T U G A S A K H I R - digilib.uns.ac.id/Banguna… · TUGAS AKHIR BANGUNAN ... 167-175 Jurusan Teknik Arsitektur, ... 5 Seminar Arsitektur, Heri Siswanto 6 Wacana Suara merdeka 17

Embed Size (px)

Citation preview

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 1

    KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

    BANGUNAN MULTIFUNGSI di SURAKARTA

    DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI

    T U G A S A K H I R DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT

    GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU ( S1 ) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR PADA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA

    DISUSUN OLEH :

    MAULANA ARIF UDDIN I0205086

    JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA 2 0 0 9

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 2

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Apartement, Kantor sewa, Mall )

    Pendekatan Arsitektur Hemat Energy

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 PENGERTIAN JUDUL Bangunan multifungsi merupakan Penggabungan lebih dari satu

    fungsi fasilitas atau satu komplek bangunan dengan berbagai macam

    kegiatan didalamnya.dengan perencanaan zonifikasi didalamnya, dapat

    juga fungsi fasilitas tersebut berupa kombinasi dari

    Residential,Commersial,Industrial, Office,Institusional dsb1.

    Bangunan Multifungsi menurut Dimitri Procos ( 1976 ) adalah

    penggunaan campuran berbagai tata guna lahan/ fungsi dalam satu

    bangunan / gedung yang menampung penggunaan beberapa kegiatan

    yang memiliki keterkaitan yang erat antara masing-masing fungsi

    dihubungkan dengan ruang/area transisi yang dapat menyatukan &

    menyelaraskannya.

    Yang dimaksud hemat energy adalah meminimalkan penggunaan

    energy tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan

    maupun produktifitas penghuninya2

    Jadi yang dimaksud Bangunan Multifungsi dengan konsep

    Arsitektur Hemat Energi disini adalah : Sebuah wadah yang

    mengemas beberapa fungsi fasilitas ( mall, Rental office, Apartement )

    dalam sebuah bangunan / kompleks bangunan di kota solo yang

    mempunyai kemampuan untuk memproduksi energi dan pengendalian

    penggunaan energi yang diaplikasikan dalam desain Arsitektur.

    1 Wikipedia USA 2007 2 Jimmy Priatman, Energy-Efficient Architecture, Paradigma dan manifestasi Arsitektur Hijau Dimensi Teknik Arsitektur Vol.30, no.2, Desember 2002: 167-175 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan-Universitas Kristen Petra, halaman 170.

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 3

    1.2 LATAR BELAKANG

    1.2.1 Prospek Bangunan Multifungsi Di Surakarta

    Pada era perubahan dan informasi pada saat ini manusia

    dituntut untuk bergerak cepat, praktis, efisien dan cenderung instan 3.

    Kota solo akhir-akhir ini menunjukkan sebuah perubahan menuju pada

    era tersebut,dan tidak lama lagi akan memiliki gaya hidup Urban yang

    kondang dengan pragmatisnya itu. Menjamurnya bangunan tinggi

    dikota solo merupakan salah satu indikasi dari perubahan kota solo

    yang semakin maju. Tercatat di Jawa Tengah akan ada 24 bangunan

    gedung berlantai minimal 8 lantai, dengan kota solo yang akan

    memiliki gedung tertinggi yaitu Kusuma mulia tower setinggi 27 lantai4.

    Dengan bertambah majunya sebuah kota akan berimbas pada perilaku

    dan kegiatan masyarakat yang bertambah komplek.

    Solo Sebagai kota Urban memiliki perkembangan penduduk

    yang cukup tinggi, berdasarkan data statistik pada tahun 2008 jumlah

    penduduk dikota solo sekitar 639.650 jiwa 5 dengan luas wilayah 44.04

    km2, namun dengan berkembangnya jumlah penduduk berbanding

    terbalik dengan ruang publik kota dan Ruang Terbuka Hijau ( RTH )

    yang sekarang dimiliki hanya sekitar 4-5 hektar atau kurang dari 1%6

    ,padahal menurut UU No.26/2007 tentang Ruang dan permendagri,

    UU no. 1/2007 Tentang RTH kawasan perkotaan setiap kota harus

    memiliki minimal 30% RTH. ini merupakan sebuah Indikasi bahwa

    Kota solo sekarang mulai mengalami krisis lahan.Dengan tingkat

    kepadatan penduduk yang tinggi dan berimbas ke semua aspek

    terutama penyediaan lahan menyebabkan kebijakan baru pemerintah

    Kota solo mengenai pendirian bangunan tinggi khususnya didaerah

    Central Bussines District ( CBD ) ditujukan untuk pemaksimalan

    penggunaan lahan dan karena permintaan lahan yang cukup tinggi

    dan meningkat dari tahun ke tahun pada daerah tersebut.

    3 Makalah manusia indonesia Abad 21 yang berkualitas tinggi ditinjau dari sudut pandang Psikologi. leda Poernomo sigit. Bermodette N.Setiadi, Himpunan Psikologi Indonesia 4 www.bci-asia.com 5 Seminar Arsitektur, Heri Siswanto 6 Wacana Suara merdeka 17 Juni2008

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 4

    Jumlah Penduduk kota Surakarta yang mencapai 639.650 ribu

    jiwa ( 2008 )7 dan bertambah dua kali lipatnya ( sekitar 1,2 juta jiwa )

    pada waktu siang hari sebagai imbas dari orang-orang diluar kota solo

    yang bermata pencaharian di kota ini, secara langsung masyarakat urban

    yang bekerja di solo mengakibatkan kemacetan di titik-titik kota apabila

    jam-jam sibuk. selain dari pertambahan penduduk urban yang tak

    terkontrol ada faktor lain yang mempengaruhi Kemacetan,diantaranya

    yaitu Manajemen perkotaan yang kurang baik dan fungsi fasilitas

    perkotaan yang tidak terintegrasi. berdasarkan data dan fakta diatas ,

    kota solo mengalami permasalahan yang cukup kompleks dan

    mengakibatkan efek Domino maka solusi atas permasalahan-

    permasalahan yang terjadi di kota solo ini salah satunya adalah dengan

    Bangunan Multifungsi.Dengan direncanakannya Mix-use building (

    bangunan Multifungsi ) yang basicnya mengintegrasikan dan

    mensinergikan beberapa fungsi fasilitas dalam satu tempat diharapkan

    mampu mengurangi masalah perkotaan ini.

    1.2.2 Prospek Hemat Energi di Surakarta

    Di Indonesia Konsep Hemat energi secara umum Sudah

    mulai di galakkan sejak isu krisis energi melanda dunia, banyak kota-kota

    besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, yang mulai merintis konsep

    Bangunan hemat energi, mulai dari konsep, Pelaksanaan, sampai

    pengoperasian bangunan, seperti GRHA Pangeran di surabaya yang di

    arsiteki oleh Jimmy Priatman. Pemerintah mendukung sepenuhnya

    dengan mengeluarkan Peraturan yang menyangkut perlu digalakkannya

    hemat energi seperti :

    Keputusan Menteri ESDM No. 0983 K/16/MEM/ 2004 tentang Kebijakan

    Energi Nasional

    Keputusan Menteri ESDM No. 0002 tahun 2004 tentang Kebijakan

    Energi Hijau

    Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi

    Nasional

    Undang-Undang No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran

    7 Seminar Arsitektur, Heri Siswanto

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 5

    Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi

    Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha

    Hilir Minyak dan Gas Bumi;

    Di kota solo sendiri hemat energi baru-baru ini mulai

    dicanangkan namun belum ada satu bangunan pun yang memiliki konsep

    hemat Energi pada tahap pembuatan konsepnya, sehingga prospek

    Hemat energi dikota solo ini sangat bagus ( Sangat Prospektif )

    1.2.3 Konsep Bangunan Multifungsi Hemat energi

    Kesadaran terhadap lingkungan menjadi pertimbangan

    perancangan bagi seorang arsitek. bangunan yang direncanakan harus

    mampu selaras dengan lingkungan. Salah satu cara untuk

    mewujudkannya adalah dengan menggunakan konsep arsitektur hemat

    energi.

    Dari segi ekonomi, apartemen sebagai hunian vertikal, mall

    sebagai pusat perdagangan dan kantor sewa yang bergerak dalam

    bidang perkantoran yang bersifat komersial harus mampu meraih

    keuntungan sejak awal perencanaan sampai tahap pemakaian. Dalam

    tahap awal perlu dipersiapkan konsep bangunan yang menarik dan

    promosi awal agar konsumen melirik bangunan yang ditawarkan.

    Sedangkan dalam tahap selanjutnya konsep hemat energi pada

    bangunan dapat diterapkan untuk meraih keuntungan ekonomi. Berikut

    beberapa alasan yang menjadi dasar mengapa konsep hemat energi

    patut diperhitungkan

    Penghematan energi yang diinstruksikan oleh Presiden Susilo

    Bambang yudhoyono mengurangi pengeluaran negara 5-20 %

    Bahan bakar minyak sebagai sumber pembangkit listrik yang ada

    di indonesia semakin terbatas pasokannya.Konsumsi energi listrik

    pada bangunan mencapai 65,2 %. penggunaan energi pada

    bangunan ini melebihi yang dikonsumsi dari sektor Industri8.

    Berdasarkan Penelitian dan pengalaman Ir.Jimmy Priatman,

    M.Arch, jika konsep hemat energi direncanakan sejaka awal

    energi yang diirit bisa mencapai 45 %. Tapi jika diterapkan saat 8 Seminar Green Architecture, Antonius Budiono, Jakarta 26 November 2006

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 6

    gedung sudah beroperasi, penghematan yang dilakukan tidak

    lebih dari 15 %.9

    Sedangkan untuk saat ini Pemerintah kota Surakarta didalam

    pelaksanaannya didalam mengembangkan konsep Hemat Energi baru

    sebatas segi teknis ( bangunan Sudah dalam beroperasi ) sedangkan

    didalam perencanaan bangunan-bangunan yang ada di Surakarta belum

    terjamah oleh Pemerintah kota Surakarta. Hanya didalam skala Makro

    perkotaan dan lingkungan kota Surakarta mulai merambah konsep

    Hemat Energi ( go green ). hal ini diwujudkan dalam semakin maraknya

    pembuatan taman kota. hal ini merupakan sebuah peluang yang cukup

    bagus dan diperkirakan akan disambut positif baik oleh pemerintah kota

    surakarta maupun masyarakat dengan direncanakannya konsep

    bangunan hemat Energi.

    1.3 PERMASALAHAN Bagaimana merencanakan dan merancang konsep desain

    bangunan multifungsi dengan berbagai fungsi fasilitas di dalamnya dan

    fasilitas pendukungnya sehingga sesuai dengan konsep hemat energi.

    Perencanaan dan perancangan penzoningan, kebutuhan ruang

    fasilitas utama dan fasilitas pendukung.

    Perencanaan dan perancangan konsep desain Bangunan

    multifungsi dengan Penekanan arsitektur hemat energi yang

    mampu selaras dengan keadaan tapak dan kawasan sekitar

    tanpa mengurangi kenyamanan pengguna

    Penerapan konsep Arsitektur Hemat Energi pada bangunan

    yang direncanakan.

    Segi Arsitektural :

    - Perencanaan site dan orientasi massa bangunan yang

    tepat sesuai dengan keadaan iklim tropis Sehingga

    bangunan tidak memerlukan energi terlalu besar untuk

    menciptakan kondisi nyaman didalam bangunan.

