94
STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO PADA UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT JAWA DI DESA KAMPUNG KOLAM TEMBUNG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI SARJANA Dikerjakan O L E H DINA MAYANTUTI SITOPU NIM: 030707019 Pembimbing I Pembimbing II Drs. Kumali Tarigan, M.Si. Dra. Heristina Dewi, M.Pd. NIP. NIP. Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra USU Medan untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni dalam bidang Etnomusikologi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI M E D A N 2 0 0 8 Universitas Sumatera Utara

STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO PADA

UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT JAWA DI DESA KAMPUNG

KOLAM TEMBUNG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN

DELI SERDANG

SKRIPSI SARJANA Dikerjakan O L E H DINA MAYANTUTI SITOPU NIM: 030707019 Pembimbing I Pembimbing II Drs. Kumali Tarigan, M.Si. Dra. Heristina Dewi, M.Pd. NIP. NIP. Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra USU Medan untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni dalam bidang Etnomusikologi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI M E D A N 2 0 0 8

Universitas Sumatera Utara

Page 2: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

DISETUJUI OLEH: FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI KETUA DEPARTEMEN Dra. Frida Deliana, M.Si. NIP. 131 785 636 Medan, Desember 2008

Universitas Sumatera Utara

Page 3: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

PENGESAHAN Diterima Oleh: Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni dalam Bidang Etnomusikologi pada Fakultas Sastra USU Medan Pada Tanggal : Hari : FAKULTAS SASTRA USU DEKAN

NIP. 132 098 531 Drs. Syaifuddin, M.A.Ph.D.

Panitia Ujian No. Nama Tanda Tangan 1. ………... 2. ...……… 3. ...……… 4. ..……… 5. ..………

Universitas Sumatera Utara

Page 4: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala

berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang

ditulis kedalam bentuk skripsi yang berjudul : “STUDI DESKRIPTIF

PERTUNJUKAN REOG PONOROGO PADA UPACARA PERKAWINAN

MASYARAKAT JAWA DI DESA KAMPUNG KOLAM TEMBUNG

KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG.”

Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Kampung

Kolam Tembung, yang merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk

memperoleh gelar Sarjana Seni (S-1) pada Departemen Etnomusikologi, Fakultas

Sastra Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat

bimbingan / dorongan serta petunjuk dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis dengan penuh hormat dan kerendahan hati yang tulus

mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orangtua tercinta

Ayahanda St. J. Sitopu dan Ibunda B. br. Saragih Garingging yang begitu banyak

berkorban moral materil demi keberhasilan saya, ucapan terima kasih juga saya

sampaikan kepada abangku Ronald Rinaldi Sitopu, Amd yang telah bersedia

menggantarkan kemanapun aku pergi dan buat kedua adikku Melda Maya Sitopu dan

Vivi Asriani Sitopu yang telah banyak membantu saya.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dekan Fakultas

Sastra USU bapak Drs. Syaifuddin, M.A.Ph.D, dan kepada ketua departemen

Etnomusikologi

Kepada Dra. Rithaony Hutajulu, MA sebagai dosen wali penulis, dan bapak

Prof. Mauly Purba, Ph.D yang telah banyak memberikan masukkan kepada saya juga

kepada seluruh staf pengajar di departemen Etnomusikologi Fakultas Sastra USU

Medan yang telah banyak membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan

selama masa perkuliahan.

Dra. Frida Deliana, M.Si, juga kepada bapak Drs. Kumalo Tarigan,

sebagai dosen pembimbing I, serta kepada ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd, sebagai

dosen pembimbing II penulis yang telah membimbing dan mengarahkan penulis

dalam penulisan skripsi ini.

Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada dosen

seni tari UNIMED mas Agung Suharyanto, S.Sn beserta istri yang telah banyak

memberikan informasi dan masukkan seputar kesenian reog. Rasa terima kasih juga

penulis haturkan kepada mas Mateus Suwarson, S.Sn beserta keluarga yang bersedia

meminjamkan penulis buku-buku yang berhubungan dengan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua

informan: bapak Suparno selaku pimpinan sanggar Langen Budoyo beserta keluarga,

mbah Miseni selaku sesepuh beserta keluarga, bapak Ngatiman selaku sesepuh

beserta kelurga dan seluruh anggota group Langen Budoyo yang terdiri dari penari,

pemusik yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan

penelitian demi penyelesaian skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Kepada semua keluarga yang tak pernah bosan memberikan semangat,

dukungan dan doa kepada penulis, terutama buat bapa godang St. J. Sipayung dan

inang godang L. br. Saragih Garingging, bapa tongah St. J. Purba Siboro dan inang

tongah E. br. Saragih Garingging, bapa tongah J. Silitonga dan inang tongah E. br.

Saragih Garingging, juga buat Almarhum bapa anggian Drs. St. E. Purba, SH dan

inang anggian S. br. Saragih Garingging.

Buat semua saudara-saudaraku yang terkasih: kak Nani Sipayung, Amd dan

bang Rantas Hutapea,Ssi, kak Susi Sipayung, Amkeb dan bang Eben Simarmata

beserta adik kecil yang baru terlahir kedunia si ucok, kak Sanni Sipayung, Spd dan

bang Toni Saragih, ST beserta adik kecil Leonald Davin Saragih, kak Holong

Sipayung, Amd beserta adikku Jonathan, Sumando Sipayung, Amd, Sumual

Sipayung, kak shanty purba, Spd dan bang bahtera Sembiring, Skom, kak Rosli

Purba, Spd, Lusi Purba, Pandi Purba, SE, Sarah Silitonga, Indah Silitonga, Bilton

Purba, Joshua Purba dan Ernita purba yang tak pernah putus mendoakan dan

memberi semangat kepada penulis.

Buat teman-teman Gen 03: Siti, S.Sn, Martahan, Leo, Saridin, Roy, S.Sn,

Alvon, Romiduk, S.Sn, Lisbeth, S.Sn, Hans, Marlan, Frendy, Mandri, Nuel, Yoyok,

Bambang, Indra, #@, dan terkhusus buat ola yang telah menjadi sahabat sejatiku

yang setia menemani kemanapun aq pergi penelitian, buat semua kakak-abang

stambuk 02 terkhusus buat bang Irfas yang banyak memberikan masukkan, buat

kakak-abang stambuk 01 terkhusus buat kak Hetty yang selalu menasehati dan

mengajari aq, buat semua anak-anak Etnomusikologi dari stambuk 04,05,06,07, dan

08 tetap semangat karena perjuangan belum berakhir.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada anak-anak PSM USU dan

alumni , LK USU, special buat bang Beny, sanggar tari Citra Budaya TBSU, special

buat lusi yang centil, putri n Maya yang narsis, serta Ayu yang jaim abizzzz, PS.

Manna Numinous, pemuda / i GKPS Menteng, pemuda / i GKPS Resort Teladan

Medan, special buat teman-teman pengurus: bang Iman selaku ketua yang jail abizzz,

kak Panary selaku sekretaris dan kak Mena selaku bendahara.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan,

karenanya saya menerima saran dan kritik yang membangun dari semua pihak untuk

menyempurnakan tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

dapat menjadi sumbanagan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam

bidang Etnomusikologi.

Kiranya Tuhan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Medan, Januari 2009

Penulis,

(DINA MAYANTUTI SITOPU)

Universitas Sumatera Utara

Page 8: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................. 1

1.2 Pokok Permasalahan........................................................................ 10

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian....................................................... 10

1.3.1 Tujuan.................................................................................... 10

1.3.2 Manfaat................................................................................... 10

1.4 Teori Dan Konsep Yang Digunakan................................................ 11

1.4.1 Konsep..................................................................................... 11

1.4.2 Teori........................................................................................ 13

1.5 Metode Penelitian............................................................................ 14

1.5.1 Kerja Lapangan....................................................................... 14

1.5.1.1 Studi Kepustakaan......................................................... 14

1.5.1.2 Observasi...................................................................... 15

1.5.1.3 Wawancara.................................................................... 15

1.5.1.4 Perekaman..................................................................... 16

1.5.1.5 Kerja Laboratorium....................................................... 16

Universitas Sumatera Utara

Page 9: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

1.6 Pemilihan Lokasi Penelitian............................................................. 16

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT JAWA DI KABUPATEN DELI

SERDANG

2. 1 Sejarah Singkat Masuknya Suku Jawa Di Kabupaten Deli Serdang...... 18

2.2 Letak Geografis Lokasi Penelitian........................................................... 21

2.3 Keadaan Penduduk................................................................................... 23

2.3.1 Keadaan Penduduk Menurut Usia Dan Jenis Kelamin..................... 23

2.3.2 Keadaan Penduduk Menurut Tempat Tinggal.................................. 23

2.3.3 Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Kelulusan Pendidikan........... 24

2.4 Sistem Kekerabatan................................................................................. 25

2.5 Sistem Religi........................................................................................... 28

2.6 Mata Pencaharian.................................................................................... 31

2.7 Kesenian..................................................................................................

32

2.8 Bahasa...................................................................................................... 33

BAB III KEBERADAAN REOG PONOROGO DI KABUPATEN DELI SERDANG

3.1 Sejarah Reog Ponorogo........................................................................... 34

3.2 Reog di kabupaten Deli Serdang............................................................. 37

3.3 Karakteristik Tokoh................................................................................. 38

3.3.1 Jathilan.............................................................................................. 38

3.3.2 Bujangganong................................................................................... 39

3.3.3 Barongan........................................................................................... 39

3.4 Perlengkapan Pertunjukan....................................................................... 39

Universitas Sumatera Utara

Page 10: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

3.4.1 Kostum............................................................................................ 39

3.4.2 Riasan.............................................................................................. 41

3.4.3 Topeng...................................................................................... 42

3.3.4 Pembuatan topeng.................................................................... 44

3.5 Instrumen Yang Digunakan.............................................................. 46

3.6 Lagu Pengiring Tarian...................................................................... 49

3.7 Pelaksana Pertunjukan...................................................................... 50

3.7.1 Sanggar Langen Budoyo......................................................... 50

3.7.2 Sejarah berdirinya................................................................... 51

3.7.3 Keanggotaan............................................................................ 52

3.7.4 Pelatihan.................................................................................. 53

BAB IV PENYAJIAN REOG PONOROGO DALAM UPACARA PERKAWINAN

MASYARAKAT JAWA

4.1 Perkawinan Masyarakat Jawa.............................................................. 54

4.2 Pendukung Pertunjukan....................................................................... 57

4.2.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Pertunjukan........................... 57

4.2.2 Pemusik...................................................................................... 59

4.2.3 Penari......................................................................................... 60

4.2.4 Penonton.................................................................................. 60

4.3 Deskripsi Jalannya Pertunjukan........................................................... 61

4.4 Fungsi Reog Ponorogo Dalam Upacara Perkawinan Masyarakat Jawa 69

4.4.1 Reog Sebagai Arak-arakan............................................................ 70

Universitas Sumatera Utara

Page 11: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

4.4.2 Reog Sebagai Hiburan................................................................... 71

BAB V PENUTUP

5.1 Rangkuman......................................................................................... 73

5.2 Kesimpulan......................................................................................... 75

5.3 Saran................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR INFORMAN

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 12: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

DAFTAR TABEL

Tabel I Jumlah Penduduk Menurut Usia Dan Jenis Kelamin

Tabel II Jumlah Penduduk Berdasarkan Tempat Tinggal

Tabel III Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Skema Pertunjukan

Lampiran 2 : Peta Desa Kampung Kolam

Lampiran 3 : Peta Kecamatan Percut Sei Tuan

Lampiran 4 : Transkripsi lagu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kostum yang digunakan pemusik............................................ 40

Gambar 2 Kostum Penari Bujangganong................................................. 40

Gambar 3 Kostum Penari Jathilan............................................................ 41

Gambar 4 Properti Eblek........................................................................... 42

Gambar 5 Topeng Bujangganong............................................................... 43

Universitas Sumatera Utara

Page 13: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Gambar 6 Topeng Barongan....................................................................... 44

Gambar 7 Ketipung Dan Kendang.............................................................. 46

Gambar 8 Kenong........................................................................................ 47

Gambar 9 Gong............................................................................................. 48

Gambar 10 Angklung besar dan kecil............................................................. 48

Gambar 11 Slompret dan cara memainkannya................................................. 49

Gambar 12-23 Adat perkawinan masyarakat Jawa dan pementasan reog......... 61-68

Universitas Sumatera Utara

Page 14: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Reog1

Kesenian reog berasal dari Jawa Timur di kota Ponorogo. Oleh karena itulah

kesenian ini dinamakan Reog Ponorogo

merupakan seni pertunjukan masyarakat Jawa yang di dalamnya

terdapat unsur-unsur, yang meliputi : tari, drama dan musik. Dalam suatu pertunjukan

kesenian reog disajikan dalam bentuk sendratari, yaitu suatu tarian dramatik yang

tidak berdialog dan diharapkan gerakan-gerakan tarian tersebut sudah cukup untuk

mewakili isi dan tema dari tarian tersebut (Supartha, 1982:38).

2

. Masuknya kesenian reog di Sumatera Utara

pada tahun 1965 yang di bawa oleh Mbah Miseni. Mbah Miseni adalah seorang

seniman dari Jawa Timur yang pertama sekali membawa masuk kesenian reog ke

Sumatera Utara tepatnya di kabupaten Deli Serdang. Awal beliau datang ke Sumatera

hanya untuk mencari pekerjaan dan beliau datang berdasarkan usahanya sendiri

bukan sebagai kuli kontrak yang di datangkan ke Sumatera Utara. Walaupun beliau

berada di luar daerah asalnya namun beliau tetap melestarikan kesenian

tradisionalnya dengan cara memperkenalkan kepada masyarakat, sampai saat ini

kesenian reog dapat tumbuh dan berkembang ditengah kesenian lain yang ada di

Sumatera Utara.

1 Penyebutan pertama akan di cetak miring, selanjutnya tidak. 2 Penyebutan pertama menggunakan Reog Ponorogo, untuk penyebutan berikutnya hanya dengan kata Reog saja.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Etnis terbesar di Sumatera Utara yang banyak membawa beberapa kesenian

dari daerah asalnya adalah etnis Jawa. Kedatangan orang-orang Jawa ke Sumatera

juga diikuti dengan beberapa kesenian yang sampai saat ini masih tetap mereka

pertunjukkan. Misalnya wayang kulit, wayang orang, ketoprak dan reog serta kuda

kepang. Kesenian tersebut tetap eksis di beberapa daerah yang di huni oleh komunitas

orang Jawa seperti di Tembung, Tanjung Morawa, Stabat dan Marelan, walaupun

kesenian tersebut hanya sebagai hiburan belaka.

Sampai saat ini masih banyak orang-orang Jawa yang memelihara dan

mempertunjukkan keseniannya di beberapa daerah yang mayoritas masyarakatnya

tentu saja orang Jawa. Masyarakat Jawa yang berada di Sumatera Utara, banyak

membina kesenian Jawa dalam kelompok-kelompok (perkumpulan) kesenian yang

tersebar di daerah-daerah yang mayoritas masyarakatnya orang Jawa, salah satunya

adalah Sanggar Langen Budoyo di Tembung.

Berbicara mengenai reog, tentu tidak dapat dipisahkan dengan komunitas

yang mendukungnya. Sanggar Langen Budoyo adalah salah satu kelompok kesenian

reog yang sampai sekarang tetap mempertahankan reog sebagai media ekspresi

kesenian mereka. Sanggar yang dibangun untuk memelihara kesenian rakyat Jawa

sebagai warisan keturunan dari orang-orang tua mereka yang datang ke Sumatera.

Mereka terdiri dari orang-orang Jawa yang lahir di Sumatera dengan sebutan

Pujakesuma (Putera Jawa Kelahiran Sumatera). Sampai sekarang mereka masih

mempertahankan dan mempertunjukkannya di hari-hari tertentu pada pesta

perkawinan, khitanan/sunat, tahun baru Islam (Muharram) dan memperingati hari

kemerdekan Republik Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Reog merupakan sebuah seni pertunjukan tari tradisional kerakyatan yang

menampilkan sosok penari yang memakai topeng raksasa (dhadhak merak) yang

berukuran: tinggi 240 cm, dan lebarnya 190 cm berwujud kepala seekor macan

dengan seekor merak yang bertengger diatasnya lengkap dengan bulu-bulu ekornya

yang disusun menjulang keatas, (jathilan) adalah para penari perempuan yang

memerankan sosok prajurit berkuda, (warok) adalah penari laki-laki berbadan

gempal berseragam hitam berhias kumis dan jambang yang lebat, (prabu klono

sewandono) adalah seorang penari yang mengenakan topeng berwarna merah,

berhidung mancung, kumis tipis, lengkap dengan mahkota seorang raja, (patih

bujangganong) adalah pendamping raja yang juga bertopeng merah dengan hidung

besar, mata melotot, mulut lebar dan rambut jabrig (Fauzannafi, 2005:13-14).

