175
STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Oleh Roey Sandi NIM: 105081002540 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431H/2010M

STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD AND

BEVERAGES

DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Oleh

Roey Sandi

NIM: 105081002540

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431H/2010M

Page 2: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

2

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Roey sandi

NIM : 105081002540

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri yang

merupakan hasil penelitian, pengolahan, dan analisis saya sendiri serta bukan

merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang

lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka skripsi

dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari

menjadi tanggungjawab saya.

Jakarta, 24 Maret 2010

(Roey Sandi)

Page 3: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

3

STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD AND

BEVERAGES

DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh

Roey Sandi

NIM : 105081002540

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj.Pudji Astuty,SE.,MM Titi Dewi Warninda,SE.,MSi

NIP.031 106 5804 NIP.19731221 200501 2002

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010M

Page 4: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

4

STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD AND

BEVERAGES

DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh

Roey Sandi

NIM : 105081002540

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj.Pudji Astuty,SE.,MM Titi Dewi Warninda,SE.,MSi

NIP.031 106 5804 NIP.19731221 200502002

Penguji Ahli I Penguji Ahli II

Prof.Dr.Ahmad Rodoni,MM Hemmy Fauzan,SE.,MM

NIP.19690203 200112 1003 NIP.19760822 200701 1014

Page 5: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

5

Hari ini Selasa Tanggal 10 Bulan November Tahun Dua Ribu Sembilan telah

diajukan Ujian Komprehensif atas nama Roey Sandi NIM :15081002540 dengan

judul Skripsi ”STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD AND

BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)”. Memperhatikan

penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah

dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 November 2009

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Indoyama N.SE.,MAB Suhendra, S.Ag.,MM

Ketua Sekretaris

Prof.Dr.Ahmad Rodoni,MM

Penguji Ahli

Page 6: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

6

Skripsi ini kupersembahkan untuk keluargaku

tercinta dan orang-orang terdekatku

Yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup

anak-anaknya dalam iringan doa dan untaian kasih saying

serta memfasilitasi putra – putranya tanpa membeda-bedakan

dan selalu membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini

dari awal dan akhir yang penuh perjuangan dan pengorbanan.

Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberi dukungan anak-

anaknya demi kesuksesannya

Teman-temanku tercinta yang selalu membeikan dukungan

dan meluangkan waktuny pada saat aku memerlukan bantuan .

Serta Dosen Pembimbing yang sampai saat ini memberikan

jalan terang untuk tercapainya pembuatan skripsi ini

Terima kasih

Aku Sangat Menyayangi Kalian

Page 7: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

7

Pendidikan Formal Tahun Lembaga Pendidikan Keterangan

1993 - 1999 SDN Grogol Utara 08 Petang LULUS

1999 – 2002 SLTPN 16 Palmerah LULUS

2002 – 2005 SMU Negeri 29 Kebayoran LULUS

2005 - 2010 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta IPK 3,14

Seminar dan Pelatihan Tahun Bidang Lembaga Keterangan

2006 Seminar Nasional Quo Vadis

Perekonomian Indonesia

BEMF FEIS UIN

Jakarta Sertifikasi

Pengalaman Kerja

2008 : Koperasi Visiana Bakti TVRI

ROEY SANDI

Jl.Juraganan 1. Rt 02/Rw 012 No.15

Kelurahan Grogol Utara Kebayoran Lama

Jakarta Selatan 12210

Email : [email protected]

HP : 085691849757 / 087882242263

Tempat / Tanggal Lahir : Yogjakarta, 17 September 1987 Agama : Islam

Tinggi / Berat Badan : 176cm / 55kg

Status : Belum Menikah

Page 8: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

8

ABSTRACT

In decision making for investors must be careful to invest their fund at various financial assets. Recently, Some companies that listed in Indonesia Stock

Exchange have already more abundant to many sectors like Trade Company, Service Company, Investment, Property, Food and Beverage, and other sectors. In

this research are factors that influence return of stock investment like Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return on Asset (ROA), and

systematic risk then Economic Value Added (EVA) as moderating variable can influence the relationship of DER, PER, ROA, and systematic risk to share return

in the period 2005 to 2008.

The objective of this research is to prove that factors above have strong effect

to share return and the purpose can be obtained.

The population of this research is food and beverage listed in Indonesian

Stock Exchange in 2005 to 2008 with the method of proportional random

sampling based on their kind of business. The analysis model applied is multiple

regression analysis. The data was analyzed by using EViews version 5.0.

The result of research shows that simultaneously independent variable of Debt

to Equity Ratio, Price Earning Ratio, Return on Assets, systematic risk, and

Economic Value Added have significant effect to share return at the companies

taken as samples for the period of 2005 to 2008.

Key words : economic value added, food and beverage company, Indonesia

Stock Exchange

Page 9: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

9

STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD AND

BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Roey sandi Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRAK

Dalam pengambilan sebuah keputusan para pemegang saham (investor) harus

lebih teliti untuk menginvestasikan dananya pada berbagai aset keuangan. Dewasa

ini beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sudah banyak dari

beberapa sektor dari industri perdagangan, jasa, investasi, Manufaktur, Properti,

makanan dan minuman dan lainnya. Dalam penelitian ini merupakan faktor-faktor

yang mempengaruhi return saham seperti Debt to Equity Ratio (DER), Price

Earning Ratio (DER), Return On Asset (ROA), dan Beta serta bagaimana

pengaruh Economic Value Added (EVA) sebagai variabel moderat dapat

mempengaruhi hubungan DER, PER, ROA, dan beta terhadap return saham

tersebut periode 2005 sampai dengan 2008

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa faktor-faktor di atas dapat berpengaruh terhadap return saham

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005 sampai dengan 2008 dengan

sampel diambil secara proporsional random sampling berdasarkan jenis usaha yang akan diteliti. Model analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier

berganda. Data diolah dengan bantuan EViews 5.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel bebas Debt to

Equtiy Ratio, Price Earning Ratio, Return On Asset, dan beta berpengaruh secara

signifikan terhadap return saham.

Kata kunci : nilai tambah ekonomis, perusahaan makanan dan minuman,

Bursa Efek Indonesia

Page 10: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

10

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puja dan puji syukur kita panjatkan

kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat Beriring salam tak

lupa penulis haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sebagai suri tauladan

kita yang telah membimbing Ummatnya ke jalan yang diridhoi Allah SWT.

Penulis mencoba untuk mencari bukti empiris apakah rasio-rasio keuangan

dapat mempengaruhi return saham, serta apakah EVA dapat memperkuat faktor-

faktor yang mempengaruhi itu terhadap return. Atas dasar itulah maka disusun

skripsi dengan judul : STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD

AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI), Penyusunan

skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat untuk mencapai derajat Sarjana

Ekonomi jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis sangat menyadari dengan sepenuh hati bahwa tanpa bantuan dari

berbagai pihak, penulisan hasil laporan penelitian ini tidaklah akan terwujud

dengan baik, karena itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan dan

ketulusan hati penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Orang tua tercinta, Ibu dan Ayah yang telah memberikan dukungan

moral dan materiil demi kebelangsungan pendidikan dan kesuksesan

anak-anaknya, serta untaian doanya selama ini,sehingga penulisan

skripsi ini dapat terlesaikan.

2. Bapak Prof.Dr.Abdul Hamid,MS, Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial beserta Pembantu Dekan I,II,II Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof Dr.Ahmad Rodoni,MM, Pudek Fakultas Ekonomi dan

Ilmu Sosial Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu

Page 11: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

11

memberi dukungan kepada penulis untuk segera menyelesaikan

skripsinya.

4. Bapak Indoyama N,SE.,MAB, Ketua Jurusan Manajemen yang telah

banyak membantu dan mengingatkan penulis untuk segera

menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Leis Suzanawaty, SE.,M.Si, Sekretaris Jurusan Manajemen yang

telah membantu penulis secara administratif.

6. Ibu Dr.Hj.Puji Astuty,SE.,MM, Dosen Pembimbing skripsi yang telah

banyak memberikan bantuan ,ilmunya, serta masukan-masukan secara

detail dalam penulisan skripsi kepada penulis hingga selesai.

7. Ibu Titi Dewi Warninda,SE.,M.Si, Dosen Pembimbing Akademik

Jurusan Manajemen yang telah memberikan ilmunya serta masukan

secara detail dalam penulisan skripsi kepada penulis hingga selesai.

8. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya

kepada penulis selama berada di bangku kuliah.

9. Keluarga besar di Jakarta dan Jogjakarta, yang selalu memberi

dukungan untuk mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi

dan menyelesaikan pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Sahabatku yang suka hang out di Sky Gilang, kakak Juan, Juan,

Novriansyah, (Coky), Jessica, Mimi, Vadiel, Kaka dirga, Legita

wilmanda dan semua teman-temanku yang selalu mengiringi hidupku

serta Facebookers dan Twitters yang setia selama ini selalu

memberikan motivasi dan support supaya skripsi ini dapat terlesaikan.

11. Sahabatku Brianditya, Ferina “Erin”, Robin, Egy, Ncuz, Diyar, Yuli

Thea, dan Dumas, serta Ex Be Happy Management yang selalu

menemaniku dan memberi support dan doa agar skripsi ini dapat

terlesaikan.

12. Semua teman-temanku di Gemilang Management, dan mba Nini yang

dulu memberi semangatku dalam menjalankan kuliah, dan semoga

menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan Negara. Amin.....

Page 12: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

12

13. Teman-teman seperjuangan Jurusan Manajemen angkatan 2005, Kak

Yusuf Ardy (Mr.Kocak), Enny Safitri (Si Pendiam), Lesda Mutiaroh

(Ms.Repot), Ibrahim Putra (Cianjur pisan), Rahmawati Apriliana

(Ms.Deborah), Faizah (Ms.Ngemil), Yeny Fauziah (Ms. Rumpi),

Muhibah (Ms.Lumpia), Susy Anggreini (Guruku Cantik Sekali),

Wisudowati Ayu Sugito (Ms. Brilliant), Ninol (Imut-Imut), Fitriawati

(Ms.Silent), Rina Apriliana (Ms.Molor), Selvina (Ms.Imut), Siti Qoriah

(Ibu O’i), Mia (Ustadzah Gaul), Mitha (Ibu Ustadzah), Nurjanah (Ibu

Mahasiswi), Polo (Sang Kapten), Bang Ridwan (Sang Ustad), Ahmad

Dahlan (Lelaki Tangguh), Idel (Mr.Ngeres), Andry, Uyet, Marcos, Ifin,

Rozak, Harry, Bang Wirawan, Iin, Q-Baqiah, Fauzi, Jody, Ustad, Here,

Atel, Feby dan semua alumni Manajemen Keuangan 6A dan

Manajemen D yang dulu sama-sama menjadi teman di bangku kuliah,

semoga kita sukses di masa depan, amin............

14. Serta teman-teman kecil ku dulu yang sampai saat ini mendukungku,

dan sahabatku di SMA Brian, dan Alumni Rohis SMU 29 yang selalu

memberi motivasi aku untuk menjalani hidup dan selalu ingat Allah.

Semua Pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, terima kasih

atas dukungannya dan bantuan yang tulus serta doa yang diberikan penulis selama

ini demi kelancaran dalam pembuatan skripsi ini. Pada Akhirnya pada Allah SWT

semua amal baik tersebut penulis kembalikan, semoga Allah SWT membalas

semua kebaikan mereka yang telah diberikan kepada penulis baik moril maupun

materiil dengan balasan yang berlipat ganda.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk

kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Semoga hasil

penulisan skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan, khususnya

pribadi penulis, serta yang Maha Kuasa senantiasa memberikan taufik dan

hidayahnya kepada kita semua.

Page 13: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

13

Amin ya rabbal’alamin..

Jakarta, 12 Maret 2010

Penulis

Page 14: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

14

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP i

ABSTRACT ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GRAFIK xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi masalah 7

C. Batasan masalah 8

D. Perumusan Masalah 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 11

a. Pengertian Pasar Modal 13

b. Analisis Laporan Keuangan 14

c. Debt to Equity Ratio 15

d. Peranan Economic Value Added (EVA) 15

e. Return Saham 18

f. Price Earning Ratio 22

g. Return On Asset (ROA 23

B. Penelitian Terdahulu 24

C. Hubungan Antar Variabel 29

D. Kerangka Berpikir 31

E. Perumusan Hipotesis 33

Page 15: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian 36

B. Metode Penentuan Sampel 36

C. Metode Pengumpulan Data 39

D. . Metode Analisis 40

a. Menghitung Return 41

b. Menghitung Debt to Equity Ratio 41

c. Menghitung Price Earning Ratio 42

d. Menghitung Return On Asset 43

e. Menghitung Beta 44

f. Menghitung EVA 45

E. Operasional Variabel Penelitian 55

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 58

a. Sejarah Pasar Modal di Indonesia 58

b. Perkembangan Pasar Modal di Indonesia 62

B. Analisis Variabel 77

a. Analisis Deskripsi Return Saham 78

b. Analisis Deskripsi Debt to Equity Ratio 82

c. Analisis Price Earning Ratio 85

d. Analisis Return On Asset 89

e. Analisis Deskripsi beta 92

f. Analisis Deskripsi Economic Value Added 96

C. Penemuan 99

a. Pengujian Model 1 99

1. Pengujian Asumsi Klasik 99

a) Uji Normalitas 100

b) Uji Autokorelasi 101

c) Uji Multikolinieritas 103

d) Uji Heteroskedastisitas 104

Page 16: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

16

2. Pengujian Hipotesis 105

a) Uji t 105

b) Uji F 108

c) Uji Regresi Linier Berganda 109

b. Pengujian Model 2 111

1. Pengujian Asumsi Klasik 111

a) Uji Normalitas 112

b) Uji Autokorelasi 114

c) Uji Multikolinieritas 115

d) Uji Heteroskedastisitas 117

2. Pengujian Hipotesis 118

a) Uji t 118

b) Uji F 124

c) Uji Regresi Linier Berganda 126

D. Pembahasan 128

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan 134

B. Implikasi 135

C. Saran 136

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

17

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

1 Daftar Perusahan 38

2 Return Saham 78

3 Debt To Equity Ratio 82

4 Price Earning Ratio 85

5 Return On Assets 89

6 Beta (Risiko Sistematik) 92

7 Economic Value Added (EVA) 96

8 Uji Autokorelasi 101

9 Uji Multikolineritas 103

10 Uji Heterokedastisitas 104

11 Uji Regresi Berganda 110

12 Uji Autokorelasi 114

13 Uji Multikolineritas 116

14 Uji Heterokedastisitas 117

15 Uji Regresi Berganda 126

Page 18: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

18

DAFTAR GRAFIK

Nomor Keterangan Hal

1.1 Return Saham Sebelum Transformasi 79

1.2 Return Saham Sesudah Transformasi 80

2.1 (DER) Sebelum Transformasi 83

2.2 (DER) Sesudah Transformasi 83

3.1 (PER) Sebelum Transformasi 86

3.2 (PER) Sesudah Transformasi 87

4.1 (ROA) Sebelum Transformasi 90

4.2 (ROA) Sesudah Transformasi 90

5.1 (Risiko Sistematik) Sebelum Transformasi 93

5.2 (Risiko Sistematik) Sesudah Transformasi 93

6.1 (EVA) Sebelum Transformasi 97

6.2 (EVA) Sesudah Transformasi 98

Page 19: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

19

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal

7 Uji Normalitas Data (Pengujian Model 1) 100

8 Uji Normalitas Data (Pengujian Model 2) 113

Page 20: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

20

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Hal

1 Data Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005 i

2 Data Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 ii

3 Data Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 iii

4 Data Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 iv

5 Pengujian Menggunakan Eviews v

6 Data Perusahaan Tahun 2005 (Setelah Transformasi LOG) xii

7 Data Perusahaan Tahun 2006 (Setelah Transformasi LOG) xiii

8 Data Perusahaan Tahun 2007 (Setelah Transformasi LOG) xiv

9 Data Perusahaan Tahun 2008 (Setelah Transformasi LOG) xv

Page 21: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan lahan empuk bagi investor untuk menanamkan modal

untuk diinvestasikan dalam berbagai bentuk sekuritas. Sehingga tidak salah lagi

perusahaan berbagai aspek dan jenis menjadi bagian dalam pasar bursa. Pasar

modal Indonesia merupakan salah satu dari emerging market, yaitu pasar modal

yang baru berkembang diantara Negara-negara sedang berkembang atau Negara

industri baru dengan pertumbuhan yang fantastis. Pada tahun 1996 lalu Bursa

Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu bursa efek yang terbaik di Asia

Tenggara. Selama 1 tahun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek

Indonesia tumbuh 24.01 % atau naik 123.582 poin menjadi 637.432..

Perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)

diklasifikasikan ke dalam 9 (sembilan) bagian berdasarkan jenis industri yaitu

pertanian, pertambangan, industri dasar dan kimia, aneka industri, industri barang

makanan/konsumsi, properti dan real estate, infrastruktur, utilitas dan transportasi,

keuangan, sektor perdagangan, jasa dan investasi. Di dalam era globalisasi

ekonomi dunia yang tengah berlangsung dewasa ini setiap Negara merupakan

bagian dari tatanan ekonomi dunia. Krisis moneter yang hingga saat ini masih

berlangsung membawa dampak pada hampir semua aktivitas di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Dampak yang ditimbulkan dapat dilihat dari menurunnya kinerja

Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti terjadi penurunan IHSG, nilai kapitalisasi

Page 22: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

22

pasar maupun jumlah perusahaan yang akan listing di bursa. Harga saham-saham

di Bursa Efek Indonesia mengalami koreksi sepanjang semester kedua tahun 1997

akibat krisis moneter. Hampir semua sektor terkoreksi akibat krisis moneter,

kecuali sektor pertambangan yang mencatat gain sebesar 19.74%. Departemen

Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor industri

rata-rata 8 persen per tahun untuk periode 2005-2009. Selain itu, ditetapkan empat

kelompok industri prioritas, yaitu industri berbasis pertanian atau agro

(pengolahan kelapa sawit, pengalengan ikan, karet, kayu, cokelat, dan lain-lain),

industri alat-alat transportasi (kendaraan bermotor, perkapalan, dan

kedirgantaraan), industri telematika (informasi dan telekomunikasi) dan

manufaktur (tekstil, alas kaki, keramik, elektronik, konsumsi kertas, dan ban)

(http//www.kompas.co id).

Faktor utama yang menentukan kapasitas produksi suatu industri adalah modal

investasi awal, perkembangan industri, ketersediaan SDM, teknologi sumber daya

alam, dan sektor-sektor pendukung. Salah satu sektor pendukung untuk

kelangsungan suatu industri adalah tersedianya dana. Sumber dana murah yang

dapat diperoleh oleh suatu industri adalah dengan menjual saham kepada publik di

pasar modal. Pasar modal di Indonesia, yaitu BEI dapat menjadi media pertemuan

antara investor dan industri. Khusus untuk industri (manufacture) terdapat 153

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan industri makanan

dan minuman ada sebanyak 20 perusahaan (ICMD, 2004). Masih sedikitnya

industri makanan dan minuman yang mencari dana melalui pasar modal membuka

kesempatan luas bagi perusahaan sejenis lainnya untuk mencari dana di BEI. Bagi

Page 23: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

23

perusahaan yang ingin masuk ke pasar modal perlu memperhatikan syarat-syarat

yang dikeluarkan oleh Bapepam sebagai regulator pasar modal. Selain itu,

perusahaan juga harus mampu meningkatkan nilai perusahaan sehingga terjadi

peningkatan penjualan sahamnya di pasar modal. Jika diasumsikan investor

adalah seorang yang rasional, maka investor tersebut pasti akan sangat

memperhatikan aspek fundamental untuk menilai ekspektasi imbal hasil yang

akan diperolehnya.

Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, penggunaan ukuran kinerja

keuangan yang mendasar pada analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur

akuntansi konvensional, seperti rasio profitabilitas memiliki kelemahan utama

yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah

suatu perusahaan telah berhasil menciptakan nilai atau tidak. Untuk mengatasi

kelemahan tersebut dikembangkan suatu pendekatan baru dalam menilai kinerja

suatu perusahaan, yaitu Economic Value Added (EVA). Peningkatan kemakmuran

pemegang saham antara lain dapat diukur dengan metode Economic Value Added

(EVA). Konsep Economic Value Added (EVA) pertama kali diperkenalkan oleh G.

Bennet Steward, III, Managing Partner dari Stern Steward & Co dalam bukunya

“The Quest For Value” (Harper Business, 1991). Konsep EVA menjadi sistem

manajemen keuangan yang hangat dewasa ini. Menurut majalah Economist (2

Agustus 1997) lebih dari 300 perusahaan di dunia telah mengadopsi sistem

berbasis EVA. Metode ini diperkenalkan sekitar tahun 90-an oleh Stern Stewart

dan Co’s, sebuah perusahaan konsultan dari New York. EVA adalah salah satu

cara untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. EVA merupakan indikator

Page 24: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

24

tentang adanya perubahan nilai dari suatu investasi. EVA yang positif

menunjukkan perusahaan berhasil meningkatkan nilai perusahaan bagi pemilik

perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen keuangan yaitu memaksimumkan

nilai perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan kesejahteraan

pemegang saham. Peningkatan kemakmuran pemilik diarahkan pada penciptaan

nilai perusahaan yang diatur melalui peningkatan nilai pasar saham. Perusahaan

saham dapat memahami kegiatan-kegiatan yang akan dapat menciptakan nilai

secara terus-menerus, sehingga dapat memaksimalkan kekayaan pemilik. Selama

ini pengukuran kinerja manajerial umumnya dilakukan dengan menganalisa

laporan keuangan standar. Namun laporan keuangan sendiri mempunyai

kelemahan jika digunakan sebagai perangkat analisis dan jarang digunakan

pengukuran kinerja dengan pendekatan perhitungan nilai tambah terhadap biaya

modal yang ditanamkan.

Sebelum mengenal jauh tentang EVA ada beberapa analisis data yang

diperoleh tentang kontribusi EVA pada perusahaan. Mencermati perhitungan

EVA tahun ini banyak hal yang menarik. Secara keseluruhan terjadi penurunan

jumlah perusahaan yang berhasil mencetak EVA. Tahun ini, hanya 24 perusahaan

public nonbank dan lembaga keuangan yang mampu mencetak EVA positif,

sedangkan tahun lalu ada 34 perusahaan. Berarti, hanya 10.9% dari Total

perusahaan terbuka non bank dan lembaga keuangan lain yang berhasil

menciptakan value bagi shareholder-nya. Hasil ini cukup menarik, karena di kala

suku bunga SBI makin rendah atau turun menjadi 15.24% dibanding tahun 2001

yang sebesar 16.41%, perusahaan publik di Indonesia justru semakin sedikit yang

Page 25: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

25

membukukan nilai EVA positif. Padahal, penurunan SBI ini dapat dipergunakan

sebagai indikator sederhana bahwa cost of capital yang ditanggung perusahaan

seyogyanya lebih ringan. Penjelasan mengenai hal ini sebenarnya bisa dilihat

sejalan dengan investasi baru yang dilakukan, sedangkan laba usaha setelah pajak

(NOPAT/net operating profit after tax) cenderung tidak banyak peningkatan,

bahkan dibeberapa industri, terutama perdagangan, tampak mengalami penurunan

NOPAT. Sementara itu, industri barang konsumsi didominasi perusahaan blue

chips tampil sebagai industri yang mampu menghasilkan perusahaan value creator

terbanyak di Indonesia selama tiga tahun terakhir.

Pertumbuhan konsumsi masyarakat yang merupakan kontributor terbesar

Produk Domestik Bruto, yakni 64,7%,dan tumbuh cukup kuat (4.7% selama

2002), membuka peluang perusahaan yang melayani kebutuhan konsumsi

menciptakan value bagi pemegang sahamnya. Jadi, bukanlah sesuatu yang aneh,

sama seperti tahun-tahun sebelumnya, jika Top Ten Value Creator tahun 2003 pun

masih didominasi emiten dari industri ini dan sayangnya, PT Unilever Indonesia

Tbk harus mengakui keunggulan PT Telkom Indonesia yang memang

performanya meningkat sangat bagus. Aset besar terbukti tetap merupakan salah

satu unsur yang berperan penting dalam penciptaan EVA yang tinggi.

Dikarenakan, Unilever yang dikenal sebagai perusahaan yang sangat efisien

dalam mengutilisasi asetnya, berhasil membukukan diri sebagai peraih spread

EVA tertinggi (18,78%) dalam peringkat SWA100 tahun ini. Pada tahun 2002,

sekali lagi sub industri rokok benar-benar menunjukkan keperkasaannya. Keempat

perusahaan di industri ini dapat bertahan sebagai perusahaan SWA100, bahkan

Page 26: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

26

HM Sampoerna dan Gudang Garam tetap bercokol di deretan elite perusahaan

value creator. Sayang, tidak semua perusahaan rokok berhasil membukukan EVA

positif. Penurunan NOPAT yang dialami PT Bentoel International Investasi

berkode RMBA dan PT BAT Indonesia menjadi penyebab utama sulitnya

mempertahankan peringkat yang telah mereka capai tahun sebelumnya. Sementara

itu, di subindustri makanan dan minuman, PT Indofood Sukses Makmur, PT

SariHusada, PT Multi Bintang Indonesia, PT Aqua Golden Mississippi yang tahun

lalu masuk dalam Top Ten Value Creator, sekarang kembali merajai peringkat

SWA100.

Berdasarkan data pada JSX Fact book tahun 1997, nilai perdagangan sektor

industri makanan dan minuman menempati urutan kedua di bawah industri dasar

dan kimia. Hal ini akan menyebabkan industri pada sektor ini sebenarnya tidak

akan banyak terpengaruh siklus ekonomi makro, karena dalam keadaan resesi

maupun booming masyarakat pasti akan selalu membutuhkan komoditi ini.

Seorang investor akan dihadapkan dua macam risiko yaitu risiko fundamental dan

risiko pasar. Risiko fundamental dapat diketahui dengan melihat kebijakan

keuangan emiten yaitu leverage keuangannya.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk menulis proposal

penelitian ini dengan judul “Studi Empiris Tentang Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Return Saham Pada Industri Food And Beverage Di Bursa Efek

Indonesia”.

Page 27: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

27

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu:

1. Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan food and beverage yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2005 sampai dengan 2008,

sedangkan penelitian sebelumnya adalah perusahaan non konsumsi dan

properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Pada penelitian ini ditambah variabel moderat yaitu Economic Value Added

(EVA).

3. Pada penelitian ini membuktikan bahwa terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi return, dan adanya hubungan Economic Value Added (EVA)

terhadap Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return

On Assets (ROA), dan risiko sistematis atau beta terhadap return saham.

4. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010, sedangkan penelitian sebelumnya

dilakukan pada tahun 2003.

B. Identifikasi masalah

Peneliti ingin menguji apakah dengan adanya peningkatan return saham pada

tahun 2005-2008 dapat memberikan informasi tentang bagaimana tingkat

pengembalian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan

kelanjutan dari penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Sudarto, Krishnoe

Rachmi Fitrijati, Tohir, Bambang Sunarko, dan I Putu Yadnya dengan maksud

untuk menguji apakah memang terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi return

saham dan adanya rasio profitabilitas pada perusahaan-perusahaan yang go public

sehingga dapat dilihat bagaimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi

Page 28: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

28

return saham dan apakah EVA dapat memperkuat faktor-faktor tersebut terhadap

return. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada

pengukuran profitabilitas perusahaan, yaitu pengukuran profitabilitas perusahaan

dari tingkat Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return on

Asset (ROA), Risiko Sistematis (Beta), dan Economic Value Added (EVA).

C. Batasan masalah

Penelitian hanya meliputi perusahaan yang tergabung dalam IHSG yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan dari tahun

2005 sampai dengan 2008 dan penelitian hanya menguji faktor-faktor yang

mempengaruhi return seperti DER, PER, ROA, dan beta serta menguji apakah

Economic Value Added (EVA) dapat memperkuat faktor-faktor tersebut terhadap

return saham baik secara parsial maupun simultan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pokok

permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return On

Asset (ROA), dan Risiko Sistematis (Beta) berpengaruh secara signifikan

terhadap return saham pada perusahaan food and beverage di Bursa Efek

Indonesia?

