4
 Pencabaran Hernia Dewasa Erwin Wahid MD MS Hernia merupakan suatu keadaan yang lazim dijumpai oleh semua untuk pengetahuan umum tentang manifestasi klinis dan penatalaksanaan hernia penting untuk dipahami. Kortz dan Sabiston (1994) mengemukakan bahwa hernia timbul dalam sekitar 1,5% populasi umum di Amerika Serikat. Sekitar 75% dari kasus hernia terjadi dalam regio inguinalis dan sekitar 50  persennya merupakan hernia inguinalis lateralis. Diperkirakan 15% populasi dewasa menderita hernia inguinal, 5-8% pada rentang usia 25-40 tahun dan mencapai 45% pada usia 75 tahun. Hernia inguinalis dijumpai 25 kali lebih banyak pada pria dibanding wanita (Abrahamson, 1997). Menurut data dari  National Center for Health Statistics , hernia inguinalis menduduki  peringkat pertama lima besar tindakan operasi yang paling banyak dilakukan oleh ahli bedah Amerika pada tahun 1991 yaitu sebanyak 680.000 kasus (Eubanks, 2001). Penelitian terhadap 2.538 veteran pemerintah di Amerika yang menjalani hernioraphy pada tahun 1966-1980 memperlihatkan 57% kasus hernia inguinalis lateralis (Kong & Hiatt, 19 97). Simarmata (2003) melaporkan bahwa hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah apendektomi, dan sampai saat ini masih merupakan tantangan dalam  peningkatan status kesehatan masyarakat karena besarnya biaya yang diperlukan dalam  penanganannya dan hilangnya tenaga kerja akibat lambatnya pemulihan dan angka rekurensi. Bank data Kementerian Kesehatan Indonesia menyebutkan bahwa berdasarkan distribusi  penyakit sistem cerna pasien rawat inap menurut golongan sebab sakit Indonesia tahun 2004, hernia menempati urutan ke-8 dengan jumlah 18.145 kasus, 273 diantaranya meninggal dunia. Dari total tersebut, 15.051 diantaranya terjadi pada pria dan 3.094 kasus terjadi pada wanita. Sedangkan untuk pasien rawat jalan, hernia masih menempati urutan ke-8. Dari 41.516 kunjungan, sebanyak 23.721 kasus adalah kunjungan baru dengan 8.799 pasien pria dan 4.922  pasien wanita. Hernia umumnya bersifat asimptomatik, dan kebanyakan ditemukan pada pemeriksaan fisik rutin dengan palpasi (Kortz & Sabiston, 1994; Morton, 1989). Gambaran klinis hernia inguinalis sangat dipengaruhi keadaan isi kantong hernia. Sering kali penderita hanya mengeluh adanya benjolan di lipat paha atau kantung pelir bila beraktivitas, mengejan atau batuk dan akan

Strategic Adult Hernia

Embed Size (px)

Citation preview

5/13/2018 Strategic Adult Hernia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/strategic-adult-hernia 1/4

 

Pencabaran Hernia Dewasa

Erwin Wahid MD MS

Hernia merupakan suatu keadaan yang lazim dijumpai oleh semua untuk pengetahuan umum

tentang manifestasi klinis dan penatalaksanaan hernia penting untuk dipahami. Kortz dan

Sabiston (1994) mengemukakan bahwa hernia timbul dalam sekitar 1,5% populasi umum di

Amerika Serikat. Sekitar 75% dari kasus hernia terjadi dalam regio inguinalis dan sekitar 50

 persennya merupakan hernia inguinalis lateralis. Diperkirakan 15% populasi dewasa menderita

hernia inguinal, 5-8% pada rentang usia 25-40 tahun dan mencapai 45% pada usia 75 tahun.

Hernia inguinalis dijumpai 25 kali lebih banyak pada pria dibanding wanita (Abrahamson, 1997).

Menurut data dari   National Center for Health Statistics, hernia inguinalis menduduki

  peringkat pertama lima besar tindakan operasi yang paling banyak dilakukan oleh ahli bedah

Amerika pada tahun 1991 yaitu sebanyak 680.000 kasus (Eubanks, 2001). Penelitian terhadap

2.538 veteran pemerintah di Amerika yang menjalani hernioraphy pada tahun 1966-1980

memperlihatkan 57% kasus hernia inguinalis lateralis (Kong & Hiatt, 1997).

Simarmata (2003) melaporkan bahwa hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif 

terbanyak setelah apendektomi, dan sampai saat ini masih merupakan tantangan dalam

  peningkatan status kesehatan masyarakat karena besarnya biaya yang diperlukan dalam penanganannya dan hilangnya tenaga kerja akibat lambatnya pemulihan dan angka rekurensi.

