada RP6 dilakukan pada tanggal 10 Desember 2011 di ruang Anggrek. Peneliti mengikuti RP6 saat melakukan tindakan. Ketika bertemu dengan pasien, senyum, menyapa pasien, menanyakan keadaan pasien, mempertahankan kontak mata, dan berpamitan saat akan meninggalkan pasien. Setelah melakukan observasi, peneliti melanjutkan pengumpulan data dengan melakukan wawancara pada tanggal 7 Februari 2012 dan 27 April 2012. Keterangan : S : Subjek P : Peneliti RP6 : Riset Partisipan 6

S Isi Wawancara Kode P Selamat siang Saudara S...

RP6 Selamat siang Tanti... P Ini ada lembar penjelasan penelitian dan lembar

persetujuan untuk menjadi riset partisipan (menunjukkan lembar penjelasan penelitian dan persetujuan menjadi riset partisipan). Mungkin bisa dibaca dan ditandatangani dulu?

5

RP6 (membaca dan menandatangani lembar penjelasan penelitian dan lembar persetujuan menjadi riset partisipan).

10 P Kita mulai saja ya wawancaranya?

RP6 Iya...

Page 46: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

134

P Oke, yang pertama. Dapatkah Saudara menceritakan pengalaman melakukan komunikasi saat melaksanakan praktik klinik kemarin?

15 RP6 Iya...

P Apa yang Saudara ketahui tentang komunikasi trapeutik?

RP6 Komunikasi terapeutik itu komunikasi yang digunakan oleh perawat, yang diberikan pada pasien tapi komunikasi itu bersifat ada memiliki rasa empati terus komunikasi itu baik dan intinya komunikasi itu bisa sebagai obat bagi pasien.

20

P Bahasa apa yang Saudara gunakan saat berkomunikasi dengan pasien?

25

RP6 Bahasa Indonesia P Mengalami kendala tidak dengan penggunaan

bahasanya?

RP6 Intinya sich kalau saya yang berkomunikasi ke orang menggunakan bahasa Indonesia tapi kendala yang saya dapat itu biasanya kalau orangnya tidak mengerti bahasa Indonesia atau malah membalas dengan bahasa Jawa atau bahasa daerah mereka.

30

P Saudara mengalami kendala ketika pasien membalas dengan bahasa Jawa. Kemudian, bagaimana cara Saudara supaya komunikasi tetap nyambung?

35

RP6 Biasa kalau berdua dengan teman dari luar, saya suka tanya atau kalau dari teman yang dari Jawa, saya suruh dia menerjemahkan. Kalau sendiri, jalan satu-satunya ya bertanya kembali ke keluarga pasien dan mengatakan “Maaf, saya belum mengerti bahasa Jawa.”

40

P Jadi kayak ditransletkan begitu ya? RP6 Iya... 45

P Menurut Saudara, komunikasi dengan ditransletkan itu efektif tidak?

RP6 Menurut saya, kalau begitu efektif-efektif saja karna dengan begitu maka saya juga mengajak berkomunikasi bukan saja hanya dengan pasien tetapi juga dengan keluarga pasien

50

P Menurut Saudara, ketika berkomunikasi kecepatan bicaranya bagaimana?

RP6 Kalau dengan kecepatan bicara, kadang saya bisa kontrol kadang juga saat pratek gugup makanya kecepatan bicara dari Timur suka terbawa.

55

P Kalau non verbal, penggunaan bahasa tubuh yang

Page 47: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

135

biasa Saudara tunjukkan ketika berkomunikasi dengan pasien itu seperti apa?

RP6 Kalau saya sich biasanya senyum terus mungkin kalau melakukan sesuatu ya pasti menggunakan tangan. Tapi yang paling banyak, berbicara sambil senyum karna mungkin dengan senyum mereka merasa lebih tenang.

60

P Kemudian untuk menyampaikan pesan atau informasi, media apa yang digunakan?

65

RP6 Intinya jarang kalau pakai media, biasanya langsung nerangin aja.

P Selama komunikasi, ada ga mengalami gangguan-gangguan?

70

RP6 Sering sich. Gangguannya itu seperti bahasa yang digunakan. Karna kita masih mahasiswa praktek, sering telat berpikir, biasanya masih mikir-mikir dulu jawabnya gimana. Sering tanya-tanya teman. Kalau itu sich bisa diminimalis, tapi masalah yang paling utama di komunikasi tu intinya bahasa.

75

P Apakah pasien selalu mau berkomunikasi atau berinteraksi dengan Saudara?

RP6 Kebanyakan sich mau, tapi ada juga yang tidak mau karna pengalaman ada seorang ibu dia udah lama sakit terus pas mau diberikan infus aja dia ga mau, sama mahasiswa apalagi jadi dia nolak gitu terus pokoknya kalau kita mau tensi atau apa, dia sering nolak. Permasalahannya sich mungkin karna dia sudah lama sakit.

80

85 P Kalau begitu, bagaimana Saudari mendekatinya?

RP6 Kalau dari saya, pertama saya tanya dulu sama perawat senior kalau Ibu itu masalahnya gini-gini terus perawatnya tu bilang kalau pasiennya nolak, bilang aja tensinya harus dilakukan karna penting. Jadi lakukan pendekatan sebisa mungkin. Biasanya saya lakukan pendekatan sama suami Ibunya.

90

P Saat pasien bercerita, bagaimana Saudara menanggapinya?

RP6 Biasanya saya sangat antusias kepada pasien yang berani memberikan curhatnya karna dengan begitu hubungan timbal balik pasti terjalin dengan baik. Jadi saya selalu mendengarkannya.

95

P Respon yang Saudara berikan? RP6 Biasanya itu membalas seperti “Oh…begitu ya Bu?”

terus macam Ibunya berkata begitu, misalnya ada pertanyaan yang diberikan dari orang yang

100

Page 48: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

136

menyampaikan informasi itu, saya merespon dengan menjawab. Biasa juga ada pasien yang tanya, “Ini kapan sich sembuhnya?”, “Ini obat apa yang diberikan?”, terus “Mas,kalau tensinya rendah itu tambah parah atau tidak?” biasa mereka bertanya, misalnya saat kita memberikan obat nanti mereka tanya “Ini obat apa, bagus tidak untuk kesembuhan?” terus kalau misalnya kita tensi, kemudian kita mengatakan tensinya, mereka suka bilang kalau dikaitkan dengan penyakit mereka itu tambah parah atau gimana. Misalnya kalau tensinya tinggi, nanti ditanya tadi malam tidurnya nyenyak atau tidak gitu terus ditanya “Pak, ini udah makan atau belum?”

105

110

115

P Apakah Saudara dapat menerima atau mengerti setiap informasi yang pasien berikan?

RP6 Biasanya sich mengerti. Awalnya memang tidak mengerti tapi lama kelamaann mulai ngerti, jadi kalau cerita itu kan mulai dari awal walaupun bahasanya berbeda tapi kalau kita menyimak terus-terus kan lama-lama kita mengerti.

120

P Jadi yang awalnya sulit mengerti karna bahasa atau karna faktor lain?

125

RP6 Umumnya sich dibahasa terus biasa penggunaan kata-kata mungkin orang dari Jawa umumnya mereka berbicara sedikit menggunakan bahasa Jawa didalamnya.

P Ketika ada informasi yang tidak dimengerti, apa yang biasanya Saudara lakukan?

130

RP6 Biasanya sich kalau saya tidak mengerti, saya akan bertanya dulu. Saya mengklarifikasikan, tapi kalau klarifikasi saya salah maka mereka akan membenarkan. Kalau saya mengerti, ya lanjut.

135 P Informasi atau pesan seperti apa yang biasa

Saudara sampaikan kepada pasien?

RP6 Mungkin seperti masalah yang pasien tanyakan, kita memberikan solusinya gitu terus misalnya seperti pasien yang infusnya, darahnya naik itu biasanya saya anjurkan kalau mau jalan, infusnya diberikan agak tinggi dari tangan yang ada infusnya. Kalau ke kamar mandi, usahakan menggunakan tiang. Biasanya juga saya kasi penkes (pendidikan kesehatan) yang sederhana saja. Masih tingkat mahasiswa kayak gini, saya takut memberikan informasi yang salah jadi ya biasa memberikan

140

145

Page 49: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

137

informasi apa adanya. Seperti misalnya yang ceritakan tadi, tentang infus yang darahnya sampai naik. Terus obat, makannya jangan terlalu sedikit karna obatnya keras, misalnya kalau ada jenis-jenis obat yang keras, makannya harus diimbangi. Terus buat pasien yang harus banyak minum, dianjurkan banyak minum.

150

P Bagaimana Saudara menciptakan suasana selama berkomunikasi dengan pasien?

155

RP6 Menciptakan suasana dalam komunikasi, jadi saya membuka dirilah jadi saya pun ikut empati dengan keadaan pasien.

P Bagaimana dengan respon pasien? 160 RP6 Biasanya juga kalau saya biasa bawa dengan hal-

hal yang funny begitu, lucu biar pasiennya menanggapinya baik. Selama ini pasiennya ya menanggapinya dengan baik, malahan ada yang mengajak guyon gitu.

165 P Ketika diakhir pembicaraan, Saat Saudara akan

meninggalkan pasien. Apa yang Saudara lakukan?

RP6 Biasanya kalau macam pasien bilang “Saya sudah sakit segini, begini-begini.” Jadi saya bilang “Oh...jadi gitu ya Pak? Bapak gini-gini. Oya, nanti saya tanya kan atau tulis di buku laporannya.” begitu. Biasa ada keluhan-keluhan, jadi saya ulangi lagi. “Oh…jadi Bp keluhannya begini-begini.” Jadi nanti saya tuliskan dibuku laporan tensinya, itu ada keterangan. Disitu biasa kita nulis biar bisa dibaca.

