12
STRATEGI USAHA PISAU DAPUR UD. SUKARDI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EKONOMI KELUARGA & WARGA SEKITAR Muhammad Zainuroziqin Email : [email protected] Latar Belakang Seperti judul lagu yang pernah dicipakan oleh Alm.Chrisye, yang berjudul “Zamrud Khatulistiwa”, Negara Indonesia memang sudah dikenal oleh banyak negara sebagai negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Dengan hamparan persawahan yang luas membentang di Indonesia membuat sebagian masyarakat di Indonesia bekerja sebagai petani. Pada tahun 2015 saja diperkirakan luas sawah yang dimiliki Indonesia sebesar 8.087.393 hektar. Tentu untuk masyarakat yang bisa memanfaatkan kekayaan Indonesia ini bisa menjadi sumber pemasukan untuk meningkatkan perekonomiannya, seperti dengan cara bertani padi, jagung, kentang dan masih banyak lagi lainnya. Namun, apabila masyarakat tersebut tidak bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia, masyarakat perlu mencari cara lain untuk meningkatkan perekonomiannya diluar bidang pertanian. Hal ini yang menjadi masalah. Banyak ditemukan kasus di lapangan bahwa masyarakat yang hidup di wilayah yang memiliki kekayaan alam sawah malah bekerja sebagai TKI, buruh pabrik, pekerja kantoran dll. Hal ini didasari dengan minimnya pengetahuan oleh masyarakat tersebut untuk memaksimalakan sumber daya alam yang ada, seperti tidak bisa cara untuk mengolah sawah dan cara bercocok tanam yang baik, sehingga masyarakat

STRATEGI USAHA PISAU DAPUR UD. SUKARDI ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...memiliki pekerjaan yang tetap sebagai buruh pande besi di UD. Sukardi. Masalah yang

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • STRATEGI USAHA PISAU DAPUR UD. SUKARDI

    SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EKONOMI

    KELUARGA & WARGA SEKITAR

    Muhammad Zainuroziqin

    Email : [email protected]

    Latar Belakang

    Seperti judul lagu yang pernah dicipakan oleh Alm.Chrisye,

    yang berjudul “Zamrud Khatulistiwa”, Negara Indonesia memang

    sudah dikenal oleh banyak negara sebagai negara yang memiliki

    kekayaan alam yang melimpah. Dengan hamparan persawahan

    yang luas membentang di Indonesia membuat sebagian masyarakat

    di Indonesia bekerja sebagai petani. Pada tahun 2015 saja

    diperkirakan luas sawah yang dimiliki Indonesia sebesar 8.087.393

    hektar. Tentu untuk masyarakat yang bisa memanfaatkan kekayaan

    Indonesia ini bisa menjadi sumber pemasukan untuk meningkatkan

    perekonomiannya, seperti dengan cara bertani padi, jagung,

    kentang dan masih banyak lagi lainnya.

    Namun, apabila masyarakat tersebut tidak bisa

    memanfaatkan kekayaan alam Indonesia, masyarakat perlu mencari

    cara lain untuk meningkatkan perekonomiannya diluar bidang

    pertanian. Hal ini yang menjadi masalah. Banyak ditemukan kasus

    di lapangan bahwa masyarakat yang hidup di wilayah yang

    memiliki kekayaan alam sawah malah bekerja sebagai TKI, buruh

    pabrik, pekerja kantoran dll. Hal ini didasari dengan minimnya

    pengetahuan oleh masyarakat tersebut untuk memaksimalakan

    sumber daya alam yang ada, seperti tidak bisa cara untuk mengolah

    sawah dan cara bercocok tanam yang baik, sehingga masyarakat

  • memilih untuk bekerja di bidang lain supaya bisa memenuhi

    kebutuhan keluarganya.

    Sebagai bentuk pengaplikasian cara supaya bisa bertahan

    hidup, banyak masyarakat Indonesia memilih untuk menciptakan

    usaha sendiri atau industri. Berbicara industri, memang kita tidak

    bisa memisahkan dari Kota Bekasi, Karawang, bahkan Ibukota

    Jakarta. Memang sudah menjadi rahasia umum bahwa ketiga kota

    tersebut sudah menjadi pusat industri di tanah air. Disana banyak

    ditemukan industri seperti tekstil, konveksi, bahkan sampai

    otomotif.

