16

Click here to load reader

SUMBER DAYA AQUATIC DAN PENYERAPAN TENAGA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/...Tenaga-Kerja.pdf · pembangkit listrik tenaga air (PLTA) utnuk memenuhi kebutuhan listrik

  • Upload
    tranthu

  • View
    212

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SUMBER DAYA AQUATIC DAN PENYERAPAN TENAGA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/...Tenaga-Kerja.pdf · pembangkit listrik tenaga air (PLTA) utnuk memenuhi kebutuhan listrik

Sumber Daya Aquatic & Penyerapan Tenaga Kerja (Studi Kasus pada Perikanan “KJA” di Perairan Waduk Cirata Jawa Barat)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2012 46

SUMBER DAYA AQUATIC DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA

(Studi Kasus Pada Perikanan “KJA” di Perairan Waduk Cirata Jawa Barat)

Oleh :

Opan S.Suwartapradja*)

Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Peneliti PPSDAL dan PPK-

SDM-LPPM Universitas Padjadjaran Bandung

Abstrak

Pembangunan merubah lingkungan dan menimbulkan dampak positif maupunnegative baik sebelum maupun setelah pembangunan itu terwujudkan..Dampak yangterjadi sebelum terwujudkan adalah dampak proyek terhadap lingkungan dan setelahterwujudkan dampak lingkungan terhadap proyek. Pembangunan PLTA Cirata telahmerubah sumber daya lahan (terrestrial) menjadi sumber daya air (aquatic) yaituterbangunnya waduk untuk kepentingan PLTA.Penelitian ini dilakukan pada wadukPLTA Cirata yang telah terbangun yaitu mengkaji dampak sumber daya air wadukterhadap aspek kependudukan. Tujuannya adalah mengkaji dampak lingkunganperairan wadukterhadap penyerapan tenaga kerja pada budi daya perikanan KJA diWaduk Cirata. Metode yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dankuantitatif.Data kualitatif dihimpunlangsung dari lapangan melalui pengamatan danwawancara. Wawancara dilakukan terhadap key informan dan informan sertastakeholder dengan cara dept interview dan focus group discussion (FGD).Wawancara dilakukan secara bertahap, yaitu diawali dari dept interview terhadap keyinforman dan informan dan kemudian diakhiri dengan FGD terhadap petani, ketuakelompok, aparat desa .dan Dinas/Instansi terkait.Temuan lapangan menunjukkan bahwa sumber penghidupan penduduk telah berubahyang semula menjadi petani lahan basah yanag bertumpu pada sumber daya lahanpertanian (terrestrial) menjadi petani perikanan pada sumber daya air waduk (aquatic)melalui system KJA.Penyerapan tenaga kerja pada luasan yang sama antarasumberdaya lahan dan sumber daya air menunjukkan perbedaan yang signifikan.Serapan tenaga kerja pada budi daya perikanan perairan waduk dengan sistem KJAsebanyak 297 hok tiap ha lebih banyak dibandingkan dengan serapan tanaga kerjapada pertanian lahan basah sebelum waduk Cirata terwujudkan yaitu sebanyak 201hok tiap ha.

Kata Kunci :Perairan waduk, perikanan KJA, Penyerapan tenaga kerja

Page 2: SUMBER DAYA AQUATIC DAN PENYERAPAN TENAGA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/...Tenaga-Kerja.pdf · pembangkit listrik tenaga air (PLTA) utnuk memenuhi kebutuhan listrik

Sumber Daya Aquatic & Penyerapan Tenaga Kerja (Studi Kasus pada Perikanan “KJA” di Perairan Waduk Cirata Jawa Barat)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2012 47

I. PENDAHULUANPertumbuhan ekonomi erat

terkait dengan penyerapantenaga kerja.Pada tahun 2013dengan pertumbuhan ekonomi5,92% tingkat pengangguran5,92% atau 7,17 juta orang daritotal angkatan kerja sebanyak212,2 juta orang. Pada tahun2014 dengan sasaranpertumbuhan ekonomi 6,8% -7,2% diharapkan tingkatpengangguran menurunmenjadi 5,6% hingga 5,8%(Bappenas, 2013).. Datatersebut menunjukkan bahwasemakin tinggi pertumbuhanekonomi penyerapan tenagakerja semakin tinggi dan atautingkat pengangguran semakinturun. Sebaliknya,pertumbuhan ekonomi yangrendah tingkat penyerapantenaga kerja juga rendah danatau tingkat pengangguranmeningkat. Tingginya tingkatpengangguran menjadi suatuproblematik bagi setiap negaraterutama bagi negara-negaraberkembang karena tidak hanyaterkait dengan upayapengentasan kemiskinan danatau meningkatkankesejahteraan masyarakat, akantetapi juga menambah jumlahpenduduk miskin danmemperpanjang kemiskinanyang pada gilirannya rentanterhadap terjadinya gangguanketertiban dan keamananmasyarakat (kamtibmas) danmasalah sosial lainnya (Effendi,1993).

*). Penulis pengajar di JurusanAntropologi Fisip-Unpad,Peneliti di PPSDAL dan PPK-LPPM Unpad

Tingkat pengangguran jugaidentik dengan tingkatkemiskinan dan oleh karena itudilakukan upaya-upayamenumbuhkembangkanlapangan kerja danpemberdayaan masyarakat.Pemberdayaan masyarakatdilakukan melalui program-program pengentasankemiskinan sejak lebih dari 40tahun yang lalu yaitu dimulaidari sejakpemerintah orde baru hinggaera reformasi sekarang ini.Begitupula dalampembangunan yang digagaspemerintah, baik disektorindustri, pertanian maupunsektor perikanan. Disektorperikanan pemerintah tidakhanya mengembangkan sumberdaya kelautanakan tetapi jugamemanfaatkan sumber dayaalam perairan buatan(PPSDAL, 1988).

