35
LAPORAN PENDAHULUAN DEPARTEMEN EMERGENCY CEREBROVASKULAR ACCIDENT (CVA) DISUSUN OLEH : KELOMPOK 9B AFIAT ARIF IBRAHIM 115070207111001 JURUSAN KEPERAWATAN

Stroke

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LP

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUANDEPARTEMEN EMERGENCYCEREBROVASKULAR ACCIDENT (CVA)

DISUSUN OLEH :KELOMPOK 9BAFIAT ARIF IBRAHIM115070207111001

JURUSAN KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015

1. Definisi StrokeStroke adalah gangguan fungsi syaraf akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak dimana secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) timbul gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah fokal di otak yang terganggu. (WHO,2012)Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh terhentinya suplai darah ke bagian otak. (Smeltzer C. Suzanne, 2001)Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progesif cepat, berupa defisit neurologis fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan oleh gangguan perdarahan darah otak non traumatik. (Arif Mansjoer, 2000)Stroke menurut WHO adalah suatu gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan okeh karena gangguan peredaran darah otak , dimana secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) timbul gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah fokal di otak yang terganggu.Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah defisit neurologis yang terjadi akibat terhentinya suplai darah ke otak yang dapat berakibat kerusakan dan kematian sel-sel otak yang menimbulkan gejala klinis antara lain kelumpuhan wajah atau anggota badan yang lain, gangguan sensibilitas, perubahan mendadak status mental, gangguan penglihatan dan gangguan wicara.

2. Klasifikasi StrokeBerdasarkan proses patologi dan gejala klinisnya stroke dapat diklasifikasikan menjadi :a. Stroke HemoragikTerjadi perdarahan cerebral dan mungkin juga perdarahan subarachnoid yeng disebabkan pecahnya pembuluh darah otak. Umumnya terjadi pada saat melakukan aktifitas, namun juga dapat terjadi pada saat istirahat. Kesadaran umumnya menurun dan penyebab yang paling banyak adalah akibat hipertensi yang tidak terkontrol.b. Stroke Non HemoragikDapat berupa iskemia, emboli, spasme ataupun thrombus pembuluh darah otak. Umumnya terjadi setelah beristirahat cukup lama atau angun tidur. Tidak terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi proses edema otak oleh karena hipoksia jaringan otak.Stroke non hemoragik dapat juga diklasifikasikan berdasarkan perjalanan penyakitnya, yaitu :1. TIAS (Trans Ischemic Attack)Yaitu gangguan neurologist sesaat, beberapa menit atau beberapa jam saja dan gejala akan hilang sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.2. Rind (Reversible Ischemic Neurologis Defict)Gangguan neurologist setempat yang akan hilang secara sempurna dalam waktu 1 minggu dan maksimal 3 minggu..3. Stroke in VolutionStroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan yang muncul semakin berat dan bertambah buruk. Proses ini biasanya berjalan dalam beberapa jam atau beberapa hari.4. Stroke KomplitGangguan neurologist yang timbul bersifat menetap atau permanent

3. Patofisiologi

Aterosklerosis, hiperkoagulasi, artesisAneurisma, malformasi, arteriovenousKatup jantung rusak, miokard infark, fibrilasi, endokarditisFaktor resiko stroke

(Hartwig, 2006)Kerusakan komunikasi verbalDisfungsi bahasa+ komunikasi disfasia/ afasia, apraksiaRisiko traumaPerubahan pemenuhan nutrisiDisfungsi kandung kemih & saluran pencernaantingkat kesadaranIntake nutrisi tdk adekuatInfark serebralPerfusi jaringanKerusakan mobilitas fisikThrombosis serebralRisiko bersihan jalan napas tdk efektifKemampuan batuk, kurang mobilitas fisik, danproduksi sekretKoping individu tdk efektifPerubahan proses pikirGairah seksualResiko ketidakpatuhan thd penatalaksanaanPenekanan jaringan setempatkomaPerubahan persepsi sensorikGangguan psikologisPerubahan peran keluargaKecemasan klien&keluargaRisiko penurunan pelaksanaan ibadahKetidakmampuan perawatan diriDisfungsi persepsi visual spasial & kehilangan sensorikkematianKegagalan kardiovaskular & pernapasanLapang perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa, kurang motivasi, frustasi, labilitas emosional, bermusuhan, dendam, kurang kerjasama, penurunan gairah seksualKerusakan fungsi kognitif dan efek psikologisDepresi saraf kardiovaskular & pernapasanHemiplegia+ hemiparesisDeficit neurologisKehilangan control volunterRisiko TIKKerusakan terjadi pd lobus frontal kapasitas, memori, atau f(x) intelektual kortikalHerniasi falks serebri& ke foramen magnum

