15
Kusnandar : Stn1kJur Elemen ... ...... .• STRUKTUR ELEMEN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL JAMU Oleh: Dr. Ir. Kusnandar, MSi * ABSTRACT Indonesia is known by its diversity and one of them is medicinal plants. Therefore, development of small-size medicinal plants based industry like jamu indust,y is strategic effort and must be well prepared. The result of this study used Interpretative Structural Modelling (ISM) technique were development system structural, clasification of elements which were based on its driver power level and dependency level and key elements of small-size jamu industry development. Keyword: medicinal plants., industry, development. PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara tropis kaya akan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk obat dan industri. Dari 75.000 tanaman di dunia, menurut WHO lebih dari 20.000 adalah tanaman obat dan 80% penduduk dunia tergantung dari tanaman obat (Dennin, 2000). Wilayah hutan tropika Indonesia dengan luas sekitar 143 juta hektar memiliki sekitar 80% dari total jenis tumbuhan adalah berkhasiat obat (Pramono, 2002b). Kecenderungan masyarakat dunia untuk back to nature, dengan indikasi utama peningkatan kebutuhan produk-produk konsumsi untuk kesehatan dari bahan alam, merupakan peluang besar bagi pengembangan tanaman obat dan industri jamu Indonesia. Kecenderungan tersebut dapat dilihat dari peningkatan pasar dunia untuk produk alami yang cukup signifikan yakni Amerika Serikat 12%, Uni Eropa 8%, Eropa Lainnya 12%, Jepang 15% dan Asia Tenggara 12% (Sumaryono, 2002). Nilai penjualan dan perkembangan jumlah industri jamu di lndonesia terus mengalami peningkatan. Pada tahun 1981 nilai penjualan jamu (obat tradisional) sekitar Rp. 10 milyar, pada tahun 1992 meningkat menjadi Rp. 124 milyar, pada tahun 1999-2000 diperkirakan mencapai Rp. 1 triliun (Sumaryono, 2002) dan pada tahun 2001 mencapai Rp. 1,5 triliun (Pramono, 2002). Jumlah industri jamu (obat tradisional) juga meningkat dari 578 pada tahun 1996 menjadi 709 pada tahun 1981 (Sumaryono, 2002) dan pada tahun 2002 mencapai 810 perusahaan (Pramono, 2002a). Jamu merupakan warisan budaya bangsa yang diturunkan secara turun temurun dari generasi ke generasi, sehingga tumbuh dan berkembang dari dan oleh masyarakat sendiri. Sesuai dengan hal tersebut maka konsep yang diterapkan pada pengembangan jamu pada prinsipnya menggunakan strategi pemberdayaan potensi yang ada di masyarakat. Skala industri jamu di lndonesia bervariasi dari skala kecil sampai skala besar dari 810 industri 733 diantaranya adalah merupakan industri kecil, sehingga pengembangan industri ini diarahkan pada industri jamu skala * Dosen di Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian UNS Agritexls No 22 Desember, 2007 78

STRUKTUR ELEMEN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL JAMU Oleh

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

UntitledOleh:
ABSTRACT
Indonesia is known by its diversity and one of them is medicinal
plants. Therefore, development of small-size medicinal plants based industry like jamu indust,y is strategic effort and must be well prepared. The result of this study used Interpretative Structural Modelling (ISM) technique were development system structural, clasification of elements which were based on its driver power level and dependency level and key
elements of small-size jamu industry development.
Keyword: medicinal plants., industry, development.
PENDAHULUAN
Dari 75.000 tanaman di dunia, menurut
WHO lebih dari 20.000 adalah tanaman
obat dan 80% penduduk dunia
tergantung dari tanaman obat (Dennin,
2000). Wilayah hutan tropika Indonesia
dengan luas sekitar 143 juta hektar
memiliki sekitar 80% dari total jenis
tumbuhan adalah berkhasiat obat
indikasi utama peningkatan kebutuhan
peluang besar bagi pengembangan
Indonesia. Kecenderungan tersebut
dunia untuk produk alami yang cukup
signifikan yakni Amerika Serikat 12%,
Uni Eropa 8%, Eropa Lainnya 12%,
Jepang 15% dan Asia Tenggara 12%
(Sumaryono, 2002).
lndonesia terus mengalami
Rp. 10 milyar, pada tahun 1992
meningkat menjadi Rp. 124 milyar, pada
tahun 1999-2000 diperkirakan mencapai
triliun (Pramono, 2002). Jumlah industri
jamu (obat tradisional) juga meningkat
dari 578 pada tahun 1996 menjadi 709
pada tahun 1981 (Sumaryono, 2002)
dan pada tahun 2002 mencapai 810
perusahaan (Pramono, 2002a).
