21
T-SHIRT MOTIVASI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR (STUDI KASUS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ANGKATAN 2015) Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Desain Peneliti : Daniel Kristianto (692010602) T. Arie Setiawan Prasida, S.T., M.Cs. Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Desember 2017

T SHIRT MOTIVASI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI UNTUK ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16414/2/T1_692010602_Full... · responden supporter Persatuan Sepak bola Sleman menilai

Embed Size (px)

Citation preview

T-SHIRT MOTIVASI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR (STUDI KASUS PADA

MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

ANGKATAN 2015)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Desain

Peneliti :

Daniel Kristianto (692010602)

T. Arie Setiawan Prasida, S.T., M.Cs.

Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Desember 2017

T-SHIRT MOTIVASI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR (STUDI KASUS PADA

MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

ANGKATAN 2015)

1)Daniel Kristianto, 2)T. Arie Setiawan Prasida, S.T., M.Cs.

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: [email protected], [email protected],

[email protected]

Abstract

Not all students in various universities have high learning motivation as happened in

students of the 2015 admission years of FKIP. Problems of students who have low motivation

to learn need to overcome, one of them by designing T-Shirt motivation as a medium of

communication to improve student motivation. There are three versions of the motivational T-

Shirt design created using the art nouveau design style. The three designs, although less felt

art nouveau style but will get a good assessment from students respondents of the 2015

admission years of FKIP for all elements of the design assessed. Of the three versions of the

design T-Shirt motivation, the design of the T-Shirt motivation version 1 "don’t just come to

campus, buy you also need to learn (study)" is the most capable design to motivate students to

learn.

Keywords: visual communication design, design T-Shirt motivation, learning motivation

Abstrak

Tidak semua mahasiswa di berbagai perguruan tinggi memiliki motivasi belajar yang

tinggi seperti yang terjadi pada mahasiswa FKIP angkatan 2015. Permasalahan mahasiswa

yang memiliki motivasi belajar yang rendah perlu diatasi, salah satunya dengan mendesain T-

Shirt motivasi sebagai media komunikasi untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.

Ada tiga versi desain T-Shirt motivasi yang dibuat dengan menggunakan gaya desain art

nouveau. Ketiga desain tersebut meskipun kurang terasa gaya art nouveau-nya akan tetapi

mendapat penilaian yang baik dari responden mahasiswa FKIP angkatan 2015 untuk semua

unsur desain yang dinilai. Dari ketiga versi desain T-Shirt motivasi yang dibuat, desain T-Shirt

motivasi versi 1 “Jangan Kuliah Saja, Belajar Juga” adalah desain yang paling mampu

memotivasi mahasiswa untuk belajar.

Kata kunci: desain komunikasi visual, desain T-Shirt motivasi, motivasi belajar

1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

2, Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

1. Pendahuluan

Tugas dan tanggung jawab utama mahasiswa sebagaimana tertuang dalam Tri Dharma

Perguruan Tinggi yaitu melakukan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Terkait dengan tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pendidikan, maka sudah

selayaknya yang menjadi fokus utama mahasiswa adalah belajar. Dengan belajar yang tekun

diharapkan nantinya mahasiswa menjadi seorang sarjana yang berkualitas dan berbudi luhur.

Sayangnya, tidak semua mahasiswa di berbagai perguruan tinggi memiliki motivasi

belajar yang tinggi. Hal ini diperlihatkan oleh hasil riset peneliti-peneliti sebelumnya.

Misalnya temuan Aksiani terhadap 117 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana (FKIP UKSW) tahun angkatan 2008-2009 terkait dengan

penggunaan waktu untuk belajar. Hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 62 mahasiswa

(53%) menggunakan waktu untuk belajar dalam seminggu tergolong sangat rendah yakni 120-

959 menit/minggu, 32 mahasiswa (27%) menggunakan waktu untuk belajar dalam seminggu

tergolong rendah yakni 960-1799 menit/minggu, 18 mahasiswa (15%) menggunakan waktu

untuk belajar dalam seminggu tergolong sedang yakni 1800-2639 menit/minggu, 1 mahasiswa

(1%) menggunakan waktu untuk belajar dalam seminggu tergolong tinggi yakni 2640-3479

menit/minggu dan 4 mahasiswa (4%) menggunakan waktu untuk belajar dalam seminggu

tergolong sangat tinggi yakni 3480-4320 menit/minggu. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa sebagian besar mahasiswa FKIP UKSW tahun angkatan 2008-2009 mengalokasikan

waktu untuk belajar yang sangat minim dalam setiap minggunya. Hal ini menunjukkan bahwa

motivasi belajar mahasiswa masih sangat rendah [1].

Berdasarkan temuan Aksiani tersebut maka menarik untuk diamati lebih lanjut perihal

motivasi belajar mahasiswa FKIP UKSW pada tahun angkatan berikutnya. Oleh karena itu,

dipilih mahasiswa FKIP UKSW angkatan 2015. Pemilihan mahasiswa dari angkatan 2015

didasarkan pada temuan penelitian awal yang dilakukan terhadap lima orang mahasiswa FKIP

angkatan 2015 secara random terkait dengan penggunaan waktu untuk belajar. Hasilnya

menunjukkan bahwa dua orang mahasiswa dari program studi S1 PGSD dan satu orang

mahasiswa dari program studi Bimbingan Konseling menggunakan waktu untuk belajar dalam

seminggu tergolong rendah yakni 960-1799 menit/minggu. Satu orang mahasiswa dari

program studi Pendidikan Ekonomi menggunakan waktu untuk belajar dalam seminggu

tergolong sangat rendah yakni 120-959 menit/minggu. Sementara itu satu orang mahasiswa

lainnya dari program studi Pendidikan Matematika menggunakan waktu untuk belajar dalam

seminggu tergolong sedang yakni 1800-2639 menit/minggu. Hal ini mengindikasikan bahwa

masih lebih banyak mahasiswa yang motivasi belajarnya tergolong rendah.

Permasalahan mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah perlu diatasi. Media

komunikasi dapat dijadikan solusi untuk membantu meningkatkan motivasi belajar. Hal ini

mengingat media komunikasi dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan positif guna

merubah perilaku seseorang. Salah satu media komunikasi yang dapat digunakan adalah media

T-Shirt (kaos). Suhendra dkk menyebutkan bahwa jika dahulu T-Shirt hanya merupakan

pakaian yang digunakan sehari-hari yang dijadikan sebagai pakaian biasa, namun kini T-Shirt

telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, terutama anak muda [2].