170

175 P Untuk karateristik pasien yang biasa Saudara temui,

pasiennya seperti apa?

RP6 Biasanya karakteristik yang saya temui, pasiennya tu suka intinya kalau saya bercerita mereka suka juga. Hanya sedikit saja yang biasanya menolak untuk bercerita. Ada yang terbuka, ada yang tertutup.

180

P Untuk menghadapi orang yang terbuka dan tertutup itu, seperti apa mendekatinya?

RP6 Kalau yang terbuka itu, biasanya saya juga ikut terbuka dengan mereka. Kalau yang tertutup itu biasanya saya tanya dulu ke senior terus saya ke keluarganya. Mendekati ke keluarganya, nanti saya minta ke keluargannya agar saya bisa dekati pasiennya gitu.

185

190 P Untuk menghadapi pasien dengan budaya yang

berbeda, ada ga persiapan khusus saat akan

Page 50: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

138

melakukan komunikasi? RP6 Kalau saya belum ada persiapan khusus tapi

biasanya kalau sudah ada kata yang susah, baru nanti saya bertanya. Tapi kalau saya masih bisa mengerti, ya saya jalan saja.

195

P Bagaimana perasaan Saudara sebelum bertemu dengan pasien?

RP6 Biasanya sich ada perasaan cemas karna ada rasa takut juga kalau pasien ini tertutup gitu.

200

P Jadi lebih cemas dan takut pada pasien tertutup ya? RP6 Iya...

P Kalau karna budaya yang berbeda, ada ga perasaan cemas?

205

RP6 Kalau kecemasan tentang budaya ada juga, takutnya juga kalau pasien tidak bisa bahasa Indonesia.

P Apa sering terjadi kebingungan atau kesulitan bahkan kesalahpahaman saat berkomunikasi?

210

RP6 Iya sering, biasanya kalau mereka menggunakan bahas Jawa, ya saya melakukan yang sebisa saya mengerti kalau misalnya saya melakukan salah, saya akan mengulang lagi. Nah…itu yang jadi masalah. Kadang juga saya bertanya kepada teman yang tahu atau meminta penjelasan dari keluarga pasien yang bisa berbahasa Indonesia. Saya juga kan berteman dengan teman yang berasal dari Jawa, jadi sering dengar mereka berkomunikasi, ya mereka juga sering ya berbicara dengan kita mungkin ada sedikit berbahasa Jawa trus kita juga bertanyakan, apa artinya ini, apa artinya ini. Makanya kita ada sedikit punya pengetahuan gitu tentang bahasa Jawa. Jadi bahasa Jawa yang simpel-simpel yang biasa diomongkan oleh pasien, mungkin kita sudah tahu tapi kalau yang susah, ya itu baru kita bertanya.

215

220

225

P Kalau dari Saudara sendiri, bagaimana cara menyampaikan informasi kepada pasien supaya maksud yang ingin disampaikan bisa dimengerti oleh pasien?

230

RP6 Saya mengatakan yang bersangkutan dengan permasalahan yang dialami pasien, terus saya bicarakan selambat-lambat mungkin karna cara bicara saya cepat terus ya bicara menggunakan bahasa yang bisa dimengerti oleh keluarga atau pasien.

235

Page 51: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

139

P Bagaimana cara Saudara membina hubungan saling percaya dengan pasien?

RP6 Saya sering berikan perhatian khusus pada pasien yang sering saya ajak komunikasi. Jadi kalau pemberian obat, saya bilang biar saya saja karna pasien itu dekat dengan saya terus berikan obat dengan saya. Sering berkomunikasi terus menerus, menurut saya bisa menjalin hubungan yang baik dengan pasien itu.

240

245

P Selama berinteraksi dengan pasien, merasa mampu tidak menyesuaikan diri. Seperti Saudara dari Papua, meskipun Mama Jawa tapikan bertumbuh di Papua terus menyesuaikan dengan kebudayaan Jawa?

250

RP6 Mampu meskipun berat tapi mampu. P Oya, beratnya kenapa?

RP6 Beratnya ya di faktor bahasa karna susah mengerti di bahas terus gaya berbicaranya juga susah.

255

P Respon Saudara terhadap perbedaan budaya maupun perbedaan bahasa itu seperti apa?

RP6 Kalau saya sich, responnya biasa-biasa aja tapi kalau untuk turun ke klinik itu saya anggap masalah yang serius. Jadi kalau ada satu kata yang susah untuk saya jadi saya harus segera bertanya begitu.

260

P Sedangkan dari kebudayaan Saudara sendiri, ada tidak hal-hal yang mempengaruhi selama komunikasi dengan pasien?

RP6 Kalau itu sich, biasa seperti pasien yang selalu menolak, budaya kita keras. Jadi kalau mereka menolak, kita cuekin aja. Tapi selama disini, saya sering ditolak tapi karna dengan keterpaksaan harus berkomunikasi dengan pasien, ya saya mulai mencari jalan gitu. Tapi itu, rasa ditolak sakit hatinya pasti kita rasa sekali, maksudnya itu kan budayanya kita kalau ada yang nolak kita langsung cuekin. Kalau ini kita harus terpaksa, senyum juga kita terpaksa walaupun orang itu menolak.

265

270

P Menurut Saudara, berdasarkan pengalaman. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi selama proses komunikasi, baik menghambat atau menjadikan komunikasi tetap lancar?

275

RP6 Faktornya ya seperti bahasa, itu yang pertama. Tata berbicara, jadi kecepatan bicara. Kalau pasien bicara lambat juga, kita dari Timur suka bosan. Terus, keluarga atau pasien yang menolak. Itu

280

Page 52: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

140

kalau menurut saya faktor-faktor yang bisa menghambat. Kalau faktor lain seperti mahasiswa praktek, itu mereka mungkin bisa menerima. Tapi kalau kebanyakan pasien yang di VIP mereka mungkin tidak menerima mahasiswa perawat. Kalau ada pasien yang juga melihat kita dari luar Jawa, mungkin ada juga yang menerima, ada yang tertutup. Menurut saya hanya itu saja.

285

290 P Hanya itu saja?

RP6 Iya... P Oke...terimakasih Saudara S...

RP6 Iya, sama-sama...

Riset Partisipan 7 (RP7) Catatan observasi: Observasi pada RP7 dilakukan pada tanggal 6 Desember 2011 di ruang Anggrek. Peneliti mengikuti RP7 selama melakukan tindakan pada pasien. Saat bertemu dengan pasien, RP7 mengucapkan salam, tersenyum, meminta ijin saat akan melakukan tindakan, menanyakan keluhan dan membahas kondisi perkembangan pasien dengan pasien dan keluarga. Nada bicara pelan dan berpamitan saat akan meninggalkan pasien. Selanjutnya, wawancara kepada partisipan dilakukan pada tanggal 7 Februari 2012 dan 14 April 2012. Keterangan : S : Subjek P : Peneliti RP7 : Riset Partisipan 7

S Isi Wawancara Kode P Selamat sore Saudara R...

RP7 Selamat sore... P Apakah kita bisa mulai wawancara kita?

RP7 Iya... P Dapatkah Saudara menceritakan pengalaman

komunikasi, terutama komunikasi terapeutik saat melakukan praktik klinik kemarin?

5

RP7 Iya... P Bahasa apa yang Saudara gunakan saat bertemu

dengan pasien?

10 RP7 Indonesia.

P Menurut Saudara, ketika berkomunikasi dengan pasien bagaimana kecepatan bicaranya?

RP7 Kayaknya masih dipengaruhi faktor alam asal saya. Kebudayaan dasar saya cepat.

15

Page 53: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

141

P Masih cepat ya? RP7 Iya...

P Bagaimana penggunaan bahasa tubuh, non verbal yang biasa Saudara tunjukkan pada pasien?

RP7 Biasa itukan kontak mata, sentuhan. Tangan itu kan kayak mengarahkan, menuju ke situ, ke sana, ke sini.

20

P Media apa yang biasa anda gunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada pasien?

25 RP7 Kebanyakan bicara langsung.

P Bagaimana persiapan Saudara saat akan ketika akan melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien?

RP7 Kalau persiapannya tu kan, pertamanya udah tahu oh ini pasien orang dari luar etnis saya to, orang Jawa. Nanti tanya-tanya kenapa bisa sampai dia masuk. Sebelum kita masuk, intinya kita tahu masalah dari pasien, kita liat mungkin dari RM (Rekam Medik) atau tanya-tanya di perawat walaupun untuk komunikasi, masih agak sulit.

30

35

P Sulitnya dimana? RP7 Sulitnya dicara mereka merespon kita dan

sebaliknya gitu.

P Sulitnya seperti apa? 40 RP7 Kayak misalnya tanya-tanya trus kadang-kadang

mungkin kita punya cara bicara lebih cepat, mereka yang lebih lambat karena mereka juga terkadang pake bahasa Jawa juga kan jadi kurang terlalu mengerti.

45 P Jadi seperti itu kendalanya?

RP7 Iya... P Trus respon pasien seperti apa saat melakukan

komunikasi?

RP7 Kadang-kadang ada yang bingung, ada yang mengerti. Kalau yang masih kayak orang pendidikannya mungkin masih dibawah, kadang-kadang agak bingung. Terus kita mesti cari keluarganya mereka untuk jelaskan

50

P He’e... 55 RP7 Tapi kalau yang bingung ya bingung. Tapi kalau

yang terima bisa terima bisa. Kalau bingung, pasien nanti tanya ini “Ngomong apa? Mas pelan-pelan Mas”

P Kapan biasanya Saudara melakukan komunikasi? 60

Page 54: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

142

RP7 Kalau menurut pengalaman pribadi saya sendiri, saya tu orangnya suka komunikasi. Jadi kalau misalnya ada waktu kosong, diruangan tidak kerja apa-apa, masuk dengan pasien cerita-cerita trus komunikasi. Ini apa hubungan saling percaya, maksudnya biar cari tahu trus pada saat mengkaji. Biasanya juga saat TTV (Tanda-tanda vital), itu sering. Pas sibin, begitu. Berikan obat.

