10
STRATIFIKASI SOSIAL PADA CERPEN “SENYUM KARYAMIN” KARYA AHMAD TOHARI Social Stratification in the Ahmad Tohari’s Short Story “Senyum Karyamin” Andi Widiono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Lampung Pos-el: [email protected] HP: 085789977522 Diajukan: 10 Maret 2017, direvisi: 15 April 2017 Abstract Short story is one of the literary works that presents a story about social stratification. Social stratification is a picture of human life in a society that is divided into several levels or social classes. According to Budiyono, social stratification is divided into three classes, namely upper, middle, and lower. The picture of social stratification is clearly depicted by the characters in the story. The method used in this research is descriptive qualitative and library research is used as the data collection technique. The results obtained in this study is that the short story "Senyum Karyamin" by Ahmad Tohari contains various classes of social stratification as mentioned above, namely middle and lower social stratification. Keywords: social stratification, upper, middle, and lower, descripstive qualitative, short story, Senyum Karyamin” Abstrak Cerpen salah satu karya sastra yang memuat cerita tentang stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial merupakan gambaran kehidupan manusia dalam bermasyarakat yang terbagai menjadi beberapa tingkatan atau kelas-kelas sosial. Menurut Budiyono stratifikasi sosial terbagi menjadi tiga kelas yaitu stratifikasi sosial atas, menengah, dan bawah. Gambaran stratifikasi sosial ini secara jelas dari tokoh-tokohnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi pustaka. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah cerpen “Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari berisi tentang berbagai kelas stratifikasi sosial yaitu stratifikasi sosial atas, stratifikasi sosial menengah, dan stratifikasi sosial bawah. Kata Kunci: stratifikasi sosial, stratifikasi sosial atas, menengah, dan bawah, deskripstif kualitatif, cerpen “Senyum Karyamin”

STRATIFIKASI SOSIAL PADA CERPEN “SENYUM KARYAMIN” …

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATIFIKASI SOSIAL PADA CERPEN “SENYUM KARYAMIN” …

STRATIFIKASI SOSIAL PADA CERPEN “SENYUM KARYAMIN” KARYA AHMAD TOHARI

Social Stratification in the Ahmad Tohari’s Short Story “Senyum Karyamin”

Andi Widiono

Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Lampung

Pos-el: [email protected] HP: 085789977522 Diajukan: 10 Maret 2017, direvisi: 15 April 2017

Abstract Short story is one of the literary works that presents a story about social stratification. Social stratification is a picture of human life in a society that is divided into several levels or social classes. According to Budiyono, social stratification is divided into three classes, namely upper, middle, and lower. The picture of social stratification is clearly depicted by the characters in the story. The method used in this research is descriptive qualitative and library research is used as the data collection technique. The results obtained in this study is that the short story "Senyum Karyamin" by Ahmad Tohari contains various classes of social stratification as mentioned above, namely middle and lower social stratification. Keywords: social stratification, upper, middle, and lower, descripstive qualitative, short story, Senyum Karyamin”

Abstrak Cerpen salah satu karya sastra yang memuat cerita tentang stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial merupakan gambaran kehidupan manusia dalam bermasyarakat yang terbagai menjadi beberapa tingkatan atau kelas-kelas sosial. Menurut Budiyono stratifikasi sosial terbagi menjadi tiga kelas yaitu stratifikasi sosial atas, menengah, dan bawah. Gambaran stratifikasi sosial ini secara jelas dari tokoh-tokohnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi pustaka. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah cerpen “Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari berisi tentang berbagai kelas stratifikasi sosial yaitu stratifikasi sosial atas, stratifikasi sosial menengah, dan stratifikasi sosial bawah. Kata Kunci: stratifikasi sosial, stratifikasi sosial atas, menengah, dan bawah, deskripstif kualitatif, cerpen “Senyum Karyamin”

Page 2: STRATIFIKASI SOSIAL PADA CERPEN “SENYUM KARYAMIN” …

Kelasa, Vol. 12, No. 1, Juni 2017: 1—10

2

1. Pendahuluan

Karya sastra merupakan cerminan masyarakat sebagai apa yang direfleksikan di dalamnya merupakan keadaan tentang dari suatu masyarakat. Istilah cerminan itu akan merujuk pada berbagai perubahan dalam masyarakat. Sastra sebagai cerminan nilai dan perasaan, akan merujuk pada tingkatan perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang berbeda dan juga cara individu menyosialisasikan diri melalui stratifikasi sosial.