Penggunaan T-Shirt sebagai media komunikasi yang efektif untuk maksud tertentu

telah dibuktikan dari temuan riset-riset sebelumnya. Sebuah riset menemukan bahwa 54,5%

responden supporter Persatuan Sepak bola Sleman menilai penggunaan T-Shirt sebagai media

kampanye “No Ticket No Game” sudah cukup tepat guna merubah perilaku para supporter yang

terasosiasi dengan klub supporter tersebut supaya sadar bahwa dengan membeli tiket adalah

salah satu bentuk sumbangan untuk pendanaan klub sepakbola yang didukungnya [3]. Temuan

riset lainnya mengungkapkan bahwa T-Shirt digunakan sebagai salah satu media komuikasi

yang tepat sehubungan dengan kampanye bahaya narkotika di Bali [4].

Melihat beberapa riset sebelumnya, tampak bahwa T-Shirt dapat digunakan sebagai

media komunikasi visual yang ditujukan untuk memotivasi individu-individu untuk merubah/

memperbaiki perilaku-perilaku buruk menjadi perilaku yang lebih baik. Atas dasar itu, maka

dalam penelitian ini akan dibuat rancangan T-Shirt motivasi dengan desain tipografi.

Penggunaan T-Shirt motivasi oleh para mahasiswa diharapkan dapat memberikan dampak

positif bagi diri sendiri atau rekan mahasiswa lainnya yang membaca tulisan pada T-Shirt

motivasi tersebut, misalnya membuat mahasiswa menjadi rajin belajar. Hal ini mengingat

bahwa media dapat memotivasi mahasiswa untuk meningkatkan atau penyemangat dalam

pembelajaran. Media yang baik akan mengaktifkan mahasiswa dalam memberikan tanggapan,

umpan balik dan juga mendorong mahasiswa untuk melakukan praktek-praktek yang benar [5].

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mendesain T-Shirt

motivasi yang efektif sebagai media komunikasi mahasiswa FKIP UKSW Salatiga untuk

meningkatkan motivasi belajar? Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penelitian ini

bertujuan untuk mendesain T-Shirt motivasi yang efektif sebagai media komunikasi mahasiswa

FKIP UKSW Salatiga untuk meningkatkan motivasi belajar. Adapun mahasiswa FKIP tersebut

lebih difokuskan pada angkatan 2015 yang menjadi target audience dalam penelitian ini.

Berdasarkan temuan awal terhadap lima orang mahasiswa FKIP angkatan 2015 diperoleh

informasi bahwa semuanya suka menggunakan T-Shirt dalam beraktivitas sehari-hari karena

selain praktis namun tetap terlihat sopan bila digunakan di tempat umum. Oleh karenanya

seringkali membeli T-Shirt, bahkan diungkapkan oleh kelima orang mahasiswa tersebut bahwa

dalam tiga bulan terakhir telah lebih dari 3 kali membeli T-Shirt.

2. Tinjauan Pustaka

Sejumlah penelitian sebelumnya mengenai penggunaan T-Shirt sebagai media

komunikasi yang efektif untuk maksud-maksud tertentu telah dilakukan. Viatra melakukan

riset dengan judul “T-Shirt Indieguerillas sebagai Media Komunikasi Visual”. Sebanyak tiga

versi kaos yang dibuat yaitu “kaos bagonk”, “kaos kulture mutantes”, dan “kaos psuedo”.

Indieguerillas melalui karya seni rupa yang diaplikasikan ke dalam kaos, telah menyampaikan

pesan kritis terhadap bangsa Indonesia. Keprihatinan terhadap warisan budaya, nilai dan norma

yang mulai terbawa arus globalisasi, terkikis rasa untuk memiliki tradisi budaya, meleburnya

identitas yang dibentuk oleh materi dunia, selayaknya generasi penerus bangsa memiliki rasa

keperdulian yang ekstra agar tidak sampai kehilangan identitas diri [6].

Pryana dan kawan-kawan melakukan riset dengan judul “Perancangan Komunikasi

Visual T-Shirt dengan Tema Moral”. Gaya desain yang dipilih merupakan gaya yang dapat

menggabungkan sisi frontal dan tidak frontal sekaligus, gaya yang dapat menggambarkan

pesan yang dipilih secara langsung. Gaya utama yang dipilih adalah surealisme karena dapat

menggabungkan beberapa elemen desain yang berdiri sendiri menjadi satu, baik itu manusia,

hewan, tumbuhan maupun benda. Gaya visual alternatif yang dipilih adalah pendekatan melalui

tipografi, dalam pendekatan ini pesan yang dipilih akan disusun dengan font tertentu dan

ditambahkan hewan atau benda yang diilustrasikan mirip dengan jenis font yang digunakan

dalam desain tersebut. Adapun hasil temuannya menunjukkan bahwa T-Shirt dengan tema

moral dibuat sebagai bentuk kepedulian atas maraknya perilaku yang menyimpang pada remaja

dan sudah dianggap sebagai perilaku yang lumrah dalam masyarakat seperti terlambat, tidak

bertanggung jawab dan sebagainya. Tujuan perancangan adalah mengingatkan remaja

mengenai perilaku menyimpang sebagai perilaku yang buruk untuk dilakukan [7].

Kedua penelitian tersebut merupakan penelitian di bidang desain komunikasi visual.

Adapun desain komunikasi visual didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu yang bertujuan

mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk

menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang

berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna serta layout, tata letak atau

perwajahan [8].

Ada tujuh prinsip desain yang perlu diperhatikan oleh para desainer dalam mendesain

sesuatu yaitu: (a) Keseimbangan, merupakan prinsip desain yang paling banyak menuntut

kepekaan perasaan, (b) Dominasi, yaitu menonjolkan salah satu unsur tertentu pada sebuah

karya dengan tujuan menarik perhatian atau menjadi pusat perhatian, (c) Proporsi, secara

umum dapat diartikan sebagai perbandingan antara bagian satu dengan yang lain, (d) Irama,

dimana pola yang diciptakan dengan mengulangi dan membuat variasi dari unsur grafis yang

ada. Menggunakan bidangan diantaranya (unsur grafis) untuk memberikan kesan gerak, (e)

Keserasian, merupakan bentuk kesesuaian antara bagian yang satu dengan bagian yang lain

yang dipadukan, (f) Kesatuan, merupakan keterpaduan unsur-unsur untuk menyelaraskan

bagian keseluruhan, (g) Hirarki visual, dimana tidak semua komponen grafis sama pentingnya,

audience harus terfokuskan/ diarahkan pada satu titik [9].