Jamu merupakan warisan
turun temurun dari generasi ke generasi,
sehingga tumbuh dan berkembang dari
dan oleh masyarakat sendiri. Sesuai
dengan hal tersebut maka konsep yang
diterapkan pada pengembangan jamu
pada prinsipnya menggunakan strategi
masyarakat.
bervariasi dari skala kecil sampai skala
besar dari 810 industri 733 diantaranya
adalah merupakan industri kecil,
sehingga pengembangan industri ini
* Dosen di Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian UNS
Agritexls No 22 Desember, 2007
78
kecil. Pengembangan industri dengan formasi industri berskala kecil dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar clan tingkat pemerataan yang lebih baik daripada industri berbasis skala besar (Tambunan, 2002b). Hal 1111 dapat di Ii hat dari kontribusi industri kecil terhadap jumlah usaha, penyerapan tenaga kerja dan produk domestik bruto (PDB). Pada tahun 2000 ada sekitar 38,99 juta industri kecil yang merupakan 99,85% total perusahaan di Indonesia, penyerapan tenaga kerja industri kecil mempunyai kontribusi sebesar 66 juta orang atau sebesar 99,44% clan kontribusi industri kecil terhadap PDB adalah sebesar 40% (Tambunan, 2002a).
Pengembangan industri kecil jamu merupakan permasalahan yang kompleks yang melibatkan berbagai pihak bersifat dinamis dan probabilistik. Bertolak dari hat tersebut maka penelitian 1111 dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem, yang mengkaji struktur elemen pengembangan industri kecil jamu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan struktur elemen­ elemen pengembangan industri kecil Jamu.
Ruang lingkup kajian m1 dibatasi pada pengembangan industri janrn dengan skala kecil. Aspek yang dibahas adalah elemen-elemen pengembangan industri kecil jamu.
TINJAUAN PUST AKA
Industri Kecil Jamu
Agritexts No 22 Desember, 2007
Kusnandar : Strukwr £/emen . .. .... .. ... 79
254/MPP/Kep/7/1997 adalah apabila total aset perusahaan seluruhnya tidak Iebih dari 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk · tanah dan bangunan. Pengertian industri kecil jamu merujuk pada pengertian industri kecil obat tradisional. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Norn or 246/Menkes/ Per/V /1990 ten tang izin usaha industri obat tradisional clan pendaftaran obat tradisional menyebutkan industri kecil obat tradisional adalah industri obat tradisional dengan total aset tidak lebih dari 600.000.000.- ( enam ratus juta rupiah) tidak tem1asuk harga tanah dan bangunan.
Industri kecil di Indonesia mernpunyai peranan strategis dalam perekonomian nasional terutama dalam aspek peningkatan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonorni pedesaan clan peningkatan ekspor non rnigas. Selama ini telah banyak usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk membantu perkembangan usaha kecil melalui berbagai program atau pembinaan usaha kecil. termasuk diantaranya program kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah dan besar.
Sumardjo et al. (2004) menyebutkan bahwa kelemahan usaha kecil ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut: I. Posisi dalam persaingan rendah. Hal
ini dikatrenakan kurangnya informasi tentang kondisi lingkungan yang menyangkut pemasok, aturan atau kebijakan pemerintah serta kecenderungan perubaha~ pasar atau teknologi baru untuk meningkatkan keuntt1~ an. J
2. Sulit menda~ p(njaman modal dari bank. Hal ini karena catatan usahanya tidak teratur dan sistematis,
tetapi sering tercampur antra modal
usaha dengan rum ah tangga.
