268
MII ' jizah Muhammad .lamki ebuah untingan Tek \\ \ °10 \1 .

SYAIR ABDUSSAMAN

  • Upload
    others

  • View
    34

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SYAIR ABDUSSAMAN

MII 'jizah • Muhammad .lamki

ebuah untingan Tek

I)/JH~ \\ \ °10 \1.

Page 2: SYAIR ABDUSSAMAN

SYAIR ABDUSSAMAN:

Sebuah Suntingan Teks

Page 3: SYAIR ABDUSSAMAN

SYAIR ABDUSSAMAN:SEBUAH SUNTINGAN TEKS

Mu'jizahMuhammad Jaruki

PUSAT BAHASA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALJAKARTA

2006

Page 4: SYAIR ABDUSSAMAN

SYAIR ABDUSSAMAN:

Sebuali Suntingaii Tcks

ISBN 979 685 581 x

Pusat Baliasa

Dcpartcincn Pcndidikan NasionalJalan Daksinapati Barat IVRawamangun, Jakarta 1220

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Isi biiku ini, baik sebagian maupun seluruhnya,dilaraiig memperbanyak dalam bentuk apa pun

tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam halpcngutipan untuk keperluan penulisan artikel atau

karangan ilniiah

Katalog Dalam terbitan (KDT)

899.29

MUJ Mu'jizah dan Muhammad Jarukis Syair Abdussaman: Sebuah Suntingan

Teks/Mu'jizah dan Muhammad Jaruki.—Jakarta: Pusat Bahasa, 2006, vii,260 him.; 20 cm.

ISBN 979 685 581 X

1. KESUSASTRAAN MELAYU

Page 5: SYAIR ABDUSSAMAN

KATA PENGANTAR

KEPALA PUSAT BAHASA

Sastra merupakan cermin kehidupan masyarakatpendukungnya, bahkan sastra menjadi ciri iden-titas dan kemajuan peradaban suatu bangsa. Me-lalui sastra, orang dapat mengidentifikasi peri-laku kelompok masyarakat, bahkan dapat me-ngenali perilaku dan kepribadian masyarakatpendukungnya. Sastra Indonesia merupakan cermin kehidupan masyarakat Indonesia dan iden-titas serta kemajuan peradaban bangsa Indonesia. Sastra Indonesia lama merupakan cerminandari masyarakat Indonesia pada zaman itu. De-mikian Juga, ccrita rakyat merupakan gambarankehidupan rakyat di berbagai wilayah di Indonesia pada masa lalu. Ccrita rakyat memilikinilai-niiai luliur yang masih rclevan dengan kehidupan masa kini. Untuk itu, Pusat Bahasa,Departemen Pendidikan Nasional mclakukan pe-neiiiian tentang cerita rakyat dari berbagai wilayah di Indonesia. Kekayaan akan cerita rakyatitu menggambarkan kekayaan budaya bangsa ki-ta pada masa lalu. Nilai-nilai luhur budaya

Page 6: SYAIR ABDUSSAMAN

bangsa yang termuat dalam cerita rakyat itudipublikasikan kembali agar dapat dijadikan pel-ajaran bagi anak-anak bangsa dalam menemukanjati dirinya sebagai bangsa Indonesia.

Syair Abdussaman: Sebitah SuntinganTeks ini merupakan cerita rakyat yang memilikidaya tarik dalam menghayati kehidupan alam se-kitar. Penerbitan cerita ini diharapkan dapat me-mupuk minat baca anak-anak dan dapat mem-perkaya pengetahuan tentang kehidupan masalalu di tanah air kita. Untuk itu, kita sampaikanterima kasih kepada peneiiti dan pengolah hasilpenelitian schingga menjadi bacaan yangmenarik ini.

Jakarta, 5 Novembep 2006 Dendy Sugono

VI

Page 7: SYAIR ABDUSSAMAN

DAFTAR ISI

Knta Pcngantar Kcpala Pusat Baliasa v

Daftar Isi vii

Bat) I Pcndaliuluati 1

Bab II Translitcrasi SyairAbdussaman 5

2.1 Ringkasan Cerita 5

2.2 Pertanggungjawabaii Transliterasi . 82.3 Transliterasi Syair Abdussaman ... 112.4 Kata Sukar 256

VII

Page 8: SYAIR ABDUSSAMAN

BAB I

PENDAHULUAN

Dewasa ini kesadaran masyarakat Indonesia akankepentingan naskah lama telah cukup dibuktikan.Kenyataan itu tampak, balk dalam proyek peme-rintah maupun usaha swasta. Meskipun demi-kian, masih banyak pula naskah lama Indonesiayang masih tersimpan, beraneka ragam isi danasal daerahnya yang belum terjamah oleh peneliti(Soebadio dalam Ikram, 1983: 1—2). Naskah-naskah lama itu biasanya disimpan dengansangat hati-hati, tetapi tidak menutup kemung-kinan naskah-naskah itu akan hancur dan belumtentu dapat diselamatkan dengan memakai fotoatau mikrofilm (Robson, 1978:5). Sehubungandengan ha! itulah penyuntingan naskah lama me-rupakan salah satu jalan untuk menyelamatkan-nya dari kcpunahan, termasuk penyuntingan teks"Syair Abdussaman".

Penyuntingan teks '*Syair Abdussaman",sclain bertujuan untuk menyelamalkan dari ba-haya kerapuhan dan kepunahan, juga bertujuanmemasyarakatkan sastra Indonesia lama. Melaluisunlingan teks masyarakat dapat mcmbacanya le-bih miidah karena aksaranya sudah dialihkan kedalam aksara Latin dan sudah diberi tanda baca

sehingga masyarakat umum rnudah memahami-nya.

1

Page 9: SYAIR ABDUSSAMAN

Beberapa katalog naskah Melayu yang me-nyebut "Syair Abdussaman" adalah katalog vanRonkel (1909), Howard (1966), dan Sutaarga(1972). Berdasarkan katalog tersebut "SyairAbdussaman" dlnyatakan sebagai naskah tunggalyang hanya dimiliki atau tersimpan di Perpusta-kaan Nasional Republik Indonesia dengan nomornaskah Ml. 742 (dariW. 269).

"Syair Abdussaman" mencerilakan kehi-dupan seorang pemuda yang sedang dirundungcinta. Dalam kesusastraan Melayu, syair yangmengisahkan masalah cinta dapat dimasukkan kedalam syair romantis. "Syair Abdussaman" se-pcrti syair lainnya terdiri atas bait-bait dan setiapbait terdiri atas empat larik. Larik yang terdapatdalam "Syair Abdussaman" ini bcrvariasi, adayang berima aaaa, seperti

Juragan memandang terlalu kasihansainpailah tuan orang pilihanlalu dipuja kata perlahanhati berctnla sahaja ditahan.

ada juga bait-bait yang berima aabb, sepertiTambahan pening kepala sahayabadan dirasa tiada berdayasilakan abang pergi mandisekarang beta mandi di sini.

Di samping itu, ada juga yang berima abbb,seperti

Bagai berbadan kurus anggotadisambut oleh Nakhoda Ali

pulang menunduk itulah hariduduklah ia berdiam diri.

Cerita yang bertemakan kasih yang tidak sampaiini dalam kesusastraan Melayu lama dapat di-

Page 10: SYAIR ABDUSSAMAN

golongkan ke dalam syair romantis. MenurutYock Pang (1978:296) syair romantis biasanyamerupakan gubahan dari cerita khayalan yangterdapat dalam bentuk hikayat. Jalan ceritanyakadang-kadang sukar diikuti karena penyairnyaberusaha mencapai keindahan bunyi dan meng-ubah jalan cerita atau kata-katanya dengan se-suka hati.

"Syair Abdussaman" yang terdiri atas 272halaman ini Jika dilihat dari segi isinya me-ngisahkan kehidupan tokoh Abdussaman dalammengejar dan mencari kekasihnya, yailu DangLai la. Di dalam naskah banyak digambarkan ten-tang kerinduan Abdussaman terhadap kekasihnya. Dia tidak dapat makan, tidak dapat tidur,dan selalu gelisah karena setiap hari terbayang-bayang kepada buah liatinya. Namun, sangat di-sayangkan usaha Abdussaman dalam nienggapaikekasihnya tidak sampai. Dang Laila, seorangperempuan yang selalu diangan-angankan danimpikan ternyata hampa belaka. Dang Laila me-nikah dengan Juragan Jailani, sahabat Abdussaman sendiri.

"Syair Abdussaman" mempunyai dua fung-si, yaitu sebagai penghibur dan sebagai saranapendidikan, yaitu pendidikan moral. Fungsi hi-burannya dapat dilihat dari keindahan bunyinya,yaitu jika dibacakan dapat menimbulkan ke-merduan dan keserasian bunyi sehingga dapatmemberi kesenangan bagi pendengar atau pem-baca. Sebagai sarana pendidikan kita dapat me-lihat dari tokoh Abdussaman. Abdussaman tidak

begitu saja mengumbar keinginan hatinya dalambercinta. Dia selalu berbuat sopan meskipun ke-

Page 11: SYAIR ABDUSSAMAN

rinduan itu selalu bermain-main dalam bcnaknya,tetapi dia dapat mcngendalikan emosinya itu. Disamping itu, kita juga dapat melihat cara Abdus-saman mcnanggapi kekecewaan hatinya padawaktu dia dapat menerima kenyataan hidupnya,Dang Laila yang selalu diimpikannya itu me-nikah dengan Juragan Jailani, sahabat Abdus-sanian scndiri. Kekecewaan hatinya itu tidakmembuatnya putus asa. Dia menanggulangi kekecewaan hatinya itu dengan pergi ke negeriseberang, tempat sahabatnya, Encik Awang.

Page 12: SYAIR ABDUSSAMAN

BAB II

TRANSLITERASI

SYAIR ABDUSSAMAN

2.1 Ringkasan CcritaAbdul Rahman adaiah seorang saudagar yangamat adil dan pemurah. Dia dikaruniai seoranganak laki-laki yang diberi nama Encik Usman.Pada usia sembilan tahun, Encik Usman mengajikepada seorang guru. Semua ilmu yang diajarkanoleh gurunya dengan cepat diterima sehinggaEncik Usman dalam waktu singkat seicsai me-ngajinya.

Encik Usman telah dewasa. Dia sangat di-sayang oleh kedua orang tuanya karena diasangat berbakti kepada kedua orang tuanya. Disamping itu, dia juga disayangi oleh banyakorang karena dia mempunyai budi pekerti yangsangat baik.

Pada suatu liari Encik Usman makan ber-

sama ayah-ibunya. Pada saat itu ayahnya memin-ta agar Encik Usman segera berumah tangga karena telah cukup umumya. Encik Usman tidakmenjawab sepatah kata pun.

Mulai saat itu Encik Usman setiap malammelakukan salat malam. Dia memohon kepadaTuhan agar ditunjukkan seorang perempuan ca-lon istrinya. Ada suatu malam setelah salat diatidur. Tiba-tiba dalam tidumya bermimpi datang

Page 13: SYAIR ABDUSSAMAN

seorang kakek dan memberikan saran agar EncikUsman berumah tangga dengan seorang perem-puan yang salihah, yaitu anak saudagar Lailayang bungsu, Siti Dang Laila. Terkejutlah EncikUsman pada malam itu.

Encik Usman setiap hari suka termenungmemikirkan mimpinya itu. Ibu Encik Usman me-ngetahui bahwa anaknya setiap hari suka termenung, dia lain menegur kepada Encik Usman.Kemudian, Encik Usman pun menyampaikanmimpinya.

Encik Usman memerintahkan beberapaorang untuk membuat perahu. Sctelah itu EncikUsman memanggi! banyak orang untuk mem-bacakan sahadat dan mengajak mercka berlayarke Puiau Tayuman. Sesampai di Pulau Tayuman,Encik Usman membangun kampung yang leng-kap dengan surau, kolam, dan taman. Dan, di Pulau Tayuman, Encik Usman berubah nanianyamenjadi Encik Abdussaman.

Bapak Abdussaman bingung karena sudahdua bulan anaknya tidak pulang. Bapak Abdussaman menyusulnya ke Pulau Tayuman. Abdussaman bertemu dengan bapak-ibunya dan ber-temu pula dengan kawan-kawan. Bapak ibu Abdussaman menghendaki agar Abdussaman kem-bali pulang ke kampung halaman. Akan tetapi,Abdussaman menolak keinginan bapak-ibunyaitu.

Abdussaman rindu kepada Dang Laila, put-ri yang cantik, anak saudagar Laila. Akan tetapi,kerinduan Abdussaman kepada Dang Laila tidakdiutarakan dengan terus terang. Setiap hari diatidak bernafsu makan. Juragan Jailani, temannya,

Page 14: SYAIR ABDUSSAMAN

sangat bingung mengetahui keadaan Abdus-saman sehari-harinya suka termenung dan tidakbernafsu makan. Untuk menghibur Abdussaman,juragan Jailani dan kawan-kawannya bermaingamelan. Suasana seperti pesta, ada yang me-mainkan biola, kecapi, dan gendang. Akhimya,Abdussaman mengetahui bahwa juragan Jailanidan kawan-kawannya mengerti bahwa Abdussaman sedang rindu kepada Dang Laila.

Nkahoda Manan yang sedang berada disampan mendengar suara musik itu, dia lalu ber-gabung bersama juragan Jailani. Selesai pestaAbdussaman pergi mandi ke taman.

Abdussaman berputus asa tidak mau ber-istri karena seorang perempuan yang dirindukantidak kunjung datang. Nakhoda Raka menasihatiAbdussaman agar jangan berputus asa. NakhodaRaka dan juragan Jailani pergi ke tempat seorangdatuk dan mereka pergi ke tempat seorang pen-deta untuk melamar Dang Laila. Akan tetapi, la-marannya ditolak oleh ayah Dang Laila. Abdussaman semakin berputus asa. Teman-temannyamencoba menghibur dengan menawarkan perempuan lain. Namun, Abdussaman tidak menyukai,dia tetap menginginkan Dang Laila menjadi istri-nya.

Cinta Abdussaman kepada Dang Laila semakin mendalam. Setiap hari dia tidak bernafsumakan sehingga dia jatuh sakit dan tidak ter-sadarkan diri. Berbagai bujukan dari teman-temannya agar Abdussaman segera sadar, tetapiAbdussaman tetap membungkam bahkan diaingin cepat mati.

Page 15: SYAIR ABDUSSAMAN

Setelah Encik Husain membujuk Abdus-saman, dia mulai menyampaikan isi hatinya bah-wa Dang Laila, seorang perempuan yang di-cintainya, tidak mau dengan Abdussaman karenadia belum ingin bersuami.

Setiap hafi teman-temannya selalu meng-hibur Abdussaman, mengajak Abdussaman ber-main di taman dan bermain kecapi di berandayang disertai teman-temannya menari. Namun,kesedihan Abdussaman tetap bertahan.

Abdussaman mulai terhibur ketika DangLaila datang. Dang Laila ditemani Dang Mailanibersama dayang-dayangnya mengadakan per-temuan dengan Abdussaman bersama keenamnakhoda di sebuah gedung. Pertemuan itu di-meriahkan dengan bunyi-bunyian gong, gendang,.dan.,b.urung merak yang dapat menari-nari diangkasa.

Dang Laila yang didamba-dambakan olehAbdussaman ternyata Dang Laila mencintai jura-gan Jailani. Akhimya, Dang Laila menikah dengan juragan Jailani, teman Abdussaman sendiri.Abdussaman, untuk menghibur dirinya, dia pergike negeri seberang ke tempat Encik Awang.

2.2 Pertanggungjawaban TransllterasiDalam mengalihaksarakan naskah "Syair Abdussaman", kami menggunakan metode edisi standar(Baried, 1985:69). Edisi tersebut disebut jugaoleh Robson (1978:43) dengan edisi biasa, yaitudengan membuat transliterasi, membagi kata-kata, menggunakan huruf besar dan pungtuasi,serta membetulkan kesalahan teks. Metode itu

digunakan karena naskah di atas adalah naskah

8

Page 16: SYAIR ABDUSSAMAN

tunggal, di samping itu karena tujuan utama pe-nelitian ini adalah ingin menyajikan suntinganteks agar mudah dipahami pembaca.

Dalam mengallhaksarakan teks ini, kamimengikuti pedoman Ejaan Yang Disempurna-kan. Di samping itu, kami juga mengadakanperbaikan kata-kata agar sesuai dengan konteks-nya. Perbaikan tersebut akan dijelaskan dalamcatatan kaki. Berikut .ini adalah keterangan-ke-terangan tcntang transliterasi teks itu.1) Kata ulang dalam teks ditulis secara kon-

sisten dengan angka 2, dalam transliterasikami sesuaikan dengan EYD yang berlaku.Contoh:

Scbarang 2 (hlm.4) menjadi sebarang-baraiigberkata2 (hlm.30)menjadi bcrkata-kata

2) Kata-kata yang berakhir dengan aksara kada yang ditulis dengan hamzah (') ada jugadengan qaf (s). Dalam transliterasi kamialihaksarakan secara konsisten denganaksara k.

Contoh:

bertepu' (hlm.58) menjadi bertepuk,encP (hlm.4) menjadi encik,beranak (hlm.l) menjadi bcrenak, danbijak (hlm.5) menjadi bijak

3) Kata seperti sebarang-barang, suda, danmengadap tetap dipertahankan seperti yangtertulis dalam naskah.

4) Kesalahan tulis yang dijumpai dalam naskah, kami perbaiki sesuai dengan konteks-nya, perbaikan kata itu kami tulis dalam teks

Page 17: SYAIR ABDUSSAMAN

dan kata aslinya kami catat dalam Catalankaki.

5) Daiam naskah pada halainan 160 terdapatkalimat di tengali antara bait kiri dan baitkanan dengan bentuk memanjang. Dalamtransliterasi kalimat itu kami cantumkan

dalam Catalan kaki.

6) Untuk mengalihaksarakan kata-kata atau kalimat berbahasa Arab, kami menggunakanpedoman Hasil Sidang VllI, Majclis Ba-hasa Indoncsin-IVIalaysia, Bogor, 9—13Agustus 1976.

7) Kata-kata yang diberi garis bawah artinyadapat dilihat dalam keterangan kata-kata su-kar. Yang dimaksud dengan kata-kata sukaradalah kata-kata yang tidak lazim dipakaidalam bahasa Indonesia. Untuk keperluanitu kami menggunakan:a. Kamus Dewan karangan Teuku Iskan-

dar, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa danPustaka, 1970.

b. Kamus Besar Bahasa Indonesia, PusatPembinaan dan Pengembangan Bahasa,Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

c. A Malay English Dictionary susunanR.J. Wilkinson

d. Nicw Malcisch-Ncdcrlandsch Woor-

dcnbook susunan H.C. Klinkert.

e. Kamus Arab-Indonesia susunan Oeinar

Bakry.8) Nomor pada sisi halaman berarli nomor ha-

laman dalam naskah.

Page 18: SYAIR ABDUSSAMAN

9) Garis miring ganda (..//..) antara kata dalamtransliterasi berarti pergantian halaman dalam naskah.

10) Kata atau kalimat yang terdapat dalam garismiring /..../ berarti kata atau kalimat yangada dalam naskah, tetapi untuk kelancarankalimat atau kata itu dianggap tidak ada.

11) Kata atau kalimat yang terdapat dalam tandakurung (....) berarti kata atau kalimat itu tidak ada dalam naskah, tetapi merupakantambahan dari kami untuk kelengkapancerita.

2.3 Transliterasi Syair AbdussamanI) Bismilah itu permulaan kalam

dengan nama Allah Klialikul alamrahmat-Nya limpah siang dan malamkepada hamba-Nya mukmin dan Islam

Dengarlah TuanAda suatu cerita yang baliarisaudagar kaya amat bestarilaksana raja di dalam negeriadil murahnya tidak terperi

Beranak seorang dengan istrilaki-laki konon jauharielok paras* wajah berserisukar bandingan di dalam negeri

Namanya Saudagar Abdul Rahmananaknya bemama Encik Usmanelok menjelis suda budimanberurutan badan dan lengan

11

Page 19: SYAIR ABDUSSAMAN

Empat orang tenian bcridaberangkuman bercerai tiadasembilan tahun umur anakda

diserahkan mengaji oleh ayahanda

Tiada berapa antaranyaIiatamlah sudah pengajianiaiu berhajat sekailan ilmunyasemuanya diajarkan oleh gurunya

Segala yang mendengar tiadalah jemudunia akhlrat tiadalah terscmu //

2) barang baginya semuanya tahusangat pemilih kain dan baju

Saudagar pun suka rasa hatimeiihat baik laku pekertikehendaknya tidak diteguhnya lagiapa kehendak semuanya diberi

Besariah sudah Encik Usman

usul menjelis muda budimandibuatkan dcngan kampung halamancukup dengan kalam cabangan

Pagi dan petang duduk mengajikepada ayahanda sangat baktiorang pun banyak yang memujisedikit tidak mana yang kaji

Lalu berkata orangnya desasangat menjelis anak tua rajatambahan dengan budi bahasaterlalu herannya dengan orang tua

12

Page 20: SYAIR ABDUSSAMAN

Moiek menjelis bagai dipatasikap laksana raja mahkotalemah-lcmbut tulur dan kata

barang suatu sangat permata

Umur pun sedang remaja putraterlalu kasih ayahanda dan sahayasembahyang mengaji senantiasatiada berbuat laku yang sia-sia

Saudagar pikir laki istrianakda baik beri istri

anak orang berbangsa baik dicaricobalah tanya orang sendiri

Tersenyum berkata Encik Baidahmemberi istri itu pun mudahanaknya orang dilihat mudahtiadalali berjumpa paras yang indah

Jikalau peran orang dilihat sudahtiadalali sama berjasatiada akan mau anaknya kitakepada pikiran di hati beta //

3) Tingkah dan lakunya beta memandanganak Usman berkawan sebarangbarang hatinya tak boleh dipaksa orangsukar dicari bunda yang seorang

Jikalau dapat perempuan bangsawanserta dengan arif setiawanbijaksana sama beri lavvanmakanya malm duduk berkawan

13

Page 21: SYAIR ABDUSSAMAN

Jikalau kakanda tiada percayakannyaCobalah tanya kepada dianyaSupaya beta kita mendengarnyaApakah jawaban gerangan katanya

Saudagar pikir di dalamnya hatibenarlah kata adinda nan pastianak Usman lainlah pekertibagaimanakah kehendaknya hati

Seketlka berkata dengan istrinyalebih dengan diangkat oleh budaknyaEncik Usman datang bersamaduduk makan dengan ayahandanya

Sudah makin muda bangsawanlalu tneinakai pula bawa-bawabennohon turun Encik Usman

oleh saudagar dipegangkan tangan

"Wahai, Anakku cahaya mahkotabuahnya hati jiwa ayahandaumurnya tiian sampai remajapatutiah sudah beriimah tangga"

Baiklah tuan jawab beristrimana yang pcrkenan kepada hatibertainbah baik bcrbuat bakli

ayahanda bunda hendak melihati

Tersenyum manis muda yang putadiain tiada menjawab katatunduk tidak mengangkat mukasantap sirih di cawan permala

14

Page 22: SYAIR ABDUSSAMAN

Seketlka duduk mengadap ayahandalalu bermohon muda yang syahda //

4) pulang ke rumah degan siladuduk berpikir di dalam dada

Di dalam cita Encik Usmandi mana dicari muda budiman

jikalau bukan orang beiimankcpada hati tiadalah perkenan

Bclumlah mau rasanya hatibelum kudapat ilmu yang pastiapa kena diamat-amatibukannya pindah dibawa mati

Lalulah dia rnengambil Quranduduk mengaji semalam-maiamanmencari alamat dengan furkananak siapa yang dijadikan?

Hari pun sudali jauh malamlalu beradu di alas tilam

masuk mimpi muda pualammelihat bulan cahayanya muram

Datang seorang membavva ceritaorangnya tua datang bcrkata,"Wahai, Anakku cahayanya mataTuan, wai jangan berhati duka!"

Umur tuan sedanglah putrapatutlah berumah tanggaayahanda bunda pun sudah tuabalklah tuan beristri juga

15

Page 23: SYAIR ABDUSSAMAN

Jikalau anakku hendak beristri

carilah perempuan muda bestariyang sama sctcru dengan sendiribangsawan iagi memeliharakan diri

Perempuan jangan scbarang-baraiigmenurut nafas mata yangjarangnama pun aib disebul oranghati yang lembut menjadi garang

Jikalau Tuan mencari istri

ada seorang perempuan jauharianak saudagar Laila bestariitulah anaknya yang bungsu sekali //

5) Namanya Siti Dang Lailalagi tinggal dua bersaudarabalk paras tiadalah dualaksana bulan pumama raya

Arif bijak sukar dicariitulah baik diambil istri

tetapi tiada negeri di sinidi Pulau Tinggl nama negeri

Anak saudagar orang terbilangwajah laksana gambar /dan/ wayangcahaya di raga terbayang-bayangscperti bulan sedang mengambang

Jikalau tuan tiada pcrcayacobalah menjadi sahabat berbangsa

16

Page 24: SYAIR ABDUSSAMAN

orang yang arif tempat berlanyaniscaya tanpa bayangan dia

Setelah berkabar nyataorang tuah pun hilang di matahari pun siang sudahlah nyatalalu terkejut muda yang puta

Terkejut tiada Encik Usmanlerkenangkan mimpi hati tak nyamandi dalam hati sangatiah berkenandi mata-mata setia yang budiman

Wajah beruba(h) rupanya pikirhatinya di dalam susah terlaludi da(lam) mimpi sangatiah tentudi mana gerangan saudagarnya itu

Demi dilihat ayahanda sudarupanya bcrubah wajah anakdaada penyakit scrangannya diamaka demikian lakunya ada

Lalu berkata Bunda Encik Usman"Wall, anakku asal budimanmengapakah tuan rupa kepiluanapakah sakit di dalam badan

Wah, anakku buah hatiada bertanya hendaknya past! //

6) Janganlah dibawa bersusah hatibarang suatu kabarkan bunyi

17

Page 25: SYAIR ABDUSSAMAN

alaii ada harta yang kurangmaka berubah wajahku panclangkepada bunda kabarkan teraiigtcrlalu kuat bunda memandans

Baik anakkii tua beristrimana yang berkenan di hati scndiriayahanda bunda memberijanganlah tuan berpilu hati

Mesklpun hendak beristri empattiada siapa kan mengumpatEncik Usman berkata, "Tidak suka!Mana beristri dua dan liga."

Kebanyakan percmpuan memberi nerakajarang sekali memberi surgajikalau tiada sepeili maksud dakuscumur hidup berjuanglah aku."

Jikalau tak dapat bagi mimpikuharamlah tiada beristri akusudah berkata ia pun diamdi dalam hati ada kerinduan

Mencari pikir siang dan malamkepada ma'rifat hatinya di dalamberkata kepada seorang kedunjadikan perahu dengan surga

Panggilkan aku orang muda dan tuahendak diajak pergi bersnliajnlalulah datang orang sekalianduduk mengadap Encik Usman

18

Page 26: SYAIR ABDUSSAMAN

Sudahlah lengkap perahu dan sampan,"Marilah kita ke Pulau Tayumanpergi berburu kijang manjangandi situ rusa banyak gerangan

Lalu turun mau dayung perahutiada kabar dengan ayahanda bundasekalian perbekalan dibawa sertasampai kc pulau naiklah din //

7) Lalu memburuhkan segala orangmenebang kayu mana yang rindangmembuat surau di tengaii padanginiiah perbuatan bukan kepalang

Dibuat pula kampung sebuahkoiam dan tanali terlalu indahbertanam anggur di dalam sebuahjambangan bunga kembang a.ii.j.r.h

Tiadalah Encik Abdussaman pulang lagidi surau itu duduk mengajimengampungkan sekalian lebai dan hajiilmu semuanya habis diketahui

Akan Saudagar Abdul Rahmanheran melihat Abdussaman

"Mengapa membuat rumah di hutankembali pun aku tiada dapatkan."

Lalu bertanya kepada istri,"Dahulu apa kata sendiri

19

Page 27: SYAIR ABDUSSAMAN

maka anakda demikian perisusah pula halinya kami."

Dijavvab islrinya dengan scgerasuka ataupun tiada beta berkatabeta bertanya dijawabnya tiadasehingga diam tiada berkata

Lalu inenyuruh orang sekaliaiipergi berkayuh ke Pulau Tayiimansambutkan kamu anak Abdussaman

adiih mau jangan berhambatan

Pergilali orang dengan segeranyamengadap Abdussaman muda lerunahamba disuruh ayahanda mulanyadisambut kembali Encik ke sana

Manis tersenyum muda jauhariberkata dengan wajah berseriayahanda sebagai bersusahkan diribukan kami perginya lari

Demi dililiat orang sekalianistana surau mudah sekalian//(indah

8) indahnya kalam dengan jambangandi dalam hatinya mengapa demikian

Jikalau demikian lakunya Encik mudabarangkali pindah kcmari jugaistana dan balai scmuanya adatinggal di negeri ayahnya sahaja

Lalu berkata Encik Abdussaman,

"Kembalilah dahulu bawa sekalian

20

Page 28: SYAIR ABDUSSAMAN

bet» kcnibuli nanti kcnuidian

seorang kedua kamu siinihkaii

Bapak Salaiiiah lain pulaiigmcngadap daiuk saudagar tcrbilangIZncik muda kcmudian dalangIni keduanya ada seorang

Sabda saudagar, "Mari, keinari,aku hendak berianya kan periAbdussaman mana makivtiada dalangDisiiruh sambut pagi dan petang

Di sini bcrniain bukan diiaranginembuai teinpai seperti dagangmengapa niaka ineninggalkan negeridi Sana iUi apa-apa cari

Bukan liada niau niembcri istriinaka dianya demikian periakan anakku Abdussaman

apakah diperbuat di Pulau Tayuman."

Hatiku bagai liada senyumanliada tenlu miiuim dan makan

dianya liada niau keinbalisudah dua bulan meninggalkan negeri

Kindunya aku liada lerperiliada pernah bcrcerai seharidatanglah hati Abdussamanmeninggalkan kila ke Pulau Tayutnan

Apa dirajuknya maka demikianPergi meninggalkan kampiing halaman //

21

Page 29: SYAIR ABDUSSAMAN

9) Jikalaii demikian lakunya betabaiklah kita mcngikut scrta

Bukan dua (iga anaknya kitaseorang diri cahaya mala.Adapun saiidagar laki islrimenyuruh bersampan dia akan pergi

Ke Pulau Tayuman belakang negeriEncik Abdussaman hendak diikuti

sampailah ke pulau datang saudagardatanglah anakda menyenlarig tikar

Orang banyak duduk berhamparmelihat kalau kembang berjajarlain berkata ayahanda bunda,"Wah. Anakku inahkola jiwa,

Sampal hati rimnkii nyawaayahanda tlnggal tiada dibavvaapakah sebab maka demikianbaiai dan surau sedia berdandan

Tuanlah ayahanda biiatkan sekalianapa kehendak tuan kaiakangedung istana tuan punyaanak tiada dua liganya

Hanyalah Tuan nuida yang utatna,"Mengapakah I uan demikian adanyaapakah maksud di dalam hatimaka tuan demikian pekerii."

Ayahanda bunda tinggal di negeribaik mengikut tuan kemari

Page 30: SYAIR ABDUSSAMAN

berdatang seinbah Abdiissamanayahanda jangaii berhali rawan

Adapun akan I'ulaii Tayiiinanjiiga liga hari pc(r)layaranakan Saudagar Abdul Rahmanduduk bcruiang kc Pulau Tayuman

Menganlarkan barang makan-niakananbarang yang disukakan Abdussamandisurunya ilu duduk inengajisembahyangnya liada linggal sckali ///ada kepadii/

10) Ada kepada siialu haritengah bcrmain inuda jauharilalu bcrkata kepada pcnjelatig pribadilajunya tidak lag! lerperi

Lalulah bcrkula kepada Selamalcoba lambai penguiang terbangalberkayuhlah seraya dengan Selamallalu dilambai suaranya sangat

Penjelang pun singgah dengan segerakepada Selamal jiiru batu berkala,"Engkau ini disuriih siapamelambai hamba hendakkan apa?"

Selamal berkala herperi-pcri ,"Nakhoda wai. siapa nama clirinakhoda raja lalu berdirimelihal selamal berperi-peri

Page 31: SYAIR ABDUSSAMAN

Selamat berkata sambut bergurauEncik sahaya ada di suraunaik ke sampan lalu ke pulaunaik ke darat laiu ke surau'

Segera ditegur Abdussaman"Nakhoda naik di sini silakan

sahaya sangat hendak bermalamnegerl mana tempal kediaman?"

Dipandang Nakhoda Abdussamanmcram sekelika meinikirkan

di daiam hati sangatlah berkenananak siapa ini gerangan

Parasnya indah sangat menjelisbudi dan bahasa terlalu manis

seru diperbuat awan bcrtulisditatap nakhoda sekalian habis

Nakhoda lagi lalu berkata,"Hamba ini dagang yang lata,

masuk bedagang barang dicitamencari nafkah a-ny- r-b-t."

Hamba ini orang Mandarke Sana kemari masuk beredar //

11) berjual beli sunahnya kadarkarena bahannya kecil yang besar

Dengan Abdussaman kisahnya lalusedikit tiada hatinya cemburu

24

Page 32: SYAIR ABDUSSAMAN

akan Saudagar Abdul RahmanNakhoda Raka terlalu lebih berkenan

Anak tlnggal dengan Abdussamanayahanda kcmbali kainpung halamantiga buian ayahanda kemarianak ayahanda seorang diri

Berkata pula kepada Abdul SanianAbdussaman tiada pulang ke negerimenjadi ayahanda datang kemarianak ayahanda seorang diri

Berkata pula kepada Abdussaman,"Wai, Anakku gembala jambanganmarl melihat kampung halaman,lama sudah tuan tinggalkan."

