Upload
harry-jaia-tirtha
View
62
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
suhu
Citation preview
Di SMP anda telah mempelajari tentang suhu sebagai besaran yang menyatakan
derajat panas atau dinginnya suatu benda, yang diukur dengan termometer.
Thermometer menggunakan sifat termometrik zat jika dipanaskan, misalnya volum
raksa dalam tabung kaca memuai jika dipanaskan. Di SMP anda telah mempelajari
cara menetapkan skala pada thermometer celcius, Fahrenheit, dan Kelvin. Dalam bab
ini topik tersebut dibahas ulang dan lebih ditekankan pada penetapan skala sembarang
untuk thermometer yang belum berskala.
Di SMP anda hanya mengetahui bahwa zat yang dipanaskan akan memuai.
Dalam bab ini akan ditunjukkan bahwa ada zat, contohnya air, yang dapat memuai
atau menyusut ketika dipanaskan. Hampir pasti air memuai ketika dipanaskan, namun
jika air dipanaskan di antara suhu 0°C sampai lebih ditekankan pada pembahasan
kualitatif (pemahaman konsep), maka dalam bab ini, pemuaian zat padat maupun zat
cair lebih ditekankan pada pembahasan kuantitatif (hitungan).
Suhu, energi dalam, dan kalor adalah tiga besaran yang sering dipahami
dengan konsep yang salah oleh siswa. Suhu berkaitan dengan energi kinetic zat per
satu molekul. Energi dalam adalah energi total (energi kinetic + energi potensial) yang
dimiliki oleh seluruh molekul dalam zat. Sedangkan kalor adalah perpindahan
sebagian energi dalam suatu zat ke zat lainnya karena perbedaan suhu. Jadi, kalor
lebih mirip dengan usaha, karena hanya terdefinisi jika energi (dalam) berubah. Jadi,
suatu istilah yang salah konsep jika menyatakan suatu benda memiliki kalor atau
usaha. Kalor yang diberikan pada suatu benda umumnya digunakan untuk menaikkan
suhu benda. Tetapi ketika benda berubah wujud, misalnya es menjadi air, maka kalor
tidak menaikkan suhu benda.
Di SMP anda juga telah mempelajari tentang perpindahan kalor, yaitu bahwa
kalor dapat berpindah secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi umumnya
terjadi dalam zat padat, konveksi terjadi dalam fluida (zat cair dan gas), dan radiasi
adalah perpindahan kalor yang dapat melalui vakum atau ruang hampa misalnya kalor
dari matahari dapat sampai ke bumi. Jika di SMP perpindahan kalor dibahas hanya
secara kualitatif, maka dalam bab ini bahasan itu diperluas secara kuantitatif.
Suhu
Bagaimana caranya mengukur suhu?
Suhu termasuk suatu besaran pokok. Suhu menyatakan derajat panas atau
dinginnya suatu benda. Di SMP anda telah mendemonstrasikan bahwa tangan anda
tidak dapat digunakan sebagai alat pengukur suhu. Dapatkah anda memberi alasan
mengapa tangan tidak dapat digunakan sebagai sensor suhu?
Alat untuk mengukur suhu adalah thermometer. Di SMP telah anda ketahui
bahwa thermometer memanfaatkan sifat termometrik zat untuk mengukur suhu. Sifat
termometrik zat adalah sifat fisis zat yang berubah jika dipanaskan, misalnya volum
zat cair, panjang logam, hambatan listrik seutas kawat platina, tekanan gas pada volum
tetap, dan warna pijar kawat (filament) lampu.
Ada berapa jenis thermometer?
Thermometer paling umum digunakan untuk mengukur suhu dalam keseharian
adalah thermometer yang terbuat dari kaca dan diisi dengan zat cair. Di SMP telah
anda ketahui bahwa yang tergolong thermometer zat cair adalah thermometer klinis,
thermometer dinding, dan thermometer maksimum/minimum.
Selain thermometer zat cair, jenis-jenis thermometer lainnya adalah thermometer
bimetal, thermometer hambatan, termokopel, thermometer gas, dan pyrometer. Prinsip
kerja thermometer-termometer ini telah dibahas di SMP.
