Upload
bravefrontierid
View
25
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
studi kasus
Citation preview
STUDI KASUS PASIEN
DIABETES MELITUS PADA PASIEN LANJUT USIA DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGAN DESEMBER 2012
Oleh :
Kelompok I
Kartini Anisa Lafonda
110.2007.160Pembimbing :
Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS
MODUL KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA 2012
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan studi kasus Diabetes Melitus pada lansia dengan pendekatan kedokteran keluarga di puskesmas kecamatan Penjaringan pada periode 17 Desember 2012-19 Januari 2013 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI bagian Kedokteran Keluarga.
Jakarta, Januari 2013
Pembimbing
dr. Sugma Agung Purbowo, MARSKATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas bimbingan dan tuntunanNya sehingga kami dapat menyelesaikan hasil Studi Kasus Pasien dengan penerapan Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Ilmu Kedokteran Keluarga yang berjudul DIABETES MELLITUS pada Tn. B di Puskesmas Kecamatan Penjaringan Periode 17 Desember 2012-19 Januari 2013Tujuan pembuatan Studi Kasus Pasien dengan penerapan Pendekatan Kedokteran Keluarga ini sebagai salah satu tugas dalam menjalani kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI untuk periode 17 Desember 2012-19 Januari 2013.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof.Dr. Hj. Qomariyah RS MS PKK DK AIFM selaku guru besar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi2. dr. Sugma Agung Purbowo, MD, MARS dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan yang bersifat membangun.3. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes sebagai Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
4. Rifda Wulansari, S.P, M.Kes sebagai Koordinator Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. dr. Citra Dewi, M.Kes sebagai Sekretaris Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, dr. Dian Mardhiyah M.KK, dr. Fathul Jannah, M.Si, Ibu Rifqatussaadah, SKM, M.Kes, Ibu Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, DR. Drg. Helwiah Umniyati, MPH
7. Seluruh staf Puskesmas Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat yang telah memberikan bimbingan dan data kepada kami untuk kelancaran kegiatan Studi Kasus Pasien ini.
8. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga tersusun laporan ini. Kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penyusunan ini. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran membangun sebagai perbaikan bagi kami.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Jakarta, Januari 2013
Penulis
IDENTITAS PASIENNama
: Tn. BJenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 70 tahun
Agama
: Islam
Alamat: PejagalanSuku Bangsa: Jawa
Pendidikan
: SMAPekerjaan
: tidak bekerja
No. Rekam Medis: 26142Puskesmas
: Puskesmas Kecamatan Penjaringan
Tanggal berobat: 26 Desember 2012
BERKAS PASIEN
A. Anamnesa
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 26 Desember 2012
1. Keluhan Utama
Badan terasa lemas2. Keluhan Tambahan
Kesemutan pada tangan dan kaki3. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke puskesmas dengan keluhan badan terasa lemas sejak tiga hari yang lalu sehingga tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Pasien mengaku makan seperti biasanya. Keluhan juga disertai dengan kesemutan pada tangan dan kaki yang terasa hilang timbul.10 tahun yang lalu pasien didiagnosis menderita penyakit kencing manis oleh dokter. Saat itu keluhan pasien ialah luka pada punggung kaki kanan yang tidak sembuh-sembuh. Pasien juga sering merasa haus dan lapar serta sering buang air kecil terutama malam hari 5 kali sehingga menggangu tidurnya. Keluhan penglihatan kabur disangkal.
Saat itu pasien disarankan untuk mengubah pola makan dan gaya hidup, serta selalu kontrol setiap bulan. Tetapi pasien tidak kontrol secara teratur, pasien hanya datang berobat jika ada keluhan.4. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit kencing manis diakui pada tahun 2002
Pada tahun 2002 pasien didiagnosis memiliki penyakit kencing manis. Saat itu pasien datang berobat ke dokter dengan keluhan luka di punggung kaki kanan yang tidak sembuh-sembuh. Gula darah saat itu 300 mg/dl menurut pengakuan pasien. Riwayat penyakit darah tinggi disangkal
Riwayat stroke disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit kencing manis diakui yaitu ibu pasien Riwayat penyakit darah tinggi disangkal
Riwayat stroke disangkal
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Saat ini pasien sudah tidak bekerja. Biaya hidup pasien sehari-hari ditanggung oleh ketiga anak pasien. Setiap bulannya pasien mendapat uang dari ketiga anaknya dengan total Rp. 2.000.000 Rp. 3.000.000/bulan. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya berobat.