Abdussaman diam tiada berkata

sambil memandang Nakhoda Rakasaudagar pun turun dengan segeraterlalu mam bang akan anakanda

Selang ada sepuluh harisaudagar kembali pulang ke negeriNakhoda Besuk datang berhentiNakhoda Raka yang dicari

Abdussaman muda berbangsadisambut naik dengan perkasadamai duduk berkata-kata

bertanyakan negeri mana biasa

Nakhoda Besuk semuanya dikalamana negeri masuk lermasa

25

Page 33: SYAIR ABDUSSAMAN

barang adat perintahnya sertasekarang dipandangnya mata

Di dalam pikir yang saktibelum bertemu di dalamnya mimpibelum mendapat kabar yang pastientah di mana gerangannya negeri //

12) Anak Seiangor Nakhoda Besukberkata sedikit semuanya dudukmakan sirih barang yang adatulus ikhlas di dalam dada

Abdussaman melihat sambil lunduk

mcmakai balai iebai yang burukada sclangnya dua bulan lamanyamau (a)palah perahu banyak rupanya

Berjenis-jenis perahu halauannyakcci(k) senelamban nama penjelangnyalalu berkata Abdussaman,"Siapa yang punya itu gerangan?"

Dipandang terlalu besar angkataninginnya hendak berpandangandisahut oleli Nakhoda Raka

hampir penjelang nakhoda muda

Yang kecik itu sahabat kitacoba dilambai surukan jugaNakhoda Besuk pergi berlaridi tepi pantai ia berdiri

26

Page 34: SYAIR ABDUSSAMAN

Di kapal keci/k/ Juragan Jailani,disiiruhnya kata, "marilah sini,singga(h) di sini dahulu seketika,Nakhoda Raka itu pun ada juga."

Lalu berlabuh keci /k//juraganditurut oleh perahu sekalinabalk dan Jahat kita dengarkansahabat kita segera dapatkan

Sambii naik Nakhoda Besuk

ditegur juragan, "marilah duduk."Tempat sirih segera diunjuk,bertanyakan pula/u/, "Siapakah duduk?"

Nakhoda Besuk menjawab kataAbdussaman di sinilah serta

anak saudagar orang berbangsaia bertanyakan namanya adinda //

13) Perangai habis samanya katakanbudinya baik dipatutkansampai kepada minum dan makanadinda kabarkan coba silakan

Tersenyum berkata Juragan Jailani,"Beta kakanda tiadalah berani,mengadaFTorang besar di sinitakut dianya tiadalah perdull,"

Nakhoda Besuk seraya tertawaadinda coba naik seketika

hamba tiada mahu berdusta

entahjikalau malangnya adinda

27

Page 35: SYAIR ABDUSSAMAN

Jikalau kepada pikirannya hambasukar dicari sebagainya diasungguh pun anak orang yang muliaterlalu arif bijak berkata

Parasnya elok amat gemilangbaharu dipandang kasih dan sayanghampir juragan heran tercengang-cengang

laksana orang sebabkan hilang

Tersenyum berkata, "Marilah kita!"hendak menjawab memandang mukabarangkali sungguh bagaikan ceritajikalau tidak ditampak pastikan

Lalu menyuruh budak bertigamember! tabu nakhoda semuanyajuragan mengajak naik bersamaansinggah ke pulau seketika juga

Nakhoda menanya Nakhoda Muhammatmenengar juragan turun jemputlalu datang nakhoda keempatdengan Nakhoda Besiiki tangan berjabat

Juragan berkata sambil tertawabeta mengajak adinda jugabalk ke darat barang seketikaNakhoda Besuki membuat jenaka

Ada kawannya orang terlalu bijaksikap bergaya amat bersyak //

14) kita pun banyak negeri berpijakboleh ada dilihatnya tidak

28

Page 36: SYAIR ABDUSSAMAN

Abdussaman konon namanyamolek menjelis konon rupanyacoba kita lihat dianyajangan kira pula dikononnya

Nakhoda Ali menjawab katanya,"Baiklah dapatkan dia ke sana,Nakhoda Malaka pun di sini lama,segeralah naik kita bersama."

Setelah naik nakhoda kelima

Nakhoda Besuk naiklah bersama

sampai kepentok pagar dianyadisuruh sambut dengan segeranya

Abdussaman muda jauharidi pantai disuruh ia berdiriserta teipandang Juragan Jailanidibawa atau senyum di wajah berseri

Serta ditegur silakan kakandasudikan duduk sekalian nakhoda

makan sirih barang yang adatulus ikhlas di dalamnya dada

Abdussaman meiihat juraganrasanya hati sangat berkenannakhoda keempat sedang handalansama tersenyum berpandang-pandangan

Nakhoda Jailani orang Jauhariditilik di dalam ma'rifat di hati

Abdul Saman muda bestari

sukar bandingannya di dalam negeri

29

Page 37: SYAIR ABDUSSAMAN

Nakhoda Besuk sebenar kata

sarasnya laksana gambar dipatiberpatuh dengan budi bahasaumur pun sedang remaja putra

Seketika duduk juragan nakhodahidangan diangkat dayang kcdiiaberbagai timbul pciigananiiya adamakan dan tninum guru senada //

15) Lalu berkata Nakhoda Manan,"Mengepa diam di Pulau Tayuman,pergi meninggaikan kampung halaman,apa cerita hendak didengarkan."

Tersenyum manis Abdussamanmenyahut kata memberi berkenandi pulau in! banyak makanantambahan pula buah-buahan

Setelah malam sudahlah hari

sekaiian nakhoda tiada kembali

diiawan bercakap bertanya negeriadatnya orang di sana-sini

Nakhoda Muhammad di mana negeribetapakah adat yang baharidi tanah Mangkasar desa sendiriapakan obat demikian peri

Nakhoda Ali Bugis terbilangorangnya banyak bukan kepalangdua tahun ketika sekaiian berperangbertikam terlalu amal gerang

30

Page 38: SYAIR ABDUSSAMAN

Nakhoda miida anak Malaka

adat setnua khabarkan belaka

rajanya ini sekarang tiadaorang kaya bergelar sahaja

Masa ini beta berperaliumasuk negeri baharulah tahuNakhoda Manan orang Betawiayah bundanya semuanya mati

Tiga orang sudah beristribelum dapat kehendaknya hatiJuragan Jailani menjawab katanyabeta tuan manakan bercerainya

Nakhoda sekalian sudah mcmaranyajauh malam hari sudah nyatanyaAbdussainan bertanya diamat-amati,"Abang juragan di manakah negeri?"

Marilah tahu bersumpah hatikeinudian sahaya pergi dapati // (juragan)

16) juragan menyahut dengan senyumtcmpat kakanda yang berseinayam

Pclayaran belum sampai ke sanalain bertemu nakhoda semuanyaabang nan hanya seorang jugatiada bersaudara dua dan tiga

Mcndapat handai sahabat belakainilah gaiUi saudara kakandaia bertemu pula dengan adindahati kakanda sangatlah mesra

31

Page 39: SYAIR ABDUSSAMAN

Kasih dan sayang bagai saudarasetiap tahun singgahlah kitadisahut oleh nakhoda muda

sungguh juragan itu berkata

"Hati beta pun demikian juga."serasi tiada lagi berantaralalu tersenyum Abdussamanmenjawab kata manis segera.

Hatinya kakanda semuanya demikianbeta pun ietih serta peliharajikaiau demikian kita semuakeenam baiklah mendapat ayahandasegera

Hendak berjumpa jangan sia-sianiscaya sampai kasih dan kekalAbdussaman, Juragan JailaniBerkasih-kasihan tiada terkecuali

Sebarang dalamnya hati sendirisewa itu pun tidak lagi tersembunyilalu berkabar akan mimpinyahabis mendengar nakhoda semuanya

Apakah gerangan kakanda artinyaadakah mendengar demikian akankhabamyajikaiau dapat seperti mimpimaka adinda mau beristri

Belum ada bagai hati sendiribiarlah dahulu duduk di sini

32

Page 40: SYAIR ABDUSSAMAN

di ha(dapan) oleh Nakhoda Raka,"Wah, adinda usul yang syahda." //

17) Jawab bertanya juragan bcridmimpi tuan supaya berjumpakarena dia orang yang jauharimasuk berdagang segenap negeri

Anak saudagar d-a-sy-r-h negerisemuanya itu diketahuiAbdussanian lalu bertanya,"Adakah sangke/h/ ada cerltanya?"

DI manakah gerangan khabar adanyakakanda tau bcrilah sabdanyajuragan tersenyum lalu berkata,"Kakanda tiada tau kan berlta."

Entah di mana gerangannya adamimpi adinda sangatlah nyatabanyak negeri abanga masukkanbelum mendapat yang demikian

Tuan bertanya abang ceritakanentahkan, entahkan bukanabang berlayar samanya inibanyak saudagar di sana-sini

Beranak tujuh belumlah pastilain daripada saudagar Laila Jauharisaudagar itu sederhana adanyaanaknya tujuh sudahlah nyata

Enam perempuan sorang laki-lakinyayang empat sudah bersuami semuanya

33

Page 41: SYAIR ABDUSSAMAN

bangsawan dua setia terbilangsudali banyak orang meininang

Belum bersamaan parasnya kurangbelum bersuami iiii sekarangitu bernama Siti Dangleilamoiek menjelis itu kepalanya

Anak yang tiadalah bersamaitu yang lebih konon kabamyaabang pun bukan melihatnya sendirikabar orang di dalam negeri

Saudaranya berkata berperibelum bersamaan tiada bersuami //(abangnya)

18) abangnya bernama Dang Maiin itumanjelisnya sedang tiada begitu

Yang terlebih saudaranya bungsusuka dicari bunda Daeng suatubijak laksana arif bangsawantiada tertolak samanya perempuan

Ada tuan lagi dermawanbertambah pula dengan pengetahuanarifbillah sangat terbilangdiiduk mengaji dengan sembahyang

Itulah kerajaan malam dan siangsaiidagar tua sangat kasih sayangsaudagar itu diketahui sangatanaknya laki-iaki bernama Abdussaman

34

Page 42: SYAIR ABDUSSAMAN

Mantunya Maulana keempatcucunya seorang belum mendapatnegeri itu abang biasadua tahun sudah abang ke desa

Dengan saudagar sangatlah masaberkasih-kasihan konon biasa

tiada bukan konon orangdua musim abang berulang

Adinda jangan berhati walanganaknya itu beiumlah memandangdemi didengar Abdul Samanbaunya perkabaran dari juragan

Di dalamnya mimpi tiada bersalahankepada juragan dapat kenyataanJuragan itu orang bijaksanaterlebih daripada nakhoda semuanya

Boleh diambi! jangan saudarasangat sempurna budi bicaranyasangat suka mendengar ceritaboleh mendapat kabar segera

Terlalu hendak melihat rupaabang juraganku ikut jugalahlalu berkata muda budiman

kepada abang setia dikabarkan //

19) Itulah perempuan yang cacatkanabanglah gerangan yang menyampaikandisahut oleh Nakhoda Raka

mudah-mudahan disampaikan juga

35

Page 43: SYAIR ABDUSSAMAN

Kakanda seorang adalah besertamengiringkan adinda pergi bertakhtadijawab oleh Nakhoda Mananbicara itu hamba perkenan

Bangsa pun tidak berbedanyapatutlah gerangan adinda tuanNakhoda Besuk lalu berkata,"Jlkalau sungguh hajat yang nyata."

Baiklah tinggai berlayarlah kitaberilah tau ayahanda sertaNakhoda Muhammad orang jauhariakal sempurna sahaja dicari

Balk kita berada buang ke negcrijangan menanti ayahanda kemariiagi pun kuat hendak kan alah bangatkita pun baik memberi alamat

Kepada orang yang satu mengambilberkat

anaknya menjadi saudara angkatAbdul Saman berkata di wajah berseribicara ini jangan ia ngeri

Ayahanda bunda tiadalah memberinegeri jauh hendak beristriberapa sudah dikatakannyadua atau tiga hendak dipinangkan

Yangjauh tiada diperkenankannyakakanda semua beta bersetia

sebabnya beta duduk kemarihendak menengar kabar yang pasti

36

Page 44: SYAIR ABDUSSAMAN

Dapat kepada Abang Jailaniayahanda bunda jangan menengar artiJuragan Jailani seraya bersabda,"Mengapa berlinang adik mahkota?"

Bukan kurang martabatnya kitadengan ayahanda tiada berkata ///saudagar/

20) saudagar itu orang biasaberiayar kemari beri termasa

Dengan ayahanda konon biasadia berkabar dengannya kakandadahulunya kuat berdagang ke siniayahanda bunda dia memuji

Serta dengan bahasa dan budiini baharuiah tiada kemari

abang pun ia juga berceritadengan kakanda talukan bercerita

Jikalau tidak bilakan nyatainilah baharu berpandangan matadamai terscnyum Abdussamanmenengar kata juragan budiman

Adinda tiada takkan demen

di dalam mimpi berkenal-kenalandisaluit Juragan manis berseridari Jauh kakanda kemari

Ke bukit tinggal amat hatidengan saudagar kakanda JnnJiiaiu berkata Abdussaman,"Beta pergi juga mengiringkan."

37

Page 45: SYAIR ABDUSSAMAN

Bersama mengikuti abang juragananak saudagar hendak dilihatkanjuragan tersenyum menengarkan sabda,"Wah, adinda mahkota kakanda."

Masakan dilepas ayahanda bundatuan mengikut dagang yang lataAbdul Saman menjawab katasambll berlinang aimya mata

Kakanda tidak mau membavva katasahaya bergantung di sampan tandameskipun dilarang ayahanda bundakehendak hendak tiada bersudah

Beta mau tidak dapat dipaksaseboleh-bolehnya dlikutkan jugasegera dipeiuknya oleh juragansambll berkata adik bangsawan //

21) Sekali tuan hendak berkawan

sepuluh kali mau menurutkanjikaiau demikian laku pekerti,"Baiklah kita masuk ke negeri."

Sementara kita lagi di sinidikenalnya kita semuanya inikita pun nama jangan sia-siamengambil berkata pada orang yang tua

Disahut oleh nakhoda muda

bicara juragan benar semuanyajikaiau dilepaskan alang baiknyakakanda sekalian mengiringkan sertanya

38

Page 46: SYAIR ABDUSSAMAN

Lalu berkemas juragan nakhodahendak mengadap datuk bcridaAbdul Saman bersama jugamasuk negeri mengadap ayahanda

Saudagar pun sudah taunyabanyak nakhoda sahabat anaknyaJuragan Jailani penghuiu senuianyaitu yang kasih amat besarnya

Saudagar berkata kepada istrianak kita pun seorang dirisahabat itu hendak dicari

yang sempurna budi pekerti

Tengah duduk saudagar berkataorang pun datang membawa sertamengatakan datang juragan nakhodabersama dengan paduka anakanda

Saudagar menyuruh orang pergimelihatkan timbul nasi dan kuali

sambil turun menuju ke balaijuragan nakhoda berjalan sampai

Abdussaman naiklah segeraduduk mengadap paduka ayahandaseketika naik Nakhoda Raka

baharu juragan dengan nakhoda

Demi dilihat Saudagar Jauhariakan sikap Juragan Jailani //

22) patutlah rupa dengan pekertisemuanya orang banyak memuji

39

Page 47: SYAIR ABDUSSAMAN

Saudagar bersabda, "Marilah, Tuan!sudikan duduk luan sekalian."

Ayahanda menengar tuan di PulauTayumanayahanda pun hendak mendapatkan

Ini sekarang tuan kemarisukanya hati tidak terperialangkah ramai di dalamnya negerirasanya jatuh bulan matahari

Lalu tersenyum juragan beradasambil memandang Nakhoda Rakadisuruh jawab barang sabdadiamnya malu hendak berkata

Saudagar menyorongkan sirlh di puan,"Makanlah sirih tuan sekalian,"Abdussaman berkata dengan guraunya."Jangan malu, abang juragan."

Lalu berkata nakhoda yang tuaadapun akan hamba datang semuanyatiada senegeri tempat diamnyamasing-masing tanah airnya

Yang ini Juragan Jailaninegeri acum tempatnya inipergi berlayar mencari d.m.n.r.t.yberkenal pula hamba dengan anakandaini

Ayahnya saudagar di acum sanamemagang perintah Juga dianya

40

Page 48: SYAIR ABDUSSAMAN

anak pun inilah seorang dianyatiada juga ada saudaranya

la-lah anak saudagar terbiiangke bukit tinggal kata berulangdi Sana setuju dia berdagangsaudagar di situ terlalu sayang

Sungguh pula ia di siniberkenalan pula anakanda inientahkan lekat pula di siniberkasih-kasihan baik orang berbini //

23) Saudagar Abdul Rahman mendengarterlalu berkenan di dalain hatinyapatutlah menjadi sahabat anaknyaakal bicara amat sempurnanya

Sikap menjelis Juragan Jailanibijak bergaya Nakhoda Alinakhoda muda moiek sekali

karang perkabaran semuanya kecuali

Adapun akan Nakhoda Muhammatmengadap saudagar terlalu hormattutur dan cakap sekalian dihemaltakut dikata scbarangnya sahabat

Nakhoda Manan orang handalandiam termenung dengan pikirantiada menoleh kiri dan kanan

di hati saudagar sangat berkenan

Nakhoda Besuk bergaya tuanlakuknya duduk amat sempurna

41

Page 49: SYAIR ABDUSSAMAN

tiada nieniandang kian ke sanaAbdussaman menengar disahutinya

Abang mengadap diam Nakhoda Besukbelum pun malam jangan mengantukdekat beta di sini duduk,jikalau panting, "Marilah masuk."

Seketika pun orang berangkatmenjelis rupanya berbagai sifattudung terbuang awan melipatmakan saudagar sehidangan empat

Sudah inakan nasi berbiak

makan timbul berbagai rasagurau dan senda bersuka-sukadi negeri Pahang sangallah lega

Sukanya hati Abdussamanmendapat sahabat orang budimansemuanya nakhoda hati berkenanapatah lagi Nakhoda Manan

Diberi saudagar scbuah istanadi situ berkampung Nakhoda semuanya //

24) Juragan Jailani dengandisuruh diam di serasarnya

Lalu berkata juragan beridamohonlah hamba ke sanajugabiarluh bersama semuanya nakhodamana dagang di siniiah kita

Juragan mohon kepada ayahnyapulang ke rumah nakhoda semuanya

42

Page 50: SYAIR ABDUSSAMAN

duduk bermain gurau sendanyamemuja saudagar orang sempurna

Adapun dagang nakhoda juragansemua diambil jadi jualandisuruh habiskan Saudagar Abdussaniandiambil anaknya itu sekalian

Abdussaman orang jauhariakal sempurna sahaja dicarinakhoda dihambatnya hatiguru jenakajalan bakti

Semua juragan nakhodasukanya dia tiada beridaberdua di istana dianya tiadabersama-sama di situlah belaka

Juragan lalu berkata-katabertanya kepada nakhoda yang sertakakanda adinda apakah katamalu sepnkat sekalian kata

Jikalau suka pikir yang demikianbaiklah berhenti kita sekalian

dagang pun sudah dijualkanmalu pula hendak meninggalkan

Dijawab olcii nakhoda mudabeta menunit sebarang sabdaapalah bicara Juragan sahajatiada lagi suka dan sangka

Tambahan melihal budi pekertiakan saudagar laki istri

43

Page 51: SYAIR ABDUSSAMAN

tulus dan ikhlas budi

olehnya anak seorang diri I I

25) Maka dianya hendak bersuratayahanda budanya belum berkalainilah maka bertahanlah kita

boleh bertambah kasih dan mesra

Jikalau kita lama di sini

pekerti kita dilihat pastibalk dan jahat semua ditatapibaharu coba kita s.r.s.v.ng.k.i

Boleh mendengar bunyinya kabarayahanda bunda kadunglah kuburAbdussaman pun terlalu sabarkita pun dapat berdatang kabar

Abdussaman menengar kata juragandi dalam cita amatlah berkenan

benarlah cerita abang sekaiiandengan terkejut tiada melepaskan

Disahut oleh Nakhoda Muhamaad

adinda jangan berbanyak ceritakakanda bersama baik dan jahatmengiringkan adinda muda bersifat

Nakhoda muda orang bijaksanaia berkata amat sempurnaadinda tuan pergi abang segeranyabarang gimana pun bita bersama

44

Page 52: SYAIR ABDUSSAMAN

Masing-masing duduk berbisiksiang dan malam gurau jenakakasih sayang tulus mesrarasanya hati bagai saudara

Akal bicara amat sempumasedikit tiada cahaya selanyasemuanya arif bijaksana

Ada kepada suatu hariramai mengadap datuk bestarilalu berkabar Juragan Jailanianakanda hendak bersama pergi

Hamba datuk memojokkan diajangan dahulu mengikut sahaya //

26) nanti kemudian bersama jugaini lepaskan bermohon seketika

Abdussaman pun ada mendengarkandengan ayahanda berkabar-kabarantiada takut ayahanda membenarkanorang ada banyak memikirkan

Saudagar terkejut mendengar katadisahut dengan punya bercintaanak tiada dua dan tigahanyalah seorang cahaya mata

Abdussaman menyahut sabdaayahanda jangan berduka citamengikut pun tiada berapa lamaselama-lamanya dua bulan kerja

45

Page 53: SYAIR ABDUSSAMAN

Laku pun belum masanya ininanti kemudian baharu pergiini abang berhenti di siniia hendak berlayar ke Bukit Tinggi

Laila Maharaja nama saudagarnyaJawab dilihat adat bahasanyaJangan duduk seperti bininyatiada mengetahui adat lembaganya

Sekian ayahanda sahaya tinggalkantiadakan lama datang mendapatkanpergi bersama nakhoda sekalianJuragan Jailani yang disamakah

Lalu berkata nakhoda miida,"Jangan Datuk syak dan sangkahamba semuanya gantikan saudaraJuraganlah ganti datuk berida."

Saudagar pun tiada lagi bersabdabercengungan memikirkan kehendakanakda

saudagar pun teringat juragan nakhodahendak dilarang takut berbeda

Saudagar bersabda suara perlahan"Ayah, Anakku Nakhoda Juragan,harapan ayahanda tuan sekaliankepadanya menjadi saudara tuan." //

27) Anak pun itu seorang sahajalaku pekerti terlalu manjasebarang kehendak diturut semuanyadi Pulau Tayuman berapa lamanya

46

Page 54: SYAIR ABDUSSAMAN

Suatii pun liada sebab karenamerajuk kcpada ayahanda scnuiatiNadisuinbiit kembali tiada Jiigabaharulah deiigan man seimianya

Ayahanda bunda siidah ineniikiriapa sebab meninggalkan negeribukan tidak diberi istri

liada inau dianya sekali

Mengaji apa hendak bc(r)!ayardisusahkaii carl ilnui yang benarapakah lag! tuan hendak carlnuina yang suka di hall scndiri

Gcdung mjuh siidah berisiainbillah bual pustakanya hallapa id dibual ke negeri urangkepada tuan apa yang kurang

Small niasjid sudah terbcntangbukannya aral yang melintangasal jangan meninggalkan negerigedung semuanya ayahanda beri

Berinainlnh dengan sahabat SL>ndirikarena tuan seorang diriharapannya hati ayahanda tuanAbdussanian bagai berkavvan

Jikalau beristri di sini geranganadalah inenaruh anuk yang pcrempuan"Wall, anakkii juragan nakhoda,terlalu keras hatinya hdinda."

47

Page 55: SYAIR ABDUSSAMAN

Tiada boleh ia diajarkan katasukanya ayat lurunkan sahajadi Pulau Tayumaii pergi dianyasepatah kata tiada diberiiiya

Dikatakan hendak bermain ke sana

riipanya membiiat balai istana //(Abdussaiiian)

28) Abdussaman duduk diam berdiriniendengar ayahanda tiada incinberi

Abdussaman muda terlawan akal bicara

jawab dllihat adat bahasanyajangaii duduk seperli balinnyatiada mengelahui adat lembaganya

Sekian ayahanda sahaya tinggalkantiadakan latna datang mendapatkanpergi bersama nakhoda sekalianJuragan Jailan! yang disamakan

Lalu berkata nakhoda tniida

jangan datuk syak dan sangkahamba semuanya ganti saudarajuraganlah ganti datuk berida

Saudagar pun tiada iagi bersabdatcrcengang memikirkan kchciulakanakda

saudagar pun saiigal juragan nakhodahendak dilarang takut berbcda

Saudagar bersabda suara perlahan,"Ayoh, anakku nakhoda Juragan

48

Page 56: SYAIR ABDUSSAMAN

luirapun uyuhanda luan sckaliankepadanya menjadi saudara liiaii." '

Abang sama hendak pikirkanadinda tinggal nanti kcmudianlalu tersenyum Juragan Jailanisambil berkata pilu hali

"Wah, adinda bualinya hali,abang bermohon dalnilu pergi,Abdul Saman usul bersahaja,sambil beriinang airnya niata,

Adinda tiada berbuat dusta

entahkan abang tanya sedekaJikalau kakanda semiianya sudahiapatah dia dcngannya budi

Adinda hendak bertemii seorang dirisakitnya bukan saudara sendiridikatanya itu sambil menangissebarang laku memberi inanis //

29) Kasihnya juragan sempurna malasdipeluk dicium saina bcrlangis•"Wall, adinda mahkola abang,adik, wah, jangan berhati walang

Di dalam hatinya tiadalah pedulikuikut Juga Abang Jailaniniemandaiig laku Abdussamanjuragan pun tau di dalam iman

Diani terpekur orang sekalianhari pun malam kembali juragan

49

Page 57: SYAIR ABDUSSAMAN

pulang ke rumah juragan budimaniaiu diikut Abdussaman

Jangan juragan bersusah-susahanberjalan-Jalan minum dan makanadapun orang yang melainkan itudelapan orang perempuan tertentu

Hidangan dibuat sukanya suatumakan m.n.r.w.a.d.h bukan kula(k) batusampai kepada delapan bulanjuragan nakhoda pada Abdussaman

Makan dan minum bersuka-sukaanhcndak belayar pula sekalianiaiu bertanya Nakhoda Mananapa kabar kita nan tuan

Kabarkan hendak bcrlayar segeranyaberapa hari gerangan adanyaduduk hormal nakhoda juraganbarang scmuanya kabarkan hal-halkan

Jikalau ada bclas dan kasihantujuh hari lagi hainba pohonkandemi bcrkata Abdussamanayahanda sahaya anakda mcnyatakan

Hendak mengikut abang juragantiada lama konon dipikirkandua bulan akan dcngannya kctigakembali pulang ke ncgeri kita

Itulah sebab mengikut jugajangan ayahanda berhati duka //

50

Page 58: SYAIR ABDUSSAMAN

30) demi saudagar mendengarkan kalaberdebar lenyap di dalam cita

Sambil berhamburan air mata,diam tidak berkata-kata,dilihat oleh Juragan Jailani,datuk pun sangat terkejut hati.

Seboleh-bolehnya luan dijulangtidak dilanya bcrulang-ulangjikalaii sungguh mcngikut kakandabarang dibawakan juga

Apakah hajat di dalam dadajalan mati abanglah sertaberkata pula nakhoda sckaiian,"Ayah, Adinda Nakhoda AbdulSaman."

Abang mengiringkan adinda tuansetia tiada kakanda mengiringkanjikalau sungguh bersama adindabaik kita mengadap ayahanda

Kepada tujuh bulan ini pertamajangan datang memandang sahajalalu berjalan nakhoda juraganmengadap Saudagar Abdul Rahman

Didapatnya datuk berjeritanmelihat juragan segera ditegurkan,"Marilah sini tuan semuanya,duduk mengadap dengan ayahnya."

51

Page 59: SYAIR ABDUSSAMAN

Dianya sangat hcndak berkawanmana baiknya anakanda nan sekaliandipegang pun tiada kan bolehanak juragan orang yang saleh

Akai sempurna sahaja dipilihperkataan teguh jangan beralihanak nan bukan dua dan tigahanyalah seorang cahaya di wajah

Jangan lama dibawa adindabawahan puiang mendapatkan ayahandaharapannya ayahanda bukan kepalangtuan sekalian membawa puiang //

31) Jangan dibuat alang kepalangbawanya ayahanda sebagai kan hilangjikalau bukan tuan yang sertaharam tiada akan lupakan Juga

Biarlah marah jangan bercintatidak kerasa berhati duka

demi didengar nakhoda juraganterlalu belas serta kasihan

Air matanya sambil bercucuranBalaskan Saudagar Abdul RahmanJuragan Jelani lalu berkata,"Janganlah datu' sangat bercinta."

Baik dan jahat bc/r/serta belakasckali-kali tiada berdusta

sahaya hendak ke Bukit Bcnggalamengadap Saudagar Jailani

52

Page 60: SYAIR ABDUSSAMAN

Karena hamba sudah berjanjiinilah maka hamba nan pergikepada niat di dalamnya cintamembavva anakda tiadakan lama

Segera juga mengadap takhtasupaya jangan datu' berclntasaudagar menjawab benarlah tuansaudagar itu pun amat dermawan

Ayahanda pun dengan dia berkenalanberulang kemari membawa daganganlagi ada zamannya saudagar yang tua/h/dengan ayahanda konon biasa dengandia

Tidak ikhlas tiada bermanjadatuk dahuiu kasihkan diaberapa orang sudah anaknyatua sudah gerangan umurnya

Dari kita tualah dianyaanak kepada Abdussamad dapatkandianyajangan tuan berkeras hatibukannya orang lain hari

Buallah bagai bapaknya sendiriJangan pula berlainkan diri //

32) jikalau hendak sungguh berlayarsiapkan perahu sauh dibongkar

Inilah sajadah, bantal, tikarsebuah gedung itulah dibongkar

53

Page 61: SYAIR ABDUSSAMAN

bavvakan saudara ini di sanabarang adanya tanda berjumpa

Anak juragan sudah biasaAbdussamad jikalau di kapalnyadisaluil oleh Abdussainan

sahaya tlada mau demikian

Bukannya berlayar membawa dagangansekadar mengikut abang juraganJikalau ada kan janji kemudianbaharuiah berlayar membawa kawan

Perahu kita harla sckalian

ini sekedar berjalan-jalanjangan pun sudah ilu semuanyasuatu pun tiada membawa daya

Mana (ke)kayaan nakhoda semuanyabaik dan jahat semuanya dayaJuragan pun benar pula kalaWall, Adindajamilah mahkota

Datuk wai Jangan liati bercintasuatu ha! hamba datuk besertasabda anakda sudah tertentutiada membawa barang suatu

Baik diikut katanya ituasaikan Jangan datuk bersentudari hal barang semuanyabarang yang didatangnya hamba

Ambillah anakda itu hartanyamahkota perahu anakanda Jadinya

54

Page 62: SYAIR ABDUSSAMAN

suara sungguh kepada hatibarang kehendak dituruti

Tiada menaruh faliam pastitiada mungkir kepadanya Janjisemua nakhoda itu pun berkata,"Datuk wai jangan hati bertempat." //

33) Anakanda itu jadi mahkotahamba perbuat cermin matasaudagar mendengar sangat berkenannakhoda semuanya sangat berkasihan

Juragan Jailani dikepalakansekalian itu menurut perkataanseketika duduk hari pun malambermohon kembali luar di dalam

Sampai ke rumah juragan diamlalu sembahyang di atas tilamsaudagar pun masuk ke dalam istanaduduk berkabar kepada diri

Abdussaman pun pergi bersamaJuragan nakhoda membawa sertahendak pun kita tiada memberidianya hendak juga pergi

Pohonkan sahaja kepada janjijikalau ada untung datang kemaridisuruhkan Allah kepada Tuhan Yang Esakami tiada berbanyak cinta

Anak tiada boleh dipaksaanak juragan ganlinya kita

55

Page 63: SYAIR ABDUSSAMAN

lalu berkata bundanya ituyang diikutnya orang yang tertentu

Masakan sebarang ada perbuatan itusangat kasih rupanya lakubarang perbekalan sudahlah sediapenganan ma(ka)nan iauk semua

Perbekalan Abdussaman adalah sama

lain pula nakhoda semuasampailah masa ketiganya ituorang bersiap sudahlah tentu

Berlayar kepada malam Sabtuhabis menghantar ada bertunggusaudagar menghantar laki istrisampai ke kecik Juragan Jelani

Makan dan minum bersahabatan

di dalam hari laku kembali //

34) sudahlah kembali ayahanda budanyalalu berlayar perahu seumuanya

Abdussaman pilu hatinyamelihat perahu terlalu lajunyatiada tampak Pulau Tayumanlalu menangis Abdussaman

Mengenangkan tinggal kampunghalaman

di pulau aku berbuat ibadatsepuluh hari sepuluh malamombaknya besar timbul tenggelam

56

Page 64: SYAIR ABDUSSAMAN

Lautan besar terlalu dalam

kecik pun sampailah tengah malambedil berbunyi lalu berlabuhmendengar bedll orang pun riuh

Berkata orang di dalam negeribunyi bedil Juragan Jailanlterlalu banyak perahunya inilebih daripada sehari-hari

Orang di rumah datuk saudagardi situ di sini duduk berkabar

iaiah datang Juragan besarberapa orang membentang tikar

Lalu berkata datuk saudagar"Cobalah lihat kalaii bertukar

entahkan musuh datang melingkarpeluru meriam berdengung gempar

Mata-mata bangun lalu pergitempat berlabuh segala kecidikenalnya orang di dalam keciktujuh buah sudah berhenti

Mata-mata bangun lalu bertanya,"Juragan besar datang dari mana?"tahun yang lepas lalu ke mana?Datuk mau susah terlalu bayannya

Juragan sungguh di pulau sama //35) dagangnya habis tiada sisanya

diambil datuk saudagar sana

57

Page 65: SYAIR ABDUSSAMAN

Mata-mata bangun berkayuh kembalimengadap saudagar datuk tcrccliyang datang itu Juragan Jailanidahulu tiada singgah di sini

Suka saudagar tiada terkirabertanya itu kembali teilawakabamya banyak bersama perahubertambah konon daripada dahulu

Abdussaman muda teruna

laiu berkata kepada Maulanasuruhkan bermasuk barang apanyahendak berjumpah juragan sesamanya

Waktu jam pukul delapanlaiu naik nakhoda juraganAbdussaman ada jua mari tuandia berkata nanti kemudian

Nakhoda Muda Nakhoda Manan

katanya, "Beta belum mcngiringkan,adinda tinggal tiada berteman,bersama kelak hari kemudian."

