15
STUDI TENTANG ALASAN PENERIMAAN PARA PENDIRI NEGARA TERHADAP PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Sosiologi Agama Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Magister Sosiologi Agama oleh Daniel Libertson Manalu 75 2010 008 FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2012

Studi tentang Alasan Penerimaan Para Pendiri Negara ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2892/1/T2... · mempunyai teologi dalam konteks sosialnya. ... Pancasila dalam sejarah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Studi tentang Alasan Penerimaan Para Pendiri Negara ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2892/1/T2... · mempunyai teologi dalam konteks sosialnya. ... Pancasila dalam sejarah

STUDI TENTANG ALASAN PENERIMAAN

PARA PENDIRI NEGARA TERHADAP PANCASILA

SEBAGAI DASAR NEGARA

TESIS

Diajukan kepada Program Studi Magister Sosiologi Agama

Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana sebagai salah satu persyaratan

guna memperoleh gelar Magister Sosiologi Agama

oleh

Daniel Libertson Manalu

75 2010 008

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2012

Page 2: Studi tentang Alasan Penerimaan Para Pendiri Negara ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2892/1/T2... · mempunyai teologi dalam konteks sosialnya. ... Pancasila dalam sejarah

i

LEMBAR PENGESAHAN

Page 3: Studi tentang Alasan Penerimaan Para Pendiri Negara ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2892/1/T2... · mempunyai teologi dalam konteks sosialnya. ... Pancasila dalam sejarah

ii

LEMBAR PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

DAN PERSETUJUAN AKSES

Page 4: Studi tentang Alasan Penerimaan Para Pendiri Negara ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2892/1/T2... · mempunyai teologi dalam konteks sosialnya. ... Pancasila dalam sejarah

iii

LEMBAR MOTO DAN TANDA TERIMAKASIH

Apakah sejarah itu?

“Aku temukan dalam buku-buku pelajaran Sejarah Hindia Belanda pernyataan-pernyataan

seperti “tindakan yang berkhianat dari Diponegoro” atau “kepala pemberontak”.

Sedangkan dilihat dari sudut pandangan bangsa kita Diponegoro adalah seorang pahlawan

bangsa yang berjuang untuk keadilan dan kemerdekaan, sedangkan kepala pemberontak

atau pemberontak, bagi kita adalah pejuang-pejuang kemerdekaan.”

Ahmad Subardjo Djoyoadisuryo, Kesadaran Nasional: Otobiografi (Jakarta: Gunung Agung, 1978), 87

Karya Ilmiah ini saya dedikasikan kepada keluargaku yang tercinta:

1. Sintua Pelda Bek (purn) Albert Manalu

2. Linceriana br. Sitompul

3. Lettu Laut (T) Manalu Frans Maradona, S. E

4. Enderson Martua Manalu

5. Kristianto Wisuda Wanter Manalu

Saya merasa tidak ada bahasa di dunia ini yang mampu membahasakan rasa terimakasihku

yang sebesar-besarnya kepada mereka. Pergumulan studi ini tidak hanya kurasakan secara

pribadi, tetapi mereka pun turut bergumul dengan segala situasi dan keadaan sehingga

memunculkan moto keluarga, yang sekaligus menjadi teologiku:

Manalu’s Jaya.

Page 5: Studi tentang Alasan Penerimaan Para Pendiri Negara ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2892/1/T2... · mempunyai teologi dalam konteks sosialnya. ... Pancasila dalam sejarah

iv

LEMBAR UCAPAN TERIMA KASIH

Kesempatan pertama penulis panjatkan ucapan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus

yang senantiasa menyertai, terlebih dalam pergumulan-pergumulan yang penulis hadapi

dalam menata kehidupan pribadi penulis sendiri. Seluruh ilmu yang penulis pegang

hanyalah karunia Tuhan semata-mata. Setiap pemberian yang Ia karuniakan kepada penulis

akan kembali kepada-Nya dalam melayani sesama.