Ada sejumlah unsur yang ada dalam desain komunikasi visual antara lain sebagai

berikut [10]:

a. Bentuk (shape)

Benda apa saja di alam ini, juga karya seni/ desain tentu mempunyai bentuk. Bentuk

apa saja yang ada di alam dapat disederhanakan menjadi titik, garis, bidang, gempal.

Sementara pada kategori sifatnya, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

huruf, simbol dan bentuk nyata.

Sehubungan dengan huruf, ada dua elemen tipografi yang harus diperhatikan yaitu

legibility dan readibility. Legibility menyangkut desain, bentuk huruf yang digunakan.

Suatu jenis huruf atau karakter-karakternya mudah dikenali dan dibedakan dengan jelas

satu sama lain. Sedangkan readibility berhubungan dengan tingkat keterbacaan suatu

teks [11].

b. Garis (line)

Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan

titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus

(straight). Dalam dunia komunikasi visual seringkali digunakan dotted line, solid line,

dan garis putus-putus.

c. Warna (color)

Menurut kejadiannya, warna dibagi menjadi dua, yaitu warna additive dan subtractive.

Additive adalah warna-warna yang berasal dari cahaya yang disebut spektrum.

Sedangkan warna subtractive adalah warna yang berasal dari pigmen. Warna pokok

additive ialah red, green, blue (merah, hijau, biru), dalam komputer disebut warna

model RGB. Warna pokok subtractive menurut teori adalah sian, magenta dan kuning,

dalam komputer disebut warna model CMY. Selanjutnya, di dalam komputer sistem

pewarnaan dengan pigmen itu selalu dirumuskan dengan formulasi CMYK. Unsur K

berarti kadar atau prosentase warna hitam/ gelap, karena warna selalu mengandung

unsur warna gelap.

d. Ukuran (size)

Setiap bentuk tentu memiliki ukuran, bisa besar, kecil, panjang, pendek tinggi, rendah.

Ukuran-ukuran ini bersifat nisbi, artinya ukuran tersebut tidak mempunyai nilai mutlak

atau tetap, yakni bersifat relatif atau tergantung pada area dimana bentuk tersebut

berada.

e. Tekstur (texture)

Dari berbagai tekstur ada yang bersifat teraba, disebut tekstur raba. Ada yang bersifat

visual disebut tekstur lihat. Tekstur raba adalah tekstur yang dapat dirasakan lewat indra

peraba (ujung jari). Termasuk tekstur raba adalah tekstur tekstur kasar-halus, licin-

kasar, dan keras-lunak. Sedangkan, tekstur lihat adalah tekstur yang dirasakan lewat

panca indra penglihatan.

f. Ruang (space)

Ruang merupakan unsur rupa yang mesti ada, karena ruang merupakan tempat bentuk-

bentuk berada (exist). Dikarenakan suatu bentuk dapat dua dimensi atau tiga dimensi,

maka ruang pun meliputi ruang dua dimensi (dwimatra) dan ruang tiga dimensi

(trimatra).

g. Arah (direction)

Arah merupakan unsur seni/ rupa yang menghubungkan bentuk raut dengan ruang.

Setiap bentuk (garis, bidang, atau gempal) dalam ruang tentu mempunyai arah

terkecuali bentuk raut lingkaran dan bola.

Penelitian ini menggunakan media T-Shirt motivasi sebagai media komunikasi grafis.

T-Shirt berasal dari kata “Shirt”, kata imbuhan “T” muncul karena bentuk pakaian ini yang

memang menyerupai huruf “T”. Sehingga, jika digabungkan maka jadilah kata “T-Shirt”. Kata

T-Shirt sendiri diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi kaos oblong. T-Shirt atau

kaos oblong adalah jenis pakaian yang menutupi sebagian lengan, seluruh dada, bahu, dan

perut. Kaus oblong biasanya tidak memiliki kancing, kerah, ataupun saku [12]. T-Shirt atau

kaos merupakan suatu jenis media lini bawah yang dapat digunakan sebagai media kounikasi.

T-Shirt adalah media komunikasi grafis yang dicetak diatas kain katun, bagian yang dicetak

biasanya depan dan belakang, dan terkadang di sisi lengan [13].

T-Shirt motivasi menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang

kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik

disadari maupun tidak disadari [14]. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan daya

penggerak yang menjamin terjadinya kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah

pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang diinginkan dapat terpenuhi. Dengan demikian

motivasi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang. Apabila seseorang tidak

mempunyai motivasi untuk belajar, maka orang tersebut tidak akan mencapai hasil belajar yang

optimal. Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik,

memberikan motivasi kepada pembelajar, berarti menggerakkan seseorang agar mau

melakukan sesuatu [15].

Desain T-Shirt motivasi dalam penelitian ini dibuat dengan maksud untuk

meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Motivasi belajar adalah membangkitkan dan

memberikan arah dorongan yang menyebabkan individu melakukan perbuatan belajar [16].

Motivasi belajar juga berarti keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu demi mencapai

suatu tujuan [17]. Motivasi belajar adalah segala usaha di dalam diri sendiri yang menimbulkan

kegiatan belajar, dan menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar serta memberi arah pada

kegiatan-kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai [18].

Terdapat sejumlah aspek motivasi belajar menurut Frandsen yaitu: (1) adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas sehingga mendorong seseorang untuk belajar, (2) adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju, (3) adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman jika seseorang mendapatkan hasil yang baik dalam belajar, (4) adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi, (5) adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran, (6) adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Suatu perbuatan yang dilakukan dengan baik pasti akan mendapatkan ganjaran yang baik, dan sebaliknya, bila dilakukan kurang sungguh-sungguh maka hasilnya pun kurang baik bahkan mungkin berupa hukuman [19].

3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang

dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik

mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak

bermaksud untuk mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun

mempelajari implikasi [20]. Dalam penelitian ini terdapat tahapan-tahapan penelitian seperti

pada Gambar 1.

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Adapun penjelasan dari masing-masing tahap penelitian tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Identifikasi masalah

Tahap pertama adalah mengidentifikasi masalah. Adapun yang diidentifikasi adalah

jumlah jam belajar mahasiswa per minggunya. Hasil dari identifikasi masalah tersebut

diperoleh informasi bahwa motivasi belajar mahasiswa FKIP UKSW tergolong rendah.