Juragan menjawab, :Benarlah itu,tinggal saudara kita di situ,jangan diberi berhati madujikalau menangis biarlah masu."

Laiu terscnyum Abdussamansampainya hati abang juraganbagai biidak beta dibuatkanabang juragan banyak dikabarkan

58

Page 66: SYAIR ABDUSSAMAN

Jikaiau sampai abang juraganbeta mau abang jangan ditanyakanseboleh-bolehnya tolong sembunyikankemudian kelak baharu kabarkan

Juragan pun naik nakhoda keempatsampai di kampung berjalan-jalan cepatsudah terlentang tikar berlipatdilihat saudagar ditegumya bayat ///marl/

36) "Marl naik anak juraganberapa buah perahu berkawankabamya banyak diiabu(h)kan,siapa nakhoda bersama Tuan?"

Nakhoda Raka adalah jugaNakhoda Besuk bersama bclagaNakhoda Ali datang jugaNakhoda Maulana pun ada juga

Tahun tiada lepas kemarinegeri mana tempat disinggahijangan anakanda mengubah janjiayahanda bertanya tiada kemari

Anak juragan singgah ke manadijawab dengan hormalnyahamba dafuk singgah di Pahang sanahabis berjual menjadi dikayakan

Angin pun gasip jadi berhentibaharu sama nakhodanya Alienam bulan duduk di negeriSaudagar Abdul Rahman amat berbudi

59

Page 67: SYAIR ABDUSSAMAN

Tujuh buah sangkayan berkawannakhoda muda dan Nakhoda Manan

dua itu belum scmpatankarcna tak sedap tubuh [dan] badan

Esok konon dia mengadapoleimya badan tiada sedapangkatan datang lalu bersantapAbdussaman berkata lalu ta' sedap

Sudah makan nakhoda juraganlalu bermohon lurun ke sampanmenuju kecik nnik sckalianmendapat adinda muda bangsawan

Sampai ke peraliu hari pun malammasuk muda pu/h/alam dikurung dalambermaln-main bcrbagai ragammemalu gendang slang dan malam

Setelah slang sudahlah haiijuragan mem(b)awa adinda mandl //

37) Nakhoda Manan bersama pergiSelamat Sllabah membawa kendi

Demi terpandang gedung rupaJuragan tersenyum lalu disapa,"Wah, Adinda adik bangsawan,jangan laik memandang tuan."

Dalamnya belumlah keberketahuankemudlan kelak baharulah nyatakanman Is tersenyum Abdussamanmalu sangat dekat juragan

60

Page 68: SYAIR ABDUSSAMAN

Takut seniuanya kedapatanmimpi itu juga diingatkanberjalan juragan dengan adindapergi wakaf dagang

Sudahlah mandi kembali diamakan minum bersuka mari

seketika bersenda nakhoda semuanyadatanglah budak empat berlima

Disuruhkan oleh datuk utama

mendapat juragan nakhoda samasahaya disuruh datuk kemarimenjemput baik bagian hari

Barang dikangeni bawakan sekaliberserta dengan Nakhoda AHmana dikenang bawalah belakatujuh perahu dibeli belaka

Dengan d-a-c-y-ng bawa segerajangan bertanya lagi bicarajuragan menyuruh juru kerahmemaiu gong orang dikerah

Nakhoda semua sudah tahulahdatang ke kecik semuanya sudahiaiu berkata juragan berbangsa,"Kita dipanggll datu' maharaja."

Gcmat dan siyuk dibawa juadia membeli itu semuanyaiaiu disahut nakhoda sekalian"Mana baik beta turutkan // /kepada/

61

Page 69: SYAIR ABDUSSAMAN

38) Kepada juragan yang mana berkenanlain daripada Nakhoda MananNakhoda Manan menjawab kata"Nakhoda muda banyak mengada-ada

Mengapa pula dilalnkan beta,me(nen)tang pun awak yang mudabeila."

Nakhoda muda menengar suka tertawajanganlah marah kakanda akan kita

Datuk saudagar memanggil segera,"Marilah naik jangan dikata."juragan berkata kepada adinda,"Marl, Adinda pergi be/r/serta."

Datuk saudagar hendak berjumpataun tiada memberikan nyatalaiu berkata Abdussaman

"Biarlah beta bersama kawan

Jikalau bersama abang sekalian,orang miskin disangkanya kawan."laiu tersenyum semuanya nakhodatahukan semua orang muda

Adalah kepada hati adi(n)dabarang kehendak turut sahajajuragan pun naik berkawan-kawanberbagai-bagai rupanya pakaian

Ada yang berbuang ada yang berkawannaik pangkalan laiu berjalanadapun akan Abdussamanmenyebar/ra/ dalam kawan dan teman

62

Page 70: SYAIR ABDUSSAMAN

Perangai saudagar hendak melihatkanbaik dan jahatnya dikirakanberjalan sampai masuk negerinyasaudagar pun ada bersama anaknya

Ditegur manis suaranya"Marilah duduk jualan akan semuanyasemalam mengapa tidak kemariayahanda lama duduk menanti

Disuruh sembah pakai tari,tinggi hari baharulah kemari," //

39) Disahut oleh juragan bertiga"Semalam hamba datuk sakit kepala."

Nakhoda semuanya demikian jugain! hari bersama semuanya jugaadapun akan Abdussamanduduk mengamat segala taman

Di hadapan balai di tengah halamannakhoda sekalian berpandangan .adapun akan juragan terbilangsebagai juga memandang belakang

Akan adinda hatinya bimbangmemberi isyarat jua bertentangberkata datuk saudagar berbangsa,"Suyuk dan gamat berapa harga?"

Itu barang dibawa oleh nakhodakita kembali dengannya sukain! hari malamlah sudah

mata dacing yang banyak pecah

63

Page 71: SYAIR ABDUSSAMAN

Orang bertembang kuat terserahbanyak rugi bagai jumlahsemuanya naik esok bemilainakhoda semuanya jatigan beri nilai

Kite makan di sini belaka

anak juragan orang biasaNakhoda Ali baharu juganakhoda muda terkenal biasa

Makan dan minum juragan nakhodabermohonlah turun kembali semua

Encik Abdussaman muda utama

adajua Juragan berjalan sama'

Sambil berkata Juragan Jailani"Adinda apa dibuat di sini?Pergi memberi tahu kakanda ini,sangat pemalu budaknya ini."

Abdussaman pun lalu bersabda,"Budak ini siapa Adinda,baik sangat parasnya dia."Sahut Juragan, "Saudara sahaya." ///Juragan/

40) Juragan berjalan keluar pagarsambil berjalan di tengah pasarEncik Adang, Encik Ja'far ada berkabarbertemulah dengan Juragan besar

Lalu diajak masuk kampungnyaduduk di balai dekat rumahnyadijamu makan kuhwa minumnyaEncik Abdullah datang adiknya

64

Page 72: SYAIR ABDUSSAMAN

Adapun akan Abdussamanoleh Encik Adang dipegangkan tangan,"Anak siapa ini juragan?Kami pun ingln hendak berken(al)an."

Juragan berkata, "Saudara kita,Abdussaman nama yang nyata,baharau ini dibawa serta,ianya malu dilawan bersabda."

Kata Encik Abdullah, "Apa dimalukan?Ke rumah beta berjaian-jaian.Semuanya beta ambilkan taulan,kakanda miskin Tuan sudikan."

Abdussaman pun menengarkan katasahutnya kakanda sekali sudikansepuluh kali sukanya rasaapakah dia belum biasa

Encik Husin pula berkata,"Mari, bermain Adinda kita,menembak sasaran di bangsal ada,"Juragan nakhoda mari beserta."

Hari pun belum akannya malambermain baiklah janganlah diamberkalam siapa hendak dipinjamlalu berjalan muda puhalam

Lalu menembak Encik Awang dahulujuragan nakhoda masuk bertalu-talusegala seorang sudah bcrjundubermohon pulang kecik dituju(h)

65

Page 73: SYAIR ABDUSSAMAN

Keling-keling kembali belakanaik ke perahu semuanya nakhoda //

41) melihat dagangan barang yang adaesok dibawa naik belaka

Setelah malam sudahlah harisembahyang mengaji juragann bestariEncik Abdussaman sama mengajiseorang bermain biola kecapi

Datang kepada ke esoknya haridisuruh berbongkar perahu kecinaiklah berangkat orang berlaridengan henti diberi sekali

Semua nakhoda ini menghantarberapa banyak beras dan sukarminyak sapi berpuluh-puluh takarterlalu suka hati saudagar

s.b.s.k dan gamat dibawa sertanakhoda keenam berkemas belakahendak naik bemilai hargabanyak sedikit supaya nyata

Lalu berkata Juragan Jailani"Adinda Tuan pergilah ganti,naik bertembang adiklah pergi,pening sangat kakanda ini.

Lalu berkata Nakhoda Manan,"Naik bersama Encik Abdussaman.Beta nan tiada sedap badan,esok hari baharulah berjalan."

66

Page 74: SYAIR ABDUSSAMAN

Disahut oleh Abdussaman,

"Apa senda Abang dikerjakan,miskin sahaya boleh salahkan,sekali-kali tiada menyangkalkan."

Juragan tertawa sambii berkata,"Wall, Anakku cahaya mahkota,dengan sebenar abang berkata,Tuanlah ganti barangnya apa?"

Sudah berkata lalu beradu

dipeluk pinggang, Adinda ituberma'suk mimpi muda yang tentumasuk ke taman berkotakkan batu //

42) Dia melihat sangatlah nyataparasnya laksana anak-anakan dimataberbanyak-banyak cahayanya dirajasuatu pun tiada ada yang lata

Sudah bar! pun siangbangun juragan kedua sembahyangterkenangkan mimpi hatinya biinbangdibawa inengaji tiadalah hilang

Sudah makan muda kedua

lalu datang nakhoda semuamengajak naik juragan segeradatuk menanti janganlah lama

Lalu berkata Juragan Jailani"Naik nakhoda sekalian ini

Abdussaman gantinya kamiesok hari naiklah ini."

67

Page 75: SYAIR ABDUSSAMAN

Nakhoda Ali lalu berkata,"Memakailah Tuan saudara kita

parasnya elok laksana putrabanyak gerangan perempuan bercinta."

Lalu tersenyum Abdussamansambil menyahut suara perlahan-Iahankakanda jangan banyak ulahantiada kuasa bersalin pakaian

Nakhoda Ali lalu tertawa

sambil turun ke sampan tandaAbdussaman bersama juganaik panggil nakhoda semua

Sampai ke balai datuk pun adadiadap oleh Maulana anakandadatuk menegur, "Juragan mana?tiada naik dia bersama-sama."

Nakhoda Besuk menjawab kata-katajuragan tiada sedap ba(d)annyapuannya empunya sembah sahayaputinyasadaran ada ganti dianya

Datuk saudagar lalu betlanyayang mana saudara dianya //

43) nakhoda muda menginjakkannyadilihat buruk pakaiannya

Di dalam hati dipikirkannyaorang miskin ini geranganentahkan ia entahkan bukan

mengapa tiada diberi pakaian

68

Page 76: SYAIR ABDUSSAMAN

Adapun akan Abdussamanduduk di belakang Nakhoda Mananmemakai baju koyak di kanankata Nakhoda All, Marl Tuan!"

Datuk saudagar duduk bertakhtatiada menegur sepatah katanakhoda semuanya dilawan berkatajuragan sahaya yang diperiksa

Kata saudagar bertembang lemahnakhoda semuanya jangan tersalahsambil bertelakan pinggang sebelahanak Maulana Abdullah perkayalah

Pergi surut barangjaulahberapa banyak tuan hitunglahhati ayahanda terlalu gundahtiada datang juragan yang indah

Dalam di pandang sungai terkenalemah lembut barang kelanasaudagar tidak menyapadi dalam hatinya anak siapa

Balk parasnya bagai dipanaorang miskin tiada berbangsaAbdussaman ada berdaya semuaTiada menegur Juga dianya

Ayahnya tiada menegur menyapanyaia pun menuruti demikiannyaAbdussaman berseri

batang diacung dipegang tangan kiri //

69

Page 77: SYAIR ABDUSSAMAN

44) Tampaklah dengkinya kilat berserisaudagar memandang hatinya bencisudah bertembang nakhoda semuanyamcngcndap datuk dengan hormatnya

Datu tiada menegur dianyadi jamu niakan barang adanyaAbdussaman berkata sambil berdirimakan nakhoda, makan nakhoda Ali

Juragan Jailani tiada kemaritiada suka hati harinya kemarinorang bertembang tiadalah tentuentah siapa gerangan ini

Abdussaman berdiri di kainAbdussaman naik di rumah Suaim

• lalu berkata Nakhoda Manan,"Marilah naik Encik Abdussaman."

Apa dibuat di tengah haluankembali hari bersama malamdisahuti oleh nakhoda mudamarilah duduk wahai adinda

Abdussaman menjawab sabdabeta di sini dengan jurumakanlah banyak abang nakhodahari nan zohor sudahlah rendah

Teriaiu balas nakhodamelihat di tanah duduknya adindaSaudagar Encik Abdussaman tiadamengapa

juragan juga yang diperiksa

70

Page 78: SYAIR ABDUSSAMAN

Makan sedikit lalulah sudah

karena hati sangatlah gundahkatanya datuk hamba mohonlahhari pun zohor rasanya sudah

Berjalan kembaii semua nakhodaAbdussaman di belaknng nakhoda mudaSampai di pasar lalu berkata,"Panas sangat badannya sahaya." //

45) Kembaii dahuiu kakanda seinuanyahendak nanti s€ketika juajangan menanti nakhoda semuanyabeta bersama selamat sedabah

Lalu berkata Nakhoda Ali,"Adinda apa dibuat berdirimarilah semua kita kembaii

sekarang juragan kerah mencari,"

Abdussaman tersenyum sambil berkata,"Beta mandi sebentar sahajakembaii jangan menanti kitake perigi vvakaf mandinya beta

Semua nakhoda lalu kembaii

Abdussaman berjalan mandisambil berkata sudah jauharike balik taman kita mau pergi

Lalu berjalan dia bertigake balik gedung sampailah diahendak mandi tiada bertaula

ke dalam pekok kita menjavvab

71

Page 79: SYAIR ABDUSSAMAN

Masuk Seiamat dengan silabaAbdussaman bersamalah jugalalu bersembunyi di pohon cempakaseiamat sllajaii duduk ketingga

Dilihat oieh si kembang melatidi pohon tunggal ia berdiriapa dibuat duduk di siniorang tiada pe(r)nah ke sini

Seiamat kedua lalu berkatasaliaya dagang miskin yang papaminta kasihan encik nan kedua

sahaya hendak meminjam tauba

Adapun akan Siti Dangkelainendengar si kumbang berkata-katalalu berdiri di tangkap jendelaorang ada duduk di tangkasa

Katanya kumbang berilah tambahboleh disuruh memanjat bunga //

46) tambah diberi sambil bersabda,"Wah abang kami menyerah."

Kata Seiamat apa disudahkanini boleh sahaya kerjakanencik jangan main dan seganbarang apa hendak sudahkan

Sabda Siti siapakah tuanhendak disuruh memanjat bungaambil cempaka dengan taraknyaSeiamat segera memanjatnya

72

Page 80: SYAIR ABDUSSAMAN

Adapun akan Abdussamansetelah berpandang setia budimanmelayang semangat di dalam badanrasanya liendak mendapatkan

Selamat pun banyak berilah bungasetengah diambil dengan laraknyadengan si kumbang diberikannyayang setangkai Abdussaman diberlnya

Bunga di ambil oleh selabahkepada Abdussaman diberikan sertalalu berjalan ke perigi batubaharulah tau Siti Dang Kaila

Bunga dilengkung sambil berjalanterialu sigap muda handalansetelah mengilai sambil berjalantersenyum pula Abdussaman

Sudahlah nanti muda yang putakembali pulang ke sekoci kakandajuragan pun bertanya mana adindananti apakah demikian lama ada

Menyuruh bertanya nakhoda Mamandi sana di tunggu Abdussamanjauh bahasa pergi engkau lihatlalianak orang jauhnya diberikan

Sampainya hati nakhoda sekaliandiamnya sama pergi berjalantiada kembali apa dikerjakantinggal anak orang tiada berketahuan //

73

Page 81: SYAIR ABDUSSAMAN

47) Adapun akan Abdussamanberjumpa Encik Awang di tengah jalatisainbil berkata adinda tuan

mari niQnombakI ada paku tuan

Encik Abdussaman berkaia nantijikalaii ada amanat asyiklah pakaiabang juragan lama sudah mcnanlibersama diamnya beta kcmari

Encik Awang berkata baiklah tuanjangan pula kakanda diperdayakanselama dia kepada juraganlalu berjalan muda handalan

Sampai ke perahu Abdussamansegera ada tegur Juragan BudimanAbdussaman terscnyum seri bcrserisambil memberi juragan bunga

Inilah perahu lihat beta di sanaSelabah memanjal pohon cempakaEncik Awang berkirim salam doaesok disuruh naik kakanda

Mengajak menyambiit kononnya diaajakiah abang nakhoda semuanyasetelah malam Selasa/h/ lali harimasuk beradu Juragan Jaiiani

Abdussaman berusuk liati

sebab melihat parasnya Sitidiambil Qurannya lalu dibacahati di dalam jangan ke nyata

74

Page 82: SYAIR ABDUSSAMAN

Tiacla hilangnya di mata-malaclok inanjclis bagai dipatahsanipai waktu dini haribaliarulah beradu muda bestari

Ayani berkokok bcrapanya kalibangun sembahyang Juragan Jailanisudah sembahyang muda bangsawan

48) pergi mandi lalulah makan // /tavvaky'

Tawak-tavvak disuruh pelukanlalu dalang nakhoda sckalianlalu berkata Juragan Jailanisudahlah makan semuanya ini

Encik Awang menyuruh naikkan pakaimengajak menombak hadia(h) inidisahul oleh Nakhoda Rakamana suka Juragan Encik Muda

Yang hamba ini adalah scdialiada apa suatu pun kerjalalu memakai muda sekaliannyamasing-masing mana sukanya

Terlalu pun ada sedia semuanyalalu turun ke sampan tandanyalalu berjalan berkawan-kavvanlangsung kepada bangsal sasaran

Encik Awang, Encik Husein adasekalian

masuk menombak muda sekalianorang menembak pada hadiah ituEncik Awang menang sudah lah lenlu

75

Page 83: SYAIR ABDUSSAMAN

Encik Abdussaman terbilang di situdua tiga kaiinya memangnya itusetelah petang sudahlah hariJuragan Jailani bermohon kembaii

Encik Awang berkata man is serayaadinda singgah juga di sanalalu singgah dengan seketikanyamakan penganan mana yang adanya

Bermohon pulang pada keciknyalalu sembahyang nakhoda semuanyaEncik Abdussaman berhati piluterkenangkan Siti sangat rindu

Masuk beranda lalu beradu

katanya kepala terlalu ngiluse(te)lahlah dia sembahyang isamasuk beradu pula semula

Juragan Jailani lalu berkata,"Mari makan dahulu Adinda!" //

49) Lalu berkata Abdussaman,"Makanlah dahulu Bang Juragan!"

Kepala pening tidak tertahanlalu berselubung muda pilihanwaktu subuh sudah nyatanyabangun sembahyang muda teruna

Masuk beradu pula dianyamakan dan minum tiada pedulinyalalu berkata juragan bangsawan,"Mengapa tak makan adindanya Tuan?'

76

Page 84: SYAIR ABDUSSAMAN

Apakah sakit Adikku Tuan?Bawalah makan barang secawan."Sampai baradii hari muda jauharitiada bangun muda bestari

Terlalu susah Juragan Jailanikatanya, "Nakhoda Manan suruhkembali!"

Lain datang nakhoda ketigaAbdussaman dinyatakan juga

Mana adinda tidak berlakhta

disahut juragan, "Sakitlah beta."Susahnya hati tiada menderitaolehnya sakit saudara kita

Makan dan minuin ilu pun tiadadua hari sudahlah berupamasuk beranda Nakhoda Manan

dilihatnya pucat muda budiman,

"Sakit apalah Adinda nan Tuan?Tubuh berubah pada pemandangan."Lalu berkata Abdussaman,"Sakit badan tiada berketahuan.

Tak tail tiada maunya makan,entahkan mengapajuga gerangan."Lalu berkata Nakhoda Ali,"Hampir terkena/h/ pada tengah hari

Ambil sirih bawa kemari

hantu setan tiada berketahuan."

Berkata juragan kepada nakhoda,Beta bertanya Selamat Silabah ///istri/

77

Page 85: SYAIR ABDUSSAMAN

50) Islri hendak diberinya bundaoleh hatinya tiada pekadia berkata tidaklah suka-suka

namanya beristri dua dan tiga

Kebanyakan memberi durhakajarang sekali memberi sukajikalau tiada bagi maksudkusifatnya sama dengan sifatkii

Insya Allah niat hatikuseumur hidup bingunglah akudemikianlah perangainya selama-lamanyatiada berubah barang katanya

Barang terlepas dari mulutnyasedikit tiada berubah barang katanyamakannya jarang tutur dan katasekalian ditaruh di dalam cinta

Belum pernah marah yang dimintaberbuat kebijakan semata-mataJikalau sama sudah kehendak hatinyadengan scketika Juga dinyalakannya

Sangatlah ngeri ayah bundanyaterlalu sungguh badung lakunyatatkala pergi ke Pulau Tayumandatuk bertanya segala teman,

"Apakah dikuasa Abdussaman,maka meninggalkan kampung halamanpermainya apa kurangnya medanmasjid dan surau sudah sekalian."

78

Page 86: SYAIR ABDUSSAMAN

Padang bersif'ak dengan sasaranbalai wakaf tulis bcrawan

apakali gerangan disusahkan hatimaka demikian laku pekerti

Itu pun baik jiiga turutienlahkan berjalan yang bakliitu pun baik juga diburuse(in)barang laku seniuanya dibidiki

Bukannya payah lagi dibidikengkau diperbuat kakak dan adik //

51) sekaliun kata daluk maharajasahaya juragan terscnyuin sahaja

Katanya aku berbiial sualu kerjabukannya hendak menjadi rajasebab aku ke Puiau Tayumanbukan membawa kanipung dan halaman

Olch hatiku lidak nyamanbeluin mcndapal sahabat budimatimaksiid di hati juga dapatmenjadi budiman orang bersifat

Turun tilikku di dalam makrifat

di sini jalan boleh mendapatentahkan benar entahkan salah

demikian pe(r)tunju(k) daripada Allah

Janjiku di situ sudah terjumlahnegeri yang jauh datang menyalahdemikianlah sahaya yang dikabarkankatanya itu sahaya dinantikan

79

Page 87: SYAIR ABDUSSAMAN

Sampai bertemu dengan juraganbenar sekali yang disabdakandisuruhnya berdendang cermin bimmengaji sembahyang bunyi menderu

Di situlah tempat duduk bergurudi balai berterap empat penjurutiada tahu senda dan guraudatang menembak masuk ke surau

Kerja itu yang hirauinilah kehendak pergi ke pulaubertaniba(h) suka datuk maharajamelihat kelakuan kerjanya ananda

Hambanya keempat adalah bersertabiola kecapi ratib ditagahseorang bercakap perlahan-lahantakut terkejut menjadi kesalahan

Juragan mendengar sangat kasihanmelihat laku menjadi demikianlalu berkata Juragan Jailani"Menjadi bingung hatiku ini." ///betapa/

52) Betapalah halnya duduk bagindahendak dipandaikan tiada meranamudah diketahui maksud di hati

perkataan itu hendak kunanti

Bukan susah laku dan kata

takut tiada benamya di hatisusahnya kami tiadalah terkiramemandangi menanggung lara

80

Page 88: SYAIR ABDUSSAMAN

Jikalau kukatakan sebarang bicaraapa katanya turutlah segerakami menanti perintahnya jiigakita pinangkan dengannya segcra

Asalkan dia berhali suka

jangan menaruh hati yang dukaitulah laku hendak dibiarkan

sampai bagian hari belum makan

Jawabnya jikalau laku demikiancobaiah ajak oleh juraganberangin berembun duduk menahanayah bundanya kami harapkan

Cobaiah Juga Encik gerakkanbarangkali dia bangun makankepala diangkat oleh Juragandi atas bantal diletakkan

Itu pun tiada juga dikabarkanlalu berbaring sebelah kanans.y.a.w.ng pun tidur seketikaJuragan Jailani tidur juga

Tiada orang lain yang jagahabis tidur semuanya belakasampai waktu tengah malamlalu terkejut muda pu(h)alam

Dilihatnya suaranya luar dan dalambulan di langit cahayanya muramdiamlah ia berpeluk tubuhdatang pikir bertambah tumbuh

81

Page 89: SYAIR ABDUSSAMAN

Hati di dalam bagaikan luruhseorang diri mengucap mengeluh //

53) dilihatnya bulan cahayanya bersihcmbun pun turun lalu putih bersih

datanglah dendam membawanya letihdi mata-mata cahaya yang putihlalu berkata Encik AbdussamanAllah Tuhan khalikul rahman

Terbang melayang rasanya imanmemandang seri kemala tamanseraya menunjuk di dalam bangsituan laksana bunga diparasi

Abang seumpama seekor pekasarkota nama di taman hidup dilaksaHai tuan bunga yang kembangtiadakah adinda belakan abang

Jikalau dapat menjadi kembangketika inilah kakanda melayangkakanda menjadi pangku mcnawanbirahikan biilan di kandang awan

Parasnya bangsawan muda setiawanperhambalah abang dagang lertawanabang mengikut abang Juraganolehnya adinda yang dihajarkan

Ayahanda bunda kakanda tinggalkanbelas nan tuan yang diharapkansampailah sudah kakanda kemariharapkan dipersuruh di payung negeri

82

Page 90: SYAIR ABDUSSAMAN

Pergi mengadap petang dan pagiayahanda menegur tiada sudimabuklah kakanda tiada berketahuan

birahilah bagal diarak awan

Di dalam seluruh tanahnya awantiada berbanding asal bangsawandaripada sangat pucatnya abangmenjadi burung kemari terbang

Sudah terpandang bunga kembangarwah melayang pagi dan petangwajah manis selalu terbayang-bayang

//

54) Seketlka jatuh kasih dan sayangmembawa lalai malam dan siangparas dan elok amat menjelisanak rambutnya melentik wilis

Keningnya laksana awan ditulismata manis dibawa mcmalis

seiamanya sudah memandang tuangilanya kakanda tiada ketahuan

Sekalian dipandang memberi awanduduk menangis muda bangsawanwaktu pun hampiriah dini haribulan pun tenang tiada terperi

Terkenangkan paras Siti bestaridi dalam bangsi manangiskan dirijuragan terkejut dari beradumendengar bangsi bunyinya merdu

83

Page 91: SYAIR ABDUSSAMAN

Di dalam pikirnya siapa dirindubila berbuat demikian itu

Juragan pun lieran di dalam liatimemandang demikian lakunya pekertisambil bangun Juragan Jaiiani,"Makan nasi wai, Adinda mari!"

Terkejut Encik Abdussaman lalu makansangatlah malu kepada juraganmendengar bangsa abang nan gerangansedikit juga la makan

Setelah sudah minum dan makan

lalu berkata pula juraganmata tiada hendak ditidurkan

balk bermain kita kerjakan

Sementara duduk berjaga-jagasupaya hlbur hati yang dukakita bermain bersuka-suka

duduk menari pangkal bertiga //

55) Duduk bertiga disuruhkanSelamat Selabah disamakan

sekalian datang kepada hadapandengan gamelan disuruh palukan

Sekarang kedua memalu gendangada yang bergaung ada yangberkembang,"Marilah Tuan nyanyi dan tembang,selamat menjadi bangau terbang."

84

Page 92: SYAIR ABDUSSAMAN

Riuhnya tiada lagi terkiraorang di kecik berhimpun semuagegap gempita suara tertawaserta kccapi dan biola

Orang atur kanan dan kiriserta dengan ta(n)dak dan tarimelihat Selamat bermain tarimenghiburkan hatl muda bestari

Kepada Abdussaman katanya, "Juraganin! kecapi ambiliah Tuan!Biar Kakanda bangsa merawanboleh dipanah bulan di awan."

Abdussaman tersenyum menyaut kecapijuragan pun b.d.y.ng.h.u.k.t sis!dengamya merekam di dalam kecapidisambutnya punya di dalam bangsi

Adapun merekam Encik Abdussamantatkala berjaian masuk ke tamanlalu terpandang paras budimanjadi mudarat hati tak nyaman

Dibawanya duduk memetik kecapimerasa badan bagaikan matiterkenang kepada parasnya yang Sitihancur lulu di daiam hati

Juragan Jailani sudah mengertimendengarkan oleh merekam di dalamkccapipatutlah adikku bersusah hatisudah terpandang parasnya Siti

85

Page 93: SYAIR ABDUSSAMAN

Dipujuknya di dalam bangsa beraduharuslah Tuan menaruh rindu I I

/sudah/

56) sudah memandang kepadanya jodobulan matahari sana berpadu

Tahulah kakanda penyakitnya tuanjangan sangat berhati rawansabarlah menanti untung pertemuanbulan jatuh ke dalam pangkuan

Jangan adinda bawa bercintabadan yang permai menjadi lataberkata safaat junjungan kitabcrsanding juga di atas takhta

Abdussainan mendengar bangsa juraganrasanya malu bercampur segankecapi dipangku segera dilepaskanlaiu mengambil suruh di puan

Tunduk mengeluh sambil bertelckandi dalam hati dipikir sertakanbijaksana sungguh abang juragandidapatjuga aku sembunyi-sembunyikan

Juragan berkata di dalam bangsa,"Mengapa Tuan segera berhentipetiklah Tuan lagi kecapimenghiburkan susah di dalam hati."

Abdussaman tersenyum seraya berkata,"Penat sudah rasanya anggota

86

Page 94: SYAIR ABDUSSAMAN

sambil memandang Selamat sebadaia inenjadi burung perkasa."

Juragan pun duduk sambil tertavvamelihatkan laku budak semuamasuk bermain muda dan tuabagaikan khidmat orang tertavva

Adapun sekalian nakhoda penjeiangterkejut menengar gong dan gendangbiinyi azimat bukan kepalangorang tertavva tjada berselang

Sekalian berkata sama sendiriapa dibuat juragan di kecibaharu pula demikian peribermain tengah malam dini hari //

57) Berapa bulan sudah kita di sinitiada pe(r)nah demikian peribermain apa yang demikian in!azimat dengan tepuk dan tari

Marilah kita pergi ke sanasupaya dilihat baik dan Jahatpermainan apakah demikian bahananyabagaikan terbang kecik bunyinya

Lalu berkata Nakhoda Manantiada siapa empunya perbuatanjuragan sana juga melayanmaka menjadi orang sekalian

Lalu pergi semuanya nakhodalalu ke sampan naik bertanda

87

Page 95: SYAIR ABDUSSAMAN

menuju juragan keciknya adadilihatnya patut di atas beranda

Nakhoda pun naik langsung sekakike hadapan budak yang menaridilihatnya permainan burung kedidiSelamat menjadi rajavvali

Kedidi disambar tiada dapatke atas beiakang dia melompatsambil terbang terlompat-lompathendak disambar tiada sempat

Sekalian meiihat terlalu suka

Selamat Selabah banyak jenakanakhoda datang seorang tak paniknyajuragan pun baharu pandang muka

Lalu tersenyum Juragan Jailanimemberi isyarat, "Marilah sini!"nakhoda berdiri menada kain

meiihat adinda bermain-main

Suka tertawa nakhoda semua

laiu duduk Juragan bersamahamba terkejut terlalulah lamagemparnya kecik, "Apakah nama?"

