Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI USAHA PISAU DAPUR UD. SUKARDI
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EKONOMI
KELUARGA & WARGA SEKITAR
Muhammad Zainuroziqin
Email : [email protected]
Latar Belakang
Seperti judul lagu yang pernah dicipakan oleh Alm.Chrisye,
yang berjudul “Zamrud Khatulistiwa”, Negara Indonesia memang
sudah dikenal oleh banyak negara sebagai negara yang memiliki
kekayaan alam yang melimpah. Dengan hamparan persawahan
yang luas membentang di Indonesia membuat sebagian masyarakat
di Indonesia bekerja sebagai petani. Pada tahun 2015 saja
diperkirakan luas sawah yang dimiliki Indonesia sebesar 8.087.393
hektar. Tentu untuk masyarakat yang bisa memanfaatkan kekayaan
Indonesia ini bisa menjadi sumber pemasukan untuk meningkatkan
perekonomiannya, seperti dengan cara bertani padi, jagung,
kentang dan masih banyak lagi lainnya.
Namun, apabila masyarakat tersebut tidak bisa
memanfaatkan kekayaan alam Indonesia, masyarakat perlu mencari
cara lain untuk meningkatkan perekonomiannya diluar bidang
pertanian. Hal ini yang menjadi masalah. Banyak ditemukan kasus
di lapangan bahwa masyarakat yang hidup di wilayah yang
memiliki kekayaan alam sawah malah bekerja sebagai TKI, buruh
pabrik, pekerja kantoran dll. Hal ini didasari dengan minimnya
pengetahuan oleh masyarakat tersebut untuk memaksimalakan
sumber daya alam yang ada, seperti tidak bisa cara untuk mengolah
sawah dan cara bercocok tanam yang baik, sehingga masyarakat
memilih untuk bekerja di bidang lain supaya bisa memenuhi
kebutuhan keluarganya.
Sebagai bentuk pengaplikasian cara supaya bisa bertahan
hidup, banyak masyarakat Indonesia memilih untuk menciptakan
usaha sendiri atau industri. Berbicara industri, memang kita tidak
bisa memisahkan dari Kota Bekasi, Karawang, bahkan Ibukota
Jakarta. Memang sudah menjadi rahasia umum bahwa ketiga kota
tersebut sudah menjadi pusat industri di tanah air. Disana banyak
ditemukan industri seperti tekstil, konveksi, bahkan sampai
otomotif.
Namun tidak banyak yang tahu bahwa di kota yang terkenal
dengan pantainya yang indah dan kopi cethenya yang terkenal,
yaitu di Kabupaten Tulungagung, terdapat sebuah industri kecil
atau bisa disebut UMKM yang bergerak untuk memproduksi pisau
dapur, daerah tersebut ialah Desa Gondang, Kecamatan Gondang,
Kabupaten Tulungagung. Wilayah Kecamatan Gondang memang
sudah lama dikenal sebagai daerah pengrajin pisau dapur yang
memiliki kualitas. Perlu diketahui, bahwa jumlah UMKM yang ada
di Jawa Timur pada 2018 terdeteksi sebanyak 9.786.262 unit, lalu
untuk Kabupaten Tulungagung, sebanyak 288.371 unit. Hal ini
menandakan bahwa UMKM menjadi pilihan sebagian masyarakat
untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Dengan hanya modal yang
dikeluarkan tidak terlalu besar, lalu penyerapan tenaga kerja yang
mudah, dan juga persyaratan untuk mendirikan usaha juga dibilang
mudah, tidak serumit dalam membuat PT (Perseroan Terbatas)
maupun CV (Persekutuan Komanditer).