2. Apakah Economic Value Added (EVA) dapat memperkuat hubungan Debt to

equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return On Asset (ROA), dan

Page 29: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

29

Risiko Sistematis (Beta) terhadap return saham pada perusahaan food and

beverage di Bursa Efek Indonesia?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menguji DER, PER, ROA, dan Risiko Sistematis (Beta) secara

empiris tentang pengaruhnya terhadap return saham perusahaan food and

beverage di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk menguji dan membahas pengaruh EVA dengan hubungan antara

faktor-faktor yang mempengaruhi return saham terhadap return saham

perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia.

Adapun hasil penelitian yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain pihak-pihak berikut.

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana

keadaan atau kondisi return saham di pasar modal terutama di Indonesia

dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya serta hubungan

nilai tambah ekonomis untuk memperkuat rasio keuangan terhadap

return sehingga perusahaan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan atau pemikiran dalam mengambil keputusan.

2. Bagi penulis

Penelitian ini menjadi media bagi peneliti untuk dapat mengaplikasikan

dan mengembangkan ilmu yang selama ini peneliti dapat dari mengikuti

Page 30: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

30

perkuliahan di jurusan manajemen keuangan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Bagi investor

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu referensi

dan penyedia informasi sehingga dalam mengambil keputusan investasi

di pasar modal khususnya faktor-faktor yang mempengaruhi return

saham.

4. Penelitian selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi

penelitian selanjutnya di bidang manajemen keuangan, khususnya yang

ingin mendalami dan meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi return saham serta hubungan EVA dalam memperkuat

DER, PER, ROA, dan risiko sistematis terhadap return saham.

5. Bagi masyarakat

Penelitian ini bagi masyarakat secara umum diharapkan berguna sebagai

salah satu pengetahuan mengenai investasi pada pasar modal Indonesia.

Page 31: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

31

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Pasar modal merupakan salah satu fasilitas untuk menyalurkan dana dari

lenders (pihak yang memiliki kelebihan dana) kepada borrowers (pihak yang

membutuhkan dana). Dengan menginvestasikan dana yang dimiliki di sisi lenders

berharap mendapat imbalan dari penyerahan dana tersebut dan sebaliknya dari sisi

borrowers tersedianya dana dari pihak luar yang memungkinkan mereka

melakukan investasi tanpa menggganggu tersedianya dana dari hasil operasi

perusahaan. Dengan proses ini diharapkan akan terjadi peningkatan produksi

sehingga akhirnya secara keseluruhan akan terjadi peningkatan kemakmuran

(Husnan, 2001). Ukuran yang sangat lazim dipakai dalam penelitian suatu

perusahaan untuk menilai kinerjanya dinyatakan dalam rasio keuangan yang

dibagi dalam empat kategori utama (Martono dan Agus Harjito, 2004 : 53), yaitu :

1. Rasio Likuiditas (liquidity ratio)

Rasio likuiditas, merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas

perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang

mudah diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, dan

persediaan.

Page 32: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

32

2. Rasio Aktivitas (activity ratio)

Rasio aktivitas merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi

perusahaan dalam menggunakan assets untuk memperoleh penjualan. Dengan

kata lain, rasio aktivitas menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan

secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan

standar industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri.

3. Rasio Solvabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

jangka panjangnya. Perusahaan tidak solvabel bila total utang lebih besar daripada

total aset. Rasio ini mengukur likuiditas perusahaan untuk jangka panjang,

sehingga rasio ini berfokus pada sisi kanan neraca. Ada beberapa macam rasio

solvabilitas, antara lain rasio total utang terhadap total aset, rasio time interest

earned, dan rasio fixed charges coverage.

4. Rasio keuntungan (profitability ratio)

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar

kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Bagi investor jangka panjang,

rasio profitabilitas dapat digunakan untuk melihat keuntungan yang benar-benar

akan diterima dalam bentuk deviden. Rasio ini akan dibahas tersendiri, karena

merupakan bagian dari penelitian. Kemampuan perusahaan untuk menghaslkan

laba dalam kegiatan operasinya (profitabilitas) merupakan fokus utama dalam

penilaian prestasi perusahaan karena laba perusahaan selain merupakan indikator

Page 33: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

33

kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi penyandang dananya juga

merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek

perusahaan di masa yang akan datang.

1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan

menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan

tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk

memperkuat dana perusahaan (Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, 2009).

Sebagaimana layaknya kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan baik apabika

didukung oleh maraknya kegiatan di pasar.Demikian pula halnya dengan aktivitas

yang berlangsung di pasar modal oleh perilaku di pasar modal oleh perilaku pasar,

baik menurut emiten, broker, maupun investor. Menurut Sunariyah (2000:7) peran

pasar modal dapat dilihat dari lima aspek berikut :

a. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara penjual dan pembeli sekuritas

dengan berbagai kemudahan melalui sistem komputerisasi.

b. Dapat memberikkan kesempatan kepada para investor untuk memperoleh hasil

(return) yang diharapkan.

c. Operasi pasar modal dapat menghindari ketidakpastian (uncertainty) pada

masa yang akan datang.

d. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat dalam

pengembangan perekonomian dengan melakukan nvestasi melalui pasar

modal.

Page 34: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

34

2. Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor

dalam mengambil keputusan investasi. Horigan (1965) dalam (Tuasikal, 2001)

menyatakan bahwa rasio keuangan berguna untuk memprediksi kesulitan

keuangan perusahaan, hasil operasi, kondisi keuangan perusahaan saat ini dan

pada masa mendatang, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja

masa lalu dan masa mendatang. Rasio keuangan yang berasal dari laporan

keuangan ini sering disebut faktor fundamental perusahaan yang dilakukan

dengan teknik analisis fundamental. Bagi perusahaan-perusahaan yang go public

diharuskan menyertakan rasio keuangan yang relevan sesuai dengan Keputusan

Ketua Bapepam Nomor KEP-51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 (BEJ).

Analisis laporan keuangan tidak saja dilakukan dalam periode tertentu, tetapi

diperlukan adanya suatu analisis komparatif sehinnga dapat dilihat suatu

hubungan keuangan atau kecendrungan yang bersifat signifikan. Laporan

keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan

dengan eksisitensi suatu perusahaan, pada hakekatnya merupakan alat

komunikasi. Artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatan-

kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahan tersebut.

3. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) digunakan merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholders’

Page 35: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

35

equity yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur

modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimliki perusahaan.

Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan

jangka penjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga

berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Secara

sistematis debt to equity ratio (DER) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Total Debt

DER = ____________________

Total Shareholders’equity

4. Peranan Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added (EVA) adalah suatu sistem manajemen keuangan

untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa

kesejahteraan hanya tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya

operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital) (Amin Tunggal

Widjaja, 2008). Pada masa persaingan ketat di pasar global sekarang ini, tujuan

perusahaan untuk memaksimalkan laba menjadi sulit untuk diwujudkan.

Sebaliknya tujuan perusahaan untuk meningkatkan Economic Value Added,

karena EVA merupakan satu-satunya pedoman penilaian yang berhubungkan

langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan dan kinerja manajemen.

Menurut David Young (2000:32) EVA merupakan pengukur kinerja yang

dapat dihitung di tingkar divisi.Menurut teori EVA dapat dihitung untuk setiap

Page 36: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

36

kesatuan,departemen,segmenbisnis,secara geografis,dan sebagainya.Pebedaan

secara pokok antara EVA dan pengukuran laba konvensional dalah EVA

merupakan laba ekonomis, kebalikan dari laba akuntansi. Brigham (2001:53)

mengatakan bahwa EVA memberikan tolak ukur yang baik tentang apakah

perusahaan telah memberikan nilai tambah kepda pemegang saham.Oleh karena

itu, jika manajer memfokuskan pada EVA maka hal ini dapat membantu

memastikan bahwa mereka beroperasi dengan cara yang konsisten untuk

memaksimalkan nilai pemegang saham.

Economic Value Added (EVA) yang dipopulerkan dan dipatenkan oleh

Stewart & Company, sebuah konsultan manajemen terkemuka adalah salah satu

varian value based management (Stewart 1991). EVA menghitung economic

profit dan bukan accounting profit. Pada dasarnya, EVA mengukur nilai tambah

dalam suatu periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta apabila perusahaan

memperoleh keuntungan (profit) di atas cost of capital perusahaan. Secara

matematis, EVA dihitung dari laba setelah pajak dikurangi dengan cost of capital

tahunan. Jika EVA positif, menunjukkan perusahaan telah menciptakan kekayaan.

Sebelum munculnya konsep EVA, tolok ukur lain yang banyak digunakan oleh

para analis untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, antara lain adalah arus kas

yang dihasilkan dari aktivitas operasi (operating cash flows), earnings before

extraordinary income, residual income dan lain sebagainya. EVA didasarkan pada

konsep residual income, dengan menambahkan adanya penyesuaian akuntansi

(accounting adjustment). Menurut Stewart & Company, earnings dan earnings

Page 37: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

37

per share adalah pengukuran yang keliru untuk kinerja perusahaan. Pengukuran

kinerja yang terbaik adalah economic value added (Stewart 1991).

Ada tiga hal utama yang membedakan EVA dengan tolok ukur keuangan yang

lain (McDaniel, Gadkari dan Fiksel 2000) yaitu : EVA tidak dibatasi oleh prinsip

akuntansi yang berlaku umum. Pengguna EVA bisa menyesuaikan dengan

kondisi spesifik, EVA dapat mendukung setiap keputusan dalam sebuah

perusahaan, mulai dari investasi modal, kompensasi karyawan dan kinerja unit

bisnis, dan Struktur EVA yang relatif sederhana membuatnya bisa digunakan oleh

bagian engineering, environmental dan personil lain sebagai alat yang umum

untuk mengkomunikasikan aspek yang berbeda dari kinerja keuangan.

Pertumbuhan EVA merupakan tanda-tanda yang baik bahwa suatu saham

harganya akan membumbung tinggi. Penciptaan nilai bukan sematamata untuk

kepentingan pemegang saham, tetapi untuk manajer, pelanggan, pekerja pemasok,

komunitas dimana perusahaan beralokasi. Apabila perusahaan memiliki nilai EVA

yang positif dikatakan bahwa manajemen dalam perusahaan tersebut telah

menciptakan nilai (creating value) sebaliknya, apabila nilai EVA negatif,

dinamakan distructing atau destroying value.

5. Return Saham

Return adalah keuntungan yang diperoleh dari perusahaan individu dan

institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya (Irham Fahmi dan Yovi

Lavianti Hadi, 2009). Tingkat keuntungan (return) merupakan rasio antara

pendapatan investasi selama beberapa periode dengan jumlah dana yang

Page 38: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

38

diinvestasikan. Pada umumnya investor mengharapkan keuntungan yang tinggi

dengan risiko kerugian yang sekecil mungkin, sehingga para investor berusaha

menentukan tingkat keuntungan investasi yang optimal dengan menentukan

konsep investasi yang memadai. Investor melakukan investasi baik pada asset riil

maupun asset keuangan. Mengharapkan pengembalian (return). Menurut

Jogiyanto (2000:107) return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.

Pendapatan (return) saham dinyatakan sebagai berikut :

Pit – Pi (t-1) + Dit

Rit = __________________

Pi (t-1)

Keterangan :

Rit = Return saham periode t untuk perusahaan I

Pit = Harga saham pada periode t

Pt-1 = Harga saham pada periode t-1

Page 39: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

39

Return realisasi (Realized Return) merupakan return yang telah terjadi. Return

realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan

dan dihitung berdasarkan data hitoris. return ekspektasi (Expected Return) adalah

return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda

dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya

belum terjadi. (Jogiyanto, 2000). Komponen return meliputi:

a. Capital Gain (loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang

diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) diatas harga beli (harga jual)

yang keduanya terjadi dipasar sekunder.

b. Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara

periodik, misalnya berupa deviden atau bunga. Yield dinyatakan dalam

presentase dari modal yang ditanamkan.(Abdul Halim, 2003).

Berikut ini adalah faktor faktor yang mempengaruhi return saham diantaranya

adalah :.

a. Risiko dan Return Saham

Risk dan return merupakan kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi

dalam keputusan investasi yaitu baik kerugian ataupun keuntungan dalam suatu

periode akuntansi (Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, 2009). Dalam

berinvestasi, selalu terdapat hal yang tidak dapat dihindari yaitu adanya risiko.

Menurut Reilly et al. (2000:III) risiko dapat diartikan “Risk is the uncertainty that

an investment will earn its expected rate of return” dari pengertian tersebut

Page 40: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

40

dinyatakan bahwa risiko merupakan ketidaktentuan atas investasi yang akan

diperoleh terhadap imbal hasil yang diharapkan..

Menurut Scottet al. (2000:182) “Risk the chance that an out come other than

expected will occur”. Hal tersebut didukung oleh pendapat Brigham et al.

(1999:192) ‘Risk can be defined as the chance that some unfavorable event will

occur”. Keown etal. (2002:469) mendefinisikan “Risk the likely variability

associated with expected revenue or income streams”. Dari beberapa pengertian

dapat disimpulkan bahwa risiko adalah penyimpangan yang terjadi antara actual

return dari yang telah diperkirakan sebelumnya yaitu imbal hasil yang diharapkan

(expected return).

b. Risiko Sistematis (Beta)

Risiko Sistematis (Systematic Risk) adalah risiko yang tidak bisa

didiversifikasikan atau dengan kata lain risiko yang sifatnya mempengaruhi secara

menyeluruh (Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, 2009). Risiko sistematis atau

risiko yang tidak dapat didiversifikasi (dihindarkan), disebut juga dengan risiko

pasar. Risiko ini berkaitan dengan kondisi yang terjadi di pasar secara umum,

misalnya perubahan dalam perekonomian secara makro, risiko tingkat bunga,

risiko politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar dan risiko pasar. Parameter yang

digunakan dalam mengukur risiko ini adalah beta.

Pengertian beta menurut Jones (2000:178) adalah “Beta a measure of

valatility, orrelative systematic risk”. Dimana pengertian volatilitas adalah

sebagai fluktuasi dari return suatu sekuritas dalam suatu periode tertentu. Jika

Page 41: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

41

fluktuasi return sekuritas secara statistik mengikuti fluktuasi return pasar, maka

beta dari sekuritas tersebut bernilai 1. Misalnya apabila return pasar naik sebesar

5%, maka investor akan menghargapkan kenaikan return sekuritasnya sebesar 5%

pula.Scott et al. (2000:201) yang menyatakan bahwa “Beta a measure stock’s

volatility relative to an average stock”. Lain halnya dengan pendapat Brealey, et.

al.(2001:290) yang mendefinisikan “beta is a sensitivity of a stock’s return to the

return on the market portofolio”. Sedangkan menurut Ross et al. (2003:431) beta

adalah “The amount of systematic risk present a particular risky asset relative to

that in an average risky asset”. Dapat disimpulkan bahwa beta adalah pengukur

volatilitas suatu risiko sistematis pada sekuritas. Secara matematis menurut Budie

et al.(1999:166) beta dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

NΣXY – (ΣX )(ΣY)

β = __________________

NΣX2 - (ΣX) 2

Keterangan:

X = Return pasar (Rm)

Y = Return saham (Ri)

N = Jumlah data

β = Beta saham

Atau dapat dinyatakan dengan rumus: Ross et al. (2003 : 285)

Cov (Ri.Rm)

βi = Var (Rm)

Page 42: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

42

Keterangan

βI = Beta saham

Var = Varians

Ri = Return saham

Rm = Return Pasar

6. Price Earning Ratio (PER)

Rasio ini sering digunakan oleh analisis sekuritas untuk menilai harga saham,

oleh karena itu rasio ini menggambarkan kesediaan investor membayar suatu

jumlah untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan.Rumus yang dipergunakan

yaitu :

Harga saham

PER = ________________

Laba bersih per saham

Rasio PER tersebut di atas biasanya dibandingkan dengan rasio perubahan

sejenis di pasar. Model PER sering digunakan oleh peminjam emisi efek (under

writer ) guna menentukan harga saham di pasar perdana dengan cara mengalikan

PER industri sejenis berlaku di pasar sekunder dengan proyeksi laba bersih per

saham. Model yang digunakan Harga saham = PER industri x Proyeksi Laba

Bersih per Saham Atau Po = PER industri x EPS.

Page 43: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

43

7. Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat

profitabilitas suatu perusahaan. ROA digunakan untuk mengetahui besarnya laba

bersih yang dapat diperoleh dari opersional perusahaan dengan menghitungnya

menggunakan seluruh kekayaannya. Tinggi rendahnya ROA tergantung pada

pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi

dari opersional perusahaan. Semakin tinggi ROA semakin efisiensi dari opersional

perusahaan dan sebaliknya. Rendahnya ROA dapat disebabkan oleh banyaknya

asset perusahaan yang menganggur, investasi dalam persediaan yang terlalu

banyak, kelebihan uang kertas, dan aktiva tetap beroperasi dibawah normal.

Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara

keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan

kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan

(operatimg asset). Operating Asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka

panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha

memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.

Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan

kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang

dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA (Return On Asset) adalah rasio

keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat

pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif

disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini

Page 44: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

44

menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan

belum mampu untuk menghasilkan laba.

Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di

dalam menghsilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

ROA dapat dihitung dengan :

EBIT

ROA = __________________

Total Asset

Keterangan EBIT = Laba bersih sebelum bunga dan pajak

B. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ali Sani Uyara dan Askam Tuasikal (2002)

yang berjudul “ Moderasi Aliran Kas Bebas Terhadap Hubungan Rasio

Pembayaran Dividen dan Pengeluaran Modal dengan Earning Response

Coefficients”.Hasil peneltitan menunjukkan semakin besar rasio pembayaran

dividen, ERC semakin besar terutama perusahaan yang mempunyai aliran kas

bebas yang tinggi, sedangkan pengeluaran modal tinggi tidak signifikan

dengan penurunan ERC ( Earning response coefficients )

2. Penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Made Dharma Hartawan ( 2001 )

dengan judul ” Studi Economic Value Added ( EVA) Dua Kelompok

Perusahaan Go Public yang Mengeluarkan Obligasi “.Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa EVA mampu membedakan kinerja keuangan yang baik

Page 45: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

45

dan tidak baik secara signifikan dengan model analisis diskriminan.Rasio

keuangan yang paling membedakan kinerja keuangan yang baik dan tidak baik

dua kelompok perusahaan go public yang mengeluarkan obligasi tahun 1999

adalah Book Value (BV),kemudian PER,dan Operating Profit Margin (OPM)

3. Penelitian yang dilakukan oleh Taufiq Hermansyah “ Pengaruh Perubahan

Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Return Saham Pada Bursa

Efek Jakarta ” bertujuan untuk mengetahui pengaruh reaksi harga saham di

Bursa Efek Jakarta terhadap event perubahan Sertifikat Bank Indonesia

melalui return yang diperoleh pemegang saham dan mengetahui pengaruh

perubahan Sertifikat Bank Indonesia pada saham terhadap abnormal return

pada sebelum dan sesudah peristiwa. Dalam penelitian ini digunakan data

sekunder yaitu data perusahaan yang merupakan kumpulan informasi data

pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang telah dipublikasikan dan sumber data

diperoleh dari BEJ dan Bank Indonesia. Populasi berupa saham-saham

perusahaan anggota BEJ, sedangkan pengambilan sampel digunakan sampling

jenuh yaitu 45 saham-saham perusahaan BEJ yang termasuk dalam LQ_45

saham teraktif dan listing data perdagangan BEJ.Analisis data menggunakan

analisis event study. Dari hasil analisis dengan berdasarkan hasil uji

signifikansi pada saat perubahan Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) diperoleh

(t hitung = 2,7147 > t tabel = 2,4468), hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima

yang memberikan makna bahwa return saham perusahaan secara signifikan

terpengaruhi oleh event. Pernyataan ini dapat ditunjukkan dengan adanya

respon pelaku pasar sehingga mereka memperoleh abnormal return yang

Page 46: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

46

positif pada t = 0 karena investor beranggapan bahwa informasi yang masuk

dalam pasar modal relevan dalam hal pengambilan keputusan untuk

berinvestasi. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa

diduga ada rata-rata abnormal return yang positif akibat adanya pengumuman

perubahan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia terhadap return pemegang

saham diterima. Hasil analisis data mengenai uji signifikasi sebelum dan

sesudah return diperoleh (t hitung = 2,2467 < t tabel = 2,4468), hal ini berarti

bahwa H0 diterima yang memberikan makna bahwa tidak ada perbedaan

abnormal return antara sebelum dan sesudah perubahan suku bunga SBI.

Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa diduga ada

pengaruh yang signifikan terhadap abnormal return pada sebelum dan sesudah

adanya perubahan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia tidak

diterima.Dalam penelitian ini, disarankan bahwa untuk mendapatkan

keuntungan sesuai target yang diharapkan, maka pada kondisi harga mulai

turun segera lakukan pembelian saham, untuk memperhitungkan apakah harga

akan naik atau turun, perlu dilakukan analisis fundamental maupun analisis

teknikal yang bertujuan untuk melihat pengaruh pergerakan harga, dan

sebaiknya untuk memperoleh return, investor perlu memperhatikan faktor-

faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya suku bunga Bank

Indonesia (SBI), hukum penawaran dan permintaan, valas, kondisi

fundamental emiten, IHSG, news rumors, kebijakan-kebijakan pemerintah dan

faktor politik serta keamanan.

Page 47: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

47

4. Penelitian yang dilakukan oleh Njo Anastasia Staf Pengajar Fakultas Ekonomi

Universitas Kristen Petra Yanny Widiastuty Gunawan Imelda Wijiyanti

Alumni, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra “ Analisis Faktor

Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti Di BEJ

“. Properti merupakan salah satu sektor yang terpuruk sejak krisis ekonomi.

Hal ini mengakibatkan harga saham properti di bursa efek juga terpuruk.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor

fundamental dan risiko sistematik yang mempengaruhi harga saham di sektor

properti.Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling

method. Dari tiga puluh tiga perusahaan, hanya diambil tiga belas perusahaan,

karena memiliki laporan keuangan secara lengkap tahun 1996-2001. Hasil

penelitian menunjukkan hanya faktor fundamental Book Value (BV) yang

mempengaruhi harga saham secara parsial, sedangkan factor fundamental

yang lainnya tidak berpengaruh.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Sudarto,Krishnoe Rachmi Fitrijati,Tohir,dan

Bambang Sunarko dengan judul “Analisis return saham dan Faktor – Faktor

yang Mempengaruhinya ( studi di BEJ ) “.Hasil penelitian menunjukkan

bahwa return saham dapat diperoleh dengan menjumlahkan capital gain (loss)

dan dividen. Return masing-masing saham perusahaan dapat dilihat melalui

nilai return saham selama tiga tahun adalah positif.Leverage dalam penelitian

ini diwakili oleh debt to equity ratio (DER).DER menunjukkan masing –

masing perusahaan objek penelitian dan rata – rata.Secara keseluruhan dapat

Page 48: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

48

disimpulkan bahwa hubungan antara return dengan DER negatif dan tidak

signifikan sedangkan return dengan beta positif dab signifikan.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Gary C Biddle,Robert M.bowen,dan James

S.Wallace dengan judul “ Does EVA Beat Earnings ? Evidence On

Associations With Stock Return And Firm Values”This study test assertions

that EVA is more higly associated with stock returns and firm values than

accural eranings and evaluates which components of EVA.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Ign Danang Priyambodo dan Showam

Masjhuri dengan judul “ Analisis Harga Saham Perusahaan Makanan Dan

Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta “ Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dalam periode penelitian yaitu dari tahun 1993 sampai

dengan tahun 1997, harga saham dari perusahaan industri makanan dan

minuman yang terdaftar di BEJ ternyata kurang “wajar”.Dari sampel

penelitian 50 % underpriced, 37,5 % overpriced, dan hanya 12,5%

menunjukkan harga yang wajar.

8. Penelitian yang dilakukan oleh I Putu Yadnya dengan judul “ Pengaruh

Beberapa Rasio Keuangan Dan Nilai Tambah Ekonomis Teehadap Return

Saham Dan Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta”.Hasil penelitian

menunjukkan Variabel bebas debt to equity ratio (DER), price earnings ratio

(PER),dan return on asset (ROA) secara bersama sama berpengaruh secara

signifikan terhadap return saham bpada perusahaan sampel periode 1997 –

2001 .Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan uji F prtobabilitasnya

sebesar 0,0009 atau 0.9 % dengan nilai R-square sebesar 14%.

Page 49: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

49

C. Hubungan Antar Variabel

a. Hubungan antara return saham dengan Debt to Equity Ratio(DER), Price

Earnings Ratio (PER), Return On Asset (ROA) , dan Beta (sysmatic risk)

Return saham sangat dipengaruhi oleh beberapa rasio-rasio keuangan seperti

debt to equity ratio (DER), price earnings ratio (PER),return on asset (ROA),

harga saham ,dan Beta (sysmatic risk), sehingga return saham dapat menjadi tolak

ukur dalam sekuritisasi Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham

diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan

analisis teknikal. Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai

saham berada pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan

undervalue bilamana harga saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau

nilai yang seharusnya, demikian juga sebaliknya.. Untuk menghitung beta

digunakan teknik regresi, yaitu mengestimasi beta suatu sekuritas dengan

menggunakan return-return sekuritas sebagai variabel terikat dan return-return

pasar sebagai variabel bebas. Dalam penilaian saham, terdapat beberapa model

teoritis yang dapat digunakan terkait dengan analisis fundamental dan analisis

teknikal. Faktor-faktor tersebut sebagai variabel bebas yang didasarkan pada

pemikiran bahwa faktor tersebut menggambarkan risiko dan return yang akan

diterima para pemodal atas investasinya pada saham. Pada penjelasan tersebut

membuktikan bahwa semua variabel independen, DER, PER, ROA, dan beta

merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi return saham.

Page 50: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

50

b. Hubungan Economic Value Added (EVA) dalam Menguatkan DER, PER,

ROA, dan beta terhadap return.

Peranan nilai tambah ekonomis (Economic Value Added), yang disingkat EVA

diduga dapat mempengaruhi return perusahaan. EVA merupakan ukuran kinerja

financial baru yang digunakan perusahaan,dan EVA merupakan pendekatan yang

lebih baru dalam penilaian saham karena melalui EVA keberhasilan manajemen

perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah perusahaan terlihat. Tujuan

corporate finance adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan ini bisa

menyimpan konflik potensial antara pemilik perusahaan dengan kreditur. Jika

perusahaan menikmati laba yang besar, nilai pasar saham (dana pemilik) akan

meningkat pesat, sementara nilai hutang perusahaan (dana kreditur) tidak

terpengaruh. Sebaliknya, apabila perusahaan mengalami kerugian atau bahkan

kebangkrutan, maka hak kreditur akan didahulukan sementara nilai saham akan

menurun drastis. Pada penjelasan itu membuktikan dari penelitian sebelumnya

dan berdasarkan teori terdapat hubungan antara EVA dengan rasio keuangan

untuk memperkuat rasio tersebut terhadap return. Pernyataan yang menguatkan

yaitu pada penjelasan dimana faktor-faktor tersebut seperti yang dijelaskan saling

mempengaruhi.

Page 51: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

51

D. Kerangka Berpikir

1. Pengujian Model 1

Perusahaan Food And Beverage yang

Terdaftar di BEI

DER

Risiko sistematis

ROA

PER

Analisa Regresi

Hasil Analisis

Interpretasi

Uji t

Uji F

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Return saham

Page 52: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

52

2. Pengujian Model 2

Perusahaan Food And Beverage yang Terdaftar di BEI

EVA

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Return saham

DER

PER

ROA

Risiko

Sistematis

Analisis Regresi

Hasil Analisis

Interpretasi

Uji t

Uji F

Page 53: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

53

E. Perumusan Hipotesis

1. Perumusan Hipotesis Model I

Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah :

Ha1 = Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh negatif dan signifikan

mempengaruhi return saham.

Ho1 = Debt to Equity Ratio tidak memiliki pengaruh negatif dan signifikan

mempengaruhi return saham.

Ha2 = Price Earning Ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan

mempengaruhi return saham.

Ho2 = Price Earning Ratio tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan

mempengaruhi return saham

Ha3 = Return On Asset memiliki pengaruh positif dan signifikan

mempengaruhi return saham.

Ho3 = Return On Asset tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan

mempengaruhi return saham.

Ha4 = Beta memiliki pengaruh negatif dan signifikan mempengaruhi return

saham.

Ho4 = Beta tidak memiliki pengaruh negatif dan signifikan mempengaruhi

return saham.

Ha5 = DER, PER, ROA, dan beta memiliki pengaruh yang signifikan

mempengaruhi return saham.

