13
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040 © Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya JTRESDA Journal homepage: https://jtresda.ub.ac.id/ *Penulis korespendensi: [email protected] Studi Manajemen Konstruksi Proyek Rehabilitasi Bendungan Simo di Kabupaten Grobogan dengan Menggunakan Program Microsoft Project Manager 2016 Rizal 1* , Pitojo Tri Juwono 1 , Riyanto Haribowo 1 1 Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Jalan MT. Haryono No. 167, Malang, 65145, INDONESIA *Korespondensi Email: [email protected] Abstract: The implementation of construction management either estimated schedule or cost is very useful because it could give an early warning about the things that might happen during the execution period later. The purpose of this study is to conduct a study about the construction management of the Simo Dam Rehabilitation Project in Grobogan Regency using Microsoft Manager 2016. To conduct this study, two alternatives have been made by adding working hours and resource after optimization. The collecting data method in this study using secondary data which is obtained from an executing contractor. The analysis is implemented by calculating the resource requirement, price of the work unit, budget estimate plan, determining the length of working duration and the dependency logic, making the project time schedule, implementing the acceleration analysis and comparing this scheduling. From the result the budget estimate plan is Rp. 15,542,933,000.00 and the duration is (234 days). There is a different result by adding working hours duration and the executing time for (200 days) with the amount of spending cost is Rp. 14,423,695,285.80 It experiences the time acceleration for 40 days with a time efficiency 16.67% from normal time with the budget decreasing of 1,119,237,700 from normal time budget. Keywords: project manager 2016, optimization, scheduling Abstrak: Penerapan manajemen konstruksi baik penjadwalan maupun biaya sangat bermanfaat, karena dapat memberikan peringatan dini akan hal-hal yang mungkin akan terjadi pada masa pelaksanaan pekerjaan. Tujuan penulisan skripsi ini adalah melakukan studi tentang manajemen konstruksi proyek rehabilitasi Bendungan Simo kabupaten Grobogan dengan menggunakan Microsoft Manager 2016. Untuk melakukan studi ini dibuatlah alternatif dengan cara menambah durasi jam kerja dan menambahkan sumber daya setelah optimasi. Metode pengumpulan data

Studi Manajemen Konstruksi Proyek Rehabilitasi Bendungan

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Studi Manajemen Konstruksi Proyek Rehabilitasi Bendungan

Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040

© Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

JTRESDA

Journal homepage: https://jtresda.ub.ac.id/

*Penulis korespendensi: [email protected]

Studi Manajemen Konstruksi Proyek

Rehabilitasi Bendungan Simo di Kabupaten

Grobogan dengan Menggunakan Program

Microsoft Project Manager 2016

Rizal1*, Pitojo Tri Juwono1, Riyanto Haribowo1 1 Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya,

Jalan MT. Haryono No. 167, Malang, 65145, INDONESIA

*Korespondensi Email: [email protected]

Abstract: The implementation of construction management either

estimated schedule or cost is very useful because it could give an early

warning about the things that might happen during the execution period

later. The purpose of this study is to conduct a study about the construction

management of the Simo Dam Rehabilitation Project in Grobogan Regency

using Microsoft Manager 2016. To conduct this study, two alternatives

have been made by adding working hours and resource after optimization.

The collecting data method in this study using secondary data which is

obtained from an executing contractor. The analysis is implemented by

calculating the resource requirement, price of the work unit, budget

estimate plan, determining the length of working duration and the

dependency logic, making the project time schedule, implementing the

acceleration analysis and comparing this scheduling. From the result the

budget estimate plan is Rp. 15,542,933,000.00 and the duration is (234

days). There is a different result by adding working hours duration and the

executing time for (200 days) with the amount of spending cost is Rp.

14,423,695,285.80 It experiences the time acceleration for 40 days with a

time efficiency 16.67% from normal time with the budget decreasing of

1,119,237,700 from normal time budget.

