Upload
senja
View
247
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tentang surat al fiil
Citation preview
Surat al fillMuhammad Haris
(aktifis insitut asy syabab)
Surat alfil adalah salah satu surat makkiyah. Dan sudah banyak diketahui oleh
kebanyakan umat islam.
Akan tetapi yang jarang dimengerti oleh umat islam adalah urutan-urutan
peristiwa pasukan gajah dan pelajaran-pelajaran yang terkandung di dalamnya.
Waktu Rasulullah lahir kita semua tahu bahwa dominasi dunia itu dikuasai
oleh Romawi dan Persi. Masing-masing dua imperium ini memiliki kekuasaan
sub ordinat. Dan Yaman yang merupakan asal usul nenek moyang orang-orang
Arab, dan yang paling dikenal adalah Qohton. Penyebabnya adalah, dahulu di
Yaman tepatnya di Saba’, terjadi banjir besar dalam Al Qur'an disebut dengan
Sailul ‘Arim. Sehingga sebagian mereka berhijrah ke Yatsrib yang kemudian
menjadi Madinah. Dan lahirlah dua suku dari mereka yang terkenal yaitu Aus
dan Khazraj.
Sedangkan di Yaman sering terjadi pergolakan politik. Dimana orang-orang
Persi silih berganti menguasai wilayah itu. Begitu juga dengan bangsa-bangsa
lain. dikarenakan wilayah ini, struktur politiknya tidak kuat.
Nah dalam satu peristiwa terjadi kudeta politik yang mengangkat raja bernama
Dzun Nawas. dia ini orang zuhud yang cinta agama, namun di sisi lain dia itu
seorang yang diktator. Dan karena itu dia membabat habis lawan-lawan
politiknya. Dan karena kecintaannya pada agama, dia sering berdialog dengan
berbagai macam agama. Salah satunya adalah sewaktu dia berkunjung ke
Yatsrib. Bertemu dengan orang-orang Yahudi, dan dia kagum dengan agama
Yahudi kemudian dia memeluk agama Yahudi.
Dan ketika dia kembali ke Yaman, memaksa seluruh rakyatnya untuk memeluk
Yahudi dan memerangi Nashrani. Dan salah satu kabilah yang masih Nashrani
adalah kabilah Najran (antara Yaman dan Arab Saudi, sekarang masuk Arab
Saudi). Sehingga Najran ini, dibabat habis oleh Dzun Nawas. Tapi, salah satu
dari kabilah Najran, berhasil meloloskan diri dan pergi ke Romawi
(Konstantinopel). Dia mengadu, agar Romawi menyerang juga Yaman.
Akhirnya Heraklius (Raja Romawi) mengirim surat ke Ethiopia Raja Habasyah
di Afrika Selatan. Raja mereka bernama Najasyi.
Isi dari surat itu adalah, permohonan agar Najasyi menyerang Dzun Nawas
yang telah menyerang Najran. Akhirnya Najasyi pun berhasil menggulingkan
Dzun Nawas. Kemudian Najasyi mengirim seseorang untuk memimpin Yaman
yang bernama Abrahah.
Nah Abrahah ini, ingin membangun monumen Nasrani yang bisa mematikan
masalalu Yahudi sekaligus menarik minat orang-orang Yaman yang setiap
tahunnya pergi haji ke Makkah. Akhirnya dia mendirikan gereja yang sangat
besar. Kemudian dia mengirim surat ke raja Habasyah melaporkan sebuah
prestasi dari seorang gubernurnya. Akan tetapi, bangunan tersebut, sama sekali
tidak bisa memalingkan minat orang-orang Yaman, yang tetap saja mereka
malakukan ibadah haji ke Makkah. Karena orang-orang arab di Yaman sangat
percaya bahwa Ka'bah adalah peninggalan dari leluhur mereka yaitu nabi
Ibrahim dan nabi Ismail as.
Akhirnya Abrahah mengambil kesimpulan, bahwa titik persoalannya adalah ada
pada Ka'bah. Kemudian dia berniat untuk menghancurkan Ka'bah. Dan akhirnya
Abrahah menyiapkan pasukan yang berkendaraan Gajah. Dan dari Gajah-gajah
itu ada Gajah yang paling besar dan palingseram. Oleh sebab itu mereka
dikenal dengan pasukan gajah.
Kemudian ketika orang-orang Makkah mengetahui akan hal itu, beberapa orang
Arab di Yaman, mengadakan perlawanan, di antaranya adalah perlawanan yang
dipimpin oleh Dzun Nafr. Tetapi dia kalah dan Dzun Nafr ditawan. Lalu jalan
lagi dan dicegat lagi oleh dua kabilah Arab yang dipimpin oleh al Khas'ani.
Namun Abrahah berhasil membabat habis pasukan ini, dan menawan pemimpin
mereka al Khas'ani sekaligus menjadikannya sebagai gaet menuju Makkah. Dari
sini kita belajar, orang-orang kalah itu punya tabiat menjadi jongus bagi
mereka yang mengalahkannya. Oleh karena itu Ibnu Khaldun mengatakan,
"orang kalah itu, cenderung mengikuti orang2 yang mengalahkannya dalam
segala hal".
Lalu Abrahah melanjutkan perjalanan menuju Thaif. Dan orang-orang Thoif
setelah melihat perlawanan dari dua kabilah tidak berhasil, akhirnya mereka
menyerah. Mereka bilang Ka'bah itu tidak ada di Thoif, tapi adanya di Makkah.
Akhirnya Abrahah mengambil mereka untuk dijadikan sebagai penunjuk jalan.
Di satu tempat antara Thoif dan Makkah ada sebuah daerah yang bernama al
Mughommas. Di sinilah Abrahah beristirahat, dan pasukannya mengadakan
penggeledahan habis dan pencurian. Termasuk harta milik kekek Rasulullah
saw yang bernama Abdul Mutholib yaitu 200 ekor Unta. Jadi perampasan harta
pun sudah menjadi tabiat para penjajah. Sebagaimana firman allah swt,
�ون� �ف�ع�ل ي �ك� �ذ�ل و�ك �ة� ذ�ل� أ �ه�ا ه�ل
� أ ة� �ع�ز� أ �وا و�ج�ع�ل د�وه�ا �ف�س� أ �ة� ي ق�ر� �وا ل د�خ� �ذ�ا إ �م�ل�وك� ال �ن� إ ق�ال�ت�
Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya
mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina;
dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat. (an Naml 34).