Dari beberapa buku tentang Pertunjukan Rakyat Jawa (Pigeaud: 1938;

Ahimsa: 2000; Nursilah: 2001), menyatakan bahwa ciri yang paling menonjol dalam

pertunjukan reog adalah menggunakan properti topeng dhadhak merak (topeng

berukuran 50 kg yang memiliki dua kepala harimau dan merak), kuda-kudaan yang

terbuat dari sayatan bambu atau disebut dengan kepang (tiruan binatang kuda yang

terbuat dari anyaman bambu dan berbentuk pipih), dalam kesenian reog terdapat

unsur mistik, pemakaian alat musik Jawa (gamelan), iringan gendhing reogan yang

bentuknya lebih sederhana dari pada gendhing-gendhing tradisonal klasik Jawa yang

lebih rumit dan diulang-ulang selama pertunjukan berlangsung.

Senen (1983: 13), menyatakan bahwa:

“Musik dan tari bisa dikatakan bersaudara, karena mempunyai ciri yang hampir sama, yaitu ritme (degupan tekanan), bentuk kolotomi (kumpulan nada-nada yang mengandung ritme, melodi dan struktur yang harmonis),

Universitas Sumatera Utara

Page 17: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

dinamika (sifat kontras seperti keras-lirih, patah-patah, mengalun) dan harmoni. Apabila melihat pertunjukan tari, maka tidak akan bisa mengesampingkan musik yang mengiringinya. Pertunjukan tari tanpa iringan musik barangkali akan terlihat hambar, hal ini menjadikan sangat jelas bahwa musik benar-benar sangat berperan dalam mengiringi sebuah pertunjukan tari. Di Jawa Timur reog merupakan bentuk kesenian rakyat yang dapat

ditampilkan dalam dua versi, pertama ditampilkan pada saat festival reog se

kabupaten. Kedua ditampilkan untuk keperluan adat, desa ataupun perorangan. Reog

yang ditampilkan pada saat festival biasanya membawakan cerita yang

menggambarkan tentang bagaimana perjalanan rombongan prajurit ponorogo yang

akan melamar putri dari kediri, sedangkan reog yang ditampilkan untuk keperluan

adat, desa ataupun perorangan cerita yang di bawakan sesuai dengan hajatan atau

acara yang diadakan. Urutan tarian yang dibawakan dalam setiap pertunjukan adalah

tari Warok (tarian yang menggambarkan tokoh pengawal kerajaan yang berkarakter

kuat, perkasa, dan galak dan memiliki ilmu kesaktian yang mampu menjelma menjadi

harimau, gerakan tari yang dilakukan berupa adu otot), tari Jathilan (tarian yang

menggambarkan tokoh prajurit berkuda yang berkarakter lincah dan gerak tariannya

lemah lembut seperti wanita) , tari Bujangganong (tarian yang menggambarkan tokoh

seorang patih kerajaan yang berkarakter rendah hati, sabar, serta lincah dan gerakan

tari yang dilakukan lebih bersifat akrobatik) , tari Klana Sewandana (tarian yang

menggambarkan tokoh seorang raja yang berkarakter gagah serta berwibawa, gerakan

tari yang dilakukan sesuai dengan karakternya), dan tari Barongan (tarian ini

dilakukan oleh orang yang berbadan kuat dan kekar serta memiliki kekuatan ekstra

untuk membawa topeng dhadhak merak yang beratnya 50 kg).

Universitas Sumatera Utara

Page 18: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Dalam setiap pertunjukannya selalu diiringi dengan alunan musik klasik Jawa

dan menggunakan seperangkat gamelan Jawa3

Pertunjukan reog di kabupaten Deli Serdang sudah sangat berbeda dari bentuk

aslinya yang ada di Jawa Timur, dapat dilihat dari tema cerita yang dibawakan selalu

disesuaikan dengan kondisi kehidupan masyarakat serta acara yang diadakan,

misalnya pada acara perkawinan cerita yang dibawakan menggambarkan tentang

kisah percintaan. Terkadang tema bukan menjadi hal yang penting pada pertunjukan

yang mereka bawakan bahkan mungkin banyak anggota masyarakat yang tidak

mengetahui jalan ceritanya karena hal yang terpenting bagi mereka adalah

kegembiraan dan keterlibatan para penonton dalam setiap pertunjukan. Urutan tarian

yang ditampilkan menjadi: tari Bujangganong, tari Jathilan, dan tari Barongan

(dhadhak merak) karena hal ini dianggap dapat mempersingkat jalannya pertunjukan.

Pigeaud (1938: 229), menyatakan bahwa:

. Satu group terdiri dari 30 orang, yaitu

12 orang pemusik, 2 orang pembarong, 2 orang warok, 6 orang jathilan, 1 orang

prabu, 2 orang patih, dan 4 orang lagi berperan sebagai orang-orang yang berteriak-

teriak dari belakang panggung untuk menambah marak suasana.

“Tari jathilan adalah semacam tari pertunjukan kuda, karena para penarinya menggunakan properti kuda-kudaan yang terbuat dari bilah-bilah bambu yang ditipiskan dan dianyam (kepang). Ada juga yang menyebutnya pertunjukan kuda kepang, karena bahan untuk membuat kuda-kudaan dari bahan kepang. Ada yang menyebutnya ebeg, ebleg, embleg atau embeg yang biasanya sebutan ini digunakan di daerah Jawa Tengah bagian barat. Makin ke timur sampai ke Surakarta dan Ponorogo, pertunjukan ini disebut reog, akhirnya di daerah Kediri dan di Jawa Timur, namanya adalah jaranan atau jaran kepang”.

3 Wawancara dengan bapak Miseni selaku sesepuh pada 05 Maret 2008.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Lagu yang digunakan untuk mengiringi pertunjukan adalah gending reogan

dan lagu-lagu campursari, musik pengiringnya tidak menggunakan seperangkat

gamelan Jawa melainkan hanya menggunakan kendang, ketipung, kenong, angklung,

slompret dan gong Gerakan tarian yang dibawakan lebih atraktif dan menghibur4.

Keterampilan dan keahlian yang dilakukan pembarong berupa berguling-guling

ditanah serta menaikkan penganten ataupun penonton diatas topeng dhadhak merak

yang dikenakannya. Dalam setiap pertunjukan satu group terdiri dari 20 orang

pemain, yaitu 10 orang pemusik, 2 orang bujangganong, 2 orang pembarong, 2 orang

jathilan, 2 orang sesepuh yang akan melakukan ritual dan 2 orang pemain lagi

berperan sebagai penyemarak yang berteriak-teriak dibelakang panggung5

Biasanya sebelum pertunjukan di mulai ada beberapa ritual yang dilakukan

oleh para sesepuh, yaitu meminta kepada para roh lelehur agar acara dapat berjalan

dengan lancar tanpa ada hambatan sedikitpun. Para sesepuh membakar sesajen berupa

kemenyan di depan semua peralatan yang akan digunakan seperti topeng

bujangganong dan dhadhak merak. Selain dibakar sesajen yang berupa rokok dan

kembang tujuh rupa diselipkan di telinga kepala harimau yang bersatu dengan

dhadhak merak. Setelah itu, kembang tujuh rupa ditaburkan disekitar tempat

pertunjukan berlangsung. Jika ritual itu tidak dilakukan maka topeng yang akan

digunakan para pembarong akan terasa sangat berat dan topeng dhadhak merak

tersebut tidak mau digerakkan oleh pembarong. Hal lain yang akan terjadi adalah

.

4 Wawancara dengan bBapak Suparno selaku pimpinan sanggar pada tanggal 08 Maret 2008. 5 Berdasarkan hasil penelitian penulis dilapangan pada 15 Juni 2008.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

para penari akan dimasuki oleh roh nenek moyang yang akan membuat penari

mengalami cidera6

Instrumen musik yang digunakan sebagai pengiring pada pertunjukan reog ini

adalah: 1 buah kendang (membranofon), 1 buah ketipung (membranofon), 2 buah

kenong (idiofon), 1 buah salompret (aerofon), 2 buah angklung (idiofon), dan 1 buah

gong besar (idiofon). Peralatan lain yang di perlukan sebagai pendukung pertunjukan

adalah: eblek / jaranan, topeng Bujangganong, dan Dhadak merak

.

7

Menurut Sedyawati (1993:9) pada dasarnya bentuk-bentuk pertunjukan

seperti penyamaran, topeng, barongan, dan sebagainya masih tergolong dalam satu

pertunjukan, yaitu pertunjukan topeng. Unsur pembeda yang menjadi dasar

klasifikasinya adalah dalam hal ukuran dan perwujudan visualnya. Sedyawati juga

menggolongan topeng berdasarkan ukurannya yang terdiri dari : (1) topeng kecil,

meliputi tari topeng pajengan di Bali, tari topeng Cirebon, tari topeng Jawa, dan lain

sebagainya; (2) topeng besar, meliputi tari huda-huda Simalungun dan Karo, tari

Hudo’ di Kalimantan Timur; (3) barong, meliputi reog ponorogo, barong di Bali,

burung enggang pada tari huda-huda, dan sebagainya (Sedyawati 1993:2-3).

.

Pertunjukan reog pada upacara perkawinan biasanya disajikan sebagai arak-

arakan, yang diarak adalah pengantin pria beserta keluarga menuju rumah pengantin

wanita. Dalam perjalanan mengarak pengantin pria dinaikkan di atas dhadhak merak

dan reog juga ditampilkan sebagai hiburan bagi para tamu undangan. Pada acara

6 Cidera yang akan dialami para pemain adalah topeng yang mereka kenakan dalam pertunjukan tidak akan bisa dilepaskan dan para pemain juga akan melukai dirinya sendiri. Hal ini terjadi diluar kesadaran para pemain karena tubuh mereka dimasukki oleh roh-roh nenek moyang. 7 Wawancara dengan Bapak Ngatiman selaku pelatih dan sesepuh di sanggar langen budoyo pada tanggal 15 April 2008

Universitas Sumatera Utara

Page 21: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

khitanan (sunatan) dilakukan dengan cara mengarak manten sunatnya berkeliling

kampung. Para pemain reog mengarak keliling kampung dengan berjalan kaki

sedangkan manten sunat diarak didepan reog dengan menaikki kendaraan seperti

becak mesin. Pada saat peringatan hari besar nasional pertunjukan reog ponorogo

berfungsi sebagai upacara penyambutan para tamu istimewa, seperti para pejabat

pemerintahan.

Menurut Bapak Suparno keberadaan kesenian reog ini hanya terdapat di dua

daerah yang berbeda, yaitu di desa Kampung Kolam Tembung dan di Kampung

Transmigrasi Stabat. Pertunjukan yang mereka mainkan memiliki persamaan

terkadang di antara kedua group ini sering terjadi peminjaman alat maupun pemain

untuk kebutuhan pertunjukan, hal ini terjadi karena hubungan persaudaraan mereka

yang sangat erat dan saling mendukung satu sama lain.

Di desa Kampung Kolam Tembung terdapat sebuah group kesenian reog

yang dapat melakukan pertunjukan reog. Group kesenian reog tersebut bernama

”Sanggar Langen Budoyo”. Penulis memilih group kesenian ini sebagai bahan

penelitian karena merupakan group yang paling sering mengadakan pertunjukan reog

di berbagai tempat dan acara, seperti upacara perkawinan masyarakat Jawa yang

terdapat di kabupaten Deli Serdang. Oleh karena itu, penulis menganggap group ini

cukup mampu dan berpengalaman dalam melakukan pertunjukan reog. Selain itu,

sanggar ini juga telah memiliki banyak anggota mulai dari orang tua sampai anak-

anak yang ingin melestarikan dan mempertahankan budayanya. Sampai saat ini

kesenian tradisional Jawa selain reog ponorogo yang terdapat dalam sanggar ini

adalah : Ludruk, Wayangan, Kuda Lumping, dan Ketoprak.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Pertunjukan yang di tampilkan oleh group ini sangat menarik perhatian

masyarakat pendukungnya karena dalam setiap pertunjukannya mereka membawakan

dengan sangat atraktif juga mengibur banyak penonton sehingga dimana pun mereka

melakukan pertunjukan biasanya selalu ramai dikunjungi oleh penonton baik anak-

anak, remaja, sampai orang dewasa8

Berdasarkan keterangan di atas, penulis merasa banyak hal penting yang dapat

dideskripsikan secara lengkap kedalam sebuah tulisan. Seperti upacara adat

perkawinannya, bentuk pertunjukan, tema cerita, urutan tarian, gerakan tarian, tokoh

dan karakternya, properti yang digunakan,musik pengiring, kostum dan riasan yang

dikenakan.

.

Oleh karenanya penulis tertarik membahas lebih dalam lagi tentang kesenian

tradisional khas ponorogo di kabupaten Deli Serdang dan penulis akan menjabarkan

lebih lengkap lagi tentang pertunjukan reog dalam konteks upacara perkawinan

masyarakat Jawa ke dalam tulisan dengan judul : “Studi Deskriptif Pertunjukan

Reog Ponorogo Pada Upacara Perkawinan Masyarakat Jawa Di Desa Kampung

Kolam Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang”.

6 Awal perjumpaan penulis dengan group kesenian ini adalah pada saat mereka mengisi acara pada sebuah acara Imlek bersama di Lubuk Pakam. Acara ini menampilkan berbagai etnis yang ada di Sumatera Utara, baik etnis asli maupun etnis pendatang. Pada kesempatan yang sama penulis berperan sebagai pengisi acara yang mewakili etnis Batak Toba. Setelah pertunjukan selesai penulis melakukan wawancara kepada beberapa pemain dan sesepuhnya. Dari penjelasan mereka inilah penulis merasa tertarik dan tertantang untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang kesenian ini, setelah selesai wawancara penulis meminta alamat sanggar group kesenian ini. Seminngu kemudian penulis langsung mendatangi sanggar tersebut dan melakukan penelitian sebagai bahan dasar untuk penulisan skripsi.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

1.2 Pokok Bahasan Dan Batasan Masalah

Setelah penulis mengetahui dan mempelajari kesenian reog ponorogo ini ternyata

banyak sekali yang bisa di jadikan bahan penelitian seperti: karakter reog, kostum,

pertunjukan tari yang meliputi pola lantai dan gerak tari, durasi pertunjukan, dan

musik pengiring. Oleh karena itu, saya lebih memfokuskan bahasan kepada beberapa

aspek saja dan saya merasa perlu untuk membatasi masalah sebagaii berikut :

1. Bagaimana bentuk pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan

masyarakat Jawa di Desa Kampung Kolam Tembung.

2. Apa sajakah yang menjadi pendukung pertunjukan reog ponorogo.

1.3 Tujuan Dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mendeskripsikan bentuk pertunjukan reog ponorogo pada upacara

perkawinan masyarakat Jawa di Desa Kampung Kolam Tembung.

b. Untuk menjelaskan komponen-komponen pendukung pertunjukan reog

ponorogo.

1.3.2 Manfaat

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk melestarikan dengan cara memperkenalkan kesenian ini pada

masyarakat pecinta kebudayaan.

2. Sebagai bahan dokumentasi pada jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra

USU Medan.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

1.4 Konsep Dan Teori

1.4.1 Konsep

Konsep adalah rancangan ide atau pengertian yang diabstrakkan dari

pengertian konkret, gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar bahasa

yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kamus Besar Bahasa

Indonesia,1990:456).

Menurut R. Merton dalam Koentjaraningrat (1977:32), konsep merupakan

defenisi dari apa yang perlu diamati. Konsep juga merupakan unsur pokok dari suatu

penelitian (Koentjaraningrat,1977:36).

Dari hasil pengamatan , wawancara, dan literatur yang ada, maka dapat

dikemukakan konsep-konsep sebagai berikut :

Kata deskriptif merupakan kata sifat dari deskripsi. Pengertian studi deskriptif

dapat diartikan sebagai; menguraikan gambaran situasi atau kejadian-kejadian yang

terdapat didalam studi objek ilmiah. Menurut Echols Shadily (1990:179), deskripsi

mempunyai pengertian gambaran atau lukisan. Dalam hal ini penulis mencoba

menguraikan / menggambarkan tentang kesenian reog ponorogo agar dapat dijadikan

informasi bagi para pembaca yang membutuhkan.

Menurut Murgianto (1996:156), pertunjukan adalah sebuah komunikasi yang

dilakukan satu orang atau lebih, pengirim pesan merasa bertanggung jawab pada

seseorang atau lebih penerima pesan, dan kepada sebuah tradisi yang mereka pahami

bersama melalui seperangkat tingkah laku yang khas. Dalam sebuah pertunjukan

harus ada pemain, penonton, pesan yang dikirim, dan cara penyampaian yang khas.