Keywords: project manager 2016, optimization, scheduling

Abstrak: Penerapan manajemen konstruksi baik penjadwalan maupun

biaya sangat bermanfaat, karena dapat memberikan peringatan dini akan

hal-hal yang mungkin akan terjadi pada masa pelaksanaan pekerjaan.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah melakukan studi tentang manajemen

konstruksi proyek rehabilitasi Bendungan Simo kabupaten Grobogan

dengan menggunakan Microsoft Manager 2016. Untuk melakukan studi

ini dibuatlah alternatif dengan cara menambah durasi jam kerja dan

menambahkan sumber daya setelah optimasi. Metode pengumpulan data

Page 2: Studi Manajemen Konstruksi Proyek Rehabilitasi Bendungan

Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040

29

dalam studi ini menggunakan data sekunder seperti data kontrak dan data

teknis bendungan yang diperoleh dari kontraktor pelaksana. Analisis

dengan menghitung kebutuhan sumber daya, harga satuan pekerjaan,

menganalisis rencana anggaran biaya, menentukan lamanya durasi

pekerjaan dan logika ketergantungan, membuat time schedule proyek,

melakukan analisa percepatan, melakukan perbandingan antara

penjadwalan dan biaya yang ada baik sebelum percepatan maupun setelah

percepatan. Dari hasil penjadwalan didapatkan, rencana anggaran biaya

konstruksi sebesar Rp. 15.542.933.000,00 selama (240 hari). Terdapat

perbedaan hasil setelah optimasi dengan menambah durasi jam kerja

dengan durasi (200 hari) dan biaya sebesar Rp. 14.423.695.285,8.

Mengalami percepatan waktu selama 40 hari dengan efisiensi waktu

16,67% dari waktu normal dengan penurunan biaya sebesar 1.119.237.700

dari anggaran waktu normal

Kata kunci: project manager 2016, optimasi, penjadwalan

1. Pendahuluan

Sebagai tindak lanjut dan amanat SNI No. 1731-189-F tentang Tata Cara Keamanan

Bendungan serta referensi hukum lainnya, maka Pemerintah Republik Indonesia melalui

Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, Satuan Kerja OP SDA I Pemali Juana

melaksanakan Rehabilitasi Bendungan Simo Kabupaten Grobogan yang telah masuk dalam

klasifikasi very hish hazard.

Terkait maksud tersebut Pemerintah Indonesia dengan bantuan bank dunia

meluncurkan Program Dam Operation Improvement and Safety Project (DOISP) dengan

tujuan manambah tingkat keamanan dan mengembalikan kembali fungsi bendungan besar

milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) [1].

Pelaksanaan proyek rehabilitasi Bendungan Simo memiliki beberapa aktivitas item

pekerjaan seperti: pekerjaan persiapan, pembongkaran bendungan, pekerjaan tubuh

bendungan, pengerukan sedimen, bangunan air, saluran drainase, walkway, instrumentasi

keamanan bendungan sehingga dikategorikan sebagai proyek berskala berskala menengah

dan mempunyai kompleksitas yang relatif tinggi, baik menurut segi kebutuhan sumber

daya yang dipakai dan juga menurut segi jenis pekerjaan. Selain itu kegiatani konstruksi

Rehabilitasi Bendungan Simo juga memiliki batasan waktu, biaya, dan mutu yang telah

ditentukan [2], oleh karena itu dibutuhkan suatu alternatif penjadwalan kerja/manajemen

konstruksi yang meliputi seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian & koordinasi

suatu proyek dari awal perencanaan hingga sesudah proyek selesai supaya proyek yang

dilaksanakan tepat waktu, biaya, dan mutu [3].

Pada studi penjadwalan dilakukam dengan menggunakan program Microsoft Project

Manajer 2016 sebagai alat bantu dalam penyusunan Network Planning. Microsoft Project

membantu melakukan pencatatan dan pelacakan penggunaan sumber daya proyek [4].

Page 3: Studi Manajemen Konstruksi Proyek Rehabilitasi Bendungan

Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040

30

2. Bahan dan Metode

2.1. Bahan

Penelitian ini dilakukan pada proyek Rehabilitasi Bendungan Simo yang berada di

Desa Simo, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah.

