Upload
akia
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
3. Analisa Mengenai Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia
3.1 Peran Sektor Pertanian
Suatu negara, betapapun kecil wilayahnya seperti Singapura, dan Brunai Darusalam,
pasti mempunyai sektor pertanian. Pada awalnya sektor inilah yang mendominasi kehidupan
satu bangsa. Dengan adanya pembangunan ekonomi, peran sektor pertanian biasanya
mengalami penurunan yang dibarengi dengan makin meningkatnya peran sektor lain,
terutama sektor industri. Oleh karena itu perubahan struktur perekonomian suatu negara
biasanya dimulai dengan sektor pertanian untuk kemudian sektor industri dan jasa. Sektor
pertanian pada umumnya memegang peran yang sangat penting dalam pembangunan
ekonomi suatu negara.
Peran tersebut, antara lain :
1. Menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk yang kian
meningkat. Di banyak negara, terutama negara berkembang, produksi pangan
mendominasi sektor pertanian. Jika output meningkat karena meningkatnya
produktivitas, maka pendapatan para petani meningkat. Kenaikan pendapatan per
kapita akan sangat meningkatkan permintaan pangan. Peningkatan laju pertumbuhan
penduduk akibat dari penurunan angka kematian penduduk dan penurunan angka
kesuburan, akan meningkatkan permintaan akan bahan makanan. Di samping itu,
permintaan akan bahan makanan juga meningkat karena perkembangan penduduk di
kota-kota dan kawasan industri. Dengan mempertimbangkan faktor ini maka kenaikan
output bahan makanan di sektor pertanian seharusnya melaju lebih cepat daripada laju
pertumbuhan permintaan akan bahan makanan.
2. Meningkatkan permintaan akan produk industri dan dengan demikian mendorong
keharusan diperluasnya sektor sekunder dan tersier. Kenaikan daya beli daerah
pedesaan, sebagai akibat surplus pertanian, merupakan perangsang kuat terhadap
perkembangan industri. Pasar bagi barang manufaktur sangat kecil di negara
berkembang, di mana para petani, pekerja di ladang dan keluarganya yang merupakan
dua pertiga atau empat per lima dari keseluruhan penduduk sangat miskin untuk dapat
membeli barang-barang hasil pabrik. Rendahnya daya beli ini merupakan sempitnya
pasar untuk barang industri. Meningkatnya daya beli daerah pedesaan sebagai hasil
perluasan output dan produktivitas pertanian akan cenderung meningkatkan
permintaan akan barang manufaktur dan memperluas ukuran pasar. Ini akan
menyebabkan perluasan di sektor industri.
3. Menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang modal bagi
pembangunan melalui ekspor hasil pertanian. Kebanyakan negara berkembang
mengkhususkan diri pada beberapa barang pertanian untuk ekspor hasil pertanian.
Kebanyakan negara berkembang mengkhususkan diri pada beberapa barang pertanian
untuk ekspor. Begitu output dan produktivitas barang-barang yang dapat diekspor
membesar, ekspor akan naik dan selanjutnya memperbesar penerimaan devisa.
Dengan demikian surplus pertanian mendorong pembentukan modal jika barang-
barang modal diimpor dengan menggunakan devisa ini. Pendapatan devisa dapat
dipergunakan untuk memperbaiki efisiensi industri lain dan membantu pendirian
industri-industri baru dengan mengimpor bahan-bahan baku langka, mesin, peralatan
modal dan keterampilan teknik.
4. Meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi oleh pemeriontah (tabungan).
Setiap negara memerlukan sejumlah besar modal untuk membiayai pembangunan,
perluasan infra struktur, pengembangan industri dasar dan industri berat. Pada tahap
awal, modal dapat disediakan dengan meningkatkan surplus barang yang bisa
dipasarkan dari sektor pedesaan tanpa mengurangi tingkat konsumsi penduduk.
Meningkatkan penerimaan pertanian barang kali merupakan jalan terbaik bagi
pembentukan modal. Ini dapat dilakukan dengan memobilisasi pendapatan dari sektor
pertanian melalui pajak hasil bumi, pajak tanah, pajak pendapatan hasil pertanian,
biaya pendaftaran tanah, biaya sekolah, biaya untuk penyediaan jasa teknik di bidang
pertanian dan biaya lain yang mencakup sebagian atau seluruh imbalan atas pelayanan
yang disediakan kepada kaum petani. Jadi di negara yang sektor pertaniannya
memegang peranan dominan, pajak hasil bumi dalam bentuk apa pun merupakan satu
keharusan untuk memobilisasi surplus pertanian dalam rangka memacu pembangunan
ekonomi.
