Upload
truongnhan
View
237
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
SUBSTITUSI TEPUNG KEDELAI DENGAN TEPUNG PUCUK DAUNIndigofera zollingeriana TERHADAP PERTUMBUHAN
IKAN NILA Oreochromis niloticus
(Skripsi)
OlehRAHMAT WISUDHA PURAKA NINDYANTO
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRACT
SUBTITUTION OF SOYBEAN FLOUR WITH Indigofera zollingerianaFLOUR ON THE GROWTH OF Oreochromis niloticus
By
Rahmat Wisudha Puraka, Tarsim2, Luki Abdullah3, Dwi Mulyasih2
Tilapia (oreochromis niloticus) is one fresh water cultivated commodity because itis adaptable and easily spawn. Tilapia cultivation often experience obstacles, theavailability of feed enough could be one of the obstacles cultivation, to reducefeed costs need to find raw materials feed alternative. One of them is utilizingIndigofera zollingeriana plant to be used as raw material in feed. Indigoferazollingeriana is one of member family Fabaceae. Indigofera has high nutrients,where its protein content can contribute to provide matter and energy for growth.This research aims to know the effect of substitution soybean flour with bud flourIndigofera zollingeriana on the growth of tilapia. This study used CompletelyRandomized Design (RAL) with 5 treatments and 3 times replication were A(0%), B (10%.), C (20%), D (30%) and E (40%). The data obtained were analyzedusing Anova test except protein digestibility, the survival rate and water qualitywere analyzed descriptively. The provision of feed as many as three times a daywith feeding rate 5 % for 40 days. The results of this study indicate that theaddition of Indigofera zollingeriana on feed gave no effect to growth of tilapia.The highest growth was in E treatment (2.4%).
Keywords: Tilapia; Indigofera Bud; Artificial Feed; Growth.
1Mahasiswa Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung2Dosen Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung3Dosen Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
ABSTRAK
SUBSTITUSI TEPUNG KEDELAI DENGAN TEPUNG PUCUK DAUNIndigofera zollingeriana TERHADAP PERTUMBUHAN
IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
OLEH
Rahmat Wisudha Puraka, Tarsim2, Luki Abdullah3, Dwi Mulyasih2
Ikan nila Oreochromis niloticus adalah salah satu ikan air tawar yang banyakdibudidayakan karena mudah beradaptasi dan mudah dipijahkan. Budidaya ikannila sering mengalami kendala, ketersediaan pakan dalam jumlah yang memadaidapat menjadi salah satu kendala budidaya tersebut, untuk menekan biaya pakanperlu dicari bahan baku pakan alternatif. Salah satunya adalah memanfaatkantanaman Indigofera zollingeriana untuk dijadikan bahan baku dalam pakan.Indigofera zollingeriana merupakan tumbuhan dari famili Fabaceae. Indigoferamemiliki nutrisi yang tinggi, dimana kandungan proteinnya bisa berkontribusiterhadap penyediaan materi dan energi untuk pertumbuhan. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung kedelai dengan tepungpucuk Indigofera zollingeriana terhadap pertumbuhan ikan nila Oreochromisniloticus. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu A (0 %), B (10%.), C (20%) , D (30%) dan E(40%) Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Anova kecuali kecernaanprotein, survival rate dan kualitas air dianalisis secara deskriptif. Pemberianpakan sebanyak tiga kali sehari dengan feeding rate 5% selama 40 hari. Hasil daripenelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan penambahan pucukIndigofera zollingeriana tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ikannila (Oreochromis niloticus). dengan pertumbuhan terbesar dihasilkan padaperlakuan E, yaitu sebesar 2,4%.
Kata Kunci : Ikan Nila; Pucuk Indigofera; Pakan Buatan; Pertumbuhan.
1Mahasiswa Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung2Dosen Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung3Dosen Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
SUBSTITUSI TEPUNG KEDELAI DENGAN TEPUNG PUCUK DAUNIndigofera zollingeriana TERHADAP PERTUMBUHAN
IKAN NILA Oreochromis niloticus
OlehRAHMAT WISUDHA PURAKA NINDYANTO
SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERIKANANPada
Jurusan Budidaya PerairanFakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 06
November 1992 sebagai anak ke-2, dari pasangan Bapak
Sujanto, A.Pi dan Ibu Ning Saadah Purwati.
Penulis memulai pendidikan formal dari Sekolah Dasar Al-
Azhar, Bandar Lampung pada tahun 1999-2005, Sekolah
Menengah Pertama Negeri (SMPN) 23 Bandar Lampung pada tahun 2005-2008,
dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Al-Kautsar pada tahun 2008-2011. Penulis
kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 di Program Studi Budidaya
Perairan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian Universitas
Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negri
(SBMPTN) pada tahun 2011 dan menyelesaikan studinya pada tahun 2018.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa
Budidaya Perairan UNILA (HIDRILA) sebagai anggota bidang Pengkaderan pada
tahun 2012/2013. Penulis telah melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Desa Penyandingan, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus selama 40
hari terhitung dari bulan Januari – Februari 2015. Penulis juga melakukan Praktek
Umum di Balai Besar Pengembangan dan Riset Budidaya Laut Gondol, Bali
dengan judul “Pembenihan Ikan Kerapu Sunu Plectropomus Leopardus di
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol, Bali” pada bulan
Juli – Agustus 2016.
Pada tahun 2017, penulis melaksanakan penelitian dan menyelesaikan tugas akhir
dalam bentuk skripsi yang berjudul “Substitusi Tepung Kedelai Dengan
Tepung Pucuk Daun Indigofera zollingeriana Terhadap Pertumbuhan Ikan
Nila Oreochromis niloticus”
PERSEMBAHAN
Dengan segala rasa syukur kepada Allah SWT atas kenikmatan dan kemudahan
yang selalu mengiringi langkah untuk semua hambanya.
Kupersembahkan skripsi ini kepada :
Kedua orangtuaku yang senantiasa memberikan kasih sayang, do’a,
dukungan, motivasi, pengorbanan dan selalu memberikan apapun
yang terbaik untuk kebahagiaanku. Bagiku jasa dan pengorbanan
kalian tidak akan mampu digantikan dengan apapun. Terimakasih
Kakak, adik dan keluarga besar tercinta yang senantiasa memberikan
do’a, semangat dan dukungan selama masa studi.
“Chindo Corner” yang telah memberikan warna dalam indahnya
pelangi kehidupan selama ini.
Teman-Teman yang telah memberikan semangat dan kebersamaannya
selama ini
dan
Almamater tercinta “Universitas Lampung”
7
MOTTO
“Niatkan tinju terkepal
Pekik menebal, Terjang aral
Pagi pasti terkejar”
- Najwa Sihab –
Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan dalam
rangka untuk menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan
baginya jalan ke surga”
-HR. Tarmudzi –
“Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka
melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus
dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak”
-Aldus Huxley-
“Love the life you live
Live the life you love”
-Bob Marley-
8
SANWACANA
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan, kekuatan dan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Substitusi Tepung Kedelai
Dengan Tepung Pucuk Daun Indigofera zollingeriana Terhadap
Pertumbuhan Ikan Nila Oreochromis niloticus” sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Jurusan Budidaya Perairan Universitas
Lampung.