Bendungan Simo dibangun pada tahun 1904, yang merupakan bendungan urugan homogen

dengan ketinggian maksimum sekitar 7 meter. Lokasi Bendungan Simo ± 40 kilometer arah

tenggara dari kota Purwodadi, dimana posisi Bendungan Simo berada di pinggir jalan

menuju ke arah kota Sragen, dengan posisi geografis pada koordinat 111o05’58’’ BT dan

7o12’04’’ LS (Gambar 1) .

Bendungan yang mempunyai panjang 250 meter, catchment area seluas 1,92 km2

dapat menampung air sebanyak ± 0,420 juta m3. Sumber air bendungan Simo bersumber

dari sungai Wareng. Bendungan Simo berfungsi menjadi penampungan air pada musim

penghujan dan secara teknis irigasi dapat mengairi areal persawahan seluas 482 hektar dan

penyediaan kebutuhan air baku bagi warga sekitar.

Gambar 1: Lokasi Bendungan Simo Kabupaten Grobogan

Data yang digunakan berupa data sekunder yang bersumber dari instansi yang terkait

langsung dalam proyek tersebut. Gambar teknis perencanaan, bill of quantity, dan biaya

rencana pekerjaan rehabilitasi bersumber dari PT. Aria Jasa Konsultan selaku konsultan

perencana sedangkan untuk data estimasi durasi pekerjaan proyek dan biaya pekerjaan

bersumber dari PT. Sumber Karsa Indah Utama selaku kontraktor pelaksana pekerjaan [5].

Data-data umum pekerjaan yang digunakan sebagai berikut:

1) Data teknik bendungan Simo:

a. Tinggi Bendungan : 7,00 m

b. Panjang Puncak : 250 m

c. Lebar Puncak : 4 m

d. Elevasi Puncak : +83,10 mdpl

Page 4: Studi Manajemen Konstruksi Proyek Rehabilitasi Bendungan

Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040

31

e. Kemiringan Hulu : 1 : 2

f. Kemiringan Hilir : 1 : 2

g. Lebar Mercu Pelimpah : 6 m

h. Panjang Saluran Pengarah : 22,20 m

i. Panjang Saluran Peluncur : 46,30 m

j. Panjang Kolam Olak : 6 m

2) Lingkup pekerjaan yang akan dikaji dalam penelitian ini terkait Rehabilitasi

Bendungan Simo adalah sebagai berikut:

a. Pekerjaan Persiapan

b. Pekerjaan Pembongkaran Tubuh Bendungan :

c. Pekerjaan Tubuh Bendungan

d. Lapisan geosynthetic clay liner

e. Pekerjaan Pengerukan Sedimen pada Bendungan

f. Pekerjaan Bangunan Air

g. Pekerjaan Saluran Drainase (downstream)

h. Pekerjaan Walkway tanggul dan saluran gendong (greenbelt)

i. Pekerjaan Instrumentasi Keamanan Bendungan

2.2. Metode

Metode yang digunakan dalam studi ini adalah deskriptif dan analisis kasus untuk

menilai sebuah hasil penjadwalan, dan menarik kesimpulan dari hasil berdasarkan data

yang dikumpulkan untuk tujuan penarikan kesimpulan dari analisis yang dilakukan.

Prosedur analisis dijelaskan di bawah ini. :

1. Data Volume Pekerjaan

Analisa volume pekerjaan didapatkan dari gambar detail desain perencanaan bangunan

dan bill of quantity (BOQ).

2. Metode Pekerjaan

Metode kerja ini berisi data tentang sumber daya, peralatan yang dibutuhkan, dan cara

pekerjaan dilakukan dalam Rehabilitasi Bendungan Simo.

3. Menghitung produktivitas kerja alat berat

Perhitungan produktivitas kerja alat berat digunakan untuk mendapatkan jumlah alat

berat yang digunakan dalam pelaksanaan proyek [6].

4. Produktivitas pekerja, dan kebutuhan material

Perhitungan kebutuhan sumber daya digunakan untuk menentukan jumlah kebutuhan

sumber daya untuk melakukan pekerjaan per hari sesuai dengan spesifikasi teknis yang

telah disebutkan dalam dokumen kontrak [7].

