34
1 BAB I PENDAHULUAN Berat badan lahir merupakan hasil obstetri penting. Berat badan lahir rendah dan tinggi, keduanya berhubungan dengan meningkatnya komplikasi obstetri dan neonatal dalam jangka pendek, dan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan sindrom metabolik pada saat dewasa. 1,2 Penelitian epidemiologi telah mengaitkan berat lahir dengan komposisi tubuh ibu pada ibu obesitas dilaporkan berhubungan dengan peningkatan risiko dari janin makrosomia dan neonatal adipositas. 2,3 Dalam sebuah laporan dari Institute of Medicine, kenaikan berat badan saat kehamilan berhubungan dengan kekurangan maupun kelebihan pertumbuhan janin intrauterin. 4 Kekhawatiran mengenai pengaruh kenaikan tingkat obesitas ibu pada pertumbuhan janin intrauterine dipimpin oleh Institute pada tahun 2009 untuk mempublikasikan revisi dari pedoman yang merekomendasikan tingkat yang lebih rendah dari berat kehamilan untuk perempuan obesitas. 5 Bagaimanapun, bukti yang menghubungkan antara ibu obesitas dengan berat badan lahir masih diragukan. Ibu obesitas biasanya diklasifikasikan berdasarkan indeks massa tubuh (BMI, dihitung sebagai berat (kg) / [tinggi (m)] 2) sebesar 30 atau lebih. Kebanyakan penelitian

Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

1

BAB I

PENDAHULUAN

Berat badan lahir merupakan hasil obstetri penting. Berat badan lahir rendah

dan tinggi, keduanya berhubungan dengan meningkatnya komplikasi obstetri dan

neonatal dalam jangka pendek, dan dengan peningkatan risiko penyakit

kardiovaskular dan sindrom metabolik pada saat dewasa.1,2

Penelitian epidemiologi telah mengaitkan berat lahir dengan komposisi

tubuh ibu pada ibu obesitas dilaporkan berhubungan dengan peningkatan risiko

dari janin makrosomia dan neonatal adipositas.2,3 Dalam sebuah laporan dari

Institute of Medicine, kenaikan berat badan saat kehamilan berhubungan dengan

kekurangan maupun kelebihan pertumbuhan janin intrauterin.4 Kekhawatiran

mengenai pengaruh kenaikan tingkat obesitas ibu pada pertumbuhan janin

intrauterine dipimpin oleh Institute pada tahun 2009 untuk mempublikasikan

revisi dari pedoman yang merekomendasikan tingkat yang lebih rendah dari berat

kehamilan untuk perempuan obesitas.5

Bagaimanapun, bukti yang menghubungkan antara ibu obesitas dengan

berat badan lahir masih diragukan. Ibu obesitas biasanya diklasifikasikan

berdasarkan indeks massa tubuh (BMI, dihitung sebagai berat (kg) / [tinggi (m)]

2) sebesar 30 atau lebih. Kebanyakan penelitian epidemiologi berupa retrospektif

dan didasarkan pada pelaporan sendiri dari berat badan dan tinggi badan untuk

menghitung BMI, pelaporan yang salah untuk tingkat obesitas sering

menyebabkan kesalahan dalam mengkategorikan BMI.6-8 Selanjutnya, BMI tidak

mengukur lemak secara langsung, tetapi bertindak sebagai pengganti penanda

adipositas.

Massa lemak dan massa lemak bebas pada orang dewasa dapat diukur

secara langsung menggunakan analisis impedansi bioelectric, yang merupakan

metode yang aman, non-invasif, dan nyaman untuk menentukan komposisi

tubuh.9-12 Kemajuan teknis baru dengan delapan elektroda multifrequency analisis

impedansi bioelectric (analisis impedansi multifrequency bioelectric) berarti

bahwa analisis impedansi bioelectric dapat diterapkan pada sampel dengan jumlah

besar pasien untuk menganalisis komposisi tubuh dan juga untuk menganalisis

Page 2: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

2

distribusi massa lemak dan massa lemak bebas tanpa cara lain untuk posisi

telentang.10-12 Kami telah menunjukkan sebelumnya bahwa pada awal kehamilan

penggunaan analisis impedansi bioelektrik multifrekuensi dapat dilakukan dan

direproduksi dan bahwa hal itu berkorelasi kuat dengan klinis dan endokrin dari

adipositas ibu.11-12 Tujuan dari penelitian observasional prospektif ini adalah untuk

memperkirakan apakah massa lemak ibu yang diukur pada trimester pertama

berkorelasi baik dengan berat lahir dari pada massa lemak bebas dan untuk

mengidentifikasi parameter kompososi badan ibu berkorelasi terbaik dengan berat

lahir.

Page 3: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertumbuhan Janin

Kehamilan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai

sejak konsepsi dan berakhir pada saat permulaan persalinan. Lama kehamilan

berlangsung sampai persalinan aterm adalah 259-293 hari dengan perhitungan

sebagai berikut:

a. Bayi kurang bulan jika dilahirkan dengan masa gestasi < 37 minggu (<

259 hari).

b. Bayi cukup bulan jika dilahirkan dengan masa gestasi 37- 42 minggu.

c. Bayi lebih bulan jika bayi dilahirkan dengan masa gestasi > 42 minggu (>

294 hari).