65

P Bagaimana Saudara membina hubungan saling percaya dengan pasien?

70

RP7 Yang pertama itu, kalau pas ada waktu kosong, masuk ke kamar pasien, cerita-cerita tanya kabar.

P Pesan atau informasi apa yang biasanya Saudara sampaikan kepada pasien?

RP7 Sapaan, selamat pagi, selamat siang, selamat malam. Menanyakan sesuatu yang mau dibutuhkan atau mengarahkan pasien kalau mau membutuhkan sesuatu. Ada pasien kemarin, dia hipertensi. Sering nyeri dan tidak bisa tidur. Disuruh tidur untuk menjaga stabilitas darah. Penkes (Pendidikan kesehatan).

75

80

P Sesuatunya itu seperti apa? RP7 Misalnya, infusnya habis ya nanti pencet bel atau

biasa pasien yang mau ganti balutan luka yang sudah rasa tidak nyaman tinggal hubungi perawat.

85 P Itu yang pasien sampaikan. Tapi kalau dari

Saudara kepada pasien, apa yang dibicarakan?

RP7 Tergantung sich kebutuhan apa di pasien. Kalau misalnya datang untuk TTV, ya bilang mau tensi trus tanya kabarnya gimana, udah baikan belum. Tanya-tanya begitu biasa trus sapaan juga. Tergantung apa yang dibutuhkan.

90

P Bagaimana respon Saudara saat berkomunikasi dengan pasien?

95

RP7 Kalau ada yang tidak dimengerti, tanya dikeluarga yang bisa menyampaikan dengan baik.

P Tidak dimengerti, biasanya karena apa? RP7 Pertama itu mungkin faktor usia, terus faktor yang

itulah kalau bicara sedikit-sedikit pake bahasa Jawa, sedikit-sedikit pake bahasa Indonesia. Itu yang parah. Trus di depan pasien mendengar. Menyimak dan kalau ada yang tidak dimengerti, menanyakan kembali maksudnya apa karna kalau mau laporan, kami kan harus pahami to karna mau melanjutkan informasi lagi. Sebagian besar, kami

100

105

Page 55: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

143

harus mencari informasi dari pasien atau dari dia punya keluarga.

P Apakah Saudara selalu bersedia mendengarkan pasien?

RP7 Tergantung. Kalau sibuk, tidak. Kalau tidak sibuk, bersedia. Tapi kalau lagi sibuk dan penting, mau. Tapi kalau tidak sibuk dan tidak penting, kadang-kadang tidak mau.

110

P Menurut Saudara, yang penting itu seperti apa dan yang tidak penting itu seperti apa?

115

RP7 Kalau dia sakit, itu penting. Kalau yang tidak penting itu biasanya dia cerita masalah keluarga, itu tidak penting. Kalau bicara soal kesehatan, itu penting. Kalau menceritakan dirinya tentang kesehatan, itu masih masuk akal tapi kalau menceritakan untuk sampai ke sini, ke sana, kayak keluarga begini-begini kayaknya kurang penting. Ekonomilah, malas.

120

P Ketika Saudara bersedia untuk mendengarkan pasien, respon yang Saudara tunjukkan kepada pasien biasanya seperti apa?

125

RP7 Kalau bersedia kayak tadi, iya-iya terus kalau ada

pendapat yang bisa diutarakan, ya dikasi. Biasa kalau menolak, bilang ini hanya mau tensi, beri suntik atau beri obat. Itukan untuk memberi alasan. Tapi kalau sudah capek, saya sudah tidak fokus lagi. Didepan pasien itu kelihatan lemah, tidak bergairah.

130

P Bagaimana dengan respon pasien? RP7 Baik, ya jawab kayak biasa. Apalagi kalau udah

dekat dengan kita, ya biasa.

135 P Bagaimana Saudara menciptakan suasana yang

tenang selama komunikasi dengan pasien?

RP7 Biasakan untuk menciptakan ketenangan itu melibatkan keluarga juga. Dukungan keluarga kan lebih besar. Kalau dari perawat kan tetap dia tenang tapi tergantung lagi dari keluarganya.

140

P Apa yang biasanya anda lakukan diakhir pembicaraan dengan pasien?

RP7 Kasi tau pasiennya kalau misalnya butuh bantuan, nanti pencet bel saja.

145

P Apakah Saudara memberikan kesimpulan tentang pembicaraan?

RP7 Biasa iya, kadang-kadang kalau pasien tidak bisa tidur, dia kan cerita-cerita to. Nanti dikasi tau

Page 56: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

144

“Ooo,,,itu karna tekanan darah yang berpengaruh” kayak gitu. Biasa dikasi kesimpulan.

150

P Bagaimana dengan karakteristik pasien yang biasanya Saudara temui?

RP7 Orang tua, lambat. Kebanyakan sich yang halus-halus.

155

P Bagaimana respon Saudara menghadapi perbedaan-perbedaan tersebut?

RP7 Melaksanakan komunikasi secara baik, maksudnya yang terapeutik 2 arah. Intinya hubungan saling percaya itu tetap ada, paling tetap baiklah, karna mereka juga tahu kalau kita dari luar. Intinya, kalau menurut saya intinya hubungan saling percaya. Kalau sudah terpenuhi, kayaknya bisa. Walaupun ada beberapa yang kurang-kurang sedikit.

160

P Apakah Saudara mempunyai persiapan khusus sebelum bertemu pasien dengan latar belakang budaya yang berbeda?

165

RP7 Paling bawa teman yang orang jawa, itu aja. Karna ini intinya di komunikasi to.

P Apakah ada perasaan cemas atau perasaan canggung saat menghadapi pasien dengan budaya yang berbeda?

170

RP7 Iya, cemas takut apalagi kalau sendiri to. Kadang-kadang pasien pake bahasa Jawa, takutnya nanti kasi informasi ke perawat terus salah kan bahaya. Jadi takutlah.

175

P Apakah sering terjadi kesulitan, kebingungan atau kesalahpahaman selama proses komunikasi?

RP7 Sering. Kalau yang menggunakan bahasa Jawa itu.

P Bagaimana cara Saudara menyampaikan pesan kepada pasien sehingga pasien dapat memahami maksud yang akan anda sampaikan?

180

RP7 Dengan cara mengetahui, dia punya kebutuhan. Dari tahu dia punya kebutuhan itu, kami bisa mempersiapkan diri sehingga bisa menyampaikan informasi secara baik. Yang penting tahu dia kebutuhan apa.

185

P Apakah Saudara merasa sudah mampu menyesuaikan diri dengan kebudayaan yang dihadapi saat berinteraksi?

190 RP7 Belum.

P Karena apa? RP7 Karna memang belum menguasai tehnik budaya

Page 57: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

145

dan kultur budaya belum terlalu to. Belum terlalu pahami. Takutnya kita, kalau kita terlalu cepat atau bagaimana.

195

P Sikap Saudara sendiri terhadap kebudayaan

pasien?

RP7 Jalani saja. P Dari kebudayaan Saudara sendiri, adakah yang

mempengaruhi Saudara dalam proses komunikasi? 200

RP7 Ada.

P Seperti apa? RP7 Kayak mau cepat-cepat, blak-blakan begitu. Agak

keraslah.

205 P Dengan pengaruh tersebut, bagaimana Saudara

menyesuaikan diri saat berkomunikasi dengan pasien?

RP7 Kalau untuk menyesuaikan, lebih memperhatikan kebudayaan orang Jawa. Belajar sedikit-sedikit supaya kita mengaplikasikan dengan baik. Lebih mempelajari budaya orang yang kita rawat, jadi dengan cara itu kita tahu orang Jawa itu agak halus jadi agak dipelan-pelankan.

210

P Sampai sejauh ini, pembelajaran yang sudah didapat?

215

RP7 Lumayanlah. Hehehehe.... P Proses pembelajarnya didapat dimana itu?

RP7 Kehidupan sehari-hari to. Selama 4 tahun disini tau to, tanya-tanya. Kebetulan Mama juga orang Jawa jadi, hehehehe….

220

P Menurut Saudara, faktor-faktor yang

mempengaruhi selama proses komunikasi, baik komunikasi menjadi efektif maupun terhambat. Faktor-faktor apa saja?

RP7 Faktor beda budaya. Kalau budaya kan, kalau kita dari luar Jawa biasa ngomongnya agak cepat terus nadanya agak tinggi. Kalau Jawa kan lebih pelan, halus begitu terus biasanya bicara pake bahasa Jawa.

225

P Selain karena beda budaya, ada lagi? 230 RP7 Beda agama juga mempengaruhi sebenarnya

P Kalau beda agama, menurut Saudara bagaimana? RP7 Kalau agama itu menurut saya di cara kita masuk

dan sapaannya, kan beda. Kalau misalnya Kristen kan maksudnya sapaannya selamat pagi terus kalau Islam kan kayak kemarin di RSUD harus permisi, ya apalagi pasiennya perempuan terus kita

235

Page 58: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

146

yang laki-laki masukkan jadi lebih hati-hati. Pokoknya sopanlah. Kadang juga bawa teman perempuan kalau yang mau komunikasinya

240 P Ada lagi mungkin?

RP7 Kemudian pengetahuan dan pendidikan begitu. Kadang-kadang ada pasien yang kalau kita bicara kayak agak bingung-bingung begitu, mungkin masih dibawah jadi kadang kita harus cari keluarganya untuk jelaskan. Apalagi yang tua-tua itu kan, pendengarannya sudah menurun jadi faktor usia juga.

