20
ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA PADA RUTE WAY HALIM – TANJUNG KARANG (Tugas Transportasi Perkotaan) Oleh ANDRIANSYAH 1215011012 DANU WAHUDI 1215011022 FITA RATNA TRI A 1215011043 M. HERMAWAN 1215011052 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Survey Angkottttt

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kualitas angkot

Citation preview

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA PADA RUTE WAY HALIM TANJUNG KARANG(Tugas Transportasi Perkotaan)

OlehANDRIANSYAH1215011012DANU WAHUDI1215011022FITA RATNA TRI A 1215011043M. HERMAWAN1215011052

JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG2015

I. PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Kota Bandar Lampung yang menjadi pusat kegiatan di Provinsi Lampung menyebabkan jumlah pertambahan penduduk yang terus meningkat. Dengan meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan meningkatnya kepemilikan kendaraan bermotor pribadi yang tidak dibarengi peningkatan kapasitas jalan (Bandar Lampung Dalam Angka, 2014). Permasalahan transportasi semakin diperkeruh dengan minimnya fasilitas Sarana Angkutan Umum Massal dengan bergantung pada angkutan penumpang (angkot).

Kondisi ini perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kinerja angkot saat ini dan jumlah kendaraan yang dibutuhkan sehingga kita dapat memaksimalkan kinerja angkutan umum yang telah tersedia yaitu angkot khususnya pada rute Way Halim - Tanjung Karang.

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui kinerja angkot pada rute Way Halim Tanjung Karang.2. Untuk mengetahui kebutuhan akan angkot pada rute Way Halim Tanjung Karang.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Transportasi

Transportasi dapat diartikan sebagai usaha untuk memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di mana ditempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu (Miro: 2004, 4).

Adapun tujuan dari diselenggarakannya sistem transportasi yaitu agar proses transportasi penumpang dan barang dapat dicapai secara optimum dalam ruang dan waktu tertentu, dengan mempertimbangkan faktor keamanan, kenyamanan dan kelancaran serta efisiensi atas waktu dan biaya.

B. Angkutan Umum Perkotaan

Pengertian angkutan umum perkotaan menurut UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 142 huruf d, adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam kawasan perkotaan yang terikat dalam trayek.

Beberapa definisi yang berkaitan dengan angkutan umum berdasarkan Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur (2002) yaitu: 1. Angkutan umum adalah suatu sistem angkutan umum yang menggunakan mobil penumpang umum (MPU), bus sedang dan bus kecil. 2. Angkutan kota adalah angkutan dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu daerah kota atau kabupaten atau dalam daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan menggunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek. 3. Mobil penumpang umum (MPU) adalah mobil penumpang yang digunakan sebagai kendaraan umum. 4. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk digunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.

Angkutan umum penumpang bertujuan untuk menyelenggarakan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat. Ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan yang aman, cepat, murah dan nyaman.

C. Kinerja Angkutan Umum

Kinerja pelayanan angkutan umum berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No.SK.687/AJ.206/DRJD/2002, dapat diukur dari indikator dan parameter-parameter sebagai berikut:

1. Waktu perjalananWaktu perjalanan digunakan untuk mengukur waktu perjalanan suatu angkutan umum setiap kilometer jarak tempuhnya. Waktu perjalanan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: ..(1)Dengan: W = waktu perjalanan angkutan umum (menit/km) J = Jarak antar segmen (km) T = Waktu tempuh angkutan umum (menit)

2. Kecepatan perjalanan Kecepatan perjalanan angkutan umum perkotaan adalah perbandingan jarak operasi dengan waktu perjalanan yang dibutuhkan angkutan dalam melakukan operasi layanannya Persamaan yang digunakan dalam mengukur kecepatan perjalanan adalah: ....(2)Dengan: V = Kecepatan perjalanan angkutan umum (km/jam) J = Jarak rute angkutan umum (km) T = Waktu tempuh angkutan umum (menit)

3. Faktor muat (load factor) Load factor adalah rasio jumlah penumpang dengan kapasitas tempat duduk per satuan waktu tertentu. Batas ideal load factor adalah < 70% (KM 35 tahun 2003). Untuk menentukan load factor digunakan rumus: ..(3)Dengan: Lf = load factor (%) JP = jumlah penumpang per kendaraan umum C = kapasitas penumpang per kendaraan umum. 4. Waktu pelayanan atau jam operasi Waktu pelayanan sangat berpengaruh terhadap perolehan rit dalam satu hari, biaya operasional angkutan umum dan pendapatan serta pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