Jadi kalau orang Amerika mengambil kekayaan alam kita, itu hal yang lumrah
kerana tabiat penjajah demikian.
Kemudian Abrahah mengutus utusan ke Makkah, cari pemimpin mereka.
Sesampainya di Makkah, orang-orang Makkah sepakat Abdul Mutholib sebagai
pemimpin mereka. Setelah utusan itu ketemu dengan Abdul Mutholib, dia
menyampaikan pesan Abrahah. Bahwa "kami ini hanya akan menghancurkan
Ka'bah, jadi jika tidak ada perlawanan dari kalian, kami tidak akan menyerang
kalian." Abdul Mutholib pun menjawab, ya kita tidak akan melawan, kerena kami
tidak punya kekuatan.
Akhirnya Abdul Mutholib dihadapkan kepada Abrahah. Disebutkan, bahwa
postur tubuh Abdul Mutholib itu tinggi, dan paling ganteng di antara seluruh
penduduk Makkah. Sehingga ketika Abdul Mutholib masuk ke ruangan Abrahah,
dan Abrahah sedang duduk di singgasananya, Abrahah langsung jatuh hati kepada
Abdul Mutholib. Kemudian Abrahah berfikir, orang ini harus dihormati, akhirnya
Abrahah turun dan menggelar karpet lalu duduk berdampingan dengan Abdul
Mutholib.
Kemudian Abrahah mengutarakan misinya kepada Abdul Mutholib. Lalu Abdul
Mutholib menjawab, "silahkan hancurkan, karena Ka'bah itu punya Tuhannya
sendiri, tapi saya minta agar Unta saya yang 200 ekor itu tolong dikembalikan."
Lalu Abrahah berkata, hei saya itu ketika melihat anda pertama kali, saya sudah
jatuh hati, tapi kata2 anda itu membuat saya tidak selera lagi. Karena, saya ini mau
menghancurkan symbol agama anda, namun anda hanya memikirnya harta anda.
Abdul Mutholib berkata, "hei saya ini hanya punya Unta, sedangkan Ka'bah itu
ada sendiri yang punya. Jadi kalau unta saya anda kembalikan, urusannya sudah
selasai. Adapun Ka'bah urusan anda dengan pemilik Ka'bah itu."
Akhirnya Abrahah masuk, akan tetapi, gajah-gajahnya tidak ada yang mau
berdiri dan tidak bisa bergerak sama sekali, dalam keadaan seperti itulah, Allah
swt mengirimkan bala tentaranya yaitu burung-burung yang berkelompok-
kelompok (thoiron abaabil), tapi burung itu bukan ababil, ababil itu artinya
berkelompok-kelompok yang membawa sijjil dari bahasa persi (semacam tanah
liat yang mengandung racun dan bara).
Cara kerja benda ini, ketika mengenai tubuh seseorang, tidak langsung
mematikan, akan tetapi kulit dan daging jatuh sedikit demi sedikit sampai habis,
dan tidak langsung mati. Dan ini jauh lebih menyiksa, dari pada kita langsung
mati..
Dari Peristiwa Ini, Kita Mengambil Pelajaran Yang Penting.
Pertama, bahwa Allah swt ingin menunjukkan, bahwa di awal kelahiran nabi
Muhammad itu membawa kerahmatan.
للعلمين رحمة إال أرسلناك وما
Orang pertama yang merasakan rahmat ini, adalah orang-orang Quraisy.
Ibnu Sa'ad meriwayatkan bahwa ibunda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam
berkata: "ketika aku melahirkannya, dari farajku keluar cahaya yang menerangi
istana-istana negeri Syam". Imam Ahmad, ad-Darimi dan selain keduanya juga
meriwayatkan versi yang hampir mirip dengan riwayat tersebut.
Yang kedua, dari peristiwa pergolakan politik di Yaman, kita mengetahui bahwa
konflik agama merupakan yang melatarbelakangi seluruh konflik politik, militer
dan ekonomi dan bukan yang sebaliknya. Jadi penggulingan Dzunnawas terhadap
yang lainnya itu adalah motif agama, dia menhancurkan Nasrani atas nama
Yahudi, dan Nasrsani menghancurkan dia atas nama Nasrani. Dan kemudian
Nasrani ingin menghancurkan Ka'bah juga atas nama agama. Dan ini semua dalam
ruang lingkup peristiwa politik militer yang sangat penting, akan tetapi latar
belakangnya adalah agama. Ini berpengaruh penting bagi kita dalam menganalisis
peristiwa-peristiwa politik yang terjadi di sekeliling kita.
Oleh karena itu kita tidak percaya bahwa peristiwa krisis ekonomi yang terjadi
hari ini, itu merupakan semata-mata peristiwa ekonomi. Itu dilatarbelkangi oleh
masalah-masalah agama. Bahwa kebangkitan islam di Asia Tenggara ini mulai
mengancam. Dan inilah yang akan mereka hancurkan. Sama persis ketika
peristiwa Teluk, ketika agama islam sudah mulai menguat, serta pertumbuhan
militer yang semakin kuat, dan Teluk menjadi donatur bagi seluruh aktifitas islam
di dunia, khususnya di kawasan yang sedang bergolak Afghanistan dan Bosnia.
Mereka melihat, bahwa ini adalah ancaman dan perlu dipotong kembali. Karena
mereka menganggap bahwa umat islam ini harus diperlakukan seperti Bonsai,
boleh tumbuh tapi tidak boleh besar. Boleh mekar, tapi tidak boleh lebat. Itu
masalahnya.
Dan orang yang tidak menyadari tentang teori konspirasi ini, perlu dipertanyakan
kembali filiasi keagamaannya. Karena kalimat 'aduw (permusuhan) itu terulang
puluhan kali. Dan al Qur'an telah menyebutkan musuh-musuh Allah dari awalnya.