245

P Oke...sudah selesai. Terimakasih. RP7 Sama-sama... 250

Riset Partisipan 8 (RP8) Catatan observasi: Observasi pada RP8 dilakukan pada tanggal 8 Desember 2011 di ruang Cempaka. Peneliti mengikuti RP8 melakukan tindakan di ruangan pasien. Sebelum melakukan tindakan, partisipan meminta ijin dengan pasien, tersenyum, menanyakan keadaan pasien sembari melakukan tindakan. Setelah selesai, RP8 berpamitan meninggalkan pasien. Selanjutnya, pengumpulan data dengan wawancara dilakukan pada tanggal 13 Februari 2012 dan 7 Mei 2012. Keterangan : S : Subjek P : Peneliti RP8 : Riset Partisipan 8

S Isi Wawancara Kode P Selamat siang Saudari L...

RP8 Selamat siang Tanti... P Ini ada lembar penjelasan penelitian dan lembar

persetujuan untuk menjadi riset partisipan (menunjukkan lembar penjelasan penelitian dan persetujuan menjadi riset partisipan). Mungkin bisa dibaca dan ditandatangani dulu?

5

RP8 Iya... (membaca dan menandatangani lembar penjelasan penelitian dan lembar persetujuan menjadi riset partisipan).

10 P Bisa kita mulai wawancaranya sekarang?

RP8 Iya... P Dapatkah Saudari menceritakan pengalaman

berkomunikasi saat melaksanakan praktek klinik

Page 59: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

147

kemarin, nah... terutama komunikasi terapeutik. Apa yang Saudari ketahui tentang komunikasi terapeutik?

15

RP8 Komunikasi terapeutik itu, menyampaikan pesan bicara dengan pasien yang pasien bisa mengerti begitu, yang sopan. Jadi waktu praktek kemarin, menyampaikan sesuatu pada pasien itu dengan jelas, dengan baik begitu sehingga pasien dapat mengerti apa yang kita maksud.

20

P Saat bertemu dengan pasien dan berkomunikasi, bahasa apa yang Saudari gunakan?

25

RP8 Bahasa Indonesia. P Mengalami kendala tidak dengan penggunaan

bahasa?

RP8 Sedikit ada kendala. Misalnya pasien mengerti bahasa Indonesia, ya lancar. Tapi kalau ada yang tua-tua dan kurang mengerti bahasa Indonesia, ada sedikit kendala karna pake bahasa Jawa.

30

P Ketika pasien menggunakan bahasa Jawa, trus Saudari membalas menggunakan bahasa apa?

RP8 Kalau ada yang dimengerti, nanti baru dibalas menggunakan bahasa Indonesia.

35

P Jika ada yang tidak dimengerti? RP8 Tanya sama keluarga.

P Menurut Saudari, ketika berbicara dengan pasien, kecepatan bicaranya bagaimana?

40

RP8 Kalau pas sampai dipraktek itu kan sudah dibilang orang-orang disana, orang Jawa. Berarti harus sesuaikan dengan bahasanya. Kalau biasanya cepat, sampai disana agak diperlambat begitu.

P Kalau untuk penggunaan bahasa tubuh non verbalnya, yang biasa ditunjukkan ke pasien itu kayak gimana?

45

RP8 Bahasa non verbal, pake tangan sentuhan, kontak mata.

P Kapan biasanya Saudari melakukan komunikasi dengan pasien?

50

RP8 Tiap kali melakukan tindakan, mau injeksi, mau ganti infus. Pokoknya setiap kali tindakan yang masuk ke tempat pasien, kita lakukan komunikasi

P Kalau mau bicara dengan pasien, adakah media tambahan yang digunakan?

55

RP8 Hanya bicara langsung saja. P Bagaimana respon pasien ketika melakukan

komunikasi dengan Saudari?

Page 60: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

148

RP8 Ada pasien yang menolak dan ada juga pasien yang mau cerita begitu. Tapi kalau menolak itu, biasanya yang pertama, baru kenal terus langsung pengkajian, itu biasanya dia masih menolak. Tidak mau berbicara. Nanti kalau udah 2 hari 3 hari. Jadi kalau baru pertama kali ketemu pasien, baru pertama kali bicara. Pasien agak kaku begitu, tapi kalau lama kelamaan sudah sering ketemu pasien, bicaranya lebih biasa.

60

65

P Bagaimana respon Saudari ketika pasien menceritakan masalahnya?

70

RP8 Kita mendengarkan terus biasanya kalau pasien kasi jawaban gitu dari pertanyaan, ya kita respon “Oh, iya Ibu.” Ada pertanyaan balik, respon balik. “Terus ini gimana?” Ada respon baliklah.

72

P Pertanyaan yang biasanya Saudari ajukan ke pasien seperti apa?

75

RP8 Setiap kali mau masuk tindakan, selalu tanya keadaannya. Apakah hari ini dengan kemarin, ada beda. Maksudnya lebih baik atau kah bagaimana.

78

P Apakah Saudari dapat menerima dan mengerti informasi yang disampaikan oleh pasien?

80

RP8 Bisa, kecuali tadi menggunakan bahasa Jawa.

P Kalau misalnya ada informasi yang diberikan oleh pasien tetapi Saudari tidak mengerti atau tidak jelas, apa yang biasanya Saudari lakukan?

85 RP8 Menanyakan kembali kepada pasien, ini

maksudnya kayak gimana atau tanya ke keluarganya.

87

P Masalah apa saja yang biasanya diceritakan oleh pasien?

RP8 Biasanya kalau kita tanya tentang kesehatan, nanti dia ceritakan tentang kondisi makannya bagaimana, lingkungan rumahnya gimana. Tetap pada kesehatan, ujungnya baik ke yang sakitnya, sakitnya karna ini-ini.

90

P Sedangkan dari Saudari sendiri, informasi apa yang biasa diberikan kepada pasien?

95

RP8 Biasanya kalau misalnya pasien itu sakit, seperti darah tinggi, hipertensi. Biasanya kita kasi informasi kayak misalnya, setelah sembuh Bapak jangan minum alkohol, merokok. Karna alkohol dan merokok dapat menyebabkan hipertensi lagi. Kayak penkes (pendidikan kesehatan) begitu.

100

P Bagaimana Saudari menciptakan suasana saat

Page 61: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

149

melakukan komunikasi? 105 RP8 Menciptakan suasana yang nyaman. Kayak

misalkan, Ibunya lagi pengen ngobrol, ya udah ngobrol aja.

106

P Apa yang Saudari lakukan diakhir pembicaraan dengan pasien?

110

RP8 Kadang memberikan kesimpulan, kayak “Oh..jadi begini, begini, begini ya Bu?” tapi ada kalanya juga tidak.

112

P Terus karakteristik pasien yang biasa ditemui,

seperti apa?

115 RP8 Pasien itu ya kebanyakan terbuka, komunikatif.

Ada juga yang tertutup jadi kalau misalnya ditanya A, jawabnya cuma A, tidak mau bercerita banyak. Kalau diungkit-ungkit baru mau banyak bercerita tapi kalau misalnya ditanya A ya jawabnya cuma A, tidak mau melakukan komunikasi lagi.

120

P Kemudian cara Saudari melakukan pendekatan dengan pasien yang tertutup, seperti apa?

RP8 Tingkatkan BHSPnya ke pasien, terus setiap kali datang ke pasien, ajak ngobrol. Pendekatan ke pasien, beberapa hari nanti lama kelamaan, baru dia terbuka dengan kita. Kita juga memancing pertanyaan. Kalau misalnya pengkajian tu kan, kalau misalnya cuma tanya misalnya kalau cuma tanya awal penyakit kan, kalau misalnya asma begitu. Trus “Ibu merasa kayak bagaimana to? Sebelum merasa sesak napas, Ibu ngapain?” Dia cuma bilang masak, begitu. Tidak menjelaskan masaknya tu masak apa-apa. Nanti baru kita tanya “Ibu masaknya masak apa” misalnya masak pedas begitu? “Sudah sering kah ibu merasa sesak napas?” Baru dia cerita biasanya begini-begini.

125

130

135

P Adakah persiapan-persiapan khusus ketika akan menemui pasien?

RP8 Tidak ada. 140 P Apakah ada perasaan cemas atau canggung

sebelum bertemu dengan pasien?

RP8 Ya, cemas. Cemasnya itu yang karna masalah bahasa, nanti kalau kita tidak mengerti, apalagi orang yang sudah tua kan. Kalau kita tidak mengerti apa yang kita bilang, mungkin nanti emosi atau kita lambat mengerti kata-katanya dia karena bahasa Jawa.

145

P Jika seperti itu, biasanya apa yang Saudari

Page 62: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

150

lakukan? RP8 Tanya keluarga, terus kalau mau masuk ajak teman

Jawa. 150

P Komunikasi, jadinya ditranslet kan. Menurut

Saudari efektif tidak?

RP8 Sebenarnya tidak terlalu efektif sich, cuma kalau ga kayak gitu nanti malah lebih sulit.

155

P Cara Saudari menyampaikan pesan atau informasi kepada pasien agar pasien mengerti maksudnya, seperti apa?

RP8 Biasanya bicara dengan pasien dengan bahasa yang pasien bisa mengerti, kemudian dengan menggunakan bahasa verbal dan non verbal, yang biasa mereka mengerti. Dengan gerak-gerik tangan, bahasa non verbal.

160

P Apakah selama ini terjalin hubungan yang baik dengan pasien?

165

RP8 Iya, dengan cara yang tadi itu melakukan pertemuan beberapa kali.

P Dari kebudayaan Saudari, adakah hal-hal yang mempengaruhi saat berkomunikasi?

