10
1 Studi Biofarmasetik Obat yang melalui Paru Aerosol oleh Dewa Ayu Swastini Anatomi dan Fisiologi Saluran nafas The respiratory system is made up of the organs involved in breathing and consists of the: • nose • pharynx • larynx • trachea • bronchi • lungs The upper respiratory tract includes the: • nose • nasal cavity • ethmoidal air cells • frontal sinuses • maxillary sinus • larynx • trachea The lower respiratory tract includes the: • lungs • bronchi • alveoli Diantara Trakea dan Sacus alveolaris terdapat 23 cabang yang terbagi : 16 percabangan I (Daerah konduksi) • Menyalurkan udara dari dan ke lingkungan luar • Bronkus, Bronkiolus dan Bronkiolus Terminalis 17 percabangan II (Daerah transisi) • Zona peralihan dan zona respirasi tempat terjadinya pertukaran gas • Bronkiolus Respiratorius, Duktus Alveolari dan Alveoli

Studi Biofarmasetik Mll Paru

Embed Size (px)

DESCRIPTION

studi biofarmasetik

Citation preview

  • 1Studi BiofarmasetikObat yang melalui Paru

    Aerosololeh

    Dewa Ayu Swastini

    Anatomi dan FisiologiSaluran nafas

    The respiratory system is made up of the organs involved in breathing and consists of the:

    nose pharynx larynx trachea bronchi lungs

    The upper respiratory tract includes the: nose nasal cavity ethmoidal air cells frontal sinuses maxillary sinus larynx trachea The lower respiratory tract includes the: lungs bronchi alveoli

    Diantara Trakea dan Sacus alveolaristerdapat 23 cabang yang terbagi :

    16 percabangan I (Daerah konduksi) Menyalurkan udara dari dan ke lingkungan

    luar Bronkus, Bronkiolus dan Bronkiolus

    Terminalis17 percabangan II (Daerah transisi) Zona peralihan dan zona respirasi tempat

    terjadinya pertukaran gas Bronkiolus Respiratorius, Duktus Alveolari

    dan Alveoli

  • 2DAERAH KONDUKSIHidung jalan masuk : epitel tebal, berlapis, mengandung

    kelenjar sebaseus dan bulu yang keras pusat hidung : epitel menyerupai kanal

    bertumpuk, silia dan sel gobet Fungsi hidung : - respirasi- menjaga proses kelembabapan- penyaringan partikel (bulu dan epitel rambut

    getar, mukosa) - mekanisme pertahanan : kecepatan 7 mm/dtk

    (bersin, membuang ingus atau penelaan)

    Faring (persimpangan antara jalan pernafasan dan makanan)- nasofaring - orofaring - laringofaring

    Trakea (cincin tulang rawan)dipisahkan oleh karina menjadi dua bronkus (kanan dan kiri)

    Bronkus tertutup sel epitel yang terdiri atas : lapisan mukosa, silia, cairan pembasah cilia, sel silia, sel basal dan membran

    Silia Fungsi : pertahanan (getah bronkus

    dan cairan aveolar) pergerakan terjadi dari depan ke

    belakang perpindahan dari belakang menuju

    ke depan secara spiral searah jarum jam( proses clearence)

    Getah bronkus Sumber : kelenjar bronkus (trakea dan bronkus

    besar) Komposisi : setiap 100 g terdiri atas 94,79% air dan

    1,13% kadar abu DNA 0,028%, glusida 0,951%, protein 1%, lpida

    0,840% bagian bukan air 5% Jika ditambahkan 2 bag air sulung ke 1 bag dahak

    terbagi atas 3 fase : Fase atas (busa) trediri atas surfaktan lipid dan lesitin

    dipalmitat fase air terdiri atas protein, komponen darah, uraian musin

    (amilase), enzim (lisosom, protease dan enzim bakteri)

    Fase berbentuk gel struktur berbentuk serabut(fibril)

