Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STUDI EKSPERIMENTAL PEMITIGASIAN PENGARUH EFEK
HALO TERHADAP AUDIT JUDGMENT
Oleh :
Raja Filipus Situmorang
NIM : 232011239
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
ABSTRACT
A thorough understanding of information could potentially cause a halo effect that will
have an impact on audit judgment. This study aims to: (1) whether there is a difference between
audit judgments made individually before and after a discussion in a group based on a
presentation of a client information through both positive and negative halo effect on visual and
non-visual forms ; (2) whether the presentation of the preliminary information of a client through
both negative and positive halo efftect on visual and non-visual judgment can affect the audit
group, and (3) whether the presentation of the preliminary information of a client in a positive
visual and non-visual halo effect form can be mitigated through group discussion.
This study applies a 2x2x2 between within-subject experimental design method by
providing treatment manipulation of the client profile (convincing and unconvincing), with the
presentation of the end of the sequence information and the presentation order (positive-negative
and negative-positive). The experiment was conducted at Satya Wacana Christian University
with the research subjects of Bachelor degree Accounting Faculty of Economics and Business
students who are taking the auditing laboratory course. A total of 107 participants conducted the
role of internal auditors to produce 60 data. The results showed that: (1) The initial individual
Audit judgment is different after the group discussion based on the client’s information both in
positive and negative halo effect through visual and non-visual forms. (2) Both negative and
positive halo effect and visual and non-visual forms can affect the belief revision of a group’s
Audit Judgement. (3) Group discussion may decrease or revise the belief towards an individual
due to the bias affected by the positive halo effect in both forms of visual and non-visual forms.
Keywords: Halo Effect, Primacy Effect, Presentation Information, Decision Making Model
PENDAHULUAN
Audit judgment adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat
mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan,
pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa
lainya (Jamilah 2007). Perkiraan tentang suatu objek memberikan pemahaman
menyeluruh (prespektif holistik) atas sebuah informasi. Namun demikian,
pertimbangan evaluative ketika menilai kinerja secara rinci berdasarkan prespektif
holistik berpotensi menyebabkan munculnya efek halo (Murphy, Jako, dan Anhalt
1993).
Efek halo merupakan salah satu bias individu dalam melakukan penilaian
atas seseorang atau suatu objek yang menggeneralisir penilaian suatu atribut untuk
melakukan penilaian atas atribut yang lain (Szhultz dan Szhultz 2010). Efek halo
terjadi ketika pengetahuan untuk evaluasi menyeluruh di awal mengubah
keputusan atas bukti rinci berikutnya (Slovic, Finucane, Peters, dan MacGregor
2002). Menurut Utami dan Wijono (2014), efek halo terjadi apabila penilaian
secara keseluruhan informasi berdasarkan penilaian awal dan berkaitan dengan
efek primasi serta dapat dijelaskan dalam belief adjustment theory. Belief-
adjustment theory dikemukakan oleh Hogarth dan Einhorn’s (1992) menggunakan
pendekatan anchoring dan adjustment.
Hogarth dan Einhorn (1992) berpendapat bahwa penyesuaian keyakinan
individu mempertimbangkan urutan bukti (positif seteleh itu negatif, negatif
setelah itu positif atau campuran positif dan negatif) dan cara/format/mode
(penyampaian informasi secara sekuensial/berurutan atau secara simultan) dalam
penyajian bukti. Pola end of sequence merupakan penilaian yang diberikan setelah
semua informasi terkumpul. Menurut Utami dan Wijono (2014) kondisi yang
menyebabkan efek halo adalah kondisi profil klien yang meyakinkan dan tidak
meyakinkan. Gric (2008) berpendapat bahwa efek halo dapat dijelaskan dengan
efek primasi karena membobot informasi awal sebagai dasar membuat keputusan
(audit judgment). Belief-adjustment theory telah banyak diaplikasikan dan
diberlakukan pengujian dalam berbagai setting penelitian audit (Nasution dan
Supriyadi 2007, Haryanto dan Subroto 2012, Utami dan Wijono 2014, Theresia
2014). Dengan adanya pemahaman menyeluruh terhadap sebuah informasi dapat
memberikan dampak efek halo yang menyebabkan terjadinya bias. Penelitian
Ricchiute (1984) menjelaskan bahwa penyampaian informasi akan cenderung
lebih bervariasi, penelitiannya menerangkan bahwa penyampaian dengan modus
presentasi memiliki dampak daya tangkap dalam memori lebih tinggi. Modus
presentasi bisa melalui visual yang menampilkan gambaran terhadap keseluruhan
informasi maupun non-visual yang menampilkan kata-kata terhadap keseluruhan
informasi. Penyebab terjadinya bias karena individu terpengaruh oleh hal-hal yang
tidak substansial tetapi oleh sekuensial dari input yang diterima (Ashton dan
Kennedy 2002). Bias dapat mengakibatkan seorang auditor membuat keputusan
yang secara tidak efektif dan efisien (Nasution dan Supriyadi 2007).
Penelitian dalam topik audit judgment telah banyak memfokuskan pada
judgment penilaian secara individu. Telah sering dilontarkan kritik tentang
keberadaan penelitian yang memfokuskan pada pembuatan keputusan kelompok
(Arnold dan Sutton 1997). Keputusan kelompok perlu dipertimbangkan dengan
alasan bahwa keputusan keputusan pembuatan audit judgment dibuat oleh
kelompok manajer bukan oleh manajer atau auditor secara perorangan (Anthony,
Dearden dan Norton 1989) dan para peneliti akuntansi keperilakuan telah
menyebutkan pentingnya meneliti fenomena akuntansi dari prespektif kelompok
(Libby dan Luft 1993). Group-induced shift theory menyatakan bahwa interaksi
kelompok mengarahkan keputusan kearah yang lebih beresiko (risky) atau lebih
berhati-hati (cautious) (Isenberg 1986).
Penelitian Haryanto dan Subroto (2012) menerangkan mengenai group-
induced shift theory yaitu bagaimana kelompok menginduksi terjadinya
pergeseran keputusan atas pilihan/keputusan individu dalam hal proses
perbandingan interpersonal. Dengan discrepant tidak nyaman, ia terlalu berhati-
hati atau terlalu beresiko. Pengertahuan tentang perbedaan ini mungkin perlu dan
cukup untuk mempengaruhi individu yang ada dalam kelompok untuk mengubah
pilihan awalnya. Efektif atau tidaknya sebuah keputusan kelomok tidak
dipengaruhi oleh jumlah kuantitas individu dalam sebuah kelompok dan hal ini
telah dikonfirmasi dalam penelitian Kusumawardani, Joevarian, Nehemiah, Novia
dan Giri (2013) yang mengkonfirmasi bahwa tidak ada pengaruh group size
terhadap efektivitas group decision making.
Upaya mitigasi merupakan upaya untuk menurunkan atau mengeliminasi
bias atas informasi agar keputusan audit dapat berkualitas. Upaya memitigasi
dapat dilakukan dengan mekanisme debiasing (pengawabiasan) melalui
akuntabilitas dalam penelitian Haryanto (2012), melalui self review dalam
penelitian Suartana (2007) dan melalui diskusi Theresia (2014). Hasil penelitian
Haryanto dan Subroto (2012) mengenai interaksi individu-kelompok sebagai
pemoderisasi pengaruh framing dan urutan bukti terhadap audit judgment
menyatakan bahwa framing (informasi diungkapkan) negatif berpengaruh lebih
besar terhadap audit judgment kelompok dari pada audit judgment individu. Hasil
pengujiannya memperoleh bukti bahwa pengaruh informasi yang diungkapkan
secara negatif lebih kuat memberikan pengaruh terhadap audit judgment dan
merupakan salah satu faktor determinan dalam pembuatan audit judgment di
bidang pengauditan. Pengaruh informasi yang diungkapkan secara negatif
terhadap audit judgment kelompok menunjukkan bahwa bias tidak dapat
dimitigasi karena pengaruh negatif mempengaruhi revisi keyakinan terhadap audit
judgment.
Berdasarkan hasil penelitian dan fenomena-fenomena terdahulu maka
peneliti tertarik untuk meneliti apakah (1) apakah terdapat perbedaan antara audit
judgement yang dibuat secara individu sebelum diskusi berbeda setelah berdiskusi
dalam kelompok berdasarkan penyajian informasi klien melalui bentuk visual dan
non-visual baik secara efek halo negatif maupun efek halo positif, (2) apakah
penyajian informasi awal klien dengan efek halo negatif maupun efek halo positif
melalui bentuk visual dan non-visual dapat mempengaruhi audit judgment
kelompok, dan (3) apakah penyajian informasi awal klien dengan efek halo positif
melalui bentuk visual dan non visual dapat dimitigasi melalui diskusi kelompok.
Manfaat penelitian ini secara teori, dapat memberikan kontribusi pengetahuan
dalam bidang audit dan organisasi audit internal sehingga dapat dijadikan acuan
untuk penelitian selanjutnya serta memberikan kontribusi untuk memperoleh
kualitas audit judgment. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu
memberikan pengetahuan kepada auditor bahwa efek halo negatif memberikan
pengaruh terhadap pembuat keputusan. Diskusi kelompok dapat menurunkan
pengaruh efek halo positif dibandingkan efek halo negatif karena memberikan
pengaruh yang kuat terhadap audit judgment.
TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Belief-Adjustment Theory-Halo Effect
Efek halo dapat dijelaskan dengan efek primasi dalam belief adjustment
theory (Utami dan Wijono 2014). Efek primasi muncul karena pemberian
informasi sederhana dengan pola end of sequence (Hogarth dan Einhron 1992).
Dalam bentuk end-of-sequence (simultan) individu-individu memperbaruhi
keyakinannya begitu seluruh informasi tersaji dalam bentuk yang telah terkumpul.
Menurut Hogarth dan Einhorn (1992) penyesuaian keyakinan merupakan
anchoring yaitu melakukan penilaian dengan memulai dari suatu nilai awal dan
menyesuaikanya untuk menghasilkan keputusan akhir. Penelitian terdahulu
menggunakan konsep belief-adjustment sebagai salah satu bentuk untuk menguji
bias resensi Devina (2014), Haryanto (2012), kekinian Suartana (2007) dan
primasi Utami dan Wijono (2014). Dengan demikian penelitian dalam bidang
audit ini mengunakan model belief-adjustment yang didesain dalam penelitian
Hogarth dan Einhron (1992). Penelitian ini memanipulasi informasi klien, dimana
subjek menerima informasi yang memiliki efek halo secara negatif maupun efek
halo secara positif.
B. Hubungan Efek Halo Dengan Penyajian Informasi
Efek halo yang berkaitan dengan efek primasi merupakan bias keputusan
yang terjadi ketika pengambilan keputusan berdasarkan informasi awal. Efek
primasi adalah kecenderungan manusia untuk mengingat lebih jelas pada hal
pertama yang dilihat (Grcic 2008). Utami dan Wijono (2014) menguji efek halo
dan menemukan bahwa terjadi efek primasi ketika menghadapi kondisi klien yang
meyakinkan. Pemahaman awal suatu objek dijadikan sebagai inti dari penilaian
secara keseluruhan tentang objek tersebut merupakan bias atas informasi yang
disebabkan oleh efek primasi. Grcic (2008) menjelaskan bahwa ketika penilaian
awal mengesankan akan menjadi konsisten dengan penilaian akhir (anchor).
Philips (1999) menemukan bahwa auditor yang mengevaluasi bukti yang
beresiko rendah akan kurang sensitive terhadap bukti rinci dari pelaporan
keuangan yang agresif, demikian pula sebaliknya ketika menghadapi bukti dengan
risiko tinggi akan lebih sensitive terhadap bukti rinci. Model mengenai efek
primasi menjelaskan bahwa individu tidak akan melakukan penyesuaian
keyakinan karena adanya bukti baru dan akan menilai berdasarkan rekaman
memori atas informasi awal.
Hasil penelitian Ricchiute (1984) mengenai penilaian empiris terhadap
dampak tugas alternative mode presentasi pada pengambilan keputusan
mengkonfirmasi bahwa dengan penyajian persentasi melalui media visual
memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan. Ricchuite (1984),
merekomendasikan peneliti untuk mempertimbangkan faktor penyampaian
komunikasi karena kondisi situasi dunia terus berkembang khususnya untuk
menyesuaikan pengambilan keputusan dalam penugasan tugas audit. Dalam
penelitian ini bentuk informasi dikembangkan dari penelitian Ricchiute (1984)
yaitu visual melalui video dan non-visual secara narasi. Akibat pengaruh modus
persentasi dapat mempengaruhi pengambilan keputusan audit serta individu
melakukan penyesuaian keyakinan berdasarkan nilai awal, tentunya akan
memberikan dampak efek halo.
C. Pengembangan Hipotesis Hubungan Efek Halo dengan Penyajian
Informasi Klien dengan Diskusi Kelompok
Diskusi atau kelompok merupakan salah satu cara yang efektif dalam
bertukar pikiran dan berinteraksi untuk menciptakan suatu keputusan yang
berkualitas. Pengambilan keputusan secara berkelompok diduga akan mampu
mengendalikan (mengurangi) dampak emosi negatif, yaitu menghindarkan
pengambilan keputusan secara tidak rasional (Yuliusman 2013). Rasionalisasi
tercapai melalui pendapat anggota kelompok dari berbagai sudut pandang
berbeda, sehingga subyektivitas pendapat anggota lain dapat diminimalisir
(Handoko 2007).
Pertukaran informasi antar individu dalam sebuah kelompok dipengaruhi
oleh informasi presentasi, dimana modus persentasi mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan (Ricchiute 1984). Hal ini berkaitan untuk merangsang
setiap individu mencerna dan berinteraksi untuk menentukan pengambilan
keputusan dalam kelompok. Dalam menentukan audit judgment, individu
terpengaruh oleh penyesuaian keyakinan yang merupakan anchoring yaitu
menyesuaikan keputusan berdasarkan nilai awal yang dijelaskan dalam penelitian
Hogarth dan Einhorn (1992).
Menurut Haryanto (2012) sebuah keputusan kelompok, mengakibatkan
terjadinya pergeseran dalam pembuatan keputusan individu dan kelompok ketika
posisi pradiskusi awal anggota kelompok dapat mempengaruhi diskusi kelompok
selanjutnya dalam pembuatan keputusan. Dalam penelitianya menjelaskan bahwa
pergeseran dalam pembuatan keputusan dipengaruhi oleh teori pengaruh
informasional. Teori tersebut menerangkan bahwa diskusi dalam kelompok
menyebabkan para individu mengubah keputusan kearah yang sama dengan
keputusan pradiskusi individu karena diskusi menghadapkan para individu dengan
argumen-argumen persuasive yang mendukung ke arah tersebut.
