54
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA AN. S DENGAN FEBRIS TYPHOID RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DI SUSUN OLEH: WIWIN INDRIYANI NIM. P.10068 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN

NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH

PADA AN. S DENGAN FEBRIS TYPHOID

RUMAH SAKIT PANTI WALUYO

SURAKARTA

DI SUSUN OLEH:

WIWIN INDRIYANI

NIM. P.10068

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN

NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH

PADA AN. S DENGAN FEBRIS TYPHOID

RUMAH SAKIT PANTI WALUYO

SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyeleseikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH :

WIWIN INDRIYANI

P.10068

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Wiwin Indriyani

NIM : P. 10068

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN

NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH

PADA AN. S DENGAN FEBRIS TYPHOID DI RUANG

BAKUNG RS PANTI WALUYO

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari saya dapat dibuktikan bahwa tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 08 Juni 2013

Yang Membuat Pernyataan

WIWIN INDRIYANI

NIM.P.10068

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:

Nama : Wiwin Indriyani

NIM : P. 10068

Program Studi : DIII KEPERAWATAN

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN

NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA

AN. S DENGAN FEBRIS TYPHOID DI RUANG BAKUNG

RS PANTI WALUYO

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : SURAKARTA

Hari/Tanggal : Sabtu, 08 Juni 2013

Pembimbing : Siti Mardiyah., S.Kep, Ns (……………………..)

NIK . 201183063

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:

Nama : Wiwin Indriyani

NIM : P. 10068

Program Studi : DIII KEPERAWATAN

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN

NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA

AN. S DENGAN FEBRIS TYPHOID DI RUANG BAKUNG

RS PANTI WALUYO

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : SURAKARTA

Hari/Tanggal : 29 Juni 2013

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Siti Mardiyah, S.Kep., Ns ( )

NIK. 201187065

Penguji II : Tyas Ardi S, S.Kep., Ns ( )

NIK. 201186080

Penguji III : Noor Fitriyani, S.Kep., Ns ___ ( )

NIK.201186076

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan,S.Kep.,Ns

NIK.201084050

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK

SEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA

AN.S DENGAN FEBRIS TYPHOID DI RUANG BAKUNG RS PANTI

WALUYO SURAKARTA.’’

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat :

1. Bapak Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan

yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi

DIII Keperawatan, yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba

ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarata.

3. Ibu Siti Mardiyah S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

penguji I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi

demi sempurnanya studi kasus ini.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

vi

4. Ibu Tyas Ardi S, S.Kep., Ns., selaku dosen penguji II yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inpirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Ibu Noor Fitriyani, S.Kep., Ns., selaku dosen penguji III yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inpirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendidikan.

8. Adik-adikku tersayang yang selalu memberikan semangat selama pendidikan

kuliah keperawatan sampai penyelesaian tugas akhir kuliah.

9. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan Amin.

Surakarta, Juni 2013

Penulis

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME .................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................. 1

B. Tujuan Penulisan ............................................................... 4

C. Manfaat Penulisan ............................................................. 5

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien ................................................................... 6

B. Pengkajian ......................................................................... 6

C. Perumusan Masalah Keperawatan ...................................... 13

D. Perencanaan Keperawatan ................................................. 14

E. Implementasi Keperawatan ................................................ 15

F. Evaluasi Keperawatan........................................................ 19

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

viii

BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. Pembahasan ...................................................................... 22

B. Kesimpulan ....................................................................... 37

Daftar Pustaka

Lampiran

Daftar Riwayat Hidup

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 4 Loog Book Kegiatan Harian

Lampiran 5 Lembar Pendelegasian Pasien

Lampiran 6 Askep

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran

cerna, dengan gejala demam kurang lebih satu minggu, gangguan pencernaan, dan

gangguan kesadaran (Sodikin, 2011).

Data WHO tahun 2003 memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus demam

tifoid di seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahun. Profil

Kesehatan Indonesia tahun 2010 demam typhoid menempati urutan ketiga dari 10

penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit tahun 2010 yaitu sebanyak

41.081 kasus, yang meninggal 274 orang dengan Case Fatality Rate sebesar 0,67

persen. Riset Kesehatan Dasar Nasional tahun 2007, prevalensi tifoid klinis nasional

sebesar 1,6 persen. Typhoid klinis dideteksi di Provinsi Jawa Tengah dengan

prevalensi 1,61 persen. Prevalensi tifoid di Kabupaten Semarang sebesar 0,8

persen. RSUD Ungaran penyakit demam typhoid selalu menduduki peringkat

pertama morbiditas 10 penyakit terbanyak rawat inap RSUD Ungaran dari tahun

2006 sampai 2011. Demam typhoid, faktor risiko utamanya adalah penanganan

makanan oleh penjamah makanan yang terinfeksi, sanitasi lingkungan dan hygiene

yang perorangan yang buruk (Pramitasari, 2013).

Thypoid disebabkan oleh infeksi yang terjadi pada usus halus yang masuk ke

peredaran darah melalui aliran limfe dan kuman menyebar keseluruh tubuh dan

berkembang masuk keperedaran darah (Hidayat, 2006). Ciri-ciri demam typhoid

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

2

ditandai dengan basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar dan tidak

berspora, ciri lain yaitu jumlah antigen kurang lebih 3 antigen antara lain antigen O,

H, dan Vi (Nursalam dkk, 2005). Cara penyebaran thypoid bisa melalui muntahan,

urin, dan kotoran dari penderita. Keluhan dan gejala penyakit berupa anoreksia,

rasa malas, sakit kepala bagian depan, nyeri otot, lidah kotor, gangguan perut.

Pencegahan demam typhoid dapat di lakukan dengan cara vaksin parenteral dan

oral (Inawati, 2013).

Kebutuhan dasar manusia adalah unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia

dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang

bertujuan untuk mempertahankan kebutuhan kesehatan (Saryono, 2010). Maslow

menyatakan ada lima kebutuhan dasar yang harus di penuhi yaitu kebutuhan

fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan cinta aman dan kepemilikan,

kebutuhan esterm, dan kebutuhan aktualisasi diri (Hariyanto, 2010).

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar yang memiliki

prioritas tertinggi dalam hierarki maslow dalam mempertahankan hidup.

Kebutuhan fisiologis meliputi udara, air, dan makanan (Potter dan perry, 2005).

Kebutuhan makanan yaitu salah satunya nutrisi. Nutrisi sebagai sumber tenaga

dalam aktivitas sehari-hari dan sebagai zat pembangun dan pengatur suhu tubuh.

Sebagai sumber tenaga nutrisi dapat diperoleh dari karbohidrat sebanyak 50

sampai 55 persen, lemak sebanyak 30 sampai 35 persen dan protein sebanyak 15

persen (Wong, 2008). Tubuh manusia memiliki kebutuhan esensial terhadap nutrisi,

walaupun tubuh dapat bertahan tanpa makanan lebih lama dari pada cairan.

Seperti kebutuhan fisiologis lainya, kebutuhan nutrisi mungkin tidak terpenuhi pada

manusia dalam berbagai usia. Proses metabolik tubuh mengontrol pencernaan,

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

3

menyimpan zat makanan, dan mengeluarkan produk sampah. Mencerna dan

menyimpan zat makanan adalah hal yang penting dalam memenuhi kebutuhan

nutrisi tubuh (Potter dan perry, 2005).

Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menujang

keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan yang menjadi kebutuhan

untuk tumbuh dan berkembang selama masa pertumbuhan dan perkembangan.

Kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,

vitamin dan air. Kebutuhan ini sangat diperlukan pada masa–masa tersebut,

apabila tidak atau kurang terpenuhi akan dapat menghambat pertumbuhan dan

perkembangan. Manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses

pertumbuhan dan perkembangn anak dan mencegah terjadinya berbagai penyakit

akibat nutrisi dalam tubuh, seperti kekurangan nutrisi dan protein anemia,

defisiensi yodium, defesiensi seng, defesiensi vitamin A, kalium yang semua dapat

menghambat proses tumbuh kembang anak (Hidayat, 2005)

Nutrisi pada penderita demam typhoid dimasa lampau diberikan makanan

lunak yaitu bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya diberi nasi. Beberapa

peneliti menunjukkan pemberian makanan padat dini, yaitu lauk pauk yang rendah

selulosa yaitu, pantang sayuran dengan serat kasar dapat diberikan dengan aman

pada penderita demam typhoid (Inawati, 2008).