    Segi non Arsitektural ( Teknis )

    - Perencanaan alat dan Sistem utilitas yang hemat energi

    9 Muhammad Sulhi, Dobel Hemat Gaya graha Pangeran , Intisari No. 471, Oktober 2002

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 7

    Perancangan tata Landscape, Struktur, Utilitas dan Sirkulasi

    Penentuan lokasi bagi bangunan multifungsi tersebut sehingga

    keberadaannya sesuai dengan fungsi kawasan dan kegiatan

    didalamnya bisa menunjang kegiatan kawasan di sekitarnya

    1.4 TUJUAN

    Untuk menyusun konsep perencanaan dan perancangan serta

    desain Bangunan Multifungsi hemat energi di Surakarta, dan membentuk

    suatu territory dalam Bangunan multifungsi yang menampung kegiatan

    dari masing-masing fungsi fasilitas.

    1.5 LINGKUP PEMBAHASAN DAN BATASAN

    1.5.1 Lingkup Pembahasan

    Pembahasan berada di seputar disiplin ilmu Arsitektur yang

    berkaitan dengan perancangan bangunan multifungsi dan konsep hemat

    energi. Studi keilmuan lain merupakan pendukung dari konsep bangunan

    multifungsi hemat energi.

    1.5.2 Batasan

    Batasan pembahasan dibatasi pada aspek perencanaan

    bangunan multifungsi dan konsep hemat energi.

    1.6 METODE PEMBAHASAN

    1.6.1 Tahap Pengumpulan Data

    Studi literatur meliputi: Tugas Akhir, buku literatur, Jurnal dan

    Presentasi Seminar ilmiah

    Observasi lapangan dan website

    1.6.2 Tahap Pembahasan

    Dilakukan melalui metode analisis sintetis melalui tahap-tahap :

    Identifikasi permasalahan Pengkajian teori Analisis / pembahasan

    Sintesis/ penarikan kesimpulan ( Konsep perancangan )

    1.6.3 Tahap Perumusan Konsep

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 8

    Penyusunan hasil analisa ke dalam suatu konsep, dimana hasil

    dari konsep akhir ini mengarah ke dalam perencanaan fisik / mengarah

    pada desain.

    1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

    Tahap 1 Mengungkapkan tentang Pengertian judul, latar belakang

    masalah, Permasalahan dan persoalan serta tujuan dan sasaran yang

    hendak dicapai dalam mewujudkan Perancangan Bangunan Multifungsi

    Hemat energi.

    Tahap 2 Kajian Pustaka

    Meliputi kajian pustaka mengenai bangunan multifungsi, yaitu pasar,

    kantor sewa dan apartemen sebagai obyek perancangan desain,tinjauan

    hemat energi sebagai fokus tambahan dalam perencanaan dan

    perancangan bangunan multifungsi serta tinjauan kota solo dimana tapak

    / lokasi bangunan berada di kota ini.Studi komparatif terhadap fasilitas

    serupa yang sudah ada yang nantinya akan dijadiakan pembanding /

    preseden bagi fasilitas yang akan direncanakan

    Tahap 3 Tinjauan perencanaan bangunan Multifungsi ( Pasar, kantor

    sewa, dan apartemen ) di kota Solo, mengemukakan garis besar dasar-

    dasar perencanaan dan penerapan arsitektur hemat energi pada

    bangunan Multifungsi yang direncanakan

    Tahap 4 Analisa pendekatan perencanaan dan perancangan

    Mengemukakan tentang analisa pendekatan dan perencanaan

    Bangunan multifungsi di Surakarta dengan penekanan Arsitektur Hemat

    Energi yang dimulai dengan analisa mikro ( analisa kegiatan, Kebutuhan

    dan besaran ruang ) dan berlanjut ke analisa makro ( analisa pemilihan

    site dan pengolahannya )

    Tahap 5 Konsep Perencanaan dan perancangan Bangunan

    Multifungsi di Surakarta Kesimpulan yang mencakup didalamnya konsep

    perencanaan dan perancangan sebagai acuan transformasi desain fisik

    bangunan.adapun tahapan ini secara detail meliputi konsep Site, konsep

    Orientasi dan view, konsep gubahan massa, konsep utilitas, konsep

    struktur bangunandan konsep-konsep fasilitas pendukung. Sehingga

    didapat konsep dasar perancangan bangunan multifungsi ( Pasar,

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 9

    Kantor sewa, dan Aprtemen ) dengan penekanan Arsitektur Hemat

    energi

    BAB II

    KOTA SURAKARTA

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 10

    2.1. Potensi dan Kondisi Kota Surakarta

    Gambar 2.1 Peta Kota Surakarta

    Letak geografis kota Surakarta berada diantara 4515 -

    1104535 BT, 7036 - 7056 LS. Batas-batas wilayah Surakarta antara

    lain :

    Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali

    SebelahTimur : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo

    Sebelah Selatan: Kabupaten Sukoharjo

    Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo

    Kota Solo dengan luas 44,04 km2 berada didataran rendah antara

    kaki Gunung Merapi dan Gunung Lawu, memiliki dua buah sungai di

    tengah -kota yaitu kali Pepe dan kali Jenes dan sebuah sungai di timur

    kota yaitu sungai Bengawan Solo.

    A. Potensi Kota Surakarta

    Kota Surakarta terletak di sebelah selatan pada Pulau Jawa,

    persisnya di Propinsi Jawa Tengah.Kota Surakarta merupakan wilayah

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 11

    penghubung antara propinsi Jawa timur, DI yigyakarta, Jawa Barat dan

    DKI Jakarta.

    Potensi yang dimiliki kota Surakarta mencakup berbagai

    bidang. Dalam bidang budaya , Surakarta memiliki Keraton Kasunanan,

    keraton Mangkunegaran , Radya Pustaka, Taman Sriwedari dan

    Monumen Pers. Dalam bidang pariwisata, Surakarta potensi antara lain:

    Taman Satwa Taru Jurug dan Taman Balekambang. Sedangkan dalam

    bidang perdagangan dapat dilihat dengan banyaknya pusat pusat

    perdagangan modern di Kota Surakata seperti Solo Grand Mall, Solo

    Square, BTC, PGS, Alfa, Goro Assalam, Rimo, Matahari Singosaren

    Plasa serta Luwes Group. Pasar tradisionalpun di Kota Surakarta juga

    masih banyak seperti Pasar Gede, Pasar Legi, Pasar Semangi, Pasar

    Triwindu,dll.

    Kota Surakarta yang memiliki infrastruktur sarana dan

    prasarana yang cukup lengkap dapat mendukung aktifitas warga

    kotanya, seperti jalan, jarigan air bersih, jaringan riol air kota, jaringa

    listrik dan jaringan telepon. Surakarta juga memiliki berbagai fasilitas

    seperi fasilitas kesehatan, fasilitas keamanan, dan fasilitas sosial juga

    terkelola dengan baik.

    Fasilitas transportasi juga mendukung mobilitas dari dan ke

    kota Surakarta. Contohnya jalur darat melalui Kereta Api (KA) dan bus

    dapat menghubungkan baik antar kota madya, kota besar maupun

    propinsi. Didukung pula dengan jalur udara melalui bandara Adi

    Sumarmo yang sudah ditingkatkan dari penerbangan domestik menjadi

    penerbangan Internasional. Dengan mudahnya jalur akses ke kota

    surakarta menambah kepadatan dari aktivitas manusia.berdasar data

    tahun 2008, surakarta memiliki jumlah penduduk 639.650 jiwa10 dengan

    tingkat petumbuhan 0,65% pertahun.kepadatan penduduk rata- rata 1450

    jiwa km2.tingkat kemakmuran dapat dilihat dari income sebesar Rp.

    2.147.830.000,-

    B. Potensi Iklim dan Cuaca

    10 Makalah manusia indonesia Abad 21 yang berkualitas tinggi ditinjau dari sudut pandang Psikologi. leda Poernomo sigit. Bermodette N.Setiadi, Himpunan Psikologi Indonesia

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 12

    Kota Surakarta merupakan daerah yang mempunyai suhu

    udara yang relatif panas dengan suhu maksimum 248C, suhu minimum

    198C. Rata-rata tekanan udara 1008,748 mbs, kelembaban udara 71%,

    kecepatan angin 4 knot, arah angin 1880, dan beriklim tropis.

    2.2 Kebutuhan Bangunan Multifungsi Di Surakarta

    Dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi terutama di

    daerah perkotaan yang merupakann central bisnis district di Surakarta

    menyebabkan kebijakan baru pemerintah kota Surakarta untuk kebijakan

    mengenai pendirian bangunan tinggi pada daerah CBD tersebut ditujukan

    untuk pemaksimalan penggunaan lahan dan karena permintaan lahan

    yang cukup tinggi dan meningkat dari tahun ketahun pada daerah

    tersebut. Kebijakan pemerintah Kota Surakarta tersebut tercantum dalam

    RUTRK Surakarta.

    Rencana Struktur pemanfaatan ruang berdasarkan dominasi kegiatan

    Sumber: RUTRK Surakarta tahun 1993-2013

    Kebutuhan akan kantor sewa apartemen dan mall ( Pusat

    perbelanjaan ) di surakarta yang ditunjukkan dalam Occupancy Rate

    memerlukan suatu wadah yang bisa menampung kegiatan tersebut.

    Perkembangan kantor sewa di Surakarta yang diakibatkan

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 13

    perkembangan dari sektor Industri jasa dan perbankan akan memerlukan

    suatu kebutuhan fasilitas tempat tinggal. Bagi Usahawan dan pelaku

    bisnis maka kedekatan dengan tempat usaha serta tempat tinggal yang

    dekat dengan fasilitas fasilitas kota menjadi prioritas tesendiri.

    Kedekatan dengan fasilitas usaha akan meningkatkan segi efisiensi

    waktu dan pergerakan. Condo atau town house menjadi suatu bentuk

    tempat tinggal yang menjadi pilihan yang dirasa paling tepat.

    Bentuk multi dwelling tersebut harus memenuhi kriteria

    kriteria yang mendukung kenyamanan serta kelancaran terhadap

    fasilitas-fasilitas pendukung maupun fasilitas kerja. Menuju suatu

    masyarkat dengan dunia kerja yang semakin tidak terbatas tersebut

    melahirkan suatu bentuk bnagunan multifungsi dimana menggabungkan

    fungsi tempat tinggal dengan tempat usaha.

    Pada masa mendatang bentuk bangunan multifungsi ( mix-

    use building ) dalam hal ini mall, kantor sewa yang

    dilengkapi dengan tempat tinggal yang berupa apartemen tersebut dirasa

    cukup efektif dalam dunia kerja dimasa mendatang.

    G Gambar 2.2 : Rencana Solo Paragon bangunan Multifungsi di Surakarta

    Sumber : Google.com-indomegah architect

    A. Kebutuhan kantor sewa di Surakarta

    Sebagai daerah urban maka jumlah penduduk yang bekerja

    dalam bidang jasa dan perkantoan cukup tinggi. Banyaknya perusahaan

    dan tenaga kerja industri terutama industri produksi dan pengolahan

    besar dan sedang menyebabkan kenaikan penyerapan tenaga kerja

    dalam bidang tersebut yaitu sekitar 6,41 %, sedangkan jumlah

    perusahaan Industri pengolahan besar dan sedang meningkat 10,05 %11.