Kompresi batang otakSTROKEEmboli serebralPenyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak, udaraPerdarahan intraserebral

Pembuluh darah oklusi

Iskemik jar.otak

Edema+kongesti jar.sekitar

Perembesan darah ke dalam parenkim otak

Penekanan jar.otak

Infark otak, edema, herniasi otak

Kelemahan fisik umum

Risiko tinggi kerusakan integritas kulit

Gangguan eliminasi urin

4. Faktor Resiko1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasia. UsiaDari berbagai penelitian, diketahui bahwa usia yang semakin tua makin besar pula risiko untuk terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan proses degenerasi atau penuaan yang terjadi secara alamiah. Pada orang-orang lanjut usia, pembuluh darah lebih kaku karena adanya plak.b. Jenis kelaminLaki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena stroke dibanding perempuan. Hal ini mungkin terkait bahwa laki-laki cenderung memiliki kebiasaan merokok. Seperti yang kita ketahui bahwa rokok dapat merusak lapisan dari pembuluh darah tubuh.c. HerediterTerkait dengan riwayat stroke yang ada di keluarga. Orang yang memiliki riwayat penyakit stroke dalam keluarganya memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena penyakit stroke dibanding orang yang tidak memiliki riwayat penyakit stroke pada keluarganya.d. Ras atau EtnisDari berbagai penelitian, ditemukan bahwa ras kulit putih memiliki peluang yang lebih besar untuk terkena stroke dibanding ras kulit hitam.2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi a. HipertensiOrang yang tekanan darahnya tinggi mempunyai peluang besar untuk mengalami stroke. Hipertensi ini merupakan penyebab terbesar dari penyakit stroke. Alasannya adalah karena di dalam hipertensi dapat terjadi gangguan aliran darah tubuh yaitu diameter pembuluh darah kelak akan mengecil sehingga darah yang mengalir ke otak pun akan berkurang, dengan pengurangan aliran darah otak (ADO), maka otak akan kekurangan suplai oksigen dan glukosa sehingga jaringan otak lama-lama akan mati.b. Penyakit jantungPenyakit jantung seperti jantung koroner dan infark miokard (kematian otot jantung), bisa menjadi faktor terbesar pneyebab stroke. Seperti yang kita ketahui bahwa pusat dari aliran darah di tubuh terletak di jantung. Jika pusat pengaturan darah mengalami kerusakan, maka aliran darah tubuh mengalami gangguan, termasuk aliran darah menuju otak. Gangguan aliran darah itu bisa mematikan jaringan otak secara mendadak ataupun bertahap.c. Diabetes Mellitusorang yang menderita Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis memiliki risiko mengalami stroke. Hal ini terkait dengan pembuluh darah penderita DM yang umumnya lebih kaku (tidak lentur). Adanya peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa darah secara tiba-tiba juga dapat menyebabkan kematian otak.d. HiperkolesterolemiaHiperkolesterolemia merupakan keadaan dimana kadar kolesterol di dalam darah berlebih. LDL yang berlebih akan mengakibatkan terbentuknya plak pada pembuluh darah yang lama kelamaan akan semakin banyak dan menumpuk sehingga menganggu aliran darah.e. ObesitasKegemukan merupakan salah satu faktor resiko penyebab terjadinya stroke. Hal tersebut terkait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada orang dengan obesitas, yaitu biasanya kadar LDL lebih tinggi dibanding kadar HDL.f. Merokokberbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang merokok ternyata memiliki kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibanding orang yang tidak merokok. Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat mempermudah terjadinya penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku. Dengan demikian, dapat menyebabkan gangguan aliran darah. (Sylvia Saraswati, 2009)