Stratifikasi sosial dalam masyarakat mulai ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama. Dalam masyarakat tradisional, pelapisan sosial mula-mula didasarkan pada perbedaan seks, perbedaan antara yang dipimpin dan pemimpin, serta keturunan. Bentuk-bentuk lapisan sosial dalam masyarakat berbeda-beda dan banyak sekali. Dalam masyarakat ada yang dikenal masyarakat kapitalis, demokratis, maupun komunis. Semakin maju teknologi suatu masyarakat, makin kompleks pula sistem pelapisan masyarakatnya.

Menurut Nurseno (2007: 25) stratifikasi sosial dalah kolektivitas yang menciptakan gaya hidup tertentu, dengan struktur yang ketat dan koheren. Pelapisan sosial merupakan salah satu indikator untuk membatasi kenyataan sosial yang dimaksudkan oleh pengarang untuk mempengaruhi bentuk, fungsi, makna, dan gaya suatu karya seni. Pelapisan sosial merupakan terjemahan dari istilah stratifikasi sosial atau kelas sosial.

Adapun salah satu karya sastra yang di dalamnya termuat tentang stratifikasi sosial adalah cerpen. Salah satu cerpen yang di dalamnya terdapat tentang stratifikasi sosial masyarakat adalah cerpen “Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari. Cerpen ini

menceritakan kehidupan kelas sosial tinggi yaitu tokoh Pak Pamong dan kehidupan kelas sosial rendah yaitu tokoh Karyamin yang sangat memprihatinkan kehidupannya yang serba kekurangan.

Cerpen “Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari menggambarkan perilaku manusia, khususnya orang miskin di desa sebagai individu yang sabar, tidak mudah menyerah, dan bertanggung jawab. Kata “senyum” menjadi kata kunci bahwa dalam kondisi apapun hal itulah yang dapat menentramkan hati Karyamin.

Cerpen “Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari adalah cerpen yang tidak bisa kita pandang sebelah mata begitu saja. Sepintas kita lihat dari judul memang terkesan biasa, tetapi dalam cerpen ini terdapat nilai nilai diri manusia yang digambarkan dalam sosok tokoh Karyamin, berikut tokoh-tokoh yang lain.

Cerpen “Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari sangat menarik dijadikan sebagai penelitian pada stratifikasi sosialnya, cerpen ini juga dapat dijadikan sebagai pembangkit semangat pembaca melalui teladan tokoh utamanya, yaitu Karyamin yang selalu tegar dalam menghadapi kehidupan. Ia selalu tersenyum walaupun dalam keadaan susah, sedih, dan menderita.

Masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah stratifikasi sosial pada cerpen “Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stratifikasi sosial pada cerpen “Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari.

Adapun manfaat penelitian ini diantaranya sebagai berikut. 1. Menambah khasanah penelitian

tentang sastra. 2. Menambah khasanah pustaka

Indonesia agar dapat digunakan

Page 3: STRATIFIKASI SOSIAL PADA CERPEN “SENYUM KARYAMIN” …

Stratifikasi Sosial... (Andi Widiono)

3

sebagai penunjang kajian sastra dan dijadikan bandingan bagi penelitian yang sejenis.

3. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa dan pembaca sastra yang akan mengadakan kajian analisis stratifikasi sosial lebih lanjut.

Ruang lingkup penelitian ini yaitu stratifikasi sosial yang meliputi stratifikasi sosial atas, stratifikasi sosial menengah, dan stratifikasi sosial bawah.