Sesuai dengan konsep di atas maka Reog Ponorogo dikategorikan sebagai seni

Universitas Sumatera Utara

Page 25: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

pertunjukan, karena dalam setiap pertunjukannya ada penyaji (pemain), penonton,

pesan yang dikirim, dan dengan penyampaian yang khas.

Seni pertunjukan merupakan sesuatu yang berlaku dalam waktu dengan maksud

bahwa peristiwa ini memiliki arti hanya pada saat pengungkapan seni itu

berlangsung. Sementara hakikat seni pertunjukan adalah gerak, perubahan keadaan

dengan substansi terletak pada imajinasi serta prosesnya sekaligus, dengan daya

rangkum sebagai sarana, cengkeraman rasa sebagai tujuan seninya dan keterampilan

tehnis sebagai bahan. Selain hal tersebut seni pertunjukan dibagi kedalam dua

kategori yaitu: (1) Seni pertunjukan yang memiliki kegunaan sebagai tontonan, di

mana ada pemisah yang jelas antara penyaji dan penonton, dan (2) Seni pertunjukan

dengan kegunaan sebagai pengalaman bersama, di mana antara penyaji dan penonton

saling berhubungan (Sediawaty,1981:58-60).

Istilah roeg berasal dari kata rog atau erog, yog atau hoyog, yod atau reyod, yeg

atau riyeg, yod atau reyod yang kesemuanya berarti rusak, goyang goncang atau tidak

tenang (Hartono, 1980:38-40).

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:836) reyog yang ditulis

dengan kata reog (tanpa huruf y) mempunyai dua pengertian. Pertama, reog dalam

bahasa Jawa berarti tarian tradisional di arena terbuka yang berfungsi sebagai hiburan

rakyat, mengandung unsur magis, penari utama adalah orang berkepala singa dengan

hiasan bulu merak, ditambah beberapa penari bertopeng dan berkuda, yang

kesemuanya laki-laki. Kedua, reog dalam bahasa Sunda berarti tontonan tradisional

sebagai hiburan rakyat yang mengandung unsur humor dan sindiran. Berkaitan

dengan pengertian reog ponorogo tentunya menggunakan pengertian yang pertama,

Universitas Sumatera Utara

Page 26: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

namun perlu ditinjau lagi dalam perkembangannya sekarang di mana keterlibatan

penari wanita lebih menonjol terutama untuk penari berkuda (jathilan) dan kebenaran

tentang kandungan unsur magis di dalamnya karena tidak semua pementasan

menggunakannya, tetapi hanya untuk fungsi-fungsi tertentu saja.

Melalui keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kata yang dipakai untuk

kesenian ini adalah REOG (tanpa huruf y) karena sesuai dengan ejaan yang terdapat

di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

1.4.2 Teori

Teori merupakan alat yang terpenting dari suatu pengetahuan. Tanpa teori

hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu

pengetahuan (Koentjaraningrat,1973:10).

Sebagai pedoman dalam menyelesaikan tulisan ini penulis menggunakan

beberapa teori yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan yang akan

dibahas dalam tulisan ini.

Maka penulis menggunakan teori Edy Sedyawati (1981: 48-66) yang

mengemukakan bahwa suatu analisis pertunjukan selalu dikaitkan dengan kondisi

lingkungan dimana seni pertunjukan tersebut dilaksanakan atau didukung

masyarakatnya. Pergeseran-pergeseran nilai yang terdapat didalam pertunjukan dan

kemungkinan yang muncul dari interaksi setiap orang yaitu penyaji dan penyaji,

penyaji dan penonton.

Untuk melihat apa-apa saja komponen pertunjukan maka penulis

menggunakan teori Milton Siger (dalam MSPI, 1996:164-165) yang Menjelaskan

bahwa pertunjukan selalu memiliki: (1) waktu pertunjukan yang terbatas, (2) awal

Universitas Sumatera Utara

Page 27: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

dan akhir, (3) acara kegiatan yang terorganisir, (4) sekelompok pemain, (5)

sekelompok penonton, (6) tempat pertunjukan dan, (7) kesempatan untuk

mempertunjukannya.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam tulisan ini adalah metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang berdasarkan atas

tujuannya dalam menggambarkan dan menafsirkan data yang dijumpai di lapangan.

Metode ini bertujuan untuk menggambarkan dengan jelas sifat-sifat suatu individu,

keadaan, gejala, kelompok tertentu, menentukan frekuensi atau penyebaran dari suatu

gejala lain dalam suatu masyarakat (Koentjaraningrat,1990:29).

Penulis juga berpedoman pada disiplin etnomusikologi seperti yang

disarankan Curt Sach dalam Nettll (1964:62) yaitu penelitian etnomusikologi dibagi

dalam dua jenis pekerjaan yakni kerja lapangan (field work) dan kerja laboratorium

(deks work).

Kerja lapangan meliputi studi kepustakaan, observasi, wawancara dan

perekaman lagu. Sedangkan kerja laboratorium meliputi pembahasan dan

penganalisisan data yang telah diperoleh selama penelitian.

1.5.1 Kerja Lapangan

1.5.1.1 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan sebagai landasan awal dalam penelitian, yaitu

dengan mengumpulkan literature atau sumber bacaan untuk mendapat informasi dan

pengetahuan dasar tentang objek penelitian. Sumber bacaan dan literature dapat

berupa buku-buku, makalah, artikel, skipsi-skripsi. Dalam hal ini penulis mempelajari

Universitas Sumatera Utara

Page 28: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

buku-buku tentang kesenian reog ponorogo yang telah ditulis oleh peneliti-peneliti

sebelumnya (M. Zamzam Fauzanafi 2005, Nursilah 2001). Studi kepustakaan juga

penulis lakukan terhadap topik-topik lain yang berkaitan dengan penelitian skripsi ini,

seperti pengetahuan tentang upacara adat perkawinan Jawa, sejarah, etnografi, dan

lain sebagainya.

1.5.1.2 Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung kejadian atau

peristiwa yang erat kaitanya dengan pertunjukan reog yang dimainkan sanggar

Langen Budoyo.Dalam hal ini penulis berusaha melihat secara langsung. Dengan

demikian dalam mendeskripsikan pertunjukan Reog Ponorogo, penulis akan lebih

cermat.

1.5.1.3 Wawancara

Wawancara yang dimaksud disini adalah suatu cara yang digunakan seseorang

untuk tujuan tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan secara lisan dari

seorang responden dan bercakap-cakap serta bertatap muka dengan seseorang

(Koentjaraningrat,1990:129).

Wawancara yang penulis lakukan yaitu: wawancara berfokus (focused

interview) dan wawancara bebas (free interview). Wawancara berfokus, pertanyaan

yang dilakukan berpusat pada aspek permasalahannya saja sedangkan wawancara

bebas pertanyaan yang diajukan tidak berpusat pada suatu pokok permasalahan yang

lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

1.5.1.4 Perekaman

Penggunaan alat bantu sangat penting dalam melakukan penelitian. Alat bantu

yang penulis gunakan pada saat melakukan wawancara adalah tape recorder Sony TP-

VS450 dengan beberapa kaset Sony C-60, kamera digital untuk memotret gambar

ataupun kejadian yang ada pada saat pertunjukan berlangsung. Selain itu, penulis juga

menggunakan handycam untuk merekam jalannya pertunjukan.

1.5.1.5 Kerja Laboratorium

Semua data yang di peroleh dilapangan diolah dalam kerja laboratorium

dengan pendekatan etnomusikologi. Dalam mengolah data, penulis melakukan proses

menyeleksi data dengan membuang data yang tidak perlu dan menambahkan data

yang kurang. Dalam tulisan ini, penulis melakukan pendekatan deskriptif guna

pengolahan dan penganalisisan data.

1.6 Pemilihan Lokasi Penelitian dan Informan

Lokasi penelitian reog dalam tulisan ini adalah desa Kampung Kolam

Kecamatan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Alasan

penulis memilih lokasi penelitian ini karena daerah ini merupakan daerah komunitas

suku Jawa dan di daerah ini juga banyak ditemukan kesenian-kesenian tradisional

Jawa seperti Reog Ponorogo, Jaran Kepang, Kuda Lumping, Wayangan, Ludruk dan

masih banyak kesenian Jawa lainnya.

Sebelum melaksanakan penelitian, penulis terlebih dahulu mencari informan.

Mencari informan adalah suatu hal penting karena informan dapat memberikan

informasi yang sesuai untuk keperluan penelitian tersebut. Informan yang penulis cari

terlebih dahulu adalah informan pangkal yaitu orang yang terlebih dahulu penulis

Universitas Sumatera Utara

Page 30: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

kenal sebelum melakukan penelitian yang mengetahui tentang kesenian reog ini.

Informan pangkal yang membantu penulis dalam penelitian ini adalah Bapak Imam

Safei (25 thn) dan Bapak Jumadi (27 thn).

Setelah mendapatkan informan pangkal, penulis menentukan informan kunci.

Informan kunci adalah orang yang memberikan informasi kepada penulis mengenai

bahan penelitian penilis, diantaranya Bapak Ngatiman (55 thn) dan Bapak Suparno

(53 thn). Melalui informan kunci ini, penulis banyak memperoleh masukan mengenai

permasalahan yang ada dalam tulisan ini dan beberapa informan lain juga seperti

tokoh masyarakat yang telah di tuakan oleh masyarakat Jawa desa tersebut yang

mengerti dan memahami betul tentang kesenian tradisional Jawa ini khususnya

kesenian reog ponorogo.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

BAB II

TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN

2.1 Sejarah Singkat Masuknya Suku Jawa Di Kabupaten Deli Serdang

Sumatera Utara merupakan Propinsi yang banyak di huni oleh berbagai suku

dan etnis, baik yang berasal dari Pulau Jawa maupun dari luar Pulau Jawa.

Masyarakat Jawa Timur merupakan salah satu kelompok etnis pendatang yang ada di

Indonesia di antaranya berdiam di Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara.

Pada awal abad ke- 20 masyarakat Jawa datang dan memasuki wilayah

Sumatera Utara dengan menjadi kuli kontrak (koeli contarct)9

Pada tahun 1863, Jacobus Nienhuys, seorang pengusaha Belanda yang telah

lama tinggal di Batavia, datang ke Deli dan mendapat kontrak dari Sultan Deli untuk

menanam tembakau selama 20 tahun di Sumatera Timur. Nienhuys mulai membuka

sebuah ladang di Martubung dengan 88 orang kuli Cina dan 23 kuli Melayu (Sinar

2006:207). Hasil tembakau dari kebun Martubung ini mendapat sambutan yang baik

hal lain yang menjadi

faktor utama masyarakat Jawa datang ke Sumatera Utara adalah tidak terlepas dari

perkembangan daerah Sumatera Utara sebagai daerah perkebunan yang dikelola

perusahaan perkebunan Belanda bermodal asing yang dilengkapi dengan perangkat

administrasi nya, yang disebut dengan onderneming-onderneming yang berdiri

sekitar tahun 1864 (Karl J. Pelzer, 1985:12).

9 Koeli kontrak adalah struktur perburuhan yang mengharuskan pekerjanya terikat perjanjian bekerja pada perusahaan perkebunan pemerintahan kolonial maupun perusahaan swasta milik asing dengan syarat dan aturan tertentu. Pada masa onderneming buruh yang dipekerjakan sebagai koeli kontrak adalah orang-orang Jawa dan Cina yang merupakan populasi terbesar pada masa itu, kemudian orang Batak dan India.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

oleh Belanda karena dianggap tembakau yang berkualitas sangat baik (van

Papenrecht 1927 dalam Sinar 2006:207). Pada tahun 1866, Janssen dan Clemen

memberikan bantuan modal kepada Neienhuys untuk mendirikan sebuah perusahaan

perkebunan tembakau yang diberi nama Deli Maatschapij.

Pada saat itu pasar tembakau di Eropa sedang meningkat pesat, dan tembakau

yang dihasilkan oleh perkebunan Deli mampu menembus pasaran Eropa karena

tembakau Deli memiliki kualitas yang sangat baik. Maka Nienhuys memperpanjang

kontraknya dengan Sultan Deli pada tanggal 8 April 1867 selama 99 tahun. Nienhuys

juga membuka perkebunan tembakaunya yang lain di Sunggal pada tahun 1869 dan

Sungai Besar dan Kelumpang pada tahun 1875, karena semakin luas dan semakin

bertambahnya kebun sehingga memerlukan semakin banyak kuli (Sinar, 2006:207).

Sejak dibukanya perkebunan pertama, kebutuhan kuli dapat dipenuhi dengan

mendatangkan kuli orang Cina dan India dari P. Pinang dan Singapura. Saat itu Cina

sedang mengalami kelebihan penduduk dan krisis pengangguran yang sangat parah.

Sehingga perusahaan-perusahaan swasta di Hindia-Belanda pada saat itu dengan

mudah mengimpor kuli melalui agen-agen dan makelar buruh.

Tahun berikutnya merupakan tahun yang penting bagi perkembangan

perkebunan tembakau di Sumatera Timur. Sampai tahun 1884 telah berdiri 12

perusahaan perkebunan tembakau di wilayah Marindal, Medan, Petersburg, Tanjung

Jati, Bandar Khalipah, Deli Tua, Kwala Begumit, Bekalia, Belawan, Lubuk Dalam,

Buluh Cina, dan Kota Limbaru. Asosiasi dari ke dua belas perusahaan perkebunan ini

dinamakan Kongsi XII. Perkembangan ini semakin memantapkan Sumatera Timur

sebagai produsen tembakau terbesar di Asia (Sinar 2006:311).

Universitas Sumatera Utara

Page 33: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Setelah masa kolonial Belanda berakhir maka kontrak-kontrak mereka pun

berakhir, namun masyarakat Jawa tersebut tidak kembali ke Jawa, mereka tetap

menjadi penduduk setempat sama seperti masyarakat-masyarakat pendatang lainnya.

Kemudian mereka membentuk kelompok yang mendirikan komunitas-komunitas

bagi kelangsungan hidup sosial dan budaya mereka.

Walaupun banyak orang-orang Jawa datang ke Sumatera Utara sebagai koeli

kontrak, namun para anggota group kesenian reog ponorogo bukan berasal dari

keturunan para koeli kontrak bahkan bukan juga sebagai koeli kontrak. Kebanyakan

mereka datang ke Sumatera Utara berdasarkan usaha sendiri dengan dana sendiri dan

bertujuan untuk mencari pekerjaan10

Semakin banyak orang Jawa menetap di Sumatera Utara, semakin besar pula

niat mereka untuk melestarikan budayanya dengan cara memperkenalkan kesenian

tradisional mereka kepada masyarakat yang ada di Sumatera Utara. Selain itu, ada

juga beberapa organisasi yang terbentuk untuk mendukung perkembangan kesenian

mereka dan salah satu organisasi tersebut adalah Forum Masyarakat Jawa Deli.

.

Dalam komunitas barunya tersebut, masyarakat Jawa mendirikan kelompok-

kelompok kesenian. Kesenian yang mereka bawa dari daerah asalnya ini mereka

jadikan sebagai penghibur dan pengusir rasa lelah setelah seharian bekerja juga

sebagai pengobat rasa rindu pada kampung halaman mereka. Salah satu kesenian

tersebut adalah seni tari tradisional Reog Ponorogo yang terdapat di desa Kampung

Kolam Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

10 Wawancara dengan Bapak Suparno selaku sesepuh dan pimpinan sanggar pada tanggal 25 Juli 2008.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

2.2 Letak Georafis Lokasi Penelitian

Desa Kampung Kolam yang merupakan lokasi penelitian penulis terletak di

kawasan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Propinsi

Sumatera Utara, tepatnya di jalan Pardamean pasar XVI no.64. Dengan jarak pusat

pemerintahan ± 5 Km dari Ibukota Kecamatan, ± 20 Km dari Ibukota Kabupaten dan

± 20 Km dari Ibukota Propinsi.

Lokasi tersebut dapat dicapai dari Tembung dengan naik angkutan umum

selama ± 15 menit. Angkutan umum tersebut hanya sampai pasar XVI saja karena

tidak ada angkutan umum yang dapat langsung sampai ke tempat tujuan penelitian.

Setelah itu penulis melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki selama ± 20 menit.

Alat transportasi yang digunakan para penduduk desa kampung kolam untuk

menempuh perjalanan dengan sepeda dan sepeda motor.

Adapun batas-batas wilayah desa Kampung Kolam adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan PTP IX

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bandar Klippa

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batang Kuis

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bandar Setia.