5. Etiologia. Trombosis :merupakan penyebab utama dari stroke, sering terjadi pada pembuluh darah yang mengalami arterosklesosis. Terbentuknya trombosis biasanya di percabangan arteri dan umumnya pada permukaan antara arteri karotis internal dan arteri vertebra atau antara arteri vertebra dan arteri basiler. Trombus sering terjadipada usia dan jantung asterosklerosis. Stroke karena trombosis akan lebih berat bila didahului TIA b. Emboli Serebral: Emboli yang terjadiberupa bekuan darah, lemak, bakteri, tumordan udara sehingga menyebabkan sumbatan. Tempat disangkutnya/berhentinya emboli, umumnya di pembuluh darah kecil. Emboli berasal dari jantung kiri atau plaqe di arteri karotis yang mengalami arterosklerosis. Daerah yang mengalami stroke adalah daerah yang dialiri oleh arteri serebral medials.c. Iskemia/ TIA iskemia: yang terjadi karena trombus atau ploqi arterosklerosis yang terlepas sehingga menggangu aliran darah atau menyumbat. TIA. Merupakan keadaan awal atau serangan sebelum stroke atau sering disebut anginaserebral stroke yang terkena iskemia dapat terjadi 6 bulan setelah menderita TIA atau mengalami TIA secara berulang.d. Perdarahan serebral: merupakan penyebab stroke yang paling total. pembuluh darah yang pecah menyebabkan perdarahan di dalam jaringan otakatau area sekitarnya. Perdarahan ekstradural (perdarahan epidural): Terjadi karena fraktur tengkorak dan sobekan pada arteri serebral media . Perdarahan Subdural (antara durameter dan subarakhnoid): Pada dasarnya sama dengan perdarahan epidural, namun pembuluh darah yangpecah adalah vena, terjadi dalam periode yang lama sehingga terjadi hemato menyebab tekanan di dalam otak meningkat. Perdarahan intraserebral: Terjadi karena klien dengan hipertensi atau arterosklerosis serebral terjadi juga karena perubahan degeneratif penyakit yang biasanya ruptur pembuluh darahBeberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain :1. Thrombosis Cerebral.Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur.Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemik serebral.Tanda dan gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam setelah thrombosis. Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak :a. AtherosklerosisAtherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi melalui mekanisme berikut :- Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah.- Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi thrombosis.-.Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan kepingan thrombus (embolus)- Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi perdarahan.

b.Hypercoagulasi pada polysitemiaDarah bertambah kental , peningkatan viskositas /hematokrit meningkat dapat melambatkan aliran darah serebral.c. Arteritis( radang pada arteri )2. EmboliEmboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan emboli :a. Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease (RHD)b. Myokard infarkc. Fibrilasi, Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.d. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya gumpalan-gumpalan pada endocardium.3. HaemorhagiPerdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan ,sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi otak. Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi :a. Aneurisma Berry,biasanya defek kongenital.b. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis.c. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.d. Malformasi arteriovenous, terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga darah arteri langsung masuk vena.e. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi pembuluh darah.4. Hypoksia Umuma. Hipertensi yang parah.b. Cardiac Pulmonary Arrestc. Cardiac output turun akibat aritmia5. Hipoksia setempata. Spasme arteri serebral , yang disertai perdarahan subarachnoid.b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain. (winda darpianur:2011)

6. Manifestasi Klinis StrokeBerdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut: a. Bagian sistem saraf pusat: Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi sensorik b. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah. c. Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan. Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal stroke. Selain 3 Gejala diatas masih ada lagi gejala stroke lainya diantaranya:a. Kelelahan secara tiba-tiba atau tangan, kaki, bahkan wajah mulai mati rasa terutama hanya sebelah bagian tubuh saja.b. Mata secara tiba-tiba bermasalah baik hanya satu atau kedua mata. F = Face ( wajah )Wajah tampak mencong sebelah tidak simetris. Sebelah sudut mulut tertarik ke bawah dan lekukan antara hidung ke sudut mulut atas tampak mendatar. A = Arms Drive ( Gerakan Lengan )Angkat tangan lurus sejajar kedepan ( 90 derajat ) dengan telapak tangan terbuka ke atas selama 30 detik. Apabila terdapat kelumpuhan lengan yang ringan dan tidak disadari oleh penderita, maka lengan yang lumpuh tersebut akan turun ( menjadi tidak sejajar lagi ). Pada kelumpuhan yang berat, lengan yang lumpuh tersebut tidak bisa diangkat lagi bahkan sampai tidak bisa digerakkan sama sekali. S = Speech (Bicara) Bicara menjadi pelo ( artikulasi terganggu ) atau tidak bisa berkata-kata ( gagu ) atau bisa bicara akan tetapi tidak mengerti pertanyaan orang sehingga komunikasi verbal tidak nyambung. T = Three of sign ( Ketiga tanda diatas )Ada tiga gejala perubahan wajah, kelumpuhan dan bicara. ( yayasan stroke Indonesia, 2007) Gejala stroke pada stroke hemoragik :1. Perdarahan intraserebral Onset perdarahan bersifat mendadak, terutama sewaktu melakukan aktivitas dan dapat didahului oleh gejala prodromal berupa peningkatan tekanan darah yaitu nyeri kepala, mual, muntah, gangguan memori, bingung, perdarhan retina, dan epistaksis. Penurunan kesadaran yang berat sampai koma disertai hemiplegia/hemiparese dan dapat disertai kejang fokal / umum. Tanda-tanda penekanan batang otak, gejala pupil unilateral, refleks pergerakan bola mata menghilang dan deserebrasi Dapat dijumpai tanda-tanda tekanan tinggi intrakranial (TTIK), misalnya papiledema dan perdarahan subhialoid.2. Perdarahan subarachnoid Onset penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti meledak, dramatis, berlangsung dalam 1 2 detik sampai 1 menit. Vertigo, mual, muntah, banyak keringat, mengigil, mudah terangsang, gelisah dan kejang. Dapat ditemukan penurunan kesadaran dan kemudian sadar dalam beberapa menit sampai beberapa jam. Dijumpai gejala-gejala rangsang meningen Perdarahan retina berupa perdarahan subhialid merupakan gejala karakteristik perdarahan subarakhnoid. Gangguan fungsi otonom berupa bradikardi atau takikardi, hipotensi atau hipertensi, banyak keringat, suhu badan meningkat, atau gangguan pernafasan. ( Yayan a. Israr, 2008 )