Page 54: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

54

Ho5 = DER, PER, ROA, dan beta tidak memiliki pengaruh yang signifikan

mempengaruhi return saham.

2. Perumusan Hipotesis Model II

Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah :

Ha1 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan

memperkuat variabel DER terhadap return.

Ha2 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan

memperkuat variabel PER terhadap return.

Ha3 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan

memperkuat variabel ROA terhadap return.

Ha4 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan

memperkuat variabel beta terhadap return.

Ha5 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan

memperkuat variabel DER.EVA terhadap return.

Ha6 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan

memperkuat variabel PER.EVA terhadap return.

Ha7 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan

memperkuat variabel ROA.EVA terhadap return.

Ha8 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan

memperkuat variabel beta.EVA terhadap return.

Page 55: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

55

Ha9 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan

memperkuat variabel DER, PER, ROA, beta, DER.EVA, PER.EVA,

ROA.EVA, beta.EVA terhadap return.

Sedangkan hipotesis nol dari masing-masing hipotesis alternatif tersebut

adalah tidak terdapat pengaruh dan tidak signifikan.

Page 56: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

56

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi return saham pada industri perusahaan makanan dan minuman

yang telah go public di BEI, dan hubungan EVA dalam memperkuat DER, PER,

ROA, dan Risiko sitematis (beta) terhadap return, serta analisisnya maka akan

diperlukan beberapa pengujian terhadap variabel dependen dan variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel dependen yang

dimaksud adalah return saham, yaitu suatu indikator yang digunakan dalam

menilai return saham beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu terdiri

dari Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return On Asset

(ROA), beta, dan Economic Value Added (EVA) sebagai variabel moderat.

B. Metode Penentuan Sampel

Prosedur penelitian sampel dalam penelitian ini dilakukan mula-mula dengan

menetapkan bahwa dari 19 perusahaan industri makanan dan minuman yang

sampai saat ini telah listed di BEI hanya akan diambil 14 Perusahaan saja

berdasarkan tahun terakhir go public yaitu tahun 2008. Berikut ini penjelasan

tentang subjek dan populasi penelitian, dan sampel penelitian.

Page 57: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

57

a. Subjek dan Populasi Penelitian

Populasi adalah semua individu atau unit –unit yang menjadi objek penelitian,

sedangkan sebagian individu atau unit-unit yang diambil dari populasi disebut

sampel. Ada beberapa alasan yang dapat dijelaskan mengapa penelitian dilakukan

hanya terdapat sampel saja, yaitu :

1. Terbatasnya dana yang tersedia.

2. Individu atau unit-unit dalam populasi bersifat homogen.

3. Penelitian yang dapat dilakukan dapat mengakibatkan barang yang diteliti

menjadi cacat atau rusak.

4. Terbatasnya waktu dan tenaga dalam penelitian.

5. Ukuran populasi sangat besar dan tak terhingga.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2005-2008.

b. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk bergerak pada

industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

periode 2005 sampai dengan 2008, yang berjumlah 14 perusahaan. Karena dari

semua perusahaan yang terdaftar di BEI ada hanya 14 perusahaan yang bergerak

di bidang tersebut yang memiliki kelengkapan data.

Perusahaan yang termasuk dalam penelitian ini adalah :

Page 58: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

58

TABEL 1

Daftar Perusahaan Yang Menjadi Objek Penelitian

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk

2 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk

3 MYOR PT Mayora Indah Tbk

4 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk

5 AQUA PT Aqua Gollden Mississipi

6 UNVR PT Unilever Indonesia

7 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk

8 SKLT PT Sekar Laut Tbk

9 SMAR PT Smart Tbk

10 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk

11 DLTA PT Delta Djakarta Tbk

12 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk

13 STTP PT Siantar Top Tbk

14 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera food Tbk

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Dipilihnya perusahaan yang tergabung dalam IHSG karena perusahaan

tersebut memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Sampel diambil menggunakan probability sampling dengan metode

proportional random sampling dengan bantuan Eviews versi 5.0

Page 59: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

59

2. Tercatat di BEI minimal 30 hari bursa.

3. Keberadaan emiten di Bursa pada tahun 2005 sampai dengan 2008, dan

4. Merupakan perusahaan pada sektor makanan dan minuman.

Dari populasi berdasarkan bidang usahanya, setiap anggota populasi

mempunyai kesempatan yang sama diambil sebagai sampel, dan diambil sampel

dalam penelitian ini sebanyak 14 perusahaan Yang dijadikan objek dalam

penelitian ini adalah saham industri makanan dan minuman yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2005 – 2008. Oleh karena keterbatasan

kelengkapan data yang diperlukan maka penulis hanya meneliti 14 perusahaan.

Semua jenis data bersifat kuantitatif dan sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder. Data diperoleh dari Pusat Referensi Pasar

Modal di BEJ meliputi harga saham individual bulanan, Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG), dan laporan keuangan tahunan periode 2005-2008.).

Perusahaan makanan dan minuman tersebut distrata berdasarkan bidang usahanya

sehingga sampel ditentukan sebesar 10% dari populasi yang ada. Sampel diambil

menggunakan probability sampling dengan metode proportional random

sampling.

C. Metode Pengumpulan Data

Selain itu data yang digunakan dalam penelitian ini juga berasal dari berbagai

literatur, seperti penelitian lain, referensi pasar modal Indonesia, buku-buku

tentang manajemen keuangan dan investasi. Dalam menghitung return saham (Y)

menggunakan data harga saham individual bulanan dari tahun 2005-2008. Debt to

Page 60: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

60

equity ratio, Price Earning Ratio, dan Return On Assets menggunakan data

laporan keuangan dari masing-masing emiten. Dalam perhitungan beta digunakan

harga saham bulanan dan Indeks Harga Saham Gabungan. Setelah ditentukan

variabel dependen dan variabel independen yang akan diuji, selanjutnya adalah

menentukan metode penelitian yang akan menjelaskan hubungan antara variabel

dependen dan variabel independen tersebut.

Jenis data yang digunakan berdasarkan sumbernya dalam penelitian ini adalah

data sekunder yaitu dari instansi atau lembaga tertentu seperti jurnal,

www.jsx.co.id dan hasil penelitian sebelumnya. Data juga diambil dari buku

(sumber) yang berhubungan dengan materi penelitian ini. Metode yang digunakan

untuk mengumpilkan data dalam penelitian ini adalah observasi pada berbgai

sumber data seperti laporan tahunan dan www.idx.co.id

D. Metode Analisis

Apabila seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini telah lengkap maka

data-data tersebut diolah dan dianalisis sesuai dengan permasalahan yang akan

diteliti oleh penulis. Analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Berganda

dan Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif diolah dengan bantuan Eviews

versi 5.0.

a. Menghitung Return Saham

Menurut Jogiyanto (2000), Return merupakan pengembalian dari suatu

investasi dalam suatu periode yang tertentu.Return terdiri dari capital gain (loss).

Page 61: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

61

Capital gain merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang

relative dengan harga periode yang lalu. Yield merupakan persentase penerimaan

kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Return

saham sebagai variabel dependen adalah keuntungan yang diterima dari investasi

saham selama periode pengamatan yang secara matematis.

Rit =

1

1

t

tt

P

PP

Rit = Return saham yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada hari

ke-t

Pt = Harga penutupan pada hari t

Pt-1 = Harga penutupan di hari sebelum t.

b. Menghitung Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) termasuk bagian dari rasio Laverage. Rasio ini

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

panjangnya. Rasio laverage dapat dihitung berdasarkan informasi dari neraca,

yaitu dari pos-pos aktiva dan pos-pos hutang. Menurut Slamet (2003:35) DER

adalah perbaandingan antara total utang dengan total modal. DER digunakan

untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total shareholder’s equity

yang dimiliki perusahaan (Ang, 1997). Rasio ini juga menunjukkan pentingnya

dari sumber modal pinjaman (relative importance of borrowed fund) dan tingkat

keamanan yang dimilki kreditor. Semakin kecil rasio ini berarti semakin kecil

Page 62: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

62

jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan (Slamet,

2003:35).

Total Debt

DER = _______________________

Total shareholder’s equity

Semakin besar DER mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi

karena hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tersebut masih membutuhkan

modal pinjaman untuk membiayai operasional perusahaan. Apabila perusahaan

tersebut masih membutuhkan modal pinjaman, dapat dipastikan keuntungan yang

dihasilkan oleh perusahaan akan difokuskan untuk mengembalikan pinjaman

modal, akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang

memiliki DER yang tinggi. Ketika terdapat penambahan jumlah hutang secara

absolut maka akan menurunkan tingkat solvabilitas perusahaan, yang selanjutnya

akan berdampak dengan menurunnya nilai return perusahaan.

c. Menghitung Price Earning Ratio (PER)

Price Earning Ratio merupakan salah satu pendekatan yang sering digunakan

oleh analis sekuritas untuk menilai suatu saham. Pendekatan ini mendasarkan atas

ratio antara harga saham per lembar yang berlaku di pasar modal dengan tingkat

keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham. Brigham & Gapenski

(1996) dikutip dari Nany Nuraini (2000) mengemukakan bahwa PER

menunjukkan besarnya harga yang bersedia dibayarkan oleh investor untuk setiap

dollar laba yang dilaporkan oleh perusahaan.

Page 63: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

63

Price Earning Ratio merupakan perbandingan antara harga saham dengan laba

per saham (Earning per Share).

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

Harga Saham

PER = _____________________

Laba Per Lembar Saham

d. Menghitung Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di

dalam menghsilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total

aktiva yang ada. Setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan untuk

mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis. Fokus ROA adalah profitabilitas, dan

independen terhadap biaya modalnya.

ROA dapat dihitung dengan :

EBIT

ROA = ________________

Total Asset

Keterangan EBIT = Laba bersih sebelum bunga dan pajak.

Page 64: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

64

e. Menghitung Beta

Beta adalah pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio

relatif terhadap risiko pasar. Beta suatu sekuritas menunjukkan risiko

sistematiknya yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi. Untuk

menghitung Beta portofolio, maka Beta masing-masing rata-rata tertimbang dari

Beta masing-masing sekuritas. Beta dapat dihitung berdasarkan data historis

return saham dan proyeksinya serta return pasar saham. Beta saham positif berarti

mempunyai hubungan positif dengan kondisi pasar, bila return negatif maka pasar

naik dan return saham juga naik dan sebaliknya. Nilai dari beta ( ß) tersebut dapat

dihitung dengan rumus Budie Et.al (1999:166)

ß = N Σ XY – (Σ X) ( Σ Y)

Keterangan :

X = Return Pasar (Rm)

Y = Return Saham (Ri)

N = Jumlah data

ß = Beta Saham

Beta saham juga dapat diperoleh dengan teknik CAPM ( Capital Asset Pricing

Model) yang merupukan hubungan tingkat pendapatan yang diharapkan dari suatu

asset yang berisiko dengan risiko dari asset tersebut pada kondisi pasar yang

seimbang (equilibrium). Dalam kondisi equilibrium tingkat keuntungan yang

Page 65: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

65

diharapkan oleh pemodal akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Menurut

teori CAPM tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu sekuritas dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

E (Ri) = Rf + ßi { E (Rm) – Rf }

Keterangan :

E (Ri) = Tingkat pencapaian yang diharapkan dari sekuritas i

Rf = Tingkat pendapatan bebas risiko

E ( Rm ) = Tingkat pendapatan yang diharapkan dari portofolio pasar

ßi = Risiko sekuritas i

f. Menghitung Economic Value Added (EVA)

1. Menghitung Ongkos Modal Hutang (Kd)

Kd dihitung dengan cara membagi antara biaya bunga yang terjadi pada tahun

tersebut dengan total utang awal tahun yang penjumlahan antara hutang jangka

panjang dan jangka pendek pada awal tahun perusahaan. Pajak atau ongkos modal

hutang (Kd) yang digunakan dalam penelitian ini disimbolkan dengan t laba

perusahaan sebelum pajak dikenakan pajak. Perhitungan ongkos modal hutang

setelah pajak (Kd*) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Page 66: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

66

Biaya Total

Kd = ___________________

Total Hutang

2. Menghitung Ongkos Modal Saham (Ke)

Pada penelitian ini tanpa mengurangi keakurasian data digunakan pendekatan

Company’s bond yield. Untuk menghitung Ke dengan menjumlahkan nilai Kd

masing-masing perusahaan yang telah dihitung dengan premi risiko. Premi risiko

merupakan asumsi premi risiko atau tambahan risiko atau tambahan risiko yang

harus ditanggung oleh pemilik ekuitas yang digunakan rata-rata di Indonesia dan

dapat diterima di pasar modal.

Ke = Company’s own bond yield + risk premium

3. Menghitung Struktur Modal Perusahaan

Adanya perusahaan struktur modal perusahaan akan mempengaruhi risiko

yang terkandung dalam saham biasa perusahaan yang pada akhirnya

mempengaruhi harga saham. Perusahaan yang menetapkan struktur modal yang

optimal akan menghasilkan keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian

sehingga memaksimalkan harga saham.

Struktur Modal (Kapital Awal Perusahaan)

Hutang jangka pendek xxx

Hutang jangka panjang xxx

Page 67: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

67

Ekuitas/Modal saham xxx

Struktur modal xxx

Menghitung proporsi atau komposisi masing-masing komponen :

Hutang

Wd = _______________

Struktur Modal

Modal

We = ________________

Struktur Modal

4. Menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital)

WACC atau C* yaitu penjumlahan hasil kali antara hasil tertimbang atas

komponen hutang dan komponen modal perusahaan dengan prosentase masing-

masing biaya hutang (ongkos modal hutang/Kd) dan biaya modal ekuitas (ongkos

modal saham/Ke) yang perumusannya sebagai berikut :

WACC = { (Kd x Wd) + (Ke x We) }

5. Menghitung Net Operating After Tax (NOPAT)

Net Operatng After Tax (NOPAT) adalah laba bersih/ earning after tax (EAT)

yang dijumlahkan dengan biaya bunga dan dikurangkan dengan penghematan

pajak.

Page 68: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

68

6. Menghitung Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added atau (EVA) Merupakan keuntungan operasional

setelah pajak dikurangi dengan biaya modal. Economic Value Added (EVA)

merupakan selisih antara tingkat pengembalian modal ( r = rate of return on

capital ) dengan biaya modal ( c = cost of capital ) dan dikalikan dengan buku

ekonomis dari modal (capital).Formula dasar

Economic Value Added (EVA) adalah sebagai berikut :

EVA = NOPAT – WACC x Capital

EVA = (r-c) x Capital

= r x Capital – c x Capital

Formula di atas menunjukan bahwa Economic Value Added (EVA) adalah

bahwa suatu pengukuran dengan memperhitungkan secara tepat semua faktor –

faktor yang berhubungan dengan penciptaan nilai (value).

Dalam penelitian ini digunakan langkah-langkah untuk memecahkan

permasalahan yang diteliti, yaitu :

1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif

Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif variabel penelitian

dimaksudkan untuk memberi penjelasan yang memudahkan peneliti dalam

menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya yaitu dengan

menjelaskan statistik deskriptif variabel utama yang diteliti. Statistik deskriptif

berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data, serta penyajian hasil

peringkasan data tersebut. Data-data statistik, yang bisa diperoleh dalam

penelitian ini masih acak dan tidak terorganisir dengan baik. Data-data tersebut

Page 69: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

69

harus diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau persentasi

grafis, sebagai dasar untuk berbagai pengambilan keputusan.

2. Uji Normalitas Data

Sebelum dilakukan analisis korelasi Product Moment maka dilakukan uji

asumsi normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak.

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi

normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala

ordinal, interval, ataupun rasio (Duwi Priyatno, 2008). Jika analisis menggunakan

metode parametrrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu data

berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi normal atau

jumlah sampel sedikit jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang

digunakan adalah statistik non parametrik. Pada eviews digunakan uji Jarque beta

yaitu uji normalitas data residual metode OLS secara formal dapat dideteksi dari

metode yang disumbangkan oleh Jarque-Beta. Metode Jarque Beta ini didasarkan

pada sampel besar yang diasumsikan bersifat asymptotic. Uji statistik dari J-B ini

menggunakan perhitungan skewness dan kurtosis.

Jika suatu variabel didistribusikan secara normal maka nilai koefisien S = 0

dan k = 3. Oleh karena itu, jika residual terdistribusi secara normal maka

diharapkan nilai statistik J-B akan sama dengan nol. Jika nilai probabilitas dari

statistik J-B besar atau dengan kata lain jika nilai statistik dari J-B ini tidak

signifikan maka kita menerima hipotesis bahwa residual mempunyai distribusi

normal karena nilai statistik J-B mendekati nol. Sebaliknya jika nilai probabilitas

Page 70: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

70

dari statistik J-B kecil atau signifikan maka kita menolak hipotesis bahwa residual

mempunyai distribusi normal karena nilai statistik J-B tidak sama dengan nol.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara

residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi (Duwi

Priyatno, 2008). Sebagaimana di SPSS, pada Eviews juga tersedia Uji

autokorelasi dengan uji Durbin Watson untuk mengetahui ada atau tidaknya

autokorelasi. Akan tetapi, uji ini mempunyai kelemahan, yaitu ketika nilai yang

didapat terletak Pada daerah yang tidak dapat memberikan kesimpulan tentang

ada tidaknya autokorelasi. Khususnya dalam Eviews keterbatasan tersebut dapat

ditanggulangi karena tersedianya fasilitas pengujian autokorelasi dengan

menggunakan Uji Breusch-Godfrey. Uji ini dikembangkan oleh Breusch-

Godfrey, sehingga dikenal juga dengan sebutan The Breusch-Godfrey (BG) Test.

Perhatikan kembali model persamaan berikut :

Yt = ß0 + ß1 X1 + ut

Pada uji ini diasumsikan bahwa ut mengikuti model otoregresif ordo

p(AR(p))1

Dengan bentuk sebagai berikut :

ut = ρ1 ut-1 + ρ2 ut-2 + ρ3 ut-3 + ……………………+ ρp ut-p + et

Adapun hipotesis yang digunakan :

H0 : ρ1 = ρ2 = ………………….. = ρ3 = 0

Page 71: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

71

H1 : Tidak demikian

Dengan demikian bila kita tidak mempunyai cukup bukti untuk menolak

hipotesis, maka : ut = et, berarti tidak ada korelasi.

4. Uji Multikolinearitas

Mendeteksi multikolinieritas berdasarkan uji formal dengan menggunakan

Eviews ternyata tidak banyak fasilitasnya, sebagaimana telah ditunjukkan oleh

SPSS. Disamping itu, deteksi yang dapat dilakukan juga tidak mudah atau

sederhana, yang di dalam Eviews tinggal “klik” saja. Hal ini dimungkinkan karena

pada dasarnya Eviews lebih diperuntukkan bagi data time series yang umumnya

mengandung autokorelasi. Sedangkan teknik menghilangkan autokorelasi dan

multikolinieritas pada data time series sama, yaitu dengan pembedaan. Salah satu

teknik yang mudah untuk melakukan deteksi multikolinieritas pada Eviews adalah

dengan melihat korelasi antara kedua variabel bebas (Nahrowi D Nahrowi, 2006).

5. Uji Heteoskedastisitas

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa di dalam Eviews menyediakan fasilitas

mendeteksi heteroskedastisitas berdasarkan Uji White.Ada dua jenis yang

ditawarkan, yaitu White Heteroscedasticity (cross term). Untuk model regresi

yang banyak menggunakan variabel bebas disarankan menggunakan White

Heteroscedasticity (no cross term), sedangkan untuk regresi yang lebih sedikit

menggunakan variabel bebas menggunakan White Heteroscedasticity (cross

term).

Page 72: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

72

6. Uji Parsial (t-)

Uji Parsial atau Uji t- bertujuan untuk mengukur pengaruh variabel-variabel

dalam penelitian secara parsial. Pengujian ini dirumuskan dengan uji t dengan

rumusan sebagai berikut : (Gujarati,1997) :

bi

th = _____

s bi

Keterangan :

th = t hitung

bi = Koefisien regresi varabel bebas

s bi = Standar deviasi bi

Dimana probabilitas tingkat kesalahan t – hitung lebih kecil dari tingkat

signifikansi tertentu ( 5% ). Apabila probabilitas tingkat kesalahan t – hitung lebih

kecil dan tingkat signifikansi 5% berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel bebas terhadap variabel tergantung.

Dengan demikian apabila ;

t-hitung > 5% maka Ho di terima

t-hitung < 5% maka Ho ditolak

Dari hipotesis di atas apabila probabilitas tingkat kesalahan t-hitung lebih

kecil dari 5% berarti terdapat pengaruh secara parsial yang positif antara variabel

bebas terhadap return saham.

Page 73: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

73

7. Uji Simultan (F-)

Uji simultan atau Uji F bertujuan untuk mengukur pengaruh variabel-variabel

dalam peneltian secara simultan atau bersama-sama. Untuk melakukan pengujian

hipotesis ini dilakukan Uji F. Uji F dapat dirumuskan sebagai berikut

(Supranto,2001) :

R² / ( k -1 )

F = _______________

1- R / ( n- k )

Keterangan :

R² = Koefisien Determinasi

K = Banyaknya variabel

N = Jumlah Sampel

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

Ho ditolak jika F hitung ≥ F tabel

Ho diterima jika F hitung ≤ F tabel

8. Uji Regresi berganda.

Model Regresi berganda yaitu Model regresi yang terdiri dari lebih dari satu

variable independen.Analisis ini dipakai untuk mengetahui ketergantungan

variabel terikat dengan variabel bebas dengan atau tanpa variabel moderate.

Selanjutnya analisis ini digunakan untuk memprediksi arah dan besaranya

hubungan tersebut serta untuk mengukur signifikansi hubungan antara variabel

terikat dengan variabel bebas.

Page 74: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

74

Bentuk dari kedua model persamaan regresi linier berganda secara matematis

adalah sebagai berikut :

Model 1 : Y = α + β1 X1 + β2 X2+ β3 X3 + β4 X4 + εi

Model 2 : Y = α + β1 X1 + β2 X2+ β3 X3 + β4 X4 + β1 X1. X5 + β2 X2 X5 + β3 X3

X5 + β4 X4X5 + εi

Keterangan :

Y = Return saham

X1 = Debt to equity ratio

X2 = Price earnings ratio

X3 = Return on asset

X4 = beta

X5 = Economic value added

α = Konstanta

β1β8 = Koefisien regresi

εi = Komponen pengganggu.

Model 1 digunakan untuk mengetahui pengaruh DER, PER, ROA, dan beta

terhadap return saham.

Model 2 digunakan untuk mengetahui dan menguji pengaruh hubungan EVA

dalam memperkuat DER, PER, ROA, dan beta terhadap return saham.

E. Operasional Variabel Penelitian

Mengacu pada pokok masalah, tujuan penelitian, dan hipotesis yang telah

disampaikan di atas,maka variabel-variabel yang dianalisis sebagai berikut :

Page 75: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

75

a. Variabel terikat atau dependend variable (Y) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas.Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel terikat adalah return saham

b. Variabel bebas atau independend variable (X), merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat. Dalam

peneltian ini menjadi variabel bebas adalah :

Debt to Equity ratio = X1

Price earning ratio = X2

Return on asset = X3

Beta = X4

c. Variabel moderator (X5), adalah variabel yang memperkuat atau

memperlemah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Variabel moderating juga sering disebut sebagai variabel bebas kedua dan

sering dipergunakan dalam analisis regresi linear, atau pada structural

equation modeling. Sebagai contoh, kompensasi memperkuat pengaruh antara

kepuasan kerja terhadap kinerja. Artinya kepuasan kerja berpengaruh terhadap

kinerja, dan adanya kompensasi yang tinggi maka pengaruh antara kepuasan

kerja terhadap kinerja menjadi lebih meningkat. Dalam hal ini, kompensasi

bisa saja berpengaruh terhadap kinerja bisa saja tidak. Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel moderatornya adalah Economic Value Added (EVA).

Page 76: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

76

Definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Return saham (Y) merupakan pendapatan yang diterima oleh investor atau

calon investor yang berupa capital gain. Hal ini diukur dengan rasio harga

saham tahun tertentu atau periode t dibandingkan dengan harga saham

tahun sebelumnya atau periode (t-1) dari perusahaan-perusahaan sampel

pada tahun 2005-2008.

b. Debt to Equity Ratio (X1) adalah perbandingan antara utang jangka dan

modal saham perusahaan,yang digunakan untuk mengetahui berapa jumlah

modal saham perusahaan yang menjadi jaminan atas utang jangka panjang

perusahaan tersebut. Ini diukur dalam rasio atau perbandingan pada

perusahaan perusahaan sampel selama periode 2005-2008.

c. .Price Earning Ratio (PER) atau X2 adalah indicator yang dapat digunakan

untuk menentukan tinggi rendahnya harga saham perusahaan.PER ini

merupakan perbandingan antara harga saham dengan earning per share

(EPS). Pada penelitian ini yang diukur adalah price earning ratio per

tahun selama periode tahun 2005- 2008.

d. Return On Asset (X3) merupakan kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan hasil atau keuntungan dengan pemanfaatan aktiva yang

dimilikinya. Hal ini yang diukur dari perbandingan antara laba bersih

sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total assets pada saham-saham

perusahaan sampel pada tahun 2005-2008, adapun satuan ukur yang

digunakan adalah angka rasio per tahun pada tahun 2005-2008.

Page 77: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

77

e. .Beta ( X4) merupakan risiko yang memerhatikan risiko pasar saham yang

menjelaskan tentang return saham yang diharapkan,untuk membuat

perkiraan seberapa besar tingkat risiko yang tidak bisa diversifikasikan

(systematic risk) digunakan metode CAPM.dengan asumsi risk free

interest rate tetap maka beta perusahaan food and beverage dapat dihitung

berdasarkan data historis return saham dan proyeksinya serta return pasar

saham.

f. Economic value added (EVA) atau X5 adalah proses penciptaan nilai

tambah ekonomi yang diperoleh dari net operating profit after tax

(NOPAT) dikurangi total capital dikalikan dengan biaya modal rata-rata

tertimbang (WACC).EVA perusahaan sampel diukur dalam satuan rupiah

pada periode tahun 2005-2008.

Dalam penelitian ini EVA digunakan sebagai variable moderator.

Page 78: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

78

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) selalu lebih menarik, begitu kata

pemodal yang sudah lama membenamkan dananya di pasar modal Indonesia.

Pernyataan pemodal tersebut memang tidak salah, mengingat "data dan angka"

yang ada selama ini selalu membuktikan hal itu. Dari sisi keuntungan misalnya,

dari tahun ke tahun pengembangan modal (growth) yang diperoleh pemodal selalu

naik puluhan persen. Sementara dari sisi produk yang ada di BEI juga kian variatif

dengan seluruh produk yang ditawarkan selalu marketable, alias mudah diperoleh

dan mudah dijual. Aspek marketable, dan tingkat keuntungan yang maksimal ini

merupakan dua faktor utama yang selalu menjadi perhatian seorang investor

sebelum memulai investasi.

1. Sejarah Pasar Modal di Indonesia

Dalam sejarah pasar modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi di

mulai pada abad ke 19. Menurut buku effectengids yang dikeluarkan oleh

verreniging voor den effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah

berlangsung sejak 1880, pada tanggal 14 Desember 1912, amserdamse

effectenbueurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat asia bersa

efek tersebut merupakan yang tertua ke-empat setelah Bombay, Hongkong, dan

Tokyo. Aktivitas yang sekarang di identikkan sebagai aktivitas pasar modal sudah

Page 79: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

79

di mulai sejak tahun 1912 di Jakarta. Aktivitas ini pada waktu itu dilakukan oleh

orang-orang Belanda, di Batavia yang di kenal sebagai Jakarta sekarang. Sekitar

awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan

secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana adalah dari

para penabung yang telah di kerahkan sebaik-baiknya. Para penabung tersebut

terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainya yang penghasilannya sangat

jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar itulah maka

pemerintah kolonial waktu itu mendirikan pasar modal. Setelah mengadakan

persiapan, maka akhirnya berdiri secara resmi pasar modal di Indonesia yang

terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 yang bernama

Vereniging Voor De Effectenhandel (bursa efek) dan langsung memulai

perdagangan.Efek yang di perdagangkan pada saat itu adalah saham dan obligasi

perusahaan milik perusahaan Belanda serta pemerintah Hindia Belanda. Bursa

Batavia dihentikan pada perang dunia yang pertama dan di buka kembali pada

tahun 1925 dan menambah jangkauan aktivitasnya dengan membuka bursa paralel

di Surabaya dan Semarang. Dan aktivitas ini terhenti pada perang dunia

kedua.Setahun setelah pemerintah belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya pada

tahun 1950, obligasi Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah.

Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali Pasar Modal Indonesia.

Didahului dengan terbitnya Undang-Undang Darurat No.13 tanggal 1 September

1951, yang kelak ditetapkan sebagai Undang-Undang No.15 tahun 1952 tentang

bursa, pemerintah RI membuka kembali bursa efek di Jakarta pada tanggal 31 Juni

1952, setelah terhenti 12 tahun. Adapun penyelenggaranya diserahkan pada

Page 80: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

80

Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang terdiri dari 3 Bank

Negara dan beberapa makelar efek lainnya dengan Bank Indonesia sebagai

penasihat. Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank Industri Negara

mengeluarkan pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954, 1955 dan 1956.

Para pembeli obligasi banyak warga Negara Belanda, baik perorangan maupun

badan hukum.Pada tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh

Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi baru dibawah Departemen

Keuangan. Untuk merangsang emisi, pemerintah memberikan keringanan atas

pajak perseroan sebesar 10% - 20% selama 5 tahun sejak perusahaan yang

bersangkutan go public. Selain itu, untuk investor WNI yang membeli saham

melalui pasar modal tidak dikenakan pajak pendapatan atas capital again, pajak

atas bunga, dividen, royalty, dan pajak rekayasa atas nilai saham / bukti

penyertaan modal. Pada tahun 1988, pemerintah melakukan deregulasi di sektor

keuangan dan perbankan termasuk pasar modal, yang mempengaruhi

perkembangan pasar modal yaitu antara lain Pakto 27 tahun 1988 dan Pakdes 20

tahun 1988.Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham di swastanisasi menjadi PT

Bursa Efek Jakarta. Swastanisasi bursa saham menjadi PT BEJ ini mengakibatkan

beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Dalam sejarah

pasar modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi di mulai pada abad

ke 19. Menurut buku effectengids yang dikeluarkan oleh verreniging voor den

effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah berlangsung sejak 1880, pada

tanggal 14 Desember 1912, amserdamse effectenbueurs mendirikan cabang bursa

Page 81: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

81

efek di Batavia. Di tingkat asia bersa efek tersebut merupakan yang tertua ke-

empat setelah Bombay, Hongkong, dan Tokyo.

Setahun setelah pemerintah belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya pada

tahun 1950, obligasi Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah. Peristiwa

ini menandai mulai aktifnya kembali Pasar Modal Indonesia. Didahului dengan

terbitnya Undang-Undang Darurat No.13 tanggal 1 September 1951, yang kelak

ditetapkan sebagai Undang-Undang No.15 tahun 1952 tentang bursa, pemerintah

RI membuka kembali bursa efek di Jakarta pada tanggal 31 Juni 1952, setelah

terhenti 12 tahun. Adapun penyelenggaranya diserahkan pada Perserikatan

Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang terdiri dari 3 Bank Negara dan

beberapa makelar efek lainnya dengan Bank Indonesia sebagai penasihat.

Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank Industri Negara mengeluarkan

pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954, 1955 dan 1956. Para pembeli

obligasi banyak warga Negara Belanda, baik perorangan maupun badan hukum.

Menjelang akhir era 50-an, terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di

bursa. Hal ini disebabkan oleh politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI

terhadap Belanda sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua Negara dan

mengakibatkan banyak warga Negara belanda meninggalkan Indonesia.

Perkembangan tersebut makin parah sejalan dengan memburuknya hubungan RI

dengan Belanda mengenai sengketa Irian Jaya. Dan memuncaknya aksi

pengambil-alihan semua perusahaan Belanda di Indonesia.sesuai dengan Undang-

undang Nasional No 86 Tahun 1958. Kemudian disusul oleh Badan Nasional

Page 82: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

82

Perusahaan Belanda (BANAS) pada tahun 1960 yaitu mengeluarkan larangan bagi

bursa efek untuk memperdagangkan semua efek dari perusahaan Belanda yang

beroperasi di Indonesia. Pada tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan

ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi baru dibawah

Departemen Keuangan. Untuk merangsang emisi, pemerintah memberikan

keringanan atas pajak perseroan sebesar 10% - 20% selama 5 tahun sejak

perusahaan yang bersangkutan go public. Selain itu, untuk investor WNI yang

membeli saham melalui pasar modal tidak dikenakan pajak pendapatan atas

capital again, pajak atas bunga, dividen, royalty, dan pajak rekayasa atas nilai

saham / bukti penyertaan modal.

2. Perkembangan Pasar Modal di Indonesia

Di era globalisasi, pasar modal atau bursa merupakan pendanaan yang cukup

penting. Pasar modal dapat diibaratkan dengan mall atau pusat perbelanjaan,

hanya saja yang membedakannya adalah barang-barang yang diperjualbelikan.

Jika pusat perbelanjaan umum menyediakan berbagai macam barang kebutuhan

hidup, maka pasar modal hanya menjajakan produk-produk pasar modal, seperti

obligasi dan efek. Jadi pasar modal adalah kegiatan yang berhubungan dengan

perdagangan modal, seperti obligasi dan efek. Pasar ini berfungsi untuk

menghubungkan investor, perusahaan dan institusi pemerintah melalui

perdagangan instrumen keuangan jangka panjang.

Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi bagi para investor.

Melalui pasar modal, investor dapat melakukan investasi di beberapa perusahaan

Page 83: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

83

melalui pembelian efek-efek baru yang ditawarkan atau yang diperdagangkan di

pasar modal. Sementara itu, perusahaan dapat memperoleh dana yang dibutuhkan

dengan menawarkan instrumen keuangan jangka panjang. Adanya pasar modal

memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan

berprospek baik, karena tidak hanya dimiliki oleh sejumlah orang tertentu.

Penyebaran kepemilikan yang luas akan mendorong perkembangan perusahaan

yang transparan. Ini tentu saja akan mendorong menuju terciptanya good

corporate governance.

Aktivitas pasar modal yang merupakan salah satu potensi perekonomian

nasional, memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkembangkan

perekonomian nasional. Dukungan sector swasta menjadi kekuatan nasional

sebagai dinamisator aktivitas perekonomian nasional. Pun demikian, di Indonesia,

ternyata pasar modal masih didominasi oleh pemodal asing. Idealnya, dalam pasar

modal perlu ada keseimbangan antara pemodal asing dengan pemodal lokal.

Pasar modal Indonesia masih dianalogikan dengan arena judi, bukan sebagai

sarana investasi. Akibatnya, hal ini menyebabkan peningkatan fluktuasi dan

merugikan investor minoritas. Indonesia memiliki 2 bursa efek, yaitu Bursa Efek

Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES), yang masing-masing dijalankan

oleh perseroan terbatas. Pada September 2007, Bursa Efek Jakarta dan Surabaya

digabungkan (merger) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Melalui merger ini

diharapkan dapat makin memberikan peluang bagi perusahaan ke pasar modal.

Melalui penggabungan ini, biaya pencatatan menjadi lebih murah, karena hanya

mencatatkan saham secara single listing, sudah terakreditasi pada BEI. Sementara

Page 84: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

84

itu, bagi anggota bursa, dengan menjadi anggota bursa atau pemegang saham BEI,

akan langsung menembus pasar. Bagi investor penggabungan ini menjadikan

makin banyaknya pilihan investasi, karena tidak ada lagi pembedaan pasar BES

dan BEJ, karena produk investasi ditawarkan dalam satu atap, BEI.

Berikut ini adalah objek penelitian yang akan diteliti oleh penulis :

a. PT Fast Food Indonesia, Tbk

PT Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba KFC di

Indonesia, didirikan oleh Gelael Group pada tahun 1978 sebagai pihak pertama

yang memperoleh waralaba KFC untuk Indonesia. Perseroan mengawali operasi

restoran pertamanya pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta, dan

sukses outlet ini kemudian diikuti dengan pembukaan outlet-outlet selanjutnya di

Jakarta dan perluasan area cakupan hingga ke kota-kota besar lain di Indonesia

antara lain Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Manado.

Keberhasilan yang terus diraih dalam pengembangan merek menjadikan KFC

sebagai bisnis waralaba cepat saji yang dikenal luas dan dominan di Indonesia.

Bergabungnya Salim Group sebagai pemegang saham utama telah meningkatkan

pengembangan Perseroan pada tahun 1990, dan pada tahun 1993 terdaftar sebagai

emiten di Bursa Efek Jakarta sebagai langkah untuk semakin mendorong

pertumbuhannya. Kepemilikan saham mayoritas pada saat ini adalah 79,6%

dengan pendistribusian 43,8% kepada PT Gelael Pratama dari Gelael Group, dan

35,8% kepada PT Megah Eraraharja dari Salim Group; sementara saham

minoritas (20,4%) didistribusikan kepada Publik dan Koperasi.

Page 85: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

85

b. PT Aqua Golden Mississippi Tbk

PT Aqua Golden Mississippi Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta

notaris Tan Thong Kie, SH No. 24 tanggal 23 Pebruari 1973. Akta pendirian ini

telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/213/22

tanggal 19 Juni 1973 serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No. 84

tanggal 19 Oktober 1973. Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali

mengalami perubahan, terakhir dengan akta notaris Lindasari Bachroem, SH No.

25 tanggal 12 Mei 1997 dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No. 1

tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan Undang – Undang Pasar Modal No. 8

tahun 1995. Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat

Keputusan No.C2-4579.HT.01.04.TH.97 tanggal 3 Juni 1997 serta diumumkan

dalam Tambahan Berita Negara No. 84 tanggal 21 Oktober 1997. Perusahaan

bergerak dalam industri pengolahan dan pembotolan air minum dalam kemasan.

Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974 Perusahaan

berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Jalan Pulo Lentut No. 3, Kawasan

Industri Pulogadung, Jakarta. Pabrik Perusahaan berlokasi di Bekasi, Citeureup

dan Mekarsari, Jawa Barat. Induk Perusahaan adalah PT Tirta Investama dan

induk utama Perusahaan adalah Groupe Danone, sebuah Perusahaan yang berdiri

dan berkedudukan di Perancis.

c. PT Delta Djakarta Tbk

Pendirian dan Informasi Umum Pabrik “Anker Bir” didirikan pada tahun 1932

dengan nama Archipel Brouwerij. Dalam perkembangannya, kepemilikan dari

Page 86: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

86

pabrik ini telah mengalami beberapa kali perubahan sehingga berbentuk PT Delta

Djakarta pada tahun 1970. PT Delta Djakarta Tbk (“Perusahaan”) didirikan dalam

rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 yang telah

diubah dengan Undang-Undang No. 11 tahun 1970 berdasarkan akta No. 35

tanggal 15 Juni 1970 dari Abdul Latief, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini

disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya

No. J.A.5/75/9 tanggal 26 April 1971. Anggaran dasar Perusahaan telah

mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 4 tanggal 4

Mei 2006 dari P. Sutrisno A. Tampubolon, SH., M.Kn., notaris publik di Jakarta,

mengenai perubahan susunan dan anggota dewan komisaris dan direksi

Perusahaan. Perusahaan dan pabriknya berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum Barat,

Bekasi Timur – Jawa Barat. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan,

ruang lingkup kegiatan Perusahaan yaitu terutama untuk memproduksi dan

menjual bir pilsener dan bir hitam dengan merek “Anker”, “Carlsberg”, “San

Miguel”, “Kuda Putih” dan “San Mig Light”. Perusahaan juga memproduksi dan

menjual produk minuman non-alkohol dengan merek “Sodaku” dan “Soda Ice”.

Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan diluar negeri. Perusahaan

mulai beroperasi sejak tahun 1933. Jumlah karyawan Perusahaan dan anak

perusahaan pada tanggal 31 Maret 2008 dan 2007 masing-masing 499 orang dan

497 orang.

Page 87: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

87

d. PT Indofood Sukses Makmur Tbk

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Republik

Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma

berdasarkan akta notaris Benny Kristianto, S.H., No. 228. Akta pendirian ini

disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan

No. C2-2915.HT.01.01.Th’91 tanggal 12 Juli 1991, dan diumumkan dalam Berita

Negara Republik Indonesia No. 12 Tambahan No. 611 tanggal 11 Februari 1992.

Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, yang

terakhir sehubungan dengan perubahan salah satu anggota Dewan Direksi yang

diaktakan dalam akta notaris No. 06 tanggal 2 Juni 2006 dari notaris yang sama.

Perubahan tersebut telah didaftarkan dan diterima oleh Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia (sebelumnya Menteri Kehakiman) berdasarkan suratnya No. C-

UM.02.01.10592 tanggal 26 Juni 2006. Berdasarkan Pasal 3 anggaran dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terdiri dari, antara lain, produksi

mie, penggilingan tepung terigu, kemasan, jasa manajemen serta penelitian dan

pengembangan. Saat ini, Perusahaan terutama bergerak di bidang pembuatan mie

dan penggilingan tepung terigu. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Gedung

Ariobimo Sentral, Lantai 12, Jl. H.R. Rasuna Said X-2, Kav. 5, Jakarta, Indonesia,

sedangkan pabriknya berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera,

Kalimantan dan Sulawesi. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun

1990.

Page 88: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

88

e. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk

PT. Multi Bintang Indonesia Tbk merupakan perusahaan multinasional yang

memproduksi minuman yang bermarkas di Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada

tahun 1973. Perusahaan ini menghasilkan minuman seperti Bir Bintang.

Perusahaan ini berdiri pada tahun 1931 di bawah nama NV Nederlandcsh Indische

Bierbrouwerijen. Sajak tahun 1936, perusahaan ini berada di bawah pengawasan

perusahaan Belanda yaitu Heineken International Beheer BV. Produk yang

dihasilkan adalah bir dengan merk Bir Bintang dan Guiness. Bir Bintang

menguasai lebih dari 60% bagian dari pasar bir. Perusahaan sudah berkerjasama

dengan Heikenen Technische Beheer dan Guinness Overseas Ltd. Setelah

melakukan penjualan minuman di Medan pada bulan April 1994, perusahaan

memiliki tempat untuk memproduksi bir di Mojosari, Jawa Timur dan Tangerang,

Jawa Barat. Diakhir tahun 1994 perusahaan berkantor pusat di Tangerang dan

sekarang berkantor di Jl. Daan Mogot Km 19 Bag 3264 Jakarta dan memiliki

pabrik di Ngagel, Surabaya dan Sampangagung, Mojokerto untuk menaikan

kapasitas produksi dari 300.000 menjadi 800.000 hekto liter. Dengan total

produksi 60 Juta liter per tahun akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp.

150.000.000.000 pada tanggal 13 Oktober, perusahaan mulai mengekspor bir ke

Jepang dan Australia Utara.

f. PT Mayora Indah Tbk

PT Mayora Indah Tbk (Perusahaan) didirikan dengan Akta No. 204 tanggal 17

Februari 1977 dari Poppy Savitri Parmanto, S.H., pengganti dari Ridwan Suselo,

Page 89: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

89

S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman

Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/5/14 tanggal 3 Januari

1978 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 39 tanggal

15 Mei 1990, Tambahan No. 1716. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami

beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta No. 25 tanggal 30 Juni 2008

dari Saifudin Arief, S.H., notaris di Tangerang, mengenai perubahan Anggaran

Dasar Perusahaan sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 40

Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan usaha dalam

bidang industri, perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini Perusahaan

menjalankan bidang usaha industri makanan, kembang gula dan biskuit.

Perusahaan menjual produknya di pasar lokal dan luar negeri. Perusahaan

memulai usahanya secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat

Perusahaan terletak di Gedung Mayora, Jl.Tomang Raya No. 21-23, Jakarta,

sedangkan pabrik Perusahaan terletak di Tangerang dan Bekasi.

g. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk

PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Aneka

Bumi Asih berdasarkan akta Notaris Paul Tamara No. 7 tanggal 16 April 1974.

Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/358/23 tanggal 3 Oktober 1974 dan

diumumkan dalam Tambahan No. 2488 dari Berita Negara No. 37 tanggal 10 Mei

1994. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan.

Page 90: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

90

Akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H. No. 38 dan akta Perubahan No.

39 tanggal 29 Desember 1993 mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan,

perubahan pemegang saham dan penggantian nama Perusahaan menjadi PT

Prasidha Aneka Niaga telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3792.HT.01.04.TH.94 tanggal 1 Maret

1994 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2678 dan Berita Negara No. 40

tanggal 20 Mei 1994. Akta Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 127

tanggal 10 Mei 1994 mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan

dalam rangka penawaran umum saham telah disahkan oleh Menteri Kehakiman

Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-10.238.HT.01.04.TH.94

tanggal 5 Juli 1994 dan diumumkan dalam Tambahan No. 6079 dari Berita

Negara No. 58 tanggal 21 Juli 1995, dan yang terakhir dengan akta Notaris Ny.

Liliana Arif Gondoutomo, S.H. No. 7 tanggal 10 April 1997 mengenai perubahan

Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang

Perseroan Terbatas No. 1 tahun 1995 dan Undang-undang Pasar Modal No. 8

Tahun 1995 berikut peraturan-peraturan pelaksanaannya serta perubahan nilai

nominal saham dari Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per saham, yang telah

disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan

No. C2-3797.HT.01.04.TH.97 tanggal 15 Mei 1997 dan diumumkan dalam

Tambahan No. 2135 dari Berita Negara No. 43 tanggal 30 Mei 1997. Perubahan

terakhir dengan akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H., No.10 tanggal

20 Oktober 2008 mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan untuk

menyesuaikan dengan Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Page 91: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

91

Terbatas dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.AHU-97905.AH.01.02. Tahun

2008 tanggal 18 Desember 2008 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara

No.9 tanggal 30 Januari 2009. Perusahaan berdomisili di Jalan Jenderal Sudirman

No. 47 Jakarta Selatan dan pabriknya berlokasi di Jalan Ki Kemas Rindho,

Kertapati, Palembang. Perusahaan saat ini bergerak dalam bidang pengolahan dan

perdagangan hasil bumi.Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada

tahun 1974.

h. PT Sekar Laut Tbk

PT Sekar Laut Tbk adalah salah satu kelompok bisnis produk konsumen di

Indonesis. yang didirikan pada tahun 1977. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa

Efek Indonesia sejak tanggal 4 Juli 1990. Pada tahun 2000, perusahaan ini

menerima kredit modal kerja dari Bank Bira dan Bank Universal. dengan jumlah

pokok Rp 3,582 milyar dan bunga tertunggak serta denda Rp 2,331 milyar.

i. PT SMART Tbk

PT SMART Tbk didirikan tahun 1962 dan sejak itu terus berkembang menjadi

salah satu produsen minyak sawit terbesar didunia. Dengan lebih dari 300 ribu

hektar perkebunan sawit yang tersebar di Indonesia dan operasional yang

terintegrasi menjadikan PT SMART Tbk sebagai pemain utama di bisnis minyak

sawit. Cakupan bisnis meliputi perkebunan sawit sampai ke pengolahan produk-

Page 92: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

92

produk turunan sawit seperti minyak goreng, margarin dan shortening serta

specialty fats. PT SMART Tbk telah mengimplementasikan sistem informasi

terintegrasi lewat SAP dan mendapatkan sertifikasi manajemen mutu ISO

9001:2000 serta sertifikasi keamanan pangan HACCP untuk fasilitas produksi

(refinery) di Surabaya dan Belawan.

j. PT. Tunas Baru Lampung Tbk

PT. Tunas Baru Lampung Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta No.

23 tanggal 22 Desember 1973 dari Halim Kurniawan, S.H., notaris di Teluk

Betung. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia

dalam Surat Keputusannya No. Y.A.5/233/25 tanggal 10 Juli 1975 serta

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 44 tanggal 1 Juni 1999,

Tambahan No. 3194. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali

perubahan, terakhir dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No 05 Tanggal 09

Januari 2009 dari Ny. Kartuti Suntana Sastraprawira, S.H., notaries di Jakarta,

mengenai perubahan Anggaran Dasar yang disesuaikan dengan Undang-undang

No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar ini

telah disetujui kepada Menteri Hukum dan Hak asasi Manusia Republik Indonesia

dengan Surat No. AHU – 12894.A.H.01.02 Tahun 2009 Tanggal 15 April 2009.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

Perusahaan terutama meliputi bidang perkebunan, pertanian dan perindustrian,

termasuk bertindak sebagai pedagang eksportir dan importir. Saat ini, Perusahaan

terutama bergerak dalam bidang produksi minyak goreng sawit, minyak goreng

Page 93: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

93

kelapa, minyak kelapa, minyak sawit (Crude Palm Oil atau CPO) dan sabun, serta

bidang perkebunan kelapa sawit dan hibrida. Perusahaan mulai menjalankan

kegiatan produksi CPO pada bulan September 1995 dan minyak goreng pada

bulan Oktober 1996. Hasil produksi dipasarkan di dalam dan ke luar negeri.

k. PT Siantar Top Tbk

PT Siantar Top Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta No. 45 tanggal

12 Mei 1987 dari Ny. Endang Widjajanti, S.H., notaris di Sidoarjo dan akta

perubahannya No. 64 tanggal 24 Maret 1988 dari notaris yang sama. Akta

pendirian dan perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman

Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-5873.HT.01.01.Th.88

tanggal 11 Juli 1988 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia

No. 104 tanggal 28 Desember 1993, Tambahan No. 6226. Anggaran Dasar

Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No.

31 tanggal 6 Agustus 2001 dari Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H., notaris di

Surabaya, mengenai perubahan nilai nominal saham dari Rp 500 per saham

menjadi Rp 100 per saham, sehingga jumlah seluruh saham yang beredar

Perusahaan adalah 1.310.000.000 lembar saham dan modal dasar

3.000.000.000 lembar saham. Akta perubahan ini telah memperoleh pengesahan

dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat

Keputusannya No. C-09574.HT.01.04.Th.2001 tanggal 1 Oktober 2001. Sesuai

dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan

terutama bergerak dalam bidang industri makanan ringan, yaitu mie (snack

noodle), kerupuk (crackers) dan kembang gula (candy). Perusahaan berdomisili di

Page 94: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

94

Sidoarjo, Jawa Timur dengan pabrik berlokasi di Sidoarjo (Jawa Timur), Medan

(Sumatera Utara), dan Bekasi (Jawa Barat). Kantor pusat Perusahaan beralamat di

Jl. Tambak Sawah No. 21-23 Waru, Sidoarjo.

l. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk merupakan perusahaan multinasional yang

memproduksi makanan yang bermarkas di Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada

tahun 1985. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan

makanan Pada tahun 1959, almarhum Tan Pia Sioe mendirikan bisnis keluarga

yang nantinya berkembang menjadi PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. (TPS-

Food). Sebuah Bisnis keluarga yang memproduksi bihun jagung dengan nama

Perusahaan Bihun Cap Cangak Ular di Sukoharjo, Jawa Tengah. Sampai hari ini,

kultur manajemen yang erat seperti sebuah keluarga adalah salah satu nilai yang

terus dipertahankan oleh generasi ketiga dari sang pendiri. Untuk memenuhi

permintaan pasar akan produk-produk makanan yang terus tumbuh, PT. Tiga Pilar

Sejahtera didirikan pada tahun 1992 dan menjadi perusahaan publik pada 2003.

m. PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk

PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk., selanjutnya disebut

"Induk Perusahaan", didirikan dengan Akta No. 8 tanggal 2 Nopember 1971 jo

Akta Perubahan No. 71 tanggal 29 Desember 1971 yang dibuat dihadapan Komar

Andasasmita, S.H., Notaris di Bandung. Akta-akta tersebut telah mendapat

Page 95: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

95

persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusan No.

Y.A.5/34/21 tanggal 20 Januari 1973, dan telah diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia No. 34 tanggal 27 April 1973, Tambahan No. 313, dan mulai

beroperasi secara komersial pada awal tahun 1974. Anggaran Dasar Induk

Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, termasuk perubahan

terakhir yang dilakukan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan ini dilakukan dengan Akta

Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Ultrajaya

Milk Industry & Trading Company Tbk. No. 43 tanggal 18 Juli 2008 dibuat oleh

Fathiah Helmi, SH., Notaris di Jakarta, yang disetujui oleh Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan No. AHU-56037.AH.01.02.

Tahun 2008 tanggal 27 Agustus 2008.Induk Perusahaan memiliki kantor pusat

dan pabrik yang berlokasi di Jl. Raya Cimareme 131 Padalarang Kabupaten

Bandung Barat 40552.

n. PT Unilever Indonesia, Tbk

PT Unilever Indonesia, Tbk Perseroan”) didirikan pada tanggal 5 Desember

1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dengan akta No. 23 Mr. A.H. van

Ophuijsen, notaris di Batavia, disetujui oleh Gouverneur Generaal van

Nederlandsch-Indie dengan No.14 tanggal 16 Desember 1933, didaftarkan di

Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan

diumumkan dalam Tambahan No. 3 pada Javasche Courant tanggal 9 Januari

1934. Nama Perseroan diubah menjadi “ PT Unilever ” dengan akta notaris Ny.

Kartini Muljadi SH No. 171 tanggal 22 Juli 1980. Selanjutnya perubahan nama

Page 96: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

96

Perseroan menjadi “ PT Unilever Indonesia, Tbk”, dilakukan dengan akta Tn.

Mudofir Hadi SH No. 92 tanggal 30 Juni 1997. Akta ini disetujui oleh Menteri

Kehakiman dalam surat keputusan No. C2-1.049HT.01.04 TH.98 tanggal 23

Pebruari 1998 dan diumumkan dalam Tambahan No. 39 Berita Negara No. 2620

tanggal 15 Mei 1998. Pada tanggal 16 Nopember 1981 Perseroan mendapat izin

Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No.SI-009/PM/E/1981 untuk

menawarkan 15% sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 24 Juni

2003, para pemegang saham menyetujui untuk melakukan pemecahan saham

(stock split) dengan merubah nilai nominal saham dari Rp 100 menjadi Rp 10 per

lembar saham. Perubahan ini diaktakan dengan akta notaris Singgih Susilo SH

No. 46 tanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. C-17533 HT.01.04-

TH.2003. Kegiatan usaha Perseroan meliputi pembuatan sabun, deterjen,

margarin, minyak nabati dan makanan berinti susu, es krim, minuman dengan

bahan pokok teh dan produk-produk kosmetik.

B. Analisis Variabel

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program Eviews dan

Microsoft Excel. Data yang diolah adalah : Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG), Harga Saham Individual bulanan dari setiap emiten selama 4 tahun pada

periode 2005-2008, dan laporan keuangan tahunan seluruh emiten. Dalam

penelitian ini penulis membahas perusahaan di sektor makanan dan minuman

Page 97: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

97

(food and beverage), tetapi dari 17 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) hanya ada 14 Perusahaan yang memenuhi kelengkapan data yaitu

PT Aqua Gollden Mississipi (AQUA), PT Delta Djakarta Tbk (DLTA), PT

Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI),

PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Prashida Aneka Niaga Tbk (PSDN), PT

Sekar Laut Tbk (SKLT), PT Smart Tbk (SMAR), PT Tunas Baru Lampung Tbk

(TBLA), PT Ultra Jaya Milk Tbk (ULTJ), PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST),

PT Tiga Pilar Sejahtera food TBK (AISA), PT Siantar Top Tbk (STTP), dan PT

Unilever Indonesia, Tbk (UNVR)

Data yang dibutuhkan untuk perhitungan variabel independent perubahan

PER, perubahan DER, perubahan ROA, perubahan beta dan perubahan EVA yaitu

data laporan keuangan perusahaan sampel 2005-2008. Sedangkan untuk

perhitungan variabel dependen Return diperoleh dari perubahan harga saham

penutupan pada hari tanggal publikasi masing-masing perusahaan pada peirode

amatan. Sebelum kita menggunakan metode regresi berganda terlebih dahulu

dilakukan suatu pengujian normalitas data dan uji asumsi klasik, untuk

memastikan agar model regesi tidak menunjukkan bisa dan dapat digunakan

sebagai alat analisis yang reprentatif.

Jika seluruh tahapan pengujian asumsi klasik telah dilakukan dan model

regresi dinyatakan lolos pengujian maka proses selanjutnya adalah melakukan

analisis regresi berikut pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F.

