Upload
hardianto-suman
View
59
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
rekayasa sungai
Citation preview
ALIRAN SUNGAI
Sejak jaman dahulu, sungai sudah menjadi suatu komponen alam yang
sangat berperan dalam membentuk corak kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan
airnya, lembahnya yang subur serta berbagai potensi sungai lainnya menarik
manusia untuk bermukim disekitarnya. Sehingga pemanfaatan sungai dengan
konsekuensi manusia akan melakukan rekayasa terhadapnya dilakukan untuk
mengambil manfaatnya.
Dalam melakukan tindakan rekayasa terhadap sebuah sungai agar kita dapat
mengambil manfaat darinya, kita harus mengetahui sifat-sifat alaminya dan
menyesuaikan tindakan-tindakan kita secara bersahabat terhadap sifat-sifat
tersebut agar keseimbangan alam tidak terganggu.
Potensi-potensi dan kegunaan yang dapat diambil dari sebuah sungai :
1. Air
Air adalah kebutuhan dari seluruh makhluk untuk kelangsungan hidup,
pemenuhan air bersih/minum, sebagai penunjang produksi pangan,
pembasahan lahan irigasi, perikanan, dll
2. Aliran
Bersama dengan air akan menghasilkan energy , pembersih pencemaran, dan
fasilitas rekreasi
3. Alur
Sebagai jalur transportasi, (navigasi) dan unsur pertahanan dan keamanan (di
masa lalu)
4. Sedimen
Sebagai bahan bangunan, dapat membentuk dan menyuburkan lahan
5. Lembah, delta
Dapat dikembangkan sebagai areal pemukiman, pertanian dan industry
A. SIKLUS HIDROLOGI
16
Air hujan yang jatuh ke bumi, sebagian menguap kembali menjadi air di udara,
sebagian masuk ke dalam tanah, sebagian lagi mengalir di permukaan. Aliran air di
permukaan ini kemudian akan berkumpul mengalir ke tempat yang lebih rendah dan
membentuk sungai yang kemudian mengalir ke laut.
Sungai merupakan suatu saluran terbuka atau saluran drainase (paradigma lama)
yang terbentuk secara alami yang mempunyai fungsi sebagai saluran. Sungai adalah
suatu sistem yang sifatnya komplek (complex) tetapi tidak tak beraturan (complicated).
Gambar 1. Sungai sebagai suatu komponen Siklus Hidrologi
Sungai adalah torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan
penyalur alamiah air dan material sedimen dari suatu DAS ke tempat yang lebih rendah
dan akhirnya ke laut. Sedangkan DAS (Daerah Aliran Sungai) adalah sebuah kawasan
yang dibatasi oleh pemisah topografis yang menampung, menyimpan, dan mengalirkan
air ke anak sungai dan sungai utama yang bermuara ke danau atau laut (Kepmen
Pedoman Manajemen Banjir, 2003).
17
B. BENTUK SUNGAI
Gambar 2. Tampang melintang sungai
Tampang lintang antara lain terdiri dari :
a. Dasar sungai yang dalam dan yang dangkal yang bila airnya surut akan terisi oleh
gugus-gugus endapan
b. Tanggul-tanggul alam pada kedua sisinya
c. Bantaran banjir atau flood plain penampung luapan banjir yang akan tergenang pada
saat sungai meluap.
Dimensi dari masing-masing bagian tampang lintang dapat berbeda dari satu lokasi
ke lokasi lain disepanjang alur sungai. Setiap sungai masing-masing mempunyai
karakteristik tersendiri tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya, terutama
formasi geologi dari daerah aliran sungainya, serta iklim setempat. Bahkan pada sebuah
sungai terdapat pebedaan pada bagian tepi kiri dan kanan maupun segemen-segmen
sepanjang aliran sungai dari hulu sampai ke hilir.
a. Hulu sungai berarus deras dan turbulent atau torrential river yang dapat berupa
sungai jeram atau rapids rivers, , atau sungai jalin atau braided river.
b. Sungai alluvial
c. Sungai pasang surut atau tidal river
18
d. Muara sungai atau estuari
e. Mulut sungai atau tidal inlet yaitu bagian laut yang langsung berhubungan dengan
muara di mana terjadi interaksi antara gelombang laut aliran air yang keluar masuk
muara
f. Delta sungai yang berupa dataran yang terbentuk oleh sedimentasi di dalam muara dan
mulut sungai . Delta ini perlu ditinjau karena berpengaruh terhadap sifat-sifat sungai
dimana delta ini terbentuk di dalam muaranya.
