Student Guidance Untuk Diskusi Patient Safety (3)

Embed Size (px)

Citation preview

STUDENT GUIDANCE UNTUK DISKUSI PATIENT SAFETY

( KASUS RESPIRASI )

Kasus 1.

Laki-laki usia 55 tahun dengan riwayat penyakit vaskuler perifer, menjalani rawat inap dengan keluhan adanya ulkus pada kaki kiri dan terasa sakit untuk berjalan walaupun jaraknya dekat. Didapatkan stenosis poplitea dan pasien menjalani operasi untuk revaskularisasi. 4 hari setelah dirawat, pada hari ke 3 setelah operasi, pasien mengeluh demam, batuk berdahak dan sesak. Auskultasi dada menunjukkan suara napas bronkial pada area bawah paru kanan. Hitung leukosit meningkat dibanding sebelumnya yaitu 11.000 sel/ml3. Foto toraks AP menunjukkan opasitas pada area bawah paru kanan.

TUGAS :

1. Diskusikan problem skenario di atas

2. Jelaskan permasalahan yang menyebabkan munculnya demam, batuk berdahak dan sesak pada hari ke-3

Pasien menderita infeksi saluran nafas karena telah muncul manifestasi klinis berupa demam, batuk berdahak dan juga sesak nafas serta pada pemeriksaan fisik didapatkan suara nafas bronkial pada area bawah paru kanan. Hal ini bisa disebabkan karena untuk terjadi sebuah infeksi maka harus ada patogen, virulensi patogen, rute transmisi, jalan masuk (port of entry), dan juga keadaan pasien

Infeksi mungkin disebabkan oleh mikroorganisme atau bakteri yang menyebabkan infeksi pneumonia berdasar gejala klinis di atas (patogen dan virulensi)

kondisi pasien yang menurun setelah operasi revaskularisasi pada daerah poplitea kiri dan sebelumnya telah menderita ulkus pada kaki kiri (faktor risiko susceptible host)

mungkin terdapat HCF yang menderita gejala klinis yang sama dengan pasien dan tidan menggunakan standar PPE dan juga berada dalam jarak terlalu dekat dengan pasien sehingga saat HCF batuk (tanpa melakukan respiration hygene) infeksi dapat timbul secara droplet (route of transmission in environmental)

mungkin terdapat pasien dengan gejala serupa yang berada dalam satu ruangan yang dapat menjadi sumber infeksi dan ketika batuk maka akan terjadi penyebaran infeksi melalui udara (airborne transmission)

pasien juga tidak menggunakan PPE sehingga ketika pasien barnafas itulah yang menjadi port of entry dari transmisi infeksi yang mungkin terjadi

3. Apakah tindakan anda sebagai dokter untuk mencegah terjadinya problem tersebut ?

Menggunakan PPE yaitu sarung tangan, masker, gaun (jika perlu), google jika pasien yang dirawat adalah high risk patient (pada kasus ini pasien merupakan high risk patient karena pasien telah menjalani operasi dan terdapat ulkus pada kaki kiri pasien)

Melakukan hand hygene seperti mencuci tangan menggunakan sabun atau hand rub menggunakan handcleaners berbasis alkohol sebelum dan sesudah menyentuh pasien, setiap akan berpindah memeriks pasien lain, dan setelah kontak dengan lingkungan sekitas pasien, atau jika akan melakukan prosedur invasif kepada pasien (dengan sabun)

Melakukan respiratory hygene jika HCF sedang mengalami sakit dengan gejala batuk/bersin, sesak nafas, dll. Seperti menutup dengan tisu jika batuk atau bersin dan membuang tisu ke tempat sampah, menutup mulut dan hidung ketika batuk atau bersin menggunakan lengan bagian atas. Jika terdapat masker gunakan masker untuk mencegah penularan kepada pasien yang diperiksa. Dan menjaga jarak dengan pasien >1m

Menjaga lingkungan sekitar pasien agar tetap bersih untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi, Jika ada waste material maka harus dihandle sesuai prosedur waste disposal, mengganti peralatan (disposable) ketika akan menggunakan

