Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

    1/20

      UDAH BENARKAH ARAH KIBLAT

    KITA?

    Posted on 3 June 2010 by Redaksi 17

    comments

    At Tauhid edi i VI/23

    Oleh: Muhammad Abduh Tua ikal

    Di tengah sebagian kalangan, baru-baru ini

    terlihat perdebatan mengenai masalah kiblat.

    Terutama ketika Majelis Ulama Indonesia

    pada tahun ini mengeluarkan fatwa mengenaiarah kiblat bahwa arahnya cukup ke barat saja

    tanpa mesti serong ke utara beberapa derajat.

    Melihat fatwa ini sebagian orang menyatakan

    tanda tidak setuju dengan fatwa tersebut.

    “Arah kiblat kita sekarang tidak menghadap

    DONASIBULETIN AT-TAUHID

    BERANDA PROFIL INFO BULETIN AQIDAH MANHAJ

    IBADAH AKHLAQ FIQIH AKTUAL LAIN-LAIN

  • 8/16/2019 Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

    2/20

    persis ke ka’bah, malah arahnya ke Brasil dan

    bukan ke Ka’ bah ”, ujarnya.

    Pada edisi Buletin At Tauhid kali ini, kami ingin

    mengutarakan bagaimanakah pendapat para

    pakar fikih mengenai masalah ini. Tentu sajapendapat yang mereka bangun adalah

    berdasarkan dalil, bukan hanya sekedar akal-

    akalan atau logika semata yang kosong dari

    dalil. Semoga penjelasan kali ini dapat

    memberikan sedikit titik terang dari polemik

    yang ada. Hanya Allah yang beri taufik.

    Menghadap Kiblat Merupakan Syarat Sah

    Shalat

    Menghadap kiblat merupakan syarat sah

    kiblat, hal ini berdasarkan kesepakatan (ijma’)

    para ulama[1]. Ibnu Qudamah rahimahullah 

    mengatakan, “Menghadap kiblat merupakan

    syarat sah shalat, baik dalam shalat wajib

    maupun shalat sunnah.”[2] Dalilnya adalah

    firman Allah Ta’ala (yang artinya),“Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil

    Haram. Dan dimana saja kamu berada,

    palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS. Al

    Baqarah: 144).

    Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam   juga

    bersabda kepada orang yang jelek shalatnya,

    “ Jika engkau hendak mengerjakan shalat,

    maka sempurnakanlah wudhumu lalu

    menghadaplah ke kiblat, kemudian

    bertakbirlah.” (HR. Bukhari no. 6251 dan

    Muslim no. 912). An Nawawi rahimahullah

    mengatakan, “Hadits ini mengandung faedah

    yang amat banyak. Perlu diketahui bahwa

    BUKU BULETINAT TAUHIDTAHUN KE 10[BARU]

    ARTIKELTERBARU

    ◦ Kedudukan

    Akal Dalam

    Islam

    ◦ Wahai

    Saudaraku

     Jauhilah Sihir

    ◦ Mengenal

    Ali Bin Abi

    Thalib

    radliyallahu’an

    hu

    ◦ Hal Yang

    Lebih

    BerbahayaDari Fitnah

    Dajjal

    ◦ Tathoyyur,

    Beranggapan

    Sial Dengan

    Sesuatu

  • 8/16/2019 Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

    3/20

    hadits ini menerangkan mengenai kewajiban-

    kewajiban dalam shalat dan bukanlah

    sunnah.” Beliau melanjutkan, “Hadits ini

    menunjukkan tentang wajibnya thoharoh

    (bersuci), menghadap kiblat, takbirotul ihrom

    dan membaca Al Fatihah.”[3]

    Yang Mendapat U z r  (Keringanan) Tidak

    Menghadap Kiblat

    Kita sudah ketahui bersama bahwa

    menghadap kiblat adalah di antara syarat sah

    shalat. Namun ada beberapa keadaan yang

    dibolehkan seseorang tidak menghadap kiblat.