Hal ini berdasarkan temuan penelitian Aksiani (2013) terhadap mahasiswa FKIP

UKSW tahun angkatan 2008-2009 maupun temuan hasil penelitian awal yang

dilakukan pada mahasiswa FKIP UKSW angkatan 2015 yang dilihat dari penggunaan

waktu untuk belajar dalam seminggu. Berdasarkan hal tersebut maka yang menjadi

masalah utamanya adalah bagaimana mendesain T-Shirt motivasi yang efektif sebagai

media komunikasi mahasiswa FKIP UKSW Salatiga untuk meningkatkan motivasi

belajar.

b. Pembuatan desain

Tahap kedua dari penelitian ini adalah adalah pembuatan desain T-Shirt motivasi,

dimana dalam membuat desain T-Shirt motivasi tersebut mengacu pada konsep teori

prinsip dan unsur desain yang perlu menjadi perhatian dalam membuat sebuah desain.

Proses pembuatan desain meliputi beberapa langkah:

1) Pemilihan dan penyusunan kata-kata motivasi

Pada awalnya, kata-kata yang dipilih dan disusun adalah kata-kata yang

disampaikan secara halus agar mahasiswa yang membacanya tidak merasa

tersinggung dan ada kesan memberi semangat bagi mahasiswa. Adapun kata-kata

tersebut adalah sebagai berikut “jangan berhenti belajar seorang calon pendidik”

dan “kami datang untuk belajar, kami pulang membawa ilmu pendidikan”. Kata-

kata yang sudah dipilih tersebut selanjutnya dicoba untuk dikomunikasikan ke

beberapa orang mahasiswa FKIP angkatan 2015 untuk mendapatkan tanggapan.

Dari hasil wawancara diperoleh masukan dari beberapa orang mahasiswa tersebut

bahwa sebaiknya kata-kata yang dipilih lebih bersifat sindiran karena jika

menggunakan kata-kata yang halus tampaknya kurang memberikan efek yang

besar bagi mahasiswa didalam merubah kebiasaan belajarnya. Atas dasar masukan

dari mahasiswa tersebut maka dilakukan perbaikan penyusunan kata-kata

motivasi. Pada akhirnya kata-kata yang dipilih dan disusun adalah sebagai berikut:

“yakin belajar SKS (Sistem Kebut Semalam)”, “kami datang untuk kuliah bukan

malas-malasan” dan “jangan kuliah saja belajar juga”.

2) Pembuatan desain kasar (rough design)

Identifikas

i masalah

Pembuata

n desain Pengujian

desain Penyajian

hasil

desain

Setelah dipilih dan disusun kata-kata motivasi, selanjutnya dibuat desain kasarnya.

Desain yang dibuat memperhatikan unsur-unsur desain seperti bentuk (huruf,

simbol), garis, warna, ukuran, tekstur, ruang dan arah. Juga memperhatikan

prinsip-prinsip desain seperti keseimbangan, dominasi, proporsi, irama, keserasian,

kesatuan dan hirarki visual. Pada tahap ini, desain awal kata-kata motivasinya

menggunakan tipografi gaya desain vintage. Adapun vintage itu sendiri diartikan

sebagai desain masa kini namun dengan gaya jaman dahulu. Hasil desain kasar ini

tampak seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Model Desain Vintage

3) Konsultasi dengan seorang pakar desain

Hasil desain kasar yang telah dibuat selanjutnya dikonsultasikan dengan pakar

desain guna mendapatkan komentar dan masukan agar nantinya desain yang dibuat

benar-benar telah memenuhi prinsip dan unsur-unsur desain komunikasi visual.

Adapun pakar desain yang dipilih adalah Ibu Amelia.

Dari hasil konsultasi, diperoleh tanggapan bahwa desain awal dengan gaya vintage

dianggap desain yang sudah umum dan kurang tepat untuk maksud penelitian ini.

Selain itu tipografinya yang dianggap terlalu rumit. Untuk itu disarankan

mengganti gaya desainnya yang mana kemudian dipilih gaya desain art nouveau.

Adapun karakteristik dari gaya desain art nouveau ditunjukkan dengan adanya

garis-garis lengkung, gaya naturalis tumbuhan, serangga, ataupun simbolisasi-

simbolisasi yang menimbulkan kekaguman. Hasil desain art nouveau versi manual

ini tampak seperti pada Gambar 3.

Gambar 3. Gaya Desain Art Nouveau versi Manual

Untuk desain tipografinya dipilih tipografi sun serif solid, yang kemudian

dipadukan dengan motif etnik Kalimantan sehingga didapatkan jenis tipografi yang

baru. Motif etnik Kalimantan dipilih dengan pertimbangan ada kesesuaian dengan

karakteristik art nouveau terutama dalam hal penggunaan tumbuh-tumbuhan dalam

motif desainnya. Untuk warna font-nya dipilih warna emas (gold) yang mana dalam

kaitannya dengan psikologis seseorang warna emas ini mencerminkan prestasi,

kesuksesan, kemewahan, kemenangan, dan kemakmuran. Selain itu dipilih warna

hitam yang mencerminkan keanggunan. Sedangkan untuk warna dasar kaosnya

sendiri dipilih warna hitam dan putih. Warna hitam mempersentasikan kekuatan,

rasa percaya diri, dramatis, misterius, klasik. Sementara itu, warna putih

memberikn kesan suci, bersih, ringan, terang dan dipercaya mengurangi rasa sakit.

4) Penyempurnaan desain (finishing design).

Pada tahap ini, desain kasar yang telah diperbaiki berdasarkan masukan dari pakar

dan telah disetujui selanjutnya disempurnakan kedalam bentuk desain yang dibuat

secara digital. Hasil desain versi digitalnya ditunjukkan dalam Gambar 4.

Gambar 4. Gaya Desain Art Nouveau versi Digital

c. Pengujian desain

Tahap ketiga adalah pengujian desain T-Shirt motivasi dimana subjek penelitian yaitu

mahasiswa FKIP UKSW Salatiga angkatan 2015 selaku sasaran pengguna dari T-Shirt

motivasi diminta untuk memberi komentar atas desain yang telah dibuat. Berdasarkan

data pada BARA UKSW Salatiga diketahui jumlah seluruh mahasiswa FKIP UKSW

Salatiga angkatan 2015 adalah sebanyak 403 orang. Tidak semua subjek diteliti, oleh

karena itu dilakukan pengambilan sampel dengan menggunakan rumus berikut ini:

N

n =

1 + Nd2

Dimana:

n = jumlah subjek (sampel)

N = ukuran populasi

d = margin of error sampel yang masih dapat ditolerir (10%)

Berdasarkan rumus di atas maka adapun jumlah subjek (sampel) yang diambil dalam

penelitian ini adalah:

403

n = = 80,12 (dibulatkan menjadi 80)

1 + 403(10%)2

Dengan demikian maka subjek dalam penelitian ini berjumlah 80 orang mahasiswa

FKIP UKSW Salatiga angkatan 2015.

