30
STUDI KASUS PASIEN DIABETES MELITUS PADA PASIEN LANJUT USIA DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGAN DESEMBER 2012 Oleh : Kelompok I Kartini Anisa Lafonda 110.2007.160 Pembimbing : Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS MODUL KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA 1

studi kasus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

studi kasus

Citation preview

STUDI KASUS PASIEN

DIABETES MELITUS PADA PASIEN LANJUT USIA DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGAN DESEMBER 2012

Oleh :

Kelompok I

Kartini Anisa Lafonda

110.2007.160Pembimbing :

Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS

MODUL KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA 2012

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus Diabetes Melitus pada lansia dengan pendekatan kedokteran keluarga di puskesmas kecamatan Penjaringan pada periode 17 Desember 2012-19 Januari 2013 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI bagian Kedokteran Keluarga.

Jakarta, Januari 2013

Pembimbing

dr. Sugma Agung Purbowo, MARSKATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas bimbingan dan tuntunanNya sehingga kami dapat menyelesaikan hasil Studi Kasus Pasien dengan penerapan Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Ilmu Kedokteran Keluarga yang berjudul DIABETES MELLITUS pada Tn. B di Puskesmas Kecamatan Penjaringan Periode 17 Desember 2012-19 Januari 2013Tujuan pembuatan Studi Kasus Pasien dengan penerapan Pendekatan Kedokteran Keluarga ini sebagai salah satu tugas dalam menjalani kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI untuk periode 17 Desember 2012-19 Januari 2013.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof.Dr. Hj. Qomariyah RS MS PKK DK AIFM selaku guru besar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi2. dr. Sugma Agung Purbowo, MD, MARS dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan yang bersifat membangun.3. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes sebagai Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

4. Rifda Wulansari, S.P, M.Kes sebagai Koordinator Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

5. dr. Citra Dewi, M.Kes sebagai Sekretaris Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

6. dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, dr. Dian Mardhiyah M.KK, dr. Fathul Jannah, M.Si, Ibu Rifqatussaadah, SKM, M.Kes, Ibu Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, DR. Drg. Helwiah Umniyati, MPH

7. Seluruh staf Puskesmas Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat yang telah memberikan bimbingan dan data kepada kami untuk kelancaran kegiatan Studi Kasus Pasien ini.

8. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga tersusun laporan ini. Kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penyusunan ini. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran membangun sebagai perbaikan bagi kami.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, Januari 2013

Penulis

IDENTITAS PASIENNama

: Tn. BJenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 70 tahun

Agama

: Islam

Alamat: PejagalanSuku Bangsa: Jawa

Pendidikan

: SMAPekerjaan

: tidak bekerja

No. Rekam Medis: 26142Puskesmas

: Puskesmas Kecamatan Penjaringan

Tanggal berobat: 26 Desember 2012

BERKAS PASIEN

A. Anamnesa

Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 26 Desember 2012

1. Keluhan Utama

Badan terasa lemas2. Keluhan Tambahan

Kesemutan pada tangan dan kaki3. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke puskesmas dengan keluhan badan terasa lemas sejak tiga hari yang lalu sehingga tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Pasien mengaku makan seperti biasanya. Keluhan juga disertai dengan kesemutan pada tangan dan kaki yang terasa hilang timbul.10 tahun yang lalu pasien didiagnosis menderita penyakit kencing manis oleh dokter. Saat itu keluhan pasien ialah luka pada punggung kaki kanan yang tidak sembuh-sembuh. Pasien juga sering merasa haus dan lapar serta sering buang air kecil terutama malam hari 5 kali sehingga menggangu tidurnya. Keluhan penglihatan kabur disangkal.

Saat itu pasien disarankan untuk mengubah pola makan dan gaya hidup, serta selalu kontrol setiap bulan. Tetapi pasien tidak kontrol secara teratur, pasien hanya datang berobat jika ada keluhan.4. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit kencing manis diakui pada tahun 2002

Pada tahun 2002 pasien didiagnosis memiliki penyakit kencing manis. Saat itu pasien datang berobat ke dokter dengan keluhan luka di punggung kaki kanan yang tidak sembuh-sembuh. Gula darah saat itu 300 mg/dl menurut pengakuan pasien. Riwayat penyakit darah tinggi disangkal

Riwayat stroke disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit kencing manis diakui yaitu ibu pasien Riwayat penyakit darah tinggi disangkal

Riwayat stroke disangkal

6. Riwayat Sosial Ekonomi

Saat ini pasien sudah tidak bekerja. Biaya hidup pasien sehari-hari ditanggung oleh ketiga anak pasien. Setiap bulannya pasien mendapat uang dari ketiga anaknya dengan total Rp. 2.000.000 Rp. 3.000.000/bulan. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya berobat.