Pembangunan pembangkitlistrik tenaga air(PLTA)dimaksudkan untuk pemenuhankebutuhan listrik.Untukmenjadi sebuah PLTA padapembangunan inimembutuhkan area lahan yangtidak sedikit.Seperti PLTASaguling seluas 5.600 ha dansejumlah penduduk yaitusekitar 28.000 jiwa .haruspindah. Mereka ini kehilanganlapangan usaha dan lapanganpekerjaan bila tidak dilakukanupaya-upayapenangannya.PLTA yangterwujudkan yangmenggenangi area lahan padaluasan tertentu disebutbendungan atau waduk.Fungsiwaduk pada awalnya yangutama adalah untuk pengadaanlistrik dan kemudian untukpariwisata dan pemenuhan

Page 3: SUMBER DAYA AQUATIC DAN PENYERAPAN TENAGA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/...Tenaga-Kerja.pdf · pembangkit listrik tenaga air (PLTA) utnuk memenuhi kebutuhan listrik

Sumber Daya Aquatic & Penyerapan Tenaga Kerja (Studi Kasus pada Perikanan “KJA” di Perairan Waduk Cirata Jawa Barat)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2012 48

kebutuhan airminum.Kemudian fungsiwaduk ini bertambah seiringdengan berubahnya sumberdaya lahan (terrestrial) menjadisumber daya air (aquatic) yangdapat dikembangkan dalambudi daya ikan kolam jarringapung (KJA). Sumber dayaalam ini merupakan jaminansocial bagi penduduk yangterkena pembangunan(Beckman, dkk, 2001).

Budi daya ikan KJA iniberkembang diawali darikonsep pemukiman kembali(resettlement)terhadappenduduk yang terkena proyekyang digagas Soemarwoto(1983) yaitu sebagaimatapencaharian pengganti.Konsep ini diaplikasikandiawali dari waduk-wadukyang berada di Jawa Barat,seperti di Waduk Saguling dandi Waduk Cirata. Sebelumproyek terwujudkan yangmenjadi kajian adalah dampakproyek terhadap lingkungandan setelah proyek terwujudkanyang dikaji adalah dampaklingkungan terhadap proyek(Soemarwoto, 1988; Suratmo,1992).

Fahim (1981), Hansen danAnthony Oliver-Smith(1982), Goldsmith danNicholas Hildyard (1993)menyatakan bahwa pendudukyang terkena proyekpembangunan sebagian besarberpindah ke daerah atas atausekitar proyek (bendungan).Mereka memanfaatkan sumberdaya alam yang ada denganbercocok tanam, sehingga padalahan yang sempit denganpendapatan yangrendah.Rendahnya pendapatanini tingkat pendidikan

merekapun rendah, sehinggakesadaran terhadaplingkunganpunrendah.Eksploitasi lahan yangdilakukan secara intensif inimenimbulkan erosi yang tinggidan masuk ke area bendunganatau waduk.Erosi yang terusmeningkat setiap tahun inimenimbulkan pendangkalanyang pada gilirannyaberpengaruh terhadap umurbendungan atau waduk itusendiri.Munculnya kasusKedung Ombo (Stanley, 1994)karena ketidakpuasan pendudukterhadap kebijakan yangditerapkan.Pada kasus sepertiiniCernea (1988) menyebutnyapembangunan tersebut “tidakmengutamakanmanusia”.Pengalaman tersebutnampaknya menjadi acuan bagiBank Dunia sebagaipenyandang dana yangmensyaratkan terhadap setiapNegara debitur agarmemperhatikan penduduk yangterkena proyek pembangunantersebut, sehinggapembangunan tersebutmanusiawi dan ataupembangunan itu dapatdikatakan mengutamakanmanusia (Cernea, 1988).

Konsep tentang pemukimankembali atau resettlement mulaimenghangat pada awal tahun1980, terkait denganpemindahan penduduk yangterkena proyekpembangunan.Konsep inimuncul karena penduduk yangterkena proyek pembangunankondisi ekonominya tidak lebihbaik dari semula bahkanmengalami penurunan.Kasusini terjadi pada setiap proyekpembangunan yangdilaksanakan disetiap

Page 4: SUMBER DAYA AQUATIC DAN PENYERAPAN TENAGA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/...Tenaga-Kerja.pdf · pembangkit listrik tenaga air (PLTA) utnuk memenuhi kebutuhan listrik

Sumber Daya Aquatic & Penyerapan Tenaga Kerja (Studi Kasus pada Perikanan “KJA” di Perairan Waduk Cirata Jawa Barat)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2012 49

Negara.Seperti bendunganVolta di Ghana, Kaindji diNigeria, Keban di Turki,Ubolratana di Thailand dan PaMong di Vietnam (Goldmithdan Nicholas Hildyard, 1993;Stanley, 1994)). Berkurangnyalahan pertanian akibat daripembangunan ini menimbulkantekanan penduduk terhadaplahan yang pada gilirannyamenyebabkan kerusakanlingkungan hidup(Soemarwoto, 1983; 1988).Pemukiman kembali atauresettlement yangdikonsepsikan oleh Bank Dunia(1980) yaitu pemindahanpenduduk yang terkena proyekpembangunan yang pindah kesuatu tempat tertentu keadaanekonominya di tempat yangbaru harus meningkat dan ataurelative sama dengan keadaanekonomi semula pada saatberada didaerah asalnya(Soemarwoto, 1988). BankDunia pada waktu itu sempatmerekomendasikan terhadapsetiap proyekpembangunan.Peran BankDunia dalam hal ini terkaitdengan kepentingannya sebagaipenyandang dana danmengedepankan untuk tidakmengabaikan penangananaspek social dalam setiappembangunan terutamapembangunan bendungan untukpembangkit llistrik tenaga air(PLTA).

Pada proyek bendunganatau PLTA masalah sosialmenjadi isu pokok (main issue),karena pada pembangunan initidak sedikit penduduk yangterkena proyek dan tidak sedikitpula sumber daya lahan yangmenjadi tumpuan hidup merekaterkena proyek

pembangunan.Konsep yangditerapkan dalam pembangunantersebut dikaitkan dengan hakazasi manusia (ham) baik daripakar lingkungan atau pakarsocial dan juga dari BankDunia. Keterlibatan BankDunia dalam resettlement bagipenduduk yang terkena proyekpembangunan karena sebagaipenyandang dana denganharapan penduduk yang terkenapembangunan tidak menjadimiskin bahkan menjadi lebihkaya dan atau minimal keadaanekonominya relative samadengan keadaan semulasebelum ada proyek. Isi darisetiap konsep tentangresettelement ini arahnya samayaitu ditujukan bagi pendudukyang terkena proyekpembangunan yaitu untukkesejahteraan masyarakat.