RP8 Kecepatan bicara. 170 P Bagaiamana respon Saudari terhadap perbedaan

kebudayaan antara Saudari dengan pasien?

RP8 Menyesuaikan dengan cara bicaranya pasien, kalau kita biasa suaranya besar keras terus kalau sampai di sana, memperlambat cara berbicara terus suaranya diperkecil.

175

P Menurut Saudari, berdasarkan pengalaman, faktor-faktor yang mempengaruhi proses komunikasi dengan pasien?

RP8 Perbedaan suku, tingkat pendidikan juga mempengaruhi. Kalau suku itu karna bahasa, kalau pendidikan tentang pengetahuan dia tentang sakitnya, jadi kalau kita harus menjelaskan dengan bahasa yang paling sederhana, sangat sederhana.

180

P Hanya itu saja, tidak ada yang lain? 185 RP8 Kalau berdasarkan pengalaman, itu saja.

P Oke kalau begitu, terimakasih Saudari L... RP8 Iya, sama-sama Tanti...

Page 63: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

151

Riset Partisipan 9 Catatan observasi: Observasi pada riset partisipan 9 dilakukan tanggl 6 Desember 2011 di ruang Cempaka. Partisipan menemui pasien saat akan melakukan tindakan pemeriksaan tanda-tanda vital. Sebelum melakukan tindakan, partisipan terlebih dahulu meminta ijin, tersenyum, menanyakan keadaan pasien, mengklarifikasi informasi yang kurang jelas, mempertahankan kontak mata dan berpamitan saat akan meninggalkan pasien. Setelah melakukan observasi, peneliti melakukan wawancara pada partisipan yang dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2012 dan 7 Mei 2012. Keterangan : S : Subjek P : Peneliti R9 : Riset Partisipan 9

S Isi Wawancara Kode P Selamat malam Saudari E...

RP9 Malam Tanti... P Bagaimana kalau kita mulai saja wawancaranya?

RP9 Iya, langsung mulai aja, P Dapatkah Saudari menceritakan pengalaman

komunikasi dengan pasien ketika melaksanakan praktek klinik kemarin, terutama komunikasi terapeutik? Menurut Saudari, komunikasi terapeutik itu seperti apa?

5

RP9 Hhhmmm...kalau menurut saya komunikasi terapeutik itu ialah komunikasi yang direncanakan secara sadar yang bertujuan atau tujuannya itu dipusatkan pada pasien yang perawat tangani pada saat itu dan lebih bertujuan untuk kesembuhan pasien yang sedang ditangani pada saat itu juga dan mampu memberikan kepuasan kepada pasien yang sedang ditangani. Terus kalau pengalaman kemarin, saya melakukan komunikasi terapeutik kepada pasien, contohnya pasien, ada seorang Bapak, dia stroke hemoragik. Nah...disitu kan Bapaknya cerewet kan. Terus waktu itu Bapaknya minta diturunkan dari tempat tidur, dia mau buang air besar sendiri kan dikamar mandi. Nah...disitu kan kalau seorang pasien yang stroke untuk sementara dia tidak boleh turun dari tempat tidur untuk ke kamar mandi dulu. Disitukan kita bantu dia pake pispot kan, tapi disitu Bapaknya marah kayak hhmm dia juga ga enakkan kemaluannya kelihatan gitu sama kita perawat. Tapi disitu sebagai perawat e sebagai mahasiswa calon perawat saya

10

15

20

25

30

Page 64: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

152

menjelaskan kepada Bapak bahwa ini kita lakukan demi kesehatan Bapak sendiri supaya Bapak cepat sembuh juga dan ini sesuai dengan asuhan keperawatan dan juga menyesuaikan dengan kondisi pasien tersebut. Bapaknya juga ga bisa jalan, nah mana mungkin juga Bapaknya jalan ke kamar mandi. Mungkin sich dia bisa dipaksa dibantu tapi kita tidak tahu nanti pada saat di gotong ke kamar mandi, kan Bapaknya juga berat kan, nah sedangkan disitu yang ada cuma saya dan istrinya. Bapaknya kan besar tinggi sedangkan kita yang mau membantu gotong tidak mampu karna Bapaknya tidak bisa sama sekali menggerakkan anggota tubuhnya kalau tidak dibantu lebih dari 2 orang.

35

40

P Disitu Saudari melakukan komunikasi? 45 RP9 Iya, disitu memberikan komunikasi terapeutik

sambil memberikan penkes (pendidikan kesehatan) juga tentang strokenya itu kenapa sampai Bapak harus berbaring untuk sementara dan setiap Bapak membutuhkan, pokoknya kalau dia mau mandi atau buang air besar atau buang air kecil itu harus pake pispot. Nah...disitu perawat melakukan tugasnya memberikan e membantu Bapak tadi. Membantu Bapaknya kalau mau membuang air besar menggunakan pispot trus sibinnya trus memberikan makan, obat injeksi, yang lewat oral, TTV setiap hari.

50

55

P Kemudian bahasa yang biasa digunakan saat berkomunikasi dengan pasien?

RP9 Bahasa Indonesia 60 P Mengalami kendala tidak dengan penggunaan

bahasa?

RP9 Kalau selama praktek, tidak sich karna menggunakan bahasa Nasional, bahasa Indonesia.

P Dari kecepatan bicara sendiri? 65 RP9 Kalau dari asalku kan tengah, cara ngomongnya

cepat tapi ga terlalu cepat juga sich. Tapi kalau dibandingkan dengan pasien yang disinikan Jawa, cara bicaranya lambat dan lebih lembut. Kadang kalau bicara sama pasien biasa ngulang sampe 3 kali karna kadang tu katanya aku cepat tapi kadang kalau lagi ingat ini sama pasien dari Jawa, bukan pasien dari tempat ku. Kadang ingat, ya udah dibuat pelan tapi kadang kalau lupa gitu, kadang

70

Page 65: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

153

cepat samapi ditegur sama pasiennya “Mba, bisa diulang Mba?”

75

P Nah...kalau untuk bahasa non verbalnya yang biasa ditunjukkan pada pasien, bahasa tubuhnya seperti apa?

RP9 Kadang kalau kayak ngomong sama pasien itu, sambil memberikan sentuhan. Kayak ditangannya atau dimana, didaerah yang tidak sensitif. Yang tidak membuat risih pasien, tapi dengan memberikan sentuhan itu, pasien bisa merasa lebih tenang, lebih nyaman

80

85 P Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan

kepada pasien, apakah ada media tambahan?

RP9 Ga ada sich, langsung ngomong aja. Kalau pasien yang lagi dalam keadaan yang tidak bisa diganggu, biasa tu pasien yang tidak mau ngomong sama perawat, jadi kita lewat orang jaganya, orang terdekat lewat keluarga atau saudaranya yang lain terus nanti sampaikan ke pasien kalau pasiennya sudah mood untuk diajak berbicara.

90

P Saat melakukan komunikasi, ada tidak mengalami gangguan?

95

RP9 Ada, kayak soal gangguan bahasa. Kita kan mulai dari anak kecil sampai lansia. Kalau anak kecil, kita mengalami kendala jadi meminta bantuan dari orangtuanya, jadi kalau menyampaikan sesuatu maka disampaikan ke orangtuanya nanti baru orangtuanya menyampaikan ke anaknya. Yang penting orangtuanya memahami apa yang kita bisa. Kemudian, soal bahasa itu, kalau Mbah-mbah ada sich yang bisa bahasa Indonesia tapi 1 dari 10 jadi kalau kita menemui pasien yang tidak bisa bahasa Indonesia, bagus sich kalau ada keluarganya jadi kita meminta tolong kepada keluarganya untuk menjelaskan kepada Mbahnya. Kemarin, aku pernah ada Mbah-mbah yang waktu itu keluarganya ga ada jadi untung diruangannya ada pasien juga terus ada keluarganya, Ibu-ibu masih muda dan dia juga mengerti bahasa Indonesia, aku minta tolong sama Ibunya. Bilang “Ibu bisa ga, kalau misalnya saya ngomong ini, Ibu transletkan maksudnya diartikan kedalam bahasa Jawa terus disampaikan kepada Mbahnya. Nanti Mbahnya bilang apa, Ibu sampaikan ke saya. Supaya saya mengerti apa yang Mbahnya mau.” Terus Ibunya tu langsung bilang, “Oya Mba, ga apa-apa.” Yasudah,

100

105

110

115

120

Page 66: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

154

Ibunya datang mendekat ke tempat tidurnya Mbahnya itu, disitu kita saling hmmm apa yang saya bilang, Ibunya tadi langsung beritahu ke Mbahnya dalam bahasa Jawa. Mbahnya jawab terus Ibunya translet ke bahasa Indonesia dan kasi tau ke saya.

125

P Menurut Saudari, komunikasi dengan ditransletkan itu efektif tidak?

RP9 Sebenarnya sich kurang, karna kadang saya juga kurang mengerti dengan maksud Mbahnya sendiri mau. Kadang saya sudah sarankan, Ibunya udah kasi tau ke Mbahnya tapi Mbahnya masih kayak belum mengerti terus dia kayak bingung. Saya juga ingin memberikan supaya Ibunya lebih mengerti tapi gimana ya, Mbahnya itu sendiri kayak bingung juga terus Ibu yang saya minta tolong juga bingung. Kalau menurut saya sich belum efektif. Jadi yang saya mengalami kendala itu di bahasanya. Bahasa Jawa saya kurang mengerti.

130

135

P Terus kalau sama-sama mengalami kebingungan, biasanya gimana tu?