Pengusaha kecil tidak memiliki
agunan sehingga tidak dapat
memenuhi audit akuntansi bank.
terutama dalam pemasaran. akuntansi
yang relatif rendah, ketidakjelasan
dan kepastian usaha. Kondisi
demikian mengakibatkan tenaga kerja
pekerjaannya.
ditanggung oleh kekayaan pribadi
usaha memberikan kontribusi masing­
masing dalarn perekonomian, dengan
diperlakukan sama. Akan tetapi dalam
kenyataan sejarah ekonomi Indonesia
memilih usaha besar. Hal ini didasari
beberapa alasan bahwa usaha skala
besar memiliki beberapa keunggulan
tingkat efisiensi dan kompetisi dapat
lebih mudah dicapai, (2) usaha skala
besar dapat lebih mudah diandalkan
dalam kemampuan ekspor dan
secara politis dan praktis usaha skala
besar lebih mudah dikontrol termasuk
dalam penagihan pajak dan pungutan
lain (Tambunan, 2002b).
Kusnandar : Struk/ur Elemen ..... .... ... 80
dirubah. Menurut Tambunan (2002b)
perubahan menu ju strategi
pertumbuhan dan pemerataan, (2)
strategi ini memungkinkan penyebaran
industri (industrial disperse) ke
sehingga (3) kedua faktor diatas akan
menggelindingkan proses industrialisasi
kontribusinya yang sangat besar
terhadap kesempatan kerja dan
pendapatan khususnya di daerah
pedesaan dan berpendapatan rendah,
pentingnya usaha kecil ini. Selain itu
kelompok usaha tersebut juga berperan
sebagai suatu motor penggerak yang
sangat krusial bagi pembangunan
ekonomi dan komunitas lokal.
Di masa mendatang dengan
kecil di Indonesia juga sangat
diharapkan dapat menjadi salah satu
pemain penting sebagai pencipta pasar
baik dalam maupun luar negeri dan
sebagai salah satu sumber penting bagi
surplus perdagangan dan jasa atau
neraca pembayaran (balance of
payment). Namun demikian untuk
harus membebeni diri untuk
Melihat peran industri kecil
yang strategis bagi perkembangan
pembangunan utama seperti pemerintah
(departemen teknis terkait), perusahaan
modal), lembaga pendidikan (perguruan
pengembangan (lit bang) harus
dan konstruktif. Hal ini didasarkan pada
anggapan bahwa industri kecil
merupakan penyeimbang dalam struktur
menyeluruh. karena menciptakan
memberikan peningkatan nilai tambah
terhadap komodite yang diusahakan,
Pengembangan lndustri Kccil Jamu
tersebut. Menurut Murdanoto (2000)
jamu dapat dilakukan melalui mutu dan
pengolahan. Peningkatan nilai tambah
meningkatkan nilai tam bah.
Peningkatan nilai tarnbah melalui
rantai pengolahan yang menghasilkan
menciptakan nilai tambah tertentu.
Kusnandar : Struktur £/emen .. ... .. .. ... 81
Penciptaan nilai tambah tersebut
tambah tersebut mempunyai banyak
umumnya yakni di bidang sumherdaya
manusia. teknologi , permodalan dan
produktivitas, sinergi (merger) atau
aliansi stratcgik. peningkatan produk
secara nfandiri maupun bekerjasama
pengembanganya harus dapat
mcnsinergikan kekuatan-kekuatan kecil
kornpetitif.
pengkajian kelompok (group learning
seksama dengan menggunakan gratis
namun bisa juga dipakai oleh seorang
peneliti (Eriyatno, 1999). Metode dan
teknik ISM dibagi menjadi dua bagian
yaitu penyusunan hirarki dan klasifikasi
sub elemen. Prinsip dasarnya adalah
idcntifikasi dari struktur didalam suatu
sistem yang memberikan nilai manfaat
yang tinggi guna meramu sistem secara
efektif dan untuk pengambilan
yaitu .:
2. Kebutuhan dari program
3. Kendal a utama
4. Perubahan yang dimungkinkan
5. Tujuan dari program
tujuan
perencanaan tindakan
aktivitas
pelaksanaan program
METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
pembangunan karena mempunyai
sebagaian besar mempunyai ska la usaha
kecil sehingga pengembangan industri
upaya strategis .
sal ai ng berkaitan yang masing-masing
mempunya1 kepentinga n yang berbeda
sehingga mempun ya i tingkat
komplesitas yang tin ggi. Berkaitan
dengan hal itu maka pengembangan
industri kec il jamu harus m enggunakan
pendekatan sistem .
pengem bangan ya ng menyusun sistem
Agritexts No 22 Desember. 2007
Ku.rnandar Strnktur Elemen ..... .... ... 82
tersebut. Masing-masing elemen terdiri
antara satu dengan yang lain.