Cerpen adalah cerita atau narasi bukan analisis bukan argumentasi yang fiktif (tidak benar-benar terjadi) tetapi dapat terjadi dimana saja kapan saja (Jakob Sumardjo dan Saini, 2006: 37). Menurut Santosa dan Wahyuningtiyas (2010: 2) cerpen adalah cerita yang panjangnya kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap, padat, lengkap, pada kesatuan, mengandung satu efek dan selesai. Selanjutnya, Suminto A. Sayuti (2010: 9) mengatakan bahwa cerpen merupakan karya prosa fiksi yang dapat selesai dibaca dalam sekali duduk dan ceritanya cukup dapat membangkitkan efek tertentu dalam diri pembaca.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara satu jam atau dua jam.

Menurut Santosa dan Wahyuningtiyas (2010: 2-3) ciri-ciri yang jelas pada sebuah cerpen adalah: (a) pendek, padat, dan selesai, (b) cerpen itu bersifat pendek, terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri, (c) dibatasi olef efek tunggal, dan kesatuan motif, warna, gerak, dan impresi yang sangat diutamakan.

Menurut Nurseno (2007: 25) “pelapisan sosial merupakan terjemahan dari istilah stratifikasi sosial (social stratification). Ka-

ta stratification berasal dari kata stra-tum (jamaknya: strata yang berati lapisan atau berlapis-lapis.” Jadi, stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas rendah. Selanjutnya, menurut Astried S. Susanto dalam Budiyono (2009: 11) bahwa stratifikasi sosial adalah hasil kebiasaan hubungan antar manusia secara teratur dan tersusun sehingga setiap orang mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan orang secara vertikal maupun mendatar dalam masyarakatnya. Sejalan dengan pendapat di atas, “stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atas dasar kekuasaan, hak-hak istimewa, dan prestise” (KBBI, 2012: 1341).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat yang berdasarkan tinggi rendahnya kedudukan.

Menurut Budiyono (2009: 16) adanya stratifikasi sosial membuat sekelompok orang memiliki ciri-ciri yang berbeda dalam hal kedudukan, gaya hidup, dan perolehan sumber daya. Ketiga ciri stratifikasi sosial sebagai berikut. 1. Perbedaan Kemampuan

Anggota masyarakat dari kelas (strata) tinggi memiliki kemampuan lebih tinggi dibandingkan dengan anggota kelas sosial di bawahnya.

2. Perbedaan Hak dan Perolehan Sumber Daya Hak adalah sesuatu yang dapat diperoleh atau dinikmati sehubungan dengan kedudukan seseorang, sedangkan sumber daya adalah segala sesuatu yang bermanfaat untuk mendukung

Page 4: STRATIFIKASI SOSIAL PADA CERPEN “SENYUM KARYAMIN” …

Kelasa, Vol. 12, No. 1, Juni 2017: 1—10

4

kehidupan seseorang. Semakin tinggi kelas sosial seseorang maka hak yang diperolehnya semakin besar, termasuk kemampuan untuk memperoleh sumber daya.

c. Perbedaan Gaya Hidup

Gaya hidup meliputi banyak hal, seperti model pakaian, model rumah, selera makanan, kegiatan sehari-hari, kendaraan, selera seni, cara berbicara, tata krama, pergaulan, hobi (kegemaran), dan lain-lain. Orang yang berasal dari kelas atas (pejabat tinggi pemerintah atau pengusaha besar) tentu memiliki gaya hidup yang berbeda dengan orang kelas bawah.

Nurseono (2007: 26-28) mengklasifikasikan karakteristik atau ciri stratifikasi sosial menjadi tiga aspek, yaitu perbedaan kemampuan atau kesanggupan, perbedaan gaya hidup, serta perbedaan hak dan akses dalam pemanfaatan sumber daya.

1. Perbedaan Kemampuan atau

Kesanggupan Anggota masyarakat yang

menduduki strata tinggi tentu memiliki kesanggupan dan kemampuan yang lebih besar dibandingkan anggota masyarakat di bawahnya. Contohnya, pegawai negeri golongan I dan II dengan keterbatasan gaji yang diperolehnya hanya sanggup untuk membeli sepeda atau sepeda motor. Hal itu berbeda dengan pegawai negeri golongan IV. Dengan kemampuannya, ia bisa membeli mobil. 2. Perbedaan Gaya Hidup Seorang direktur sebuah perusahaan dituntut selalu berpakaian rapi. Biasanya mereka juga melengkapi penampilan dengan aksesoris-aksesoris lain untuk menunjang kemantapan penampilan, seperti memakai dasi, bersepatu mahal, memakai pakaian merek terkenal, dan

perlengkpan lain yang sesuai dengan statusnya. Apabila seorang direktur perusahaan besar memakai pakaian kumal, besar kemungkinan akan menjadi gunjingan anak buahnya. Begitu juga sebaliknya, jika seorang bawahan yang berperilaku seolah-olah direktur tentu juga akan menjadi bahan cemohan kawan-kawan lain. 3. Perbedaan Hak dan Akses dalam