    11 BPS Kodya Surakarta .

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 14

    Kenaikan jumlah Industri tersebut juga memicu pertumbuhan kenaikan

    sektor jasa dan perdagangan yang menjadi pendukung sektor industri

    dalam mobilisasi perekonomian. Kenaikan sektor jasa dan perbankan

    tersebut juga menambah tenaga kerja yang berada pada sektor tersebut.

    Apabila ruang kantor diasumsikan 70% maka dengan

    bertambahnya jumlah tenaga kerja sebesar 2.125 orang disektor Industri

    menunjukkan :

    - Apabila standard rata-rata ruang kerja 2 m x 3 m = 6m2

    - maka pertambahan ruang kerja sebesar 2.125 x 6 = 12.750 m2

    - Dengan Occupancy rate 70% = 6.375 m2

    Menunjukkan kebutuhan ruang perkantoran untuk bidang jasa dan

    perbankan dihitung berdasarkan perkembangan atau peningkatan jumlah

    tenaga kerja dibidang jasa dan perbankan sekitar 1953 orang berarti :

    Kebutuhan ruang perkantoran dengan OR 70% = 1.953 x 6m2 x 70 % =

    8.202 m2

    Jadi total kebutuhan ruang perkantoran berdasarkan

    pertumbuhan sektor industri dan jasa perbankan di Surakarta adalah 6.35

    m2 + 8.202 m2 = 14.577m2. Besarnya kebutuhan perkantoran di Sektor

    Industri dan Jasa menyebabkan kebutuhan kantor sewa di kota Surakarta

    ini memang sangat diperlukan.

    B. Kebutuhan Apartemen di Surakarta

    Perkembangan ketiga sektor tersebut juga meningkatkan

    urbanisasi di Surakarta yang tercatat sekita 30-40% tercatat oleh Econit

    Advisory Group pada tahun 2001. Sedangkan jumlah usia produktif di

    Surakarta tercatat cukup tinggi sehingga sangat potensial dalam

    mendukung perkembangan ketiga sektor tersebut.

    Pemerintah daerah Kodya Surakarta mempunyai kebijakan

    mengenai perencanaan hunian vertikal terutama pada zona CBD yang

    tertuang dalam RUTRK Surakarta . Hal ini juga diperkuat dengan

    peraturan Pemerintah mengenai keberadaan betuk hunian vertikal dalam

    UU no. 15/1985 dan PP no.4 th 1988.

    Sedangkan kebutuhan Ruang tinggal bagi pengusaha muda

    ataupun golongan ekoonomi atas yang mempunyai kriteria sebagai calon

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 15

    penghuni apartemen diSurakarta dapat diperhitungkan dari peningkatan

    jumlah pengusaha di Surakarta pada 4 tahun terakhir serta kenaikan

    usaha perhotelan bintang 4 di Surakarta yang didapat dari data statistik

    yang terdapat dalam Surakarta dalam Angka tahun 2008 . kenaiakan

    jumlah pengusaha muda di Surakarta tersebut akan menyebabkan

    kenaikan kebutuhan ruang tinggal yang dapat dihitungdalam Occupancy

    Rate :

    Dimisalkan kebutuhan ruang tinggal standard bagi

    perorangan , pasangana muda ataupun keluarga kecil yang mempunyai

    minimal 5 ruangan yaitu : ruang tidur, ruang keluarga, dapur , Km/wc, dan

    ruang tamu.12

    Sedangkan untuk macam Apartemen yang akan direncanakan

    didasarkan pada studi kasus yang telah ada, dimana dalam beberapa

    Apartemen ada tiga tipe unit apartemen sewa yang dibutuhkan dan

    sesuai bagi penyewa yaitu :

    Jenis satu tempat tidur , biasanya ditempati ekslusif muda yang rata-

    rata belum bekeluarga ataupun menjadikan apartemen tersebut

    sebagai rumah keduanya dan berasal dari derah lain, sehingga

    apartemen tersebut hanya sesekali ditempati sebagai tempat

    singgah. rata-rata umur penyewa berkisar antara 27-40 tahun.

    Dua tempat tidur, biasanya ditempati bagi pasangan muda maupun

    keluarga kecil dngan anak yang masih balita. Rata-rata umur

    penyewa berkisar antaaa 30-39 tahun

    Tiga tempat tidur, biasanya disiapkan bagi keluarga kecil dengan satu

    atupun dua anak. Rata-rata umur penyewa antar 40-45 tahun

    Sedangkan tipe lain kurang dimnati penyewa karena dirasa

    kurang efisien dan tidak sesuai dengan kebutuhan penyewa. Selain

    itu diatas umue 50 tahun biasanya seorang Eksekutif akan lebih

    memilih untuk memiliki hunian yang lebih pribadi jauh dari

    kebisingan kota13.

    2.3 Perkembangan desain Hemat Energi di Surakarta

    12 Ernest Neuvert, Data Arsitektur Jilid I Edisi 88, erlangga, 1996 13 Tugas Akhir Astuning Hariri Apartemen di Bandung Dengan Penekanan Arsitektur Hemt Energi

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 16

    Di Indonesia Konsep Hemat energi secara umum Sudah

    mulai di galakkan sejak isu krisis energi melanda dunia, banyak

    kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, yang mulai

    merintis konsep Bangunan hemat energi mulai dari konsep,

    Pelaksanaan sampai pengoperasian bangunan, seperti GRHA

    Pangeran di surabaya yang di arsiteki oleh Jimmy Priatman.

    Pemerintah mendukung sepenuhnya dengan mengeluarkan

    Peraturan yang menyangkut perlu digalakkannya hemat energi

    seperti :

    Keputusan Menteri ESDM No. 0983 K/16/MEM/ 2004 tentang Kebijakan

    Energi Nasional

    Keputusan Menteri ESDM No. 0002 tahun 2004 tentang Kebijakan

    Energi Hijau

    Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi

    Nasional

    Undang-Undang No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran

    Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi

    Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha

    Hilir Minyak dan Gas Bumi;

    Di kota solo sendiri hemat energi baru-baru ini mulai

    dicanangkan namun belum ada satu bangunan pun yang memiliki

    konsep hemat Energi pada tahap pembuatan konsepnya, sehingga

    prospek Hemat energi dikota solo ini sangat bagus ( Sangat

    Prospektif )

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    3.1 TINJAUAN UMUM BANGUNAN MULTIFUNGSI 3.1.a. Definisi

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 17

    Bangunan multifungsi atau yang sering disebut mixed-use building

    muncul dari perilaku masyarakat urban yang senantiasa cenderung

    membutuhkan adanya kemudahan-kemudahan dalam setiap aktifitas

    kehidupannya, yang memiliki mobilitas cukup tinggi, praktis, efektif dan efisien.

    kondisi ini tercermin dalam beberapa fasilitas yang kian beragam di kota-kota

    besar yang menampilkan adanya penyatuan beberapa aktifitas manusia dalam

    satu wadah atau bangunan 14.

    Bangunan Multifungsi menurut Dimitri Procos ( 1976 ) adalah

    penggunaan campuran berbagai tata guna lahan/ fungsi dalam satu bangunan /

    gedung yang menampung penggunaan beberapa kegiatan yang memiliki

    keterkaitan yang erat antara masing-masing fungsi dihubungkan dengan

    ruang/area transisi yang dapat menyatukan & menyelaraskannya.

    3.1.b. Sejarah perkembangan

    Sejarah perkembangan dari Bangunan Multifungsi tersebut dimulai pada

    zaman industri, dimana perencanaan kota mulai difokuskan pada pencapaian

    yang mengharapkan suatu kondisi lingkungan untuk berdiam dan bekerja yang

    lebih baik. Seperti slogan yang ditulis oleh Eliel Saringen the cities an open

    book in which to reah aims ambitions dan pada abad 19 lahirlah doktrin

    tentang fungsional city dari ebnezer Howard. Konsep tersebut merupakan awal

    bentukan perencanaan bangunan multifungsi atau mixed use building.

    Pada kota-kota modern faktor waktu dan efisensi penggunaan tempat

    menentukan pertimbangan perencanaan kota, demikian azas pemanfaatan

    tanah secara efisien ( land consuming concept ) . kemudian aplikasi

    memecahkan masalah tertsebut, di kota manhattan, dibangunlah Rockefeler

    centre yaitu suatu bangunan yang berskala modern yang diterapkan pada pusat

    kota yang padat. Bangunan ini dibangun berdasarkan konsep multifungsi atau

    mixed-use yang berada pada satu bangunan. Konsep diatas merupakan

    alternatif pemecahan yang ideal untuk kota modern, yanmg mana didalamnya

    terbentuk keterpadatran wadah dan fungsi bangunan dengan tuntutan

    keefektifan aktifitas manusia. Dengan demikian bangunan multifungsi telah

    berusaha menjawab tentang perencanaan kota yang kompleks, dengan

    keterpaduan kegiatan yang saling berdekatandanmempunyai nilai lebih pada

    14 tugas akhir bangunan multifungsi di semarang sebagai landmark yang memperkuat legibility kawasan

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 18

    satu bangunan dengan efektifitas dan efisiensi pengoperasian kegiatan menjadi

    sangat besar.

    Berdasarkan sejarahnya, adanya bangunan multifungsi didasari atas

    motivasi-motivasi sebagai berikut :

    Peningkatan nilai guna sarana dan prasarana perkotaan melalui

    penggabungan dan pengaturan berbagai fungsi non kontradiktif ke dalam

    matriks ruang dan waktu yang terpadu.

    Pengguanan ruang secara maksimum untuk luasan permukaan tanah

    yang terbatas atau efisiensi tata guna lahan.

    Kemudahan komunikasi serta kelancaran pertukaran barang, jasa, dan

    pemikiran.

    Pendeknya jarak anatara berbagai fungsi dan aktifitas, untuk mengurangi

    beban pemborosan transportasi kota akibat mobilisaasi yang tinggi.

    Penghapusan segregasi sosial yang berlandaskan pada perbedaan

    tingkat ekonomi dan status sosial

    Pencapaian keseimbangan antara ekspresi kebutuhan dan aspirasi

    manusia dengan lingkungan fisik dan mekanik yang melayani kebutuhan

    hidupnya.

    3.1.c. Karakter Bangunan Multifungsi

    Bangunan multifungsi yang berorientasi pada pengertian fungsional

    komplek dengan perencanaan yang menerapkan mega struktur. Dalam

    pengertian yang lebih luas dapat terdiri dari beberapa struktur . massa dengan

    keterkaiatan integritas dan sistem. Ciri dari keberadaan struktur ini terletak pada

    fungsi yang mudah dikenali dan menjadi sebutan bagi bangunan tersebut.

    misalnya sebagai pusat kebudayaan yang didalamnya berkaiatan dengan funsi

    residensial dan komersial, seperti Boston Art Complex. Dalam perkembangan

    bentuk fisik, suatu bangunan multi fungsi deewasa ini perencanaannya

    dialokasikan pada lahan dengan pemanfaatan lahan secara intensif. Masa

    bangunan yang terjadi merupakan massa bangunan yang besar hal ini seakan

    sudah menjadi dasar filosofi dari bangunan multifungsi tersebut.