Ditinjau dari tuanya kehamilan. kehamilan terbagi atas 3 trimester yaitu :

a. Kehamilan trimester I antara 0-12 minggu

b. Kehamilan trimester II antara 12-28 minggu

c. Kehamilan trimester III antara 28-40 minggu

Dalam trimester pertama organ-organ mulai dibentuk. Trimester kedua

organ telah dibentuk, tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih

diragukan. Sementara janin yang dilahirkan pada trimester terakhir telah

viable (dapat hidup).

Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri pada kehamilan

dibawah 20 minggu disebut abortus (keguguran). Bila hal tersebut terjadi

dibawah 36 minggu disebut partus prematur. Kelahiran dari 38 minggu

sampai 40 minggu disebut partus aterm.

Pertumbuhan janin dibagi menjadi tiga fase pertumbuhan sel yang

berurutan. Fase awal hiperplasia terjadi selama 16 minggu pertama dan

ditandai oleh peningkatan jumlah sel secaracepat. Fase kedua, yang

berlangsung sampai minggu ke-32, meliputi hiperplasia dan hipertropi sel.

Setelah usia gestasi 32 minggu, pertumbuhan janin berlangsung melalui

hipertrofi sel dan pada fase inilah sebagian besar deposisi lemak dan glikogen

terjadi. Laju pertumbuhan janin yang setara selama tiga fase pertumbuhan sel

Page 4: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

4

ini adalah dari 5 g/hari pada usia 15 minggu, 15-20 g/hari pada minggu ke-

24, dan 30-35 g/hari pada usia gestasi 34 minggu.

B. Berat Bayi Lahir

Berat badan adalah suatu indikator kesehatan bayi baru lahir. Rata-rata

berat bayi normal (gestasi 37-41 minggu) adalah 3000-3600 gram. Berat

badan ini tergantung juga dari ras, status ekonomi orang tua, ukuran orang

tua, dan paritas ibu. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam

jangka waktu 1 jam pertama setelah lahir. Klasifikasi menurut berat lahir

adalah :

1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) yaitu berat lahir < 2500 gram

2. Bayi berat lahir normal dengan berat lahir 2500-4000 gram

3. Bayi berat lahir lebih dengan berat badan > 4000 gram

Masa gestasi juga merupakan indikasi kesejahteraan bayi baru lahir

karena semakin cukup masa gestasi semakin baik kesejahteraan bayi. Konsep

berat bayi lahir rendah tidak sama dengan prematuritas karena tidak semua

berat bayi lahir rendah lahir dengan kurang bulan.

Dari pengertian di atas maka bayi dengan BBLR dapat dibagi menjadi 2

golongan, yaitu Prematur murni dan Dismaturitas.

1. Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37

minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk

masa kehamilan, atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai masa

kehamilan. Penyebabnya berasal dari berbagai faktor ibu, faktor janin

maupun faktor lingkungan.

2. Dismaturitas atau kecil untuk masa kehamilan adalah bayi lahir dengan

berat badan kurang dari berat badan sesungguhnya untuk masa kehamilan.

Hubungan antara umur kehamilan dengan berat bayi lahir

mencerminkan kecukupan pertumbuhan intrauterine. Penentuan hubungan ini

akan memperbudah morbiditas dan mortalitas bayi. Menurut hubungan berat

lahir/umur kehamilan maka berat bayi lahir dikelompokkan menjadi Sesuai

Page 5: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

5

Masa Kehamilan (SMK), Kecil Masa Kehamilan (KMK) dan Besar Masa

Kehamilan (BMK).

C. Faktor yang Mempengaruhi Berat Bayi Lahir

Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melaluisuatu

proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktorfaktor yang

dapat mempengaruhi berat bayi lahir adalah sebagai berikut :

1. Faktor Lingkungan Internal, yaitu meliputi umur ibu, jarak kelahiran,

paritas, kadar hemoglobin, status gizi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan,

dan penyakit pada saat kehamilan.

2. Faktor Lingkungan Eksternal, yaitu meliputi kondisi lingkungan, asupan

zat gizi dan tingkat sosial ekonomi ibu hamil.

3. Faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi

pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC).

Faktor yang secara langsung atau internal mempengaruhi berat bayi lahir

antara lain sebagai berikut :

a. Usia

Ibu hamil Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir.

Kehamilan dibawah umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi,

2-4 kali lebih tinggi di bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang

cukup umur. Pada umur yang masih muda, perkembangan organ-organ

reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal. Selain itu emosi dan

kejiwaannya belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu

tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan

sering terjadi komplikasi.

Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka anak yang dilahirkan

akan semakin ringan. Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko

tetapi kehamilan diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan, sangat

berbahaya. Mengingat mulai usia ini sering muncul penyakit seperti

hipertensi, tumor jinak peranakan, atau penyakit degeneratif pada

persendian tulang belakang dan panggul. Kesulitan lain kehamilan diatas

Page 6: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

6

usia 35 tahun ini yakni bila ibu ternyata mengidap penyakit seperti diatas

yang ditakutkan bayi lahir dengan membawa kelainan. Dalam proses

persalinan sendiri, kehamilan di usia lebih ini akan menghadapi kesulitan

akibat lemahnya kontraksi rahim serta sering timbul kelainan pada tulang

panggul tengah.