5. Menganalisis Harga Satuan Pekerjaan

Dengan mengalikan antara koefisien pekerjaan dengan harga satuan dari pekerjaan

akan didapat harga satuan pekerjaan [8].

6. Menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) Keseluruhan

Anggaran biaya perencanaan dapat dianalisa dengan mengalikan jumlah/volume

pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan tersebut.

7. Mengestimasi durasi pekerjaan

Waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dapat direncanakan dengan

Page 5: Studi Manajemen Konstruksi Proyek Rehabilitasi Bendungan

Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040

32

mempertimbangkan beban kerja, produktivitas alat, dan jumlah alat yang tersedia

8. Menganalisis logika ketergantungan pekerjaan

Dari penysusunan hubungan antar pekerjaan dan durasi pekerjaan ini selanjutnya akan

dijadikan analisa dalam penyusunan jaringan pekerjaan pada aplikasi Microsoft Project

Manager 2016.

9. Penyusunan jadwal di Microsoft Project Manager 2016.

Pada tahap ini akan dilakukan penjadwalan kondisi normal, menambahkan jam kerja,

dan menambahkan alat berat. Tentunya dengan penyusunan penjadwalan yang berbeda

ini akan menghasilkan biaya dan durasi pekerjaan yang berbeda.

10. Didapatkan kebutuhan sumber daya per waktu, kurva S, dan jadwal pekerjaan dari

Microsoft Project Manager 2016.

Akan didapatkan kebutuhan sumber daya perwaktu dan arus kas kebutuhan keuangan

yang dikeluarkan perwaktu. Dari dua hal ini didapatkan kurva S dan gantt chart

perkerjaan .

11. Dilakukan pembahasan dari hasil Analisis terhadap perubahan penjadwalan.

Rencana anggaran tersebut berubah berdasarkan rencana kerja proyek semula dengan

menambah waktu kerja dan penambahan alat berat sebagai alternatif mempercepat

proyek, hal ini perlu dibandingkan dari segi durasi dan pembiayaan proyek. Serta

melakukan perbandingan secara visual dari kurva S penjadwalan.

12. Menarik kesimpulan dari kedua alternatif dalam hal waktu, biaya, dan sumber daya

untuk menentukan mana yang paling optimal

13. Selesai.

2.3. Persamaan

2.3.1. Produktivitas Pekerja

Produktivitas tenaga kerja dinyatakan dalam satuan Orang Jam (OJ) atau Orang Hari

(OH). pekerja untuk pekerjaan yang tidak membutuhkan alat berat sudah ditetapkan dalam

peraturan menteri pekerjaan umum No.28/PRT/M/2016 berdasarkan pekerjaan yang akan.

Sedangkan produktivitas pekerja yang membutuhkan alat berat harus dilakukan perhitungan

karena produktivitas pekerja bergantung pada produktivitas alat berat.

Qt = Tk × Q Pers.1

𝑄𝑝 =𝑄𝑡

𝑇𝑘 𝑆𝑃 Pers.2

Keterangan :

Qt = Produksi per hari (m3)

Qp = Produktivitas pekerja (m3/jam)

Q = Besar kapasitas produksi alat yang menentukan tenaga kerja (m3/jam)

Tk = Jumlah jam kerja

P = Jumlah pekerja yang diperlukan (orang)

2.3.2. Durasi Pekerjaan

Secara umum, waktu kerja dapat ditentukan dengan membagi jumlah tenaga kerja

(kuantitas/volume) yang digunakan dengan produktivitas sumber daya per unit waktu yang

digunakan.

Page 6: Studi Manajemen Konstruksi Proyek Rehabilitasi Bendungan

Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040

33

Durasi =Kuantitas (Volume Pekerjaan)

Produktivitas Pers.3

2.3.3. Analisa Harga Satuan dan Biaya

Untuk analisis harga satuan, koefisien bahan/alat dikalikan dengan harga satuan kerja

dan koefisien pekerjaan/bahan 28/PRT/M/2016 dari Menteri Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat. Data untuk analisa harga satuan pekerjaan dan harga satuan pekerjaan

umum diambil dari HSP Kab. Grobogan Jawa Tengah 2019. Pada dasarnya analisa harga

satuan dapat dihitung dari tiga sumber yaitu upah, bahan, dan peralatan [9].