7. Riwayat Kebiasaan

Pada saat ini pasien sudah tidak memiliki kebiasaan minum teh manis setiap malam. Kebiasaan tersebut berhenti setelah pasien didiagnosis memiliki penyakit kencing manis. Pasien memiliki kebiasaan berjalan kaki di sekitar lingkungan rumah dua kali dalam seminggu selama 30 menit ditemani oleh istrinya. Pasien juga memiliki kebiasaan berpuasa setiap hari senin dan kamis.B. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum: tampak sakit sedangKesadaran

: compos mentis

2. Vital Sign Tekanan darah: 130/90 mmHg

Respirasi

: 20 x/menit

Nadi

: 80 x/menit

Suhu

: 36,8oC

3. Status Gizi

Berat badan: 81 kg

Tinggi badan: 184 cm

IMT

: 23,92 kg/m2 (Gizi Normal)4. Status Generalis

a. Kepala Bentuk

: normocephal Rambut: hitam beruban, tidak mudah dicabut Mata

: konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-): pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)

Telinga: bentuk normal, tidak terdapat serumen Hidung: septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret

Tenggorokan: tidak hiperemis

Mulut

: bibir tidak sianosis, lidah tidak kotorb. Leher

Trakea di tengah Pembesaran kelenjar getah bening (-)c. Thorak Inspeksi: bentuk dada simetris: pergerakan dinding dada simetris: iktus kordis tidak terlihat

Palpasi

: fremitus taktil dan vokal sama kanan dan kiri: iktus kordis teraba di sela iga V garis midclavicula

kiri Perkusi: sonor diseluruh lapang paru, batas jantung normal Auskultasi: vesikuler diseluruh lapang paru, wheezing (-), ronki (-)

: bunyi jantung I dan II murni regular, murmur (-)

gallop (-)

d. Abdomen Inspeksi: perut datar, lembut, simetris

Auskultasi: bising usus (+) normal

Palpasi

: nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak

teraba

Perkusi: timpani diseluruh lapang abdomen, shifting dullness (-)e. Genitalia : tidak diperiksa f. Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)C. Pemeriksaan PenunjangTanggal 23 Desember 2012

Gula darah sewaktu: 231 mg/dl

Berkas Keluarga

A. Profil Keluarga

1. Karakterisktik Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga

Nama: Tn. BUsia: 70 Tahun

b. Identitas Pasangan

Nama: Ny. KUsia: 66 tahunc. Struktur Komposisi KeluargaTabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

No.NamaKedudukan dalam keluargaGenderUmur

(tahun)PendidikanPekerjaanKeterangan Tambahan

1.Tn. BKepala KeluargaLaki-laki70SMATidak bekerjaPasien

2.Ny. KIstriPerempuan66SMAIbu rumah tangga

3.Ny. YKAnak IPerempuan40Diploma 3Karyawati

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2. Lingkungan Tempat TinggalStatus Kepemilikan Rumah : milik sendiri

Daerah Perumahan : Padat

Karakteristik Rumah dan LingkunganKesimpulan

Luas rumah : 5 x 15 m2Rumah milik sendiri yang berada pada lingkungan padat. Rumah tersebut cukup nyaman untuk ditempati oleh tiga orang anggota keluarga.

Jumlah penghuni dalam satu rumah : 3 orang

Luas halaman rumah : tidak memiliki halaman

Bertingkat dua

Lantai rumah dari : keramik

Dinding rumah dari : tembok

Jamban keluarga : ada

Tempat bermain : tidak ada

Penerangan listrik : 2200 watt

Ketersediaan air bersih : ada (PAM)

Tidak pembuangan sampah : ada

b. Kepemilikan barang-barang berharga

Keluarga Tn. B memiliki satu buah motor dan satu buah mobil. Keluarga ini memiliki barang-barang elektronik antara lain satu buah televisi dan satu buah dvd yang terletak di ruang keluarga, satu buah laptop, dua buah handphone dan empat buah kipas angin di setiap kamar tidur. Peralatan rumah tangga yang dimiliki keluarga ini antara lain magic jar, kompor gas, dan kulkas.c. Denah rumah

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

a. Tempat Berobat : Puskesmas dan Rumah Sakitb. Balita : -c. Asuransi/Jaminan Kesehatan : -4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 3. Pelayanan Kesehaatan

FaktorKeteranganKesimpulan

Cara mencapai pusat pelayanan kesehatanKendaraan pribadiPasien pergi berobat ke puskesmas menggunakan kendaraan pribadi yaitu motor. Tarif berobat di Puskesmas menurut pasien murah yaitu sebesar Rp. 2000 dan kualitas pelayanannya pun memuaskan.