Pemuaian
Di SMP anda telah mengetahui bahwa setiap zat (padat, cair atau gas) disusun
oleh partikel-partikel kecil yang bergetar. Jika sebuah benda dipanasi, partikel-partikel
di dalamnya bergetar lebih kuat sehingga saling menjauh. Kita katakan bahwa benda
memuai. Jika benda didinginkan, getaran-getaran partikel lebih lemah, dan partikel-
partikel saling mendekat. Sebagai hasilnya benda menyusut.
Pemuaian terjadi baik pada zat padat, zat cair maupun gas. Dalam sub bab ini
kita hanya membahas tentang pemuaian zat padat dan zat cair. Pemuaian gas akan
dipelajari tersendiri dalam buku jilid 2B Bab Teori Kinetik Gas. Di SMP anda telah
mempelajari tentang pemuaian secara kualitatif. Dalam sub bab ini kita akan
membahas pemuaian secara kuantitatif.
Pemuaian Zat Padat
Di SMP anda telah mengetahui bahwa pemuaian zat padat menimbulkan
masalah. Kaca jendela yang terus menerus terkena panas dapat pecah karena memuai.
Karena itu selalu di desain ukuran bingkai kaca sedikit lebih besar daripada ukuran
kacanya. Pemanasan rel kereta terus menerus dapat menyebabkan rel melengkung.
Karena itu desain awal sambungan rel kereta menyediakan celah di antara sambungan
dua batang relnya. Dapatkah anda menyebutkan beberapa contoh lagi masalah-masalah
yang ditimbulkan pemuaian zat padat dan cara mengatasinya?
Di SMP anda juga telah mengetahui bahwa
pemuaian zat padat dapat dimanfaatkan. Perbedaan
pemuaian antara dua keping logam yang berbeda
koefisien muainya pada keping bimetal
dimanfaatkan pada saklar termal, thermostat
bimetal, thermometer bimetal, dan lampu sen
mobil. Keping bimetal sangat peka terhadap perubahan suhu. Ketika dipanaskan
keping melengkung ke arah logam yang koefisien muainya lebih kecil (invar).
Sebaliknya ketika didinginkan keping melengkung ke arah logam yang koefisien
muainya lebih kecil (invar). Sebaliknya ketika didinginkan keping melengkung ke
arah logam yang koefisien muainya lebih besar (perunggu). Lihat gambar 6.6.
Pemuaian Panjang
Jika suatu benda padat dipanaskan, benda tersebut akan memuai ke segala arah.
Dengan kata lain ukuran panjang, luas, dan volum benda bertambah. Untuk benda
padat yang panjang tetapi luas penampangnya kecil, misalnya jarum rajut, kita dapat
saja hanya memperhatikan pemuaian zat padat ke arah memanjangnya.
Bagaimana dengan rumus kualitatif untuk pertambahan panjang?
Di SMP anda pelajari bahwa dalam laboratorium sekolah anda dapat
menggunakan alat Muschenbrock untuk membandingkan muai panjang dari berbagai
logam yang berbeda jenis (aluminium, tembaga, dan besi) dan sama panjang
dipanaskan, anda dapatkan bahwa walaupun ketiga batang yang panjangnya sama ini
mengalami kenaikan suhu yang sama, tetapi pertambahan panjang ketiganya berbeda.
Perbedaan pertambahan panjang ini disebabkan oleh perbedaan koefisien muai
panjang yang didefinisikan sebagai berikut.
Koefisien muai panjang () suatu bahan adalah perbandingan antara
pertambahan panjang () terhadap panjang awal benda (l0) per satuan kenaikan suhu
(T). Secara matematis dinyatakan sebagai:
α=
∆ ll0
∆ l
∆ l=α l0 ∆ T
Dengan ∆ l=lt−l0
∆ T=T−T 0
lt = panjang akhir benda (m)
T = suhu akhir benda (°C atau K)
T0 = suhu awal benda (°C atau K)
Pada tabel 6.2 ditunjukkan koefisien muai berbagai zat pada suhu kamar.
Koefisien muai panjang sering juga disebut sebagai koefisien muai linear.