Harga(Pekerja,Bahan,Alat Berat) = Koefisien × Harga Satuan Pers.4

Harga Satuan Pekerjaan = Hargapekerja + HargaBahan + HargaAlat Pers.5

Biaya = Volume Pekerjaan × Harga Satuan Pekerjaan Pers.6

2.3.4. Pemerataan Sumber Daya

Pemerataan sumber daya merupakan penyesuaian waktu mulai aktivitas dalam jadwal

proyek sehingga variasi pemanfaatan sumber daya dapat diminimalkan. Hal ini penting

dilakukan karena hasilnya penggunaan sumber daya harian berdampak pada biaya proyek.

Dengan demikian, proyek yang dilakukan pemerataan sumber daya lebih baik dalam

mengurangi biaya proyek [10]. Secara umum, durasi proyek dianggap tetap, tetapi jumlah

sumber daya diatur sesuai ketersediaan [11]. Salah satu software yang bisa digunakan untuk

analisis pemerataan sumber daya adalah Microsoft Project [12].

Dengan cara ini, perangkat lunak Microsoft Project berjalan secara otomatis. Microsoft

Project secara otomatis menyesuaikan sumber daya yang digunakan secara berlebihan

dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk hubungan antar kegiatan [13].

3. Hasil dan Pembahasan

3.1. Penyusunan Jadwal Pekerjaan Proyek dengan Program Microsoft Project Manager

2016

Dari analisa rancangan anggaran biaya, durasi dan logika ketergantungan pekerjaan,

dan perhitungan sumber daya maka tahap selanjutnya ialah melakukan analisa penjadwalan

dengan bantuan aplikasi komputer dalam hal ini Microsoft Project Manager 2016 adalah

program komputer yang mendukung perencanaan kerja untuk proyek konstruksi dari tahap

perencanaan awal hingga tahap akhir konstruksi dengan melibatkan unsur-unsur harga,

durasi, logika ketergnatungan, dan kebutuhan sumber daya [14].

Dalam analisa kali ini akan dilakukan penyusunan penjadwalan secara normal dengan

perataan sumber daya, penambahan durasi kerja sesuai peraturan kerja dan upah lembur

[15], dan yang terakhir dengan menambahkan alat berat pada beberapa pekerjaan yang

tergolong dalam lintasan kritis. Dari hasil penyusunan penjadwalan dengan bantuan

aplikasi komputer Microsoft Project Manager 2016 akan didapatkan kebutuhan sumber

daya perwaktu dan arus kas kebutuhan keuangan yang dikeluarkan perwaktu sehingga

dapat dibandingkan total rancangan anggaran biaya dan durasi pelaksanaan pekerjaan.

Page 7: Studi Manajemen Konstruksi Proyek Rehabilitasi Bendungan

Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040

34

3.2. Optimasi Sumber Daya dengan Program Microsoft Project Manager 2016

Hal yang paling penting kemudian apakah sumber daya yang digunakan sudah tepat

sesuai waktu pekerjaan atau terjadi overlocated. Hal ini berpengaruh terhadap pembiayaan

dan durasi pekerjaan, mengingat sumber daya pekerja maupun alat berat sebagai unsur

utama pelaksanaan konstruksi. Mengubah sumber daya yang dialokasikan berlebihan

sehingga efisien, dapat dilakukan secara otomatis pada software Ms. Project, yaitu dengan

meratakan sumber daya/ levelling resource atau secara manual. Hasil dari otomatis/

levelling resource adalah perubahan jam kerja (berupa schedule sumber daya tersebut).