d. Penyajian hasil dan analisis

Tahap keempat adalah penyajian hasil dan analisis berupa pemaparan proses

pembuatan desain T-Shirt motivasi serta analisis hasil penilaian subjek atas efektif

tidaknya desain T-Shirt motivasi yang dibuat sebagai media komunikasi untuk

meningkatkan motivasi belajar. Pengukuran motivasi belajar dalam penelitian ini

dilihat dari penggunaan waktu untuk belajar dalam seminggu. Pengelompokkan tinggi

rendahnya penggunaan waktu untuk belajar mengacu pada rumus menghitung interval

atau rentang (range) sebagai berikut [21]:

nilai tertinggi – nilai terendah

Range =

jumlah kategori

Jenis data yang digunakan berupa data primer yaitu data yang diperoleh langsung di

lapangan oleh peneliti sebagai obyek penulisan [22]. Data primer dalam penelitian ini berupa

data mengenai gambaran hasil desain T-Shirt motivasi, gambaran umum subjek penelitian yaitu

mahasiswa FKIP UKSW Salatiga angkatan 2015 dan gambaran hasil penilaian subjek atas

efektif tidaknya desain T-Shirt motivasi yang dibuat sebagai media komunikasi untuk

meningkatkan motivasi belajar. Metode pengumpulan data berupa penyebaran kuesioner.

Teknik analis yang digunakan untuk penulisan ini adalah menggunakan teknik analisis

deskriptif.

4. Hasil dan Pembahasan

Deskripsi Hasil Desain T-Shirt Motivasi

Karya Desain 1

Karya desain yang pertama ini diberi judul “jangan kuliah saja belajar juga”. Media

yang dipakai adalah kaos dengan sasarannya adalah remaja unisex / semua jenis kelamin. Kata-

kata yang terdapat pada kaos ini sesungguhnya mau mengingatkan para mahasiswa FKIP agar

tidak cukup hanya sekedar rajin mengikuti kuliah, tapi juga harus mengalokasikan waktu yang

cukup setiap harinya untuk belajar di luar jam kuliah. Tentu saja kata-kata yang tertuang dalam

desain kaos ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa FKIP angkatan 2015 untuk lebih rajin

belajar. Gambar 5 menampilkan karya desain motivasi versi 1.

Gambar 5. Karya Desain T-Shirt Motivasi Versi 1

Karya desain yang dibuat memperlihatkan gambar susunan tipografi yang dipadu

dengan motif Kalimantan dan ornamen garis. Penggambaran ilustrasi tersebut menggunakan

corak ilustrasi non realistik. Hal tersebut dapat dilihat pada ilustrasinya yang hanya

menggunakan susunan tipografi. Warna pada desain adalah warna emas yang memiliki makna

prestasi, kesuksesan, kemewahan, kemenangan dan juga kemakmuran. Makna tersebut sama

seperti emas dalam bentuk fisik yang menjadi komoditas berharga dan juga prestise. Selain itu,

penggunaan warna emas untuk motif kalimantan pada desain tipografinya digunakan untuk

mendukung ilustrasi hand lettering yang merupakan karya sendiri berupa tipe sans serif.

Sebagai warna dasar T-Shirt dipilih hitam yang dalam psikologi artinya adalah elegan,

misterius, namun atraktif. Tidak heran jika warna yang populer dalam ranah fashion ini menjadi

favorit banyak orang. Bagaimanapun, warna hitam merepresentasikan kekuatan, rasa percaya

diri, dramatis, misterius dan klasik. Pola komposisi yang digunakan pada ilustrasi tersebut

adalah pola asimetris. Terlihat pada penempatan susunan tipografinya yang diletakkan dengan

variasi bentuk dan tidak sejajar satu sama lain.

Desain terdiri dari teks dan motif Kalimantan dimana motif bentuk garis lengkungan

mirip tanaman pakis dan ada juga bunga terong dalam motif Kalimantan ini. Teks terletak

ditengah antara ornamen motif Kalimantan dan garis yang menghiasi desain teks motivasi ini.

Pembuatan desain ini mulai dari manual sampai digital mengunakan software grafis.

Komposisi teks yang ditampilkan adalah horisontal dengan rata tengah. Ornamen yang dipakai

adalah motif Kalimantan dan garis untuk menghiasi desain kaos motivasi.

Adapun hasil karya desain T-Shirt Motivasi versi 1 dari manual desain ke digital desain

ditunjukkan pada Gambar 6.

Manual desain Digital desain

Gambar 6. Karya Desain T-Shirt Motivasi Versi 1 Dari Manual ke Digital

Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa keseimbangan dalam karya tampak dari teks

yang disusun secara horisontal serta ornamen motif Kalimantan dan garis yang melingkupi

teks. Keserasian dalam hal warna tampak terlihat dimana warna dasar dari T-Shirt adalah hitam

yang dipadukan dengan warna emas pada teks dan ornamennya sehingga desainnya tampak

jelas untuk dilihat. Orginal karya terletak pada kata-kata motivasi, desain motif Kalimantan

dan jenis font-nya di ART. Berdasarkan Gambar 6 juga terlihat bahwa terdapat sedikit

perbaikan model desain pada desain digitalnya. Hal ini dimaksudkan agar hasil akhir desain

T-Shirt motivasinya menjadi lebih sempurna.

Karya Desain 2

Karya desain yang kedua ini diberi judul “kami datang untuk kuliah bukan malas-

malasan”. Media yang dipakai adalah kaos dengan sasarannya adalah remaja unisex / semua

jenis kelamin. Kata-kata yang terdapat pada kaos ini sesungguhnya mau mengingatkan para

mahasiswa FKIP yang berasal dari berbagai daerah tentang maksud dan tujun datang ke

Salatiga adalah untuk menuntut ilmu, sehingga para mahasiswa harus rajin kuliah dan belajar

bukan sebaliknya malas-malasan. Tentu saja kata-kata dalam desain kaos ini diharapkan dapat

memotivasi mahasiswa FKIP angkatan 2015 untuk lebih rajin belajar. Gambar 7 menampilkan

karya desain motivasi versi 2.