    DAERAH TRANSISI Bronkiolus Respiratorius Duktus Alveolari Alveoli

    Sel penutup tipe I dan tipe II ( surfaktan)Sel epitel lain (makrofag, limfosit, plasma dan mast)

  • 3surfaktan Merupakan lap penyelubung alveoli Komp : dipalmitat, kolesterol, trigliserida

    dan asam lemak bebas menurunkan tegangan permukaan alveoli Keadaan patologi surfaktan :

    membran hyalin (utama)emboli, edema paruperokok

    AEROSOL Dispersi butiran cairan yang sangat

    halus didalam udara dan berdiameterrata- rata 5 m

    Terdiri atas dua fase : fase pendispersi (fase penyebar)

    campuran udara dan gas fase terdispersi (fase yang tersebar)

    larutan dalam air

    AEROSOL Tipe aerosol :1. Aerosol monodispersi partikel sangat

    halus, diameter 1 um, stabil, efeksistemik segera, alat penyemprot klinis

    2. Aerosol polidispersi partikel besar danberagan, kurang stabil, penembusan danpenyerapan pada sal nafas atas, bahanpendorong gas

    Forms of Drug Inhalation Smoke: of burnt reeds, plants or

    minerals. Powder for snuffing or insufflation. Liquids, inhaled by Dropper, Sprayer,

    Atomizer or Nebulizer. Vapours inhaled by Inhalers,

    Vaporizers or Humidifier. Gases, Therapeutic or anaesthetic

    (14)

    DI INDONESIA METERED-DOSE INHALER (MDI)

    bahan aktif (Obat), propellan CFC bertekanan rendah, pelarut dan/atausurfaktanMDI dengan Spacer atau Holding Chamber mengurangi pengendapan diorofarinks dan meningkatkanpenghantaran obat ke paru-paru

    INHALER SERBUK KERING HALUS Alat Rotahaler (obat dalam

    bentuk kapsul) Turbohaler dan Diskhaler

    (obat dalam blister)

    LARUTAN PERNAFASAN (NEBULIZER)

    Rumah sakit/ klinik Tidak perlu keahlian

  • 4turbohalerrotahaler

    diskaler

    Lung surfactantCare of Premature infants

    Diethyl carbamazine, ChloroquineCromolyn sodium

    Immunologic agents

    Anthrax vaccineAnti influenza vaccine

    Vaccination

    Nitrous oxide gas, Halogenated Hydrocarbons (Halothane, Isoflurane, Enflurane, Sevoflurane, Desflurane)

    General anaesthesia

    LidocaineLocal anaesthesia

    Amyl nitriteControl of Hydrogen sulphidetoxicity

    Insulin powderControl of Diabetes mellitus

    Hyperbaric oxygenNeurolgical and Metabolic diseases

    TobramycinAntimicrobials and Antivirals

    Nitric oxide gasControl of acute pain crisis

    GlucocosticoidsPrevention and Control of Burn Shock

    Ephedrine, Epinephrine, Isoprenaline, TurbutalineProstaglandine, Sabutamol, MethoxyphesamineCortisone acetate, Hydrocortisone, DexamethasoneBeclomethasone

    Bronchodilators

    Adrenaline, Ephedrene, PhenylephrineNasal vasoconstrictors

    Medicaments for Inhalation TherapyIndications

    Tahap Perjalanan Aerosol Transit/penghirupan Penangkapan/depo Penahanan dan pembersihan Penyerapan

  • 5Transit/Penghirupan1. Ukuran Partikel Penyebaranannya tergantung ukuran

    partikel Partikel dengan koefisien difusi dan

    gravitasi rendah dapat menembusbag paru lbh dalam

    Tergantung juga pada mekanismedifusi udara inspirasi dan ekspresi

    Transit/Penghirupan2. Pernafasan dan Laju aliran udara Perjalanan nafas normal 12-15

    daur/menit, volume inspirasidanekspirasi 500 ml

    laju inspirasi partikel ukuran besarikut ke daerah transisi

    laju inspirasi, waktu tinggalpartikel, retensi aerosol

    Transit/Penghirupan3. Aliran gas (Laminer atau Turbulen) Aliran laminer (HK Poisseuille) :