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk

mengangkat asuhan keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh pada An. S dengan febris typhoid di ruang Bakung rumah sakit Panti Waluyo

Surakarta. Studi kasus dilaksanakan dengan menggunakan proses asuhan

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

4

keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi dan evaluasi.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus ketidakseimbangan nutisi kurang dari kebutuhan tubuh pada

An. S dengan febris typhoid di ruang Bakung RS Panti Waluyo Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada An. S dengan

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada febris

typhoid.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada An. S dengan

resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada

febris typhoid.

c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada An.S

dengan resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

pada febris typhoid.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada An. S dengan resiko

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada febris

typhoid.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada An. S dengan resiko

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada febris

typhoid.

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

5

f. Penulis mampu menganalisa kondisi pada An. S dengan resiko

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh An. S pada

febris typhoid.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Institusi pendidikan.

Sebagai bahan kepustakaan dan perbandingan pada penanganan kasus

pemenuhan kebutuhan nutrisi di lapangan dan dalam teori.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Agar dapat mengaplikasikan teori keperawatan kedalam praktek pelayanan

kesehatan dirumah sakit.

3. Bagi Penulis

Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan standar asuhan

keperawatan untuk pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan

masalah khususnya dalam bidang / profesi keperawatan.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

6

BAB II

LAPORAN KASUS

Pada bab ini penulis akan menulis laporan kasus tentang ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakadekuatan intake

makanan. Penulisan menggunakan metode dari pengkajian, diagnosa, intervensi,

implementasi dan evaluasi.

A. Identitas Klien

Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 April 2013 jam 08.00 WIB,

identitas klien, klien bernama An. S, alamat Nglaweyan Solo, umur 3 tahun, 3

bulan, 18 hari, jenis kelamin perempuan, beragama Islam, nomor rekam

medik 00151411. Tanggal masuk 23 April 2013 pukul 21.00 WIB. Dokter

mendiagnosa An. S menderita febris typhoid. Nama ibu Ny. A umur 25 tahun

berkerja sebagai karyawan, pendidikan SMA. Penanggung jawab terhadap

An. S adalah Tn. A, umur 28 tahun, pekerjaan pedagang, pendidikan SLTA.

Hubungan dengan klien sebagai ayah kandung.

B. Pengkajian

Pengkajian dilakukan dengan metode autoanamnesa atau pengkajian

yang dilakukan dengan wawancara langsung kepada klien, dan alloanamnesa

atau pengkajian dengan melihat berdasarkan data dalam status klien dan dari

keluarga.

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

7

7

1. Riwayat Kesehatan Klien

Hasil pengkajian, keluhan utama yang dirasakan klien adalah mual

muntah. Riwayat kesehatan sekarang, orang tua klien mengatakan anaknya

tidak mau makan dan bila makan mual muntah. Klien tampak lemas dan

apa yang dimakan selalu dimuntahkan, kemudian oleh keluarga dibawa ke

IGD RS Panti Waluyo Surakarta. Pemeriksaan tanda-tanda vital saat

masuk di UDG tanggal 23 April 2013 didapatkan hasil suhu 380C, nadi

104 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit. Pemeriksaan di IGD

keluarga klien membawa hasil laboratorium dari rumah yang menyatakan

bahwa widal positif, klien mendapatkan terapi infuse KA-EN 1B 12 tetes

per menit. Klien dirawat di ruang Bakung RS Panti Waluyo Surakarta pada

tanggal 23 April 2013 jam 21.00 WIB untuk mendapatkan perawatan lebih

lanjut. Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 25 April 2013 didapatkan

hasil suhu 37° C, pernapasam 20 kali per menit, nadi 104 kali per menit.

Pada pengkajian riwayat masa lalu, ibu pasien mengatakan

sebelumnya An. S pernah sakit tetapi belum pernah mondok di rumah

sakit, dan ini adalah pertama kalinya. Riwayat pengkajian kehamilan, An.

S merupakan anak pertama dari Ny. A dan belum pernah mengalami

aborsi, An. S lahir tanggal 7 Januari 2010, usia kehamilan 9 bulan,

kesehatan ibu saat hamil An. S baik dan tidak mengkonsumsi obat-obatan

tertentu. Ny. A rutin menjalani pemeriksaan saat kehamilan. Riwayat

persalinan, Ny. A mengatakan An. S lahir secara normal, lama persalinan

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

8

8

8 jam disalah satu bidan dekat dari rumahnya. Pada saat lahir berat badan

lahir 3000 gram, panjang badan lahir 50 cm. An. S lahir dengan normal

dan sehat tidak ada kelainan. Ny. A saat melahirkan An. S rawat inap

dibidan 2 hari.

Pada pengkajian riwayat alergi, ibu pasien mengatakan anaknya

tidak mempunyai alergi terhadap obat dan makakan. Pada pengkajian

pertumbuhan dan perkembangan keluaga klien mengatakan An. S lahir

dengan berrat badan 3000 gr, saat usia 6 bulan beat badan An. S 5 kg, dan

usia 1 tahun berat badan An. S 7,5 kg. Berat badan sebelum sakit 11 kg,

berat badan selama sakit 9,5 kg, panjang badan sekarang 93 cm, lingkar

kepala 46 cm, lingkar lengan 13 cm, usia tumbuh gigi saat usia 10 bulan,

dan jumlah gigi tumbuh sekarang berjumlah 20 buah. An. S dalam

kesehariannya baik, dan mau bermain dengan teman-temannya.

Pada riwayat imunisasi ibu pasien mengatakan bahwa anaknya telah

mendapatkan imunisasi dasar yang lengkap yaitu BCG, DPT, Polio,

Campak, dan Hepatitis sesuai umur dan jadwal imunisasi. Pada pengkajian

kebiasaan, ibu pasien mengatakan anaknya mempunyai kebiasaan khusus

dalam tingkah laku pada umur 2 tahun An. S suka memasukkan makanan

atau mainan kedalam mulutnya.

2. Pemeriksaan Fisik

Dalam pengkajian pemeriksaan fisik An. S didapatkan data bahwa

dari hasil pertumbuhan dan perkembangan, panjang badan badan sekarang

93 cm, berat badan sekarang 9,5 kg, lingkar kepala 46 cm, lingkar lengan

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

9

9

13 cm. Pemeriksaan tanda - tanda vital, suhu 37oC, pernapasan 20 kali per

menit, denyut nadi 104 kali per menit. Pada pemeriksaan umum kesadaran

umum pasien adalah composmentis. Kulit warna kemerahan, tekstur halus,

turgor cukup. Kepala simetris, bentuk mesocephal, tidak ada benjolan,

rambut bersih, hitam, merata. Mata simetris, tidak ikterik, konjungtiva

tidak anemis, palpebra tidak oedema. Telinga simetris, sedikit kotor, tidak

ada gangguan pendengaran. Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada

polip, tidak ada perdarahan hidung (epistaksis). Mulut warna bibir merah

muda, tekstur halus, warna membran mukosa pucat membran mukosa

sedikit kering, warna gusi merah muda. Leher simetris tidak ada kaku

kuduk. Dada simetris, bentuk datar, tidak ada kelainan bentuk dada.

Pemeriksaan paru-paru didapatkan hasil Inspeksi bentuk dada datar,

pengembangan paru kanan dan kiri simetris, saat diperkusi bunyi paru

sonor, saat dipalpasi vocal fremitus antara kanan dan kiri sama, terdengar

vesikuler pada pemeriksaan auskultasi. Pemeriksaan pada jantung hasilnya

Inspeksi, Ictus cordis tidak tampak, Ictus cordis teraba pada pemeriksaan

palpasi, suara jantung pekak pada pemeriksaan perkusi, bunyi jantung I

dan II normal tidak ada bising terdengar lupdup pada pemeriksaan

auskultasi. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil Inspeksi abdomen

datar, umbilicus bersih, pada pemeriksaan auskultasi bising usus 30 kali

per menit, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar saat

dipalpasi, suara tympani pada pemeriksaan perkusi. Ekstremitas simetris,

terpasang infus ditangan sebelah kiri, kuku bersih, tekstur halus.

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

10

10

3. Pengkajian Pola Nutrisi

Untuk pengkajian nutrisi dan cairan, keadaan nutrisi sebelum sakit

ibu pasien mengatakan anaknya makan 3 kali sehari porsi sedang terdiri

dari nasi, sayur, dan lauk, minum air putih dan teh, minum kurang lebih

1000 cc per hari. Selama sakit ibu pasien mengatakan anaknya makan 3

kali sehari, habis 3 sampai 4 sendok makan dari porsi yang diberikan,

habis makan An. S mual dan muntah dan hanya mau makan makanan

yang disukai (jelly, roti dan makanan ringan), minum teh dan minum

kurang lebih 600 cc per hari. Berat badan sebelum sakit 11 kg, selama

sakit 9,5 kg. Hasil Z-Score didapatkan WAZ : -3,3125 (gizi kurang, berat

badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -0,9473

(normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus)

dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Biochemical data didapatkan hasil

hemoglobin 11,8 g/dl (normal 11,5 - 15,5 g/dl), hematokrit 32 % (35 – 45

%), Clinical sign rambut kering kusam, turgor kulit kering, berpigmen

sawo mata, mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir. Dietary sebelum

sakit klien suka makan-makanan pedas dan minum-minuman asam dan

perutnya sakit merasa mual, klien makan 3 kali sehari dengan menu nasi

sayur, lauk, minum air teh dan air putih. Selama sakit klien tidak nafsu

makan dan bila makan mual muntah klien makan 3 kali sehari denga menu

nasi, sayur, lauk mnum air the dan air putih.