Bank data Kementerian Kesehatan Indonesia menyebutkan bahwa berdasarkan distribusi

  penyakit sistem cerna pasien rawat inap menurut golongan sebab sakit Indonesia tahun 2004,

hernia menempati urutan ke-8 dengan jumlah 18.145 kasus, 273 diantaranya meninggal dunia.

Dari total tersebut, 15.051 diantaranya terjadi pada pria dan 3.094 kasus terjadi pada wanita.

Sedangkan untuk pasien rawat jalan, hernia masih menempati urutan ke-8. Dari 41.516

kunjungan, sebanyak 23.721 kasus adalah kunjungan baru dengan 8.799 pasien pria dan 4.922

 pasien wanita.

Hernia umumnya bersifat asimptomatik, dan kebanyakan ditemukan pada pemeriksaan

fisik rutin dengan palpasi (Kortz & Sabiston, 1994; Morton, 1989). Gambaran klinis hernia

inguinalis sangat dipengaruhi keadaan isi kantong hernia. Sering kali penderita hanya mengeluh

adanya benjolan di lipat paha atau kantung pelir bila beraktivitas, mengejan atau batuk dan akan

5/13/2018 Strategic Adult Hernia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/strategic-adult-hernia 2/4

 

menghilang bila penderita tidur (Schwartz, 2000; Simarmata, 2003). Sebagian besar pasien

mengeluh rasa tidak nyaman yang intermiten tetapi semakin kuat dengan sifat yang tumpul, dan

 berhubungan dengan aktifitas (Fogel, 1997). Rasa tidak enak yang ditimbulkan oleh hernia selalu

memburuk di senja hari dan membaik pada malam hari (Schwartz, 2000).

Seiring berlalunya waktu, hernia dapat turun ke dalam skrotum sehingga skrotum

membesar. Pasien hernia sering mengeluh tidak nyaman dan pegal pada daerah ini, yang dapat

dihilangkan dengan reposisi manual hernia ke dalam kavitas peritonealis. Tetapi dengan berdiri

atau terutama dengan gerak badan, maka biasanya hernia muncul lagi (Kortz & Sabiston, 1994).

Hernia yang sangat besar, termasuk hernia yang masuk ke skrotum, dapat ditemukan tanpa gejala

(Fogel, 1997).

Keluhan yang umum dilaporkan pasien dengan strangulasi adalah nyeri mendadak pada

tempat hernia dan nyeri abdomen generalisata, muntah secara paksa dan berulang-ulang,

  penderita mengatakan bahwa akhir-akhir ini hernia bertambah besar, dan terjadi pada bagian

  proksimal (Sachdeva, 1996). Pasien dengan hernia inkarserata mengeluh nyeri hebat pada

 benjolan hernia disertai masa yang keras dan perubahan warna (Hutapea, 2003).

Hernia inguinalis adalah hernia yang timbul di atas lipatan abdominokrural (Schwartz,

2000) yang terjadi akibat kegagalan dari lantai kanalis inguinalis (Fogel, 1997; Tortora &

Derrickson, 2006). Ini diekspresikan sebagai cincin internal yang berdilatasi pada hernia

inguinalis lateralis (Fogel, 1997). Hernia lebih banyak terjadi pada sisi kanan dibandingkan kiri.Kira-kira 75% dari seluruh hernia terjadi di daerah inguinal. Sebanyak 50% di antaranya adalah

hernia inguinalis lateralis. Hernia inguinalis dijumpai 25 kali lebih banyak pada pria dibanding

wanita (Eubanks, 2001; Sachdeva, 1996; Simarmata, 2003). Gambaran klinis hernia inguinalis

sangat dipengaruhi keadaan isi kantong hernia. Sering kali penderita hanya mengeluh adanya

  benjolan di lipat paha atau kantung pelir (Schwartz, 2000; Simarmata, 2003). Sebagian besar 

  pasien mengeluh rasa tidak nyaman yang intermiten (Fogel, 1997). Keluhan yang umum

dilaporkan pasien dengan strangulasi adalah nyeri mendadak pada tempat hernia dan nyeri

abdomen generalisata, muntah secara paksa dan berulang-ulang (Sachdeva, 1996). Pasien dengan

hernia inkarserata mengeluh nyeri hebat pada benjolan hernia disertai masa yang keras dan

  perubahan warna (Hutapea, 2003). Penatalaksanaan hernia inguinalis terdiri atas tindakan

konservatif dan operatif, tetapi pada umumnya semua hernia harus dioperasi kecuali terdapat

kontra indikasi (schwartz, 2000). Penanganan operatif merupakan satu-satunya kesempatan

5/13/2018 Strategic Adult Hernia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/strategic-adult-hernia 3/4

 

mendapatkan penyembuhan permanen untuk defek yang terjadi (Fogel, 1996). Prinsip dasar 

operasi hernia terdiri atas heniotomi, herniorafi dan hernioplasti ( Jong, 2004).