Perbedaan antara sungai yang satu dengan sungai lainnya dapat disebabkan oleh :
a. Perubahan waktu, misalnya sebuah sungai akan lebih landai karena proses erosi dan
sedimentasi yang terus terjadi sepanjang waktu
b. Letak topografis dari sungai dan DASnya
c. Perbedaan akibat pengaruh luar, misalnya karena pengaruh iklim dan kondisi geologi
dari lembah dimana sungai itu mengalir.
C. KLASIFIKASI ALIRAN
Aliran di sungai atau saluran terbuka permukaan yang bebas disebut aliran
permukaan bebas (free surface flow) atau aliran saluran terbuka (open channel flow).
Permukaan bebas mempunyai tekanan sama dengan tekanan atmosfir. Jika pada aliran
tidak terdapat permukaan bebas, dan aliran dalam saluran penuh, maka aliran yang terjadi
tersebut disebut aliran dalam pipa (pipe flow) atau aliran terendam (pressurized flow).
Aliran dalam pipa tidak mempunyai tekanan atmosfir, tetapi tekanan hidraraulik.
Pada saluran terbuka (open channels) , misalnya sungai, variabel aliran sangat tidak
teratur baik terhadap ruang maupun waktu. Variabel tersebut adalah tampang lintang
saluran, kekasaran, kemiringan dasar, belokan, debit air dan sebagainya. Ketidakteraturan
tersebut mengakibatkan analisis aliran sangat sulit untuk diselesaikan secara analitis. Oleh
karena itu analisis aliran melalui saluran terbuka adalah lebih empiris dibanding dengan
aliran melalui pipa, sampai dengan saat ini metode empiris masih yang terbaik untuk
menyelesaikan masalah-masalah aliran..
Aliran permukaan bebas dapat diklasifikasikan menjadi berbagai tipe tergantung
kriteria yang digunakan. Berdasarkan perubahan kedalaman dan atau kecepatan
mengikuti fungsi waktu, maka aliran dibedakan sebagai aliran permanen (steady) dan
tidak permanen (unsteady), sedangkan berdasarkan fungsi ruang, maka aliran dibendakan
menjadi aliran seragam (uniform) dan tidak seragam (non-uniform).
19
Gambar 3. Klasifikasi Aliran
1. Aliran Permanen (Steady) dan Tidak Permanen (Unsteady)
Jika kecepatan aliran pada suatu titik tidak berubah terhadap waktu, maka alirannya
disebut aliran permanen atau tunak (steady flow), jika kecepatan pada suatu lokasi
tertentu berubah terhadap waktu, maka alirannya disebut aliran tidak permanen atau tidak
tunak (unsteady flow).
Dalam hal-hal tertentu dimungkinkan mentransformasikan aliran tidak permanen
menjadi aliran permanen dengan mengacu pada koordinat referensi yang bergerak.
Penyederhanaan ini menawarkan beberapa keuntungan, seperti kemudahan visualisasi,
kemudahan penulisan persamaan yang terkait dan sebagainya. Penyederhanaan ini hanya
mungkin jika bentuk gelombang tidak berubah dalam perambatannya. Misalnya bentuk
gelombang kejut (surge) tidak berubah ketika merambat pada saluran halus dan
konsekuensinya perambatan gelombang kejut yang tidak permanen dapat dikonversi
menjadi aliran permanen dengan koordinat referensi yang bergerak dengan kecepatan
absolut gelombang kejut. Hal ini ekivalen dengan pengamat bergerak disamping
gelombang kejut sehingga gelombang kejut terlihat stasioner atau tetapoleh pengamat;
jadi aliran dapat dianggap sebagai aliran permanen. Jika bentuk gelombang berubah
selama perambatannya, maka tidak mungkin mentranformasikan gerakan gelombang
tersebut menjadi aliran permanen. Misalnya gelombang banjir yang merambat pada
sungai alamiah tidak dapat ditransformasikan menjadi aliran permanen karena bentuk
gelombang termodifikasi dalam perjalanan sepanjang sungai.
2. Aliran Seragam (Uniform) dan Tak Seragam/ Berubah (Non Uniform)
20
Fungsi waktu
Fungsi ruang
ALIRAN (Flow)
Aliran tak Permanen (Unsteady)
Berubah(Varied)
Aliran Permanen (Steady )
Berubah lambat laun
(Gradually)
Seragam (Uniform)
Seragam (Uniform)
Berubah (Varied)
Berubah tiba-tiba(Rapidly)
Berubah tiba-tiba
(Rapidly)
Berubah lambat laun
(Gradually)
Jika kecepatan aliran pada suatu waktu tertentu tidak berubah sepanjang saluran,
maka alirannya disebut aliran seragam (uniform flow). Namun, jika kecepatan aliran pada
saat tertentu berubah terhadap jarak, maka alirannya disebut aliran tidak seragam atau
aliran berubah (nonuniform flow or varied flow).