7. Riwayat Kebiasaan
Pada saat ini pasien sudah tidak memiliki kebiasaan minum teh manis setiap malam. Kebiasaan tersebut berhenti setelah pasien didiagnosis memiliki penyakit kencing manis. Pasien memiliki kebiasaan berjalan kaki di sekitar lingkungan rumah dua kali dalam seminggu selama 30 menit ditemani oleh istrinya. Pasien juga memiliki kebiasaan berpuasa setiap hari senin dan kamis.B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum: tampak sakit sedangKesadaran
: compos mentis
2. Vital Sign Tekanan darah: 130/90 mmHg
Respirasi
: 20 x/menit
Nadi
: 80 x/menit
Suhu
: 36,8oC
3. Status Gizi
Berat badan: 81 kg
Tinggi badan: 184 cm
IMT
: 23,92 kg/m2 (Gizi Normal)4. Status Generalis
a. Kepala Bentuk
: normocephal Rambut: hitam beruban, tidak mudah dicabut Mata
: konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-): pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)
Telinga: bentuk normal, tidak terdapat serumen Hidung: septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret
Tenggorokan: tidak hiperemis
Mulut
: bibir tidak sianosis, lidah tidak kotorb. Leher
Trakea di tengah Pembesaran kelenjar getah bening (-)c. Thorak Inspeksi: bentuk dada simetris: pergerakan dinding dada simetris: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
: fremitus taktil dan vokal sama kanan dan kiri: iktus kordis teraba di sela iga V garis midclavicula
kiri Perkusi: sonor diseluruh lapang paru, batas jantung normal Auskultasi: vesikuler diseluruh lapang paru, wheezing (-), ronki (-)
: bunyi jantung I dan II murni regular, murmur (-)
gallop (-)
d. Abdomen Inspeksi: perut datar, lembut, simetris
Auskultasi: bising usus (+) normal
Palpasi
: nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak
teraba
Perkusi: timpani diseluruh lapang abdomen, shifting dullness (-)e. Genitalia : tidak diperiksa f. Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)C. Pemeriksaan PenunjangTanggal 23 Desember 2012
Gula darah sewaktu: 231 mg/dl
Berkas Keluarga
A. Profil Keluarga
1. Karakterisktik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama: Tn. BUsia: 70 Tahun
b. Identitas Pasangan
Nama: Ny. KUsia: 66 tahunc. Struktur Komposisi KeluargaTabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
No.NamaKedudukan dalam keluargaGenderUmur
(tahun)PendidikanPekerjaanKeterangan Tambahan
1.Tn. BKepala KeluargaLaki-laki70SMATidak bekerjaPasien
2.Ny. KIstriPerempuan66SMAIbu rumah tangga
3.Ny. YKAnak IPerempuan40Diploma 3Karyawati
2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 2. Lingkungan Tempat TinggalStatus Kepemilikan Rumah : milik sendiri
Daerah Perumahan : Padat
Karakteristik Rumah dan LingkunganKesimpulan
Luas rumah : 5 x 15 m2Rumah milik sendiri yang berada pada lingkungan padat. Rumah tersebut cukup nyaman untuk ditempati oleh tiga orang anggota keluarga.
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 3 orang
Luas halaman rumah : tidak memiliki halaman
Bertingkat dua
Lantai rumah dari : keramik
Dinding rumah dari : tembok
Jamban keluarga : ada
Tempat bermain : tidak ada
Penerangan listrik : 2200 watt
Ketersediaan air bersih : ada (PAM)
Tidak pembuangan sampah : ada
b. Kepemilikan barang-barang berharga
Keluarga Tn. B memiliki satu buah motor dan satu buah mobil. Keluarga ini memiliki barang-barang elektronik antara lain satu buah televisi dan satu buah dvd yang terletak di ruang keluarga, satu buah laptop, dua buah handphone dan empat buah kipas angin di setiap kamar tidur. Peralatan rumah tangga yang dimiliki keluarga ini antara lain magic jar, kompor gas, dan kulkas.c. Denah rumah
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga
a. Tempat Berobat : Puskesmas dan Rumah Sakitb. Balita : -c. Asuransi/Jaminan Kesehatan : -4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Tabel 3. Pelayanan Kesehaatan
FaktorKeteranganKesimpulan
Cara mencapai pusat pelayanan kesehatanKendaraan pribadiPasien pergi berobat ke puskesmas menggunakan kendaraan pribadi yaitu motor. Tarif berobat di Puskesmas menurut pasien murah yaitu sebesar Rp. 2000 dan kualitas pelayanannya pun memuaskan.