Lalu berkata sama sendiri

riuhnya bunyi tiada terperi ///bangunnya/

58) bangunnya tengah maiam dini haribergaung tepuk dan tari

88

Page 96: SYAIR ABDUSSAMAN

Kami berpiklr di dalam hatimendapat Seri Nila gerangan inimembayar kawal waktu hatikami pun segera datang kemari

Tertawa besar juragan budimansambil dipeluk Abdussamanjikaiau mendapat kemala tamantiadalah mabuk semalam-malaman

Sebab bermain bersuka-suka

hendak menghibur hati yang dukabulan terang memanah ke mukatengah tidur bangun berjaga

Disahut oleh nakhoda mudatidur di sinikah di atas berandabandar beradu manakah adaberembun berangin semuanya ada

Laiu disahut Juragan Jailanidengan kehendak adinda inihatinya suka beradu di sinibeta pun menurut juga ke sini

Bangun kepada dini hariduduk berbangsa seorang diriberbagai keranda di dalam bangsibaharulah nyata sekaliannya ini

Menadah percintaan adinda initetapi tiada tawa selamanya inisudah terpandang parasnya Sitipatutlah ia berusuk hati

89

Page 97: SYAIR ABDUSSAMAN

Kita sekalian sedikit tak singgahadinda sudah memandangi mukabila gerangan masanya ketikaberjalan mendapat intan mestika

Selamanya kami diperdayakanrahasianya tiada tnau dikeluarkanmasuk ke taman tiada kabarkan

percintaan sangat dilindungkan //

59) Disahut oleh Nakhioda Manantatkala bertembang itu gerangantinggal di darat Abdussamanmandi dua kcpa di balik taman

Sekalian kita disuruh kembali

karena ia hendak mandi

Selamat Selabah disuruh pergimencari tempat wakaf perigi

Beta berkata, "Adinda mari!"apatah lagi dibuat berdirihari sudah nyata tengah harijuragan sekarang menyuruh mencari

Sehatinya beta lagi menariberkainlah kami pulang kemaricarilah jangan suara menantilagi mencari tempat perigi

Sekalian kembali dengan seketikatiada sekali disanggah pergiakan dianya lain yang dibaikimencari tidak bersama kita

90

Page 98: SYAIR ABDUSSAMAN

Laiulah kembali dengantiya sebentarharam tiada berbuatan onarrupanya dia hendak menyamarbulan mengambang hendak disambar

Sementara tawa Juragan Jailanipatutlah hilang sekarat hatiterkejutnya hatI tiada terperijuragan pun menyuruh mencari

Sahut juragan benarlah itumarl doa kepada periglnya batubangunlah la membawalah bungadi hati kami sudahlah tampa

Adinda nan datang dari manatakut beroleh suatu bencanahati kami sudah menyatakandianya tak mau menyatakan

Kepada badan sahaja menampakkandi dalam dian kami melihatkan //

60) tiada tertanggung gerangan rasaduduk bercinta senantiasa

Hati pun tiada lagi tak puasabaharulah sangat sakit dirasaadakah s^erti sehari-haripermainan pun lagi tiada digemari

Duduk bersunyi seorang diribangun tengah malam dini harinakhoda muda menjawabanya katasambil memandang muda yang puta

91

Page 99: SYAIR ABDUSSAMAN

Sungguhkan adinda sangat bercintabadannya sangat barulah lataalangkah lamanya duduk begin!tatkaia kita masuk ke negerl

Adinda pun bemiatkan berbinikabarkan kakanda sekaliannya in!barang kehendak tuan katakanjangan menaruh hat! yang segan

Ibu dan bapak itu juraganabang sekalian ada menyaratkanmengada demikian laku pekertiduduk ditahankan bemanti-nanti

Tuius dan ikhlas di daiam hat!kakanda menanggung seribu dan hat!jikaiau demikian lakunya bangsawanbadan yang permai tahulah tuan

Duduk menahan pilu dan ravvandendam berahi tiada ketahuan

kota juragan heranlah haticlnta ditaruh di dalam kaibi

Adikku Tuan buah hati

abang melihat susahnya hatiterialu susah hati dan mata

memandang adinda hati bercinta

Ditahan sakit badan pun latatiada Juga mau berkatasebab pun beta dapat past!mendengar menjadi dalam bangs! //

92

Page 100: SYAIR ABDUSSAMAN

61) Tiadalah mengambil di dalam hatiakan beta adinda gustidaripada sangat beta kasihanmendengar suaranya tertahan

Sambil menangis perlahan-lahantersedu-sedu bunyi menahansudahlah nyata kami dengarkanhati tak sampai me(m)biarkan

Bangunlah beta mengunjuk makanmenyuruh bermain dihiburkanitii pun la tiada mengajukanbeta mau juga mendengarkan

Didengarnya suara beta menegurkanbangs! itu segera diletakkandengan sebenarnya beta berkatajanganlah dibuang airnya nyata

Bangunlah la duduk bertelakandaripada hendak melindungkanjawabnya apa beta cintakandendam tiada rindu pun bukan

Tiada sekali menaruh duka

sekedarkan mata hendak berjagaditiup bangsi karena sukarindu dendam pula sangka

Menjadi bingung di dalam hatimelihatkan halkan pekertilalulah beta meniup bangsiia duduk memetik kecapi

93

Page 101: SYAIR ABDUSSAMAN

Orang berkampung datang kemariSelamat Selabah ia menyanyis.y.a.w.ng pula diberi kecapiia pun baring berdiam diri

Adapun juragan berkata-katadipeluknya leher muda yang putarambut di kepala disasakkanbelas kasihan tiada menderita

Abdussaman mendengar juragan beridamenidurkan diri memejamkan mata //

62) suatu pun menjawab kataDang Laila juga di mata-mata

Lalulah berkata Nakhoda Ma'wa,"Mengapa demikian iakunya Adinda?"Barang maksud di dalam dadakhabarkan benar kepada kakanda

Jikalau sungguh hendak beristrikatakan kepada Juragan Jailanijangan menaruh walang hatibiar dipinangkan seketika ini

Apa yang kurang padanya tuanribu dan laksa adalah sekalian

adinda seorang ramai berkawansekaliannya mau seinata tuan

Adapun kakanda sekalian ini'mengiringkan adinda sampai kemaricacatnya tuan hendak berbinimaka adinda beriayar ke sini

94

Page 102: SYAIR ABDUSSAMAN

Sebab sudah kita bersetia

kakanda sekalian tahu rahasia

sekarang satnpai dengan upayabicara kita jangan sia-sia

Apatah laku hendak ditentimenahan bercinta bermati-mati

katakan juga niatnya hatikakanda menanggung hidup dan mat!

Abdussaman tiada memahat maidah

di dalam hat! juga yang gundahmeskipun besar kabar tiada faidahsaudagar tak man tentulah sudah

Biarlah aku tiada beristri

jikalau bukan bagai aku caridipinang pun tidakkan diberibaik duduk berdiam diri

Berkata pula Nakhoda Mananbicara itulah kita berkenan

baik dipinangkan kemala tamanitulah Jodo Abdussaman //

63) Jikalau dinanti perkataan diabilakan mau ia bersabda

mana baik kepadanya kitamalu adinda memberi nyata

Hendak dinanti katanya itubicara kita jadi tak tentudia pun menanggungpercintaan begitutiadakan keluar barang suatu

95

Page 103: SYAIR ABDUSSAMAN

Juragan Jailani menjawab kata,"Baiklah segera bicara kila,mengapa saudagar bersamalah sertamau tak tnau supaya nyata."

Nakhoda Ali pula berkata,"Marilah segera mengadap kita,jangan menanti sabdanya adindakabar kita pun laksana coba."

Abdussanian berkata memberi piiubicara meminang jangan dahuluperkataan abang jangan terlalutak katakan kakanda beroleh malu

Karena saudagar orang yang kidangtiada memilang sekalian orangjikalau dikatanya sebarang-barangaiblah abang disahutnya orang

Lalu disahut oleh Nakhoda Raka

janganlah Tuan berbanyak katasiapa tau Tuan celakajalan yang baik dilakukan juga

Karena mencari jalan sentosamencari nikmat asal berbangsajangan adinda duduk bercintabadan nan jangan binasa

Jangan juragan berhati walangkasih dan senang bukan kepalangjikalau boleli Tuan dijulangnaina yang baik dibawa pulang

96

Page 104: SYAIR ABDUSSAMAN

Jangan juga ada demikian periadinda baikjuga beristri // /abang/

64) abang mau biar kemudian hariasalkan Tuan bersenang diri

Juragan Jailani orang berimandiajaknya juga Abdussamanbaikkan hati tetapkan imandipohonkan juga kemala setaman

Kita mencari jalan baktlpekerjaan kita baik dinantijikalau diainbii bersakit hatikita pun tiada tak katakan mati

Hendak dipinang dengan baiknyaada pertemuan diterimanyajikalau marah dengan dustanyakita pun lawan dengan sebenamya

Meskipun ia orang kuasamasakan kita boleh dipaksadisuruhnya timbang seribu laksabelumkan kita lagi binasa

Demikian bicara Juragan Jailaniadinda hendak dipinangkan SitiAbdussaman mendengar mendiam dirimenarik selubung tiada berbunyi

Belum putus bicara orangberbunyilah budak lalu sembahyangberkata Juragan harilah siangbangun semuanya sekaiian orang

97

Page 105: SYAIR ABDUSSAMAN

Kita sekaiian duduk berkabarhari mau siang tiada sadarmata mengantuk menjadi segaroieh percakapan mau saudagar

Sama tertawa sekaiian orangtersenyum sedikit muda terbilanglalu mengambi! bersembahyangke atas beranda naik sembahyang

Di atas beranda duduk bersahajadatanglah juragan memeluk lehemya,"Wah, Adikku Tuan makhotajanganlah Tuan lag! bercinta //

65) Lalu berkata Nakhoda Rakabicara itu bila dibukamenanti balk masanya seketikabalk mengadap hari inl juga

Tersenyum manis Abdussamansambil memandang juragan budimanberkata halus member! nyamanJanganlah abang bicara tak nyaman

Jangan dahulu kakanda suarakanberoleh malu abang pikirkanlihat saudagar beta tentukansahaya karena saudagar tiadaperkenankan

Beta mau abang sudahlah past!lalu saudagar sangat diperhatibarang kehendak di dalam hatisedikit tiada jalan bakti

98

Page 106: SYAIR ABDUSSAMAN

Tatkala kita naik bertimbangia berdiri tiada memandangsebab menegur bertanyakan abangkepala yang lain pula dirambang

Itu perbuatan boleh iagi dikenangapatah kita hendak meminangsahaja umpama tikus berenanghantunya duduk di atas julang

Adinda itu terlalu takut

dipinangnya anak tiadakan patutbicara itu baik dibantut

dari berani baiklah penakut

Sabarlah dahulu janganlah disambutpertemuan tiada boleh direbutbaik masanya jikalau disebuttitahkan nistanya datang berkabut

Abang sekalian belumkan tahusaudagar itu tiadalah malumeminang anaknya jangan dahuluabang semuanya beroleh malu

Juragan Jailani orang budimantaukan hati Abdussaman //

66) lemah lembut membalas firmanadinda jangan hati tak nyaman

Sebagai dipuja oleh Juraganmengapa demikian tuan sabdakanabang Juragan tuan marahkanhendak meminang adinda larangkan

99

Page 107: SYAIR ABDUSSAMAN

Kepada bicara abang nan tuanbiar dijawab sebarang kelakuansiapa tahu ada pertemuansupaya adinda berkenangkan

Jikalau itu adinda malukan

oleh saudagar sangat mengingatkansebabnya asal disembunyikanbangsa yang bahari belum dinyatakan

Olehnya tuan datang kemarimeninggalkan kampung halaman negerisampal sudah tuan ke sin!abang hendak carikan istri

Supaya senang rasanya hatljangan bercinta adatku in!karena kehendak hatl sendiri

kemala taman hendak dicari

Demlkian bicara abang nan tuantuan meiarang pula demikianbukannya abang takut kerugianasal boleh sana bersambutan

Apalah tanda berkasih ramaijikalau dilihat adinda m.m.a.i.kehendaknya Tuan Laila Peraniseboleh-bolehnya abang perdamai

Abdussaman hati tak senangaimya mata berlinang-linangperbuatan saudagar daganghatinya putus laksana bintang

100

Page 108: SYAIR ABDUSSAMAN

Sepatah pun tiada ia membulanrasanya hati terlalu seganmasuk beradu tiadalah makan

sebagai diaju oleh juragan //

67) Setelah datang masuk ke dalamdiam baring di atas tilamjuragan pun heran hati di dalammelihat adinda duduk bermuram

Lalu berkata Juragan Jailanidemikianlah lakunya semua inihati bercinta ditahani

tiada menurut bicaranya kami

Kita pun bingung memikirkan diamenjadi buntut bicara abang sediahendak dinanti perkataan diamungkin sangat berlinang sahaya

Beta memuja sebiiang hariminta nyatakan kehendak sendirisupaya tentu sebarang peritersenyum nakhoda k.a.n.m.ny

Belas mendengar juragan berbisikAbdussaman sangat dibigakasih dan sayang sudahlah nyata

Nakhoda berkata kepadanya juraganbicara kita baik diamkan

jangan dahulu kita susahkankehendaknya sahaja dinantikan

101

Page 109: SYAIR ABDUSSAMAN

Nakhoda Manan nakhoda mudakatanya heran di dalam dadamendengarkan kata diamnya tiadabicara kita disanggah sahaja

Jangan dahulu kita susahkankehendaknya sahaja dinantikanNakhoda Manan, nakhoda mudakatanya heran di dalam dada

Mendengar kata dianya tiadabicara kita disanggah sahajajikalau demikian lakunya pekertikita meminang baik berhenti

Apa sahaja kehendak hatisebarang perintah kita turutiJuragan Jailani lalu berkabarbicara mufakat jangan dikabar

Baikiah kita naik bersasarboleh mendengar halus dan kasarnakhoda keenam lalu berkata,"Marilah pergi samanya kita." //

68) Adinda itu bawalah serta

di hadapan saudagar supaya nyatasahut juragan masakan mahuperangai adinda sudah tahu

Perkataan dia sudah terlalusaudagar konon memberi malulalu berdiri Juragan Jailaniseraya berkata nanti di sini

102

Page 110: SYAIR ABDUSSAMAN

Jawab dibawa semuanya inimandi di kolam orang di sinijuragan pun masuk ke dalam gedungdilihat adinda tidur berselubung

Kata juragan, "Mengapa mengurungmari adinda menyumpit burung."Terkejut Abdussaman, membuka niatasuatu pun tidak ada dikata

Memandang juragan pun tiada nyatasambil disapu-aimya matajuragan memandang terlalu kasihansampailah tuan orang pilihan

Lalu dipuja kata perlahanhati bercinta sahaja ditahanapa juga tuan tangiskanmari berjalan abang hiburkan

Mandi ke kolam kita samarkanadik wai jangan tuan turunkanjangan dibawa berhati dukabangun adinda berbasuh inuka

Lagi pun oleh bekas berjagabawaiah berjalan barang seketikadisahut Abdussaman tiada kuasa

berjalan tiada lagi berdaya

Tambahan pening kepala sahajabadan dirasa tiada berdayasilakan abang pergi mandisekarang beta mandi di sini

103

Page 111: SYAIR ABDUSSAMAN

Hendak tidur beta mau lagi69) jangan ingar abang kemari //

janganlah lama kakanda berjalanadinda seorang abang tinggalkan

Tersenyum berkata, "baiklah Tuan!'segara Tuan abang mendapatkanlalu memaki Jiiragan Jailaniberjalan keluar seraya berdiri

Mana Selamat mari ke sini

engkau tentu masuk kemaridisahut orang di dalam perahuJanganlah encik bimbang terlalu

Hamba keempat masuk tertengkusahaya menanggung perkara palulalu naik juragan yang besarnakhoda semuanya sama besar

Berjalan menuju kampung saudngarlantas masuk ke dalam pagardatuk pun tengah duduk bertcngkurlalu berhenti sambil bcrlutur

Tersenyum datuk lalu mencgurjuragan nakhoda sama bertuturlama tak datang anak juragandiambil pun lalu disorongkan

Anakku semuanya janganlah segandatang kemari terlalu segantuan semuanya apalah mulanyakemari datang sangat lamanya

104

Page 112: SYAIR ABDUSSAMAN

Apaiah sebab demikian scniuanyatiada seperti kala dahulunyanakhoda semuanya bukan biiatandatang berulang keinari segan

Baik kitab bersuka kawan

barang bicara boleh dilayanlalu tersenyum juragan niudasambil memandang kcpada nakhoda

Kasar dan halus sudahiah nyatakita semuanya hendak dipaksamengapakah maka demikian perinakhoda semuanya masuk kemari //

70) Karena kita empunya negerisalah bila minta ajarikemana lagi hamba datuk pergibemaung di bawah ccrapu tinggi

Rahim datuk petang dan pagijikalau binasa datuk yang rugihamba datuk banyak berkawandagang asyik tiada ketahuan

Takut tersaiah jadi tertawanharapkan bantuan datuk pahlawanitulah hamba malukan diri

baik dan datuk ujari

Karena datuk empunya negeridilayan orang di sinisaudagar mendengar kata begituhatinya suka pandangannya satu

105

Page 113: SYAIR ABDUSSAMAN

Kebcsaran diri sudah tertentu

benarkah kata anakku itu

anakku sama diamlah di sini

orang menyekatkan tiada berani

Meskipun salah bagaimana peridijahatkan orang siapa beranijangankan saudara tuan scmuanyamasakan boleh dapat kecewa

Semuanya orang miida dan luaperintahkan klta itu semuaJuragan Jailani orang jauhariberkata di dalam hati sendiri

Kurangnya alat hakim negeripikiran tiada memandang dirimengatakan diri sangat kuasatiada memandang Tuhan Yang Esa

Diri dipandang scntiasadengan kebesaran duduk sentosadianya duduk di atas takhtabala Allah belumlah dirasa

Lalu tersenyum juragan beridamemandang kepada semuanya nakhoda //

71) semuanya mengerti di dalam cintabicara akal kasarnya nyata

Enci sempurna Tuhan sahajabenarlah kata saudaranya kitadi dalam hati juragan bestaritiada faedah lagi dicari

106

Page 114: SYAIR ABDUSSAMAN

Saudagar orang tiada berkecualikatanya keras kurang budikepada hati tiadalah beranilalu bermohon juragan kembali

Datuk pun lagi juga memahainimengapa seketika datang saya inihendak kembali baiklah kabar

ayahanda lagi hendak berkabar

Perahu tinggal janganlah kubarsiapa berani cari sumbarjuragan tersenyum memandang mukadisahut oleh Nakhoda Raka

Sabdanya datuk benarlah belakaolehnya ada menaruh dukaniat Juragan baik kemarihendak mengadap datuk yang bahari

Keduanya obat hendak dicarisaudaranya sakit berapa harisaudagar berkata sambil tertekanadanya saudara anak juragan

Mengapa tiada tuan kabarkansupaya obat dicarikanNakhoda-Manan menjawabnya,"Saudara angkat sekaliannya."

Abdussaman itu namanya

tatkala bertembang dia bersamasaudagar pun diam. tiada biasalakunya sedikit tiada berguna

107

Page 115: SYAIR ABDUSSAMAN

Di daiam hati orang yang tuahendak mati apakan nyawaakii katakan saudaranya benarsahayanya ia berbuat onar //

72) Memberikan obat aku lak benarorang yang lima datang menyamarjikalau saudara Juragan Jailaniberoleh obat aku kasihani

Entahkan sakit sangat in!hendak kusuruh bawa kain

lalu berkata kepada juragansaudara benar ayahanda sangkakan

Itupun balkjuga avvetkanbolehjuga kawan berjalanapakah nama sakitnya diaAbdussaman pun adajuga berkaia

Panda! konon menembaknya diaJikalau begitu hainpirlah kayadisahut oleh Nakhoda Muhammad

sungguh seperti kata Encik Samad

Menengarnya dia dan terlalu amatsakit pun belum Juga sangatsampai sekarang belumlah beiahdibawa makan menjadi muntah

Oleh sakit takut tertambat

mukanya pucat sangat berobatdia pun sudah tiada sahabatsekedarkan angkat buat sahabat

108

Page 116: SYAIR ABDUSSAMAN

Taulah semua mana yang menengar

datuk Saudagar bahasanya kasarsedikit tiada lagi bertukardibilangnya bagai anaknya pasar

Seketika duduk datanglah orangMaharaja Pandita menyuruh meininangdatangnya itu di Sungai Seteranghendak meminang Laila terbilang

Duduk hormat tunduk kepaladipandang datuk tersenyum sahajadisapa datuk sepatali Jugadatang mau apa hajatnya ke raja

Penghulu pun tiada menjawab sabdaseraya salah hendak berkata //

73) hendak berkabar orang pun adatakut dikata sebarang nista

Juragan pun marah ke hadapannyaserunya berkata datuk bertanyatunduk lengadah rupa lakunyapenghulu pun takut rupa muka

Datuk saudagar sudahiah past!senuianya yang duduk taukan art!datang bermaksud di dalam hatikabarnya itu hendak dinanti

Ketika kali datuk tanyakanmaksudnya itu segera nyatakanapakah malu kepada juragantambahan pula nakhoda sekalian

109

Page 117: SYAIR ABDUSSAMAN

Penghulu pun tiada lagi terperilemah lembut kabar yang dikeluarihajatnya hamba mengapa inisuatu permata hendak dicari

Maharaja mandi di sungai seberangmohonkan belum permata dikarangdi tangan datuk firman dikarangintan yang termasyhur disebut orang

Jikalau ada betas dan kasihan

kata sepatah hendak dipohonkankepada dia hendak disampaikanharaplah dia akan aku upayakan

Dipesannya kepada hambamumaksud jangan di atas maludipohonkan jangan diberi maluminta termina kata terlalu

Datuk menantang suatu firmandi situlah anakanda amat bercintabelum habis barang dikatasaudagar pun marah terlalu mata

Saudagar marah terlalu berangkatanya lakunya tiadalah membilangdialah orang mati diselanganak kita hendak dipinang //

74) Sungguh pun ada anakku duatiada kuberikan kepadanya diasambungnya cakap mengada-adahendakkan orang yang mulia

110

Page 118: SYAIR ABDUSSAMAN

Berapa banyak sayid dan ulamaorang muda-muda gayanya samascorang pun tiada kuterimajangankan bininya ada berlima

Meskipun maharaja pcndetatiada indah kepadanya kitadianya itu terlebih bercintaanaknya pun tak apa dan anak kita

Kembaiilah engkau dengan segerajangan lagi panjang bicaradia pun itu banyak anak daradengan anakku sedikit tak gala

Orang baiau empat lima initiada aku suka haram sekalibawalah balik kabarkan ini

Saudagar berkata mukanya merahtiada membilang lakunya marahsayid raja haram narakatiada aku perkenan sebesar permata

Apakah kurang kepadanya akuemas dan real beribu-ribusahajanya hendak minta anakkusangat ingin minta buat menantu

Meskipun emas nan engkau banyakaku tiada sedia sualak

laksana kucing mengangkang anakkepada kita minta perjinak

i ll

Page 119: SYAIR ABDUSSAMAN

Adapun akan Juragan Jailanimendengar hal demikian periperkataan didengar terialu ngeriberpandangan sama sendirl

Pikimya sungguh kata adindasedikit tiada lag! berbeda //

75) Aku sendirl mandangnya nyatadiberinya malu tuan muda

Adapun akan suruhnya pendetatunduk malu tiada berkata

mohon kembali dengannya air matasemua ada sampaikan kepada pendeta

Pendeta menengar bunyinya kabardisahut dengan Allahu Akbarsedikit pun tiada menjadi kobarmenerima takzim hati yang kabar

Sudah kembali suriih pendetakepada juragan saudagar berkataorang tuah matanyalah butatiada sekali akal dan bicara

Tiada bertanya dahulunya ratabaharulah menyuruh kepada kitasungguh dianya orang berbangsatiada berguna suatu kata-kata

Beri bicara tiada berketahuan

bangsa pun tiada aku indahkanputus dahulunya tanyakanjangan menyesal hari kemudian

112

Page 120: SYAIR ABDUSSAMAN

Jangankan dianya hendak diterimameskipun anaknya belumkan samaanak Danglaila Kemala utamaparas laksana bulan pumama

Orang memlnang datang bertalu-talubeberapa banyak sudah terdahulutiada yang patut diamlah dahulusemuanya itu bermain olah malu

Setelah juragan mendengar katasangatlah ngeri di dalam cinlaterlalu susah memikir dia

mclihatkan hal percinta adinda

Juragan tersenyum tiada bersabdalalui bermohon semuanya nakhodasambil saudagar semuanya dikatatiada sekali budi dan bahasa //

76) Lalu berjalan menuju pangkalansambil bercakap di tengah jalandisaliut oleh Nakhoda Ali

bicara meminang kita berhenti

Biariah dia bersuka hati

mana perintah kita ikutinakhoda semuanya ramai tertawaperinya dia hendak kecewa

Diberinya malu orang semuadibuat Abdussaman baharulah tawa

berjalan menuju kecik Juragansemuanya nakhoda naiklah makan

13

Page 121: SYAIR ABDUSSAMAN

Sudah makan nakhoda sekalian

masuk ke ruang adinda dapatkandikata Abdussaman sambil bertelakan

lalu saudagar semuanya dikabarkan

Nakhoda Manan takbirnya dibukaadinda beradu bertudung mukakita berjalan sangatlah Ickamendekat diam adinda paduka

Selubungnya disiick lalu bersabdabelumkah bangun lagi encik mudajangan adikku sangat bercintakepada Allah kita berdoa sahaja

Disahut oleh Selamat Silabah

selamanya berjalan Encik Nakhodaencik sahaja belumlah jagamakan dan mandi haram tiada

Lalu dihampiri Juragan Jailanikatanya, "Tidur adikku ini,alangkah lama berjalan tadi,belum beduk bangun dan mandi."

Abdussaman pun bangun segeranyaduduk dekat nakhoda semuanyadiambil air membasuh mukanyatersenyum memandang nakhodasemuanya

Lalu minum muda bangsawansuka sedikit hati juragan //

77) kelakuan saudagar semuanya dikabarkanAbdussaman tersenyum mendengarkan

114

Page 122: SYAIR ABDUSSAMAN

Semuanya itu dikabarioleh Juragan Nakhoda AliSayid Pendeta lagi bestariorang meminang Laila Jauhari

Lalu disahut Abdussaman

benar sekali tilik budiman

maharaja lengkap kampung halamanlagi sekian diperbuatkan

Tertawa juragan sambil berkata,"Nakhoda Ali apakan bicara,dimasyhurkan sangat menada permata,dihinakan orang sekalian rata."

Nakhoda All menjawab sabdatiadakan apa pikiran betanaikkan awaknya jangan bercintatuah celaka supaya nyata

Abdussaman tersenyum tundukbertelakan

di dalam hatinya tiada ditujukkanlela bangsavvan Juga dipikirkanmaksudnya hendak dinaikkan

Juragan nakhoda sangat mcngheraniakan Abdussaman di dalam hati

bicara meminang sudah berhentikehendak adinda juga dipasti

Abdussaman panjangnya bicarapercintaan tiada mau bertararnerasa ditahan menaruh lara

badan engkau rasa sengsara

115

Page 123: SYAIR ABDUSSAMAN

Mangkin mendengar demikian adaorang pun banyak meminang Danglailabertambah ngeri hati sahajarasanya hendak meminang juga

Hati di daiam rasa geramtunduk tengadah rupanya muramkalbu yang nikmat habislah geram

78) berpeluklah pikir halai dan haram //

Datanglah plkirnya sebarang ulahlain mengucap, "Astagfirullah,abang jangan diberinya Allahdoa selamat dipinta jugalah."

Badan pun sudah seraya rasamuram laksana bunga yang malakehendak hati sebagai dipaksaIctih muram tiadaku sala

Duduk termenung lakunya lenamuram manis dipandang rawansegala sahabat orang sempumamelihatkan laku hatinya bcna

Juragan tiada lagi terbicarahilang akal budi upayamelihatkan hal adikku nyawaduduk menanggungkan daya

Jadi heran nakhoda sekalian

Danglaila juga yang dicintakankepada yang lain hendak dibiarkanitupun tiada yang diindahkan

116

Page 124: SYAIR ABDUSSAMAN

Juragan memuja berapa-apakepada Danglaila hati tak lupahendak dipinangkan orang baik rupaAbdussaman bermasam muka

Budak bercinta dengan dcmikiandibiarkan oleh nakhoda sckaiian

gurau dan senda semuanya dilayandibawa bermain bersuka-sukaan

Setelah petang sudahlah harinakhoda sekalian mohon kembali

sambil berkata Nakhoda AHbanyak perempuan yang bestari

Jikalau mau gerangan adindamemadamkan penyakit di dalam dadadi seberang banyak orang muda-mudadi situ puialah yang mana ada

Jikalau dipinang seorang saudarangtiada gerangan mencari dilarang //

79) masakan buruk anaknya orangyang laki-laki pun sudah dipandang

Abdussaman mendengar masam mukatunduk diam tiada bersabda

hatinya tiada boleh dipaksatiada beralih kepadanya rasa

Demikian lakunya Abdussamantiada menaruh hati yang sawanduduk berdiam di dalamnya imanmakan dan minum tiada nyaman

117

Page 125: SYAIR ABDUSSAMAN

Tiada seperti sehari-harigila termenung berdiam dirijuragan melihat tiada terperimenyukakan hat! juga dicari

Tiadalah indah kepada yang lainlalu menyuruh orang bermaindisuruhnya bersalin baju dan kainnaik ke darat kita bermain

Abdussaman menyahut sabdapergi berjalan tiada senantiasabadan ietih serba rasa

tambahan pening kepalanya beta

Entah mengapa makanya begin itiada kuasa k.y.t.u.s.-n.ydisahut oleh Juragan Jailaniwajah berubah adikku ini

Wah, adikku buahnya hatijanganlah demikian laku pekertiabang sangat hendak mengobatijarang perintah abang turuti

Abdussaman tiada terobatipercinta itu sangat sembunyiberapa hari duduk bersunyitiada menyuruh orang menari

Ada kepada suatu hari berperidatang suruh sahabat negerimengajak bermain kemundan sariAbdussaman berdiam diri //

118

Page 126: SYAIR ABDUSSAMAN

80) Laiu berbaring muda pilihansambii mengeluh perlahan-Iahandipandang juragan terlalu kasihanlaiu berkata kepada suruhan

Kembalilah dahulu budak suruhan

kepada Encik Awang beta berpesandianya jangan berhati rawanselama takzim adinda sekalian

Tiadalah mengadap beta sekaliankarena tak boleh beta berjalanbudak bermohon balk penangkalandi rumah Encik Awang disampaikan

Juragan berkata sama sendiriadinda tuan ratna biduri

apakah sudah dengan bagianjangan berbuat laku demikian

Adikku tuan mahkotajunjunganapalah betah duduk ditahanbangunlah tuan minum dan makanbemainlah tuan hiburkan

b.l.w.d bermain di tanah seberangelok menjelis bukannya seorangintan kemala adikku seorangbukannya ada dicelotehkan orang-orang

Abdussaman menyahut madahsepuluh pun menjelis paras indahsuratan tiada boleh diubah

bilangan apalah sudah terjumlah

119

Page 127: SYAIR ABDUSSAMAN

Dengan takdir Tuhan Ilahimengadakan niat di dalam hatitersenyum berkata Juragan Jailaniapa asalnya adinda ini

Abang pun geram rasanya haticobalah naik adinda dipatiapa lagi tuan tahankantaman bertawarta p.r.g naikkan

Siti itu tuan cintakan

ke dalam peraduan tuan masukkan //81) lalu saudagar marah terialu

membaikkan orang kikir lalu

Mengata nista tiada berkuluharuslah dia diberl malu

Abdussaman tunduk menengar sabdabertambah galabah di dalam dada

Pikimya itu demikianlah jugadipandang rupa bertemu tiadadibawa mengeluh perlahan-lahannafas di dada sebagai ditahan

Laku pun tiada banyak olahansuci hatinya kepada Tuhantiada kuasa lagi bermadahsehingga diam menahan gundah

Mengucap mengeluh tunduk tengadahsuatu pun tiada apa indahberapa hari duduk begiturebah bangun tiada tertentu

120

Page 128: SYAIR ABDUSSAMAN

Tiada yang suka barang suatudiam termenung rupanya ituberbaring seorang diriduduk berpikir kanan dan kiri

Juragan itu orang jauharldihibur juga setiap harldemikian laku muda terbilanghingga sembahyang tiada berselang

Membaringkan suaranya itu jarangmenjadi heran semuanya orangberkatalah orang di dalam kecikdi tempat juragan mengapa sunyi

Tiada bermain biola kecapiapa sebabnya tiada bemyanyidisahut oleh orang sekalianjuragan susah maka demikian

Siapa yang bermain-mainEncik muda sakit ialah melayanbaharulah tau sekalian orangsuara didengar pun jarang //

82) Kalau sakit rupanya muda terbilanghilang bermain gong dan gendangadapun juragan muda bestarisusahnya tiada lagi terperi

Melihatkan adinda berdiam diri

berbagai-bagai puja dicariberkata dengan tulus ikhlasserta dengan kasihan belas

121

Page 129: SYAIR ABDUSSAMAN

Adinda tuan jangan malasbawalah makan Jangan culasjikalau melarat sakit adindaalangkah besamya salah ayahanda

Keduanya hajat di dalam dadaharapkan sangat akan kakandatujuh bar! duduk beginiadikku malas tuan berbunyi

Apakah sebab menjadi sunyituan tiada menyuruh nyanyilemah-lembutjuragan bericatasambil berlinang air mata

Bangun santap adikku mahkotamemandang tuan hatinya tak sukabelas hati Abdussaman

mendengar kata Juragan Budiman

Duduk berdiri tiadalah nyamanoleh hatinya tiada senyumankata abang jangan kaiau damaratpenyakit belum akan melarat

Sebab letih naik ke damarat

kepala ngilu badan pun seratjikalau boleh esok dan lusadiberi Allah badan kuasa

Bermain juga sentiasadi padang medan tempat termasakakanda jangan sudahkan dirimemberi nasihat sehari-hari

122

Page 130: SYAIR ABDUSSAMAN

Saya hendak diberi istrisabarlah dahulu jangan berperi //

83) jikalaukan ada takdir Tuhanbertemu juga hari kemudian

Biarlah dahulu nafas ditahan

kita berdoa dengan perlahan-lahantiada mengapa sakit sahayasekedarkan letih tiada berkaya

Bertambah sakit memandang kakandaolehnya susah dipandang rupademi juragan mendengarkan sabdadipeluk dicium sekalian serta

Katanya, "Wah, seraya mahkota."wajah menjeiis dipandanglah latabaik mana abang takdir gelabahmemandang tuan sangat berubah

Mungkin sehari mungkin bertambahhati kakanda terlalu susah

dua betas hari sampai ketikaadinda tiada berhati suka

Makan dan minum sedikit jugaduduk pun tiada boleh seketikaJikalau sakij pinggangnya tuanmasa berawal nyata di dalam peraduan

Tiada tertanggung maka demikianmaha(ra)ja berlindung Juga gerangantengah memuj a juragan adindalalu datang keenamnya nakhoda

123

Page 131: SYAIR ABDUSSAMAN

Nakhoda Manan sahabat utama

masuk berindah duduk tengadasegera ditegur Juragan Jailaninakhoda sekalian marilah sini

Lihatlah penyakit adinda initiga belas hari dengannya inidaripada sangat hendak menahan cintajadi melarat kepada anggota

Usul yang peri menjadi latatiada juga menurut katabeta memuja berapa harihalnya nasihat yang diajari //

84) Banyak yang lain di dalam negeribarang yang berkenan buat istrisekalian beta katakan padanyasuatu pun tiada diperolehnya

Anak saudagar juga cintanyabicara kita naikkan anaknyatembangkan nyawa Siti Danglailabangsa pun sama cucujauhari