    Jika ukuran tabung tetap maka lajupengaliran berbading lurus dengankekentalan

    Transit/PenghirupanAliran Turbulens Melewati saluran yang berkelok Bilangan Reynols :

    Re>2000 (aliran turbulens)

    Pada respirasi tenang (v=0,33 l/detik) Re2000

    Turbulnsi yang kuat memperlambatpengaliran gas, terjadi penimbunandini partikel pada sal. nafas bag atas

  • 6Transit/Penghirupan4. Kelembapan Paru bagian dalam (kand. air

    44g/m3) Aerosol kejenuhannya 34g/m3

    Pertumbuhan partikel sebagai fungsidari kelembaban

    Perubahan ukuran partikeltergantung kelarutan (> kelarutan, ukuran partikel >)

    Transit/Penghirupan5. Suhu Partikel bergerak suhu ke suhu Gerakan berbanding lurus dengan

    perubahan suhu dan diameter partikel6. Tekanan Selama inspirasi tek paru turun 60-100

    mmHg dibawah tek atmosfer Pemakaian tek positif pada aerosol

    perbedaan tek hingga 4-22 mmHg

    Penahan atau DepoCara Penahanan : 1. Tumbukan karena kelembaban Terjadi pada permukaan hidung, pharyng

    dan trakea-bronkus

    Tumbukan tidak tejadi dialveoli

    2. Pengendapan karena gravitasi

    akhir bronkus ( laju pengaliran rendah) Lebih besar jika debit inspirasi dan

    ekspirasi = 0

    3. Difusi (gerakan brown)

    Timbul akibat tumbukan molekul gas dan partikel yang tersuspensi dalamudara

    Pada bronchiolus terminalis danalveoli

    Ukuran partikel sub mikron (0,002-0,5 m)

    Faktor yang mempengaruhi penahan / depo

    1. Anatomi dan fisiologi sal nafas

    Luas permukaan total sal udara meningkat secarabermakna dari trake sampai BT (1:60)

  • 71. Anatomi dan fisiologi

    Hambatan dan laju aliran udara berkurang Kecepatan aliran udara besar pada daerah

    konduksi, penahanan oleh tumbukankarena kelembaban

    Semakin ke dalam kecepatan alir udarasemakin kecil atau = 0, maka penahananterjadi karena gravitasi atau gerak brown

    Fisiologi ?????

    2. Faktor Fisika Kimia

    a. Ukuran partikel

    2. Faktor Fisika Kimia

    b. Muatan partikel Partikel yang bersifat bipolar

    meneingkatkan terjadinya koagulasisehingga meningkatkan depo (belumterbukti)

    c. Bobot jenis Lihat persamaan 2 Manakah yang laju penahanannya lebih

    besar partikel A (d=0,5 m, bj= 10 g/cm3 atau d=2 ,bj= 1g/cm2)

    Penahanan danpembersihan

    Partikel tertahan dipermukaan tempatdepo

    Aktivitas tergantung laju pelarutan dandifusi

    Pembersihan dilakukan oleh mukosilia(100 jam)

    Tergantung sistem aerosol :- Larut dlm cairan biologis (penyerapanoleh mukosa sal nafas)- Tidak larut cairan biologis (partikeltersimpan dalam sal nafas bag bawah)

    Penyerapan 1. Hidung Luas penyerapan 80 cm2, penyerapan

    terkecil dari seluruh sal pernafasanbag atas

    Zat yang diserap cepat (sulfur anorganik, amoniak)

    Zat yang diserap lambat (histamin, nikotin, efedrin dll)

    2. Mulut

    Luas permukaan penyerapan mulutdan pharing 75 cm2

    Sebagian dapat tertelan (masuk salcerna)