Selama proses penyelesaian skripsi, penulis telah memperoleh banyak bantuan
dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
2. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc selaku Ketua Jurusan Budidaya Perairan
Universitas Lampung.
3. Bapak Tarsim, S.Pi., M.Si selaku Pembimbing Utama atas kesabarannya dan
bersedia untuk meluangkan waktunya, mencurahkan segenap pemikirannya,
memberikan bimbingan, motivasi, nasihat dalam mengarahkan penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Prof.Dr.Ir. Luki Abdullah M.ScAgr selaku Pembimbing kedua atas kesabaran
dan kesediaan untuk meluangkan waktu disela-sela kesibukannya,
memberikan bimbingan, motivasi, nasihat dalam mengarahkan penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Ibu Berta Putri, S.Si., M.Si selaku Penguji yang telah memberikan kritik,
saran, dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini.
6. Bapak Deny Sapto Chondro, S.Pi., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah meluangkan waktu, dan senantiasa membimbing penulis selama ini,
sehingga kini penulis telah menyelesaikan studi di Jurusan Budidaya Perairan,
Fakultas Pertania, Universitas Lampung.
9
7. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung yang penuh dedikasi dalam memberikan ilmu yang
bermanfaat bagi penulis, serta segala bantuan yang diberikan selama penulis
menyelesaikan studi.
8. Kedua orangtuaku Bapak Sujanto, A.Pi dan Ibu Ning Saadah Purwati.
Terimakasih atas segala yang telah diberikan selama ini, terimakasih telah
senantiasa mencurahkan keringat, kasih sayang, dan senantiasa mendoakanku
dalam setiap sujud semata hanya untuk kebahagiaanku, dan terimakasih untuk
selalu mendukung dan memberikan motivasi.
9. Kakak dan Adiku serta seluruh keluarga besar, yang selalu memberikan
semangat, dukungan, doa, motivasi, kesabaran, waktu dan tenaga selama ini.
10. Agasi Ala anarki dan Dimas Rizki Pratama yang telah menjadi sabahat
terbaikku selama ini. Terimakasih karena telah memberikanku semangat,
motivasi, dukungan, canda, tawa, selalu ada di dekatku saat suka maupun
duka, senantiasa sabar menghadapiku, dan selalu memberikan doa untuk
kebahagiaanku selama ini.
11. Rahajeng Utami, Shara Anbia, Eshy Tri Wulandari, yang telah memberikan
waktu, semangat, motivasi, doa, canda, tawa, kesabaran, tenaga, pikiran dan
selalu ada untukku serta mendukungku dalam keadaan apapun selama ini.
12. Ardian Thomas, Renaldo Syaputra, Tatang Purnama, Ranindia Akbar, Auliyan
Azizi, M. Rukni, Khanif Ardiansyah, M. Rio, yang telah memberikanku
semangat, doa, ilmu, motivasi, canda tawa, kesabaran dalam menghadapiku,
dan selalu mengisi hari-hariku selama ini.
13. Bang Jum, Bang Yuti, Bang Imam, Bang Fauzi, Bang Bowo, yang telah
memberikanku dukungan, doa, ilmu, canda, tawa yang selalu mengisi hari-
hariku selama ini.
14. Kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2011 atas kebersamaannya
selama ini, abang dan mba angkatan 2009, 2010, dan adik-adik angkatan 2012,
2014.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas bantuan dan
dukungannya. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan yang
10
telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempuna, akan tetapi penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat
bagi yang membaca maupun bagi penulis untuk mengembangkan dan
mengamalkan ilmu yang telah diperoleh.
Bandar lampung, 17 September 2018
Penulis,
Rahmat Wisudha Puraka. N.
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .............................................................................................. i
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iii
DAFTAR TABEL...................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. v
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian .................................................................................. 2
1.3 Manfaat Penelitian ................................................................................ 2
1.4 Kerangka Pikir ..................................................................................... 2
1.5 Hipotesis ................................................................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Ikan Nila Oreochromis niloticus .............................................. 4
2.2 Habitat dan Kebiasaan Hidup Ikan Nila ............................................... 5
2.3 Tepung Indigofera zollingeriana .......................................................... 6
2.4 Laju Pertumbuhan ................................................................................. 7
2.5 Rasio Konversi Pakan ........................................................................... 8
2.6 Tingkat Kelangsungan Hidup ............................................................... 8
2.7 Kecernaan Pakan ................................................................................... 9
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................ 12
3.2 Alat dan Bahan Peneltian ...................................................................... 12
3.3 Rancangan Penelitian ............................................................................ 13
3.4 Prosedur Penelitian................................................................................ 13
3.4.1 Persiapan ....................................................................................... 13
3.4.2 Pembuatan Pakan .......................................................................... 13
3.4.3 Pemeliharaan dan Pemberian Pakan ............................................. 14
3.5 Parameter yang Diamati ....................................................................... 14
3.5.1 Jumlah Konsumsi Pakan ............................................................... 14
3.5.2 Tingkat Kelangsungan Hidup ....................................................... 14
3.5.3 Laju Pertumbuhan Spesifik ........................................................... 15
3.5.4 Retensi Protein .............................................................................. 15
3.5.5 Kecernaan Protein ......................................................................... 15
3.5.6 Pengukuran Kualitas Air ............................................................... 16
3.5.7 Feed Convertion Ratio (FCR) ....................................................... 16
3.6 Analisis Data ......................................................................................... 16
ii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Laju Pertumbuhan Harian Spesifik…………………………………. .. 17
4.2 Jumlah Konsumsi Pakan…………………………………………….. . 18
4.3 Feed Convertion Ratio (FCR)………………………………………. .. 20
4.4 Kecernaan Protein…………………………………………………….. 21
4.5 Retensi Protein…………………………………………………….. .... 23
4.6 Tingkat Kelangsungan Hidup………………………………………… 24
4.7 Pengukuran Kualitas Air……………………………………………… 25
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 28
5.2 Saran ...................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 29
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. 33
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................... 3
2. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) .................................................. 4
3. Indigofera zollingeriana.................................................................. 6
4. Laju Pertumbuhan Harian Spesifik ................................................. 17
5. Jumlah Konsumsi Pakan ................................................................. 19
6. Feed Convertion Ratio (FCR) ......................................................... 20
7. Tingkat Kelangsungan Hidup ......................................................... 24
iv
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1. Komposisi Bahan Baku Pakan Uji .................................................. 12
2. Hasil Analisis Proksimat Pakan……....................... ....................... 19
3. Kecernaan Protein…………………………………. ...................... 21
4. Retensi Protein ................................................................................ 23
5. Kualitas Air Selama Penelitian……… ........................................... 26
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. Dokumentasi selama Penelitian ...................................................... 34
2. Prosedur Uji Proksimat ................................................................... 35
3. Analisis Cr2O3 (Metode Takeuchi) ................................................. 37 4. Harga Bahan Baku yang Digunakan ............................................... 38
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan nila Oreochromis niloticus adalah salah satu ikan air tawar yang
banyak dibudidayakan karena mudah beradaptasi dan mudah dipijahkan.