Memanfaatkan Sumber Daya Seseorang yang menduduki jabatan tinggi biasanya akan makin banyak hak dan fasilitas yang diperolehnya. Sementara itu, seseorang yang tidak menduduki jabatan strategis apa pun tentu saja hak dan fasilitas yang mampu dinikmati akan makin kecil. Misalnya, posisi asisten direktur akan lebih strategis dibandingkan dengan staf biasa. Adapun, menurut Budiyono (2009: 15) secara umum klasifikasi stratifikasi sosial terdiri atas tiga kelompok sebagai berikut. 1. Stratifikasi sosial atas, yaitu

kelompok orang memiliki kekayaan banyak, yang dapat memenuhi segala kebutuhan hidup bahkan secara berlebihan. Golongan kelas ini dapat dilihat dari pakaian yang gunakan, bentuk rumah, gaya hidup yang dijalankan, dan lain-lain.

2. Stratifikasi sosial menengah, yaitu kelompok orang berkecukupan yang sudah dapat memenuhi kebutuhan pokok (primer), misalnya sandang, pangan, dan papan. Keadaan golongan kelas ini secara umum tidak akan sama dengan keadaan kelas atas.

3. Stratifikasi sosial bawah, yaitu kelompok orang miskin yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan primer. Golongan kelas bawah biasanya terdiri atas pengangguran, buruh kecil, dan buruh tani.

Page 5: STRATIFIKASI SOSIAL PADA CERPEN “SENYUM KARYAMIN” …

Stratifikasi Sosial... (Andi Widiono)

5

2. Metode Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang mendeskripsikan fakta-fakta yang ada kemudian disusul dengan cara menganalisis (Nyoman Kutha Ratna, 2007: 53). Dengan metode deskriptif analisis ini, cerpen yang dijadikan objek penelitian dideskripsikan dengan maksud untuk menemukan stratifikasi sosial pada cerpen “Senyum Karyamin” karya Ah-mad Tohari. Analisis deskriptif dalam penelitian ini berguna untuk mendeskripsikan stratifikasi sosial yang meliputi: stratifikasi sosial, stratifikasi ekonomi, dan stratifikasi politik cerpen “Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari. Dalam menganalisis penelitian ini penulis menggunakan kajian pustaka, yaitu mempelajari teori-teori dari buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Tujuannya adalah untuk memperoleh data-data berdasarkan teori dari para ahli untuk membantu atau mempermudah penyelesaian masalah yang penulis teliti. Adapun teknik analisis data yang penulis lakukan dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Membaca keseluruhan cerpen

“Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari.

2. Membuat sinopsis cerpen “Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari.

3. Menganalisis stratifikasi sosial yang meliputi: stratifikasi sosial atas, stratifikasi sosial menengah, dan stratifikasi sosial bawah.

4. Menyimpulkan hasil kajian atau analisis.

3. Hasil dan Pembahasan Analisis stratifikasi sosial pada “Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari meliputi sebagai berikut. 1. Stratifikasi sosial atas 2. Stratifikasi sosial menengah 3. Stratifikasi sosial bawah Stratifikasi sosial itu akan dibahas

secara rinci dalam pembahasan sebagai berikut.

1. Stratifikasi Sosial Atas

Stratifikasi sosial atas yaitu kelompok orang memiliki kekayaan banyak, yang dapat memenuhi segala kebutuhan hidup bahkan secara berlebihan. Golongan kelas ini dapat dilihat dari pakaian yang digunakan, bentuk rumah, gaya hidup yang dijalankan, dan lain-lain. Stratifikasi sosial atas yang terdapat pada cerpen “Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari, seperti terlihat dalam kutipan berikut.