Di Desa Gondang sendiri ada puluhan pengrajin pisau dapur
turun-temurun yang meneruskan usaha keluarganya untuk menjadi
pengrajin pisau dapur. Pisau yang diproduksi pun bermacam-
macam jenisnya, dari pisau yang kecil untuk keperluan di dapur,
sampai yang besar untuk keperluan pisau daging. Industri, terutama
industri kecil memiliki peran yang sangat fundamental terhadap
pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal ini dibuktikan data dari
Kementrian Koperasidan UKM Republik Indonesia, pada tahun
2016 menunjukkan besarnya peran UMKM terhadap kelangsungan
hidup masyarakat luas, dengan kata lain negara sangat berhutang
budi dengan UMKM sebab UMKM bisa dikatakan sebagai
kepanjangan tangan pemerintah terhadap permasalahan ekonomi di
negaranya, dengan produknya yaitu membuka lowongan pekerjaan
sebesar-besarnya bahkan hampir sampai 90 persen.
Permasalahan Yang Dihadapi
UD. Sukardi merupakan sebuah lembaga perekonomian
yang bergerak di bidang produksi pisau dapur. UD. Sukardi
beralamat di Dusun Genengan, Desa Gondang, Kecamatan
Gondang, Kabupaten Tulungagung. UD. Sukardi, yang juga
nama pemilik ialah keturunan kedua sebagai pengelola
lembaga, pendiri pertama ialah Bapak Samsuri sekitar tahun
2002, yang dulu bermula hanya mengambil barang dari
lembaga lain lalu diolah sendiri, kini semenjak dipegang oleh
Bapak Sukardi, UD. Sukardi sudah bisa memproduksi pisau
dapur sendiri, tidak lagi bergantung kepada lembaga lain. UD.
Sukardi memiliki 7 orang karyawan. Jenis pisau dapur yang
diproduksi oleh UD.
Dalam kegiatan praktik di lapangan saya mendapat
pengalaman secara langsung yang begitu banyak di UD.
Sukardi, disini saya mendapati ada tiga masalah setidaknya.
Yang pertama, setelah saya mewawancarai salah satu
karyawan yang juga masih saudara dengan Bapak Sukardi yaitu
Bapak Sukemi, umur beliau 62 tahun, beralamat di Desa
Mojosari Kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung,
memiliki 2 orang anak yang sudah menikah semua. Dengan
adanya UD. Sukardi, beliau merasa sangat terbantu di dalam
perekonomiannya, beliau jadi tidak menganggur sebab
memiliki pekerjaan yang tetap sebagai buruh pande besi di UD.
Sukardi.
Masalah yang kedua ialah di dalam penjualan, sebab
pisau dapur yang diproduksi oleh UD. Sukardi hanya dikirim
kepada 1 tengkulak saja yaitu kepada Bapak Ahmad Sholeh
yang beralamat di Jln. Dr. Sutomo, Denpasar, Bali. Dengan
adanya PPL di lembaganya beliau berharap supaya pisau dapur
buatan UD. Sukardi bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Dengan kata lain, pisau buatannya belum banyak orang yang
tahu, sebab belum menggunakan media sosial untuk pemasaran
pisau dapur buatannya, dan masalah yang ketiga ialah lokasi
UD. Sukardi yang kurang diketahui masyarakat luas
Solusi Strategis
Dengan adanya permasalahan yang terjadi di lapangan
yaitu masalah ekonomi yang dialami oleh salah satu
karyawannya, masalah di dalam penjualan, dan juga letak
lokasi lembaga yang kurang diketahi oleh masyarakat luas,
berikut merupakan solusi yang dapat ditawarkan kepada UD.
Sukardi khususnya kepada Bapak Sukardi untuk pengelolaan
home industri yang lebih baik kedepannya.
1. Permasalahan pertama yaitu permasalahan ekonomi yang
menimpa salah satu karyawannya
Solusi : Perlu diketahui bahwasannya UD. Sukardi
merupakan sebuah lembaga home industri, yang berarti di
dalam sistem penggajian karyawannya belum bisa sama
dengan sistem penggajian yang terdapat di sebuah PT
(Perseroan Terbatas) maupun CV (Perseroan Komanditer).