Tarif pelayanan kesehatanMurah
Kualitas pelayanan kesehatanMemuaskan
5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan makanKeluarga Tn. B makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari dengan menu makanan yang bervariasi dan dimasak sendiri oleh istri pasien. Terkadang mereka juga membeli makanan yang ada disekitar rumah.Pasien dan istri pasien selalu makan bersama di ruang makan sedangkan anak pasien yaitu Ny. YK hanya ikut makan bersama pada pagi dan kadang-kadang malam hari karena pada siang harinya ia bekerja dan kadang-kadang baru pulang pada malam hari. Pada hari senin dan kamis, pasien selalu berpuasa.b. Menerapkan pola gizi seimbang
Menu makanan keluarga Tn. B yang selalu ada saat mereka makan setiap harinya ialah nasi, sayur, dan buah-buahan. Disertai menu makanan lainnya seperti tahu, tempe, ikan, telur, ayam atau daging. Pasien selalu minum susu setiap pagi. Pola makan pasien tiga hari terakhir ialah :
Tanggal 23 Desember 2012
Pagi
: susu
Siang
: nasi, ayam, sayur, buah
Malam
: nasi, tempe, sayur Tanggal 24 Desember 2012
Pagi
: susu
Siang
: nasi, daging, sayur, buah
Malam
: nasi, telur, sayur Tanggal 25 Desember 2012
PuasaSahur
: nasi, ayam, sayur dan susuBuka puasa: nasi, daging, sayur, buah6. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesainya masalah dalam keluarga
Istri pasien senantiasa memberikan dukungan atas penyakit pasien dengan cara :
Menemani pasien berolah raga yaitu berjalan kaki setiap dua kali dalam seminggu saat pagi hari Menjaga pola makan pasien Anak-anak pasien selalu memberikan uang setiap bulannya yang dapat digunakan untuk biaya pengobatan pasien.
b. Faktor penghambat terselesainya masalah dalam keluarga Pasien hanya mau kontrol jika ia merasa ada keluhan dan hanya mau minum obat jika gula darahnya tinggi. Pasien memiliki pemikiran bahwa orang yang selalu minum obat sama seperti para pecandu obat-obatan terlarang sehingga ia tidak mau jika harus selalu minum obat. Tidak ada anggota keluarga yang menjelaskan kepada pasien bahwa hal tersebut tidak benar karena kurangnya pengetahuan keluarga terhadap penyakit pasien.
Anak-anak pasien kurang memberikan perhatian terhadap penyakit pasien karena sibuk dengan urusan pekerjaan dan keluarga masing-masing.B. Genogram
1. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family) dimana terdiri dari ayah (Tn. B), ibu (Ny. K), dan anak pertama (Ny. YK) yang tinggal dalam satu rumah.2. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Tn. B berada pada tahapan siklus keluarga yang ke tujuh, yaitu keluarga orang tua usia pertengahan (middle-anged family). Dimulai ketika anak terakhir keluar dan berakhir sampai pensiun.
3. Family Map
Tn. X (63 thn) Ny.Y (56 thn)
Tn. BK (70 thn) Ny. K (66 thn)
Tn. D Ny. YK
Tn. YC Ny. A Tn. MY Ny.I (41 thn) (40 thn)
(39 thn) (35 thn) (37 thn) (37 thn)
C. Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam keluarga
Masalah dalam organisasi keluargaPasien adalah kepala keluarga yang berusia lansia dan sudah tidak bekerja. Istri pasien selalu memberikan dukungan akan penyakit pasien sedangkan anak pasien sibuk dengan urusannya masing-masing. Masalah dalam fungsi biologis
Di keluarga pasien terdapat riwayat yang memiliki penyakit kencing manis yaitu ibu pasien.
Masalah dalam fungsi psikologi
Pasien dan istri pasien adalah sepasang suami istri yang sudah lansia. Pasien menderita penyakit kencing manis sedangkan istri pasien menderita penyakit darah tinggi. Pasangan suami istri ini saling mendukung satu sama lain tetapi dukungan dari anak-anak mereka kurang karena jarang berkomunikasi.