5. Memperbaiki kesejahteraan masyarakat pedesaan. Kenaikan pendapatan daerah
pedesaan ebagai akibat surplus hasil pertanian cenderung memperbaiki kesejahteraan
daerah pedesaan. Para petani mulai mengonsumsi lebih banyak bahan makanan
khususnya yang mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi dalam bentuk biji-bijian
berkualitas tinggi, telur, susu, buah-buahan, dan sebagainya. Mereka juga menerima
langsung pelayanan jasa seperti sekolah, pusat kesehatan, irigasi, perbankan, fasilitas
angkutan, dan perhubungan. Dengan demikian surplus hasil pertanian yang semakin
meningkat mempunyai dampak meningkatkan standar kehidupan sebagian besar
rakyat desa.
3.2 Perubahan Struktur
Perubahan struktur satu perekonomian biasanya ditandai oleh besarnya sumbangan
oleh masing-masing sektor terhadap penghasilan nasional atau terhadap penghasilan nasional
atau terhadap produk domestik bruto. Kalau dalam satu perekonomian sumbangan sektor
pertanian yang paling besar, katakanlah 50-60 persen atau malah lebih, maka negara yang
perekonomian mempunyai ciri tersebut negara agraris. Sedangkan kalau sumbangan sektor
industri yang menonjol, maka negaranya tersebut negara industri. Jadi struktur perekonomian
yang umum adalah dari negara agraris-industri-jasa. Namun pada umumnya cukup dari
agraris ke industri saja, tidak perlu lagi ke negara jasa. Akan tetapi karena ada negara yang
tidak perlu mengadakan industrialisasi terlebih dahulu, melainkan sektor yang menonjol di
negara tersebut adalah sektor jasa, maka perubahan struktur negara tersebut adalah dari
agraris ke jasa seperti misalnya Singapura. Hal yang demikian ini barangkali berlaku juga
untuk Bali, yakni dari agraris langsung ke jasa.
Tabel Produk Domestik Bruto menurut Sektor Asal (dalam %)
1960 1977 2007 (Agustus)
1. Pertanian, Pertambangan dan
Penggalian
57,6 46,9 22,5
2. Industri Pengolahan 8,4 11,9 27,4
3. Jasa (listrik, air, gas, konstruksi,
pengangkutan, perdagangan, dan
jasa lain)
34,0 53,2 50,1
Jumlah 100 100 100
Tabel diatas adalah data mengenai sumbangan masing-masing sektor (pertanian,
industri pengolahan, dan jasa) dalam pembentukan Produk Domestik Bruto di Indonesia
untuk tahun 1960, 1977, dan 2007 (Agustus). Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa peran
sektor pertanian dalam pembentukan Produk Domestik Bruto telah mengalami penurunan
dari 57,6 persen pada tahun 1960 menajdi 46,9 persen pada tahun 1977 dan akhirnya hanya
menjadi 22,5 persen pada tahun 2007 (Agustus). Sedangkan sumbangan sektor industri terus
mengalami kenaikan, dari hanya 8,4 persen pada tahun 1960, telah menjadi 11,9 peren pada
tahun 1977, dan sekarang ini telah mencapai lebih dari 27 persen. Perkembangan sektor
industri yang paling menonjol adalah pada masa akhir pemerintahan Suharto sampai
sekarang, yakni setelah tahun 1980an. Cara lain yang juga biasa dipergunakan untuk melihat
perubahan struktur ekonomi satu negara adalah jumlah atau persentase angkatan kerja pada
masing-masing sektor, seperti terlihat pada tabel berikut :
Namun cara ini kadang-kadang memberikan gambaran yang membingungkan. Hal ini
disebabkan oleh karena serapan sektor industri yang sangat pelan terhadap tenaga kerja,
karena teknologi yang dipakai adalah teknologi padat modal. Oleh karenanya jumlah tenaga
kerja di sektor industri masih tetap belum dominan, meskipun peranan sektor industri
terhadap pembentukan PDB telah besar. Hal ini akan ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
Tenaga kerja di sektor industri pada tahun 2007 (Agustus) hanya sekitar 12 persen
dari seluruh tenaga kerja yang diserap perekonomian Indonesia, dan di sektor pertanian
angkanya mencapai lebih dari 42 persen.