Dan sebuah ayat yang paling jelas adalah firman Allah swt.
�ه�م� �ت م�ل �ع� �ب �ت ت �ى ت ح� ى �ص�ار� الن � و�ال �ه�ود� �ي ال ع�نك� ض�ى �ر� ت �ن �ن� و�ل �ئ و�ل �ه�د�ى ال ه�و� ;ه� الل ه�د�ى �ن� إ ق�ل�
�ع�د� ب ه�و�اءه�م� أ �ع�ت� �ب �ص�ير? ات ن � و�ال Aي� و�ل م�ن ;ه� الل م�ن� ل�ك� م�ا � �م �ع�ل ال م�ن� ج�اءك� �ذ�ي ال
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah
petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka
setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung
dan penolong bagimu. (Al Baqoroh 120).
Kepedihan dan kehinaan telah melekat erat pada umat ini. Tak salah jika
seorang peneliti Barat mengambil anekdot, umat ini ibarat domba tak bertanduk yang
tertinggal sendiri ditengah gelapnya malam pekat dan dikelilingi sekawanan serigala
lapar yang siap menerkamnya.
Hal ini diperparah dengan kurangnya kesadaran kaum muslimin akan
kehinaannya. Aksi dan greget untuk membela dien hampir-hampir menjadi konsumsi
langka. Maka munculnya kesadaran untuk membela dien adalah modal awal yang
patut dibangun.
Kesadaran (al wa'yu) yang mulai muncul untuk membela dien dan
mengamalkannya secara sempurna, harus selalu dipupuk. Namun sadar untuk
membela saja, belumlah cukup tanpa adanya kesinergian dengan aturan main yang
disetir oleh panduan nash.
Betapa banyak orang yang sadar, namun salah mengambil jalan. Sehingga
banyak yang terjatuh pada kesyirikan masal Demokrasi. Atau benar mengambil jalan,
namun terkapar di tataran amal nyata. Benar dalam menjadiakan iman, hijrah dan
jihad sebagai jalan perjuangan, tapi kurang cermat memahami realita hingga salah
dalam memilih prioritas amal yang sesuai.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar puncak ibadah ini menjadi
rahmat, bukan menjadi pusat celaan dan sasaran orang kafir dalam mencari
kesalahan kaum muslimin. Jangan sampai ibadah jihad hanya menjadi idealisme
yang indah di ranah pemikiran namun melempem dalam realitas amal.
Maka dari itu setiap muslim harus memiliki sence of war (kepekaan tentang
peperangan). Baik melalui perang budaya, intelejen ataupun perang fisik. Dan ini
bisa menjadi frame dalam menganalisis segala peristiwa politik yang terjadi
disekeliling kita.
Disamping itu setiap muslim juga harus memahami kemuliaan dakwah dan
mahalnya jihad.
Memahami Mahalnya Dakwah Dan Jihad
Dakwah ini sangat agung dan jihad ini sangat mahal. Tidak mendapatkan taufik
untuk memikulnya kecuali orang yang mengambil dua urusan ini secara tepat,
memahami hakikat dan beban-bebannya, serta menguasai ilmu syariat dan
raalitasnya.
Menempuh jalan ini berarti harus siap meninggalkan orang-orang yang dicintainya
dan kehilangan nyawa. Kalau meminjam bahasa Syekh Abu Muhammad Al
Maqdisi "Yang memikul beban ini hanyalah para singa dan rajawali, bukan
burung pipit atau kutilang."
Namun sebagian orang tdak memahami hal itu. Kelompok ini tidak mengetahui
tipu daya, kedengkian, serta makar musuh-musuh din terhadap dakwah, jihad dan
para pemeluknya.
Dia menceburkan diri dalam urusan ini tanpa memiliki bashirah (pengetahuan
jelas) akan rukun-rukun, hakikat dan beban tanggung jawabnya. Lebih parah lagi,
dia juga tidak memahami jalan musuh-musuhnya. Kemudian pukulan berat
menimpa sehingga dia menjadi terpuruk dan kembali ke belakang.
Mereka juga tidak mau sedikit bersusah-susah payah untuk duduk di halaqah ilmu
atau mengkaji kitab-kitabnya. karana prioritas mereka bukanlah mempelajari ilmu
syar'i atau realitas kaum muslimin. Mereka bahkan tidak mengambil pelajaran dari
pengalaman orang-orang sebelumnya yang menempuh jalan ini sehingga
mengulang kesalahan yang sama.
Yahudi Mencengkram Dunia
Musthalah Maufur dalam buku Yahudi Menggenggam Dunia halaman 19
menyebutkan, “bangsa yahudi mempunyai keyakinan, bahwa bangsa lain adalah goya
atau dalam bahasa ibraninya goyim, yang juga sering disebut gentiles atau umamy
dalam bahasa arabnya, yang berarti bangsa lain itu diciptakan tuhan untuk
kepentingan yahudi belaka, sebagai bangsa pilihan tuhan”.
Dari keyanikan tersebut mereka berusaha untuk mengusai dunia, dari berbagai
aspeknya. Mulai dari bidang politik hingga bidang bisnis. Namun dalam mewujudkan
cita-cita tersebut mereka mempunyai tembok dan musuh utama. Kaum Yahudi
meyakini Islam sebagai satu-satunya tembok penghalang keinginan mereka untuk
mendominasi dan memegang hegemoni dunia.
Mereka tidak hanya meyakini Islam sebagai tembok penghalang keinginan
mereka untuk menjajah dunia semata. Mereka juga meyakini, Islam adalah musuh
besar mereka. Moro Berger, dalam bukunya " Dunia Arab Kontemporer" menulis,"
Sesungguhnya kekhawatiran terhadap bangsa Arab dan perhatian kita dengan dunia
Arab, bukan disebabkan oleh banyaknya minyak bumi di tengah bangsa Arab,
melainkan karena Islam. Kita harus memerangi Islam, untuk mencegah bersatunya
bangsa Arab. Bila Arab bersatu, bangsa Arab akan kuat. Perlu diingat, kekuatan
bangsa Arab selalu seiring dengan kekuatan, kejayaan dan penyebaran Islam. Islam
mengejutkan kita ketika bisa menyebar dengan mudah di benua Afrika."