Pada kesempatan lain juga penulis hendak mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

1. Op. Dani baoa (†) dohot Op. Dani boru di Sibanbanon, Pakkat; Bapa: St. A.

Manalu; Mama: Linceriana br. Sitompul; tulang Rhido Sitompul, S.E.,; Adek-

adekku: Lettu Laut (T) Manalu Frans Maradona, S.E., Enderson Martua Manalu,

Kristianto Wisuda Wanter Manalu yang selalu mendoakan pergumulan

kehidupanku. Aku akan memberikan yang terbaik untuk keluarga, terutama kepada

bapa dan mama yang selalu mengajarkan ikatan keluarga adalah hal yang terpenting

dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, bagiku pelayanan yang sesungguhnya ialah

pelayanan terhadap keluarga, beres yang di dalam (keluarga) lalu setelahnya beres

yang di luar (masyarakat).

2. Bapak Pdt. Prof. John A. Titaley, Th. D dan bapak Dr. Flip P. B. Litaay, S.H., M.S.

sebagai dosen-dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian Tesis ini. Bapak-

bapak telah mengajari penulis banyak hal, baik itu dalam sikap maupun dalam

pikiran yang pantas menjadi seorang Kristen dan juga seorang pendeta yang

mempunyai teologi dalam konteks sosialnya.

3. Bapak Pdt. Dr. Thobias A. Messakh sebagai dosen penguji, dan juga menjadi dosen

yang memperkaya pengetahuan teori-teori sosial yang penulis ketahui sekarang.

Page 6: Studi tentang Alasan Penerimaan Para Pendiri Negara ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2892/1/T2... · mempunyai teologi dalam konteks sosialnya. ... Pancasila dalam sejarah

v

4. Ibu Pdt. Dr. Retnowati, M.Si. sebagai Dekan Fakultas Teologi, bapak Dr. David

Samiyono. M.T.S., M.S.L.S. sebagai Kepala Program Studi Magisters Sosiologi

Agama, Bapak Pdt. Dr. Daniel Nuhamara, M. Th., bapak Pdt. Dr. Yusak B.

Setyawan, Ph.D., ibu Pdt. Dra. Dien Sumiyatiningsih, G.D.Th., M.A., ibu Pdt.

Hendrika J. K. Watimena, M.Th. (yang memberikan surat rekomendasi kepada

penulis untuk melanjutkan studi), bung Pdt. Izak Y.M. Lattu, M.A. (yang

memberikan motivasi kepada penulis secara berkala – kini tengah melanjutkan studi

program doktoral), bapak Pdt. Tony Tampake, M.Si., kakak Pdt. Mariska

Lauterboom, S.si. Teol., kakak Pdt. Irene Ludji, S.Si. Teol. Dosen-dosen inilah

yang telah memberikan waktunya untuk mengajari penulis tentang banyak hal

dalam teologi. Setiap ilmu dan pengajaran yang bapak-bapak, ibu-ibu,bung dan

kakak-kakak sekalian tidak akan pernah terlupakan.

5. Mbak Liana, mbak Isti, ibu Budi, bapak Suyamto, S. E., mbak Dinda W. A, S.Pd.,

dan bapak Suyuti sebagai staf-staf dan pegawai Fakultas Teologi yang telah banyak

membantu penulis baik dalam bidang administratif maupun berkeluarga.

6. Seluruh Parhalado dohot ruas ni HKBP Ujung Ressort Surabaya, terutama kepada

amang St. A. Manalu, amang Pdt. David Silaban, S.Th., amang Pdt. Samuel Sibuea,

S.Th., yang telah mendukung penulis baik secara moral, spiritual, material dan

praktikal berkhotbah.

7. Seluruh Parhalado dohot ruas ni HKBP Salatiga, terutama kepada amang Pdt.

Hotman T. M. Marbun M.Si. (secara khusus karena melalui buku hitam milik

amang saya menuntaskan studi ini), inang Pdt. L. br. Gultom, S.Th., dan amang Gr.

Fandalen Gultom yang telah mendukung penulis dalam perkuliahan di Fakultas

Teologi Satya Wacana dengan memberikan kesempatan pelayanan penulis tiap

minggu di Sekolah Minggu dan Remaja.