Masalah dalam fungsi ekonomi
Pasien sudah tidak bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya berobat didapatkan dari uang yang dikirim anak-anaknya setiap bulan. Ekonomi pasien terpenuhi dengan baik.
Masalah lingkungan
Pasien tinggal di lingkungan yang padat
Masalah perilaku kesehatan
Pasien mengubah pola makan dan gaya hidupnya setelah didiagnosis menderita penyakit kencing manis tetapi pasien tidak kontrol secara teratur dikarenakan kurangnya pengetahuan akan penyakitnya dan persepsi yang salah mengenai keteraturan minum obat dimana pasien beranggapan bahwa orang yang selalu minum obat sama dengan pecandu obat-obatan terlarang sedangkan pasien bukan orang seperti itu.
D. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal Alasan kedatangan :
Pasien datang berobat ke puskesmas dengan keinginan sendiri tetapi hanya jika merasakan keluhan. Seharusnya pasien rutin datang untuk kontrol. Harapan :
Pasien memiliki harapan untuk dapat sembuh dari penyakitnya.
Kekhawatiran :
Pasien tidak memiliki kekhawatiran akan akibat dari penyakitnya karena hal tersebut sudah menjadi takdir dari Allah SWT.2. Aspek Klinik
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang disimpulkan sebagai berikut :
Diagnosis kerja : diabetes melitus tipe 2 Diagnosis banding : -3. Aspek Risiko Internal
Genetik : Terdapat riwayat penyakit diabetes melitus pada keluarga pasien yaitu ibu pasien. Pola makan :
Pola makan pasien memenuhi pola gizi seimbang Kebiasaan :
Pasien memiliki kebiasaan berolah raga yaitu jalan kaki pada pagi hari dua kali dalam seminggu selama 30 menit. Pasien juga memiliki kebiasaan berpuasa setiap hari senin dan kamis.
Spiritual :Pasien percaya bahwa penyakit yang dideritanya adalah cobaan dari Allah SWT dan menerimanya dengan lapang dada apapun akibat yang akan terjadi akibat penyakitnya. Tetapi pasien tidak berusaha untuk menjaga kesehatannya melalui minum obat secara teratur karena ia merasa orang yang selalu minum obat adalah sama dengan pecandu obat-obatan terlarang sedangkan ia tidak seperti itu.4. Aspek Psikososial Keluarga
Faktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah adanya dukungan dari istri pasien dengan menjaga pola makan pasien dan menemani pasien berolah raga. Pasien juga memiliki biaya pengobatan yang cukup yang didapatkan dari pemberian ketiga anaknya setiap bulannya.Faktor penghambat kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah kurangnya perhatian dari anak-anak pasien terhadap penyakit pasien. Hal ini dikarenakan kurangnya komunikasi antara pasien dan anak-anaknya yang sibuk dengan urusan masing-masing.5. Aspek Fungsional
Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah.
E. Rencana Pelaksanaan
AspekKegiatanSasaranWaktuHasil yang diharapkan
Aspek Personal Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan komplikasi dari penyakitnya tersebut.
Meningkatkan kesadaran pasien untuk kontrol ke dokter secara teratur.
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya tersebut tidak dapat sembuh.PasienPada saat di Puskesmas dan kunjungan rumahPasien memahami mengenai penyakitnya dan mau kontrol secara ke dokter secara teratur
Aspek Klinik Menjelaskan kepada pasien mengenai diet untuk diabetes melitus Memberitahu pasien untuk tetap melanjutkan olah raga yang telah rutin dilakukan pasien. Menyarankan kepada pasien untuk memeriksa GDP, GD2PP, da n kolesterol Memberikan obat diabetes melitus yaitu metformin 3x 500 mg setelah makanPasienPada saat di PuskesmasPasien mengalami perbaikan dalam status kesehatannya dan kualitas hidup pasien meningkat.
Aspek Risiko Internal Menjelaskan kepada pasien bahwa apapun yang terjadi memang sudah menjadi takdir Allah SWT tetapi sebagai manusia tetap harus berusaha dalam hal ini berusaha menjaga kesehatan dengan rajin kontrol dan minum obat secara teratur.