Peneliti akan membandingkan audit judgment individu sebelum dan
sesudah diskusi ketika informasi disajikan dalam bentuk visual maupun non-visul
dengan penyajian informasi yang memiliki efek halo negatif maupun efek halo
positif. Berdasarkan penelitian terdahulu dan penjelasan di atas maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1a: Terdapat perbedaan antara audit judgment yang dibuat secara
individual dengan audit judgment yang dilakukan secara berkelompok
berdasarkan penyajian informasi klien melalui bentuk non-visual dan
memiliki efek halo negatif.
H1b: Terdapat perbedaan antara audit judgment yang dibuat secara
individual dengan audit judgment yang dilakukan secara berkelompok
berdasarkan penyajian informasi klien melalui bentuk visual dan
memiliki efek halo negatif.
H1c: Terdapat perbedaan antara audit judgment yang dibuat secara
individual dengan audit judgment yang dilakukan secara berkelompok
berdasarkan penyajian informasi klien melalui bentuk non-visual dan
memiliki efek halo positif.
H1d: Terdapat perbedaan antara audit judgment yang dibuat secara
individual dengan audit judgment yang dilakukan secara berkelompok
berdasarkan penyajian informasi klien melalui bentuk visual dan
memiliki efek halo positif.
Hubungan Efek Halo Negatif terhadap Diskusi Kelompok
Penelitian Haryanto (2012) menunjukkan bahwa framing (bagaimana cara
suatu fakta atau informasi diungkapkan) negatif memiliki pengaruh yang lebih
besar terhadap audit judgment kelompok dari pada audit judgment individu.
Pengaruh lebih besar menerangkan individu mengkonstruksi proses pembuatan
keputusan individu menjadi keputusan kelompok yang dipengaruhi oleh faktor
informasi yang diungkapkan secara negatif.
Utami dan Wijono (2014) menemukan bahwa subjek dengan informasi
profil klien meyakinkan (positif) akan menentukan risiko salah saji yang lebih
rendah (74,47) dari pada subjek dengan informasi yang tidak meyakinkan (positif)
(79,63). Hasil penelitianya mengkonfirmasi bahwa terdapat perbedaan dalam
menentukan audit judgment secara signifikan ketika subjek diperhadapkan dengan
informasi yang meyakinkan berbeda hasilnya ketika informasi tidak meyakinkan.
Hal ini berarti fakta atau informasi yang disajikan secara negatif (tidak
meyakinkan) memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap audit judgment,
dimana hasil tersebut akan sama ketika informasi profil klien memiliki efek halo
(kesan awal) yaitu negatif.
Penelitian ini membandingkan audit judgment individu sebelum dan
sesudah diskusi ketika informasi memiliki efek halo negatif untuk menguji bahwa
diskusi kelompok tidak memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap revisi
keyakinan dan efek halo negatif memberikan dampak untuk mempengaruhi
pergeseran keputusan individu ke dalam keputusan kelompok yang disebabkan
oleh efek halo negatif. Berdasarkan penelitian terdahulu dan penjelasan di atas
maka dirumuskan hipotesis kedua bagian a sebagai berikut:
H2a: Proses diskusi kelompok tidak dapat menurunkan (memitigasi)
pengaruh efek halo negatif pada informasi dalam bentuk non-visual
maupun visual terhadap audit judgment.
Pengaruh Diskusi Kelompok Terhadap Efek Halo Positif
Penilaian kelompok adalah hasil penggabungan pendapat antar individu
ketika berinteraksi dalam kelompok (Ang dan O’Connor 1991). Hasil penelitian
Lee, Ross, & Little (2012) menunjukkan bahwa ketika individu membuat
keputusan, mereka dipengaruhi oleh kekeliruan nilai dasar sebagian besar.
Namun, penilaian probabilitas individu menjadi lebih akurat ketika mereka belajar
dari informasi saran balik. Ketika subyek membuat keputusan pada tingkat
kelompok, kesalahan penilaian yang terbukti sangat berkurang. Sebaliknya,
belajar dari saran balik menjadi kurang signifikan dibandingkan dengan kasus
penilaian individu.
Diskusi kelompok dilakukan untuk memitigasi efek risensi merupakan
model self-review. Model self-review yang dilakuakan Asthon dan Kennedy
(2002) dengan membaca ulang persoalan masalahnya, kemudian menyampaikan
pendapat dalam diskusi kelompok dan selanjutnya masing-masing mengambil
keputusan berdasarkan diskusi. Penelitian Theresia (2014) juga menemukan
bahwa hasil diskusi kelompok dapat memitigasi efek risensi dalam penyajian
informasi bagan dan non-bagan dalam menguji penggunaan diagram causal loop
di bagian akhir penyajian informasi sebagai suatu bentuk informasi yang diduga
menyebabkan efek risensi.
Penggunaan aktivitas grup untuk meningkatkan keakuratan rating dan
mengurangi bias dilakukan oleh Martell dan Leavitt (2002). Penelitiannya
menemukan bahwa penggunaan grup penilai mampu mengurangi bias
performance-cue dibandingkan pengunaan penilai individual. Dengan demikian
penelitian ini mengadopsi diskusi kelompok sebagai upaya memitigasi efek halo
yang berkaitan dengan efek primasi. Diskusi kelompok diterapkan untuk menguji
apakah diskusi mampu menurunkan efek halo positif dan memiliki pengaruh yang
lebih besar dalam menentukan revisi keyakinan. Diskusi diharapkan memberikan
dampak interaksi dan saran balik sehingga individu dapat lebih memahami sebuah
informasi dan dapat memperbaiki penilaian audit judgment ke arah yang lebih
tepat dan berkualitas. Dengan berbagai penjelasan di atas maka hipotesis kedua
bagian b dirumuskan sebagai berikut:
H2b: Proses diskusi kelompok dapat menurunkan (memitigasi) pengaruh
efek halo positif pada informasi dalam bentuk non-visual maupun
visual terhadap audit judgment.
METODA PENELITIAN
Desain Penelitian
Rancangan desain penelitian merupakan desain eksperimental yang
menggunakan 2 x 2 x 2 between within-subjects. 2 x 2 x 2 merupakan desain yang
menunjukan dua level faktor yaitu efek halo positif dan negatif dihubungkan
dengan faktor visual dan non-visual dengan within-subjects sebelum dan sesudah
diskusi. Dalam rancangan desain penelitian ini, subjek penelitian merupakan
mahasiswa S1 jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Kristen Satya Wacana. Variabel independen dalam penelitian ini adalah variabel
efek halo dan audit judgment sebagai dependen yang disajikan positif atau negatif.
Eksperimental dilaksanakan di kelas mata kuliah laboratorium audit dimana
mahasiswa kelas pengauditan sebagai subjek penelitian.
Subjek penelitian merupakan mahasiswa yang berperan sebagai auditor
internal yunior Kantor Akuntan Publik (KAP) yang diminta memberikan jasa non-
assurance dari KAP dalam bentuk audit judgment tentang profil klien yang
memiliki efek halo positif maupun negatif baik penyajian informasi secara visual
maupun non-visual. Penelitian merupakan studi eksperimental yang
menguji hubungan kausalitas, sehingga memiliki validitas internal yang tinggi.
Dalam penugasan audit sebagai auditor internal, mahasiswa diminta untuk
melakukan review dan memberikan penilaian audit judgment terhadap setiap
bagian informasi profil klien baik visual maupun non-visual secara individu
sebelum dan setelah berdiskusi dalam kelompok. Profil klien berisikan mengenai
informasi internal perusahaan yang bergerak di bidang restaurant makanan siap
saji yang memiliki efek halo positif maupun negatif. Ketika melakukan review
dan audit judgment berarti melakukan suatu cara untuk memahami, belajar,
mengingat, dan berpikir tentang suatu informasi yang merupakan teori psikologi
kognitif (Stenberg 2006). Eksperimen dilakukan dalam kelas laboratorium audit
dikarenakan subjek sudah mengetahui proses audit dan melakukan review
terhadap klien untuk non-assurance yang melibatkan audit judgment.
Mekanisme eksperimen dilakukan dengan seluruh partisipan dibagi ke
dalam empat kelas dengan perlakuan penyajian informasi yang berbeda dan di
setiap kelas partisipan diperlakukan sesi diskusi kelompok setelah partisipan
melakukan audit judgment secara individu mengenai keseluruhan informasi profil
klien.
Bagan 1
Alur Eksperimen
Setelah
selesai
menilai
judgement
audit secara
individu
Pembagian
Kelompok
Diskusi
Eksperimen
Distribusi
Modul
Penugasan
Audit
Pengerjaan
Modul
Penugasan
Audit
Pengumpulan
Modul
Penugasan
Audit
Debriefing
Informasi internal perusahaan disajikan secara positif (meyakinkan) dan
negatif (tidak meyakinkan) dalam bentuk visual (video) maupun non-visual
(narasi) untuk menunjukkan tinggi atau rendahnya efek halo yang akan
mempengaruhi penilaian audit judgment. Auditor internal dalam memberikan
audit judgment kepada klien diberikan skala penilaian likert 10 sampai 100,
dengan angka sepuluh menunjukkan potensi salah saji yang material dan angka
100 menunjukkan potensi salah saji yang tidak material. Rancangan desain modul
penelitian disusun berdasarkan adopsi dari penelitian studi eksperimental Utami
dan Wijono (2014) dan Cahyaningrum (2015).
Teknik Analisis
Pengujian awal menggunakan statistik deskriptif dengan melakukan
pengecekan manipulasi data yaitu memilih data yang layak diolah dengan
menggunakan rata-rata teoritis. Setelah data lolos cek manipulasi selanjutnya
dilakukan uji anova untuk melihat apakah terdapat perbedaan atau tidak
berdasarkan karakteristik demografi (jenis kelamin, umur, dan indeks prestasi
kumulatif) subjek. Apabila nilai signifikansi pada hasil pengujian anova satu arah
lebih besar dari alpha maka efektif dalam melakukan randomisasi. Analisis
pengujian hipotesis satu mengunakan uji paired samples t-test untuk melihat
adanya perbedaan hasil audit judgment yang dinilai secara individu sebelum
diskusi dengan setelah diskusi. Pengujian hipotesis kedua dengan menganalisis
pergeseran rata-rata.
Tugas dan Prosedur Audit
Subjek penelitian dibagi ke dalam empat kelompok secara acak dengan
perlakuan yang berbeda di setiap kelompok. Bentuk informasi di perlakukan
secara visual yaitu melalui video dengan rata-rata durasi waktu dua sampai tiga
menit yang sesuai setiap bagian informasi yang ditampilkan dan diulang sebanyak
dua kali. Perlakuan non visual melalui narasi dengan durasi waktu tiga sampai
empat menit untuk membaca sesuai dengan setiap bagian informasi dalam modul.
Setiap individu memberikan audit judgment yang dibuat secara individu sebelum
dan setelah diskusi dalam kelompok. Kemudian diperhadapkan dengan informasi
yang memiliki efek halo negatif (tidak meyakinkan) maupun efek halo positif
(meyakinkan) dalam bentuk visual maupun non-visual. Hal ini dihubungkan untuk
melihat terjadinya perbedaan audit judgment dengan perlakuan yang berbeda
dalam tabel 1 menjelaskan tentang desain penelitian eksperimental. diberikan
penugasan audit untuk memberikan audit judgment
Tabel 1 matriks eksperimen menjelaskan terdapat empat grup, dimana
peneliti membagikan ruangan kepada total keseluruhan subjek partisipan secara
acak dan membagikan modul sesuai dengan masing-masing perlakuan manipulasi.
Ruangan pertama berisi grup 1 yaitu individu memberikan audit judgment secara
individu sebelum diskusi dan setelah berdiskusi dalam kelompok dengan
perlakuan non-visual melalui penyajian informasi profil klien dengan efek halo
Tabel 1
Matriks Eksperimen
Perlakuan Judgement Audit
Penyajian Informasi Profil Klien dengan Efek
Halo
Negatif (-) Positif (+)
Non visual Individu
Grup 1 Grup 3 Kelompok
Visual Individu
Grup 2 Grup 4 Kelompok
negatif, ruangan kedua berisi grup 2 yaitu individu memberikan audit judgment
secara individu sebelum diskusi dan setelah diskusi dalam kelompok dengan
perlakuan visual melaui penyajian informasi profil klien dengan efek halo negatif,
ruangan ketiga berisi grup 3 yaitu memberikan audit judgment secara individu
sebelum diskusi dan setelah diskusi dalam kelompok dengan perlakuan non-visual
melalui penyajian informasi profil klien dengan efek halo positif, dan ruangan
keempat berisi grup 4 yaitu memberikan audit judgment secara individu sebelum
diskusi dan setelah diskusi dalam kelompok dengan perlakuan visual melalui
penyajian informasi profil klien dengan efek halo positif sesuai manipulasi yang
diberikan kepada subjek berdasarkan matriks eksperimen.
Sebelum melakukan eksperimen peneliti terlebih dahulu menyiapkan
modul dan empat ruangan sesuai dengan kelompok manipulasi berdasarkan
matriks eksperimen. Kemudian dilakukan eksperimen sesuai dengan petunjuk
serta aturan yang berlaku. Keempat grup (grup 1, grup 2, grup 3, dan grup 4)
diberikan modul yang berisikan penugasan audit mengenai informasi internal
profil klien. Modul non-visual berisi mengenai informasi klien yaitu kinerja,
corporate social and responsibility, kualitas pelayanan, inovasi, pangsa pasar,
standar opersaional prosedur, pendistribusian, manajemen persediaan, kualitas
karyawan dan halaman penilaian audit judgment dalam setiap bagian informasi.
Sedangkan modul visual hanya berisikan halaman untuk memberikan penilaian
audit judgment berdasarkan bagian informasi yang ditayangkan dalam video.
Efek halo terdapat dalam instrumen kinerja, corporate social and
responsibility, kualitas pelayanan, inovasi, pangsa pasar dan standar operasional
prosedur. Sebagai contoh ketika individu diperhadapkan dengan standar
operasional prosedur yang tinggi (meyakinkan/positif) dalam profil klien maka
akan cenderung memberikan penilaian baik (positif) terhadap audit judgment dan
sebaliknya individu akan cenderung memberikan penilaian kurang baik (negatif)
terhadap audit judgment apabila diperhadapkan dengan standar operasional
prosedur yang rendah (tidak meyakinkan/negatif). Ketika penilaian tersebut
dijadikan nilai suatu awal dan menyesuaikan untuk dijadikan keputusan akhir
dalam audit judgment maka individu terkena efek halo yang menyebabkan bias
atas informasi secara keseluruhan.