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

11

11

4. Pengkajian pola tidur

Pada pengkajian pola tidur, ibu pasien mengatakan sebelum sakit

anaknya tidur jam 21.00 dan bangun jam 08.00. Tidur siang kurang lebih 2

sampai 3 jam. Selama sakit anaknya rewel menangis ketika mau tidur,

tidur jam 22.00 WIB, bangun jam 04.00 WIB dan sering sering terbangun,

tidur siang 1 sampai 2 jam.

5. Pengkajian Pola Eliminasi

Pada pola eliminasi, sebelum sakit ibu pasien mengatakan anaknya

BAB 1 kali per hari dengan konsistensi lembek, bewarna kuning, dan

berbau khas. BAK lancar kurang lebih 6 sampai 8 kali dalam sehari

dengan kosistensi warna urine kuning jernih, dan berbau khas. Selama

sakit ibu pasien mengatakan BAK dan BAB tidak ada perubahan yaitu

BAB 1 kali per hari dengan konsistensi lembek, bewarna kuning, dan

berbau khas, dan BAK 6 sampai 8 kali per hari, warna kuning sedikit

pekat, dan berbau khas.

6. Riwayat kesehatan keluarga

Gambar 2.1

Genogram An. S

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

12

12

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Garis keturunan

: Tiggal dalam satu rumah

Dalam riwayat penyakit keluarga, keluarga tidak mempunyai penyakit

keturunan (diabetes mellitus, hipertensi, jantung).

7. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostik penunjang pada tanggal 25 April 2013 jam

12.17, meliputi pemeriksaan Hematologi : Hemoglobin dengan hasil 11,8

gr/dl (normalnya 11,5 sampai 15,5 gr/dl). Hematokrit dengan hasil 35,2

persen (normalnya 35 sampai 45 persen). Lekosit dengan hasil 3.900 /mm3

(normalnya 4.500 sampai 14.500 /mm3). Basofil dengan hasil 1,8 persen

(normalnya 0 sampai 1 persen). Neutrofil dengan hasil 24,7 persen

(normalya 55 sampai 80 persen). Limfosit dengan hasil 61,3 persen

(normalya 36 sampai 52 persen). Monosit dengan hasil 11,9 persen

(normalnya 0 sampai 5 persen). MCV (Mean Corpusular Volume) dengan

hasil 75 fl (normalnya 80 sampai 96 fl). MCH (Mean Corpusular

Hemoglobin) dengan hasil 75 pg (normalya 80 sampai 96 pg).

Pemeriksaan laju endap darah dengan hasil 26 mm/jam. Pemeriksaan laju

endap darah 2 jam dengan hasil 52 mm/jam, dan golongan darah pasien

adalah O.

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

13

13

Hasil uji widal sebelum masuk rumah sakit Salmonella thypi 1/320,

salmonella Par A-O 1/160,salmonella par B-O 1/160, hasil uji widal

selama di rumah sakit yaitu salmonella typhi O 1/130, salmonella typhi par

A-O 1/160, salmonella typhi par C-O negative, salmonella typhi H 1/160,

salmonella par A-H negative, salmonella par B-H 1/60, salmonella par C-

H negative.

8. Terapi obat

Terapi obat yang didapat klien selama di rumah sakit yaitu injeksi

Taxegram 250 mg per intravena yaitu golongan antibakteri (Sefalosporin),

dan kandungan yang terdapat didalamnya yaitu sefotaksim 0,5 g yang

berfungsi untuk saluran pencernaan. Terapi parenteral yang didapatkan

yaitu Infus KA-EN 1B 12 tetes per menit, kandungan yang terkandung

yaitu Na 38, mEq, CI 38,5 g tiap liter, golongan larutan elektrolit nutrisi,

yang berfungsi untuk cairan dasar infus awal anak usia kurang dari 3

tahun. Terapi obat yang didapat An. S pada tanggal 25 April 2013 adalah

Infus KA-EN 1B 12 tetes per menit, Taxegram 250 mg. Pada tanggal 26

April 2013 infus KA-EN 1B 12 tetes per menit, Taxegram 250 mg. Pada

tanggal 27 April 2013 Infus KA-EN 1B 12 tetes per menit, Taxegram 250

mg.

C. Daftar Perumusan Masalah

Hasil pengkajian yang didapatkan, dapat ditegakkan

diagnosekeperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

14

14

berhubungan dengan ketidakadekuatan intake makanan : mual, muntah,

anoreksia. Data yang menunjang diagnosa keperawatan tersebut adalah data

subyektif ibu pasien mengatakan An. S tidak mau makan dan bila makan

mual muntah, bibir anaknya pecah-pecah, kulit anaknyya kering. Data

obyektif didapatkan hasil Z-Score WAZ : -3, 3125 (gizi kurang, berat badan

rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -0,9473 (normal)

dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai

normal -3 sampai < -2 SD. Pada pemeriksaan Anthropometri diantaranya

berat badan sebelum sakit 11 kg, berat badan selama sakit 9,5 kg, tinggi

badan 93 cm. Biochemical data didapatkan hasil hemoglobin 11,8 g/dl

(normal 11,5 – 15,5 g/dl), hematokrit 35,2 % (normal 35 – 45 %), Clinical

sign rambut kering, kusam turgor kulit kering, berpigmen sawo matang,

mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir. Dietary sebelum sakit klien suka

klien suka makan-makanan pedas dan minum-minuman asam dan perutnya

sakit merasa mual, klien makan 3 kali sehari dengan menu nasi sayur, lauk,

minum air teh dan air putih. Selama sakit klien tidak nafsu makan dan bila

makan mual muntah klien makan 3 kali sehari denga menu nasi, sayur, lauk

minum air teh dan air putih.

D. Perencanaan / Intervensi Keperawatan

Tujuan dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam yaitu

kebutuhan nutrisi dpet terpenuhi dengan kriteri hasil yaitu ada peningkatan

berat badan (berat badan normal 11 kg sampai 15 kg), Z-Skore WAZ -2

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

15

15

sampai +2 SD, WHZ -3 sampai < -2 SD, tidak ada tanda-tanda malnutrisi

(berat badan turun, perut buncit, tubuh kurus, perubahan pigmentasi kulit dan

rambut), nilai laboolatorium dalam batas normal (hemoglobin 11,5 sampai

15,5 gr/dl, hematokrit 35 sampai 45 persen), keluarga mampu menentukan

kebutuhan nutrisi diit klien.

Pada diagnosa tersebut muncul beberapa intervensi yaitu intervensi

pertama kaji tanda-tanda vital dan keadaan umum klien, rasionalnya untuk

mengetahui kedaan umum pasien dan status kesehatan klien. Intervensi yang

kedua yaitu kaji pola makan klien, rasionalnya untuk mengetahui status

nutrisi klien. Intervensi yang ketiga yaitu pantau nilai laboratorium,

rasionalnya untuk mengetahui status nutrisi dan metabolik klien. Intervensi

yang keempat yaitu monitor berat badan, rasionalnya untuk mengetahui status

perkembangan kesehatan klien. Interveni yang kelima yaitu berikan

penjelasan kepada keluarga klien tentang kebutuhan nutrisi yang adekuat

(protein, mineral, vitamin, karbohidrat), rasionalnya untuk mencegah dan

mengurangi kerusakan jaringan dan menambah berat badan. Intervensi yang

keenam yaitu berikan penjelasan kepada keluarga tentang diit nutrisi yang

berkaitan dengan penyakit klien (makanan dalam bentuk lunak, rendah

selulosa), rasionalnya agar makanan mudah dicerna dan ditelan, makanan

yang dikonsumsi atau atau yang diberikan keluarga sesuai dengan diiit.

Intervensi yang ketujuh yaitu berkolaborasi dengan tim ahli gizi dan dokter,

rasionalnya untuk menentukan diit yang cocok dan terapi yang tepat bagi

klien.