8. Bapa uda St. J.P. Manalu dan inang uda Ny.St. J.P. Manalu br. Pasaribu, adek-

adekku Grace dan Ola; Remaja dan Naposo Bulung HKBP Solo, Welly Ramos

Page 7: Studi tentang Alasan Penerimaan Para Pendiri Negara ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2892/1/T2... · mempunyai teologi dalam konteks sosialnya. ... Pancasila dalam sejarah

vi

Persada Gurning, dan kawan-kawan. Terimakasih untuk kebersamaannya, dan

senantiasa saling menguatkan di dalam doa.

9. Mahasiswa Magister Soiologi Agama Fakultas Teologi angkatan 2010: yang telah

menjalin kebersamaan bersama penulis sesama mahasiswa teologi yang bergumul

dan berjuang.

10. Armand Sundah, Jeremia Alfonso Hutajulu, Lae Nicholas Napitupulu (Master Catur

Batam), Caren Y. br. Gultom, dan Gemma Ngelow, yang telah menjadi sahabat

penulis dalam bergumul dan berjuang.

11. Percik (Persemaian Cinta Kemanusiaan) Salatiga sebagai komunitas peneliti,

dengan memberi penulis bantuan baik berupa buku-buku maupun material (makan)

selama hampir satu bulan.

12. Saudara-saudariku Mahasiswa Batak Salatiga yang menjadi teman penulis untuk

saling berbagi.

13. Saudara-saudaraku ELTORRO: Roli Halauw dan Chareen Helweldery, Mr.

Thomas, Yusak Arianto, Vano, Abinadab sang stand-up comedy (adiknya Za), Mas

Drajat Sukotjo, Riki, Immanoel D. Manuhutu, Mas Sudarmadi Solo, Azarya

(abangnya Abin), Christo Kahosadi (yang menyemangati penulis waktu sidang

melalui sms), Nicolai Kahosadi, Raymond Sihombing, Aldi Sihombing, Samuel Z.

Simanungkalit, Utjup, Yosie (ipin), Reyn Pallese, Surya Probo Kusuma, Agung,

Nikolas Tamba, Dolleh, Valentino, Haphap, Rich Hingayomi dan Monik, untuk

kebersamaan, motivasi-motivasi dan doa dalam setiap keakraban dan doa pagi kita

di kost. Tuhan senantiasa menyertai kalian dalam pergumulan kalian masing-

masing.

14. Saudari-saudariku MONSA: Nova br. Limbong, Gisela, Fika, Nanda, Ovie, kak

Michiko, dan teman-teman lainnya yang turut mendukung penulis, bahkan sebelum

Sidang Thesis, penulis sempat presentasi perdana kepada mereka.

Page 8: Studi tentang Alasan Penerimaan Para Pendiri Negara ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2892/1/T2... · mempunyai teologi dalam konteks sosialnya. ... Pancasila dalam sejarah

vii

15. Teman-teman orientasi di STT-HKBP: Desmond Simorangkir, Sihol Marito br.

Simamora, Yanti Napitupulu, Olo Simamora, Samuel Situmeang, Erwin

Panggabean, Hendra Pakpahan, dan Heny br. Panjaitan sebagai teman pergumulan

penulis untuk belajar bersama tentang HKBP dan mendukung penulis menuntaskan

studi di tengah-tengah orientasi.

16. Dan seorang wanita baik hati, manis, yang selalu memberi motivasi kepada penulis

mulai dari awal menulis hingga menyelesaikannya. Nova Hipas Sarawiwi br.

Limbong ialah sosok wanita lembut hati mengamati jalan kehidupannya yang selalu

diberkati Tuhan, yang serba ikhlas tanpa keluhan apa pun. Oleh karena itu tak

heran sekarang menjadi wanita yang berhasil dan yang mendampingiku.

Selain itu, kepada saudara-saudariku yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu

dengan sukacita penulis ucapkan terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya yang

saling menguatkan. Tuhan menyertai kita selama-lamanya.