    Namun tidak banyak yang tahu bahwa di kota yang terkenal

    dengan pantainya yang indah dan kopi cethenya yang terkenal,

    yaitu di Kabupaten Tulungagung, terdapat sebuah industri kecil

    atau bisa disebut UMKM yang bergerak untuk memproduksi pisau

    dapur, daerah tersebut ialah Desa Gondang, Kecamatan Gondang,

    Kabupaten Tulungagung. Wilayah Kecamatan Gondang memang

    sudah lama dikenal sebagai daerah pengrajin pisau dapur yang

    memiliki kualitas. Perlu diketahui, bahwa jumlah UMKM yang ada

    di Jawa Timur pada 2018 terdeteksi sebanyak 9.786.262 unit, lalu

    untuk Kabupaten Tulungagung, sebanyak 288.371 unit. Hal ini

    menandakan bahwa UMKM menjadi pilihan sebagian masyarakat

    untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Dengan hanya modal yang

    dikeluarkan tidak terlalu besar, lalu penyerapan tenaga kerja yang

    mudah, dan juga persyaratan untuk mendirikan usaha juga dibilang

    mudah, tidak serumit dalam membuat PT (Perseroan Terbatas)

    maupun CV (Persekutuan Komanditer).

    Di Desa Gondang sendiri ada puluhan pengrajin pisau dapur

    turun-temurun yang meneruskan usaha keluarganya untuk menjadi

    pengrajin pisau dapur. Pisau yang diproduksi pun bermacam-

    macam jenisnya, dari pisau yang kecil untuk keperluan di dapur,

    sampai yang besar untuk keperluan pisau daging. Industri, terutama

    industri kecil memiliki peran yang sangat fundamental terhadap

  • pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal ini dibuktikan data dari

    Kementrian Koperasidan UKM Republik Indonesia, pada tahun

    2016 menunjukkan besarnya peran UMKM terhadap kelangsungan

    hidup masyarakat luas, dengan kata lain negara sangat berhutang

    budi dengan UMKM sebab UMKM bisa dikatakan sebagai

    kepanjangan tangan pemerintah terhadap permasalahan ekonomi di

    negaranya, dengan produknya yaitu membuka lowongan pekerjaan

    sebesar-besarnya bahkan hampir sampai 90 persen.

    Permasalahan Yang Dihadapi

    UD. Sukardi merupakan sebuah lembaga perekonomian

    yang bergerak di bidang produksi pisau dapur. UD. Sukardi

    beralamat di Dusun Genengan, Desa Gondang, Kecamatan

    Gondang, Kabupaten Tulungagung. UD. Sukardi, yang juga

    nama pemilik ialah keturunan kedua sebagai pengelola

    lembaga, pendiri pertama ialah Bapak Samsuri sekitar tahun

    2002, yang dulu bermula hanya mengambil barang dari

    lembaga lain lalu diolah sendiri, kini semenjak dipegang oleh

    Bapak Sukardi, UD. Sukardi sudah bisa memproduksi pisau

    dapur sendiri, tidak lagi bergantung kepada lembaga lain. UD.

    Sukardi memiliki 7 orang karyawan. Jenis pisau dapur yang

    diproduksi oleh UD.

    Dalam kegiatan praktik di lapangan saya mendapat

    pengalaman secara langsung yang begitu banyak di UD.

    Sukardi, disini saya mendapati ada tiga masalah setidaknya.

    Yang pertama, setelah saya mewawancarai salah satu

    karyawan yang juga masih saudara dengan Bapak Sukardi yaitu

    Bapak Sukemi, umur beliau 62 tahun, beralamat di Desa

    Mojosari Kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung,

    memiliki 2 orang anak yang sudah menikah semua. Dengan

    adanya UD. Sukardi, beliau merasa sangat terbantu di dalam

  • perekonomiannya, beliau jadi tidak menganggur sebab

    memiliki pekerjaan yang tetap sebagai buruh pande besi di UD.

    Sukardi.

    Masalah yang kedua ialah di dalam penjualan, sebab

    pisau dapur yang diproduksi oleh UD. Sukardi hanya dikirim

    kepada 1 tengkulak saja yaitu kepada Bapak Ahmad Sholeh

    yang beralamat di Jln. Dr. Sutomo, Denpasar, Bali. Dengan

    adanya PPL di lembaganya beliau berharap supaya pisau dapur

    buatan UD. Sukardi bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas.

    Dengan kata lain, pisau buatannya belum banyak orang yang

    tahu, sebab belum menggunakan media sosial untuk pemasaran

    pisau dapur buatannya, dan masalah yang ketiga ialah lokasi

    UD. Sukardi yang kurang diketahui masyarakat luas

    Solusi Strategis

    Dengan adanya permasalahan yang terjadi di lapangan

    yaitu masalah ekonomi yang dialami oleh salah satu

    karyawannya, masalah di dalam penjualan, dan juga letak

    lokasi lembaga yang kurang diketahi oleh masyarakat luas,

    berikut merupakan solusi yang dapat ditawarkan kepada UD.