Dari hasil analisa sumber daya dengan Ms. Project pada penelitian ini terlihat pada

Gambar 1, bahwa pemakaian Excavator 80 – 140 Hp mengalami overlocated pada tanggal

21 Juni hingga 30 September 2020. Sehingga diperlukan pemerataan pemakaian Excavator

80 – 140 Hp pada Gambar 2 dapat dilihat pekerjaan yang berjalan seperti pekerjaan galian

tanah dan timbunan pada tubuh bendungan, galian tanah groundsill dan galian tanah

sedimen pada pekerjaan pengerukan sedimen. Pada Gambar 3, terlihat bahwa pemakaian

Wheel Loader 1,0 m3 mengalami overlocated pada tanggal 19 Agustus – 13 Oktober.

Sehingga diperlukan pemerataan pemakaian Wheel Loader 1,0 m3 pada Gambar 4 dapat

dilihat pekerjaan pengaspalan seperti Pengaspalan AC-WC 3 cm AC-BC 5 cm, dan Sirtu

20 cm.

Pada Gambar 5, terlihat bahwa pemakaian molen mengalami overlocated pada tanggal

19 Agustus hingga 18 November 2020. Sehingga diperlukan pemerataan pemakaian molen

Gambar 6 dapat dilihat pekerjaan pembetonan seperti Beton Cyclop K-175, Pasangan

Beton K-125 dan K-175, pada lingkup pekerjaan groundsill dan spillway serta Pasangan

Batu kali 1 : 4 pada pembuatan tandon air. Pada Gambar 7, terlihat bahwa pemakaian

Tandem Roller 6 Ton mengalami overlocated pada tanggal 19 Agustus – 13 Oktober.

Sehingga diperlukan pemerataan pemakaian pada Gambar 8 dapat dilihat pekerjaan

pengaspalan seperti Pengaspalan AC-WC 3 cm dan AC-BC 5 cm. Pada Gambar 9, terlihat

bahwa pemakaian Dump Truck 7,5 Ton mengalami overlocated pada tanggal 20 Agustus –

13 Oktober. Sehingga diperlukan pemerataan pemakaian Dump Truck 7,5 Ton pada

Gambar 10 dapat dilihat pekerjaan pengaspalan seperti Sirtu 20 Cm, galian tanah pekerjaan

groundsill dan spillway.

Gambar 1: Grafik Excavator 80 – 140 Hp sebelum optimasi

Page 8: Studi Manajemen Konstruksi Proyek Rehabilitasi Bendungan

Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040

35

Gambar 2: Grafik Excavator 80 – 140 Hp setelah optimasi

Gambar 3: Grafik Wheel Loader 1,0 m3 sebelum optimasi

Gambar 4: Grafik Wheel Loader 1,0 m3 setelah optimasi (bawah)

Page 9: Studi Manajemen Konstruksi Proyek Rehabilitasi Bendungan

Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040

36

Gambar 5: Grafik Molen sebelum optimasi

Gambar 6: Grafik Molen setelah optimasi

Gambar 7: Grafik Tandem Roller 6 Ton sebelum optimasi

Page 10: Studi Manajemen Konstruksi Proyek Rehabilitasi Bendungan

Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040

37

Gambar 8: Grafik Tandem Roller 6 Ton setelah optimasi

Gambar 9: Grafik Dump Truck 7,5 Ton sebelum optimasi

Gambar 10: Grafik Dump Truck 7,5 Ton setelah optimasi

Page 11: Studi Manajemen Konstruksi Proyek Rehabilitasi Bendungan

Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040

38

Sehingga didapatkan penjadwalan yang memiliki fluktuasi penggunaan alat berat yang

lebih baik dari sebelumya, dioptimasi untuk menekan biaya yang dikeluarkan dari sewa

alat berat itu sendiri.

3.3. Hasil Evaluasi Perubahan Waktu dan Biaya

Dengan mengganti durasi jam kerja dan menambah alat berat, rencana anggaran untuk

Rehabilitasi Bendungan Simo diubah berdasarkan jadwal kerja proyek semula untuk

mempercepat proyek. Secara keseluruhan, perencanaan anggaran untuk kedua alternatif

tersebut semakin meningkat. Anggaran perencanaan meningkat seiring dengan kenaikan

upah, yang seharusnya dibayarkan kepada pekerja lembur. Rencana anggaran juga

meningkat seiring dengan peningkatan jumlah alat berat.

