13
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan tujuan untuk menemukan, menjelaskan, dan memperoleh gambaran keterkaitan antara motivasi diri dengan kinerja perawat tertentu (Purwanto, 2008). 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel motivasi diri dan variabel kinerja perawat. Definisi operasional dari kedua variabel dapat dijelaskan sebagai berikut: Motivasi diri adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu yang dapat memenuhi tujuan dan kebutuhan yang ingin ia capai. Motivasi diri responden dalam penelitian ini dinilai dan dikategorikan berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan Mc.Clleland (dalam Suarli 2002) yang terdiri dari empat aspek yaitu: 1. Kreatif Merupakan kemampuan dimana partispan berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara yang baru, mempunyai ide atau gagasan-gagasan baru dalam pekerjaannya, serta

T1 [462007021] BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/4/T1_462007021_BAB III... · kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner diberikan kepada

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: T1 [462007021] BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/4/T1_462007021_BAB III... · kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner diberikan kepada

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

tujuan untuk menemukan, menjelaskan, dan memperoleh

gambaran keterkaitan antara motivasi diri dengan kinerja perawat

tertentu (Purwanto, 2008).

3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel motivasi

diri dan variabel kinerja perawat. Definisi operasional dari kedua

variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:

Motivasi diri adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk

melakukan sesuatu yang dapat memenuhi tujuan dan kebutuhan

yang ingin ia capai. Motivasi diri responden dalam penelitian ini

dinilai dan dikategorikan berdasarkan aspek-aspek yang

dikemukakan Mc.Clleland (dalam Suarli 2002) yang terdiri dari

empat aspek yaitu:

1. Kreatif

Merupakan kemampuan dimana partispan berusaha

melakukan sesuatu dengan cara-cara yang baru, mempunyai

ide atau gagasan-gagasan baru dalam pekerjaannya, serta

Page 2: T1 [462007021] BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/4/T1_462007021_BAB III... · kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner diberikan kepada

29

mampu melakukan pekerjaan dengan cara yang kreatif dan

inovatif.

2. Menerima saran dan masukan

Merupakan aspek dimana partisipan mengharapkan saran dan

masukan dari rekan sekerjanya terhadap pekerjaan yang

dilakukan serta bersedia menerima segala masukan dan saran

sebagai sesuatu yang dapat memotivasi dan memberikan

dukungan dalam evaluasi pekerjaan.

3. Berani menerima resiko dari pekerjaan/ menyukai tantangan

Berani menanggung resiko dipandang sebagai salah satu

aspek dimana partisipan diberikan tantangan dari pekerjaan

yang ditekuni sehingga memberikan kesempatan untuk

berprestasi lebih baik.

4. Tanggung-jawab

Tanggung jawab dipandang sebagai salah satu aspek di mana

partisipan berani bertanggungjawab atas perbuatan yang telah

dilakukan dan tidak menyalahkan orang lain apabila gagal

dengan apa yang diperbuatnya.

Berdasarkan acuan tersebut, peneliti mengalihrupakan

aspek tersebut ke dalam serangkaian pertanyaan dalam bentuk

kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner diberikan

kepada partisipan penelitian untuk dijawab sendiri. Satu kuesioner

Page 3: T1 [462007021] BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/4/T1_462007021_BAB III... · kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner diberikan kepada

30

terdiri dari empat puluh pertanyaan, masing-masing dengan empat

pilihan jawaban menurut model Likert (Azwar, 2008) yakni:

SS

: sangat setuju, bila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan

keadaan riset partisipan

S : setuju, bila pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan diri

riset partisipan

TS : tidak setuju, bila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan

keadaan diri riset partisipan

STS : sangat tidak setuju, bila pernyataan tersebut sangat tidak

sesuai dengan diri riset partisipan.

Penetapan kategori motivasi diri dinilai berdasarkan skoring

pilihan jawaban partisipan terhadap pertanyaan yang disediakan.

Skala alat ukur yang dipakai terdiri dari pernyataan positif yaitu

pernyataan yang mengandung ungkapan tentang dirinya yang

positif dan pernyataan negatif yaitu pernyataan yang mengandung

ungkapan keadaan dirinya secara negatif. Skoring jawaban

pernyataan positif bergerak dari skala 1 sampai 4 yaitu skor 4

(sangat setuju), 3 (setuju), 2 (tidak setuju), 1 (sangat tidak setuju).