Dengan keyakinan dan pengatuhan ini semua. Mereka akan berusaha
mengilangkan penghalang utama. Berbagai cara ditempuh demi menghacurkan kaum
musilimin.
Langkah-langkah Yahudi dalam memerangi islam.
Sebuah ide dan metode serta caranya bisa berbeda-beda dari masa ke masa.
Inilah justru yang penting diketahui kaum muslim. Sebab, acap kali kaum muslim
paham bahwa orang-orang Yahudi merupakan musuh besar mereka, namun sering
kali pula mereka terperangkap oleh ide-ide, metode dan tipu daya orang-orang
Yahudi, baik sadar maupun tidak. Karenanya, mencermati ide, metode dan tata cara
mereka memperdaya kaum muslim menjadi bagian yang sangat penting untuk
diketahui.
Diantara langkah mereka dalam memerangi kaum muslimin adalah sebagai
berikut:
Menjauhkan generasi muda dari Al Qur’an
Kaum Yahudi akan mencari celah untuk memerangi kaum muslimin. baik dari
dalam maupun dari luar. Salah satu cara melemahkan kaum muslimin, mereka
mengobrak-abrik islam dari dalam. Yang paling utama, mereka akan berusaha untuk
menjauhkan kaum muslimin dari Al Qur’an. Mereka yakin bahwa ruh perjuangan
islam terletak pada pada pemahaman mereka terhadap Al Qur’an yang benar. Selama
kaum muslimin memahami Al Qur’an dengan benar, kaum yahudi tidak akan bisa
menghancurkan islam.
Pernyataan ini muncul dari mereka sendiri. William Ewart Gladstone, mantan
perdana menteri Inggris selama empat periode, mengatakan," Selama Al-Qur'an
masih berada di tangan kaum muslimin, Eropa tidak akan sanggup menguasai
Timur."
Juga gubernur Jendral Perancis di Aljazair, dalam peringatan seratus tahun
pendudukan Perancis atas Aljazair, ia mengatakan," Kita tidak akan bisa
mengalahkan orang-orang Aljazair selama mereka masih membaca Al-Qur'an dan
berbicara dengan Bahasa Arab. Maka, kita wajib menghilangkan Al-Qur'an dan
bahasa Arab dari keberadaan mereka, juga mencabut sampai ke akar-akarnya Bahasa
Arab dari lidah mereka."
Menguasai opini masarakat international terhadap islam.
Opini umum adalah hal yang penting di tengah masyarakat. Arah dan
kecenderungan masyarakat sering kali dipengaruhi oleh opini umum yang ada. Maka
untuk mendapatkan dukungan masyarakat umum dalam memerangi kaum muslimin.
Mereka menyebarkan citra buruk kaum muslimin. Terutama didunia barat. Sehingga
terciptalah islampobia. Hal itu mereka tempuh dengan menggambarkan bahwa islam
adalah agama fundamentalisme, terorisme dan ekstrimisme. Islam juga digambarkan
memiliki ancaman terhadap kestabilasan negara.
William Pfaff dalam artikel yang berjudul "Help Algeria's Fundamentalists",
menulis," Banyak orang berpendapat bahwa perang antara komunisme dengan Barat
akan segera digantikan oleh perang antara Barat dengan Muslim." (The New Yorker,
28/1/91).
Menguasai media masa internasional
Dalam rangka memperlancar langkah diatas, mereka menguasai media masa.
Karena media massa adalah salah satu faktor penting dalam membentuk opini umum
di dunia ini. Caranya dengan menguasai berbagai media massa berskala internasional
yang penting.
Dengan mengusai media massa masyarakat dunia, mereka dapat
menyembunyikan kejahatan mereka dan menjadikan orang lain sebagai kambing
hitam atas perbuatan mereka. Mereka dapat menutupi semua kejahatan mereka dan
menyebarkan aib orang lain atau bangsa lain, bahkan menyebar fitnah dan
kebohongan. Begitu pentingnya media massa bagi mereka sehingga mereka berusaha
menguasai semua media yang ada di dunia. Bahkan dengan cara-cara kotor dan ilegal
sekalipun. Banyak bukti penyebaran fitnah yang mereka lakukan melalui media
massa.
Dibarat, banyak media massa yang dikuasi oleh kaum Yahudi. Mereka
mengendalikan media-media tersebut. sehinga bisa mengontrol seluruh berita yang
disajikan kepada masyarakat.
Semua jenis media massa, mulai dari media cetak hingga media elektronik
mereka kuasai. American Broadcasting System (ABC), Columbia Broadcasting
System (CBS), dan National Broadcasting Company (NBC) adalah contoh elektronik
yang dikuasai yahudi. Pimpinan tertinggi, para pejabat perusahaan, dan para staf
penting lainnya di media-media tesebut adalah orang yahudi seperti William S. Paley
(pemimpin CBS), Sagansky, Bloomberg, dan Tartikoff yang merupakanpara personil
penting perusahaan tersebut adalah orang yahudi.
The New York Times, The Wall Street Journal dan the Washington Post adalah
contoh media cetak yang dikuasai yahudi. Dalam media massa tersebut mereka
mempunyai kuasa penuh untuk menentukan berita apa yang harus disiarkan dan mana
tidak. Di bawah naungan The New York Times sendiri terdapat 36 surat kabar dan 12
majalah yang selalu berpihak pada kepentingan yahudi. The New York Pos, salah satu
surat kabarkota New York lainnya adalah milik Peter Kalikow seorang miliarder
Yahudi yang juga pengusaha real estate.
Sementara itu majalah-majalah berita ternama di Amerika, yaitu Times,
Newsweek dan U.S. News & Word Report tidak disangsikan lagi berada dalam
dominasi Yahudi. CEO majalah Time adalah Steven J. Ross, seorang Yahudi.
Newsweek berada dalam kendali seorang yahudi Khaterine Meyer Graham.