Pengembangan industri kecil jamu
musing-masing elemen tersebut
menentukan struktur elemen
pengembangan industri kecil jamu.
Wawancara dilakukan terhadap tujuh
Metode .. pengolahan data
adalah sebagai berikut :
pengembangan industri kecil j amu
berdasa rkan pustaka dan pakar.
2. Penentuan hubungan kontekstual
oleh pakar.
interpretative (SSIM) untuk setiap
transivity.
Has ii kajian sistem pengen:ibangan industri kecil jamu menunJukkan bahwa terdapat tujuh elemen pengembangan yang perlu dikaji. Ketujuh elemen tersebut adalah : l. Elemen kebutuhan pengembangan 2. Elemen kendala dalam
pengembangan
4 . Elemen tujuan pengembangan
6. Elemen kegiatan yang dibutuhkan dalam pengembangan
7. Elemen pelaku pengembangan
Hasil yang diperoleh dari analisis ISM m1 adalah informasi struktur sistem pengembangan yano berupa hierarki sub elemen diantara sub elemen yang lain, klasifikasi sub e!emen berdasarkan karakteristik yang dmyatakan dengan tingkat driver power dan tingkat dependency masing masing sub elemen dalam satu elemen pengembangan serta identifikasi elemen kunci dalam pengembangan industri keciljamu.
Struktur Elemen Kebutuhan Pe­
Berdasarkan pemisahan tingkat pada reachability matriks, maka dapat dilakukan penetapan hirarki melalui ranking dengan merujuk pada aspek driver power. Diagram model struktur dari elemen kebutuhan pengembangan dapat dilihat pada Gambar I. Struktur hirarki mununjukkan hubungan langsung dan kedudukan relatif antar sub elemen kebutuhan pengembangan. Terpenuhinya sub elemen kebutuhan pengembangan didukung oleh terpenuhinya sub elemen kebutuhan
Agritexts No 22 Desember, 2007
Kusnandar : Stroktur Elemen .... ..... ... 83
pengembangan pada hirarki dibawahnya.
Gambar I. menunjukkan bahwa . sub elemen jaminan pasar produk jamu yang dihasilkan, kontinyuitas pasokan bahan baku jamu, pengembangan altematif sumber permodalan yang memadai, pembentukan kelompok usaha untuk meningkatkan skala usaha, pembinaan manajemen usaha, dan pengembangan kelembagaan untuk pengendal ian harga merupakan elem en kunci pengembangan industri kecil jamu yang akan mendorong terpenuhinya sub elemen kebutuhan pengembangan teknologi proses yang higienis dan efisien, kemudian secara simultan akan mendorong terpenuhinya sub elemen kebutuhan pengembangan desain dan teknologi kemasan, dan pada akhimya akan mendorong terpenuhinya sub elemen kebutuhan jaminan keamanan produk jamu.
Gambar l .Struktur hierarki antar sub elemen kebutuhan pe-ngembangan.
Hasil klasifikasi sub elemen pada elemen kebutuhan pengem-bangan menunjukkan bahwa sub elemen jaminan pasar produk jamu yang

berarti mempunyai kekuatan pendorong
ketergantungan tinggi. Pada setiap
terhadap keberhasilan pengembangan
terpenuhinya kebutuhan mi akan
membawa dampak pada kegagalan
pengembangan industri kecil jamu.
Analisis lebih lanjut menyatakan
pengembangan teknologi proses yang
kebutuhan pengembangan desain dan
kebutuhan jaminan keamanan produk
kebutuhan m1 mempunyai tingkat
ketergantungan yang tinggi terhadap
sub elemen yang lain.
Struktur Elemen Kendala Dalam
mununjukkan hubungan langsung dan
bahwa sub elemen kendala yang satu
akan didorong oleh sub elemen pada
hirarki dibawahnya.
Kusnandar : Struklur Elemen . . . . .. . . . . . . 84
Gambar 2. menunjukkan bahwa
pada elemen kendala pengembangan,
. sub elemen belum terjaminnya
permodalan akan menyebabkan
lain yaitu masih rendahnya desain dan
kualitas kemasan produk industri keci I
jamu. Dengan adanya kendala tersebut
maka akan menyebabkan terciptanya
informasi, persepsi konsumen yang
promosi yang kurang sehingga tidak
mampu bersaing dengan industri besar,
strategi pemasaran yang kurang mampu
bersaing dengan industri besar, masih
rendahnya informasi produk jamu yang
diterima oleh konsumen dan kapasitas
produksi belum optimal. Pada akhimya
kendala-kendala tersebut akan
dan sub elemen persaingan harga antar
produsen menyebabkan harga produk
kendala pcngem-bangan.