    Sukardi khususnya kepada Bapak Sukardi untuk pengelolaan

    home industri yang lebih baik kedepannya.

    1. Permasalahan pertama yaitu permasalahan ekonomi yang

    menimpa salah satu karyawannya

    Solusi : Perlu diketahui bahwasannya UD. Sukardi

    merupakan sebuah lembaga home industri, yang berarti di

    dalam sistem penggajian karyawannya belum bisa sama

    dengan sistem penggajian yang terdapat di sebuah PT

    (Perseroan Terbatas) maupun CV (Perseroan Komanditer).

    Perlu diketahi besaran upah karyawan UD. Sukardi sebesar

    Rp 60.000.000/hari. Meskipun belum menerapkan sistem

  • penggajian UMR,UMP, maupun UMK, Bapak Sukardi

    selaku pemilik UD. Sukardi selalu memperhatikan

    kesejahteraan para karyawannya. Hal ini dibuktikan bahwa

    setiap menjelang hari raya idul fitri, beliau selalu

    memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) kepada ketujuh

    karyawannya. THR yang diberikan oleh Bapak Sukardi

    bermacam-macam, seperti baju koko, sarung, bahkan

    sampai beras dan gula. Hal ini sangat membantu terhadap

    perekonomian para karyawannya, artinya para

    karyawannya tidak lagi memikirkan kebutuhan hari raya

    untuk dirinya dan keluarganya sebab sudah menjadi

    tanggungan Bapak Sukardi.

    2. Permasalahan kedua ialah penjualan pisau UD. Sukardi

    yang hanya kepada satu tengkulak saja

    Solusi : Beliau berharap dengan dilaksanakannya Praktik

    Pekerjaan Lingkungan di lembaganya, bisa menjadi

    jembatan supaya lembaganya bisa lebih dikenal oleh pihak

    luas, mungkin bisa melalui strategi pemasaran melalui

    media sosial dll, sehingga bisa menaikkan omset penjualan

    pisau dapur miliknya.

    Beliau berharap kita sebagai mahasiswa bisa menjadi

    “pioner” untuk kemajuan industri pisau dapur terutama di

    Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten

    Tulungagung. Perlu diketahui, tahun 2020 ini bisa disebut

    sebagai era 4.0, yang berarti perubahan untuk

    memproduksi barang, penggunan mesin sebagai alat

    produksi dan pemroses barang. Era 4.0 menitikberatkan

    kepada efektifitas dan efisiensi di dalam produksi atau

    pemasaran suatu barang. Dalam penerapannya, era 4.0

    tidak lagi menjadikan manusia sebagai subjek di dalam

    produksi, melainkan digantikan dengan tenaga mesin.

  • Dengan menggunaan mesin sebagai subjek di dalam

    produksi barang, maka tingkat produksi suatu barang bisa

    meningkat. Hal ini pula yang seharusnya dilakukan oleh

    UD. Sukardi. Mungkin di dalam produksi sudah bisa

    dikatakan sudah baik, disana sudah terdapat alat pemotong

    pisau elektronik, lalu ada blower untuk pembakaran pisau,

    jadi untuk tenaga manusianya hanya berfokus terhadap

    pembentukan pisau atau biasa disebut pande. Namun untuk

    bagian pemasaran, UD. Sukardi harus secepatnya

    menerapkan promosi penjualan menggunakan media

    sosial, sebab dengan menggunakan media sosial bisa

    menjangkau seluruh dunia, yang artinya bisa meningkatkan

    penjualan pisau UD. Sukardi yang imbasnya bisa

    meningkatkan pendapatan terhadap para karyawannya,

    yang juga bisa menjawab masalah yang dihadapi nomor

    satu yaitu masalah ekonomi.

    Perlu diketahui, strategi penjualan menggunakan media

    sosial akhir-akhir ini tidaklah rumit seperti harus membuat

    blog pribadi atau yang lainnya, melainkan bisa

    menggunakan layanan aplikasi yang ada di facebook.

    Sudah menjadi rahasia umum, bahwa facebook sekarang

    sudah banyak digunakan oleh masyarakat sebagai media

    promosi penjualan barang, tinggal kita login di facebook,

    lalu membuat akun pribadi setelah itu kita bisa posting

    barang dagangan kita melalui beranda atau bisa melalui

    grup forum jual beli. Disana penjual tinggal menyematkan

    nomor di postingannya setelah itu terjadilah transaksi. Hal

    ini pula yang pernah diutarakan oleh Bapak Sukardi,

    selaku pemilik lembaga, beliau berharap kepada saya atau

    mahasiswa lain untuk lebih mempromosikan pisau

    buatannya kepada pihak luas mungkin melalui media sosial

    facebook, instagram atau yang lainnya.