Gambar 7. Karya Desain T-Shirt Motivasi Versi 2

Karya desain yang dibuat memperlihatkan gambar susunan tipografi yang dipadu

dengan motif Kalimantan dan ornamen garis. Penggambaran ilustrasi tersebut menggunakan

corak ilustrasi non realistik. Hal tersebut dapat dilihat pada ilustrasinya yang hanya

menggunakan susunan tipografi.Warna yang digunakan pada desain tersebut adalah warna

emas yang memiliki makna prestasi, kesuksesan, kemewahan, kemenangan dan juga

kemakmuran. Makna tersebut sama seperti emas dalam bentuk fisik yang menjadi komoditas

berharga dan juga prestise. Selain itu, penggunaan warna emas untuk motif kalimantan pada

desain tipografinya digunakan untuk mendukung ilustrasi hand lettering yang merupakan

karya sendiri berupa tipe sans serif. Sementara itu untuk warna font dipilih warna hitam yang

dianggap merepresentasikan kekuatan dan rasa percaya diri, alasan lainnya untuk dipadankan

dengan warna dasar T-Shirt sehingga mudah dibaca kata-kata motivasinya. Sebagai warna

dasar dari T-Shirt dipilih putih yang dalam psikologi erat kaitannya dengan kesan bersih, suci,

ringan, dan “terang”. Bagaimanapun, warna hitam merepresentasikan kekuatan, rasa percaya

diri, dramatis, misterius, klasik. Pola komposisi yang digunakan pada ilustrasi tersebut adalah

pola asimetris. Terlihat pada penempatan susunan tipografinya yang diletakkan dengan variasi

bentuk dan tidak sejajar satu sama lain.

Desain terdiri dari teks dan motif Kalimantan dimana motif bentuk garis lengkungan

mirip tanaman pakis dan ada juga bunga terong dalam motif Kalimantan ini. Teks terletak

ditengah antara ornamen motif Kalimantan dan garis yang menghiasi desain teks motivasi ini.

Pembuatan desain ini mulai dari manual sampai digital mengunakan software grafis.

Komposisi teks yang ditampilkan adalah horisontal dengan rata tengah. Ornamen yang dipakai

adalah motif Kalimantan dan garis untuk menghiasi desain kaos motivasi.

Adapun hasil karya desain T-Shirt Motivasi versi 2 dari manual desain ke digital desain

ditunjukkan pada Gambar 8.

Manual desain Digital desain

Gambar 8. Karya Desain T-Shirt Motivasi Versi 2 Dari Manual ke Digital

Berdasarkan Gambar 8 terlihat bahwa keseimbangan dalam karya tampak dari teks

yang disusun secara horisontal serta ornamen motif Kalimantan dan garis yang melingkupi

teks. Keserasian dalam hal warna tampak terlihat dimana warna dasar dari T-Shirt adalah hitam

yang dipadukan dengan warna emas pada teks dan ornamennya sehingga desainnya tampak

jelas untuk dilihat. Orginal karya terletak pada kata-kata motivasi, desain motif Kalimantan

dan jenis font-nya di ART.

Karya Desain 3

Karya desain yang ketiga ini diberi judul “yakin belajar SKS ? Sistem Kebut Semalam”.

Media yang dipakai adalah kaos dengan sasarannya adalah remaja unisex / semua jenis

kelamin. Kata-kata yang terdapat pada kaos ini sesungguhnya mau mengingatkan para

mahasiswa FKIP bahwa belajar SKS bukanlah pilihan yang baik dalam mahasiswa

mempelajari ilmu pengetahuan. Bayangkan saja, dalam waktu satu malam seorang mahasiswa

harus mengingat semua materi. Mempelajari banyak materi dalam waktu semalam kurang

efektif jika ingin pengetahuan baru tersebut bisa bertahan lama dalam otak. Sejumlah studi

telah mengungkapkan bahwa mengatur waktu belajar dalam periode tertentu jauh lebih eferktif

dibandingkan menumpuk semuanya sekaligus dalam satu sesi belajar. Tentu saja kata-kata

yang tertuang dalam desain kaos ini diharapkan memotivasi mahasiswa untuk merubah cara

belajarnya.

Karya desain yang dibuat ini memperlihatkan gambar prisma segi enam yang

didalamnya berisikan susunan tipografi yang dipadu dengan motif Kalimantan. Penggambaran

ilustrasi tersebut menggunakan corak ilustrasi non realistik. Hal tersebut dapat dilihat pada

ilustrasinya yang hanya menggunakan susunan tipografi.Warna yang digunakan pada desain

tersebut adalah warna emas yang memiliki makna prestasi, kesuksesan, kemewahan,

kemenangan dan juga kemakmuran. Makna tersebut sama seperti emas dalam bentuk fisik yang

menjadi komoditas berharga dan juga prestise. Selain itu, penggunaan warna emas untuk motif

kalimantan pada desain tipografinya digunakan untuk mendukung ilustrasi hand lettering yang

merupakan karya sendiri berupa tipe sans serif. Sementara itu untuk warna font dipilih warna

hitam yang merepresentasikan kekuatan dan rasa percaya diri, alasan lainnya untuk

dipadankan dengan warna dasar T-Shirt sehingga mudah dibaca kata-kata motivasinya.

Sebagai warna dasar dari T-Shirt dipilih warna hitam dimana secara psikologi warna, hitam

dapat memberi kesan kekuatan dan keteguhan hati. Pola komposisi yang digunakan pada

ilustrasi tersebut adalah pola asimetris. Terlihat pada penempatan susunan tipografinya yang

diletakkan dengan variasi bentuk dan tidak sejajar satu sama lain. Gambar 9 menampilkan

karya desain motivasi versi 3.

Gambar 9. Karya Desain T-Shirt Motivasi Versi 3

Desain terdiri dari teks dan motif Kalimantan dimana motif bentuk garis lengkungan

mirip tanaman pakis dan ada juga bunga terong dalam motif Kalimantan ini. Teks terletak

ditengah antara ornamen motif Kalimantan dan garis yang menghiasi desain teks motivasi ini.

Pembuatan desain ini mulai dari manual sampai digital mengunakan software grafis.

Komposisi teks yang ditampilkan adalah horisontal dengan rata tengah. Ornamen yang dipakai

adalah motif Kalimantan dan prisma segi enam untuk menghiasi desain kaos motivasi.

Adapun hasil karya desain T-Shirt Motivasi versi 3 dari manual desain ke digital desain

ditunjukkan pada Gambar 10.

Manual desain Digital desain

Gambar 10. Karya Desain T-Shirt Motivasi Versi 3 Dari Manual ke Digital

Berdasarkan Gambar 10 terlihat bahwa keseimbangan dalam karya tampak dari teks

yang disusun secara horisontal dan ornamen motif Kalimantan yang dilingkupi oleh prisma

segi enam. Keserasian dalam hal warna tampak terlihat dimana warna dasar dari T-Shirt adalah

hitam yang dipadukan dengan warna emas pada ornamennya dan hitam untuk teksnya sehingga

desainnya tampak jelas untuk dilihat. Orginal karya terletak pada kata-kata motivasi, desain

motif Kalimantan dan jenis font-nya di ART.