Konsep tentang pemukimankembali yangdiaplikasikandisesuaikandengan kasus yang terjadi padasuatu proyek pembangunan.Pemukiman kembali atauresettlement adalahmemindahkan penduduk darisatu tempat ke tempat laindibarengi dengan penciptaanlapangan usaha (Bank Dunia,1980). Memindahkan pendudukdari satu ke tempat lain tanpadibarengi dengan penciptaanlapangan usaha tidakmemecahkan masalah akantetapi hanya memindahkanmasalah saja. Konseppemukiman kembali sebetulnyatidak hanya terkait denganpemindahan penduduk, akantetapi juga dapatdiartikanbahwa pemukimankembali atau resettlementadalah penciptaan lapanganusaha atau lapangan kerja bagi

Page 5: SUMBER DAYA AQUATIC DAN PENYERAPAN TENAGA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/...Tenaga-Kerja.pdf · pembangkit listrik tenaga air (PLTA) utnuk memenuhi kebutuhan listrik

Sumber Daya Aquatic & Penyerapan Tenaga Kerja (Studi Kasus pada Perikanan “KJA” di Perairan Waduk Cirata Jawa Barat)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2012 50

penduduk yang terkenapembangunan yang pindah ataubermukim disekitar proyekpembangunan (Soemarwoto,1983). Konsep tersebutmengandung pengertian bahwapenduduk yang terkenapembangunan tidak menjadimiskin akan tetapi menjadilebih baik atau paling tidaksama seperti semula (BankDunia, 1980; Soemarwoto,1983).

Artikel ini mengkajidampak perairan wadukterhadap aspek sosialkhususnya terkait denganketenagakerjaan, yaitu seberapabesar perikanan KJA di WadukCirata ini menyerap tenagakerja ?.dan atau apakah tenagakerja yang terserap di perairanwaduk ini setara denganpenyerapan tenaga kerjadisektor pertanian sebelumwaduk terwujudkan ?.

II. METODE PENELITIANTulisan ini diangkat dari

hasil penelitian yang dilakukandiwilayah perairan WadukCirata di Jawa Barat.Data yangdihimpun berupa data primerdan data skunder. Data primerdihimpun langsung darilapangan melalui pendekatankualitatif yang bersumberdarikey informan, informan danstakeholder (Spradley, 1988;Singarimbun dan SofianEffendi, 1989) . Penghimpunandata dilakukan melaluipengamatan, wawancaramendalam (dept interview) danfacus group discussion (FGD).Pengamatan langsungdilakukan ke lokasi KJAmenggunakan motor boat danwawancara langsung denganpetani di kolam KJA di

perairan Waduk Cirata.Penghimpunan data berikutnyamelalui FGD yang melibatkansemua komponen terkait, yaitukey informan, petani, aparatdesa dan unsur dinas/instansiterkait.Sedangkan datakuantitatif denganpertimbangan teknis lebihbanyak menggunakan dataskunder yang bersumber daridinas/intansi terkait.Datadimaksud adalah data hasilsensus yang dilakukan olehBPWC dan Dinas Perikanandari ketiga kabupaten diwilayah perairan Waduk Ciratatahun 2011.Data tersebut datayang paling update dan palinglengkap, sehingga dianggappaling akurat.

III.HASIL DAN PEMBAHASAN3.1. Perairan Waduk

CirataPembangunan WadukCirata diperuntukan bagipembangkit listrik tenagaair (PLTA) utnukmemenuhi kebutuhan listrikJawa dan Bali.Area lahanyang diperlukan sebelumwaduk terwujudkan 6.000ha yang terdiri dari lahansawah, tegalan, perkebunandan lahan permukiman. Iniberarti luas perairan waduksekitar 6.000 ha yangmulaiterwujudkan padatahun 1987. Kajian tentangWaduk Cirata baik yangterkait dengan aspek fisikmaupun dengan aspeksocial sejak tahun 1981yang dilakukan oleh PusatPenelitian Sumber DayaAlam dan LingkunganLembaga Penelitian danPengabdian Kepada

Page 6: SUMBER DAYA AQUATIC DAN PENYERAPAN TENAGA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/...Tenaga-Kerja.pdf · pembangkit listrik tenaga air (PLTA) utnuk memenuhi kebutuhan listrik

Sumber Daya Aquatic & Penyerapan Tenaga Kerja (Studi Kasus pada Perikanan “KJA” di Perairan Waduk Cirata Jawa Barat)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2012 51

Masyarakat UniversitasPadjadjaran (PPSDAL-LPPM-UNPAD). Konsepyang terkait denganpemanfaatan waduktersebut adalahmenciptakan lapangankerja/ peluang berusahadengan hilangnya sumberdaya lahan (terrestrial)yangberarti terdapat sekitar8.000 KK atau sekitar30.000 orang pendudukkehilangan sumberpencahariannya. Munculnyasumber daya air (aquatic)memunculkan suatupemikiran budi dayaperikanan waduk melaluiKJA sebagaimatapencaharian pengganti(Soemarwoto, 1983) yangmulai dikembang padatahun 1989.Secara administrativeperairan Waduk Cirataterbagi ke dalam 3 zonasiyaitu mengacu kepadawilayah administrativesebelum wadukterwujudkan. Zonasi 1adalah perairan wadukwilayah KabupatenBandung Barat, zonasi 2perairan waduk wilayahKabupaten Purwakarta danzonasi 3 perairan wadukwilayah Kabupaten Cianjur.Batas wilayah antar zonasitersebut tidak ada batasfisik yang jelas, batastersebut berdasarkanpengakuan dan ataukesepakatan petani.