Mengingat bahwa faktor umur memegang peranan penting terhadap

derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi, maka sebaiknya

merencanakan kehamilan pada usia antara 20-30 tahun.

b. Jarak Kehamilan/Kelahiran

Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga

berencana (BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih,

kerena jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum

cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan

sebelumnya. Ini merupakan salah satu faktor penyebab kelemahan dan

kematian ibu serta bayi yang dilahirkan. Risiko proses reproduksi dapat

ditekan apabila jarak minimal antara kelahiran 2 tahun.

c. Paritas

Paritas secara luas mencakup gravida/jumlah kehamilan,

prematur/jumlah kelahiran, dan abortus/jumlah keguguran. Sedang dalam

arti khusus yaitu jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas

dikatakan tinggi bila seorang ibu/wanita melahirkan anak ke empat atau

lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai tiga anak dan terjadi

kehamilan lagi keadaan kesehatannya akan mulai menurun, sering

mengalami kurang darah (anemia), terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan

letak bayi sungsang ataupun melintang.

d. Kadar Hemoglobin (Hb)

Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi

yang dilahirkan. Seorang ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar

hemoglobinnya dibawah 11 gr/dl. Hal ini jelas menimbulkan gangguan

Page 7: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

7

pertumbuhan hasil konsepsi, sering terjadi immaturitas, prematuritas, cacat

bawaan, atau janin lahir dengan berat badan yang rendah. Keadaan ini

disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada

placenta yang akan berpengaruh pada fungsi plesenta terhadap janin.

e. Status Gizi Ibu Hamil

Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat

mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Selain itu gizi

ibu hamil menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka pemantauan gizi

ibu hamil sangatlah penting dilakukan. Pengukuran antropometri

merupakan salah satu cara untuk menilai status gizi ibu hamil. Ukuran

antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan adalah kenaikan

berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan atas (LLA) selama

kehamilan.

Sebagai ukuran sekaligus pengawasan bagi kecukupan gizi ibu hamil

bisa di lihat dari kenaikan berat badannya. Ibu yang kurus dan selama

kehamilan disertai penambahan berat badan yang rendah atau turun sampai

10 kg, mempunyai resiko paling tinggi untuk melahirkan bayi dengan

BBLR. Sehingga ibu hamil harus mengalami kenaikan berat badan

berkisar 11-12,5 Kg atau 20% dari berat badan sebelum hamil.

Sedang Lingkar Lengan Atas (LLA) adalah antropometri yang dapat

menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk mengetahui

resiko Kekurangan Energi Kalori (KEK) atau gizi kurang. Ibu yang

memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) di bawah 23,5 cm berisiko

melahirkan bayi BBLR. Pengukuran LLA lebih praktis untuk mengetahui

status gizi ibu hamil karena alat ukurnya sederhana dan mudah dibawa

kemana saja, dan dapat dipakai untuk ibu dengan kenaikan berat badan

yang ekstrim.

f. Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan

mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga

Page 8: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

8

kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang terpenting ibu dan

bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat persalinan.

Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera mengetahui

apabila terjadi gangguan / kelainan pada ibu hamil dan bayi yang

dikandung, sehingga dapat segera ditolong tenaga kesehatan.

g. Penyakit Saat Kehamilan

Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi

lahir diantaranya adalah Diabetes melitus (DM), cacar air, dan penyakit

infeksi TORCH. Penyakit DM adalah suatu penyakit dimana badan tidak

sanggup menggunakan gula sebagaimana mestinya, penyebabnya adalah

pankreas tidak cukup produksi insulin/tidak dapat gunakan insulin yang

ada. Akibat dari DM ini banyak macamnya diantaranya adalah bagi ibu

hamil bisa mengalami keguguran, persalinan prematur, kematian dalam

rahim, bayi mati setelah lahir (kematian perinatal) karena bayi yang

dilahirkan terlalu besar, menderita edem dan kelainan pada alat tubuh bayi.

Penyakit infeksi TORCH adalah suatu istilah jenis penyakit infeksi

yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Keempat jenis

penyakit ini sama bahayanya bagi ibu hamil yaitu dapat menganggu janin

yang dikandungnya. Bayi yang dikandung tersebut mungkin akan terkena

katarak mata, tuli, Hypoplasia (gangguan pertumbuhan organ tubuh seperti

jantung, paru-paru, dan limpa). Bisa juga mengakibatkan berat bayi tidak

normal, keterbelakangan mental, hepatitis, radang selaput otak, radang iris

mata, dan beberapa jenis penyakit lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir secara tidak

langsung/eksternal dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Faktor lingkungan yang meliputi kebersihan dan kesehatan lingkungan

serta ketinggian tempat tinggal.

2. Faktor ekonomi dan sosial meliputi jenis pekerjaan, tingkat pendidikan

dan pengetahuan ibu hamil.