Desa kampung kolam rata-rata barada pada ketinggian 5 meter dari

permukaan laut, dengan suhu udara rata-rata 37 derajat celcius. Ditinjau dari segi

desa, maka desa kampung kolam termasuk pedesaan yang memiliki 13 dusun /

lorong.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Desa Kampung Kolam adalah salah satu Desa dari 20 Desa / Kelurahan yang

ada di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Luas daerah sekitar

598,65 Ha, dengan pembagian sebagai berikut :

1. Tanah sawah : 466,69 Ha

2. Tanah kering :131,96 Ha

Menurut penggunaan, maka pembagian luas tanah sebagai berikut :

1. Pertanian sawah : 204 Ha

2. Perkebunan : 0,4 Ha

3. Pekuburan : 0,5 Ha

4. Fasilitas Umum : 2 Ha

Desa Kampung Kolam dulunya merupakan tanah perkebunan tembakau milik

Belanda pada masa penjajahan, namun sekarang ini perkebunan tersebut merupakan

milik PTP II yang merupakan perkebunan tebu dan sawit. Pemukiman penduduk

berada di belakang area perkebunan tersebut. Setiap musim hujan daerah ini selalu

mengalami kebanjiran yang mengakibatkan desa ini tergenang seperti kolam, hal ini

dikarenakan saluran air yang tidak berfungsi dengan baik sehingga tidak dapat

menyerap banyaknya air hujan. Oleh karena itulah daerah ini dinamakan Desa

Kampung Kolam11

.

11 Wawancara dengan Bpk Karsono yang merupakan kaur pembangunan desa, pada tanggal 05 Agustus 2008.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

2.3 Keadaan Penduduk

2.3.1 Keadaan Penduduk Menurut Usia Dan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk desa kampung kolam adalah sebanyak 9972 Jiwa yang

terdiri laki-laki sebanyak 5215 dan perempuan sebanyak 4757 Jiwa (data

kependudukan kantor desa tahun 2008) dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel I

Jumlah Penduduk Desa Kampung Kolam Menurut Usia dan Jenis Kelamin

Umur/tahun Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan 0 – 6 748 1000 7 – 15 745 1000 16 – 18 255 250 19 – 24 361 359 25 – 55 360 365 56 – 79 244 240 ≤ 80 150 200

Sumber : Data Statistik Kantor Kepala Desa Kampung Kolam Tahun 2008

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa penduduk desa kampung kolam

terdapat lebih banyak penduduk yang berjenis kelamin perempuan daripada laki-laki,

para anggota group kesenian reog yang masih muda rata-rata berusia 19-24 tahun,

dewasa rata-rata berusia 25-55, dan para sesepuh group kesenian ini rata-rata berusia

56-79.

2.3.2 Keadaan Penduduk Menurut Tempat Tinggal

Penduduk desa kampung kolam termasuk juga para anggota group kesenian

reog mempunyai tempat tinggal yang tersebar di 13 dusun / lorong desa kampung

kolam. Untuk keterangan lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut di bawah

ini: Tabel II

Universitas Sumatera Utara

Page 37: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Jumlah Penduduk Desa Kampung Kolam menurut Tempat Tinggal

Dusun KK Tahun 2008

Laki-laki Perempuan Dusun I 253 245 254 Dusun II 241 524 140 Dusun III 110 231 430 Dusun IV 246 660 441 Dusun V 251 570 403 Dusun VIa 138 289 283 Dusun VIb 216 456 467 Dusun VII 220 459 474 Dusun VIII 138 370 361 Dusun XI 202 376 388 Dusun X 101 299 225 Dusun XI 208 498 462 Dusun XII 154 368 329

Sumber : Data Statistik Kantor Kepala Desa Kampung Kolam Tahun 2008

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah KK terbanyak terdapat

pada dusun I, para anggota group kesenian reog ini memiliki tempat tinggal yang

berada di dusun X dengan jumlah penduduk 101 KK.

2.3.3 Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Penduduk desa kampung kolam kebanyakan hanya tamatan SD, hal ini dapat

di lihat pada tabel berikut ini : Tabel III

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Kelulusan Pendidikan

Lulusan Jumlah TK -----------

SD 646 SMP 385 SMA 133 SMK 108

DOCTOR 7 Sumber : Data Statistik Kantor Kepala Desa Kampung Kolam Tahun 2008

Universitas Sumatera Utara

Page 38: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan penduduk desa

kampung kolam hanya tamatan SD saja, awalnya penulis merasa kesulitan untuk

berkomunikasi dengan para sesepuh dan para pemain reog karena sebagian besar dari

mereka tidak dapat berbahasa Indonesia dengan baik mereka hanya dapat

berkomunikasi dengan bahasa Jawa.

Para anggota group kesenian reog ponorogo yang hanya tamatan SD adalah

para sesepuh, pemusik serta pemain lain yang saat ini usianya sudah tua, sedangkan

anggota lain yang saat ini usianya masih muda kebanyakan sudah mengenyam

pendidikan hingga kebangku perkuliahan. Pada saat penulis melakukan wawancara

dengan para sesepuh penulis mendapat kesulitan dalam hal berkomunikasi karena

mereka hanya dapat berkomunikasi dengan bahasa Jawa saja, namun penulis tidak

merasa putus asa karena penulis dibantu oleh para pemain lain yang bisa

menggartikannya kedalam bahasa Indonesia.

2.4 Sistem Kekerabatan

Penduduk desa kampung kolam mayoritas terdiri dari suku Jawa, oleh karena

itu penulis menggunakan sistem kekerabatan masyarakat Jawa pada umumnya12

12 Sistem kekerabatan adalah hubungan seseorang dengan yang lain berdasarkan pertalian darah.

.

Sistem kekerabatan yang digunakan oleh masyarakat Jawa adalah kekerabatan yang

dilihat berdasarkan prinsip bilateral yaitu memperhitungkan keanggotaan kelompok

melalui garis keturunan laki-laki maupun garis keturunan perempuan, maka

seseorang dapat menjadi anggota kelompok kekerabatan dari pihak ayah dan juga

menjadi anggota kelompok kekerabatan dari pihak ibu.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Dalam budaya Jawa sistem bekeluarga dalam arti luas, yaitu keluarga inti,

batih, atau keluarga budaya. Sistem kekerabatan ini dilandasi oleh sikap

bergotong-royong, dengan konsep sepi ing pamrih, rame ing gawe, artinya tidak

mengharapkan balasan pamrih, dan mengutamakan kerja bersama-sama.

Dalam hal ini bentuk kelompok kekerabatan yang paling kecil adalah keluarga

batih, yang anggotanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya yang belum menikah,

apabila keluarga batih mempunyai kerabat satu dengan yang lain maka terbentuklah

suatu kelompok kekerabatan yang disebut dengan paseduluran: (1) sedulur tunggal

kringkel merupakan saudara lahir dari ibu dan ayah yang sama; (2) sedulur

kuwalon yaitu saudara lain ayah tetapi ibunya sama, atau sebaliknya saudara lain

ibu nemun ayahnya sama, dan saudara tiri; (3) sedulur misanan merupakan saudara

satu nenek atau satu kakek, yang mencakup kandung atau tiri; (4) sedulur

mindoan adalah saudara satu buyut (orang tau kakek atau nenek) berlaku baik

untuk saudara kandung atau tiri, (5) sedulur mentelu yaitu saudara satu canggah

(buyutnya ayah dan ibu) baik saudara kandung atau tiri; (6) bala yaitu yang menurut

anggapan mereka masih saudara, namun dari silsilah sudah tidak terlacak

kedudukannya, dan disebabkan oleh interaksi mereka, karena kebutuhan yang erat,

misalnya jenis pekerjaan sama, sering berkomunikasi, dan sejenisnya; (7) tangga

yang konsepnya tidak terbatas pada letak rumah yang berdekatan saja, tetapi dalam

kepentingan tertentu mereka saling membutuhkan (Lihat Skripsi Martavia).

Dengan istilah-istilah kekerabatan yang berlaku tersebut, maka dapat

diketahui status atau kedudukannya dalam kelompok kekerabatan. Istilah-istilah

kekerabatan tersebut akan penulis jabarkan sebagai berikut: (1) ego memanggil

Universitas Sumatera Utara

Page 40: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

ayahnya dengan sebutan bapak dan ibunya dengan sebutan simbok/mbok; (2) untuk

menyebut saudara laki-laki yang lebih tua dengan sebutan kangmas/kakang dan untuk

saudara perempuan disebut dengan mbakyu/yu, untuk saudara laki-laki yang lebih

muda disebut dengan adhi/dhi sedangkan saudara perempuan disebut dengan nok; (3)

sebutan untuk kakak kandung ayah laki-laki adalah pakdhe dan yang perempuan

budhe/mbokde, sedangkan kepada adik ayah laki-laki disebut dengan istilah

paman/pakcik/paklek dan yang perempuan dengan sebutan bibi/bulik/mbok;(4)

sebutan terhadap kakek adalah mbah lanang/simbah kakung sedangkan sebutan

kepada nenek adalah simbah wedok sebaliknya kakek dan nenek akan menyebut ego

adalah ptu/wayah sedangkan ego menyebut orang tua simbah dengan sebutan simbah

buyut istilah ini dapat dipakai untuk menyebut orang tua simbah baik laki-laki

maupun perempuan (Emi Sujayawati, 2000:28-29).

Selain istilah tersebut diatas masih ada lagi istilah lain dalam kekerabatan

masyarakat Jawa, hal ini dikemukakan oleh Bratawijaya (1993:21-23) yang

menyatakan istilah lain tersebut adalah keponakan atau ponakan. Mereka ini adalah

anak-anak dari kakak ego baik yang berasal dari kakak ego yang laki-laki maupun

kakak ego yang perempuan, sebutan ponakan ini dipakai untuk menyebut anak-anak

kakak ego baik yang laki-laki maupun yang perempuan. Prunan/perunan adalah

untuk menyebut anak-anak dari adik ego baik yang laki-laki maupun yang

perempuan, baik anak adik ego itu laki-laki maupun perempuan. Misan adalah istilah

untuk menyebut antara sesama cucu dari orang yang bersaudara sekandung, Mindho

adalah istikah untuk menyebut cucu ego dengan cucu saudara sepupu ego. Kemudian

ada lagi istilah kekerabatan yang terjadi, karena perkawinan yaitu : besan, mertua,

Universitas Sumatera Utara

Page 41: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

ipe, peripean. Besan adalah orang tua dari pihak suami ego dengan orang tuanya

sendiri atau sebaliknya; mertua adalah hubungan antara ego dengan orang tua

suami/istri. Sedangkan hubungan antara orang tua dengan pihak istri/suami anaknya

disebut mantu; ipe adalah hubungan antara istri/suami dengan saudara sekandung

pihak suami/istri; peripean adalah hubungan antara sesama menantu (Emi

Sujayawati, 2000:30).

Masyarakat Jawa juga mengenal adanya kelompok

kekerabatan yang dinamakan alur waris. Alur waris ini

merupakan suatu bentuk kelompok yang berasal dari satu

nenek moyang, terdiri dari 6-7 angkatan atau lebih yang

berasal dari satu nenek moyang, sehingga diantara anggota

kelompok kekerabatan tersebut sulit untuk saling

mengenal.

2.5 Sistem Religi

Mayoritas penduduk desa kampung kolam memeluk agama Islam, yaitu

sebanyak 8.673 orang dari jumlah penduduk. Sisanya sebanyak 1.186 orang memeluk

agama Kristen, pemeluk agama Budha sebanyak 95 orang dan pemeluk agam Hindu

sebanyak 18 orang. Dari uraian diatas dapat ditekankan bahwa keberadaan agama

Islam sangatlah besar.

Mayoritas penduduk desa kampung kolam adalah pemeluk agam Islam. Di

desa kampung kolam ini terdapat beberapa tempat ibadah diantaranya: 5 buah Masjid,

13 buah Musollah untuk agama Muslim dan 3 buah Gereja untuk agama Nasrani.

Meskipun penduduk desa kampung kolam sudah mengaku sebagai pemeluk agama

Universitas Sumatera Utara

Page 42: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Islam namun mereka masih sering melakukan hal-hal lain diluar kepercayaan mereka,

jika dilihat berdasarkan persentase yaitu sekitar 50 %. Sampai saat ini mereka juga

masih melakukan perbuatan tersebut, yaitu mereka masih saja percaya pada roh

nenek moyang dan hal-hal gaib seperti percaya pada makhluk halus penunggu

tempat-tempat keramat dan mereka juga masih sering memberikan sesajen13

Sebelum group kesenian reog ini melakukan pertunjukan terlebih dahulu

mereka harus melakukan ritual terhadap roh nenek moyang, mereka membakar

sesajen didepan topeng dhadhak merak dan menaburi kembang tujuh rupa dan bunga

kantil disekitar tempat pertunjukan sambil membacakan doa-doa. Hal ini mereka

yakini akan dapat melancarkan jalannya pertunjukan, jika mereka tidak melakukan

hal itu maka pertunjukan tidak akan dapat berjalan dengan lancar dan para pemain

barongan akan kesurupan karena roh nenek moyang marah dan memasuki tubuhnya

dan nantinya akan sulit untuk disuruh keluar

.

14

Bagi masyarakat desa kampung kolam yang akan melakukan hajatan,

sebelumnya mereka harus menentukan kapan hajat itu akan dilaksanakan. Untuk

melakukan hajat terlebih dahulu mereka harus menentukan hari baik, hal ini

dilakukan untuk menghindari naas yaitu hari yang dianggap tidak baik atau pantang.

Jika hajat dilakukan bertepatan dengan geblak yaitu saat meninggalnya salah seorang

keluarganya, maka hari tersebut harus segera dihindari agar tidak ada kejadian buruk

yang akan menimpa mereka.

.

13 Wawancara dengan Mbah edi kucet selaku sesepuh pada 09 Agustus 2008. 14 Wawancara penulis dengan Bpk. Suparno sebagai seorang sesepuh pada tanggal 18 April 2008.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Umunya masyarakat Jawa membedakan makhluk halus menjadi dua macam,

yaitu: makhluk halus yang berasal dari roh leluhur yang disebut dengan bahureksa

dan makhluk halus sebagai roh pelundung yang disebut dengan danyang, yaitu suatu

kekuatan supranatural yang diyakini oleh masyarakat pendukung sebagai pemimpin

para jin atau roh halus yang menguasai daerah tersebut (Emi Sujayawati, 2000:33).

Agar para makhluk halus tersebut mau menuruti mereka maka pada waktu-

waktu tertentu mereka harus menyediakan sesajen. Sesajen ini terdiri dari beberapa

jenis makanan dan bunga-bungaan berbagai rupa yang akan mereka letakan di

tempat-tempat tertentu yang mereka anggap keramat. Dan pada waktu mereka

memberikan sesajen harus disertai dengan mantra-mantra ataupun doa-doa.

Berdasarkan tingkat kemurnian dan ketaatan pelaksanaan ajarannya,

masyarakat Jawa membedakan pemeluk agama menjadi dua kelompok, yaitu : (1)

Wong Putihan, yaitu orang putih yang dimaksud dengan orang putih disini adalah

orang-orang yang taat menjalankan ibadah dengan ajaran Islam; (2) Wong Lorek,

yaitu orang yang badannya belang-belang hitam dan putih, maksudnya adalah orang

yang meyakini terhadap ajaran agama Islam tetapi tidak menjalankan ritual

peribadatannya terutama shalat, namun mencampurkan unsur-unsur diluar Islam.

Faktor utama yang menjadi pembeda antara wong putihan dan wong lorek

adalah ketaatannya menjalankan ritual agama Islam yaitu berupa shalat. Seseorang

yang menjalankan shalat lima waktu dengan rajin digolongkan kedalam kelompok

wong putihan meskipun dalam praktek kehidupan keagamaanya mencampur dengan

unsur-unsur diluar Islam. Sedangkan wong lorek diberikan kepada orang yang

Universitas Sumatera Utara

Page 44: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

mengaku Islam tetapi tidak mau menjalankan ritual secara Islam terutama shalat

(Nursilah, 2001:51).

Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat Jawa

didesa kampung kolam termasuk kedalam golongan wong putihan. Walupun mereka

taat beragama mereka juga masih melakukan hal-hal lain diluar Islam, misalnya

seperti melakukan ritual sebelum pertunjukan.

2.6 Mata pencaharian

Berdasarkan data desa tahun 2008, penduduk desa kampung kolam

mempunyai mata pencaharian sebagai berikut :

1. Buruh : 1581 orang

2. Petani : 1143 orang

3. Pedagang : 301 orang

4. Supir : 213 orang

5. PNS : 120 orang

6. Pengusaha : 14 orang

7. Peternak : 5 orang

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian penduduk desa

kampung kolam kebanyakan buruh. Keadaan ini sesuai dengan lingkungan yang

mereka diami masih banyak terdapat perkebunan, persawahan dan pabrik, juga sesuai

dengan kebiasaan masyarakat lapisan bawah yang menjadi buruh kasar dan buruh

tani, dan juga sebagai buruh bangunan yang hasilnya hanya cukup untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari yang sangat sederhana.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Sebagai petani masyarakat desa kampung kolam menanam padi, pisang, dan

ubi kayu karena hanya jenis tanaman itulah yang sesuai dengan iklim daerah desa

kolam tersebut. Di desa kampung kolam juga terdapat pabrik dan bangunan-bangunan

yang akan dikerjakan oleh masyarakat. Selain itu penduduk desa kampung kolam

dapat memperoleh tambahan dengan mengikuti group kesenian reog ini, dari hasil

pentas keliling itulah mereka mendapatkan uang untuk membantu biaya hidup

mereka masing-masing.