Perbedaan gejala Stroke Hemoragik dan Non HemoragikGejala KLinisPISPSANon Hemoragik

Defisit fokalBeratRinganBerat ringan

OnsetMenit / jam1-2 menitPelan ( jam/hari)

Nyeri kepalaHebat Sangat hebatRingan

Muntah pada awalnyaSering Sering Tidak, kecuali lesi di batang otak

HipertensiHampir selaluBiasanya tidakSering sekali

Penurunan kesadaranAda Ada Tidak ada

Kaku kudukJarang Ada Tidak ada

HemiparesisSering dari awalPermulaan tidak adaSering dari awal

Gangguan bicaraBisa adaJarang Sering

LikuorBerdarah Berdarah Jernih

Paresis/gangguan N IIITidak adaBisa adaTidak ada

PIS : Perdarahan Intra Serebral PSA : Perdarahan Sub Arachnoid Jika dilihat bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa:1. Stroke hemisfer Kanan a.Hemiparese sebelah kiri tubuh. b.Penilaian burukc.Mempunyai kerentanan terhadap sisi kolateral sehingga kemungkinan terjatuh ke sisi yang berlawanan tersebut.2. Stroke yang Hemifer kiria. Mengalami hemiparese kanan b. Perilaku lambat dan sangat hati-hati c. Kelainan bidang pandang sebelah kanan.d. Disfagia globale. Afasiaf. Mudah frustasi Gejala stroke lain yang dapat dikeluhkan antara lain : Kelemahan atau perasaan berat pada salah satu sisi tubuh Mati rasa, baal, kesemutan, atau sensasi tidak normal biasanya pada salah satu sisi tubuh. Gangguan berbicara dan berbahasa dapat berupa bicara rero, bicara sengau, bicara tidak dimengerti atau tidak mengerti pembicaraan. Gangguan penglihatan berupa kebutaan sebelah lapang pandang, penglihatan gelap sesaat atau penglihatan ganda. Perasaan pusing atau berputar yang menetap pada saat istirahat. Kehilangan keseimbangan, sempoyongan, atau kehilangan koordinasi salah satu sisi tubuh. Penurunan kesadaran.(Yudi Garnadi, 2008)7. Pemeriksan Diagnostika. Scan CAT (Computerised Axial Tomography)Pemeriksaan dengan menggunakan sinar-xb. MRI (Magnetic Resonance Imaging)Jika pemeriksaan dengan scan CAT tidak menunjukkan suatu penyumbatan atau kerusakan lain atau hasil scan CAT perlu diperjelas, maka digunakan MRI atau pencitraan getaran magneticc. ECG (Electrocardiography)Pemeriksaan yang dilakukan untuk memperoleh grafik detak jantung, untuk mendeteksi kemungkinan adanya penyakit jantung dan sejauh mana penyakit jantung itu mempengaruhi terjadinya serangan stroked. Tes DarahMengarah pada pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, kolesterol, dan bila perlu analisa gas darah, gula darah dsb.e. Angiografi untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai pembuluh darah yang tergangguSumber Lain Menurut pemeriksaan diagnostic pada pasien dengan masalah stroke meliputi sebagai berikut (Batticaca, 2008) :a. Angiografi serebral Membantu menentukan penyebab dari stroke secara specific seperti perdarahan arteriovena atau adanya rupture dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurisma atau malformas vascular.b. Lumbal fungsiTekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menujukan adanya hemoragi pada subraknoid atau perdarahan pada intra cranial. Peningkatan jumlah protein menunjukan adanya proses inflamasi. Hasil pemeriksaan likour merah biasanya di jumpai pada perdarahan yang massif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likour masih normal (xantrkrom) sewaktu hari-hari pertama.c. CT scan Pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hemtoma, adanya jaringan otak yang infrak atau iskemia, dan posisi secara pasti. Hasil pemeriksaan biasanya di dapatkan hiperdens fokal, kadang pemdatan terlihat di ventrikel, atau menyebar di permukaan otak.d. MRI MRI (magneticimaging resonance) menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan posisi dan besar/luas terjadinya perdarahan otak. Hasil pemeriksaan biasanya di dapatkan di daerah yang mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.e. USG DopplerUntuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah system karotis)f. EEGPemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunya implus listrik dalam jaringan otak. g. Pemeriksaan laboratorium1) Lumbal fungsi : pemeriksaan likour merah biasanya di jumpai pada perdarahan yang massif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likour masih normal (xantokhrom) sewaktu hari pertama.2) Pemeriksaan darah rutin.3) Pemeriksaan kimia darah : Pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia, gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian berangsur turun kembali.4) Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri. Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan, pemeriksaan neurokardiologi Pemeriksaan neurokardiologi Sebagian kecil penderita stroke terdapat perubahan elektrokardiografi. Perubahan ini dapat berarti kemungkinan mendapat serangan infark jantung, atau pada stroke dapat terjadi perubahan perubahan elektrokardiografi sebagai akibat perdarahan otak yang menyerupai suatu infark miokard. Pemeriksaa khusus atas indikasi misalnya CK-MB follow upnya akan memastikan diagnosis. Pada pemeriksaan EKG dan pemeriksaan fisik mengarah kepada kemungkinan adanya potensial source of cardiac emboli (PSCE) maka pemeriksaan echocardiografi terutama transesofagial echocardiografi (TEE) dapat diminta untuk visualisasi emboli cardial.