3.2. Petani perikananKJA di Waduk Cirata

Seperti diutarakan sebelumnya,bahwa sumber daya perairanwaduk diperuntukan bagi

penduduk yang terkena proyekpembangunan tersebut sebelumwaduk terwujudkan. Konsep inipada awal perkembangannyaditerapkan secara konsistensekalipun pada perkembanganberikutnya terutama di erareformasi ini sedikitmelonggar, sehingga terdapatpetani dari luar daerah yangoleh petani disebut“investor”.Jumlah petani dariluar daerah ini yaitu dari Bogor,Bandung, Jakarta, dan dari luarPulau Jawa yaitu dari Aceh danNusa Tenggara Barat.sebanyaksekitar 16,3 % dari total petaniKJA yang ada.Tabel 1, menunjukkan bahwapetani ikan KJA di WadukCirata pada tahun 2011berjumlah 2.511 petani. Petanitersebut tersebar di 3 zonasidan yang paling banyak didaerah zonasi 1 dan kemudiandi zonasi 3 dan 2. Namun darijumlah petani tersebut padaperkembangannya mengalamipenurunan yang cukupsignifikan yaitu dari tahun 2003sampai dengan 2007 sebanyak27,2%dan dari tahun 2007 –2011 sebanyak 11,5%.Penurunan pada tahun 2003-2007 dipengaruhi olehmunculnya suatu jenis penyakittertentu yang oleh petanidisebut “virus” dengan tingkatkematian yang tinggi disetiapzonasi.Pada periode tahun2007-2011 sebagian petanimulai lagi tertarik untukmembudidayakannya tetapitidak semuanya. Hal ini terkaitdengan modal usaha yangdimilikinya dan kesempatantersebut menjadi peluang bagipemilik modal untukmenanamkan modalnya diWaduk Cirata.

Page 7: SUMBER DAYA AQUATIC DAN PENYERAPAN TENAGA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/...Tenaga-Kerja.pdf · pembangkit listrik tenaga air (PLTA) utnuk memenuhi kebutuhan listrik

Sumber Daya Aquatic & Penyerapan Tenaga Kerja (Studi Kasus pada Perikanan “KJA” di Perairan Waduk Cirata Jawa Barat)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2012 52

Hasil sensus yangdilakukan oleh BPWC (2011),jumlah kolam di wilayahperairan waduk Ciratasebanyak 53.031 petak KJA, iniberarti bahwa rata-ratapemilikan KJA di wilayahperairan waduk Ciratasebanyak 21 petak atau 3 unitsetiap petani. Seperti halnyadisarankan Soemarwoto (1983)bahwa sumber daya air wadukyang dapat dimanfaatkan ataudijadikan budidaya perikananwaduk hanya 1 % dari luaswaduk. Waduk Cirata yangluasnya 6000 ha berarti dapatdijadikan budi daya perikanan

sekitar 60 ha atau sekitar 3.000unit atau sekitar 12.000 petakKJA..Namun dalamkenyataannya jumlah tersebutsudah melebihi kapasitas yangseharusnya (over populations).Kepadatan KJA berpengaruhterhadap kualitas air, tingkatproduktivitas dan rentanterhadap munculnya jenispenyakit yang pada gilirannyarentan terhadap kematian ikan.

Penurunan jumlah petaniyang paling menonjol adalah dizonasi 1. Penurunan jumlahpetani di daerah ini sangatsignifikan yaitu dari 1.228petani tahun 2003

Tabel :1. Jumlah Petani KJA di Waduk Cirata

Wilayah Desa Jumah Petani

Th 2003 Th 2007 Th 2011ZONA 1 Margalaksana 596 497 582

Margaluyu 259 262 383Nanggeleng 82 51 87Nyenang 291 128 136Bojong Mekar 0 20 10

Jumlah 1.228 958 1.198ZONA 2 Citamiang 104 93 101

Sinar Galih 149 83 143Tegal datar 536 302 187Pasir Jambu 124 87 61

Jumlah 913 565 492ZONA 3 Bobojong 397 220 291

Mande 403 413 180Cikidang Bayangbang 261 250 95Kertajaya 127 174 110Gunung Sari 292 54 0Kamurang 278 204 145

Jumlah 1.758 1.315 821Total 3.899 2.838 2.511

Sumber : Diolah dari BPWC, 2011

menjadi 958 petani pada tahun2007 atau pada tahun 2003-2007 terjadi penurunansebanyak 21,98%. Petani ikanKJA kemudian bertambah lagi

menjadi 1.198 pada tahun2007-2011, tetapi jumlahnyamasih di bawah jumlah petanipada tahun 2003. Penurunanjumlah petani di zonasi 2 dan 3,

Page 8: SUMBER DAYA AQUATIC DAN PENYERAPAN TENAGA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/...Tenaga-Kerja.pdf · pembangkit listrik tenaga air (PLTA) utnuk memenuhi kebutuhan listrik

Sumber Daya Aquatic & Penyerapan Tenaga Kerja (Studi Kasus pada Perikanan “KJA” di Perairan Waduk Cirata Jawa Barat)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2012 53

menunjukan pola yang samadan diantara petani terdapatyang tidak aktif lagi atau gulingtikar karena pada saat kematiantidak mempunyai modal untukmelanjutkan usahanya. Olehkarena itu tidak sedikit petaniyang seperti ini menjual KJA-nya kepada petani yang lainyang biasanya lokasinya reltifberdekatan. Bagi KJA yangtidak laku di jual atau rusakdidiamkan begitu sajamengambang di perairan,bambu-bambu akan rusak danmembusuk. Bambu yang lamakelamaan akan lapuk ini akanmenjadi polusi bagi perairanwaduk Cirata, dapatmenurunkan kualitas air yangpada gilirannya berdampaknegative pada perikanan KJAdan berdampak negativekepada proyek atau PLTA itusendiri.

3.3. Budi daya ikan diperairan waduk CirataBudi daya ikan diperairan

waduk lajimnya disebutperikanan system jarringterapung (SJT) atau perikanankolam jarring apung (KJA).KJA yaitu suatu kolam yangdibangun dari jarring yangdiikatkan kepada bambu.Beberapa batang bambu talirata-rata 7 batang pada satu sisitertentu diikat satu denganlainnya agar tidak terlepas .Bambu batangan yang telahdiikat tersebut diletakan diatasdrum dandiikatkannya,sehingga batanganbambu tersebut terikat dengankuat dan berfungsi sebagaipijakan selama kegiatanberlangsung dan atau berfungsiuntuk jalan kaki bagi siapa sajayang berkepentingan. Kolam

ini mengambang diatas airkarena bertumpu kepada drum.Jumlah bambu yangdipergunakan untuk satu petaksekitar 32 batang dan drumsebanyak 14 buah setiappetaknya. KJA dibuatkan 2tahapatau 2 tingkat pada ukuranyang sama yaitu tahap 1 KJAyang berada paling atasdiperuntukan bagi ikan mas danKJA dibawahnya atau tahapdua diperuntukan bagi ikannila.