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

16

16

E. Implementasi

Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 25 April 2013

pukul 08.00 WIB adalah mengkaji tanda-tanda vital dan keadaan umum

klien. Respon subjektif, - . Respon objektif suhu badan 37° C, nadi 104 kali

per menit, pernapasan 20 kali per menit, An. S tampak terbaring lemah, mual

muntah ketika makan. Pukul 12.00 WIB mengkaji pola makan klien. Respon

subyektif kelurga klien mengatakan An. S tidak mau makan. Respon obyektif

klien terlihat kurus, tdak mau makan, menu habis 3 sampai 4 sendok. Pukul

12.15 WIB memberikan injeksi intravena, Taxegram 250 mg. Respon

subyektif, - . Respon obyektif klien tampak takut dan menangis, injeksi

Taxegram masuk 250 mg melalui intravena. Pukul 13.00 WIB mengkaji

pengetahuan keluarga klien tentang intake nutrisi. Respon subyektif keluarga

klien mengatakan An. S sering telat makan dan tidak tahu tentang intake

nutrisi. Respon obyektif keluarga klien tampak kooperatif. Pukul 13.10 WIB

melakukan tanda-tanda vital dan mengkaji keadaan umum. Respon subyektif

keluarga klien panas anaknya sudah turun. Respon obyektif badan An. S

teraba tidak panas, suhu 37° C, nadi 104 kali per menit, pernapasan 20 kali

per menit, badan. Pukul 13.45 WIB menjelaskan kepada keluarga klien

tentang diit yang berkaitan tentang penyakit klien. Respon subyektif keluarga

klien bersedia diberi informasi tentang diit yang berkaitan dengan penyakit

An. S. Respon obyekktif keluarga klien tampak kooperatif. Pukul 14.00 WIB

memantau nilai labolatorium. Respon subyektif, - . Respon obyektif

hemoglobin dengan hasil 11,8 gr/dl (normalnya 11,5 sampai 15,5 gr/dl).

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

17

17

hematokrit dengan hasil 35,2 persen (normalnya 35 sampai 45 persen). Pukul

14.10 WIB memntau berat badan. Respon subyektif klien mengatakan mau

untuk ditimbang. Respon obyektif klin tampak kurus, berat badan sebelum

sakit 11 kg, berat badan selama sakit 9,5 kg, Z-skore Z-Score WAZ : -3, 3125

(gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ

: -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416

(kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD.

Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 26 April 2013

pukul 08.00 WIB adalah mengkaji tanda-tanda vital dan keadaan umum.

Respon subyektif keluarga klien mengatakan An. S sudah tidak panas.

Respon obyektif suhu 37° C, nadi 104 kali per menit, pernapasan 20 kali per

menit, An. S terlihat lemah, tidak mau makan. Pukul 09,00 WIB mengkaji

pola makan. Respon subyektif keluarga klien mengatakan An. S tidak mau

makan. Respon obyektif klien terlihat tidak mau makan ketika disuapi

ayahnya, Clinical sign .rambut klien tampak kering, kusam, bibir pecah-

pecah pada sudutt bibir, Dietary menu dari rumah sakit habis 3 sampai 4

sendok makan. Pukul 11.00 WIB member pengetahuan kepada keluarga klien

diit yang berkaitan dengan febris typhoid yang klien alami yaitu untuk tidak

mengkonsumsi telur dadar, ubi, jagung beras ketan, dan buah jambu dan

nangka. Respon subjektif keluarga klien mengatakan bersedia diberi

pendidikan kesehatan. Respon objektif keluarga klien mampu menyebutkan

jenis makanan, minuman, dan buah yang yang harus dihindari klien seperti

telur dadar, ubi, jagung, beras ketan, buah jambu dan nangka. Pukul 12.00

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

18

18

WIB memberikan injeksi intravena Taxegram 250 mg. Respon subyektif, - .

Respon obyektif klien tampak takut ketika di injeksi. Obat Taxegram 250 mg

masuk lewat intravena. Pukul 12.00 WIB melakukan vital sign dan mengkji

keadaa umum. Respon subyektif keluarga klien mengatakan kondisi An. S

lemah, An. S tidak, mau makan. Respon obyektif klien terlihat lemah dan

tidak mau makan, suhu 37° C, nadi 104 kali per menit, pernapasan 20 kali per

menit. Pukul 13.00 WIB berkolaborasi dengan tim ahli gizi dan memfasilitasi

kenaikan berat badan klien serta untuk menetapkan kebutuhan kalori harian

dan jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan klien. Respon subjektif, - .

Respon objektif klien tampak tidak mau makan diit bubur dari rumah sakit

habis 3 sampai 4 sendok. Pukul 14,00 WIB memantau berat badan. Respon

Subyektif klien mengatakan mau untuk ditimbang. Respon obyektif klien

tampak kurus, berat badan sebelum sakit 11 kg, selama sakit 9,5 kg Z-skore

Z-Score WAZ : -3, 3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai

nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2

sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 27 April 2013,

pukul 08.00 WIB adalah mengkaji tanda-tanda vital dan keadaan umum.

Respon subyektif keluarga klien mengatakan keadaan umum An. S lemah,

An. S tidak mau makan dan bila makan mual muntah. Respon obyektif suhu

37° C, nadi 104 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit, An. S tampak

lemah dan kurus. Pukul 09.00 WIB mengkaji pola makan. Respon subyektif

keuarga klien mengatakan An. S tidak mau makan dan hanya mau makan-

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

19

19

makanan yang disukai (jelly, dan makan ringan). Respon obyektif klien

terlihat sedang makan jelly, roti dan makan ringan. Clinical sign .rambut

klien tampak kering, kusam, bibir pecah-pecah pada sudutt bibir, Dietary

menu dari rumah sakit habis 3 sampai 4 sendok makan. Pukul 12.00 WIB

memberikan injeksi intravena, Taxegram 250 mg. Respon subyektif, - .

Respon obyektif klien tampak takut dan menangis ketika diinjeksi, obat

Taxgram 250 mg masuk melalui intravena. Pukul 13.45 WIB memantau berat

badan. Respon subyektif klien mengatakan mau ditimbang. Respon obyektif

klien terlihat kurus Respon subjektif keluarga klien mengatakan An. S tidak

mau makan menu dari rumah sakit, klien hanya mau makan makanan yang

disukai. Respon objektif klien terlihat sedang makan jelly. Memantau berat

badan klien. Respon subyektif klien mengatakan klien mau ditimbang berat

badannya. Respon obyektif klien terlihat kurus, berat badan menurun

sebelum sakit 11 kg, selama sakit 9,5 kg, berat badan turun 1,5 kg selama 9

hari sakit, Z-skore Z-Score WAZ : -3, 3125 (gizi kurang, berat badan rendah)

dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai

normal -2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3

sampai < -2 SD.

F. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada

hari senin, 25 April 2013 jam 14.40 WIB, dengan menggunakan metode

SOAP yang hasilnya adalah subjektif keluarga klien mengatakan klien tidak

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

20

20

nafsu makan dan bila makan muntah. Objektif klien tampak kurus, hasil Z-

Score WAZ : -3, 3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -

2 sampai +2 SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2

SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD.,

Biochemical hemoglobin 11,8 g/dl (normal 11,5 sampai 15,5 g/dl),

hematokrit 35,2 persen (normal 35 sampai 45 persen), Clinical sign .rambut

klien tampak kering, kusam, bibir pecah-pecah pada sudutt bibir, Dietary

menu dari rumah sakit habis 3 sampai 4 sendok makan.berat badan sebelum

sakit 11 kg, berat badan selama sakit 9,5 kg. Masalah ketidakseimbangan

nutrisi pada An, S kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S belum teratasi.

Tindakan keperawatan dilanjutkan yaitu kaji tanda-tanda vital dan keadaan

umum, kaji pola makan, berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang

nutrisi yang adekuat (protein, mineral, vitamin, dan karbohidrat), berikan

penjelasan kepada keluarga klien tentang diit nutrisi yang berkaitan dengan

penyakit klien (makanan dalam bentuk lunak, rendah selulosa), pantau nilai

laboratorium, kolaborasi dengan tim ahli gizi dan dokter, monitor berat

badan.

Tanggal 26 April 20013 pukul 14.10 WIB, subyektif keluarga

mengatakan bersedia diberi informasi tentang diit nutrisi yang berkaitan

dengan febris typhoid. Obyektif keluarga klien tampak kooperatif bisa

menyebutkan kembali tentang jenis-jenis makanan yang harus dihindari

seperti telur dadar, ubi, jagung, beras ketan, buah jambu, nangka. Masalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S belum

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

21

21

teratasi. Tindakan keperawatan dilanjutkan yaitu kaji tanda-tanda vital dan

keadaan umum, kaji pola makan, berikan penjelasan kepada keluarga klien

tentang nutrisi yang adekuat (protein, mineral, vitamin, dan karbohidrat),

berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang diit nutrisi yang berkaitan

dengan penyakit klien (makanan dalam bentuk lunak, rendah selulosa),

pantau nilai laboratorium, kolaborasi dengan tim ahli gizi dan dokter, monitor

berat badan.