Sedangkan U.S. News & World Report dimiliki oleh pengusaha real estate
berkebangsaan yahudi, Mortimer B. Zucherman.
Kekuatan media massa atau pers yang mereka kuasai yang memberikan
pengaruh dalam berbagai lini kehidupan. Dengan kekuatan propaganda media massa,
mereka merekayasa situasi politik dunia. Bukti nyatanya yaitu Amerika melakukan
serangan dan penjajahan terhadap Irak. Melalui media massa yang mereka kuasai di
Amerika Serikat, mereka dapat mempengaruhi opini sebagian besar rakyat Amerika
untuk menyetujui serangan dan penjajahan tersebut. Peristiwa serangan tersebut
membuktikan bahwa dengan kekuatan pers mereka memanipulasi informasi dan berita
serta memfitnah Irak (dalam hal ini kaum muslimin) yang sebenarnya tidak memiliki
senjata pemusnah massal.
Menguasai sentral-sentral politik internasional.
Sadar maupun tidak sadar politik merupakan salah satu alat untuk mendapatkan
dukungan international. seburuk apapun yang dikerjakaan, jika menguasai politik ia
akan selamat. Kaum Yahudi sangat faham akan hal ini. Sehingga mereka membuat
tim-tim khusus yang bertugas untuk mempengaruhi keputusan-keputusan sebuah
konggres negara.
Kaum Yahudi melalui pergerakan zionisme mempunyai tim khusus yang
ditugaskan untuk melakukan semua lobi dari tingkat rendah hingga kelingkaran elite
Negara. Tim khusus ini bertujuan agar semua rencana zionis ini dapat berjalan lancar.
Di Amerika Serikat sebuah negera yang terpengaruh zionisme, kaum zionis
mempunyai tim lobi khusus yang dikenal dengan sebutan AIPAC (American Israel
Poblic Afairs Comite). AIPAC sangat berpengaruh terhadap pengambilan kebijakan
di kongres Amerika. Contoh yang paling nyata adalah peristiwa yang terjadi pada
tahun 1975. ketika itu presiden Amerika saat itu, Gerald Ford, meminta negaranya
untuk mengevaluasi hubungan AS-Israel karena Ford kesal terhadap Israel yang tidak
mau menghenghentikan pendudukannya terhadap Gurun Sinai di Mesir. Namun,
AIPAC melakukan lobi terhadap Kongres dan hasilnya Kongres menolak keputusan
presiden. AIPAC juga pernah terlibat bisnis penjualan mesin-mesin perang Amerika
ke beberapa negara di Timur Tengah.
Dengan menguasai polik international mereka akan leluasa dalam memerangi
kaum muslimin di sebuah wilayah. Hari-hari ini, kaum Muslim seluruh dunia
menyaksikan kebrutalan yang membabi buta kaum Zionis terhadap kaum Muslim di
Palestina. Setiap hari, jet-jet tempur beserta tank-tank Israel membunuhi warga
Muslim. Bahkan mereka berani menyerang relawan yang ingin membantu palestina.
Dunia mengutuk serangan Israel itu. Tetapi, semuanya tidak berdaya, tidak mampu
mencegah kebrutalan Israel. Padahal, dari segi hukum internasional, aksi sepihak
Israel yang menyerbu para relawan jelas-jelas tidak dibenarkan.
Tetapi, kaum Zionis Israel tidak mempedulikan hal itu. Mereka merasa lebih kuat,
dan menganggap remeh protes dunia Islam terhadap kebrutalan mereka. Inilah
keahlian mereka dalam menguasai politik international.
Jihad Melalui Tandzim yang Terpimpin Adalah Solusinya
Ada sebuah kata mutiara
بالنظام الباطل يغلب نظام بال الحق
Kebenaran yang terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilah yang terorganisir
Para ulama memang berselisih pendapat tentang keharusan meminta izin
kepada imam (khalifah) atau wakilnya (para komandan) saat akan berjihad. Meskipun
mereka tidak menyebutkan dalil-dalil khusus yang mengatur masalah ini, mereka
kembali kepada maqasidhu syari’ah yang memperhitungkan asas maslahat dan
madharat, karena jihad adalah kesempurnaan dari amar makruf nahi mungkar.
Keberadaannya harus mendatangkan maslahat yang lebih besar dari madharat yang
ditimbulkan.
Perlu direnungkan juga tentang perbedaan kondisi salaf di mana pemerintahan
Islam (khilafah) masih tegak dengan kondisi kelemahan umat Islam hari ini. Pada
masa khilafah, bila seseorang atau beberapa gelintir orang melakukan serangan ke
barisan musuh, tidak membawa konsekuensi panjang selain mati syahid, dan itu
terpuji. Berbeda dengan kondisi hari ini, di mana mujahidin diwakili oleh beberapa
gelintir kaum muslimin yang mengemban berbagai tugas sekaligus. Dakwah, amar
makruf nahi munkar, tarbiyah, dan jihad. Semua pekerjaan Islam ini dituntut untuk
bisa berjalan seiring demi mendukung tugas berat jihad yang sedang diemban.
Ketika beberapa gelintir mujahid melakukan operasi jihad, akan membawa
dampak yang panjang dan rumit terhadap berbagai amal Islam lainnya. Ketika sebuah
operasi jihad dilaksanakan dan menimbulkan kerugian di pihak musuh ; maka musuh
mengadakan pembalasan kepada seluruh aspek amal Islam, tidak terhadap aspek jihad
semata. Ini perlu menjadi renungan bagi para mujahid yang akan melakukan sebuah
operasi, perhitungan maslahat dan madharat merupakan sebuah pertimbangan yang
harus diperhatikan.
Pihak yang paling mengerti kekuatan mujahidin dan lawan adalah para
pemimpin dan tokoh-tokoh pergerakan jihad (ulul amri, ulama dan komandan
militer). Oleh karena itu, sudah seyogyanya mujahidin hari ini meminta pertimbangan
dan izin kepada mereka sebelum melaksanakan sebuah operasi jihad.