Dari dua output analisa penjadwalan yaitu total rancangan anggaran biaya dan durasi

pelaksanaan pekerjaan didapatkan kurva S (Gambar 9) perkerjaan rehabilitasi bendungan

Simo sehingga secara visual dapat dibandingkan dari beberapa bentuk penjadwalan yang

direncanakan. Ada beberapa penyusunan penjadwalan yang dilakukan yaitu, perhitungan

manual, optimasi sumber daya, mengganti durasi jam kerja dan menambah alat berat.

Bisa terlihat bahwa setelah dilakukan penyusunan schedule dengan menggunakan Ms.

Project Manager 2016 kurva S menjadi lebih pendek dibandingkan dengan penjadwalan

secara manual hal ini karena durasi pekerjaan semakin singkat dan arus kas keluar semakin

dikeluarkan meninggat ada beberpa kegiatan yang dilaksanakan dalam satu waktu. Dari

kurva S ini dapat dilihat secara jelas penjadwalan mana yang memiliki waktu pelaksanaan

durasi yang paling singkat, yaitu aternatif penjadwalan dengan menggunakan penambahan

durasi jam kerja.

Gambar 9: Perbandingan Kurva S dari Alternatif Penjadwalan

4. Kesimpulan

Proyek Rehabilitasi Bendungan Simo yang masuk dalan DOISP tahap II ini

direncanakan dengan nilai kontrak sebesar Rp. 18.000.000.000 selama 240 hari, ini

memerlukan beberapa alternatif untuk penyelesaiannya sehingga diharapkan dapat tepat

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35

Pro

gre

s K

om

ula

tif

(%)

Minggu Ke -

Perhitungan Manual

Optimasi Sumber Daya

Penambahan Jam Kerja

Penambahan Alat Berat

Page 12: Studi Manajemen Konstruksi Proyek Rehabilitasi Bendungan

Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040

39

waktu dan tepat biaya, pada penelitian ini digunakan alternatif percepatan dengan

penambahan durasi jam kerja dan jumlah alat berat. Untuk perhitungan manual jumlah

rencana anggaran biaya dan durasi untuk pelaksanaan Rehabilitasi Bendungan Simo

sebesar Rp. 15.542.933.000,00 (Lima Belas Milyar Lima Ratus Empat Puluh Dua Juta

Sembilan Ratus Tiga Puluh Tiga Ribu Rupiah) selama 240 hari. Setelah dilakuan optimasi

sumber daya menggunakan Microsoft Project Manager 2016 menjadi Rp.

14.227.907.000,00 (Empat Belas Milyar Dua Ratus Dua Puluh Tujuh Juta Sembilan Ratus

Tujuh Ribu Rupiah) selama 234 hari. Dari hasil penyusunan penjadwalan dengan program

Microsoft Project Manager 2016 tidak terjadi overlocated antara kebutuhan sumber daya

dengan ketersediaan sumber daya. Fluktuasi penggunaan alat berat yang lebih baik

dibandingkan menggunakan penjadwalan sebelum dilakukan optimasi.

Pada penjadwalan pekerjaan dengan percepatan, terjadi perubahan biaya akibat

menambahkan jam kerja 3 jam per hari atau 14 Jam per Minggu pada kegiatan menjadi Rp.

14.423.670.000,00 (Empat Belas Milyar Empat Ratus Dua Puluh Tiga Juta Enam Ratus

Tujuh Puluh Ribu Rupiah) selama 200 hari. Sedangkan penjadwalan dengan penambahan

alat berat pada lintasan kritis memiliki biaya sebesar Rp. 14.555.046.441,00 (Empat Belas

Milyar Lima Ratus Lima Puluh Lima Juta Seratus Ribu Rupiah).