Tanggal 27 April 2013 pukul 13.45 WIB, subjektif keluarga klien

mengatakan nafsu makan klien berkurang dan diit yang diberikan dari rumah

sakit dimakan 3 sampai 4 sendok makan. Objektif klien tampak kurus, diit

rumah tidak langsung dikonsumsi, hasil Z-Score WAZ: -3,3125 (gizi kurang,

berat badan ringan) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ: -0,9473

(normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ: -3,416 (kurus) dengan

nilai normal -3 sampai < -2 SD. Clinical sign .rambut klien tampak kering,

kusam, bibir pecah-pecah pada sudutt bibir, Dietary menu dari rumah sakit

habis 3 sampai 4 sendok makan. Masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh pada An. S belum teratasi. Tindakan keperawatan

dilanjutkan yaitu kaji tanda-tanda vital dan keadaan umum, kaji pola makan,

berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang nutrisi yang adekuat

(protein, mineral, vitamin, dan karbohidrat), berikan penjelasan kepada

keluarga klien tentang diit nutrisi yang berkaitan dengan penyakit klien

(makanan dalam bentuk lunak, rendah selulosa), pantau nilai laboratorium,

kolaborasi dengan tim ahli gizi dan dokter, monitor berat badan.

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

22

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Bab ini penulis akan membahas proses keperawatan pada Asuhan

Keperawatan yang dilakukan tanggal 25 sampai 27 April 2013 di ruang

Bakung rumah sakit Panti Waluyo Surakarta. Prinsip pembahasan ini akan

memfokuskan kebutuhan dasar manusia di dalam asuhan keperawatan yaitu

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S. Maslow

menjelaskan konsep dasar kebutuhan dasar manusia seperti makan, minum,

atau kebutuhan fisiologis merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup

dan kesehatan, walaupun setiap orang mempunyai sifat tambahan, kebutuhan

yang unik, setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Besarnya

kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada

rentang sehat sakit. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar

yang memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow dalam

mempertahankan hidup (Potter dan Perry, 2005).

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah fase pertama dalam proses

keperawatan yang berisi tentang informasi klien (Slevin, 2006).

Pengkajian keperawatan yaitu pemikiran dasar dari proses keperawatan

yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien,

agar dapat mengidentifikasi atau mengenali masalah-masalah yang dialami

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

23

klien, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik fisik, mental,

sosial dan lingkungan (Hutahean, 2010).

Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat

pada saluran cerna dengan tanda dan gejala demam lebih dari satu minggu,

yang ditandai dengan tanda dan gejala lemah, lesu, nyeri kepala, gangguan

pada saluran cerna seperti bibir kering dan pecah-pecah, lidah tampak

putih dan kotor, nafsu makan menurun, yang semua itu disebabkan oleh

salmonella typhy (Suriadi dan Yuliani, 2010).

Pengkajian pada An. S dinyatakan An. S menderita febris typhoid

yaitu penyakit infeksi akut yang biasanya menyerang saluran cerna,

dengan gejala demam kurang lebih satu minggu, ganggan pencernaan dan

kesadaran (dengan didapatkan hasil An. S tidak nafsu makan, mual

muntah). Hasil laboratorium pada leukosit An. S yaitu leukosit dengan

hasil 3.900 /mm3 (normalnya 4.500 sampai 14.500 /mm

3). Hasil uji widal

sebelum masuk rumah sakit Salmonella thypi 1/320, salmonella Par A-O

1/160, salmonella par B-O 1/160, hasil uji widal selama di rumah sakit

yaitu salmonella typhi O 1/130, salmonella typhi par A-O 1/160,

salmonella typhi par C-O negative, salmonella typhi H 1/160, salmonella

par A-H negative, salmonella par B-H 1/60, salmonella par C-H negative .

Febris typhoid pada anak memiliki salah satu tanda yaitu seperti diare,

konstipasi, muntah, nyeri perut, sakit kepala, batuk, dan demam yang bisa

berlangsung selama 7 hari atau lebih (Sodikin, 2011). Pengkajian

dilakukan secara komprehensif pada An. S dengan febris typhoid pada

tanggal 25 April 2013 dengan metode autoanemnesa dan alloanamnesa..

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

24

Nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu

proses pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak (Hidayat, 2005).

Nutrisi ditempatkan sebagai prioritas perawatan terpenting dalam berbagai

penyakit malnutrisi. Tubuh butuh energi untuk aktivitas sehingga

dibutuhkan intake nutrisi yang tepat dan mencukupi. Nutrien merupakan

elemen penting dalam proses dan fungsi tubuh. Nutrient mencakup

kabohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air (Saryono dan

Widiati, 2010).

Pengumpulan data yang dilakukan penulis saat pengambilan kasus

dengan wawancara dan observasi langsung serta melakukan pemeriksaan

fisik pada An S. Keluhan utama, Ibu pasien mengatakan An. S tidak mau

makan, dan bila makan mual muntah, dan hasil observasi klien tampak

kurus, lemah, bibir kering dan pecah-pecah, nafsu makan menurun.

Peran perawat dalam pengkajian nutrisi adalah untuk

mengidentifikasi masalah nutrisi, membuat rencana asuhan keperawatan,

serta merencanakan pendidikan kesehatan bagi klien, khususnya tentang

nutrisi. Pedoman tersebut digunakan untuk menilai status nutrisi seseorang

melalui tanda-tanda status gizi yang normal. Tujuan dari mengkaji

kebutuhan pemenuhan kebutuhan nutrisi yaitu mengidentifikasi adanya

defisiensi nutrisi dan pengaruhnya terhadap status kesehatan,

mengumpulkan informasi khusus guna menetapkan rencana asuhan

keperawatan yang berkaitan dengan nutrisi, dalam tujuan dari pengkajian

kebutuhan. Pengkajian nutrisi di nilai dari status gizi dimana perawat

menggunakan ‘ABCD’ (Anthropometric Biokimia Clinical sign Dietary

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

25

history). Anthropometic meliputi berat badan tinggi badan dan lingkar

lengan, Biokimia Clinical meliputi indicator hemoglobin dan hematokrit,

Clinical sign yaitu gejala klinis, Dietary history yaitu latar belakang diet

(Siregar, 2004)

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yaitu

intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh (Riyadi,

2010). Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai

dengan anoreksia (tidak nafsu makan) yaitu gangguan makanan yang

dicirikan oleh penolakan untuk mempertahankan berat badan yang parah

tanpa adanya penyebab fisik yang jelas. Kebiasaan anak memilih makanan

ringan atau makanan yang berperasa kuat akan menyebabkan jumlah dan

jenis makanan yang dikonsumsi anak kecil bervariasi sehingga kebersihan

dan kualitas makanan tidak terjamin (Wong, 2008). Pada pemeriksaan

Antropometri diantaranya berat badan An. S sebelum sakit 11 kg, berat

badan selama sakit 9,5 kg, tinggi badan 93 cm, hasil Z-Score WAZ : -3,

3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2

SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ :

-3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Biochemical data

didapatkan hasil hemoglobin 11,8 g/dl (normal 11,5 - 15,5 g/dl),

hematoktit 35,2 % (normal 35 - 45%), Clinical sign rambut kering, kusam,

turgor kulit kering, berpigmen sawo matang, mukosa bibir pecah-pecah

pada sudut bibir. Dietary, sebelum sakit klien suka makan makanan pedas

dan minum-minuman asam dan perutnya sakit merasa mual, klien makan 3

kali sehari dengan menu nasi, sayur, lauk, minum air teh dan air putih.

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

26

Selama sakit klien tidak nafsu makan dan bila makan mual muntah klien

makan 3 kali sehari dengan menu nasi, sayur, lauk, minum air teh dan air

putih.

Data diperoleh berdasarkan pengkajian adalah klien mengalami

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang ditandai

dengan mual dan muntah. Klien dalam kondisi lemas dikarenakan

kurangnya konsumsi makanan sehingga kebutuhan nutrisi yang

dibutuhkan untuk aktivitas tidak tercukupi. Riwayat penyakit sekarang,

klien datang dengan keluhan, mual, muntah, nafsu makan berkurang. Hasil

pengkajian tentang pola nutrisi dan metabolisme didapatkan selama sakit

klien mengalami anoreksia dan mual yang disebabkan oleh peningkatan

asam lambung, karena kelainan infeksi pada usus halus, dan untuk gejala

demam sendiri disebabkan oleh endotoksil (Suriadi dan Ika, 2010).