Penyebarannya di alam sangat luas, baik di daerah tropis maupun di daerah
beriklim subtropis (Angienda et al., 2010). Produksi ikan nila di Indonesia
meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun hal ini dikarenakan tingginya
permintaanikan nila baik di dalam dan luar negeri. Pada tahun 2010 produksi ikan
nila sebesar 469.173 ton, dan tahun 2012 mencapai 850.000 ton (KKP, 2013).
Pengembangan usaha budidaya ikan nila saat ini masih terdapat beberapa
permasalahan. Salah satunya adalah pakan, bahan baku pakan yang berkualitas
tinggi seperti tepung ikan merupakan bahan baku import yang harganya mencapai
Rp. 15000/kg dan tepung ikan lokal Rp. 12000/kg (Hadadi et al., 2007). Selain
itu, bahan baku lain seperti kedelai dan jagung harus dipenuhi dari luar negeri
karena produksi dalam negeri tidak mencukupi. Hampir 2.3 juta ton untuk pangan
dan 600 ribu untuk non makanan. Produksi kedelai di dalam negeri hanya mampu
memenuhi sekitar 42 persen konsumsi domestik (FAO, 2012). Oleh sebab itu
perlu dicari alternatif bahan baku pakan lokal yang dapat mengurangi penggunaan
tepung kedelai yang masih import. Salah satunya dengan menggunakan tanaman
Indigofera zollingeriana.
Indigofera zollingeriana merupakan tumbuhan dari famili Fabaceae.
Indigofera memiliki nutrisi yang tinggi, dimana kandungan proteinnya dapat
mencapai 31,31% (Abdullah &Suharlina, 2010; Abdullah et al., 2012). Palupi et
al. (2014) menyatakan bahwa pucuk Indigofera memiliki kandungan protein
28.98%, protein tercerna 98.88%, serat kasar 8.49%, kalsium 0.53%, phospor
0.34%. Indigofera juga memiliki kandungan asam amino yang lengkap, kalsium,
pospor, kalium, dan karotenoid (Abdullah et al., 2012; Palupi et al., 2014).
Indigofera sudah pernah diuji pada ikan grass carp untuk peningkatan kualitas
2
telur (Mulyasih, 2015), namun belum diuji cobakan untuk pertumbuhan ikan.
Penggunaan indogofera pada ikan grass carp masih sedikit meningkatkan bobot
badan ikan grass carp (Mulyasih, 2015). Hal ini terjadi karena menggunakan
indigofera murni (100% indigofera). Oleh karena itu, dibutuhkan campuran
bahan baku pakan lain untuk meningkatkan pertumbuhan ikan.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung
kedelai dengan tepung pucuk Indigofera zollingeriana terhadap pertumbuhan ikan
nila Oreochromis niloticus.
1.3. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah bagi
mahasiswa, parapembudidaya danindustri pakan mengenai substitusi tepung
kedelai dengan tepung pucuk Indigofera zollingeriana terhadap pengaruh
pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus).
1.4. Kerangka Pikir
Produksi ikan nila di Indonesia meningkat secara signifikan dari tahun ke
tahun. Permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan budidaya ikan nila adalah
tingginya harga pakan. Bahan baku pakan seperti tepung ikan, tepung kedelai,
tepung jagung merupakan bahan baku import yang memiliki harga tinggi.
Berdasarkan masalah ini, perlu dicari bahan baku pakan lokal kandungan nutrisi
yang tinggi dengan harga yang terjangkau. Salah satunya menggunakan tepung
pucuk Indigofera zollingeriana. Formulasi pakan ikan nila dalam penelitian ini
menggunakan tepung indigofera karena memiliki harga yang relatif murah,
kontinuitas lebih terjamin, dan merupakan bahan baku local yang tidak perlu
mengimpor dari luar negeri. Tumbuhan Indigofera merupakan tumbuhan
leguminosa yang tumbuh liar di daerah subtropis dan tropis. Indigofera memiliki
nutrisi yang tinggi, kandungan proteinnya dapat mencapai 31,31% (Abdullah dan
Suharlina 2010, Abdullah et al., 2012). Sehingga tepung ini sangat tepat
dimanfaatkan sebagai pengganti tepung kedelai.
3
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
1.5. Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Ho = τi = 0 : Pada kepercayaan 95%, tidak ada pengaruh substitusi tepung
kedelai dengan tepung pucuk indigofera dalam pakan terhadap
pertumbuhan ikan nila.
H1 = τi ≠ 0: Pada kepercayaan 95%, ada pengaruh substitusi tepung kedelai
dengan tepung pucuk indigofera dalam pakan terhadap
pertumbuhan ikan nila.
Protein pada tepung pucuk daun Indigofera
pucuk daun Indigofera
Subtitusi dalam Pakan
PAKAN A
0%
PAKAN B
10%
PAKAN C
20%
PAKAN D
30%
PAKAN E
40%
Pemberian Pakan pada Ikan Nila selama 40 Hari
Peningkatan Pertumbuhan
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Ikan Nila Oreochromis niloticus
Klasifikasi ikan nila berdasarkan menurut Trewavas (1983) dalam Suyanto
(2003) adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Sub-filum : Vertebrata
Kelas : Osteichthyes
Sub-kelas : Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Family : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus.
Ikan nila Oreochromis niloticus pada awalnya dimasukkan ke dalam jenis
Tilapia nilotica atau ikan dari golongan tilapia yang mengerami telur dan larva di
dalam mulutnya. Pada tahun 1982 nama ilmiah ikan nila menjadi Oreochromis
niloticus. Perubahan nama tersebut telah disepakati dan dipergunakan oleh
ilmuan meskipun dikalangan awam tetap disebut Tilapia niloticus (Khairuman &
Amri, 2008).
Gambar 2. Ikan nila (Oreochromis niloticus)(Sumber: Stiassny et al.,1999)
Ikan nila memiliki bentuk tubuh pipih memanjang ke samping, makin ke
perut makin terang. Mempunyai garis vertikal 9-11 buah berwarna hijau kebiruan.
5
Pada sirip ekor terdapat 6-12 garis melintang yang ujungnya berwarna
kemerah-merahan, sedangkan punggungnya terdapat garis-garis miring.Mata
tampak menonjol agak besar dengan bagian tepi berwarna hijau kebiru-biruan.