Jenis ikan yangdibudidayakan padakolamjarring apung (KJA) di perairanWaduk Cirata adalah ikan mas,bawal dan ikan nila yangutama atau yang menjadiprimadona adalahmembudidayakan ikan mas.Budi daya ikan diperairanwaduk, berbeda dengan budidaya ikan di kolam pekarangandan diperairan laut atau budidaya ikan tambak.Di kolampekarangan kepadatan ikantidak teratur, ikan tidak diberimakan secara teratur, ukuranbibit tidak teratur dan waktupanen tidak terjadwal.Sebaliknya budidaya ikan diperairan waduk relative teraturbaik mengenaikepdatannya ataujumlah bibit yang ditanam,jumlah pakan yang diberikan,waktu pemberian pakan yangterjadwal dan pemanenan padahari atau tanggal yangditentukan. Ikan mas yangdibudidayakan berkisar 50 kgsampai dengan 100 kg tiappetaknya yang berukuran 7 x 7m2. Ikan mas yangdibudidayakan tiapkolamsebanyak 100 kg atausekitar 1.200 ekor dengan hargaRp. 27.000,- tiap kg. Darijumlah ikan tersebut

Page 9: SUMBER DAYA AQUATIC DAN PENYERAPAN TENAGA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/...Tenaga-Kerja.pdf · pembangkit listrik tenaga air (PLTA) utnuk memenuhi kebutuhan listrik

Sumber Daya Aquatic & Penyerapan Tenaga Kerja (Studi Kasus pada Perikanan “KJA” di Perairan Waduk Cirata Jawa Barat)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2012 54

memerlukan pakan buatansebanyak 1.500 kg selamabudidaya atau selama 100 haridengan harga pakan Rp.7.500,- tiap kg. Untuk ukuran 1petak atau 1 unit diperlukan 1orang tenaga kerja dengan upahRp. 700.000,- tiapbulan.Selama 3 bulan ikantersebut menjadi 1.600 kgdengan harga jual ikan Rp.13.500,- tiap kg nya.

Keuntungan yang diperolehdari budi daya ikan maspadatahun 2013 ini tidak menentuyaitu kadang merugi dankadang beruntung. Pada saatkurang beruntung kerugianyang dialami petani sekitar Rp.3.600.000,- satu kali musimtanam selama 3 bulan.Sebaliknya pada saat beruntungpetani mendapatkankeuntungan Rp. 3.600.000,-tiap 3 bulan. Bagi petani yangkurang beruntung inikerugiannya adapat tertutupioleh ikan nila.

Ikan nila di budidayakanpadaKJA tingkat/tahap keduayaitu pada KJA di bawah KJAikan mas dengan ukuran yangsama.Perlakuan terhadap ikannila ini berbeda dengan ikanmas, yaitu tidak diberi pakantetapi panennya bersamaandengan panen ikan mas. Ikannila memakan makanan dari

sisa pakan mas yang tidaktermakan dan jatuh ke KJA dibawahnya yang dihuni ikan nilatersebut. Jadi pada budi dayaikan nila tidak perlumengeluarkan biaya untukpakan. Budi daya ikan niladalam 1 petak 2 kali lebihbanyak dari jumlah ikan masyang dibudidayakan, yaitu bilabudi daya ikan mas 50 kgmakabudi daya ikan nila 100 kgatau bila ikan mas yangdibudidayakan 100 kg makaikan nila sebanyak 200 kg tiappetaknya. Produksi ikan nilabagi petani yang sedang tidakberuntung dapat menutupikerugiannya itu, tetapi kalausedang beruntung mendapatkankeuntungan 2 kali lipat darihasilbudidaya kedua jenis ikantersebut.

Budi daya ikan bawalpolanya sama dengan budi dayaikan mas, hanya saja di bawahKJA ikan bawalini hanya 1tingkat atau 1 tahap sehinggatidak dapat membudi dayakanikan nila. Pertimbangnnya,perilaku ikan bawal ini lebihagresif dari ikan mas, sehinggatidak banyak pakan yang jatuhtidak termakan oleh ikan masatau pakan yang diberikanrelative termakan semuanyaoleh ikan bawal ini.

Page 10: SUMBER DAYA AQUATIC DAN PENYERAPAN TENAGA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/...Tenaga-Kerja.pdf · pembangkit listrik tenaga air (PLTA) utnuk memenuhi kebutuhan listrik

Sumber Daya Aquatic & Penyerapan Tenaga Kerja (Studi Kasus pada Perikanan “KJA” di Perairan Waduk Cirata Jawa Barat)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2012 55

Tabel :2. Produksi ikan KJA di Waduk Cirata wilayah zonasi 1 KabupatenBandung Barat 2008-2011

Wilayah Tahun Jenis ikan (Ton)

MasNILA BAWAL PATIN GURAME

Wilayah Kabupaten

Bandung Barat

(Zonasi 1)

2008 17890,3 6688,45 795,25 550,35 284,392009 20289,19 7976,38 1426,3 327,05 166,552010 22507,06 9813,08 1630,9 373,96 190,44

2011 27052,19 12401,74 1990,87 422,69 192,5Wilayah Kabupaten

Purwakarta(Zonasi2)

- - - - - -

- - - - - -Wilayah Kabupaten

Cianjur(Zonasi 3)

2010 21373 8735 8818 194,62 39120,62

2011 23451 9683 10377 210,53 43721,53Total

Sumber :Diolah dari BPWC, Tahun 2011 dan UPTD Balai Pengelolaan PerikananPerairan Umum Waduk Cirata Wilayah Kab. Cianjur, 2011

Produksi ikan mas diwilayah perairan waduk Ciratapada tahun 2011 sekitar 44.824ton, terutama tersebar di daerahzonasi 1 yaitu sekitar 80 %.Perkembangan ikan mas didaerah zonasi ini terkait denganletaknya yang lebih strategisdibandingkan dengan di zonasi3 dan di zonasi 2. Produksi ikanmas dari tahun ke tahunmenunjukkan peningkatan,seperti yang terjadi di zonasi 1Kabupaten Bandung Barat dandi zonasi 3 Kabupaten Cianjur.Di Zonasi 1, peningkatan ikanmencapai 27.052,19 ton.Selain ikan mas ikan jenis lainyang menonjol danmenunjukkan peningkatan yangpesat di budidayakan olehpetani melalui perikanan KJAdi perairan waduk Cirata iniadalah ikan bawal (Tabel 2).