140

RP9 Kalau udah bingung sekali, panggil teman yang praktek yang orang Jawa. Tapi yang pas temanku yang satu ruangan itu yang anak UKSW ga ada, semuanya orang Timur. Untung ada teman yang dari STIKES apa gitu. Yasudah minta tolong mereka, mereka kan orang Jawa. Jadi minta tolong mereka karna aku anggap mereka juga udah bisa kan, hampir samalah pendidikan sama mereka. Yasudah, minta tolong untuk menggantikan saya memberikan asuhan keperawatan kepada Mbah yang tadi.

145

150

P Kapan biasanya Saudari melakukan komunikasi dengan pasien?

RP9 Biasanya setiap pergantian shift kan. Disitu lihat keadaan pasien trus umpama shift pagi, pagi kan jam 10 tu ada TTV trus setelah TTV biasanya mengontrol ada observasikan melihat bagaimana cairannya, bagaimana keadaan umumnya. Nah...trus kadang juga kalau masuk sore tu jam-jam 4 apa jam 5 tu ada sibin juga disitu bantuin sibinnya trus kalau jaga malam, kadang tengah malam sama liat observasi keadaan umumnya trus kadang juga Bapaknya e ini kalau dia mau BAB, buang air kecil, nah disitu. Sambil melaksanakan tugas, sambil melaksanakan komunikasi terapeutik

155

160

165

Page 67: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

155

sampai Bapaknya bisa mengerti. Kadang Bapaknya marah meronta-ronta begitu tapi sebagai tugasnya kita ya sudah diterima dengan lapang dada.

P Saat berkomunikasi dengan pasien, melakukan komunikasi terapeutik. Bagaimana respon Saudari ketika pasien bercerita?

170

RP9 Selama praktek kemarin, fokus mendengarkan

curhatan terus bagaimana dengan peningkatan kesehatan mereka, mulai dari awal masuk sampai pada saat hasri-hari terakhir mereka mengalami kesembuhan total untuk bisa diijinkan pulang, karna itu kan sudah merupakan tugas dan kewajiban kita dalam melayani klien. Jadi saat pasien bercerita tentang bagaimana kemajuan kesehatannya, saya mengatakan kepada pasien. misalnya seperti ini “Oya Bu, selama Ibu dalam masa perawatan seperti ini, Ibu harus mematuhi pesan-pesan dari perawat dan dokter, obat-obat yang disarankan untuk diminum sampai habis kalau bisa Ibu habiskan, supaya Ibu cepat sembuh. Terus setelah Ibu sembuh nanti, Ibu sebaiknya mengikuti saran-saran seperti Ibu tidak melakukan hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit Ibu kambuh lagi atau makan-makanan yang dipantangi untuk penyakitnya Ibu, itu jangan diulang lagi, dimakan lagi seperti kemarin supaya penyakit Ibu tidak kambuh lagi.”

180

185

190

200

P Jadi Saudari fokus dengan curhatan pasien ya? RP9 Iya, jujur sich fokus karna itu kan tugas kita. Selain

itu belajar untuk kita kerja kalau sudah dilapangan. Contohnya, pernah ada pasien Mbah-mbah yang buang air kecilnya pake pispot. Setelah itu mau dipasang pampers, pas ga ada perawat atau siapa yang bisa bantuin biasanya masih ada keluarganya. Tapi pernah Mbahnya minta tolong pas aku lewat terus aku ambilkan pispot, padahal Mbahnya besar sekali lho, perempuan. Terus aku sendiri, yang lain tu keluarga sama ada yang di ruangan lain. Udah aku angkat, habis itu bersihkan gitu. Sebenarnya kan risih kita kayak gimana gitu tapi kan ya mau ga mau, karna itu kan sudah tugasnya kita. Jadi mau ga mau aku bersihkan, karna Mbah-mbah jadi harus pelan-pelan karna itu kan Mbah-mbah, takutnya kalau kita agak kasar sedikit, takutnya kita dikira ga ikhlas. Yasudah, pake hati, perasaan disitu. Biar pun Mbahnya

205

210

215

220

Page 68: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

156

gemuk, mau digeser sendiri kan ga kuat tapi harus sampe kadang aku keringat-keringat pakein pampersnya, pernah terbalik karna panik. Mbahnya itu kayak “Mba, aku rasa ga enak. Begini-begini, gatal.” Setelah itu ku balik, berapa menit tu baru selesai. Udah sampe selesai, pakein celananya terus sudah, sampe beres semuanya. Balik ke ruangan, duduk sampe keringatnya kering.

225

P Apakah pasien selalu menceritakan permasalahannya?

RP9 Ada pasien yang malah mereka itu ga mau menceritakan masalah pribadinya atau penyakitnya. Mereka cuma diam. Walaupun kita sudah bujuk dengan halus, sesuai dengan teori yang kita dapatkan, mereka kadang tetap tidak mau menceritakan, tetap diam. Tapi ada juga pasien yang terbuka, tapi hanya beberapa. Mereka tertutup bilangnya, “Itu kan masalah saya Mba.” Ada yang kadang bicara kasar seperti itu, “Itu urusan pribadi saya, Mba. Mba ga usah ikut campur, Mba juga kan mahasiswa.” Ada juga yang terbuka cerita. Tapi kebanyakan mereka ada yang ga mau, mungkin karna mereka menyepelekan mahasiswa mungkin. Nanti kalau pasien bercerita, saya selalu duduk, mendengarkan terus memberikan masukan kalau pasien membutuhkan masukan atau kadang mereka hanya membutuhkan kita untuk mendengarkan saja. Adakan pasien yang merasa sudah senang kalau kita mendengarkan dan mengiyakan dan memberikan semangat. Itu aja sich. Kebetulan yang seperti itu hanya beberapa, tidak banyak yang cuhat.

230

235

240

245

250

P Kalau pasien yang menolak untuk bercerita, yang Saudari lakukan apa?

RP9 Kalau ada pasien yang menolak, biasanya saya cuma bilang “Ooo…yasudah Bu, kalau Ibu belum siap menceritakan permasalahan Ibu kepada saya. Saya permisi dulu. Nanti saya balik ke sini lagi untuk melihat kondisi Ibu. Ibu istirahat aja dulu, jangan banyak bergerak. Kalau membutuhkan bantuan, tinggal panggil kita aja.“ Gitu aja sich, tidak memaksakan kalau pasiennya tidak mau. Itu kan privacy mereka.

255

260

P Dari Saudari sendiri, apakah setiap informasi yang diterima dapat dipahami?

Page 69: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

157

RP9 Ada sich yang ga, karna mereka menggunakan bahasa Jawa, dicampur-campur. Kebetulan keluarganya tidak ada, ya ada keluarga dari pasien lain tapi mereka juga bingung. Itu aja sich. Kayak ada kendalanya juga trus ada juga yang bisa dipahami. Oya, ada lagi kalau umpamanya ada yang ga ngerti, aku kasi tau sama perawat yang senior disana terus nanti perawatnya yang menghampiri pasiennya. Untuk kelanjutannya itu sama perawatnya. Nanti kita yang praktek mengurusi pasien yang lain lagi.

265

270

275 P Biasanya apa yang Saudari lakukan kalau ada

informasi yang tidak jelas atau yang tidak dimengerti dari pasien?

RP9 Kalau ada info yang tidak jelas, langsung panggil teman praktek yang lain tapi kalau mereka juga ga ngerti langsung panggil perawat senior. Tapi kalau kita udah panggil perawat senior, biasanya kita diminta untuk urus pasien diruangan lain. Jadi mereka yang mengurus pasien yang tadi dan kita pergi ke ruangan lain yang butuh bantuan. Tapi sebelumnya coba minta pasien untuk mengulang kembali maksudnya dia tapi kalau ada yang tidak dimengerti, tidak dimengertinya itu kalau mereka menggunakan bahasa Jawa gitu. Biarpun yang muda tapi ada juga yang begitu. Terus kalau kita liat dari moodnya mereka, moodnya mereka untuk dilayani sama mahasiswa atau perawat senior.

280

285

290

P Bagaimana Saudari menciptakan suasana saat berkomunikasi dengan pasien?

RP9 Biasanya saat berkomunikasi dengan pasien, kita bicaranya secara halus, sopan, menghargai mereka, menghargai privacy mereka, terus tidak membeda-bedakan mereka. Kayak ada kan pasien yang ekonomi di bawah, menengah, ada yang kelas ataskan, ya mereka disamakan semua. Terus contohnya kayak, ada pasien yang merasa senang sekali kalau kita bilang kayak gini, “Ibu kalau butuh bantuan, ga usah sungkan-sungkan untuk minta bantuan kita karna itu kan sudah merupakan tugas dan kewajiban kita untuk melayani Ibu disini. Jadi kalau mau butuh bantuan atau apa gitu, ga usah sungkan-sungkan. Pasti kita akan memberikan bantuan demi kenyamanan Ibu. Terus supaya terjalin hubungan saling percaya antara perawat yang memberikan bantuan kepada

295

300

305

310

Page 70: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

158

Ibu semampunya saya disini, jadi Ibu juga merasa senang dan nyaman dan dipenuhi haknya sebagai pasien sampai Ibu mencapai kesembuhan total dan merasa sehat.”

P Ketika diakhir pembicaraan, sebelum meninggalkan pasien, apa yang Saudari lakukan?

315

RP9 Biasanya kalau habis memberikan, kayak misalnya memberikan saran atau apa gitu, saya itu biasa menanyakan kembali. “Ibu, Mbah, Bapak, Mas sudah mengerti?” Kalau sudah mengerti, saya langsung bilang “Ooo…yasudah, kalau Ibu, Mbah, Bapak, Mas sudah mengerti, bisa diulang ga apa yang tadi saya bilang?” Kadang mereka lupa setengahnya, kalau mereka lupa, saya ulangi. Tapi biasa mereka langsung ingat sich, walaupun kadang mereka ngomongnya kayak terbata-bata. Mencoba mengingat kembali apa yang kita bilang. Yasudah, habis itu saya pamit dan bilang, “Kalau masih membutuhkan bantuan lagi, langsung panggil perawat aja.”