Berdasarkan laju perubahan kecepatan terhadap jarak, maka aliran dapat
diklasifikasikan menjadi aliran berubah lambat laun (gradually varied flow) atau aliran
berubah tiba-tiba (rapidly varied flow).
3. Distribusi Kecepatan
Kecepatan aliran dalam saluran biasanya sangat bervariasi dari satu titik ke titik
lainnya. Hal ini disebabkan adanya tegangan geser di dasar dan dinding saluran dan
keberadaan permukaan bebas. Gambar 2.2 memperlihatkan tipikal distribusi kecepatan
pada beberapa tipe potongan melintang saluran.
Gambar 2.2 Distribusi Kecepatan
Kecepatan aliran mempunyai tiga komponen arah menurut koordinat kartesius.
Namun, komponen arah vertikal dan lateral biasanya kecil dan dapat diabaikan. Sehingga,
hanya kecepatan aliran yang searah dengan arah aliran yang diperhitungkan. Komponen
kecepatan ini bervariasi terhadap kedalaman dari permukaan air. Tipikal variasi
kecepatan terhadap kedalaman air diperlihatkan dalam gambar 2.2
HIDROGRAF
Perjalanan air di dalam DAS dapat diasumsikan sebagai limpasan total (total
runoff), yang terdiri dari limpasan langsung (direct runoff) dan aliran dasar (base flow).
Limpasan langsung sendiri terdiri dari aliran permukaan (surface runoff) dan aliran
bawah permukaan yang mengalir langsung (prompt sub surface flow) serta hujan yang
jatuh langsung di permukaan sungai (channel precipitation). Sedangkan aliran dasar
21
Waktu puncak
Debit, m3/dt
Waktu, jam
Puncak
Kurva naik Kurva turun
Aliran langsung(direct runoff, DRO)
Aliran dasar (base flow,)BF)
Waktu turun
Waktu dasar
terdiri dari aliran bumi (ground water flow) yang masuk melalui perkolasi dan aliran
bawah tanah permukaan terkemudian (delayed sub surface flow) yang tidak masuk ke
saluran, tetapi bergabung dengan air perkolasi dan memperbesar aliran dasar. Aliran dasar
dan limpasan langsung akhirnya bersatu menjadi satu menuju ke sungai (Chow, 1988).
Hidrograf adalah suatu grafik / kurva yang memberikan hubungan antara parameter
aliran dan waktu . Parameter tersebut bisa berupa kedalaman aliran (elevasi) atau debit
aliran; sehingga terdapat dua macam hidrograf yaitu hidrograf muka air dan hidrograf
debit. Hidrograf muka air dapat ditransformasikan menjadi hidrograf debit dengan
menggunakan rating curve.
Untuk selanjutnya yang dimaksud dengan hidrograf adalah hidrograf debit, kecuali
apabila dinyatakan lain.
Komponen-Komponen Hidrograf
Komponen-komponen yang merupakan sumber-sumber penyebab pengaliran di
dalam sungai terdiri dari : (1) aliran permukaan (surface runoff); (2) aliran bawah tanah
(sub surface flow); (3) aliran air tanah (groundwater flow), (4) air yang berasal langsung
dari hujan (channel precipitation).
Bentuk grafis hidrograf dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.3 Komponen hidrograf aliran permukaan di sungai
Waktu nol (zero time) menunjukkan awal hidrograf. Puncak hidrograf adalah
bagian dari hidrograf yang menggambarkan debit maksimum. Waktu mencapai puncak
(time to peak) adalah waktu yang diukur dari waktu nol sampai terjadinya debit puncak.
Sisi naik (rising limb) adalah bagian dari hidrograf antara waktu nol dan waktu mencapai
puncak. Sisi turun (recession limb) adalah bagian dari hidrograf yang menurun antara
waktu capai puncak dan waktu dasar. Waktu dasar (time base) adalah waktu yang diukur
dari waktu nol sampai waktu dimana sisi turun berakhir. Akhir dari sisi turun ini
22
ditentukan dengan perkiraan. Sisi resesi mempunyai bentuk logaritma natural (ln).
Volume hidrograf diperoleh dengan mengintegralkan debit aliran dari waktu nol sampai
waktu dasar. Pada kurva naik dan kurva turun terdapat titik balik dimana kurva hidrograf
berubah arah.
Bentuk hidrograf tersebut mempunyai waktu turun lebih lama dari waktu naik
disebabkan oleh tanggapan yang berbeda dari aliran permukaan , aliran antara dan aliran
air tanah. Aliran permukaan memberikan kenaikan hidrograf dengan cepat dan besar,
sementara dua aliran yang lain naik dengan berangsur-angsur dan dengan waktu yang
lebih lama. Superposisi dari ketiganya menghasilkan hidrograf debit dengan sisi resesi
yang lebih panjang.
23