Tabel 3 menunjukkanperkembangan tingkat produksibudi daya ikan melalui KJA diWaduk Cirata.Perkembangantingkat produksi yang palingpesat adalah pada tahun 2011

dan tahun 2009. Produksi ikanyang cukup pesat pada tahuntersebut ikan mas yang menjadiprimadona pertumbuhannyarelative lambat tidak sepertinila dan bawal. Kenaikantingkat produksi pada tahun –tahun tersebut terkait denganharga ikan yang cukup baik danharga pakan belum meningkatdengan tajam, sehingga petanimendapatkan penghasilan yangcukup baik dibandingkan padatahun-tahun lainnya.Selain itu,tingkat produksi yang tinggimemicu kenaikan harga pakanyang pada tahun 2011-2012hanya Rp. 6.000 tiap kg padasaat sekarang mencapai Rp.7.500 tiap kg. Pada saat itu ikantumbuh dengan baik dantingkat kematian yang rendah.Dari perkembangan tersebutpihak-pihak non-petaniberanggapan bahwa budi dayaikan mas system KJA cukupmenguntungkan, sehinggamenarik minat investor dariluar daerah. Investor dari luardaerah menanamkan modalnya

Page 11: SUMBER DAYA AQUATIC DAN PENYERAPAN TENAGA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/...Tenaga-Kerja.pdf · pembangkit listrik tenaga air (PLTA) utnuk memenuhi kebutuhan listrik

Sumber Daya Aquatic & Penyerapan Tenaga Kerja (Studi Kasus pada Perikanan “KJA” di Perairan Waduk Cirata Jawa Barat)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2012 56

pada perikanan jarringterapung dilakukan langsungdan tidak langsung. Langsungdimaksudkan invenstor itusendiri melakukan budidaya

perikanan KJA yang dikelolasendiri dan tidak langsung yaituusaha perikanan KJA dikelokaoleh penduduk setempat.

Tabel :3. Prosentase kenaikan produksi ikan di zonasi 1 Kabupaten Bandung BaratWaduk Cirata, 2008-2011

Tahun Jenis ikan (Ton)

MasNILA BAWAL PATIN GURAME

20082009 13,4 % 19,3 127,4 -40,0 % - 41,4 %2010 10,9 23,1 14,3 14,3 14,32011 20,2 % 26,4 22,1 13 1,1

Sumber : Diolah dari BPWC, Tahun 2011

Pemasaran ikan KJAnampaknya tidak mengalamikesulitan yang berarti.Sistempemasaran yang terjadi adalahdari petani ketengkulak/Bandar, dari petanike konsumen dan dijuallangsung ke pasar di daerahtertentu.Penjualan ke tengkulakdilakukan oleh petanimenengah ke bawah baik yangterikat maupun yang tidakterikat dengan bandartersebut.Petani yang terikatyaitu petani yang dalampemasaran produksinya harusdijual kepada pemilik modalproduksi (Bandar) yaitu berupabibit dan pakan. Pada sistempemasaran seperti ini tidak

sedikit petani yang mengeluhkarena harga berbeda denganharga di pasaran lainnya,namun mereka masih tetapmelakukannya karena adanyaketergantungan.Penjualan kekonsumen langsung ketikaterdapat konsumen yangmembeli langsung kelokasi.Konsumen ini biasanyauntuk dipasarkan lagi dan atauuntuk kebutuhan kolampemancingan. Sedangkanpetani yang menjual ke pasaryaitu ke daerah tertentu, sepertiJakarta, Garut, Tasik danPangandaran adalah petanimenengah ke atas dan merekaini mempunyai akses terhadapdaerah yang dituju.

Page 12: SUMBER DAYA AQUATIC DAN PENYERAPAN TENAGA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/...Tenaga-Kerja.pdf · pembangkit listrik tenaga air (PLTA) utnuk memenuhi kebutuhan listrik

Sumber Daya Aquatic & Penyerapan Tenaga Kerja (Studi Kasus pada Perikanan “KJA” di Perairan Waduk Cirata Jawa Barat)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2012 57

Bagan : 1. Pola pemasaran ikan KJA di Waduk Cirata

Bandar

Petani Penampung

Konsumen

3.4. PerkembanganKJA di perairan WadukCirataPertumbuhan KJA di

perairan Waduk Ciarata seiringdengan pertumbuhan jumlahpetani. Artinya, pertumbuhanjumlah KJA bukan dari pemilikyang sudah ada dan kemudianmembangunnya ataumengembangkannya, akantetapi mengikuti pertambahanjumlah petani yang baru, yaitujumlah petani yang baru yangmencoba berusaha budi dayaikan diperairan Waduk.Pertambahan jumlah petaniterutama terjadi dari tahun 2003sampaidengan tahun 2007mencapai 29,5%. Pertambahan

petani ini mengacu kepada hasilproduksi yang diperoleh petanisebelumnya yang di rilis olehsuatu media cetak, sehinggamendorong calon petani baruuntuk melakukan budi dayaperikanan waduk.

Pada tabel yang sama padatahun 2007-2011 jumlahpetanikeramba jaring apung diperairan Waduk Cirataberkurang atau mengalamipenurunan terutama dizonasi 2Kabupaten Purwakarta. Petaniyang tidak melanjutkan budidaya perikanan KJA ini bukanpetani lama tetapi petani yangbaru beberapa tahun menjadipetani KJA.