Letak mulut ikan nila terminal, posisi sirip perut terhadap sirip dada thorochis,
garis susuk (linea lateralis) terputus menjadi dua bagian. Jumlah sisik pada garis
rusuk 34 buah dan tipe sisik stenoid (ctenoid). Bentuk sirip ekor berpinggiran
tegak (Khairuman & Amri, 2008).
2.2 Habitat dan Kebiasaan Hidup Ikan Nila
Ikan nila merupakan ikan konsumsi yang umum hidup di perairan tawar,
terkadang ikan nila juga ditemukan hidup di perairan yang agak asin (payau).Ikan
nila dikenal sebagai ikan yang bersifat euryhaline (dapat hidup pada kisaran
salinitas yang lebar). Ikan nila mendiami berbagai habitat air tawar, termasuk
saluran air yang dangkal, kolam, sungai dan danau. Di perairan yang beriklim
hangat, ikan nila bersifat invasif dan dapat menjadi masalah bagi ikan-ikan yang
hidup di perairan tersebut. Sebaliknya pada habitat yang beriklim sedang, ikan
nila tidak mampu untuk bertahan hidup di perairan dingin yang umumnya bersuhu
di bawah 21oC (Harrysu, 2012).
Ikan nila mempunyai kemampuan tumbuh secara normal pada kisaran
suhu 14-38°C dengan suhu optimum bagi pertumbuhan dan perkembangannya
yaitu 25-30°C. Pada suhu 14°C atau pada suhu tinggi 38°C pertumbuhan ikan
nila akan terganggu. Pada suhu 6°C atau 42°C ikan nila akan mengalami
kematian. Kandungan oksigen yang baik bagi pertumbuhan ikan nila minimal
4mg/L, kandungan karbondioksida kurang dari 5mg/L dengan tingkat keasaman
media pemeliharaan berkisar antara 7,24 - 7,36 yang masih dalam kisaran normal
untuk ikan dapat tumbuh dan berkembang biak (Kordi & Gufran., 2000 ; Ardita et
al., 2015). Bila dibudidayakan di jaring terapung (perairan dalam) warna ikan
lebih hitam atau gelap dibandingkan dengan ikan yang dibudidayakan di kolam
(perairan dangkal).
6
2.3 Tepung Indigofera zollingeriana
Tanaman Indigofera zollingeriana adalah jenis leguminosa yang selama
ini belum dieksploitasi potensinya sebagai hijauan pakan ternak. Menurut Hassen
et al. (2008) produksi Indigofera zollingeriana adalah sebesar 2.728 kg/ha.
Indigofera zollingeriana memiliki kandungan protein yang tinggi, toleran
terhadap musim kering, genangan air dan tahan terhadap salinitas. Masih dalam
Hassen et al. (2008) kandungan protein kasar Indigofera zollingeriana adalah
sebesar 24,3%. Taksonomi tanaman Indigofera zollingeriana, sebagai berikut:
divisi Spermatophyta, sub divisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, bangsa
Rosales, suku Leguminosae, marga Indigofera, dan jenis Indigofera zollingeriana
Gambar 3. Indigofera zollingeriana( Sumber: Palupi, 2015)
Indigofera zollingeriana mempunyai potensi untuk digunakan sebagai
tanaman pakan sekaligus sebagai tanaman pelindung karena mampu memperbaiki
kondisi tanah penggembalaan. Tahan hidup di lahan kering, tanaman indigofera
ini juga dapat meningkatkan kesuburan tanah di sekitarnya. Tanaman Indigofera
sp. dapat tumbuh di daerah tropis dan dapat dimanfaatkan setelah mencapai umur
potong 68 hari, sehingga tanaman legum ini dapat dijadikan sebagai pakan ternak
secara kontinu (Abdullah & Suharlina 2010). Tanaman Indigofera zollingeriana
yang dipanen panen umur defoliasi 38 hari sampai 88 hari mengandung protein
23.40 – 27.60% dan serat kasar kasar 10.97 – 15.02% (Abdullah & Suharlina
2010).
Abdullah & Suharlina (2010) juga mengatakan bahwa tanaman ini
dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang kaya akan nitrogen, fosfor dan kalsium.
Indigofera zollingeriana sangat baik dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak
7
dan mengandung protein kasar 27,9%, serat kasar 15,25%, kalsium 0,22% dan
fosfor 0,18%. Tanaman ini sangat baik sebagai sumber hijauan baik sebagai
pakan dasar maupun sebagai pakan suplemen sumber protein dan energi.
Keunggulan lain tanaman ini adalah kandungan taninnya sangat rendah berkisar
antara 0,6-1,4ppm (jauh di bawah taraf yang dapat menimbulkan sifat anti nutisi).
2.4 Laju Pertumbuhan
Menurut Wahyuningsih & Barus (2006), pertumbuhan dapat didefinisikan
sebagai pertumbuhan ukuran berupa panjang dan berat pada waktu tertentu atau
perubahan kalori yang tersimpan menjadi jaringan somatik dan reproduksi. Pada
proses pertumbuhan laju anabolisme akan melebihi laju katabolisme.
Pemanfaatan protein menurun seiring dengan meningkatnya kadar protein
makanan dan ikan yang lebih besar. Hasil ini dapat terjadi karena bagian utama
penambahan berat badan terkait dengan pengendapan protein, dan pertambahan
protein adalah keseimbangan antara anabolisme dan katabolisme protein. Tingkat
pengosongan lambung atau kelarutan protein telah terbukti mempengaruhi
pemanfaatan protein makanan (de la Higuera et al., 1998; Espe et al., 1999 ;
Tawwab et al., 2010).
Khattab et al.,(2000) ; Tawwab et al.,(2010) mempelajari tingkat protein
pakan yang optimal untuk tiga jenis ikan nila dan menemukan bahwa tingkat
protein pakan yang optimal berkisar antara 27-37%. Variasi kebutuhan protein
yang optimal untuk pertumbuhan nila mungkin disebabkan oleh variasi dalam
kepadatan tebar, kebersihanatau kondisi lingkungan mereka. Menurut Furuichi
(1988) kebutuhan karbohidrat yang optimal untuk ikan nila berkisar 30-40%, dan
lemak berkisar antara 5-8,5% (Zonneveld et al., 1991). Nilai kandungan gizi
dalam pakan uji sudah memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan ikan nila
sebagaimana dikutip di atas. Komponen lain yang dibutuhkan dalam pakan ikan
yaitu vitamin dan mineral dalam jumlah yang kecil, namun kehadirannya dalam
pakan juga penting karena dibutuhkan tubuh ikan untuk tumbuh dan menjalani
beberapa fungsi tubuh.