    Pertama: Tidak mampu menghadap kiblat,

    seperti orang sakit sehingga tidak mampu

    mengarahkan badannya ke arah kiblat.

    “Bertakwalah pada Allah semampu kalian.”

    (QS. At Taghobun: 16)

    Kedua: Orang yang samar baginya arah kiblat,

    ia sudah berusaha mencari, namun ia shalat

    menghadap ke arah lainnya. Sebagaimana

    disebutkan dalam hadits Ibnu ‘Umar, beliau

    berkata, “Ketika orang-orang shalat subuh di

    Quba’, tiba-tiba datang seorang laki-laki dan

    berkata, “Sungguh, tadi malam telah turun

    ayat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi

    wasallam, beliau diperintahkan untuk

    menghadap ke arah Ka’bah. Maka orang-orang

     yang sedang shalat berputar menghadap

    Ka’bah, padahal pada saat itu wajah-wajah

    mereka sedang menghadap negeri Syam.

    Mereka kemudian berputar ke arah Ka’bah.”

    (HR. Bukhari no. 403 dan Muslim no. 526).

    Riwayat ini menunjukkan bahwa ketika di

    ◦ Tata Cara

    Shalat

    Rasulullah

    Shallallahu

    ‘alaihi Wa

    Sallam◦ Cinta Dan

    Takut Kepada

    Allah

    ◦ Musibah

    Gelang

    Penolak Bala!

    ◦ Karena

    Bakti Tak Kenal

    Hari

    ◦ Dajjal,

    Manusia Yang

    Mengaku

    Tuhan

    MARIBERLANGGANAN

  • 8/16/2019 Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

    4/20

    pertengahan shalat sudah diketahui arah

    kiblat sebenarnya, maka hendaklah ketika itu

    ia menghadap ke arah tersebut.

    Ketiga: Keadaan sangat takut ketika

    menghadapi musuh atau semacamnya.Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala (yang

    artinya), “ Jika kamu dalam keadaan takut

    (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau

    berkendaraan .” (QS. Al Baqarah: 239).

    Keempat: Bagi musafir yang melaksanakan

    shalat sunnah di atas kendaraan boleh

    baginya tidak menghadap kiblat ketika ada

    udzur saat itu. Ibnu ‘Umar berkata, “Rasulullah

    shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa

    mengerjakan shalat sunnah di atas kendaraan

    dengan menghadap arah yang dituju

    kendaraan dan juga beliau melaksanakan witir

    di atasnya. Dan beliau tidak pernah

    mengerjakan shalat wajib di atas kendaraan .”

    (HR. Bukhari no. 1098 dan Muslim no. 1652)

    Cara Menghadap Kiblat Ketika Melihat

    Ka’bah Secara Lang ung

    Menghadap kiblat ada dua keadaan:

    1. ketika melihat ka’bah secara langsung,

    2. ketika tidak melihat ka’bah secara

    langsung.

    Para ulama sepakat bahwa siapa saja yang

    melihat ka’bah secara langsung, wajib baginya

    menghadap persis ke Ka’bah dan tidak boleh

    dia berijtihad untuk menghadap ke arah lain.

    Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah

    mengatakan, “Jika seseorang langsung melihat

    SEARCH

    PALINGBANYAKDICARI

    Adab akhlakakidah amal

    Aqidahbid'ah cintaDakwah do'adukun fikih Fiqih

    hati ibadahidul adha ikhlasilmu iman Islamistighfar jimat laa

    ilaha illallah lailatul

    qadar Manhajmusibah Nasehat

    obat puasaqurbanramadhanriya' sabar sahabatnabi shalat sihirsunnah surgasyahadat syi'ah

    syirik syukurtaubat

    tauhidtawakkal valentine

    Search S

  • 8/16/2019 Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

    5/20

    ka’bah, wajib baginya menghadap persi ke

    arah ka’bah. Kami tidak mengetahui adanya

    perselisihan ulama mengenai hal ini. Ibnu ‘Aqil

    mengatakan,” Jika melenceng sebagian dari

     yang namanya Ka’bah, shalatnya tidak

    sah ”.”[4]