Page 9: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

9

D. Peningkatan Berat Badan Ibu Hamil

Berat badan ideal calon ibu saat akan mulai hamil, yaitu antara 45-65

kg. Wanita yang berat badannya kurang dari 45 kg sebaiknya dinaikkan dulu

sampai 45 kg sebelum hamil. Demikian juga dengan wanita yang berat

badannya lebih dari 65 kg sebaiknya berat badannya diturunkan dulu sampai

65 kg sebelum hamil.

Penambahan berat badan ibu hamil juga dapat dihitung dari Body Mass

Index (BMI). Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) dapat digunakan

untuk menentukan BMI dalam kg/m2 yang dilakukan pada saat awal

kehamilan. Hasil penghitungan BMI dapat dipakai untuk menentukan

kategori berat seorang wanita.

Wanita dengan obesitas dapat meningkatkan risiko diabetes, distosia

bahu, dan SC, bayi yang dilahirkannya juga dapat mengalami peningkatan

berat badan sehingga potensial menjadi makrosomia. Wanita yang sangat

kurus dengan berat badan < 50 kg meningkatkan risiko bayi berat lahir

rendah.

Kenaikan optimal berat badan wanita hamil adalah 11-16 kg dengan

berat dan tinggi badan rata-rata. Ibu hamil sebaiknya mengupayakan diri

untuk mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi setiap hari dan sebaiknya

menghindari pantang makanan karena setiap kalori sangat berarti bagi

pertumbuhan janin.

Penambahan berat badan ibu hamil sebaiknya disesuaikan dengan BMI,

seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Berat Badan yang dianjurkan pada masa kehamilan

Profil Pertambahan berat badanBerat badan normal (BMI: 18.5-24.9) 11.5 – 16.0 kg (25 – 35 lb)Berat badan rendah (BMI: <18.5) 12.5 – 18.0 kg (28 – 40 lb)Berusia dibawah 19 tahun 12.5 – 18.0 kg (28 – 40 lb)Kelebihan berat badan (BMI: 25-29.9) 7.0 – 11.5 kg (15 – 25 lb)Obese (BMI: 30-39.9) 6.8 kg (setidaknya 15 lb)Hamil bayi kembar 16.0 – 20.5 kg (35 – 45 lb)

Catatan: Skor BMI berdasarkan Obstetric Evidance Based Guidelines

 

Page 10: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

10

Komposisi penambahan berat badan selama masa kehamilan hampir

seluruhnya terjadi pada dua trimester  akhir. Trimester pertama kebanyakan

wanita mengalami  kenaikan berat badan sebesar 1-2 kg (2.2–4.4 lb). Berat

badan ini akan meningkat terus secara teratur sekitar 400 g (0.9 lb) per

minggu sampai mencapai 10 lb pada minggu ke-20. Usia kehamilan 30

minggu berat badan wanita bisa mencapai 19 lb dan pada akhir kehamilan

berat badannya mencapai 27 lb.

 

E. Dampak Kenaikan Berat Badan Selama Masa Kehamilan

Kenaikan berat badan selama kehamilan dapat mempengaruhi beberapa

aspek kesehatan baik  ibu maupun janinnya. Kenaikan berat badan ibu selama

kehamilan dapat mempengaruhi berat lahir bayi, bisa saja bayi mengalami

berat badan lahir berlebih (> 4000 gram) atau berat badan lahir rendah (<

2500 gram).

Bayi dengan berat lahir rendah akan menghadapi masalah sehubungan

dengan berat badannya yang kurang, seperti terganggu perkembangan dan

kecerdasan bayi, kesehatan fisik yang juga kurang baik. Sebaliknya juga

dengan bayi yang memiliki berat lahir berlebih dapat menyulitkan pada saat

kehamilan dan terutama pada persalinan.

Ibu hamil dengan berat badan berlebih dapat menyebabkan perdarahan

dan pre-eklampsia. Gejala muncul berasal dari hasil penghitungan BMI

berkategori overweight/ kelebihan berat badan dan kemudian akan disusul

dengan peningkatan tekanan darah, odema pada kaki, bermasalah pada ginjal,

dan akhirnya dapat terjadi pre-eklampsia.

Kenaikan berat badan yang lebihan dan atau dalam durasi yang sangat

cepat memicu munculnya pre-eklampsia atau diabetes. Odema yang terjadi

juga dapat mengganggu pertumbuhan janin karena pengiriman O2 dan nutrisi

kepada janin bisa berkurang sebab ditemukan penyempitan pembuluh darah.

Di akhir kehamilan terjadi resisten insulin meningkat dan masuk ke

dalam tubuh janin bersama dengan makanan. Sebagian besar kenaikan berat

badan selama kehamilan dapat meningkatkan fluksus asam amino ibu,

Page 11: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

11

glukosa, asam lemak bebas, dan trigliserida dari ibu ke janin yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.

Page 12: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

12

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan secara prospektif antara Juli 2008 dan Desember

2011, di sebuah rumah sakit pendidikan universitas besar. Studi ini disetujui oleh

Ethics Committee of the Coombe Women and Infants University Hospital dan

semua peserta memberikan persetujuan tertulis. Kebijakan rumah sakit untuk

menentukan tanggal penentuan scan ultrasound untuk semua perempuan di awal

kehamilan. Wanita yang direkrut setelah konfirmasi hasil ultrasonografi sudah

viable, kehamilan tunggal pada trimester pertama. Untuk menghindari variabel

pengganggu, penelitian ini terbatas pada wanita Kaukasia. Wanita yang dieksklusi

adalah wanita yang usianya dibawah 18 tahun atau yang tidak mampu

memberikan informed consent dan wanita yang memiliki pra - diabetes mellitus.