  • 3. Permasalahan yang ketiga ialah lokasi UD. Sukardi yang

    kurang diketahui masyarakat luas

    Solusi : Perlu diketahui, lokasi UD. Sukardi berada di Dusun

    Genengan, Desa Gondang, Kabupaten Tulungagung. Mungkin

    banyak orang yang tahu bahwa Desa Gondang ialah ibukota

    Kecamatan Gondang, namun lokasi UD.Sukardi tepatnya

    berada di Dusun Genengan, yang jauh dari keramaian. Saat

    wawancara dengan Bapak Sukardi, apabila ada modal yang

    lebih, beliau ingin memindahkan usaha miliknya di Dusun

    Krajan, tepatnya berada Jalan Raya Gondang, yang tak jauh

    dari kediaman beliau. Selain berdampak kepada tingkat

    efisiensi waktu pengiriman, juga bisa menjadi sarana lembaga

    miliknya bisa lebih dikenal oleh pihak luas, sebab Dusun

    Krajan ituberada di tepi jalan raya penghubung antara

    Kabupaten Tulungagung dengan Kabupaten Trenggalek.

    Selain itu, pengiriman pisau miliknya yang menggunakan

    sarana bus membuat pemindahan lokasi usaha miliknya

    menjadi salah satu solusinya.

    Penutup

    Salah satu kodrat atau tugas diciptakannya manusia ialah

    untuk bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan hidup rakyat Indonesia

    selain dengan bertani ialah usaha industri, seperti bisnis usaha pisau

    dapur. Seperti kita ketahui, bahwa setiap rumah setidaknya minimal

    mempunyai 1 buah pisau dapur untuk keperluan memasak setiap

    hari. Bayangkan berapa banyak penduduk di Indonesia saat ini, ini

    merupakan bisnis yang sangat menggiurkan.

    Di kota-kota bahkan di desa, hampir dapat saya pastikan

    bahwa tidak ada rumah yang tidak memiliki pisau dapur. Tanpa

    adanya pisau dapur mungkin di setiap rumah akan terjadi masalah,

    dan dari situlah peluang muncul bagi sebagian masyarakat untuk

    memulai usaha pisau dapur, sebab biaya yang diperlukan untuk

  • memulai usaha pisau dapur bisa dikatakan lebih fleksibel terhadap

    kantong rakyat Indonesia dibandingkan untuk memulai usaha

    seperti konveksi maupun mebel.

    Kedepannya, dengan adanya solusi dari beberapa

    permasalahan yang dihadapi oleh UD. Sukardi, diharapkan UD.

    Sukardi mampu bersaing dengan home industri lainnya sehingga

    bisa meningkatkan omset penjualan UD. Sukardi yang berdampak

    terhadap perekonomian para karyawannya.

    Daftar Pustaka

    Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Pengantar Teknik & Manajemen

    Industri. Jakarta : Guna Widya

    Kementerian Koperasidan Kecil dan Menengah yang diolah dari

    data Badan Pusat Statistik (BPS), Perkembangan Data Usaha

    Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB)

    TAHUN 2017–2018, Available at

    http://www.depkop.go.id/uploads/laporan/1580223129_PER

    KEMBANGAN%20DATA%20USAHA%20MIKRO,%20K

    ECIL,%20MENENGAH%20(UMKM)%20DAN%20USAH

    A%20BESAR%20(UB)%20TAHUN%202017%20%202018.

    pdf.

    Tentang Penulis :

    Muhammad Zainuroziqin

    NIM. 12402173319

    Jurusan Ekonomi Syariah,

    Fakultas Ekonomi danBisnis Islam,

    Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.

  • DOKUMENTASI KEGIATAN PPL

    Gambar 1. Konsultasi Dengan DPL Melalui Zoom

    Gambar 2. Lokasi UD. Sukardi

  • Gambar 3. Saat Wawancara Dengan Salah Satu Karyawan

    Gambar 4. Saat Mencoba Alat Untuk Membuat Pisau

  • Gambar 5. Proses Pemerlasan Pisau

    Gambar 6. Proses Pembuatan Pisau Atau Biasa Disebut Pande

  • Gambar 7. Membantu Proses Pengemasan Pisau Sebelum Di Kirim

    Gambar 8. Penutupan PPL Sekaligus Perpisahan Dengan Pemilik

    Beserta Karyawan.