320

325

330 P Jadi, selama Saudari berkomunikasi dengan

pasien. Pesan atau infomasi apa saja yang Saudari sampaikan?

RP9 Tergantung sama pasien, kalau pasiennya sedang dalam masa kritis tapi pendengarannya masih cukup baik, mengerti dengan apa yang kita katakan, paling memberikan semangat, sabar menghadapi cobaan yang dia hadapi, penyakit yang dia alami. Memberikan dukungan, menyarankan untuk mendekatkan diri kepada pencipta tapi tergantung caranya beribadah. Apakah dia agamanya kayak Muslim dengan Sholat jika masih bisa, atau membaca doa-doanya mereka. Terus kalau untuk orang Kristen, untuk baca ayat-ayat Firman Tuhan kalau masih bisa bicara sendiri atau mendengarkan rekaman atau keluarga yang datang membacakan doa atau Firman Tuhan.

335

340

345

P Itu yang biasa disarankan? RP9 Iya, pas praktek tapi tidak semua pasien.

Tergantung dari keparahannya penyakitnya, kalau ga terlalu kritis kayak tipes, mungkin cuma disarankan supaya istirahat yang banyak dan ikuti semua aturan dari rumah sakit. Minum obat. Jadi biasanya, kita kan ada ganti shift, kalau umpamanya aku masuk pagi, nanti langsung

350

355

Page 71: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

159

masuk diruangan. Nanti berikan salam dan tanya, “Selamat pagi Ibu. Bagaimana keadaannya? Masih seperti yang kemarin atau sudah ada perubahan.” Kalau Ibunya mengatakan seperti kemarin, nanti kita berikan support, terus ingatkan untuk minum obat serta banyak makan dan minum. Harus semangat untuk kesembuhannya sendiri.

360

P Bagaimana dengan respon yang ditunjukkan oleh pasien?

RP9 Secara keseluruhan, ada pasien yang mau mendengarkan sekaligus mengikuti anjuran yang kita berikan. Ada pasien yang acuh tak acuh, katanya kita mahasiswa yang baru belajar. Kan ada tu yang bilang “Ahh…apa sich, itu mahasiswa yang baru belajar. Nanti aja kalau ada perawat senior yang datang sekalian dokternya. “ Tapi ada juga yang mendengarkan karna mereka memahami, “Oiya, kamu calon perawat. Besok kan kerja kamu seperti ini.” Jadi ya mereka menanggapinya secara positif.

365

370

375 P Kemudian karakteristik pasien yang biasa ditemui

seperti apa?

RP9 Karakternya macam-macam ya Tanti, ada yang lembut, ada yang sedang maksudnya ga terlalu lembut kasar gitu, ada yang kasar sekali sich, cerewet, pemarah. Beda-beda.

380

P Terus bagaimana menghadapi perbedaan itu? Adakah persiapan khusus?

RP9 Kalau persiapan-persiapan, kalau misalnya mau ketemu biasakan udah satu dua hari di situ, maksudnya diruangan itu, kan udah hapal karakter ini gimana, ini gimana. Kalau kayak mau masuk di ruangan pasien yang mereka orangnya welcome, ga cerewet gitu, kadang ga ada perasaan takut atau sungkan. Yang penting kita masuknya sopan, menanyakan apa yang mereka butuhkan sampe mereka merasa senang atau puas. Nah...kalau yang agak kasar biasanya sama Bapak-bapak yang pasien stroke, itu takut kan kadang kalau diluar tu malah kayak saling nyuruh-nyuruh teman, “Kamu aja lah yang dia” “Kamu ajalah yang dia” tapi kayak aku pernah lagi “M” tu, biasanyakan kalau cewek emosinya ga bisa dikontrolkan yasudah aku masuk, untungnya sama teman cowok terus temanku yang cowok jadi yang masuk memberikan pelayanan ke pasien yang tadi agak

385

390

395

400

Page 72: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

160

keras tu. Maksudnya tergantung situasinya kita lagi, kalau kita ada masalah juga kayak misalnya perempuan lagi “M” kadang emosinya tidak terkontrol kadang ga berani ketemu sama pasien yang agak keras, takutnya kita juga emosinya naik kan ga enak.

405

P Berarti ada ne perasaan cemas saat akan menghadapi pasien?

RP9 Ada, tapi sama pasien tertentu. Kalau ketemu sama pasien yang karakternya agak keras sama pasien yang sakitnya stroke gitu.

410

P Berarti kan itu karna penyakit sama karakternya

ya?

RP9 Iya... P Tapi kalau karna beda budaya, ada ga perasaan

cemas?

415 RP9 Kalau itu sich ga ada.

P Kemudian, apakah pernah terjadi kesalahpahaman dengan pasien?

RP9 Iya sich, kalau kayak sama Mbah-mbah gitu kan. Pernah aku kayak Mbahnya pikir mungkin aku mau ambil barangnya, padahalkan aku cuma pindahin. Mbahnya pikir aku mau ngambil atau buang terus Mbahnya marah sich, kayak mau maki-maki pake bahasa Jawa tapi yasudah di cuekin aja sich. Mbahnya kan lagi sakit terus secara umur, kan terpaut jauh. Biasalah orangtua, Mbah-mbahkan cepat marah jadi ga terlalu dipermasalahkan. Terus keluarganya minta maaf, terus aku bilang gini “Udah Bu, ga apa-apa. Mbahnya lagi sakit.” Malah kita ga enak kalau orangtua minta maaf sama kita, maksudnya kan kita yang lebih muda. Kita kan yang ga enak kalau orangtua yang minta maaf sama kita, kita kan yang lebih muda dan mereka kan lebih tua. Maksudnya ga enak kalau seperti itu, yasudah aku yang minta maaf balik, “Iya Bu, saya yang minta maaf. Saya yang salah.”

420

425

430

435

P Bagaimana cara Saudari menyampaikan pesan atau informasi kepada pasien agar pasien mengerti dengan apa yang Saudari maksud?

RP9 Hmmm… biasanya sambil dijelaskan tu sambil kayak digambarkan, contohnya kayak caranya nanti dia membersihkan kayak yag ada lukanya, ataukah kayak cara minum obatnya. Seperti kayak pasien lagi pake infus, adakan pasien yang bandel

440

Page 73: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

161

guyon kiri kanan, paling nanti ingatkan pasien kalau mau pindah tempat, kalau bisa tangannya jangan lebih tinggi dari yang botol infusnya itu. Kalau umpamanya pasien yang bisa sendiri ke kamar mandi, botol infus harus tetap diangkat, harus tetap diatas, kalau bisa melewati atas kepala sedikit. Terus kalau kayak pasien yang sama sekali harus membutuhkan bantuan oranglain, jelasin ke keluarganya. Diperagakanlah, sesuai dengan yang mereka butuhkan sich, supaya mereka lebih mengerti.

445

450

455 P Apakah selama ini terjalin interaksi atau hubungan

yang baik dengan pasien?

RP9 Iya. Sebelum menyarankan pasien untuk melakukan sesuatu itu kan biasa BHSP dulu dan biasanya mereka menerima, yang penting kita sopan, ikhlas, menghargai .

460

P Bagaimana Saudari menanggapi perbedaan budaya antara Saudari dan pasien?

RP9 Pas praktek kemarin, kalau dari tempat ku ga kasar juga tapi ga lembut seperti orang Jawa. Kan tengah. Ya berusaha menyesuaikan seperti mereka, kayak bicaranya mereka itu beda sama dengan teman-teman, kalau sama teman ga apa-apa kalau ngomong asal-asalan tapi kalau sama mereka kan orang baru kita ketemu, budayanya juga beda jadi ya lebih mengikuti caranya mereka, gimana mereka ngomong halus, kita juga berusaha ngomong halus. Menyesuaikan sesuai dengan karakter mereka sampai mereka kayak merasa senanglah, dihargai begitu. Terus, kebetulan kan kita pas masuk kuliah sebelum praktek, dua setengah tahun dulu kuliah dulu kan trus lingkungannya teman-teman Jawa separuh walaupun sebagian orang-orang Timur. Tapi karna lingkungan tempat tinggal juga disekitar sini, biarpun keluarkan ketemu orang Jawa jadi otomatis terbentuk sendirilah karakteristiknya kita. Biarpun asalnya kita dari Tengahkan, Indonesia Tengah, Sulawesi tapi karna kuliahnya juga disini, lingkungannya, tetangganya di sini kan trus teman-teman kampus juga kebanyakan Jawa jadi kayak udah terpengaruhlah, kayak karakteristiknya terbentuk juga jadi bisa menempatkan situasi lagi ngomong sama orang tua orang Jawa jadi bicara lebih halus juga. Kalau sama dengan teman-teman

465

470

475

480

485

490

Page 74: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

162

Timur juga kadang ngikut gitu tapi intinya tetap lebih menghormati kebudayaan dan situasi yang sekarang kebanyakan orang Jawa.

P Menurut Saudari sendiri, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses komunikasi dengan pasien berdasarkan pengalaman praktek kemarin, baik yang memperlancar maupun memperhambat komunikasi?