Salatiga, 1 Oktober 2012

Page 9: Studi tentang Alasan Penerimaan Para Pendiri Negara ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2892/1/T2... · mempunyai teologi dalam konteks sosialnya. ... Pancasila dalam sejarah

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT DAN PERSETUJUAN AKSES ............................. ii

LEMBAR MOTO DAN TANDA TERIMAKASIH ..........................................................................iii

LEMBAR UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................................. iv

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ xi

SARIPATI .......................................................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 1

1. Identifikasi Permasalahan ................................................................................................... 1

2. Alasan Pemilihan Judul ....................................................................................................... 3

3. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 5

3.1. Batasan Masalah .................................................................................................................. 5

3.2. Pertanyaan Penelitian .......................................................................................................... 5

4. Tujuan Penelitian................................................................................................................. 5

5. Definisi Operasional ............................................................................................................ 6

6. Signifikansi Penelitian......................................................................................................... 6

B. Metodologi Penelitian ............................................................................................................. 8

1. Metode dan Jenis Penelitian ................................................................................................ 8

2. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................................. 8

3. Teknik Analisa Data ............................................................................................................ 8

4. Sistematika Penulisan .......................................................................................................... 9

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL ....................................................................................... 10

A. Teori-teori Tindakan Komunikatif ........................................................................................ 10

B. Konsep Komunikasi dalam Pandangan Habermas ................................................................ 14

Page 10: Studi tentang Alasan Penerimaan Para Pendiri Negara ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2892/1/T2... · mempunyai teologi dalam konteks sosialnya. ... Pancasila dalam sejarah

ix

C. Konsep Tindakan Komunikatif dalam Pandangan Habermas ............................................... 17

D. Proses Pengambilan Putusan ................................................................................................. 30

1. Menurut Jean – Jacques Rousseau .................................................................................... 30

2. Menurut Pokok Tindakan Komunikatif Habermas ........................................................... 32

E. Kesadaran Kolektif Menurut Emile Durkheim ..................................................................... 35

F. Simpulan Sementara .............................................................................................................. 42

BAB III PROSES PENERIMAAN PANCASILA DAN ALASAN PENERIMAAN PARA

PENDIRI NEGARA TERHADAP PANCASILA ............................................................................ 43

A. Substansi Pembicaraan dalam Sidang-sidang BPUPKI ........................................................ 45

1. Pembentukan Panitia Kecil ............................................................................................... 52

2. Pembentukan Panitia Perancang Undang-undang Dasar .................................................. 55

B. Substansi Pembicaraan dalam Sidang PPKI ......................................................................... 68

1. Keberatan Masyarakat Indonesia Timur ........................................................................... 69

2. Keberatan Ki Hadikoesoemo ............................................................................................ 72

3. Keberatan I Gusti Ktut Pudja ............................................................................................ 73

C. Beberapa Informasi Mengenai Para Pendiri Negara dari Sumber Lain yang Dapat Menjadi

Acuan ............................................................................................................................................ 73

1. Ir. Soekarno ....................................................................................................................... 73

2. Mohammad Hatta .............................................................................................................. 77

3. Ahmad Soebardjo .............................................................................................................. 80

4. J. Latuharhary .................................................................................................................... 83

5. Abikoesno ......................................................................................................................... 84

6. Ahmad Sanoesi .................................................................................................................. 85

7. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat .................................................................................... 86

8. Muhammad Yamin ............................................................................................................ 87

9. Agoes Salim ...................................................................................................................... 88

D. Pancasila dalam Dokumen-dokumen Sejarah ....................................................................... 92

E. Alasan Penerimaan Para Pendiri Negara Terhadap Pancasila ............................................... 94

Page 11: Studi tentang Alasan Penerimaan Para Pendiri Negara ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2892/1/T2... · mempunyai teologi dalam konteks sosialnya. ... Pancasila dalam sejarah

x

BAB IV ANALISA ALASAN PARA PENDIRI NEGARA MENERIMA PANCASILA

SEBAGAI DASAR NEGARA ....................................................................................................... 101