8. Penatalaksanaan Medis Identifikasi stroke harus dilakukan secepatnya karena pasien yang cepat diobati dapat lebih bertahan dan lebih cepat pemulihan-nya. Jika pasien diduga menderita stroke, tindakan emergency harus dilakukan seperti membawa pasien ke rumah sakit terdekat agar dapat dievaluasi dan diterapi secepatnya. Bila diakibatkan oleh thrombus dapat diberikan antikoagulan. Pada fase akut harus diatasi tekanan darah tingginya dengan obat antihipertensi. Strategi untuk memproteksi otak selama stroke adalah dengan mengontrol gula darah dan tekanan darah, oksigenasi yang adekuat dan pemberian infuse, mendeteksi dan mengobati penyebab perdarahan, dan constant monitoring ( misalnya: dengan Glassgow Coma Scale-GCS ), serta terapi komplikasi dari perdarahan otak. ( Meifi, Dharmadi, 2009 ) Penatalaksanaan untuk stroke dapat dibedakan menjadi 2 berdasarkan klasifikasi jenis strokenya, yaitu :a) Penatalaksanaan Stroke Iskemik Akut Menghilangkan sumbatan aliran darah Terapi TrombolitikMengunakan tissue Plasminogen Activator (t-PA), tetapi penggunaannya harus hati-hati karena dapat menimbulkan perdarahan Terapi AntiplateletMenggunakan aspirin dan dipiridamol-aspirin dahulu, jika alergi atau gagal diganti clopidogrel dan jika masih gagl baru diganti tiklopidin Terapi AntikoagulanPengobatan ini masaih kontroversial karena risiko perdarahan intrakranial, ia menggunakan heparin, unfractionated heparin, heparinoids warfarin Terapi Pembedahan Caroid Endarterectomy ( baik untuk pasien dengan stenosis > 69% )b) Terapi Stroke Hemoragik PembedahanUntuk lokasi perdarahan dekat permukaan otak, bila terdapat perdarahan serebelum diameter >3cm atau volum >50 ml untuk dekompresi Terapi SuportifMenggunakan infus manitol 20% (1kg/kgBB IV, dalam 20-30 menit) untuk pasien koma dalam/ terdapat tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial Mengatasi PerdarahanPemberian Vit.K dan plasma beku ( Zullies Ikawati : 2009 )Penyakit Stroke juga dapat ditanggulangi dengan terapi pencegahan. Pencegahan Stroke dibagi menjadi 2 cara,diantarannya :a) Pencegahan Primer Memasyarakat gaya hidup sehat bebas stroke dengan menghindari rokok, stres mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan, obat-obat golongan amfetamin,kokain dan sejenisnya Mengurangi kolesterol, lemak dalam makanan Mengendalikan hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung Menganjurkan konsumsi gizi seimbang dan olah raga teraturb) Pencegahan Sekunder Modifikasi gaya hidup beresiko stroke dan faktor risiko lain:- Hipertensi : diet, obat antihipertensi yang sesuai- Diabetes Melitus : diet, olahraga- Dislipidemia : diet rendah lemak- Berhenti merokok- Hindari alkohol, kegemukan dan kurang gerak Melibatkan peran serta keluarga seoptimal mungkin Obat-obatan yang digunakan Asetosal (asam asetil salisilat) digunakan sebagai obat pilihan pertama dengan dosis antara 80-320/hari Antikoagulan oral ( warfarin/dikumarol ) diberikan pada penderita dengan faktor risiko penyakit jantung, kondisi koagulopati lain dengan syarat tertentu Penderita yang tidak tahan asetosal dapat diberi alternatif lain seperti tiklopodin/ clopidogrel(FKUI : 2004) Pengobatan Konservatif1. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral ( ADS ) secara percobaan, tetapi maknanya :pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.2. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.3. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma. Pengobatan pembedahanTujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :1. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis , yaitu dengan membuka arteri karotis di leher.2. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling dirasakan oleh pasien TIA.3. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut4. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma. ( Winda darpianur, 2011)