Grup 1 dalam ruangan pertama mempelajari informasi profil klien melalui
narasi yang telah dipersiapkan dengan penyajian efek halo negatif (tidak
meyakinkan) dalam modul. Setiap bagian informasi diberikan panduan oleh
peneliti mengenai durasi waktu tiga menit untuk membaca informasi dan setelah
itu memberikan audit judgment. Peneliti memandu partisipan untuk tidak
membalik bagian informasi sebelum atau sesudahnya agar partisipan tidak
mengetahui manipulasi dalam setiap bagian informasi yang disajikan dan tidak
merevisi audit judgment sebelum atau sesudahnya. Grup 2 dalam ruangan kedua
diperlakukan hal yang sama dengan grup 1 mengenai informasi profil klien tetapi
informasi yang disajikan dalam bentuk perlakuan melalui video. Peneliti
mengulang sebanyak dua kali kepada partisipan sesuai bagian informasi setelah
itu diberikan waktu untuk memberikan audit judgment.
Grup 3 dalam ruangan ketiga mempelajari informasi profil klien melalui
narasi yang telah dipersiapkan dengan penyajian efek halo positif (meyakinkan)
dalam modul. Setiap bagian informasi diberikan panduan oleh peneliti sama
dengan grup 1. Grup 4 dalam ruangan keempat diperlakukan hal yang sama
dengan grup 3 mengenai informasi profil klien tetapi informasi yang disajikan
dalam bentuk perlakuan melalui video. Petunjuk dan aturan pada saat perlakuan
video sama dengan grup 2. Setelah pengerjaan modul penugasan audit secara
individu selesai maka diberlakukan penugasan audit secara kelompok. Penugasan
audit dalam kelompok dibagi secara acak sesuai kuantitas partisipan yang telah
ditentukan dalam suatu ruangan kelas.
Sesudah pembagian kelompok dalam ruangan kelas telah selesai maka
eksperimen kembali dimulai dan diulang kembali mengenai penyajian informasi
profil klien sesuai dengan grup dan perlakuan dalam masing-masing ruangan yang
ditentukan sejak awal. Setiap grup (grup 1, grup 2, grup 3, dan grup 4) rata-rata
berisi tiga sampai empat individu dan diberikan waktu tiga menit untuk
mendiskusikan informasi yang disajikan berdasarkan perlakuan setiap grup dalam
ruangan kelas. Selama proses diskusi partisipan diberikan waktu tiga menit agar
ketika berdiskusi dalam kelompok partisipan fokus untuk berdiskusi mengenai
profil klien dan meminimalkan potensi pembicaraan mengenai hal-hal yang keluar
dalam konteks profil klien. Kemudian pemandu eksperimen memberikan waktu
untuk partisipan memberikan penilaian audit judgment sesuai dengan keputusan
akhir setiap individu setelah diskusi mengenai informasi klien. Diskusi dilakukan
agar partisipan diharapkan dapat memitigasi terjadinya proses bias mengenai
informasi yang disajikan berdasarkan efek halo positf melalui perlakuan visual
dan non-visual serta efek halo negatif yang dapat memberikan dampak terhadap
revisi keyakinan setelah berdiskusi melalui perlakuan visual dan non-visual.
Setelah penugasan audit selesai maka dilakukan debriefing yaitu dengan tujuan
untuk memastikan bahwa partisipan tidak terbawa pada situasi manipulasi
terhadap objek restaurant siap saji yang diteliti setelah mengikuti proses
eksperimen. Ketika selesai melakukan eksperimen peneliti mengumpulkan modul
yang sudah dikerjakan yang kemudian untuk siap diuji oleh peneliti.
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Penelitian Partisipan (Subjek Penelitian)
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Kristen Satya Wacana. Subjek penelitian merupakan mahasiswa S-1 jurusan
Akuntansi. Data penelitian diperoleh dengan melakukan eksperimen simulasi
audit kepada mahasiswa yang sedang mengambil kelas mata kuliah Laboratorium
Pengauditan. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan cek manipulasi
berdasarkan pertanyaan dalam setiap penyajian informasi klien dalam simulasi
audit.
Karakteristik mengenai informasi subjek partisipan di tunjukan pada tabel
2 yang menunjukkan informasi bahwa partisipan pria lebih kecil dengan jumlah
sebanyak 20 orang (33,33%) dibandingkan partisipan wanita yang berjumlah 40
orang (66,67%)
Tabel 2
Informasi Partisipan
Keterangan Total Persentase
Jenis Kelamin:
Pria 20 33,33%
Wanita 40 66,67%
Umur:
20 20 33,33%
21 29 48,33%
22 6 10%
≥ 23 5 8,33%
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK):
2 0 0,00%
2,01-2,99 31 51,67%
3,00-3,49 19 31,67%
≥3,5 10 16,67%
Sumber :Data Primer Diolah, 2015
Informasi mengenai partisipan masing-masing memiliki rata-rata umur 20
tahun sebanyak 20 orang (33,33%), umur 21 tahun sebanyak 29 orang (48,33%),
umur 22 tahun sebanyak 6 orang (10%) dan ≥ 23 tahun sebanyak 5 orang (8,33%).
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tidak terdapat partisipan yang memiliki
IPK 2 sebanyak 0 (0%) dan mayoritas partisipan memiliki IPK dalam range 2,01-
2,99 sebanyak 31 orang (51,67%).
Manipulation Check
Pengujian manipulation check (cek manipulasi) dalam efek halo negatif
maupun positif terhadap informasi yang disajikan melalui visual dan non-visual
memiliki rata-rata teoritis sebesar 55, menunjukkan bahwa partisipan dalam
kondisi terkena kesan efek halo positif akan memberikan audit judgment lebih
dari 55, sedangkan partisipan yang terkena kesan efek halo negatif akan
memberikan audit judgment kurang dari 55. Berdasarkan pengujian cek
manipulasi yang dilakukan terdapat sebanyak 60 partisipan yang lolos untuk diuji
dari keseluruhan total 107 yang lolos dari cek manipulasi.
Hasil dari pengujian cek manipulasi (tabel 4 manipulation check setiap
perlakuan) menunjukkan bahwa efek halo negatif yang disajikan dalam bentuk
non-visual dengan fakta range 10-70 memiliki rata-rata 37,33 kurang dari rata-
rata teoritis sebesar 55. Sedangkan penyajian dalam bentuk non-visual dengan
efek halo positif dengan fakta range 70-100 memiliki rata-rata 88 lebih besar dari
rata-rata teoritis sebesar 55. Dalam perlakuan efek halo negatif yang disajikan
dalam bentuk visual memiliki fakta range 10-50 memiliki rata-rata 31,25 lebih
kecil dari rata-rata teoritis sebesar 55. Sebaliknya efek halo positif yang disajikan
dalam bentuk visual memiliki fakta range 70-100 memiliki rata-rata 80,67 lebih
besar dari rata-rata teoritis 55. Berdasarkan hasil yang didapat dari cek manipulasi
menyimpulkan bahwa seluruh partisipan telah menerima treatment manipulation
yang sesuai dengan efek halo positf dan negatif dalam bentuk visual maupun non-
visual. Dengan demikian pengujian data selanjutnya dapat dilanjutkan dengan
pengujian data selanjutnya.
Tabel 3
Manipulation Check setiap Perlakuan
Variabel
Teoritis Fakta
Range Mean Range Mean
Non Visual
Efek Halo Negatif 10-100 55 10-70 37,33
Positif 10-100 55 70-100 88
Visual
Efek Halo Negatif 10-100 55 10-50 31,25
Positif 10-100 55 70-100 80,67
Pengujian Randomisasi
Peneliti menguji efektivitas randomisasi demografi karakteristik partisipan
(gender, indeks prestasi kumulatif, dan umur) dengan melakukan uji one way
anova (Tabel 2) sebelum pengujian cek manipulasi.
Berdasarkan hasil uji one way anova memperlihatkan bahwa ketiga
indikator (Tabel 3) memiliki tingkat signifikan (Sig) yang lebih besar
dibandingkan alpha 5% (0,05). Hasil pengujian one way anova menunjukkan
bahwa ketiga indikator (gender, indeks prestasi kumulatif maupun umur
mahasiswa) tidak memiliki pengaruh dalam menetukan audit judgment, gender
dan indeks prestasi kumulatif maupun umur mahasiswa.
Pengujian Hipotesis
Uji Hipotesis 1a & 2a
Hipotesis 1a menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara audit
judgment yang dibuat secara individual dengan audit judgment yang dilakukan
secara berkelompok berdasarkan penyajian informasi klien melalui bentuk non-
visual dan memiliki efek halo negatif. Pengujian paired samples t-test dengan
Tabel 4
Hasil Uji One Way Anova
Mean Square Sig Keterangan
Jenis Kelamin:
Between Groups 7,5 0,757 Tidak Bepengaruh
Within Groups 77,888
Usia:
Between Groups 120 0,197 Tidak Bepengaruh
Within Groups 74,375
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK):
Between Groups 47,254 0,548 Tidak Bepengaruh
Within Groups 77,728
membandingkan antara audit judgment individu yang dibuat sebelum diskusi
dengan sesudah diskusi.
Tabel 5
Hasil Pengujian 1 a
Penyajian Informasi Profil Klien dengan Efek Halo Negatif dalam Bentuk Non-Visual
N Mean
Std
Deviation t Sig. (2-tailed)
Audit Judgment
Individu sebelum diskusi 15 67,33 7,037
2,553 0,023 setelah diskusi 15 61,33 10,601
Berdasarkan hasil pengujian statistik (tabel 5 hasil pengujian hipotesis 1a)
menginterpretasikan terjadinya perbedaan rata-rata audit judgment dengan tingkat
signifikan sebesar 0,023 lebih kecil dibandingkan dengan alpha sebesar 0,05
(5%). Menunjukkan bahwa hasil rata-rata penilaian informasi klien atas audit
judgment yang dibuat individu sebelum diskusi adalah 67,33 dan rata-rata
penilaian informasi klien atas audit judgment setelah diskusi adalah 61,33.
Individu memiliki rata-rata audit judgment lebih besar sebesar 67,33 dari pada
rata-rata teorits sebesar 55. Hal ini menunjukkan bahwa individu hampir mampu
memahami informasi klien secara keseluruhan akan tetapi individu masih
memiliki representasi mental mengenai informasi awal klien yang negatif
sehingga informasi awal klien negatif dijadikan bahan pertimbangan ketika
berdiskusi dalam kelompok. Hal ini terlihat dengan adanya pergesaran rata-rata
audit judgment individu sebelum diskusi sebesar 67,33 berubah setelah berdiskusi
dalam kelompok menjadi 61,33 lebih mendekati rata-rata teorits sebesar 55.
Hasil pengujian tersebut memberikan keterangan bahwa kesan halo negatif
klien telah dipetimbangkan ketika berdiskusi dengan kelompok dan memberikan
dampak bias terhadap informasi klien secara keseluruhan. Bias akibat efek halo
negatif mengakibatkan auditor menentukan resiko salah saji material tinggi
terhadap klien secara menyeluruh berdasarkan informasi awal klien. Hal ini
merupakan efek halo yang berkaitan dengan efek primasi yang dapat dijelaskan
dalam belief adjustment theory. Informasi awal klien yang negatif dijadikan
sebagai nilai awal untuk dipertimbangan sehingga dengan adanya pertimbangan
pada informasi awal maka seorang auditor menjadikan informasi awal sebagai
bobot untuk menghasilkan keputusan audit judgment akhir yang merupakan
anchoring. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hogarth dan Einron (1992)
serta Grcic (2008) yang mengkonfirmasi bahwa auditor akan cenderung
memberikan bobot pada informasi awal yang negatif yang disebut efek primasi.
Hasil penelitian ini juga mengkonfirmasi bahwa ketika individu berdiskusi dalam
kelompok individu merevisi keyakinan (audit judgment) berdasarkan kesan efek
halo negatif klien bukan secara keseluruhan.
Dengan demikian hipotesis 2a mengenai proses diskusi tidak dapat
menurunkan (memitigasi) pengaruh efek halo negatif pada informasi dalam
bentuk non-visual terhadap audit judgment diterima. Hal ini terbukti bahwa rata-
rata audit judgment individu (67,33) terjadi pergeseran rata-rata audit judgment
menjadi sebesar (61,33). Dengan demikian efek halo negatif memberikan dampak
untuk mempengaruhi pergeseran keputusan individu ke dalam keputusan
kelompok yang disebabkan oleh efek halo negatif. Penelitian ini memiliki hasil
yang sama dengan Haryanto (2012) yang menjelaskan bahwa informasi (framing)
negatif memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap audit judgment kelompok
dari pada audit judgment individu dan penelitan Utami dan Wijono (2014) yang
menjelaskan subjek dengan informasi profil yang tidak meyakinkan akan
menentukan risiko salah saji yang lebih tinggi.
Uji Hipotesis 1b & 2a
Hipotesis 1b menunjukkan terdapat perbedaan antara audit judgment yang
dibuat secara individual dengan audit judgment yang dilakukan secara
berkelompok berdasarkan penyajian informasi klien melalui bentuk visual dan
memiliki efek halo negatif. Pengujian paired samples t-test dengan
membandingkan antara audit judgment yang ditentukan secara individu sebelum
diskusi dengan setelah berdiskusi dalam kelompok.
Berdasarkan hasil pengujian statistik (tabel 6 hasil pengujian hipotesis 1b)
menginterpretasikan terjadinya perbedaan audit judgment dengan tingkat
signifikan sebesar 0,001 lebih kecil dibandingkan dengan alpha sebesar 0,05
(5%). Terlihat bahwa hasil rata-rata penilaian informasi klien atas audit judgment
individu sebelum diskusi adalah 63,33 dan rata-rata penilaian informasi klien atas
audit judgment setelah berdiskusi dalam kelompok adalah 52,67. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa individu hampir mampu memahami informasi klien secara
keseluruhan akan tetapi individu masih memiliki representasi mental mengenai
informasi awal klien yang negatif sehingga informasi awal klien dijadikan bahan
pertimbangan terlihat dalam audit judgment setelah diskusi. Informasi klien secara
menyeluruh menjadi bias disebabkan ketika individu berinteraksi dalam
kelompok, antar individu berdiskusi untuk merevisi keyakinan mengenai kesan
awal klien yang negatif menjadi menyeluruh dan memberikan penilaian akhir
(anchor). Bias semakin tinggi dan membentuk representasi mental mengenai
informasi awal klien yang negatif dalam diskusi. Bias mengakibatkan auditor
menentukan resiko salah saji material tinggi mengenai informasi awal klien
negatif.