Memberi pengertian kepada pasien bahwa dengan minum obat setiap hari berbeda dengan para pecandu obat terlarang.PasienPada saat kunjugan rumahPasien mau untuk kontrol dan minum obat secara teratur
Aspek Psikososialkeluarga Menjelaskan kepada anak-anak pasien mengenai penyakit pasien
Menganjurkan anak-anak pasien agar lebih memberikan dukungan dan perhatian kepada pasienAnak pasienPada saat kunjungan rumahAnak pasien lebih memperhatikan dan memberikan dukungan kepada pasien
Aspek FungsionalMenyarankan pasien untuk tetap melakukan olah raga dan aktivitas sehari-hari seperti biasa sesuai kemampuannya.PasienPada saat di Puskesmas dan kunjungan rumahPasien dapat meningkatkan kualitas hidupnya
Analisa Kasus 1. Aspek Personal
Keluhan keluhan yang dirasakan pasien saat ini merupakan tanda bahwa pasien memiliki respon kekhawatiran, sehingga setiap pasien merasakan keluhan pasien datang berobat ke puskesmas. Hal ini bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan dalam bagian perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour), dimana hal tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit). (Notoatmodjo, 2007).
Pasien memiliki harapan untuk melanjutkan hidupnya. Pasien mengatakan ini semua takdir yang diberikan Allah SWT. Pada analisis aspek personal dapat dilihat bahwa pasien seseorang yang memliki harapan untuk dapat melanjutkan hidupnya. Maka rencana penatalaksanaan menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan komplikasi, meningkatkan kesadaran pasien untuk kontrol ke dokter secara teratur dan menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya tidak dapat sembuh. Dengan harapan pasien memahami mengenai penyakitnya dan rajin kontrol secara teratur dan pasien mengalami perbaikan dalam status kesehatannya dan kualitas hidup pasien meningkat.2. Aspek Klinik Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang didapatkan secara anamnesa pasien merassakan badan terasa lemas dan pasien sering mengalami kesemutan pada tangan dan kaki. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status gizi berat badan 81 kg, tinggi badan 184 cm, IMT 23,92 kg/m (gizi normal). Pada pemeriksaan penunjang tanggal 23 desember GDS 231 mg/dl. Maka rencana penatalaksanaan menjelaskan kepada pasien mengenai diet untuk diabetes mellitus dan menyarankan kepada pasien untuk memeriksa GDP, GD2PP dan kolesterol. 3. Aspek Risiko InternalAspek risiko internal yang perlu diperhatikan adalah pola makan, genetic dan faktor kebiasaan . maka rencana penatalaksanaan menjelaskan pola makan sehat dan memberi motivasi untuk berusaha menjaga kesehatan dengan rajin kontrol dan minum obat secara teratur. Dengan hasil yang diharapkan pasien ingin kontrol dan minum obat secara teratur. 4. Aspek Psikososial keluargaKurangnya komunikasi anatara pasien dan anak-anaknya menyebabkan Kurangnya perhatian dari anak-anak pasien terhadap penyakit pasien . maka rencana pelaksanaan menjelaskan kepada anak-anak pasien agar lebih memberikan dukungan dan perhatian dan menjelaskan kepada anak-anak pasien mengenai penyakit pasien. Dengan hasil yang diharapkan anak pasien lebih memperhatikan dan memberikan dukungan kepada pasien. 5. Aspek Fungsional
Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah. Dengan rencana pelaksanaan menyarankan pasien untuk tetap melakukan olahraga dan ativitas sehari-hari seperti biasa sesuai kemampuan. Dengan hasil yang diharapkan pasien dapat meningkatkan kualitas hidupnya. F. Prognosis
1. Ad vitam
: ad bonam2. Ad sanasionam: dubia ad malam 3. Ad fungsionam: dubia ad malamU
Keterangan
: Pintu
: Jendela
: tangga
Kamar pasien
Lemari
Tempat tidur
Ruang keluarga
Dapur dan ruang makan
Kamar mandi
Kamar 3
Kamar 1
Kamar 2
Kamar mandi
Garasi
Kamar pasien
Lantai 2
Lantai 1
M
ej
a
Ruang keluarga
Keterangan Gambar :
: laki-laki: meninggal
: perempuan: pernikahan
: meninggal karena faktor usia: keturunan
: meninggal karena penyakit DM: tinggal serumah
: pasien
20