    Jika Tidak Melihat Ka’bah Secara Lang ung

    Dalam Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyah 

    dikatakan bahwa para ulama berselisih

    pendapat bagi orang yang tidak melihat ka’bah

    secara langsung karena tempat yang jauh dari

    Ka’bah. Yang mereka perselisihkan adalah

    apakah orang yang tidak melihat ka’bah secara

    langsung wajib baginya menghadap persis ke

    ka’bah ataukah menghadap ke arahnya saja

    (melenceng sedikit tidak mengapa, pen).[5]

    Pendapat ulama Hanafiyah, pendapat yang

    terkuat pada madzhab Malikiyah dan

    Hanabilah, juga hal ini adalah pendapat Imam

    Asy Syafi’i (sebagaimana dinukil dari AlMuzaniy), mereka mengatakan bahwa bagi

    orang yang berada jauh dari Makkah, cukup

    baginya menghadap ke arah ka’bah (tidak

    mesti persis ke Ka’bah).

    Dalil dari pendapat pertama ini adalah ayat

    (yang artinya), “Dan di mana saja kamu

    berada, palingkanlah mukamu ke arahnya .”

    (QS. Al Baqarah: 144). Menurut pendapat

    pertama ini, mereka menafsirkan “syatro ”

    dalam ayat tersebut dengan arah yaitu arah

    ka’bah. Jadi bukan yang dimaksud persis

    menghadap ke ka’bah namun cukup

    menghadap arahnya, yaitu cukup menghadap

    FANPAGE

    Be the first of you

    Buleti

    Huraira

    144 3

    23 hrs

    Like PageLike Page

  • 8/16/2019 Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

    6/20

    ke arah barat sudah dikatakan menghadap

    kiblat.

    Para ulama tersebut juga berdalil dengan

    hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam   yang

    ditujukan pada penduduk Madinah, “Arahantara timur dan barat adalah qiblat.” (HR.

    Ibnu Majah no. 1011 dan Tirmidzi no. 342.

    Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shohih 

    [6]). Hadits ini berlaku bagi penduduk

    Madinah, di mana arah kiblat mereka adalah

    antara timur dan barat. Maksudnya, bagi siapa

    saja yang tidak melihat ka’bah secara

    langsung, maka dia cukup menghadap kearahnya saja. Seperti kita kaum muslimin di

    Indonesia berarti menghadap ke arah antara

    utara dan selatan, itulah arah kiblat. Jadi

    cukup kita menghadap ke arahnya saja (yaitu

    cukup ke arah barat) dan tidak mengapa

    melenceng atau tidak persis ke arah ka’bah.[7]

    Ulama besar Saudi Arabia, Syaikh Muhammad

    bin Sholih Al Utsaimin  rahimahullah   berkata,

    “Bergeser sedikit dari arah kiblat tidaklah

    mengapa kecuali jika seseorang berada di

    Masjidil Haram. Masjidil Haram adalah kiblat

    bagi orang yang shalat di sana yaitu langsung

    menghadap ke Ka’bah. Oleh karena itu, para

    ulama mengatakan: Barangsiapa

    memungkinkan menyaksikan Ka’bah, maka

    wajib baginya untuk menghadap langsung ke

    Ka’bah. Dan apabila seseorang yang hendak

    shalat di Masjidil Haram hanya menghadap ke

    arah Ka’bah dan tidak menghadap persis ke

    Ka’bah maka dia wajib mengulangi shalatnya

    karena shalat yang dia lakukan tidak sah. Hal

    BEDAHBULETIN

    KOMENTARTERBARU

    ◦ desain

    gambar rumah

    on Sunnah-

    sunnah di Hari

     Jum’at

    ◦ Kata Islam

    Soal Pacaran

    yang Harus

    Kamu Tau on

    Cinta Bukanlah

    Disalurkan

    Lewat Pacaran

    ◦ Ngaji Subuh

    The Series #1| kanvasbiru

    on Fikih

    Ringkas

    Pernikahan

    ◦ Silmi Eka

    Putra on

  • 8/16/2019 Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

    7/20

    ini berdasarkan firman Allah ‘azza wa jalla 

    (yang artinya), “Palingkanlah mukamu ke arah

    Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu

    berada, palingkanlah mukamu ke arahnya .”