Koentjaraningrat menyatakan bahwa “di dalam kenyataan hidup orang Jawa,

orang yang masih membeda-bedakan antara orang priyayi yang terdiri dari pegawai

negeri dan kaum terpelajar dengan orang-orang kebanyakan yang disebut wong cilik,

seperti petani-petani, tukang-tukang, dan pekerja kasar lainnya di samping keluarga

keraton dan keturunan bangsawan atau bendera-bendera. Dalam rangka susunan

masyarakat ini, secara bertingkat yang berdasarkan gensi-gensi itu, kaum priyayi dan

bendera merupakan lapisan atas, sedangkan wong cilik menjadi lapisan masyarakat

bawah” ( Heristina Dewi,1992:38).

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat Jawa

yang ada di desa kampung kolam masih berstatus sosial rendah, namun istilah wong

cilik tidak berlaku bagi masyarakat Jawa didesa kampung kolam karena mereka

menganggap mereka semua sama. Aktivitas masyarakat Jawa didesa kampung kolam

kebanyakan sebagai buruh dan petani.

2.7 Kesenian

Masyarakat yang tinggal di desa-desa yang berbatasan dengan desa kampung

kolam mayoritas suku Jawa. Namun hanya desa kampung kolam yang mempunyai

Universitas Sumatera Utara

Page 46: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

kesenian reog, Sanggar Langen Budoyo berada di bawah naungan Forum Masyarakat

Jawa Deli. Masyarakat suku Jawa tetap menampilkan ciri etnisnya dan mereka juga

tetap menggunakan bahasa Jawa sebagai alat komunikasi mereka sehari-hari,

walaupun masyarakat Jawa tersebut sudah berdampingan dengan berbagai suku yang

tinggal menetap di desa kampung kolam. Mereka juga masih melakukan peristiwa

budaya seperti ritual upacara perkawinan, serta menghidupkan dan mempertahankan

kesenian tradisional mereka seperti : Ludruk, Ketoprak, Kuda Lumping, Wayangan,

Jaran Kepang dan Reog Ponorogo.

2.8 Bahasa

Bahasa pengantar dikalangan masyarakat Jawa didesa kampung kolam adalah

bahasa Jawa. Namun, sebagian besar masyarakat Jawa didesa kampung kolam

menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan etnis lain. Para pemain

kesenian reog ponorogo ada yang bisa berbahasa Indonesia dengan baik ada juga

yang tidak bisa sama sekali, biasanya pemain yang tidak bisa berbahasa Indonesia

adalah para sesepuh dan yang bisa para pemain yang lahir dan besar diseda kampung

kolam tersebut. Kromo inggil merupakan tata cara berbahasa paling tinggi atau

dengan kata lain yang paling halus. Bahasa kromo ini sering digunakan oleh orang-

orang yang berpangkat, orang-orang sederajat, anak terhadap orang tuanya, murid

terhadap guru, bawahan terhadap atasan, dan buruh terhadap majikan. Bahasa sehari-

hari yang dipergunakan oleh penduduk desa kampung kolam adalah bahasa Ngoko

karena merupakan bahasa Jawa biasa yang sering dipergunakan oleh orang tua

terhadap anak, antar teman sebaya, atasan terhadap bawahan, dan majikan terhadap

kuli.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

BAB III

KEBERADAAN REOG PONOROGO DI KABUPATEN DELI SERDANG

3.1 Sejarah Reog Ponorogo

Menurut Poerbajtaraka (1969: 404), pada dasarnya adalah perkawinan antara

putri Kediri dengan raja seberang. Mungkin saja legenda ini tidak begitu diketahui

secara detil oleh masyarakat Jawa yang hidup di Sumatera. Akan tetapi sebagai

sebuah referensi, mungkin saja akan sangat berguna bagi kelompok atau sanggar

yang masih melestarikan pertunjukan reog di kabupaten Deli Serdang. Secara singkat

di sini akan diceritakan legenda yang sangat dipercayai oleh masyarakat Ponorogo

(Nursilah, 2001: 201-202).

Kerajaan Kediri-Daha dengan rajanya yang sudah tua bernama Sri Gentayu

yang mempunyai dua orang anak yaitu seorang putri bernama Dewi Sanggalagit dan

seorang putra bernama Raden Pujangga Anom. Sang raja ingin menyerahkan tahta

kepada anak laki-lakinya, akan tetapi keinginan itu ditolak karena sang putra merasa

belum mampu untuk naik tahta dan ingin memperdalam ilmu lagi sebelum naik tahta.

Penolakan itu menyebabkan sang raja luar biasa marah, sehingga pada suatu malam

sang putra melarikan diri sampai ke lereng gunung Lawu. Di situ dia berteman

dengan saudara satu perguruan bernama Prabu Klono Sewandono yang sama-sama

berguru pada seorang pertapa di gunung Lawu. Prabu Klana Sewandana adalah

seorang raja dari kerajaan Bantarangin yang sakti mandraguna, memiliki senjata

berupa cambuk bernama Pecut Samandiman atau Gendir Wuluh Gading.

Bujangganong akhirnya diajak ke kerajaan Bantarangin dan dijadikan patih.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Di kerajaan Bantarangin pada masa itu diceritakan sedang terjadi masa suram

yaitu paceklik yang berkepanjangan. Menurut nasehat pendeta, kesusahan ini bisa

berakhir apabila sang raja segera kawin dengan putri dari kerajaan Kediri. Maka

diutuslah Pujangga Anom untuk melamar putri dari Kediri. Sesampainya di Kediri,

raja Sri Gentayu terkejut mengetahui maksud Pujanga Anom untuk melamar sang

putri bagi rajanya. Pada saat itu Pujangga Anom menyamar dengan memakai topeng

berwajah raksasa. Raja tidak percaya, karena kalau patihnya berwajah raksasa,

demikian juga dengan rajanya. Karena ketidak percayaan sang raja, maka

Bujangganong terpaksa mengaku bahwa dia adalah putra raja. Raja tidak percaya dan

mengutuk Bujangganong menjadi raksasa, kutukan menjadi kenyataan sehingga

berubah menjadi berwajah raksasa dan tidak bisa kembali ke bentuk semula. Atas

kejadian itu, sang raja menyesal dan akhirnya meneriman lamaran tersebut, akan

tetapi dengan tiga syarat, yaitu calon pengantin harus diiringi harimau dan hutan

lainnya untuk mengisi taman. Kedua harus dicarikan gamelan yang di dunia belum

pernah ada. Ketiga, diberikan persembahan berupa manusia yang berkepala harimau.

Usai mendengar permintaaan itu, Bujangganong kembali ke Wengker menyampaikan

hasil yang didapat untuk diberitahukan dan dibicarakan dengan prabu Klono

Sewandono.

Sepeninggal Bujangganong, kerajaan Kediri didatangi oleh Singalodra dengan

maksud yang sama. Raja dan putrinya tidak suka dan sebetulnya menolak, akan tetapi

penolakannya disampaikan untuk tidak sampai menyinggung Singalodra, yaitu

berterus terang bahwa sang putri sudah dilamar oleh raja dari Bantarangin. Oleh

karena itu, apabila Singalodra dapat mengalahkan prabu Klono Sewandono dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 49: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

bala tentaranya, maka lamarannya bisa diterima. Singalodra menyetujui hal itu dan

menghadang di tengah hutan Roban yang menjadi perbatasan antara Bantarangin

dengan Kediri.

Persyaratan yang diajukan membuat pihak Prabu Klono Sewandono

keberatan, akan tetapi Bujanganong bersedia untuk melengkapi persyaratan itu. Maka

berangkatlah Bujangganong ke hutan Roban yang atas kesaktiannya mampu

mengumpulkan seluruh hewan dalam sekejab. Syarat kedua dibuatlah gamelan yang

berasal dari bambu bernada pentatonis, sedangkan syarat ketiga akan dicarikan

kemudian.

Rombongan dari Bantarangin berangkat ke Kediri dan sesampai di hutan

Roban dihadang oleh Singalodra. Terjadilah perang antara prajurit dari Bantarangin

melawan Singalodra yang dimenangkan oleh pasukan dari Bantarangin. Singalodra

masih juga mau melawan dengan menjelma menjadi harimau. Dengan dicambuk oleh

senjata Pecut Samandiman atau Gendir Wuluh Gading, hilanglah segala kesaktian

dan kekuatan Singalodra. Dia memohon ampun dan menyerah kalah, namun

tubuhnya tidak bisa berubah menjadi manusia lagi. Prabu Klono Sewandono berusaha

menyembuhkan, akan tetapi tidak berhasil dengan sempurna, sehingga hanya

badannya saja yang bisa kembali menjadi manusia dan kepalanya tetap harimau.

Justru dengan demikian, tiga persyaratan yang diajukan oleh Raja Kediri menjadi

terpenuhi. Rombongan meneruskan perjalanan ke Kediri untuk melamar sang putri.

Iring-iringan yang menjadi persyaratan putri Kediri ini akhirnya menjadi satu bentuk

kesenian yang disebut Reog Ponorogo.

Universitas Sumatera Utara

Page 50: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

3.2 Reog di kabupaten Deli Serdang

Keberadaan kesenian reog di Deli Serdang karena adanya masyarakat Jawa

yang merantau dan ingin tetap melestarikan kesenian dari daerah asalnya. Kesenian

reog yang ada di kabupaten Deli Serdang sudah mengalami banyak perubahan.

Perubahan-perubahan tersebut dapat dilihat pada : (1) tokoh yang dimainkan, reog di

Jawa Timur memainkan 5 tokoh, yaitu: warok, jathilan, bujangganong, barongan,

prabu Klono Sewandono. Sedangkan reog di Deli Serdang hanya memainkan 3 tokoh

saja, yaitu: jathilan, bujangganong, dan barongan hal ini dilakukan untuk

mempersingkat jalannya pertunjukan; (2) kostum dan riasan, di Jawa Timur kostum

yang digunakan sangat lengkap serta riasannya menggunakan make up karakter sama

seperti tokoh yang diperankan sedangkan di Deli Serdang kostum dan riasan yang

digunakan hanya biasa saja tidak selengkap kostum yang di Jawa Timur; (3) Tema

cerita, reog di Jawa Timur selalu membawakan tentang cerita kerajaan dan

pertarungan para prajurit sedangkan di Deli Serdang tema disesuaikan dengan acara

yang sedang berlangsung; (4) alat musik dan lagu pengiring yang digunakan, di Jawa

Timur alat musik pengiring menggunakan seperangkatan gamelan Jawa serta lagu-

lagu pengiring yang dimainkan adalah lagu-lagu klasik Jawa sedangkan di Deli

Serdang alat musik yang digunakan hanya 5 saja serta lagu-lagu yang mengiringi

adalah gending reogan (mengiringi arak-arakan), gending sampak (mengiringi tari

jathilan) lagu capursari (mengiringi tari bujangganong dan barongan).

Universitas Sumatera Utara

Page 51: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

3.3 Karakteristik Tokoh

Ada beberapa tokoh yang dimainkan dalam setiap pertunjuka reog ponorogo

dan masing-masing tokoh mempunyai sifat yang berbeda-beda sesuai dengan

karakternya. Adapun tokoh-tokoh yang terdapat dalam pertunjukan reog ponorogo

adalah :

3.3.1 Jathilan

Jathilan merupakan gambaran tokoh prajurit berkuda yang sedang berperang.

Dulunya yang memerankan jathilan ini adalah anak laki-laki yang berprofesi sebagai

seorang gemblak yang dipelihara oleh warok. Syarat untuk menjadi seorang gemblak

adalah anak laki-laki yang masih muda, berpenampilan menarik, putih bersih dan

ganteng. Anak laki-laki ini kemudian dilamar kepada orang tuanya secara baik-baik

oleh warok setelah orang tuanya memberikan anaknya maka anak ini dididik dan

dipelihara untuk menjadi seorang gemblak selama 3 tahun dan tugasnya adalah

melayani dan mendamping warok kemana pun dia pergi layaknya sebagai seorang

istri. Selama 3 tahun itulah sang anak dibiayai hidupnya oleh warok dan diberikan

fasilitas jika masa kontrak warok sudah habis maka ia dipulangkan kepada orang

tuanya dan sebagai imbalan warok memberikan satu ekor lembu. Tradisi

pemeliharaan gemblak ini berakhir pada tahun 1965 karena dianggap bertentangan

dengan ajaran agama. Sampai saat ini baik di Jawa maupun di Sumatera gemblak

sudah tidak ada lagi. Pada masa sekarang ini jathilan ditarikan oleh anak perempuan

dan berkarakter sangat kewanitaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 52: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

3.3.2 Bujangganong

Bujangganong menggambarkan tokoh seorang penasehat kerajaan yang

memiliki karakter tegas, tegar, humoris dan spontan. Dalam setiap pertunjukan reog

ponorogo tokoh bujangganong ditampilkan oleh 2 orang pemain, gerakan tarian yang

dilakukan sesuai dengan karakter yang humoris dan spontan. Sehingga dalam setiap

penampilan tokoh bujangganong mampu memeriahkan suasana dengan tepukan dan

tertawaan penonton yang benar-benar merasa terhibur dengan apa yang mereka

tampilkan.

3.3.3 Barongan

Barongan merupakan tokoh manusia bertopeng hewan yang berperan sebagai

macan yang ditaklukkan oleh bujangganong. Peran yang dimainkan selalu berperang

dengan tokoh yang lain, karakter yang dimiliki barongan adalah galak, pemarah dan

menyeramkan.

3.4 Perlengkapan Pertunjukan

3.4.1 Kostum

Kostum yang digunakan para penari dan pemusik tidak sama dengan kostum

aslinya di Jawa Timur. Pada pertunjukan reog di desa kampung kolam ini kostum

yang dikenakan sangat sederhana.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Kostum yang digunakan oleh pemusik adalah adalah celana hitam panjang,

kaos dalaman bercorak garis-garis merah dan diluarnya memakai baju koko berwarna

hitam. Lihat gambar dibawah ini:

Gbr.1 Kostum yang dikenakan pemusik

Kostum yang dikenakan oleh pembarong dan bujangganong adalah kaos yang

bercorak garis-garis merah, celana hitam panjang yang samping kiri kanan dan

bawahnya terdapat rumbai-rumbai yang terbuat dari benang wol berwarna merah dan

kuning, baju yang dikenakan hampir sama dengan pemusik hanya yang membedakan

adalah warna corak garisnya dan penari tidak memakai baju koko untuk luarannya.

Lihat gambar dibawah ini: Gbr.2 Kostum penari Bujangganong

Universitas Sumatera Utara

Page 54: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Kostum yang digunakan penari jathilan adalah kemeja putih lengan panjang,

celana hitam pendek yang terbuat dari kain bludru bermotif merak, kain panjang dan

ikat kepala berwarna kuning keemasan, teratai berwarna hitam keemasan, ikat

dipergelangan tangan berwarna hitam, ikat pinggang berwarna keemasan, 2 buah

selendang masing-masing berwarna kuning dan ungu. Lihat gambar dibawah ini:

Gbr.3 Kostum penari Jathilan

3.4.2 Riasan

Sama halnya dengan kostum riasan yang digunakan oleh para penari tidak

seperti aslinya, biasanya riasan aslinya adalah make up karakter sesuai dengan tokoh

yang diperankan. Dalam pertunjukan reog di desa kampung kolam yang

menggunakan riasan hanyalah penari jathilan saja sedangkan bujangganong dan

pembarong sama sekali tidak menggunakan riasan. Jathilan menggunakan riasan yang

sangat sederhana dan terkesan minimalis tidak seperti make up karakter.

Universitas Sumatera Utara

Page 55: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

3.4.3 Topeng

Topeng merupakan alat ataupun perlengkapan yang digunakan para penari

untuk memudahkan karakter peran yang mereka mainkan. Adapun topeng yang

digunakan dalam pertunjukan reog ponorogo adalah:

Eblek yang merupakan tiruan binatang kuda yang terbuat dari anyaman

bambu. Eblek merupakan properti untuk penari jathilan yang diletakan diantara kedua

kaki dan dipegang dengan tangan kiri. Lihat gambar dibawah ini: Gbr.4 Properti

penari jathilan yang disebut Eblek

Topeng bujangganong yang menyerupai wajah raksasa, hidung besar, mata

melotot, mulut terbuka dan giginya besar-besar. Topeng ini terbuat dari kayu,

rambutnya dari bulu ekor sapi dan topeng ini disambung dengan kain warna merah

yang digunakan sebagai penutup kepala. Pada ujung kiri dan kanannya diberi tali

yang dapat diikatkan dileher pemain. Lihat gambar berikut ini:

Universitas Sumatera Utara

Page 56: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Gbr.5 Topeng Bujangganong

Barongan merupakan topeng yang besar dengan berat 50 kg. Topeng ini

terdiri dari beberapa bagian, yaitu kepala harimau, dhadhak merak, krakab dan

kerudung. Kepala harimau terbuat dari kayu dadap, bambu dan rotan yang kemudian

dibalut dengan kulit harimau, pada bagian dalam terdapat kayu palang yang digigit

pembarong sebagai pegangan dan dibelakang kedua telinga diberi rambut kuda.