4. Jelaskan prosedur pemasangan infus, kateter urin, oksigenasi yang benar.A.Kateter Alat

a. Tromol steril berisib. Gass sterilc. Deppers sterild. Handscoene. Cucingf. Neirbeckeng. Pinset anatomish. Doeki. Kateter steril sesuai ukuran yang dibutuhkanj. Tempat spesimen urine jika diperlukank. Urinebagl. Perlak dan pengalasnyam. Disposable spuitn. Selimut

Obata. Aquadestb. Bethadinec. Alkohol 70 %

Petugasa. Pengetahuan dasar tentang anatomi dan fisiologi dan sterilitas mutlak dibutuhkan dalam rangka tindakan preventif memutus rantai penyebaran infeksi nosokomialb. Cukup ketrampilan dan berpengalaman untuk melakukan tindakan dimaksudc. Usahakan jangan sampai menyinggung perrasaan penderita, melakukan tindakan harus sopan, perlahan-lahan dan berhati-hatid. Diharapkan penderita telah menerima penjelasan yang cukup tentang prosedur dan tujuan tindakan

PenderitaPenderita telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan yang akan dilakukan penderita atau keluarga diharuskan menandatangani informed consent

Penatalaksanaan1. Menyiapkan penderita : untuk penderita laki-laki dengan posisi terlentang sedang wanita dengan posisi dorsal recumbent atau posisi Sim2. Aturlah cahaya lampu sehingga didapatkan visualisasi yang baik3. Siapkan deppers dan cucing , tuangkan bethadinesecukupnya4. Kenakan handscoen dan pasang doek lubang pada genetalia penderita5. Mengambil deppers dengan pinset dan mencelupkan pada larutan bethadine6. Melakukan desinfeksi sebagai berikut :

Pada penderita laki-laki : Penis dipegang dan diarahkan ke atas atau hampir tegak lurus dengan tubuh untuk meluruskan urethra yang panjang dan berkelok agar kateter mudah dimasukkan. desinfeksi dimulai dari meatus termasukglans penis dan memutar sampai pangkal, diulang sekali lagi dan dilanjutkan dengan alkohol. Pada saat melaksanakan tangan kiri memegang penis sedang tangan kanan memegang pinset dan dipertahankan tetap steril.

Pada penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora, desinfeksi dimulai dari atas (clitoris), meatus lalu kearah bawah menuju rektum. Hal ini diulang 3 kali . deppers terakhir ditinggalkan diantara labia minora dekat clitoris untuk mempertahankan penampakan meatus urethra.B.Pemasangan Oksigen

1.Nasal Kanula. Kaji kebutuhan terapi oksigen dan periksa kembali perintah pengobatan

b. Siapkan klien dan keluarga Atur posisi klien degan semi fowler jika memungkinkan Jelaskan bahwa oksigen tidak berbahaya bila petunjuk keamanan diperhatikan dan akan mengurangi ketidaknyamanan akibat dispneu. Informasikan ke klien dan keluarga tentang petunjuk keamanan yang berhubungan dengan penggunaan oksigen.c. Atur peralatan oksigen dan humidifierd. Putar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat dapat berfungsi Cek oksigen dapat mengalir secara bebas melalui selang.Seharusnya tidak ada suara pada selang dan sambungan tidak bocor. Seharusnya ada gelembung udara pada humidifier saat oksigen mengalir lewat air. Atur oksigen dengan flow meter sesuai dengan perintah.e. Tempatkan canul pada wajah klien, dengan lubang kanul masuk ke hidung dan elastis band melingkar ke kepala.f. Jika canul ingin tetap berada di tempatnya, plester pada bagian wajah.g. Alasi selang dengan kassa pada elastic band pada telinga dan tulang pipi jika dibutuhkanh. Inspeksi peralatan secara teratur Cek liter flow meter dan tinggi air pada humidifier dalam 30 menit Pertahankan tinggi air di humidifier Pastikan petunjuk keamanan diikutii. dokumentasikan