Herniotomi adalah tindakan mulai dari membuka kulit, membuka dan memotong

kantong hernia serta mengembalikan isi hernia ke kavum abdomen.

Herniorrhaphy adalah tindakan mulai dari mengikat pintu hernia dan mengaitkan

  pintu hernia tersebut pada konjoin tendo. Hernioplasti adalah memperkecil anulus inguinalis

interna dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis, misalnya dengan merapatkan

konjoin tendo ke ligamentum inguinal. Tindakan ini lebih penting dalam mencegah terjadinya

rekuren dibandingkan dengan herniotomi ( Jong, 2004). Dalam prosedur ini, membuat sayatan di

region inguinal dan mendorong usus menonjol kembali ke dalam perut, maka perbaikan otot

yang lemah atau robek dengan jahitan bersama-sama. Setelah operasi, mobilisasi secepat

mungkin, tapi mungkin memakai waktu selama empat sampai enam minggu untuk melanjutkan

kegiatan normal.

Hernioplasty. Dalam prosedur ini, seperti menambal ban, memasukkan sepotong

mesh sintetis untuk menutupi seluruh daerah inguinal. Patch biasanya dijamin dengan jahitan,

klip atau staples. Hernioplasty dapat dilakukan secara konvensional. Tapi itu sering dilakukan

secara laparoskopi, dengan menggunakan beberapa sayatan kecil daripada satu satu besar.

Sebuah tabung serat optik dengan kecil kamera dimasukkan ke dalam perut melalui satu sayatan,

dan miniatur instrumen yang dimasukkan melalui sayatan yang lain. Kemudian melakukanoperasi dengan menggunakan kamera video sebagai panduan.

Keuntungan laparoskopi termasuk operasi sederhana dan jaringan parut tidak kelihatan dan

kembali berkerja lebih cepat untuk aktivitas normal - kebanyakan orang kembali ke bekerja

dalam beberapa hari. Prosedur ini pilihan yang baik untuk orang-orang yang hernia kambuh

setelah operasi hernia tradisional.

RUJUKAN 

Abrahamson J. Hernias is Maingot¶s Abdominal Operation 1997. Dalam Simarmata A.Perbandingan Nyeri Pasca Hernioplasty Shouldice ³Pure tissue´ dengan Lichtenstein ³

Tension free´ 2003; http://library.usu.ac.id [diakses 20 Juni 2007].

5/13/2018 Strategic Adult Hernia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/strategic-adult-hernia 4/4

 

Bagian Bina Program RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Sepuluh Besar Penyakit di InstalasiRawat Inap Bagian Bedah Sub bagian Bedah Umum tahun 2005. Pekanbaru: Bagian Bina

Program RSUD Arifin Achmad, 2007.

Bank data Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI). Distribusi Penyakit Sistem

Cerna Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan Menurut Golongan Sebab Sakit Indonesia Tahun2004; http://depkes.go.id [diakses 20 Juni 2007].

Bax T, Sheppard BC, Crass RA. Surgical Options in the Management of Groin Hernias 1999;http//www.aafp.org [diakses 18 januari 2008].

Chodijayanti, Ary. Studi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Bedah Hernia inguinal Penelitian

Pada Bagian Bedah RSU DR, Soetomo Surabata 2006; http://library.unair.ac.id [diakses 17 januari 2008].

Ellis H. Clinical Anatomy. 6th

Edition. Australia: Blackweel Scientific Publications. 1978. 57-68.

Eubanks WS. Hernias. Dalam Townsend CM, Sabiston DC. Sabiston Textbook of Surgery. 16th

 

Edition. Philadelphia: W. B Saunders Company, 2001. 783-800.

Fogel S. et all. Hernia. Dalam Cameron JL. Terapi Bedah Mutakhir Jilid 1, Edisi 4. Jakarta:Binarupa Aksara, 1997. 709-33.

Garden OJ, Bradbury AW, Forsythe J. Principles and Practice of Surgery. 4th

Edition.

Melbourne: Churchill Livingstone, 2007. 180-97.

Grace PA, Borley NR. At a Glance Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: Erlangga, 2007. 119

Haines C. Hernia 2005; http://www.ghi.com [diakses 20 Juni 2007].

Hutapea M. Incarrcerated Hernia ± Incidence at Gerhard L. Tobing Plantation Hospital. J KedMethodist 2003;1:5-9.

Kong LB, Hitt JR. Classification and description of groin hernias. Dalam Maddern GJ, Hiatt JR,

Phillips EH. Hernia Repair Open Vs Laparoscopic Approaches. New York: ChurchillLivingstone. 1997. 52-53