ASUHAN KEPERAWATAN1. PengkajianA. Identitas klienNama: mbah parnoNo. RM: -Usia: 65 tahunTgl. Masuk: -Jenis kelamin: laki- lakiTgl. Pengkajian: -Alamat: -Sumber informasi: -No. telepon: -nama keluarga terdekat yang bisa dihubungi: -Status pernikahan : dudaStatus: -Agama: -alamat: -Suku: -No. telepon: -Pendidikan: -Pendidikan: -Pekerjaan: pekerja pabrik bangunanLama bekerja : -Pekerjaan: -B. Status kesehatan saat ini 1. Keluhan utama: Mbah Parno mengeluh tidak bisa menggerakkan tangan dan kakinya yang sebelah kanan.2. Lama keluhan : -3. Kualitas keluhan: -4. Factor pencetus: -5. Factor pemberat: -6. Upaya yang telah dilakukan: -7. Keluhan saat pengkajian: Mbah Parno mengeluh tidak bisa menggerakkan tangan dan kakinya yang sebelah kanan.C. Riwayat kesehatan saat ini Mbah Parno mengeluh tidak bisa menggerakkan tangan dan kakinya yang sebelah kanan.Diagnosa medis : strokeD. Riwayat kesehatan terdahuluPasien suka sekali merokok dan minum kopi setiap saat. Biasanya ia sarapan hanya dengan segelas kopi dan rokok lalu berangkat kerja, jarang makan siang namun ia mengaku makan malamnya sangat banyak dan sebagian besar adalah daging dan karbohidrat.E. Riwayat keluargaF. Aktivitas/istirahat :Gejala : merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis (hemiplegia), merasa mudah lelah, susah untuk beristirahat (nyeri/ kejang otot).Tanda : gangguan tonus otot, paralitik (hemiplegia), dan terjadi kelemahan umum, gangguan penglihatan, gangguan tingkat kesadaran.G. Makanan/cairan :Gejala : nafsu makan hilang, mual muntah selama fase akut, kehilangan sensasi pada lidah, dan tenggorokan, disfagia, adanya riwayat diabetes, peningkatan lemak dalam darah.Tanda : kesulitan menelan, obesitas.H. EliminasiGejala : perubahan pola berkemihTanda : distensi abdomen dan kandung kemih, bising usus negatif.I. Integritas EgoGejala : perasaan tidak berdaya, perasaan putus asaTanda : emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih, dan gembira, kesulitan untuk mengekspresikan diri.J. Kenyamanan / NyeriGejala : sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-bedaTanda : tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada ototK. KeamananTanda : masalah dengan penglihatan, perubahan sensori persepsi terhadap orientasi tempat tubuh, tidak mampu mengenal objek, gangguan berespons terhadap panas dan dingin, kesulitan dalam menelan, gangguan dalam memutuskan.L. Interaksi SosialTanda : masalah bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasiM. Pemeriksaan fisikKeadaan umum : Kesadaran : TTV : Tekanan darah: meningkat dari batas normal Nadi : meningkat dari batsnormal Suhu: RR : Tinggi badan :, Berat badan : N. Pemeriksaan Head to toe :1. Pemeriksaan integumenta. Kulit : jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika kekurangan cairan maka turgor kulit kan jelek. Di samping itu perlu juga dikaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonjol karena klien stroke hemoragik harus bed rest 2-3 minggub. Kuku : perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosisc. Rambut : umumnya tidak ada kelainan2. Pemeriksaan kepala dan lehera. Kepala : bentuk normocephalikb. Muka : umumnya tidak simetris yaitu mencong ke salah satu sisic. Leher : kaku kuduk jarang terjadi (Satyanegara, 1998)3. RespirasiKetidakmampuan menelan, batuk, melindungi jalan nafas. Aspirasi irreguler, suara nafas, whezing,ronchi.4. Pemeriksaan dadaPada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar ronchi, wheezing ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur akibat penurunan refleks batuk dan menelan.5. Pemeriksaan abdomenDidapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang lama, dan kadang terdapat kembung.6. Pemeriksaan inguinal, genetalia, anusKadang terdapat incontinensia atau retensio urine.7. Pemeriksaan ekstremitasSering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh. Dalam trigger ini, tangan dan kaki pasien yang sebelah kanan tidak dapat digerakkan.8. NeurosensoriGejala : sakit kepala, kelemahan/ kesemutan, hilangnya rangsang sensorik kontralateral pada ekstremitas, penglihatan menurun, gangguan rasa pengecapan dan penciuman.Tanda : status mental/ tingkat kesadaran biasanya terjadi koma pada tahap awal hemoragis, gangguan fungsi kognitif, pada wajah terjadi paralisis, afasia, ukuran/ reaksi pupil tidak sama, kekakuan, kejang.