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 19

    Gambar 3.1 eksterior bangunan multifungsi Gambar 3.2 interior Masdar

    Masdar

    (Gambar 3.1 dan 3.2 Bangunan Multifungsi Bernama Masdar yang berdiri di Abu Dhabi

    bangunan ini menerapkan konsep mega struktur didalam pembangunannya Sumber : Preston

    D K- 24 Februari 2008 )

    3.1.d. Potensi Bangunan Multifungsi ( Mixed-use building ) di Solo

    Solo sebagai kota terbesar ke sepuluh di Indonesia memiliki

    perkembangan penduduk yang cukup tinggi. Pada saat ini kepadatan penduduk

    di kota solo diperkirakan 14.524 / km2. Dengan kepadatan penduduk yang

    cukup tinggi terutama pada daerah perkotaan yang merupakan Central Bisnis

    District di solo menyebabkan kebijakan baru pemerintah kota Surakarta untuk

    kebijakan mengenai pendirian bangunan tinggi pada daerah CBD tersebut

    ditujukan untuk pemaksimalan penggunaan lahan dan karena permintaan lahan

    yang cukup tinggi dan meningkat dari tahun ke tahun pada daerah tersebut 15.

    3.2 TINJAUAN UMUM KANTOR SEWA, APARTEMENT DAN MALL

    SEBAGAI BANGUNAN MULTIFUNGSI

    3.2.1 Kantor Sewa

    a. Pengertian

    Kantor sewa adalah wadah yang digunakan untuk menampung

    kegiatan manusia secara berkelompok, dengan sifatnya yang administratif serta

    melembaga dalam satu bentuk usaha yang komersial, dengan cara

    menyewakan lantai atau ruang kepada pihak yang memerlukan demi

    kelancaran usaha dalam mencapai tujuan. ( Drs. AK.Ramlie R. Mertawijaya,

    Strategi pengendalian Administratif Perusahaan )

    b. Fungsi, sifat , Karakter dan peranan Kantor Sewa ( Wimmer, han

    boyd, principle of real estate Urban Land Institute )

    15 Solopos 15 Desember 2008

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 20

    Fungsi

    Sebagai kantor sewa. Merupakan bangunan pelayanan umum

    dalam bidang jasa usaha yang bertugas mencari keuntungan

    Sifat

    Formil dan teratur sebagai bangunan bisnis dengan cara

    menyewakan ruang-ruang kantor

    Karakter

    Merupakan bangunan pelayanan umum dengan tingkat kesibukan

    yang relatif tinggi dan kontinue, serta menuntut sistem kegiatan

    yang lancar. Sebagai wadah kegiatan perkantoran, menuntut

    adanya karakter bangunan yang Representatif, Komersial dan

    tetap memperlihatkan kejelasan fungsi didalamnya.

    Peranan

    Dalam kedudukan sosial,ekonomi dan kultural masyarakat dapat

    ditinjau dari beberapa segi :

    - Sosial

    membentuk interaksi sosial antara golongan masyarakat

    berbagai tingkat stratifikasi dalam suatu wadah kegiatan

    - Ekonomi

    membuka kesempatan kerja bagi masyarakat banyak akibat

    timbulnya kegiatan tersebut. Juga dapat menopang

    perekonomian kota.

    - Budaya

    Berkembangbya kebudayaan masyarakat sejalan dengan

    perkembangan dunia usaha yang dapat menjadi pusat

    informasi sekaligus hasil produksi dari perusahaan yang

    menyewanya.

    maka secara umum kantor sewa tersebut diharapkan :

    1 ). Sebagai bangunan :

    a). memenuhi persyaratan teknis

    b). menampilkan citra arsitektur yang sesuai dengan fungsi serta

    keberadaannya

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 21

    Gambar 3.3 Bangunan Rental officce yang menampilkan citra arsitektur

    Sumber : City office, World wide virtual office & Office space solution

    2 ). Bagi masyarakat pemakai :

    a). kemudahan berhubungan dengan instansi yang dituju

    b). Bertambahnya sarana kota

    3 ). Bagi Pengusaha :

    a). mendapatkan ruang perkantoran yang cukup representatif

    b). Tersedianya fasiltas yang menunjang jasa usaha

    c). menumbuhkan suasana usaha yang lebih aktif

    4 ). Bagi lingkungannya :

    a). memperbaiki kondisi fisik dan non fisik lingkungan yang

    bersangkutan

    b). merupakan infrastruktur yang potensial dan positif

    c). merupakan bentuk pengolahan kegiatan komersial yang

    terencana dan fungsional.

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 22

    Gambar 3.3 Bangunan Rental officce yang potensial dan positif bagi lingkungannya

    Sumber : City office, World wide virtual office & Office space solution

    C. Macam kegiatan kantor Sewa

    1. Dari segi Penyewa Kantor Sewa dibagi menjadi 2 macam :

    Sebagai bentuk usaha sejenis, Kantor sewa dimana kantor-kantor

    yang menyewa dan menempati disitu terdiri dari satu kelompok

    usaha sejenis

    Sebagai bentuk usaha campuran, kantor sewa yang menyewakan

    ruang kantor kepada perusahaan dari berbagai macam

    usaha.sedangkan yang dimaksud dengan bangunan kantor sesuai

    dengan Peraturan Nasional, pada klasifikasi bangunan IV yaitu :

    Bangunan kantor adalah bangunan atau bagian dari

    bangunan yang diperuntukkan bagi maksud-maksud pengurusan

    administratif ataupun perdagangan ( tetapi bukan toko, gudang

    atau pabrik )dan termasuk gedung bank, Studio pemancar,

    gedung kantor, gedung pasar bursa dan bagian-bagian

    perkantoran tiap kelas penggunaan / penghuninya.

    2. Kantor sewa sebagai pusat perkantoran ( Wimmer, Han Boyd,

    Principle of real estate Urban Land institute )

    kantor sewa merupakan suatu fasilitas komersial, dimana menampung

    kegiatan-kegiatan yang bersifat administratif ataupun perdagangan jasa.

    Jenis perkantoran yang ditampung adalah ;

    Sesuai dengan peranannya sebagai bangunan komersial maka

    jenis kantor yang ditampung adalah yang berhubungan dengan

    bidang dunia usaha, perdagangan dan jasa.

    Penyewa dapat berasal dari perusahaan besar, sedang ataupun

    kecil yang berniat membuka perwakilan / kantornya pada gedung

    sewa tersebut.

    Dengan mengingat serta mempertimbangkan kebutuhan akan kantor

    sewa yang semakin meningkat :

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 23

    Perusahaan yang terus berkembang, sehingga memerlukan kantor

    sewa untuk menampung perkembangan pada perusahaan

    tersebut.

    Semakin banyaknya perusahaan baru yang mulai berdiri dan

    berkeinginan untuk berkelompok antara berbagi perusahaan

    dalam suatu wadah, dimana perusahaan tersebut membutuhkan

    ruang kantor pada jangka waktu tertentu.

    Para pengusaha membutuhkan ruang kantor yang cukup

    representatif, yaitu ruang kantor yang nyaman ( untuk

    mendapatkan kenyamanan bekerja dan meningkatkan prestasi

    kerja ) serta cukup bonafide sebagai prestige perusahaan demi

    kemajuan perusahaan.

    Pertimbangan bagi suatu bangunan kantor sewa :

    Pemanfaatan jumlah lantai sesuai dengan yang diijinkan

    semaksimal dan seefisien mungkin

    Peningkatan aktifitas pada bangunan kantor sewa ini, akibat

    adanya fasilitas penunjang kegiatan komersial yang disediakan.

    Perencanaan diharapkan dapat memperhatikan nilai :

    Manusiawi ( human performance )

    Teknis ( Technical and environmental Performance )

    Simbolis ( Simbolic Performance )

    Ekonomis ( Economic Performance )

    3. Kegiatan Kantor sewa ( wimmer, Han Boyd, Principle of Real

    Estate Urban Land Institute ).

    Sebagai perusahaan kantor sewa selaku pengoperasi.

    Melaksanakan tugas administratif sehari-hari, termasuk

    pemeliharaan gedung dan servis untuk para penyewa. Sebagai

    pusat informasi dengan memberikan nama-nama dan lain

    sebagainya dari perusahaan yang ada disana

    Sebagai pusat perkantoran

    merupakan pusat kegiatan administrasi bagi kantor-kantor yang

    menyewa. jadi merupakan rangkaian aktifitas : menghimpun,

    mencatat, mengolah, mengadakan, mengiriim, menyimpan dan

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 24

    lain sebagainya sesuai dengan aktifitas perkantoran pada

    umumnya.

    Sebagai pusat kegiatan bisnis

    Wadah kegiatan transaksi, pertemuan dengan klien atau relasi

    serta kegiatan lainnya yang berhubungan dengan dunia bisnis.

    3.2.2 Apartemen

    3.2.2.1 Definisi Apartemen

    Beberapa definisi apartemen diperoleh dari beberapa sumber :

    1. Apartemen, is a structure containing three or more dwelling

    units. The apartemen, aform komunal living is an out growth of

    need to house more people on limited ground area16

    Apartemen adalah suatu struktur bentuk bangunan yang

    terdiridari bangunan bertumpuk-tumpuk atau beberapa unit

    tempat tinggal. Rumah tinggal apartemen adalah suatu bentuk

    tempat tinggal bersama cocok untuk keperluan tempat tinggal

    bagi orang banyak pada suatu daerah yang terbatas tanahnya.

    2. A Building containing such group of room send apart house

    also see efficience apartemen, garden apartement, apartement

    hotel17

    Suatu bangunan yang terdiri dari beberapa ruangan, tempat

    tinggal, apartemen juga mempertimbangkan

    efisiensi,keindahan ( apartemen yang dilengkapi dengan

    taman, apartemen hotel ).

    Apartemen dalam bahasa Indonesia disebut apartemen adalah

    merupakan kamar atau beberapa kamar dalam ( ruang ) yang

    diperuntukkan sebagai tempat tinggal terdapat dalam satu

    bangunan 18.

    3.2.2.2 Tipe Apartemen

    Jenis satu tempat tidur, biasanya ditempati eksekutif muda

    16 The american Peoples Encyclopedia, New York. 1992 17 Crryl m harris, Dictionary of architecture and construction, New york 1975 18 Departemen Pendidikan dan Kebudayan. Kamus besar bahasa indonesia. Balai Pustaka . Jakarta. 1976

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 25

    yang rata-rata belum berkeluarga ataupun menjadikan

    apartemen tersebut sebagai rumah keduanya dan berasal Bari

    daerah lain, sehingga aparteman tersebut hanya sesekali

    ditempati sebagai tempat singgah. Rata-rata umur penyewa

    berkisar antara 27-40 tahun.

    Dua tempat tidur, biasanya ditempati bagi pasangan muda

    maupun keluarga kecil dengan anak yang masih balita. Rata

    rata umur penyewa berkisar antara 30-39 tahun

    Tiga tempat tidur, biasanya disiapkan bagi keluarga kecil dengan

    satu ataupun dua anak. Rata rata umur penyewa antara 40-50

    tahun

    Sedangkan tipe lain kurang diminati penyewa karena

    dirasa kurang efisien dan tidak sesuai dengan kebutuhan penyewa.

    Selain itu diatas umur 50 tahun biasanya seorang eksekutif Akan

    lebih memilih untuk memiliki hunian yang lebih pribadi dan jauh

    dari kebisingan kota 19.