Hasil klasifikasi sub elemen pada elemen kendala pengemba-ngan menunjukan bahwa sub elemen kendala rendahnya posisi tawar industri kecil
jamu bila dibandingkan industri besar dan sub elemen persaingan harga antar
produsen menyebabkan harga produk
cenderung rendah tergolong dalam
kelompok dependent, ha) ini
menunjukan bahwa kendala m1
mempunyai ketergantungan yang sangat
serta mempunyai kekuatan penggerak
dalam pengembangan industri kecil
akses informasi, persepsi konsumen
palsu, promosi yang kurang sehingga
tidak mampu bersaing dengan industri
besar, strategi pemasaran yang kurang
mampu bersaing dengan industri besar,
masih rendahnya informasi produk
kapasitas produksi belum optimal
mempunyai kekuatan penggerak tinggi
sukses pengembangan industri kecil
jamu, sedangkan lemahnya tindakan
kegagalan pengembangan program.
sub elemen keterbatasan permodalan,
kualitas kemasan produk industri kecil
jamu adalah termasuk peubah bebas
(independent) . Dalam hal ini berarti sub
elemen m1 mempunyai kekuatan
,~ •. .... ;:· ·I.-,·
mununjukkan hubungan langsung dan
perubahan yang dimungkinkan, sub
elemen perubahan yang dimungkinkan
elemen kebutuhan pengembangan pada
perubahan yang dimungkinkan.
kontinyu dan peningkatan usaha
efisien, perbaikan teknologi proses
produksi jamu, manajemen usaha
mendorong perubahan persepsi
pada akhimya akan mendorong
peningkatan pendapatan industri kecil
dimungkinkan menunjukan bahwa sub
elemen persepsi konsumen terhadap
produk jamu dan peningkatan
pendapatan industri kecil jamu
tergolong dalam kelompok dependent,
ini mempunyai ketergantungan yang
lain, tetapi mempunyai kekuatan
pendorong rendah, sehingga sangat
penting untuk diperhatikan dalam
pengem-bangan industri kecil jamu.
Sub elemen perbaikan mutu
sehingga lebih efisien, perbaikan
teknologi proses produksi jamu,
tinggi tetapi mempunyai tingkat
ketergantungan yang tinggi terhadap
sukses pengembang-an industri kecil
jamu, sedangkan lemahnya tindakan
kegagalan pengembangan program ini,
perlu dikaji secara hati-hati.
Analisis lebih lanjut menyatakan
bahwa persepsi konsumen terhadap
produk jamu dan peningkatan
termasuk peubah bebas. Dalam hal ini
Agritexls No 22 Desemher, 2007
Kusnandar : Struktur Elemen .. . .. . . .. ... 86
berarti mempunyai kekuatan penggerak
ketergantungan terhadap program kecil.
Struktur Elemen Tujuan Pengem­
elemen tujuan pengembangan dapat
mununjukkan hubungan langsung dan
bahwa sub elemen tujuan
dibawahnya.
tujuan pengem-bangan.
meningkatkan iklim investasi industri
kontribusi tercapainya tujuan
kontribusi tercapainya tujuan
akhirnya dengan tercapainya tujuan
tersebut maka akan memberikan
perekonomian wilayah, meningkatkan
Hasil klasifikasi sub elemen
perekonomian wilayah, meningkatkan
jamu tergolong dalam kelompok
sub elemen m1 mempunyai
ketergantungan yang sangat tinggi
mempunyai kekuatan pendorong
diperhatikan dalam pengembangan
industri kecil jamu.
dependence tersebut merupakan sektor
linkage yang berarti mempunyai
kekuatan penggerak tinggi tetapi
m1 akan menghasilkan sukses
pengembangan industri kecil jamu,
Kusnandar : Struk'tur Elemen .... ..... .. . 87
elemen mt akan menyebabkan
kegagalan pengembangan program ini,
perlu dikaji secara hati-hati.
bahwa meningkatkan iklim investasi
meningkatkan kualitas dan jaminan
tingkat ketergantungan terhadap
hirarki mununjukkan hubungan
ini berarti bahwa sub elemen tujuan
pengembangan yang satu akan didorong
oleh sub elemen pada hirarki dibawahnya.
