2
Studi sebelumnya belum dapat mengidentifikasi prediksi untuk konsepsi di induksi CC dari ovulasi pada wanita infertil normogonadotropik. Studi terbaru menyatakan bahwa usia dan riwayat siklus (amenorrhea atau oligomenorrhea) berbeda secara signifikan pada pasien yang mengandung dibandingkan dengan yang tidak mengandung selama siklus ovulasi terinduksi CC. Pasien muda memiliki kemungkinan mengandung yang lebih tinggi selama siklus ovulasi terinduksi CC. Beberapa penelitian juga menyatakan bahwa kemungkinan oasien mengandung dapat terjadi setelah induksi exogenous gonadotropin pada ovulasi. Pasien amenorrhea memiliki kemungkinan mengandung 2x lebih tinggi setelah siklus ovulatory CC dibandingkan dengan pasien oligomenorrhea. Pasien dengan interval perdarahan yang lebih lama juga memiliki kemungkinan konsepsi yang lebih tinggi. Pasien amenorrhea umumnya memiliki kemungkinan mengandung yang rendah jika tanpa intervensi akibat anovulasi, dimana anovulasi kronis diduga sebagai penyebab utama. Manfaat induksi ovulasi bagi pasien tersebut berupa meningkatnya kesempatan konsepsi karena meningkatnya angka ovulasi dengan interval yang tetap dalam periode tertentu. Studi terbaru menyatakan bahwa pasien dengan elevasi tingkat serum LH awal memiliki kemungkinan mengandung yang lebih tinggi setelah siklus ovulasi telah tercapai oleh CC, juga tingkat LH awal yang tinggi juga terlihat paa pasien yang mengandung setelah terapi CC. Observasi tersebut kontras dibandingkan dengan observasi pasien pasien dengan peningkatan LH yang performanya buruk selama induksi gonadotropin pada ovulasi, atau pada fertilisasi in vitro. Total sperma yang motil bukan faktor prediksi dalam analisis univariat atau multivariat dari prediksi akan konsepsi dalam studi populasi terbaru. Hal ini telah disetujui pada observasi dimana overlap yang besar terdapat dalam karakteristik semen pasangan fertil dibandingkan dengan pasangan infertil, juga dispekulasikan bahwa padangan dengan

Studi sebelumnya belum dapat mengidentifikasi prediksi untuk konsepsi di induksi CC dari ovulasi pada wanita infertil normogonadotropik.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Studi sebelumnya belum dapat mengidentifikasi prediksi untuk konsepsi di induksi CC dari ovulasi pada wanita infertil normogonadotropik.docx

Studi sebelumnya belum dapat mengidentifikasi prediksi untuk konsepsi di induksi CC dari ovulasi pada wanita infertil normogonadotropik. Studi terbaru menyatakan bahwa usia dan riwayat siklus (amenorrhea atau oligomenorrhea) berbeda secara signifikan pada pasien yang mengandung dibandingkan dengan yang tidak mengandung selama siklus ovulasi terinduksi CC. Pasien muda memiliki kemungkinan mengandung yang lebih tinggi selama siklus ovulasi terinduksi CC. Beberapa penelitian juga menyatakan bahwa kemungkinan oasien mengandung dapat terjadi setelah induksi exogenous gonadotropin pada ovulasi.

Pasien amenorrhea memiliki kemungkinan mengandung 2x lebih tinggi setelah siklus ovulatory CC dibandingkan dengan pasien oligomenorrhea. Pasien dengan interval perdarahan yang lebih lama juga memiliki kemungkinan konsepsi yang lebih tinggi. Pasien amenorrhea umumnya memiliki kemungkinan mengandung yang rendah jika tanpa intervensi akibat anovulasi, dimana anovulasi kronis diduga sebagai penyebab utama. Manfaat induksi ovulasi bagi pasien tersebut berupa meningkatnya kesempatan konsepsi karena meningkatnya angka ovulasi dengan interval yang tetap dalam periode tertentu.

Studi terbaru menyatakan bahwa pasien dengan elevasi tingkat serum LH awal memiliki kemungkinan mengandung yang lebih tinggi setelah siklus ovulasi telah tercapai oleh CC, juga tingkat LH awal yang tinggi juga terlihat paa pasien yang mengandung setelah terapi CC. Observasi tersebut kontras dibandingkan dengan observasi pasien pasien dengan peningkatan LH yang performanya buruk selama induksi gonadotropin pada ovulasi, atau pada fertilisasi in vitro.

Total sperma yang motil bukan faktor prediksi dalam analisis univariat atau multivariat dari prediksi akan konsepsi dalam studi populasi terbaru. Hal ini telah disetujui pada observasi dimana overlap yang besar terdapat dalam karakteristik semen pasangan fertil dibandingkan dengan pasangan infertil, juga dispekulasikan bahwa padangan dengan karakteristik semen yang lebih baik sudah pernah mengandung sebelum mendapatkan intervensi medis.

Dapat disimpulkan bahwa berat badan dan hyperandrogenemia merupakan prediktor dominan bagi ovulasi setelah terapi CC dimana faktor usia dan riwayat siklus menentukan kesempatan kehamilan pada ovulasi wanita.