ANALISIS DATANoDataEtiologiDiagnosa Keperawatan

1.Ds :-pasien mengeluh tidak bisa menggerakan tangan dan kakiDo:-- stroke hemoragik peningkatan tekanan sistemik aneurisma/APM perdarahan arachnoid/ventrikel hematoma cerebri P. TIK/herniasis serebral aliran darah - gangguan perfusi jaringan serebral.- stroke non-hemoragik thrombus/emboli di serebral suplei darah ke jaringan serebral tidak adekuat gangguan perfusi jaringan serebral.Gangguan perfusi jaringan cerebral

2.Do : -Ds : -Deficit neurologi - N. Glosofaringeus - penurunan fungsi menelan ( Disfagia ) - anoreksia - ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhanKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

3.Ds :- pasien mengeluh tidak bisa menggerakan tangan dan kaki sebelah kananDo :-Defisit neurologi hemisfer kanan hemiplegi kiri / hemisfer kiri hemiplegi kanan - hambatan mobilitas fisik.Hambatan mobilitas fisik.

INTERVENSI KEPERAWATANNo. DxDiagnosa KeperawatanTujuan + Kriteria HasilIntervensi

1. Gangguan Perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan gangguan sirkulasi darah ke otakTujuan: Setelah dilakukan asuha keperawatan 1 x 60 menit tidak terjadi gangguan perfusi jaringan otakKriteria Hasil :NOC:Tissue Perfusion: Cerebral1. Tekanan darah sistolik rentang normal ( 100 120 mmHg) 1. Tekanan darah diastolik rentang normal ( 70 80 mmHg)1. Sakit kepala menurun (dari skala 4 ke skla 2)1. Suhu tubuh normal (37,2o C) NIC : Intracranial presssure monitoring1. Kaji, observasi, evaluasi tanda-tanda penurunan perfusi serebral: gangguan mental, pingsan, reaksi pupil, penglihatan kabur, nyeri kepala, gerakan bola mata.0. Catat perubahan respon klien terhadap stimulus / rangsangan0. Monitor TIK klien 0. Monitor intake dan output0. Monitor suhu dan angka leukosit0. Berikan posisi dengan kepala elevasi 30-40Odengan leher dalam posisi netral0. Minimalkan stimulus dari lingkungan0. Beri jarak antar tindakan keperawatan untuk meminimalkan peningkatan TIK0. Kelola obat obat untuk mempertahankan TIK dalam batas spesifikNeurologic monitoring0. Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan bentuk pupil0. Monitor tingkat kesadaran klien0. Monitor tanda-tanda vital0. Monitor respon klien terhadap pengobatan0. Observasi kondisi fisik klien

2.Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan pemasukan b.d faktor biologis Tujuan :Setelah dilakukan askep 3 x 24 jam terjadi peningkatan status nutrisi dengan Kriteria Hasil : Mengkonsumsi nutrisi yang adekuat. Identifikasi kebutuhan nutrisi. Bebas dari tanda malnutrisi. Tidak terjadi penurunan berat badan. Kaji kemampuan klien untuk mengunyah, menelan, batuk, dan mengatasi sekresi. Kaji pola makan klien Kaji kebiasaan makan klien dan makanan kesukaannya. Monitor intake kadar nutrisi dan kalori klien. Berikan klien dengan makanan tinggi protein, tinggi kalori, makanan dan minuman yang bernutrisi yang sesuai dan siap konsumsi. Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang. Monitor penurunan dan peningkatan BB monitor pemberian masukan cairan lewat parenteral. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang kebutuhan kallori dan tipe makanan yang dibutuhkan. Kaji kebutuhan untuk pemmasangan NGT. Berikan makanan melalui NGT kalau perlu. Monitor hasil laboratorium.

