Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040
© Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
JTRESDA
Journal homepage: https://jtresda.ub.ac.id/
*Penulis korespendensi: [email protected]
Studi Manajemen Konstruksi Proyek
Rehabilitasi Bendungan Simo di Kabupaten
Grobogan dengan Menggunakan Program
Microsoft Project Manager 2016
Rizal1*, Pitojo Tri Juwono1, Riyanto Haribowo1 1 Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya,
Jalan MT. Haryono No. 167, Malang, 65145, INDONESIA
*Korespondensi Email: [email protected]
Abstract: The implementation of construction management either
estimated schedule or cost is very useful because it could give an early
warning about the things that might happen during the execution period
later. The purpose of this study is to conduct a study about the construction
management of the Simo Dam Rehabilitation Project in Grobogan Regency
using Microsoft Manager 2016. To conduct this study, two alternatives
have been made by adding working hours and resource after optimization.
The collecting data method in this study using secondary data which is
obtained from an executing contractor. The analysis is implemented by
calculating the resource requirement, price of the work unit, budget
estimate plan, determining the length of working duration and the
dependency logic, making the project time schedule, implementing the
acceleration analysis and comparing this scheduling. From the result the
budget estimate plan is Rp. 15,542,933,000.00 and the duration is (234
days). There is a different result by adding working hours duration and the
executing time for (200 days) with the amount of spending cost is Rp.
14,423,695,285.80 It experiences the time acceleration for 40 days with a
time efficiency 16.67% from normal time with the budget decreasing of
1,119,237,700 from normal time budget.
Keywords: project manager 2016, optimization, scheduling
Abstrak: Penerapan manajemen konstruksi baik penjadwalan maupun
biaya sangat bermanfaat, karena dapat memberikan peringatan dini akan
hal-hal yang mungkin akan terjadi pada masa pelaksanaan pekerjaan.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah melakukan studi tentang manajemen
konstruksi proyek rehabilitasi Bendungan Simo kabupaten Grobogan
dengan menggunakan Microsoft Manager 2016. Untuk melakukan studi
ini dibuatlah alternatif dengan cara menambah durasi jam kerja dan
menambahkan sumber daya setelah optimasi. Metode pengumpulan data
Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040
29
dalam studi ini menggunakan data sekunder seperti data kontrak dan data
teknis bendungan yang diperoleh dari kontraktor pelaksana. Analisis
dengan menghitung kebutuhan sumber daya, harga satuan pekerjaan,
menganalisis rencana anggaran biaya, menentukan lamanya durasi
pekerjaan dan logika ketergantungan, membuat time schedule proyek,
melakukan analisa percepatan, melakukan perbandingan antara
penjadwalan dan biaya yang ada baik sebelum percepatan maupun setelah
percepatan. Dari hasil penjadwalan didapatkan, rencana anggaran biaya
konstruksi sebesar Rp. 15.542.933.000,00 selama (240 hari). Terdapat
perbedaan hasil setelah optimasi dengan menambah durasi jam kerja
dengan durasi (200 hari) dan biaya sebesar Rp. 14.423.695.285,8.
Mengalami percepatan waktu selama 40 hari dengan efisiensi waktu
16,67% dari waktu normal dengan penurunan biaya sebesar 1.119.237.700
dari anggaran waktu normal
Kata kunci: project manager 2016, optimasi, penjadwalan
1. Pendahuluan
Sebagai tindak lanjut dan amanat SNI No. 1731-189-F tentang Tata Cara Keamanan
Bendungan serta referensi hukum lainnya, maka Pemerintah Republik Indonesia melalui
Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, Satuan Kerja OP SDA I Pemali Juana
melaksanakan Rehabilitasi Bendungan Simo Kabupaten Grobogan yang telah masuk dalam
klasifikasi very hish hazard.
Terkait maksud tersebut Pemerintah Indonesia dengan bantuan bank dunia
meluncurkan Program Dam Operation Improvement and Safety Project (DOISP) dengan
tujuan manambah tingkat keamanan dan mengembalikan kembali fungsi bendungan besar
milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) [1].