“Maka pelan-pelan Karyamin

membalikkan badan, siap kembali turun. Namun, di bawah sana Karyamin melihat seorang lelaki dengan baju batik motif tertentu dan berlengan panjang. Kopiahnya yang mulai botak kemerahan menyakinkan Karyamin bahwa lelaki itu adalah Pak Pamong. “Nah, akhirnya kamu ketemu juga, Min. Kucari kau di rumah tak ada. Di pangkalan batu, tak ada. Kamu mau mengindar, ya?” “Menghindar?”. “Ya. Kamu memang mbeling, Min. Di gerumbul ini hanya kamu yang belum berpartisipasi. Hanya kamu yang belum setor uang dana Afrika, dana untuk menolong orang-orang yang kelaparan di sana. Nah, sekarang hari terakhir. Aku tak mau lebih lama kau persulit” (Ahmad Tohari, 2015: 6).

Page 6: STRATIFIKASI SOSIAL PADA CERPEN “SENYUM KARYAMIN” …

Kelasa, Vol. 12, No. 1, Juni 2017: 1—10

6

Dari kutipan tersebut menggambarkan bahwa tokoh Pak Pamong seseorang yang tergolong dari stratifikasi sosial atas. Hal ini ditunjukkan dari kekayaannya yang suka meminjamkan uang kepada orang lain yang membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari seperti Karyamin yang meminjam uang kepada Pak Pamong dan harus bisa membayar cicilannya setiap perbulan.

Melalui tokoh Pak Pamong pengarang menyampaikan pesan kita tidak boleh kejam dan harus menolong orang lain yang dalam kesusahan. 2. Stratifikasi Sosial Menengah

Stratifikasi sosial menengah yaitu kelompok orang berkecukupan yang sudah dapat memenuhi kebutuhan pokok (primer). Misalnya sandang, pangan, dan papan. Stratifikasi sosial menengah yang terdapat pada cerpen “Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari, seperti terlihat pada kutipan berikut.

“Di bawah pohon waru, Saidah sedang menggelar dagangannya, nasi pecel. Jakun Karyamin turun naik. Ususnya terasa terpilin. “Masih pagi kok mau pulang, Min?” tanya Saidah. “Sakit?” Karyamin menggeleng, dan tersenyum. Saidah memperhatikan bibirnya yang membiru dan kedua telapak tangannya yang pucat. Setelah dekat, Saidah mendengar suara keruyuk dari perut Karyamin”. “Makan, Min?” “Tidak. Beri aku minum saja. Dagangannya sudah ciut seperti itu. Aku tak ingin menambah utang.” “Iya, Min, iya. Tetapi kamu lapar, kan?” Karyamin hanya tersenyum sambil menerima segelas air yang disodorkan oleh Saidah. Ada kehangatan menyapu kerongkongan Karyamin terus ke lambungnya. “Makan, ya Min?” Aku tak

tahan meihat orang lapar. Tak usah bayar dulu. Aku sabar menunggu tengkulak dating” (Ahmad Tohari, 2015: 4).

Dari kutipan tersebut menggambarkan bahwa tokoh Saidah tergolong seseorang yang stratifikasi sosialnya menengah. Saidah mempunyai warung makanan sederhana.

Pengarang melalui tokoh Saidah menyampaikan sebuah gambaran tokoh yang baik hati dan suka menolong orang lain yang sedang dalam kesusahan. Hal ini walaupun keadaannya serba kecukupan. Pengarang memberikan sebuah pesan menolong orang lain tidak harus menunggu kita kaya. 3. Stratifikasi Sosial Bawah

Stratifikasi sosial bawah yaitu kelompok orang miskin yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan primer. Golongan kelas bawah biasanya terdiri atas pengangguran, buruh kecil, dan buruh tani. Stratifikasi sosial bawah yang terdapat pada cerpen “Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari, seperti terlihat dalam kutipan berikut.