ZatKoefisien muai panjang (C°)-1 Zat
Koefisien muai volum (C°)-1
Aluminium
Kuningan dan perunggu
Tembaga
Kaca (biasa)
Kaca (pyrex)
Timah hitam
Baja
Invar
Baja
24 x 10-6
19 x 10-6
17 x 10-6
9 x 10-6
3,2 x 10-6
29 x 10-6
11 x 10-6
0,9 x 10-6
12 x 10-6
Air
Alkohol
Benzena
Aseton
Gliscrin
Raksa
Terpentin
Bensin
Udara
2,1 x 10-4
1,12 x 10-3
1,24 x 10-3
1,5 x 10-3
4,85 x 10-3
1,82 x 10-3
9,0 x 10-3
9,6 x 10-3
3,67 x 10-3
Tabel 6.2 Koefisien muai berbagai zat pada suhu kamar
Helium 3,665 x 10-3
Pemuaian Luas
Bila benda padat berbentuk persegi panjang
dipanaskan, terjadi pemuaian dalam arah
memanjang dan arah melebar. Dengan kata lain,
benda padat mengalami pemuaian luas.
Pemuaian luas berbagai zat bergantung pada
koefisien muai luas.
Koefisien muai luas () suatu bahan adalah perbandingan antara pertambahan
luas benda (A) terhadap luas awal benda (A0) per satuan kenaikan suhu (T). Secara
matematis, dinyatakan sebagai:
β=
∆ AA0
∆T
A=A ο T
Dengan A = A – A0 = pertambahan luas (m2),
A = luas akhir benda (m2)
Hubungan koefisien muai luas dengan koefisien muai panjang
Misalkan suatu persegi dengan sisi 1 m dipanaskan sampai suhunya naik 1 K.
Akibat pemanasan ini, sisi persegi bertambah panjang menjadi (1+) m, dengan
adalah koefisien muai panjang.
Luas awal persegi A0 = 1 m2
Luas akhir A = (1+)2 = 1 + 2 + 2
Pertambahan luas
A = A – A0
= (1+2+2) – 1
= 2+2
Koefisien muai luas:
β=
∆ AA0
∆T
¿
2α+α2
11
β=2α+α2
Oleh karena koefisien muai panjang (α) sangat kecil, maka α 2dapat diabaikan
terhadap 2α , sehingga kita peroleh hubungan antara koefisien muali luas ( β) dan
koefisien muai panjang ():
β=2α
Pemuaian Volum
Bila benda padat berbentuk balok dipanaskan,
akan terjadi pemuaian dalam arah memanjang, melebar,
dan meninggi. Dengan kata lain, benda padat mengalami
pemuaian volum. Pemuaian volum berbagai zat bergantung
pada koefisien muai volum.
Koefisien muai volum (γ ) suatu bahan adalah perbandingan pertambahan volum
terhadap volum awal benda (V0) per satuan kenaikan suhu (T). Secara matematis, γ
dinyatakan sebagai:
γ=
∆ VV 0
∆ T
∆ V =γ V 0 ∆T
Dengan ∆ V =V−V 0
V = volum akhir benda
Dengan cara seperti sewaktu kita menentukan hubungan koefisien muai luas dan
koefisien muai panjang, kita dapatkan koefisien muai volum adalah 3x koefisien muai
panjang.
γ=3α
Pemuaian Volum Zat Cair
Sifat zat cair adalah selalu mengikuti bentuk wadah yang ditempatinya. Jika air
dituangkan ke dalam botol maka bentuk air mengikuti bentuk botol. Jadi, wadah
berarti volum. Karena itu, zat cair hanya memiliki muai volum (tidak memiliki muai
panjang dan muani luas), sehingga untuk zat cair, yang diketahui selalu koefisien muai
volumnya.
Persamaan kuantitatif untuk muai volum zat cair
Persamaan untuk menghitung pemuaian volum zat cair persis sama dengan
persamaan untuk menghitung pemuaian volum zat padat. Hal terpenting yang perlu
anda tekankan adalah pemuaian volum zat cair lebih besar daripada pemuaian volum
zat padat untuk kenaikan suhu yang sama. Karena itu jika suatu wadah berisi zat cair
hampir penuh dipanaskan, maka pada suhu tertentu zat cair dalam wadah akan tumpah.