Memang operasi jihad yang dilakukan seorang diri itu tergolong jihad yang
dibenarkan dan sah yang mengantarkan pelakunya kepada mati syahid, namun bukan
berarti mengabaikan manajemen sebuah peperangan yang telah dikendalikan oleh
sebuah organisasi. Karena Allah pun telah menyebutkan pentingnya pasukan jihad
yang teratur dan terkendali. Dalam firmannya;
“ Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh.” (QS. Ash Shaf :4).
Urgensi dan tuntutan berjihad melalui tandzim yang rapi (termasuk melakukan
operasi jihad dengan izin pemimpin tandzim) ini bisa dilihat dari dua sisi :
Pertama, Realitas kontemporer
Karena tuntutan kondisi kaum muslimien yang mengharuskan untuk mengambil
semua sebab timbulnya kekuatan, kekokohan dan keteguhan.
Sesungguhnya kekuatan musuh-musuh Islam hari ini -baik skala nasional,
regional maupun internasional- telah secara maksimal menghadapi kaum muslimien
dan membekali dirinya dengan berbagai sebab kekuatan; organisasi yang rapi dan
terprogram, persiapan militer yang tangguh, persiapan politik, ekonomi, media massa
dan segala persiapan lain yang mendukung kemenangan mereka dalam memerangi
mujahidin.
Mereka bahu membahu dalam menyatukan langkah memerangi mujahidin
dengan sandi operasi “perang melawan terorisme”. Sebagaimana dilansir harian
Republika (Sabtu, 12/1/2002) Komite Anti Terorisme PBB (CTC PBB) telah
menerima komitmen 117 negara anggota yang bersedia dan berusaha memerangi
segala bentuk terorisme internasional di negara masing-masing.
Menurut ketua CTC PBB, Duta Besar Inggris untuk PBB, Jeremy Greenstock,
pasca serangan 11 September di New York dan Washington, PBB telah melakukan
berbagai upaya untuk memformat komitmen internasional dalam memerangi
terorisme. Dalam waktu 90 hari, 95 % negara anggota PBB telah menyatakan dirinya
siap dalam aksi penumpasan terhadap terorisme internasional ini.
Siapapun tentu bisa dengan jelas membaca ; perang yang mereka lancarkan ini
sebenarnya adalah perang melawan kekuatan Islam (mujahidin), terbukti dengan
praktik nyata yang membidik kekuatan mujidihin di seluruh dunia.
Undang-undang anti terorisme, perjanjian ekstradisi internasional, agresi militer
ke Afghanistan, pemburuan mujahidin di seluruh dunia dan bukti-bukti kongkrit
lainnya dengan jelas menunjukkan kerja sama dan konspirasi kekuatan kafir global ;
yahudi, nasrani, musyrikin dan komunis untuk menghancurkan kekuatan mujahidin.
Sangat disayangkan bila kaum muslimin (mujahidin) justru menghadapi
persekutuan musuh yang sangat kuat ini dengan sebab-sebab yang lemah dan kalah,
gerakan yang cenderung sendiri-sendiri tanpa organisasi dan perencanaan matang,
atau mental sufistis yang salah dalam tawakkal !!!
Kekuatan hanya bisa dihadapi oleh kekuatan, tandzim hanya bisa dihadapi oleh
tandzim dan besi hanya dikalahkan oleh besi. Karena itu, tandzim jihad merupakan
sebuah kewajiban demi menghadapi musuh yang tertata rapi dan tangguh.
Kaedah Ushuliyah menyatakan “ Kewajiban yang tidak sempurna kecuali
dengan sarana, maka sarana tersebut hukumnya juga wajib.”
Allah Ta’ala berfirman :
“ Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka pelindung bagi
sebagian yang lain. JIka kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang
telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan
kerusakan yang besar.” (QS. Al Anfaal : 73).
Dalam ayat lain :
"Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasulnya dan janganlah kamu berbantah-
bantahan (berpecah belah), yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang
kekuatanmu.” (QS. Al Anfaal :46).
Allah juga berfirman :
“ Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS.
Al Maidah ;2).
Kedua : perintah syar’i
Allah Ta’ala telah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap-siap dan
menempuh segala sebab datangnya kekuatan untuk memberikan rasa takut pada
orang-orang kafir, murtad dan munafik.
Allah berfirman ;
“ Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan
persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain
mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang
kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan
kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (61) Dan jika mereka condong kepada
perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawwakallah kepada Allah.
Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al
Anfal :60).
Berdasar ayat ini, wajib kepada kaum muslimien untuk menempuh semua sebab
kekuatan dan kemenangan baik materi maupun ruhani (mental, maknawi), sehingga
dapat menakuti musuh-musuh kaum muslimin.
Di antara sebab kekuatan dan kemenangan adalah ; terorganisir, perencanaan,
kepemimpinan dan ketaatan, yang mana jihad tidak berjalan dengan benar tanpa
ada unsur tersebut dan unsur tersebut termasuk permulaan yang dharury untuk I’dad
yang sesuai dengan syar’i.
Allah Ta’ala berfirman :
“ Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul(-Nya), dan
ulil amri di antara kamu.” (QS. An Nisa’ :59).
Dalam ayat lain :
“ Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun
ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada
Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui
kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri).” (QS.
An Nisa’ :83).
Allah Ta’ala memerintahkan kaum muslimin untuk mentaati para pemegang
urusan mereka, baik ulama ---urusan syar’I--- maupun umara’ ---urusan dunia,
perang-. Perintah ini berarti juga perintah untuk mengangkat pemimpin dan mentaati
mereka. Dalam disiplin ilmu ushul fiqih, hal ini disebut dengan isyaratu nash. Maka
urusan jihad sebagai sebuah urusan penting dalam dien juga harus dikerjakan lewat
kepemimpinan seorang imam (khalifah saat khilafah masih tegak) atau amir
(pimpinan) organisasi jihad ketika khilafah tidak ada.