5. Waktu sirkulasi Waktu sirkulasi adalah waktu yang diperlukan oleh angkutan kota untuk menjalani satu putaran atau dua rit pelayanan trayek dari terminal asal kembali lagi ke terminal asal. Rumus yang digunakan sebagai berikut: ..(4)Dengan: CT = Waktu sirkulasi dari A ke B, kembali ke A = Waktu perjalanan rata-rata dari A ke B = Waktu perjalanan rata-rata dari B ke A

6. Frekuensi pelayanan Frekuensi adalah jumlah kendaraan yang beroperasi dalam waktu 1 jam. Penghitungan frekuensi dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ..(5)Dengan: Q = frekuensi (jumlah kendaraan per menit) N = jumlah kendaraan (buah)

7. Waktu antara kendaraan (Time headway) Headway adalah interval waktu antara kendaraan angkutan kota yang satu dengan kendaraan angkutan kota di belakangnya untuk melalui satu titik tertentu. Nilai headway dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: ..(6)Dengan: TH = waktu antara (menit) Q= frekuensi pelayanan (kendaraan/jam)

8. Waktu tunggu Waktu tunggu adalah waktu berhenti kendaraan umum di asal atau di tujuan. Perhitungan waktu tunggu angkutan umum dapat diukur dari setengah time headway.

D. Kebutuhan Angkutan Umum

Pada dasarnya pengguna kendaraan angkutan umum menghendaki adanya tingkat pelayanan yang cukup memadai, baik waktu tempuh, waktu tunggu, maupun keamanan dan kenyaman yang terjamin selama dalam perjalanan. Untuk itu perlu diperkirakan jumlah angkutan umum agar dapat melayani permintaan penumpang pada suatu rute. Kebutuhan angkutan umum setiap waktu sirkulasi dihitung dengan persamaan berikut : ..(7)

Dengan: K = jumlah kendaraan per waktu sirkulasi (unit kendaraan) CT = waktu sirkulasi (menit) TH = waktu antara (menit)

III. METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data berupa survei lapangan dilakukan dengan cara survei dinamis dan survei statis, dengan hari pengambilan data diwakili oleh hari Senin. Daerah survei dibagi dalam 4 segmen berdasarkan lokasi yang ramai penumpang, seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Pembagian Segmen Rute Way Halim Tanjung KarangNo.SegmenPanjang (km)

1Pasar Way Halim - Bank Danamon0,8

2Bank Danamon - Kosasih1,5

3Kosasih - Makam Pahlawan1,2

4Makam Pahlawan - Tanjung Karang1,8

Survei dinamis dilakukan di atas kendaraan, di mana data yang diambil meliputi jumlah penumpang naik turun dan waktu perjalanan. Dari survei ini akan diperoleh pula kecepatan kendaraan dari awal hingga akhir perjalanan. Survei ini dilakukan pada jam pagi (07.00-08.00), jam siang (13.00-14.00) dan jam sore (16.00-17.00).

Survei statis dilakukan di tepian jalan untuk mencatat jumlah kendaraan yang beroperasi, waktu tempuh, waktu sirkulasi, frekuensi pelayanan dan load factor statis tiap kendaraan umum pada rute rencana Way Halim - Tanjung Karang. Survei statis dilakukan pada hari Senin, sepanjang waktu pelayanan angkutan umum yaitu selama kurang lebih 11 jam, dimulai dari pukul 07.00 sampai berakhir pukul 18.00 WIB.