Tarif pelayanan kesehatanMurah

Kualitas pelayanan kesehatanMemuaskan

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan makanKeluarga Tn. B makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari dengan menu makanan yang bervariasi dan dimasak sendiri oleh istri pasien. Terkadang mereka juga membeli makanan yang ada disekitar rumah.Pasien dan istri pasien selalu makan bersama di ruang makan sedangkan anak pasien yaitu Ny. YK hanya ikut makan bersama pada pagi dan kadang-kadang malam hari karena pada siang harinya ia bekerja dan kadang-kadang baru pulang pada malam hari. Pada hari senin dan kamis, pasien selalu berpuasa.b. Menerapkan pola gizi seimbang

Menu makanan keluarga Tn. B yang selalu ada saat mereka makan setiap harinya ialah nasi, sayur, dan buah-buahan. Disertai menu makanan lainnya seperti tahu, tempe, ikan, telur, ayam atau daging. Pasien selalu minum susu setiap pagi. Pola makan pasien tiga hari terakhir ialah :

Tanggal 23 Desember 2012

Pagi

: susu

Siang

: nasi, ayam, sayur, buah

Malam

: nasi, tempe, sayur Tanggal 24 Desember 2012

Pagi

: susu

Siang

: nasi, daging, sayur, buah

Malam

: nasi, telur, sayur Tanggal 25 Desember 2012

PuasaSahur

: nasi, ayam, sayur dan susuBuka puasa: nasi, daging, sayur, buah6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesainya masalah dalam keluarga

Istri pasien senantiasa memberikan dukungan atas penyakit pasien dengan cara :

Menemani pasien berolah raga yaitu berjalan kaki setiap dua kali dalam seminggu saat pagi hari Menjaga pola makan pasien Anak-anak pasien selalu memberikan uang setiap bulannya yang dapat digunakan untuk biaya pengobatan pasien.

b. Faktor penghambat terselesainya masalah dalam keluarga Pasien hanya mau kontrol jika ia merasa ada keluhan dan hanya mau minum obat jika gula darahnya tinggi. Pasien memiliki pemikiran bahwa orang yang selalu minum obat sama seperti para pecandu obat-obatan terlarang sehingga ia tidak mau jika harus selalu minum obat. Tidak ada anggota keluarga yang menjelaskan kepada pasien bahwa hal tersebut tidak benar karena kurangnya pengetahuan keluarga terhadap penyakit pasien.

Anak-anak pasien kurang memberikan perhatian terhadap penyakit pasien karena sibuk dengan urusan pekerjaan dan keluarga masing-masing.B. Genogram

1. Bentuk Keluarga

Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family) dimana terdiri dari ayah (Tn. B), ibu (Ny. K), dan anak pertama (Ny. YK) yang tinggal dalam satu rumah.2. Tahapan Siklus Keluarga

Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Tn. B berada pada tahapan siklus keluarga yang ke tujuh, yaitu keluarga orang tua usia pertengahan (middle-anged family). Dimulai ketika anak terakhir keluar dan berakhir sampai pensiun.

3. Family Map

Tn. X (63 thn) Ny.Y (56 thn)

Tn. BK (70 thn) Ny. K (66 thn)

Tn. D Ny. YK

Tn. YC Ny. A Tn. MY Ny.I (41 thn) (40 thn)

(39 thn) (35 thn) (37 thn) (37 thn)

C. Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam keluarga

Masalah dalam organisasi keluargaPasien adalah kepala keluarga yang berusia lansia dan sudah tidak bekerja. Istri pasien selalu memberikan dukungan akan penyakit pasien sedangkan anak pasien sibuk dengan urusannya masing-masing. Masalah dalam fungsi biologis

Di keluarga pasien terdapat riwayat yang memiliki penyakit kencing manis yaitu ibu pasien.