Tabel 6
Hasil Pengujian Hipotesis 1 b
Penyajian Informasi Profil Klien dengan Efek Halo Negatif dalam Bentuk Visual
N Mean Std Deviation t Sig. (2-tailed)
Audit Judgment
Individu sebelum diskusi 15 63,33 8,997
4,298 0,001 setelah diskusi 15 52,67 12,799
Analisis Suplemen
Bias dalam kelompok terlihat lebih tinggi apabila informasi disajikan
secara video. Dengan adanya selisih pergesaran rata-rata audit judgment (tabel 7
rata-rata audit judgment) sebelum dan setelah diskusi dengan penyajian informasi
awal klien yang negatif dalam bentuk visual (video) memiliki selisih lebih besar
10,66 (63,33-52,67) dibandingkan rata-rata audit judgment sebelum dan setelah
diskusi dengan penyajian informasi awal negatif melalui bentuk non-visual
(narasi) sebesar 6 (10,66-6).
Tabel 7
Rata-rata Audit Judgment
Informasi Audit Judgment Non Visual Visual
Negatif Individu sebelum diskusi 67,33 63,33
setelah diskusi 61,33 52,67
Dengan adanya perbedaan rata-rata audit judgment secara narasi
dibandingkan video menerangkan bahwa auditor lebih merekam dalam memori
mengenai informasi yang memiliki efek halo negatif. Penelitian ini sejalan dengan
Ricchuite (1984) yang menunjukkan bahwa penyampaian informasi dengan
modus persentasi memiliki dampak daya tangkap dalam memori lebih tinggi dan
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan audit. Informasi presentasi dalam
bentuk visual mengakibatkan individu lebih merekam dalam ingatan mengenai
kesan awal (efek halo) yang negatif semakin tinggi dan informasi yang disajikan
menjadi bias. Hal ini merupakan efek halo yang berkaitan dengan efek primasi
yang dapat dijelaskan dalam belief adjustment theory. Informasi awal klien yang
negatif dijadikan sebagai nilai awal untuk dipertimbangan sehingga dengan
adanya pertimbangan pada informasi awal maka seorang auditor menjadikan
informasi awal sebagai bobot untuk menghasilkan keputusan audit judgment akhir
yang merupakan anchoring.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hogarth dan Einron (1992)
serta Grcic (2008) yang menjelaskan bahwa auditor akan cenderung memberikan
bobot penilaian pada informasi awal yang negatif yang disebut efek primasi. Hasil
penelitian ini juga mengkonfirmasi bahwa ketika individu berdiskusi dalam
kelompok individu merevisi keyakinan (audit judgment) berdasarkan kesan efek
halo negatif klien bukan secara keseluruhan. Dengan demikian hipotesis 2a
mengenai proses diskusi kelompok tidak dapat menurunkan (memitigasi)
pengaruh efek halo negatif pada informasi dalam bentuk visual terhadap audit
judgment diterima. Hal ini terbukti bahwa rata-rata audit judgment individu
(63,33) terjadi pergeseran rata-rata audit judgment menjadi sebesar (52,67).
Penelitian ini memiliki hasil yang sama dengan penelitian Haryanto (2012) yang
menjelaskan bahwa informasi (framing) negatif memiliki pengaruh yang lebih
besar terhadap audit judgment kelompok dari pada audit judgment individu dan
penelitan Utami dan Wijono (2014) yang menjelaskan subjek dengan informasi
profil yang tidak meyakinkan akan menentukan risiko salah saji yang lebih tinggi.
Uji Hipotesis 1c & 2b
Hipotesis 1c menunjukkan terdapat perbedaan antara audit judgment yang
dibuat secara individual dengan audit judgment yang dilakukan secara
berkelompok berdasarkan penyajian informasi klien melalui bentuk non-visual
dan memiliki efek halo positif. Pengujian paired samples t-test dengan
membandingkan antara audit judgment yang ditentukan secara individu sebelum
diskusi dengan setelah berdiskusi dalam kelompok. Berdasarkan hasil pengujian
statistik (tabel 8 hasil pengujian hipotesis 1c) menginterpretasikan terjadinya
perbedaan audit judgment dengan tingkat signifikan sebesar 0,004 lebih kecil
dibandingkan dengan alpha sebesar 0,05 (5%).
Tabel 8
Hasil Pengujian Hipotesis 1 c
Penyajian Informasi Profil Klien dengan Efek Halo Positif dalam Bentuk Non-Visual
N Mean
Std
Deviation t Sig. (2-tailed)
Audit Judgment
Individu sebelum diskusi 15 70 5,345
3,389 0,004 setelah diskusi 15 61,33 11,872
Perbedaan terlihat dengan hasil rata-rata penilaian informasi klien atas
audit judgment sebelum diskusi adalah 70 berbeda dengan rata-rata penilaian
informasi klien atas audit judgment setelah berdiskusi dalam kelompok adalah
61,33. Individu sebelum diskusi memiliki rata-rata audit judgment lebih besar
sebesar 70 dari pada rata-rata teoritis sebesar 55. Hal ini menunjukkan bahwa
individu terkena bias yang tinggi dan memiliki representasi mental mengenai
kesan informasi awal klien yang positif sebelum diskusi yang merupakan bias
yang disebabkan oleh efek halo yang berkaitan dengan efek primasi yang dapat
dijelaskan dalam belief adjustment theory. Informasi awal klien yang positif
dijadikan sebagai bobot nilai awal untuk menghasilkan keputusan audit judgment
akhir yang merupakan anchoring.
Bias mengakibatkan individu menentukan salah saji resiko material rendah
mengenai informasi klien secara menyeluruh karena informasi awal klien positif.
Menilai resiko salah saji material rendah pada klien yang memberikan kesan
informasi awal (efek halo) positif sejalan dengan penelitian Hogarth dan Einron
(1992) serta Grcic (2008). Penilaian audit judgment yang ditentukan secara
individu berbeda hasilnya setelah individu berdiskusi dalam kelompok, hal ini
disebabkan diskusi memberikan pengaruh kepada setiap individu berinteraksi dan
mempertimbangkan mengenai informasi klien secara menyeluruh. Hal ini terlihat
dengan adanya pergesaran selisih rata-rata audit judgment individu sebelum
diskusi sebesar 70 berubah setelah berdiskusi dalam kelompok menjadi sebesar
61,33.
Hasil pengujian tersebut menjelaskan bahwa efek halo positif tidak dalam
petimbangan untuk dijadikan penentuan audit judgment. Dengan demikian
hipotesis 2b mengenai proses diskusi kelompok dapat menurunkan (memitigasi)
pengaruh efek halo positif pada informasi dalam bentuk non-visual terhadap audit
judgment diterima. Hal ini disebabkan ketika individu saling berinteraksi untuk
mendiskusikan mengenai informasi klien secara menyeluruh maka dampak bias
yang disebabkan oleh efek halo positif klien menjadi menurun dan tidak dijadikan
pertimbangan dalam menentukan audit judgment. Proses diskusi dalam kelompok,
memberikan pengaruh yang lebih besar dalam memperbaruhi keyakinan mengenai
kesan informasi awal (efek halo) positif pada informasi klien secara keseluruhan
dan memberikan pengaruh untuk mengabungkan pendapat untuk menetukan audit
judgment yang berkualitas.
Penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian Theresia
(2014) yang mengkonfirmasi bahwa hasil diskusi kelompok dapat memitigasi
pengaruh efek resensi. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian
Martell dan Leavitt (2002) yang mengkonfirmasi bahwa penggunaan aktivitas
grup untuk meningkatkan keakuratan rating dan mengurangi bias serta penelitian
yang dilakukan Lee, Ross, & Little (2012) menunjukkan bahwa penilaian
probabilitas individu menjadi lebih akurat dan kesalahan penilaian terbukti sangat
berkurang.
Uji Hipotesis 1d & 2b
Hipotesis 1d menunjukkan terdapat perbedaan antara audit judgment yang
dibuat secara individual dengan audit judgment yang dilakukan secara
berkelompok berdasarkan penyajian informasi klien melalui bentuk visual dan
memiliki efek halo positif. Melakukan pengujian paired samples t-test dengan
membandingkan antara audit judgment yang ditentukan secara individu sebelum
diskusi dengan setelah berdiskusi dalam kelompok. Berdasarkan hasil pengujian
statistik (tabel 9 hasil pengujian hipotesis 1d) menginterpretasikan terjadinya
perbedaan audit judgment dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 lebih kecil
dibandingkan dengan alpha sebesar 0,05 (5%).
Perbedaan terlihat dengan hasil rata-rata penilaian informasi klien atas
audit judgment individu sebelum diskusi adalah 69,33 berbeda dengan rata-rata
penilaian informasi klien atas audit judgment setelah berdiskusi dalam kelompok
adalah 53,33. Hal ini menunjukkan bahwa individu terkena bias yang tinggi dan
memiliki representasi mental mengenai kesan informasi awal klien yang positif
yang disajikan secara visual sebelum diskusi yang merupakan bias yang
disebabkan oleh efek halo yang berkaitan dengan efek primasi yang dapat
dijelaskan dalam belief adjustment theory. Informasi awal klien yang positif
dijadikan sebagai bobot nilai awal untuk menghasilkan keputusan audit judgment
akhir yang merupakan anchoring.
Bias mengakibatkan auditor menentukan salah saji resiko material rendah
pada informasi klien secara menyeluruh karena informasi awal klien positif.
Penilaian resiko salah saji material rendah pada klien yang memberikan kesan
awal positif sejalan dengan penelitian Hogarth dan Einron (1992) serta Grcic
(2008). Penilaian audit judgment yang ditentukan secara individu berbeda
Tabel 9
Hasil Pengujian Hipotesis 1 d
Penyajian Informasi Profil Klien dengan Efek Halo Positif dalam Bentuk Non-Visual
N Mean
Std
Deviation t Sig. (2-tailed)
Audit Judgment
Individu sebelum diskusi 15 69,33 11,629
4,773 0,000 setelah diskusi 15 53,33 11,751
hasilnya setelah individu berdiskusi dalam kelompok, hal ini disebabkan diskusi
memberikan pengaruh kepada setiap individu untuk berinteraksi dan
mempertimbangkan mengenai informasi klien secara menyeluruh, terbukti dengan
adanya pergesaran rata-rata audit judgment sebelum diskusi (individu) sebesar
69,33 dan setelah diskusi menjadi sebesar 53,33.
Analisis Suplemen
Penyajian informasi dalam bentuk visual (video) memberikan pergeseran
audit judgment sebelum dan setelah diskusi lebih tinggi sebesar 16 (69,33-53,33)
dibandingan audit judgment sebelum dan setelah diskusi ketika informasi
disajikan dalam bentuk non-visual (narasi) yang hanya bergeser sebesar 8,67 (70-
61,33) dalam tabel 10 rata-rata audit judgment.
Dengan adanya perbedaan rata-rata audit judgment secara narasi
dibandingkan video menerangkan bahwa auditor lebih merekam dalam memori
mengenai informasi yang memiliki efek halo positif. Penelitian ini sejalan dengan
Ricchuite (1984), yang menunjukkan dengan informasi persentasi memiliki
dampak daya tangkap dalam memori lebih tinggi dan dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan audit. Informasi presentasi dalam bentuk visual
mendukung pengaruh mengenai materi diskusi menjadi lebih besar akibat
gambaran informasi klien yang terekam lebih tinggi dalam ingatan. Dengan
demikian hipotesis 2b mengenai proses diskusi kelompok dapat menurunkan
(memitigasi) pengaruh efek halo positif pada informasi dalam visual terhadap
audit judgment diterima.
Tabel 10
Rata-rata Audit Judgment
Informasi Audit Judgment Non Visual Visual
Positif Individu sebelum diskusi 70 69,33
setelah diskusi 61,33 53,33
Penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian Theresia
(2014) yang mengkonfirmasi bahwa hasil diskusi kelompok dapat memitigasi
pengaruh efek resensi. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian
Martell dan Leavitt (2002) yang mengkonfirmasi bahwa penggunaan aktivitas
grup untuk meningkatkan keakuratan rating dan mengurangi bias serta penelitian
yang dilakukan Lee, Ross, & Little (2012) menunjukkan bahwa penilaian
probabilitas individu menjadi lebih akurat dan kesalahan penilaian terbukti sangat
berkurang.
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan peneliti menunjukkan bahwa pertama, audit judgment yang
dibuat secara individu berbeda sebelum dengan setelah diskusi kelompok
berdasarkan penyajian informasi klien dengan efek halo positif maupun efek halo
negatif baik melalui bentuk visual dan non-visual, kedua efek halo negatif
maupun efek halo positif dalam bentuk visual maupun non-visual dapat
mempengaruhi revisi keyakinan audit judgment kelompok dan ketiga diskusi
kelompok dapat menurunkan atau merevisi keyakinan individu akibat bias yang
dipengaruhi oleh efek halo positif dalam bentuk visual maupun non-visual.
Implikasi Penelitian
Hasil penelitian ini memiliki implikasi yaitu pertama, secara teori dapat
memberikan kontribusi pengetahuan dalam bidang audit dan organisasi audit
internal sehingga dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya serta
memberikan kontribusi untuk memperoleh kualitas audit judgment. Kedua, secara
praktek penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan kepada
auditor bahwa efek halo negatif memberikan pengaruh terhadap pembuat
keputusan. Diskusi kelompok dapat menurunkan pengaruh efek halo positif
dibandingkan efek halo negatif karena memberikan pengaruh yang kuat terhadap
audit judgment.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu, pertama pelaksanaan
eksperimen dilakukan dengan beberapa tahap dan waktu yang berbeda sehingga
dimungkinkan terjadi pembocoran informasi dari subjek satu kelas dengan subjek
kelas berikutnya akan tetapi hal ini telah diantisipasi dengan memberikan jeda
waktu yang tidak terlalu panjang. Kedua, pada saat pelaksanaan diskusi kelompok
karakteristik individu dalam kelompok memiliki sifat yang pasif, aktif dan tidak
saling kenal sehingga di awal diskusi kurang kondusif tetapi hal ini telah
diantisipasi dengan cara setiap kelompok ditunjuk satu perwakilan untuk menjadi
leader (ketua grup) oleh peneliti agar diskusi menjadi kondusif. Ketiga penelitian
ini menunjukkan bahwa efek halo negatif meberikan pengaruh terhadap revisi
keyakinan dalam diskusi kelompok sehingga hal ini dapat sebagai bahan
pertimbangan apabila akan dilakukan penelitian berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alon, A., dan Dwyer, P. 2010. The impact of groups and decision aid reliance on
fraud risk assessment. Management Research Review: 240-256.
Ang, S., dan M. O'Connor. 1991. The effect of group interaction processes on
performance in time series extrapolation. International Journal of
Forecasting 7: 141-149.
Ashton R.H., dan Kennedy. 2002. Eliminating Recency with Self-Review: The
Case of Auditors’ Going Concern Judgments. Journal of Behavioral
Decision Making.