8
2.5 Rasio Konversi Pakan
Untuk memperoleh rasio konversi pakan lebih rendah harus disesuaikan
dengan cara atau kebiasaan makan pada jenis ikan dan bentuk pakan. Rasio
konversi pakan adalah jumlah berat makanan yang dibutuhkan oleh ikan sebanyak
20 - 25% yang digunakan untuk tumbuh atau menambah bobot tubuh, selebihnya
digunakan untuk energi dan sebagian yang tidak dapat dicerna oleh ikan.
Makanan nabati faktor konversinya lebih besar dari pada makanan hewani.Ini
berarti untuk menambah berat 1 kg daging ikan dibutuhkan makanan nabati lebih
banyak dari pada makanan hewani. Konversi makanan dipengaruhi oleh jumlah
gizi dan cara pemberian makanan serta bobot dan umur ikan (Pascual, 2009).
Pascual (2009), menjelaskan bahwa semakin rendah nilai konversi pakan,
semakin baik karena jumlah pakan yang dihabiskan untuk menghasilkan berat
tertentu adalah sedikit. Tinggi rendahnya nilai rasio konversi pakan dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama kualitas dan jumlah pakan, spesies
ikan, ukuran ikan dan kualitas air.
2.6 Tingkat Kelangsungan Hidup
Padat tebar yang tinggi dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya
tingkat kelangsungan hidup suatu organisme. Hal ini mengakibatkan adanya
persaingan ruang gerak, oksigen dan makanan sehingga akan mengalami
mortalitas (kematian) (Adewolu et al., 2008).
Tingkat kelangsungan hidup akan menentukan produksi ikan yang dipanen
dan erat kaitannya dengan ukuran ikan yang dipelihara. Kelangsungan hidup
benih ikan nila ditentukan oleh kualitas induk, kualitas telur, kualitas air maupun
perbandingan antara jumlah pakan dan kepadatannya. Tingkat kelangsungan
hidup ikan lele yang baik berkisar antara 73,5-86,0%. Kelangsungan hidup ikan
ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya 3 rasio antara jumlah pakan,
kepadatan, serta kualitas air meliputi suhu, kadar amoniak dan nitrit, oksigen yang
terlarut, dan tingkat keasaman (pH) perairan (Yuniarti, 2006).
9
2.7 Kecernaan Pakan
Kecernaan adalah zat-zat makanan dari konsumsi pakan yang tidak
diekskresikan ke dalam feses, selisih antara zat makanan yang dikonsumsi dengan
yang dieksresikan dalam feses merupakan jumlah zat makanan yang dapat
dicerna. Jadi kecernaan merupakan pencerminan dari kemampuan suatu bahan
pakan yang dapat dimanfaatkan oleh ikan. Tinggi rendahnya kecernaan bahan
pakan memberikan arti seberapa besar bahan pakan itu mengandung zat-zat
makanan dalam bentuk yang dapat dicernakan ke dalam saluran pencernaan
(Handajani, 2011). Kecernaan dapat dipergunakan sebagai salah satu cara untuk
menentukan nilai pakan dan selanjutnya dikatakan tinggi nilainya kecernaan suatu
bahan pakan penting karena:
1. Semakin tinggi nilai kecernaan suatu bahan pakan makin besar zat-zat
makanan yang diserap.
2. Walaupun tinggi kandungan zat makanan, jika nilai kecernaannya rendah,
maka tidak ada gunanya.
3. Untuk mengetahui seberapa besar zat-zat yang dikandung pakan yang
dapat diserap untuk kehidupan pokok, pertumbuhan dan produksi.
Nilai kecernaan suatu bahan pakan menunjukkan bagian dari zat-zat
makanan yang dicerna dan diserap, sehingga siap untuk mengalami metabolisme.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecernaan suatu bahan pakan adalah: (1)
penyiapan makanan, (2) jumlah makanan, (3) komposisi pakan, (4) jenis hewan,
(5) komposisi zat makanan, (6) bentuk fisik bahan pakan, (7) lemak, (8) defisiensi
zat makanan dan (9) zat anti-nutrisi (National Research Council, 1983).
Pengujian kecernaan dilakukan untuk mengetahui kualitas dari suatu bahan pakan,
karena salah satu faktor penting yang harus dipenuhi oleh suatu bahan pakan
adalah tinggi rendahnya daya cerna bahan tersebut.
Pencernaan adalah proses penghancuran pakan menjadi molekul-molekul
mikro melalui rangkaian proses fisik maupun kimiawi, sehingga dapat diserap
melalui dinding usus ke dalam kapiler darah yang diawali dengan pengambilan
pakan dan berakhir dengan pembuangan sisa pakan (Zoonneveld et al., 1991).
Kecernaan ikan dapat dipengaruhi oleh kandungan bahan baku pakan. Zat anti
nutrisi dalam tepung kedelai dapat menurunkan tingkat kecernaan pada ikan.
10
Tepung kedelai yang dipanaskan memiliki potensi untuk memperbaiki nilai nutrisi
pakan, kecernaan protein, efisiensi dan pertumbuhan karena pemanasan yang
dilakukan mampu mendenaturasi protein inhibitor untuk membuat kedelai cocok
sebagai pakan ikan. Namun, tepung kedelai yang terlalu panas tidak disarankan
karena ini dapat mengurangi kadar protein, mengurangi kecernaan protein dan
menyebabkan hilangnya asam amino esensial (Plakas et al.,1988; Deng et al.,
2005; Azaza et al., 2009).
Ikan mempunyai kemampuan mencerna yang berbeda dengan hewan darat
(Watanabe, 1988). Hepher (1988) menyatakan bahwa kecernaan pakan
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: keberadaan enzim dalam saluran pencernaan
ikan, tingkat aktivitas enzim-enzim pencernaan dan lamanya pakan yang dimakan
bereaksi dengan enzim pencernaan. Setiap faktor tersebut akan dipengaruhi oleh
faktor sekunderyang berhubungan dengan spesies ikan, umur dan ukuran ikan,
kondisi lingkungan dan komposisi serta ukuran dan jenis pakan yang dikonsumsi.
Kapasitas lambung dan laju pakan dalam saluran cerna merupakan
variabel dari kecernaan. Ikan yang berbobot lebih kecil akan mengosongkan
sejumlah pakan (persentase bobot tubuh per jam) dari dalam lambungnya lebih
cepat dibanding ikan yang berbobot lebih besar. Akan tetapi semakin besar ukuran
ikan, kecernaan komponen serat semakin baik. Selain faktor ukuran ikan, nilai
kecernaan dipengaruhi oleh komposisi pakan, jumlah konsumsi, status fisiologi
dan manajemen pemberian pakan (Hepher, 1988).
Kemampuan cerna ikan terhadap suatu jenis makanan bergantung pada
faktor fisik dan kimia makanan, jenis makanan, umur ikan, sifat fisik dan kimia
air serta jumlah enzim pencernaan pada sistem pencernaan gastrointestinal (NRC,
1983). Secara umum daya cerna untuk protein berkisar 70-90%, untuk
karbohidrat berkisar antara 5-15%, serta untuk tepung selulosa dan glukosa 1%.