Meski kita berbuatkan bala

saudah patut lawan berbelasuka tertawa sekalian nakhoda

mendengarkan Juragan memberi sabda

Supaya berkehendak hati adinda

boleh menurut sangat sabdadisahut Nakhoda Muhammad bersabda

juragan berkata beta pun suka

124

Page 132: SYAIR ABDUSSAMAN

Asalkan jangan berhati dukakita semuanya adalah bersertaitulah kabar habisnya bicarajangan lagi bertampa-tampa

Adinda jangan berduka citaabang semuanya adalah bersertasemuanya habis dengan ceritaitulah sudah member! nikma

Jikalau lagi juga berhematlembutiah tentu alamat

coba mengadap kepada yang satuabang sekalian datang membantu

Alang(kah) keruh taman gedung batujanganlah takut adikku itudipinang pun tiada akan mendapatbaiklah ikut bicara makrifat

Abang semuanya member! nasihatpenyaklt itu inilah obatlalu tertawa Nakhoda Ali

kami in! suka terlalu sekali

Disahut oleh Nakhoda Manan

jikalau berkenan adinda tuan //85) jangan seorang pula berjalan

ajaklah abang semuanya berteman

Nakhoda Besuk bicaranya satucar! kabar juga yang tentuitu pun bukan perintah kitabaik dan jahat adalah berserta

125

Page 133: SYAIR ABDUSSAMAN

Lalu menjawab nakhoda mudabenarlah semuanya tuan punya kataakal sempurna bukannya tiadakelakuan saudagar hendak d.p.d

Nakhoda Raka pun berkatabenarlah juga di hati hambasudah mufakat kita semuanyahidup kita jangan sia-sia

Habislah dahulu akal bicara

jangan bangat hendak bermarameskipun tempat membuang nyawatiada menaruh pintu jadi kecewa

Kehendak hati bukan dilarangikhtiar itujanganlah dikarangmeskipun kalbu menjadi tawangboleh nama itu disebut orang

Ngeri juga di hati betasaudagar marahkan raja pendetabesar mulutnya mengata nistadiberinya malu di hadapan kita

Nakhoda All mengatanya diaorang akal tuah itu tiadaperka:taan banyak mengada-adamemberi malu orang tiada pada

Belasnya beta memandang penghulumerah padam mukanya maluhilang akal jadi terkelumendengar niat datang berpelu

126

Page 134: SYAIR ABDUSSAMAN

Jikalau beta disuruh orangmaka dikatanya dengan yang dikaranghilang takut bertambah benangbetajawablah sebarang-barang//

86) Suka tertawa sekalian nakhodamendengar Nakhoda AH jenakaAbdussaman diam tiada bersabda

dua tiga juga nakhoda muda

Ayuh adikku insap juwitapatutlah menjadi kemala desaabang samanya adalah bersertamasakan berahi orang memberi rasa

Nakhoda Besuk orang sempumabeta nama dagang sudah nyatanyaboleh menengar kabar wartanyasudah gemetar tulang anggotanya

Abdussaman menjawab sabdabenariah itu katanya kakandajangan diharap serta hambadagang terbuang kemari tiba

Baik pun baharu sekali jugaharam tiada dipandang matadatuk melihat kira dan buta

entahkan bagai tikus melata

la berkata putus bahasaolehnya sangat tiada kuasamangkin terkenang tatkala masaair mata jatuh tiada berasa

127

Page 135: SYAIR ABDUSSAMAN

Juragan melihat kakinya indaterlalu belas di hatinya adasatnbil dipeluk lehemya dirabakatanya benarlah seperti sabda

Barang disambut adikku tuantiadalah salah barang kelakuansembuhlah penyakit emas tempawanpergilah naikkan lela bangsawan

Apatah juga tuan walakkaiinyawanya tuan abang galakkantermasa dikenang tuan sukakankakanda semuanya ada menyiratkan

Jikalau datang sualu periabang sekalian ada mengabar lagi //

87) dipinta kepada Tulian yang baharicucurkan rama abang tak beri

Abdussaman menengar paiiyak juragansuatu pun tiada disahutkandiam termenung memikirkansenada itulali aku sertakan

Nakhoda keenam sudah berkenan

terlalu belas melihat Abdussamankabamya afdal disenadakanturutlah tuan katanya sekalian

Kakanda sekalian tentulah sudah

siang dan malam tangan ditadahmemintakan doa dengannya mudahdiberl Allah Jangan berpindah

128

Page 136: SYAIR ABDUSSAMAN

Jikalau sekiranya kedapatan semuaabang semuanya jadikan j.a.m.aasalkan bangat tuan bertemanjangan adinda diam tertegun

Abdussanian orang jauharimendengar sahabat kanan dan kirilemah lembut sabda diberi

sabarlah dahulu jangan berperi

Sepuluh pun hendak kita begituberlitah tuan juga berlakuperkataan sudahlah tertentuJikalau janji belum di situ

Bertemu pula adinda ketikadiapun hendak kemari belakalalu bersama kemari belaka

Encik Awang tersenyum menjawabsudah

Kami pun hendak nanya Jaini Jugaserta sampai ke hujung pedadakakanda kedua sudahlah ada

sudah mendengar kabar begitu

Hati kita tiadalah tentu //

88) bertanya budak tiadakan tahupikirkan baik pergi ke perahubudak berkata baharulah sakian

Berdebamya bukan lagi sedikitempas sembah yang beta pun berangkathendak melihat adinda sakitAbdussanian adikkujua orang

129

Page 137: SYAIR ABDUSSAMAN

Di dalam hati menyapakan gerangke dalam berang dianya memandangAbdussaman diadap orangAbdussaman diam tiada bersabda

Didengarnya kabar berkatarasanya malu di dalam cltadiamlah la menyejamkan matalalu berkata Juragan Jailani

Tidurlah Tuan adikku itu

semuanya sahabat datang ke sinimenyapaiah adinda tiada berbunyiEncik Awang pun masuk menghampiri

Encik Husain, Encik Abdullah di kiridibuka selubung di peyang jadidilihatnya pucar muka berseriEncik Awang datang sama Encik Jafar

Duduk bersama bercamar

Juragan Jailani hatinya kabarmemandang adinda barang berlientikami nan datang berjumpa adinda

Mengapa tuan tiada menyapasakit adikku sudah berapaberubah sangat keduanya mukaAbdussaman merasa tangan dipegang

Lalu menoleh ia ke belakangkatanya sakit sahaya nan dagangberat kepala sampai ke punggunglamakah abang datang kemari

130

Page 138: SYAIR ABDUSSAMAN

Makan sirih jikalau sedijangan dikata tiada berbudibadan laksana batang keladi //

89) hendaknya bangun tiada berkayu

Terlalu letih anggota adindasudahlah dengan kehendak Tuan jugaatasnya dagang mendapat bahayaiaiu menyahut Encik Abdullah

Adinda jangan bertanpa salahpenyakit datang daripada Allahkirapun tiada dapat menyalahadinda jangan berbanyak hari

Badan yang sakit jangan dikuatiabang semuanya berbuat sakitpenyakit pun hendak diobatiAbdussaman berkata perlahan-lahan

Badan yang kurus tiadalah menahanjikalau belas dan kasihanberilah obat dengan kemudahansampai baring ia berkata

Berlinang-linang air mataterkenangkan untung berakhir cintamalu dan sopan itu pun sertaterlalu keras dan dadanya bidang

Laksana mayung tanggal seludungEncik Abdullah berkata pada juragansekarang apa yang diobatkanambil limau-limau coba rendamkan

131

Page 139: SYAIR ABDUSSAMAN

Penawar racun coba buatkan

disahut olerh Juragan Jailanimenjadi heran beta iniberapa obat yang di sini

Tiada mau adinda dikenai

susahnya hati tiada tertahanpenyakit adinda apakah geranganhendak diobati katanya jangan

Diminumkan air menjadi gerangansemua memandang hatinya gundahEncik Awang berkata apakah sudahjikalau dapat dengan yang muda

Silakan ke rumah bersuai berinda //90) supaya bangat badan sentosa

jangan melarat senantiasabaik dicoba berolah rasa

Dijadikan obat orang biasabeta memandang hatinya gelabahkepada badanmu sangatlah berubahmangkinlah takut bertambah

Obat tubuhlah kita ubah

juragan berkata apalah Tuanmana suka cobalah semudahkan

beta menuruti barang kelakuan

Badang berkeman adik bangsawandisahut oieh Abdussaman

kehendak abang bukannya disalahsabariah dahulu dengan berallah

132

Page 140: SYAIR ABDUSSAMAN

Barangkali ada penolong Allahsiapa tau perintah Tuhansehari duduk boleh beritahu

jikalau melarat tambah-tambahan

Kepada abanglah tempat kasihankarena tiada Ibu dan Bapaabang semuanya sudi mengapatempat berguning tiadalah siapa

Jikalau sukar kepada sahayasemuanya lalu diamatipikir Encik Awang di dalam hatiapakah sakit adinda ini

Maka demikian rupanya iniseperti lalu orang bercintasiapa gerangan dada dianyakepada badan sangat berupa

Semuanya orang sekalian tanpaEncik Abdullah seraya bersabdasakit belum sangat bersabdaterlalu sangat badannya letih

Tiada sedap di mata kitaia berpikir di dalamnya hati //

91) tiada mengetahui Juragan Jailaniheran sangat di sana ini

Hatinya seperti orang tak senangair matanya berlinang-linanganak siapa gerangan yang dikenangcahaya mukanya berubah tenang

133

Page 141: SYAIR ABDUSSAMAN

Lalu berkata ke mana sahabat

jua belum adinda dinamakan obatair pun harum bahu senatminumlah adinda jangan berlambat

Abdussaman tak bangunkanjuragan pun dikata tidak gunakanduduk bersandar di atas pangkuanEncik Husain yang meinlnumkan

Juragan pun sangat belas kasihansambil dibujuk dengan perlahan-lahanadapku tuan orang yang pilihanindah baiknya jangan ditahan

Abang ada melihat tuanJangan dibawa tiada makankatanya Abdussaman kepada Juragantiada usa(h) abang sadarkan

Juragan membujuk inempesonaminumlah adaku inendckat Juaminum di hadapan semua saudaraia memberi tulis dan sara

Semuanya sahabat orang Jua hadir

katanya Jangan dahulu dikhawatirEncik Awang sebelah kiri

sujud dipangku Juragan Jailani

Encik Mahmud curi hati namanya

katanya Adinda mendekat minum

134

Page 142: SYAIR ABDUSSAMAN

Abdussaman pilu lalu berkatatiadalah sedap badan beta

Datanglah engkau dari sanetulang dan send! dibawanyaberhenti minum sudah sekalian

memberi tawa kepada juragan H

92) Lalu susah melihat Abdussamanbertambah pula belas dan kasihanAdinda tak ingat kepada mat!mudah begitu laku pekerti

Daripada sangat menahan hatijuragan pun datang seketika nantidibawanya rebah diam tak tentujuragan pun sudah tiada tentu

Datanglah Adinda seketikajikalau sudah demikian adadiam tiada man bersabda

mata pun tiada mau dibuka

Dengan tiada hendak berkata

diangkat juragan lalu direbahberlinang air mata tiada sudahlemahlah rupanya semua anggota

Wajahnya mati pucat berupasemuanya abang duduk heran hatimelihat akan hal laku pekerticoba/la/ apalah namanya begini

135

Page 143: SYAIR ABDUSSAMAN

Masing-masing pikir di hatikata Encik Abdullah, "Barapa lamayang demikian itu laku Adindamemohon beta memandang dia."

Apalah lagi semuanya nakhodaakankah orang berkata sangat berpoyabila datangnya yang demikian inilamanya seketika berapa hari

Belum melihat tiada terperitatkala membujuk kita berjanjiterkejut sangat melihat mukamati pun berupa kepada Adinda

Bagai berbadan kurus anggotadisahut oleh Nakhoda Ali

pulang menonduk itulah hariduduklah ia berdiam diri

Tiada bagai sehari-hari //93) demikianlah muianya jadi begin!

lalu melarat sampailah inijikalau ta' makan kita sunyi

Merayu/h/ dengan blola kecapisuka-sukaan sama sendiri

selebih itu disuruh menepiitulah kerjanya sudah jau(h) hari

Pulang duduk berdiam diriJuragan Jailani lalu berkata"Itulah sangat susahnya betajikalau ada menaruh percinta

136

Page 144: SYAIR ABDUSSAMAN

Kabar apalah kepadanya betamenjadi terlalu susahnya hatimelihal hal laku pekerlisegera ditahan berhati-hati

Tiada mau memberi patijikalau datang keluh dan kesahsehingga menangis kainnya basahtiada hendak berkabar sepatah

Itulah beta menjadi sucisemuanya menempuh di daiam hatisuiit bercinta rupanya inisiapajuga yang diingati

Olehnya menaruh dendain biraJiiapakah gerangan yang dicintakanmaka tiada man dinampakkanernas dan perak gerangan bukan

Semua sakit Jiiga ditahandemikian pikirnya sekalian orangAbdussaman apa yang kurangparasnya indaii bangsa tak kurang

Jikalau meminang siapa kan rnelarangsangat heran hatiku iniapalah sebab makanya beginijikalau dipinangkan Juragan Jailani

Tiada akan menole(h) orang di sanaJuragan Jailani sangat gagahnyadengar saudagar berkasih-kasihan //

94) sebarang kehendak diturutkannya

137

Page 145: SYAIR ABDUSSAMAN

Mengapa gerangan didiamkannyaEncik Husain berkata dengan perlahansakit apakah maka demikianjuraganjuga empunya pengetahuan

Maka tiada ia berkabarkan

jikalau ada menaruh hatisiapa yang patuh lagi mengetahuimakan juragan tiada past!

Diimpikan hajat di hatilalu berkata dengan ba(ha)sanyawahai juragan beta berkatanyaAdinda ini memandang sahaya

Selalii sekata orang bercintaadik sebabkan Janganlah serakahbukannya sahaya yang tanya adindatuanlah jangan berkecil rasa

Di dalain hati kakanda lerlalu nyalasiapakah juragan yang kehendakanjuragan pun juga demikiancobalah tanya kakanda perlahan

Sakit adinda jangan diberikanjuragan tersenyum lalulah maluhendak terdiam tiada terkelu

hendak berkabar rasanya terlalu

Takut Abdussaman kalaukan malu

juragan pun segera mencoba kala

138

Page 146: SYAIR ABDUSSAMAN

betapa pun tiada (ahukan rahasiasungguh kakanda tempalnya dia

Tiada berkabar sepatah dan duabeta bertanya selaina initiada sahut begilu begin!bertambah pula sakitnya ini

Mungkin tiada hendak berbiinyisangat heran beta mengirakantiada juga mau mengatakanentahkan apa makanya demikian

Nakhoda berkata periksa sekalian //95) lalu disahut nakJioda muda

sampai kemari suatu permatajikalau berjaian mengajak bersama

Sekat^ng tiada perangai lamamangkin lama bertambah kurangnaik ia pun mandi jarangtiada bersama orang nan kurang

Hingga suka duduk seorangsahut juragan benarlah sekalisakit pun beta tiada perdulidi atas beranda duduk berkecapi

Siapakah-kcdua suruh bernyanyiberapa lama duduk yang begilutiada barang tiadalah tentudi atas beranda duduknya itu

Tengadah bulan lagit itubeta suruh dianya juga

39

Page 147: SYAIR ABDUSSAMAN

dihiburkan dengan bersuka-sukadikatakan rindu ayahnda bunda

Jangan binasa di dalam dadademikianlah kerja selamanya inibeta turutlah ke sana-sini

takut binasa hatinya ini

Datangiah juga sakit beginiEncik Husain orang bijaksanaberkata itu dengan maknanyamenaruh kanda gerangan dianya

Cinta berkurang di dalam dadanyaEncik Awang berkata demikian jugatakut kami pun demikian Jugadl dalam hati orang yang hina

Hendak mat! apakan nama-namaaku katakan saudagamya binisahajanya dia berbuat beginimemberikan obat aku tak hambar

Orang yang hina datang menyamar-nyamar

adinda sakit bersanding diatiada hendak menghibur rahi //

96) Daripada sangat menaruh rawanjahatlah sekali jadi demikianbirahi gerangan kepada perempuanmengapa ditahankan kekuatan

140

Page 148: SYAIR ABDUSSAMAN

Abdussaman mendengar kataberdiam diri memejamkan matadengamya juga sekalian betatiada kuasa hendak berkata

Semuanya berkata kepada juraganAdinda ini jangan dibiarkanbarang siapa yang dikehendakanbaik juga kita pinangkan

Nakhoda Ali sangat segeranya

sudah bertentu dari selamanya

berapa dibujuk Juragan Jailanidari bulan datang kin!

Disahutnya clok di sana-sinidisahutnya belum hendak berbiniemas dan perak tiada kurangkhabar juga tiada kurang

Encik Awang lalulah berkatakhabarkan yang bini berilah betakarena salah memandang mata

sakitnya melaku(kan) bercinta

Barangkaii ada menaruh (bi)rahijangan berpandang kepada betakepada Allah tempatnya percayasamaiah kita menanggung setia

141

Page 149: SYAIR ABDUSSAMAN

Akan khabar janganlah takutsebarang (bi)rahi jangan terkejutjikalau ada mana yang patutbaik ada jahat kita mengikut

Juragan tersenyum maluhendak berkabar jadi terkelu(bi)rahinya dikandung sudah terlalutakut Abdussaman beroleh malu

Disahut juragan telah dianyatiadalah beta ta(h)ukan (bi)rahinya //

97) entahkan beta sahaya diperdayamaka tak mau minlakan dianya

Karena beta selamanya inimenaruh cinta Adlnda ini

sepakat sekatanya sekian initiada berkabar begitu begini

Beta pun jadi hilang bicarameiihat Adinda sangat sepadajikalau kan ada sautnya bicaramufakatlah kita semuanya bersaudara

Beta sekalian duduk menanti

barang maksud di daiam hatiadalah suatu menanti

disuruh berkabar hendak mati

Semuanya membujuk sehari-harijikalau Adinda hendak beristri

142

Page 150: SYAIR ABDUSSAMAN

janganlah Adinda beremuk hatisebuah gedung dihantari

Itu pun juga didengarkanrahasia tiada juga dikabarkanhendak pula beta mendekamtiada pula mau menurutkan

Ituiah maka menjadi gundahhilang akal keluhnya lidahsemuanya pun habislah sudahhingga mengeluh tunduk tengadaii

Demikianlah perangai sehari-harikabar yang tentu tiadalah diberlhingga duduk berdiamkan dirisuatu permainan tiada kemari

Encik Husain sahut sabda

tiada akan salah memandang matamenumbuh kemudian bersamanya kitaberubah sangat dipandang rupa

Ini sekarang masa kelakuanmaka lembut rupanya badansekata sepakat rupanya diapatutlah dipandang tiada berkaya //

98) Apakah angan dimalukan Adindamaka tiada hendak memintakan rahinyajikalau ada menaruhnya hajattiada akan patut jadi terpanjat

Apakah salah tuan .menanggung sakit duduk begini

143

Page 151: SYAIR ABDUSSAMAN

jikalau bermaksud di negeri initiada salahkan Juragan Jailani

Disahut juragan dengan karena Allahilulah biia suatu salah

barang permata turutlahsemuanya maksud beta diterpejamkan

Apalah lagi semuanya nakhodamengeluarkan bicara mana adindamana yang suka di hati adindaemas dan perak atas kakanda

Jikalau sampai ke hadapan hatijuragan ada sedianya menantijalan yang baik abang turutiwang dan rela riba dan hati

Berbagai bujuk suaranya nakhodahendak mengehatui hajat adindadibalasnya kata sepatah pun tiadaperangi sahaja yang berbeda

Bilangnya bunuhlah sudahlah tigaduduk berdiam menanggung dukabermain pun tiada lagi dipikirkannyajangan dengan gurau dengan jenaka

Mari aku seru dengan dirinyadaripada sangat menahan hatinyaingin mudah mendengar sabdanyatiadalah kembali nakhoda semuanya

144

Page 152: SYAIR ABDUSSAMAN

Berkata pula nakhoda mudasudah lima buian di sini

yang dua buian lagi berusahabuian iniiah demikian adlnda //

99) Percintaan dirinya di tanah seberangmenumbuh mesranya tiadaiah kurangdatang kampung sekaiian orangbioia kecapi tiada berseiang

Entahiah dengan adinda seiamanyasampai kemudian dua buiannyabeium beriaku perangai dianyahendak beramai sahaja diamnya

Juragan Ma/ha/ti sambii mengeluhhatinya di daiam hancur dan iuiuhbeta iaksana orang disuruhayah dan bundanya empunya penaruh

Jikaiau datang suatunya peridisalahkan beta tiada tcrperianaknya hanya seorang diribeta pun tiada berkawan iagi

Pati berkata iagi istrinyatambahnya orang di daiam negerisebab dia datang ke marimaka anakku meninggaikan negeri

Apalah iagi kasih dan mesratiada yang Iain beta bersaudarameskipun bukan sanak saudarasudah menjadi daging yang mesra

145

Page 153: SYAIR ABDUSSAMAN

Semuanya menengar kata juragandi dalam hatinya membenarkanAbdussaman juga dikabarkantetapi gerangan maka dendangkan

Encik Husain orang budimanberkata kepada Abdussamanjikalaukan ada tuan perkenansampaikan hajat jangan lupakan

Abdussaman mencobanya katasambil berhamburan air pun mata"Abang wai, tiada sahaja bercintasahaja abang hendak mcnimpa."

Bercintakan orang tiada beranisiapa yang patah di negeri ini //

100) seorang manis tiadakan sudibeta pun belum hendak beristri

Janganlah abang sangkakan begitutiada bercintakan berangan suatubeta pun miskin dengan piatubelumkan abang demikian itu

Datang beta masuk kemari

mengikut kuasa abang Jailanibukannya berjalan ke sana ke sinidi mana kan ta(h)u orang di sini

Siapa ta(h)u esok dan iusadi beri Allah segudanglah rasanyajangalah abang hajatkan beta papaAllah taala empunya kuasa

146

Page 154: SYAIR ABDUSSAMAN

Dikaruniai Allah hati binasa

ditanggung juga senantiasa

olehnya sehat badannya betamenaruh percintaan belum dewasa

Abang semuanya janganlah tanpajalan bagiku tentulah tiadabegitu pun beta belum berupabelum pun sangat gerangan lupa

Adalah kurang diberikannyalahminum obat daripada Encik Abdullahdi dalam dihidangkanlahhal kepada menang kalah

Disahut oleh saudagar budiman"Wahai Adinda, baiklah tuan

jikalau selamat tuan esok dan lusabermian ke padang pergi tamasya."

Bersama sahabat kakanda dan adinda

berlakukan tuan bersuka-suka

disahut oleh sahabat sekalian

betapun bemiat juga demikian

Diberi Allah niat bersampaianbermainlah kita beramai-ramaian

di sanalah kita bersuka-sukaan

di padang medan bersuka-sukaan //

101) Beta semuanya bemiat jugamelupakan hati daripada yang duka

147

Page 155: SYAIR ABDUSSAMAN

karena hati beta sudah mesra

rasanya bagai sanak saudara

Melihat adinda sekata sepadasusahnya hati tiadalah terkiraselama sudah menjadi sahabatdl daiam hati sudah teriambat

Mendengar sekata dijadikan obatjangan meludah sembuhlah sangatdisahut oleh Juragan Jailaniapalah lagi beta semuanya ini

Adinda bertemu di negeri inirasanya bagi saudara scndiribeta memeliharakan selamanya inicelah sakit beta tak beri

Datang sebagai intan biduritiada bercari barang sehariEncik Husain berkata benarlah itu

bagi juragan sudahlah tentu

Beta yang baharu lalu begitubetapalah abang semuanya itulalu berkata nakhoda muda

di pulau tuan bersuka-suka

Betalah dikala yang berjumpadua bulannya sainpailah ketikabaharulah pula bertemu juraganlalu dibawanya beta iringkan

Kasihan juragan tiada terperikantiada bercari sehari-hari

148

Page 156: SYAIR ABDUSSAMAN

jikalausembuh sakit adindaterlalu suka di hati beta

Mencarikanlah semuanya kitabermain di padang bermain ragajikaiaukan mau adinda memakaihendak dipatut asal yang permai

Di berapa kemudian beramai-ramaibarangkaii besok orang mengintai //

102) elok menjelis muda terbilangdi tengah padang mengenakan lenggang

Habis tercengang semuanya oranglaksana mabuk bukan kepayangAbdussaman menjawabnya sabdamengapakah abang berbuat kecewa

Beta disuruh pula menggoda-godabukannya anak raja berbangsasakitnya beta belum berbulanrezekipun boleh juga ditelan

Berkata dengan abang sekalianesok dan lusa boleh berjalanJuragan pun segera menjawab kataselamat sempuma adikku mahkota

Pintanya abang sudahlah betamemunuhkan medan tempat bertahtaabang mengepurakan semuanyapahlawanmemenuhkan medan mengerikan tuan

149

Page 157: SYAIR ABDUSSAMAN

Di sanalah berkepung kita sekalianmembawa tuan bersuka-sukaan

beramai-ramai berbicarakan mereka

karena niatiah daripada duka

Adikku tuan hendak di tahta

sebab abang berhati sukaEncik Awang berkata benarlah ituBeta sekalian sudahlah tentu

Seberang hari hendak kitamembawa angkatan adalah suatuEncik Husain pula berkatabarang bila berangkat adalah beta

Bubur dan kanji sudahlah betasekali sahaja pulangkan kitaEncik Abdullah orang syahdaBersabarlah disuruhnya sahaya

Itulah tuan nanti kakanda

bed senyum kita semua adajuragan temama mencoba berkatamenerima kasih sahajanya kanda //

103) Sama mufakat di dalam dada

menanggung budi dengan bahasaanak Abdussaman makanya adabanyaklah kasih orang negeri

Memilih tuan encik tadi

memohon sahabat bagi di negerisuka tertawa kenang nakhodakita berdoa berapa lama

150

Page 158: SYAIR ABDUSSAMAN

Berkata sapakat (h)alah menerimadipertemukan sahabat orang tuaadapun akan Abdussamandiam berpikir muda budiman

Rasanya seperti masuk ke tamanlalu tertidur biduri nyamanberadu seketika terlalu bidara

dengan terkembang pinggang terbuka

Semuanya yang duduk seorang tepukberbagai cakap dengan jenakadidengar nafasnya selalu sendadilihatnya juragan muda berdua

Adalah sebingkai angan diana inimakanya berdua demikian iniberapa hari sehatinya initiada bangun duduk berdiri

Tujuh hari tiada sembahyangberadu pun tiada malam dan siangbadan pun sudah laksana wayangwajahnya pucat berbayang-bayang

Semuanya yang mufakat juraganmenghina bertambah malu dan seganAbdussaman sangat dihormatkankasih dan sayang dirupakan

Adii bijak sempuma budibarang kelakuan sampai dihatibijak laksana laku setiawanbangsawan lagi dermawan

151

Page 159: SYAIR ABDUSSAMAN

Peran menjelis barang kelakuanbertambah pula sikap pahlawan //

104) pahlawan sungguh Juragan Jailanilakunya pantas lag! berani

Besar sangat Abdussaman iniberadu menatapnya lainsikap Abdussaman laksana rajabarang lakunya terlalu dimanja

Cantik menjelis dipandang dirajatutur dan kata elok bersahajademikian pikirannya orang jauharimemuja di dalam hati sendiri

Bertambah cerdik akal dicari

bersahabat dengan orang tadiseketika duduk malamlah hari

bermohon pulang ke rumah sendiri

Beradu adinda adikku ini

berpesan kepada Juragan JailaniJikalau sembuh adinda nan tuanmenyuruh beritahu kepada kawan

Barang bila kita mau berjalanbetapun menanti di pungkasanmasing-masing bemohonlah dianyamenuju rumah anak istrinya

Jangan Abdussaman dikabarkanbudi bersama dengan bahasanyatiada berapa peri kembalibaiklah sudah muda jauhari

152

Page 160: SYAIR ABDUSSAMAN

Setelah selunjur akan Jailanibaharulah riuh bunyi kecapisuka tertawa suara akan

melihat sembah Encik Abdussaman

Makan dan minum bukanlah nyamanmengajarinya sekalian tanganjuragan pun duduk seperti adindasebarang kelakuan diturut sahaja

Duduk bermain di atas beranda

bunyilah kecapi semuanya mudaselamanya sembah sudah jauharitiada akan seperti sehari-hari //

105) Tiada berjalan ke sana kemaridi atas beranda berdiam diri

disitulah duduk malam dan siangmakan dan minum beradu sembahyang

Disanalah berkampung suaminya orangada yang berjoget ada yang bergoyangakan nakhoda kenamaan semuanyatiada menegokkan berapa lama

Semenjak sakit saudaranyaduduk bertengku pada adindasudah sembuh beberapa harihendak kembali tiada diberi

Dia jua bermain sehari-haribunyilah kecapi budak menari

153

Page 161: SYAIR ABDUSSAMAN

juragan Jailani orang yang pintarkehendak adinda tiada dibantah

Suruh dengan adil dan murahmana sukanya suruh dan keruh

barang-barang di atas berandapilu dan rawan sebagai juga

Dang Laila juga dimata-matatiada iepas barang seketikaseteiah dilihat nakhoda muda

diangkat kepala lalu dahinya

Sambil berkata, "Wahai Adindabaharuiah senang hatinya kakandakecapi dipetik di atas dadajuragan pun beriang gembira."