Hasil Penilaian terhadap Karya Desain T-Shirt Motivasi

Tiga karya desain T-Shirt motivasi yang dihasilkan semuanya menggunakan model

desain motif Kalimantan dimana kesenian ukirannya mirip dengan gaya desain art nouveau

yaitu sebuah aliran seni yang memiliki gaya dekoratif tumbuhan yang meliuk-liuk. Gaya desain

ini sering diaplikasikan dalam seni, furniture, arsitektur serta perabotan logam dan ilustrasi

buku serta berbagai barang cetakan. Motif Kalimantan-pun sering menggunakan bentuk dari

alam yaitu tumbuhan, satwa serta berbagai simbol kepercayaan. Motif ukirannya bisa

berbentuk pohon atau tumbuhan lain, bunga dan bentuk hewan. Namun demikian menurut hasil

wawancara dengan Ibu Amelia sebagai ahli desain disebutkan bahwa gaya art nouveau pada

ketiga desain yang dibuat kurang terasa karena nuansa dekoratifnya masih sangat minim. Oleh

karenanya menurut beliau bahwa perlu memperbanyak ornamen-ornamen agar art nouveau

lebih tampak pada ketiga karya desain tersebut. Sehubungan dengan kreasi jenis font yang

dibuat, seperti telah disebutkan dimuka bahwa jenis font yang dibuat bukanlah font standar

melainkan font hasil kreasi sendiri. Menurut ahli desain, kreasi jenis font pada ketiga karya

desain masih kurang mengarah pada gaya art nouveau karena font yang dibuat tampak solid

dan kaku sehingga gaya art nouveau kurang terlihat. Oleh karenanya menurut beliau bahwa

jenis font bisa dikaji lagi dengan memperkuat gaya art nouveau yang meliuk-liuk pada font-

nya. Namun demikian, ahli desain menilai bahwa untuk ukuran fontnya sudah memenuhi syarat

fungsional atau keterbacaan dalam arti masih bisa dibaca dengan jelas untuk jarak pandang

tertentu.

Berkaitan dengan pilihan warna font dan warna dasar T-Shirt, sudah cukup baik hanya

saja menurut ahli desain bahwa pilihan warnanya masih terlalu mainstream, berkesan umum

karena warna font dan warna dari desain motif Kalimantan tidak dibedakan sehingga terkesan

biasa atau umum. Hal ini menurut ahli desain bahwa keunikan dari art nouveau kurang

dirasakan karena warna yang kurang mewakili makna dari motif Kalimantan. Oleh karena itu,

sebaiknya warna font dan warna desain harus dibedakan agar tampak lebih jelas. Untuk desain

motif Kalimantan-nya bisa menggunakan warna asli pada motif Kalimantan yang identik

dengan warna kuning dan merah agar lebih menonjol. Sementara itu, untuk warna font tetap

menggunakan warna gold jadi bisa terlihat pembacanya. Terkait dengan tata letak desainnya,

menurut ahli desain tata letaknya sudah baik yaitu di bagian depan dari T-Shirt serta berada

pada posisi center dan model tulisan yang horizontal sehingga mudah dilihat pembaca lainnya.

Desain T-Shirt motivasi yang dibuat pada akhirnya harus memenuhi kebutuhan dan

selera pasar. Menurut ahli desain bahwa desain T-Shirt motivasi yang dibuat sudah sesuai untuk

batasan usia para mahasiswa, akan tetapi kurang memiliki daya tarik yang khas guna

mendorong minat beli. Hal ini bisa disebabkan karena pemilihan warna desain motif

Kalimantan yang disamakan dengan warna font-nya seharusnya bisa disesuaikan ciri khas

motif kalimantan.

Maksud pembuatan desain T-Shirt motivasi adalah untuk meningkatkan motivasi

belajar mahasiswa. Namun, menurut pandangan ahli desain bahwa desain T-Shirt motivasi

yang dibuat kurang memotivasi mahasiswa untuk belajar karena kata-katanya kurang

mengandung sarkasme/ ironi/ sindiran, atau bisa juga berupa kata mutiara/ nasihat/ kalimat

supportif. Kata-kata nasihat cenderung lebih halus sehingga lebih terkesan tidak menyinggung

bagi si pemakai ataupun yang membacanya. Dengan demikian maka pesan yang ingin

disampaikan lebih mudah diterima dengan baik.

Adapun kata-kata motivasi yang terdapat pada desain versi 1 adalah “Jangan Kuliah

Saja, Belajar Juga”, kata-kata motivasi yang terdapat pada desain versi 2 adalah “Kami Datang

untuk Kuliah Bukan Malas Malasan”, serta kata-kata motivasi yang terdapat pada desain versi

3 adalah “Yakin Belajar SKS? Sistim Kebut Semalam”. Pilihan kata-kata motivasi yang

digunakan dalam desain T-Shirt motivasi ini menurut ahli bahasa yang dimintai pendapatnya

menyebutkan bahwa kata-kata motivasi tersebut belum pernah ada sebelumnya. Frase-frase

motivasi yang berkembang di masyarakat memang sudah lama ada, akan tetapi untuk di dunia

pendidikan sepengetahuan ahli bahasa tersebut memang belum ada. Pilihan kata-kata motivasi

menurut ahli bahasa sudah menarik, akan tetapi belum sampai sangat menarik.

Menurut ahli bahasa bahwa pilihan kata-kata motivasi yang digunakan dalam desain T-

Shirt motivasi ini mudah dipahami maksudnya oleh para mahasiswa yang membacanya. Selain

itu, kata-katanya tidak menimbulkan ambigu. Namun demikian bisa lebih dikreatifkan lagi

dengan kata-kata motivasi yang lebih ekstriem tetapi punyai makna yang membangun

semangat belajar mahasiswa.

Pilihan kata-kata motivasi yang digunakan dalam desain T-Shirt motivasi ini mungkin

saja dapat menyinggung perasaan para mahasiswa yang membacanya. Namun menurut ahli

bahasa kata-kata yang sifatnya menyinggung bisa saja digunakan bila itu dengan maksud untuk

membangun diri untuk berubah lebih baik. Selanjutnya, dalam konteks penelitian ini

dikemukakan oleh ahli bahasa bahwa pilihan kata-kata motivasi yang digunakan dalam desain

T-Shirt motivasi ini efektif dalam merubah perilaku mahasiswa agar lebih termotivasi untuk

belajar.

Desain T-Shirt motivasi ini dibuat dengan sasaran penggunanya adalah mahasiswa

FKIP angkatan 2015. Berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa lebih banyak responden

perempuan yang berpartisipasi dalam pengisian kuesioner yaitu sebanyak 54 orang (67,5%).