Perlu diketahi besaran upah karyawan UD. Sukardi sebesar
Rp 60.000.000/hari. Meskipun belum menerapkan sistem
penggajian UMR,UMP, maupun UMK, Bapak Sukardi
selaku pemilik UD. Sukardi selalu memperhatikan
kesejahteraan para karyawannya. Hal ini dibuktikan bahwa
setiap menjelang hari raya idul fitri, beliau selalu
memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) kepada ketujuh
karyawannya. THR yang diberikan oleh Bapak Sukardi
bermacam-macam, seperti baju koko, sarung, bahkan
sampai beras dan gula. Hal ini sangat membantu terhadap
perekonomian para karyawannya, artinya para
karyawannya tidak lagi memikirkan kebutuhan hari raya
untuk dirinya dan keluarganya sebab sudah menjadi
tanggungan Bapak Sukardi.
2. Permasalahan kedua ialah penjualan pisau UD. Sukardi
yang hanya kepada satu tengkulak saja
Solusi : Beliau berharap dengan dilaksanakannya Praktik
Pekerjaan Lingkungan di lembaganya, bisa menjadi
jembatan supaya lembaganya bisa lebih dikenal oleh pihak
luas, mungkin bisa melalui strategi pemasaran melalui
media sosial dll, sehingga bisa menaikkan omset penjualan
pisau dapur miliknya.
Beliau berharap kita sebagai mahasiswa bisa menjadi
“pioner” untuk kemajuan industri pisau dapur terutama di
Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten
Tulungagung. Perlu diketahui, tahun 2020 ini bisa disebut
sebagai era 4.0, yang berarti perubahan untuk
memproduksi barang, penggunan mesin sebagai alat
produksi dan pemroses barang. Era 4.0 menitikberatkan
kepada efektifitas dan efisiensi di dalam produksi atau
pemasaran suatu barang. Dalam penerapannya, era 4.0
tidak lagi menjadikan manusia sebagai subjek di dalam
produksi, melainkan digantikan dengan tenaga mesin.
Dengan menggunaan mesin sebagai subjek di dalam
produksi barang, maka tingkat produksi suatu barang bisa
meningkat. Hal ini pula yang seharusnya dilakukan oleh
UD. Sukardi. Mungkin di dalam produksi sudah bisa
dikatakan sudah baik, disana sudah terdapat alat pemotong
pisau elektronik, lalu ada blower untuk pembakaran pisau,
jadi untuk tenaga manusianya hanya berfokus terhadap
pembentukan pisau atau biasa disebut pande. Namun untuk
bagian pemasaran, UD. Sukardi harus secepatnya
menerapkan promosi penjualan menggunakan media
sosial, sebab dengan menggunakan media sosial bisa
menjangkau seluruh dunia, yang artinya bisa meningkatkan
penjualan pisau UD. Sukardi yang imbasnya bisa
meningkatkan pendapatan terhadap para karyawannya,
yang juga bisa menjawab masalah yang dihadapi nomor
satu yaitu masalah ekonomi.
Perlu diketahui, strategi penjualan menggunakan media
sosial akhir-akhir ini tidaklah rumit seperti harus membuat
blog pribadi atau yang lainnya, melainkan bisa
menggunakan layanan aplikasi yang ada di facebook.
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa facebook sekarang
sudah banyak digunakan oleh masyarakat sebagai media
promosi penjualan barang, tinggal kita login di facebook,
lalu membuat akun pribadi setelah itu kita bisa posting
barang dagangan kita melalui beranda atau bisa melalui
grup forum jual beli. Disana penjual tinggal menyematkan
nomor di postingannya setelah itu terjadilah transaksi. Hal
ini pula yang pernah diutarakan oleh Bapak Sukardi,
selaku pemilik lembaga, beliau berharap kepada saya atau
mahasiswa lain untuk lebih mempromosikan pisau
buatannya kepada pihak luas mungkin melalui media sosial
facebook, instagram atau yang lainnya.