Arnold, V. dan S. G. Sutton. 1997. Behavioral Accounting Research: Foundation
and Frontiers. American Accounting Association.
Anthony, R.N., J. Dearden., dan M. Norton. 1989. Management Control Systems
Homewood, Il: Ricard D. Irwin, Inc..
C.D. Cahyaningrum. 2015. Audit Judgment Dalam Tekanan Ketaatan dan
Kompleksitas Tugas. Simposium Nasional Akuntansi XVIII. Medan.
Grcic, J. 2008. The Halo Effect Fallacy. Electronic Journal for Philosophy: 1-58.
Handoko, J. 2007. Pengaruh Emosi Negatif Dalam Pemilihan Alternatif Investasi
Modal: Perbandingan Keputusan Individu Dan Kelompok. Simposium
Nasional Akuntansi X. Aceh.
Haryanto. 2012. Debiasing Audit Judgment: Akuntabilitas dan Tipe Pembuat
Keputusan. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika.
Haryanto., dan B. Subroto. 2012. Interaksi Individu-Kelompok Sebagai
Pemoderasi Pengaruh Framing dan Urutan Bukti terhadap Audit
Judgment. Simposium Nasional Akuntansi XV. Banjarmasin.
Hogarth, R.M., dan H.J. Einhorn. 1992. Order Effects in Belief Updating: The
Belief-Adjustment Mode. Cognitive Psychology. Vol. 24: 278-288.
`
Isenberg, D. J. 1986. Group Polarization: A Critical Review and Meta-Analysis.
Journal of Personality and Social Psychology (June): 1141-1151.
Jamilah, S., F. Zaenal, dan C. Grahita. 2007. Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan,
dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgment. Simposium Nasional
Akuntansi X. Unhas Makassar.
Kusumawardani, D. N., Joevarian., N. Nehemiah., P, M, Novia., dan P, W, Giri.
2013. Pengaruh Group Size Terhadap Pengambilan Keputusan Kelompok.
Jurnal Humanitas. Vol. X, No. 2.
Stenberg, R. J. 2006. Cognitive Psychology. USA: Thomson Wadsworth
Suartana, I.W. 2007. Upaya Meningkatkan Kualitas Pertimbangan Audit Melalui
Self Review. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar.
Lee, M., M.T. Ross., dan H.T. Little. 2012. An Experimental Study on Individual
and Group Judgments in Analytical Procedures of Audit. International
Journal of Business and Behavioral Sciences.
Libby, R., dan J. Luft. 1993. Determinant of Judgment Performance in
Accounting Setting: Ability, Knowledge, Motivation, and Environment.
Accounting Organization and Society: 425-450.
Martell, R., dan K. Leavitt. 2002. Reducing the Performance-Cue Bias in Work
Behavior Ratings: Can Groups Help? Journal of Applied Psychology:
1032-1041.
Murphy, K., R. Jako., dan R. Anhalt. 1993. Nature and Consequences of Halo
Error: A Critical Analysis. Journal of Applied Psychology. Vol. 2: 218225.
Nasution, D dan Supriyadi. 2007. Pengaruh Urutan Bukti, Gaya Kognitif dan
Personalitas terhadap Proses Revisi Keyakinan. Simposium Nasional
Akuntansi X. Makassar.
Philips, F. 1999. Auditor Attention to and Judgment of Aggressive Financial
Reporting. Journal of Accounting Research. Vol.37. No.1.Spring.
Ricchiute, D.N. 1984. An Empirical Assessment of the Impact of Alternative Task
Presentation Modes on Decision Making Research in Auditing. Journal of
Accounting Research: 341-350.
Schultz, D dan Schultz. 2010. Pyschology and Work Today. Tenth Edition. USA:
Pearson Education.
Slovic, P., M. Finucane., E. Peters., dan D.G. MacGregor. 2002. Rational Actors
or Rational Fools: Implications of the Affect Heuristic for Behavioral
Economics. Journal of Socio-Economic 31: 329-342
Theresia, D. 2014. Efek Risensi dalam Keputusan Audit: Diskusi Kelompok
Sebagai Upaya Mitigasi. Salatiga: Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Universitas Kristen Satya Wacana.
http://repository.uksw.edu/handle/123456789/5060
Utami, I., dan S.Wijono. 2012. Studi Eksperimental Model Pengambilan
Keputusan atas Penyajian Informasi oleh Managemen Klien: Pengujian
Efek Aura dan Efek Resensi : Ventura.
Yuliusman. 2013. Pemanfaatan Informasi Akuntansi untuk Menghindari Eskalasi
Komitmen Pasa Level Pengambilan Keputusan. Jurnal Akuntansi. Vol. 1,
No. 2: 184-198.
Lampiran I.
Modul Penugasan Audit Grup 1:Non- Visual dengan Efek Halo Negatif
37
Lampiran 1
Silakan isi identitas Anda dengan lengkap!
Nama :
NIM :
Jenis Kelamin : Pria Wanita
Umur :
IPK : ≤2.00 2.01-2.99 3.00-3.49 ≥≥3.50
Berikut ini adalah petunjuk umum yang dapat menjadi panduan
Saudara dalam mengikuti penelitian ini:
1. Peserta diminta memberikan jawaban pada kolom yang disediakan di
setiap lembar pertanyaan. Jawaban diberikan dalam bentuk angka
dengan skala kontinyus dimulai dari 10 sampai dengan 100 pada
tempat yang bergaris bawah.
2. Jawablah berdasarkan informasi yang ada dan bukan berdasarkan
pretensi atau spekulasi.
3. Tidak diperkenankan untuk melihat lembar berikutnya sampai
diizinkan oleh tutor.
4. Tidak diperkenankan bekerjasama dengan peserta lain selama
penelitian berlangsung.
5. Peserta tidak diperkenankan mengganti jawaban yang sudah
dituangkan sebelumnya.
6. Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam kasus ini. Jawaban
yang Saudara berikan akan dirahasiakan dan tidak ada kaitannya
dengan kinerja Saudara.
Lampiran I.
Modul Penugasan Audit Grup 1:Non- Visual dengan Efek Halo Negatif
38
BAGIAN 1
INFORMASI AWAL
Saudara/i merupakan lulusan terbaik S1 Jurusan Akuntansi FEB UKSW,
saat ini Anda bekerja sebagai internal auditor di Perusahaan Brutush.
Brutush merupakan bisnis waralaba yang bergerak dalam produk olahan
American Fast Food dengan menyajikan makanan cepat saji yaitu Ayam
Goreng (Fried Chicken), Kentang goreng (French Fries), Perkedel, Ice Cream,
dsb. Saudara/i bertugas untuk melakukan pemeriksaan operasional dan
kinerja internal di perusahaan tersebut lalu membuat keputusan
(judgement) mengenai kinerja operasional Brutush.
Sebagai seorang internal auditor tentunya anda diminta memiliki sikap
fokus, profesional, independen, teliti, cermat dan bertanggungjawab dalam
setiap penugasan audit yang diberikan kepada anda. Direksi Brutush sepakat
bahwa dalam melaksanakan penugasan audit, seluruh auditor diharapkan
dapat memberikan judgment terbaik sehingga dapat memberikan keyakinan
pada direksi untuk melakukan rekomendasi yang anda berikan selaku
internal auditor.
Lampiran I.
Modul Penugasan Audit Grup 1:Non- Visual dengan Efek Halo Negatif
39
PENUGASAN AWAL
PRE TEST
(Jawablah yang menurut anda paling tepat dengan memberi tanda checklist (√)
di kolom yang telah disediakan)
1. Anda bekerja sebagai ...
Internal Auditor
Eksternal Auditor
Jasa Konsultan
2. Anda melaksanakan penugasan audit pada perusahaan ...
Brutush
Olive
Popeye
3. Perusahaan yang sedang anda audit bergerak di bidang ...
Otomotif
Kuliner
Finance
4. Dalam penugasan ini, anda mendapatkan tugas untuk
mendeteksi ...
Potensi salah saji / Kecurangan
Jumlah aset milik perusahaan
Posisi keuangan klien
5. Prosedur audit yang menelusuri kebukti transaksi disebut ...
Prosedur analitis
Footing
Vouching
Lampiran I.
Modul Penugasan Audit Grup 1:Non- Visual dengan Efek Halo Negatif
40
BAGIAN 2
PENUGASAN AUDIT
Kinerja Brutush
Brutush merupakan salah satu outlet restoran cepat saji yang
menyajikan produk fast food dengan menu utama yaitu ayam goreng (Fried
Chicken), selain itu ada produk lain yaitu kentang goreng (french fries),
pasta, burger, ice cream, dsb. Harga yang ditawarkan cukup murah, karena
terkait target bisnis Brutush Fried Chicken merupakan masyarakat kalangan
mengengah kebawah. Kisaran harga yang dipatok oleh Brutush yaitu mulai
dari Rp 6.500,00 hingga Rp 10.000,00 saja. Dengan harga tersebut pelanggan
sudah bisa mendapatkan potongan ayam, lengkap beserta nasi dan air
mineral.
Brutush merupakan bisnis pribadi yang didirikan oleh Tn Amin pada
tahun 2000 di Jakarta. Bisnis ini terkenal cukup baru di kalangan pesaing
nya seperti Popeye, Jogja Chicken, Texas Chicken bahkan KFC. Pada tahun
2006 bisnis Brutush berkembang menjadi bisnis waralaba dan sampai tahun
2015. Sudah 15 tahun Brutush berdiri dan baru mampu membuka 20 gerai
yang tersebar di Pulau Jawa. Pada tahun 2014, Brutush telah merencanakan
untuk membuka gerai baru di Medan untuk menjangkau konsumen di pulau
sumatera. Dengan adanya penurunan pendapatan dari penjualan minuman
dan makanan di beberapa gerai menjadi penghambat untuk merealisasikan
gerai baru di Medan.
Selama dua tahun berturut-turut. Total Pendapatan tahun 2014
sebesar 180 juta mengalami penurunanan dibandingkan tahun 2013 sebesar
200 juta. Tahun 2015 brutush kembali mengalami penurunan pendapatan
sebesar 150 juta. Sehingga dalam dua tahun terahkir Brutush mengalami
penurunan pendapatan sebesar 25%. Selain itu direncanakan apabila terjadi
Lampiran I.
Modul Penugasan Audit Grup 1:Non- Visual dengan Efek Halo Negatif
41
penurunan pendapatan secara terus menerus, maka manajer Brutush
mempertimbangkan untuk menutup salah satu gerai di Jawa Barat karena
pendapatannya paling rendah
Diminta:
Apakah kinerja operasional perusahaan Brutush tahun 2000-2015 merupakan
kinerja yang baik berdasarkan informasi diatas ?
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat dengan
tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Baik Sangat Baik
Lampiran I.
Modul Penugasan Audit Grup 1:Non- Visual dengan Efek Halo Negatif
42
CSR
Sebagai perusahaan yang cukup peduli dengan lingkungannya,
Brutush turut serta memberikan dukungan kepada masyarakat sekitar dalam
bentuk Corporate Social Responsibility (CSR). CSR diharapkan menjadi
sarana Brutush untuk membangun citra baik perusahaan. CSR yang baik
tentunya akan menambah nilai pelanggan
Brutush memberikan dukungan dan kepedulian kepada masyarakat
dalam bentuk membagi-bagikan sembako kepada masyarakat sekitar saat
hari raya. Kemudian membagikan Ayam Fried Chiken gratis kepada panti
asuhan. Pada tahun 2015 perusahaan tidak menerapkan CSR di karenakan
pendapatan perusahaan menurun selama 2 tahun terahkir sejak tahun 2013
sebesar 25%. Brutush belum bisa memberikan dukungan seperti pesaing
terdahulu, Seperti memberikan bantuan pendidikan kepada masyarakat atau
mendukung perkembangan industri musik, memberikan kepedulian
terhadap petani, peternak dll
.Diminta:
Sebagai auditor internal, apakah kegiatan CSR yang dilakukan Brutush dapat
mempengaruhi nilai pelanggan untuk mengkonsumsi produk Brutush ?
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat dengan
tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Mempengaruhi Sangat Mempengaruhi
Lampiran I.
Modul Penugasan Audit Grup 1:Non- Visual dengan Efek Halo Negatif
43
Kualitas Pelayanan
Karyawan yang dimiliki oleh Brutush tidak melalui training karyawan
seperti halnya pesaing, Karena tidak adanya trainning menyebabkan
karyawan tidak memahami dan mengerti melakukan pelayanan yang baik
kepada konsumen. Oleh karena itu pelayanan yang diberikan oleh karyawan
baru dirasa kurang maksimal terlebih disaat gerai ramai pengunjung.
Terlihat ketika karyawan baru mengisi posisi kasir dan menangani pesanan
pelanggan. Akibatnya butuh waktu lama untuk memesan hingga
mendapatkan pesanan. Karyawan baru sering kali bertanya kepada karyawan
yang lain mengenai pengoperasian mesin kesir sehingga memberikan
dampak negatif terhadap pelayanan yang lama, antrian panjang dan kinerja
karyawan lain menjadi terganggu.
Penilaian Anda
Apakah anda sebagai auditor internal menilai pelanggan Brutush akan merasa
puas mengenai penghargaan yang dicapai oleh Brutush melalui kualitas
pelayanan dan produk Brutush? Berikan Judgement terbaik anda sebagai
seorang auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Puas Sangat Puas
Lampiran I.
Modul Penugasan Audit Grup 1:Non- Visual dengan Efek Halo Negatif
44
Inovasi
Sudah 15 tahun berjalan, produk-produk yang dihasilkan Brutush
masih sama dengan produk pesaing terdahulu dan tidak melakukan inovasi
untuk mengembangkan produk. Produk yang ditawarkan seperti ayam
goreng, ice cream, perkedel, dan kentang goreng. Padahal pesaing sudah
mengembangkan inovasi produk lebih bervariasi, seperti puding, burger,
spaghetty, dsb untuk lebih menjangkau kepuasan, selera dan trend yang
berkembang di kalangan konsumen. Brutush tidak melakukan inovasi karena
masih berorientasi pada pengenalan Brand, kualitas produk, dan
mengembangkan untuk merealisasikan pembukaan gerai baru di berbagai
daerah serta meningkatkan laba.
Diminta:
Sebagai auditor internal, apakah inovasi yang dilakukan oleh Brutush dapat
mempengaruhi penjualan dan laba perusahaan secara signifikan?
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat dengan
tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Mempengaruhi Sangat Mempengaruhi
Lampiran I.