Gambar 5. Struktur hirarki antar sub elemen
indikator penca-paian tujuan.
1 J11rt1btir t rne.r,urfru lrl'...ml h?J~a
~.11h elem1..n rti'•r rt,l' I ,., •. ·a al-~~ 1rrl1r1d11n ;,umhc,, p~r~dali,•1 tR%h:>J
1111•n1pal m 1 1nd1I Htnr f'ICTJW1p1,1~;, tufo,,·,
11r•11111· 1T1h111w11t1 v1u111 ,,1 an m~rn~•m V,:i,.,
I n 11 t11 h 11 11 ,,.ilmdap i;1Jh tek··rw·,
11 ,!11 1 at , 11 11t· r,c·:.1t,1111111 fu10.1m v l'J.rie t•m
\ :t i ti t1wt11t1jd , 1.t1t1 \ b I 1J)jl!UJ1, h.1!!1~ 1
lirtl II t1Hh1 •,11 1 I ,·t I! 1u111u 1,uh t,let-,er, ,. . 1
11\-:111 rn1•111!ttrtl·Jt11 \, tm1ribut1
111,-1111wh.11l!I \ li ptndul. IWTl!J Yl:.IJ/!. 1111•11· ,11 · U1111 uintu1 dun ,,ecar.a i;mw}ta:
1\kt111 11 11; mheri lu111 h>rn:riha1.1 111,·111rwk11 111 vu keuntungan uc.a}1,i1
111du..,1 r1 keu I iumu. rn~mnl!.1:.atn:~ U1>aha
wh t• ll hu lu imJuHtri kec.;il iamu. 1111.·n1111'.~a1nyu ke1,cmpatan b,rja
n1enmpk11tnyu pcndapatan pet.ani bahan lni~u . 1-,emakin meluarmya jangkauan
pt:nw-.unin J>ada akhimya dengan adnny,1 indikatur tcrwbut mm akan
mc,nlx:rikun kontribu1,i ad.any.a 11HI il-.olL)r pcn-capaian
1111.:11 in~"-" t n ya kontri bus i
pc11J:.1rK11ti11 daeruh .
I la:,il klttsifila~i ~ub c.-lo:mc-n
11H·11111 ti uk1rn bahwo sub demen mc11i ngk:1111yn 1,.c,:unumg:ln usah:i
mdu:-.tri l,,c.-"'C il jnmu, mcnmg;l-.utny~ usahd
'.')~1-.tl)t lw lu industri 1-.ccil jamu,
llll' lllllgl,,n tnyn ~csc-·mpatan kerja, rnc111ngku1nyn pendapatan pt"lan i bahan
h.1ku. :-cmul,,,in meluasnys jang},..-auan pc rn .bttrun mcrupul-an :st'1.,or Jinkag,· 1 lul im hcmrti sub c-ltmcm mi mcmpt1ll) .11 kckuat.an pc:nggtrsk. tingg.i 1 t' Wp 1 1ncmpunyai tingla1
kc1--·r~H1T1t1m~un yang 1in~i terhadap -, ur c· lcmcn lam ?ada :..criap tindfil..an p.iJ.l ~tth c- kmc:n ini akim menghasilkrui , uL ~.-~ pcn~cmrumgnn mdusm k.c-.-il
1.inu, :-,t'Jungkan lamuhnya rinhlao
p:.aJu ~ur, dancn ,m ak.=1n mtmyehahkao
l.c~uf:lalun }tt.'llfcmtl.:1n!-:1T pmgram. C\\oo 1..wr11u 11u 11,ul.u ~uh olcunc:n lt\l pt'U'\U
Jtl.r-!JI ~c:v«ra tl'1U~lum
Sub ckmen meningkamy11 akses
~at~v s:ummr pennorfalan usaha.