“Karyamin melangkah pelan dan sangat hati-hati. Beban yang menekan pundaknya adalah pikulan yang digantungi dua keranjang batu kali. Jalan tanah yang sedang didakinya sudah licin dibasahi air yang menetes dari tubuh Karyamin dan kawan-kawan, yang pulang balik mengangkat batu dari sungai ke pangkalan material di atas sana. Karyamin sudah berpengalaman agar setiap perjalananannya selamat. Yakni berjalan menanjak sambil menjaga agar titik berat beban dan badannya tetap berada pada telapak kaki kiri

Page 7: STRATIFIKASI SOSIAL PADA CERPEN “SENYUM KARYAMIN” …

Stratifikasi Sosial... (Andi Widiono)

7

atau kanannya. Pemindahan titik berat dari kaki kiri ke kaki kanannya pun harus dilakukan dengan baik. Karyamin harus memperhitungkan tarikan napas serta ayunan tangan demi keseimbangan yang sempurna” (Ahmad Tohari, 2015: 1).

Dari kutipan tersebut menggambarkan bahwa tokoh Karyamin tergolong orang yang stratifikasi sosial bawah. Hal ini ditunjukkan dia seorang buruh pencari batu di tepi sungai. Pekerjaan ini merupakan sebuah pekerjaan kasar yang dilakukan oleh orang-orang desa dengan upah atau bayaran yang sangat kecil.

Tokoh Karyamin sebuah gambaran tokoh yang sangat sabar, tabah, kuat, dan selalu tersenyum walaupun keadaan kehidupannya sangat pahit. Hal ini memberikan sebuah ajaran kepada kita bahwa apa pun keadaa kita tetap selalu bahagia dan tersenyum. Kehidupan yang sangat pahit, pedih, dan sengsara tidak boleh kita jadikan sebuah penderitaan.

Kebahagian yang semata bukan harta yang kita punya tetapi jiwa dan hati yang selalu tersenyum. Secara keseluruhan dari deskripsi tentang stratifikasi sosial dapat digambarakan dari berbagai tokoh-tokohnya melalui keadaan ekonominya. Hal ini dapat dilihat dari tingkat profesi, pendidikan dan gaya hidupnya.

Pengarang juga menggambarkan stratifikasi sosial bawah pada tokoh para pencari batu. Para pencari batu ini sangat gembira dan antusias dalam bekerja sebagai buruh yang begitu melelahkan. Seperti terlihat dalam kutipan berikut.

Mereka tertawa besama. Mereka, para pengunpul batu itu, memang pandai bergembira dengan cara menertawakan diri merek sendiri.

Dan Karyamin tidak ikut tertawa, melainkan cukup tersenyum. Bagi mereka, tawa atau senyum sama-sama sah sebagai perlindungan terakhir. Tawa dan senyum sama-sama bagi mereka adalah simbol terhadap tengkulak, terhadap rendahnya harga batu, atau terhadap licinnya tanjakan (Ahmad Tohari, 2005: 3).

Kutipan di atas menjelaskan bahwa para pencari batu menggambarkan stratifikasi sosial bawah. Para pencari batu ini sangat antusias dan bekerja keras dengan profesi buruh yang sangat melelahkan dan sangat sabar.

Melalui tokoh para pencari batu mengajarkan kita selalu berpikiran positif dan selalu giat bekerja walaupun sangat rendah profesi kita.

Gambaran pada tokoh cerpen “Senyum Karyamin” pada stratifikasi sosial yang paling utama dari sebuah profesinya. Profesi ini akan menggambarkan bagaimana keadaan ekonominya dan jenjang pendidikannya.

Kehidupan sosial dalam masyarakat tidak pernah lepas dari sebuah stratifikasi sosial. Keadaan sosial pada sebuah karya sastra sangat ditonjolkan melalui keadaan kehidupan tokoh-tokohnya. Tokoh ini dapat ditemukan melalui keadaan tingkat stratifikasi sosial atas, menengah, dan bawah.

Pada cerpen “Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari sangat mudah menentukan tingkat stratifikasi sosialnya. Stratifikasi sosial atas pada cerpen “Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari pada stratifikasi sosial dapat dilihat dari Pak Pamong yang sering meminjamkan uang kepada Karyamin dan masyarakat setempat. Hal ini menggambarkan bahwa Pak Pamong tergolong masyarakat stratifikasi sosial yang tinggi.