Pelaksanaan proyek rehabilitasi Bendungan Simo memiliki beberapa aktivitas item
pekerjaan seperti: pekerjaan persiapan, pembongkaran bendungan, pekerjaan tubuh
bendungan, pengerukan sedimen, bangunan air, saluran drainase, walkway, instrumentasi
keamanan bendungan sehingga dikategorikan sebagai proyek berskala berskala menengah
dan mempunyai kompleksitas yang relatif tinggi, baik menurut segi kebutuhan sumber
daya yang dipakai dan juga menurut segi jenis pekerjaan. Selain itu kegiatani konstruksi
Rehabilitasi Bendungan Simo juga memiliki batasan waktu, biaya, dan mutu yang telah
ditentukan [2], oleh karena itu dibutuhkan suatu alternatif penjadwalan kerja/manajemen
konstruksi yang meliputi seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian & koordinasi
suatu proyek dari awal perencanaan hingga sesudah proyek selesai supaya proyek yang
dilaksanakan tepat waktu, biaya, dan mutu [3].
Pada studi penjadwalan dilakukam dengan menggunakan program Microsoft Project
Manajer 2016 sebagai alat bantu dalam penyusunan Network Planning. Microsoft Project
membantu melakukan pencatatan dan pelacakan penggunaan sumber daya proyek [4].
Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040
30
2. Bahan dan Metode
2.1. Bahan
Penelitian ini dilakukan pada proyek Rehabilitasi Bendungan Simo yang berada di
Desa Simo, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah.
Bendungan Simo dibangun pada tahun 1904, yang merupakan bendungan urugan homogen
dengan ketinggian maksimum sekitar 7 meter. Lokasi Bendungan Simo ± 40 kilometer arah
tenggara dari kota Purwodadi, dimana posisi Bendungan Simo berada di pinggir jalan
menuju ke arah kota Sragen, dengan posisi geografis pada koordinat 111o05’58’’ BT dan
7o12’04’’ LS (Gambar 1) .
Bendungan yang mempunyai panjang 250 meter, catchment area seluas 1,92 km2
dapat menampung air sebanyak ± 0,420 juta m3. Sumber air bendungan Simo bersumber
dari sungai Wareng. Bendungan Simo berfungsi menjadi penampungan air pada musim
penghujan dan secara teknis irigasi dapat mengairi areal persawahan seluas 482 hektar dan
penyediaan kebutuhan air baku bagi warga sekitar.
Gambar 1: Lokasi Bendungan Simo Kabupaten Grobogan
Data yang digunakan berupa data sekunder yang bersumber dari instansi yang terkait
langsung dalam proyek tersebut. Gambar teknis perencanaan, bill of quantity, dan biaya
rencana pekerjaan rehabilitasi bersumber dari PT. Aria Jasa Konsultan selaku konsultan
perencana sedangkan untuk data estimasi durasi pekerjaan proyek dan biaya pekerjaan
bersumber dari PT. Sumber Karsa Indah Utama selaku kontraktor pelaksana pekerjaan [5].
Data-data umum pekerjaan yang digunakan sebagai berikut:
1) Data teknik bendungan Simo:
a. Tinggi Bendungan : 7,00 m
b. Panjang Puncak : 250 m
c. Lebar Puncak : 4 m
d. Elevasi Puncak : +83,10 mdpl
Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040
31
e. Kemiringan Hulu : 1 : 2
f. Kemiringan Hilir : 1 : 2
g. Lebar Mercu Pelimpah : 6 m
h. Panjang Saluran Pengarah : 22,20 m
i. Panjang Saluran Peluncur : 46,30 m
j. Panjang Kolam Olak : 6 m
2) Lingkup pekerjaan yang akan dikaji dalam penelitian ini terkait Rehabilitasi
Bendungan Simo adalah sebagai berikut:
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Pembongkaran Tubuh Bendungan :
c. Pekerjaan Tubuh Bendungan
d. Lapisan geosynthetic clay liner
e. Pekerjaan Pengerukan Sedimen pada Bendungan
f. Pekerjaan Bangunan Air
g. Pekerjaan Saluran Drainase (downstream)
h. Pekerjaan Walkway tanggul dan saluran gendong (greenbelt)
i. Pekerjaan Instrumentasi Keamanan Bendungan
2.2. Metode
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah deskriptif dan analisis kasus untuk
menilai sebuah hasil penjadwalan, dan menarik kesimpulan dari hasil berdasarkan data
yang dikumpulkan untuk tujuan penarikan kesimpulan dari analisis yang dilakukan.