Tinggi badan diukur dengan menggunakan pengukur dinding badan dinding

digital dengan ketelitian 0,1 cm dengan cara berdiri tegak tanpa alas kaki. Berat

badan diukur secara digital dengan ketelitian 0,1 kg dan berpakaian ringan saat

dilakukan pengukuran. Timbangan diberi kelonggaran 0,5 kg untuk berat pakaian

lalu BMI dihitung. Analisis impedansi bioelektrik dilakukan dengan

menggunakan Tanita MF-180CA pada wanita yang diukur tanpa alas kaki dan

mengenakan pakaian ringan. Analisis impedansi bioelektrik terbagi atas badan,

anggota gerak, bersama dengan analisis seluruh tubuh, yang dapat mewakili

gambaran kondisi pasien.

Rincian klinis dan sosial demografi dicatat dan kemudian sampel

dikembalikan ke tim obstetrik untuk pengelolaan kehamilan dan persalinan.

Rumah sakit memiliki kebijakan untuk menyeleksi dan tidak seluruhnya

diskrining untuk mengetahui diabetes mellitus gestational.13 Rincian antenatal dan

persalinan diperoleh dari data base komputer post partum dari rumah sakit.

Untuk mengidentifikasi prediktor dari berat lahir, korelasi univariat dari

berat lahir dengan demografi maternal, antropometri, variabel klinis, pengukuran

analisis impedansi bioelektrik dari massa lemak dan massa lemak bebas serta usia

gestasi saat akan persalinan dinilai dengan Pearson atau koefisien korelasi

Spearman menurut distribusi. Variabel yang teridentifikasi memiliki hubungan

Page 13: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

13

yang signifikan secara statistik dengan berat lahir yang dimasukkan ke dalam

multivariat dengan regresi linier, dan berat lahir sebagai variabel dependen.

Analisis multipel regresi logistik dilakukan untuk menghasilkan odds ratio

untuk berat badan lahir lebih dari 4 kg per analisis impedansi bioelektrik yang

diukur dengan kuartil massa lemak bebas, dan kuartil terendah ditetapkan sebagai

kelompok kontrol. Sampel tergabung antara demografi maternal dengan variabel

klinis, bersama dengan usia kehamilan saat persalinan dan analisis impedansi

bioelektrik yang terukur dengan lemak diukur. Analisis serupa dilakukan untuk

mengestimasi dampak dari massa lemak dalam odds dari berat badan lahir lebih

dari 4 kg, saat ini disesuaikan untuk massa lemak bebas. Analisis statistik

dilakukan dengan menggunakan software statistik SPSS 18.0. Nilai P <,05

dianggap signifikan secara statistic.

Page 14: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dari 3.000 perempuan yang direkrut pada trimester pertama, 320 orang

melahirkan sebelum usia kehamilan 37 minggu kehamilan dan 62

orang(2,1%) telah didiagnosis diabetes mellitus gestasional pada target

skrining. Karena usia kehamilan dan diabetes mellitus gestational merupakan

penentu independen yang kuat dari berat lahir, maka para wanita ini

dieksklusi dari analisis lebih lanjut. Karakteristik dari 2.618 perempuan yang

tersisa ditunjukkan pada Tabel 1. BMI rata-rata dari populasi penelitian

adalah 25,4 (standar deviasi 5,1), dengan 43,9% dari pasien yang

diklasifikasikan sebagai berat badan lebih dan obesitas.

Hubungan antara berat lahir dengan BMI ibu, massa lemak bebas,

massa lemak, dan tingkat lemak visceral, dan dalam analisis univariat

keempat variabel tersebut merupakan prediktor signifikan dari berat lahir

(Tabel 2). Variabel yang menunjukkan korelasi kuat dengan berat lahir adalah

massa lemak bebas ibu. Analisis diulang untuk massa lemak dan massa lemak

bebas di lengan, kaki, dan badan, dan dalam semua kasus kedua parameter

dikaitkan dengan berat badan lahir (P<.001).

Tabel 2. Karakteristik dari Populasi Penelitian

N 2,618Usia (t) 28,3 (15-44)Primipara 49,6Perokok 22,0Bekas perokok 18,9BMI (kg/m2) 25,4 (15-55)Massa lemak (kg) 22,1 (4,6-72,3)Massa lemak bebas (kg) 46,2 (29,9-79,2)Lemak visceral 3,79 (1-18)Kategori BMI (kg/m2)

Underweight (kurang dari 18,5) 2,3Normal (18,5-24,9) 53,8Overweight (25,0-29,9) 27,4Obesitas (30 atau lebih) 16,5

Usia kehamilan (wk) 39,7 (37-42)

Page 15: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

15

Cara persalinanPersalinan spontan pervagna 60,4Dengan bantuan 19,0Persalinan sesar darurat 12,2Persalinan sesar elektif 8,4

Berat badan lahir (kg) 3,51 (1,9-5,1)BMI, body mass index.Data merupakan rata-rata (kisaran) atau % kecuali dinyatakan khusus

beberapa regresi linier dibuat dengan menggunakan variabel yang

hubungan univariatnya signifikan dengan berat lahir. Setelah disesuaikan

dengan usia, paritas, usia gestasional saat persalinan, riwayat merokok, dan

massa lemak, massa lemak bebas tetap menjadi prediktor yang signifikan dari

berat lahir (model R2=0.254, standar β=0.237, P< .001) (tabel 3). Sebaliknya,

tidak ada hubungan yang ditemukan antara massa lemak dan berat badan lahir

dengan menggunakan model ini.