Page 8: STRATIFIKASI SOSIAL PADA CERPEN “SENYUM KARYAMIN” …

Kelasa, Vol. 12, No. 1, Juni 2017: 1—10

8

Selanjutnya, staratifikasi sosial menengah dilihat pada tokoh Saidah. Tokoh Saidah dilihat dari kehidupannya telah memiliki warung makan. Pada tokoh Saidah menggambarkan bahwa ekonominya tergolong menengah. Jadi, tokoh Saidah mempunyai tingkat stratifikasi sosial menengah. Sedangkan, stratifikasi sosial bawah dilihat dari bentuk pekerjaan sebagai buruh batu seperti Karyamin dan kawan-kawannya. Profesi buruh sangat menggambarkan jelas pada tingkat stratifikasi sosial bawah. Profesi buruh merupakan gambaran stratifikasi sosial bawah.

Untuk menggambarkan sebuah stratifikasi sosial pada sebuah cerpen dapat dilakukan dengan melakukan penggolongan pada penokohannya. Sebuah penokohan karena yang memberikan gambaran jelas sebuah status sosial dari atas, menengah, dan bawah. 4. Simpulan 4.1 Simpulan

Cerpen “Senyum Karyamin”

karya Ahmad Tohari berisi tentang stratifikasi sosial berdasarkan profesi dan keadaan ekonominya pada tokoh-tokohnya ini yang menggambarkan tingkat stratifikasi sosial atas, stratifikasi sosial menengah, dan stratifikasi sosial bawah.

Analisis stratifikasi sosial atas dapat dilihat dari tingkat kekayaannya, gaya hidup, bentuk rumahnya, dan tingkat ekonominya yang serba kecukupan. Stratifikasi sosial menengah dapat dilihat dari bentuk usahanya yang masih sederhana, sudah tercukupi kebutuhan pangan, sandang, dan papan dan layak hidup. Stratifikasi sosial bawah dapat dilihat dari tingkat pekerjaanya.

Stratifikasi sosial ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan pemahaman terhadap sebuah bentuk-bentuk lapisan sosial masyarakat. Jika pengetahuan tentang stratifikasi sosial dipahami oleh seseorang maka dalam kehidupan bermasyarakat tidak akan terjadi kesenjangan sosial dan perbedaan yang sangat menonjol.

Perbedaan tingkat stratifikasi sosial bukan kita jadikan sebagai perbedaan tetapi kita jadikan sebagai sesuatu yang harus kita saling melengkapi. Intinya kita sebagai makhluk sosial yang tidak lepas dengan membutuhkan bantuan orang lain. 4.2 Saran

Pada cerpen “Senyum

Karyamin” karya Ahmad Tohari tidak hanya bisa diteliti dari segi stratifikasi sosilanya saja. Namun, dapat diteliti dari sosiologi sastranya karena cerpen ini masih khas dengan nilai-nilai budaya yang masih khas. Selain itu, juga dapat diteliti dari psikologi sastra, hal ini karena tokoh-tokohnya sangat bagus untuk kita kaji lebih dalam tentang kejiwannya seperti pada tokoh utamanya yaitu Karyamin. Daftar Acuan

Budiyono. 2009. Sosiologi XI Untuk Kelas XI

SMA dan MA. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. 2012. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Heru Santosa Wijaya, dkk. 2010. Pengantar

Apresiasi Prosa. Surakarta: Yuma Pustaka.

Page 9: STRATIFIKASI SOSIAL PADA CERPEN “SENYUM KARYAMIN” …

Stratifikasi Sosial... (Andi Widiono)

9

Jakob Sumardjo dan Saini K.M. 2006. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Nurseno. 2007. Sosiologi 2 Untuk Kelas XI

SMA dan MA. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Nyoman, Kutha Ratna. 2009. Teori, Metode,

dan Teknik Penelitian Sastra. Yogya-karta: Gama Media.

Suminto. A. Sayuti. 2000. Berkenalan

Dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media.

Page 10: STRATIFIKASI SOSIAL PADA CERPEN “SENYUM KARYAMIN” …

Kelasa, Vol. 12, No. 1, Juni 2017: 1—10

10