Modul Penugasan Audit Grup 1:Non- Visual dengan Efek Halo Negatif
45
Pangsa Pasar
Brutush memang berorientasi pada pasar untuk kalangan menengah
hingga kebawah sehingga produk yang dihasilkan juga memiliki range harga
yang relatif murah dibandingkan dengan pesaingnya yang sudah cukup lama
berdiri. Produk-produk yang dihasilkan Brutush pun terbilang sudah cukup
relatif terdengar dan biasa karena pesaing juga menyajikan produk seperti
itu. Dibandingkan dengan pesaing, brand Brutush juga belum begitu terkenal
sehingga dari segi pemasaran dan menarik minat pelanggan masih kalah
dengan pesaing.
Penilaian Anda
Apakah anda sebagai auditor internal menilai pangsa pasar pelanggan Brutush
cukup luas dan dapat memberikan dampak positif bagi laba perusahaan?
Berikan Judgement terbaik anda sebagai seorang auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Luas Sangat Luas
Lampiran I.
Modul Penugasan Audit Grup 1:Non- Visual dengan Efek Halo Negatif
46
Standar Operasional Prosedur
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dimiliki oleh Brutush cukup baik,
SOP Brutush berisikan hal-hal teknis yang seharusnya dilakukan dalam
melakukan operasional perusahaan. SOP yang dimiliki Brutush terdiri dari
SOP karyawan dan SOP operasional.
SOP Karyawan berisikan mengenai syarat-syarat karyawan di Brutush dapat
diterima yakni :
1. Pria/Wanitia lajang
2. Lulusan SMP/SMA/Sederajat (Khusus kasir diutamakan yang memiliki
pengalaman kerja di bidangnya)
3. Memiliki niat untuk bekerja keras dan Bertanggungjawab
Apabila calon karyawan memenuhi kriteria persyaratan yang ditentukan dan
lolos tahap wawancara, maka karyawan bisa langsung bekerja tanpa adanya
trainning terlebih dahulu
Karena tidak adanya trainning, sehingga memberikan dampak yang negatif
yaitu pelayanan konsumen menjadi terhambat. Pelanggan sering
memberikan kritikan terhadap karyawan yang tidak ramah dan kompeten
SOP Operasional berisi mengenai teknis-teknis pengolahan produk menjadi
produk siap saji, yaitu urutan mengolah ayam dari proses bumbu hingga
menggoreng dan menyajikannya, namun belum adanya standar mengenai
seperti waktu dan suhu untuk menggoreng ayam menyebabkan terkadang
ayam yang digoreng tidak matang/terlalu matang
Lampiran I.
Modul Penugasan Audit Grup 1:Non- Visual dengan Efek Halo Negatif
47
Penilaian Anda
Berikan penilaian anda mengenai rangkaian perekrutan dan pengolahan produk
untuk menunjang SOP Karyawan dan Operasional sudah cukup baik? Berikan
Judgement terbaik anda sebagai seorang auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Baik Sangat Baik
Lampiran I.
Modul Penugasan Audit Grup 1:Non- Visual dengan Efek Halo Negatif
48
SISTEM PERSEDIAAN BRUTUSH
BAG PENGIRIMAN BAG GUDANG CABANG BAG DAPUR BAG KASIRBAG GUDANG PUSAT
PEMASOK
FAKTUR
PEMBELIAN
2
PENGECEKAN
PERSEDIAAN
DAN FAKTUR
PERSEDIAAN
SERTA
FAKTUR
PEMBELIAN
DINPUT
PERSED
IAAN
INPUT
BARANG KE
DATABASE
A
A
PENGECEKAN
KEMBALI SESUAI
STANDAR/TIDAK
LAYAK/TIDAK
PEMASOK DIKEMAS/
PACKAGING
TIDAK LAYAK
PENGIRIMAN
KE CABANG
B
B
MENERIMA
BARANG &
MELAKUKAN
PENGECEKAN
LAYAK/TIDAK
TIDAKLAYAK
CINPUTPERSED
IAAN
MELAKUKAN
INPUT BARANG
KE DATABASE
D
D
PENYIMP
ANAN
SEMENTA
RA
PELANGGAN
SO
MENGEC
EK
PERSEDI
AAN
SO
E
E
SO
MENGEC
EK
PERSEDI
AAN
TERSEDIA/
TIDAK
SO SO
PENGOL
AHAN
SO
N
F
G
F
SO
PELANGGAN
G
PELANGGAN
C
PEMASOK
MELAKUKAN
RETUR
BAGIAN 3
Lampiran I.
Modul Penugasan Audit Grup 1:Non- Visual dengan Efek Halo Negatif
49
Pendistribusian
Manajer persediaan Pusat Brutush Fried Chicken setiap 2 hari sekali
melakukan belanja rutin di pasar tradisional, tentunya bahan baku yang
dibeli pun memiliki standar dan kualitas yang unggul. Setelah persediaan
dibeli, tentunya bagian pembelian akan mengecek kembali bahan baku yang
telah dibeli di laboratorium, apakah sudah sesuai standar yang berlaku,
mengenai kebersihan dan kesegaran produk sehingga produk terjamin
memiliki kualitas yang sangat baik. Setelah itu manajer pusat akan
melakukan penginputan persediaan ke database persediaan dengan tujuan
komputerisasi dan mengetahui secara cepat apabila persediaan akan habis.
Lalu akan dilakukan pengemasan/packaging oleh bagian pengemasan
dengan tujuan untuk mempertahankan kebersihan dan kesegaran produk
sebelum didistribusikan setelah itu akan dikirim ke tiap daerah.
Pendistribusian bahan baku sudah terorganisir dengan sangat baik. Brutush
Fried Chicken memiliki 4 cabang besar yang mengkoordinir pembelian dan
pendistribusian bahan baku sehingga pendistribusian bahan baku bisa
berjalan dengan efektif serta efisien.
4 cabang pendistribusian bahan baku terletak di :
1. Jakarta
2. Bandung (Jawa Barat)
3. Semarang (Jawa Tengah)
4. Surabaya (Jawa Timur)
Setelah sampai di setiap daerah maka persediaan akan kembali dicek,
apabila tidak sesuai maka barang langsung dikembalikan ke pusat, apabila
sesuai maka selanjutnya setiap daerah akan menginput kembali persediaan
Lampiran I.
Modul Penugasan Audit Grup 1:Non- Visual dengan Efek Halo Negatif
50
ke database persediaan masing-masing daerah dengan tujuan agar
terhubung ke database persediaan pusat sehingga pusat bisa mengetahui
sisa persediaan di setiap cabangnya.
Penilaian Anda
Apakah anda sebagai auditor internal menilai perusahaan Brutush dalam
menerapkan pendistribusian persediaan baik/tidak ? Berikan Judgement terbaik
anda sebagai seorang auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Baik Sangat Baik
Lampiran I.
Modul Penugasan Audit Grup 1:Non- Visual dengan Efek Halo Negatif
51
Manajemen Persediaan
Brutush menggunakan manajemen persediaan tradisional dalam
menyimpan persediaan bahan bakunya. Hal ini membuat manajer harus
melakukan pemantauan setiap harinya terhadap persediaan yang dimiliki
oleh Brutush dengan tujuan persediaan yang dimiliki Brutush tetap terjaga
kualitas dan kesegarannya. Manajer memiliki standar mengenai bahan baku
yang layak diolah/tidak seperti daging ayam, apabila dalam 4 hari daging
ayam yang sudah dibeli tidak diolah, maka daging ayam tersebut sudah
tidak memiliki kualifikasi untuk diolah, Manajer akan langsung membuat
keputusan untuk membuang bahan baku daging ayam tersebut karena
manajer betul-betul memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan oleh
Brutush.
Apakah anda sebagai auditor internal menilai tindakan manajer dalam
menerapkan standar pemakaian bahan baku baik/tidak ? Berikan Judgement
terbaik anda sebagai seorang auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Baik Sangat Baik
Lampiran I.
Modul Penugasan Audit Grup 1:Non- Visual dengan Efek Halo Negatif
52
Kualitas Karyawan
Karena jumlah karyawan yang tidak terlalu banyak, manajer sering
turun ke lapangan untuk mengecek apakah karyawan Brutush melaksanakan
pekerjaannya dengan baik dan tentunya sesuai standar kualitas karyawan.
Manajer memastikan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan melalui
karyawan betul-betul baik, Brutush menerapkan standar 3 S kepada
karyawan khususnya bagian kasir yang langsung melayani pelanggan. 3 S
yaitu Senyum, Salam, dan Sapa. Setiap pelanggan yang hendak melakukan
transaksi harus diperlakukan dengan baik dan wajib bagi karyawan untuk
menyapa, senyum dan mengucapkan salam selamat pagi/siang/sore/malam
karena diharapkan pelanggan merasa nyaman dengan pelayanan Brutush.
Karyawan yang tidak melaksanakan standar 3 S akan ditegur oleh manajer
secara langsung.
Karyawan di Brutush juga diperlakukan layaknya keluarga oleh
Manajer Brutush, sehingga diharapkan karyawan Brutush dapat bekerja
dengan nyaman dan tidak tertekan. Setiap 3 bulan sekali manajer selalu
mengajak karyawan Brutush untuk meeting dan sharing dengan konsep
kekeluargaan seperti outbound dsb. Ternyata metode ini cukup efektif
untuk meningkatkan kualitas karyawan melalui pendekatan ke rekan
karyawan satu sama lain.
Penilaian Anda
Apakah anda sebagai auditor internal menilai tindakan manajer dalam
memperhatikan kualitas karyawan baik/tidak ? Berikan Judgement terbaik anda
sebagai seorang auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Baik Sangat baik
Lampiran I.
Modul Penugasan Audit Grup 1:Non- Visual dengan Efek Halo Negatif
53
BAGIAN 4
PENUTUP
Setelah melakukan penugasan audit dan melihat sistem persediaan dan kinerja
operasional Brutush. Berikan judgement terkahir anda dengan skala 10-100
mengenai kinerja operasional Brutush secara keseluruhan dan berikan alasan
yang jelas pada kotak yang disediakan
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Alasan :
ANDA TELAH MELAKUKAN PENUGASAN AUDIT
DENGAN SANGAT BAIK. TERIMAKASIH ATAS
KERJASAMANYA
PART 1 – FINISH
Lampiran II.
Modul Penugasan Audit Grup 2: Visual dengan Efek Halo Negatif
54
Lampiran 2
PENUGASAN AUDIT
Silakan isi identitas Anda dengan lengkap!
Nama :
NIM :
Jenis Kelamin : Pria Wanita
Umur :
IPK : ≤2.00 2.01-2.99 3.00-3.49 ≥≥3.50
Berikut ini adalah petunjuk umum yang dapat menjadi panduan
Saudara dalam mengikuti penelitian ini:
1. Peserta diminta memberikan jawaban pada kolom yang disediakan di
setiap lembar pertanyaan. Jawaban diberikan dalam bentuk angka
dengan skala kontinyus dimulai dari 0 sampai dengan 100 pada
tempat yang bergaris bawah.
2. Jawablah berdasarkan informasi yang ada dan bukan berdasarkan
pretensi atau spekulasi.
3. Tidak diperkenankan untuk melihat lembar berikutnya sampai
diizinkan oleh tutor.
4. Tidak diperkenankan bekerjasama dengan peserta lain selama
penelitian berlangsung.
5. Peserta tidak diperkenankan mengganti jawaban yang sudah
dituangkan sebelumnya.
6. Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam kasus ini. Jawaban
yang Saudara berikan akan dirahasiakan dan tidak ada kaitannya
dengan kinerja Saudara.
Lampiran II.
Modul Penugasan Audit Grup 2: Visual dengan Efek Halo Negatif
55
BAGIAN 1
INFORMASI AWAL
Lampiran II.
Modul Penugasan Audit Grup 2: Visual dengan Efek Halo Negatif
56
PENUGASAN AWAL
PRE TEST
(Jawablah yang menurut anda paling tepat dengan memberi tanda checklist (√)
di kolom yang telah disediakan)
1. Anda bekerja sebagai ...
Internal Auditor
Eksternal Auditor
Jasa Konsultan
2. Anda melaksanakan penugasan audit pada perusahaan ...
Brutush
Olive
Popeye
3. Perusahaan yang sedang anda audit bergerak di bidang ...
Otomotif
Kuliner
Finance
4. Dalam penugasan ini, anda mendapatkan tugas untuk
mendeteksi ...
Potensi salah saji / Kecurangan
Jumlah aset milik perusahaan
Posisi keuangan klien
5. Prosedur audit yang menelusuri kebukti transaksi disebut ...
Prosedur analitis
Footing
Vouching
Lampiran II.
Modul Penugasan Audit Grup 2: Visual dengan Efek Halo Negatif
57
BAGIAN 2
PENUGASAN AUDIT
Lampiran II.
Modul Penugasan Audit Grup 2: Visual dengan Efek Halo Negatif
58
Kinerja Brutush
Apakah kinerja operasional perusahaan Brutush tahun 2000-2015 merupakan
kinerja yang baik berdasarkan informasi diatas ?
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat dengan
tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Baik Sangat Baik
Lampiran II.
Modul Penugasan Audit Grup 2: Visual dengan Efek Halo Negatif
59
CSR
Sebagai auditor internal, apakah kegiatan CSR yang dilakukan Brutush dapat
mempengaruhi nilai pelanggan untuk mengkonsumsi produk Brutush ?
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat dengan
tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Mempengaruhi Sangat Mempengaruhi
Lampiran II.
Modul Penugasan Audit Grup 2: Visual dengan Efek Halo Negatif
60
Kualitas Pelayanan
Apakah anda sebagai auditor internal menilai pelanggan Brutush akan merasa
puas mengenai penghargaan yang dicapai oleh Brutush melalui kualitas
pelayanan dan produk Brutush? Berikan Judgement terbaik anda sebagai
seorang auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Puas Sangat Puas
Lampiran II.
Modul Penugasan Audit Grup 2: Visual dengan Efek Halo Negatif
61
Inovasi
Sebagai auditor internal, apakah inovasi yang dilakukan oleh Brutush dapat
mempengaruhi penjualan dan laba perusahaan secara signifikan?
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat dengan
tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Mempengaruhi Sangat Mempengaruhi
Lampiran II.
Modul Penugasan Audit Grup 2: Visual dengan Efek Halo Negatif
62
Pangsa Pasar
Apakah anda sebagai auditor internal menilai pangsa pasar pelanggan Brutush
cukup luas dan dapat memberikan dampak positif bagi laba perusahaan?
Berikan Judgement terbaik anda sebagai seorang auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Luas Sangat Luas
Lampiran II.
Modul Penugasan Audit Grup 2: Visual dengan Efek Halo Negatif
63
Standar Operasional Prosedur
Berikan penilaian anda mengenai rangkaian perekrutan dan pengolahan produk
untuk menunjang SOP Karyawan dan Operasional sudah cukup baik? Berikan
Judgement terbaik anda sebagai seorang auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Baik Sangat Baik
Lampiran II.