Daya cerna ikan terhadap karbohidrat sangat rendah, bergantung pada spesies
ikannya (Zonneveld et al., 1991). Pakan yang berasal dari bahan nabati biasanya
lebih sedikit dicerna dibanding dengan bahan hewani. Hal tersebut dikarenakan
bahan nabati memilik serat kasar yang sulit dicerna dan mempunyai dinding sel
kuat yang sulit dipecahkan. Serat kasar yang tinggi menyebabkan porsi
11
ekskresi lebih besar, sehingga menyebabkan semakin berkurangnya jumlah
protein yang dapat dicerna (Wulandari, 2016).
Untuk mengukur kecernaan terdapat dua metode yaitu metode koleksi
feses dan metode indikator. Teknik pengumpulan feses berpengaruh terhadap ada
atau tidak ada serta lamanya kontak dengan feses air. Dengan demikian teknik
pengumpulan feses dapat mempengaruhi nilai keceranaan makanan (Affandi et
al., 2005). Sangat sulit memisahkan feses dari air dan sisa sisa ransum. Oleh
sebab itu, pendekatan yang paling tepat untuk mengatasi sulitnya pengukuran
jumlah konsumsi dan pengumpulan feses adalah dengan metode indikator (Cho et
al., 1985).
Secara umum kemampuan cerna ikan terhadap suatu pakan dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu sifat kimia air, suhu air, jenis pakan, ukuran dan umur
ikan, kandungan nutrisi pakan, frekuensi pemberian pakan serta jumlah dan
macam enzim pencernaan yang terdapat dalam saluran pencernaan pakan
(National Research Council, 1983). Hepher (1988) menambahkan bahwa daya
cerna pakan dipengaruhi oleh keberadaan enzim dalam saluran pencernaan,
tingkat aktifitas enzim-enzim pencernaan dan lamanya pakan yang dimakan
bereaksi dengan enzim pencernaan.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2017 selama 40 hari dan
bertempat di Laboratorium Nutrisi dan Pakan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung. Pembuatan pakan dan uji proksimat dilakukan di
Laboraturium THP Politenik negeri Lampung. Uji kecernaan protein dan retensi
protein dilakukan di Laboraturium Nutrisi dan pakan ikan Institut Pertanian
Bogor.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah wadah pemeliharaan ikan
Nila berupa Aquarium berukuran 60 x 40 x 40 cm dengan sebanyak 15 unit
dengan volume 84 liter/akuarium, mesin penepung, mesin pencetak pellet, alat
pengering (oven), gelas ukur, instalasi aerasi, timbangan digital, DO meter, pH
meter, termometer, serokan, baskom, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan nila ukuran 3-
5 cm dan pakan buatan. Benih ikan yang digunakan diperoleh dari Pasar Benih
Ikan Desa Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah.
Komposisi bahan baku yang digunakan dalam formulasi pakan ikan nila adalah
sebagai berikut:
Tabel 1. Komposisi Bahan Baku Pakan Uji
Bahan PakanPerlakuan (%)
A B C D ETepung Ikan 45,6 45,6 45,6 45,6 45,6Tepung Kedelai 40 30 20 10 0Tepung Pucuk Indigofera 0 10 20 30 40Tepung Jagung 6,4 6,4 6,4 6,4 6,4Tepung Tapioka 2 2 2 2 2Minyak Ikan 3 3 3 3 3Minyak Jagung 1 1 1 1 1Premix 1 1 1 1 1Cr2O3 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5Vitamin C 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
13
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap
(RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan yaitu :
- Perlakuan A = Proporsi tepung pucuk indigofera 0 %
- Perlakuan B = Proporsi tepung pucuk indigofera 10 %
- Perlakuan C = Proporsi tepung pucuk indigofera 20 %
- Perlakuan D = Proporsi tepung pucuk indigofera 30 %
- Perlakuan E = Proporsi tepung pucuk indigofera 40%
Model Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang digunakan adalah sebagai berikut
(Steel and Torrie, 1991 dalam Siska dan Salam, 2012):
Yij = µ + ∂i + ∑ij
Keterangan : Yij : Data pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-ji : Perlakuan pakan A, B, Cj : Ulangan (1, 2, 3)µ : Rataan umum atau Lelei tengah umumϭi : Akibat atau pengaruh pemberian pakan ke-i∑ij : Galat percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Persiapan
Wadah yang digunakan berupa akuarium berukuran 60cm x 40cm x 40cm,
yang dibersihkan kemudian dikeringkan. Akuarium diisi air dengan ketinggian
35cm dengan volume 84 liter.Setelah air mengendap maka benih ikan ukuran 3-
5cm dimasukkan kedalam wadah, sebelum benih dimasukkan terlebih dahulu di
aklimatisasi selama 30 menit agar benih ikan tidak mengalami stres yang dapat
menyebabkan kematian.
3.4.2 Pembuatan Pakan
Dalam penelitian ini, proses pembuatan pakan diawali dengan persiapan
bahan-bahan baku pakan antara lain: tepung ikan, tepung kedelai, tepung
indigofera, tepung tapioka sebagai binder, tepung jagung, premix, minyak ikan
dan minyak jagung. Selanjutnya bahan tersebut ditimbang dengan timbangan dan
dicampur dengan mesin pengaduk sampai homogen. Bahan yang telah homogen
14
dicetak dengan mesin pencetak pakan. Pakan yang sudah jadi dikeringkan dengan
mesin oven selama 12 jam pada suhu 60̊ C.
3.4.3 Pemeliharaan dan Pemberiaan Pakan
Pemeliharaan benih ikan nila selama 40 hari dengan pemberian pakan tiga
kali sehari, yakni pada pukul 07.00, pukul 12.00, dan pukul 17.00 WIB. Pakan
diberikan hingga ikan kenyang.
3.5 Parameter yang Diamati
Parameter yang diamati selama 40 hari waktu penelitian adalah sebagai
berikut.
3.5.1 Jumlah Konsumsi Pakan
Jumlah konsumsi pakan (JKP) ditentukan dengan menimbang jumlah pakan
yang diberikan pada ikan uji setiap hari selama percobaan dilakukan. Pada akhir
percobaan, pakan yang telah diberikan dijumlahkan dan dikurangi sisapakan yang
diambil dari wadah pemeliharaan karena tidak dimakan ikan dan telah
dikeringkan.
3.5.2 Tingkat Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup (sintasan) merupakan nilai perbandingan antara
jumlah organisme yang hidup diakhir pemeliharaan dengan jumlah organisme
awal saat penebaran yang dinyatakan dalam bentuk persen (Effendie, 2002).