    (QS. Al Baqarah: 144)

    Namun, apabila seseorang berada jauh dari

    Ka’bah dan tidak mungkin dia melihat

    (menyaksikan) Ka’bah secara langsung

    walaupun dia masih berada di kota Mekkah,

    maka wajib baginya untuk menghadap ke arah

    Ka’bah dan tidak mengapa kalau bergeser

    sedikit. Hal ini dapat dilihat pada sabda beliau

    shallallahu ‘alaihi wa sallam  kepada pendudukMadinah, “Arah antara timur dan barat adalah

    kiblat.” Dikatakan demikian karena penduduk

    Madinah menghadap kiblat ke arah selatan.

    Maka setiap arah yang antara Barat dan Timur

    maka bagi mereka adalah kiblatnya. Begitu

     juga dikatakan kepada orang yang shalat

    menghadap ke Barat (seperti yang berada di

    Indonesia, pen) bahwa arah yang beradaantara selatan dan utara adalah kiblat.”[8]

    Dari penjelasan ini dapat kita katakan:

    ◾  jika kita melihat ka’bah secara

    langsung, maka kita punya kewajiban

    untuk menghadap ke arah ka’bah persis,

    tanpa boleh melenceng;

    ◾namun jika kita berada jauh dari

    Ka’bah, maka kita cukup menghadap ke

    arahnya saja, seperti di negeri kita cukup

    menghadap ke arah barat yaitu arah

    antara utara dan selatan.

    Amalan Ringan

    yang Besar

    Pahalanya

    ◦ Roni zapera

    on Salah

    PahamTentang Salafi

    ◦ Roni zapera

    on Salah

    Paham

    Tentang Salafi

    SITUS SUNNAH

    ◦ Bahasa

    Arab Dasar

    ◦ Buletin

    Zuhairoh

    ◦ Muslim.or.i

    d

    Muslimah.or.id

    ◦ Pengusaha

    Muslim

    ◦ Pustaka

    Muslim

  • 8/16/2019 Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

    8/20

    Sekarang masalahnya, apakah boleh kita

    –yang berada di Indonesia- menghadap ke

    barat lalu bergeser sedikit ke arah utara?

     Jawabannya, selama itu tidak menyusahkan

    diri, maka itu tidak mengapa. Karena arah tadi

     juga arah kiblat. Bahkan kami katakan agar

    terlepas dari perselisihan ulama, cara tersebut

    mungkin lebih baik selama kita mampu

    melakukannya dan tidak menyusah-

    nyusahkan diri.

    Namun jika merasa kesulitan mengubah posisi

    kiblat, karena masjid agak terlalu jauh untuk

    dimiringkan dan sangat sulit bahkan kondisimasjid malah menjadi sempit, selama itu

    masih antara arah utara dan selatan, maka

    posisi kiblat tersebut dianggap sah. Akan

    tetapi, jika mungkin kita mampu mengubah

    arah kiblat seperti pada masjid yang baru

    dibangun atau untuk tempat shalat kita di

    rumah, selama itu tidak ada kesulitan, maka

    lebih utama kita merubahnya.