    Perhitungan type seta perbandingan jumlah unit yang akan disediakan dapat dihitung:

    Type A. Stu tempat Tidur ( Apartement type studio ) kelompok

    umu 27-40 tahun

    Gambar 3.4 Apartemen type Studio

    Sumber: www.pavillionpark.com

    Type B, Dua tempat tidur : Kelompok umu 30-39 tahun

    19 Rosalina konsep Perencanaan dan perancangan Bangunan Multifungsi (Rental office dan Apartemen ) di Semarang yang memperkuat legibility kawasan

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 26

    Gambar 3.5 Apartemen type dua tempat tidur

    Sumber : : www.pavillionpark.com

    Type C, Tiga Tempat tidur: Kelompok Umur 40-50 tahun

    Gambar 3.6 Apartement type tiga tempat tidur

    Sumber : : www.pavillionpark.com

    Gambar 3.7 Denah tipikal dalam bangunan yang memuat keseluruhan unit

    Sumber : Thamrin Eksekutive Residence

    3.2.3 Mall

    Mall merupakan sebuah pusat perbelanjaan yang bersifat

    komersial dimana seseorang biasanya dapat memenuhi kebutuhan

    sehari-hari didalamnya. mall bersifat ruang urban dimana masyarakat

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 27

    biasa berbelanja, berkumpul atau sekedar jalan-jalan untuk refreshing

    keluar dari kepenatan sehari-hari.

    Prinsip-prinsipShopping mall

    1- terdiri dai jalur pejalan kaki utama ( pedestrian way ) koridor utama dengan

    satu atau lebih tambahan jalur pejalan kaki atau koridor tambahan yang

    berhubungan dengan koridor utama dan lokasi parkir atau jalan yang

    berdekatan.

    2- Semua toko menghadapdan memiliki pintu masuk kearah koridor baik utama

    maupun tambahan

    3- Untuk mengatasi masalah parkir karena tingginya harga dan semakin

    berkurangnya lahan bagi sebuah shopping mall, maka dapat disediakan

    bangunan parkir bertingkat ( double decked ) atau basement.

    4- Mall dapat bersifat :

    terbuka, dengan pelindung terhadap cuaca yang semata-mata berupa

    kanopi yang menerus sepanjang bagian depan pertokoan

    Tertutup penuh pada bagian atas tetapi tetap terbuka pada bagian awal

    dan akhir mall.

    tertutup penuh dengan membutuhkan sistem pengkondisian udara

    buatan, sering disebut dengan EMAC ( Enclosed mall air Conditioned )

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 28

    Gambar 3.3 : Solo Grandmall Gambar 3.4 : Siteplan solo Grand mall

    ( gambar 3.3 & 3.4 Sumber : google.com- Indomegah architect )

    5. Arah pergerakan pengunjung harus melewati bagian depan darri pertokoan.

    Elemen-elemen dalam shopping Mall20

    Shopping mall pada dasarnya merupakan penggmbaran dari kota yang

    terbentuk oleh beberapa elemen, yaitu sebagi berikut :

    Magnet Primer, merupakan transformasi dari node yang berfungsi

    sebagai titik konsentrasi dan dapat pula berfungsi sebagai landmark.

    Perwujudannya berupa Plaza dalam shopping mall.

    Magnet Sekunder, merupakan Tansformasi dari district. perwujudannya

    berupa toko-toko pengecer misalnya : retail store, departemen store,

    supermarket,cineplex dan lin sebagainya.

    Street mall merupakan transformasi dari path. perwujudannya

    merupakan jalur pejlan kaki yang menghubungkan antara magnet-

    magnet tersebut.

    3.3 TINJAUAN UMUM ARSITEKTUR HEMAT ENERGI

    3.3.1 Pengaertian Arsitektur hemat energi21

    Arsitektur hemat energi (Energy-Efficient Architecture) adalahArsitektur yang

    berlandaskan pada pemikiran "meminimalkanpenggunaan energi tanpa

    membatasi atau merubah fungsibangunan, kenyamanan maupun

    produktivitas penghuninya dengan memanfaatkan rains dan teknologi

    mutakhir secara aktif.Mengoptimasikan sistim tata udara-tata cahaya,

    integrasi antarasistim tata udara buatan alamiah, sistim tata cahaya

    buatan-alamiah serta sinergi antara metode pasif dan akt i f

    dengan material dan instrumen hemat energi. Credo form follows

    20 Tugas akhir Mixed-use city hotel dan shopping mall di kota lama semarang

    21 a Jimmy Priatman, 'Energy-Efficient Anchitlecture,Paradigma dan Manifestasi Arsitektur Hijeue,Dirnensi Teknik

    Arsitektur Vol. 30, No. 2, Desember 2002 167 175 Jurusan Teknik Arsitektur,Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan -

    Universitas Kristen Petra, halaman 170

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 29

    function bergeser menjadi form follows energy yang berdasarkan pada

    pr insip konservasi energi (non-renewable resources). Para

    pelopor arsitektur ini tercatat Norman Foster, Jean Nouvel,

    ingenhoven Overdiek & partners.

    3.3.2 Situasi Energi di Dunia Arsitektural Indonesia

    Di Indonesia konsumsi energi primer (minyak tanah)

    masih banyak digunakan untuk keperluan memasak, namun melihat kian

    tingginya Iaju penggunaan energi listrik (7%) dengan asumsi bahwa 50%

    dari kebutuhan energi listrik terserap pads sektor bangunan, maka sektor

    rumah tinggal berperan besar dalam mengkonsumsi listrik balk untuk

    keperluan penerangan, peralatan rumah tangga maupun untuk

    pengkondisian ruang (sistim HVAC). Pola konsumsi energi untuk sektor

    bangunan komersial dapat diwakili dari hasil penelitian penggunaan

    energi untuk gedung perkantoran ASEAN, dimana 50-60% untuk sistim

    AC, 30% untuk tata cahaya clan sisanya untuk peralatan mesin lainnya

    (elevator,pompa air, STP Plant clan sebagainya). Bertitik tolak dari distribusi

    pola penggunaan energi untuk sektor tersebut diatas. maka tujuan utama clan

    penghematan energi dapat difokuskan pads sistim tata udara maupun tata

    cahaya dimana keberadaan bangunanmemainkan peran yang sangat

    penting.

    3.3.3. Strategi Disain Sadar Energi Pada BangunanKomersial

    Peranan bangunan adalah sebagai tempat bernaung (shelter)

    manusia dari pengaruh cuaca clan iklim di lingkungannya. Oleh karena

    i tu keberadaan bangunan secara menyeluruh perlu

    diperhatikan, mulai dari aspek kekokohan (struktur), aspek

    kenyamanan (sist im kenyamanan yang handal) clan aspek

    estetika (arsitektur). Disain Sadar Energi memadukan antara

    kebutuhan akan kenyamanan dalam tatanan arsitektur yang balk

    sehingga dapat mencapai ni lai tambah (added value) yang

    diharapkan. Supaya bangunan dapat berperan dengan balk

    sebagai filter lingkungan, berikut beberapa pemikiran yang akan menjadi

    konsep dasar Disain Sadar Energi

    Untuk mencapai kenyamanan termal didalam

    ruang, maka bangunan harus dirancang sedemikian

    rupa untuk dapat mengontrol perolehan panes

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 30

    matahari sesuai dengan kebu tuhannya .

    D ip e r lu ka n s t r a t e g i p end in g in an

    d an p en u ru n a n ke le m b a b an ( c o o l i n g a n d

    d e h u m i d i f i c a t i o n strategy), mengingat temperatur

    luar rata rata di Indonesia DBT=28-35 C dengan

    kelembaban relatif RH= 80-100%.

    Untuk mencapai kenyamanan visual didalam ruang,

    maka bangunan harus dirancang untuk mengontol

    strategi optimasi penerangan alamiah ( daylight strategy)

    mengingat illuminasi luar rata-rata di Indonesia

    mencapai E = 10.000 Lux

    Kontrol Lingkungan Pasif dilakukan untuk

    mencapai kenyamanan termal maupun visual dengan

    memanfaatkan seluruh potensi iklim setempat yang

    dikontrol dengan elemen elemen bangunan (atap,

    Dinding, lanta i , p intu, jendela,aksesori ,

    lansekap ) yang d i rancang tanpa

    meenggunakan energi l is t r ik .

    K o n t r o l L i n g k u n g a n A k t i f d i l a k u k a n u n t u k

    m e n c a p a i kenyamanan termal maupun visua l

    dengan memanfaatkan p o t e n s i i k l i m y a n g

    a d a d a n d i r a n c a n g d e n g a n

    b a n t u a n teknologi maupun inst rumen yang

    menggunakan energi (listrik).

    Kontrol Lingkungan Hibrid dilakukan untuk mencapai

    kenyamana thermal dengan kombinasi aktif dan pasif

    untuk memperoleh kinerja bangunan yang maksimal

    Untuk mencapai sasaran penghematan energi yang

    optimal,maka prioritas utama adalah kontrol pasif, lalu

    disusulkontrol hibrid dan kontrol aktif sebagai pilihan

    akhir.

    Pada bangunan komersial (gedung perkantoran, perhotelan,

    apartemen, pusat pertokoan, rumah sakit) penggunaan energi untuk

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 31

    kenyamanan termal berkisar 50%-60%, sedangkan untuk kenyamanan

    visual berkisar 30%, maka jumlah penggunaanenergi tergantung dari

    banyak faktor yang secara bertingkat,

    diurutkan sbb:

    FungsiBangunan

    Tipe Kontrol Lingkungan

    Distribusi Energi

    Jadwal Operasional

    Arus Ventilasi

    Kualitas Termal Bangunan

    Strategi utama untuk disain sadar energi adalah:

    Pendinginan dan Penurunan Kelembaban

    Minimasi Beban Pendinginan (cooling load)

    Optimasi Penerangan Alam

    Strategi kontrol pasif adalah:

    Optimasi penerangan alam (slang hari)

    Strategi kontrol aktif adalah-.

    Optimasi ventilasi buatan dengan HVAC (Heating- Ventilating-

    Air Conditioning)

    Implementasi ke bangunan:

    - Tapak

    Karakteristik tapak perlu dipahami dengan balk untuk

    m e n g o p t i m a l k a n p o t e n s i y a n g a d a u n t u k m e n c a p a i

    penghematan energi yang mel ipub pemahaman ukuran,

    bentuk, kemiringan/kedataran, akses dan view tapak, lokasl dari

    bangunan lain disekitarnya, vegetasi. Lintasan matahari, a r a h d a n

    k e c e p a t a n a n g i n , i n t e r v a l t e m p e r a t u r d a n kelembaban

    udara serta curah hujan perlu dianalisa. Lokasi jaringan utilitas

    umum serta peraturan tata bangunan, traffic kola perlu

    diperhitungkan untuk menentukan bagian lahan yang paling tepat

    untuk meletakkan bangunan .

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 32

    - Orientasi bangunan sebagian besar arah Timur - selatan

    Tatanan ruang dalam dirancang untuk memenuhi gaya

    hidup para penghuninya sedemikian rupa untuk memperoleh

    k e n y a m a n a n t e rm a l s e c a ra p a s i f , m i s a i n y a d e n g a n

    menempatkan ruang ruang bersama (living zones) dengan arah

    angin yang tepat untuk penghawaan maksimum atau pads lintasan

    matahari sepanjang tahun untuk memperoleh pemanasan pasif. Perlu

    dianalisa thermal zoning ruangan untuk penempatan yang

    menguntungkan bagi penghematan energi.