rrc,r·1fX30l: '3' klr.lt itas bahan baku •;-,d ,-1 ·1 lec il j,1mo. meningkJtnjJ
fM •+,•~ •.imu y.rng higienk dan aman
t-e· J..t:w ·\ .. t"' kl.!~tfikas i tcrsebut
.c ~•--'"" ,. ~ da.bm kd()ffl~f( ,,rdependenl, H t \~ iU1tth"l11Jbn hah~a suh elemen
r ~ - -~r· ;u_m ~ .u lct!~uatrn pendorong
~ ?'" ~ ''".'\till h.:tapi tingJcut
- ,1. ~ 1:J':' ~ ti.:..fl
:..e..," .1 rn~n•n~:um J koouibusi
tGr.~n re11dlcJ.1tan &er.th .idafah
·er--·.;!._,,q,\ ,3,,:-,·rdt>r•J H.11 IOI hcrnru ~~~ l • ki!l...u.itan peng~crt1k :, ung rer.J..h' d..m tm~kat k_c1ergn11rnnpn tr.-.;gi. --ehu1g,g.1 ,;ut, d eme.n in1
mm,;"lA.m ..tk1bnt da.n "ut:> elcme.n yMg l.l,ti
Stnkcur Flcmen Kt-,uiatan vant llih.u hr ll"-11 o
[)t:l~r-.m, mod.;I •.trt1ktur cltrntn ~u.w, }i'ln~ d 1h11tuhkf111 ~lath
,pcnrcmro.n~ i..ldpul Lli lihl:tJ padti (.r.3.fflbw b
- --­...,..._, . .....,. ~ ....., --· .,,.. \ -- t --L --• .... ~ ~ --J --~~ r '--=+-= - - ---_:..
lo.<'~.....:... (X'-C'""~,?u ..
88
Gambar 6, Struktur hirarki mununjukkan hubungan langsung dan kedudukan relatif antar sub elemen kegiatan yang dibutuhkan, hat m1 berarti bahwa sub elemen kegiatan yang satu akan didukung oleh sub elemen pada hirarki dibawahnya.
Gambar 6. menunjukkan bahwa sub elemen kebijakan pemerintah daerah yang mendukung industri kecil jamu akan mendukung kegiatan peningkatan sumberdaya manusia pelaku usaha, sub elemen m1 selanjutnya akan mendukung kegiatan pengembangan altematif pennodalan usaha kemudian secara simultan akan mendukung kegiatan pengembangan teknologi proses produksi, pengembangan desain dan teknologi kemasan. Pada akhimya dengan adanya kegiatan tersebut akan mendukung kegiatan pembentukan forum untuk pemasaran produk bersama, pembentukan kelembagaan usaha dan peningkatan promosi yang lebih efektif.
Hasil klasifikasi sub elemen menunjukan bahwa sub elemen kegiatan pengembangan teknologi proses produksi dan pengembangan desain dan teknologi kemasan merupakan sektor linkage. Hal ini berarti sub elemen ini mempunyai kekuatan penggerak tinggi tetapi mempunyai tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap kegiatan yang lain. Pada setiap tindakan pada sub elemen m1 akan menghasilkan sukses pengembangan industri kecil jamu, sedangkan lemahnya tindakan pada sub elemen 1m akan menyebabkan kegagalan pengem-bangan program ini, oleh karena itu maka sub elemen ini perlu dikaji secara hati-hati. Sub elemen kebijakan pemerintah daerah yang mendukung industri kecil jamu, sub elemen peningkatan sumberdaya
Agritexts No 22 Desember, 2007
Kusnandar : Struktur Elemen ... ... ... ... 89
manusia pelaku usaha, sub elemen pengembangan altematif pennodalan usaha berdasarkan klasifikasi tersebut tergolong dalarri kelompok independent. Hal ini menunjukan bahwa sub elemen ini mempunyai kekuatan pendorong yang tinggi tetapi tingkat ketergantungan terhadap pengembangan kecil.
Analisis lebih lanjut menyatakan bahwa membentuk forum untuk pemasaran produk bersama, pembentukan kelembaga-an usaha dan peningkatan promosi yang lebih efektif adalah termasuk dependent. Dalam hal m1 berarti mempunyai kekuatan penggerak yang rendah dan tingkat ketergan-tungan tinggi, sehingga sub elemen ini merupakan akibat dari sub elemen yang lain.
Struktur Elemen Pelaku Pengem­ bangan
Diagram model struktur elemen pelaku pengembangan dapat dilihat pada Gambar 7.
lndusll1 besar
-
pengembangan yang satu _aka~
Gambar 7. menunjukkan bahwa
perguruan tinggi kemudian secara
simultan akan mendukung industri
pelaku pengembangan tersebut akan
mendukung konsumen dan masyarakat.