     Jika ada yang mengatakan, “Kami tetap ngotot,

    untuk meluruskan arah kiblat walaupun

    dengan penuh kesulitan.” Maka cukup kami

    kemukakan perkataan Ash Shon’ani, “Ada yang

    mengatakan bahwa kami akan pas-pasin arah

    kiblat persis ke ka’bah. Maka kami katakan

    bahwa hal ini terlalu menyusahkan diri dan

    seperti ini tidak ada dalil yang

    menuntunkannya bahkan hal ini tidak pernah

    dilakukan oleh para sahabat padahal mereka

    adalah sebaik-baik generasi umat ini.[9] Jadi

    yang benar, kita cukup menghadap arahnya

    saja, walau kita berada di daerah Mekkah dan

    ◦ Radio

    Muslim

    ◦ Ustadz Ari

    Wahyudi

    ◦ Ustadz Aris

    Munandar◦ Ustadz

    Muhammad

    Abduh Tuasikal

    BUKU ISLAMI

    Mengikuti

    Ajaran NabiBukanlah

    Teroris

    Karya Ust.

    Muhammad

    Abduh Tuasikal

  • 8/16/2019 Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

    9/20

    sekitarnya (yaitu selama kita tidak melihat

    Ka’bah secara langsung).”[10]

     Jadi intinya, jika memang penuh kesulitan

    untuk mengepas-ngepasin arah kiblat agar

    persis ke Ka’bah maka janganlahmenyusahkan diri. Namun, jika memang

    memiliki kemudahan,  ya silakan . Tetapi

    ingatlah bertakwalah kepada Allah semampu

    kalian.

    Diper uat Lagi dengan Fatwa MUI

    Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan

    fatwa terkait arah kiblat sebagai konsekuensidari pergeseran lempeng bumi. Dalam

    konferensi pers di Jakarta, Senin (22/3), MUI

    menegaskan pergeseran tersebut tak

    mempengaruhi arah kiblat. Untuk itu, MUI

    mengingatkan umat Islam agar tak perlu

    bingung dengan arah kiblat. Terlebih, dengan

    mengubah bahkan membongkar masjid atau

    musholla agar mengarah ke kiblat.

    Konferensi pers tersebut disampaikan oleh

    Ketua MUI Drs. H. Nazri Adlani, didampingi

    Sekretaris MUI Dr. H Amrullah Ahmad, Wakil

    Ketua Komisi Fatwa MUI Prof. Dr. KH Ali

    Mustafa Yaqub, MA, dan Wakil Sekretaris

    Komisi Fatwa MUI Drs. H. Aminudin Yakub,

    MA.

    Tentang diktum dari fatwa MUI No. 03 Tahun

    2010 tentang Kiblat disebutkan, pertama,

    tentang ketentuan hukum. Dalam kententuan

    hukum tersebut disebutkan bahwa: (1) Kiblat

    bagi orang shalat dan dapat melihat ka’bah

    adalah menghadap ke bangunan Ka’bah (ainul

  • 8/16/2019 Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

    10/20

    ka’bah), (2) Kiblat bagi orang yang shalat dan

    tidak dapat melihat Ka’bah adalah arah Ka’bah

    (jihat al-Ka’bah), (3) Letak georafis Indonesia

    yang berada di bagian timur Ka’bah/Mekkah,

    maka kiblat umat Islam Indonesia adalah

    menghadap ke arah barat.

    Kedua, rekomendasi. MUI merekomendasikan

    agar bangunan masjid/mushalla di Indonesia

    sepanjang kiblatnya menghadap kea rah

    barat, tidak perlu diubah, dibongkar, dan

    sebagainya.[11]

    Fatwa MUI ini menindaklanjuti beredarnya

    informasi di tangah masyarakat mengenai

    adanya ketidakakuratan arah kiblat di

    sebagian masjid atau musala di Indonesia,

    berdasarkan temuan

    hasil penelitian dan pengukuran dengan

    menggunakan metode ukur satelit. Atas

    informasi tersebut masyarakat resah dan

    mempertanyakan hukum arah kiblat. Sehinggakomisi fatwa MUI memandang perlu

    menetapkan fatwa tentang arah kiblat untuk

    dijadikan pedoman bagi masyarakat, demikian

    tercantum dalam Fatwa yang ditanda tangani

    oleh Ketua Muhammad Anwar Ibrahim dan

    sekretaris Hasanudin itu.[12]

    Demikian penjelasan dari redaksi At Tauhid

    mengenai arah kiblat. Semoga yang singkat ini

    bisa membuka wacana keilmiahan kaum

    muslimin sehingga bisa mengetahui manakah

    maksud para ulama dengan arah kiblat.