Data data yang telah diperoleh melalui survei dinamis dan survei statis kemudian dianalisis dengan langkah langkah sebagai berikut: 1. Menghitung waktu perjalanan berdasarkan waktu tempuh perjalanan dan panjang segmen dan dinyatakan dalam menit/km. 2. Menghitung kecepatan perjalanan berdasarkan jarak tempuh kendaraan dibagi dengan total waktu selama perjalanan dan dinyatakan dalam km/jam 3. Menghitung faktor muat (load factor) berdasarkan jumlah penumpang dalam kendaraan dibagi dengan kapasitas kendaraan yang melewati segmen yang dinyatakan dalam persen (%). 4. Menghitung waktu sirkulasi berdasarkan waktu yang diperlukan kendaraan umum dari titik awal ke tujuan, kembali ke titik awal, dalam hal ini dipakai satuan menit. 5. Menghitung frekuensi berdasarkan banyaknya kendaraan angkutan umum yang beroperasi selama satu selang waktu tertentu (satu jam) dan dinyatakan dalam kendaraan/jam. 6. Menghitung waktu antara kendaraan berdasarkan waktu antara kendaraan umum yang satu dengan berikutnya dan dinyatakan dalam menit. 7. Menghitung jumlah kebutuhan angkutan umum berdasarkan waktu sirkulasi dari Way Halim ke Tanjung Karang kembali ke Way Halim, dan waktu antara kendaraan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Waktu Perjalanan

Dengan menggunakan persamaan (1) maka didapat waktu perjalanan pada jam pagi adalah sebesar 3,7956 menit/km. Pada jam siang sebesar 4,0094 menit/km, sedangkan pada jam sore sebesar 4,7579 menit/km.

B. Kecepatan Perjalanan

Kecepatan perjalanan tertinggi adalah sebesar 15,8078 km/jam, yaitu pada jam pagi, sementara kecepatan perjalanan terendah sebesar 12,0167 km/jam terjadi pada jam sore. Kecepatan perjalanan rata-rata sebesar 14,4611 km/jam.

C. Faktor Muat (Load Factor)

Nilai load factor tertinggi untuk jam pagi adalah sebesar 60%, sedangkan jam siang memiliki nilai load factor tertinggi sebesar 73,33% dan pada jam sore nilai load factor tertinggi sebesar 40%.

D. Waktu Antara Kendaraan (Time Headway)

Hasil analisa survey statis yang dilakukan memberikan hasil nilai time headway terkecil adalah sebesar 0,8571 menit, sedangkan time headway terbesar sebesar 1,5385 menit. Nilai rata-rata time headway sepanjang waktu pelayanan adalah sebesar 1,1613 menit.

E. Frekuensi Pelayanan

Frekuensi pelayanan angkutan umum tertinggi adalah sebesar 1,1667 kendaraan/menit, nilai frekuensi terendah sebesar 0,65 kendaraan/menit, dan nilai rata-rata frekuensi dari hasil analisis didapat sebesar 0,8611 kendaraan/menit.

F. Waktu Tunggu Perhitungan waktu tunggu angkutan umum dihitung dari setengah headway. Dengan time headway rata-rata sebesar 1,1613 menit, maka waktu tunggu angkutan umum rata-rata adalah sebesar 0,5806 menit. G. Waktu Sirkulasi Waktu sirkulasi terpanjang adalah sebesar 58,20 menit, sedangkan terpendek sebesar 47,38 menit. Rata-rata waktu sirkulasi adalah sebesar 51,7533 menit.

H. Kebutuhan Angkutan Umum

Berdasarkan persamaan (6) dan (7), serta jika diketahui kapasitas kendaraan sebesar 15 penumpang, maka besar kebutuhan angkutan umum per waktu sirkulasi pada rute rencana Way Halim - Tanjung Karang dapat dihitung sebagai berikut:

Jika waktu antara kendaraan, maka jumlah kebutuhan kendaraan per waktu sirkulasi,

V. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis kinerja angkutan umum Kota Kefamenanu pada rute rencana Way Halim - Tanjung Karang maka dapat disimpulkan:1. Jumlah kendaraan yang dibutuhkan untuk melayani angkutan umum rute Way Halim - Tanjung Karang adalah sebanyak 45 unit kendaraan/waktu sirkulasi, dengan time headway sebesar 1,1613 menit. Hal ini dapat dijadikan dasar bagi pemerintah setempat secara khusus untuk dinas terkait dalam penetapan jumlah kendaraan yang akan melayani rute Way Halim - Tanjung Karang.

B. SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka disarankan dilakukan tindakan selanjutnya yaitu: 1. Perlu adanya penelitian sejenis pada beberapa rute lain di Kota Bandar Lampung. 2. Perlu adanya pembagian rute tetap angkutan umum di Kota Bandar Lampung untuk memberikan pelayanan yang optimal bagi masyarakat.