Dibandingkan dengan wanita pada kuartil pertama massa lemak bebas

yang pertama, odds rasio tidak sesuai untuk berat lahir lebih dari 4 kg untuk

wanita pada kuartil massa lemak bebas kedua, ketiga dan keempat yaitu 1,87

(95% confidence interfal [CI] 1,26-2,76), 2,38 (95% CI 1,63-3,48), dan 4,89

(95% CI 3,43-6,98), masing-masing (p<,001) (Tabel 4). Setelah disesuaikan

untuk umur, paritas, usia gestasional saat persalinan, dan massa lemak ibu,

massa lemak bebas tetap menjadi sebuah prediktor dari berat lahir lebih dari 4

kg, dengan wanita pada kuartil massa lemak bebas tertinggi memiliki odds

rasio 3,64 (95% CI 2,34-5,68) untuk berat badan lahir lebih dari 4 kg.

Sebaliknya, tidak ada hubungan yang terlihat antara kemungkinan berat

badan lahir lebih dari 4 kg dan massa lemak ibu setelah penyesuaian untuk

massa lemak bebas (Tabel 4).

Tabel 3. Korelasi Univariat dengan Berat Lahir (N=2,618)Koefisien korelasi PUsia 0,08 <,001Body mass index 0,169 <,001Massa lemak 0,214 <,001Massa lemak bebas 0,261 <,001Merokok -0,193 <,001Paritas 0,131 <,001

Page 16: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

16

Tabel 4. Analisis Regresi Multivariat dari Prediktor berat lahirVariabel Koefisien regresi (95% CI) PUsia kehamilan saat persalinan (wk) 143,0 (129,6-156,4) <,001Massa lemak bebas 19,8 (17,0-22,7) <,001Merokok -219,0 (-248,0 to 170,0) <,001Paritas 124,7 (90,4-159,0) <,001Usia (t) 3,3 (0,3-6,3) ,032Massa lemak 0,7 (-1,9 to 3,3) ,621

CI, confidence interfal.R2=0,245.Variabel terikat: berat lahir.Variabel bebas: usia, paritas, usia kehamilan saat persalinan, merokok, massa lemak, massa lemak bebas.

Tabel 5. Disederhanakan dan disesuaikan dengan odds rasio dari massa lemak bebas serta kuartil dari massa lemak sebagai predictors berat badan lahir lebih dari 4 kg.

Quartile

1 2 Odds Ratio (95% CI)

3 Odds Ratio (95% CI)

4 Odds Ratio (95% CI)

P

Massa lemak bebas Model 1 1.00 1.87 (1.26–2.76) 2.38 (1.63–3.48) 4.89 (3.43–6.98) <.001

Model 2 1.00 1.55 (1.04–2.31) 2.06 (1.40–3.04) 4.42 (3.07–6.37) <.001

Model 3a 1.00 1.49 (1.00–2.24) 1.89 (1.26–2.84) 3.64 (2.34–5.68) <.001

Massa lemak

Model 1 1.00 1.92 (1.31–2.81) 2.72 (1.88–3.92) 3.73 (2.61–5.32) <.001

Model 2 1.00 1.65 (1.11–2.43) 2.31 (1.58–3.37) 3.28 (2.27–4.74) <.001

Model 3b 1.00 1.47 (0.98–2.19) 1.62 (1.08–2.44) 1.42 (0.91–2.23) .13

CI :Convidence Interval Model 1: belum disesuaikanModel 2: Disesuaikan untuk umur,paritas, usia kehamilan dan riwayat merokok.Model 3a: disesuaikan seperti model 2 dan massa lemakModel 3b : disesuaikan seperti model 2 dan massa lemak bebas

B. Pembahasan

Pada penelitian observasional dari wanita yang melahirkan bayi tunggal

aterm, kami menemukan bahwa berat lahir berkorelasi positif dengan

Page 17: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

17

pengukuran masa lemak bebas ibu dan bukan massa lemak, pada trimester

pertama kehamilan. Hubungan antara berat lahir dan variabel biologis dan

psikososial yang berbeda adalah kompleks. Namun, penelitian baru sudah

terfokus pada peningkatan resiko janin makrosomia dengan ibu obesitas.14

Kekhawatiran mengenai pertumbuhan janin yang menyimpang, meskipun

didasarkan pada bukti-bukti yang terbatas, tapi mempengaruhi keputusan dari

Iinstitute of Medicine untuk turunnya revisi rekomendasi berat badan saat

kehamilan untuk wanita obesitas.5

BMI yang diukur secara akurat merupakan penanda pengganti yang

sangat baik dari adipositas, tapi tidak memberikan informasi mengenai

distribusi massa lemak maupun massa lemak bebas. Penelitian ini sudah

menggunakan analisis impendansi bioelektrik untuk langsung mengukur

komposisi tubuh ibu, yang berarti massa lemak dan massa lemak bebas telah

diukur dan distribusi mereka pada awal kehamilan juga telah diukur.