Berikut ini adalah deskriptif statistik atas variabel dependen return dan

variabel independen (PPER, PDER, PROA, PBETA, PEVA) :

Page 98: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

98

1. Analisis Deskripsi Return Saham/Variabel dependen (Y)

Return Saham seperti tampak pada Tabel 1, digunakan untuk menngambarkan

hasil atau tingkat pengembalian yang diperoleh investor setelah melakukan

investasi atas saham. Return Saham merupakan tingkat pengembalian yang

diperoleh sebuah perusahaan dan melalui analisis berikut ini kita dapat

membandingkan tingkat pengembalian suatu emiten yang satu dengan yang lain.

Dan Contoh yang diambil yaitu Industri food and beverages yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Selma periode 2005 – 2008.

Analisis deskripsi dari return saham dapat digambarkan melalui tabel berikut :

TABEL 2

Return Saham (R¡) Periode 2005-2008

a. Sebelum Transformasi

Emiten 2005 2006 2007 2008

FAST 0.020 0.050 0.007 0.080

INDF 0.030 0.040 0.050 (0.070)

MYOR (0.020) 0.060 0.020 (0.040)

ULTJ (0.020) (0.020) (0.020) (0.020)

AQUA 0.050 0.060 0.030 (0.010)

UNVR 0.007 (0.002) 0.040 0.030

PSDN 0.100 0.200 0.240 0.200

SKLT 0.002 (0.010) (0.080) 0.200

SMAR 0.002 0.140 0.060 (0.040)

TBLA (0.050) 0,09 0.060 0.007

DLTA 0.130 0.040 (0.060) 0.070

MLBI 0.040 0.010 (0.001) 0.010

Page 99: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

99

STTP (0.010) 0.040 0.060 -0,06

AISA 0.020 0.050 0.200 (0.040)

AVERAGE 0.021 0.047 0.043 0.027

Sumber : Data Yang Diolah

b. Sesudah Transformasi

Emiten 2005 2006 2007 2008 Ri = Rata rata

FAST -3.91 -3.0 -4.96 -2.53 -3.6

INDF -3.51 -3.22 -3.0 -2.65 -3.01

MYOR -3.91 -2.81 -3.91 -3.21 -3.46

ULTJ -3.91 -3.91 -3.91 - 3.912 -3.91

AQUA -3.00 -2.81 -3.50 - 4.61 -3.48

UNVR -4.96 -6.21 -3.21 -3.51 -4.48

PSDN -2.30 -1.61 -1.43 -1.61 -1.74

SKLT -6.21 -4.61 -2.52 -1.61 -3.74

SMAR -6.21 -1.97 -2.81 -3.22 -3.55

TBLA -3.00 -4.61 -2.81 -4.96 -3.85

DLTA -2.04 -3.22 -2.81 -2.66 -1.28

MLBI -3.22 4.61 -6.91 -4.61 -2.53

STTP -4.61 -3.22 -2.81 -2.81 -3.36

AISA -3.91 -3.0 -1.61 -3.22 -2.93

AVERAGE -3.9 -2.8 -2.9 -3.22

Sumber : Data Yang Diolah

-10

-5

0

5

10

15

20

25

2005 2006 2007 2008

FAST

INDF

MYOR

ULTJ

AQUA

UNVR

PSDN

SKLT

SMAR

TBLA

DLTA

GAMBAR 1.1 Grafik Return Saham Sebelum Transformasi

Page 100: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

100

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

2005 2006 2007 2008

FAST

INDF

MYOR

ULTJ

AQUA

UNVR

PSDN

SKLT

SMAR

TBLA

DLTA

GAMBAR 1.2 Grafik Return Saham Sesudah Transformasi

Dari Gambar di atas dapat dilihat return saham rata-rata selama 4 tahun dari

masing-masing perusahaan dimana menunjukkan mayoritas return saham bernilai

positif antara lain adalah PSDN, AISA, DLTA, SMAR, FAST, dan AQUA.

Gambar 2.1 menjelaskan tingkat pengembalian (return) perusahaan tersebut

dalam grafik. Bila Return menunjukkan nilai yang positif maka return tersebut

menggambarkan bahwa investasi yang dilakukan pada saham perusahaan tersebut

akan menguntungkan. Sedangkan return saham yang menggambarkan nilai yang

negatif maka hal tersebut dapat merugikan investor bilamana melakukan investasi

contohnya pada ULTJ menunjukkan nilai negatif yaitu -0,02. Hal ini

menunjukkan berarti tidak menguntungkan bila investor melakukan investasi pada

PT ULTJ. Dari perusahaan tersebut hanya ada beberapa perusahaan yang

memiliki return lebih tinggi dari return rata-rata seluruh perusahaan yaitu PSDN,

FAST, AQUA, SKLT, SMAR, DLTA, AISA, UNVR, dan TBLA.

Setelah dilakukan transformasi di atas dapat dilihat return saham rata-rata

selama 4 tahun dari masing-masing perusahaan dimana menunjukkan return

saham bernilai negatif antara lain adalah UNVR, ULTJ, TBLA, SMAR, dan

Page 101: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

101

MYOR. Gambar 2.2 menjelaskan tingkat pengembalian (return) perusahaan

tersebut dalam grafik. Bila Return menunjukkan nilai yang positif maka return

tersebut menggambarkan bahwa investasi yang dilakukan pada saham perusahaan

tersebut akan menguntungkan. Sedangkan return saham yang menggambarkan

nilai yang negatif maka hal tersebut dapat merugikan investor bilamana

melakukan investasi contohnya pada UNVR -4.48 menunjukkan nilai negatif

yaitu Hal ini menunjukkan berarti tidak menguntungkan bila investor melakukan

investasi pada PT UNVR.

2. Analisis Deskripsi Debt To Equity Ratio/Variabel Independen ( X1 )

Debt to Equity Ratio (DER) termasuk bagian dari rasio Laverage. Rasio ini

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

panjangnya. Rasio laverage dapat dihitung berdasarkan informasi dari neraca,

yaitu dari pos-pos aktiva dan pos-pos hutang.

Debt to equity ratio merupakan rasio yang membandingkan total hutang

dengan total ekuitas dari pemegang saham.Dengan demikian, Debt to Equity Ratio

juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh

perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak terbayarkan suatu hutang.

Debt to Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang

(leverage) terhadap total modal sendiri (shareholders’equity) yang dimiliki

perusahaan.

Page 102: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

102

Berikut ini adalah hasil perhitungan Debt To Equity Ratio (DER) pada 14

Perusahaan di Sektor Food And Beverages selama 4 tahun pada periode 2005-

2008.

TABEL 3

Debt To Equity Ratio (DER) Periode 2005-2008

a. Sebelum Transformasi

Emiten 2005 2006 2007 2008

FAST 0.66 0.68 0.66 0.64

INDF 2.56 2.33 1.86 2.72

MYOR 0.61 0.58 0.68 1.04

ULTJ 3.44 1.37 0.57 0.46

AQUA 0.78 0.77 0.72 0.78

UNVR 0.76 0.95 0.79 0.9

PSDN 0.22 1.86 2.07 1.94

SKLT 4.45 3.03 0.84 0.95

SMAR 1.38 1.06 1.2 1.05

TBLA 1.83 1.37 1.47 1.5

DLTA 0.32 0.31 0.24 0.28

MLBI 1.64 2.08 2.22 1.68

STTP 0.45 0.36 0.37 0.72

AISA 2.76 2.82 3.36 1.46

AVERAGE 1.56 1.4 1.21 1.15

Sumber : Data Yang Diolah

b. Sesudah Transformasi

Emiten 2005 2006 2007 2008 Ri = Rata-rata

FAST -0.42 -0.39 -0.42 -0.45 -0.42

INDF 0.94 0.85 0.62 1.00 0.85

Page 103: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

103

MYOR -0.49 -0.54 -0.39 0.04 -0.35

ULTJ 1.23 0.31 -0.56 -0.78 0.05

AQUA -0.25 -0.26 -0.33 -0.25 -0.27

UNVR -0.27 -0.05 -0.24 -0.11 -0.17

PSDN -1.51 0.62 0.73 0.66 0.12

SKLT 1.49 1.11 -0.17 -0.05 0.59

SMAR 0.32 0.06 0.18 0.05 0.15

TBLA 0.60 0.31 0.39 0.41 0.43

DLTA -1.14 -1.17 -1.43 -1.27 -1.25

MLBI 0.49 0.73 0.80 0.52 0.64

STTP -0.79 -1.02 -1.00 -0.33 -0.79

AISA 1.02 1.04 1.21 0.38 0.91

AVERAGE 0.09 0.11 -0.04 -0.01

Sumber : Data Yang Diolah

Tingkat Penurunan Dan Kenaikan Debt To Equity Ratio (DER) dapat dilihat

melalui grafik berikut ini :

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

2005 2006 2007 2008

FAST

INDF

MYOR

ULTJ

AQUA

UNVR

PSDN

SKLT

SMAR

TBLA

DLTA

GAMBAR 2.1 GRAFIK Debt To Equity Ratio (DER) Sebelum Transformasi

-2

-1.5

-1

-0.5

0

0.5

1

1.5

2005 2006 2007 2008

FAST

INDF

MYOR

ULTJ

AQUA

UNVR

PSDN

SKLT

SMAR

TBLA

GAMBAR 2.2 GRAFIK Debt To Equity Ratio (DER) Sesudah Transformasi

Page 104: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

104

Dari Tabel 2 dan gambar 2.1 di atas dapat dilihat bahwa Debt To Equity Ratio

(DER) rata-rata dari 14 Perusahaan di sektor Food and Beverages yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 4 tahun 1.33. Dan dari 14 perusahaan

tersebut ada 7 perusahaan yang memiliki ratio di atas rata-rata perusahaan di

sektor Food and Beverages yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu PT

AISA, PT INDF, PT SKLT, PT MLBI, PT TBLA, PT PSDN dan PT ULTJ. PT

Tiga Pilar Sejahtera food TBK (AISA) memiliki Debt To Equity Ratio (DER)

paling tinggi.

Setelah dilakukan transformasi pada gambar 2.2 di atas dapat dilihat bahwa

Debt To Equity Ratio (DER) rata-rata dari 14 Perusahaan di sektor Food and

Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 4 tahun 1.33. Dan

dari 14 perusahaan tersebut ada 7 perusahaan yang memiliki ratio di atas rata-rata

perusahaan di sektor Food and Beverages yang listed di Bursa Efek Indonesia

(BEI), yaitu PT AISA, PT INDF, PT MLBI, PT SKLT, PT TBLA, PT PSDN dan

PT ULTJ. PT Tiga Pilar Sejahtera food TBK (AISA) memiliki Debt To Equity

Ratio (DER) paling tinggi.

3. Analisis Deskripsi Price Earning Ratio (PER)/ Variabel Independen ( X2 )

Rasio ini sering digunakan oleh analisis sekuritas untuk menilai harga saham,

oleh karena itu rasio ini menggambarkan kesediaan investor membayar suatu

jumlah untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan. Price Earning Ratio

merupakan perbandingan antara harga saham dengan laba per saham (Earning per

Share).

Page 105: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

105

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

Harga Saham

PER = _________________

Laba Per Lembar Saham

Berikut ini adalah hasil perhitungan Price Earning Ratio (PER) pada 14

Perusahaan di Sektor Food And Beverages selama 4 tahun pada periode 2005-

2008

TABEL 4

Price Earning Ratio (PER) Periode 2005-2008

a. Sebelum Transformasi

Emiten 2005 2006 2007 2008

FAST 10.31 8.99 12.27 11.66

INDF 63.72 14.02 26.69 5.39

MYOR 16.06 8.83 8.71 4.7

ULTJ 5.14 2.56 36.17 5.12

AQUA 10.35 23.45 24.47 25.63

UNVR 21.56 20.74 24.51 21.81

PSDN 0.91 8.75 13.33 7.7

SKLT 3.04 53.61 15.93 10.59

SMAR 5.94 13.47 15.99 2.59

TBLA 58.01 10.6 37.48 2.18

DLTA 1.39 1.91 6.07 4.58

MLBI 11.01 14.71 18.3 4.9

STTP 19.34 13.28 35.69 12.94

Page 106: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

106

AISA 62.36 13.33 47.12 17.5

AVERAGE 20.65 14.88 23.05 9.80

Sumber : Data Yang Diolah

b. Sesudah Transformasi

Emiten 2005 2006 2007 2008 Ri = Rata-rata

FAST 2.33 2.20 2.51 2.46 2.37

INDF 4.15 2.64 3.28 1.68 2.94

MYOR 2.78 2.18 2.16 1.55 2.17

ULTJ 1.64 0.94 3.59 1.63 1.95

AQUA 2.34 3.15 3.20 3.24 2.98

UNVR 3.07 3.03 3.20 3.08 3.10

PSDN -0.09 2.17 2.59 2.04 1.68

SKLT 1.11 3.98 2.77 2.36 2.56

SMAR 1.78 2.60 2.77 0.95 2.03

TBLA 4.06 2.36 3.62 0.78 2.71

DLTA 0.33 0.65 1.80 1.52 1.08

MLBI 2.40 2.69 2.91 1.59 2.40

STTP 2.96 2.59 3.57 2.56 2.92

AISA 4.13 2.59 3.85 2.86 3.36

AVERAGE 2.36 2.41 2.99 2.02

Sumber : Data Yang Diolah

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

2005 2006 2007 2008

FAST

INDF

MYOR

ULTJ

AQUA

UNVR

PSDN

SKLT

SMAR

GAMBAR 3.1 GRAFIK Price Earning Ratio (PER) Sebelum Transformasi

Page 107: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

107

-1

0

1

2

3

4

5

2005 2006 2007 2008

FAST

INDF

MYOR

ULTJ

AQUA

UNVR

PSDN

SKLT

SMAR

TBLA

GAMBAR 3.2 GRAFIK Price Earning Ratio (PER) Sesudah Transformasi

Dari tabel 3 dan gambar 3.1 di atas dapat diketahui bahwa Price Earning

Ratio (PER) yang dapat diperoleh dari laporan keuangan masing-msing

perusahaan di sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) memiliki rata-rata dari 14 perusahaan selama periode 2005-2008 sebesar

21,45. Ada 5 perusahaan yang mempunyai Price Earning Ratio di atas rata-rata

dari 14 perusahaan tersebut, yaitu PT AISA, PT INDF, PT TBLA, PT UNVR, dan

PT AQUA. PT Tiga Pilar Sejahtera food TBK (AISA) memiliki nilai Price

Earning Ratio (PER) yang paling tinggi yaitu 35.08 Total Rata-rata Harga Saham

Per Laba Bersih Per saham Periode 2005-2008.

Setelah dilakukan transformasi dapat dilihat pada tabel dan gambar 3.2 di atas

dapat diketahui bahwa Price Earning Ratio (PER) yang dapat diperoleh dari

laporan keuangan masing-msing perusahaan di sektor Food and Beverages yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki rata-rata dari 14 perusahaan

selama periode 2005-2008 sebesar 21,45. Ada 5 perusahaan yang mempunyai

Price Earning Ratio di atas rata-rata dari 14 perusahaan tersebut, yaitu PT AISA,

PT UNVR, PT AQUA, PT INDF, dan PT STTP. PT Tiga Pilar Sejahtera food

TBK (AISA) memiliki nilai Price Earning Ratio (PER) yang paling tinggi yaitu

Page 108: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

108

3.36. Total Rata-rata Harga Saham Per Laba Bersih Per saham Periode 2005-

2008.

4. Analisis Deskripsi Return On Assets (ROA)/Variabel Independen ( X3 )

Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat

profitabilitas suatu perusahaan. ROA digunakan untuk mengetahui besarnya laba

bersih yang dapat diperoleh dari opersional perusahaan dengan menghitungnya

menggunakan seluruh kekayaannya. Tinggi rendahnya ROA tergantung pada

pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi

dari opersional perusahaan.

Semakin tinggi ROA semakin efisiensi dari opersional perusahaan dan

sebaliknya. Rendahnya ROA dapat disebabkan oleh banyaknya asset perusahaan

yang menganggur, investasi dalam persediaan yang terlalu banyak, kelebihan

uang kertas, dan aktiva tetap beroperasi dibawah normal. Return On Asset (ROA)

digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghsilkan

keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

Berikut ini adalah hasil perhitungan Return On Assets pada 14 Perusahaan di

Sektor Food And Beverages selama 4 tahun pada periode 2005-2008.

Page 109: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

109

TABEL 5

Return On Assets (ROA) Periode 2005-2008

a. Sebelum Transformasi

Emiten 2005 2006 2007 2008

FAST 0.11 0.14 0.16 0.16

INDF 0.01 0.04 0.03 0.03

MYOR 0.03 0.06 0.07 0.07

ULTJ 0.47 0.34 0.02 0.17

AQUA 0.09 0.06 0.07 0.08

UNVR 0.37 0.37 0.37 0.37

PSDN 0.42 0.04 0.03 0.04

SKLT 0.97 0.05 0.03 0.02

SMAR 0.07 0.12 0.12 0.1

TBLA 0.004 0.03 0.04 0.02

DLTA 0.1 0.07 0.08 0.12

MLBI 0.15 0.12 0.14 0.24

STTP 0.02 0.03 0.03 0.008

AISA 0.1 0.36 0.02 0.03

AVERAGE 0.21 0.13 0.09 0.10

Sumber : Data Yang Diolah

b. Sesudah Transformasi

Emiten 2005 2006 2007 2008 Ri = Rata-rata

FAST -2.21 0.04 -1.83 -1.83 -1.96

INDF -4.61 0.05 -3.51 -3.51 -3.71

MYOR -3.51 0.04 -2.66 -2.66 -2.91

ULTJ -0.76 0.05 -3.91 -1.77 -1.88

AQUA -2.41 0.04 -2.66 -2.53 -2.60

UNVR -1.00 0.05 -1.00 -1.00 -1.00

Page 110: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

110

PSDN -0.87 0.03 -3.51 -3.22 -2.70

SKLT -0.03 0.05 -3.51 -3.91 -2.61

SMAR -2.66 0.03 -2.12 -2.30 -2.30

TBLA -5.52 0.05 -3.22 -3.91 -4.04

DLTA -2.30 0.05 -2.53 -2.12 -2.40

MLBI -1.89 0.05 -1.97 -1.43 -1.85

STTP -3.91 0.04 -3.51 -4.83 -3.94

AISA -2.30 0.04 -3.91 -3.51 -2.69

AVERAGE -2.43 -2.43 -2.84 -2.75

Sumber : Data Yang Diolah

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2005 2006 2007 2008

FAST

INDF

MYOR

ULTJ

AQUA

UNVR

PSDN

SKLT

SMAR

TBLA

DLTA

Gambar 4.1 Grafik Return On Assets (ROA) Sebelum Transformasi

-6

-5

-4

-3

-2

-1

0

2005 2006 2007 2008

FAST

INDF

MYOR

ULTJ

AQUA

UNVR

PSDN

SKLT

SMAR

TBLA

Gambar 4.2 Grafik Return On Assets (ROA) Sesudah Transformasi

Dari tabel 4 dan gambar 4.1 di atas dapat diketahui bahwa Return On Assets

(ROA) rata-rata dari 14 perusahaan di sektor Food and Beverages selama 4 Tahun

sebesar 13% dan dari 14 Perusahaan tersebut ada 5 perusahaan yang mempunyai

Return On Assets (ROA) di atas rata-rata perusahaan di sektor Food and

Page 111: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

111

Beverages , yaitu PT UNVR, PT SKLT, dan PT MLBI. PT Unilever Indonesia

Tbk (UNVR) memilik nilai Return On Assets (ROA) paling tinggi yaitu 37%.

Setelah dilakukan transformasi dari tabel dan gambar 4.2 di atas dapat

diketahui bahwa Return On Assets (ROA) rata-rata dari 14 perusahaan di sektor

Food and Beverages selama 4 Tahun sebesar -2.61% dan dari 14 Perusahaan

tersebut ada 5 perusahaan yang mempunyai Return On Assets (ROA) di atas rata-

rata perusahaan di sektor Food and Beverages , yaitu PT UNVR, PT MLBI, PT

ULTJ, PT FAST, dan PT SMAR. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) memiliki

nilai Return On Assets (ROA) paling tinggi.

5. Analisis Deskripsi Beta (Risiko Sistematik)/Variabel Independen ( X4 )

Risiko sistematis atau risiko yang tidak dapat didiversifikasi (dihindarkan),

disebut juga dengan risiko pasar. Beta adalah pengukur volatilitas suatu risiko

sistematis pada sekuritas. Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan titik estimasi

yang menggunakan data historis maupun estimasi secara subjektif.Beta historis

dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar (return

sekuritas dan return pasar).

Berikut ini adalah hasil perhitungan) Beta (Risiko Sistematik) pada 14

Perusahaan di Sektor Food And Beverages selama 4 tahun pada periode 2005-

2008.

Page 112: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

112

TABEL 6

Beta (Risiko Sistematik) Periode 2005-2008

a. Sebelum Transformasi

Emiten 2005 2006 2007 2008

FAST 1.010 1.040 1.050 0.930

INDF 1.010 1.050 1.040 0.940

MYOR 1.020 1.040 1.050 0.940

ULTJ 1.020 1.050 1.050 0.940

AQUA 1.010 1.040 1.050 0.940

UNVR 1.020 1.050 1.050 0.930

PSDN 1.000 1.030 1.020 0.920

SKLT 1.020 1.050 1.060 0.920

SMAR 1.020 1.030 1.040 0.940

TBLA 1.020 1.050 1.040 0.940

DLTA 1.010 1.050 1.060 0.930

MLBI 1.010 1.050 1.050 0.940

STTP 1.020 1.040 1.040 0.940

AISA 1.010 1.040 1.020 0.940

AVERAGE 1.01 1.05 1.04 0.93

Sumber : Data Yang Diolah

b. Sesudah Transformasi

Emiten 2005 2006 2007 2008 Ri = Rata-rata

FAST 0.01 0.04 0.05 -0.07 0.01

INDF 0.01 0.05 0.04 -0.06 0.01

MYOR 0.02 0.04 0.05 -0.06 0.01

ULTJ 0.02 0.05 0.05 -0.06 0.01

AQUA 0.01 0.04 0.05 -0.06 0.01

UNVR 0.02 0.05 0.05 -0.07 0.01

Page 113: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

113

PSDN 0 0.03 0.02 -0.08 -0.01

SKLT 0.02 0.05 0.06 -0.08 0.01

SMAR 0.02 0.03 0.04 -0.06 0.01

TBLA 0.02 0.05 0.04 -0.06 0.01

DLTA 0.01 0.05 0.06 -0.07 0.01

MLBI 0.01 0.05 0.05 -0.06 0.01

STTP 0.02 0.04 0.04 -0.06 0.01

AISA 0.01 0.04 0.02 -0.06 0

AVERAGE 0.01 0.04 0.04 -0.07

Sumber : Data Yang Diolah

85

90

95

100

105

110

2005 2006 2007 2008

FAST

INDF

MYOR

ULTJ

AQUA

UNVR

PSDN

SKLT

SMAR

TBLA

DLTA

Gambar 5.1 Grafik Beta (Risiko Sistematik) Sebelum Transformasi

-0.08

-0.06

-0.04

-0.02

0

0.02

0.04

0.06

2005 2006 2007 2008

FAST

INDF

MYOR

ULTJ

AQUA

UNVR

PSDN

SKLT

SMAR

TBLA

DLTA

Gambar 5.2 Grafik Beta (Risiko Sistematik) Sesudah Transformasi

Dalam pembahasan sebelumnya kepekaan return saham terhadap perubahan

pasar biasa disebut dengan beta atau beta investasi. Beta dapat dihitung

berdasarkan data historis return saham dan proyeksinya serta return pasar saham.

Beta saham positif berarti mempunyai hubungan positif dengan kondisi pasar, bila

Page 114: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

114

return negatif maka pasar naik dan return saham juga naik dan sebaliknya. Nilai

dari beta ( ß) tersebut dapat dihitung dengan rumus Budie Et.al (1999:166)

ß = N Σ XY – (Σ X) ( Σ Y)

Keterangan :

X = Return Pasar (Rm)

Y = Return Saham (Ri)

N = Jumlah data

ß = Beta Saham

Beta saham juga dapat diperoleh dengan teknik CAPM ( Capital Asset Pricing

Model) yang merupukan hubungan tingkat pendapatan yang diharapkan dari suatu

asset yang berisiko dengan risiko dari asset tersebut pada kondisi pasar yang

seimbang (equilibrium). Dalam kondisi equilibrium tingkat keuntungan yang

diharapkan oleh pemodal akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Menurut

teori CAPM tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu sekuritas dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

E (Ri) = Rf + ßi { E (Rm) – Rf }

Keterangan :

E (Ri) = Tingkat pencapaian yang diharapkan dari sekuritas i

Rf = Tingkat pendapatan bebas risiko

E ( Rm ) = Tingkat pendapatan yang diharapkan dari portofolio pasar

ßi = Risiko sekuritas i

Page 115: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

115

Dari rumus di atas dapat diketahui perhitungan beta selama 4 tahun periode

2005-2008. Dari rumus di atas dapat diketahui perhitungan beta selama 4 tahun

periode 2005-2008. Hasil perhitungan koefisien beta (systematic risk) dari tiap

saham selama 4 tahun dapat dilihat pada Tabel 5 dan Gambar 5. Pada tabel dan

gambar tersebut menunjukkan bahwa semua saham perusahaan mempunyai beta

positif. Dari hasil perhitungan beta tersebut dapat dilihat bahwa terdapat saham

yang lebih besar dari 1 ( ß > 1 ) yaitu PT FAST, PT INDF, PT MYOR, PT ULTJ,

PT AQUA, PT UNVR, PT SKLT, PT SMAR, PT TLBA, PT DLTA, PT MLBI,

dan PT STTP. Oleh karena itu, saham yang mempunyai beta lebih besar dari satu

lebih berisiko daripada saham perusahaan lain yang dapat dikategorikan sebagai

saham agresif, berarti tingkat pengembalian saham berubah melalui proporsi dan

kelebihan return pasar.

Setelah dilakukan transformasi dapat diketahui hasil perhitungan koefisien

beta (systematic risk) dari tiap saham selama 4 tahun dapat dilihat pada Tabel 5

dan Gambar 5.2 Pada tabel dan gambar tersebut menunjukkan bahwa semua

saham perusahaan mempunyai beta positif. Dari hasil perhitungan beta tersebut

dapat dilihat bahwa semua saham yang lebih kecil dari 1 ( ß < 1 ). Oleh karena itu,

saham yang mempunyai beta lebih kecil dari satu dapat dikategorikan sebagai

saham lemah atau defensif stock, berarti kelebihan return saham berubah di bawah

proporsi dari kelebihan return pasar meningkat 5%, maka return saham akan lebih

kecil dari 5 %.

Page 116: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

116

6. Analisis Deskripsi Economic Value Added (EVA)/Variabel Independen ( X5 )

EVA dapat ditentukan untuk divisi serta untuk perusahaan secara keseluruhan

EVA dapat dihitung sebagai laba operasi sesudah pajak (NOPAT) dikurangi biaya

modal. Biaya modal sama dengan modal yang diinvestasikan perusahaan

dikalikan dengan biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of

capital/WACC). Sebaliknya WACC adalah jumlah biaya dari setiap kompomen

modal baik utang maupun ekuitas ditimbang berdasarkan proporsi

relatifnya,dalam struktur modal perusahaan nilai pasar.jadi EVA= NOPAT - biaya

kapital atau EVA = NOPAT – (ex capital).Berikut ini adalah hasil perhitungan)

Economic Value Added (EVA) pada 14 Perusahaan di Sektor Food And Beverages

selama 4 tahun pada periode 2005-2008.