Diagnosa febris typhoid ditentukan dengan metode uji widal. Uji

widal yaitu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody (Sodikin, 2012).

Pemeriksaan diagnostik lain yaitu darah untuk kultur atau biakan empedu

yang digunakan untuk menemukan salmonella typhosa yang ditemukan

dalam darah pasien pada minggu pertama sakit dan selanjutnya bisa

ditemukan urine dan feses (Ngastiyah, 2005). Diit yang dianjurkan rumah

sakit adalah bubur tinggi karbohidrat tinggi protein. Fungsi tinggi protein

adalah mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh karena

susunan tubuh manusia terdiri dari protein. Fungsi tinggi karbohidrat

adalah memberikan perlindungan terhadap kenaikan badan yang dapat

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

27

diperoleh dalam bentuk monosakarida, disakarida dan polisakarida

(Fatimah, 2008).

Pemeriksaan fisik adalah mengukur tanda-tanda vital, pemeriksaan

head to too, dan pengukuran lainya. Pemeriksaan fisik menggunakan

teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi (Potter dan Perry, 2005).

Hasil pemeriksaan status nutrisi didapatkan hasil pertumbuhan dan

perkembangan didapatkan Pada pengkajian pertumbuhan dan

perkembangan keluarga klien mengatakan An. S lahir dengan berat badan

3000 gr, saat usia 6 bulan berat badan An. S 5 kg, dan usia 1 tahun berat

badan An. S 7,5 kg, berat badan sebelum sakit 11 kg, berat badan selama

sakit 9,5 kg, panjang badan sekarang 93 cm, lingkar kepala 46 cm, lingkar

lengan 13 cm. Pada pengkajian Z-Skore didapatkan hasil Z-Score WAZ : -

3,3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2

SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ :

-3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD, dan berdasarkan

pemeriksaan status nutrisi tersebut An. S mengalami ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Asupan nutrisi sangat berkaitan

dengan asupan kalori dan asupan protein yang terjadi karena

ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan protein dengan kebutuhan

energi, atau terjadi defisiensi atau deficit energi dan protein (Fatimah,

2008).

Hasil uji widal An. S yang dibawa dari rumah sebelum masuk

rumah sakit positif. Uji widal ditentukan aglutinin O dan H untuk

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

28

menentukan kemungkinan pasien menderita demam typhoid. Uji widal

positif dapat juga disebabkan oleh septikimia karena salmonella lain

(Sodikin, 2012).

Pada tahap pengkajian klien mengalami ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan metabolik. Batasan karakteritik yang berkaitan yaitu kurang

makanan, kurang informasi, kurang minat pada makanan, dan faktor yang

berhubungan yaitu ketidakmampuan mencerna makanan (Nanda, 2009).

Pada pengkajian Z-Skore didapatkan hasil Z-Score WAZ : -3,3125 (gizi

kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -

0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416

(kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Berdasarkan hasil

pengkajian Z-Skore tersebut penulis mengambil kesimpulan pada An. S

terjadi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

ditunjukkan dengan adanya ketidakmampuan mencerna makanan (Riyadi,

2010).

Hasil pemeriksaan laboratorium dan data penunjang mengarah ke

febris typhoid. Hemoglobin dengan hasil 11,8 gr/dl (normalnya 11,5

sampai 15,5 gr/dl). Hematokrit dengan hasil 35,2 persen (normalnya 35

sampai 45 persen). Lekosit dengan hasil 3.900 /mm3 (normalnya 4.500

sampai 14.500 /mm3). Basofil dengan hasil 1,8 persen (normalnya 0

sampai 1 persen). Neutrofil dengan hasil 24,7 persen (normalnya 55

sampai 80 persen). Limfosit dengan hasil 61,3 persen (normalnya 36

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

29

sampai 52 persen). Monosit dengan hasil 11,9 persen (normalnya 0 sampai

5 persen). MCV (Mean Corpusular Volume) dengan hasil 75 fl (normalnya

80 sampai 96 fl). MCH (Mean Corpusular Hemoglobin) dengan hasil 75

pg (normalnya 80 sampai 96 pg). Pemeriksaan laju endap darah dengan

hasil 26 mm/jam. Pemeriksaan laju endap darah 2 jam dengan hasil 52

mm/jam, dan golongan darah pasien adalah O.

Pemeriksaan uji widal antara lain Salmonella thypi 1/320,

salmonella Par A-O 1/160, salmonella par B-O 1/160, hasil uji widal

selama di rumah sakit yaitu salmonella typhi O 1/130, salmonella typhi par

A-O 1/160, salmonella typhi par C-O negative, salmonella typhi H 1/160,

salmonella par A-H negative, salmonella par B-H 1/60, salmonella par C-

H negative. Berdasarkan hasil uji widal tersebu An. S menderita febris

typhoid.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai respon

individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan yang

aktual maupun potensial. Perumusan diagnosa keperawatan memberikan

dasar pemilihan investasi keperawatan untuk mencapai hasil akhir yang

perawat bertanggung gugat (Nanda, 2009). Respon aktual atau potensial

klien didapatkan dari data dasar pengkajian dan catatan medis klien, yang

kesemuanya di kumpulkan selama pengkajian. Diagnosa keperawatan

memberikan dasar pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang di

harapkan (Potter dan Perry, 2005).

Page 40: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

30

Perumusan diagnosa keperawatan dalam kasus ini didasarkan pada

beberapa karakteristik yang muncul pada klien. Berdasarkan analisa data

tersebut dapat ditegakkan diagnosa keperawatan ketidakseimbanan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan ketidakadekuatan intake

makanan : mual muntah. Penegakkan diagnosa tersebut ditandai dengan

data subjektif, antara lain klien keluarga klien mengatakan nafsu makan

An. S berkurang, bila makan mual dan muntah. Hasil data objektif atau

observasi klien tampak lemah, kurus, bibir pecah-pecah, tidak mau makan,

nafsu makan menurun . Kondisi tersebut akan menimbulkan An. S

mengalami ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh karena ketidakmampuan untuk mencerna makanan yang disebabkan

oleh intake kurang akibat mual, muntah dan anoreksia (Riyadi, 2010).

Pada kasus yang dialami An. S terjadi ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh adalah nutrisi tidak seimbang kurang dari kebutuhan

tubuh. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah

asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik dengan

batasan karakteritik yang berkaitan yaitu kurang makanan, kurang

informasi, kurang minat pada makanan, dan faktor yang berhubungan

yaitu ketidakmampuan mencerna makanan (Nanda, 2009).

3. Rencana keperawatan

Rencanaan keperawatan adalah fase ketiga dalam prses

keperawatan, yang berarti merancang dasar bagaimana sesuatu dapat

Page 41: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

31

dicapai dan diselesaikan dengan cara tertentu, waktu tertentu dan

menggunan alat tertentu (Slevin, 2006).

Penentuan tujuan rencana tindakan seharusnya didasarkan pada

prinsip SMART yaitu S : Spesific atau tidak menimbulkan arti ganda, M :

Measurable atau dapat diukur, A : Achievable atau dapat dicapai, R :

Rational atau sesuai akal sehat, T : Time atau ada kriteria waktu

pencapaian (Nursalam, 2008). Tujuan rencana tindakan yang dilakukan

oleh penulis adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24

jam klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang adekuat dengan

kriteria hasil : ada peningkatan berat badan (berat badan normal 11-15 kg,

Z-Skore WAZ -2 sampai +2 SD, HAZ -2 sampai +2 SD, WHZ -3 sampai

< -2 SD), tidak ada tanda-tanda malnutrisi (berat badan turun, perut buncit,

tubuh kurus, perubahan pigmentasi kulit dan rambut), nilai laboratorium

dalam batas nomal, keluarga mampu mengdentifikasi kebutuhan nutrisi

diit klien.

Perencanaan keperawatannya sesuai dengan management

pelaksanaan kebutuhan nutrisi yaitu, intervensi pertama kaji tanda-tanda

vital dan keadaan umum klien, rasionalnya untuk mengetahui kedaan

umum pasien dan status kesehatan klien. Intervensi yang kedua yaitu kaji

pola makan klien, rasionalnya untuk mengatahui status nutrisi klien.