Modul Penugasan Audit Grup 2: Visual dengan Efek Halo Negatif
64
BAGIAN 3
Lampiran II.
Modul Penugasan Audit Grup 2: Visual dengan Efek Halo Negatif
65
Pendistribusian
Apakah anda sebagai auditor internal menilai perusahaan Brutush dalam
menerapkan pendistribusian persediaan baik/tidak ? Berikan Judgement terbaik
anda sebagai seorang auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Baik Sangat Baik
Lampiran II.
Modul Penugasan Audit Grup 2: Visual dengan Efek Halo Negatif
66
Manajemen Persediaan
Apakah anda sebagai auditor internal menilai tindakan manajer dalam
menerapkan standar pemakaian bahan baku baik/tidak ? Berikan Judgement
terbaik anda sebagai seorang auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Baik Sangat Baik
Lampiran II.
Modul Penugasan Audit Grup 2: Visual dengan Efek Halo Negatif
67
Kualitas Karyawan
Apakah anda sebagai auditor internal menilai tindakan manajer dalam
memperhatikan kualitas karyawan baik/tidak ? Berikan Judgement terbaik anda
sebagai seorang auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Baik Sangat baik
Lampiran II.
Modul Penugasan Audit Grup 2: Visual dengan Efek Halo Negatif
68
BAGIAN 4
PENUTUP
Setelah melakukan penugasan audit dan melihat sistem persediaan dan kinerja
operasional Brutush berikan judgement terkahir anda anda dengan skala 10-100
mengenai kinerja operasional Brutush secara keseluruhan dan berikan alasan
yang jelas pada kotak yang disediakan
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Alasan :
ANDA TELAH MELAKUKAN PENUGASAN AUDIT
DENGAN SANGAT BAIK. TERIMAKASIH ATAS
KERJASAMANYA
●●● TUHAN MEMBERKATI ●●●
PART 2 – FINISH
Lampiran III.
Modul Penugasan Audit Grup 3: Non-Visual dengan Efek Halo Positif
69
Lampiran 3
PENUGASAN AUDIT
Silakan isi identitas Anda dengan lengkap!
Nama :
NIM :
Jenis Kelamin : Pria Wanita
Umur :
IPK : ≤2.00 2.01-2.99 3.00-3.49 ≥≥3.50
Berikut ini adalah petunjuk umum yang dapat menjadi panduan
Saudara dalam mengikuti penelitian ini:
1. Peserta diminta memberikan jawaban pada kolom yang disediakan di
setiap lembar pertanyaan. Jawaban diberikan dalam bentuk angka
dengan skala kontinyus dimulai dari 10 sampai dengan 100 pada
tempat yang bergaris bawah.
2. Jawablah berdasarkan informasi yang ada dan bukan berdasarkan
pretensi atau spekulasi.
3. Tidak diperkenankan untuk melihat lembar berikutnya sampai
diizinkan oleh tutor.
4. Tidak diperkenankan bekerjasama dengan peserta lain selama
penelitian berlangsung.
5. Peserta tidak diperkenankan mengganti jawaban yang sudah
dituangkan sebelumnya.
6. Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam kasus ini. Jawaban
yang Saudara berikan akan dirahasiakan dan tidak ada kaitannya
dengan kinerja Saudara.
Lampiran III.
Modul Penugasan Audit Grup 3: Non-Visual dengan Efek Halo Positif
70
BAGIAN 1
INFORMASI AWAL
Saudara/i merupakan lulusan terbaik S1 Jurusan Akuntansi FEB UKSW,
saat ini Anda bekerja sebagai internal auditor di Perusahaan Dentucky Fried
Chicken (DFC). DFC merupakan bisnis waralaba yang bergerak dalam produk
olahan American Fast Food dengan menyajikan makanan cepat saji seperti
Ayam Goreng (Fried Chicken), Burger, Kentang goreng (French Fries), Pasta,
Ice Cream, dsb. Saudara/i bertugas untuk melakukan pemeriksaan
operasional dan kinerja internal di perusahaan tersebut lalu membuat
keputusan (judgement) mengenai kinerja operasional DFC.
Sebagai seorang internal auditor tentunya anda diminta memiliki sikap
fokus, profesional, independen, jujur dan bertanggungjawab dalam setiap
penugasan audit yang diberikan kepada anda. Direksi DFC sepakat bahwa
dalam melaksanakan penugasan audit, seluruh auditor diharapkan dapat
memberikan judgment terbaik sehingga dapat memberikan keyakinan pada
direksi untuk melakukan rekomendasi yang anda berikan selaku internal
auditor.
Lampiran III.
Modul Penugasan Audit Grup 3: Non-Visual dengan Efek Halo Positif
71
PENUGASAN AWAL
PRE TEST
(Jawablah yang menurut anda paling tepat dengan memberi tanda checklist (√)
di kolom yang telah disediakan)
1. Anda bekerja sebagai ...
Internal Auditor
Eksternal Auditor
Jasa Konsultan
2. Anda melaksanakan penugasan audit pada perusahaan ...
DFC
KFC
CFC
3. Perusahaan yang sedang anda audit bergerak di bidang ...
Otomotif
Kuliner
Finance
4. Dalam penugasan ini, anda mendapatkan tugas untuk
mendeteksi ...
Potensi salah saji / Kecurangan
Jumlah aset milik perusahaan
Posisi keuangan klien
5. Prosedur audit yang menelusuri kebukti transaksi disebut ...
Prosedur analitis
Footing
Vouching
Lampiran III.
Modul Penugasan Audit Grup 3: Non-Visual dengan Efek Halo Positif
72
BAGIAN 2
PENUGASAN AUDIT
Kinerja DFC (Tahun 1994-2015)
DFC merupakan salah satu bisnis Fast Food yakni perusahaan
pengelola ayam goreng atau yang sering disebut sebagai bisnis Fried
Chicken. DFC (Dentucky Fried Chicken). DFC sendiri didirikan oleh Colonel
Barland Sandor pada tahun 1950 di Amerika Serikat. Pada awalnya bisnis
DFC merupakan bisnis restoran kaki lima dan penjual nya adalah Col
Barland Sandor sendiri. Seiring perkembangan jaman bisnis DFC, semakin
sukses dan akhirnya Col Barland Sandor memutuskan untuk
mengembangkan usaha DFC menjadi usaha waralaba hingga pada akhir
tahun 1980. Pada tahun 1989 DFC pertama kali membuka bisnis Franchise di
Jakarta. Ternyata antusias para masyarakat Indonesia sangat tinggi dalam
mengkonsumsi produk DFC. DFC selalu mengutamakan kualitas dalam
setiap produknya, terbukti dari prestasi dan penghargaan yang telah diraih
oleh DFC selama kurang lebih 25 tahun di Indonesia yakni :
1. Business Franchise Success Award (1994) : PENGHARGAAN SEBAGAI
BISNIS WARALABA BARU TERLARIS, penghargaan ini diberikan karena Bisnis
DFC mampu menembus konsumen hingga 50.000 konsumen dalam kurun
waktu 5 tahun
2. THE BEST STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE FRANCHISE COMPANY
IN ASEAN (2005)
DFC selalu mengutamakan kualitas dalam menyajikan produknya,
tidak heran DFC memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang cukup
Lampiran III.
Modul Penugasan Audit Grup 3: Non-Visual dengan Efek Halo Positif
73
tinggi di dalam menjalankan operasionalnya. Selain kualitas produk, DFC
juga sangat menjunjung tinggi untuk pelayanan yang diberikan
Diminta:
Apakah kinerja operasional perusahaan DFC tahun 1994-2015 merupakan
kinerja yang baik diukur dari penghargaan yang telah dicapai ?
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat dengan
tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Baik Sangat Baik
Lampiran III.
Modul Penugasan Audit Grup 3: Non-Visual dengan Efek Halo Positif
74
CSR
DFC selalu memberikan dukungan support kepada masyarakat sekitar.
Dukungan yang diberikan dalam bentuk Corporate Social Responsibility
(CSR) kepada petani sayuran lokal. Akan tetapi bantuan yang diberikan
perusahaan DFC bukan dalam bentuk uang tunai, tetapi dalam bentuk
pupuk organik, pendidikan cara menanam sayuran organik, peralatan
pendukung, serta mengajak petani yang ingin bergabung menjadi mitra
pendukung untuk supply sayuran organik segar kepada DFC. Selain untuk
memenuhi kebutuhan pemasok akan sayuran organik, perusahaan
menyadari pentingnya sayuran organik untuk dikonsumsi dan
dikembangkan petani lokal agar masyarakat sekitar dapat mengkonsumsi
sayuran yang sehat dan bebas dari dampak penggunaan bahan kimia pada
kebutuhan pangan. Selain itu DFC juga melakukan bantuan pakan ternak
ayam kepada beberapa peternak ayam di Indonesia dengan tujuan ayam
yang nantinya akan digunakan oleh DFC memiliki kualitas yang baik dan
sehat. Setiap 3 bulan sekali, DFC juga melakukan vaksinasi di beberapa
peternakan ayam di pulau Jawa guna mengurangi resiko ayam yang
dikonsumsi masyarakat terjangkit virus flu burung
Diminta:
Apakah kegiatan CSR yang dilakukan DFC dapat mempengaruhi nilai pelanggan
untuk mengkonsumsi produk DFC ?
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat dengan
tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Mempengaruhi Sangat Mempengaruhi
Lampiran III.
Modul Penugasan Audit Grup 3: Non-Visual dengan Efek Halo Positif
75
Kualitas Pelayanan
Setiap karyawan di DFC selalu mendapatkan pelatihan (training)
sebelum diterima menjadi karyawan DFC, tujuannya adalah supaya
karyawan DFC memiliki kualitas pelayanan yang memuaskan dan sesuai
dengan SOP yang berlaku di DFC. Selain melakukan pelatihan terhadap
karyawan DFC, setiap minggunya manager cabang DFC selalu melakukan
pemantauan secara langsung ke lapangan untuk melihat apakah karyawan
DFC telah menerapkan SOP dengan benar. SOP pelayanan yang diterapkan
oleh karyawan DFC adalah 5 P (Pelanggan Pasti Puas Pelayanan Perfect).
Penilaian Anda
Apakah pelanggan DFC akan merasa puas atas kinerja DFC melalui kualitas
pelayanan dan produk DFC? Berikan Judgement terbaik anda sebagai seorang
auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Puas Sangat Puas
Lampiran III.
Modul Penugasan Audit Grup 3: Non-Visual dengan Efek Halo Positif
76
Inovasi
DFC merupakan restoran siap saji yang terkenal dengan produk ayam
gorengnya yang telah teruji dengan berbagai survei konsumen di indonesia.
DFC selalu melakukan survei dan penelitian kepada pelanggan sebelum
melakukan inovasi, hal ini dilakukan agar kebutuhan dan selera konsumen
dapat terpenuhi. Inovasi yang dilakukan DFC yaitu membuat produk
pelengkap utama seperti perkedel, nasi dan sup ayam untuk mendukung
dan menyesuaikan selera lidah masyarakat Indonesia. Inovasi yang
dilakukan selalu tepat sasaran sebagai contoh paket goceng yang selalu
diminati konsumen. DFC selalu mengganti-ganti variasi makanan atau
minuman didalam menu agar tetap menjaga ketertarikan konsumen dengan
menu tersebut. Di masa lebaran DFC menyediakan menu paket dengan
bonus takjil agar menarik minat konsumen, selain itu DFC juga menarik
minat konsumsi konsumen di kalangan anak-anak, terdapat paket dimana
pelanggan bisa membawa pulang souvenir apabila membeli paket tertentu.
Selalu ada peluang dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Dengan
bekerja sama oleh salah satu perusahaan aplikasi smartphone, kini DFC
dapat mempromosikan produknya dengan lebih efektif dan efisien. Demi
tecapainya pelayanan yang berkualitas, DFC akan terus melakukan inovasi.
Diminta:
Sebagai auditor internal, apakah inovasi yang dilakukan oleh DFC dapat
mempengaruhi penjualan dan laba perusahaan secara signifikan?
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat dengan
tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Mempengaruhi Sangat Mempengaruhi
Lampiran III.
Modul Penugasan Audit Grup 3: Non-Visual dengan Efek Halo Positif
77
Pangsa Pasar
Menjangkau segala umur
DFC sebagai restoran cepat saji yang go public sangat mementingkan kepuasan
konsumen di segala tingkatan umur. Oleh sebab itu, DFC menyajikan banyak variasi
paket makanan yang mengundang minat segala umur. Salah satu contoh paket
produk yakni produk Choki. Produk choki merupakan produk DFC yang ditujukan
untuk usia anak-anak. Cara pengemasan dan souvenir cantik menjadi unggulan
untuk menarik minat konsumen khususnya anak-anak
Harga bersaing
DFC memiliki pangsa pasar konsumen di segala golongan. Oleh sebab itu DFC selalu
menawarkan berbagai produk dengan variasi harga yang dapat dijangkau oleh
konsumen. Paket-paket hemat pun ditawarkan DFC untuk menarik minat konsumen
- Paket Hemat mulai 1-4 dengan variasi porsi ayam yang berbeda
- Paket Keluarga bagi para konsumen yang ingin hemat bila makan bersama
keluarga
- Paket pasangan untuk mereka yang sedang makan berdua dengan pasangan
agar lebih hemat
- Paket Waktu dimana waktu-waktu tertentu dan terbatas untuk harga miring (Rp
7.000,00) bisa menikmati DFC
Penilaian Anda
Apakah anda sebagai auditor internal menilai pangsa pasar pelanggan DFC
cukup luas dan dapat memberikan dampak positif bagi laba perusahaan?
Berikan Judgement terbaik anda sebagai seorang auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Luas Sangat Luas
Lampiran III.
Modul Penugasan Audit Grup 3: Non-Visual dengan Efek Halo Positif
78
Standar Operasional Prosedur
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dimiliki oleh DFC sangat baik,
terbukti dari penghargaan yang diraih oleh DFC sebagai perusahaan
waralaba dengan SOP terbaik se ASEAN tahun 2005.
Salah satu SOP terbaik yang dimiliki DFC yakni SOP mengenai Sumber Daya
Manusia (Karyawan) DFC. Seluruh Karyawan yang akan diterima menjadi
karyawan tetap baik di Cabang maupun Pusat harus melalui beberapa tahap
seleksi untuk memastikan bahwa kualitas SDM yang dimiliki DFC betul-
betul qualified. Manajer bagian Human Resources and Development (HRD)
sangat menerapkan prinsip untuk tidak melakukan nepotisme di dalam
perekrutan setiap karyawan. Oleh sebab itu karyawan yang akan direkrut
harus melalui tahap :
1. Seleksi administrasi
2. Wawancara
3. Traning selama 3 hari
Training dilakukan kepada karyawan baru yang diterima setelah lolos
tahap seleksi administrasi dan wawancara. Training berisi mengenai ha-
hal yang harus dilakukan sebagai karyawan DFC seperti menjunjung
tinggi kualitas dan pelayanan agar nantinya karyawan DFC memiliki
kualifikasi yang baik dan sesuai standar.