495

RP9 Ada beberapa ya, bahasa terus budaya terus pengetahuan. Kalau dari pengetahuan, ada mereka yang pendidikannya tu ada yang tamatan SD, kadang malah ada yang ga sekolah. Ada yang SMA. Kalau yang susah tu sama yang pasien yang cuma tamatan SMP, biarpun kita udah jelasin kayak manapun mereka tetap tidak mengerti. Pikirku tu, kalau di jelaskan dalam bentuk bahasa Jawa mungkin mereka lebih mengerti. Jadi kalau udah kayak gitu, biasanya minta tolong teman praktek lain dari institusi lain, karna kalau teman praktek sama-sama dari Timur. Jadi nanti minta bantu, yang penting kita jelaskan dulu apa yang mau kita jelaskan, jadi mereka tinggal jelaskan ulang pake bahasa Jawa. Terus biasanya aku biasa sama teman ku, dia bilangnya ada yang dia mengerti ada yang tidak dimengerti sedikit, bukan karna bahasanya. Berarti karna pengetahuan kan. Terus kalau dari bahasa, biasanya kalau sama Mbah-mbah, kalau pake bahasa Indonesia ada yang mengerti sedikit, ada juga yang tidak mengerti. Jadi membutuhkan bantuan teman dari institusi lain. Yang penting memberitahukan kepada teman itu, apa yang mau kita jelasin terus mereka tinggal jelaskan dengan bahasa yang bisa dimengerti oleh pasien.

500

505

510

515

520

P Selain itu, ada lagi kah? 525 RP9 Kalau yang memperlancar itu, ya mungkin karna ini

juga kan merupakan tugasnya kita lah nanti mau ga mau juga kita kan sudah terjun ke keperawatan jadi harus fokus ke dunia keperawatan, belajarlah, tempat pembelajaran supaya nantinya pada saat kita lulus, kerja dibagian paling lingkungan kesehatan juga jadi kayak ada pegangan juga, pelajaran pada saat praktek, pada saat mau kerja sudah terbiasa, tidak canggung-canggung lagi. Nah... itu kayak faktor pendukungnya juga kenapa memperlancar gitu, kayak saya harus bisa. Masa’

530

535

Page 75: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

163

udah kuliah, maksudnya udah jauh-jauh kuliah walaupun awalnya bukan dari hati kan tapi udah terlanjur masuk jadi mau ga mau harus bisa. Jadi kalau faktor pendukungnya sampe memperlancar, ya itu sich pokoknya harus bisalah. Namanya juga sudah masuk, niat dari hati pokoknya kesadaran diri. Oya, kalau yang menghambat itu juga karna kadang kalau udah kesal, kayak ada juga pasien yang cerewet, galak trus sama ini juga, perawat senior yang kadang sok-sok begitu. Kayak misalnya kita tu, ada sich perawat senior yang tidak mau kasi tindakan sama mahasiswa praktek. Katanya tu nanti takutnya salah suntiklah, salah kasi obatlah atau apalah tu. Kadang mereka itu “Ahh... kalian orang luar mana bisa nyambung sama orang ini, orang-orang apa Jawa” jadi kadang disitu, yasudahlah biarin kalau dia ga mau kasi. Nanti pas kita kasi tindakan sama pasiennya, malah nanti dia datang cerita di pasiennya “Ini, ini ga bagus” soalnya kan, paling kayak gitu sich Tanti. Ada teman, orang Timur habis kasi tindakan sama pasien trus habis dia keluar gitu, cerita yang ga bagus. Perawatnya cerita-cerita yang ga bagus.

540

545

550

555

P Itu komunikasi dengan perawat. Kalau dengan pasiennya sendiri?

560

RP9 Kalau dengan pasiennya, ya itu lah, bahasa, pengetahuan terus kayak tadi kadang pasiennya cerewet, orangnya keras kepala, pokoknya kita tetap layani dengan lapang dada pokoknya menerima karna itu sudah tugas kita kan. Mau dicaci maki atau ga mau diterima atau apalah, pokoknya yang penting kita menjalankan tugas karna perawatkan pekerjaan paling mulia. Hehehehe...

565

P Sip-sip... Terimakasih ya Saudari E... 570 RP9 Iya, sama-sama Tanti...

Page 76: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

164

Catatan observasi respon pasien: - Pada pasien yang mampu duduk, pasien menyampaikan

keluahannya secara langsung dengan posisi duduk diatas tempat tidur.

- Pasien yang terbaring lemah, tidak mampu melakukan komunikasi sehingga komunikasi lebih banyak dilakukan dengan keluarga.

- Pada pasien yang sudah lansia, pelapalannya kurang jelas dan pendengaran mulai menurun sehingga pasien bertanya berkali-kali.

- Ada pasien yang cukup komunikatif, tetapi ada juga pasien yang tidak banyak bertanya dan kurang melakukan komunikasi.

- Ada pasien dan keluarga yang sering mengklarifikasi ketika ada informasi yang kurang dimengerti.

Hasil wawancara kepada pembimbing klinik, pasien dan keluarga pasien: Sebelum melakuan penelitian dengan observasi dan wawancara kepada mahasiswa, peneliti terlebih dahulu melakukan wawancara dengan pembimbing klinik mahasiswa dan setelah melakukan observasi selama 5 hari, peneliti mencoba melakukan wawancara kepada pasien dan keluarga pasien. Peneliti melakukan wawancara kepada 2 pasien dan 2 orang keluarga pasien lainnya. - Pembimbing Klinik:

Pembimbing klinik mengatakan bahasa memang menjadi sedikit kendala bagi mahasiswa PSIK FIK UKSW, tetapi mahasiswa mampu berkomunikasi dengan baik kepada pasien. Sedangkan untuk keterampilan melakukan tindakan untuk semua mahasiswa praktek (selain mahasiswa PSIK FIK UKSW), semua mahasiswa sama karena masih dalam proses belajar.

- Pasien 1: Pasien mengatakan tidak mengalami masalah selama berkomunikasi dengan mahasiswa. Pasien justru merasa senang karena mahasiswa selama praktek banyak melakukan komunikasi dan ramah-ramah. Sekalipun mahasiswa berasal dari luar pulau Jawa, tetapi mereka berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dan pasien mengatakan sudah biasa untuk berkomunikasi dengan orang yang bukan orang Jawa jadi sudah biasa untuk menerima perbedaan budaya.

- Pasien 2: Pasien mengatakan tidak ada masalah selama melakukan proses komunikasi dengan mahasiswa. Mahasiswanya ramah dan mampu berkomunikasi dengan baik, apalagi komunikasi sangat penting karena mereka berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan bisa dimengerti.

Page 77: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

165

- Keluarga pasien A: Keluarga pasien mengatakan senang dengan mahasiswa praktek karena mereka menjelaskan kepada kami yang masih kurang awam dengan penjelasan-penjelasa yang bisa dimengerti dan mengingatkan pasien untuk makan dan minum. Bagi keluarga pasien sendiri, berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya bukan merupakan masalah karena sehari-hari dalam pekerjaannya sering bertemu dengan orang berbeda budaya. Sedangkan untuk pasien sendiri, terlihat tidak ada masalah. Hanya saja pasien yang sudah tua jadi nada bicaranya agak pelan dan pendengaran sudah mulai menurun, tetapi banyak informasi yang bisa kami dapatkan dari mahasiswa praktek.

- Keluarga pasien B: Keluarga pasien mengatakan kalau mahasiswanya baik-baik dan murah senyum. Ramah kepada pasien dan keluarga pasien. Mampu berkomunikasi dengan pasien dan tidak ada masalah dengan latar belakang budaya yang berbeda karena mereka berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia jadi memang tidak ada masalah dengan komunikasi.

Page 78: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

166

Lampiran 3

PENJELASAN PENELITIAN Judul Penelitian : Efektivitas Komunikasi Terapeutik Mahasiswa

Praktek Dengan Latar Belakang Budaya Yang Berbeda

Peneliti : Dwi Natalia Rustanti NIM : 462008081

Bersama surat ini, saya sebagai peneliti memohon kesediaan Saudara/i untuk bersedia menjadi partisipan pada penelitian ini. Judul dari penelitian ini yaitu efektivitas komunikasi terapeutik mahasiswa praktek dengan latar belakang budaya yang berbeda. Prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah peneliti akan mengajukan pertanyaan kepada Saudara/i. Peneliti berharap Saudara/i dapat menjawab secara jujur dan sukarela. Waktu wawancara akan disepakati sebelumnya antara peneliti dan partisipan. Resiko/Keuntungan: Tidak ada resiko untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Tidak ada keuntungan secara langsung terhadap partisipasi Saudara/i dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan. Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negatif, dan bila Saudara/i mengalami ketidaknyamanan, maka Saudara/i berhak untuk berhenti dan tidak menjadi partisipan penelitian. Dengan penjelasan ini, peneliti mengharapkan partisipasi Saudara/i. Atas kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, peneliti ucapkan terima kasih.

Salatiga,………………..

Peneliti

(Dwi Natalia Rustanti)

Page 79: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

167

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN Judul Penelitian : Efektivitas Komunikasi Terapeutik Mahasiswa

Praktek Dengan Latar Belakang Budaya Yang Berbeda

Peneliti : Dwi Natalia Rustanti NIM : 462008081

Saya adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi S-1 Keperawatan Universitas Kristen Satya Wacana yang sedang melakukan penelitian dengan judul efektivitas komunikasi terapeutik mahasiswa praktek dengan latar belakang budaya yang berbeda. Saya mengharapkan kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Jika Saudara/i bersedia, maka saya akan mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan komunikasi yang Saudara/i lakukan selama berinteraksi dengan pasien. Partisipasi Saudara/i dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Saudara/i bebas untuk mengundurkan diri tanpa sanksi apapun. Semua informasi yang Saudara/i berikan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini. Atas partisipasinya, saya ucapkan terimakasih. Jika Saudara/i bersedia menjadi peserta dalam penelitian ini, silahkan menandatangani formulir persetujuan ini.

Salatiga,…………………..

Partisipan,

( ) /

Page 80: T1 [462008081} Lampiran - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2965/8/T1_462008081... · Anda temui pada pasien? ... (TTV) yang meliputi pemeriksaan ... soalnya

168

Lampiran 5

SURAT KETERANGAN IZIN PENELITIAN