Page 13: SUMBER DAYA AQUATIC DAN PENYERAPAN TENAGA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/...Tenaga-Kerja.pdf · pembangkit listrik tenaga air (PLTA) utnuk memenuhi kebutuhan listrik

Sumber Daya Aquatic & Penyerapan Tenaga Kerja (Studi Kasus pada Perikanan “KJA” di Perairan Waduk Cirata Jawa Barat)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2012 58

Tabel :5. Perkembangan KJA hasil Sensus Tahun 2003, 2007 dan 2011

WILAYAH NO NAMA DESAJUMLAH PETAK KOLAM

2003 2007 2011

ZONA 1 BANDUNGBARAT

1 Margalaksana 4.859 8.403 10.4902 Margaluyu 2.552 6.337 8.3253 Nanggeleng 502 586 1.0424 Nyenang 1.634 1.794 1.8665 Bojong Mekar 0 328 133Jumlah 9.547 17.448 21.766

ZONA 2PURWAKARTA

1 Citamiang 850 1.487 1.2942 Sinar Galih 2.302 2.288 2.6463 Tegal datar 5.317 5.822 5.3284 Pasir Jambu 751 1.573 926Jumlah 9.22 11.170 10.104

ZONA 3 CIANJUR

1 Bobojong 4.295 2.614 7.8422 Mande 5.943 8.140 5.2323 Cikidang Bayangbang 2.894 3.374 1.9304 Kertajaya 1.207 2.790 1.7625 Gunung Sari 2.722 1.078 -6 Kamurang 3.862 4.804 4.395Jumlah 20.923 22.800 21.161

Total 39.690 51.418 53.031Sumber : Diolah dari data Dinas Perikanan Kabupaten Bandung Barat, 2011

3.5. Peluang peluangusahaBudi daya perikanan KJA

di perairan tidak hanyamenyerap sejumlah tenagakerja dibidang itu, akan tetapijuga secara tidak langsungmemunculkan adanya peluang-peluang usaha baru (Pujiwati,1988). Peluang-peluang usahaini merupakan sektor informaldi perdesaan yang sebelumnyahanya terjadi disektor pertanianpada budi dayapadi(Suwartapradja, 2008).Peluang-peluang usaha ini,yaitu mendirikan warung,menjadi sopir, transportasi airdan menjadi kuli pikul. Warungatau penduduk yang membukawarung untuk melayani pekerjaKJA, sopir pengirim pakanikan, sopir pengangkut ikan,

buruh KJA dan transportasi air(perahu). Penduduk yangbekerja sebagai kuli pikul yaitumemikul pakan, ikan dan bendalain yang terkait dengan budidaya perikanan di perairanwaduk. Kuli pikul ini dapatdikatakan pekerja serabutanyaitu memikul barang apa sajadalam setiap harinya denganpendapatan yang tidak tetap.Jenis pekerjaan lainnya bekerjasebagai buruh KJA, yaitupemberi pakan kepada ikansecara rutin setiap hari padajam-jam tertentu yang telahterjadwal.Peluang usahalainnya adalah transportasiair.Hilang dan atau terputusnyajalan penghubung antara desaatau antar kecamatan karenapenggenangan menjadikanjarak antar daerah itu menjadi

Page 14: SUMBER DAYA AQUATIC DAN PENYERAPAN TENAGA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/...Tenaga-Kerja.pdf · pembangkit listrik tenaga air (PLTA) utnuk memenuhi kebutuhan listrik

Sumber Daya Aquatic & Penyerapan Tenaga Kerja (Studi Kasus pada Perikanan “KJA” di Perairan Waduk Cirata Jawa Barat)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2012 59

jauh.Untuk mengunjungi suatudaerah itu dalam waktu yangcepat, dengan jarak yang lebihdekat dan biaya yang lebihmurah adalah memanfaatkanjasa transportasi airini.Transportasi air ini dapatmengantarkan penduduk darisatu tempat ke tempat laindengan menyebrangi ataumelintasi perairan waduk untukberanjang sono atau dalamkegiatan lain. Disadari bahwatranspottasi air ini mengandungrisiko kecelakaan yang lebihtinggi dibandingkan denganberjalan kaki yanag dilakukanpenduduk sebelum bendunganatau waduk terwujudkan.Transportasi air ini merupakansalah satu alternative dalammenghubungkan ekonomi antardaerah. Hasil produksipertanian dapat diangkutmelalui transportasi ini. Begitupula dengan pengangkutanpoduksi ikanyang akandipasarkan dilakukan melaluitransportasi ini. Transportasi airini juga dapat dijadikan sebagaisarana rekreasi terutama bagipengunjung atau wisatawanyang berkunjung untukmengetahui sebuah waduk ataubendungan raksasa. Adanyapengguna jasa ini tentunyamenjadi sumber penghidupanbagi penduduk yang bekerjadibidang ini.

-

3.6. Penyerapan tenagakerja dalam perikananKJA di Waduk CirataSebelum waduk

terwujudkan, area waduk inimerupakan lahan persawahandan permukiman pendudukdengan luas 6.000 ha.Dari luastersebut sekitar 4.800 ha

merupakan lahan pertanianproduktif yaitu berupa lahansawah dan lahantegalan.Penyerapan tenaga kejadi sektor pertanianmenunjukkan perubahan daritahun ke tahun sesuai dengantingkat kesulitannya. MenurutBPS (1980), tenaga kerja yangterserap disektor pertaniansebanyak 86 hari orang kerja(hok) tiap ha. Suwartapradja(2009) tenaga kerja yangterserap di sector pertanian 126hari orang kerja (hok).Artinya 1ha lahan sawah dapat digarapoleh 86 orang atau oleh 126orang dalam satu hari atau 126hari digarap oleh satu orangpekerja tiap ha nya. Perbedaanini nampaknya terkait dengankondisi lahan dan atau tingkatkesulitan dalam pengolahanlahan yang semakin meningkatkarena penggunaan pupuk an-organik yang besar-besaranyang berpengaruh terhadaptingkat kesuburan dan ataukegemburan tanah.Tanahmengeras danmenjadi likatsehingga dalam pengolahnnyamempunyai tingkat kesulitanyang tinggi, sehinggamemerlukan penambahantenaga kerja.Ini artinya tenagakerja yang terserap disektorpertanian bercocok tanam padidi perairan Waduk Ciratasebelum terwujudkan sebanyak604.800 hok tiap 3 bulan atausekitar 1.209.600 hok tiaptahun (panen 2 kali tiap tahun)atau sekitar 201 orang tiap ha.