    - Bentuk Minimasi surface to volume ratio

    Bentuk bangunan mempunyai dampak langsung terhadap

    penggunaan energi yang meliputi bangun geometric, struktur,komposisi,

    ketinggian, daerah - daerah bukaan, posisi terhadap bangunan

    lain (spacing and distance). Disini ratio area se lubung bangunan

    terhadap vo lume bangunan menentukan tingkat perolehan panas.

    -Facade - minimasi window to wall rasio

    - Minimasi OTTV < 45 W/M 2

    - Minimasi Koefisien Peneduh Kaca (SC)

    - Minimasi konduktansi kaca

    - Maximasi insulasi atap-dinding

    -Minimasi absorpsi atap-dinding

    - Minimasi infiltrasi

    Pengolahan fasade bangunan dengan relevansinya pads ratio area

    pembukaan / jendela dengan dinding tidak tembus cahaya beserta

    dengan penentuan material selubung bangunan berperan penting

    sebagai transmitter, reflector, absorber kondisi cuaca ekstemal.

    3.3.4 Kriteria Disain Sadar Energi22

    Kriteria kenyamanan yang perfu dicapai Kenyamanan Termal:

    - Temperatur Udara : DBT =24-26 0 C

    22 Tugas akhir bangunan hemat energy Astuning hariri

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 33

    - Kelembaban Udara -. RH =50-60% Kenyamanan Visual:

    - Tingkat Iluminasi : E =200-300 Lux Fasade Bangunan:

    - OTTV Dinding 45 W/M 2

    - RTTV Atap S 45 W/M 2

    - Energy Effiency Index,

    - EEI Gedung Kantor !s 189 Kwh/M 2rTahun EEI Apartemen s 158 Kwh/M

    2/Tahun EEI Hotel 5 221 Kwh/M 21Tahun

    3.3.5. Pemanfaatan Software Untuk Penataan Energi

    Bangunan23

    Saat ini kits hidup dalam dunia teknologi informasi dan

    komputer. Kita dapat memperoleh informasi tentang perkembangan

    teknologi dengan cepat melalui intemet dan menata energi

    bangunan kits dengan bantuan komputer.Beberapa

    perangka t sof tware yang mendukung Penataan energy

    dalam bangunan :

    Frame plus V5.1

    Program FRAME plus bermanfaat untuk menghitung

    perpindahan panas yang terjadi pads jendela dan pintu. Jika panas

    dari dalam ruang terialu banyak terbuang sia-sia keluar, sudah tentu

    penggunaan energi untuk menghangatkan ruang menjadi tidak efisien.

    Bahan selubung bangunan (dinding, penutup bukaan, atap, lantai) sangat

    menentukan tingkat perpindahan panas diantara kedua sisinya.

    RETScreen

    RETScreen Intemational berguna untuk menganalisis atau

    menghitung biaya yang diper iukan untuk mendesain energi

    sebuah bangunan (model) sesuai dengan piranti energi yang

    dipergunakan, yaitu energi angin, hidro kecil, photovoltaic,

    pemanasan massa b io , pemanasan uda ra dengan su rya ,

    pemanasan air dengan surya dan pemanasan alami dengan surya. Hasil

    23 Prasasto Satwiko,2005.Arsitekturr Sadar Energi Pemanfaatan Komputer dan Internet untuk Merancang Bangunan Ramah Lingkungan-Andi Offset. Yogyakarta halaman 141

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 34

    dari analisis adalah sebuah grafik yang dilengkapi dengan perhitungan

    biaya yang harus dikeluarkan untuk sebuah desain bangunan (model).

    Energy Plus versi 1.2 EnergyPlus adalah program simulasi yang dirancang untuk

    memodelkan bangunan dengan seluruh peralatan heating

    (pemanasan), ventilation (ventilasi) dan air conditioning (pengkondisian

    udara).

    BAB IV BANGUNAN MULTIFUNGSI YANG DIRENCANAKAN DI KOTA

    SURAKARTA

    4.1. ARAHAN BANGUNAN MULTIFUNGSI YANG DIRENCANAKAN 4.1.1. Tujuan Bangunan Multifungsi

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 35

    Dalam menentukan arahan desain perancangan , kita perlu kembali

    melihat apa tujuan didirikannya Bangunan Mulifungsi Pendekatan Hemat

    energi di Kota Surakarta ini, pada bab terdahulu telah disebutkan secara

    tersirat didalam Latar belakang yaitu untuk memenuhi kebutuhan

    konsumen akan bangunan multifungsi khususnya beberapa fasilitas

    bangunan multifungsi didalam satu bangunan. Sedangkan Pendekatan

    Hemat Energi merupakan bentuk kesadaran akan kondisi energi di

    Indonesia saat ini, selain juga sebagai nilai tambah perencanaan. Desain

    Hemat Energi juga menjadi dasar pertimbangan dalam perencanaan dan

    perancangan bangunan multifungsi.

    4.1.2. Fungsi dan sifat bangunan Multifungsi yang di rencanakan

    Fungsi :

    Bangunan multifungsi yang memiliki beragam fungsi fasilitas memiliki

    fungsi yang berbeda . fungsi fasiitas apartement memiliki fungsi sebagai

    hunian baik sementara maupun permanen yang menekankan pada

    aspek kenyamanan didalamnya.

    Sifat :

    Sebagai bangunan multifungsi yang memiliki beragam fungsi fasilitas

    dimana fungsi fasilitas tersebut semuanya tercakup ke dalam komersial

    building maka bangunan multifungsi ini memiliki kesamaan sifat antara

    fungsi fasilitas satu dengan fungsi fasilitas lainnya. Secara spesifiknya

    dapat dijabarkan sebagai berikut,

    - Fungsi fasilitas perkantoran maka bangunan tersebut harus

    mempunyai sifat yang bonafid, kesan formal, dan teratur sebagai

    bangunan bisnis dengan cara menyewakan ruang-ruang kantor

    - Fungsi fasilitas Apartement maka bangunan multifungsi ini

    mempunyai sifat bonafid, penampilan yang representatif dan yang

    terpenting memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi

    penghuni apartement tersebut.

    - Fungsi fasilitas mall maka bangunan multifungsi ini mempunyai

    sifat yang benar-benar komersial building, disini dapat diartikan

    Profit Oriented jadi bangunan multifungsi ini harus sangat efisien

    baik dalam segi peruangan, modulasi kolom dan penggunaan

    energi.

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 36

    Karakter :

    merupakan bangunanpelayanan umum dengan tingkat kesibukan nyang

    relatif tinggi dan kontinyu, serta menuntut sistem kegiatan yang lancar.

    Sebagai wadah Perkantoan, Apartemen dan mall menuntut adanya

    karakter bangunan yang representatif, komersial bonafide dan tetap

    memeperlihatkan kejelasan fungsi didalamnya. sebagai pertimbangan :

    - Efisiensi penggunaan site

    - Kesesuaian dengan lingkungan

    - Penampilan bangunan yang cukup Repesentatif dan Bonafid

    - Bentuk massa yang jelas dan terbuka

    4.2 DASAR PERENCANAAN BNGUNAN MULTIFUNGSI

    4.2.1 Studi Penentuan User

    Dalam menentukan Taget user yang direncanakan dipengaruhi oleh:

    Tingkat ekonomi masyarakat.

    - Sasaran user dari mall adalah semua masyarakat baik dari tingkat

    ekonomi bawah sampai tingkat ekonomi atas, hal ini muncul karena

    alasan bahwa konsep yang diusung mall ini sendiri adalah mall yang

    lebih manusiawi dibanding mall-mall yang telah ada sebelumnya, jadi

    sasaran user yang direncanakan meliputi semua strata ekonomi, selain

    itu mall ini nantinya juga akan mempunyai ruang komunal yang akan

    mewadahi Komunitas Hik tradisional Khas solo.

    - Sasaran user dari apartemen dilihat dari segi ekonomi adalah golongan

    ekonomi menengah keatas, hal ini muncul dengan alasan bahwa

    kebutuhan di perkotaan merupakan investasi yang sangat tinggi dan

    menjanjikan provit yang cukup banyak bagi pemiliknya, Apartemen

    sebagai hunian yang lengkap dalam arti pemenuhan fasilitas bagi user

    adalah jawaban akan kebutuhan dan gaya hidup penghuni di perkotaan

    yang ingin serba efektif dan efisien.

    - Sasaran dari kantor sewa dilihat dari segi ekonomi adalah golongan

    ekonomi menengah keatas, hal ini muncul karena dengan alasan kantor

    sewa yang ada didalam bangunan multifungsi ini mempunyai nilai

    prestise yang tinggi sehingga user yang direncanakan akan memiliki

    kantor sewa ini golongan ekonomi menengah atas.

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 37

    4.2.2 Studi Penentuan Fasilitas Dalam Bangunan Multifungsi

    Dalam menetukan pendekatan kegiatan makro yang akan diwadahi oleh

    bangunan multifungsi yang dirancang, didasarkan pada :

    - Studi kasus yang telah ada

    - Tinjauan kebutuhan calon pengguna bangunan multifungsi

    diSurakarta

    Sehingga dalam banngunan multifungsi yang menampung

    kegiatan kantor sewa apartemen dan mall di Surakarta tersebut,

    sesuai dengan kriteria diatas dan telah ditinjau dalam studi yang

    dilakukan pada bab sebelumnya, maka fasilitas yang diperlukan

    berupa :

    a.) Fasilitas bagi Kegiatan Kantor sewa ( Rental Office), berupa

    unit-unit kantor sewa

    b.) Fasilitas bagi kegiatan Apartemen, berupa unit-unit Hunian

    c.) Fasilitas bagi kegiatan Mall ( Pusat perbelanjaan ) berupa unit-

    unit retail

    d.) Fasilitas pendukung berdasarkan studi dari fasilitas pendukung

    pada Kantor Sewa, Apartemen, dan Mall :

    - Fasilitas Parkir

    - Fasilitas kesehatan berupa medical centre dan apotik

    - Fasilitas Food court, cafe maupun restaurant

    - Fasilitas bagi rental Office, berupa perpustakaan, Exhibition hall

    dan Converention hall

    - Fasiltas laundry bagi hunian dalam apartemen

    - Fasilitas olahraga berupa kolam renang, fitness centre dan jogging

    track

    - Fasilitas rekreasi : Playground,Internet, jogging track, taman kota

    - Fasilitas Ibadah : Berupa Mushalla

    4.2.2.1 Kantor Sewa ( Rental Office )

    a. Studi Penentuan fasilitas kantor Sewa

    Dengan mempertimbangkan pada kegiatan yang akan ditampung

    serta kebutuhan pada bangunan kantor sewa berdasarkan studi mengenai

    bangunan kantor sewa yang telah ada serta tinjauan mengenai calon pengguna

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 38

    kantor sewa di Surakarta yangmerupakan kaum eksekutif muda dan golongan

    menengah keatas maka dapat ditentukan :

    Fasilitas yang menampung kegiatan yang akan diwadahi oleh Kantor

    Fasilitas yang melengkapi kegiatan kantor

    Fasilitas yang merupakan Pelayanan kegiatan pada pemakai kantor

    sewa.