Dhadhak merak merupakan kerangka bambu sebagai tempat menyusun bulu-bulu

merak sehingga tampak seperti burung merak yang sedang mengembangkan

sayapnya. Krakap merupakan kain bludru berwarna hitam yang dihiasi dengan

manik-manik yang terletak diatas dan disamping kepala. Kerudung berfungsi sebagai

penutup pembarong yang terbuat dari kain berwarna hitam dan merah. Lihat gambar

dibawah ini:

Universitas Sumatera Utara

Page 57: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Gbr.6 Topeng Barongan (Dhadhak Merak)

3.4.4 Pembuatan Topeng

Pertunjukan reog ponorogo yang ada di kabupaten Deli Serdang sudah sangat

berbeda dengan aslinya di Jawa Timur. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari topeng

yang digunakan dalam setiap pertunjukan. Pada pertunjukan aslinya topeng yang

digunakan ada lima topeng, namun saat ini yang digunakan hanya 3 topeng saja,

yaitu: topeng bujangganong, dhadhak merak, dan eblekan.

Dalam hal ini penulis akan menjelaskan cara pembuatan topeng secara satu

persatu. Pembuatan topeng bujangganong tidak dilakukan di Sumatera Utara

melainkan topeng tersebut didatangkan langsung dari pulau Jawa karena di Sumatera

Utara tidak ada pengrajin yang bisa membuatnya. Sama halnya dengan pembuatan

dhadhak merak bedanya hanya pada bahan yang langsung didatangkan dari Jawa

proses perakitannya dilakukan disanggar Langen Budoyo oleh para anggota yang

terampil.

Universitas Sumatera Utara

Page 58: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Bahan-bahan untuk pembuatan dhadhak merak yang diperoleh dari Jawa

adalah sebagai berikut : bulu merak, kepala burung merak baik ukiran maupun asli,

kepala harimau yang dibuat dari kayu, ekor kuda/sapi, kulit harimau, dan bahan-

bahan yang diperoleh dari Sumatera Utara adalah bambu, rotan, benang nilon, kain

bludru hitam, manik-manik, kain panjang polos berwarna hitam dan merah.

Hal pertama yang dilakukan dalam proses pembuatan dhadhak merak adalah

merangkai bambu dengan menggunakan benang nilon hingga berbentuk seperti bulu

merak yang sedang terkembang, setelah itu dilanjutkan dengan penyusunan bulu-bulu

merak sesuai dengan bambu yang telah dirangkai. Kemudian kulit harimau dibalutkan

ke kepala harimau yang terbuat dari kayu lalu disambungkan dengan bulu merak

yang telah tersusun dan diatas kepala harimau ditempelkan kepala burung merak yang

dibalut dengan kain bludru yang sudah dihiasi manik-manik, pada bagian kepala

harimau diberi rambut yang terbuat dari ekor kuda. Untuk menutupi bagian belakang

digunakan kain panjang berwarna hitam dan merah. Eblek merupakan tiruan binatang

kuda yang terbuat dari anyaman bambu.

Dalam hal ini pembuatan topeng tidak dilakukuan setiap kali ada pertunjukan,

pembuatan topeng dhadhak merak dilakukuan apabila sudah beberapa kali dipakai

dalam pertunjukan topeng sudah mengalami kerusakan total. Jika kerusakan hanya

sedikit dan masih dapat ditutupi maka topeng masih layak untuk dipergunakan dalam

setiap pertunjukan.

Universitas Sumatera Utara

Page 59: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

3.5 Instrumen Yang Digunakan

Instrumen musik yang digunakan sebagai pengiring pada pertunjukan reog ini

adalah gamelan Jawa yang terdiri dari:

1 buah kendang (membranofon) yang berukuran besar, panjangnya antara 1

hingga 1,5 meter dan termasuk kelompok barrel drum double head, karena kendang

tersebut berbentuk barrel dan kedua ujungnya ditutup dengan kulit, serta kedua kulit

pada ujungnya merupakan bagian yang dipukul untuk menghasilkan bunyi. Fungsi

utama kendang adalah pengatur tempo dan pemberi tekanan pada gerak tari. Alat

musik ini dibunyikan dengan tangan tanpa alat bantu.

Kendang terbuat dari kayu bulat memanjang yang bagian tengahnya dikorek

untuk membuat rongga atau lubang yang bentuknya sama dengan bentuk bagian

luarnya, yaitu barrel shaped. Kulit yang dipakai untuk menutup kedua ujung kendang

adalah kulit sapi atau lembu; 1 buah ketipung (membranofon) bentuknya mirip

kendang, berukuran lebih kecil. Cara memukulnya dengan menggunakan tongkat

kecil yang ujungnya diberi kain perca atau tali. Lihat gambar dibawah ini:

Gbr.7 Ketipung dan Kendang

Universitas Sumatera Utara

Page 60: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

2 buah kenong (idiofon), bernada 5 (lima) yang dipukul secara double.

Kenong merupakan alat musik yang bentuknya sama dengan bonang, tetapi ukuranya

lebih besar dari bonang. Setiap pencon memiliki satu nada, namun kenong berfungsi

sebagai penanda ketukan tertentu atau berfungsi kolotamik, bukan sebagai pembawa

melodi. Kenong tebuat dari bahan logam besi, kuningan atau perunggu. Alat musik

ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan stik kayu yang bagian yang

dipukulkan ke kenong di lapisi dengan balutan benang berwarna merah. Kenong

termasuk klasifikasi Idiophone stuck directly with stick. Lihat gambar dibawah ini:

Gbr.8 Kenong

1 buah gong besar (idiofon), menurut klasifikasi Curt Such dan Hornbostel

berada pada sub klasifikasi yang sama, yaitu suspended gong stuck direckly with

stick, gong tersebut digantung pada penyangga yang disebut gayor, dan dimainkan

dengan cara dipukul menggunanakan stick.

Secara umum ukuran gong tidak mempunyai standard yang permanen dan

bersifat relatif, gong yang paling besar, berdiameter 85 cm. Gong terbuat dari bahan

logam yaitu besi, kuningan atau perunggu. Sisi pinggiran gong yang disebut dengan

nama bau dibuat dua buah lubang yang berfungsi sebagai lubang tali untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 61: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

menggantung Gong pada gayor. Dalam ensembel gamelan, gong berfungsi sebagai

penanda siklus ketukan atau kolotomik. Lihat gambar dibawah ini:

Gbr.9 Gong

2 buah angklung (idiofon) yang memiliki ukuran berbeda, yaitu ukuran besar

dan ukuran kecil. Anglung yang berukuran besar memiliki nada lebih rendah

sedangkan angklung yang berukuran kecil memiliki nada yang tinggi dan suara yang

dihasilkan sangat nyaring, cara memainkan anglkung besar hanya sekali digoyangkan

sedangkan yang berukuran kecil dua kali digoyangkan. Lihat gambar dibawah ini:

Gbr.10 Angklung berukuran kecil dan Angklung berukuran besar

Universitas Sumatera Utara

Page 62: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

1 buah slompret (aerofon). Slompret adalah instrumen musik iringan reog

ponorogo yang terbuat dari bambu ori. Bentuknya mirip terompet dan seruling,

panjangnya sekitar 35 cm. Slompret terdiri dari 3 bagian, yaitu kepikan, cethor, dan

urung-urung. Kepikan adalah tempat yang ditiup, berada di bagian pangkal slompret,

di dalamnya dipasang lidah getar yang terbuat dari daun lontar kering atau daun

kelapa kering yang bisa menimbulkan suara jika ditiup. Urung-urungan adalah

bagian tengah slompret yang di lobangi sebanyak 5 buah, yang berfungsi untuk

mengatur tinggi rendahnya nada yang dihasilkan. Cethor adalah bagian ujung kayu,

diameternya lebih lebar dibanding pangkalnya. Slompret berfungsi untuk

menghasilkan melodi dalam iringan reog ponorogo. Lihat pada gambar dibawah ini:

Gbr.11 Slompret dan cara memainkannya

3.6 Lagu Pengiring Tarian

Lagu-lagu yang digunakan sebagai pengiring tarian dalam setiap pertunjukan

di kabupaten Deli Serdang adalah pop Jawa popular, seperti: gendhing reogan yang

dimainkan pada saat mengiringi proses arak-arakan dan gendhing sampak dan lagu-

Universitas Sumatera Utara

Page 63: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

lagu campursari yang digunakan pada saat pertunjukan atraktif atau pertunjukan yang

bersifat hiburan. Biasanya kedua gendhing dimainkan secara berulang-ulang,

misalnya dalam pertunjukan yang bersifat hiburan terdapat tiga kali penampilan yaitu

pertunjukan tari jathilan, pertunjukan tari bujangganong, pertunjukan tari barongan.

Setiap satu pertunjukan tari dimainkan satu lagu secara berulang-ulang sampai

pertunjukan selesai demikian seterusnya.

3.7 Pelaksana Pertunjukan

3.7.1 Sanggar Langen Budoyo

Langen Budoyo adalah nama satu kelompok atau sanggar seni yang ada di

kabupaten Deli Serdang. Sanggar ini merupakan pusat latihan kesenian tradisional

khas Jawa Timur yaitu reog ponorogo yang meliputi tari, drama dan musik, selain itu

sanggar ini juga membina kesenian tradisional khas Jawa lain yang bukan berasal dari

Jawa Timur seperti : Ludruk, Wayangan, Kuda Lumping dan Ketoprak.

Nama Langen Budoyo itu sendiri merupakan perpaduan dari bahasa Indonesia

dan bahasa Jawa. Langen berarti senang dan, budoyo (berasal dari kata budaya) yang

berarti kesenian. Jadi kata Langen Budoyo dapat diartikan sebagai kumpulan orang-

orang Jawa yang senang berkesenian15

.

15 Wawancara dengan bapak Miseni selaku sesepuh dan pendiri sanggar Langen Budoyo.

Universitas Sumatera Utara

Page 64: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

3.7.2 Sejarah Berdirinya

Sanggar Langen Budoyo terbentuk pada tanggal 28 Januari 2008 oleh Bapak

Miseni dan sanggar ini berada dibawah naungan Forum Masyarakat Jawa Deli.

Berdasarkan usia sanggar ini masih tergolong sangat muda, namun pada dasarnya

sanggar kesenian ini sudah ada di kabupaten Deli Serdang sejak tahun 1970 dan

sudah memiliki banyak pengalaman dalam mengadakan pertunjukan. Setelah 38

tahun berkarya dan melakukan pertunjukan diberbagai tempat barulah kelompok ini

resmi dan memiliki nama, hal ini dikarenakan sejak awal kemunculannya kelompok

ini berdiri sendiri dan tidak ada satu organisasi pun yang menaunginya segala

sesuatunya mereka lakukan berdasarkan musyawarah mufakat bersama antar anggota

kelompok kesenian. Karena tujuan utama kelompok kesenian ini dibentuk adalah

untuk melestarikan serta mengembangkan kesenian tradisionalnya diluar daerah

asalnya. Selain itu, kelompok kesenian ini mengalami kesulitan dalam hal

memperoleh izin dari pemerintahan serta harus melewati beberapa prosedur yang

panjang dan cukup lama. Namun, kelompok kesenian ini tidak putus asa dan terus-

menerus mencoba sampai memperoleh izin. Sampai saat ini sanggar Langen Budoyo

mampu bertahan dan tetap eksis, karena sanggar ini jugalah banyak masyarakat tahu

dan mengenal kesenian tradisional Jawa ini.

Sejak awal munculnya hingga saat ini sanggar langen budayo sudah banyak

melakukan pertunjukan diberbagai tempat dan acara, seperti : tahun 1970 menyambut

bapak Presiden Soeharto pada acara peresmian Tapian Daya Sumatera Utara, acara

pelantikan Satgas Joko Tinggih di kabupaten Deli Serdang, acara Imlek bersama di

Universitas Sumatera Utara

Page 65: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Lubuk Pakam, acara peresmian Suzuya di Tanjung Morawa, acara pelantikan

Paguyuban Rembuk di pasar IX Saentis, acara khitanan (sunatan) di Pakam, Binjai,

Marelan, Tanjung Morawa, Bandar Setia dan Pulau Brayan, pesta perkawinana di

Stabat, Batang Kuis, Tuntungan, dan Tembung, menyambut Sri Sultan

Hamangkubuwono X pada acara peresmian Hotel Antares di Medan.

Dalam setiap pertunjukannya sanggar Langen Budoyo mampu membuat para

penonton takjup dan terkesima dengan pertunjukan yang mereka bawakan. Adapun

susunan kepengurusan sanggar Langen Budoyo adalah sebagai berikut : Suparno

sebagai Ketua, Ngatiman sebagai Sekretaris dan Samuri sebagai Bendahara.

3.7.3 Keanggotaan

Anggota sanggar Langen Budoyo terdiri dari para peminat dan pencinta seni.

Yang dapat diterima menjadi anggota sanggar Langen Budoyo adalah orang-orang

yang suka dan senang berkesenian, serta orang-orang yang ingin mengetahui,

mempelajari, dan mengembangkan budayanya.

Sebelumnya yang menjadi anggota sanggar Langen Budoyo adalah orang-

orang Jawa perantau dan setelah sanggar ini resmi jumlah anggotanya cukup banyak

yang terdiri dari 30 orang anak-anak dan 30 orang dewasa. Anggota sanggar Langen

Budoyo ini berasal dari masyarakat sekitar, anggota keluarga dan kerabat.

Untuk menjadi anggota sanggar Langen Budoyo sangatlah mudah serta tidak

memerlukan prosedur. Bagi masyarakat yang berminat mempelajari tentang kesenian

Universitas Sumatera Utara

Page 66: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Jawa cukup datang dan mengikuti latihan dengan baik sudah resmi dianggap sebagai

anggota sanggar.

3.7.4 Pelatihan

Sanggar Langen Budoyo memiliki jadwal latihan pada hari Selasa malam

dimulai dari pukul 19.00 s/d 23.00 Wib. Jam latihan tersebut dibagi menjadi 2 bagian,

yaitu dari jam 19.00 s/d 21.00 Wib dipergunakan untuk waktu latihan anak-anak

sedangkan jam 21.00 s/d 23.00 Wib dipergunakan untuk waktu latihan orang dewasa.