Masalah dalam fungsi psikologi

Pasien dan istri pasien adalah sepasang suami istri yang sudah lansia. Pasien menderita penyakit kencing manis sedangkan istri pasien menderita penyakit darah tinggi. Pasangan suami istri ini saling mendukung satu sama lain tetapi dukungan dari anak-anak mereka kurang karena jarang berkomunikasi.

Masalah dalam fungsi ekonomi

Pasien sudah tidak bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya berobat didapatkan dari uang yang dikirim anak-anaknya setiap bulan. Ekonomi pasien terpenuhi dengan baik.

Masalah lingkungan

Pasien tinggal di lingkungan yang padat

Masalah perilaku kesehatan

Pasien mengubah pola makan dan gaya hidupnya setelah didiagnosis menderita penyakit kencing manis tetapi pasien tidak kontrol secara teratur dikarenakan kurangnya pengetahuan akan penyakitnya dan persepsi yang salah mengenai keteraturan minum obat dimana pasien beranggapan bahwa orang yang selalu minum obat sama dengan pecandu obat-obatan terlarang sedangkan pasien bukan orang seperti itu.

D. Diagnosis Holistik

1. Aspek Personal Alasan kedatangan :

Pasien datang berobat ke puskesmas dengan keinginan sendiri tetapi hanya jika merasakan keluhan. Seharusnya pasien rutin datang untuk kontrol. Harapan :

Pasien memiliki harapan untuk dapat sembuh dari penyakitnya.

Kekhawatiran :

Pasien tidak memiliki kekhawatiran akan akibat dari penyakitnya karena hal tersebut sudah menjadi takdir dari Allah SWT.2. Aspek Klinik

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang disimpulkan sebagai berikut :

Diagnosis kerja : diabetes melitus tipe 2 Diagnosis banding : -3. Aspek Risiko Internal

Genetik : Terdapat riwayat penyakit diabetes melitus pada keluarga pasien yaitu ibu pasien. Pola makan :

Pola makan pasien memenuhi pola gizi seimbang Kebiasaan :

Pasien memiliki kebiasaan berolah raga yaitu jalan kaki pada pagi hari dua kali dalam seminggu selama 30 menit. Pasien juga memiliki kebiasaan berpuasa setiap hari senin dan kamis.

Spiritual :Pasien percaya bahwa penyakit yang dideritanya adalah cobaan dari Allah SWT dan menerimanya dengan lapang dada apapun akibat yang akan terjadi akibat penyakitnya. Tetapi pasien tidak berusaha untuk menjaga kesehatannya melalui minum obat secara teratur karena ia merasa orang yang selalu minum obat adalah sama dengan pecandu obat-obatan terlarang sedangkan ia tidak seperti itu.4. Aspek Psikososial Keluarga

Faktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah adanya dukungan dari istri pasien dengan menjaga pola makan pasien dan menemani pasien berolah raga. Pasien juga memiliki biaya pengobatan yang cukup yang didapatkan dari pemberian ketiga anaknya setiap bulannya.Faktor penghambat kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah kurangnya perhatian dari anak-anak pasien terhadap penyakit pasien. Hal ini dikarenakan kurangnya komunikasi antara pasien dan anak-anaknya yang sibuk dengan urusan masing-masing.5. Aspek Fungsional

Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah.

E. Rencana Pelaksanaan

AspekKegiatanSasaranWaktuHasil yang diharapkan

Aspek Personal Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan komplikasi dari penyakitnya tersebut.

Meningkatkan kesadaran pasien untuk kontrol ke dokter secara teratur.

Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya tersebut tidak dapat sembuh.PasienPada saat di Puskesmas dan kunjungan rumahPasien memahami mengenai penyakitnya dan mau kontrol secara ke dokter secara teratur

Aspek Klinik Menjelaskan kepada pasien mengenai diet untuk diabetes melitus Memberitahu pasien untuk tetap melanjutkan olah raga yang telah rutin dilakukan pasien. Menyarankan kepada pasien untuk memeriksa GDP, GD2PP, da n kolesterol Memberikan obat diabetes melitus yaitu metformin 3x 500 mg setelah makanPasienPada saat di PuskesmasPasien mengalami perbaikan dalam status kesehatannya dan kualitas hidup pasien meningkat.

Aspek Risiko Internal Menjelaskan kepada pasien bahwa apapun yang terjadi memang sudah menjadi takdir Allah SWT tetapi sebagai manusia tetap harus berusaha dalam hal ini berusaha menjaga kesehatan dengan rajin kontrol dan minum obat secara teratur.