Prosedur analisis dijelaskan di bawah ini. :
1. Data Volume Pekerjaan
Analisa volume pekerjaan didapatkan dari gambar detail desain perencanaan bangunan
dan bill of quantity (BOQ).
2. Metode Pekerjaan
Metode kerja ini berisi data tentang sumber daya, peralatan yang dibutuhkan, dan cara
pekerjaan dilakukan dalam Rehabilitasi Bendungan Simo.
3. Menghitung produktivitas kerja alat berat
Perhitungan produktivitas kerja alat berat digunakan untuk mendapatkan jumlah alat
berat yang digunakan dalam pelaksanaan proyek [6].
4. Produktivitas pekerja, dan kebutuhan material
Perhitungan kebutuhan sumber daya digunakan untuk menentukan jumlah kebutuhan
sumber daya untuk melakukan pekerjaan per hari sesuai dengan spesifikasi teknis yang
telah disebutkan dalam dokumen kontrak [7].
5. Menganalisis Harga Satuan Pekerjaan
Dengan mengalikan antara koefisien pekerjaan dengan harga satuan dari pekerjaan
akan didapat harga satuan pekerjaan [8].
6. Menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) Keseluruhan
Anggaran biaya perencanaan dapat dianalisa dengan mengalikan jumlah/volume
pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan tersebut.
7. Mengestimasi durasi pekerjaan
Waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dapat direncanakan dengan
Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040
32
mempertimbangkan beban kerja, produktivitas alat, dan jumlah alat yang tersedia
8. Menganalisis logika ketergantungan pekerjaan
Dari penysusunan hubungan antar pekerjaan dan durasi pekerjaan ini selanjutnya akan
dijadikan analisa dalam penyusunan jaringan pekerjaan pada aplikasi Microsoft Project
Manager 2016.
9. Penyusunan jadwal di Microsoft Project Manager 2016.
Pada tahap ini akan dilakukan penjadwalan kondisi normal, menambahkan jam kerja,
dan menambahkan alat berat. Tentunya dengan penyusunan penjadwalan yang berbeda
ini akan menghasilkan biaya dan durasi pekerjaan yang berbeda.
10. Didapatkan kebutuhan sumber daya per waktu, kurva S, dan jadwal pekerjaan dari
Microsoft Project Manager 2016.
Akan didapatkan kebutuhan sumber daya perwaktu dan arus kas kebutuhan keuangan
yang dikeluarkan perwaktu. Dari dua hal ini didapatkan kurva S dan gantt chart
perkerjaan .
11. Dilakukan pembahasan dari hasil Analisis terhadap perubahan penjadwalan.
Rencana anggaran tersebut berubah berdasarkan rencana kerja proyek semula dengan
menambah waktu kerja dan penambahan alat berat sebagai alternatif mempercepat
proyek, hal ini perlu dibandingkan dari segi durasi dan pembiayaan proyek. Serta
melakukan perbandingan secara visual dari kurva S penjadwalan.
12. Menarik kesimpulan dari kedua alternatif dalam hal waktu, biaya, dan sumber daya
untuk menentukan mana yang paling optimal
13. Selesai.
2.3. Persamaan
2.3.1. Produktivitas Pekerja
Produktivitas tenaga kerja dinyatakan dalam satuan Orang Jam (OJ) atau Orang Hari
(OH). pekerja untuk pekerjaan yang tidak membutuhkan alat berat sudah ditetapkan dalam
peraturan menteri pekerjaan umum No.28/PRT/M/2016 berdasarkan pekerjaan yang akan.
Sedangkan produktivitas pekerja yang membutuhkan alat berat harus dilakukan perhitungan
karena produktivitas pekerja bergantung pada produktivitas alat berat.