Sambil bercakap samanya mudaterlalu suka semuanya nakhodalalu berkata juragan Jailaniselamat sempuma adinda ini

Abang bemiat di dalam hatinaik bermain esok had

berapa hari sakit adindamakan dan minum tiada rupanya

Sekarang senangkan hati kakandamemandang cahaya wajah utama jiwa //

106) wah adikku parasnya yang indahkata abang tuan dengarlah sudah

154

Page 162: SYAIR ABDUSSAMAN

Hilanglah ngilu sakit sudah -tinggal lagi hatinya yang holabahkembaii sejauh adat yang baharimelepaskan niat di padang sini

Wajah yang pucat sudah berseribaik berjalan masuk ke negerikarena sahabat bemiat belaka

boleh dikabarkan sahabat kita

Abdussaman hatinya gunda(h)tidak diam tidak bermara(h)sambil termenung tunduk tengadahdi dalam hati manalah perintah

Kecapi di tangan lalu dilepaskannakhoda muda pula menggantikantangan Abdussaman lalu bertalukansantap sirih di dalam puan

Juragan Jaiiani muda yang utamabaik budi dengan bahasanyamenanti bangun duduk bersamanyadibujuknya adinda berapa senda

Mengapa (a)dikku belum bersabdaseberang kehendak kabar jugaesok lusa hari pun adaboleh berkaSar sahabat kita

Encik Abdussaman lalu bersabda

abang pun suatu sebagi Jugaadinda ini menurut sahajasebarang perintah adalah sara

155

Page 163: SYAIR ABDUSSAMAN

Juragan pun tahu akan drtitiada baik bicara di daiam hati

dilihat tingkah lakunya pekertidi dalamnya banyak mufakat mesti

Juragan memikir di dalam akalkehendaknya boleh disangkal //

107) hatinya itu sudah tawakalgedung yang tinggi sudah dipukul

Juragan pun tiada berbanyak mara(h)di dalam hatinya sangat gundahmalamnya bermain baiklah sudahhari pun baik bulan cerah

Disahut oleh nakhoda muda

marilah tidur semuanya kitamasuk kemah mana yang sudahjuragan pun serta keenam nakhoda

Juragan memeluk adinda utamaberadu sebantal dua bersama

beradu pun juragan tiada lamaolehnya mati terlalu hina

Masanya ada mara bencananyabelum diketahui perintahkan dimananya

di dalam hati sudah timpanyatakutkan adinda beroleh masanya

Dijauhkan Allah daripada baiaadikku jangan mendapat celakahajat disampaikan Allah ta'aladipertemukan sangat dengan Dang Laiia

156

Page 164: SYAIR ABDUSSAMAN

Demikianlah pikir juragan budimansambil dipeluk Abdussamandiserahkan kepada khalikul rahmanlalu beradu juragan nan budiman

Akan sahabat di dalam negerimeminta doa seharl-hari

anggur dan serbat dihantarlkepada Abdussaman muda Jauhari

Terdengar bahasanya bunyinyasukanya hat! sahabat sekalianbalklah sudah Abdussaman

maka bermain bunyi demlkian

Encik Awang dengan Encik Husainlalu dimurahkan seorang temanmembawa belanga air serbat minumanlalu sampai kepada Abdussaman //

108) Salam dan sembah disampaikankita berjanji kepada Juragansudah selamat Encik Abdussamanbilakah niat kita sampaikan

Teman disuruh lalu berjalanmenuju ke Encik juragan budimanjuragan duduk dengan EncikAbdussaman

dihadap sekalian handai dan tolan

Setelah kehadapan juragan budimanbarang air serbat dipersembahkansemuanya puiidi sampaikanjanji bermain disebutkan

157

Page 165: SYAIR ABDUSSAMAN

Juragan tersenyum menyambutgerangan

kepada adinda lalu diberikandiminum sedikit dengan juragankatanya suruh abang sekalian

Lalu berkata Juragan Jallaniseribu syukur menerima iniaku mudah menyuruh budak Iniengkau pun datang pula ke sini

Salamku dengan safaatperjanjian kita sama teringatsembahnya sudah dua Jumaatnantinya kita sama beringat

Esokkan sampaikan kabamya betaseorang jangan berubah setia katasekali yang di sini sudah ratahadir Senin naiklah kita

Nakhoda Manan menyahut katakita berjalan hendaklah sertabarang siapa dimatikan tiadakadang tiada berterimalah Jangka

Dengan safaat berkata rosulhari lusa lupakan keluargamembawa adinda muda berasal

perebutlah bubur dengan tembula

Kembali budak dengan segeramengadap orang anak punggawa //

109) mendengar pun juragan nakhodasuka tertawa mana yang ada

158

Page 166: SYAIR ABDUSSAMAN

Lalu berkata pula Encik Avvangsukanya hati juragan terbilangkita pun kasih serta sayangmintakan doa malam dan siang

Encik Awang menyuruh kabar beritamember! kepada sahabat meratabar! Senin berkampung kitamimpikan niat sudah dikata

Semuanya sahabat di dalam negerimasing-masing berikan kendurimana terbilang sudah jauh harimana yang kurang disuruh mencari

Berkampung pendek di tanah seberangseratus dua tiada dalam kurangmuda kelima tiada yang kurangpakaian bertatah intan cemerlang

Adapun juragan orang berbangganakhoda keenam berkampung belakamenyuruh berkabar sekalian meratanantikan hari dengan ketika

Sampai kepada masa hadirnyahari ingin berkampung semuanyasemuanya kepada masa hadirnyaalat pendekar dengan pahlawannya

Pukul sembilan berkampung orangmenanti angkatan dari seberangyang dipalu tiada dalam berselanghabis datang sekalian orang

159

Page 167: SYAIR ABDUSSAMAN

Orang scberang bukanlah datangbelumlah berkampung gerang orangnanti menanti seorang-orangtiada tempat jalannya seorang

Ada asalnya lima puluh tahunbalk kita berjalan dahuiuhendak digemuruh bertalu-talusuatu kita memberi malu //

10) Nakhoda besok menyahut katanyamari dahuiu kita ke sana

tiada sepakat gerangan bersamamenanti di sini sangat lamanya

Sahutjuragan mari kitadi balai menanti sekalian kita

lalu berjalan juragan nakhodadisuruh semua bersikap rata

Nakhoda mereka kepulaujalanmengatur adat sama berapa danorang muda bersama tambalanpakaian laksana di dalam teladan

Pertama juragan berjalan dahuiubersapu tangan telapak bunganya ungubersuiur panjang kain inesruberbaju merah kainnya beladu

Berjanjian menurut sebelah kiriintan dilihat sebelah jarlterapung intan bertotol pundibuhulu manikam permata pundi

160

Page 168: SYAIR ABDUSSAMAN

Berkain hem tapi berangkapikat punggung bersongket ukupsejuk dan megah sempurna sikapberjalan sambil bercakap

Adapun akan Abdussamanbaju berkurung hati tak nyamankarena kanda di dalam imantersenyum sahaja pada pemandangan

Juragan berkata kepada Abdussamansahabat adinda belum berjalanadinda bersahabat orang berimanmenunjukkan dalil dengan beriman

Sungguhlah teman orang bijaksanaberoleh sehabat amat sempurnafaham kepada lafad dan maknamendoliirkan teman beroleh bencana

Abdussaman tersenyum laiu bersabdaabang pun banyak pula berbicara //

111) hati nan lahir sudah lebatputihnya sudah dengan Jarat

Marl sembahyang ayo hai kakandajangan berbanyak sabdanakhoda besok nakhoda Raka

keduanya sudah sembahyang belaka

Menanti di sini berapa ketikahendak bermain bersepak ragaJuragan berangkat dengan adindalalu diajak semuanya nakhoda

161

Page 169: SYAIR ABDUSSAMAN

Berjalan legam orang semuanyanaik sembahyang sekalian mudasudah sembahyang nakhoda semuanyalalu memakai pula semula

Turun ke tanah bersiapkan dirisiapkan raga disembah lalu diriramai tertawa sama mandiri

tuiar menular kanan dan kiri

Pertama menyiapkan nakhoda makananjuragan diberi diri sebelah kanandisiapkan naik ambang-ambangandinanti juragan jatuh ke lengan

Lalu disambut siapa pun enggantiada sampai lagi semua punberputar-putar sampai kanankaki dan tangan semuanya penuntun

Sambut bersambut sama sekali

datang medan tiada berkenalimenjelis laksana orang menariraga pun jatuh juragan menanti

Disepakan raga beberapa kalipantas laksana burung rajawalimenjelis sikap juragan Jailanisama muda berusahanya hati

Raga terjatuh juragan pun mara(h)Nakhoda Raka menyambut segeradisepaknya tiada banyak bicaralakunya pun berbanyak cara //

162

Page 170: SYAIR ABDUSSAMAN

112) Tiga kali disiapkannya datangnakhoda muda lawan bertantangjuragan pun didera ke belakangraga pun tiada lalu dipegang

Raga disepak nakhoda mudanaik turun jatuhnya tiadaberputar di atas dadakaki dan tangan pantas celaka

Manis dipandang sedikit tak apalahdisepaknya naik seperti kilatbetmain itu ta(h)ukan adatorang sekalian suka melihat

Juragan Jailani lalu berkatamembuka tersenyum memandangadinda

terlalu pandai nakhoda mudasuka melawan orang yang ada

Bercakap itu sampai berserakaki dan tangan tiada berkiradisambut keris dikira

pantas sangat enak meng/k/ira

Nakhoda muda mcndengar kata juragansambii tersenyum sepak dahuliikanNakhoda Muhammad meienyapkantangan

ia pun undur duduk bertalian

Tersenyum sampai melctakkan tangandi atas pangku Abdussaman

163

Page 171: SYAIR ABDUSSAMAN

adikku ini mengapa geranganduduk sahaja berpandangan

Abdussaman tersenyum lalu bersabdamemberi isyarat dikerutkan matalawan abang berkenan betapendekarnya abang sudahlah nyata

Mengapa gerangan dapat me lawanorang pendekar lalu pah lawanabang juragan sangat dermawanbolehlah ia masuk berlawan

Ramaltertawa nakhoda juragansenyum lembut kabar dibalaskan //

113) luan yang ari f abang kalakanianya sadar boleh disamakan

Abdussaman tersenyum tiada bermudahhendak tersenyum hatinya gundahmandang ia tahunya sudahdemikian bertambah rasanya yang indali

Juragan Jailani sangat mengatadihiburkan dengan laku pckertidi bawa bergurau dibujuk hat!berbahaya seperti kalayang dan jati

Berbagai laku Juragan di situbemaung disanggah di atas batusepak pun ramai tiada tentuhambat berhambat tiada bertentu

Adapun akan nakhoda Muhammadmengambat sepak terlalu hoiTnat

164

Page 172: SYAIR ABDUSSAMAN

elok menjelis dipandang hcmatsikap pahlavvan muda berhormat

Mereka disepak berduyung-duyungmenyambar-nyambar di meru di gunungsemuanya orang heran berenungarif pun sampai di dalam tenung

Sangatlah panda! bertnain lalumenyambut raga lawan dan sikukaki dan tangan lutut dan sikuterbilang di medan arif itu

Nakhoda Muhammad sedang jauharimenyepakan seperti udang menarisukar bandingnya sama sendirimenyambut sepak kanan dan kiri

Terlalu pantas lakunya bermaintiadalah apalah kepada yang lainsuruh melawan orang yang lainterbayang-bayang baju dan kain

Lalu berkata nakhoda besok

hamba seorang tiada masukpendekar bermain tiada bertolakraga tak lepas sampai ke situ //

114) Ramai di padang orang tertawamendengarkan kata nakhoda yang putasahut juragan siapa kecewasepak pun tiada dapat tertawa

Nakhoda Muhammad orang upahansambil tertawa suruhnya perlahan

165

Page 173: SYAIR ABDUSSAMAN

undur maka bertahan-tahan

sepak disambut bersalah-salahan

Badan sudah berasanya lelahmereka terlepas menyepak tersalahundur bertalukan tangan sebelahpeluh disapu nafas pun lelah

Aku pun jatuh sebelah kanandisambut oleh nakhoda Manan

disepaknya kepada hadapan juraganserta dengan Abdussaman

Juragan mengajak nakhoda Besukijanganlah diam di situ dudukdikata orang pula mengantukbangunkan dari diam terjatuh-jatuh

Nakhoda Besuki lalu tertawa

katanya oranglah tuabukannya lawan awak semuanyahanya sekarang orang-orang tertawa

Lalu berdiri empat setarajuragan membuat pertama mulanakhoda Besuki lawan bersekemukaraga disambut sambll berjenaka

Raga disepak tangkis tiadamerendah melayang di bawajugasekali lepas disepak ragadahulu kepada nakhoda ketiga

Disambut disepak lama tiadadengan tertawa gurau senda

166

Page 174: SYAIR ABDUSSAMAN

disepak kembali kepada juraganjuragan menyambul dengan perlalian //

1 15) Dahulu ke hadapan Abdussamankepada adinda abang serahkansambil berkata sambutlah tuan

janganlah malas adikku bangsawan

Kita bermain meng(h)iburkan rawanjangan lagi banyak pikiranAbdussaman menyambut ragalalunya seperti orang tak suka

Daripada malu bermain jugadisepaknya dengan manisjugadisepaknya raga bertalu-talusedikit tiada riipanya malu

Pantas man is memberi pemalusegala yang melihat suka teriaiulemah lembul mcmbuatkan ragakaki dan tangan pantas belaka

Perik-perik palunya di mukabaju tersepuh pinggangnya terbukadisepaknya linggi mengawan-awandipandang sama dengannnya awan

Semuanya sahabat sudah pahlawanseorang pun tiada dapat melawanbermain tiada banyak bicaranyatingkah dan laku kena semuanya

disepaknya tinggi awan bersamabarang yang melihat heran semuanya

167

Page 175: SYAIR ABDUSSAMAN

pantas menjelis tiada terlawatuju tiada indera dan mara

Menyambui sepak tiada ketarapantas laksana dewa inderatetap di bumi berdiritiada menoleh kanan dun kiri

Kemari lawan rupa janjinya dicaridisinar olehnya mataliariseketika berasanya badannya iesuoieh lerkenang paduka encik bubu

Di dalam hati sangatlah malulalu indera duduk ke batu //

116) seketika bermain orang pun datangEncik Husain Encik Awang kabarpctang

Mengatap pakai seperti binatanghendak terapung sama terlentangdari jauh dilihatnya nyataorang datang bersepak raga

Encik Abdullah ia pun adasegera ditegur juragan beradasama tersenyum sekalian sahabatlalu bersalam tangan berjabat

Kata juragan mengapakah lambatperjanjian kita berjalan sebabatEncik Awang tersenyum menjawab kataorang ramai tiadalah sekala

168

Page 176: SYAIR ABDUSSAMAN

Janjinya lelah sudahlah betamaklumlah banyak manis asalnya betaEncik Husain man is menuju sabdamengapakah seperti katanya kakanda

Oraiig dinanti terlalu lamalalu tiada boleh berjalan samalakii pun berjanji seorang jugatempat berada segala nakhoda

Tiada berkabar kepada betaberubah janji beta tak sekatakarena sama kita bersahabat

hendak segera menjadi lambat

Segera adinda balas melihatberkat Allah kakanda jikalau selamatrasanya hati abang nan semuamemandang tuannya menanggung duka

Juragan bernial beta pun sukaberangkat kami menggirangkan jugaAbdussaman tersenyum rasanya maludi dalam hatinya berlambah pilu

Budi orang balk terlaluseperti rambut di atas hulujuragan menuju benarlah tuanberkawal kita akan bangsawan //

117) Abang mengajuk dikira pahlawanbcrmain di sini mcramnikan tuan

Encik Abdullah lalu berkata

marilah bermain sekalian kita

169

Page 177: SYAIR ABDUSSAMAN

Adik bangsawan marilah sertaabang bemiat akan mahkotaAbdussaman seperti tiada budayadaripada malu menurutlah dia

Dipimpin Encik Awang muda belialalu berdiri sama sebayadatanglah siapaka(h) dari sebelahdahulu kepada Encik Abdullah

Menyepak raka kahan dan kiribertambah pula lengan dengan jaripantas dipandang muda jua hadirsegera landing di dalam pikir

Sepak raga berulang-ulangsembari menyambar seperti hilangpantas di medan sangat terbilangraka berbalik dihantarkan pulang

Kepada Encik Husain raka pun datangsegera sambut lalu ditantangsambil menghunuskan keris terapunglalunya pantas sangat terbilang

Kepada Encik Husain juraganmemandangsikap menjadi sertakan orangbermain tiada alang kepalangnakhoda sekalian suka memandang

Disapah Encik Husain berlahan-lahanmelapaskan raka bertahan-tahandipandang manis lalu olehnyasampailah orang muda pilihannya //

170

Page 178: SYAIR ABDUSSAMAN

118) Disepakan naik berulang-iilanglaksana ayam disambar malingmereka terjatuh disampaikan pulanglalunya sangat memberi sumbang

Disepakan raka seialu kenake hadapan Abdussaman muda utamasegera disambut dihantarkannyalengan dan bahu disertakannya

Raka berjantur di atas lenganbahu menyambut ciri dan temandisepakan naik imbang-imbangansegala yang memandang hati berkenan

Tersenyum juragan sambil berkataterbilang di medan saudara kitapantas menjelis pandang matamahir laksana madu

Abdussaman lakunya tak indahmembuat raka tidak tengadahdisepaknya tiada hendak berpenadahlepas kaki tangannya menadah

Lakunya menjelis bermain seorangraka tak lepas kepadanya orangsambil disepakan ke tengah terangberhambat-hambat semuanya orang

Sangatlah suka membuat sepakke Sana kemari bertukar tapaktersingkap baju pinggangnya nampaksaputangan nirmala habis bercampak

171

Page 179: SYAIR ABDUSSAMAN

Bagai Adzimat dipadang medanpendekar pahlawan sama berpandanEncik Husain berlawan Abdussaman

Encik laksana sama berdandan

Tamunya memandang terlalu sukatua dan muda menuju belakasemuanya pandai bersipak ragakepada Abdussaman tampaknya

Ada pun anak saudagar itubermain di taman semuanya itudidengarnya buatnya sorak ituramainya menghenti di pada itu

Darig Melani berlaku kepada sikumbangsiapa bermain datangnya pedang //

119) orang negeri tuanya dagangbahananya seperti terangkat pedang

Hamba yang pesat menujunya katanegeri dan dagang semuanya datangsahaya menghenti di situ lamanaik ke atas pohon cempaka

Tempatlah orang bersepak ragaelok menjelis bagai dirayuada seorang entahkan siapatiada nyata dilihatnya muka

Ramainya tiada lagi menderitaorang muda bagai dipatanamanya diketahui tiadalah nyataEncik Awang semuanya itu pun ada

172

Page 180: SYAIR ABDUSSAMAN

Ada seorang menjelis sangatkain dan baju indah berlihatseluruh bersemian rajut beralatsaputangan telapak menjilat

Pakaian indah tiadalah serupausulnya menjelis bagi ditempasungguh pun baik samanya mudasifatnya yang iebih seorang itu sahaja

Tunjuk berdandan bagai dilimpatdahi dan muka bagaikan sifatcahayanya jemih sempurna hayatberjanjian semurah intan beralat

Bermain sepak luhumya indahsekedar berdlri tiada berpindahmembuat raka sangatlah muda-mudasekali dua disepaknya sudah

Ada seorang sangatlah pahlawansekalian orang ialah melawanpantas manis barang kelakuanraga disepaknya tangkai mengawan

Lalu disahut dayang beramai-ramaiitulah seorang saudarajuragan Jailanitiada kenal selamanya iniJuragan yang dikenal datuk di sini //

120) Setiap muslm datang berulangdi sini ia masuk berdagangdi Jamu di balai pagi dan petangtiada mengapa dipanggil datang

173

Page 181: SYAIR ABDUSSAMAN

Melihat juga kami selalukuat memakai seluruh beldu

bukan sekali dianya dijamubolehnya diri tiada tahu

Adiknya itu terlalulah mudaumurnya sedang remaja pantarmenjelis dipandang tiada ketaradengan juragan akan sangatlah mesra

Ada kepada semua tuan haridatang bagai datuk berdirimemanggil hari katanya maribuat akan panganan berperi-peri

Tatkala itu juragan pun adaadapnya juga yang tiada nyataberupa banyak tua dan mudairingkan oleh segala nakhoda

Inilah baharu membawa saudara

elok menjelis tiada tertawasedang tuan remaja betaradimanjakan juragan tiada kira

Kasthnya juragan bukan terpalangtetapi seperti intan cemerlangsebarang kehendak tiada larangparasnya laksana gambar dan wayang

Dayang beramai berdatang kabardi hati Dang Laila sedikit tak kejartunduk diam muda yang sabartiada seribanya kata yang kasar

174

Page 182: SYAIR ABDUSSAMAN

Dang Melani muda bangsawankatanya adinda marilah tuanbermain di gedung adapku tuanmclihat merak terbang di awan

Dang Laila menyahut marilah Abangnaiklah di gedung menantinya sayang //

121) pukul gong dengan kendangdatanglah mereka terbang mengambang

Sama berjalan menuju gedungke atas loteng tempat langsungmenyuruh menalu kendang dan gongmerak pun datang seperti berbondong

Merak pun datang laki binidi atas gedung datang berdiridipukulkan rebab dengan nafirimerabah kuku sambil menari

Merak manggil di atas gedungbunyi berkuku seperti genderangbersambutan dengan bunyinya gongterlalu ramai orang berkepung

Dang Melani dengan Dang Lailahcran memandang paksi udarapandai sangat berbuat juaraindah tadinya tiada bertara

Dayang pun terlalu amatnya sukamelihat paksi pandai bermaknamenghamparkan sayap panah di bulusegala yang memandang menjadi lena

175

Page 183: SYAIR ABDUSSAMAN

Adapun orang di padangmendengar bunyi gong dan kendangke atas gedung semuanya memandangdilihatnya merak sayapnya kembang

Lalu berkata juragan Jailaniberhenti dahulu bermain ini

di atas balai duduk berhentimenyahut merak menghibur hati

Tersenyum manis keenam nakhodaAbdussaman dipandang jugadipegang tangan berjalanlah sertadiiringkan oleh sekalian nakhoda

Naik semuanya kebelakang panggungsambil memandang ke atas gedungmerak manggil menyambut gongberkukuk bunyinya seperti kendang //

122) Nakhoda Ahmad mula berkata.tersenyum manis memandang Adindajauh sangat menantang kitamerak di gedung heran tak nyata

Disahut oleh nakhoda Manan

apalah di kita nan geranganjikalau boleh masuk ke tamanboleh kita berpandangan

Ramai tertawa orang banyakEncik Awang disebutnya pulasaudagar terlalu kalahkan anakdibuatkan permain(an) terlalu banyak

176

Page 184: SYAIR ABDUSSAMAN

Merak kuku nan laki-istrinyasaudagar memuja utus kemaridilepaskan terbang ke gedung tinggidipukul kendang datang sendiri

Heranku nan sebulan sekali

hendak bermain dipanggil kemarijikalau mendengar kendang nafiridatang dengan kuku dan tarl

Muni tertawa orang banyakEncik Awang disebutnya pulasaudagar terlalu kalahkan anakdibuatkan mainan terlalu banyak

Anak saudagar sangat terbilangbermain di gedung jaranglah pulangberjaian pagi sampailah petangberbunyi-bunyian sampailah siang

Jikalau bulan sedanglah purnamabukanlah dia bermain lama

dua beradik itu bersama-samasampai siang bunyi rebana

Beta semuanya tiadalah biasaberjaian ke kampung halaman di sanasaudagar kaya lagi berbangsatambahnya pula amat kuasa

Mungkinpun bila orang di sanaJarang-jarang masuk kemari //

123) kepada saudagar takut dan ngeriorang datang jarang diteguri

177

Page 185: SYAIR ABDUSSAMAN

Disahut oleh anak sunan

sahaja begitu adat geranganjaranglah orang yang diperkenantegur sapanya jadi keampunan

Abdussaman muda Jauhari

mendengar kabar sckata tak ngeriDang Laila juga yang dipikirihendak diambil jadikan istri

Tindak maupun pelakunya disuka-sukadi dalam hati sudah berbisik

pandang orang rupa tak apikmenjadi tindak orang bersangka

Pikirnya itu sudahlah menantidibicarakan tiadalah past!jikalau demikian rasanya mat!di depan hendak berilah mati

Lalu berkata saudaranya periahanAbang juragan orang pilihandikasihi datuk sayang berlebihanorang semuanya tiada yang berkenan

Nakhoda Ali menjawab sabdanyakasih saudagar dari selamanyasepatutiah sabda adik utamaabang pun bukan baharu nienjelma

Entahkan sudah manadah perjuangandi dalam hati sudah diangan-angan(se)beiumnya tentu bertunang-tunangantetapi sudah di dalam tangan

178

Page 186: SYAIR ABDUSSAMAN

Diterima saudagar kepada kira-kirademikianlah kasih dengannya mesrahendak bertentu dengan segeratuan pula di dalamnya bicara

Damai di dengar juragan beradatersenyum dipeluknya oleh Adindaadikku jangan berpilu rasaAbang tiada melakukan sabda //

124) Heran tiada Abang mengada-adadahuiu tuan kemudianlah kakandajikaiau sengaja jadinya adindabersamalah abang porak-poranda

Nakhoda Ali terlalu pandaiberbuat nadah tangannya belaitiada akan patut beta bernilaianak saudagar orang terpakai

Makan hendak sambut menantuorang miskin dagang piaturupa pun buruk bangsa tak tentudengan anaknya tiadalah setuju

Tertawa ramai sekalian nakhodaEncik Husain, Encik Ali lalu bersabdapilu beta pun demikian jugadi hati saudagar tentulah suka

Sebabnya hendak maka begitukasih mesranya sudah bersatumenanti meminang kiranya itumakanya belum menerima tentu

179

Page 187: SYAIR ABDUSSAMAN

Datu saudagar orang yang muliahendak mencari bunga dan kayajuragan pun cukup sediarupanya elok sikap berkaya

Tertawa juragan sangat menyenangkanditindih paha Abdussamanpandai Abang orang berimanmari menjelma ke dalam taman

Man sini Abang sangatlah heranmendengar orang baik kurendamJikalau pun ada marahnya dendammasanya ini belum akan padam

Jika tak tentu adikku ini

Abang pun belum hendak berbinibaiklah nampak malang di sinibersama iebur bersamalah mati

Meskipun ada menaruh cintatiada Abang mengubah kata //

125) Jikalau Adinda mendapatkan tahtabaharulah Abang menurut beserta

Abdussaman tersenyum sangatlahgundahlemah lembut membalasnya mudahbeta nan Abang sedikit tak indahmana beristri bukannya mudah

Beta nan dagang lima lataanak siapa hendakkan kitaorang yang berapa di atas tahtabukannya patut lawan beserta

180

Page 188: SYAIR ABDUSSAMAN

Sebagai Abang benarlah tentupatutlah sudah jadi menantutiadalah kurang barang suatuadik bangsawan lengkap di situ

Sekalian yang duduk semuanya tertawadisahut oleh anak punggawaAbdussaman jangan kecewaanak saudagar lalu berdua

Anak yang elok dermawanpatutlah Adinda ambiikan kawanbaiklah pinang adikku tuansupaya jangan berhati rawan

Indah tersenyum muda yang patasuatu pun tiada mencoba kitakehendaknya tlada diberi nyatadi dalam hati Juga bicara cinta

Nakhoda Mahmud mencoba kata

sambil tersenyum memandang Adindayang demikian itu sudahlah adasudah terkandung di dalam dada

Apa hanya datang kemarijikalau bukan intan di jaritiada kurang di desa sendirisahajanya itulah yang dicari

Baharulah tahu orang negeriAbdussaman datang kemaridatangku nan hendak beristrianak saudagar orang yang jauhari //

181

Page 189: SYAIR ABDUSSAMAN

126) Juragan menyahut dengan segeraNakhoda Mahmud pandai bicaratiada yang lain pikiran diamengatakan orang tiada bercinta

Bijaksana jikalau kan berlaluJikalau tidak menjadi malumaklumlah saudagar mulut terlaludikatanya kita haru bisu

Abdussaman tersenyum wajah berseriberkata-kata manis berseri

Abang semuanya baiklah kemarimalam sudah rupanya hari

Baik berbicara dengan berperibertambah gunda Abang Jailanimalam buah ketiganya inipulang dahulu ke dalam negeri

Suka tertawa juragan beradasambil dipinggang tangan adindabenariah kata abang semuanyaKakanda pun tiada menyalahkan dia

Tuanlah bawa Jalannya kakandakepada Abang tentunya manjaadikku junjungan seperti rajaAbang turuti perintah sahaja

Marilah kembali saudara sekalian• langsung ke perahu beta silakantersenyum sekalian turun berjalanlalu menuju ke juragan

182

Page 190: SYAIR ABDUSSAMAN

Setelah sampai hari pun petangramai duduk mana yang datanghamparan pikir sudah terbentangtenggelam kendil serta pasang

Juragan Jailani lalulah bersabdamari sembahyang semuanya adindamari menanti segala yang adasemuanya berkepung di atas beranda

Lalu sembahyang sudah dan adamenjadi imam anak punggawa //

i 27) dianya abang baring suda(h)dalamnya baik lalu dibawa

Encik Abdullah orang yang bersihmemahami juba(h) bersongkok putihmembaca Fatihah lidahnya pasihsuaranya merdu memberi kasih

Setelah sudah sembahyang isyadi atas beranda duduk ternuarsa

datang hidangan sebuah angsajuragan pun makan sama sebangsa

Seketika makan lalulah sudah

datang senyuman pun bertambahAbdussaman lalu bernadah

sudikan Abang minum sudah

Segera disebut Encik Abdullahmengucap syukur alhamdulilahrezeki datang daripada AllahJikalau tak sudi menjadi salah

183

Page 191: SYAIR ABDUSSAMAN

Setelah sudah minum dan makan

tempat sirih pula disurungkanduduk bergurau muda sekalianAdinda Juga yang dihiraukan

Seketika itu bulan pun terangcahayanya terang benderangAbdussaman hatinya bimbangbulan nan juga tercengang memandang

Lalunya seperti lintang semangatSiti Dang Laila juga teringatheran tercengang ada sangatoleh juragan disapanya sangat

Adikku jangan tercengang selalumemandang bulan jangan berpilujangan dikenang dia dahulutakut melemah fakta aku

Sekata adinda belum ketahuan

adinda jangan berarti rawanbadan yang permai kuruslah tuanwajah pun pucat adikku tuan //

128) Tersenyum mendengar Encik Awangsemua

Encik Abdullah lalu berkata

benarlah kata juragan yang faktabarulah sangat wajahnya adinda

Mulanya tuan datang kemaribadan permai wajah pun berseritiada samanya menguruskan diriseperti sekata berapalah hari

184

Page 192: SYAIR ABDUSSAMAN

Disahut oleh Nakhoda Raka

entahkan mengapa juragan Adindasakit pun berapa lamaberubah sangat dari padanya lama

Rindu juragan akan ayah bundamaka demikian wajahnya diakabarkan tuan kepada kakandaJangan bercinta di dalam dada

Abdussaman tunduk tersenyum sahajasuatu pun tidak apa katasangat maiu menderitatakut diketahui dia bercinta

Juragan Jailani orang jauharihati adinda sangat diketahuidikabarkan lalunya yang baharidemikian perangainya sehari-hari

Beta (h)iburkan bermain di daratsupaya (h)ibur jangan melaratAyahanda-bundanya perpesan bersaratminta menanggung dia diakhirat

Diam berpikir semuanya orangAbdussaman ini bukan sembaranganak siapa diaku nan girangmaka terlalu dimuliakan orang

Jikalau saudara kepadanya juraganpatut juga ia mengiringkantiada pandai dibelakangkanberpimpin tangan sama berjalan

185

Page 193: SYAIR ABDUSSAMAN

Duduk bersamanya dianya jugasemuanya nakhoda mengiringkanbelaka //

129) kepadanya yang lain juragan tak pulasemuahya nakhoda demlkian juga

Encik Abdullah orang terbilanglalu tersenyum bermohon pulangkasihan kita janganlah kepalangke rumah beta datang berulang

Anak sunan anak punggawabermohon balik sambil tertawaAdinda kakanda janganlah tiadake rumah beta berjalan juga

Juragan tersenyum menjawab kitajikalau sudi gerangan Adindakasihan dagang jangan sia-siasera/h/kan sampai ke dalamnya dada

Encik Husain semua naik pangkalanmenuju kampung lalu berjalantinggal semua handai dan taulandi atas beranda duduk sekalian

Nakhoda Besuki lalu berkatamengapakah muram wajah Adindajangan dibawa berhati duka/h/iburkan tuan bersuka-suka

Wai, Adikku mahkoa desatuan wai, jangan berduka citaapakah maksud di dalam cintabaik kabarkan kakanda berserta

186

Page 194: SYAIR ABDUSSAMAN

Kakanda semuanya terlalu adamintakan perintah dari Adindaadikku jangan bertanpa rasajalan binasa diturutkan juga

Abang nan sangat belas kasihanmelihatkan hai perinya tuanapakah sudah duduknya menahanmembinasakan dirinya tiada ketahuan

Sebabnya Abang meninggalkan negeribersama-sama tuan kemari

rasanya seperti saudaranya sendiriolehnya hendak melihat beristri //

130) Kemari mengikut bermati-matlsebabnya mudah bersuka hatitengada kehendakkan sudah past!apakah juga adikku menanti

Susahnya Abang terkiramemandang tuan duduk sengsarabaik dipinang dengan segera(pe)rangkat dan uang sudah sedia

Abdussaman tersenyum memberi sabdasambil berlinang air matajikalau during maiulah betasaudagar tak suka sudah beta

Sangatlah Abang berbaik diribeta pun belum hendak beristridipinang anak kalau diberimembuat malu muka sendiri

187

Page 195: SYAIR ABDUSSAMAN

Abang pun mendengar kabumya orangsaudagar itu terlalulah garangjikalau katanya kita sembaranghampir melarat jadi berperang

Kehendak kita bila kau jadinyasudi tentu saudagar tak sediadagang yang miskin tiada berdayadipandang seperti burung kedoya

Abdussaman berkata seraya tundukkalau iaiah rupanya dudukmungkin dipikir bertambah mabukmengucap mengeluh tunduk

Setelah juragan mendengarkan katabetas kasilian di daiam cinta

dipeluk diri dibujuknya sertademikianlali lierannya menjadi lata

Selamanya tuan berarti dukadi liati abang pun tiada sukamungkin dipandang warna mukamencuraiikan hati yang celaka

Adiknya kakanda yang baik pekertijanganlali tuan bersukanya hati //

131) apakah yang tuan nan nantisebarang maksud berilah pati

Tiada berbuat Abdussaman

hati di dalam tiadalah senyumanbadan pun letih tiada ketahuantiada kuasa menjawab perkataan

188

Page 196: SYAIR ABDUSSAMAN

Sangatlah gundah muda bangsawanlalu berbaring di atas pangkuanmengecup peluk perlahan-lahansuaranya berbunyi tertahan

Hilang bicara juragan sekalianmungkin bertambah hati kasihansambil berkata pojok jatnuanjangan bercinta adikku tuan

Lalu meraba kepalanya Adindademikian itulah perangainya adaapakah juragan dipikirkan sahajasambil berkata kepada nakhoda

Dua bulan sudah klta bicarakan

hendak turut jalan kebanyakantiada sekali dibenarkan

bicara kita semua dilarangkan

Nakhoda Ali katanya berperibenarlah pikirnya Adinda inimuda tua gerangan tiada terperiitulah sangat kita nan ngeri

Jawab Abdussaman itulah abangdengar tatkala kita bertembangberhaluan baik pula dirambangtiada hendak beta dipandang

Abang juragan juga carisahaja memandang ke sana kemarialangkah lamanya beta berdirisudahkan tiada hendak mengetahui

189

Page 197: SYAIR ABDUSSAMAN

Itulah abang beta kenangkanhati pun silap mengirakantiada hendak beta dipinangkanpemberian Allah kita nantikan //

132) Dahulu Allah kemudian nabi

garangnya saudagar sudahlah past!sabar dahulu juragan berperidapatlah bin! kemudian hari

Juragan mendengar kata Adindadiam berpikir di dalam dadajikalau demikian besamya adahendak membeli rupanya dia

Karena dlanya orang upayaakal bicara sudahlah sedia

entahkan apakah angannya iahendak membeli kemaluan dia

Hendak ditanya supaya tahuberkata benar diamnya tak maumengubah tahan berarti piludaripada sangat diberi malu

Juragan Jailani manis berkataapakah sudah diangannya Adindaduduk berdiri di dalam dada

tiada menurut bicaranya kakanda

Jikalau demikian manalah perintahkabarkan Abang barang sepatah

190

Page 198: SYAIR ABDUSSAMAN

tiadalah Abang mau mengubahasalkan boleh adikku betah

Susahnya Abang bukan kepalangmendung tuan berhati malangperintahnya yang lain sudah hilangsusah Adinda tiadalah terpandang

Abang tiada mengubahkan katabiaralah mengiringkan di bawah tahtasungguh pun ada yang bercintahilanglah akal bicara pun buta

Jikalau adikku karena percmpuanabanglah gerangan kumbang rawanhabislah kasih kepada tuanduduk memojok di dalam pangkuan

Lalu tertawa keenam nakhodamendengar juragan dengan Adinda //

133) sambil berkata silakan semuakumbang miri kuntum terhina

Meskipun bagaimana keras massaadalah juragan menaruhnya antarajikalau bertemu sama tertawalupalah juga akan saudara

Lalu tersenyum muda yang putaBenar sekali abang berkataMeskipun bagaimana kasihan betaTiada akan dengan tercinta

191

Page 199: SYAIR ABDUSSAMAN

Sangat tertawa juragan budimanmendengar kata Abdussamanbenarlah itu di dalamnya imanbukannya memberi senyuman

Sebab pun abang katakan begitubicaranya abang sudahlah tentutiada menyuruhkan kepadanya itusebab adinda menjadi suatu

Jikalau la tiada sudi

abang pun haram tiada jadisia-sialah abang berbuat budijikalau menjadi anak Yahudi

Tindak berpikir Abdussamandi dalam hati terlaiu kasihan

sebabnya lalu menjadi bertahansampailah budi orang setiawan

Remuk ditanggung berang dirasaaku tiada juga dipaksasungguhlah abang orang berbangsapekertinya tiada dapat dicela

Lalu mengeluhnya Encik Abdussamantersenyum melengkuh di atas pangkuankata juragan mengapakah tuanapakah sulit adikku bangsawan