Intervensi yang ketiga yaitu pantau nilai laboratorium, rasionalnya untuk

mengetahui status nutrisi dan metablik klien. Intervensi yang keempat

yaitu monitor berat badan, rasionalnya untuk mengetahui status

Page 42: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

32

perkembangan kesehatan pasien. Intervensi yang kelima yaitu, berikan

penjelasan kepada keluarga klien tentang tentang kebutuhan nutrisi yang

adekuat (tinggi protein, karbohidrat, mineral), rasionalnya untuk mencegah

dan mengurangi kerusakan jaringan dan menambah berat badan. Intervensi

yang keenam yaitu berikan penjelasan kepada keluarga tentang diit nutrisi

yang berkaitan dengan penyakit klien (makanan dalam bentuk lunak,

rendah selulosa) rasionalnya agar makanan mudah dicerna dan ditelan,

makanan yang dikonsumsi atau yang diberikan keluarga sesuai dengan

diit. Intervensi yang ketujuh yaitu berkolaborasi dengan tim ahli gizi dan

dokter, rasionalnya untuk menentukan diit yang cocok sesuai dengan

penyakit yang diderita dan terapi yang tepat bagi klien (Riyadi, 2010).

4. Tindakan Keperawatan

Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, yaitu

kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk

mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan

yang dilakukan dan diselesaikan. Implementasi dari rencana asuhan

keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan

(Potter dan Perry, 2005)

Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah

disusun. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada hari pertama

adalah mengkaji keadaan umum dan tanda-tanda vital. Mengkaji keadaan

umum dan tanda-tanda vital pasien yang dilakukan dengan cara mengkaji

keadaan umum dan memriksa tanda-tanda vital pasien selama 3 hari yang

Page 43: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

33

bertujuan untuk mengetahui keadaan atau status kesehatan pasien. Hal ini

di sesuaikan untuk mengetahui perkembangan pasien setiap harinya

selama di rawat di RS, dan sebagai acuan untuk mengetahui keadaan

umum pasien yang mengalami demam thypoid (Ngastiyah, 2005).

Memantau status nutrisi dengan cara memantau setiap diit yang

dikonsumsi klien, yang berfungsi untuk mengontrol diit dan

perkembangan status nutrisi. Mengkaji pola makan klien dan pengetahuan

keluarga klien tentang intake nutrisi, dengan cara mengakaji setiap pola

makan klien dan memberikan informasi kepada keluarga klien tentang

intake nutrisi. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan keluarga klien

tentang nutrisi terhadap kebutuhan tubuh. Didapatkan hasil implementasi

pada An. S hari pertama dan kedua berat badan 9,5 kg, berat badan

sebelum sakit 11 kg, nafsu makan klien berkurang, Z-Score WAZ : -

3,3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2

SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ :

-3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Menjelaskan

perlunya nutrisi yang adekuat yaitu konsumsi karbohidrat, lemak, protein,

mineral, dengan cara memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga

klien. Informasi tersebut dilakukan supaya keluarga klien mengetahui

kualitas dan kuantitas makanan dalam asupan gizi ditentukan dengan kadar

zat gizi yang dikandung makanan tersebut, yaitu kalori, protein,

karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin (Fatimah, 2010).

Page 44: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

34

Memantau nilai laboratorium, dengan cara melihat hasil

laboratorium pasien, yang berfungsi untuk mengetahui status

perkembangan kesehatan klien. Hematokrit adalah angka yang

menunjukkan presentasi zat padat dalam darah terhadap cairan dalam

darah. Hemoglobin merupakan pigmen eritrosit yang terdiri dari protein

kompleks terkonyugasi yang mengandung besi (Lovita, 2003).

Memberi pengetahuan kepada keluarga klien tentang diit intake

nutrisi yang berkaitan dengan febris typhoid yang klien alami yaitu untuk

tidak mengkonsumsi telur dadar, ubi, jagung, beras ketan, buah jambu dan

nangka, dengan cara menjelaskan kepada keluara klien tentag diit intake

yang berkaitan denan febris typhoid, yang bertujuan supaya keluarga klien

dalam memberikan diit makanan yang sesuai dengan penyembuhan

penyakit klien sudah terarah. (Saryono, 2010).

Memfasilitasi kenaikan berat badan klien dengan cara berkolaborasi

dengan tim ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis

makanan yang sesuai dengan kebutuhan klien, yang berfungsi untuk

menaikkan berat badan klien. Hal ini diharapkan sesuai dengan kebutuhan

nutrisi klien. Melihat hasil uji widal, dengan cara melihat dari data

laboratorium status pasien yang didapat dari tes darah pasien. Tujuan uji

widal adalah untuk menentukan adanya agglutinin dalam serum pasien

yang tersangka menderita typhoid (Sodikin, 2012).

Berkolaborasi dengan dokter yaitu memberikan terapi parenteral

Infus KA-EN 1B 12 tetes per menit, kandungan yang terkandung yaitu Na

38, mEq, CI 38,5 g tiap liter, golongan larutan elektrolit nutrisi, yang

Page 45: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

35

berfungsi untuk cairan dasar infuse awal anak usia kurang dari 3 tahun,

dan terapi obat yang didapat klien selama di rumah sakit yaitu injeksi

taxegram 250 mg per intravena yaitu golongan antibakteri (sefalosporin),

kandungan yang terdapat didalamnya yaitu sefotaksim 0,5 g yang

berfungsi untuk saluran pencernaan, infeksi saluran kemih, penyakit

kelamin, dan saluran pernapasaan bawah, yang dilakukan dengan cara

injeksi intravena, dengan rasional menjalankan advis dokter (ISO, 2010).

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah fase akhir dalam proses keperawatan yang

merupakan aktivitas terus menerus yang memainkan peran penting selama

seluruh fase proses keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan

asuhan keperawatan (Slevin, 2006).

Dalam tahap evaluasi penulis menggunakan metode SOAP. S:

Subyektif data, O : Obyektif data, A : Analisis atau Assesment dan P:

planning (Rohmah dan Walid, 2012). Setelah melakukan implementasi

diatas selama 3 hari dari tanggal 25 sampai 27 April 2013 didapatkan

evaluasi pada tanggal 25 April 2013 pukul 14.10 WIB. Data subjektif

keluarga klien mengatakan klien tidak nafsu makan dan bila makan

muntah. Data objektif klien tampak lemas dan kurus, hasil Z-Skore WAZ :

-3,3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2

SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ :

-3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Biochemical

hemoglobin 11,8 g/dl (normal 11,5 sampai 15,5 g/dl) hematokrit 35,2

Page 46: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

36

persen (normal 35 sampai 45 persen). Clinical Sign klien tampak rambut

kering, kusam, turgor kulit kering, berpigmen sawo matang, mukosa bibir

pecah-pecah pada sudut bibir, Dietary menu dari rumah sakit utuh. Analisis

keperawatan yaitu ketidakseimbangan nutrisi pada An. S kurang dari

kebutuhan tubuh pada An. S belum teratasi. Planing atau tindakan

keperawatan dilanjutkan, yaitu berikan makanan dalam bentuk hangat,

berikan makanan sedikit tapi sering, berikan nutrisi dalm bentuk lunak

monitor berat badan.

Evaluasi pada tanggal 26 April 2013 pukul 14.10 WIB, masalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Data subyektif

keluarga mengatakan klien tidak mau makan. Data obyektif klien terlihat

kurus berat badan 9,5 kg, tidak mau makan diit dari rumah sakit masih

utuh, klien terihat sedang makan makanan yang disukai (jelly dan roti),

hasil Z-Skore WAZ : -3,3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan

nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal

-2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2

SD. Biochemical hemoglobin 11,8 g/dl (normal 11,5 sampai 15,5 g/dl)

hematokrit 35,2 persen (normal 35 sampai 45 persen). Clinical Sign klien

tampak rambut kering, kusam, turgor kulit kering, berpigmen sawo matang,

mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir, Dietary menu dari rumah sakit

utuh. Analisis keperawatan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh pada An. S belum teratasi. Planing tindakan keperawatan

dilanjutkan, yaitu kaji intake nutrisi klien dan berat badan, kolaborasi

dengan tim gizi dalam pemberian diit yang tepat, pantau nilai laboratorium.

Page 47: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

37

Evaluasi pada tanggal 27 April 2013 pukul 13.45 WIB, masalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Data subjektif

keluarga klien mengatakan nafsu makan klien berkurang dan diit yang

diberikan dari rumah sakit tidak langsung dikonsumsi. Data objektif klien

tampak kurus, diit dari rumah sakit terlihat masih utuh, hasil Z-Score WAZ

: -3,3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai

+2 SD, HAZ : -0.9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD,

WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Biochemical

hemoglobin 11,8 g/dl (normal 11,5 sampai 15,5 g/dl) hematokrit 35,2

persen (normal 35 sampai 45 persen). Clinical Sign rambut klien tampak

kering, kusam, turgor kulit kering, berpigmen sawo matang, mukosa bibir

pecah-pecah pada sudut bibir. Dietary menu dari rumah sakit utuh.