Qt = Tk × Q Pers.1
𝑄𝑝 =𝑄𝑡
𝑇𝑘 𝑆𝑃 Pers.2
Keterangan :
Qt = Produksi per hari (m3)
Qp = Produktivitas pekerja (m3/jam)
Q = Besar kapasitas produksi alat yang menentukan tenaga kerja (m3/jam)
Tk = Jumlah jam kerja
P = Jumlah pekerja yang diperlukan (orang)
2.3.2. Durasi Pekerjaan
Secara umum, waktu kerja dapat ditentukan dengan membagi jumlah tenaga kerja
(kuantitas/volume) yang digunakan dengan produktivitas sumber daya per unit waktu yang
digunakan.
Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040
33
Durasi =Kuantitas (Volume Pekerjaan)
Produktivitas Pers.3
2.3.3. Analisa Harga Satuan dan Biaya
Untuk analisis harga satuan, koefisien bahan/alat dikalikan dengan harga satuan kerja
dan koefisien pekerjaan/bahan 28/PRT/M/2016 dari Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Data untuk analisa harga satuan pekerjaan dan harga satuan pekerjaan
umum diambil dari HSP Kab. Grobogan Jawa Tengah 2019. Pada dasarnya analisa harga
satuan dapat dihitung dari tiga sumber yaitu upah, bahan, dan peralatan [9].
Harga(Pekerja,Bahan,Alat Berat) = Koefisien × Harga Satuan Pers.4
Harga Satuan Pekerjaan = Hargapekerja + HargaBahan + HargaAlat Pers.5
Biaya = Volume Pekerjaan × Harga Satuan Pekerjaan Pers.6
2.3.4. Pemerataan Sumber Daya
Pemerataan sumber daya merupakan penyesuaian waktu mulai aktivitas dalam jadwal
proyek sehingga variasi pemanfaatan sumber daya dapat diminimalkan. Hal ini penting
dilakukan karena hasilnya penggunaan sumber daya harian berdampak pada biaya proyek.
Dengan demikian, proyek yang dilakukan pemerataan sumber daya lebih baik dalam
mengurangi biaya proyek [10]. Secara umum, durasi proyek dianggap tetap, tetapi jumlah
sumber daya diatur sesuai ketersediaan [11]. Salah satu software yang bisa digunakan untuk
analisis pemerataan sumber daya adalah Microsoft Project [12].
Dengan cara ini, perangkat lunak Microsoft Project berjalan secara otomatis. Microsoft
Project secara otomatis menyesuaikan sumber daya yang digunakan secara berlebihan
dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk hubungan antar kegiatan [13].
3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Penyusunan Jadwal Pekerjaan Proyek dengan Program Microsoft Project Manager
2016
Dari analisa rancangan anggaran biaya, durasi dan logika ketergantungan pekerjaan,
dan perhitungan sumber daya maka tahap selanjutnya ialah melakukan analisa penjadwalan
dengan bantuan aplikasi komputer dalam hal ini Microsoft Project Manager 2016 adalah
program komputer yang mendukung perencanaan kerja untuk proyek konstruksi dari tahap
perencanaan awal hingga tahap akhir konstruksi dengan melibatkan unsur-unsur harga,
durasi, logika ketergnatungan, dan kebutuhan sumber daya [14].
Dalam analisa kali ini akan dilakukan penyusunan penjadwalan secara normal dengan
perataan sumber daya, penambahan durasi kerja sesuai peraturan kerja dan upah lembur
[15], dan yang terakhir dengan menambahkan alat berat pada beberapa pekerjaan yang
tergolong dalam lintasan kritis. Dari hasil penyusunan penjadwalan dengan bantuan
aplikasi komputer Microsoft Project Manager 2016 akan didapatkan kebutuhan sumber
daya perwaktu dan arus kas kebutuhan keuangan yang dikeluarkan perwaktu sehingga
dapat dibandingkan total rancangan anggaran biaya dan durasi pelaksanaan pekerjaan.
Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040
34
3.2. Optimasi Sumber Daya dengan Program Microsoft Project Manager 2016
Hal yang paling penting kemudian apakah sumber daya yang digunakan sudah tepat
sesuai waktu pekerjaan atau terjadi overlocated. Hal ini berpengaruh terhadap pembiayaan
dan durasi pekerjaan, mengingat sumber daya pekerja maupun alat berat sebagai unsur
utama pelaksanaan konstruksi. Mengubah sumber daya yang dialokasikan berlebihan
sehingga efisien, dapat dilakukan secara otomatis pada software Ms. Project, yaitu dengan
meratakan sumber daya/ levelling resource atau secara manual. Hasil dari otomatis/
levelling resource adalah perubahan jam kerja (berupa schedule sumber daya tersebut).
Dari hasil analisa sumber daya dengan Ms. Project pada penelitian ini terlihat pada
Gambar 1, bahwa pemakaian Excavator 80 – 140 Hp mengalami overlocated pada tanggal
21 Juni hingga 30 September 2020. Sehingga diperlukan pemerataan pemakaian Excavator
80 – 140 Hp pada Gambar 2 dapat dilihat pekerjaan yang berjalan seperti pekerjaan galian
tanah dan timbunan pada tubuh bendungan, galian tanah groundsill dan galian tanah
sedimen pada pekerjaan pengerukan sedimen. Pada Gambar 3, terlihat bahwa pemakaian
Wheel Loader 1,0 m3 mengalami overlocated pada tanggal 19 Agustus – 13 Oktober.
Sehingga diperlukan pemerataan pemakaian Wheel Loader 1,0 m3 pada Gambar 4 dapat
dilihat pekerjaan pengaspalan seperti Pengaspalan AC-WC 3 cm AC-BC 5 cm, dan Sirtu
20 cm.
Pada Gambar 5, terlihat bahwa pemakaian molen mengalami overlocated pada tanggal
19 Agustus hingga 18 November 2020. Sehingga diperlukan pemerataan pemakaian molen
Gambar 6 dapat dilihat pekerjaan pembetonan seperti Beton Cyclop K-175, Pasangan
Beton K-125 dan K-175, pada lingkup pekerjaan groundsill dan spillway serta Pasangan
Batu kali 1 : 4 pada pembuatan tandon air. Pada Gambar 7, terlihat bahwa pemakaian
Tandem Roller 6 Ton mengalami overlocated pada tanggal 19 Agustus – 13 Oktober.
Sehingga diperlukan pemerataan pemakaian pada Gambar 8 dapat dilihat pekerjaan
pengaspalan seperti Pengaspalan AC-WC 3 cm dan AC-BC 5 cm. Pada Gambar 9, terlihat
bahwa pemakaian Dump Truck 7,5 Ton mengalami overlocated pada tanggal 20 Agustus –
13 Oktober. Sehingga diperlukan pemerataan pemakaian Dump Truck 7,5 Ton pada
Gambar 10 dapat dilihat pekerjaan pengaspalan seperti Sirtu 20 Cm, galian tanah pekerjaan
groundsill dan spillway.
Gambar 1: Grafik Excavator 80 – 140 Hp sebelum optimasi
Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040
35
Gambar 2: Grafik Excavator 80 – 140 Hp setelah optimasi
Gambar 3: Grafik Wheel Loader 1,0 m3 sebelum optimasi
Gambar 4: Grafik Wheel Loader 1,0 m3 setelah optimasi (bawah)
Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040
36
Gambar 5: Grafik Molen sebelum optimasi
Gambar 6: Grafik Molen setelah optimasi
Gambar 7: Grafik Tandem Roller 6 Ton sebelum optimasi
Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040
37
Gambar 8: Grafik Tandem Roller 6 Ton setelah optimasi
Gambar 9: Grafik Dump Truck 7,5 Ton sebelum optimasi
Gambar 10: Grafik Dump Truck 7,5 Ton setelah optimasi
Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040
38
Sehingga didapatkan penjadwalan yang memiliki fluktuasi penggunaan alat berat yang
lebih baik dari sebelumya, dioptimasi untuk menekan biaya yang dikeluarkan dari sewa
alat berat itu sendiri.