Pernyataan negatif diberi skoring jawaban dari skala 4 sampai 1

yaitu 1 (sangat setuju), 2 (setuju), 3 (tidak setuju) dan 4 (sangat

tidak setuju).

Prosedur pengisian kuesioner ini sangat mudah, riset

partisipan hanya memberikan tanda centang “√” pada salah satu

Page 4: T1 [462007021] BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/4/T1_462007021_BAB III... · kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner diberikan kepada

31

pilihan jawaban pernyataan (sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai

atau sangat tidak sesuai) pada kolom pilihan jawaban yang

disediakan. Pertanyaan dalam kuesioner motivasi diri mencakup

empat aspek yaitu kreatif, menerima saran dan masukan, berani

menanggung resiko, dan tanggung-jawab.

Sebagai contoh, aspek kreatif dengan pernyataan positif :

Dalam memberikan pelayanan kepada pasien, saya

mengembangkan ide-ide yang inovatif (ide-ide yang baru dalam

bekerja) sedangkan untuk pernyataan negatif: Saya tidak pernah

mengembangkan prosedur kerja (prosedur memberikan asuhan

keperawatan) yang telah ditetapkan rumah sakit).

Aspek kreatif memiliki lima pernyataan positif dan empat

pernyataan negatif; aspek menerima saran dan masukan terdiri dari

lima pernyataan positif dan lima pernyataan negatif; aspek berani

menanggung resiko terdiri dari lima pernyataan positif dan lima

pernyataan negatif; aspek tanggung jawab terdiri dari enam

pernyataan positif dan lima pernyataan negatif. Jumlah pernyataan

positif yaitu 21 pernyataan sedangkan jumlah pernyataan negatif

yaitu 19 pernyataan.

Untuk mengklasifikasi tinggi dan rendahnya motivasi diri,

rentang skor dihitung dengan menetapkan lebar interval

menggunakan rumus sebagai berikut (Azwar,2008):

Page 5: T1 [462007021] BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/4/T1_462007021_BAB III... · kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner diberikan kepada

32

Lebar interval = kategorijumlah

dahskor teren - nggiskor terti

Keterangan Skor tertinggi : jumlah pernyataan x skor tertinggi Skor terendah : jumlah pernyataan x skor terendah Jumlah kategori : jumlah kategori jawaban

Tinggi rendahnya hasil penilaian motivasi diri

dikategorikan sebagai tinggi, sedang, dan rendah. Oleh karena

pernyataan valid berjumlah 40, jumlah pilihan jawaban 4, maka skor

tertinggi 4x40 = 160 dan skor terendah adalah 1x40 = 40. Lebar

interval (I) dihitung sebagai berikut:

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut peneliti

mengkategorikan motivasi diri rendah, sedang, tinggi, dengan

rentang skor masing-masing : 40-79; 80-119; 120-160.

Kinerja perawat adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seorang perawat dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawabnya dalam memberikan asuhan

keperawatan kepada pasien secara menyeluruh yang dapat

memberikan dampak terhadap individu-individu yang bersangkutan

(Mangkunegara, 2002).

I =

3

)40160( −= 40

Page 6: T1 [462007021] BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/4/T1_462007021_BAB III... · kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner diberikan kepada

33

Kinerja perawat dinilai menggunakan Standar Instrumen

Penilaian Kerja Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan

kepada klien berdasarkan standar praktik yang dijabarkan oleh

PPNI tahun 2000 yang terdiri atas pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan,

dan evaluasi keperawatan (Nursalam, 2006). Berdasarkan acuan

tersebut, peneliti mengalihrupakan aspek tersebut ke dalam

serangkaian pertanyaan dalam bentuk kuesioner sebagai instrumen

penelitian. Kuesioner diberikan kepada partisipan penelitian untuk

dijawab sendiri. Satu kuesioner terdiri dari dua puluh delapan

pertanyaan, masing-masing dengan empat pilihan jawaban menurut

model Likert (Azwar, 2008) yakni Selalu, Sering, Kadang-kadang,

Tidak Pernah.