    Wallahu a’lam bish showab. “Aku tidak

    bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan

  • 8/16/2019 Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

    11/20

    selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak

    ada taufik bagiku melainkan dengan

    (pertolongan) Allah ” (QS. Hud: 88).

    [Muhammad Abduh Tuasikal]

     _____________

    [1] Lihat Shahih Fiqh Sunnah, Syaikh Abu

    Malik, 1/303, Al Maktabah At Taufiqiyah.

    [2] Al Mughni, Ibnu Qudamah, 1/490, Darul

    Fikr, 1405.

    [3] Lihat Al Minhaj Syarh Muslim bin Al Hajjaj,

    Yahya bin Syarf An Nawawi, 4/107, Dar Ihya’ At

    Turots, 1392.

    [4] Al Mughni, 1/490.

    [5] Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyah,

    2/11816, Asy Syamilah.

    [6] Dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam

    Irwa’ul Gholi dan Misykatul Mashobih bahwa

    hadits ini shohih .

    [7] Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah Al

    Kuwaitiyah, 2/1119.

    [8] Fatawal Aqidah wa Arkanil Islam, Syaikh

    Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, hal. 551,

    Darul Aqidah.

    [9] Sebagaimana dijelaskan dalamm Fatwa Al

    Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal

    Ifta’, fatwa no. 4254 bahwa dahulu para ulama

     juga bisa menentukan arah kiblat yang pas

    menghadap ka’bah sebelum adanya peralatan

    canggih seperti saat ini. Mereka dahulu

    mengukur arah kiblat dengan rasi bintang,

    terbit dan tenggelamnya rembulan, dan bisa

    pula dengan melihat waktu terbit dan

    tenggelamnya matahari, atau dengan

    memperhatikan fenomena-fenomena alam

  • 8/16/2019 Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

    12/20

    yang lainnya. Kami katakan, “Jadi jangan

    disangka bahwa perhitungan arah kiblat baru

    ada saat ini. Namun sejak dahulu sejak

    dikenalnya ilmu falak.”

    [10] Subulus Salam Syarh Bulughul Marom ,

    Muhammad bin Isma’il Ash Shon’ani, 1/397,

    Maktabah Al Ma’arif, cetakan pertama, 1427.

    [11] Sumber: http://www.mui.or.id/index.php?

    option=com_content&view=article&id=147:fat

    wa-tentang-arah-kiblat&catid=1:berita-

    singkat&Itemid=50

    [12] Sumber:

    http://www.sulut.depag.go.id/index.php?

    a=detilberita&id=2277

  • 8/16/2019 Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

    13/20

    Related Po t :

    Tata Cara Shalat

    Sesuai Sunnah Nabi

    Memahami Takdir

    Allah

    Keagungan Shalat

    ◾JagalahShalat,

     Jagalah Shalat,

    Buatlah Nabi

    Tersenyum

    Solusi Perpecahan

    Umat

  • 8/16/2019 Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

    14/20

    At Tauhid Tahun VI Fiqih

    Toko Muslim

    tagged with Fiqih, ka'bah, kiblat, shalat

    17 COMMEN S

    3 June 2010 19:57

     Jazakumullahu khairal jaza atas artikelnya

    yang sangat bermanfaat ini, insyaAllah bisa

    menjawab keraguan sebagian kaum muslimin

    tentang masalah kiblat.Oya saran dari ana, kalau tidak merepotkan

    untuk referensi dari web baiknya

    mencantumkan juga tanggal kapan alamat

    tersebut dilihat, karena sebagaimana umum

    diketahui, alamat web bisa berubah-berubah

    sesuai dengan pengelolanya, kalau ada

    tanggal jadi bisa lebih bisa dipertanggung

     jawabkan ketika suatu saat linknya hilang.

