7
STUDI RESERVOAR DARI ENDAPAN FLUVIAL DISUSUN OLEH BILL CLINTON PANDRI PRABONO SIMANJUNTAK NIM : 1 3 3 0 7 0 1 7 J U R U SA N T E K N I K G E OL O G I FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

Studi Reservoar Dari Endapan Fluvial

Embed Size (px)

DESCRIPTION

studi reservoar

Citation preview

STUDI RESERVOAR DARIENDAPAN FLUVIAL

DISUSUN OLEH

BILL CLINTON PANDRI PRABONO SIMANJUNTAKNIM : 1 3 3 0 7 0 1 7

J U R U SA N T E K N I K G E OL O G IFAKULTAS TEKNOLOGI MINERALINSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

2015

STUDI RESERVOAR DARIENDAPAN FLUVIAL

ABSTRAKEndapan braided river dapat membentuk reservoar batuan yang baik hingga porositas mencapai 30 % dan permeabilitas 1000 md. Shalenya memeiliki penyebaran yang terbatas dan tidak memberikan peran utama dalam menahan migrasi fluida. Mereka tidak secara umum membentuk stratigratigrafi traps.

KARAKTERISTIK DAN RESPON WELL LOG Galloway & Hobday (1983) mengajukan model pengendapan umum untuk braided channel dengan teori respon Log SP (gbr 6.4-10). Bentuk SP berbentuk silinder halus (smooth cylinder). Karakteristik dan respon SP dari log lain akan diilustrasikan dengan studi kasus : Formasi Tiam Atas (Assam, India)

1.Elektro-lithofacies Studi khusus berbagai macam crossplot telah dibuat untuk menentukan komposisi mineralogi dari formasi.Crossplot b vs N (gbr 6.4-12) dengan SP (gbr 6.4-12b) dan EATT ( penipisan (Attenuation) dari gelombang elektromagnetik) (gbr 6.4-12c) pada sumbu-Z menunjukkan, dengan jelas, perubahan ukuran butir pada batupasir. Garis Batupasir sesuai dengan garis pada titik fluida (b = 1, N = 100%) makin melewati titik baratdaya (north-westerly) dengan nilai SP dan EATT yang rendah. Kesamaannya, garis siltstone degnan garis yang terdapat pada titik batupasir sejajar dengan garis equiporosity untuk campuran pasir-lanau.Nilai pottasium yang menengah-tinggi dan konstan pada crossplot density-neutron (gbr 6.4-12d) untuk semua titik batupasir dan batulanau diperkirakan batuan immature yang terdiri dari kuarsa, feldspar dan plagioklas dengan mika dan mineral berat radioaktif (cth. Zirkon). Crossplot Pottasium vs Thorium (gbr 6.4-13) menyatakan adanya kehadiran feldspar dan juga menandai konsentrasi thorium yang tinggi dari mineral berat radioaktif seperti zirkon.

Variasi pada konsentrasi feldspar dan biotit pada batu pasir dapat dikenali dengan analissi perubahan jumlah pottasium yang terkait densitas butiran (ma)a) pada sumbu-Z (gbr 6.4-14). Kelompok titik dengan defleksi SSP yang tinggi sesuai dengan batupasir. Dengan kelompok tersebut, plagioklas lebih melimpah ketika jumlah pottasium rendah (1,5 1,8%) dan nilai densitas tinggi, sementara Konsentrasi K-Feldspar meningkat dengan jumlah Pottasium lebih tinggi (1,8 2,2 %) dan nilai densitas rendah. Kecenderungan shale dengan jelas diteliti terhadap nilai SSP yang rendah dan tingginya densitas butiran. Kenyataannya, melalui studi interval, hal tersbut mungkin untuk mengidentifikasi dua jenis shale, satu yang muncul pada lapisan yang tebal, dan yang lainnya muncul sebagai interkalasi tipis sekitar 2260 dan 2180 m. Nilai Ksh dapat dipilih untuk tiap shale dari crossplot ini.

Pada crossplot SSP vs Thorium (Th) (gbr6.4-15) jumlah K-Feldspar lebih melimpah pada kelompok batupasir dengan nilai thorium yang lebih rendah (6,5 10 ppm) dan densitas yang rendah (2 3 pada sumbu-Z). peningkatan dalam jumlah biotit dan mineral berat radioaktif diperlihatkan dengan nilai thorium yang tinggi (10 18 ppm) dan nilai densitas yang tinggi pula. Kehadiran dua tipe shale telah jelas, dan kecenderungan shale secara umum dengan jelas telah diketahui. Analisis core membenarkan komposisi mineralogi yang diambil kesimpulannya dari studi crossplots.2. Bentuk kurva Dipmeter dan Pola Dip (kemiringan) Dari GEODIP analisis (gbr 6.4-16) kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut :A. Tiap pasir dimulai dengan kontak bawah yang tiba-tiba, seringkali tidak planar ( komputasi 4dip atau tanpa dip pad gambar GEODIP). Kenampakkan ini bisa jadi berhubungan dengan permukaan yang mungkin tererosi.B. Batupasirnya masiv, rupanya (apparently) homogen, tapi dengan beberapa distribusi puncak resistive yang acak muncul hanya pada 1,2, atau 3 kurva. Interval resistiv menunjukan GR rendah, tpl dan kandungan hidrogen, dan nilai densitas yang tinggi. Mineralogi berasosiasi bertinggakt tidak jelas, tapi chert atau hydrated silika (opal) dapat memungkinkan hadir. Jika (ma)a lebih tinggi dari 2,65 diagenesa dari formasi kalsit bisa jadi ikut serta.C. Beberapa tipis, paku (spike) yang sangat konduktif terlihat pada batupasir. Kenampakkan tersebut memiliki densitas yang tinggi, kandungan hidrogen, EATT, tpl dan nilai GR. Bisa jadi ini limonit dengan konsentrasi mineral thorium (zirkon).D. Rasio sand-shale tinggi.E. Kecenderungan umum pada batupasir adalah menghalus keatas.F. Interval bagian atas pada batupasir yang berbeda menunjukkan laminasi tipis.G. Beberapa pola biru dapat terlihat. Umumnya mengindikasikan arah transportasi S SE.

Studi Reservoar Dari Endapan FluvialPage 5