3.3. Hasil Evaluasi Perubahan Waktu dan Biaya
Dengan mengganti durasi jam kerja dan menambah alat berat, rencana anggaran untuk
Rehabilitasi Bendungan Simo diubah berdasarkan jadwal kerja proyek semula untuk
mempercepat proyek. Secara keseluruhan, perencanaan anggaran untuk kedua alternatif
tersebut semakin meningkat. Anggaran perencanaan meningkat seiring dengan kenaikan
upah, yang seharusnya dibayarkan kepada pekerja lembur. Rencana anggaran juga
meningkat seiring dengan peningkatan jumlah alat berat.
Dari dua output analisa penjadwalan yaitu total rancangan anggaran biaya dan durasi
pelaksanaan pekerjaan didapatkan kurva S (Gambar 9) perkerjaan rehabilitasi bendungan
Simo sehingga secara visual dapat dibandingkan dari beberapa bentuk penjadwalan yang
direncanakan. Ada beberapa penyusunan penjadwalan yang dilakukan yaitu, perhitungan
manual, optimasi sumber daya, mengganti durasi jam kerja dan menambah alat berat.
Bisa terlihat bahwa setelah dilakukan penyusunan schedule dengan menggunakan Ms.
Project Manager 2016 kurva S menjadi lebih pendek dibandingkan dengan penjadwalan
secara manual hal ini karena durasi pekerjaan semakin singkat dan arus kas keluar semakin
dikeluarkan meninggat ada beberpa kegiatan yang dilaksanakan dalam satu waktu. Dari
kurva S ini dapat dilihat secara jelas penjadwalan mana yang memiliki waktu pelaksanaan
durasi yang paling singkat, yaitu aternatif penjadwalan dengan menggunakan penambahan
durasi jam kerja.
Gambar 9: Perbandingan Kurva S dari Alternatif Penjadwalan
4. Kesimpulan
Proyek Rehabilitasi Bendungan Simo yang masuk dalan DOISP tahap II ini
direncanakan dengan nilai kontrak sebesar Rp. 18.000.000.000 selama 240 hari, ini
memerlukan beberapa alternatif untuk penyelesaiannya sehingga diharapkan dapat tepat
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35
Pro
gre
s K
om
ula
tif
(%)
Minggu Ke -
Perhitungan Manual
Optimasi Sumber Daya
Penambahan Jam Kerja
Penambahan Alat Berat
Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040
39
waktu dan tepat biaya, pada penelitian ini digunakan alternatif percepatan dengan
penambahan durasi jam kerja dan jumlah alat berat. Untuk perhitungan manual jumlah
rencana anggaran biaya dan durasi untuk pelaksanaan Rehabilitasi Bendungan Simo
sebesar Rp. 15.542.933.000,00 (Lima Belas Milyar Lima Ratus Empat Puluh Dua Juta
Sembilan Ratus Tiga Puluh Tiga Ribu Rupiah) selama 240 hari. Setelah dilakuan optimasi
sumber daya menggunakan Microsoft Project Manager 2016 menjadi Rp.
14.227.907.000,00 (Empat Belas Milyar Dua Ratus Dua Puluh Tujuh Juta Sembilan Ratus
Tujuh Ribu Rupiah) selama 234 hari. Dari hasil penyusunan penjadwalan dengan program
Microsoft Project Manager 2016 tidak terjadi overlocated antara kebutuhan sumber daya
dengan ketersediaan sumber daya. Fluktuasi penggunaan alat berat yang lebih baik
dibandingkan menggunakan penjadwalan sebelum dilakukan optimasi.
Pada penjadwalan pekerjaan dengan percepatan, terjadi perubahan biaya akibat
menambahkan jam kerja 3 jam per hari atau 14 Jam per Minggu pada kegiatan menjadi Rp.
14.423.670.000,00 (Empat Belas Milyar Empat Ratus Dua Puluh Tiga Juta Enam Ratus
Tujuh Puluh Ribu Rupiah) selama 200 hari. Sedangkan penjadwalan dengan penambahan
alat berat pada lintasan kritis memiliki biaya sebesar Rp. 14.555.046.441,00 (Empat Belas
Milyar Lima Ratus Lima Puluh Lima Juta Seratus Ribu Rupiah).