2.Masker Oksigen

a. Kaji kebutuhan terapi oksigen dan periksa kembali perintah pengobatan

b. Siapkan klien dan keluarga Atur posisi klien degan semi fowler jika memungkinkan Jelaskan bahwa oksigen tidak berbahaya bila petunjuk keamanan diperhatikan dan akan mengurangi ketidaknyamanan akibat dispneu. Informasikan ke klien dan keluarga tentang petunjuk keamanan yang berhubungan dengan penggunaan oksigen.

c. Atur peralatan oksigen dan humidifier

d. Putar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat dapat berfungsi

Cek oksigen dapat mengalir secara bebas melalui selang.Seharusnya tidak ada suara pada selang dan sambungan tidak bocor. Seharusnya ada gelembung udara pada humidifier saat oksigen mengalir lewat air.

Atur oksigen dengan flow meter sesuai dengan perintah.

e. Tempatkan masker ke arah wajah klien dan letakkan dari hidung ke bawah.

f. Atur masker sesuai dengan bentuk wajah. Masker harus menutupi wajah, sehingga sangat sedikit oksigen yang keluar lewat mata atau sekitar pipi atau dagu.

g. Ikatkan elastic band melingkar di kepala klien sehingga masker terasa nyaman.

h. Alasi band dibelakang telinga dan diatas tulang yang menonjol. Alas akan mencegah iritasi karena masker.

i. Inspeksi peralatan secara teratur Cek liter flow meter dan tinggi air pada humidifier dalam 30 menit Pertahankan tinggi air di humidifier Pastikan petunjuk keamanan diikuti

j. dokumentasikanC.Pemasangan infus

1. Pemasangan infuse dari Dokter tercatat lengkap dan Jelas pada rekam medik atau secara lisan pada keadaandaruratbila ada kurang dimenggerti segera tanyakan pada Dokter yangmemberi intruksi.

2.Persiapan:

Meja / trolly serupa meja suntik tersedia diatasnya: IVcatheteryang akan digunakan.IVcathetercadangan atau wing needle.Transfusion set / infusion set terbungkus steril, kapas alkohol 70%, Bethadine, kasa steril, plester / hypafik, spalk, larutan infuse yang akan diberikan.

Standarinfuse.

Pencahayaan yang baik.

Tutup ruangpasienagar pelaksanadapatlebih konsentrasi Beritahukan kepadapasiententang pemasangan infuse dan tenangkanpasien. Persiapkancairanyang akan diberikandenganmenusukan bagian tajam infusion set kedalam botol larutan infuse.Buka saluran hingga cairaninfuse memenuhi seluruh selang tanpa menyisakan udaradalam selang infuse.

3.Lakukan pemasangan infuse.

Tentukan lokasi pemasangan, sesuaikandengankebutuhanrencana pengobatan, punggung tangan kanan / kiri, kaki kanan / kiri, 1 hari / 2 hari.Contohpasienstruma IV line dikaki kiri / kanan, tomor mamae IV Line ditangan sisi berlawananpasienshock: 2 line atau vena sectie, pasien stroke pada sisi yang tidak lumpuh

Ligasi bagian proximal dari lokasi vena yang akan ditusuk menggunakan ligatorkhusus.

Lakukan tindakanaseptik dan antiseptik.

Lencangkankulitdengan memegang tangan / kaki dengan tangan kiri, siapkan IVcatheterditangan kanan.

Tusukkan jarum sedistal mungkin dari pembulu vena dengan lubang jarum menghadap keatas, sudut tusukan 30-40 derajat arah jarum sejajar arah vena, lalu dorong.

Bila jarum masuk kedalam pembuluh vena,darahakan tampak masuk kedalam bagian reservoor jarum.hentikan dorongan.

Pisahkan bagian jarum dari bagian kanul dengan memutar bagian jarum sedikit. Lanjutkan mendorong kanul kedalam vena secara perlahan sambil diputar sampai seluruh kanul masuk.

Cabut bagian jarum seluruhnya perhatikan apakahdarahkeluar dari kanul.tahan bagian kanul dengan ibu jari kiri.