Penetapan kategori kinerja perawat dinilai berdasarkan

skoring pilihan jawaban partisipan terhadap pertanyaan yang

disediakan. Skala alat ukur yang dipakai terdiri dari pernyataan

positif yaitu pernyataan yang mengandung ungkapan tentang

dirinya yang positif. Skoring jawaban pernyataan positif bergerak

dari skala 1 sampai 4 yaitu skor 4 (selalu), 3 (sering), 2 (kadang-

kadang), 1 (tidak pernah). Prosedur pengisian kuesioner ini sangat

mudah, riset partisipan hanya memberikan tanda centang “√” pada

salah satu pilihan jawaban pernyataan (selalu, sering, kadang-

Page 7: T1 [462007021] BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/4/T1_462007021_BAB III... · kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner diberikan kepada

34

kadang, dan tidak pernah) pada kolom pilihan jawaban yang

disediakan.

Pertanyaan dalam kuesioner kinerja perawat terdiri dari 5

aspek yaitu aspek pengkajian yang terdiri dari lima pernyataan;

Aspek diagnosa terdiri dari lima pernyataan; aspek intervensi terdiri

dari enam pernyataan; aspek implementasi terdiri dari enam

pernyataan; dan aspek evaluasi yang terdiri dari enam pernyataan.

Sebagai contoh aspek pengkajian dengan pernyataan positif : Saya

melakukan pemeriksaan fisik pada pasien sejak pasien masuk ke

ruangan dan kemudian melaporkan hasil kajian kepada ketua tim

sebagai penanggung jawab.

Untuk mengklasifikasi tinggi dan rendahnya kinerja perawat,

rentang skor dihitung dengan menetapkan lebar interval

menggunakan rumus sebagai berikut (Azwar, 2008):

Lebar interval = kategorijumlah

dahskor teren - nggiskor terti

Keterangan: Skor tertinggi : Jumlah pernyataan x skor tertinggi Skor terendah : Jumlah pernyataan x skor terendah Jumlah kategori : Jumlah kategori jawaban

Tinggi rendahnya hasil penilaian kinerja perawat

dikategorikan sebagai tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

Oleh karena pernyataan valid berjumlah 28, pilihan jawaban 4,

Page 8: T1 [462007021] BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/4/T1_462007021_BAB III... · kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner diberikan kepada

35

maka skor tertinggi 4 x 28 = 112 dan skor terendah adalah 1 x 28 =

28. Lebar interval dihitung sebagai berikut:

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut peneliti

mengkategorikan kinerja perawat tinggi, sedang, rendah, sangat

rendah, dengan rentang skor masing-masing 91-112; 70-90; 49-69;

28-48.

3.3 Partisipan Penelitian

Partisipan dalam penelitian ini adalah semua perawat yang

bekerja di ruang HCU RS Panti Wilasa Citarum, Semarang. Jumlah

partisipan dalam penelitian ini 14 orang responden yaitu seluruh

populasi, dalam hal ini yang menjadi populasi penelitian yang akan

dilakukan adalah semua perawat yang bekerja di ruang HCU RS

Panti Wilasa Citarum, Semarang.

Kriteria inklusi untuk pengambilan partisipan penelitian

adalah :

1. Perawat yang bekerja di ruang HCU RS Panti Wilasa Citarum,

Semarang

2. Perawat yang mampu membaca dan menulis

3. Bersedia menjadi partisipan

I =

4

)28112( −= 21

Page 9: T1 [462007021] BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/4/T1_462007021_BAB III... · kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner diberikan kepada

36

3.4 Alat Pengumpulan Data

Pengambilan data primer menggunakan kuesioner yang

adalah instrumen penelitian. Kuesioner merupakan salah satu

teknik pengumpulan data yang berisi pertanyaan atau pernyataan

tertulis yang harus dijawab oleh responden. Kuesioner tersebut

dibagikan kepada seluruh perawat yang bekerja di ruang HCU RS

Panti Wilasa Citarum, Semarang. Kuesioner yang digunakan

adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang jawabannya telah

dibatasi oleh peneliti sehingga responden diharuskan memilih salah

satu dari jawaban-jawaban yang sudah tercantum dalam kuesioner.

Kuesioner yang dipakai adalah kuesioner yang telah diuji

validitasnya terlebih dahulu (Arikunto, 1998).

3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Salah satu hal yang terpenting dalam suatu penelitian

adalah uji validitas dan reabilitas instrumen penelitian. Cara

melakukan uji validitas dan reabilitas instrumen dijelaskan dibawah

ini.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kesahihan suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen

dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang

diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang

Page 10: T1 [462007021] BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/4/T1_462007021_BAB III... · kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner diberikan kepada

37

dari gambaran tentang variabel yang dimaksud (Arikunto, 1998).