    Jadi fasilitas kantor sewa yang akan ditampung didalamnya berupa :

    kantor-kantor pedagangan pewakilan dari industri menengah dan besar

    Kantor bidang jasa kontraktor,biro hukum,biro asitek,telkomunikasi dan

    bidang jasa lainnya.

    Kantor cabang Bank umum swasta dan nasional

    b.Penetuan fasilitas penunjang

    Penentuan fasilitas penunjang tesebut didasarkan studi mengenai

    kebutuhan pada bangunan kantor sewa yang telah ada sebelumnya,

    diantaranya Foodcourt, Exhibitionhall, Converence Hall.

    4.2.2.2 Apartemen

    Menurut Thorstein Vablen, sosiolog pengamat kaum kelas atas,

    Leissure class, demikian disebutnya, muncul karena makin tinggi tingkat

    kepemilikan ( dikaitkan dengan kekayaan yang makin besar ). Seseorang yang

    masuk dalam kelompok ini cenderung ingin hidup lebih enak,hak istimewa, seta

    eksklusivitasnya tinggi. Mereka cenderung ingin berada dalam sentuhan sosial

    yang sekelas untuk mendapatkan suasan yang nyaman dimana mereka bisa

    menikmati kekayaannya,serta membutuhkan pengakuan dari masyarakat

    leissure class, atas keberadaan dan prestasinya.

    Ciri dan karakter umum sebuah Apartemen yang rata-rata dihunioleh para kaum

    atas yaitu :

    Individualisme, mementingkan dii sendiri,keuntungan pribadi toleransi

    endah,tidak mau tahu urusan orang lain.

    Tuntutan privacy : mengutamakan privacy pribadi, keluarga maupun

    kelompok lingkukngannya dan untuk mengejar privacy tidak segan-

    segan mengeluarkan uang yang mengarah pada pemborosan.

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 39

    Untuk kehidupan sosial masyarakat kelas atas, meskipun lebih bersifat

    individual,tetapi tetap membutuhkan adanya interaksi sosial masyarakat yang

    disekitarnya. Kontak sosial yang terjadi diantara mereka mengenal sesamanya

    melalui interaksi sosial pada kegiatan kelompok-kelomppok tertentu,misalnya

    seprofesi atau sebidang usaha dengan pergulan yang bersifat instrumental,

    yang memandang orang lain bukan sebagai pribadi ( Impresional ) tetapi

    sebagai peran tertentu berdasar manfaat.Mereka membutuhkan tuka informasi

    atau komunikasi sesama atau pihak lain yang berkepentingan demi wawasan

    usahanya.

    Dengan memperhatikan beberapa faktor aspek perencanaan

    perancangan apartemen, serta yang menjadi dasar dari segi fungsionalnya

    diperlukan pemisahan secara jelas antar zona publik, semi prifat dan prifat.

    Karena dalam sebuah apartemen, penyewa sangat menginginkan adanya

    pemisahan antar fasilitas satu dengan yang lainnya.

    a.Studi penentuan fasilitas Apatemen

    Studi penentuan fasilitas dari apartemen ditentukan dari studi mengenai sasaran

    calon pengguna Apartemen di surakarta yang digolongkan dalam masyarakat

    menengah keatas dan sebagian besar adalah kaum eksekutif muda yang

    mempunyai karakter dan kebiasaan-kebiasaan sebagai beikut

    Karakter :

    Ambisius,Profesional, dan Optimistik

    Produktifitas yang tinggi dengan tekanan strss yang dialami cukup tinggi

    Dinamis dan efisien

    Waktu tinggal di tempat hunian relatif lebih sedikit dibanding di tempat

    lain.

    memelihara stress kondisi dengan kegiatan olahraga peorangan/yang

    bisa dilakukan secara individual.

    Kebiasaan :

    Memiliki rasa individualitas yang tinggi sehingga tuntutan privacy pada

    area hunian tinggi. Mereka tidak menghendaki adanya gangguan dari

    orang lain.

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 40

    menyukai hal-hal yang bersifat tenang

    Sebagian merupakan keluarga kecil pasangan muda bahkan sebagian

    menempati apartemenuntuk ditinggali sendiri

    Kontak sosil interpersonal dan bersifat utiler ( berdasarkan manfaat )

    Lebihmengutamakan kepraktisan

    Gaya Hidup

    Jam kerja antara 08.00-17.00

    Olahraga yang banyak digemari adalah fitnesw dan renang

    Biasanya memiliki lebih dari satubuah jenis mobil

    Lebih senang makan diluar sehingga tidak begitu membutuhkan dapur

    meski begitu keberadaan pantry atau dapur bersih mutlak diperlukan

    Memerlukan jasa loundry untuk mencuci dan merapikan pakaian

    Kegiatan pada akhir pecan biasanya dihabiskan diluar kota ataupun

    bersantai dalam rumah dan melakukan olahraga kegemaran.

    b. Tuntutan dalam memilih apartemen :

    Tipe apartemen yang banyak dipilih adalah apartemen dengan 2-3 ruang

    tidur atau 1 ruang tidur

    Jenis bangunan yang dipilih adalah bangunan yang bergaya modern

    Lebih memilih apartemen yang menyediakan kebutuhannya dalam

    bangunan sehingga tidak perlu pergi keluar dalam memenuhi

    kebutuhannya dikarenakan waktu mereka yang sebagian besar habis

    dalam berkarier

    c. Berdasarkan studi yang telah ada maka kegiatan yang harus di tampung

    dalam apartemen adalah :

    Fungsi kegiatan hunian

    Fungsi kegiatan penunjang kebutuhan hunian

    Fungsi kebutuhan olahraga dan rekreatif

    d. Fasilitas dalam apartemen di semarang :

    Wadah kegiatan hunian berupa unit-unit tempat tinggal

    Wadah kegiatan penunjang : laundry,foodcoourt, garasi,swalayan.

    Wadah kegiatan olahraga : Kolam renang,fitness centre

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 41

    Wadah kegiatan Rekreasi, Spa dan body treatment

    - Fasilitas pendukung dalam bangunan multifungsi ( Kantor sewa,

    Apartemen dan Mall ) di Surakarta

    a. Fasilitas dalam bangunan

    Dalam bangunan multifungsi yang menampung kegiatan apartemen,

    kantor sewa dan mall maka fasilitas yang diperlukan berupa :

    Fasilitas bagi kegiatan kantor sewa berupa unit-unit kantor sewa

    Fasilitas bagi kegiatan Apartemen berupa unit-unit hunian

    Fasilitas bagi kegiatan mall berupa unit-unit retail

    Fasilitas pendukung berdasarkan studi dari fasilitas pendukung kantor sewa,

    apartemen dan mall yang telah ada.

    - Fasilitas Parkir

    - Fasilitas kesehatan berupa medical centre dan apotik

    - Fasilitas food court, caf maupun Restaurant

    - Fasilitas bagi rental office berupa perpustakaan, exhibition hall

    dan converention hall.

    - Fasilitas loundry bagi hunian dan apartemen

    - Fasilitas olahraga berupa : Kolam renang, fitness centre

    - Fasilitas rekreasi : Playground,internet,spa dan body treatment

    ( salon )

    - Fasilitas Ibadah : berupa mushalla

    b. Tuntutan dalam Bangunan Multifungsi berdasarkan User / sasaran

    Pengguna bangunan

    Merencanakan sebuah hunian akan selalu berkaitan

    dengan penggunanya.bangunan multifungsi dalam hal ini

    menampung kegiatan perkantoran bisnis dan hunian akan terkait

    dengan perilaku dan budaya penghuninya, karena manusia akan

    selalu terkait dengan setting lingkungannya.

    Kelompok sasaran penghuni dalam bangunan muultifungsi

    di surakarta ini adaloah terdiri dari kaum eksekutif dan golongan

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 42

    menengah keatas dengan ekonomi serta intelektual yang tinggi

    merupakan basis masyarakat modern, dengan perilakku sebagai

    berikut :

    Mempunyai budaya yang komlek dan tinggi

    Terbiasa dengan pola kehidupan perkotaan, cenderung

    menyukai hal-hal yang praktis, efektif dan rasional

    Hubungan antar individu lebih berdasar pada pertimbangan

    ekonomi

    Sangat tergantung pada teknologi

    Mudah menyesuaikan dengan perubahan dan mobilitas

    Individualitas tinggi

    Kontak social bila diperlukan

    Persepsi tentang hunian merupakan status sekaligus symbol

    social

    Tuntutan:

    Tuntutan security dan safety

    Self Preservation ( Perlindungan diri )

    Ekonomi Security ( Perlindungan harta benda )

    Savety

    Aman terhadap bahaya kebakaran

    Kelengkapan sarana mengatasi bahaya kebakaran

    Tuntutan kenyamanan ( Comfort )

    1- Physical Comfort

    Bebas dari gangguan : Panas matahari, hujan, dingin,kelembaban

    dan bising

    2- Spiritual

    Keprivacyan yang tinggi

    3- Tuntutan social dan lingkungan

    Pencapaian yang mudah

    Fasilitas rekreasi dan lahraga

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 43

    4.2.3 Study Teritory Dalam Bangunan Multifungsi Sebagai Penunjang

    Kebutuhan Privacy

    4.2.3.1Study Privacy dalam Bangunan

    Bagi para eksekutif dan golongan ekonomi menengah keatas

    maka masalah privacy menjadi suatu tuntutan yang tak terelakkan,

    sebagaia suatu akibat dari tuntutan standard hidup yang modern.

    Pandangan beberapa ahli mengenai Privacy berdasarkan kajian

    pustaka yang telah ada maka dapat disimpulkan :

    a. Privacy merupakan suatu meknisme yang mengatur sejauh

    mana hubungan pribadi dengan orang lain dapat dilakukan

    b. Privacy dapat dilakukan untuk pribadi atau kelompok

    c. Privacy memerlukan pembatas audio visual

    d. Privacy tidak hanya terbatas pada ruang didalam bangunan

    saja tetapi juga meliputi ruang diluar bangunan

    4.2.3.2 Study Teritori dalam bangunan multifungsi

    Sebagai bangunan yang menampung fungsi kegiatan

    berbeda dimana kegiatan-kegiatan tersebut masing-masing memiliki

    tuntutan terhadap tingkat privacy yang berbeda, maka harus terdapat

    teritori yang jelas yang memisahkan fungsi-fungsi kegiatan didalamnya

    baik dengan batasan fisik yang massif maupun transparan berdasarkan

    kebutuhan akan territory masing-masing kegiatan didalamnya sehingga

    tidak terjadi crowding dan privacy yang diinginkan pada masing-msing

    kegiatan dapat tercapai.

    a. Sirkulasi

    Sistem Sirkulasi merupakan faktor yang sangat menentukan bagi

    berhasilnya suatu territory yang baik dalam suatu kegiatan. Sebuah

    sirkulasi yang terancang baik dengan jalur-jalur yang memisahkan

    antara kegiatan satu dengan kegiatan yang lainnya dengan

    memperhitungkan kebutuhan dan tingkat laju sirkulasi yang

    diperlukan tiap kegiatan akan membentuk suatu kenyamanan dalam

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 44

    melakukan masing-masing kegiatan. Apabila sebuah sirkulasi tidak

    dirancang dengan baik maka akan terjadi crowding karena mudah

    sekali terjdai bentrok antar kebutuhan kegiatan yang berbeda.

