Upload
kharisma-restu
View
9
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
STROKE
Citation preview
7/18/2019 STROKE Dibagi Menjadi Dua
http://slidepdf.com/reader/full/stroke-dibagi-menjadi-dua 1/2
STROKE dibagi menjadi dua. Yaitu, stroke penyumbatan dan stroke pendarahan. Sebelumnya, yang sering terjadi
adalah kasus stroke penyumbatan. Biasanya stroke itu menjadi komplikasi penyakit diabetes atau hipertensi. Namun,
makin lama, kasus stroke pendarahan menunjukkan peningkatan pesat.
Pada 2012 RSUD dr Soetomo hanya menerima tiga pasien stroke pendarahan per minggu. Namun, saat ini 2-3
pasien bisa diterima dalam sehari. Hal tersebut diungkapkan spesialis bedah saraf RSUD dr Soetomo dr Asra Al
Fauzy SpBS. Menurut dia, angka kejadian stroke pendarahan kini mencapai 15-20 persen dari seluruh jenis stroke.
''Tapi, tidak semua stroke pendarahan memerlukan operasi. Dalam seminggu ada 2-3 kasus saja yang operasi,'' ucap
Asra.
Meski begitu, kondisi pasien stroke pendarahan yang mendatangi tenaga medis biasanya lebih parah daripada stroke
penyumbatan. Banyak pasien yang datang dalam keadaan koma seperti kasus Christine Wiguna. Di sisi lain, Asra
menilai peningkatan kasus itu terdeteksi karena semakin canggihnya teknologi diagnostik. Mulaimagnetic resonance
angiogram(MRA ), computed tomographic angiography(CTA), hingga katerisasi otak yang bisa diakses dengan
mudah di kota-kota besar seperti Surabaya.
Menurut Asra, kasus stroke pendarahan biasanya mempunyai pola. Untuk orang yang usianya matang (45 tahun ke
atas), biasanya stroke pendarahan terjadi karena hipertensi. Pembuluh darah terkikis sehingga menjadi tipis seiring
tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol. Lalu bocor dan pecah. Namun, stroke pendarahan pada anak muda biasa
terjadi karena kelainan pembuluh darah. Dua kelainan yang paling sering adalah aneurisma danarteriovenous
malformation (AVM).
Aneurisma otak adalah timbulnya bentukan seperti balon di dinding pembuluh darah dengan dinding yang lemah
sehingga mudah pecah. Sementara itu, AVM otak sering dikenal dengan varises otak. Maksudnya, terjadi anyaman
pembuluh darah abnormal dengan dinding yang mudah pecah antara pembuluh darah arteri dan vena. ''Dari kedua
kasus ini, sebenarnya yang sering terjadi adalah aneurisma karena manifestasinya lebih sering pecah,'' jelas pria
yang juga menjadi dosen di Fakultas Kedokteran Unair tersebut.
Pada kasus Gayatri Wailissa, Asra menduga gadis genius itu mengalami stroke pendarahan. Namun, untuk
memastikan jenisnya, apakah aneurisma atau AVM, diperlukan proses diagnostik lebih lanjut. Asra pernah
menangani pasien AVM paling muda berusia 13 tahun. Yang membuat kasus itu memprihatinkan adalah aneurisma
dan AVM tidak mempunyai gejala yang khas. Sakit kepala yang sering dikeluhkan juga tidak khas. Banyak
penderitanya yang datang dalam keadaan terlambat, pembuluh darah sudah pecah hingga pasien sudah koma.
Karena itu, Asra sangat menyarankan deteksi dini. Khususnya bagi yang orang tuanya pernah mengalami stroke atau
ada keluarga yang mempunyai kelainan pembuluh darah. Usia 18 tahun ke atas sudah bisa mendeteksi dini dengan
menggunakan MRI tanpa kontras. Bila diketahui ada kelainan pembuluh darah, bisa dilakukan penyembuhan dengan
teknikminimally invasive surgery atau teknik kateterisasi otak.
Sejauh ini, yang bisa dilakukan untuk mencegah stroke perdarahan adalah meminimalkan faktor risiko. Salah satunya
hipertensi. Yang sudah hipertensi mesti menyadari pentingnya konsistensi minum obat. ''Dosis obat yang tepat
penting untuk efektivitas penyembuhan,'' ucap dokter yang pernah menjalani pendidikan di Brain & Stroke Center
Aizawa Hospital Jepang tersebut.(ina/c7/ayi)
7/18/2019 STROKE Dibagi Menjadi Dua
http://slidepdf.com/reader/full/stroke-dibagi-menjadi-dua 2/2
http://www.jpnn.com/read/2014/10/29/266761/Stroke-Pendarahan-Makin-Ngetren-
!"N"# %&' 19 M()*% 201+, 12.0