3. Permasalahan yang ketiga ialah lokasi UD. Sukardi yang
kurang diketahui masyarakat luas
Solusi : Perlu diketahui, lokasi UD. Sukardi berada di Dusun
Genengan, Desa Gondang, Kabupaten Tulungagung. Mungkin
banyak orang yang tahu bahwa Desa Gondang ialah ibukota
Kecamatan Gondang, namun lokasi UD.Sukardi tepatnya
berada di Dusun Genengan, yang jauh dari keramaian. Saat
wawancara dengan Bapak Sukardi, apabila ada modal yang
lebih, beliau ingin memindahkan usaha miliknya di Dusun
Krajan, tepatnya berada Jalan Raya Gondang, yang tak jauh
dari kediaman beliau. Selain berdampak kepada tingkat
efisiensi waktu pengiriman, juga bisa menjadi sarana lembaga
miliknya bisa lebih dikenal oleh pihak luas, sebab Dusun
Krajan ituberada di tepi jalan raya penghubung antara
Kabupaten Tulungagung dengan Kabupaten Trenggalek.
Selain itu, pengiriman pisau miliknya yang menggunakan
sarana bus membuat pemindahan lokasi usaha miliknya
menjadi salah satu solusinya.
Penutup
Salah satu kodrat atau tugas diciptakannya manusia ialah
untuk bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan hidup rakyat Indonesia
selain dengan bertani ialah usaha industri, seperti bisnis usaha pisau
dapur. Seperti kita ketahui, bahwa setiap rumah setidaknya minimal
mempunyai 1 buah pisau dapur untuk keperluan memasak setiap
hari. Bayangkan berapa banyak penduduk di Indonesia saat ini, ini
merupakan bisnis yang sangat menggiurkan.
Di kota-kota bahkan di desa, hampir dapat saya pastikan
bahwa tidak ada rumah yang tidak memiliki pisau dapur. Tanpa
adanya pisau dapur mungkin di setiap rumah akan terjadi masalah,
dan dari situlah peluang muncul bagi sebagian masyarakat untuk
memulai usaha pisau dapur, sebab biaya yang diperlukan untuk
memulai usaha pisau dapur bisa dikatakan lebih fleksibel terhadap
kantong rakyat Indonesia dibandingkan untuk memulai usaha
seperti konveksi maupun mebel.
Kedepannya, dengan adanya solusi dari beberapa
permasalahan yang dihadapi oleh UD. Sukardi, diharapkan UD.
Sukardi mampu bersaing dengan home industri lainnya sehingga
bisa meningkatkan omset penjualan UD. Sukardi yang berdampak
terhadap perekonomian para karyawannya.
Daftar Pustaka
Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Pengantar Teknik & Manajemen
Industri. Jakarta : Guna Widya
Kementerian Koperasidan Kecil dan Menengah yang diolah dari
data Badan Pusat Statistik (BPS), Perkembangan Data Usaha
Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB)
TAHUN 2017–2018, Available at
http://www.depkop.go.id/uploads/laporan/1580223129_PER
KEMBANGAN%20DATA%20USAHA%20MIKRO,%20K
ECIL,%20MENENGAH%20(UMKM)%20DAN%20USAH
A%20BESAR%20(UB)%20TAHUN%202017%20%202018.
pdf.
Tentang Penulis :
Muhammad Zainuroziqin
NIM. 12402173319
Jurusan Ekonomi Syariah,
Fakultas Ekonomi danBisnis Islam,
Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.
DOKUMENTASI KEGIATAN PPL
Gambar 1. Konsultasi Dengan DPL Melalui Zoom
Gambar 2. Lokasi UD. Sukardi
Gambar 3. Saat Wawancara Dengan Salah Satu Karyawan
Gambar 4. Saat Mencoba Alat Untuk Membuat Pisau
Gambar 5. Proses Pemerlasan Pisau
Gambar 6. Proses Pembuatan Pisau Atau Biasa Disebut Pande
Gambar 7. Membantu Proses Pengemasan Pisau Sebelum Di Kirim
Gambar 8. Penutupan PPL Sekaligus Perpisahan Dengan Pemilik
Beserta Karyawan.