A. Sidang BPUPKI-PPKI Sebagai Landasan Tindakan Komunikatif ..................................... 106

B. Analisa Terhadap Alasan Para Pendiri Negara dalam Menerima Pancasila ....................... 116

C. Adakah Nilai Kesakralan dalam Pancasila? ........................................................................ 136

BAB V PARA PENDIRI NEGARA BELUM MENCAPAI KONSENSUS SEUTUHNYA ....... 135

Page 12: Studi tentang Alasan Penerimaan Para Pendiri Negara ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2892/1/T2... · mempunyai teologi dalam konteks sosialnya. ... Pancasila dalam sejarah

xi

KATA PENGANTAR

Alasan para pendiri negara ketika menerima Pancasila ialah faktor utama penulis

untuk mengkaji dan menganalisa sejauh mana kesepakatan mereka terjalin. Perundingan-

perundingan dalam Risalah Sidang BPUPKI-PPKI yang melatarbelakangi terjalinnya

kesepakatan ini mensaratkan adanya berbagai dinamika sosial, dan religius di dalamnya.

Benarkan mereka menerima Pancasila hanya berdasarkan pada alasan-alasan permukaan,

seperti solidaritas dan nasionalisme?

Penulis mengupas berbagai alasan mereka melalui percakapan-percakapan dalam

sidang rapat. Percakapan-percakapan ini sungguh dipenuhi intrik-intrik diplomatis yang

mempunyai maksudnya sendiri-sendiri. Percakapan demi percakapan memperlihatkan

kelihaian para pendiri negara dalam mengutarakan usul, keinginan, dan lain sebagainya

yang menyangkut kepentingan pribadi-golongan maupun umum.

Teori Tindakan Komunikatif Habermas akan mengupas alasan-alasan mereka

hingga menemukan satu-dua titik tertentu yang menyebabkan mereka menerima Pancasila

sebagai dasar negara. Namun, sayangnya teori ini tidak menyeluruh mensaratkan bahwa

suatu konsensus membutuh bidang atau hal apa saja yang menjadi bagian-bagiannya untuk

disepakati. Oleh karena itu, penulis juga menggunakan teori Rousseau dan Durkheim

untuk mencari jalan lain guna mengetahui sudah sejauh mana kesepakatan para pendiri

negara pada saat itu terjalin. Terlebih lagi dengan melihat realita baru-baru ini di mana

Undang-undang Dasar yang diamandemen.

Page 13: Studi tentang Alasan Penerimaan Para Pendiri Negara ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2892/1/T2... · mempunyai teologi dalam konteks sosialnya. ... Pancasila dalam sejarah

xii

SARIPATI

Indonesia adalah negara yang plural, dikotomi mayoritas dan minoritas kerap kali

terjadi. Lebih rumit lagi ketika semakin bertambahnya isu-isu sara, politik, dan agama.

Situasi dan kondisi menjadi semakin memanas, sehingga krisis kedamaian terjadi. Pada

tingkat mentalitas, kesadaran untuk menghargai kemajemukan sudah tidak lagi dirasakan

atau dimiliki oleh sebagian kelompok masyarakat. Hal ini disebabkan oleh pemahaman

mereka yang hanya terpusat kepada kepentingan kelompoknya sendiri.

Melalui sisi permasalahan tersebut, penulis terhanyut untuk melihat kembali ke

permukaan tentang berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu dengan mengkaji

kesepakatan-kesepakatan awal para pendiri negara menerima Pancasila sebagai landasan

filosofis dasar negara. Apa yang menjadi alasan mereka menerima Pancasila sebagai dasar

negara?

Penulis menggunakan sumber acuan utama dari buku Risalah Sidang BPUPKI-

PPKI untuk mengkaji proses persidangan sebagai landasan komunikatif mereka menuju

kesepakatan, serta buku-buku penunjang lainnya yang mendukung penulis untuk

menganalisa apa yang menjadi latar belakang pemikiran mereka dalam percakapan mereka

semasa sidang.

Pancasila dalam sejarah Indonesia mengalami perjalanan historis yang menjelaskan

bentuk kepribadian rakyat Indonesia. Perdana Pancasila muncul pada sidang BPUPKI

tanggal 1 Juni 1945 melalui gagasan cemerlang Soekarno. Pancasila Soekarno ini

Page 14: Studi tentang Alasan Penerimaan Para Pendiri Negara ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2892/1/T2... · mempunyai teologi dalam konteks sosialnya. ... Pancasila dalam sejarah

xiii

mendapat posisi khusus untuk dikaji secara mendalam pada panitia sembilan yang dikenal

dengan rumusan “Piagam Jakarta”.