    Sebagian terserap melalui bukal Diserap dengan baik (nitrogliserin,

    tetosteron, alkaloid) Sedikit terserap (barbiturat, protein

    (insulin) dan heparin)

  • 83. Trakea Air / normal salin tidak terserap ditrakea Bahan larut lemak tidak terserap (barbital,

    tiopental, striknin) Aerosol suksinilkolin efek lebih lambay

    tapi lebih lama dibandingkan dengan iv Penisilin dengan penetesan menghasilkan

    kadar dalam darah 2x lebih lama dari im

    4. Penyerapan di Bronkus Penelitian sulit (pemisahan daerah yang

    diteliti sulit dan adanya percabangan) Otot polos bronkus sangat peka thd

    senyawa iritan (aktivitas lokal) Reseptor pada pembuluh darah

    (vasokontriksi dan dekongesti mukosabronkus)

    Reseptor pada otot bronkus (relaksasiotot bronkus)

    5. Penyerapan di Alveoler Permukaan luas

    dan penuh kapiler(pertimbangkanefek sistemik)

    Mekanismeperlintasan tidakdapat ditetapkandengan pasti

    6. Penyerapan di SaluranCerna

    Untuk partikel yang terhentidipermukaan hidung/mulut

    Senyawa antara lain (isoprotenololatau kromoglikat)

    Jumlah total penyerapan sulitdiramalkan

  • 9Evaluasi KetersediaanHayati

    Tergantung dari efek yang diinginkan Untuk efek sistemik dapat diperkirakan

    aktivitas farmakologi atau terapetik Untuk efek lokal (tidak bisa, karena

    sangat tergantung ukuran partikelnya) Evaluasi yang dilakukan evaluasi

    ketersediaan hayati relatif Membandingkan berbagai formulasi

    Tahap-tahap Evaluasi1. Pemilihan tempat aksi (efek yang

    diinginkan) Aksi setempat/lokal atau Sistemik Tergantung pada sifat zat aktif

    (stabilitas fisiko-kimia, lajupenyerapan, metabolisme dll)

    diameter ukuran partikel

    2. Pembuatan aerosol

    Pemilihan bahan dan alat yang sesuai untuk pembuatan sediaan(diameter partikel, higroskopisitas)

    Sesuai dengan cara pemberian(tergantung tujuan : bukal, nasal, masker wajah dll)

    Pengujian dengan studi in vitro

    Pengujian dengan studi in vitro

    Jaringan organ terpisah:Sel paru terpisah, hancuran jaringan, cincin trakea, paru terpisah, getahbronkus, surfaktan aveoler dll

    Model in vitro tiruanSaluran cerna dari bahan plastik, trakea dan bronkus tiruan, labuberpalung

    3. Studi in Vivo Dengan mengunakan hewan

    penelitian (anjing, kelinci) Dipasangkan pipa khusus ke

    berbagai tempat saluran nafas untukmengamati reaksi yang terjadi

    Dikonversikan ke dosis manusia(hati-hati)

    4. Evaluasi pada subjekmanusia

    Keadaan pemberian dan penghirupanpartikel harus tepat

    Ritme pernafasan diatur Kedua hal diatas berhubungan

    dengan jumlah aerosol yang dihirupdan jumlah zat aktif yang diserap

    Perkiraan jumlah aerosol yang dihirup :

  • 10

    Perkiraan jumlah aerosol yang dihirup

    1. Penaksiran :

    C= p/V C: konsentrasi/menitP : vol larutan pendispersiV : debit udara

    2. secara kimia (barbotage)

    Perkiraan jumlah aerosol yang dihirup

    Evaluasi biofarmasetik : Pengukuran konsentrasi zat aktif dalam

    aerosol, dalam udar ekspirasi, dan yang tertahan

    Studi radiologi Evaluasi kadar obat dalam darah/efek

    farmakologi Evaluasi sifat alir getah bronkus Model kompartemen (satu

    kompartemen,task group, lung dinamic, mamilum)