Sementara itu sebanyak 26 orang (32,5%) adalah responden laki-laki. Sebagian besar

responden berusia 20 tahun yaitu sebanyak 38 orang (47,5%). Mayoritas berasal dari program

studi PGSD yaitu sebanyak 64 orang (80,0%).

Setiap mahasiswa sepatutnya tekun dalam belajar yang dapat dilihat dari jumlah jam

belajar/ minggunya. Responden terbanyak mempunyai jumlah jam belajar/ minggu antara 6 -

12 jam yaitu sebanyak 30 orang (37,5%), ini artinya sebagian besar responden mempunyai

jumlah jam belajar/ minggu yang tergolong rendah. Oleh karena itu maka perlu dicari solusi,

salah satunya melalui pembuatan T-Shirt motivasi. Umumnya kaum muda suka menggunakan

T-Shirt, hal ini dibuktikan dari pendapat 59 orang (73,7%) bahwa suka menggunakan T Shirt

dalam beraktivitas sehari-hari.

Sebanyak 3 hasil karya desain T-Shirt motivasi telah dibuat. Kata-kata motivasi yang

dibuat hendaknya mampu menarik perhatian. Menurut 61 orang (76,2%) setuju bahwa kata-

kata motivasi yang terdapat pada desain T-Shirt versi 1 dan versi 2 menarik perhatian karena

kata-katanya simpel dan mudah dipahami serta menegaskan kembali maksud dan tujuan

mahasiswa kuliah di UKSW. Sebanyak 50 orang (62,5%) setuju bahwa kata-kata motivasi yang

terdapat pada desain T-Shirt versi 3 menarik perhatian karena kata-katanya tidak bertele-tele,

menyindir tapi sesuai dengan kenyataan.

5. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga karya

desain T-Shirt motivasi yang dibuat dengan menggunakan gaya desain art nouveau. Ketiga

desain tersebut meskipun kurang terasa gaya art nouveau-nya menurut ahli desain akan tetapi

mendapat penilaian yang baik dari responden mahasiswa FKIP angkatan 2015 untuk semua

unsur desain yang dinilai. Penilaian sedikit berbeda dari ahli desain dalam hal jenis font, warna

font dan warna dasar T-Shirt yang dianggap masih terlalu mainstream. Sehubungan dengan

pilihan kata-kata motivasi dikaitkan dengan motivasi belajar, menurut responden mahasiswa

FKIP angkatan 2015 dan ahli bahasa bahwa kata-kata motivasi yang tertuang dalam karya

desain T-Shirt motivasi mampu meningkatkan motivasi mahasiswa untuk rajin belajar.

Sementara itu, dari ketiga versi desain T-Shirt motivasi, paling banyak responden mahasiswa

FKIP angkatan 2015 yang menilai bahwa desain T-Shirt motivasi versi 1 “Jangan Kuliah Saja,

Belajar Juga” adalah desain yang paling mampu memotivasi mahasiswa untuk belajar.

6. Daftar Pustaka

[1] Aksiani, W., 2013, Hubungan antara Penggunaan Waktu Belajar dan Motivasi

Belajar dengan Penguasaan Kompetensi Guru di Kalangan Mahasiswa FKIP UKSW

Salatiga, Salatiga: Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW.

[2] Suhendra, Alvi and Said, Muhamad and Cholid, Idham ., 2014. BAJU ALIVI’S

(PERENCANAAN PENDIRIAN USAHA KAOS MOTIVASI ).STIE MDP.

http://eprints.mdp.ac.id/1101/1/31jurnal.pdf. Diakses tanggal 20 Agustus 2017.

[3] Wardhana, L.A.P.A dan Sulistyaningtyas, I.D., 2014. Evaluasi Komponen Pesan dan

Media Kampanye No Tiket No Game pada Suporter Klub Sepak Bola Brigata Curva

SUD PSS Sleman. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Atma Jaya.

[4] Napitu, J., 2012. Kampanye Bahaya Narkotika di Bali melalui Desain Media

Komunikasi Visual. Denpasar: Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia.

[5] Agusrida, 2017. Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar Peserta Didik.

http://bdkpadang.kemenag.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=

452:strategi-menumbuhkan-motivasi-belajar-peserta-didik&catid=41:top-headlines.

Diakses tanggal 20 Agustus 2017.

[6] Viatra, A.W., 2017. T-Shirt Indieguerillas sebagai Media Komunikasi Visual.

Besaung Jurnal Seni Desain dan Budaya Vol 2 No 1, Maret 2017.

[7] Pryana, A.P., Soehardjo, A.J., dan Prasetyadi, B., 2014. Perancangan Komunikasi

Visual T-Shirt dengan Tema Moral. Jurnal DKV Adiwarna Universitas Kristen Petra

Surabaya Vol 1 No 4.

[8] Kusrianto, A., 2009. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: ANDI

Offset.

[9] Sunaryo, A., 1993. Desain Dasar 1. Semarang: Jurusan Seni Rupa Unveritas Negeri

Semarang.

[10] Sanyoto, S.E., 2009. Nirmana, Dasar-dasar Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra.

[11] Sari, N.L.D.I.D., 2013. Elemen Visual Kemasan Sebagai Strategi Komunikasi

Produk. Jurnal Komunikasi PROFETIK Vol 6 No 1, April 2013.

[12] Limanto, H., 2017. Awal Mula T-Shirt. http://wearwareclothing.com/ awal-mula-t-

shirt/. Diakses tanggal 13 Maret 2017.

[13] Pujiriyanto, 2005. Desain Grafis Komputer (Teori Desain Grafis Komputer).

Yogyakarta: ANDI Offset.

[14] Makmun, A.S., 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya Remaja.

[15] Anonim, 2017. Kaos Motivasi. http://ghirah.com/kaos-motivasi/. Diakses tanggal 10

Januari 2017.

[16] Mulyadi, 1991. Psikologi Pendidikan. Malang: IAIN Sunan Ampel.

[17] Tadjab, M.A., 1990. Ilmu Pendidikan. Surabaya: Karya Abditama.

[18] Winkel, W.S., 2007. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana

Indonesia.

[19] Hanafi, M., 2016. Pengaruh Penggunaan Media Sosial Facebook terhadap Motivasi

Belajar Mahasiswa FISIP Universitas Riau. JOM FISIP Vol 3, No 2 .

[20] Azwar, S., 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

[21] Supramono dan Sugiarto., 1993. Statistika. Yogyakarta: Andi Offset

[22] Umar, Husein., 2003. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.