Tidak hanya dilakukan kepada karyawan baru, namun karyawan yang
telah bekerja pun setiap 3 bulan sekali mendapat training dengan tujuan
agar karyawan tidak lupa mengenai SOP yang harus dijalankan
Lampiran III.
Modul Penugasan Audit Grup 3: Non-Visual dengan Efek Halo Positif
79
Penilaian Anda
Apakah menurut anda sebagai auditor internal menilai rangkaian perekrutan
dan pelatihan yang dilakukan oleh manajer HRD untuk menunjang SOP
Karyawan sudah cukup baik? Berikan Judgement terbaik anda sebagai seorang
auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Baik Sangat Baik
Lampiran III.
Modul Penugasan Audit Grup 3: Non-Visual dengan Efek Halo Positif
80
SISTEM PERSEDIAAN DFC
BAGIAN DAPUR BAGIAN PELAYANAN/KASIRBAGIAN GUDANG
PEMASOK
NOTA
PEMBELIAN
2
PENGEC
EKAN
BRG &
NOTA
SESUAI/
TIDAK
NOTA
PEMBEL
IAN
TIDAK
NOTA
PEMBEL
IAN
SESUAI
PEMASOK
D
INPUT
MELAKUKAN
INPUT KE
DATABASE
PERSEDIA
AN
A
A
MELAKUKAN
PENYIMPANA
N
SEMENTARA
B
SO
MENGEC
EK
PERSEDI
AAN
TERSEDIA/
TIDAK
SO SO
TIDAK
TERSEDIA
C
PENGOL
AHAN
SO
D N
PELANGGAN
SO
MENGEC
EK
PERSEDI
AAN
SO
B
C
SO
PELANGGAN
D
PELANGGAN
PEMASOK
APABILA PESANAN DARI PELANGGAN TIDAK TERSEDIA, MAKA SO PELANGGAN OTOMATIS AKAN
DIMASUKAN KE DALAM DATABASE PERSEDIAAN YANG LANGSUNG TERHUBUNG DENGAN DATABASE
PEMASOK OLEH KARYAWAN BAGIAN DAPUR, SEHINGGA OTOMATIS PEMASOK AKAN LANGSUNG
MENGETAHUI BAHWA OUTLET MEMBUTUHKAN PASOKAN BAHAN BAKU DAN LANGSUNG
MENGIRIMKAN PASOKAN BAHAN BAKU KEPADA DFC (METODE JUST IN TIME)
BAGIAN 3
Lampiran III.
Modul Penugasan Audit Grup 3: Non-Visual dengan Efek Halo Positif
81
PENDISTRIBUSIAN
Sistem persediaan DFC, awalnya menggunakan manajemen persediaan Just
in time. Manajemen mengganti dari Just in time menjadi tradisional
dikarenakan kurang efektif oleh manajer bagian persediaan :
1. mengingat cukup banyaknya permintaan konsumen.
2. Distribusi mobilitas transportasi persediaan yang lama.
Oleh karena itu, manajer persediaan melakukan tindakan yang tidak sesuai
dengan standar yaitu merubah sistem persediaan dari just in time menjadi
tradisional. Saat menggunakan manajemen persediaan tradisional, manajer
tidak dapat memperhitungkan dengan baik jumlah persediaan yang
seharusnya disimpan agar sesuai. Persediaan sering menumpuk dan tidak
dapat terkendali dengan baik. Ayam yang seharusnya diletakan dari yang
masa konsumsinya paling lama hingga mendekati expired, namun hal itu
sering tidak diperhatikan, persediaan yang mendekati expired sering
menumpuk dan yang sering dipakai adalah yang masa expired nya masih
lama bukan persediaan yang telah dibeli terdahulu.
Penilaian Anda
Apakah anda sebagai auditor internal menilai tindakan manajer dalam
menerapkan sistem persediaan DFC yang tidak sesuai standar wajar/tidak ?
Berikan Judgement terbaik anda sebagai seorang auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Wajar Wajar
Lampiran III.
Modul Penugasan Audit Grup 3: Non-Visual dengan Efek Halo Positif
82
Manajemen Persediaan
Pergantian manajemen persediaan dari just in time menjadi tradisional
memberikan dampak yang negatif terhadap persediaan. Hal ini
menyebabkan persediaan menumpuk dan tidak dapat terkendali dengan
baik. Terlihat dengan banyaknya persediaan yang sudah mendekati H-10
masa expired. Meskipun DFC sudah menerapkan potongan harga dan
memberikan bonus produk seperti CD atau ice cream apabila pelanggan
membeli dalam jumlah banyak, akan tetapi hal itu di rasa masih kurang
menarik minat pelanggan. Dengan menerapkan potongan harga apabila
membeli produk dalam jumlah banyak, justru menimbulkan masalah baru
yaitu menumpuknya produk jadi sampai lebih dari 6 jam. Produk yang telah
melewati 6 jam harus di buang. Solusinya manajer memberikan kebijakan
untuk memanfaatkan produk jadi menjadi bahan yang dijadikan menu
goceng yang telah banyak peminatnya. Kebijakan tersebut menyatakan
apabila produk belum terjual dalam kurun waktu 6 jam maka produk
tersebut akan di ubah bentuk seperti teriyaki, bento super, chicken fillet dan
burger crispy. SOP perusahaan tidak memperbolehkan sebuah produk untuk
di proses kembali menjadi produk lain. Hal ini dikarenakan setiap produk
memiliki cita rasa bumbu yang berbeda. Oleh karena itu mengubah bentuk
produk dari produk sebelumnya bukan dari bahan yang ditentukan akan
menurunkan kualitas rasa dan kepuasaan pelanggan.
Lampiran III.
Modul Penugasan Audit Grup 3: Non-Visual dengan Efek Halo Positif
83
Apakah anda sebagai auditor internal menilai tindakan manajer dalam
mengolah kembali persediaan yang mendekati expired merupakan tindakan
yang wajar/tidak ? Berikan Judgement terbaik anda sebagai seorang auditor
internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Wajar Wajar
Lampiran III.
Modul Penugasan Audit Grup 3: Non-Visual dengan Efek Halo Positif
84
Kualitas Karyawan
SOP mengenai kualitas karyawan sering tidak diperhatikan. SOP mengenai
trainning ada tetapi tidak direalisasikan dan dijalankan
Kualitas Pelayanan tidak sesuai dengan SOP. Dikarenakan pengecekan
lapangan yang tidak dilakukan rutin oleh manajer. Karyawan bagian cashier
yang sekaligus menjadi customer service sering tidak ramah terhadap
pelanggan. Hal ini berdampak negatif karena beberapa pelanggan
mengeluhkan hal itu.
Penilaian Anda
Apakah anda sebagai auditor internal menilai tindakan manajer dalam
memperhatikan kualitas karyawan baik/tidak ? Berikan Judgement terbaik anda
sebagai seorang auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Baik Sangat baik
Lampiran III.
Modul Penugasan Audit Grup 3: Non-Visual dengan Efek Halo Positif
85
BAGIAN 4
PENUTUP
Setelah melakukan penugasan audit dan melihat sistem persediaan dan
kinerja operasional DFC berikan judgement terkahir anda anda dengan skala
10-100 mengenai kinerja operasional DFC secara keseluruhan dan berikan
alasan yang jelas pada kotak yang disediakan
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Alasan :
ANDA TELAH MELAKUKAN PENUGASAN AUDIT DENGAN
SANGAT BAIK. TERIMAKASIH ATAS KERJASAMANYA
●●● TUHAN MEMBERKATI ●●●
PART 1 – FINISH
Lampiran III.
Modul Penugasan Audit Grup 3: Non-Visual dengan Efek Halo Positif
86
Lampiran IV.
Modul Penugasan Audit Grup 4: Visual dengan Efek Halo Positif
87
Lampiran 4
PENUGASAN AUDIT
Silakan isi identitas Anda dengan lengkap!
Nama :
NIM :
Jenis Kelamin : Pria Wanita
Umur :
IPK : ≤2.00 2.01-2.99 3.00-3.49 ≥≥3.50
Berikut ini adalah petunjuk umum yang dapat menjadi panduan
Saudara dalam mengikuti penelitian ini:
1. Peserta diminta memberikan jawaban pada kolom yang disediakan di
setiap lembar pertanyaan. Jawaban diberikan dalam bentuk angka
dengan skala kontinyus dimulai dari 0 sampai dengan 100 pada
tempat yang bergaris bawah.
2. Jawablah berdasarkan informasi yang ada dan bukan berdasarkan
pretensi atau spekulasi.
3. Tidak diperkenankan untuk melihat lembar berikutnya sampai
diizinkan oleh tutor.
4. Tidak diperkenankan bekerjasama dengan peserta lain selama
penelitian berlangsung.
5. Peserta tidak diperkenankan mengganti jawaban yang sudah
dituangkan sebelumnya.
6. Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam kasus ini. Jawaban
yang Saudara berikan akan dirahasiakan dan tidak ada kaitannya
dengan kinerja Saudara.
Lampiran IV.
Modul Penugasan Audit Grup 4: Visual dengan Efek Halo Positif
88
BAGIAN 1
INFORMASI AWAL
Lampiran IV.
Modul Penugasan Audit Grup 4: Visual dengan Efek Halo Positif
89
PENUGASAN AWAL
PRE TEST
(Jawablah yang menurut anda paling tepat dengan memberi tanda checklist (√)
di kolom yang telah disediakan)
1. Anda bekerja sebagai ...
Internal Auditor
Eksternal Auditor
Jasa Konsultan
2. Anda melaksanakan penugasan audit pada perusahaan ...
DFC
KFC
CFC
3. Perusahaan yang sedang anda audit bergerak di bidang ...
Otomotif
Kuliner
Finance
4. Dalam penugasan ini, anda mendapatkan tugas untuk
mendeteksi ...
Potensi salah saji / Kecurangan
Jumlah aset milik perusahaan
Posisi keuangan klien
5. Prosedur audit yang menelusuri kebukti transaksi disebut ...
Prosedur analitis
Footing
Vouching
Lampiran IV.
Modul Penugasan Audit Grup 4: Visual dengan Efek Halo Positif
90
BAGIAN 2
PENUGASAN AUDIT
Lampiran IV.
Modul Penugasan Audit Grup 4: Visual dengan Efek Halo Positif
91
Kinerja DFC
Apakah kinerja operasional perusahaan DFC tahun 1994-2015 merupakan
kinerja yang baik diukur dari penghargaan yang telah dicapai ?
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat dengan
tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Baik Sangat Baik
Lampiran IV.
Modul Penugasan Audit Grup 4: Visual dengan Efek Halo Positif
92
CSR
Apakah kegiatan CSR yang dilakukan DFC dapat mempengaruhi nilai pelanggan
untuk mengkonsumsi produk DFC ?
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat dengan
tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Mempengaruhi Sangat Mempengaruhi
Lampiran IV.
Modul Penugasan Audit Grup 4: Visual dengan Efek Halo Positif
93
Kualitas Pelayanan
Apakah pelanggan DFC akan merasa puas atas kinerja DFC melalui kualitas
pelayanan dan produk DFC? Berikan Judgement terbaik anda sebagai seorang
auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Puas Sangat Puas
Lampiran IV.
Modul Penugasan Audit Grup 4: Visual dengan Efek Halo Positif
94
Inovasi
Sebagai auditor internal, apakah inovasi yang dilakukan oleh DFC dapat
mempengaruhi penjualan dan laba perusahaan secara signifikan?
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat dengan
tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Mempengaruhi Sangat Mempengaruhi
Lampiran IV.
Modul Penugasan Audit Grup 4: Visual dengan Efek Halo Positif
95
Pangsa Pasar
Apakah anda sebagai auditor internal menilai pangsa pasar pelanggan DFC
cukup luas dan dapat memberikan dampak positif bagi laba perusahaan?
Berikan Judgement terbaik anda sebagai seorang auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Luas Sangat Luas
Lampiran IV.
Modul Penugasan Audit Grup 4: Visual dengan Efek Halo Positif
96
Standar Operasional Prosedur
Apakah menurut anda sebagai auditor internal menilai rangkaian perekrutan
dan pelatihan yang dilakukan oleh manajer HRD untuk menunjang SOP
Karyawan sudah cukup baik? Berikan Judgement terbaik anda sebagai seorang
auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Baik Sangat Baik
Lampiran IV.
Modul Penugasan Audit Grup 4: Visual dengan Efek Halo Positif
97
BAGIAN 3
Lampiran IV.
Modul Penugasan Audit Grup 4: Visual dengan Efek Halo Positif
98
Pendistribusian
Apakah anda sebagai auditor internal menilai tindakan manajer dalam
menerapkan sistem persediaan DFC yang tidak sesuai standar wajar/tidak ?
Berikan Judgement terbaik anda sebagai seorang auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Wajar Wajar
Lampiran IV.
Modul Penugasan Audit Grup 4: Visual dengan Efek Halo Positif
99
Manajemen Persediaan
Apakah anda sebagai auditor internal menilai tindakan manajer dalam
mengolah kembali persediaan yang mendekati expired merupakan tindakan
yang wajar/tidak ? Berikan Judgement terbaik anda sebagai seorang auditor
internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Wajar Wajar
Lampiran IV.
Modul Penugasan Audit Grup 4: Visual dengan Efek Halo Positif
100
Kualitas Karyawan
Apakah anda sebagai auditor internal menilai tindakan manajer dalam
memperhatikan kualitas karyawan baik/tidak ? Berikan Judgement terbaik anda
sebagai seorang auditor internal
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Baik Sangat baik
Lampiran IV.
Modul Penugasan Audit Grup 4: Visual dengan Efek Halo Positif
101
BAGIAN 4
PENUTUP
Setelah melakukan penugasan audit dan melihat sistem persediaan dan
kinerja operasional DFC berikan judgement terkahir anda dengan skala 10-
100 mengenai kinerja operasional DFC secara keseluruhan dan berikan
alasan yang jelas pada kotak yang disediakan
(berikan penilaian anda dengan memilih angka yang menurut anda tepat
dengan tanda silang)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Alasan :
ANDA TELAH MELAKUKAN PENUGASAN AUDIT
DENGAN SANGAT BAIK. TERIMAKASIH ATAS
KERJASAMANYA
●●● TUHAN MEMBERKATI ●●●
PART 2 – FINISH