Kekuatan penelitian ini meliputi keakuratan penentuan usia dari seluruh

kehamilan dengan ultrasonografi trimester pertama, meskipun usia kehamilan

adalah prediktor kuat dari berat lahir, beberapa peneliti mengkonfirmasi

tanggal dengan pemeriksaan USG dini.15 BMI dari seluruh pasien dihitung

setelah tinggi badan dan berat badan diukur dengan menggunakan alat digital.

Hal ini bertentangan dengan penelitian lain dimana BMI seringkali dihitung

menggunakan berat badan dan tinggi badan yang dilaporkan sendiri oleh

pasien, yang keakuratannya tidak dapat dipertanggung jawabkan. 8 penelitian

ini membatasi untuk wanita Kaukasia tanpa diabetes melitus gestasional dan

dengan kehamilan tunggal yang persalinannya aterm, hal ini menyingkirkan

variabel pengganggu lainnya yang penting untuk berat badan lahir.

Potensi kelemahan dalam penelitian kami terletak pada pengambilan

sampel yang menggunakan metode convenience dan bukan consecutive.

Analisis ini juga mengunakan formula proprietary, yang dihitung untuk

wanita Amerika dan Eropa. Dalam pandangan perbedaan etnis pada

adipositas, temuan dari studi ini mungkin tidak berlaku untuk kelompok etnis

lainnya.

Page 18: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

18

Temuan kami konsisten dengan studi sebelumnya yang lebih kecil yang

menggunakan analisis impedansi bioelectric pada wanita hamil. Dalam

sebuah studi longitudinal Italia, evaluasi analisis impedensi bioelektrik

tetrapolar frekuensi tunggal pertama kali dilakukan pada minggu ke 15-17

kehamilan dan diulangi pada minggu ke 20-22, 25-27, 30-32, dan 35-37

minggu kehamilan.17 Cairan tubuh pada trimester kedua, tapi bukan pada

trimester ketiga, adalah prediksi dari berat lahir. Dalam sebuah penelitian

yang lebih kecil pada 29 wanita hampir aterm menggunakan analisis

impedansi bioeleelekrtik frekuensi tunggal setelah usia kehamilan 36 minggu,

massa lemak bebas merupakan komponen tubuh ibu yang paling penting

berhubungan dengan berat lahir.18 Dalam sebuah penelitian terhadap 169

wanita yang melahirkan kehamilan tunggal aterm, komposisi tubuh ibu

diukur post partum menggunakan analisis impedansi bioelectric. Massa lemak

bebas dan total cairan tubuh menjelaskan proporsi utama dari berat lahir.19

Dalam sebuah studi prospektif dari 200 wanita sehat di New York

yang persalinan pada aterm, lemak tubuh ditentukan oleh model

multicompartment kompleks pada usia kehamilan antara 12 dan 16 minggu,

dan sekali lagi saat usia kehamilan lebih dari 36 minggu.20 Setelah model

regresi, cairan tubuh ibu, berkorelasi positif dengan berat lahir, tapi bukan

dengan lemak tubuh.

Pengamatan ilmiah ini didukung oleh laporan epidemiologi yang lebih

besar. Meskipun peningkatan tingkat obesitas ibu dalam beberapa tahun

terakhir, belum ada peningkatan kejadian makrosomia janin (berat badan lahir

lebih dari 4,5 kg) di rumah sakit kita sendiri,21nasional,22 atau di negara lain

seperti Amerika Serikat.23

Perlu dicatat bahwa dalam penelitian kami adipositas ibu diukur pada

trimester pertama dan wanita dengan pra diabetes mellitus dikeluarkan.

Obesitas ibu merupakan faktor risiko penting untuk pengembangan diabetes

gestasional, terutama dari obesitas sedang ke obesitas berat. Dengan

demikian, setiap hubungan epidemiologi antara obesitas ibu dan pertumbuhan

janin meningkat mungkin merupakan hasil dari kelainan metabolik yang

Page 19: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

19

berhubungan dengan diabetes mellitus gestasional, seperti hiperglikemia dan

hipertrigliseridemia, dari pada obesitas ibu itu sendiri.

Temuan kami memiliki implikasi klinis yang penting. Lembaga

kedokteran pada tahun 2009 menghasilkan revisi 5-9 kg.4 Wanita obesitas

dengan berat badan kehamilan melebihi rekomendasi memiliki jumlah yang

tinggi, tetapi pada wanita obesitas berat badannya masi kurang selama

kehamilan dibandingkan wanita tidak obesitas.24

Ada risiko potensial yang dapat mengurangi berat badan saat hamil

pada wanita obesitas yang mungkin menyebabkan komplikasi yaitu dengan

mengurangi asupan kalori atau gizi mikro. Penurunan ini dapat merugikan

janin dan, tidak dalam diabetes mellitus gestational, hasil kami menunjukkan

dengan meminimalkannya kenaikan berat badan ibu tidak dapat mencegah

makrosomia janin dan berpotensi meningkatkan risiko pembatasan

pertumbuhan janin dalam rahim.