TABEL 7

Economic Value Added (EVA) Periode 2005-2008

a. Sebelum Transformasi

Emiten 2005 2006 2007 2008

FAST 33,276,588.20 55,501,585.20 121,863,560 91,867,410.70

INDF -343,482.26 568,480.54 434,189.08 1,611,580.43

MYOR 36,116,718,405.60 18,214,266.90 94,215,459.70 116,723,572

ULTJ 6,781,328,203 -10,091,167 -3,474,505.10 199,002,174

AQUA 32,754,067 13,428,778.60 13,776,816.80 183,212,393

UNVR 1,300,160.08 1,695,433.43 1,933,114 2,207,335.10

PSDN -1,283,659,690 -15,083,977 -298,872,827 4,831,809.70

SKLT 90,488,404.10 45,214,109.90 7,430,050.90 -12,765,476

SMAR 172,170,812,050 -63,963.78 577,793.94 983,915,878

Page 117: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

117

TBLA 28,514.60 36,977.82 2,660.60 10,205.06

DLTA 2,657,399.10 43,859,420 82,377,718.80 143,485,147

MLBI 71,382.78 71,291.65 84,456 229,985.14

STTP 25,442,431 -16,385,292 -12,534,235 6,591,371.04

AISA -35,510,182 -12,226,753 -67,462,606 7,979,485.36

AVERAGE 15281097447 8909942.233 -4260596.663 123493062.2

Sumber : Data Yang Diolah

b. Sesudah Transformasi

Emiten 2005 2006 2007 2008 Ri = Rata-rata

FAST 17.32 17.83 19 18.34 18.03

INDF 12.75 13.25 12.98 14.29 13.31

MYOR 24.31 16.72 18.36 19 19.49

ULTJ 23 16 15.06 19 18.23

AQUA 17 16.41 16.44 19 17.30

UNVR 14.08 14.34 14 14.61 14.38

PSDN 21 17 20 15.39 18.10

SKLT 18.32 17.63 15.82 16 17.04

SMAR 26 11.07 13.27 21 17.73

TBLA 10.26 10.52 7.89 9.23 9.47

DLTA 14.79 18 18.23 19 17.35

MLBI 11.18 11.17 11 12.35 11.51

STTP 17 17 16 15.70 16.42

AISA 17 16 18 15.89 16.91

AVERAGE 17.44 15.15 15.45 16.31

Sumber : Data Yang Diolah

-300

-200

-100

0

100

200

300

400

500

600

2005 2007

FAST

INDF

MYOR

ULTJ

AQUA

UNVR

PSDN

SKLT

SMAR

TBLA

DLTA

Gambar 6.1 Economic Value Added (EVA) Sebelum Transformasi

Page 118: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

118

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2005 2007

FAST

INDF

MYOR

ULTJ

AQUA

UNVR

PSDN

SKLT

SMAR

TBLA

Gambar 6.2 Economic Value Added (EVA) Sesudah Transformasi

Dari tabel 6 dan gambar 6.1 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai Economic

Value Added (EVA) selama 4 tahun periode 2005-2008 pada masing-masing

perusahaan sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

menunjukkan mayoritas positif, antara lain PT PT Aqua Gollden Mississipi

(AQUA), PT Delta Djakarta Tbk (DLTA), PT Indofood Sukses Makmur Tbk

(INDF), PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), PT Mayora Indah Tbk

(MYOR), PT Sari Husada Tbk (SHDA), PT Sekar Laut Tbk (SKLT), PT Smart

Tbk (SMAR), PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA), PT Ultra Jaya Milk Tbk

(ULTJ), PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), dan PT Siantar Top Tbk (STTP).

Bila EVA positif, menunnjukkan aset besar dan ekspansi usaha yangdilakukan

malah akan mempercantik kinerja perusahaan Namun, ketika spread EVA negatif,

aset besar malah dapat semakin memperburuk kinerja perusahaan ,dan ini

pertanda saat yang tepat bagi perusahaan mempertimbangkan mendivestasi

asetnya itu yang terjadi pada PT Tiga Pilar Sejahtera food TBK (AISA), dan PT

Prashida Aneka Niaga Tbk (PSDN).

Setelah dilakukan transformasi Dari tabel 6 dan gambar 6.2 dapat dilihat

bahwa rata-rata nilai Economic Value Added (EVA) selama 4 tahun periode 2005-

Page 119: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

119

2008 pada masing-masing semua perusahaan sektor Food and Beverages yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukkan mayoritas positif, antara lain PT

PT Aqua Gollden Mississipi (AQUA), PT Delta Djakarta Tbk (DLTA), PT

Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI),

PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Sari Husada Tbk (SHDA), PT Sekar Laut

Tbk (SKLT), PT Smart Tbk (SMAR), PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA), PT

Ultra Jaya Milk Tbk (ULTJ), PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), PT Siantar

Top Tbk (STTP), PT Tiga Pilar Sejahtera food TBK (AISA), dan PT Prashida

Aneka Niaga Tbk (PSDN) Bila EVA positif, menunnjukkan aset besar dan

ekspansi usaha yang dilakukan malah akan mempercantik kinerja perusahaan

Namun, ketika spread EVA negatif, aset besar malah dapat semakin

memperburuk kinerja perusahaan ,dan ini pertanda saat yang tepat bagi

perusahaan mempertimbangkan mendivestasi asetnya itu.

C. Penemuan

1. Pengujian Model 1

a. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum digunakan dalam analisis penelitian ini dilakukan pengujian

persyaratan analisis data terlebih dahulu yang meliputi uji normalitas data, uji

autokorelasi, uji multikolineritas, dan uji heterokedastisitas Namun untuk

mengatasi masalah- masalah asumsi klsik seperti no multicolinearity, no

autocorrelation, dan no heteroscedasticity, penulis menerapkan metode

generalized least square cross section weight, dan metode white

Page 120: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

120

heteroscedasticity consistent covariance dalam mengestimasi persamaan kedua

treatment tersebut sudah disediakan dalam software EViews dengan transformasi

logaritma. Dalam pengujian pada penelitian ini diterapkan variabel-variabel

independent seperti DER, PER, ROA, dan beta. Return saham sebagai variabel

dependent (Y) Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian terhadap variabel-

variabel independent yaitu uji normalitas data, uji autokorelasi, uji

multikolineritas, dan uji heterokedastisitas. Berikut ini pengujian yang diterapkan

1) Uji Normalitas Data

Sebelum dilakukan analisis korelasi Product Moment maka dilakukan uji

asumsi normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak.

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi

normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala

ordinal, interval, ataupun rasio (Duwi Priyatno, 2008). Setelah dilaksanakan uji

normalitas data, hasil yang diperoleh dapat dilihat pada gambar 7. berikut ini :

GAMBAR 7

Uji Normalitas Data (Pengujian Model 1)

0

1

2

3

4

5

6

-1.0 -0.5 0.0 0.5

Series: Residuals

Sample 1 14

Observations 13

Mean -5.21e-16

Median 0.185258

Maximum 0.540917

Minimum -1.062991

Std. Dev. 0.476316

Skewness -0.867093

Kurtosis 2.813408

Jarque-Bera 1.647867

Probability 0.438703

Sumber : Output EViews

Page 121: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

121

Dari penjelasan gambar di atas menunjukkan bahwa setelah dilakukan uji

normalitas data dengan menggunakan fasilitas pada Eviews maka semua variabel

pada pengujian model 1 menunjukkan bahwa penelitian di atas berdistribusi

normal k atau dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas dapat dipenuhi. Hal

ini dapat dilihat dari nilai Jarque Beta pada penelitian ini sebesar 1.648

Berdasarkan uji statistik Jarque beta, nilai statistiknya sebesar 1.648 dengan

probabilitasnya 43.87 % dimana probabilitas lebih dari ά = 0.05. Oleh karena itu

kita tidak bisa menolak hipotesis nol dan menunjukkan bahwa penelitian tersebut

berdistribusi normal, sehingga dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas

dapat dipenuhi.

2) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada suatu tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara

residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi (Duwi

Priyatno, 2008). Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

bentuk model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-l (Ghozali,2001:67) Berdasarkan hasil

perhitungan diketahui hasil uji autokorelasi dengan metode Uji Breusch-Godfrey

Serial Correlation LM Test yaitu :

Page 122: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

122

TABEL 8

Uji Autokorelasi Menggunakan

Uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.105397 Probability 0.974460

Obs*R-squared 1.239525 Probability 0.871549

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 03/02/10 Time: 16:31

Presample and interior missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(DER) -0.032706 0.530814 -0.061615 0.9538

LOG(PER) 0.261379 0.539556 0.484434 0.6534

LOG(ROA) -0.032364 0.315172 -0.102686 0.9232

LOG(BETA) -35.55973 63.37496 -0.561101 0.6047

C -0.301393 1.274022 -0.236568 0.8246

RESID(-1) -0.957952 0.880051 -1.088519 0.3376

RESID(-2) 0.030007 0.755837 0.039700 0.9702

RESID(-3) 0.538557 0.751937 0.716227 0.5134

RESID(-4) 1.067257 0.990820 1.077146 0.3420

R-squared 0.095348 Mean dependent var -5.21E-16

Adjusted R-squared -1.713956 S.D. dependent var 0.476316

S.E. of regression 0.784687 Akaike info criterion 2.558898

Sum squared resid 2.462937 Schwarz criterion 2.950016

Log likelihood -7.632834 F-statistic 0.052699

Durbin-Watson stat 0.841996 Prob(F-statistic) 0.999618

Sumber : Output EViews

Dari hasil output di atas menunjukkan bahwa nilai Obs*R Squared

mempunyai probabilita sebesar 0.8715 dimana probabilitas lebih dari ά = 0.05

atau 5 %. Berarti probabilitas tersebut memberikan putusan untuk tidak dapat

menolak hipotesis. Dengan hipotesis :

Page 123: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

123

Ho : Tidak ada autokorelasi

H1 : Tidak demikian

Maka dapat disimpulkan bahwa persamaan sudah tidak mengandung

autokorelasi lagi. Sedangkan pada bagian merupakan persamaan yang digunakan

dalam LM Test untuk menguji autokorelasi, sebagaimana yang telah dipelajari.

Terlihat bahwa residual tidak dipengaruhi secara signifikan oleh variabel residual

lag 1 dan residual lag 1, residual lag 2, residual lag 3, dan residual lag 4, juga oleh

variabel LOG(DER), LOG(PER), LOG)(ROA), dan LOG (Beta). Dengan kondisi

demikian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa model sudah tidak mengandung

autokorelasi.

3) Uji Multikolineritas

Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik multikolinieritas, yaitu adanya hubungan linear antar

variabel independent dalam model regresi. Uji tentang multikolinieritas ini

dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang

linear antara variabel bebas (independent) satu dengan variabel bebas

(independent) yang lain.(Sudarmanto,2005). Berdasarkan hasil perhitungan

diketahui hasil uji multikolinieritas dengan metode Melihat Korelasi Antara

Kedua Variabel Bebas yaitu

Page 124: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

124

TABEL 9

Uji Multikolineritas dengan

Metode Melihat Korelasi antara Kedua Variabel Bebas

VARIABEL LOG(RETURN) LOG(DER) LOG(PER) LOG(ROA) LOG(BETA)

LOG(RETURN) 1.000000 -0.027634 -0.322032 0.445627 -0.759771

LOG(DER) -0.027634 1.000000 0.588472 0.138791 -0.257624

LOG(PER) -0.322032 0.588472 1.000000 -0.177527 0.115771

LOG(ROA) 0.445627 0.138791 -0.177527 1.000000 -0.125846

LOG(BETA) -0.759771 -0.257624 0.115771 -0.125846 1.000000

Sumber : Output EViews

Dari hasil kolerasi diatas menunujukkan bahwa LOG (DER) mempunyai

korelasi sebesar -0.027634, LOG (PER) sebesar -0.322032 , LOG (ROA) sebesar

0.445627, dan LOG (Beta) sebesar -0.759771. Pada semua variabel menunjukkan

korelasi yang tidak kuat dalam arti besarnya kurang dari 0.8, bahwa diduga semua

variabel tidak terjadi multikolilieritas.

4) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan

varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi (Duwi Priyatno,

2008). Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

terjadi ketidaksamaan dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui hasil uji heterokedastisitas sebagai

berikut :

Page 125: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

125

TABEL 10

Uji Heterokedastisitas dengan Metode White Heteroskedasticity Test

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 0.367484 Probability 0.893550

Obs*R-squared 5.507065 Probability 0.702257

Sumber : Output EViews

Dari output yang dihasilkan dapat dilihat bahwa setelah diuji dengan White

Heteroscedasticity (no cross term) nilai probabilitas R*Obs Squared sebesar

0.702. Hasilnya dapat dilihat bahwa probabilitas lebih besar dari ά = 0.05. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak adanya heteroskedastisitas.

b. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan secara parsial, yaitu menguji masing masing

pengaruh variabel Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER),

Return On Assets (ROA), dan beta dengan menggunakan uji t dan dengan menguji

secara serempak dengan uji F, serta uji regresi linear berganda. Berikut ini adalah

pengujian hipotesis yang dilakukan beserta hasilnya :

1) Uji t

Uji t adalah pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi variabel independent (X1 X2 X3,…… Xn ).secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen (Y). Dalam sub bab ini diuraikan bahwa

hasil pengujian hipotesis dari hasil uji t dengan melalui langkah-langkah yang

Page 126: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

126

telah disebutkan dalam bab sebelumnya. Berikut hasil pengujian hipotesis pada

model 1 :

a) Variabel Debt to Equity Ratio (DER)

Dari hasil olah data menggunakan Eviews dapat nilai signifikansi LOG Debt

to Equity Ratio (DER) sebesar 0.2574 yang lebih besar dari tingkat signifikansi ά

= 5 %, Sedangkan nilai t hitung dari variabel ini -1.2119596.

Ho1 diterima atau Ha1 ditolak karena P.LOG (DER) > ά, artinya bahwa

statistik variabel Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap return saham.

Koefisien regresi variabel LOG DER (X1) sebesar -0.426926, artinya jika

variabel independent lain nilainya tetap dan LOG (DER) mengalami kenaikan 1

%, maka LOG return saham (Y) akan mengalami penurunan sebesar -0.426926.

Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara LOG (DER) dan

LOG Return saham, semakin naik LOG (DER) maka semakin turun LOG return

saham.

Hasil pengujian hipotesis variabel DER menunjukkan bahwa tidak terdapat

pengaruh signifikan dari variabel independent DER terhadap variabel dependen

return saham.

Page 127: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

127

b) Variabel Price Earning Ratio (PER)

Dari hasil olah data menggunakan Eviews dapat nilai signifikansi LOG Price

Earning Ratio (PER) sebesar 0.9744 yang lebih besar dari tingkat signifikansi ά =

5 %, Sedangkan nilai t hitung dari variabel ini 0.033159.

Ho2 diterima atau Ha2 ditolak karena P.LOG (PER) > ά, artinya bahwa statistik

variabel Price Earning Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return

saham.

Koefisien regresi variabel LOG PER (X2) sebesar 0.011944, artinya jika

variabel independent lain nilainya tetap dan LOG (PER) mengalami kenaikan 1

%, maka return saham (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0.011944. Koefisien

bernilai positif antara LOG (PER) dan LOG return saham, semakin naik LOG

(PER) maka semakin meningkat LOG return saham

Hasil pengujian hipotesis variabel PER menunjukkan bahwa tidak terdapat

pengaruh signifikan dari variabel independent PER terhadap variabel dependen

return saham.

c) Variabel Return On Asset (ROA)

Dari hasil olah data menggunakan Eviews dapat nilai signifikansi LOG Return

On Assets (ROA) sebesar 0.0617 yang lebih besar dari tingkat signifikansi ά = 5

%, Sedangkan nilai t hitung dari variabel ini 2.171648.

Ho3 ditolak atau Ha3 diterima karena P.LOG (ROA) > ά, artinya bahwa

statistik variabel Return On Assets tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

return saham.

Page 128: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

128

Koefisien regresi variabel LOG ROA (X3) sebesar 0.439660, artinya jika

variabel independent lain nilainya tetap dan LOG (ROA) mengalami kenaikan 1

%, maka LOG return saham (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0.439660.

Koefisien bernilai positif antara LOG (ROA) dan LOG return saham, semakin

naik ROA maka semakin meningkat return saham

Hasil pengujian hipotesis variabel ROA menunjukkan bahwa tidak terdapat

pengaruh signifikan dari variabel independent ROA terhadap variabel dependen

return saham.

d) Variabel beta

Dari hasil olah data menggunakan Eviews dapat nilai signifikansi LOG (beta)

sebesar 0.0028 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi ά = 5 %, Sedangkan nilai

t hitung dari variabel ini -4.262325.

Ho4 ditolak atau Ha4 diterima karena P.LOG (beta) < ά, artinya bahwa statistik

variabel beta berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Koefisien regresi variabel LOG Beta (X4) sebesar -138.2511, artinya jika

variabel independent lain nilainya tetap dan LOG (beta) mengalami kenaikan 1 %,

maka return saham (Y) akan mengalami penurunan sebesar -138.2511. Koefisien

bernilai negatif antara LOG (beta) dan LOG return saham, semakin naik LOG

(beta) maka semakin turun LOG return saham.

Hasil pengujian hipotesis variabel beta menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

signifikan dari variabel independent beta terhadap variabel dependen return

saham.

Page 129: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

129

2) Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent (X1 X2 X3,……

Xn).secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan

untuk memprediksi variabel dependen atau tidak.

Dari hasil olah data menggunakan Eviews di dapat nilai signifikan 0.010376,

Kriteria yang diterapkan untuk nilai probabilitas (signifikansi) adalah sebagai

berikut (Santoso,2003 :202) :

Ho ditolak jika profitabilitas < 0.05

Ho diterima jika profitabilitas > 0.05

Berdasarkan kriteria ini maka dapat diketahui bahwa Ho ditolak atau variabel

variabel bebas dalam model regresi ini secara simultan (bersama-sama)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini

menyatakan bahwa dari 4 (empat) variabel bebas yang diteliti terdapat variabel

yang menunjukkan signifikansi terhadap return saham.

Pada Tabel 11 di atas besar R squared yaitu 0.775749. Semakin tinggi R² yang

disesuaikan atau adjusted R² akan semakin baik suatu model regresi, karena

variabel bebas bisa menjelaskan variabel terikat lebih besar. Dari tabel di atas

menunjukkan bahwa 77.57 % return saham bisa dijelaskan oleh LOG (DER),

LOG (PER), LOG (ROA), dan LOG (beta). Sedangkan sisanya 22.43 %,

dijelaskan oleh faktor-faktor atau variabel lain yang tidak dimasukkan sebagai

variabel bebas dalam penelitian ini.

Page 130: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

130

3) Uji Regresi Linear Berganda

Analisis linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih

variabel independent (X1 X2 X3,…… Xn ).dengan variabel dependen (Y). Analisis

ini untuk mengetahui arah hubungan antar variabel independent dengan variabel

dependen apakah masing-masing variabel independent berhubungan positif atau

negative dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai

variabell independent mengalami kenaikan atau penurunan. Berdasarkan hasil

perhitungan diketahui hasil uji regresi linear berganda sebagai berikut :

TABEL 11

Uji Regresi Berganda

Dependent Variable: LOG(RETURN)

Method: Least Squares

Date: 03/29/10 Time: 18:16

Sample: 1 14

Included observations: 13

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(DER) -0.426926 0.350055 -1.219596 0.2574

LOG(PER) 0.011944 0.360200 0.033159 0.9744

LOG(ROA) 0.439660 0.202455 2.171648 0.0617

LOG(BETA) -138.2511 32.43560 -4.262325 0.0028

C -1.425050 0.889479 -1.602118 0.1478

R-squared 0.775749 Mean dependent var -3.709175

Adjusted R-squared 0.663623 S.D. dependent var 1.005838

S.E. of regression 0.583366 Akaike info criterion 2.043718

Sum squared resid 2.722524 Schwarz criterion 2.261006

Log likelihood -8.284166 F-statistic 6.918572

Durbin-Watson stat 2.302792 Prob(F-statistic) 0.010376

Sumber : Output EViews

Dari hasil output yang dihasilkan dapat dirumuskan persamaan, setelah

dilakukan transformasi maka regresi yang dihasilkan adalah

Page 131: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

131

LOG (Y) = -1.425050- 138.2511 LOG (X4) + éi

Keterangan :

LOG (Y) = LOG (Return)

LOG (X4) = LOG (Beta)

α = konstanta

εi = Komponen pengganggu

Persamaan regresinya tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Konstanta sebesar -1.425050; artinya jika LOG (X3), dan LOG (X4), nilainya

adalah 0, maka return saham LOG (Y) nilainya -1.425050

b. Koefisien regresi variabel LOG Beta (X4) sebesar -138.2511, artinya jika

variabel independent lain nilainya tetap dan beta mengalami kenaikan 1 %,

maka LOG return saham (Y) akan mengalami penurunan sebesar -138.2511.

Koefisien bernilai negatif antara LOG (beta) dan LOG return saham, semakin

naik LOG (beta) maka semakin turun LOG return saham.

2. Pengujian Model 2

a. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum digunakan dalam analisis penelitian ini dilakukan pengujian

persyaratan analisis data terlebih dahulu yang meliputi uji normalitas data,

autokorelasi, uji multikolineritas, dan uji heterokedastisitas. Namun untuk

mengatasi masalah- masalah asumsi klsik seperti no multicolinearity, no

autocorrelation, dan no heteroscedasticity, penulis menerapkan metode

Page 132: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

132

generalized least square cross section weight, dan metode white

heteroscedasticity consistent covariance dalam mengestimasi persamaan kedua

treatment tersebut sudah disediakan dalam software Eviews dengan transformasi

logaritma.

Dalam pengujian pada penelitian ini diterapkan variabel-variabel independent

seperti DER, PER, ROA, beta, DER.EVA, PER.EVA, ROA.EVA, dan Beta.EVA.

Return saham sebagai variabel dependent (Y), DER, PER, ROA, beta, DER.EVA,

PER.EVA, ROA.EVA, dan Beta.EVA merupakan variabel independen,.EVA

dalam penelitian ini merupakan variabel moderat. Pengujian yang dilakukan yaitu

pengujian terhadap variabel-variabel independent yaitu uji normalitas data, uji

autokorelasi, uji multikolineritas, dan uji heterokedastisitas. Berikut ini pengujian

yang diterapkan :

1) Uji Normalitas Data

Sebelum dilakukan analisis korelasi Product Moment maka dilakukan uji

asumsi normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak.

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi

normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala

ordinal, interval, ataupun rasio (Duwi Priyatno,2008). Setelah dilaksanakan uji

normalitas data, hasil yang diperoleh dapat dilihat pada gambar 8. berikut ini :

Page 133: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

133

GAMBAR 8

Uji Normalitas Data

(Pengujian Model 2)

0

1

2

3

4

5

6

-0.3 -0.2 -0.1 -0.0 0.1 0.2 0.3 0.4

Series: Residuals

Sample 1 13

Observations 12

Mean 1.82e-14

Median -0.074266

Maximum 0.336399

Minimum -0.229155

Std. Dev. 0.195414

Skewness 0.665589

Kurtosis 2.029799

Jarque-Bera 1.356662

Probability 0.507463

Sumber : Output EViews

Dari penjelasan gambar di atas menunjukkan bahwa setelah dilakukan uji

normalitas data dengan menggunakan fasilitas pada Eviews maka semua variabel

pada pengujian model 2 menunjukkan bahwa penelitian di atas berdistribusi

normal k atau dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas dapat dipenuhi. Hal

ini dapat dilihat dari nilai Jarque Beta pada penelitian ini sebesar 1.3567.

Berdasarkan uji statistik Jarque beta, nilai statistiknya sebesar 1.3567 dengan

probabilitasnya 50.74 % dimana probabilitas lebih besar dari ά = 0.05 atau 5 %.

Oleh karena itu kita tidak bisa menolak hipotesis nol dan menunjukkan bahwa

penelitian tersebut berdistribusi normal, sehingga dapat dikatakan bahwa

persyaratan normalitas dapat dipenuhi.

Page 134: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

134

2) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada suatu tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara

residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi (Duwi

Priyatno, 2008). Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

bentuk model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-l (Ghozali,2001:67) Berdasarkan hasil

perhitungan diketahui hasil uji autokorelasi berikut ini :

TABEL 12

Uji Autokorelasi Menggunakan

Uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.135238 Probability 0.887190

Obs*R-squared 2.554720 Probability 0.278772

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 03/02/10 Time: 16:34

Presample and interior missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(DER) -0.350628 1.251373 -0.280195 0.8261

LOG(PER) 1.017441 8.684243 0.117159 0.9258

LOG(ROA) -0.094961 1.280584 -0.074154 0.9529

LOG(BETA) -36.34512 94.40045 -0.385010 0.7660

LOG(DER_EVA) 0.214962 1.236357 0.173867 0.8904

LOG(PER_EVA) -1.023892 9.176160 -0.111582 0.9293

LOG(ROA_EVA) 0.051182 1.826206 0.028027 0.9822

LOG(BETA_EVA) 0.767994 7.431356 0.103345 0.9344

C 0.046245 3.172226 0.014578 0.9907

RESID(-1) 0.584288 3.208672 0.182096 0.8853

RESID(-2) -1.591736 3.723092 -0.427531 0.7428

Page 135: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

135

R-squared 0.212893 Mean dependent var 1.82E-14

Adjusted R-squared -7.658173 S.D. dependent var 0.195414

S.E. of regression 0.575001 Akaike info criterion 1.079537

Sum squared resid 0.330626 Schwarz criterion 1.524035

Log likelihood 4.522775 F-statistic 0.027048

Durbin-Watson stat 1.728212 Prob(F-statistic) 0.999881

Sumber : Output EViews

Dari hasil output di atas menunjukkan bahwa nilai Obs*R Squared

mempunyai probabilita sebesar 0.278772 dimana probabilitas lebih besar dari ά =

0.05 atau 5 %. Berarti probabilitas tersebut memberikan putusan untuk tidak dapat

menolak hipotesis. Dengan hipotesis :

Ho : Tidak ada autokorelasi

H1 : Tidak demikian

Maka dapat disimpulkan bahwa persamaan sudah tidak mengandung

autokorelasi lagi. Sedangkan pada bagian merupakan persamaan yang digunakan

dalam LM Test untuk menguji autokorelasi, sebagaimana yang telah dipelajari.

Terlihat bahwa residual tidak dipengaruhi secara signifikan oleh variabel residual

juga oleh variabel LOG (DER), LOG (PER), LOG (ROA), LOG (Beta), LOG

(DER.EVA), LOG (PER.EVA), LOG (ROA.EVA), dan LOG (Beta.EVA).

Dengan kondisi demikian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa model sudah

tidak mengandung autokorelasi.

3) Uji Multikolineritas

Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik multikolinieritas, yaitu adanya hubungan linear antar

Page 136: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

136

variabel independent dalam model regresi. Uji multikolinieritas bertujuan untuk

mengetahui adanya hubungan yang sempurna antara variabel dalam model

regresi. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam penelitian ini maka

digunakan korelasi matriks. Uji tentang multikolinieritas ini dimaksudkan untuk

membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel

bebas (independent) satu dengan variabel bebas (independent) yang

lain.(Sudarmanto, 2005). Berdasarkan hasil perhitungan diketahui hasil uji

multikolinieritas dengan metode berikut ini :

TABEL 13

Uji Multikolineritas dengan

Metode Melihat Korelasi antara Kedua Variabel Bebas.

Variabel Korelasi

LOG(RETURN) 1.000000

LOG(DER) -0.140206

LOG(PER) -0.478444

LOG(ROA) 0.432122

LOG(BETA) -0.740202

LOG(DER_EVA) -0.033743

LOG(PER_EVA) -0.093942

LOG(ROA_EVA) 0.133712

LOG(BETA_EVA) 0.017046

Sumber : Output EViews

Dari hasil kolerasi diatas menunujukkan bahwa LOG (DER) mempunyai

korelasi sebesar -0.140206, LOG (PER) sebesar -0.478444, LOG (ROA)

0.432122, LOG (Beta) sebesar -0.740202, LOG (DER.EVA) sebesar -0.033743,

LOG (PER.EVA) sebesar -0.093942, LOG (ROA.EVA) sebesar 0.133712, dan

LOG (beta.EVA) sebesar 0.017046. Pada semua variabel menunjukkan korelasi

Page 137: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

137

yang tidak kuat dalam arti besarnya kurang dari 0.8 bahwa diduga semua variabel

tidak terjadi multikolilieritas.

4) Uji Heterokedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan

varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi (Duwi Priyatno,

2008). Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

terjadi ketidaksamaan dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui hasil uji heterokedastisitas sebagai

berikut :

TABEL 14

Uji Heterokedastisitas dengan Metode White Heteroskedasticity Test

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 0.624476 Probability 0.744373

Obs*R-squared 8.178963 Probability 0.516217

Sumber : Output EViews

Dari output yang dihasilkan dapat dilihat bahwa setelah diuji dengan White

Heteroscedasticity (no cross term) nilai probabilitas R*Obs Squared sebesar

0.516217 Hasilnya dapat dilihat bahwa probabilitas lebih besar dari ά = 0.05. Hal

ini menunjukkan bahwa tidak adanya heteroskedastisitas.