Pembangunan waduk Ciratatelah merubah sumber dayaalam darisumber daya lahan(terrestrial) menjadi sumberdaya air (aquatic) dengan areaseluas 6.000 ha. Pada saat inisumberdaya air tersebut

Page 15: SUMBER DAYA AQUATIC DAN PENYERAPAN TENAGA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/...Tenaga-Kerja.pdf · pembangkit listrik tenaga air (PLTA) utnuk memenuhi kebutuhan listrik

Sumber Daya Aquatic & Penyerapan Tenaga Kerja (Studi Kasus pada Perikanan “KJA” di Perairan Waduk Cirata Jawa Barat)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2012 60

menjadi potensial dalam budidaya perikanan perairankaramba jarring apung (KJA).Jumlah penduduk yang terserapdi bidang ini sebanyak 6.609hok tiap 3 bulan atau sekitar1.784.430 hok tiap tahunnyaatau sekitar 297 orang tiapha.

Perbandingan penyerapantenaga kerja budi daya padisebelum waduk terwujudkandengan penyerapan tenagakerja dalam budi dayaperikanan di perairanwaduk,menunjukkan bahwaserapan tenaga kerja dikeduasektor tersebut,penyerapantenaga kerja di perairan waduklebih banyak dibandingkandengan penyerapan tenagakerja di lahan sawah denganbercocok tanam padi.Munculnya sumber daya baru,yaitu keberadaan sumberdayaperairan, membuka lapangankerja atau memberikankonstribusi terhadappenyerapan tenaga kerja bagidaerah yang bersangkutan.

IV. SIMPULANDari uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa :1. perubahan sumber daya

alam dari lahan sawah(terrestrial) menjadi

sumber daya air (aquatic)menimbulkan dampakpositif terhadap bidangketenagakerjaan. Tenagakerja yang terserap padabudi daya perikananperairan waduk lebihbanyak yaiu 297 hok tiapha dibandingkan denganbudi daya padi di lahanbasah yaitu 201 hok tiapha.

2. jumlah petani KJA sebagianbesarberasal dari daerahsetempat, tetapi terdapatsebanyak 16,3 %petaniyang berasal dari luardaerah dan atau dari luarprovinsi

3. perkembangan jumlah KJAdi Waduk Cirata cukuppesat dari tahun ke tahundiikuti dengan penyerapantenaga kerja. Namunjumlah KJA yang melebihidaya dukung (overpopulation)akanberdampak terhadapkualitas perairan wadukyang pada gilirannyaberdampak terhadappendapatan petani dan atauterhadap proyek, sehinggaperlu dilakukan upaya-upaya dalammengendalikannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 1988, Pengemabnagan Perikanan KJA di Saguling dan Cirata, Laporan,PPSDAL-LPPM-UNPAD dan ICLARM,

Anonimous, 2011, Tata Ruang Wilayah, Waduk Cirata, Kerjasama BPWC danPPSDAL-LPPM-Unpad, Bandung

Beckmann, Franz von Benda; Keebet von Benda-BBeckman dan Juliette Koning,2001, Sumber Daya Alam dan Jaminan Sosial, Puastaka Pelajar,Yogyakarta

Page 16: SUMBER DAYA AQUATIC DAN PENYERAPAN TENAGA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/...Tenaga-Kerja.pdf · pembangkit listrik tenaga air (PLTA) utnuk memenuhi kebutuhan listrik

Sumber Daya Aquatic & Penyerapan Tenaga Kerja (Studi Kasus pada Perikanan “KJA” di Perairan Waduk Cirata Jawa Barat)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2012 61

Cernea, Michael, M, ed, 1988, Mengutamakan Manusia Di Dalam Pembangunan,UI-Press, Jakarta

Effendi, Tadjudin, Noer, 1993, Sumber Daya Manusia Peluang Kerja danKemiskinan, Tiara Wacana, Yogya

Fahim, Hussein, M, 1981, Dams, People and Development: The Aswan High DamCase, Pergamon Press, New York, Oxford, Toronto, Sydney, Paris,Frankfurt

Goldsmith, Edward & Nicholas Hildyard, 1993, Dampak Sosial dan LingkunganBendungan Raksasa, Yayasan Obor, Indonesia

Hansen, Art and Anthony Oliver-Smith, ed, 1982, Involuntary Migration andResettlement, The Problems and Responses of Dislocated People,Westview Press/Boulder, Colorado

Pujiwati, Sojogyo, 1988, Peluang Usaha dan Berusaha di Pedesaan, LP3ES

Soemarwoto, Otto, 1983, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan,Djambatan Jakarta.

Soemarwoto, Otto, 1988, Analisis Dampak Lingkungan, Gadjah Mada UniversityPress, Yogyakarta

Spradley, James P, 1997, Metode Etnografi, Tiara Wacana, Yogya

Stanley, 1994, Seputar Kedung Ombo, Elsam

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Ed, 1989, Metode Penelitian Survai,LP3ES, Jakarta

Suratmo, Gunarwan, 1992, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Gadjah MadaUniversity, Press, Yogyakarta

Suwartapradja, Opan, S, 2008, Mobilitas penduduk dan Peluang Berusaha, JurnalKependudukan, PPKSDM,LPPM Unpad, Bandung

Suwartapradja, Opan, S, 2009, Strategi Penduduk dalam Kondisi KetidakpastianPembangunan Bendungan di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat,Disertasi, Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran, Bandung

Suwartapradja, Opan, S, 2010, Kolektivitas Tenaga Kerja Dalam Pertanian, JurnalKependudukan, PPKSDM-LPPM Unpad, Bandung

Media :

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/13/08/15/mrkhd2-jumlah-pengangguran-di-indonesia-berpotensi-meningkat