Hubungkan kanul dengan infusan / tranfusion set. Buka saluran infuse perhatikan apakah tetesan lancar.perhatikan apakah lokasi penusukan membengkak, menandakan elestravasasicairansehingga penusukan harus diulang dari awal.

Bila tetesan lancar, tak ada ekstravasasi lakukan fiksasi dengan plester / hypafix dan pada bayi / balita diperkuat dengan spalk,

kompres dengan kasa betadhin pada lokasi penusukan.

Atur tetesan infuse sesuai intruksi.

Laksanakanprosesadministrasi, lengkapi berita acara pemberian infuse, catat jumlah cairan masuk dan keluar, catatbalancecairan selama 24 jam setiap harinya, catatdalamskor harian ruang.

Bila sudah tidak diperlukan lagi, pemasangan infuse di stop, IVCatheterdapat dilepas dengan cara:

1. Tutup saluran infuse.

2. Lepaskan plester dengan bantuan bensin.

3. Gagal kapas alkohol pada lokasi tusukan, cabut kanul IVcatheter.

4. Kapas difiksasi dengan plester.

5. Seluruh alat infuse dibuang pada tempat sampah medis.

5. Apakah diagnosis akhir pasien?

Hospital acquired pneumonia (HAP)

Kasus 2.

Wanita usia 88 tahun, penghuni panti jompo, sering mengalami infeksi saluran kemih dan ditangani oleh dokter di panti jompo. Saat ini, wanita tersebut dirawat di rumah sakit dengan keadaan umum sakit berat dan tempat tidurnya hanya bisa dielevasikan setinggi 5 saja. Dalam waktu 48 jam setelah dirawat, pasien mengeluh demam, batuk berdahak dan sesak. Auskultasi dada menunjukkan penurunan suara napas pada area bawah paru kanan. Hitung leukosit meningkat dibanding sebelumnya yaitu 11.000 sel/ml3. Pada foto toraks tampak opasitas di lobus bawah paru kanan.

TUGAS :

1. Diskusikan problem skenario di atas Px usia lanjut (88 tahun) Sering infeksi saluran kemih KU: Sakit Berat. Tempat tidur hanya bisa dielevasi 5 derajat 48 jam opname, timbul demam, batuh berdahak, sesak Penurunan suara nafas area bawah paru kanan Leucocyte count 11000/ml3 Foto toraks: lobus bawah paru kanan radioopaque

2. Jelaskan permasalahan yang menyebabkan munculnya demam, batuk berdahak dan sesak pada 48 jam setelah opname Pada pasien ini, geriatri dan keadaan umum sakit berat. Permasalahan yang muncul kemungkinan diakibatkan oleh masuknya benda asing ke saluran nafas, sehingga menimbulkan reaksi peradangan. Keadaan umum pasien yang sakit berat, usia lanjut, menyebabkan kurangnya mobilisasi, dan tempat tidur hanya bisa dielevasi sebanyak 5 derajat kemungkinan besar menimbulkan pneumonia aspirasi. Apalagi jika melihat kondisinya, kemungkinan pasien dipasang selang pernafasan dan selang makanan (gastric), apabila pemasangan kurang tepat, maka meningkatkan lagi resiko pneumonia aspirasi.

3. Apakah tindakan anda sebagai dokter untuk mencegah terjadinya problem tersebut ? Letakkan pasien pada posisi kepala lebih ( 30-45 O ) tinggi untuk mencegah aspirasi isi lambung Gunakan selang saluran napas yang ada suction subglotis Gunakan selang lambung yang kecil untuk menurunkan kejadian refluks gastro esofagal Hindari intubasi ulang untuk mencegah peningkatan bakteri yang masuk ke dalam saluran napas bawah Pertimbangkan pemberian makanan secara kontinyu dengan jumlah sedikit melalui selang makanan ke usus halus Prosedur pemasangan harus benar dan steril Drainase sekret saluran napas dengan cara fisioterapi

Mobilisasi sedini mungkin4. Jelaskan prosedur pemasangan infus, kateter urin, oksigenasi yang benar.5. Apakah diagnosis akhir pasien?Pneumonia Aspirasi - HAP (Hospital Acquired Pneumonia)