Memberi pengertian kepada pasien bahwa dengan minum obat setiap hari berbeda dengan para pecandu obat terlarang.PasienPada saat kunjugan rumahPasien mau untuk kontrol dan minum obat secara teratur

Aspek Psikososialkeluarga Menjelaskan kepada anak-anak pasien mengenai penyakit pasien

Menganjurkan anak-anak pasien agar lebih memberikan dukungan dan perhatian kepada pasienAnak pasienPada saat kunjungan rumahAnak pasien lebih memperhatikan dan memberikan dukungan kepada pasien

Aspek FungsionalMenyarankan pasien untuk tetap melakukan olah raga dan aktivitas sehari-hari seperti biasa sesuai kemampuannya.PasienPada saat di Puskesmas dan kunjungan rumahPasien dapat meningkatkan kualitas hidupnya

Analisa Kasus 1. Aspek Personal

Keluhan keluhan yang dirasakan pasien saat ini merupakan tanda bahwa pasien memiliki respon kekhawatiran, sehingga setiap pasien merasakan keluhan pasien datang berobat ke puskesmas. Hal ini bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan dalam bagian perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour), dimana hal tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit). (Notoatmodjo, 2007).

Pasien memiliki harapan untuk melanjutkan hidupnya. Pasien mengatakan ini semua takdir yang diberikan Allah SWT. Pada analisis aspek personal dapat dilihat bahwa pasien seseorang yang memliki harapan untuk dapat melanjutkan hidupnya. Maka rencana penatalaksanaan menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan komplikasi, meningkatkan kesadaran pasien untuk kontrol ke dokter secara teratur dan menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya tidak dapat sembuh. Dengan harapan pasien memahami mengenai penyakitnya dan rajin kontrol secara teratur dan pasien mengalami perbaikan dalam status kesehatannya dan kualitas hidup pasien meningkat.2. Aspek Klinik Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang didapatkan secara anamnesa pasien merassakan badan terasa lemas dan pasien sering mengalami kesemutan pada tangan dan kaki. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status gizi berat badan 81 kg, tinggi badan 184 cm, IMT 23,92 kg/m (gizi normal). Pada pemeriksaan penunjang tanggal 23 desember GDS 231 mg/dl. Maka rencana penatalaksanaan menjelaskan kepada pasien mengenai diet untuk diabetes mellitus dan menyarankan kepada pasien untuk memeriksa GDP, GD2PP dan kolesterol. 3. Aspek Risiko InternalAspek risiko internal yang perlu diperhatikan adalah pola makan, genetic dan faktor kebiasaan . maka rencana penatalaksanaan menjelaskan pola makan sehat dan memberi motivasi untuk berusaha menjaga kesehatan dengan rajin kontrol dan minum obat secara teratur. Dengan hasil yang diharapkan pasien ingin kontrol dan minum obat secara teratur. 4. Aspek Psikososial keluargaKurangnya komunikasi anatara pasien dan anak-anaknya menyebabkan Kurangnya perhatian dari anak-anak pasien terhadap penyakit pasien . maka rencana pelaksanaan menjelaskan kepada anak-anak pasien agar lebih memberikan dukungan dan perhatian dan menjelaskan kepada anak-anak pasien mengenai penyakit pasien. Dengan hasil yang diharapkan anak pasien lebih memperhatikan dan memberikan dukungan kepada pasien. 5. Aspek Fungsional

Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah. Dengan rencana pelaksanaan menyarankan pasien untuk tetap melakukan olahraga dan ativitas sehari-hari seperti biasa sesuai kemampuan. Dengan hasil yang diharapkan pasien dapat meningkatkan kualitas hidupnya. F. Prognosis

1. Ad vitam

: ad bonam2. Ad sanasionam: dubia ad malam 3. Ad fungsionam: dubia ad malamU

Keterangan

: Pintu

: Jendela

: tangga

Kamar pasien

Lemari

Tempat tidur

Ruang keluarga

Dapur dan ruang makan

Kamar mandi

Kamar 3

Kamar 1

Kamar 2

Kamar mandi

Garasi

Kamar pasien

Lantai 2

Lantai 1

M

ej

a

Ruang keluarga

Keterangan Gambar :

: laki-laki: meninggal

: perempuan: pernikahan

: meninggal karena faktor usia: keturunan

: meninggal karena penyakit DM: tinggal serumah

: pasien

20