Yang membedakan latihan tari dan musik hanya pada tempat saja, tetap didalam

lingkup sanggar. Misalnya latihan musik diruang belakang dan latihan tari diruang

depan setelah satu jam setengah latihan keduanya digabungkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 67: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

BAB IV

PERTUNJUKAN REOG PONOROGO DALAM UPACARA PERKAWINAN

MASYARAKAT JAWA

4.1 Upacara Perkawinana Pada Masyarakat Jawa

Secara umum pengertian perkawinan adalah menyatukan dua insan manusia

yang awalnya sama-sama hidup sendiri menjadi hidup berdampingan dan saling

mengisi satu sama lain. Dalam hal ini masyarakat Jawa masih melakukan beberapa

adapt untuk menjelang perkawinan dan bagian ini penulis akan menjelaskan tentang

bagaimana tahapan-tahapan dalam upacara perkawinan masyarakat Jawa yang

dilaksanakan di rumah. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perkawinan

masyarakat Jawa adalah sebagai berikut: (1) Nleresel yaitu calon mempelai pria

menjajaki calon mempelai wanita yang ingin diperistrinya; (2) Melamar yaitu calon

mempelai pria datang kerumah calon mempelai wanita untuk menemui kedua orang

tua calon mempelai wanita dan meminta anak perempuannya untuk dijadikan istri; (3)

Pinangan yaitu memberikan sesuatu yang menjadi tanggung jawab calon mempelai

pria seperti yang telah dijanjikan oleh pihak keluarga calon mempelai pria kepada

keluarga calon mempelai wanita berupa perlengkapan seperti tempat tidur, lemari dan

uang untuk keperluan lainnya; (4) Kemudian calon mempelai pria memberikan suatu

barang berupa pengikat kepada calon mempelai wanita sebagai tanda jadinya dan

sebagai bukti si calon mempelai wanita tersebut sudah menjalin perjanjian ikatan

cinta; (5) Berikutnya kedua belah pihak keluarga calon mempelai menentukan hari

Universitas Sumatera Utara

Page 68: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

jadi perkawinan baik itu dari segi hari, tanggal, bulan, tahun dan jam; (6) Biasanya

menjelang beberapa hari pernikahan sang calon mempelai wanita tidak diperbolehkan

keluar rumah dan beraktivitas (dipinggit), selain itu calon mempelai wanita juga

harus melakukan puasa beberapa hari menjelang perkawinan juga tidak

diperbolehkan untuk mandi sesuai dengan anjuran bidang pengantin; (7) Menjelang

hari perkawinan sang calon mempelai wanita melakukan luluran untuk membersihkan

semua kotoran ditubuhnya; (8) Siraman yaitu mandi bunga yang dilakukan oleh

orang tua calon mempelai wanita beserta keluarga kepada kedua mempelai ditempat

yang berbeda, setelah selesai siraman kedua mempelai melakukan sungkem dikaki

kedua orang tua calon mempelai wanita untuk memohon do’a restu agar dimudahkan

dari segala urusan menjelang perkawinan nanti; (9) Ijab Qobul yaitu calon mempelai

pria mengucapkan janji perkawinan dihadapan para saksi yaitu Pemuka Agama dan

para wali nikah. Setelah itu mempelai pria dibawa kesuatu tempat yaitu suatu rumah

yang letaknya tidak jauh dengan lokasi pesta untuk berganti pakaian begitu juga

dengan mempelai wanita berhias diri secantik mungkin oleh bidang pengantin; (10)

Setelah selesai berganti pakaian dan berhias mempelai pria diarak menuju rumah

mempelai wanita, sesampainya dirumah mempelai wanita mereka melakukan tukar

bale (Geger mayang) antara pihak pria kepada pihak wanita kemudian kedua

mempelai melakukan lempar sirih lalu kedua mempelai memijak telur yang

dibungkus di dalam plastic, kemudian kaki mempelai pria dibasuh oleh mempelai

wanita dengan air bunga, dan kedua mempelai sungkem kepada orang tua kedua

belah pihak untuk memohon doa restu dalam mengarungi bahtera perkawinan; (11)

Kemudian kedua mempelai dibawa menuju pelaminan oleh seorang nenek tua yang

Universitas Sumatera Utara

Page 69: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

sudah janda dengan kain gendongan yang diikatkan pada kedua mempelai; (12)

Kemudian dilakukan Marhaban oleh ibu-ibu pengajian serta tepung tawar yang

pertama sekali dilakukan oleh pihak wanita sampai selesai dan dilanjutkan oleh pihak

pria sampai dengan selesai lalu diakhiri dengan Do’a; (13) Ngunduh yaitu pesta yang

dilakukan dirumah mempelai pria satu minggu setelah pesta di rumah mempelai

wanita.

Ada beberapa manfaat perkawinan menurut kepercayaan yang dianut

masyarakat Jawa, yaitu: (1) perkawinan untuk memperoleh keturunan serta menjamin

keturunan yang sah dan sebagai tempat berlindung dihari tua; (2) perkawinan dapat

memupuk karakter, khususnya rasa social yang mendalam; (3) dengan perkawinan

akan menjamin status seseorang dan terhindar dari perzinahan; (4) perkawinan

merupakan tempat untuk menunjukan rasa kasih sayang, tolong menolong, kebaikan,

dan saling memiliki satu dengan yang lain (Thomas,1997:215).

Dalam sistem perkawinan masyarakat Jawa terdapat lima jenis perkawinan

yaitu:

1. Perkawinan antara perjaka dengan perawan

Perkawinan ini disebut sebagai tigas (masih suci/belum pernah

kawin).Pelaksanaan upacaranya yaitu memakai upacara panggih.

2. Perkawinan antara saudara misan dan menurut silsilah pengantin putri lebih

tua, pelaksanaannya harus didahului dengan syarat pengantin pria mencangkul

tumpeng. Dilakukan sebelum upacara panggih dengan cara berdiri menerjang

lawe wenang, setelah itu baru dilaksanakan upacara panggih

Universitas Sumatera Utara

Page 70: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

3. Perkawinan antara saudara misan dan menurut silsilah pengantin pria lebih

tua, pelaksanaannya mempelai putri hanya melakukan menerjang lawe

wenang setelah itu baru dilaksanakan upacara panggih.

4. Perkawinan antara perjaka dengan janda tanpa anak, persyaratan yang harus

dipenuhi dalam pelaksanaan upacara perkawinan adalah pengantin pria

menyiram bugel (kayu yang dibakar untuk memasak dan masih membara.

Upacara ini dilakukan didepan pintu sebelum upacara panggih.

5. Perkawinan antara perawan dengan duda tanpa anak, dalam perkawinan

seperti ini yang harus menyiram bugel adalah pengantin wanita dan

pelaksanaannya juga dilakukan didepan pintu sebelum upacara panggih

(Marmien,1990:106).

4.2 Pendukung Pertunjukan Reog Ponorogo

4.2.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Pertunjukan

Waktu pelaksanaan pertunjukan biasanya telah ditentukan jauh-jauh hari

sebelum pelaksanaan pertunjukan. Kedua belah pihak telah melakukan kesepakatan

dengan cara pihak yang akan melaksanakan acara menghubungi atau datang langsung

ke sanggar Langen Budoyo untuk membicarakan hal-hal yang menyangkut

pelaksanaan pertunjukan, misalnya saja seperti masalah waktu pertunjukan. Waktu

adalah hal penting yang harus diketahui oleh pihak sanggar agar pihak sanggar dapat

menyesuaikan dengan jadwalnya yang lain agar tidak terjadi bentrokan. Pihak

Universitas Sumatera Utara

Page 71: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

sanggar juga harus mengetahui dimana lokasi pertunjukan sehingga pihak sanggar

lebih dapat mengetahui apa saja yang dibutuhkan dilokasi pertunjukan tersebut.

Waktu untuk melaksanaan pertunjukan reog ponorogo adalah pada saat siang

menjelang sore hari berkisar antara jam 14.00 s/d 18.00 Wib. Pertunjukan reog

ponorogo tidak pernah dilakukan malam hari, jika dilakukan malam hari pertunjukan

tidak dapat berlangsung dengan baik karena dalam setiap pertunjukannya reog

ponorogo dilakukan ditempat terbuka dan luas. Siang hari merupakan waktu yang

efisien karena para pemain dapat mengetahui lebih jelas lagi bagaimana tempat

pertunjukan dan bisa merasakan keberadaan penonton sehingga para pemain tidak

perlu khawatir akan mengenai penonton. Biasanya pertunjukan reog ponorogo

dilakukan pada hari libur, yaitu Sabtu dan Minggu karena pada hari itulah para

penonton dan pemain tidak beraktivitas.

Reog ponorogo biasanya ditampilkan pada tempat-tempat terbuka, misalnya

di jalan, di lapangan, dan pekarangan yang luas. Pada lokasi pertunjukan ini tidak

memerlukan persiapan khusus, seperti panggung, serta palang pembatas yang

digunakan untuk membatasi antara para pemain dan penonton. Tempat pertunjukan

ini dibutuhkan pada saat mengiring penganten pria menuju rumah penganten

wanitanya, mengantarkan penganten sunat, serta pementasan keliling untuk upacara

bersih desa.

Universitas Sumatera Utara

Page 72: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Jika yang bersangkutan tidak memiliki lokasi yang memungkinkan untuk

melakukan pertunjukan, maka yang bersangkutan mencari tempat atau lapangan

terbuka yang bisa dijadikan tempat pesta. Misalnya saja tetangga yang bersangkutan

memiliki pekarangan yang luas maka yang bersangkuta mendatangi tetangganya

tersebut untuk meminta izin meminjam pekarangannya untuk lokasi pertunjukan,

biasanya izin tidak susah untuk didapatkan karena sistem kekeluargaan mmasyarakat

setempat sangat erat.

Sewaktu-waktu panggung juga akan dibutuhkan jika festival reog diadakan.

Pada tahun 1993 festival reog ponorogo diadakan di Jawa Timur tepatnya di

kabupaten ponorogo dan festival tersebut hanya ada dan masih berlaku di ponorogo

saja. Dengan demikian pertunjukan reog ponorogo dapat disajikan dengan dua

macam cara, yaitu di jalan atau lapangan terbuka dan di panggung pertunjukan yang

disebut sebagai festival reog ponorogo.

4.2.2 Pemusik

Dalam setiap pertunjukan reog ponorogo pemusik terdiri dari 12 orang yaitu:

satu orang pemain kendang, satu orang pemain gong, satu orang pemain angklung,

satu orang pemain slompret, satu orang pemain ketipung dan satu orang pemain

kenong. Dan sisanya sebagai pemain pengganti apabila pemusik yang pertama sudah

merasa kelelahan sebagian lagi sebagai pemandu sorak (orang yang berteriak-teriak)

untuk membuat suasana pertunjukan lebih meriah dan semarak.

Universitas Sumatera Utara

Page 73: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

4.2.3 Penari

Dalam setiap pertunjukan reog ponorogo selalu identik dengan tarian karena

pertunjukan reog ponorogo merupakan pertunjukan sendratari16

4.2.4 Penonton

. Para penari

pendukung pertunjukan ini adalah penari jathilan yang diperankan oleh para wanita

dengan menggunakan kuda lumping. Dulunya para penari jathilan ini diperankan oleh

pria yang berprofesi sebagai gemblak hal ini dikarenakan pada masa kerajaan tidak

ada prajurit perempuan.

Sebagai sebuah pertunjukan yang berlangsung di jalan dan lapangan terbuka

penonton dapat mengambil posisi tertentu dari awal hingga pertunjukan berakhir.

Pada saat arak-arakan penonton juga dapat mengikuti rute perjalanan rombangan reog

tersebut dari awal sampai akhir perjalanan, sesekali rombongan reog tersebut berhenti

ditengah jalan dan melakukan berbagai macam atraksi untuk menarik perhatian

orang-orang yang sedang lalu lalang dengan cara itulah semakin banyak orang

berbondong-bomdong mengikuti rombongan reog ini hingga kembali ketempat

pertunjukan semula.

Sendratari adalah tari dramatik yang yang tidak berdialog.

Universitas Sumatera Utara

Page 74: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

4.3 Deskipsi Jalannya Pertunjukan

Pertunjukan reog ponorogo yang dilakukan pada upacara perkawinan

masyarakat Jawa memiliki beberapa tahapan sebagai berikut :

Pada pukul 10.00 wib akad nikah dilakukan bertempat dirumah mempelai

wanita sampai dengan pukul 12.00 wib. Setelah akad nikah selesai kedua mempelai

sungkem kepada orang tua kedua mempelai dengan tujuan untuk memohon do’a

restu.

Gbr.12 Proses akad nikah dan sungkem kepada orang tua kedua mempelai

Universitas Sumatera Utara

Page 75: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Setelah akad nikah selesai mempelai pria kembali kerumahnya untuk berganti

pakaian dan tepat pukul 14.00 wib rombongan mempelai pria sudah tiba didepan

lorong rumah mempelai wanita (tempat resepsi). Arak-arakan oleh reog ponorogo

dilakukan dengan berjalan kaki dimulai dari lorong sampai kerumah mempelai

wanita. Jika jarak rumah mempelai wanita jauh maka mempelai pria mulai diarak

dengan menaiki kendaraan seperti becak mesin dan diturunkan didepan lorong rumah

mempelai wanita. Dari lorong tersebut mempelai pria diarak sampai kedepan rumah

mempelai wanita dengan naik diatas dhadhak merak, sesampainya didepan rumah

mempelai wanita maka mempelai pria diturunkan dari atas dhadhak merak dan para

pemain beristirahat sejenak untuk menantikan pertunjukan berikutnya dimulai.

Gbr.13 Mempelai pria diarak dengan naik diatas dhadhak merak

Kedatangan mempelai pria sudah dinantikan oleh mempelai wanita beserta

keluarganya didepan rumah. Sesampainya didepan rumah mempelai wanita kedua

Universitas Sumatera Utara

Page 76: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

mempelai melakukan tukar bale (geger mayang), namun keduanya tidak boleh saling

memandang. Lihat gambar dibawah ini:

Gbr.14 Pertemuan kedua mempelai dan saling tukar bale

Kemudian kedua mempelai melakukan upacara Balangan Sedah atau sering

disebut dengan lempar sirih, setelah itu disusul dengan berjabat tangan tanda saling

mengenal. Pada saat berjabat tangan kedua mempelai sudah diperbolehkan saling

memandang. Lihat gambar dibawah ini:

Gbr.15 Upacara Balangan Sedah (lempar sirih) dan keduanya saling berjabat tangan

Universitas Sumatera Utara

Page 77: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Setelah itu kedua mempelai mengelilingi wadah yang berisi bunga, air serta

telur yang masih utuh sebanyak 5 kali. Kemudian mempelai pria menginjak telur

yang telah disediakan sampai pecah dan mempelai wanita membersihkan kaki

mempelai pria dengan air bunga. Kemudian mempelai wanita sungkem kepada

mempelai pria, setelah semua selesai do’a dipanjatkan agar perkawinan yang

dilaksanakan dapat berjalan dengan baik. Lihat gambar dibawah ini:

Gbr.16 Kedua mempelai mengelilingi wadah berisi air dan bunga sebanyak 5 kali

sambil berjabat tangan.

Gbr.17 Mempelai pria menginjak telur dan mempelai wanita membersihkan kaki

mempelai pria dengan air bunga.

Universitas Sumatera Utara

Page 78: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Selesai berdoa kedua mempelai menuju pelaminan untuk disandingkan, kedua

mempelai diantar kepelaminan dengan cara digendong oleh ibu dari mempelai

wanita. Lihat pada gambar dibawah ini:

Gbr.18 Kedua mempelai menuju pelaminan untuk disandingkan

Setelah bersanding dipelaminan kedua mempelai saling menyuapi makanan

dan minuman, dilanjutkan dengan acara wirid yang dilakukan oleh ibu-ibu pengajian

yang bertujuan mendoakan kedua mempelai dan keluarga. Setelah wirid selesai

dilanjutkan acara tepung tawar dari keluarga dua belah pihak. Lihat gambar dibawah

ini:

Gbr.19 Kedua mempelai saling menyuapi

Universitas Sumatera Utara

Page 79: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Setelah semua rangkaian acara selesai dilakukan barulah pertunjukan reog

ditampilkan untuk menghibur para tamu undangan sambil bersantap siang. Namun,

satu jam sebelum pertunjukan arak-arakan dimulai para sesepuh melakukan ritual

demi kelancaran acara tersebut. Adapun perlengkapan ritual adalah kemenyan, satu

bungkus kembang tujuh rupa, satu piring nasi lengkap dengan lauk pauknya, satu

gelas es dawet, satu gelas air darem (terbuat dari campuran kunyit, asam Jawa, dan

gula merah) dan rokok. Lihat gambar dibawah ini:

Gbr.20 Perlengkapan ritual (sesajen)

Semua sesajen tersebut diletakan didepan topeng yang akan digunakan

seperti: dhadhak merak, dan topeng bujangganong. Kemenyan dibakar, rokok

diselipkan ditelinga topeng dhadhak merak dan bunga ditaburi disekitar lapangan

pertunjukan. Setelah ritual selesai semua perlengkapan ritual berupa sepiring nasi

beserta lauknya, es dawet, air darem disantap oleh para pemain sebagai bekal mereka.

Lihat gambar dibawah ini:

Universitas Sumatera Utara

Page 80: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Gbr.21 Semua sesajen diletakkan didepan topeng yang akan digunakan.

Pertunjukan reog ponorogo sebagai hiburan dimulai dengan pertunjukan

tarian oleh bujangganong selama 15 menit dengan menampilkan gerakan-gerakan

tarian yang atraktif dengan berguling-guling dan melompat kesana-kemari sambil

mengajak para penonton berinteraksi dengan sesekali mendekatkan diri pada

penonton. Lihat gambar dibawah ini:

Gbr.22 Pertunjukan tari Bujangganong

Setelah itu dilanjutkan dengan tarian jathilan yang dibawakan oleh 2 orang

gadis yang menaiki kuda selama 20 menit, dulunya yang menarikan ini adalah kaum

Universitas Sumatera Utara

Page 81: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

lelaki yang disebut sebagai gemblak dan tarian ini bernama tari kuda lumping. Lihat

gambar dibawah ini:

Gbr.23 Pertunjukan tari Jathilan

Setelah tarian pembuka selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya

bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan

pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Dalam pertunjukan ini

adegan percintaan dilakukan oleh para jathilan yang mencoba menarik perhatian para

pembarong dengan tarian yang mereka bawakan, setelah para pembarong tertarik

mereka akan mendekati para penari jathilan untuk sekedar memandang ataupun

mencium para penari jathilan tersebut. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya

menampilkan cerita bertemakan pendekar.