Tingkat kelangsungan hidup (TKH) dihitung berdasarkan persamaan yang
dikemukakan oleh Zonneveld et al. (1991), yaitu :
TKH (%) = Σ total ikan akhir (ekor) X 100
Σ total ikan awal(ekor)
3.5.3 Laju Pertumbuhan Spesifik
Laju pertumbuhan spesifik (SGR) yakni persentase pertambahan berat ikan
setiap harinya selama pemeliharaan, laju pertumbuhan spesifik ditunjukan dalam
JKP = Jumlah Pakan yang diberikan – Jumlah Sisa Pakan
15
satuan %/hari. Laju pertumbuhan spesifik ikan dihitung berdasarkan rumus yang
dikemukakan oleh Zonneveld et al., (1991) yaitu:
SGR= ×100 %
Keterangan :
SGR = Laju pertumbuhan spesifik (%/hari)
t = Periode pengamatan (hari)
Wt = Bobot rata-rata ikan pada akhir pemeliharaan (g)
Wo = Bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaan (g)
3.5.4 Retensi protein
Retensi protein dihitung melalui analisis proksimat protein tubuh ikan uji
pada awal dan akhir penelitian. Rumus perhitungan retensi protein adalah sebagai
berikut (Takeuchi 1988):
RP = F−I x 100
P
Keterangan:RP = Retensi protein (%)F = Jumlah protein ikan pada akhir pemeliharaan (g)I = Jumlah protein ikan pada awal pemeliharaan (g)P = Jumlah protein yang dikonsumsi ikan (g)
3.5.5 Kecernaan Protein
Kecernaan protein dihitung melalui analisis proksimat protein tubuh ikan uji
pada awal dan akhir penelitian. Rumus perhitungan kecernaan protein adalah
sebagai berikut (Watanabe, 1988 dan NRC, 1993) :
Kecernaan protein = 1 − a1 Bb1 100Keterangan:a = % Protein dalam pakana1= % Protein dalam Fesesb = % Cr2O3 dalam pakanb1= % Cr2O3 dalam feses
16
3.5.6 Pengukuran Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diukur pada penelitian ini meliputi pengukuran
suhu, pH, DO dan Amoniak. Pengukuran kualitas air dilakukan sebanyak tiga
kali pada awal, tengah dan akhir penelitian. Hasil mengenai nilai parameter
kualitas air dianalisis secara deskriptif.
3.5.7 Feed Convertion Ratio (FCR)
Feed Convertion Ratio (FCR) adalah perbandingan antara jumlah pakan
yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan (Takeuchi, 1982). FCR dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Keterangan : F = Jumlah pakan yang diberikan
Wt = Bobot total ikan akhir pemeliharaan
Wo = Bobot total ikan awal pemeliharaan
Wd = Bobot total ikan yang mati pada pemeliharaan
3.6 Analisis Data
Pengaruh perlakuan terhadap seluruh parameter pengamatan dianalisis
dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) kecuali kecernaan protein,
survival rate dan kualitas air dianalisis secara deskriptif. Apabila hasil uji antar
perlakuan berbeda nyata maka akan dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil
(BNT) dengan selang kepercayaan 95%.
= ( + ) −
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa formulasi pakan ikan
menggunakan subtitusi tepung kedelai dengan tepung pucuk Indigofera
zollingeriana tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ikan nila
(Oreochromis niloticus).
5.2 Saran
Adapun saran pada penelitian ini yaitu perlu dilakukan penelitian lanjutan
pada pertumbuhan ikan nila dengan menggunakan komposisi tepung pucuk daun
Indigofera zollingeriana yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah L, Apriastuti D, dan Apdini TAP. 2012. Use of Indigofera zollingerianaas a forage protein source in dairy goat rations. Proceedings of the 1st AsiaDairy Goat Conference, Kuala Lumpur, Malaysia. Pp:70-72.
Abdullah L dan Suharlina. 2012. Peningkatan produksi Indigofera sp. Sebagaipakan hijauan berkualitas tinggi melalui aplikasi pupuk organik cair: 1.Produksi hijauan dan dampaknya terhadap kondisi tanah. Jurnal Pastura,1(2):39-43.
Adewolu M.A, C.A Adenji, A.B Adejobi. 2008. Feed utilization, growth andsurvival of Clarias gariepinus (Burchell 1882) fingerlings culturedunder different photoperiods. Aquaculture. 283 : 64–67.
Affandi, R., D. S. Sjafei, M.F Raharjo, dan Sulistiono. 1992. Ikhtiologi. PedomanKerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan DirektoratJenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Unversitas Ilmu Hayat. ITB. Bogor
Agustono. 2014. Pengukuran Kecernaan Protein Kasar, Serat Kasar, LemakKasar, BETN dan Energi pada Pakan Komersial Ikan Gurami(Osphronemus gouramy) dengan Menggunakan Teknik Pembedahan.Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 6 (1).
Angienda, P.O., B.O. Aketch, E.N. Waindi. 2010. Development of all-malefingerlings by heat treatment and the genetic mechanism of heat induced sex
Ardita, Nita; Budiharjo, Agung; Sari, Siti Lusi Arum. 2015. Pertumbuhan danrasio konversi pakan ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan penambahanprebiotik. Bioteknologi , 16-21.
Cho, C.Y., C.B. Cowey, and R. Wanatabe. 1985. Finfish Nutition in Asia :Methodological approach research Centre. Ottawa. 154 pp.
Djatmika, 1986. Usaha Perikanan Air Deras. Simplek. Jakarta
Effendi. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.157.
Effendi, H. 2003.Telaah Kualitas Air.Kanisius.Yogyakarta.
FAO. 2012. Simple Selective Breeding Programmes to Improve Growth Rate andOther Quantitative Phenotypes : Chapter 5. FAO Coorporate DocumentRespiratory
30
Frits Tatangindatu, Ockstan Kalesaran, Robert Rompas. 2013. Studi ParameterFisika Kimia Air pada Areal Budidaya Ikan di Danau Tondano, DesaPaleloan, Kabupaten Minahasa. Jurnal Budidaya Perairan. Vol. 1 No. 2 :8-19
Furuichi, M. 1988. Dietary Activity of Carbohydrates. In Fish nutrition andMariculture. Watanabe, T. Department of aquatic Biosciences TokyoUniversity of Fishes, hal 1-77. Tokyo.
Hadadi, A., Herry, Setyorini, Surahman, A, dan Ridwan, A. 2007.Pemanfaatanlimbah sawit untuk pakan ikan. Diakses sdarihttp://www.perikananbudidaya.kkp.go.id/ Maggot Pakan Alternatif; beritatanggal 18 Maret 2011
Handajani, H. 2011. Optimalisasi Substitusi Tepung Azolla Terfermentasi. JurnalTeknik Industri, 12(2):177-181
Harrysu. 2012. Ikan Nila http://kuliah-ikan.blogspot.com/ diakases pada tanggal22 Oktober 2016 pukul 16.30 WIB.