Rasulullah juga bersabda :
Dari Abdullah bin Amru bahwasanya Rasulullah bersabda,” Tidak halal bagi
tiga orang berada di suatu daerah yang kosong (padang pasir) kecuali mereka harus
mengangkat salah satu sebagai amir (pemimpin) mereka.”1
Dalam kesempatan lain :
Dari Abu Sa’id Al Khudri bahwasanya Rasulullah bersabda,” Jika tiga orang
keluar dalam safar hendaklah mereka mengangkat salah satu sebagai pemimpin.”2
1 - HR. Al Bazzar dan Al Haitsami dalam Majma’u Zawaid 5/255. Dishahihkan syaikh Al Albani dalam Irwaul Ghalil 8/106 no. 2454. Juga dari Abu Hurairah ; HR. Baihaqi, dishahihkan syaikh Al Albani dalam Shahih Jami’ Shaghir no. 763.
2 - HR. Abu Daud no. 2608 dan Abu ‘Iwanah, juga dari Abu Hurairah ; HR. Abu Daud, Abu Ya’la Al Maushili 1/295. Dishahihkan syaikh Al Albani dalam Shahih Jami’ Shaghir no. 500 dan Silsilah Ahadits Shahihah no. 1322.
Imam Syaukani menerangkan makna hadits ini :
“ Hadits-hadits ini menyebutkan disyariatkannya bagi setiap kelompok yang
terdiri dari tiga orang atau lebih untuk mengangkat salah seorang mereka sebagai
pemimpin karena hal itu membawa keselamatan bagi mereka dari perselisihan yang
menyebabkan kehancuran. Dengan tidak adanya kepemimpinan, setiap orang akan
memaksakan pendapatnya dan berbuat sesuai hawa nafsunya sendiri sehingga mereka
akan binasa. Dengan adanya kepemimpinan, perselisihan akan sedikit dan tercapailah
kesepakatan (persatuan). Jika kepemimpinan ini diperintahkan atas tiga orang yang
berada di daerah kosong (padang pasir) atau sedang melakukan safar, maka perintah
untuk mengangkat pemimpin atas kelompok yang terdiri dari lebih dari tiga orang
yang tinggal di desa-desa dan kota-kota dan dituntut untuk menunaikan hak-hak dan
mencegah kedzaliman di antara sesama mereka hukumnya lebih wajib lagi.”3
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata :
“ Harus diketahui bahwa mengendalikan urusan manusia termasuk kewajiban
dien yang paling agung, bahkan dien dan dunia tidak akan tegak tanpa adanya
kepemimpinan. Kemaslahatan manusia tidak akan sempurna kecuali dengan
berkumpul (berorganisasi) di antara mereka, karena satu sama lain saling
membutuhkan, dan setiap perkumpulan harus ada pemimpinnya sebagaimana sabda
Rasulullah … (beliau menyebutkan hadits-hadits di atas). Rasulullah mewajibkan
mengangkat seorang pemimpin dalam sebuah perkumpulan paling kecil (3 orang) dan
paling sebentar dalam perjalanan, untuk mengingatkan wajibnya mengangkat
pemimpin untuk seluruh perkumpulan lainnya. Allah ta’ala juga telah mewajibkan
amar makruf nahi munkar, dan hal itu tidak mungkin sempurna kecuali dengan imarah
(kepemimpinan) dan kekuatan. Demikian juga halnya dengan seluruh perintah lain
yang Allah wajibkan seperti jihad, menegakkan keadilan, haji, menegakkan sholat
Jum’at, menegakkan sholat ied dan menolong orang-orang yang terdzalimi. Maka
yang wajib adalah menjadikan kepemimpinan sebagai sebuah dien (ajaran dien),
qurbah (sarana mendekatkan diri kepada Allah), karena mendekatkan diri kepada
Allah dalam kepemimpinan dengan mentaati Allah dan Rasul-Nya merupakan bentuk
mendekarkan diri yang paling utama.”4
3 - Nailul Authar 8/257.4 - Majmu’ Fatawa 28/390-392.
Imam Ibnu Abdil Barr meriwayatkan dari Tamim Ad Daari,” Masyarakat
berlomba-lomba meninggikan bangunan pada masa Umar, maka ia berkata,” Wahai
penduduk Arab, jagalah tanah kalian, jagalah tanah kalian. Sesungguhnya tidak ada
Islam kecuali dengan berjama’ah, tidak ada jama’ah kecuali dengan kepemimpinan,
tidak ada kepemimpinan kecuali dengan ketaatan. Barang siapa diangkat menjadi
pemimpin suatu kaum karena keilmuannya, maka itu lebih baik baginya. Namun
barang siapa diangkat menjadi pemimpin suatu kaum bukan karena keilmuannya,
maka itu kehancuran baginya dan bagi yang ia pimpin.”5
Perkataan shahabat Umar ini menunjukkan wajibnya berjama’ah,
berkepemimpinan dan ketaatan kepada pemimpin dalam rangka menegakkan syariat
Islam. Rasululah juga bersabda :
“ Hendaknya kalian mengikuti Aljama’ah dan jauhilah perpecahan, karena
sesungguhnya syaithon itu bersama satu orang, dan dia lebih jauh dari dua orang.
Barang siapa yang menginginkan intinya surga hendaknya mengikuti Al jama’ah.”6
Dari Harits bin Harits al Asy’ari bahwasanya Rasulullah bersabda,”
Sesungguhnya Allah telah memerintahkan lima hal kepada nabi Yahya bin Zakariya
untuk dikerjakan …dan aku memerintahkan kalian dengan lima hal yang Allah
perintahkan kepadaku yaitu; al jama’ah, mendengar, ta’at, hijrah dan berjihad di
jalan Allah Ta’ala.”7
Rasulullah dalam hadits mutawatir juga menerangkan keberadaan thaifah
manshurah yang senantiasa berjihad di atas kebenaran dan meraih kemenangan,
sampai akhirnya mereka membunuh Dajjal.