3.Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, kerusakan persepsi sensori, penurunan kekuatan otot.Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannyaKriteria hasil :NOC :Joint movement1. pasien dapat menggerakkan ekstremitas kanannya sesuai dengan kemampuannyaMobility level1. pasien mulai dapat berjalan1. pasien dapat menggerakkan sendi1. pasien dapat melakukan perpindahan posisi

NIC : Excercise Promotion : Stretching1. memantau toleransi latihan (ex. Munculnya gejala seperti sesak napas, denyut nadi cepat, nyeri sendi / otot atau pembengkakan) selama latihan 1. berkolaborasi dengan anggota keluarga dalam perencanaan, pengajaran dan memantau rencana excercise 1. memberikan informasi tentang pilihan kegiatan peregangan spesifik, tempat dan waktu 1. menginstruksikan untuk perlahan-lahan memperpanjang otot / sendi ke titik peregangan penuh dan tahan selama waktu tertentu dan perlahan-lahan melepaskan otot membentangExcercise therapy : ambulation1. monitor vital sign sebelum dan sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan1. konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan pasien1. bantu klien enggunakan alat bantu saat berjalan dan cegah terhadap cedera1. latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL secara mandiri sesuai dengan kebutuhan1. dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bamu dalam memenuhi kebutuhan ADL1. ajarkan cara menggunakan alat bantu pada pasien1. ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukanExcercise therapy : joint mobility1. monitor lokasi dan ketidaknyamanan atau nyeri saat/ selama melakukan aktivitas 1. lakukan ROM pasif dan ROM aktif 1. dampingi pasien dalam melakukan ROM aktif 1. dorong pasien untuk duduk di tempat tidur, berdiri di samping tempat tidur atau di kursi sesuai dengan toleransi1. berikan penghargaan positif/ pujian setiap kegiatan yang dilakukan pasien

DAFTAR PUSTAKA

Ester, Monika.2010.Diagnosa keperawatan definisi dan klasifikasi 2009-2011. Jakarta : EGC.Bulechek, GM, dkk.2008. Nursing Intervention Classification. USA : MosbyMoorhead, Sue, dkk.2008. Nursing Outcomes Classfication, USA : MosbyYulianti, R, 2006. STROKE. http://eprints.undip.ac.id/29354/3/Bab_2.pdf. Diakses tanggal 9 November 2012.Garnadi, Yudi, 2008. Stroke dan apa yang harus anda ketahui untuk mencegah stroke. http://yumizone.files.wordpress.com/2008/11/apa-yg-anda-ketahui-stroke.pdf. Diakses tanggal 9 November 2012.Rochmad, Dwi, 2010. Serba-serbi Stroke. http://dwii.student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_12.pdf. Diakses tanggal 10 November 2012.Israr, Yayan A, 2008. Stroke. http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/case-s-t-r-o-k-e.pdf. Diakses tanggal 10 November 2012.Ritawan, Kiking, 2008. Pengaruh suhu Tubuh Terhadap Outcome Penderita Stroke yang Di Rawat Di RSUP H. Adam Malik Medan. http://library.usu.ac.id/download /fk/penysaraf-kiking.pdf. Diakses tanggal 10 November 2012.Cristy, 2011. Stroke. http://eprints.undip.ac.id/33923/3/Bab_2.pdf. Diakses tanggal 10 November 2012.Yayasan Stroke Indonesia, 2007. Mengenal gejala dan kiat mencegah stroke. http://www.yastroki.or.id/file/strokemengenal.pdf. diakses tanggal 10 November 2012.Widjaja, Andrean Christian, 2010. Uji Diagnostik Pemeriksaan Kadar D-dimer Plasma Pada Diagnosis Stroke Iskemik. http://eprints.undip.ac.id/24037/1/Andreas_ Christian_Widjaja.pdf. Diakses tanggal 10 November 2012.Agus, Dharmadi , Meifi, 2009. Stroke dan Depresi Pasca Stroke. http://isjd. pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/81091726.pdf. Diakses tanggal 10 November 2012.Ikawati, Zulies, 2009. Stroke. http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/ stroke.pdf. Diakses tanggaal 10 November 2012.