    Contohnya, link

    http://buletin.muslim.or.id/fiqih/sudah-

    benarkah-arah-kiblat-kita/ tertanggal 4 Juni

    2010.

    BarakAllahu fikum

    3 Landasan Utama

    Mengubah Dunia

  • 8/16/2019 Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

    15/20

    Hasjim L

    admin

    Iwan Abdurahman

    komentar3

    10 June 2010 14:41

    Assalamualaikum,

    Pernah beta membaca di majalah Assunah

    atau Al-Furcon bahwa ada hadits yg

    menyatakn bahwa ” Timur dan Barat adalaharah kiblat ” klo ini shahih maka seharusnya

    umat islam tdk panik dgn arah kiblat.

    Mungkin Pak Ustazd atau rekan2 yg lebih

    paham bisa menjelaskannya.

    Terima kasih, Wassalam.

    13 June 2010 7:13

    @Hasjim L

    Mohon disimak kembali artikel di atas,

    penjelasannya terdapat dalam artikel.

    13 June 2010 19:15

    Baru2 ini Malaysia mengutus astronout

    muslim dalam program pengiriman keangkasa luar dengan Rusia. Sholatnya

    sebaiknya harus menghadap ke mana pak

    ustadz.

    14 June 2010 23:36

    maaf, bukan maksudnya membuat syubhat,

    mudah2an bukan syubhat. klo jadinya malahsyubhat, langsung hapus aja.

    bumi kan bulat dikit, kalau kita sholat di 180

    derajat lintang utara/selatan dan 180 derajat

    lintang timur/barat dari mekkah (maksudnya

    titik(daerah) pada bumi yang jaraknya paling

    panjang jika ditarik garis lurus menembus inti

  • 8/16/2019 Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

    16/20

    komentar3

    admin

    muhaimin

    Ali

    bumi dari mekkah). itu menghadapnya

    kemana? ke utara, selatan, timur, barat atau

    arah radial yg lain? karena semuanya jaraknya

    sama.

    mudah2an itu titik(daerah setempat) bukan

    daratan, melainkan laut, jadi g da masalah.

    klo malah bikin syubhat, tolong langsung

    hapus aja. makasih

    14 June 2010 23:43

    itu salah tulis, maksudnya arah biasa aja

    bukan “arah radial”. udah g bisa di edit td.

    22 June 2010 0:02

    #Iwan Abdurrahman

    Mohon dibaca kembali artikel di atas pada

     judul “Yang Mendapat Udzur (Keringanan)

    Tidak Menghadap Kiblat”

    18 July 2010 6:36

    UST klo untuk hati2 arah kiblat ditentukan dg

    kompas ditanbah 15 derajat ke arah utara

    bgmn…

    21 July 2010 14:26

    Syukron atas penjelasan Ustadz.

     Jadi kalau boleh dikatakan secara ringkas,

    bahwa menghadap kiblat dalam sholat fardlu

    itu hukumnya wajib. Namun bagi yang tidak

    bisa melihat Ka’bah secara langsung

  • 8/16/2019 Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

    17/20

    abu ahmad

    seharusnya mencari tahu arah Ka’bah yang

    benar. Bila sudah tahu informasi mengenai

    arah Ka’bah yang benar maka seharusnya

    menghadap ke arah Ka’bah.

    Demikian Wallahu’alam

    27 July 2010 14:58

    afwan ustadz, MUI meralat fatwa tsb

    ————————–

    fatwa awal No. 03 Tahun 2010 tentang Kiblat

    http://www.mui.or.id/index.php?

    option=com_content&view=article&id=147

    ————————–ralat dari MUI

    http://www.mui.or.id/index.php?

    option=com_content&view=article&id=249

    Majelis Ulama Indonesia (MUI) meralat fatwa

    No 03 Tahun 2010 tentang Kiblat. Arah kiblat

    yang sebelumnya disebutkan menghadap

    barat kini telah direvisi menjadi ke arah barat

    laut.