Tentang hadits-hadits thaifah manshurah, Syaikh Abu Bashir Abdul Mun’im
Musthafa Halimah mengatakan,” Bukti (wajibnya berjihad dengan tandzim) adalah
bahwa tho’ifah mansuroh ini atau ishobah muslimah (sekelompok umat Islam) ini
yang berada di atas kebenaran dan meraih kemenangan, sebagaimana disifati
Rasulullah, berperang di jalan Allah Ta’ala, ia ada di zaman kita ini -zaman tiadanya
khilafah Islam dan sultan muslim yang menyatukan kalimat umat Islam- dan ada di
setiap zaman sampai hari kiamat nanti. Ini sebagaimana disebutkan dalam hadits ال
5 - Jami-u bayanil Ilmi wa Fadhlihi 1/63, juga Ad Darimi dengan sanad lemah.6 - HR. Tirmidzi, dishahihkan syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Tirmidzi no. 1758.7 - HR, Ahmad, Tirmidzi, Nasa-I, Ibnu Hibban, Al Hakim dan Bukari dalam at tarikh. Dishahihkan
syaikh Al Albani dalam Shahih jami’ Shaghir no. 1721, Shahih Targhib wa Tarhib no. 5530 dan Takhriju Misykatul Mashabih no. 3694 dari Ath Thayalisi dan Ibnu Khuzaimah.
yang menunjukan keberadaan mereka, keberlangsungannya (senantiasa ada) تزال
(hinggga akhir zaman) dan tidak terputusnya mereka.
Dengan demikian, apakah masuk akal bahwa mereka thoifah mansuroh tersebut
–yang diantara sifatnya yang terkenal adalah berperang di jalan Allah - melaksanakan
kewajiban perang dan jihad dengan sendiri-sendiri secara serampangan tanpa
terorganisir ? Ataukah mereka berperang dengan kelompok yang terorganisir dan
selalu mencari sebab datangnya kemenangan ???8
Kemudian, hendaknya mereka melihat kepada sejarah Rosulullah saw dan para
sahabatnya, ketika mereka belum memiliki daulah Islam. Apakah mereka bergerak
dalam dakwah sendiri-sendiri tanpa adanya tandzim dan ketaatan pada Rosulullah
saw, ataukah mereka bergerak dengan tandzim yang rapi dan ketaatan atas Nabi
saw ???
Syaikh Muhammad bin Abdul Lathif, Sa’ad bin Hamd bin ‘Atiq, Sholih bin
Abdul Aziz dan Muhammad bin Ibrahim bin Abdu Lathif (para ulama dakwah Nejd,
murid-murid syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab) mengatakan ;
“ Sudah jelas termasuk adh dharurah (prinsip dasar) dalam Islam bahwasanya
tidak ada dien tanpa jama’ah, tidak ada jama’ah tanpa imamah (kepemimpinan
/khalifah / imam) dan tidak ada imamah tanpa mendengar dan taat. Ketiga hal ini
saling berkaitan. Satu hal tidak akan sempurna dan tidak akan lurus bila yang lain
tidak ada. Dengannyalah tegaknya dien dan Islam, dengannya dunia dan akhirat
hamba akan baik. Jika terjadi kerusakan atau peremehan dalam ketiga hal ini atau
dalam sebagiannya, akan terjadi kerusakan dan kejahatan sesuai dengan kadar
peremehan (kerusakan dalam ketiga atau sebagian hal ini), dan hal itu merupakan
suatu hal yang sudah pasti. Demikianlah, sampai akhirnya kerusakan semakin
membesar dan kejahatan terus bertambah, sistem menjadi rusak dan dien tertinggal.”9
Maka alangkah benarnya sabda Rasulullah :
“ Sesungguhnya imam itu adalah perisai, berperang dari belakangnya, dan
tempat berlindung. Jika ia memerintahkan untuk bertaqwa dan berlaku adi,; maka ia
akan mendapatkan pahalanya, dan bila tidak demikian, maka baginya dosanya.”10
8 - Hukmul Islam Fi Dimuqrathiyah wa Ta’adudiyah Hizbiyah hal. 179, Markazu Ad Dauli Li Dirasat Islamiyah, London, cet 2 ; 1420 H / 2000 M.
9 - Ad Duraru As Suniyah fi Ajwibah An Najdiyah 9/197, dinukil dari Hukmul Islam fi Dimuqrathiyah wa Ta’adudiyah Hizbiyah hal. 182.
10 - HR. Bukhari, Muslim, Nasa-I dari Abu Hurairah, Shahih Jami’ Shaghir no. 2322.
Dari Mu’adz bin Jabal bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam
bersabda,” Perang itu ada dua : (a)- Orang yang berperang demi mencari wajah
Allah Ta’ala, ia mentaati imam, menginfakkan hartanya yang baik, memudahkan
saudara seperjuangan dan menjauhi kerusakan ; maka tidurnya dan jaganya bernilai
pahala semua. (b) Adapun orang yang berperang demi berbangga diri, riya’, sum’ah,
tidak taat kepada imam dan berbuat kerusakan di muka bumi, maka ia tidak kembali
dengan (pahala) yang cukup.”11
Syaikh Abdullah Azzam mengatakan ;
Islam adalah dien yang realitas dan sungguh-sungguh, ia menghadapi realita
yang ada dengan norma-norma dan nilai-nilai, juga menghadapi realita yang ada
dengan sarana yang seimbang. Jihad adalah ibadah jama’iyah, tidak akan terlaksana
kecuali dengan adanya jama’ah yang berhadapan dengan masyarakat jahiliyah atau
masyarakat kafir. Oleh karena itu jihad tidak diwajibkan di Makkah karena lemahnya
umat Islam, sedikitnya jumlah mereka, dan ketidak mampuan mereka untuk
menghadapi jahiliyah yang mengandalkan (berdiri tegak di atas) kekuatan dan jumlah.
Selama jihad itu merupakan ibadah jama’iyah, maka yang memegang urusan
jihad adalah amir jama’ah muslimah dan dialah yang mengumandangkan jihad.”12
11 1 – HR. Ahmad, Abu Daud, Nasai, Al Hakim, Al Baihaqi. Dishahihkan syaikh Al Albani dalam Shahih Jami’ Shagir no. 4174, Silsilah Ahadits Shahihah no. 199, Takhriju Misykatul Mashabih no. 3846.
12 - I’laanul Jihad hal. 8.