Page 138: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

138

b. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan secara parsial, yaitu menguji masing masing

pengaruh variabel Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return

On Assets (ROA), beta, DER.EVA, PER.EVA, ROA.EVA, dan Beta,EVA

dengan menggunakan uji t dan dengan menguji secara serempak dengan uji F, dan

Uji regresi linear berganda. Berikut ini adalah pengujian hipotesis yang dilakukan

beserta hasilnya :

1) Uji t

Uji t adalah pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi variabel independent (X1 X2 X3,…… Xn ).secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen (Y). Dalam sub bab ini diuraikan bahwa

hasil pengujian hipotesis dari hasil uji t dengan melalui langkah-langkah yang

telah disebutkan dalam bab sebelumnya. Berikut hasil pengujian hipotesis pada

model 2 :

a) Variabel Debt to Equity Ratio (DER)

Dari hasil olah data menggunakan Eviews dapat nilai signifikansi LOG Debt

to Equity Ratio (DER) sebesar 0.3088 yang lebih besar dari tingkat signifikansi ά

= 5 %, Sedangkan nilai t hitung dari variabel ini -1.222647.

Ho1 diterima atau Ha1 ditolak karena P.LOG (DER) > ά, artinya bahwa

statistik variabel Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap return saham.

Page 139: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

139

Koefisien regresi variabel LOG DER (X1) sebesar –0.9046415 , artinya jika

variabel independent lain nilainya tetap dan LOG (DER) mengalami kenaikan 1

%, maka LOG return saham (Y) akan mengalami penurunan sebesar –0.9046415.

Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara LOG (DER) dan

LOG return saham, semakin naik LOG (DER) maka semakin turun LOG return

saham.

Hasil pengujian hipotesis variabel DER menunjukkan bahwa tidak terdapat

pengaruh signifikan dari variabel independent DER terhadap variabel dependen

return saham.

b) Variabel Price Earning Ratio (PER)

Dari hasil olah data menggunakan Eviews dapat nilai signifikansi LOG Price

Earning Ratio (PER) sebesar 0.0341 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi ά =

5 %, Sedangkan nilai t hitung dari variabel ini -3.707500.

Ho2 ditolak atau Ha2 diterima karena P.LOG (PER) < ά, artinya bahwa statistik

variabel Price Earning Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap return

saham.

Koefisien regresi variabel LOG PER (X2) sebesar – 5.3985834, artinya jika

variabel independent lain nilainya tetap dan LOG (PER) mengalami kenaikan 1

%, maka LOG return saham (Y) akan mengalami penurunan sebesar – 5.3985834

Koefisien bernilai negatif antara LOG (PER) dan LOG return saham, semakin

naik LOG (PER) maka semakin menurun LOG return saham

Page 140: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

140

Hasil pengujian hipotesis variabel PER menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh signifikan dari variabel independent PER terhadap variabel dependen

return saham.

c) Variabel Return On Asset (ROA)

Dari hasil olah data menggunakan Eviews dapat nilai signifikansi LOG Return

On Assets (ROA) sebesar 0.1755 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi ά = 5

%, Sedangkan nilai t hitung dari variabel ini 1.766328.

Ho3 diterima atau Ha3 ditolak karena P.LOG (ROA) > ά, artinya bahwa

statistik variabel Return On Assets tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

return saham.

Koefisien regresi variabel LOG ROA (X3) sebesar 0.56323455, artinya jika

variabel independent lain nilainya tetap LOG (ROA) mengalami kenaikan 1 %,

maka LOG return saham (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0.56323455.

Koefisien bernilai positif antara LOG (ROA) dan LOG return saham, semakin

naik LOG (ROA) maka semakin meningkat LOG return saham.

Hasil pengujian hipotesis variabel ROA menunjukkan bahwa tidak terdapat

pengaruh signifikan dari variabel independent ROA terhadap variabel dependen

return saham.

Page 141: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

141

d) Variabel beta

Dari hasil olah data menggunakan Eviews dapat nilai signifikansi LOG (beta)

sebesar 0.0441 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi ά = 5 %, Sedangkan nilai

t hitung dari variabel ini -3.252624

Ho4 ditolak atau Ha4 diterima karena P.LOG (beta) < ά, artinya bahwa statistik

variabel beta berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Koefisien regresi variabel LOG Beta (X4) sebesar –87.544034, artinya jika

variabel independent lain nilainya tetap dan LOG (beta) mengalami kenaikan 1 %,

maka LOG return saham (Y) akan mengalami penurunan sebesar -87.544034.

Koefisien bernilai negatif antara LOG (beta) dan LOG return saham, semakin naik

LOG (beta) maka semakin turun LOG return saham

Hasil pengujian hipotesis variabel beta menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

signifikan dari variabel independent beta terhadap variabel dependen return

saham.

e) Variabel DER.EVA

Dari hasil olah data menggunakan Eviews dapat nilai signifikansi variabel

LOG (DER.EVA) sebesar 0.5013 yang lebih besar dari tingkat signifikansi ά = 5

%, Sedangkan nilai t hitung dari variabel ini 0.762434.

Ho5 diterima atau Ha5 ditolak karena P.LOG (DER.EVA) > ά, artinya bahwa

statistik variabel DER.EVA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return

saham.

Page 142: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

142

Koefisien regresi variabel DER.EVA (X1 X5) sebesar 0.57658919, artinya jika

variabel independent lain nilainya tetap dan LOG (DER.EVA) mengalami

kenaikan 1 %, maka LOG return saham (Y) akan mengalami kenaikan sebesar

0.57658919. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara LOG

(DER.EVA) dan LOG Return saham, semakin naik LOG (DER.EVA) maka

semakin naik LOG return saham.

Hasil pengujian hipotesis variabel DER.EVA menunjukkan bahwa tidak

terdapat pengaruh signifikan dari variabel independent DER.EVA terhadap

variabel dependen return saham.

f) Variabel PER.EVA

Dari hasil olah data menggunakan Eviews dapat nilai signifikansi variabel

LOG (PER.EVA) sebesar 0.0369 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi ά = 5

%, Sedangkan nilai t hitung dari variabel ini 3.594420.

Ho6 ditolak atau Ha6 diterima karena P.LOG (PER.EVA) < ά, artinya bahwa

statistik variabel PER.EVA berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Koefisien regresi variabel PER.EVA (X2 X5) sebesar 5.56309719, artinya jika

variabel independent lain nilainya tetap dan LOG (PER.EVA) mengalami

kenaikan 1 %, maka LOG return saham (Y) akan mengalami kenaikan sebesar

5.56309719. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara LOG

(PER.EVA) dan LOG Return saham, semakin naik LOG (PER.EVA) maka

semakin naik LOG return saham.

Page 143: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

143

Hasil pengujian hipotesis variabel PER.EVA menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh signifikan dari variabel independent PER.EVA terhadap variabel

dependen return saham.

g) Variabel ROA.EVA

Dari hasil olah data menggunakan Eviews dapat nilai signifikansi variabel

LOG (ROA.EVA) sebesar 0.7435 yang lebih besar dari tingkat signifikansi ά = 5

%, Sedangkan nilai t hitung dari variabel ini -0.358829

Ho7 diterima atau Ha7 ditolak karena P.LOG (ROA.EVA) > ά, artinya bahwa

statistik variabel ROA.EVA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return

saham.

Koefisien regresi variabel ROA.EVA (X3 X5) sebesar -0.16646075, artinya

jika variabel independent lain nilainya tetap dan LOG (ROA.EVA) mengalami

kenaikan 1 %, maka LOG return saham (Y) akan mengalami penurunan sebesar -

0.16646075. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara

LOG (ROA.EVA) dan LOG Return saham, semakin naik LOG (ROA.EVA) maka

semakin turun LOG return saham.

Hasil pengujian hipotesis variabel ROA.EVA menunjukkan bahwa tidak

terdapat pengaruh signifikan dari variabel independent ROA.EVA terhadap

variabel dependen return saham.

Page 144: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

144

h) Variabel Beta.EVA

Dari hasil olah data menggunakan Eviews dapat nilai signifikansi variabel

LOG (Beta.EVA) sebesar 0.0372 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi ά = 5

%, Sedangkan nilai t hitung dari variabel ini -3.58470.

Ho8 ditolak atau Ha8 diterima karena P.LOG (Beta.EVA) < ά, artinya bahwa

statistik variabel Beta.EVA berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Koefisien regresi variabel Beta.EVA (X4 X5) sebesar -6.0400004, artinya jika

variabel independent lain nilainya tetap dan LOG (Beta.EVA) mengalami

kenaikan 1 %, maka LOG return saham (Y) akan mengalami penurunan sebesar -

6.0400004. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara LOG

(Beta.EVA) dan LOG Return saham, semakin naik LOG (Beta.EVA) maka

semakin turun LOG return saham.

Hasil pengujian hipotesis variabel Beta.EVA menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh signifikan dari variabel independent Beta.EVA terhadap variabel

dependen return saham.

2) Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent (X1 X2 X3,……

Xn).secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan

untuk memprediksi variabel dependen atau tidak.

Page 145: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

145

Dari hasil olah data menggunakan Eviews di dapat nilai signifikan 0.043682

Kriteria yang diterapkan untuk nilai probabilitas (signifikansi) adalah sebagai

berikut (Santoso,2003 :202) :

Ho ditolak jika profitabilitas < 0.05

Ho diterima jika profitabilitas > 0.05

Berdasarkan kriteria ini maka dapat diketahui bahwa Ho ditolak atau variabel

variabel bebas dalam model regresi ini secara simultan (bersama-sama) tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini

menyatakan bahwa dari 5 (lima) variabel yang diteliti tidak terdapat variabel yang

menunjukkan signifikansi terhadap return saham.

Pada Tabel 17.di atas besar R squared yaitu 0.962997. Semakin tinggi R² yang

disesuaikan atau adjusted R² akan semakin baik suatu model regresi, karena

variabel bebas bisa menjelaskan variabel terikat lebih besar. Dari tabel di atas

menunjukkan bahwa 96.30 % return saham bisa dijelaskan oleh variabel LOG

(DER), LOG (PER), LOG (ROA), LOG (beta), LOG (DER.EVA), LOG

(PER.EVA), LOG (ROA.EVA), dan LOG (Beta.EVA). Sedangkan sisanya 3.7

%, dijelaskan oleh faktor-faktor atau variabel lain yang tidak dimasukkan sebagai

variabel bebas dalam penelitian ini.

3) Uji Regresi Linear Berganda

Analisis linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih

variabel independent (X1 X2 X3,…… Xn ).dengan variabel dependen (Y). Analisis

ini untuk mengetahui arah hubungan antar variabel independent dengan variabel

Page 146: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

146

dependen apakah masing-masing variabel independent berhubungan positif atau

negative dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai

variabell independent mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan

biasanya berskala interval atau rasio.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui hasil uji regresi linear berganda

sebagai berikut :

TABEL 15

Uji Regresi Berganda

Dependent Variable: LOG(RETURN)

Method: Least Squares

Date: 03/02/10 Time: 16:34

Sample (adjusted): 1 13

Included observations: 12 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(DER) -0.904642 0.739904 -1.222647 0.3088

LOG(PER) -5.398583 1.456125 -3.707500 0.0341

LOG(ROA) 0.563235 0.318873 1.766328 0.1755

LOG(BETA) -87.54403 26.91490 -3.252624 0.0474

LOG(DER_EVA) 0.576589 0.756248 0.762434 0.5013

LOG(PER_EVA) 5.563097 1.547704 3.594420 0.0369

LOG(ROA_EVA) -0.166461 0.463901 -0.358829 0.7435

LOG(BETA_EVA) -6.040000 1.684936 -3.584706 0.0372

C -0.903231 1.919623 -0.470525 0.6701

R-squared 0.962997 Mean dependent var -3.780276

Adjusted R-squared 0.864323 S.D. dependent var 1.015869

S.E. of regression 0.374189 Akaike info criterion 0.985596

Sum squared resid 0.420053 Schwarz criterion 1.349276

Log likelihood 3.086426 F-statistic 9.759342

Durbin-Watson stat 1.279998 Prob(F-statistic) 0.043682

Sumber : Output EViews

Dari hasil output yang dihasilkan dapat dirumuskan persamaan, setelah

dilakukan transformasi maka regresi yang dihasilkan adalah

Page 147: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

147

LOG (Y) = -0.903231- 5.398583 LOG (X2) - 87.54403 LOG (X4) + 5.563097

LOG (X2.X5) - 6.040000 LOG (X4X5) + éi

Keterangan :

LOG (Y) = LOG (Return)

LOG (X2) = LOG (PER)

LOG (X4) = LOG (Beta)

LOG (X2.X5) = LOG (PER.EVA)

LOG (X4.X5) = LOG (Beta.EVA)

εi = Komponen pengganggu

Persamaan regresinya tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Konstanta sebesar -0.903230 ; artinya jika LOG PER (X2), LOG beta (X4),

LOG PER.EVA (X2.X5), dan LOG Beta.EVA (X4.X5) nilainya adalah 0, maka

return saham (Y) nilainya -0.903230

b. Koefisien regresi variabel LOG PER (X2) sebesar – 5.3985834, artinya jika

variabel independent lain nilainya tetap dan LOG (PER) mengalami kenaikan

1 %, maka LOG return saham (Y) akan mengalami penurunan sebesar –

5.3985834 Koefisien bernilai negatif antara LOG (PER) dan LOG return

saham, semakin naik LOG (PER) maka semakin menurun LOG return saham.

c. Koefisien regresi variabel LOG Beta (X4) sebesar –87.544034, artinya jika

variabel independent lain nilainya tetap dan LOG (beta) mengalami kenaikan

1 %, maka LOG return saham (Y) akan mengalami penurunan sebesar -

Page 148: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

148

87.544034. Koefisien bernilai negatif antara LOG (beta) dan LOG return

saham, semakin naik LOG (beta) maka semakin turun LOG return saham.

c. Koefisien regresi variabel PER.EVA (X2 X5) sebesar 5.56309719, artinya jika

variabel independent lain nilainya tetap dan LOG (PER.EVA) mengalami

kenaikan 1 %, maka LOG return saham (Y) akan mengalami kenaikan sebesar

5.56309719. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara

LOG (PER.EVA) dan LOG Return saham, semakin naik LOG (PER.EVA)

maka semakin naik LOG return saham.

d. Koefisien regresi variabel Beta.EVA (X4 X5) sebesar -6.0400004, artinya jika

variabel independent lain nilainya tetap dan LOG (Beta.EVA) mengalami

kenaikan 1 %, maka LOG return saham (Y) akan mengalami penurunan

sebesar -6.0400004. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif

antara LOG (Beta.EVA) dan LOG Return saham, semakin naik LOG

(Beta.EVA) maka semakin turun LOG return saham.

D. Pembahasan.

Secara teori yang dipelajari dalam penelitian ini pada pengujian model I

terdapat pengaruh signifikan secara parsial pada Beta. Dalam dunia investasi

dikenal adanya hubungan kuat antara risk dan return, yaitu jika risiko tinggi maka

return (keuntungan) juga akan tinggi begitu pula sebaliknya jika return rendah

maka risiko juga akan rendah (Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, 2009). Beta

dalam penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan terhadap return, sesuai

dengan teori untuk menghitung beta digunakan teknik regresi, yaitu mengestimasi

Page 149: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

149

beta suatu sekuritas dengan menggunakan return-return sekuritas sebagai variabel

terikat dan return-return pasar sebagai variabel bebas. Dalam penilaian saham,

terdapat beberapa model teoritis yang dapat digunakan terkait dengan analisis

fundamental dan analisis teknikal. Faktor-faktor tersebut sebagai variabel bebas

yang didasarkan pada pemikiran bahwa faktor tersebut menggambarkan risiko dan

return yang akan diterima para pemodal atas investasinya pada saham. Sehingga

risk dan return merupakan hal yang berkaitan. Return adalah positif, dan risiko

adalah negatifnya.

Penelitian ini tidak sejalan dengan Penelitian (Suharli, 2003) yang meneliti

Dua Faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada Industri Food And

Beverages di Bursa Efek Jakarta, hasil penelitian menunjukkan bahwa Beta tidak

mempengaruhi return saham secara parsial, tetapi dalam penelitian ini beta

menunjukkan pengaruh yang signifikan.

Peranan nilai tambah ekonomis (Economic Value Added), yang disingkat EVA

diduga dapat mempengaruhi return perusahaan. EVA merupakan ukuran kinerja

finansial baru yang digunakan perusahaan, dan EVA merupakan pendekatan yang

lebih baru dalam penilaian saham karena melalui EVA keberhasilan manajemen

perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah perusahaan terlihat. Pendekatan

PER merupakan pendekatan yang lebih popular dipakai di kalangan analisis

saham dan para praktisi. Sehingga hal ini menguatkan dikarenakan PER dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa EVA dapat memperkuat PER terhadap return

saham, ini terbukti terdapat pengaruh yang signifikan pada hubungan EVA dalam

memperkuat PER terhadap return. Tujuan corporate finance adalah

Page 150: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

150

memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan ini bisa menyimpan konflik potensial

antara pemilik perusahaan dengan kreditur. Jika perusahaan menikmati laba yang

besar, nilai pasar saham (dana pemilik) akan meningkat pesat, sementara nilai

hutang perusahaan (dana kreditur) tidak terpengaruh.

Beta adalah sensitivitas tingkat pendapatan dari sebuah perusahaan terhadap

pergerakan tingkat pendapatan pasar secara keseluruhan dan Rm adalah tingkat

pendapatan yang diharapkan diperoleh dari portofolio pasar secara keseluruhan.

Setelah menentukan nilai biaya hutang dan biaya ekuitas, maka biaya modal rata-

rata tertimbang Dimana We adalah persentase ekuitas dalam struktur modal dan

Wd adalah persentase hutang dalam struktur modal. Baik ekuitas maupun hutang

dihitung berdasarkan nilai pasarnya. EVA sepintas terlihat lebih accounting-based

dari pada economic measure. Tetapi, pada kenyataannya pencipta EVA Stewart

(1991) mengusulkan serangkaian adjustments untuk menyesuaikan pengukuran

sehingga lebih mendekati basis arus kas economic. Hal ini menguatkan bahwa

EVA dapat memperkuat beta atau risiko terhadap return sehingga terdapat

pengaruh yang signifikan.Hal ini sejalan dengan penelitian (I Putu Yadnya, 2003)

yang menganalisis pengaruh beberapa rasio keuangan dan nilai tambah ekonomis

terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di BEI bahwa hipotesis yang

dilakukan tidak terbukti bahwa EVA dapat memperkuat hubungan DER, PER,

dan ROA terhadap return saham di BEJ. EVA merupakan indikator tentang

adanya perubahan nilai dari suatu investasi. EVA yang positif menunjukkan

perusahaan berhasil meningkatkan nilai perusahaan bagi pemilik perusahaan

sesuai dengan tujuan manajemen keuangan yaitu memaksimumkan nilai

Page 151: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

151

perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan kesejahteraan

pemegang saham. Peningkatan kemakmuran pemilik diarahkan pada penciptaan

nilai perusahaan yang diatur melalui peningkatan nilai pasar saham. Perusahaan

saham dapat memahami kegiatan-kegiatan yang akan dapat menciptakan nilai

secara terus-menerus, sehingga dapat memaksimalkan kekayaan pemilik. Selama

ini pengukuran kinerja manajerial umumnya dilakukan dengan menganalisa

laporan keuangan standar. Namun laporan keuangan sendiri mempunyai

kelemahan jika digunakan sebagai perangkat analisis. Jarang digunakan

pengukuran kinerja dengan pendekatan perhitungan nilai tambah terhadap biaya

modal yang ditanamkan. Pengukuran kinerja yang menggunakan pendekatan nilai

tambah adalah Economic Value Added (EVA).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hari Murti Triatmojo (2009) yang

menguji kembali pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan EVA (Economic

Value Added), dan rasio profitabilitas yang di ukur dengan DER (Debt to Equity

Ratio), PER (Price Earning Ratio), ROA (Return on Asset), dan beta terhadap

perubahan harga saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek

Indonesia (BEI) untuk periode 2005 sampai dengan 2008 dan pada penelitian

tersebut menunjukkan adanya pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan

EVA dan rasio profitabilitas.

Pada penelitian I Putu Yadnya (2003) menunjukkan berdasarkan pengamatan

secara parsial tersebut terbukti bahwa ROA berpengaruh secara signifikan

terhadap return saham dengan nilai sebesar 0.0001 karena ROA mempunyai

hubungan positif terhadap EVA. Di samping itu, EVA dan ROA sama-sama

Page 152: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

152

menggunakan konsep laba dalam perhitungannya tetapi dalam penghitungan yang

dilakukan sekarang bertentangan dengan penelitian I Putu Yadnya karena dalam

penelitian ini menunjukkan adanya signifikan variabel PER, Beta, (PER.EVA)

dan (Beta.EVA). Selain PER variabel beta dalam penelitian ini menunjukkan

signifikan saat diuji secara serempak dengan variabel lain, dikarenakan beta

memiliki konsep yang sama dalam penghitungannya beta (risiko sistematik)

digunakan untuk mencari Ke dan WACC dimana WACC dicari untuk menghitung

nilai EVA, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa beta mempunyai pengaruh

signifikan terhadap EVA. Sebaliknya PER memiliki pengaruh yang serupa

terhadap EVA, dikarenakan EVA dapat meningkatkan kepekaan hubungan antara

PER dan return saham. Kondisi EVA yang positif mencerminkan tingkat

pengembalian yang lebih tinggi daripada tingkat biaya modal. EVA yang positif

menunjukkan kemampuan manajemen dalam menciptakan peningkatan nilai

kekayaan perusahaan / pemilik modal, dan sebaliknya. EVA negatif menyiratkan

adanya penurunan nilai kekayaan. Suatu perusahaan publik yang menghasilkan

nilai EVA yang negatif meskipun mampu membukukan laba bersih yang tinggi

sekalipun, berarti perusahaan ini belum mampu menghasilkan tingkat

pengembalian modal yang sepadan untuk menutup resiko dan biaya investasi yang

ditanamkan pemilik modal (investor). (Moses L. Singgih, 2008). Dari apa yang

telah diuraikan dalam pembahasan di atas dapat dilihat bahwa EVA hanya dapat

memperkuat PER dan beta terhadap return.

Page 153: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

153

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Pasar modal di Indonesia yang menunjukkan nilai yang baik untuk

berjalannya permodalan di Indonesia sangat memikat banyak investor untuk

menanamkan modalnya. Dewasa ini beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia sudah banyak dari beberapa sektor dari industri perdagangan, jasa,

investasi, Manufaktur, Properti, Food and Beverages dan lainnya.

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

a. Pada pengujian model 1 variabel dependen Debt to Equity ratio (DER), Price

Earning Ratio (PER), Return On Assets (ROA), dan beta (Risiko Sistematik)

secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap return saham

pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2005-2008, dilihat secara parsial hanya beta yang mempunyai

pengaruh yang nyata terhadap return saham Jadi, hipotesis pertama terbukti

signifikan.

b. Pada pengujian model 2, dilihat secara parsial PER, Beta, PER.EVA, dan

Beta.EVA yang mempunyai pengaruh yang nyata terhadap return saham

dengan taraf nyata PER sebesar 0.0341, beta sebesar 0.0441, variabel

PER.EVA sebesar 0.0372. Sebaliknya variabel lain tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap return saham yaitu terdiri dari variabel DER, PER, ROA,

Page 154: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

154

beta, dan EVA sebagai variabel moderating secara simultan berpengaruh

secara signifikan dengan nilai R Squared sebesar 0.96299 atau 96.30 %.

Sebaliknya 3.7 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan

dalam penelitian ini. Dengan demikian hipotesis kedua terbukti bahwa EVA

hanya dapat memperkuat hubungan PER dan beta terhadap return saham di

BEI periode 2005-2008.

B. Implikasi

Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, mengenai pengaruh Debt to

Equity Ratio, Price Earning Ratio, Return On Asset, dan beta terhadap return

saham, serta EVA dalam memperkuat Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio,

Return On Asset, dan beta terhadap return saham pada perusahaan di sektor

makanan dan minuman atau Food and Beverage yang terdapat di Bursa Efek

Indonesia (BEI) semoga hasil dari penelitian ini dapat berguna bagi berbagai

pihak yang memiliki minat pada pasar modal:

1. Bagi lingkungan akademis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi

penelitian selanjutnya di bidang manajemen keuangan, khususnya dengan

memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi return serta bagaimana

EVA dalam memperkuat faktor-faktor tersebut terhadap return saham

pada perusahaan di sektor makanan dan minuman atau Food and Beverage

serta sektor lainnya yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

Page 155: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

155

2. Bagi investor

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu referensi dan

penyedia informasi dalam melakukan perdagangan dan transaksi di bursa

dapat menjadi pertimbangan sebelum melakukan investasi di pasar modal,

Serta Investor dalam mengestimasi risiko dalam berinvestasi tepat

dikarenakan investor harus tahu dan memperhatikan kinerja perusahaan

yang dapat mempengaruhi return saham, seperti seperti : Debt To Equity

Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return On Asset (ROA), Beta,

dan Economic Value Added (EVA). Oleh karena itu untuk mengaharapkan

tingkat pengembalian yang tinggi maka perusahaan perlu meningkatkan

kinerja keuangan terutama EVA, karena bila EVA menunjukkan negatif

maka kinerja perusahaan secara otomatis menurun sehinngga harus

dipertimbangkan banyak hal untuk biaya biaya modal karena menjadi

pertimbangan untuk memaksimukan nilai perusahaan dan agar dapat

mengambil keputusan yang baik dan tepat berinvestasi.

3. Bagi masyarakat

Penelitian ini bagi masyarakat secara umum diharapkan berguna sebagai

salah satu pengetahuan mengenai analisis pada pasar modal Indonesia.

C. Saran

Sebagai peneliti penulis menyadari, bahwa dalam melakukan penelitian harus

harus selalu dilakukan penyempurnaan secara terus-menerus, karena manajemen

Page 156: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

156

keuangan dan pasar modal Indonesia selalu berkembang dari waktu ke waktu,

maka untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Sebaiknya variabel penelitian diperbanyak dan tidak terbatas pada faktor-

faktor yang mempengaruhi return saham dan hubungan EVA dalam

memperkuat DER, PER, ROA, dan beta terhadap return saham pada

perusahaan di sektor makanan dan minuman atau Food and Beverage yang

terdapat di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi penelitian sejenis yang akan melakukan penelitian ini dapat

menambahkan ukuran kinerja keuangan di luar Economic Value Added (EVA)

serta melakukan penelitian tidak hanya pada perusahaan yang termasuk Saham

Gabungan.

Page 157: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

157

DAFTAR PUSTAKA

Anastasia,Njo.”Analisis Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap

Harga Saham Properti Di BEJ” Jurnal Ekonomi, 1998

Bramantyo,Roy.”Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER), Price to BookValue

(PBV), devidend Payout Ratio Terhadap Return Saham (studi

pada saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta”. Jurusan Ekonomi

Akuntansi, Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang,

2006

Cahyuttu W,Mauly.”Analisis Rasio Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Return

Saham pada Industri Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek

Jakarta ” Fakultas Ekonomi Universitas Islam Yogyakarta, 2006

Fahrur Rozi, Muhammad. “Pengaruh EVA dan Rasio Profitabilitas Terhadap

Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di BEI pada Tahun 2007” Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta :2009

Firmansyah Farid, Muhammad.“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Return Saham Pada Perusahaan Food And Beverages Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2007” Jurusan Akuntansi

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Malang, 2009

Gary Biddle C.Bowen and Robert M.Wallace,James S. “Does EVA beat earnings

? evidence on associations with stock returns and firm

values”.Journal of accounting and economic, 1997.