Dari hasil percepatan jadwal pelaksanaan Rehabilitasi Bendungan Simo dipilih

alternatif menbambahkan jam kerja dikarenakan memiliki biaya lebih rendah dibandingkan

dengan alternatif menbambahkan alat berat yaitu sebesar Rp. 14.423.670.000,00 (Empat

Belas Milyar Empat Ratus Dua Puluh Tiga Juta Enam Ratus Tujuh Puluh Ribu Rupiah)

selama 200 hari. Mengalami percepatan waktu selama 40 hari dengan efisiensi waktu

16,67% dari waktu normal dengan penurunan biaya sebesar Rp 1.119.238.000 (Satu Milyar

Seratus Sembilan Belas Juta Dua Ratus Tiga Puluh Delapan Ribu Rupiah) dari anggaran

waktu normal.

Daftar Pustaka

[1] CV. Jati Utama dan PT. Aria Jasa Konsultan. Laporan Akhir Pemeriksaan Besar

Bendungan Simo. Malang: PT. Aria Jasa Konsultan, 2016

[2] I. Soeharto. Manajemen Proyek Jilid I. Jakarta: Erlangga, 1999, pp. 441-452.

[3] W.I. Ervianto. (2002). Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta : CV. Andi

Offset, 2002, pp. 163-170.

[4] P.L.A. Luthan. Manajemen Konstruksi dengan Aplikasi Microsoft Project.

Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2017, pp. 31-35.

[5] PT. Sumber Karsa Indah Utama. Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK)

Kegiatan Rehabilitasi Bendungan Simo (PMJ-CW-2) Kabupaten Grobogan Jawa

Tengah. Sukoharjo: PT. Sumber Karsa Indah Utama, 2019

[6] Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Katalog Alat Berat

Konstruksi. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum, 2013, pp. 36-138.

Page 13: Studi Manajemen Konstruksi Proyek Rehabilitasi Bendungan

Rizal et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022) p. 028-040

40

[7] Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pedoman Bahan Konstruksi

Bangunan dan Rekayasa Sipil. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum, 2013, pp.

78-96.

[8] Menteri Pekerjaan Umum dan Parumahan Rakyat. Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis

Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum. Jakarta: Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2016 Nomor 1166, 2016, pp. 40-120.

[9] A. Abdillah et al. “Studi Penjadwalan Pelaksanaan Pembangunan Bendung Boreng

Kabupaten Lumajang dengan Menggunakan Microsoft Project Manager 2016:

Study on the Scheduling of the Construction of the Boreng Weir in Lumajang

Regency using Microsoft Project Manager 2016, ” Jurnal Teknologi dan Rekayasa

Sumber Daya Air. vol. 1, no. 2, pp. 441-452, Apr. 2021

[10] T. Atan, E. Eren, “Durasi Proyek yang Optimal untuk Perataan Sumber Daya:

Optimal Project Duration for Resources Leveling,” Eouropean Journal of

Operational Research, vol. 266, pp. 508-520, Oct. 2017

[11] H. Abrar. Manajemen Proyek Edisi Revisi. Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010,

pp. 18.

[12] R. Waluyo, S. Aditama. “Pengaruh Resources Leveling Terhadap Alokasi Tenaga

Kerja Pada Proyek Konstruksi: The Effect of Resources Leveling on Labour

Allocation in Construction Project, ” A Scientific Journal of Civil Engineering.

vol. 21, no. 2, pp. 118-128, Jul. 2017

[13] A.P. Febryanti et al. “Penjadwalan Proyek Pembangunan Gedung yang Mengalami

Keterbatasan Sumber Daya Menggunakan Metode Perataan Penuh (Full Levelling)

dengan Microsoft Excel dan Overallocated (Levelling) Sumber Daya dengan

Microsoft Project: Scheduling of Building Construction Projects That Have

Limited Resources Using the Full Leveling Method with Microsoft Excel and

Overallocated (Leveling) Resources With Microsoft Project, ” Jurnal Mahasiswa

Jurusan Teknik Sipil. vol. 1, no. 2, pp. 337-346, Jul. 2014

[14] I. Heryanto, T. Triwibowo. Manajemen Proyek Berbasis Teknologi Informasi.

Bandung: Informatika Bandung, 2016, pp. 20-22.

[15] Menteri Tenaga Kerja. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP72/MEN/84

tentang Dasar Perhitungan Upah Lembur (Overtime). Jakarta: Menteri Tenaga

Kerja, 1984, pp. 30-38.