    Dalam bangunan multifungsi yang menampung fungsi kegiatan utama

    apartemen, Kantor sewa dan mall disampiung adanya wadah

    kegiatan penunjang maupun pelengkap maka penentuan jalur sirkulsi

    harus memenuhi criteria yang menunjang kebutuhan privacy dari

    masing-masing kegiatan sehingga jalur-jalur sirkulasi antar kegiatan

    yang berbeda harus dipisahkan.

    b. Zoning

    Dalam bangunan multifungsi sistem Zoning sangat menentukan

    dalam mencapai Privacy dan territoi yang diinginkan. Sistem Zoning

    tersebut mencakup :

    - Zonifikasi secara Horizontal, yaitu mencakup zonifikasi bangunan

    dengan lingkungan dan tapaknya

    - Zonifikasi vertikal, yaitu zonifikasi kegiatan berdasarkan lantai

    dalam bnagungnan berdasakan tingkat sifat kegiatan privat, semi

    privat, maupun publik.

    4.2.4. Kegiatan yang harus ditampung

    Fungsi Kegiatan yang ada di dalam Mall berupa :

    - Kegiatan Jual beli berupa retail-retail dan toko

    - Kegiatan refreshing berupa arena permainan, dan sesuatu yang

    bersifat rekreatif

    - Kegiatan penunjang kebutuhan Mall

    Fungsi Kegiatan yang ada didalam apartemen berupa :

    - Fungsi kegiatan hunian

    - Fungsi kegiatan penunjang kebutuhan hunian

    Fungsi Kegiatan yang ada didalam Kantor Sewa berupa :

    - Kegiatan perkantoran

    - Kegiatan Penunjang fungsi perkantoran.

    4.2.5 Study Besaran Ruang

    Penentuan besaran ruang pada system modul ruang unit-

    unit mall, kantor sewa maupun apartemen didasarkan pada :

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 45

    Sistem tata letak perabot dan tata ruang

    Modul ruang

    Sirkulasi

    Pencahayaan dan Penghawaan yang meminimalkan

    penggunaan energi listrik.

    Jenis ruangan yang direncanakan ( Ruangan dangkal, sedang

    dan dalam )

    - Ruang dangkal

    Mempunyai kedalaman 4-6 meter, digunakan untuk lay-out

    tertutup, yang cocok untuk kebutuhan ruang yang berderet dan

    membutuhkan unit kerja untuk perorangan yang privat

    - Ruang Sedang

    Mempunyai kedalaman 6-8 meter, Penggunaan lebih fleksibel

    daripada ruang dangkal karena memeberi kemungkinan dipakai

    sebagai ruang kerja perorangan maupun kelompok dalam lay-out

    terbuka

    - Ruang dalam

    - Mempunyai kedalaman lebih dari 9 meter, paling fleksibel karena

    dapat digunakan untuk lay-out terbuka maupun perorangan

    Keuntungan dan Kerugian menggunakan ruang dalam dan ruang

    dangkal :

    Ruang dangkal

    - Perbandingan Luas permukaan ( Faade ) dan luas lantai tidak

    menguntungkan, sehingga kemungkinan biaya fasade lebih besar

    dibandingkan dengan pemanfaatan lantai sewa.

    - Untuk bangunan bertingkat banyak, perbandingan antara lebar

    dan tinggi bangunan kurang menguntungkan terhadap gaya

    Horizontal.

    - Fleksibilitas untuk penggunaan ruang-ruang yang disewakan

    kepada perusahaan yang macam-macam sangat terbatas.

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 46

    - Dalam penmgguanan AC, beban AC akibat radiasi dari luar lebih

    besar

    Ruang dalam

    - Biaya Faade diimbangi dengan bertambahnya luas lantai sewa

    - Pada bangunan bertingkat banyak kemungkinan untuk melawan

    gaya Horizontal lebih kecil

    - Fleksibilitas dalam penggunaan ruang

    - Membutuhkan penerangan dan pengkondisian udara mekanis

    4.2.6 Studi Pemillihan Lokasi

    Pemilihan lokasi bangunan multifungsi yang direncanakan

    mengacu Pada :

    - Lokasi Strategis dan menguntungkan ( diminati oleh konsumen,

    dekat dengan fasilitas umum, sirkulasi mudah, pencapaian dari/ ke

    obyek mudah )

    - Sesuai dengan kebijakan pembangunan kota Surakarta.

    4.2.7 Bentuk, Desain, massa dan Utillitas

    Dalam perencanaan bangunan multifungsi sebagi bangunan

    komersial diperlukan beberapa pertimbangan perancangan (

    Berdsarkan studi pada tinjauan pustaka ) agar didapat sebuah

    bangunan yang mampu menarik minat konsumentanpa

    meninggalkan unsur-unsur hemat energi, yang mempengaruhi

    perencanaan. Desain bentuk dan massa dibuat dengan dasar

    pertimbangan Oientasi ( berdasrkan analisa view, klimatologis,

    pencapaian ) potensi tapak, kondisi sekitar tapak dan Arsitektur

    hemat energi.

    4.2.8 Penerapan Arsitektur Hemat Energi pada Bangunan

    Penerapan Arsitektur Hemat Energi pada bangunan multifungsi ini

    yaitu :

    Orientasi massa pada bangunan mall, bangunan mall ini selain

    bentuknya memanjang ( street mall ) juga sebagai pemantul sinar

    matahari bagi tower yang ada dibelakangnya, fungsinya agar

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 47

    cahaya matahari dapat maksimal masuk ke dalam unit-unit fungsi

    fasilitas yang ada di dalam tower.

    Pemanfaatan glass Photovoltaic ( Photovoltaic bening ) sebagai

    farian terbaru dari sel surya yang lebih ramah lingkungan kedalam

    perancangan bangunan multifungsi.

    penempatan unit unit ruang ke bagian sisi-sisi terluar bangunan

    dengan tujuan pemaksimalan penerimaan cahaya dan udara dari

    luar bangunan.

    pemberian jalur ventilasi yang dapat di kontrol pada bagian bawah

    dan bagian atas ruang sebagai jalur keluar dan masuknya udara,

    sehingga didalam unit apartemen dan kantor sewa hanya

    dibutuhkan sedikit AC untuk memenuhi kenyamanan thermal

    pemanfaatan enrgi kinetik manusia dan mobil yang melintas didalam

    kawasan bangunan multifungsi untuk diubah menjadi energi listrik

    sebagai suplai tambahan energi pada bangunan multifungsi yang

    dapat mengurangi beban operasional bangunan.

    pemanfaatan shading vertikal berupa perpanjangan kolom pada sisi

    utara dan selatan bangunan untuk memperbanyak menangkap

    cahaya matahari tanpa menyerap panasnya.

    BAB V

    ANALISA PENDEKATAN PERENCANAAN DAN

    PERANCANGAN

    5.1 ANALISA MAKRO BANGUNAN MULTIFUNGSI ( KANTOR SEWA ,

    APARTEMEN DAN MALL ) DI SURAKARTA

    Bangunan Multifungsi di Surakarta yang dirancang merupakan

    sebuah bangunan yang menampung tiga fungsi kegiatan perkantoran

    ,Hunian dan pusat perbelanjaan. Perencanaan bangunan multifungsi

    tersebut berdasarkan tinjauan mengenai potensi Surakarta serta kebutuhan

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 48

    mengenai kantor sewa, apartemen dan mall. Perencanaan bangunan

    multifungsi tersebut mengacu pada Rencana Umum Tata Ruang Kota

    Surakarta, sedangkan data-data yang diperlukan sebagai penunjang

    kebutuhan akan fungsi kegiatan dan ruang yang dibutuhkan berdasar data

    statistik yang berkaitan . Sedangkan perencanaan bangunan tersebut

    dengan anggapan :

    Perencanaan kantor sewa,apartemen, dan mall sebagai bangunan

    multifungsi di Surakarta diprediksikan untuk sepuluh tahun kedepan

    Investasi pembangunan dan biaya pembangunan dianggap telah ada

    dan memenuhi standard kelayakan

    Tanah dianggap telah tersedia, permasalahan yang berhubungan

    dengan masalah pembebasan lahan dan pematangannya sesui

    dengan hukum dan prosedur yang ada. Penyediaan luas lahan

    dianggap tidak ada masalah atau semata-mata hanya didasarkan

    pada program yang ada.

    Teknologi dalam pelaksanaan konstruksi dianggap telah memadai

    5.1.1 Analisis pendekatan pemilihan Lokasi dan Site

    bedasarkan sejarahnya, adanya bangunan multifungsi didasari

    atas motivasi-motivasi sebagai berikut :

    a). Peningkatan nilai guna sarana dan Prasarana perkotaan melaui

    penggabungan dan pengaturan berbagai fungsi non Kontradiktif kedalam

    matriks ruang dan waktu tepadu

    b). Penggunaan ruang secara maksimum untuk luasan permukaan tanah

    yang tebatas atau efisiensi tata guna lahan

    c). Kemudahan komunikasi serta kelancaran pertukaran barang,jasa dan

    pemikiran

    d). Memperpendek jarak antara berbagai fungsi dan aktifitas, untuk

    mengurangi beban pemborosan transportasi kota akibat mobilisasi yang

    tinggi

    e). Penghapusan Segresi sosial yang berlandaskan pada perbedaan

    tingkat ekonomi dan status Sosial

  • TUGAS AKHIR

    BANGUNAN MULTIFUNGSI DI SURAKARTA ( Mall, Kantor sewa, Apartemen ) Pendekatan Arsitektur Hemat energy 49

    f). Pencapaian keseimbangan antara ekspresi kebutuhan dan aspirasi

    manusia dengan lingkungan fisik dan mekanik yang melayani kebutuhan

    hidupnya.

    Sesuai dengan kriteria kriteria tersebut maka lokasi yang paling

    tepat bagi bangunan multifungsi adalah dalam kawasan Central Bisnis

    Distrik yang merupakan pusat pertumbuhan kota dengan fasilitas dan

    kemudahan. Di Surakarta kawasan ini disebut sebagai kawasan BWK I

    ( Batas Wilayah kota I )

    Gambar 5.1 Rencana Stuktur Pemanfaatan Ruang berdasarkan Dominasi kegiatan

    Sumber : RUTRK Surakarta

    Sesuai dengan rencana induk Kota Surakarta tahun 2002 yang disarikan

    sebagai berikut :

    - Daerah perdagangan dan perkantoran terletak pada pusat kota dan

    berkembang ke arah barat ( Central Bussines District )

    - Daerah Industri berkembang kearah Timur

    - Daerah Pendidikan utara dan timur

    -Daerah Hunian berkembang kearah barat

    Jadi dapat dilihat pusat kota ( Centre Town ) merupaka juga pusat

    kegiatan bisnis ( Centre Bussines District ) di kota Surakarta.

    ANALISIS

    RUTRK Surakarta

    JEBRES

    Jl. Brigjend. Slamet Riyadi

    Jl. LU Adi Sucipto

    Jl. Prof. Suharso

    Jl. Kahuripan

    Jl. Letjend. Suprapto

    Jl. Jend. A Yani

    Jl. dr. Supomo

    Jl.MT