Hakim, Rahman. ”Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode

EVA, ROA, dan Pengartuhnya Terhadap Return Saham yang

Tergabung Dalam Indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta” Fakultas

Ekonomi, Univeersitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2006

Horrigan, O.J. “Some Empirical Bases of Financial Ratio Analysis”. The

Accounting, 1965

Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, ”Teori Portoflio dan Analisis Investasi

Teori dan Soal Jawab”, Alfabeta, Bandung, Agustus, 2009

Juma’atin,Dinah.”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Initial Return dan

Return 15 hari Setelah IPO di Bursa Efek Jakarta ” Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Yogyakarta, 2006

Page 158: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

158

K.A Ulupui,I.G.”Analisis Pengaruh Likuiditas,Leverage,Aktivitas,dan

Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan

Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang

Konsumsi di BEJ) “ Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, 2008

Kholid,Abdul.”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio

Saham-Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta “ Fakultas Ekonomi Universitas Islam Yogyakarta, 2006

Kumala Trisnaeni,Dyah.”Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ ” Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Yogyakarta, 2007

Martono,Cyrillius.”Analisis Pengaruh Profitabilitas Industri Rasio Leverage

Keuangan Tertimbang dan Intensitas Modal Tertimbang Serta

Pangsa Pasar Terhadap ROA dan ROE Perusahaan Manufaktur

yang Go Public di Indonesia “Fakultas Ekonomi Universitas

Katolik Widya Mandala Surabaya Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Vol.4 No.2 , , Nopember 2002

Nahrowi,Djalal Nachrowi. “Pendekatan Populer dan Praktis EKONOMETRIKA

untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan“ Jakarta, Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006

Nazwirman,“Penilaian Harga Saham Dengan Price Earning Ratio (PER) : Studi

Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek

Indonesia “Makara, Sosial Humaniora,Vol 12.No.2, Desember 2008

Noer Sasongko & Nila Wulandari.”Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas

Terhadap Harga-Harga Saham “ Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Surakarta Empirika, Vol. 19 No. 1, Juni 2006

Pradono & Yulius Jogy Christiawan, ”Pengaruh Economic Value Added,

Residual Income, Earnings, dan Arus Kas Operasi Terhadap

Return yang Diterima Oleh Pemegang Saham (Studi pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) ” -

Universitas Kristen Petra Jurusan Ekonomi Akuntansi, 2002

Priyambodo,Ign Danang Masjhuri,Showam.”Analisis Harga Saham Perusahaan

Makanan Dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta

“.Jurnal Akuntansi,Manajemen dan Ekonomi 1 (2) 1-18, 1999

Priyatno, Duwi. “SPSS : Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate “ Edisi pertama, Cetakan pertama, Penerbit Gava Media, Yogyakarta,

2009

Page 159: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

159

Priyatno, Duwi “Mandiri Belajar SPSS” Cetakan ketiga, Mediakom, Yogyakarta,

2008

Raharjo,Susilo.”Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham

pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Jakarta ” Fakultas Ekonomi Universitas Islam Yogyakarta, 2005

Setiawan,Rudi.”Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham

Industri barang Konsumsi yang Tergabung Dalam Indeks LQ-45

yang Go Public di Bursa Efek Jakarta “ Jurnal Akuntansi dan

Keuangan Vol.8.No 1 , Januari 2003

Sri Rahayu,Mariana.”Analisis Pengaruh EVA dan MVA Terhadap Return Saham

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta ” Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Yogyakarta, 2007

Sudarto,Fitrijati,Krishnoe Rachmi.Tohir.Sunarko,Bambang “Analisis Return

Saham Dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya (studi di

BEJ) “.Jurnal Ekonomi,Bisnis,dan Administrasi,September 1999

Suharli, 116”Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Return Saham

Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta ”

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Yogyakarta , 2003

Suharli,Michell.”Studi Empiris Terhadap Dua Faktor yang Mempengaruhi

Return Saham pada Industri Food And Beverages di Bursa Efek

Jakarta “ Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 7 , No 2 Nopember Universitas Katolik Indonesia

Suryo Utomo,Deny.”Pengaruh Asset Growth,Debt To Equity Ratio,Return On

Equity dan Earning Per Share Terhadap Beta Saham Pada

Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (Periode 2002 –

2004 ) “ Fakultas Ekonomi Universitas Islam Yogyakarta : 2006

Tuasikal A.“Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Memprediksi Return Saham:

Studi terhadap Perusahaan Pemanufakturan dan

Nonpemanufakturan”. Simposium Nasional Akuntansi IV.

Bandung Agustus; 762-786, 2001

Triatmojo,Hari Murti.”Pengaruh Economic Value Added dan Profitabilitas

Perusahaan Terhadap Return Pemegang Saham (Studi Empiris

Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftad DI Bursa Efek

Indonesia.” Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009

Page 160: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

160

Utama,Chandra.” Pengaruh Pasar Saham Dunia terhadap Pasar Saham di

Indonesia “ Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan,

2008

Widarjono,Agus.”Ekonometrik: Teori Dan Aplikasi “, Edisi Kedua, Cetakan

Pertama,Ekonesia,Yogyakarta, 2007

Widjaja, Amin Tunggal ”Pengantar Konsep Economic Value Added (EVA) dan

Value Based Management (VBM) ”, Harvarindo, 2008

Yadnya,I Putu.”Pengaruh Beberapa Rasio Keuangan Dan Nilai Tambah

Ekonomis Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur

di BEJ”. Buletin studi ekonomi vol.9 no.2.Denpasar, 2004.

Page 161: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

161

Lampiran 1

Data Rasio Keuangan Pada Perusahaan di Sektor Food and Beverage yang

terdaftardi Bursa Efek Indonesia Tahun 2005

No

Nama Perusahaan

Return

DER

PER

ROA

Beta

EVA

1 PT Fast Food Indonesia Tbk 0.020 0.66 10.31 0.11 1.010 33,276,588.20

2 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0.030 2.56 63.72 0.01 1.010 -343,482.26

3 PT Mayora Indah Tbk (0.020) 0.61 16.06 0.03 1.020 36,116,718,405.60

4 PT Ultra Jaya Milk Tbk (0.020) 3.44 5.14 0.47 1.020 6,781,328,203

5 PT Aqua Gollden Mississipi 0.050 0.78 10.35 0.09 1.010 32,754,067

6 PT Unilever Indonesia (UNVR)

0.007 0.76 21.56 0.37 1.020 1,300,160.08

7 PT Prashida Aneka Niaga Tbk 0.100 0.22 0.91 0.42 1.000 -1,283,659,690

8 PT Sekar Laut Tbk 0.002 4.45 3.04 0.97 1.020 90,488,404.10

9 PT Smart Tbk 0.002 1.38 5.94 0.07 1.020 172,170,812,050

10 PT Tunas Baru Lampung Tbk (0.050) 1.83 58.01 0.004 1.020 28,514.60

11 PT Delta Djakarta Tbk 0.130 0.32 1.39 0.1 1.010 2,657,399.10

12 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 0.040 1.64 11.01 0.15 1.010 71,382.78

13 PT Siantar Top Tbk (0.010) 0.45 19.34 0.02 1.020 25,442,431

14 PT Tiga Pilar Sejahtera food Tbk 0.020 2.76 62.36 0.1 1.010 -35,510,182

Sumber : Data yang diolah

Page 162: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

162

Lampiran 2

Data Rasio Keuangan Pada Perusahaan di Sektor Food and Beverage yang

terdaftardi Bursa Efek Indonesia Tahun 2006

No

Nama Perusahaan

Return

DER

PER

ROA

Beta

EVA

1 PT Fast Food Indonesia Tbk 0.050 0.68 8.99 0.14 1.040 55,501,585.20

2 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0.040 2.33 14.02 0.04 1.050 568,480.54

3 PT Mayora Indah Tbk 0.060 0.58 8.83 0.06 1.040 18,214,266.90

4 PT Ultra Jaya Milk Tbk (0.020) 1.37 2.56 0.34 1.050 -10,091,167

5 PT Aqua Gollden Mississipi 0.060 0.77 23.45 0.06 1.040 13,428,778.60

6 PT Unilever Indonesia (UNVR)

(0.002) 0.95 20.74 0.37 1.050 1,695,433.43

7 PT Prashida Aneka Niaga Tbk 0.200 1.86 8.75 0.04 1.030 -15,083,977

8 PT Sekar Laut Tbk (0.010) 3.03 53.61 0.05 1.050 45,214,109.90

9 PT Smart Tbk 0.140 1.06 13.47 0.12 1.030 -63,963.78

10 PT Tunas Baru Lampung Tbk 0,09 1.37 10.6 0.03 1.050 36,977.82

11 PT Delta Djakarta Tbk 0.040 0.31 1.91 0.07 1.050 43,859,420

12 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 0.010 2.08 14.71 0.12 1.050 71,291.65

13 PT Siantar Top Tbk 0.040 0.36 13.28 0.03 1.040 -16,385,292

14 PT Tiga Pilar Sejahtera food Tbk 0.050 2.82 13.33 0.36 1.040 -12,226,753

Sumber : Data yang diolah

Page 163: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

163

Lampiran 3

Data Rasio Keuangan Pada Perusahaan di Sektor Food and Beverage yang

terdaftardi Bursa Efek Indonesia Tahun 2007

No

Nama Perusahaan

Return

DER

PER

ROA

Beta

EVA

1 PT Fast Food Indonesia Tbk 0.007 0.66 12.27 0.16 1.050 121,863,560

2 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0.050 1.86 26.69 0.03 1.040 434,189.08

3 PT Mayora Indah Tbk 0.020 0.68 8.71 0.07 1.050 94,215,459.70

4 PT Ultra Jaya Milk Tbk (0.020) 0.57 36.17 0.02 1.050 -3,474,505.10

5 PT Aqua Gollden Mississipi 0.030 0.72 24.47 0.07 1.050 13,776,816.80

6 PT Unilever Indonesia Tbk

0.040 0.79 24.51 0.37 1.050 1,933,114

7 PT Prashida Aneka Niaga Tbk 0.240 2.07 13.33 0.03 1.020 -298,872,827

8 PT Sekar Laut Tbk (0.080) 0.84 15.93 0.03 1.060 7,430,050.90

9 PT Smart Tbk 0.060 1.2 15.99 0.12 1.040 577,793.94

10 PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.060 1.47 37.48 0.04 1.040 2,660.60

11 PT Delta Djakarta Tbk (0.060) 0.24 6.07 0.08 1.060 82,377,718.80

12 PT Multi Bintang Indonesia Tbk (0.001) 2.22 18.3 0.14 1.050 84,456

13 PT Siantar Top Tbk 0.060 0.37 35.69 0.03 1.040 -12,534,235

14 PT Tiga Pilar Sejahtera food Tbk 0.200 3.36 47.12 0.02 1.020 -67,462,606

Sumber : Data yang diolah

Page 164: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

164

Lampiran 4

Data Rasio Keuangan Pada Perusahaan di Sektor Food and Beverage yang

terdaftardi Bursa Efek Indonesia Tahun 2008

No

Nama Perusahaan

Return

DER

PER

ROA

Beta

EVA

1 PT Fast Food Indonesia Tbk 0.080 0.64 11.66 0.16 0.930 91,867,410.70

2 PT Indofood Sukses Makmur Tbk (0.070) 2.72 5.39 0.03 0.940 1,611,580.43

3 PT Mayora Indah Tbk (0.040) 1.04 4.7 0.07 0.940 116,723,572

4 PT Ultra Jaya Milk Tbk (0.020) 0.46 5.12 0.17 0.940 199,002,174

5 PT Aqua Gollden Mississipi (0.010) 0.78 25.63 0.08 0.940 183,212,393

6 PT Unilever Indonesia (UNVR)

0.030 0.9 21.81 0.37 0.930 2,207,335.10

7 PT Prashida Aneka Niaga Tbk 0.200 1.94 7.7 0.04 0.920 4,831,809.70

8 PT Sekar Laut Tbk 0.200 0.95 10.59 0.02 0.920 -12,765,476

9 PT Smart Tbk (0.040) 1.05 2.59 0.1 0.940 983,915,878

10 PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.007 1.5 2.18 0.02 0.940 10,205.06

11 PT Delta Djakarta Tbk 0.070 0.28 4.58 0.12 0.930 143,485,147

12 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 0.010 1.68 4.9 0.24 0.940 229,985.14

13 PT Siantar Top Tbk -0,06 0.72 12.94 0.008 0.940 6,591,371.04

14 PT Tiga Pilar Sejahtera food Tbk (0.040) 1.46 17.5 0.03 0.940 7,979,485.36

Sumber : Data yang diolah

Page 165: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

165

Lampiran 5

Pengujian Menggunakan Eviews 5.0

1. Pengujian Model 1 (Sebelum Transformasi)

Dependent Variable: RETURN

Method: Least Squares

Date: 03/02/10 Time: 16:27

Sample: 1 14

Included observations: 14

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

DER -0.002652 0.007503 -0.353453 0.7319

PER -0.000921 0.000601 -1.532448 0.1598

ROA 0.041066 0.043901 0.935430 0.3740

BETA -7.869278 0.794173 -9.908772 0.0000

C 7.990877 0.801213 9.973474 0.0000

R-squared 0.926189 Mean dependent var 0.034679

Adjusted R-squared 0.893384 S.D. dependent var 0.047568

S.E. of regression 0.015532 Akaike info criterion -5.219374

Sum squared resid 0.002171 Schwarz criterion -4.991139

Log likelihood 41.53562 F-statistic 28.23326

Durbin-Watson stat 1.705857 Prob(F-statistic) 0.000042

Sumber : EViews

2. Pengujian Model 1 (Sesudah Transformasi)

Dependent Variable: LOG(RETURN)

Method: Least Squares

Date: 03/29/10 Time: 18:16

Sample: 1 14

Included observations: 13

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(DER) -0.426926 0.350055 -1.219596 0.2574

LOG(PER) 0.011944 0.360200 0.033159 0.9744

LOG(ROA) 0.439660 0.202455 2.171648 0.0617

LOG(BETA) -138.2511 32.43560 -4.262325 0.0028

C -1.425050 0.889479 -1.602118 0.1478

Page 166: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

166

R-squared 0.775749 Mean dependent var -3.709175

Adjusted R-squared 0.663623 S.D. dependent var 1.005838

S.E. of regression 0.583366 Akaike info criterion 2.043718

Sum squared resid 2.722524 Schwarz criterion 2.261006

Log likelihood -8.284166 F-statistic 6.918572

Durbin-Watson stat 2.302792 Prob(F-statistic) 0.010376

Sumber : EViews

3. Pengujian Model 1 (Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test )

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.105397 Probability 0.974460

Obs*R-squared 1.239525 Probability 0.871549

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 03/02/10 Time: 16:31

Presample and interior missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(DER) -0.032706 0.530814 -0.061615 0.9538

LOG(PER) 0.261379 0.539556 0.484434 0.6534

LOG(ROA) -0.032364 0.315172 -0.102686 0.9232

LOG(BETA) -35.55973 63.37496 -0.561101 0.6047

C -0.301393 1.274022 -0.236568 0.8246

RESID(-1) -0.957952 0.880051 -1.088519 0.3376

RESID(-2) 0.030007 0.755837 0.039700 0.9702

RESID(-3) 0.538557 0.751937 0.716227 0.5134

RESID(-4) 1.067257 0.990820 1.077146 0.3420

R-squared 0.095348 Mean dependent var -5.21E-16

Adjusted R-squared -1.713956 S.D. dependent var 0.476316

S.E. of regression 0.784687 Akaike info criterion 2.558898

Sum squared resid 2.462937 Schwarz criterion 2.950016

Log likelihood -7.632834 F-statistic 0.052699

Durbin-Watson stat 0.841996 Prob(F-statistic) 0.999618

Sumber : EViews

Page 167: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

167

4. Uji Normalitas Data (Pengujian Model 1)

0

1

2

3

4

5

6

-1.0 -0.5 0.0 0.5

Series: Residuals

Sample 1 14

Observations 13

Mean -5.21e-16

Median 0.185258

Maximum 0.540917

Minimum -1.062991

Std. Dev. 0.476316

Skewness -0.867093

Kurtosis 2.813408

Jarque-Bera 1.647867

Probability 0.438703

Sumber : EViews

5. Pengujian Multikolinieritas dengan Melihat Korelasi Antar Variabel

(Pengujian Model 1)

VARIABEL LOG(RETURN) LOG(DER) LOG(PER) LOG(ROA) LOG(BETA)

LOG(RETURN) 1.000000 -0.027634 -0.322032 0.445627 -0.759771

LOG(DER) -0.027634 1.000000 0.588472 0.138791 -0.257624

LOG(PER) -0.322032 0.588472 1.000000 -0.177527 0.115771

LOG(ROA) 0.445627 0.138791 -0.177527 1.000000 -0.125846

LOG(BETA) -0.759771 -0.257624 0.115771 -0.125846 1.000000

Sumber : EViews

6. Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White Heteroskedasticity Test (Pengujian Model 1)

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 0.367484 Probability 0.893550

Obs*R-squared 5.507065 Probability 0.702257

Page 168: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

168

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 03/02/10 Time: 16:31

Sample: 1 14

Included observations: 13

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.911469 4.328553 -0.210571 0.8435

LOG(DER) -0.084143 0.282575 -0.297772 0.7807

(LOG(DER))^2 -0.209647 0.506818 -0.413653 0.7003

LOG(PER) -0.364807 2.545160 -0.143334 0.8930

(LOG(PER))^2 0.091563 0.471287 0.194282 0.8554

LOG(ROA) -0.924359 1.209318 -0.764363 0.4873

(LOG(ROA))^2 -0.175073 0.244692 -0.715486 0.5139

LOG(BETA) -6.335349 39.35628 -0.160974 0.8799

(LOG(BETA))^2 4407.556 4692.392 0.939298 0.4008

R-squared 0.423620 Mean dependent var 0.209425

Adjusted R-squared -0.729139 S.D. dependent var 0.293533

S.E. of regression 0.385987 Akaike info criterion 1.139932

Sum squared resid 0.595942 Schwarz criterion 1.531051

Log likelihood 1.590444 F-statistic 0.367484

Durbin-Watson stat 1.261362 Prob(F-statistic) 0.893550

Sumber : EViews

7. Uji Normalitas Data (Pengujian Model 2)

0

1

2

3

4

5

6

-0.3 -0.2 -0.1 -0.0 0.1 0.2 0.3 0.4

Series: Residuals

Sample 1 13

Observations 12

Mean 1.82e-14

Median -0.074266

Maximum 0.336399

Minimum -0.229155

Std. Dev. 0.195414

Skewness 0.665589

Kurtosis 2.029799

Jarque-Bera 1.356662

Probability 0.507463

Sumber : EViews

Page 169: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

169

8. Pengujian Model 2 (Uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test)

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.135238 Probability 0.887190

Obs*R-squared 2.554720 Probability 0.278772

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 03/02/10 Time: 16:34

Presample and interior missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(DER) -0.350628 1.251373 -0.280195 0.8261

LOG(PER) 1.017441 8.684243 0.117159 0.9258

LOG(ROA) -0.094961 1.280584 -0.074154 0.9529

LOG(BETA) -36.34512 94.40045 -0.385010 0.7660

LOG(DER_EVA) 0.214962 1.236357 0.173867 0.8904

LOG(PER_EVA) -1.023892 9.176160 -0.111582 0.9293

LOG(ROA_EVA) 0.051182 1.826206 0.028027 0.9822

LOG(BETA_EVA) 0.767994 7.431356 0.103345 0.9344

C 0.046245 3.172226 0.014578 0.9907

RESID(-1) 0.584288 3.208672 0.182096 0.8853

RESID(-2) -1.591736 3.723092 -0.427531 0.7428

R-squared 0.212893 Mean dependent var 1.82E-14

Adjusted R-squared -7.658173 S.D. dependent var 0.195414

S.E. of regression 0.575001 Akaike info criterion 1.079537

Sum squared resid 0.330626 Schwarz criterion 1.524035

Log likelihood 4.522775 F-statistic 0.027048

Durbin-Watson stat 1.728212 Prob(F-statistic) 0.999881

Sumber : EViews

Page 170: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

170

9. Pengujian Multikolinieritas dengan Melihat Korelasi Antar Variabel

(Pengujian Model 2)

VARIABEL KORELASI

LOG(RETURN) 1.000000

LOG(DER) -0.140206

LOG(PER) -0.478444

LOG(ROA) 0.432122

LOG(BETA) -0.740202

LOG(DER_EVA) -0.033743

LOG(PER_EVA) -0.093942

LOG(ROA_EVA) 0.133712

LOG(BETA_EVA) 0.017046

Sumber : EViews

10. Uji Heteroskedastisitas dengan White Heteroskedasticity Test (Pengujian

Model 2)

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 0.624476 Probability 0.744373

Obs*R-squared 8.178963 Probability 0.516217

Sumber : EViews

11. Pengujian Model 2 (Setelah Transformasi)

Dependent Variable: LOG(RETURN)

Method: Least Squares

Date: 03/02/10 Time: 16:34

Sample (adjusted): 1 13

Included observations: 12 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(DER) -0.904642 0.739904 -1.222647 0.3088

LOG(PER) -5.398583 1.456125 -3.707500 0.0341

LOG(ROA) 0.563235 0.318873 1.766328 0.1755

LOG(BETA) -87.54403 26.91490 -3.252624 0.0474

Page 171: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

171

LOG(DER_EVA) 0.576589 0.756248 0.762434 0.5013

LOG(PER_EVA) 5.563097 1.547704 3.594420 0.0369

LOG(ROA_EVA) -0.166461 0.463901 -0.358829 0.7435

LOG(BETA_EVA) -6.040000 1.684936 -3.584706 0.0372

C -0.903231 1.919623 -0.470525 0.6701

R-squared 0.962997 Mean dependent var -3.780276

Adjusted R-squared 0.864323 S.D. dependent var 1.015869

S.E. of regression 0.374189 Akaike info criterion 0.985596

Sum squared resid 0.420053 Schwarz criterion 1.349276

Log likelihood 3.086426 F-statistic 9.759342

Durbin-Watson stat 1.279998 Prob(F-statistic) 0.043682

Sumber : EViews

Page 172: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

172

Lampiran 6

Data Rasio Keuangan Pada Perusahaan di Sektor Food and Beverage yang

terdaftardi Bursa Efek Indonesia Tahun 2005 (Setelah Transformasi LOG)

No

Nama Perusahaan

Return

DER

PER

ROA

Beta

EVA

1 PT Fast Food Indonesia Tbk

-3.91 -0.42 2.33 -2.21 0.01 17.32

2 PT Indofood Sukses Makmur Tbk

-3.51 0.94 4.15 -4.61 0.01 12.75

3 PT Mayora Indah Tbk

-3.91 -0.49 2.78 -3.51 0.02 24.31

4 PT Ultra Jaya Milk Tbk

-3.91 1.23 1.64 -0.76 0.02 23

5 PT Aqua Gollden Mississipi

-3.00 -0.25 2.34 -2.41 0.01 17

6 PT Unilever Indonesia (UNVR)

-4.96 -0.27 3.07 -1.00 0.02 14.08

7 PT Prashida Aneka Niaga Tbk

-2.30 -1.51 -0.09 -0.87 0 21

8 PT Sekar Laut Tbk

-6.21 1.49 1.11 -0.03 0.02 18.32

9 PT Smart Tbk

-6.21 0.32 1.78 -2.66 0.02 26

10 PT Tunas Baru Lampung Tbk

-3.00 0.60 4.06 -5.52 0.02 10.26

11 PT Delta Djakarta Tbk

-2.04 -1.14 0.33 -2.30 0.01 14.79

12 PT Multi Bintang Indonesia Tbk

-3.22 0.49 2.40 -1.89 0.01 11.18

13 PT Siantar Top Tbk

-4.61 -0.79 2.96 -3.91 0.02 17

14 PT Tiga Pilar Sejahtera food Tbk

-3.91 1.02 4.13 -2.30 0.01 17

Sumber : Data yang diolah

Page 173: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

173

Lampiran 7

Data Rasio Keuangan Pada Perusahaan di Sektor Food and Beverage yang

terdaftardi Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 (Setelah Transformasi LOG)

No

Nama Perusahaan

Return

DER

PER

ROA

Beta

EVA

1 PT Fast Food Indonesia Tbk

-3.0 -0.39 2.20 0.04 0.04 17.83

2 PT Indofood Sukses Makmur Tbk

-3.22 0.85 2.64 0.05 0.05 13.25

3 PT Mayora Indah Tbk

-2.81 -0.54 2.18 0.04 0.04 16.72

4 PT Ultra Jaya Milk Tbk

-3.91 0.31 0.94 0.05 0.05 16

5 PT Aqua Gollden Mississipi

-2.81 -0.26 3.15 0.04 0.04 16.41

6 PT Unilever Indonesia (UNVR)

-6.21 -0.05 3.03 0.05 0.05 14.34

7 PT Prashida Aneka Niaga Tbk

-1.61 0.62 2.17 0.03 0.03 17

8 PT Sekar Laut Tbk

-4.61 1.11 3.98 0.05 0.05 17.63

9 PT Smart Tbk

-1.97 0.06 2.60 0.03 0.03 11.07

10 PT Tunas Baru Lampung Tbk

-4.61 0.31 2.36 0.05 0.05 10.52

11 PT Delta Djakarta Tbk

-3.22 -1.17 0.65 0.05 0.05 18

12 PT Multi Bintang Indonesia Tbk

4.61 0.73 2.69 0.05 0.05 11.17

13 PT Siantar Top Tbk

-3.22 -1.02 2.59 0.04 0.04 17

14 PT Tiga Pilar Sejahtera food Tbk

-3.0 1.04 2.59 0.04 0.04 16

Sumber : Data yang diolah

Page 174: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

174

Lampiran 8

Data Rasio Keuangan Pada Perusahaan di Sektor Food and Beverage yang

terdaftardi Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 (Setelah Transformasi LOG)

No

Nama Perusahaan

Return

DER

PER

ROA

Beta

EVA

1 PT Fast Food Indonesia Tbk

-4.96 -0.42 2.51 -1.83 0.05 19

2 PT Indofood Sukses Makmur Tbk

-3.0 0.62 3.28 -3.51 0.04 12.98

3 PT Mayora Indah Tbk

-3.91 -0.39 2.16 -2.66 0.05 18.36

4 PT Ultra Jaya Milk Tbk

-3.91 -0.56 3.59 -3.91 0.05 15.06

5 PT Aqua Gollden Mississipi

-3.50 -0.33 3.20 -2.66 0.05 16.44

6 PT Unilever Indonesia Tbk

-3.21 -0.24 3.20 -1.00 0.05 14

7 PT Prashida Aneka Niaga Tbk

-1.43 0.73 2.59 -3.51 0.02 20

8 PT Sekar Laut Tbk

-2.52 -0.17 2.77 -3.51 0.06 15.82

9 PT Smart Tbk

-2.81 0.18 2.77 -2.12 0.04 13.27

10 PT Tunas Baru Lampung Tbk

-2.81 0.39 3.62 -3.22 0.04 7.89

11 PT Delta Djakarta Tbk

-2.81 -1.43 1.80 -2.53 0.06 18.23

12 PT Multi Bintang Indonesia Tbk

-6.91 0.80 2.91 -1.97 0.05 11

13 PT Siantar Top Tbk

-2.81 -1.00 3.57 -3.51 0.04 16

14 PT Tiga Pilar Sejahtera food Tbk

-1.61 1.21 3.85 -3.91 0.02 18

Sumber : Data yang diolah

Page 175: STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

175

Lampiran 9

Data Rasio Keuangan Pada Perusahaan di Sektor Food and Beverage yang

terdaftardi Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 (Setelah Transformasi LOG)

No

Nama Perusahaan

Return

DER

PER

ROA

Beta

EVA

1 PT Fast Food Indonesia Tbk

-2.53 -0.45 2.46 -1.83 -0.07 18.34

2 PT Indofood Sukses Makmur Tbk

-2.65 1.00 1.68 -3.51 -0.06 14.29

3 PT Mayora Indah Tbk

-3.21 0.04 1.55 -2.66 -0.06 19

4 PT Ultra Jaya Milk Tbk

- 3.912 -0.78 1.63 -1.77 -0.06 19

5 PT Aqua Gollden Mississipi

- 4.61 -0.25 3.24 -2.53 -0.06 19

6 PT Unilever Indonesia Tbk

-3.51 -0.11 3.08 -1.00 -0.07 14.61

7 PT Prashida Aneka Niaga Tbk

-1.61 0.66 2.04 -3.22 -0.08 15.39

8 PT Sekar Laut Tbk

-1.61 -0.05 2.36 -3.91 -0.08 16

9 PT Smart Tbk

-3.22 0.05 0.95 -2.30 -0.06 21

10 PT Tunas Baru Lampung Tbk

-4.96 0.41 0.78 -3.91 -0.06 9.23

11 PT Delta Djakarta Tbk

-2.66 -1.27 1.52 -2.12 -0.07 19

12 PT Multi Bintang Indonesia Tbk

-4.61 0.52 1.59 -1.43 -0.06 12.35

13 PT Siantar Top Tbk

-2.81 -0.33 2.56 -4.83 -0.06 15.70

14 PT Tiga Pilar Sejahtera food Tbk

-3.22 0.38 2.86 -3.51 -0.06 15.89

Sumber : Data yang diolah