Page 20: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

20

DAFTAR PUSTAKA

1. Turner MJ, Rasmussen MJ, Turner JE, Boylan PC, MacDonald D, Stronge

JM. The influence of birthweight on labor in nulliparas. Obstet Gynecol

1990;76:159–63.

2. Freeman DJ. Effects of maternal obesity on fetal growth and body

composition: implications for programming and future health. Semin Fetal

Neonatal Med 2010;15:113–8.

3. Guelinckx I, Devlieger R, Beckers K, Vansant G. Maternal obesity: pregnancy

complications, gestational weight gain and nutrition. Obes Rev 2008;9:140–

50.

4. Weight gain during pregnancy: re-examining the guidelines. Washington, DC:

Institute Of Medicine; 2009.

5. Rasmussen KM, Abrams B, Bodnar LM, Butte NF, Catalano PM, Maria

Siega-Riz A. Recommendations for weight gain during pregnancy in the

context of the obesity epidemic. Obstet Gynecol 2010;116:1191–5.

6. Prentice AM, Jebb A. Beyond body mass index. Obes Revs 2001;2:141–7.

7. Fattah C, Farah N, Barry S, O’Connor N, Stuart B, Turner MJ. The

measurement of maternal adiposity. J Obstet Gynaecol 2009;29:686–9.

8. Turner MJ. The measurement of maternal obesity: can we do better? Clin

Obes 2011;1:127–9.

9. Chumlea WC, Guo SS, Kuczmarski RJ, Flegal KM, Johnson CL, Heymsfield

SB, et al. Body composition estimates from NHANES III bioelectrical

impedance data. Int J Obes Relat Metab Disord 2002;26:1596–609.

10. Wells JC, Williams JE, Fewtrell M, Singhal A, Lucas A, Cole TJ. A

simplified approach to analysing bio-electrical impedance data in

epidemiological surveys. Int J Obes (London) 2007;31:507–14.

11. Fattah C, Barry S, O’Connor N, Farah N, Stuart B, Turner MJ. Maternal leptin

and body composition in the first trimester of pregnancy. Gynecol Endocrinol

2011;27:262–6.

12. Hogan JL, Farah N, O’Connor N, Kennelly MM, Stuart B, Turner MJ.

Bioelectrical impedance analysis and maternal body composition:

Page 21: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

21

reproducibility of bioelectrical impedance when analysing maternal body

composition. Int J Body Comp Res 2011;9:43–8.

13. Ali F, Farah N, O’Dwyer V, Dunlevy F, Turner MJ. The impact of new

guidelines on screening for gestational diabetes mellitus. Ir Med J in press.

14. Heslehurst N, Simpson H, Ells LJ, Rankin J, Wilkinson J, Lang R, et al. The

impact of maternal BMI status on pregnancy outcomes with immediate short-

term resource implications; a meta-analysis. Obes Rev 2008;9:635–83.

15. Hutcheon JA, Bodnar LM, Joseph KS, Abrams B, Simhan HN, Platt RW. The

bias in current measures of gestational weight gain. Paediatr Perinatal

Epidemiol 2012;26: 109–16.

16. Farah N, Stuart B, Donnelly V, Kennelly MM, Turner MJ. The influence of

maternal body composition on birth weight. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol

2011;157:14–7.

17. Ghezzi F, Franchi M, Balestreri D, Lischetti B, Mele MC, Alberico S, et al.

Bioelectrical impedance analysis during pregnancy and neonatal birth weight.

Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol 2001;98:171–6.

18. Larciprete G, Valensise H, Vasapollo B, Di Perro G,Menghini S, Magnani F,

et al. Maternal body composition at term gestation and birth weight: is there a

link? Acta Diabetol 2003;40: 222–4.

19. Sanin Aguirre LH, Reza-Lopez S, Lavario-Carrillo M. Relation between

maternal body composition and birth weight. Biol Neonate 2004;86:55–62.

20. Lederman SA, Paxton A, Heymsfield SB, Wang J, Thornton J, Pierson RN.

Maternal body fat and water during pregnancy: do they raise infant birth

weight? Am J Obstet Gynecol 1999;180: 235–40.

21. Farah N, Fattah C, Barry S, Donnelly V, Stuart B, Turner MJ. Is the antenatal

prediction of fetal macrosomia worthwhile? Ir Med J 2009;102:201–2.

22. National perinatal statistics report 2009. Dublin (Ireland): Economic and

Social Research Institute; 2011.

23. Donahue SM, Kleinman KP, Gillman MW, Oken E. Trends in birth weight

and gestational length among singleton term births in the United States: 1990-

2005. Obstet Gynecol 2010;115: 357–64.

Page 22: Sudah Jadi Korelasi Antara Berat Lahir Dan Ibu Body Composition

22

24. Rode L, Hegaard HK, Kjaergaard H, Moller LF, Tabor A, Ottesen B.

Association between maternal weight gain and birth weight. Obstet Gynecol

2007;109:1309–15.

25. Vincenzo B. Obstetric Evidence-Based Guidelines. Informa Healthcare 2007.