Hasil klasifikasi sub elemen
Koperasi Jamu Indonesia merupakan
elemen mt mempunyai kekuatan
terhadap kegiatan yang lain. Pada setiap
tindakan pada sub elemen ini akan
menghasilkan sukses pengembangan
akan menyebabkan kegagalan penge~­
bangan program ini, oleh _ka~~na 1tu maka sub elemen ini perlu d1kaJ1 secara
hati-hati. Sub elemen industri kecil
jamu, Pemda, Perguruan Tinggi
berdasarkan klasifikasi terse but
tergolong dalam kelompok independent.
ini mempunyai kekuatan pendorong
yang tinggi tetapi tingkat
Kusnandar : Stroktur Elemen .. ..... · · · · · 90
masyarakat adalah tennasuk peub_a~
berarti mempunyai kekuatan penggerak
merupakan akibat dari sub elemen yang
lain.
dihasilkan, kontinyuitas pasokan
2. Sub elemen kunci pada elemen
kendala pengembangan adalah belum
pennodalan usaha.
bahan baku jamu secara kontinyu dan
peningkatan usaha budidaya bahan
4. Kemudahan mendapatkan
5. Indikator meningkatnya akses
mendukung industri kecil jamu
merupakan sub elemen kunci pada elemen kegiatan pengembangan.
7. Pemerintah Daerah merupakan sub elemen kunci pada elemen pelaku pen gem bangan.
Saran
Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia XX· Surabaya, 27-28 Maret 2002'.
Fakultas Farmasi Uni-versitas Surabaya, Surabaya. him 1-8.
Pramono E. 2002 3
• Pengembangan Ekonomi Rakyat Me/alui
1. Sub elemen kunci pada masing- Pengembangan lndustri Agro- masing elemen pengembangan medisin Terpadu. Lokakarya merupakan identifikasi awal sehingga ) Pen~entasan Kemiskinan Me- perlu adanya kajian Iebih Ianjut lalut Pengembangan lndustri
2. Kajian lanjutan yang perlu dil~kukan Agromedisin Terpadu; adalah model pengadaan bahan bak~ Semarang, 25 September 2002. sumber permodalan dan pemasaran Pemerintah Daerah Jawa industri kecil jamu. Tengah, Semarang.
DAFf AR PUST AKA
Dennin RJ. 2000. Kecenderungan
Global Akan Obat Alam.
Prosiding Seminar Pengem­ bangan Usaha dan Bursa Hasil Penelitian Obat Asli Indonesia. Jakarta; 17 Juli 2000. Kerjasama Ditjen POM, Litbang Kesehatan, BPPT, GP Jamu dan Indofarma, Jakarta.
Pramono E. 2002b. Perkembangan dan
Prospek lndustri Obat Tradisional Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia XX; Surabaya, 27-18 Maret 2002. Fakultas Farmasi Universitas Surabaya, Surabaya. him 18-27.
Pramono S. 2000. Agroindustri Tanaman Obat. Prosiding Seminar & Business Meeting Agromedicine; Yogyakarta, Februari 2000. Yayasan Peningkatan dan Pengembangan Sumberdaya Umat, Yogyakarta.
him 1-3.
Agritexts No 22 Desember, 2007
Tambunan T. 2002 3
Tambunan T. 2002b. Strategi Industri­
alisasi Berbasis Usaha Kecil Menengah: Sebuah Rekon­
struksi Pada Masa Pemulihan dan Pasca Krisis Ekonomi Orasi Ilmiah Guru Besar Ilm~ Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya Pada Fakultas Pertanian IPB, Bogor. 19 Oktober 2002.
Sumardjo, Sulaksana J dan Darmono WA. 2004. Teori dan Praktik Kemitraan Agribisnis. Penebar Swadaya.
Murdanoto AP. 2000. Pengembang-an lndustri Agromedicine Berorientasi Ekspor. Prosiding Seminar & Business Meeting Agro-medicine; Yogyakarta, Fe­ bruari 2000. Yayasan Pe­ ningkatan dan Pengembang-an Sumberdaya Umat, Yogyakarta. him 39-45.
Hubeis M. 1997. Menuju /ndustri Kecil
Profesional di Era Globalisasi
Manajemen lndustri, Fakultas
Teknologi Pertanian, IPB,
Kusnandar : Stntktur £/emen .... ... ... . .
Hierarchy and Classification of
Program Plan Elements Using
Energy Conservation in The
Indian Cement Industry. System
Practice 7( 4 ):651-670.