Apa kehendak adikku inihendak bermati tuan di sini

selamat salabi panggul kinibawa kemari biola kecapi //

192

Page 200: SYAIR ABDUSSAMAN

134) Sidang kedua suruh kemarimenalu kendang moyang nafirinakhoda keenam jangan kembalibudak menari suruh kemari

Semuanya datang kc hadapan juraganmana perintah kcrjakan sekalianAbdussaman duduk bertalukan

seperti tiada terhindarkan

Rasanya hat! bertambah pilumendengar bunyi yang merdubulan juiigdisiiau bayuterlalu sangat rasanya rindu

Bunyi berbunyi merdu rawanmemberi hati pilu dan rawanhilang arwah semangat rawanhati di dalam bagai cendavvan

Juragan mendengar terlalu sayudibujuknya Adinda manis merayuAdinda tuan wajah yang syahdujangan dibavva berhati pilu

Lalu tersenyum Adinda yang putahalus manis mengeluarkan katabelum mengantuk mata betasckedarkan lemah rasanya anggota

Nakhoda keenam sahabat lerbilang

kilas hatinya bukan kepalangAdinda Jangan berhati walangmasuk memberi menjadi hilang

193

Page 201: SYAIR ABDUSSAMAN

Janganlah tuan sangat bimbangabang semuanya beserta hilangmasuk ke taman mari berulangnaik gedung jangan pulang

Jikalau selamanya dipikir-pikirkananaknya itu baiklah naikkanseberang kehendak beta tcnlukatiberperang pun tiada kita takiitkan

Abdussaman tersenyum berdirisambil memandang adik menari //

135) kabar sejawat tiada diberipiklrkan itu sudahlah pasti

Juragan Jaiiani membalas sabdaapalah diam adikku mahkotajikalau sungguh di dalam cinlakabarkan Juga supaya nyata

Abdussaman membalas kata

selalu orang tiada berdayatiada boleh menentukan dia

mana perintah Tuhan yang kaya

Beta iaksana kayu batangmenantikan orang berbayar (h)utangmintakan doa pagi dan petangjangan suatu asal melintang

Jikalau membawa lalu yang hinamatinya beta tiada bergunakedengaran kabar ke sini ke sanabeta mendatangkan orang bencana

194

Page 202: SYAIR ABDUSSAMAN

Juragan Jailani menjawab inudahmengangkat tangan sambil di tadahinsya Allah berilah mudahbencana datang sedikit gundah

Lalu disahut nakhoda raguwahai Adinda jangan berdukajikaiaukan sudah berjanji sertaAbang bcrdua terlalu belaka

Nakhoda muda mencobanya kataberdoa sangat abang semuanyabicara abang bukan mengadanyanaiklah ke gedung anaknya

Jlkalau ada perinya adindaadikku jangan menaruh sangkameskipun datang bencana adaabangkah sama mengkalungkan dada

Nakhoda Manan orang bestarilemah lembut kabamya dirisebab pun Abang mengurus ke marlhendak bersama suatu peri //

136) Abang semuanya tentulah sudahmerasa di hati sungai kilahkasih dan sayang tiada beipindahbawah dan badan sudah tersesaii

Barang kehendak tuan iakukanyang semua tiada mengalahkanJikalau tiada lagi ter(h)iburkanapakah lalu tuan nantikan

195

Page 203: SYAIR ABDUSSAMAN

Abdussaman tersenyum tiada begundahmengecup memeluk tunduk tengadahhatinya geram bercampur gundalimanis tersenyum muda yang indah

Lalu kataku Nakhoda Mahmud

apakah Adinda digundahkan amatsaudagar tiada hendakkan rahmatberjalan tuan jangan berlambat

Kita pasti tentu dagang yang ho ribtiada berapa menanggung aibsaudagar bangsa tinggi melangkahtiada akan takut kedengaran singgah

Jikalau datang suatu pun peribaharulah saudagar tahu sendiriterlampau sangat memperbesar diriialah raja pahlawan negeri

Nakhoda Ali berkata sambil

memandangkepada pikirnya abang seorangnaiklah semuanya ditengahnya ruangJangan (h)adapku lalu berulang

Karena saudagar sangatlah garangtiada samanya menyambutnya cranghabis dihina semua orangianya sahaja yang terbilang

Disahut oleh Juragan akan beridaseraya memeluk iehernya adindadengarlah tuan katanya kakandabaik diturut barang bicara

196

Page 204: SYAIR ABDUSSAMAN

Tersenyum manis muda yang putadipangku juragan sambil berkata //

137) patutlah rupa dengan pekertisemuanya orang banyak memuji

Saudagar bersabda marilah tuansudikah duduk tuan sekalian

orang pun banyak memujisudikah tindak nama yang keji

Berkata manis lalu bersahajabeta nan takut akan maharajaJuragan pun sangat takut artiseberang kehetidak di dalam hati

Abdussaman bersahabar hati

liada ia takutkan mati

disahut oleh nakhoda Manan

benarkah kata juragan budiman

Mendengar suara itu abang ilu geranganbertambah tuan banyak pinanganbeta pun jauh pula rasaterkenangkan pula halaman desa

Tiga bulan sudah sebarang masakita di sini bermain termasa

Abdussaman mendengar rasanya pilubelas pun ada terasanya sayu

Mengangkat kepalanya rasanya maiuair mata juga cucuran selalulalu berkata muda jauharisangat terkenang pulangnya negeri

197

Page 205: SYAIR ABDUSSAMAN

Suruhan berhenii budak menari

waktu pun hampir dini harijuragan nakhoda sudali mengerliAbdussaman beremuknya hati

Orang berrnain sudahlah berhentinakhoda semuanya bermohon kembalisudah kembali nakhoda bestari

juragan menghadapkan Adinda jauhari

Bangunlah tuan jangan di sin!masuk beradujuga kemarimasuk beradu muda yang putaletlh lesu rasanya anggota //

138) Kata Juragan beradulah AdindaJanganlah sangat gundah di dadadiam Abdussaman tiada berbunyidisangkanya tidur juragan Jailani

Laiu diselimutkan kain merpatilalu beradu sebelah kiri

adapun akan muda terbilangdiam berpikir terkejut seorang

Terkenangkan Siti perasa gemilangrasanya badan bagaikan hilangterhentilah dahulu perkataan initersebut perkataan Siti Jauhari

Kepada malam itu lalu bermimpitiada dipeluk Dang Melatiada seorang muda jauharielok menjelis tiada terperi

198

Page 206: SYAIR ABDUSSAMAN

Wajah laksana devva ernas perisukar baridingnya di dalain negeriArifblllah hatam Quranususi menjelis muda pilihan

Dipandang Sit! terlalu berimanMiskin berhaya muda berimanlaki-laki nan datang menghadapnya SitiSambil berkata dan bujuk puji

Sangatlah elok sukar dicaribukannya orang di dalam negeriseketika duduk Siti berbangsasunggu(h) yang datang pula perkasa

Disambarnya Siti dengan kuasadibawanya masuk ke dalam desaSiti menangis terlalu perisambil mengadu Siti Jauhari

Lalu terkejutlah Dang Melatikatanya mcngapa Adinda inilalu digeraknya Siti Dang Lai lamengapakali tuan mengaku pula

Apakah terpandang kcpadanya matamaka menangis kedengaran nyata //

139) Siti tcrkejut iku-ikuanseria dengan pilu dan rawan

Badan pun letih tiada ketahuanlaksana bunga layu-layuanDang Melati tiada perdulisudah terkcjut Adinda pasli

199

Page 207: SYAIR ABDUSSAMAN

Dang Laila jika teringat-ingatkan mimpiorang muda itu di dalam hatisusahnya hati tlada terperisemalam-malaman duduk memikiri

Sampai slang sudahlah harikeduanya bangun muda jauharllalu bertanya Sit! Dang Melani"Apakah diiku-ikuan semalam ini

Berubah rupanya adikku inikabarkan abang supaya pasti"Siti Dang Laila lalu berceritahabis diceritakan kepada Dang Sitikakanda

Akan dianya disembur garudalaki-iaki banyak tiada nyatanyasedikit tiada beta bersemangatdatang disembur oleh sengat

Dibawa terbang tinggi sangatoleh laki-laki itu disambut bangatsampai ini belumlah berubahrasanya badan bagai ditabuh

Hatinya Beta sangat holabahterkenangkan mimpi mangkinbertambah

dari didengamya Dang Melaniakan halnya adinda bermimpi

Apakah gerangan mimpinya inimemberi musuh jikalau begini

200

Page 208: SYAIR ABDUSSAMAN

terlalu sekali abang mendengamyadipandang pucat wajah indahnya

Betas Icasilian dl dalam dada

meiiiiatlcan lalu sangat berbedaDang Melani berkata selagu pilumarilali Adinda mandi datiulu //

140) Badan yang letiii jangan terlalumelarat sekarang menjadi ngiluolehnya sangat dibawa berjagamaka pucat wajahnya Adinda

Bawalah oleh Adinda dia

jangan letih dipandang mukaJanganlali masuk hati tak nyamankalau menjadi tiada senyuman

Tiada berdaya mesti berimankarena hatinya tiada berketahuansegala dayang semuanya yang adaturun berjalan serta kakanda

Terlalu sebal di dalam dada

akan mimpinya terkenangjugaserta di dalamnya datang ke tamankain basahnya dibawakan teman

Lalu mandi Siti budiman

badannya yang kecil kurang permanasetelah mandinya itunaik ke balai duduk terlalu

Diambilnya bunga cempaka birudi karangnya bunga hatinya pilu

201

Page 209: SYAIR ABDUSSAMAN

sungguh pun duduk mengarang bungasedikit tak lupakan mimpinya

Terkenang kepada menjelis parasnyaSiti pun herankan dirinyaapakah gcrangan tentang nasibinuberoleh kursi sebab mimpiku

Tiada lupa kepada hatikuterpandang kepada matakulalu mengeluh lalunya bercintatunduk diam tiadalah berkata-kata

Sangatlah susalinya di dalam cintajatuh berlinang air matalalu berkata hamba yang perintahmengapakah Encik selalu musuh

Dipandang mukanya berubahwajah berseri pucat bertambahSiti berkata lakunya piluhendak berkabar di sana malu //

141) Entah mengapa badanmu lesu/h/makan tak sedap kepala ngiluterlalu belas hamba sekalianmemandang Tuan ha! yang demikian

Lalunya seperti kepilu-piiuanbadannya laksana bunga layuanDayang permai berdatang sembahsehari ini wajah berubah

Tiada berseri paras yang indahselalu orang menaruh gundah

202

Page 210: SYAIR ABDUSSAMAN

Siti tersenyum tiada bersabdaDang melani menjawabnya kata

Aku pun suruh melihat Adindaseperti orang terkena hudahendak dikabarkan ayahanda-bundasalut gerangan itu tiada

Suruh terlalu hatinya betasiapa tabu penyakitnya adahendak dikabarkan dengan segeralalu terkejut ayahanda-bundanya

Bertaubat sangat pula kabamyakarena tiada tentu yang disakitinyadisahut Dang Laila perlahan-lahanjanganlah bang akan bicara

Sakit pun tiada membawa ciderabadan tiada berdaya serasaDang Melani pula berkataWah, adikku cahaya mahkota

Susahnya kanda tiada terkiramemandang tuan selalu bercintaadikku seorang permai bangsawancahaya mata hanyalah tuan

Jikalau penyakit kepadanya tuangila gerangan kepadanya sekalianTuan Kemala ayahnda dan bundakakanda dan sayang tiada berbeda

Suruh peliharakan kepada kakandabaik dan jahat berilah nyata //

203

Page 211: SYAIR ABDUSSAMAN

142) sekarang tuan berubah wamadilihat oleh ayahanda-bundanya

Entahkan apa gerangan sabdanyakakanda nan takut pula katanyadisahut oleh hambanya sekaliantakut Encik muda laku sekalian

Apakah bagi sekalian kawanmasuk di kotanya tiada berketahuandemikian itulah sehari-harikeduanya Siti muda berlari

Perangai bermain ke gedung tinggimemanggil merak pandai menaridan tersebut pula Juragan Jailaniterkejut berdua hari pun tinggi

Mengajak Adinda pergi mandidi dalam wakaf tempatnya persegisudah mandi berjalan pulangsantap nasi muda terbilang

Berkatalah juragan berulang-ulangabang hendak mengadap datuk sekaranglamalah abang tiada bertemu dianyadikatanya kita tak suka akan dianya

Setiap hari makan diberinyasekonyong-konyong tiada menjelmaJikalau hendak adikku ke sanamarilah adinda kita bersama

Abdussaman tiada ada katanyakarena saudagar tiada menegumya

204

Page 212: SYAIR ABDUSSAMAN

juragan pun tahu akan artiAbdussaman suruh hati

Datuk saudagar empunya pekertidihinanya bagi keling dan cetijuragan berkata dengan manis mukatinggal dahulu adikku mahkota

Janganlah tuan berhati dukaAbang nan pergi seketika Jugadisahut oleh muda yang pastibaiklah Abang segera pergi

Janganlah banyak bicara laglDatuk saudagar lamalah menanti //

143) juragan tersenyum mengenakan pakaiannalk dengan budaknya sekalian

Naik bersama Nakhoda Manan

mengenakan masyuk langsung tanganserta sampai ke muka pintuSaudagar Hajar duduk dl situ

Anaknya yang lahir laki mengadap ituserta dengan keempat menantusaudagar menegur dengan manisnyaanak juragan nakhoda semuanya

Lima hari tiada berjumpabaharu anakku berpandang matajuragan tersenyum seraya dudukberjabat tangan seraya tunduk

Jawabnya tak sempat hamba datukdatang kemari itukah esok

205

Page 213: SYAIR ABDUSSAMAN

disahut oleh anaknya Encik Samatkemari datang bilakau sempat

Glla bermain sepak berhambatdipandang Sana bagai terangkatsaudagar tersenyum rasanya sukaanakku nakhoda bersama juga

Encik Juragan Samat berkata samblljenakasahaya mendengar kabamyajugajuragan tiada mengajak kitaorang diseberang beserta

Punggawa bersaudara kelimanya mudaanak sunan bersama serta

sebab pun tiada mengajak sertajikalau tak sudi takut dikata

Juragan tersenyum membalasnya katajangan menambah petangnya sekarangadapmu orang di tanah seberangsetiap hari datang berulang-ulang

144) Menambah mesranya tiada berselangwaktu magrib baharulah pulangtiada menembah semalam haribermain sepak di padang siri

Dagang bercampur dengan negeriramainya tiada lagi terperiEncik Samat tersenyum wajah berserisungguh tuan orang jauhari

206

Page 214: SYAIR ABDUSSAMAN

Lamanya beta tiada kemarisebulan tambat biiangan hatisaudagar mendengar terlalu sukadengan anaknya berkasih beiaka

Memandang juragan terlalu legaparasnya menjelis dipandang mukasaudagar pikir di dalam hatinyaJuragan Jaelani sukar bandingnya

Lag! berbandingan kayanyamenjelis wajah dengan lakunyaarif mashyur juragan Jaelanisangat berkehendak hatiku ini

Jikalau ia hendak beristri

patutlah dengan Dang Melanilima musim berulang kemaritiada juga hendak beristri

Jikalau hendak juragan beristrisukanya aku tiada terperilagi berbangsa wajahnya cemerlangdi negeri Encik sangat terbilang

Anak orang kaya bukan kepalangjuragan guci selempang panjangseketika duduk hidang terangkatnasi dan tembaga berserbat

Lalu kehendaknya muda keempatmakan dan minum sekali hambat

Abdussaman makan sebidang tigajuragan dengan Nakhdda Raka

207

Page 215: SYAIR ABDUSSAMAN

Nakhoda Besuki bersama jugasudah makan berhenti berlaga

145) seketika lalu bermohon puiangnakhoda semua dari belakang

Sampai ke kici juragan terbllangsampai juragan hari pun petangserta juragan naik ke kncidilihatnya adinda memetik kecapi

Tersenyum man is wajah berserilama menanti adikku di sini

adikku tuan nyawanya mahkotasudahlah mantap tuan Adinda

Ada berjaian selamat silaba/h/iburkan adikku bersuka-suka

adikku tuan nyawanya abangkita menembak petang sekarang

Encik Samat mengajaknya abangbersama-sama orang di seberangia berjanji sangatlah nyatamengajak kita serta nakhoda

Tiada hendak malulah kakanda

dikatakannya kita tiada percayaAbdussaman tunduk tiada berkata

di sana maias di dalam cinta

Aib dan malu esok pun adaperbuatan saudagar hatinya lataolehnya sangat hati binasa

air matajatuh tiada berasa

208

Page 216: SYAIR ABDUSSAMAN

Lalu mengeluh muda yang berbangsamengatakan salah tak hemat rasajuragan memandang terlalu belasberkata dengan tulus dan ikhlas

Memandang tuan terlalulah malaskemudian hari kita membalasabang pun tahu akan artiadinda menaruh bersakit hati

Oleh saudagar empunya pekertimalaslah tuan berbuat baktijikalau kau sungguh menjadi kecewajalan mati pun kita bersama //

146) Janganlah tega adikku bawasabarlah dahulu sehari dua

kata juragan segeralah dan balasbukannya apa membawanya malas

Kepada Encik Samat beta tak jeiasdiamnya tiada boleh dan ikhlashatinya beta terlalulah laindatang tak suka lagi bermain

Jikalau seperti baju dan kainhendak dibuangkan di jauh lainkarena beta tiadalah seleradipandangnya seperti lutung dan kera

Datang menjemur sera-seramelawan bermain tiada sukuAbdussaman orang bijaksanaanak saudagar bangsa mugrana

209

Page 217: SYAIR ABDUSSAMAN

Datanglah beta orang yang hinamemandang muka tiada pikimyaelok menjelis wajah gemilangberkata itu hati tak senang

Perbuatan saudagar juga yang dikenangair matanya jatuh berlinang-iinangjuragan nan sangat betas kasilianmemandang lalu adindanya tuan

la berkata kabarlali tuan

jangan sangat tuan pikirkanmeskipun banyak arif dermawanmakan sama paras bangsawan

Janganlali demikian yang mengalalikanmakan ada tandingnya tuanjikalau kepada zamannya sekarangdi mana berliimpun anaknya orang

Dari tanali Melayu ke tanati seberangtlada bandingnya adikku seorangbenarlali saudagar orang yang garangtiada tawa gerangan bangsawan orang

Jikalau diketaliui bangsa nan garangtiada ia mau bersama dengan orang //

147) adiknya abang parasnya ditimpamenjadikan diri orang papa

Disangkanya tuan anak siapa 'itulali gerangan tiada disapademikianlali pikir abang sendiriditanya abang suatu hari

210

Page 218: SYAIR ABDUSSAMAN

Hendak berkabar tuan tak beridisuruh berlinang bangsa dirihendak oleh Nakhoda Abdussaman

manalah abang diketahui orangbudiman

Meskipun pacal hamba dan temanditakur juga yang sabda Abdussamansepuluh hari pun abang katakansaudagar tiada dipertanyakan

Pikimya tiada menakutkanmenumpang di bawa abang juraganjikalau anak orang yang muliamengapa tiada menaruhkan upaya

Manalah dia hamba dan sahayaperahu dan rakit manalah diapatutkah anak orang berbangsatiada membawa kodrat kuasa

Pergi berlayar meninggalkan diamenumpang orang datang tamasyaitulah abang beta malukansebab bangsa beta lindungkan

Baik masanya jikalau dibenarkan/h/ilangkan malunya beta dikatakankedua perkara beta berperihendak dipinang beta tiada beri

Olehnya mengantarkan badan sendirimengada-ada hendak beristrimaklumlah abang lalunya saudagartutur dan kata terlalu kasar

211

Page 219: SYAIR ABDUSSAMAN

Dipinang anaknya menjadi kobarkesudahannya bicara jadi bertengkarbaik jahat mana yang diberiseberang kehendak Tuhan yang bahari //

148) Jikalau akan Allah memberibaharulah untung sendirimendengar juragan hatinya sukaoleh adinda rahasia dibuka

Wah, adikku janganlah sangkabarang kehendak abang pun berserahsabda tuanku benarlah sudah

sedikit tiada abang membantah

Abang minta dengannya mudahasaikan Adinda janganlah bergundahanaknda mendengar kata begituhatinya abang baharulah

Jikalau ada datang mara/h/nya suatuadalah abang sekalian membantukarena abang sangat ketahuisetiap musim datang kemari

Dikasihani seperti anak sendiriserba salah abang memikiridi Sana abang serba salahlaksana timbangan berat sebelah

Mintakan doa kepadanya Allahmendapat kebajikan keduanya balaAbdussaman menjawabnya katajanganlah abang gundahkan beta

212

Page 220: SYAIR ABDUSSAMAN

Masa kan bingung bicara betahendak memberi abang nan latadiamkan juga sabarkan juganantikan masa dengan ketika

Tiap mara/h/ mendapat sukaadanya umur berbalas jugaJikalau dipegang pemarah gurusiapa yang dapat laku melulu

Meski seribu orang menderutiada sekali tampik dan seruJuragan tertawa mendengar katasungguhlah kata adikku bawa

Bijak laksana itulah dicobawaktu zuhur sudahlah nyata //

149) ketika duduk berkata-katawaktu zuhur sudahlah nyata

Lepas sembahyang semuanya nakhodasudah sembahyang duduk bertahtabudak berempat lalu datangdisuruh oleh dari Encik Awang

Menyllaukan juragan nakhodamenjelangmengajak mencumbuh petang sekarangEncik menanti di jalan sanaAbdussaman pun ada bersama

Disuruh memberi tawa sekiranyahendak mengajak jalan bersamajuragan tersenyum memandang adindakatanya adinda marilah serta

213

Page 221: SYAIR ABDUSSAMAN

Memakaiiah dahulu adikku senyawalamalah menanti orang tua semuanyalalu memandang kepada juru kera(h)lalu memakaikan gong pengarah

Taulah mahkota semuanya dikerahlalu memakai pilih dan merahserta datang semuanya nakhodaduduk bertalukan dikata adinda

Nakhoda Manan lalu bersabda

beium memakai laku encik muda

kita hendak naik menembah

adinda selalu orang tak hendak

Memakaiiah tuan karenakan tajukdi padang besar dan tampak bersejukjuragan membujuk mandilah tuanmari adikku usul bangsawan

Jangan memberi abang nan rawanmemberi pilu garang kelakukanAbdussaman tiada berdayalalu memakai muda yang menyala

Pakaian hadir sudah sedia

juragan mematut pakaian adindasudah memakai Abdussaman

memakai pula juragan budiman //

150) Sambil menyuruh keempat temanmembawakan terkulai Abdussaman

lalu duduk dekat adinda

menatap merah juragan berada

214

Page 222: SYAIR ABDUSSAMAN

Lalu tersenyum sambil bersabdaiaiah menyihi adikku bawainilah abang empunya kemalawajah suatu tiada yang bercela

Jikalau terpandang ketawa nurmaladendam birahi hatinya gilaAbdussaman tersenyum sertamem(b)alasekor matanya terlalu manis

Hening laksana awan ditulisjam-jam direjam terlalu menjelissantap sirih lalu berkatalamanya orang nantikan kita

Abang juga mengarahnya betainilah abang jika berceritajuragan tersenyum katanya maridipimpinnya tangan lalu berdiri

Nakhoda sekalian sama berperimengiringkan juragan muda jauharisetelah sampai naik pangkalanberatur semula lalu berjalan

Juragan pun sampai ke tepi jalanlalu bertemu muda sekaliansama tersenyum berjabat tanganseraya berkata anak susunan

Beta memandang mata berhumanorang berjalan berpangku tanganAbdussaman tersenyum mendengar katamengerling sedikit dengan ekor mata

215

Page 223: SYAIR ABDUSSAMAN

Suatu pun tiada apa dikatamemberi perkenan di dalam cintaAbdussaman berkata pada juraganberjalanlah adinda baik dahuliikan

Juragan pun segera menyahutkandahulukan kakanda beta iringkan //

151) Encik Somat tersenyum memandang sertamelihat Abdussaman baharu nyata

lalah menjelis bagai dipintasangat melamun di dalam cintadi dalam hatinya anak siaparasanya malu hendak menyinta

Saudara juragan berlain rupalaksana kembar baharu ditempaia pun tunduk lalu berjalantiada menoleh kiri dan kanan

Memakai pun tiada banyak ulasanberbaju hijau bunga rambutanbersapu tangan kepala angkasaseluruh merahnya muda

Berkain /per/buatan kambojabercincin pirns tuadi belakang Encik Somat anakpunggawa

memakai seperti orang yang tua

Bersabuk peri berbaju ruwaserbet pun dibawa

216

Page 224: SYAIR ABDUSSAMAN

di belakang Encik Abdussaman juraganJaelani

saputangan kembang batik betawi

Baju mengkilat seluruh bermujikain kelok ikat pinggang merandiberdasi terapang berhulu helaiemas berkurung di tahta pundi

Bersaputangan ungu telapak peraduberbaju entalas berkancing dadaberkain sepikat barang perangkaiseluruh berkancing sampai kaki

Berkursi terapang bertahta pundipermata intan berkembang tinggiikat pinggang kuning berkerudungperbuatan orang di tananh seberang //

152) Bercincin intan ikat Semarangsaputangan sirih dibawakan orangmemakai ba/h/unya berbagai rawanaharum semerbak kian ke sana

Semuanya memandang banyakmemujinyatiada yang sama dengan dianyasaina berjalan bercakap belakaEncik Jafar orang yang jenaka

Di belakang itu anak sunan semuaAbdussaman tersenyum lakunya pikaamat bercahaya anak susunanpakaian sedang memberi berkenan

217

Page 225: SYAIR ABDUSSAMAN

Bersaputangan batik bunga rambutanbercincin intan kirl dan kananmemakai baju sutera berbungabermelur mengkilat kuning jingga

Berkain corak merah warna

terapang bersarung bertahta hulunyaikat pinggang candi beraduramalnya hadir dl atas batu

Tiada berpayang memakai cerapupatut dengan tingkah dan lakusikap menjeiis orang seberangsedang terpuja orang anaknya

Panjang napas dadanya bidangpinggangnya ramping lehemya jenjangbermelur panjang kain rambutanramala tersampai di bahu kiri

Orang memandang banyak memujiturun baharu juga beristriEncik Jafar muda Jauhari

sedang menjeiis muda bestari

Bercincin intan semanis jarigambar berlenggang sebelahnya kiritubuhnya elok sedang sederhanamerah hitam bidang dadanya

Menjeiis sikap dipandang wajahnyaberkata-kata bijaksana //

153) terapang dipakai perbuatan nilamberta(h)ta permata wama sambilan

218

Page 226: SYAIR ABDUSSAMAN

Itulah dia adikku Encik Awangmemakai baju sutera berkurangsaputangan telapak perada terbangEncik AH itu semua berpasang

Berkain akhir perang merusakmelur berguncang emas mulukmemakai terapang intan berpasukberikat pinggang perbuatan sial

Memakai cincin kiri dan kanan

berpuluh hadir di tangansikapnya menjelis angan-anganmemakai payung buatan kuningan

Di belakangi nakhoda Rakapakaian tiada berganti jugaberbaju coklat kuning jinggasaputangan merah dipegang juga

Bermelur putih tiada berwarnaberpayung hitam kertas cinalakunya tiada berbanyak bahanaorang yang tawakal sempuma

Kemudian itu nakhoda Manan

segala pakaian member! berkenanNakhoda \/adal Awan berpasangandi bawah payung ungu gerangan

Bersaputangan pelangi ungubermelur acar baju beladuberkain bugis corak birusaputangan remala ada berpadu

219

Page 227: SYAIR ABDUSSAMAN

Memakai teropong hulu berkurungberta(h)ta intan /per/buatan semarangsedang sikap dipandang orangpantas manis di tengah terang

Ketika bercahaya terlalulah nyataberkilat-kilat seperti wantasejuk tiada dapat dikatatubuhnya sedang dipandang mata

Nakhoda Mahmud pula berjalanserta memakai sangat handalan //

154) teropong dipakai /per/buatan Milanbertahta permata wama sambilan

Bersapu tangan telapak wamabermelur berikat sampai ke kakinyapatut sudah diri mulanyasukat ketujuh baharu dipakanya

Di sebelah kiri mengenakan tajuksukar bandingnya sikap dan sejukrambut dibawa sembari duduk

berseri cahaya orang yang bijak

Baju antalas /per/buatan Walandayang sejenisnya berkancing dadabermelur coklat hijau mudaberkain corak wama sahaja

Berpuluh-puluh sahaja kan lainsambil berjalan juri permaindi kiri kain ada bercincin

di tepi baju dibawanya cermin

220

Page 228: SYAIR ABDUSSAMAN

Berikat pinggang laksa angsaberteropong biru kian hulunyaketika bercahaya kemukanyabersambut dengan cahaya cinciimya

Berjalan sangat kanan dirisambil berlenggang sebelah kiridi bawah payung hijau masyriusahanya manis berseri-seri

Nakhoda banyak belakangnyamemakai pun banyak ragamnyasaputangan batik cara bajunyamelur serbuk bugls kainnya

Keris pundak jua dipakaiberikat pinggang kain canditingkah dan laku tiadalah pandaisebenamya kasih sahabat handai

Payung dipakai tiada memilihberjalan itu tiadalah salahdi belakang itu nama Encik Salihsikap berkaya orang terpilih //

155) la berjalan sepayung tigaadik beradik samanya mudapagi menyepi bagai dijinggaparasnya elok terbilang juga

Baju kesambah saputangan unguberkain palaimbang melur serumemakai terapang berukir huluikat pinggang candi tepi berumbai

221

Page 229: SYAIR ABDUSSAMAN

Pagi tiada berbanyak wamatiga beradik sama pakaiannyakeris terapang dipakai semuanyausul menjelis putih kvilitnya

Berjalan ramai tiada terkiraseperti angkatan anak raja-rajasama sahaya orang yang muda-mudaberjenis pakalan mana yang ada

Terialu balk hamba dan teman

mengiringkan sekalian muda budimanbanyak yang memuji Abdussamanianya sabda pada orang sekalian

Berjalan ialu menuju pasardi dalam pagi kampung saudagarberkata berlalu orang di pasarindahnya angkatan orang yang besar

Sungguh ramai di negeri inibaharu pemah yang demikaian inimaka sangat datuk saudagarmenaruh permainya segala pendekar

Berkampung sekalian orang besar-besardagang negeri masuk besaralangkah banyak orang yang budimanlaksana bunga kembang setaman

Encik menjelis memberi berkenanyang terlebih elok Abdussamansegala pendekar berjalan inimenjelis sikap juragan Jailani

222

Page 230: SYAIR ABDUSSAMAN

Lalunya perkasa lagi beraniterlebih juga saudaranya ini //

156) elok paras lakunya bersahajasikap menjelis sedang remaja

Barang lakunya berkenan di matapantas manis laksana rajasebanyak itu orang terbilangsemuanya memakai indah cemerlang

Abdussaman juga seorangseperti jam di dalam balaiigsukar bandingnya di dalam negeribijaksana akan beristri

Mengapa gerangan belum beristrianak saudagar Lai la Jauhariberbagailah kata orang di pasarmemuji segala anak pendekar

Banyak mengiringkan juragan yangbesar

berjalan pun sampai ke bangsal pasarjuragan datang ke bangsalnya panjangberlamalah orang negeri dan dagang

Bersebclah lawan memberi pasangmasing-masing mangkin menampangadapun akan juragan nakhodaduduk di bangku dengannya adinda

Santap sirih di dalam sopaberpuluh-puluh sambil bersabdaberkawal adinda itu bawa kemarimenyawang Laila lalu berdiri

223

Page 231: SYAIR ABDUSSAMAN

Hendak di siiii liada diberilalu disambut juragan sendiridisambut terkawa; lalu dipangkudiantar sampai dipalingnya pintu

Disangganya air dengan setujusudah di sini disurulinya dipangkudisambut menyawang hamba paksaduduk memangku mcnantikan keiika

Nakhoda sekaliaii berkemas belakamenantikan lawan di sebeiah jiigajuragan tersenyum meinandang nakhodamakanlah sirih dengan adinda //

157) Sambil tersenyum juragan bersabdamcngapa merana wajahku bawajanganlah malas halinya tuankita bermain adikku bangsawan

Kalau-kalau dikata semuanya pahlavvanmalulah dagang tiada berkawanAbdussaman tersenyum tiada jelasdi dalam hatinya sahajakan malas

Duduk malunya sudah terbalasmelakukan juga dengan ikhlasadapun akan anaknya saudagardi atas bangku duduk bersandar

Sudah berkepung semua pendekarmenyuruh berkemas senapang sclangkarorang sudah semuanya berkemassenapang setangkar beriris

224

Page 232: SYAIR ABDUSSAMAN

Ada bersikap cembung rimasdi tengah medan takut tercemassudah hadir maiia yang ada-adaEncik Somad pun segera bersabda

Wahai, Encik Awang pergiku adindalawanlah dahulu segala nakhodaEncik Awang tersenyum mendengarsabda

Encik Salih marilah serta

Kami serang kaiau tak nyatasalah benarnya patahkan siapasetelah orang tiadalah percayasupaya ramai memandang mata

Semata senyum lain berjalanmuda keempat bertampilanbertandang betui muda handalanmengadap masa dan berbetulan

Senapang disambut lalu dita(n)tangmata alamatnya lalu ditantangseketika lepas bunyinya senapangdi dalam kandang pelurunya datang

Encik Jafar orang yang jenakaia tertawa tcrlalu suka //

158) semuanya kavvan berscrak belalulalulah datang nakhoda ketiga

Nakhoda Raka mulanya pertamadengan Encik Salih lawan bersamadi Encik senapang lalu diterimakatanya adik kila bersama

225

Page 233: SYAIR ABDUSSAMAN

Encik Salih tersenyum rasanya maluberkata nakhoda baiklah dahulubeta tak pahatn orang yang bah amtiada terketahuan jatuh peluru

Nakhoda Raka bicaranya tawalalu yang benar juga yang dibawasemapang diangkat disamakan petuahlepas ke dalam pelumnya jua