Kesahihan alat ukur diketahui dengan cara mengkorelasikan skor

item dengan skor total. Validitas digunakan kriteria yang

menyebutkan bahwa suatu alat tes valid apabila memiliki koefisien

korelasi item total ≥ 0,25 (Sugiyono, 2008). Menurut Azwar

(2008:248) jika jumlah item belum mencukupkan maka kita bisa

menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 atau 0,20.

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu

instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai

alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan

menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 1998).

Menurut Sugiyono (2008) salah satu metode pengujian

reliabilitas adalah menggunakan metode Alpha-Cronbach.

Rumus Alpha Cronbach yaitu:

Keterangan:

rtt : koefisien Alpha Cronbach Vx : Variansi butir Vt : Variansi total M : Jumlah butir

Apabila dilakukan pengujian reliabilitas dengan

menggunakan metode Alpha-Cronbach maka r hitung diwakili oleh

nilai Alpha. Apabila Alpha hitung > r tabel dan alpha hitung bernilai

Page 11: T1 [462007021] BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/4/T1_462007021_BAB III... · kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner diberikan kepada

38

positif, maka suatu instrumen penelitian dapat di sebut reliabel.

Tingkat korelasi alpha Cronbach dapat dilihat dari tabel 3.3 di

bawah ini.

Tabel 3.1 Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alfa

Nilai Alfa Tingkat Reliabilitas 0,00 s/d 0,20 Kurang Reliabel

>0,20 s/d 0,40 Agak Reliabel >0,40 s/d 0,60 Cukup Reliabel >0,60 s/d 0,80 Reliabel >0,80 s/d 1.00 Sangat Reliabel

3.6 Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif persentase (Arikunto, 1998). Teknik analisis ini

digunakan untuk mengkaji variabel yang ada dalam penelitian yaitu

motivasi diri dan kinerja perawat. Analisis deskriptif persentase ini

diolah dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah responden

dikali 100 persen. Hasil dari analisa deskriptif presentase ini

kemudian dibuat dalam bentuk tabel analisis berdasarkan

karakteristik responden dan kategori jawaban dari responden

penelitian yang kemudian dianalisa menjadi hasil penelitian.

3.7 Persiapan Dan Pelaksanaan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti meminta surat

pengantar dari Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan yang berisi ijin

Page 12: T1 [462007021] BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/4/T1_462007021_BAB III... · kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner diberikan kepada

39

penelitian yang ditujukan kepada Direktur RS Panti Wilasa Citarum,

Semarang untuk memohon ijin melakukan penelitian, pengambilan

data, dan penyebaran kuesioner penelitian.

Penelitian ini dilakukan di ruang HCU RS Panti Wilasa

Citarum, Semarang selama 5 hari mulai dari tanggal 5 Oktober

sampai dengan 10 Oktober 2011. Peneliti memilih ruang HCU RS

Panti Wilasa Citarum, Semarang karena rumah sakit ini telah

menjalin kerjasama dengan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga. Ruang HCU dipilih peneliti sebagai

tempat penelitian karena ruangan ini merupakan salah satu

ruangan rujukan untuk pasien dengan keadaan kritis dari rumah

sakit swasta yang berada di bawah YAKKUM yang dikhususkan

untuk masyarakat menengah atau bawah.

Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

kepada perawat yang bekerja di ruangan tersebut. Peneliti ikut shift

bersama dengan perawat sehingga langsung memberikan sendiri

kuesioner kepada perawat yang dinas pada saat itu dan kuesioner

langsung diisi dan diambil kembali saat itu juga. Setelah

melakukan pengambilan data dengan cara membagikan kuesioner

kepada partisipan, kemudian data tersebut dikumpulkan dan

menyiapkannya untuk diolah.

Pada tahap akhir peneliti mengecek kembali data kuesioner

yang telah dikumpulkan kemudian memberikan skoring terhadap

Page 13: T1 [462007021] BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/4/T1_462007021_BAB III... · kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner diberikan kepada

40

data dari kedua instrumen penelitian. Setelah data selesai diberi

skoring, kemudian data diolah secara manual menggunakan

analisis deskriptif persentase.