Analisis keperawatan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh pada An. S belum teratasi. Planing tindakan keperawatan

dilanjutkan yaitu berikan makanan dalam bentuk hangat, berikan makanan

sedikit tapi sering, berikan nutrisi dalam bentuk lunak dan monitor berat

badan.

Evaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan selama tiga hari

sudah dilakukan secara komprehensif dengan rencana asuhan keperawatan

serta telah berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya didapatkan data

hasil evaluasi keadaan pasien berdasarkan kriteria hasil, maka resiko

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S belum

teratasi yaitu klien belum dapat mengkonsumsi kebutuhan nutrisi sesuai

dengan tingkat aktivitas dan kebutuhan metabolik, belum mampu

menentukan diit, dan belum ada pertambahan berat badan.

Page 48: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

38

B. Simpulan dan Saran

1. Kesimpulan

a. Hasil pengkajian pada An. S dengan resiko ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh pada febris typhoid adalah klien

mengalami penurunan berat badan yaitu berat badan sebelum sakit 11

kg dan berat badan selama sakit 9,5 kg. Penurunan berat badan terjadi

karena mual dan muntah, serta terjadi penurunan nafsu makan.

b. Diagnosa keperawatan pada An. S adalah ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake kurang akibat

mual, muntah, anoreksia.

c. Rencana Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan

resiko ketidakseimbangan nurisi kurang dari kebutuhan tubuh pada

febris typhoid selama 3 x 24 jam dengan tujuan keluarga klien dan klien

akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang adekuat, kriteria hasil :

ada peningkatan berat badan (berat badan normal 11-15 kg, Z-Skore

WAZ -2 sampai +2 SD, HAZ -2 sampai +2 SD, WHZ -3 sampai < -2

SD), tidak ada tanda-tanda malnutrisi (berat badan turun, perut buncit,

tubuh kurus, perubahan pigmentasi kulit dan rambut), nilai

laboratorium dalam batas nomal, keluarga mampu mengdentifikasi

kebutuhan nutrisi diit klien. Perencanaan keperawatannya yaitu, tanda-

tanda vital dan keadaan umum klien rasionalnya untuk mengetahui

kedaan umum pasien dan status kesehatan klien. Intervensi yng kedua

Page 49: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

39

yaitu kaji pola makan klien, rasionalnya untuk mengatahui status nutrisi

klien, intervensi yang ketiga yaitu, berikan penjelasan kepada keluarga

klien tentang tentang kebutuhan nutrisi yang adekuat (anjurkan makan

sedikit tapi sering) rasionalnya agar lambung bisa mencerna dan

mengurangi mual dan kebutuhan nutrisi terpenuhi, intervensi yang

keempat yaitu berikan penjelasan kepada keluarga tentang diit nutrisi

yang berkaitan dengan penyakit klien (makanan dalam bentuk lunak)

rasionalnya agar makanan mudah dicerna dan ditelan, makanan yang

dikonsumsi atau yang diberikan keluarga sesuai dengan diit, intervensi

yang kelima yaitu pantau nilai laboratorium, rasionalnya untuk

mengetahui status nutrisi dan metabolik klien, intervensi yang keenam

yaitu monitor berat badan, rasionalnya untuk mengetahui status

perkembangan kesehatan pasien, intervensi yang ketujuh yaitu

berkolaborasi dengan tim ahli gizi dan dokter, rasionalnya untuk

menentukan diit yang cocok sesuai dengan penyakit yang diderita dan

terapi yang tepat bagi klien (Riyadi, 2010).

d. Tindakan pada tanggal 25 sampai 27 April 2013 pada An. S dengan

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada febris

typhoid adalah memantau status nutrisi dengan mengkaji pola makan,

mengkaji pengetahuan keluarga klien tentang intake nutrisi yang

berkaitan dengan febris typhoid, menjelaskan pentingnya

mengkonsumsi nutrisi yang adekuat, menjelaskan kepada keluarga klien

tentang diit nutrisi yang berhubungan dengan penyakit klien, memantau

Page 50: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

40

nilai laboratorium, memonitor berat badan, dan berkolaborasi dengan

tim ahli gizi dan dokter.

e. Evaluasi dilakukan tanggal 27 April 2013 pukul 13.45 WIB pada An. S

dengan resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

belum teratasi yaitu keluarga klien belum dapat menentukan diit

kebutuhan nutrisi klien sesuai dengan tingkat aktivitas dan kebutuhan

metabolik, dan belum ada pertambahan berat badan.

f. Analisa yang didapatkan pada pasien dengan resiko ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S dengan febris typhoid

adalah status kesehatan klien mengalami penurunan berat badan yang

berhubungan dengan mual, muntah dan anoreksia. Berdasarkan hasil Z-

Score WAZ : -3,3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai

nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -0.9473 (normal) dengan nilai normal -

2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai <

-2 SD. Biochemical hemoglobin 11,8 g/dl (normal 11,5 sampai 15,5

g/dl) hematokrit 35,2 persen (normal 35 sampai 45 persen). Clinical

Sign rambut klien tampak kering, kusam, turgor kulit kering, berpigmen

sawo matang, mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir. Dietary

menu dari rumah sakit utuh.

2. Saran

a. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan lebih meningkatkan pelayanan pedidikan yang lebih

berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat yang

Page 51: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

41

terampil, inovatif, dan professional yang mampu memberikan asuhan

keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan.

b. Bagi Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit)

Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dan mempertahankan

kerjasama baik antar tim kesehatan maupun dengan klien sehingga

asuhan keperawatan yang diberikan dapat mendukung kesembuhan

klien pada umummya dan pada klien dengan febris typhoid secara

khusus.

c. Bagi penulis

Diharapkan penulis mampu mengembangkan pelaksanaan asuhan

keperawatan tentang nutrisi pada pasien anak sehingga dapat

memberikan asuhan keperawatan pada klien secara optimal, dan dapat

menggunakan atau memanfaatkan waktu lebih efektif.

Page 52: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

DAFTAR PUSTAKA

Andiani Lovita, (2003), Komposisi dan Hubungan Bakteri pada Pembuatan

Yoghurt Terhadap Nilai Hematologi Mencit. http//unpad.ac.id/jurnal

Diakses tanggal 6 Mei 2013.

Fatimah sari, 2008. Faktor - Faktor yang Berkonstribusi Terhadap Status Gizi

pada Balita di Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. http://pustaka

unpad.ac.id Diakses tanggal 2 Mei 2013.

Haryanto, (2010), Asuhan Keperawatan pada Anak, Edisi 2, Penerbit CV.

Agung Seto, Jakarta.

Hidayat, Aziz, Alimul, (2003), Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1, Buku 1,

Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

_________ (2006), Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Buku 2, Edisi 1, Penerbit

Salemba Medika, Jakarta.

Ikatan Apoteker Indonesia, 2010, Informasi Spesialis Obat (ISO), Indonesia,

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Inawati, (2008), Demam Typhoid, Elib.fk.ac.id Diakses tanggal 30 April 2013.

Nanda, (2009), Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Page 53: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

Ngastiyah, (2005), Perawatan Anak Sakit, Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta.

Nursalam, (2008), Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi 2, Penerbit

Salemba Medika, Jakarta.

Potter dan Perry, (2005), Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Pramitasari Okky, 2010. Faktor Resiko Kejadian Penyakit Demam Typhoid pada

Penderita yang Dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran.

http://ejounals.undip.ac.id/index.php/jkm Diakses tanggal 29 April 2013.

Riyadi Sujono dan Suharsono (2010), Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit,

Edisi 1, Penerbit Gosigen Publishing, Yogyakarta.

Slevin, Oliver (2006), Teori dan Praktik Keperawatan, Cetakan 1, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Siregar, Cholina, Trisa (2004), Nutrisi, http://ejounals.usu.ac.id/index.php/jkm

Diakses tanggal 30 April 2013.

Sodikin, (2012), Prinsip Perawatan Demam pada Anak, Penerbit Salemba

Medika, Jakarta.

Sodikin, (2011), Asuhan Keperawatan Anak : Gangguan Sistem Gastroentistinal

dan Heatoblie, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Page 54: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri... · Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAK ... dengan gejala

Suriadi dan Ika, (2010), Asuhan Keperawatan pada Anak, Edisi 2, Penerbit CV.

Agung Seto, Jakarta.

Suryono dan Widiati, (2010), Kebutuhan Dasar Manusia, Penerbit Nuha Medika,

Yogyakarta.

Wong, (2008), Buku Ajar Keperawatan Pediatrick, Volume 1, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.