Nakhoda pun lalu berdiriEncik Salih datang memberiberbunyi senapang tatah biduripelurunya tiada jatuh di kiri

Tersenyum tertawa sama berpandangmelihat peluru di dalam kandangEncik Manan peluknya datangnakhoda muda lawan bertentang

Terkawal baris dibawanya kawanlalu disambut muda pahlawansikap menjelis sukar dilawanmemberi meminta dipandang kawan

Encik Manan orang Jauharisenapang ditantang di belakang jariada seketika ia berdiripelurunya masuk di sebelah kiri

Sukarlah pupundar Nakhoda Manansenapang diberi kepada temanlalu berkata anak sumanseorang lagi pahlawan budiman

226

Page 234: SYAIR ABDUSSAMAN

Tersenyum man is nakhoda mudascnapang di tangan sedialah adaserta terpandang dan tujukaki dan tangan sudah terpadu //

159) Bunyi lepas bahana menderudi tainan alamat tibanya pelurunakhoda muda orang bestariundur ke belakang ia berdiri

Cahaya muka merah berserisambil menyapu peiuk sendiriEncik Husain berdiri segeraEncik Jafar ianya bersama

Menyambut senapang amat berhayadia pcndekar menjadi payaEncik Awang bersamalah berjalanbertiga dianya muda handalan

Sedang terbilang anak sunanmelangkah setangkar memberi perkenanlangkah dan lambai kiri dan kanantujuh langkah baharulah berjalan

Banyak memuja orang yang pilihancincin di jari kemerlapanmembuang lambai kanan dan kiricakamya mukanya berseri-seri

Fantas laksana orang menaritunduk tengadah lalu berdiriserta bertantang padanya alamatpelurunya tiba semuanya mupat

227

Page 235: SYAIR ABDUSSAMAN

Berbunyilah bedil dengan selamattiba pelurunya di tepi mata alamatEncik Awang, Encik Ali suka tertawalertawa seraya berkata itulah

Pintu tnupat kepada guru yang tuaitulah gerangannya kakanda bawasemuanya tengada pendekar pahlawanke dalam kandang pelurunya berkawan

Kakanda seorang tiada terlawandi tepi alamat pelurunya tertavvan //

160) mangkin ramai orang tertawakecil besar, tua dan muda

Encik Awang tersenyum lalunya pekasambil mempeluk-peluknya di mukasetelah dilihat juragan beristriorang tertawa tiada terperi

la pun turun lalu berdiriseraya katanya, "Adinda mari!"siapa beta lebus gerangansukanya orang didapat kenangan

Semua berjalan Abdussamanterkula berbaris dibawahan taman

serta kata juragan yang syahdalalu berdiri bersama adinda

Segera ditogur nakhoda keligabalaskan keinaluan kakanda

tersenyum manis muda yang piitahalus manis membalas kata

228

Page 236: SYAIR ABDUSSAMAN

Abang juragan dahuiukan segeramenanti kemudian baharulah beta

Juragan inencoba biarlah tuansudah terlanjur sama berlawan

Orang pendikar lalu pahlawanalah dan menang belum berketahuannakhoda besok pergilah dirilawan Encik Jafar dengan Encik Ali

Stapa tawa untung dan ruginakhoda besok lalulah pergikarena dia orang yang benarkata juragan semuanya didengar

Lalunya tiada banyak benarpergilah la dengan benarserta datang kehendaknya Itusenapang disambut dibalukan pacu

Beribu pillhan pelurunya tentudl tepi kandang libanya ituEncik Sotnad muda Jauhari

Encik Abdullah lawan berdiri //

161) Dilihatnya ada Juragan berdirikeduanya datang menghampiriramai berdiri memendang mata alamatEncik Ali, Encik Jafar lalu berhemat

Lalu berkata Encik Awang, EncikSomat

tujukan tuan tanya alamatlalu tersenyum keduanya mudasenapang diangkat dengan sempurna

229

Page 237: SYAIR ABDUSSAMAN

Ditujukan mata hatinya betapelurunya terbang entahkan ke manalalu indra muda yang keduakalau malatn dianya tertawa

Seraya berkata terimalah petuahpermata guru tiadalah dibawadisahut oleh Encik Abdullahadinda kedua sahayanya aku salah

Sinapang di tangan tinggi sebelahbagi mata Adinda tiada akan salahsahut Encik Aii benarlah abangkepada hati terialulah bimbang

Rasanya badan bagaikan terbangjadinya tak tentu sebarang rambangbeta dilarang lalu berkiraditentukan alamatnya supaya ketara

Lagi pun Encik Jafar amat jenakasambil tertawa mengajuh segeramangkin ramai orang tertawamendengar ketawanya kedua

Juragan Abdussaman tersenyum juaAbang amat suka anaknya punggawaEncik Somat berkata kepada juraganbaik adinda terkula lepaskan

Apalagi juragan nantikanalah menangnya baiklah tentukanjuragan tersenyum seraya bersabdabaik Encik Abdullah lawan berpada

230

Page 238: SYAIR ABDUSSAMAN

la pendikar pahlawan mudapandawa berlawan segala nakhoda //

162) naiklah silakan Nakhoda Abdullahtentukan sekali menang dan kalah

Tuan pendekar amar terjamlahmasyhur di medan tiada bersalahEncik Abdullah tertawa mendengar katarasanya geram di dalam cinta

Katanya pahlawan bukannya betajuragan yang masyhur sudahlah nyatajikaiau juragan suruhkan hambasebarang-barang biarlah dicoba

Siapa tahu untung dan lababarang di mana pelurunya tibajuragan tersenyum dengan Encik Somatperangailah adinda dengan selamat

Dengan berkata segala keramatboleh tertuju datang mata alamatEncik Abdullah orang beristrilembut setangkar manis berseri

Menghadap mata alamat langkah berdiridisertakan lambai kanan dan kirisetangkar bertahta emas berkilatlalunya seperti orang bersilat

Mengenakan langkah sangat berhematpantas di medan seperti kilattujuh langkah tujuh lambaiannyapendekar sangat rupa lalunya

231

Page 239: SYAIR ABDUSSAMAN

Patut pahlawan dengan sikapnyadi tujuh mata angan makrifatnyaseteiah makrifat sudah bertantangberdiri berbunyi seperti lutung

Dirasa dengarlah melintangdi tengah mata alamat pelurunya datangdeml dilihat sekallan orangterbilang di medan anaknya orang

Encik Abdullah menang seorangsoraknya seperti di dalam perangEncik Abdulah lalu berhindar

di atas bangku duduk bersandar //

163) Anak saudagar anak syabandardi dalam bangku pula berhindardi bangsal panjang berhimpun semuamembaiki setapang dihiyas semua

Encik Somat dijadikan kepalamengatakan pertaruh pertama mulaadapun akan juragan yang syahdanaik di bangku dengan adinda

Duduk beserta semuanya nakhodasambil tersenyum tiada bersabdaambilah scnapang abang sekalianmarilah kita pergi berlawan

Orang negeri sangat pahlawankita nan dagang melihat pahlawanNakhoda Manan membalas kata

sambil memandang kepada Adinda

232

Page 240: SYAIR ABDUSSAMAN

Belumkan gentar rasanya betaadik bangsawan membantu kitaAbdussaman membalas tiada bersabda

sambil tersenyum memandang Kakanda

Santap sirih turunnya mudaelok menjelis dipandang mataduduk diam tiadalah berpadadi dalam hati sedikit tak gundah

Melawan pendekar jadi permudahelok makrifat tentulah sudah

juragan pun tawa di dalam hatinyaoleh tawa akan art!

Arifbijaksana sudah pastitiada terlawan adinda gantiakan orang bangsal panjangsekalian mengisi senapang

Encik Awang pertama yang datangkepada mata alamat lalu ditantangsenapang diangkat lalu ditadahrasanya hati tiadalah gundah

Elok makrifat sempuma sudahbunyinya lepas pelurunya berpindah

164) tiba pelurunya sebelah kananrasanya orang adalah berkenan

Datang menembak anak sunansama berbendung tiada di kanansama tertawa muda yang keduarasanya pandang sampailah petuah

233

Page 241: SYAIR ABDUSSAMAN

Peluru sama kita berbeda

sangkur itu gerangan kakandaEncik Awang menjawab benarlah Tuansekali ini baharulah tertawan

Nakhoda sekalian dapat dilawanjuragan Abdussaman mengantar lawanadapun akan juragan dengan nakhoda(l^ilihat lawan sudah berpada

Lalu turun sambil bersabda

terluka bawahan buatan Walanda

serta datang di hadapannya ituorang semuanya'datang ke situ

Sama berdiri di atas batu

melepaskan pelurunya salah satumasing-masing orang berlawandagang negeri sama berilah depan

Nakhoda muda anak SunanEncik Awang berlawan NakhodaManan

tiada siapa lebih dan kurangsama besar anaknya orang

Terbilang di medan datang terangmudanya menjelis Encik Awangterlalu baik pendekar di medanorang muda-muda sama berpadan

Masing-masing pakaiannya berdandansetengah aib di tengah medanEncik Abdullah orang pahlawanmelihat peluru masuk berkawan-kawan

234

Page 242: SYAIR ABDUSSAMAN

Orang semuanya masuk berkawanpelurunya pun banyak tiada berketahuansangatlah geram rasa hatinyalalu dihampiri dengan segeranya //

165) Dibuang sitangkar, senapang gantinyadilepaskan pelurunya dibawah tibanyasetelah dilihat Encik Abdullah

di mata alamat pelurunya tersalah

Lalu mengucap astagfirllahdisangkakan betul nipanya tersalahadapun akan juragan bangsawanalah menang supaya ketahuan

Kita lihatkan di kiri pahlawanmengajak adinda marllah tuansama-sama turun dari atas bangkulalu beijalan ke seberang itu

Encik Somat pergi sudah itumembawakan setangkar sudah dipangkusertaterpandang juragan Jailanisegera adikku marilah sini

Lepaskan dahulu pahlawan initerkula Walanda obat mempaniJuragan tersenyum mencoba kataabang dahulu kemudian beta

Untung dan laba bukan dicitakarena hendak bersuka-suka

lalu tersenyum anak saudagarsambil berdiri memegang setungkar

235

Page 243: SYAIR ABDUSSAMAN

Sikap mengenakan langkah pendekarmalamnya tiada lalunya bertukarmemeliharakan setungkar langkahsembllan

lemah lembut lalunya berjalan

Terbilang di medan sangat handalanmata alamat dituju berbetulantiada sampai lag! menafasbedll berbunyi pelurunya lepas

Tingkah lakunya terlalu pantasdi tepi mata alamat tiba di atasberjalan undur Encik Somatsambil tertawa berjalan cepat

Orang pun banyak pergi melihatmenang langkah Encik SomatEncik Somat berkata pada juraganAdinda banyak tolohg silihan

Beta tiada boleh menentukan

di tepi mata alamat pelurunya bertahan //166) lalu tersenyum juragan bersama

seraya berkata kepada adinda

Silakan tuan kakanda

di belakang tuan baharulah kakandasuka bermain abang bukansebab adinda abang iringkan

Terluka pun sudah kakanda hadirkannanti kemudian abang gantikanAbdussaman tunduk rasanya malukatanya abang pergilah dahulu

236

Page 244: SYAIR ABDUSSAMAN

Segera lepaskan obat pelurualah dan menang belumlah tahubeta seorang lalulah bicaratiada menjadi musuh dan mara

Masuklah abang sama setarasupaya tentu dengannya segeralalu tertawa juragan Budimantawakan ibarat Abdussaman

Apakah dia ditanya pedamaukemudian baharu membalas senyumanjuragan pun lalu berdiriorang pun banyak menghampiri

Encik di kanan adinda di kiri

melihat Encik juragan Jailaniseketika berdiri juragan di situmengenakan mahrifatnya itu

Sentuhlah mahrifat sempuma tujuhbahananya lepas pelurunya tentupeluru terbang maha alamatsejajar dengan peluru Encik Somat

Juragan pun mundur dengan berhematmemandang adinda memberi hormatseraya berkata silakan tuanmedan pun belum bertentuan

Pelurunya abang tiada ketahuanbadan menantikan bangsawanAbdussaman tersenyum sudi membalaswajah berseri terlalu manis //

237

Page 245: SYAIR ABDUSSAMAN

167) Ekor matanya terlalu manismemberi hairan di tengah menjelislalu berkata nakhoda semuanya,"Silakan tuan adikku utama."

Terkulai bemrai hadirlah lama

saran menanti hendak menerima

setelah encik mendengarkan katadikerling dengan ekomya mata

Sepak berjukir di dalam citaAbdussaman bukan orang lataentah siapa gerangan in!sangat melupakan juragan Jailani

Mangkin encik sekaiian inibarang lakunya menjadilah beranilalu dipandangnya muda yang futadibawa tersenyum memejamkan mata

Setelah ditegur sepatah kataapakah dinantikan saudara kitadisahut juragan dengan segerademikian segalanya laku saudara

Mungkin besar kedatanganiiya maratiada juga boleh bersegeraAbdussaman hendak membelakang

langsung menuju sebelah berlenggang

Melayang baju bersikap pinggang

serta datang terkulai dipegang

238

Page 246: SYAIR ABDUSSAMAN

di dalam mufakat sudah sempumadi tengah mata alamat pemburunya kena

Setelah bedil sudah dilepaskansyahdan tiada terindahkanseorang Jalil terluka diberikanlalulah mara dikata juragan

Juragan pun segera menyembah tanganseraya dibetulkan tunjuk saputanganadikku bangsawan mahkota junjungantuanlah seorang dapat kemenangan

Adapun akan orang sekalianseraya dilihat hal demikian //

168) sangat sukar setengah heransangat arif menyebut syahdan

Lalu berkata segala budimanmenanglah sudah Abdussamansiapa terlawan muda berimanhabis dipapak segala teman

Encik Awang, Encik Husain sangattermalu

lalu berkata anak punggawakita sekalian habis kecewa

dilempa(r) oleh pahlawan yang muda

Jurahan tertawa terlalu suka

katanya beta ngadap disangkatuntutlah beta kecewa jugaorang yang menang beroleh muka

239

Page 247: SYAIR ABDUSSAMAN

Seketika laku datanglah qrangdisuruh Abdussaman membawa Awanglalu dibilang oleh Encik Awangselesai sudah kemenangan orang

Abdussaman tersenyum tiada bermudahsantap sirih pada yang indahrasanya hati datanglah gundahhendak bermain malukan sudah

Adapun akan orang yang baikdiambil pasang diletakkan pulamasing-masing sama bersejukberganti-ganti melepaskan tembak

Nakhoda sekalian masuk beriawahan

bersama dengan pendekar pahlawanJuragan Jailani Abdussamansekalian pendekar habis tertawa

Masuk encik berapa kaliorang lain tak menang barang sekalibanyak menangnya sudah terjadisemuanya sama berjalan kembali

Masing-masing berjalan menujukampungjuragan nakhoda perahu langsungsayalah masuk ke dalam kurungmenanggalkan kain baju dan sarung //

169) Setelah sudah berkemas diripergi sembahyang ianya maghribbadanpun letih tiada terperilalu beradu kedua jauhari

240

Page 248: SYAIR ABDUSSAMAN

Seketika beradu Abdussaman

bermimpilah ia masuk ke tamanbarang pun banyak berterbanganbunga pun indah berjambangan

Bertemu dengan bayan yang indahAbdussaman menyahut menuduh-nuduhbayan pun dapat dengannya mudahdisambut juragan laluiah sudah

Rasanya la terlalulah sukadi dalam mimpinya tiada disangkaia berudu lalulah jagadisangkanya burung tentulah ada

Tersadarkan mimpinya muda beliahilang akal budi upayasegera menyebut Tuhan yang setiaapakah maknanya mimpi dia

Sambil berpikir di dalam hatinyaapakah gerangan tabimya mimpibaik dan jahat apakah artitiada bercerai abang Jailani

Disampaikan hajat datang kinidipeliharakan aku dengan beginijikalau kepada pintanya hatihendak bersama hidup dan mati

Meskipun masuk surgajanatiabang juragan kumenantiberbagikan pikir muda bestarimengucap mengeluh seorang diri //

241

Page 249: SYAIR ABDUSSAMAN

170) Merawannya hati tiada terperiterkenangkan pada si muda Jauharlbercintanya hati tiadaiah kaliberkikik ayam sudah dini hari

Duduk menangis di dalam hatibagaikan sungguh kepada mimpimangkin dipandang bulan terasaiahhati menjadi serba salah

Pikiran di dada bagaikan belahsebagai mengucap astagfirllahdi dalam hati Abdussaman

hidmatlah sudah atas iman

Aku tahan tiada memberi senyumanbaiklah mati di dalam tamanapalah sudah aku tahanigempar kiamat hatiku ini

Daripada menanggung dendam inihendaklah mati seketikanya iniAllah Tuhan tolong hamba-Muberi safaat kepada hamba-Mu

Nyawa dan badan terserah kepada-Musampaikan niat hendak bertemuwaktu subuh hamparkan laluayam berkokok bertalu-talu

Mangkin bertambah hatinya piluair mata juga cucur selalu

242

Page 250: SYAIR ABDUSSAMAN

hari siang sudahlah nyatabaharulah mengedip rasanya mata

Lalu bangun juragan yang putabangunlah abang sembahyang kitajuragan terkejut mata dibukadilihat adinda sudahlah juga

Lalu bangun berbasuh mukalalu sembahyang dengan adindasakitku duduk juragan berldamenyantap sirih depan adinda

Dipandangnya bulat mata adindasangatlah masygu! di dalam dada //

171) kata j uragan mengapakah tuanselalu menangis adikku bangsawan

Wajah berubah kepilu-piluanabang memandang sangatlah rawanapakah masygulkan di dalam dadakabarkan tuan kepada kakanda

Jangan menanggung seorang adindabiarlah bersama porak porandaAbdussaman menengarkan juraganmalasnya hendak dinyatakan

Mimpinya itu yang dikabarkanbaharulah susah hatinya juragansambil tertawa juragan berkatatabimya mimpi diberinya nyata

243

Page 251: SYAIR ABDUSSAMAN

Janganlah gundah adikku mahkotasegera sampai hajatnya kitaAbdussaman tersenyum tiada berkatapikir sedi(h) di dalam cita

Hendak mendapatkan Laila beridabiarlah hilang nyawa di dadasebab hat! sangat binasasebulan-bulannya juga merasa

Seketika duduk hidangan diangkatkanjuragan mengajak adinda makanlalulah santap sambil bertilakandua tiga suap pinggan ditolakkan

Setelah sudah minum dan makan

santap sirih muda bangsawansambil memakai bahu-bahuan

bersenda gurau juragan hiburkan

Menyawang kedua puia menggantibawa kemari biola dan kecapiJuragan tersenyum terlalulah sukaberkata dengan manis muka

Sebarang perintah diturut beiakaadikku jangan berkata duka //

172) lalu bermain keduanya bangsawanjuragan berbangsa amat menawan

Sambil berbaring muda setiawanmenghiburkan hati pilu dan rawanberbunyi bangi sangat merdubiola kecapi sama berpadu

244

Page 252: SYAIR ABDUSSAMAN

Hati yang rawan bertambah rindumatanya lagi hendak beradukecapi pun segera diletakkanseorang-seorang menghentikan

Bangi tiada juragan ber(h)entikansahaja adinda hendak dili(h)atkanAbdussaman tidur tiadalah sadar

lalu diselimuti juragati gambar

Disuruh berhenti janganlah kabarsudahlah beradu usul yang sabarsedang kedua engkau bertangkuhendak tiada rsanya aku

Lalu diceritakan bangi yang merdudikata adinda juragan nan beraduberhenti dahulu juragan Jailanitersebut perkataan Dang Mailani

Ada kepada suatunya hariia tiada rasa masuk mimpiia bermimpi hujan nan lebatserta guruh petir dan kilat

Jembangan kaca habis terangkatluruh segala bunga yang lebatsetelah berhenti hujan yang besardatang peluk seekor ular

Datang diri di luar pagarDang Mailani lalunya dihajarianya lari serasa-rasadikejamya juga dengan segera

245

Page 253: SYAIR ABDUSSAMAN

Dilihatnya pinggang tiada terkiraterkejarlah ia lalu berceritadikabarkan kepada Siti Dang Lailadaripada awal sampai permula //

173) Siti menangis kabamya kakandalalu mengucap Allah ta'alarasanya hari sangatlah masygulwajah yang manis sangat sukalah

Jikalau ada safaatnya rosulminta selamat doa yang mahbullalu berkata Siti Dang Lailatidur masing-masing baharulah ini

Syaitan gerangan ampun budimengapa datang mimpi beginimembuat susah kepada hatihendak be/r/kerja tiadalah jadi

Mengantarlah tolong serta mandimarilah adinda kita mandi

diamlah lalulah pergimandi di kolam banyak perigi

Hati sangsi belumkan lagisembahyang isa di gedung yang tinggiSiti kedua lalu turun

:udah berkain ombak mengaiun

Taman mengeringkan berduaanorang membawa kain tangkaruanserta datang ke kolam banyakdisuruh panggil penunggu pintu

246

Page 254: SYAIR ABDUSSAMAN

Segeralah engkau kuncikan pintuakan mau hendak mandikan ke situpintu gedung sudah terbukasekalian hamparan bintang beiaka

Kita naik barang seketikapetang sekarang kembali jugalalu dikunci lawang keduaduduklah Siti dengan kakanda

Bermain di gedung ini sudahiah lamabulan pun terang amat pumamasampailah malam kita di sinibulan pun molek empat belas hari

Rasanya hendak bangat kembalisudah sembahyang kita kemari //

174) Siti beraadah suara perlahansambil bersalin kain basahan

Janganlah dayang baik ulahankehendak hati kau jangan di tahanmengawang kedua lalu pergidikunci pintu loteng yang tinggi

Siti pun lalulah mandinaik ke atas loteng Encik Sitiseketika duduk hari asar

lalu sembahyang Siti yang besar

Serta membaca doa kosarmembaca pula siam yang besarhari petang bulan pun terangtangbang dan lundil dipasang crang

247

Page 255: SYAIR ABDUSSAMAN

Cempanya cahaya terang benderangsekalian jendela dibuka orangletihiah sudah sembahyang isyalalulah duduk Laila berbangsa

Menyuruh menari budak biasadatang memalu gamelan dan gangsasukanya bermain tiada terperitiga orang budak disuruh menari

Sitl kedua Laila Jauhari

dikata peranginan bersandar sendiriduduklah ia bertantang bulandiadap dayang-dayang memalu gamelan

Dua beradik duduk bertambalan

bersinarlah cahaya muda handalansungguh pun beriman laku tak pekakarena hati kuranglah suka

Karena terkenangkan mimpi itu jugamuram manis dipandang mukaadapun akan saudagar yang tuadikata terlalu anaknya kedua

Tiada dipadu sehari duabelum datang ditanyakanjuaberkatalah datuk kepada bestarimana anakku tiada kemari //

175) Tiada kupandang berapa hariuntuk menyapa gerangan pergirindunya hati tiada berjumpaentahkan sekata entahkan apa

248

Page 256: SYAIR ABDUSSAMAN

Disahut bestari entah mengapatiga hati tidak dipandang rupakata saudagar pergi dapatkananaknda kedua disuruh sambutkan

Barangkali dayang dimurahkanapa yang kurang aku carikananaknda ia Siti Dang Lailahatinya itu jangan diri cela

Apa yang kurang ini kemalaia pun gerang sekalibundanya menyuruh budak berempatpergi ke sana (ke) gedung sifat

Budak pun segera berjaian cepatmasuk ke dalam pakai yang rapatsetelah datang didengar sunyisuatu suara ia diberi bunyi

Dilihatnya istana pintu berkuncipenunggu pintu lalu berbunyiEncik di sini keduanya pergimandi ke taman gedung yang tinggi

la pun belum kembali lagisungguh bermain dari tadibudak berkata mariiah pulangtakutkan datuk bukan kepalang

Encik di gedung tempat berulanglagi bermain belumkan pulangbudak boleh beriari-lari

mengadap datuk laki istri

249

Page 257: SYAIR ABDUSSAMAN

Anaknda tiada di matanya sendiridi gedung bermain sehari-hariberkata datuk suarakan bahari

anaknda bermain sama sendiri

Buian pun terang empat belas harisukalah ia menyuruh menari //

176) patutlah ia suka pergianaknda tiada kurangnya lagi

Genaplah teman kolam perigibatu bestari gedung tinggimeskipun datuk semalam(an) harisiapa berani seberang peri

Pintu berkunci kanan dan kiri

orang bertunggu setiap harilalu berkata bundanya Dang Lailasuka bermain bulan tcrhala

Patutlah sunyi budak sekaiipergi bersama anak Dang Lailademi disahut datuk maharajamana sukanya anaknda sahaja

Anaknda itu sangat dimanjaanak pun tinggal laki berduabermain di gedung kawal semuanyahamba diharap membuangkan nyawa

Anaknya kita lakilah berduademikianlah cakap datuk keduamana datang peri suatusiapa berani datang ke situ

250

Page 258: SYAIR ABDUSSAMAN

Menanyakan anaknda di situbertambah jaka penunggu pintuadapun akan Encik Musyariduduk berkata-kata istrl

Rasanya tak hendak hat! sendirisepertikan datang suatu perihatinya itu menantikan jugakatanya anaknda bermain seketika

Jauh malam sudahlah jinggalalu bermain besar suka-suka

tiada sedap hatiku inimengapalah lambat datang ke sini

Disahut saudagar siapa beranibiarlah bermain semaiaman ini

sudah begitu selama-lamanyadi situlah tempat permainannya //

177) Bulan empat belas sampailah jinganyasudah sekarang kembalilah dianyadatang kejahatan tentulah tidaktiada patut datangnya hendak

Siapa berani yang berkehendakdi dalam negeri layaknya tidakmeski berbangsa emasnya banyakarif billah tiada selayak

Elok menjelis sampai jejakanak siapa yang boleh terlayakjikalau seperti Juragan Jailanisuka jadi bangsanya fni

251

Page 259: SYAIR ABDUSSAMAN

Patutlah dengar anak Dang Melaniia tidak hendak berbini

Encik mencari lalu bertanyasaudara juragan, ada kabamya

Datang ke negeri ini sangat masyhumyaelok menjelis kunanti kabamyanaik menembak menjelang harimengaiahkan orang di dalam negeri

Kabamya kunanti sangat jauharibijaksana lagi bestarikata saudagar masyhurkan berapasaudara angkat entah siapa

Juragan mendapat orang yang papabangsa tak patut dengannya rupadatang kemari berapa kaliharam tiada kami perduli

Tiada maaf barang sekaiibanyaknya datang anak kembalikarena dipandang rupa sahajatingkah laku terlalu manja

Jikalau ditegur mangkin manjamalulah sangat melihat diademikian berkata kepada istriialu terdiam Encik Masyari

Kurang berkenan di hati scndiriterlalu sangat membesarkan diri //

178) sebermula akan Juragan Jailanibangun beradu pergi mandi

252

Page 260: SYAIR ABDUSSAMAN

Badan pun letih tiada terperiseraya berkata, "Adinda mari."Sudah mandi sudah terbilangSeketika duduk hari pun petang

Dengan adinda lalu sembahyangmatahari masuk bulan pun terangadapun akan Abdussamanhad di dalam tiadaiah

Pikir hatl dadalah senyumansangat hendak naik ke tamanduduklah ia berdiam did

heran berpikir di hati sendin

Dilihat bulan empat beias hariketika bermain Siti Bestari(ke)dengaran bunyi setiap bahasaSiti Dang Laiia bermain termasa

Mengucap mengeluh serba dirasamangkin bertambah hati menggodamemandang bulan diarah naikhatinya rawan terlalu bercinta

Hendak pergi dengan seketikadaripada malu ditahan jugaJuragan Jaiiani orang yang mengertimaksud Abdussaman di dalam hati

Pikimya baik aku turutijangan melarat apa jadinyaseakan mengapa barang lakunyakarena ia orang yang bijaksana

253

Page 261: SYAIR ABDUSSAMAN

Jangan melarat barang cintanyajikalau melarat apa jadinyadaripada sekata menanggung laribiariah tentu dengan segera

Sambil berkata juragan bcridamarilah makan sedikit jugaolehnya malu akan kakandahati di dalam bagai kena kuda //

179) Abdussaman pun sainbil berkatasaya sudah dahulunya kandajuragan tersenyum melihat adindalalu diturut sudah be(r)scrta

Makan sirih Abdussaman

bersama kakanda Juragan budiinanolehnya hati tiadalah nyamanrasanya hendak bangat ke taman

Lalu berkata muda yang putamengapa letih amat anggotapura-pura disapu peiuh di mukahendak mandi abang man beta

Juragan pun la(l)u akan artilalu berkata Juragan beslariJikalau adinda pergi mandiajaklah orang bersama pergi

Laki pun elok terangnya bulanabang suka tawanya berjalanJam pun sudah pukul senibilanlangsung ke gedung melihat permainan

254

Page 262: SYAIR ABDUSSAMAN

Lalu tersenyum muda terbilangkatanya sepakat bulan nan terangyakinnya pula hendak ke seberangpergi bermain ke rumah Encik Awang

Disahut juragan baiklah tuanmemakai dahulu adikku bangsawanajaklah orang jadikan kawanabang nan tinggal menanti tuan

Abdussaman manis berkatarasanya hali terlalu sukaberseri-seri cahayanya mukaoleh juragan menurut serta

Lalu memakai Abdussamandipatut oleh Juragan Budimansambil berkata ke/pada/tamanlarilah tabu orang sekalian

Lalu berkata kepada juru bahasaserta juru batu orang muda //

180) pergi berjalan bersama-samamembawa adikku jangan bermana

Engkau semuanya gantinya akuingat-ingat barang sesuatuJikalau ada perinya itusegeralah datang dapatkan aku

Semua hidmat pada juraganmana perintah hamba berjalanke mana pergi nya sahaya turutkansalah dan baik sahaja juragan

255

Page 263: SYAIR ABDUSSAMAN

Adapun akan muda yang manjasudah memakai duduk bersahajamengenakan celak /ke/pada matamenjeiis paras anak maharaja

Menatap sirih di dalam puanlalu memakai bawa-bawaan

juragan berkata eloknya tuanberhati gerangan segala perempuan

Abdussaman membalas sambil

tersenyum

manis laksana buah yang rawansikap seperti beta dan anombagaikan dapat akan diminum

2.3 Kata Sukar

afdol utama

ambang terapung, muara, hamparantalas antalas, sejenis kainbading caping, nakalbahari kuno, dahulu kala, indah,

moiek, lautbangs! seruiingbantut digagalkan, dihalangibayan terang, nyata

bayat tingkatan suarabena mengharukanberadu tidur, berlanggarberida tua, sejuk, dlngin, kain

bercorak

bestari cerdik, pandai, arif

256

Page 264: SYAIR ABDUSSAMAN

betara

bidara

cerpu

ceti

dacingdipatagalabahgala-galagamat

ingarjauharifurkan

hatam

halobah

jaratjulangkadungkecik

kelingkepak

khalik

kohwa

laik

laksa

lata

madah

makrifat

dewa

man is, sopantapak kakiorang India, mencikari, ibuayam

alat menimbangdipalipilu, dukusemua

bising, riuhriuh

indah, cendlkiapelunjuk, hal yangmembedakan antara kebenarandengan kepalsuantamat

kutuk

ikal, menarik, menghalaumengangkat ke atasterlanjursampan kecil, kapal layarkapal, orang, pakusayap, menyepak,membungkukkan hingga patahpencipta alam semestakepilayaksepuluh rlbumenjalar, tarap yang palingbavvah, menghasut, menentang,tudung mukatak berperasaan, tanda bunyipanjang, perkataanpengetahuan

257

Page 265: SYAIR ABDUSSAMAN

mala layii, cacat, petakamails memucat, tidak begin! keras

baunyamambang hantu

mara menggerakkan ke mukama'suk buah hati, yang dikasihimatu sangat gemukmegak sangat berani, angkuhmelur nama tumbuhan

mengilai tertawa dengan kuat dannyaring bunylnya

menjelis cantik, moiekmeranti nama tumbuhan

masrul masyhulnafiri terompetnurmala nirmala, tidak cacatpacal hamba kepada rajapada sama, bersama

panganan makanan, kuepanjak pemain musik kerawitanpakat mufakat, perundinganpedada Jenis tumbuhan, peti untuk

menyimpan obatpekasar ikan yang diasinkan dan

disimpan berapa lamapekok pokok, riuh rendahperigi sumur, telagapika pcnebuspula piitihrambang berbuat sesuatu dengan

membabi bula

ratib zikir, pujian yang diucapkanbcrkali-kali

real : mata uang

258

Page 266: SYAIR ABDUSSAMAN

ruwa hilang

safaat pertolongan untukmenyampaikanpermohonan kepadaTuhan

salabi menyambar, pakaian

sampi sapisayid gelar keturunan nabisebarang-barang biasa saja, tidak istimcwasenapang nama senjata

sentiasa air berputar dan terangkatke atas

songkok peels

sera-scra tergopoli-gopohserasahnya jenis kain tenunan Indiasetangkar nama senjata

seteru musuh, lawan

silak intai

siok menyedot, menarik nafasdengan miilut

syalida tahu

sualak suka

sukar guiatadah tangkistakur tiinduk

talu-talu lerus-menerus

timbalan bandingantarak pcngekangaii hawa nafsu

dengan bertapa

taulan kavvan, teman

tawak'tawak gong

tegah sesuatu yang tidakdibenarkan

259

Page 267: SYAIR ABDUSSAMAN

telekan

tempaantengkarahteraptermasa

teropongukup

walakan

walang "wakaf

bertumpu dengan tangan, sikubentuk, potongan, buatanperseiisihanberukir

temasha, waktu lampautabung kecil, alat untuk melihatwangi-wangian untukmengharumkanmeletakkan

bersusah hati, belalangtempat berhenti, putus, jeda,benda yang diberikan untukkegunaan orang banyak

260

Page 268: SYAIR ABDUSSAMAN

SYAIR ABDUSSAMAN