Hassen, A, N.F.G. Rethman, W.A. Z. Apostolides, & Van Niekerk. 2008. Forageproduction and potential nutritive value of 24 shrubby indigoferaaccsessions under field conditions in South Afrika. Tropical Grassland.42:96-103.
Hepher, B. 1988.Nutrition of Pond Fishes. Cambridge Univ. Press, Cambrige,New York,USA.Pp.217-252. http://perikananfaas. blogspot.co.id/2015/11/ikan-nila-air-tawar.html. diakses pada tanggal 6 November 2016.
Ibrahim, S.A. 2013. Effect of water quality changes on gills and kidney histologyof Oreochromis niloticus fish inhabiting the water of Rosetta Branch,
River Nile, Egypt.World Applied Sciences.J.26(4):438-448.
Ikhwan, Y., Nazaruddin, dan A. Dwina. 2013. Gambaran histopatologis hatiikan nila (Oreochromis niloticus) yang diberi cekaman panas dan tepungdaun jaloh (Salix tetraspermaRoxb). J. Med.Vet.2(7):130-134.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2013. Data Informasi PeningkatanBudidaya Ikan Nila di Indonesia. Akses dari www.kkp.go.id tanggal 22Oktober 2016.
Khairuman dan K. Amri. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. PTAgromedia Pustaka. Jakarta Selatan
Kordi, K. dan M. Ghufran. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan.Cetakan Pertama.PT Rineka Cipta; Jakarta. 190 hal.
Kordi, M.G.H. dan A.B. Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air. PT RinekaCipta, Jakarta
31
Mohamed Salah Azaza, Wassim Kammoun, Abdelwaheb Abdelmouleh,Mohamed Mejdeddine Kraiem. 2009. Growth performance, feed utilization,and body composition of Nile tilapia (Oreochromis niloticus) fed withdifferently heated soybean-meal-based diets. Aquacult Int, 17:507–521
Mohsen Abdel-Tawwab, Mohammad H. Ahmad, Yassir A.E. Khattab, Adel M.E.Shalaby. 2010. Effect of dietary protein level, initial body weight, and theirinteraction on the growth, feed utilization, and physiological alterations ofNile tilapia, Oreochromis niloticus(L.). Aquaculture,298:267–274.
Mulyani, Y., S. Yulisman., dan M. Fitriani. 2014. Pertumbuhan dan EfesiensiPakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang dipuasakan Secara Periodik.Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. 02(01); 01-12hal
Mulyasih, D. 2015. Induksi pematangan gonad ikan grass carp(Ctenopharyngodon idella) menggunakan premix hormone oodev dan pakanIndigofera zollingeriana. Tesis, IPB. Bogor.
Murjani, A. 2011. Budidaya beberapa varietas ikan sepat rawa (Trichogastertrichopterus Pall) dengan pemberian pakan komersial. Jurnal FishScientiae.1(2): 214–233.
National Research Council [NRC]. 1983. Nutrient Reqruirements of FishSubcommittee on Fish Nutrition.National Research Council. NationalAcademies Press (USA). 124 pp.
Palupi R, Abdullah L, Astuti DA, Sumiati. 2014. High Antioxidant eggProduction Through Substitution of soybean Meal by Indigofera sp., TopLeaf Meal in Laying Hen diets. Inter J of Poult Sci. 13(4): 198-203.
Palupi R, Abdullah L, Astuti DA, dan Sumiati. 2015. Potential and utilization ofIndigofera sp. shoot leaf meal as soybean meal substitution in laying hendiets. JITV. 19(3):210-219.
Pascual, S. 2009. Nutrition and feeding of fish.Van nostrand Reinhold, p.11-91,New York.
Siska Merry, Rudy Salam. 2012. Desain Eksperimen Pengaruh Zeolit TerhadapPenurunan Limbah Kadmium (Cd). Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 11(2).
SNI (2006). Pakan Buatan Untuk Ikan Nila (Oreochromis niloticus) padaBudidaya Intensif.
Stickney, R.R., 2005. Aquaculture: An introductory text. CABIPublishing.USA.256p.
Suprayudi,T. 2010. Ikhtisar Ruminologi. Departemen Ilmu dan Makanan TernakFakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor
32
Sulawesty, F., Chrismadha, T., & Mulyana, E. (2014). Laju Pertumbuhan IkanMas (Cyprinus carpio L) Dengan Pemberian Pakan Lemna (Lemnaperpusilla torr.) Segar Pada Kolam Sistem Aliran Tertutup. Limnotek , 421(2) : 17.
Suparjo. 2010. Analisis Bahan Pakan Secara Kimiawi: Analisis Proksimat danAnalisis Serat. Laboratorium Makanan Ternak. Fakultas Peternakan.Universitas Jambi. 7 hal.
Suyanto, R. 2003. Nila. Jakarta ; Penebar Swadaya. P.105
Takeuchi T. 1982. Laboratory Work-Chemical Evaluation Of Dietary Nutrients.P. 179-233. In Watanabe T. (Ed): Fish Nutrition And Mariculture. Tokyo.Departement Of Aquatic Biosciences Tokyo Univercity Of Fisheries. JICA.
Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S,Lebdosoekojo 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada UniversityPress, Yogyakarta
Triwahyuni, E. M. dan Yusrin. 2010. Kadar protein kista Artemia curah yangdijual petambak Kota Rembang dengan variasi suhu penyimpanan.Prosiding Seminar Nasional UNIMAS 2010.ISBN 978.979.704.889.9.3035.
Yanuar, V. (2017). Pengaruh Pemberian Jenis Pakan Yang Berbeda TerhadapLaju Pertumbuhan Benih Ikan Nila (Oreochiomis Niloticus) Dan KualitasAir Di Akuarium Pemeliharaan. Ziraa’ah, 42, 91-99.
Yuniarti. 2006. Pengaruh Kepadatan Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias sp)terhadap Budidaya Dengan Pengendalian Nitrogen melalui PenambahanTepung Terigu. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan InstitutPertanian Bogor. Bogor.
Wahyuningsih, H dan Barus,T.A. 2006. Ikhtiologi. Departemen Biologi FakultasMIPA Universitas Sumatera Utara, Medan.
Watanabe, T. 1988. Fish nutrition and mariculture.JICA.The GeneralAquaculture Course.Dept of Agriculture Bioscience.Tokyo University.
Webster, C. D., dan C. E. Lim. 2002. Nutrient requirements and feeding of finfishfor aquaculture. CABI Publishing, New York.
Wulandari, E. T. (2016). Kajian Tingkat Kecernaan Pakan Ikan Berbasis TepungBiji Lamtoro Gung (Leucaena Leucocephala) Terfermentasi Pada IkanNila Gift (Oreochromis sp).
Zonneveld, N., E. A. Huisman, and J. H. Boon. 1991. Prinsip-Prinsip BudidayaIkan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.