Rumusan ini lebih menekankan prioritas kesepakatan, prinsip Ke-Tuhanan menjadi

modal utama yang melandasi dasar hidup rakyat Indonesia. Oleh karena masyarakat

Indonesia sebagian besar (90-95%) beragama Islam, maka prinsip Ke-Tuhanan

ditambahkan dengan anak kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi

pemeluk-pemeluknya”. Ini sudah disepakati dalam rangka kompromis antara golongan

Islam dan Kebangsaan.

Namun, Piagam Jakarta ini mendapat respons etis-pragmatis pada persidangan

BPUPKI. Sebagian besar para pendiri negara berdebat mengenai kehadiran tujuh kata anak

kalimat tersebut dan dampak-dampaknya. Perdebatan ini terus mengalir hingga menjurus

kepada isu agama. Para pendiri negara menyadari kecenderungan isu tersebut dan akhirnya

Soekarno sebagai ketua panitia mengompromiskan kembali pada tanggal 16 Juli 1945

bahwa tetap hasil kompromis tersebut tidak dapat diubah karena akan menimbulkan

ketidaksetujuan dari pihak golongan Islam.

Menjelang pengesahan Undang-undang Dasar dengan Pancasila di dalamnya, hasil

kompromis pada Piagam Jakarta tersebut mendapat ajuan protes lagi. Akan tetapi kali ini

bukan dari peserta sidang, melainkan datang dari masyarakat Indonesia bagian Timur yang

berkeberatan terhadap tujuh kata anak kalimat tersebut. Ajuan keberatan ini dianggap oleh

Hatta dan beberapa pendiri negara yang mewakilkan golongan Islam sebagai protes

keadaan sosial yang mendiskriminasi mereka.

Page 15: Studi tentang Alasan Penerimaan Para Pendiri Negara ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2892/1/T2... · mempunyai teologi dalam konteks sosialnya. ... Pancasila dalam sejarah

xiv

Demi persatuan dan kesatuan, Hatta dan beberapa pendiri negara ini sepakat untuk

menghilangkan ketujuh kata anak kalimat itu. Kemudian hal ini juga ditambahkan oleh I

Gusti Ktut Pudja untuk mengganti kalimat “atas berkat rahmat Allah Yang Maha Esa”

dengan kalimat “atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa”.

Para pendiri negara telah mencapai konsensus untuk mendirikan suatu negara.

Konsensus ini hanya mencakup kesepakatan kontrak sosial. Kontrak sosial inilah yang

didasarkan pada alasan nasionalisme mereka. Akan tetapi, perdebatan religius – yang

berkaitan dengan keyakinan agama – belum selesai hingga kini. Bahkan lebih prolematik

lagi bahwa kehidupan religius ini membawa pengaruh kuat kepada kehidupan sosial rakyat

Indonesia sebagian besarnya. Oleh karena itu, bangsa Indonesia sering dirundung oleh

berbagai masalah sosial-keagamaan yang tidak kunjungi selesai. Tentunya dengan sadar

bahwa kesepakatan tentang keyakinan agama pada aras kehidupan berbangsa dan bernegara

belum tuntas. Kaitannya dengan ini bahwa bangsa Indonesia belum selesai mencapai

kesepakatan atau konsensus.

Kenyataan religius-sosiologi ini sebenarnya sudah selesai kalau menggangap

pancasila 18 Agustus 1945 sebagai keyakinan bersama bahwa peristiwa tersebut ialah

peristiwa campur tangan Tuhan seperti yang terkandung dalam kalimat “atas berkat Tuhan

Yang Maha Kuasa”. Namun, keyakinan semacam ini masih belum dapat diterima di

sebagian besar kalangan karena masih didominasi oleh keyakinan-keyakinan masing-

masing kelompok dan hal ini tergambar jelas di setiap konflik-konflik sosial yang

cenderung berbau agama.