Adegan dalam pertunjukan reog ponorogo biasanya tidak mengikuti skenario

yang tersusun dengan rapi. Dalam setiap pertunjukan selalu ada interaksi antara para

pemain dengan dalang (biasanya yang menjadi pimpinan rombongan atau sesepuh)

terkadang juga interaksi dengan para penonton. Pada saat pementasan seorang pemain

Universitas Sumatera Utara

Page 82: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

dapat digantikan oleh pemain lain karena sudah merasa kelelahan, biasanya

pergantian pemain sering terjadi pada pembarong yaitu pemain yang memakai topeng

dhadhak merak. Dalam setiap pertunjukan hal yang paling penting adalah dapat

memberikan kepuasan pada para penonton.

Dalam setiap pertunjukan reog ponorogo yang menjadi pertunjukan terakhir

adalah pertunjukan yang dilakukan oleh pembarong, biasanya dilakukan selama 30

menit dimana pemain memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang

terbuat dari bulu burung merak yang biasa disebut dengan dhadhak merak. Biasanya

setiap pembarong melakukan berbagai macam atraksi dengan mengangkat para

penonton diatas dhadhak merak dan dibawa berkeliling, gerakan tarian yang

ditampilkan seperti silat, selain itu juga para pembarong melakukan atraksi seperti

berguling-guling ditanah dengan topeng yang masih melekat. Topeng yang berat ini

dimainkan oleh penarinya dengan menggunakan gigi saja dan topeng yang berat itu

digerakan hanya dengan kekuatan gigitan saja kemampuan untuk memainkan topeng

ini diperoleh dengan latihan yang berat selain itu juga diperoleh melalui latihan

spiritual seperti berpuasa dan bertapa.

4.4 Fungsi Reog Dalam Upacara Perkawinan Masyarakat Jawa

Dalam upacara adat perkawinan masyarakat Jawa reog ponorogo memiliki

dua fungsi, yaitu sebagai arak-arakan dan sebagai hiburan. Kedua fungsi reog

ponorogo tersebut akan penulis jelaskan secara lengkap seperti pembahasan berikut

ini:

Universitas Sumatera Utara

Page 83: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

4.4.1 Reog Sebagai Arak-arakan

Dalam setiap pertunjukan reog ponorogo selalu diawali dengan mengarak-

arak rombongan keluarga besar mempelai pria hingga sampai kerumah mempelai

wanita. Arak-arakan dilakukan dengan cara menaikkan mempelai pria diatas dhadhak

merak dan dibawa keliling kampung (lokasi pesta).

Hal ini dilakukan dengan tujuan memperlihatkan keberanian dan kesiapan

mempelai pria kepada pasangannya. Pada saat proses arak-arakan berlangsung

banyak para ibu-ibu yang sedang mengendong bayinya menghampiri mempelai pria,

para ibu-ibu tersebut ingin bayinya dicium oleh mempelai pria.

Menurut kepercayaan orang-orang Jawa yang ada didesa tersebut hal ini

dipercaya dapat menolak bala serta penyakit agar tidak menghampiri sianak tersebut,

sehingga sianak selalu sehat dan terhindar dari apapun. Dalam hal ini sang mempelai

pria diibaratkan sebagai seorang Raja17

yang mampu memberikan kesejahteraan

kepada rakyatnya karena pada zaman dahulu seorang Raja mempunyai kekuatan,

kebijaksanaan, serta kekuasaan yang dapat mensejahterakan, melindungi, dan

mengayomi rakyatnya dari berbagai penderitaan serta penyakit karena keberhasilan

seorang Raja memimpin dapat dilihat dari kondisi rakyat dan kerajaan yang

dipimpinnya.

17 Setiap pengantin selalu disebut dengan Raja dan Ratu sehari yang disandingkan dipelaminan yang dianggap sebgai singgasana. Informasi ini penulis peroleh dari salah seorang Ibu yang memberikan anaknya untuk dicium pengantin pria.

Universitas Sumatera Utara

Page 84: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

4.4.2 Reog Sebagai Hiburan

Reog ponorogo yang ditampilkan dalam upacara perkawinan masyarakat Jawa

selain sebagai arak-arakan, juga berfungsi sebagai hiburan bagi para tamu undangan

yang hadir. Pertunjukan reog ponorogo bukanlah suatu keharusan dalam setiap

upacara perkawinan masyarakat Jawa, sehingga pertunjukan ini bisa ada dan bisa

juga tidak ada dalm rangkaian upacara perkawinan.

Secara keseluruhan pertunjukan reog ponorogo mampu menghidupkan

suasana lebih meriah, dari suasana yang benar-benar sacral dan suci. Hal ini dapat

terlihat dari antusias para tamu undangan yang menyaksikan pertunjukan reog

ponorogo, mereka sangat merasa terhibur karena atraksi yang dilakukan oleh para

pemain dan kemasan pertunjukan yang sangat memukau.

Pada dasarnya reog ponorogo sudah banyak mengalami pergeseran dan

perubahan terlebih lagi pada masa sekarang ini, namun hal ini tidak membuat

kesenian ini memudar dan menghilang dari peredaran malah semakin berkembang

ditengah-tengah kebudayaan lainnya.

Untuk acara informal reog ponorogo berfungsi sebagai sarana hiburan dan

rekreasi pada setiap lapisan masyarakat. Pertunjukan reog ini sangat dinanti-nanti

oleh masyarakat karena pada setiap pertunjukannya kepuasan penonton yang lebih

diutamakan, penonton dapat bebas melibatkan diri dalam setiap pertunjukan tanpa

ada batas dan hambatan. Untuk acara formal reog ponorogo berfungsi sebagai

Universitas Sumatera Utara

Page 85: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

rombongan yang menyambut para petinggi Negara yang akan datang ataupun

meresmikan sebuah tempat.

Walaupun reog ponorogo merupakan kesenian tradisional Jawa, tetapi tidak

menutup kemungkinan pertunjukan reog dapat dilakukan diantara orang-orang yang

bukan berasal dari suku Jawa. Misalnya saja diluar suku Jawa reog ponorogo dapat

ditampilkan pada saat peresmian gedung atau tempat, dan pada peringatan Hari Besar

Nasional. Dalam hal ini reog ponorogo hanya berfungsi sebagai hiburan bagi seluruh

lapisan masyarakat yang ada ditempat acara tersebut.

Pada masyarakat Jawa sendiri pertunjukan dilakukan diberbagai acara yang

bersifat hajatan, misalnya dalam upacara perkawinan reog ponorogo tidak harus

selalu ada. Ada dengan tidak adanya pertunjukan reog ponorogo upacara perkawinan

dapat dilangsungkan karena pertunjukan reog ponorogo bukan satu keharusan dan

kewajiban dalam setiap acara baik perkawinan maupun khitanan. Orang-orang Jawa

yang dapat menampilkan pertunjukan reog ponorogo dalam acara hajatan maupn

pernikahan hanyalah orang-orang yang mampu dan memiliki rezeki berlebih.

Universitas Sumatera Utara

Page 86: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

BAB V

PENUTUP

5.1 Rangkuman

- Masyarakat Jawa memiliki beaneka ragam kesenian tradisional. Salah satu bentuk

kesenian tradisioanal tersebut adalah reog ponorogo yang meliputi tari, musik dan

drama (non dialog).

- Dalam tradisi masyarakat Jawa, reog ponorogo selalu disajikan diberbagai upacara

dan acara baik yang bersifat formal maupun informal. Salah satunya adalah

pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat Jawa.

-Reog ponorogo berasal dari daerah Jawa Timur, tepatnya di daerah Ponorogo.

Kesenian ini masuk ke Sumatera Utara disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya

adalah karena kesenian ini dibawa dengan tujuan untuk diperkenalkan oleh orang-

orang Jawa yang bermigrasi kedaerah kabupaten Deli Serdang.

- Sesampainya di kabupaten Deli Serdang kesenian ini mengalami banyak perubahan

dan perkembangan. Perubahan dan perkembangan tersebut dapat dilihat pada : para

pemain/tokoh, lagu pengiring, tema cerita, gerak tari, kostum serta riasan. Semua

perubahan itu dilakukan untuk membuat pertunjukan lebih terasa hidup dan

mempersingkat waktu pertunjukan.

Universitas Sumatera Utara

Page 87: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

-Di kabupaten Deli Serdang terdapat 3 sanggar seni yang dapat melakukan

pertunjukan reog ponorogo, salah satunya adalah sanggar Langen Budoyo.

- Pendukung pertunjukan kesenian reog ponorogo adalah; (1) pihak penyaji yang

terdiri dari 10 orang pemusik yang semuanya pria, 2 orang sesepuh, 2 orang

bujangganong (penari pria), 2 orang pembarong (penari pria), 2 orang jathilan (penari

perempuan), serta 2 orang partisipan yang keduanya adalah pria; (2) penonton

sebagai pihak penerima pesan dari penyaji.

- Instrumen musik yang biasa digunakan untuk mengadakan pertunjukan reog

ponorogo adalah: 1 buah gong besar, 2 buah kenong, 1 buah kendang berukuran

besar, 1 buah ketipung (kendang berukuran kecil), 2 buah angklung, dan 1 buah

salompret. Instrumen ini digunakan untuk mengiringi tarian dalam setiap

pertunjukan.

- Dalam pertunjukan reog ponorogo terdapat beberapa fungsi dalam penyajiannya

terhadap upacara perkawinan tersebut

5.2 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat ditarik

kesimpilan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 88: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Seni pertujukan reog ponorogo yang terdapat di kabupaten Deli Serdang

digunakan dalam upacara perkawinan, acara khitanan, hari-hari besar Nasional serta

pada acara bersih desa.

Pertunjukan Reog ponorog pada upacara perkawinan masyarakat Jawa di

kabupaten Deli Serdang, memiliki beberapa fungsi. Diantaranya adalah sebagai arak-

arakan rombongan pengantin pria dan sebagai hiburan bagi para tamu undangan.

Dalam setiap pertunjukannya reog ponorogo selalu mengutamakan kepuasan

penonton, pertunjukan reog di Jawa Timur biasanya mengutamakan tema cerita dan

permaianan yang ditampilkan oleh para pemain/tokoh sehinnga lebih terkesan

monoton, sedangkan di kabupaten Deli Serdang tema cerita bukanlah hal yang utama

melainkan dapat membuat suasana senang dan riang gembira bagi para penonton.

Pertunjukan reog ponorogo tidak harus menggunakan panggung yang besar

melainkan dihalaman rumah yang luas serta lapangan terbuka yang tidak memiliki

batas antara para pemain dengan penonton, sehingga secara spontan penonton dapat

turut serta dalam pertunjukan tersebut tanpa merusak jalannya pertunjukan.

5.3 Saran

Reog ponorogo merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya. Oleh

karena itu, jangan sampai aset ini dirusak atau tidak dilestarikan. Seperti yang kita

Universitas Sumatera Utara

Page 89: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

ketahui bahwa negara tetangga telah mengklaim bahwa reog ponorogo adalah

kesenian mereka, hendaklah kita sebagai warga negara Indonesia yang baik

mencintai, melestarikan dan mengembangkan kesenian tradisional yang kita miliki.

Dalam penulisan skipsi ini penulis menyadari bahwa masih sebagian kecil

yang penulis kaji dari sekian banyak permasalahan yang ada dan dapat diteliti.

Tulisan ini masih belum sempurna juga memiliki banyak kekurangan. Oleh karena

itu, apa yang sudah ditilis dalam skripsi ini masih merupakan informasi awal untuk

mendeskripsikan pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan. Penulis

berharap agar peneliti-peneliti lainnya dapat melanjutkan penelitian yang

berhubungan dengan kesenian masyarakat Jawa pada umumnya, dan khususnya seni

pertunjukan reog ponorogo.

Penulis juga mengharapkan partisipasi dari instansi yang terkait dengan

kebudayaan Jawa agar memberi dorongan yang kuat bagi masyarakat Jawa khusunya

untuk lebih mencintai dan senantiasa mengembangkan serta melestarikan

kebudayaannya. Penulis juga mengharapkan perhatian rekan-rekan mahasiswa/i

Etnomusikologi agar memperhatikan perkembangan disiplin Etnomusikologi di

Indonesia pada khususnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 90: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

DAFTAR PUSTAKA

Fauzannafi, Zamzam M

2005 Reog Ponorogo: Menari Di Antara Dominasi dan

Keragaman. Yogyakarta: Kepel Press.

Dewi, Heristina

1992 Jaran Kepang pada Masyarakat Desa Cengkeh Turi Sumatera Utara:

Suatu Studi Kasus Musik Dan Trance Dalam Konteks Sosio-Budaya.

Skripsi. Jurusan Etnomusikologi USU.

Murgianto, Sal

1996 Cakrawala Pertunjukan Budaya Mengkaji Batas Batas Dan Arti

Pertunjukan. MSPI.

2002 Kritik Tari (bekal dan kemampuan dasar). Jakarta:MSPI.

Nababan, Isnawan

1998 Pertunjukan Tari Topeng Sidhakarya pada upacara Piodalan Dipura

Agung Raksana Bhuwana Kelurahan Polonia Medan. Skripsi. Jurusan

Etnomusikologi USU.

Universitas Sumatera Utara

Page 91: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

DAFTAR PUSTAKA

Fauzannafi, Zamzam M

2005 Reog Ponorogo: Menari Di Antara Dominasi dan

Keragaman. Yogyakarta: Kepel Press.

Dewi, Heristina

1992 Jaran Kepang pada Masyarakat Desa Cengkeh Turi Sumatera Utara:

Suatu Studi Kasus Musik Dan Trance Dalam Konteks Sosio-Budaya.

Skripsi. Jurusan Etnomusikologi USU.

Murgianto, Sal

1996 Cakrawala Pertunjukan Budaya Mengkaji Batas Batas Dan Arti

Pertunjukan. MSPI.

2002 Kritik Tari (bekal dan kemampuan dasar). Jakarta:MSPI.

Nababan, Isnawan

1998 Pertunjukan Tari Topeng Sidhakarya pada upacara Piodalan Dipura

Agung Raksana Bhuwana Kelurahan Polonia Medan. Skripsi. Jurusan

Etnomusikologi USU.

Universitas Sumatera Utara

Page 92: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Shanti, Rina

2000 Kajian Tekstual Musikal Pirarttenai Dalam Konteks Ramayanem Pada

Masyarakat Hindu Tamil Di Kuil Shri Mariamman Medan. Skripsi.

Jurusan Etnomusikologi USU.

Minarda

1992 Studi Deskriptif Tentang Seni Pertunjukan Sigale-Gale Dalam Konteks

Hiburan Pada Masyarakat Batak Toba Di Desa Parsaoran Tomok

Pulau Samosir. Skipsi. Jurusan Etnomusikologi USU.

Simanjuntak, Christina

2000 Studi Deskriptif Tembang Ilir-Ilir Dalam Permainan Nini Thowok

Pada Masyarakat Jawa Di Desa Saentis Kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Jurusan Etnomusikologi USU.

Sujayanti, Emi

2000 Studi Deskriptif Dan Musikologis Pertunjukan Kesenian Kutulan Di

Desa Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli

Serdang. Skripsi. Jurusan Etnomusikologi USU.

Nursilah

2001 Reyog Ponorogo : Kajian Terhadap Seni Pertunjukan Rakyat Sebagai

Penbentuk Identitas Budaya. Tesis. Jurusan Antropologi

Universitas Sumatera Utara

Page 93: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Sedyawati, Edi

1981 Pertunbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan

1983 Kemungkinan Studi Antropologi Tari Indonesia. Journal of Studies

XII

Soedarsono, R.M

1985 Tari dan Ritual (musik dan ritual). Yogyakarta

Hartono

1980 Reyog Ponorogo. Jakarta: Depdikbud

Kusmayati, Hermien AM

1996 Peddug: Seni Pertunjukan Dalam Upacara Rokat Pandhaba Di

Madura. Surakarta:Mspi

H.S, Sunaryo, dkk

1997 Perkembangan Ludruk Di Jawa Timur: Kajian Analisis Wacana.

Jakarta: Depdikbud

Suryadinata, leo, dkk.

2003 Penduduk Indonesia: Etnis Dan Agama Dalam Era Perubahan

Politik. Pustaka LP3ES Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Page 94: STUDI DESKRIPTIF PERTUNJUKAN REOG PONOROGO … · studi deskriptif pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat jawa desa kampung di kolam tembung kecamatan percut

Suwondo, Bambang

1982 Sistem Kesatuan Hidup Setempat Daerah Jawa Timur. Jakarta:

Depdikbud

Ahimsa-Putra, Heddy Sri.(Ed)

2000 Ketika Orang Jawa Nyeni. Yogyakarta: Yayasan Galang.

Senen, I Wayan

1983 Pengetahuan Musik Tari.Akademi Seni Tari Indonesia.

Pigeaud, Th.

1938 Pertunjukan Rakyat Jawa. Batavia: Volkslectuur.

Suparta.I Gusti Agung

1982 Pengantar Pengetahuan Tari. Surabaya: Sabhadaya.

Universitas Sumatera Utara