    “Untuk Indonesia secara umum kiblat

    menghadap ke barat laut, bukan barat, ini

    sekaligus merevisi fatwa kita yang tempo hari,”

    ujar Ketua MUI Bidang Fatwa Ma’ruf Amin saat

    berbincang dengan detikcom, Rabu

    (14/7/2010).

    MUI pun menghimbau agar semua wilayah di

    Indonesia harus menyesuaikan arah kiblat

    sesuai dengan ralat dari fatwa sebelumnya.

    “Indonesia itu letaknya tidak di timur pas

    Kabah tapi agak ke selatan, jadi arah kiblat kita

     juga tidak barat pas tapi agak miring yaitu

    arah barat laut,” terangnya.

  • 8/16/2019 Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

    18/20

    ————————–

    http://www.mui.or.id/index.php?

    option=com_content&view=article&id=252

    Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak

    menyarankan untuk turut mengubah arah

    masjid. Umat muslim hanya perlu mengubah

    safnya saja.

    disarankan menggunakan kompas dan atau

    http://www.qiblalocator.com (google map)

    “Salat kita yang kemarin tetap sah. Para ulama

     juga sudah ijtihad kalau kita menghadap ke

    kiblat. Dan Barat Lautlah kiblat bagi umat

    muslim di Indonesia,” tambahnya.

    ————————–

    http://www.mui.or.id/index.php?

    option=com_content&view=article&id=253

    Fatwa No 5 tanggal 1 Agustus mengenai arah

    kiblat tersebut menyebutkan tiga poin.

    Pertama, arah kiblat bagi orang yang dapat

    melihat Kabah adalah ke arah bangunan

    Kabah. Kedua, jika tidak dapat melihat Kabah,

    arahnya sesuai dengan arah berdirinya Kabah.

    Dan ketiga, karena posisi Indonesia ada di

    sebelah timur Kabah, kiblat bagi orang

    Indonesia adalah menghadap barat laut

    dengan kemiringan bervariasai sesuai dengan

    posisi kawasan masing-masing.

    Dengan kedua fatwa tentang kiblat tersebut,

    MUI memberikan keleluasan kepada umat

    Islam dalam menentukan arah kiblat. “Hanya

    memberikan kemudahan, tidak ada yang

    salah. Mau lurus ke barat boleh, sedikit miring

    ke barat laut juga boleh,” tutur Hasanuddin.

  • 8/16/2019 Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

    19/20

    abduh

    abduh

    abduh

    roy m

    Jasa programmer

    26 August 2010 13:18

    @ Muhaimin

    Spt itu dibolehkan, yg kita bahas dalam tulisan

    di atas adalah masalah sahnya. Jd jika hadap

    ke barat sj sudah dikatakan sah.

    26 August 2010 13:19

    @ Ali

    Coba diperhatikan kembali tulisan di atas.

    Selama kita itu jauh dari ka’bah, mk shalatnya

    tetap dikatakan sah jika kita menghadap ke

    arahnya sj yaitu arah barat. Ingat ini bahassahnya. Namun jika ingin serong ke utara, itu

     jg tdk masalah.

    26 August 2010 13:38

    @ Muhaimin

    Spt itu juga boleh. Namun kalau dikatakan

    sah, menghadap ke barat sj sudah sah.

    19 November 2010 10:01

    ijin kopas pak abduh

    Pingback: Cara Mudah Menentukan Arah

    Kiblat Bagi Warga Negara Indonesia | "Bisa

    Karena Terbiasa"

    27 August 2014 7:31

     Jazakumullahu khairal atas penjelasannya

    salam kenal dari http://jasaprogrammer.com/

  • 8/16/2019 Sudah Benarkah Arah Kiblat Kita_ _ Buletin at-Tauhid

    20/20

    Pingback: Menghadap Kiblat | dan beginilah

    ceritanya...

    LE VE REPLY

    Your email address will not be published.Required fields are marked *

    Comment

    Name *

    Email *

    Website

    Post Comment

    zeeDynamic ThemeYayasan Pendidikan Islam Al Atsary, Yogyakarta