Apa yang dimaksud dengan anomali air?
Beberapa zat tidak selalu memuai jika
dipanaskan. Di antara suhu-suhu tertentu, zat
tersebut dapat menyusut. Jika kita mulai
memanaskan es pada suhur -10°C, maka es memuai sama seperti zat padat lainnya
sampai es mencapai suhu 0°C. Di antara suhu 0°C dan 4°C air menyusut dan mencapai
volum minimum pada suhu 4°C. Sewaktu menyusut, massa air tetap. Ini berarti massa
jenis air (=m/V) mencapai maksimum pada suhu 4°C (zat cair umumnya mencapai
massa jenis maksimum pada titik bukunya). Di atas 4°C air akan memuai jika
dipanaskan. Jadi, pada suhu di antara 0°C dan 4°C air menyusut dan di atas suhu 4°C
air memuai. Sifat pemuaian air yang tidak teratur ini disebut anomaly air (anomaly
berarti ketidakteraturan). Zat lain yang memiliki sifat anomaly seperti air adalah
paraffin dan bismuth.
Mengapa air memiliki sifat anomali?
Kristal zat padat pada umumnya disusun sedemikian rupa sehingga wujud
padatnya menempati (memiliki) volum yang
lebih kecil daripada wujud cairnya. Es memiliki
Kristal struktur terbuka(Gambar 6.13). Kristal
ini dibentuk oleh molekul-molekul air yang
membentuk sudut tertentu, dan gaya-gaya yang
mengikat molekul-molekul air bersama adalah paling kuat pada sudut tertentu
tersebut. Molekul-molekul air dalam struktur terbuka ini menempati volum yang lebih
besar daripada molekul-molekul air dalam wujud
cair.
Perubahan massa jenis yang terjadi jika
sebuah balik es pada suhu -10°C dipanaskan
sampai suhunya mencapai 100°C ditunjukkan
pada gambar 6.14. Pada grafik ini tampak bahwa massa jenis air mencapai maksimum
pada suhu 4°C.
Bagaimana kita menjelaskan grafik pada gambar 6.14 grafik melengkung
disebabkan oleh adanya dua jenis perubahan volume ketika es dipanaskan dari -10°C.
Pertama adalah berkurangnya volum karena runtuhnya (lepasnya) Kristal struktur
terbuka. Pada suhu kira-kira 10°C semua Kristal es runtuh. Grafik pada gambar 6.15a
menunjukkan berkurangnya volum karena runtuhnya Kristal es.
Pada saat yang sama, laju gerak partikel-partikel bertambah besar, sehingga
terjadi pemuaian. Pengaruh ini ditunjukkan pada grafik gambar 6.15b.
Jika grafik penyusutan (a) digabung dengan grafik pemuaian (b), maka didapatkan
grafik seperti pada gambar 6.15c (atau gambar 6.12).
Pemuaian gas
Dalam bagian ini kita batasi pembahasan kita hanya untuk menunjukkan bahwa
seperti halnya zat padat dan zat cair, gas juga mengalami pemuaian. Bagaimanakah
kita memperlihatkan bahwa gas memuai?
Ketika kamu memasukkan bagian bawah botol ke dalam ember atau baskom air
panas, udara dalam botol memuai. Ini menyebabkan balon mengembangkan (lihat
gambar 6.17b). Ketika bagian bawah botol kamu siram dengan air ledeng, suhu udara
berkurang. Udara menyusut dan menyebabkan balon mengempis (lihat gambar 6.17d).
Jelas demonstrasi ini menunjukkan bahwa udara (termasuk gas) memuai jika
dipanaskan.
Bagaimanakah persamaan kuantitatif untuk penunaian gas? Untuk jumlah gas
yang tetap, keadaan suatu gas dinyatakan oleh tiga variabel, yakni tekanan, volum, dan
suhu mutlaknya. Dengan demikian persamaan pemuaian gas melibatkan ketiga
variabel ini.