Dari hasil percepatan jadwal pelaksanaan Rehabilitasi Bendungan Simo dipilih
alternatif menbambahkan jam kerja dikarenakan memiliki biaya lebih rendah dibandingkan
dengan alternatif menbambahkan alat berat yaitu sebesar Rp. 14.423.670.000,00 (Empat
Belas Milyar Empat Ratus Dua Puluh Tiga Juta Enam Ratus Tujuh Puluh Ribu Rupiah)
selama 200 hari. Mengalami percepatan waktu selama 40 hari dengan efisiensi waktu
16,67% dari waktu normal dengan penurunan biaya sebesar Rp 1.119.238.000 (Satu Milyar
Seratus Sembilan Belas Juta Dua Ratus Tiga Puluh Delapan Ribu Rupiah) dari anggaran
waktu normal.
Daftar Pustaka
[1] CV. Jati Utama dan PT. Aria Jasa Konsultan. Laporan Akhir Pemeriksaan Besar
Bendungan Simo. Malang: PT. Aria Jasa Konsultan, 2016
[2] I. Soeharto. Manajemen Proyek Jilid I. Jakarta: Erlangga, 1999, pp. 441-452.
[3] W.I. Ervianto. (2002). Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta : CV. Andi
Offset, 2002, pp. 163-170.
[4] P.L.A. Luthan. Manajemen Konstruksi dengan Aplikasi Microsoft Project.
Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2017, pp. 31-35.
[5] PT. Sumber Karsa Indah Utama. Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK)
Kegiatan Rehabilitasi Bendungan Simo (PMJ-CW-2) Kabupaten Grobogan Jawa
Tengah. Sukoharjo: PT. Sumber Karsa Indah Utama, 2019
[6] Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Katalog Alat Berat
Konstruksi. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum, 2013, pp. 36-138.
Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040
40
[7] Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pedoman Bahan Konstruksi
Bangunan dan Rekayasa Sipil. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum, 2013, pp.
78-96.
[8] Menteri Pekerjaan Umum dan Parumahan Rakyat. Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis
Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum. Jakarta: Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1166, 2016, pp. 40-120.
[9] A. Abdillah et al. “Studi Penjadwalan Pelaksanaan Pembangunan Bendung Boreng
Kabupaten Lumajang dengan Menggunakan Microsoft Project Manager 2016:
Study on the Scheduling of the Construction of the Boreng Weir in Lumajang
Regency using Microsoft Project Manager 2016, ” Jurnal Teknologi dan Rekayasa
Sumber Daya Air. vol. 1, no. 2, pp. 441-452, Apr. 2021
[10] T. Atan, E. Eren, “Durasi Proyek yang Optimal untuk Perataan Sumber Daya:
Optimal Project Duration for Resources Leveling,” Eouropean Journal of
Operational Research, vol. 266, pp. 508-520, Oct. 2017
[11] H. Abrar. Manajemen Proyek Edisi Revisi. Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010,
pp. 18.
[12] R. Waluyo, S. Aditama. “Pengaruh Resources Leveling Terhadap Alokasi Tenaga
Kerja Pada Proyek Konstruksi: The Effect of Resources Leveling on Labour
Allocation in Construction Project, ” A Scientific Journal of Civil Engineering.
vol. 21, no. 2, pp. 118-128, Jul. 2017
[13] A.P. Febryanti et al. “Penjadwalan Proyek Pembangunan Gedung yang Mengalami
Keterbatasan Sumber Daya Menggunakan Metode Perataan Penuh (Full Levelling)
dengan Microsoft Excel dan Overallocated (Levelling) Sumber Daya dengan
Microsoft Project: Scheduling of Building Construction Projects That Have
Limited Resources Using the Full Leveling Method with Microsoft Excel and
Overallocated (Leveling) Resources With Microsoft Project, ” Jurnal Mahasiswa
Jurusan Teknik Sipil. vol. 1, no. 2, pp. 337-346, Jul. 2014
[14] I. Heryanto, T. Triwibowo. Manajemen Proyek Berbasis Teknologi Informasi.
Bandung: Informatika Bandung, 2016, pp. 20-22.
[15] Menteri Tenaga Kerja. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP72/MEN/84
tentang Dasar Perhitungan Upah Lembur (Overtime). Jakarta: Menteri Tenaga
Kerja, 1984, pp. 30-38.